askep pada ibu hamil
DESCRIPTION
maternitasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perawat berperan dalam memonitor secara berkesinambungan kondisi ibu maupun
janin serta perlunya pemberian pendidikan kesehatan mengenai kondisi dan persiapan ibu
menghadapi kemungkinan kondisi janin dan proses persalinan yang akan dihadapi.
Keberhasilan asuhan keperawatan pada ibu hamil tergantung pada kinerja perawat
yang profesional, yang memberikan asuhan keperawatan berkualitas disertai dengan
kemampuan untuk mensintesa berbagai pengetahuan, konsep, dan prinsip dari berbagai
kelompok ilmu, keterampilan interpersonal dan tehnikal yang tinggi didasari oleh kode etik
keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis berperan sebagai perawat ahli yang berkemampuan
ners spesialis keperawatan maternitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Selain menerapkan konsep dan teori keperawatan (konsep family centered maternity care,
teori Adaptasi ”Roy”, Teori need for help Wiedenbach, Teori Interpersonal Relation Peplau
dan Caring ”Watson”) juga melaksanakan perannya sebagai agen pembaharu dalam
menginisiasi perubahan-perubahan melalui inovasi dalam lingkup keperawatan maternitas,
menggunakan metoda penelitian dalam menganalisa masalah, memanfaatkan hasil penelitian
sebagai rujukan dalam melakukan perubahan, dan melakukan desiminasi sebagai upaya
sosialisasi dan peningkatan pengetahuan praktisi keperawatan sekaligus menjadi model
peran, serta berperan sebagai konsultan baik diperuntukkan bagi klien, keluarga, perawat,
maupun profesi kesehatan lainnya.
Sehingga tulisan ini disusun, sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran yang lebih
komprehensif, dengan berfokus pada penerapan konsep dan teori keperawatan dalam asuhan
keperawatan ibu hamil
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada ibu hamil ?
24
1.3 TUJUAN
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa diharapkan mengerti dan
memahami mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil.
Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa diharapkan mengerti dan
memahami mengenai :
1. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan
2. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
3. Kebutuhan Ibu Hamil
4. Tanda Bahaya Kehamilan
5. Konsep dasar asuhan kehamilan (Prenatal care)
6. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
24
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Dalam obstetri modern terhadap pengertian resiko pada ibu hamil adalah dimana
suatu kehamilan dan persalinan selalu mempunyai resiko dengan kemungkinan
bahaya/resiko terjadinya komplikasi dalam persalinan. Komplikasi dapat ringan atau
berat yang menyebabkan terjadinya kematian, kesakitan, kecacatan pada ibu atau bayi.
Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan pro-aktif sejak awal kehamilnan, selama
kehamilan sampai dekat menjelang persalinan, yang dilakukan bersama-sama oleh
tenaga kesehatan, bidan di desa dengan ibu hamil, keluarga, serta masyarakat.
2.2 ETIOLOGI
Faktor resiko pada ibu hamil di kelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu:
@ Kelompok I
Ada Potensi Gawat Obstetrik / APGO:
- 10 faktor resiko (7 terlalu, 3 pernah )
- Kehamilan yang mempunyai masalah yang perlu di waspadai selama
kehamilan ibu hamil sehat tanpa ada keluhan yang membahayakan.
- Tetapi harus waspada karena ada kemungkinan dapat terjadi penyakit/
komplikasi dalam persalinan.
Faktor resiko yang terdapat dalam kelompok ini adalah:
1. Primi muda: Terlalu muda, hamil pertama umur kurang dari 16 tahun.
2. Primi tua: a/ Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun.
b/ Terlalu lambat hamil, setelah kawin 4 tahun.
3. Primi tua sekunder: Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun.
24
4. Anak terkecil 2 tahun : Terlalu cepat punya anak lagi, terkecil 2 tahun.
5. Grande multi: Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih.
6. Umur 35 tahun: Terlalu tua, hamil umur 35 tahun atau lebih.
7. Tinggi badan 145 cm : Terlalu pendek pada ibu dengan:
- Hamil pertama
- Hamil ke dua atau lebih, tetapi belum pernah melahirkan normal/ spontan
dengan bayi cukup bulan, dalam keadaan hidup.
8. Pernah gagal kehamilan: Pernah gagal pada kehamilan yang lalu:
- Hamil kedua yang pertama gagal
- Hamil ke tiga/ lebih mengalami gagal (abortus, lahir mati) 2 kali.
- Hamil terakhir bagi lahir mati.
9. Pernah melahirkan dengan:
a. Pernah melahirkan dengan tarikan tang/ vakum.
b. Pernah uri dikeluarkan oleh penolong dari dalam rahim.
c. Pernah di infus/ trafusi pada perdarahan pasca persalinan.
10. Pernah operasi secara; Pernah melahirkan bayi dengan operasi secar sebelum
kehamilan ini.
@ Kelompok II
Ada Gawat Obstetri / AGO:
- 8 Faktor resiko
- Tanda bahaya pada saat kehamilan, ada keluhan tetapi tidak darurat.
Faktor resiko yang terdapat dalam kelompok ini adalah:
1. Penyakit ibu hamil
24
a. Anemia : Pucat, lemah badan, lekas lelah, lesu, mata berkunang-kunang.
b. Malaria : Panas tinggi, menggigil, keluar keringat, sakit kepala.
c. Tuberkulosis paru : Batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk darah, badan
lemah, lemas, kurus.
d. Payah jantung : Sesak napas, jantung berdebar, kaki bengkak.
e. Kencing manis : Diketahui dari diagnosa dokter dengan pemeriksaan lab.
f. PMS dll : Diketahui dari diagnosa dokter dengan pemeriksaan lab.
2. Pre eklampsi ringan : Bengkak tungkai dan tekanan darah tinggi.
3. Hamil kembar / gemeli : Perut ibu sangat besar, gerak anak terasa banyak tempat.
4. Hamil kembar air : Perut ibu sangat membesar, gerak anak kurang terasa karena
air ketuban terlalu banyak, biasanya anak kecil.
5. Hamil lebih bulan / hamil serotinus : Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2 minggu belum
melahirkan.
6. Janin mati di dalam rahim ibu : Ibu hamil tidak merasa gerakan anak lagi perut
kecil.
Kelainan letak : rasa berat (nggandol) menunjukkan letak dai kepala janin.
7. Letak sungsang : Di atas perut, kepala bayi ada diatas dalam rahim
8. Letak lintang : Disamping perut, kepala bayi didalam rahim terletak di sebelah
kanan atau kiri.
@ Kelompok III
Ada gawat darurat obstetrik / AGDO
- Ada 2 faktor resiko.
- Ada ancaman nyawa ibu dan bayi.
24
Faktor resiko terdapat dalam kelompok ini adalah :
1. Perdarahan sebelum bayi lahir : mengeluarkan darah pada waktu hamil, sebelum
kelahiran bayi.
2. Pre eklampsi berat : pada hamil 6 bulan lebih : sakit kepala / pusing, bengkak
tungkai / wajah, tekanan darah tinggi, pemeriksaan urine ada albumin.
Eklampsi : bertambah sehingga terjadi kejang-kejang.
Ibu sebagai faktor resiko kelompok ini sangat membutuhkan pengenalan diri,
dirujuk dengan segera tepat waktu, penanganan adekuat dipusat rujukan dalam
upaya penyelamatan nyawa ibu dan bayinya.
2.3 Faktor Factor Yang Mempengaruhi Kehamilan
1. Faktor Fisik
a. Status kesehatan
1) Kehamilan pada usia tua
a) Segi negatif kehamilan di usia tua
- Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
mempengaruhi proses kelahiran (kontraksi uterus).
- Pada usia lebih dari 35 tahun, kualitas sel telur sudah mulai menurun
sehingga pada proses pembuahan kemungkinan terjadi gangguan
yangakan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin (IUGR)
yang bisa berakibat bayi berat lahir rendah (BBLR).
b) Segi positif kehamilan di usia tua
- Kepuasan peran sebagai ibu
- Merasa lebih siap
- Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
- Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
- Mampu mengambil keputusan
- Karier baik, status ekonomi lebih baik
- Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
24
- Periode menyusui lebih lama
- Toleransi pada kehamilan lebih besar
2) Kehamilan multiple
Pada kehamilan multiple biasanya kondisi ibu lebih lemah. Hal ini
disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung ibu, baik dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi, oksigen, dll.
Pada kehamilan multiple biasanya mengindikasikan adanya beberapa
penyulit pada proses persalinannya sehingga diperlukan persalinan
operatif(SC). Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam
merawat bayi akan sering terjadi karena konsentrasi ibu dua kali lipat daripada
bayi tunggal.
3) Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, maka janin akan
menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya karena
virus HIV kemungkinan akan ditransfer melalui plasenta. Pada penderita HIV,
salam perjalanan penyakitnya akan mengalami penurunan kondisi tubuh jika
tidak mendapatkan penanganan dan pemantauan yang adekuat dari petugas
kesehatan.
Selain adanya pengaruh fisik terhadap ibu dan bayi, hal hal lain yang tidak
kalah pentingnya dan harus dipertimbangkan oleh tenaga kesehatan ketika
memberikan asuhan adalah kondisi psikologis ibu yang kemungkinan akan
mengalami kehilangan, cemas, depresi, dilema serta khawatir akan kesehatan
bayinya.
b. Status Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan olehibu
hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan persiapan fisik ibu dalam menghadapi persalinan dengan
aman.
Selain itu pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkankondisi
kesehatan bayi dan ibu terutama dalam menghadapi masa nifas sebagaimodal awal
untuk menyusui.
c. Gaya hidup
24
Beberapa gaya hidup yang dapat menrugikan kesehatan ibu hamil dan
harusdihindari adalah kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan kendaraan
bermotor, dll. Gaya hidup ini akan menganggu kesejahteraan bayi yangdikandung
karena kebutuhan istirahat mutlak diperlukan.
d. Perokok/Alkoholik
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan bayinya. Bayi
akan kekurangan oksigen dan racun yang diisap melalui rokok dapat ditransfer
melalui plasenta kedalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan merokok berat kita
haruswaspada akan risiko keguguran, kelahiran prematur, BBLR bahkan
kematian janin.
e. Kehamilan yang tidak diharapkan/kehamilan diluar nikah
Jika kehamilan tidak diharapkan maka secara otomatis ibu akan membenci
kehamilannya sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk melakukan hal hal
positif yang dapat meningkatkan kesehatan janinnya.
Pada kasus ini perlu kita waspadai risiko adanya keguguran, prematur bahkan
kematian janin. Yang harus diperhatikan lagi adalah kesiapan ekonomi.
Ketidaksiapan ibu akan menyebabkan postpartum blues.
2. Faktor Psikologis
a. Stressor internal
Merupakan stressor yang berasal dari dalam diri ibu sendiri. Adanya beban
psikologis yang ditanggung ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi
dalam kandungan yang akan terlihat nantinya ketika bayi sudah dilahirkan.
Kepribadian anak akan tergantung dari kondisi stres yang dialami ibu ketika
hamil.
b. Stressor eksternal
Merupakan pemicu stres yang berasal dari luar. Misalnya masalah ekonomi,
konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan luar, dll.
c. Dukungan keluarga
Pada setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik fisik
maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang
terjadi. Untuk ibu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari
keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
d. Kekerasan pada masa lalu
24
Kekerasan yang mungkin dialami ibu pada masa lalu/masa kecil akan sangat
mempengaruhi kepribadian ibu dan akan mempengaruhi kepribadian bayi yang
dikandung. Untuk itu tenaga kesehatan harus bisa menempatkan diri sebagai
Pekerjaan Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada
ibu yang tidak bekerja.
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan (Prenatal Care)
Tiga komponen dasar perawatan prenatal adalah:
1. Pengkajian risiko kehamilan
2. Meningkatkan kesehatan
3. Intervensi medis dan psikososial
Perawatan kehamilan yang tidak adekuat bisa mengakibatkan berat badan bayi
lahirrendah dan meningkatkan kejadian prematuritas. Adanya korelasi yang kuat
antara duakejadian di atas dengan peningkatan angka morbiditas bayi.
Tujuan Asuhan Kehamilan antara lain:
1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial ibu dan
bayi.
3. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi
yang terjadi selama kehamilan.
4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu maupun bayi,
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif berjalan normal.
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara
bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
STANDAR ASUHAN KEHAMILAN
Kunjungan antenatal care (ANC) minimal:
1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu).
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)
24
Pelayanan standar adalah 7T yaitu:
a. Timbang berat badan.
b. Ukur Tekanan darah.
c. Ukur Tinggi fundus uteri.
d. Pemberian imunisasi TT lengkap.
e. Pemberian Tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis
f. Satu tablet setiap harinya.
g. Lakukan Tes Penyakit Menular Seksual (PMS).
h. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Kunjungan Prakonsepsi
Idealnya kunjungan pertama dilakukan selama konsepsi dengan riwayat kesehatan
yang lengkap dan pemeriksaan fisik, misalnya DM, IMS, merokok, minum minuman
keras, dll yang mungkin berakibat negatif pada kehamilan ibu.
Ibu dianjurkan mengkonsumsi asam folat dosis 400mg/hari untuk mengurangi risiko
defek tabung neural.
Kunjungan Prenatal Pertama
Tujuan pemeriksaan ibu pada kunjungan prenatal pertama adalah sebagai berikut:
1. Untuk memastikan kehamilan
2. Untuk pemeriksaan kesehatan fisik ibu hamil
3. Untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin
4. Untuk mengevaluasi kebutuhan psikososial ibu dan keluarganya
5. Untuk mengkaji kebutuhan konseling dan pembelajaran
6. Untuk menyusun rencana perawatan guna meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
2.5 Perubahan Dan Adaptasi Psikologis Selama Kehamilan
PERUBAHAN PERAN SELAMA KEHAMILAN
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami
perubahanpsikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi
terhadapperan barunya melalui tahapan sebagai berikut.
1. Tahap antisipasi
24
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah
peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan)
dan informal melalui model peran (role model).
Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita harnil dan ibu muda lainnya
akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya
sebagai seorang ibu.
2. Tahap honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara
mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya
sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang
terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan
menuntut dari pasangannya. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah
seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan
kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3. Tahap stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik
stab dalam penerimaan peran barunya. la akan melakukan aktivitas-aktivitas yang
bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang
informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serf hal
yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan "perjanjian" dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin
"menepati janji" mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat
berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir
kelak.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER I (PERIODE PENYESUAIAN)
1. Ibu merasa tidak sehat dari kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekadar untuk meyakinkan dirinya.
24
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
saksama.
5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER II (PERIODE KESEHATAN YANG
BAIK)
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3. Merasakan gerakan anak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian dan cinta.
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lainyang
baru menjadi ibu.
9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapanuntuk peran baru.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER III (PERIODE PENANTIAN DENGAN
PENUH KEWASPADAAN)
1. Rasa tidak nyaman tirabul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisikyang timbul pada saat melahirkan,
khawatirakan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yangmencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka fsensitif).
24
8. Libido menurun.
ADAPTASI YANG DIALAMI OLEH AYAH
Selama masa kehamilan ayah juga mengalami adaptasi peran yang cukup menimbulkan
stres tersendiri.
1. Surnber stres ayah
a. Masalah keuangan.
b. Kondisi yang tidak diinginkan selama hamil.
c. Cemas bayinya tidak sehat/tidak normal
d. Khawatir tentang nyeri istrinya saat melahirkan.
e. Peran setelah melahirkan.
f. Perubahan hubungan dengan istri, keluarga, dan teman-temannya.
g. Kemampuan sebagai orangtua.
2. Perubahan psikologis ayah
Perubahan psikologis yang dialami oleh ayah dalam rangka pencapaian
penerimaan peran barunya sejalan dengan fase-fase yang dialami oleh ibu. Secara
umum ayah yang stres menyukai anak-anak, senang berperan sebagai ayah, dan
senang mengasuh anak, percaya diri dan mampu menjadi ayah, serta senang
membagi pengalamannya tentang kehamilan dan melahirkan dengan pasangannya.
a. Trimester I
1) Memberitahu keluarga, teman, dan relasi.
2) Sering bingung terhadap perubahan istrinya, meliputi perubahan perasaan
dan tubuhnya. la memperhatikan kebutuhan istrinya yang mudah lelah dan
menurunnya keinginan untuk berhubungan seksual.
3) Saat ini, anaknya adalah bayi yang "potensial". Ayah sering dibayangkan
berinteraksi dengan anaknya yang sudah berusia 5 atau 6 tahun, walaupun
kehamilan istrinya belum kelihatan.
b. Trimester II
1) Peran ayah saat ini masih samar-samar, tetapi kebingungan atas
keterbatasannya menurun dengan melihat dan merasakan gerakan fetus.
2) Merasa lebih nyaman dengan dapat melihat anaknya pada USG.
24
3) Khawatir tentang pembagian peran antara mencari nafkah dan membantu
istri mengurus anak. Pada tahap ini kadang timbul konflik pada pasangan
mengenai bagaimana ia akan menjadi ayah.
c. Trimester III
1) Persiapan yang nyata terlihat untuk kelahiran bayinya.
2) Terlibat dalam kelas bersama, mendampingi istri saat memeriksakan
kehamilannya.
3) Timbul rasa takut.
4) Timbul pertanyaan dalam benak, "Seperti apa menjadi orangtua?"
atau"Dapatkah ia membantu istrinya selama proses persalinan?"
5) Timbul rasa tidak percaya, seperti apakah ia akan benar-benar mempunyai
anak?
PERSIAPAN SAUDARA KANDUNG (SIBLING)
Sibling Rivalry adalah rasa persaingan diantara saudara kandung akibat kelahiran
anak berikutnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2 – 3 tahun. Sibling rivalry ini biasanya
ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari
lingkungannya, menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan pada adiknya.Untuk
mencegah sibling rivalry ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain sebagai
berikut:
1. Jelaskan pada anak tentang posisinya
2. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
3. Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih dalam kandungan
4. Ajak anak untuk melihat benda benda yang berhubungan dengan kelahiran bayi.
2.6 Kebutuhan Ibu Hamil
Diet Makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutiak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca-persalinan, sepsis
puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan kelebihan makanan-karena beranggapan
pemenuhan makan untuk dua orang-akan berakibat kegemukan, pre-eklampsi, janin
terlalu besar, dan sebagainya.
24
Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab
utama dari berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi, yang berakibat
terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta kematian
neonatal dan prenatal.
Pengaruh suplementasi multigizi mikro (MGM) dan Fe-folat terhadap status gizi
makro ibu hamil dengan menggunakan penambahan berat badan hamil (PBBH) sebagai
indikator, masih sangat sedikit. Padahal, PBBH merupakan indikator utama yang
menentukan hasil kehamilan, di samping berat badan prahamil (BBpH).
Berat badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa tubuh (IMT) masih merupakan
indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH yang
diperburuk oleh rendahnya berat badan sebelum hamil dan otomatis rendahnya IMT
ditengarai akan meningkatkan risiko kehamilan, seperti BBLR, kelahiran prematur, dan
komplikasi pada saat melahirkan.
PBBH yang terlalu tinggi berisiko terhadap komplikasi kehamilan seperti hipertensi,
diabetes, dan pre-eklampsi, komplikasi waktu melahirkan, serta makrosomia. Untuk
menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelura ketika,
dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di negara berkembang
adalah 12,5 kilogram.
Kebutuhan energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk
meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini
bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada
trimester I kebutuhan energi meningkat untuk organogenesis atau pembentukan organ-
organ penting janin, dan jumlah tambahan energi ini terus meningkat pada trimester II
dan III untuk pertumbuhan janin.
T Protein
Ibu hamil mengalarni peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya Karya
Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12%
per hari atau 75-100 gram.Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein
sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologi yang tinggi, seperti daging tak berlemak,
ikan, telur, susu, dan hasilolahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya
rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.
T Zat Besi
24
Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu perlu
ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama hamil dan setelah
melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil nieningkat sebesar 300% (1.040 nig
selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu
selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen
zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari
selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia
postpartum.
Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara
minum yang benar karena hal ini akan sangat memengaruhi efektivitas penyerapan
zatbesi. Vitamin C dan protein hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam
penyerapan zat besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat
(terkandung dalam kacang- kacangan) akan mengbambat penyerapan zat besi. Namun
demikian bukan berarti zat makanan yang menghambat penyerapan zat besi tidak
bermanfaat bagi tubuh. Zat-zat ini tetap dikonsumsi namun jangan diminum bersamaan
dengan tablet zat besi. Berilah jarak waktu kurang lebih dua jam dari pemberian zat besi.
Meskipun begitu besar manfaat dari suplemen zat besi, tetapi tetap perlu perhatikan
bahwa mengonsumsi zat besi yang berlebihan kurang baik, karena tablet ini
terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum. Oleh karena itu asupan zat Si dari
makanan adalah yang terbaik.
T Asam Folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat dua kali
lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme lalu makanan
menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, tumbuhan sel, dan
pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia
megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika
kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu harail akan terjadi
BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida).
Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur
berdaun hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang
kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Oleh karena asam folat
tidak stabil dalam pemanasan, maka dianjurkan untuk memakan sayuran dalam keadaan
mentah dengan dicuci sebelumnya agar sisa pestisida dan cacing hilang. Oleh karena ada
24
kekhawatiran asam folat tidak dapat terpenuhi hanya dari asupan makanan, maka Widya
Karya Pangan Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen asam folat dengan
besaran 280, 660, dan 470 mikrogram untuk trimester I, II, dan III. Asam folat sebaiknya
diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah kehamilan karena sumsum
tulang belakang dan otak dibentuk pada minggu pertama kehamilan.
T Kalsium
Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berarti. Kadar
kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang
optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsiun adalah susu dan hasil olahannya,
udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti
sayuran warna hijau tua dan lain-lain. Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk
dikonsumsi oleh ibu hamil, ada beberapa makanan yang harus dihindari karena
kemungkinan akan dapat membahayakan ibu dan pertumbuhan janin. Makanan yang
tidak sehat atau berbahaya bagi janin di antaranya adalah sebagai berikut.
Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang bersifat teratogenik
(menyebabkan cacat pada janin).
Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma.
Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi seperti hiu, marlin
yangdapat mengganggu sistem saraf janin.
Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, cokelat, kola dibatasi 300 mg per hari. Efek
yang dapat terjadi di antaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi
berkemih yang meningkat.
Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 lU/hari dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi
untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan
keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan
perawatan saja. Dalam pemberian terapi, dokter biasanya akan sangat memperhatikan
reaksi obatterhadap kehamilan, karena ada obat tertentu yang kadang bersifat kontra
dengan kehamilan.
Lingkungan yang Bersih
24
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan aman adalah
adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat tobik yang
berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi. Lingkungan bersih di sini adalah
termasuk bebas dari polusi udara seperti asap rokok. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dr. Cuno S.P.M. Uiterwaal, pemimpin penelitian dan professor yang berkerja sama
dengan klinik epidemiologi di MedicalCenter University di Utrecht menemukan bahwa
orangtua perokok dapat membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk sistem
kardiovaskular mereka yang dapat dideteksi sejak awal kehamilannya. Karbon
monoksida yang terdapat dalam rokok akan dapat dengan bebas menembus plasenta dan
mengurangi kemampuan Hb dalam mengikat oksigen. Nikotin merangsang hormon
adrenergik yang menyebabkan vasokonstriksi menyeluruh, terutama mengurangi perfusi
uterus dan mempersempit arteri tali pusat. Ibu hamil sebagai perokok aktif ataupun
terpapar asap rokok {perokokpasif) akan terkena dampak yang sama.
Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap
kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa
aspek kenyamanan dalam berpakaian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini.
Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
Pakailah bra yang menyokong payudara.
Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
Pakaian dalam yang selalu bersih.
Islirahat dan Rekreasi
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut
sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh
karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir
kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu
24
kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi yang
dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit
menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal
dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri. Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil
bepergian adalah sebagai berikut.
Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak, dan panas, serta berdiri terlalu
lama di tempat itu karena akan dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya
jatuh pingsan (sinkop).
Apabila bepergian selama kehamilan, maka duduk dalam jangka waktu lama
dihindari karena dapat menyebabkan peningkatan risiko bekuan darah vena dal
(deep vein thrombosis) dan tromboflebitis selama kehamilan.
Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari dan
haiberhenti selama 2 jam lalu berjalan selama 10 menit.
Stocking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu
lama di mobil atau pesawat terbang.
Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut diletakkan di
bawahperut ketika kehamilan sudah besar.
Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem
metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang
menempel di kulit meningkatkan kelembapan kulit dan memungkinkan menjadi tempat
berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak dibersihkan (dengan mandi), maka ibu hamil
akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit. Bagian tubuh lain yang sangat
membutuhkan perawatan kebersihan adalat daerah vital, karena saat hamil terjadi
pengeluaran sekret vagina yang berlebihan. Selain dengan mandi, mengganti celana
dalam secara rutin minimal dua kali sehar sangat dianjurkan.
Perawatan Payudara
24
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut
kelahiran sang bayi dalam proses menyusui. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
perawatan payudara adalah sebagai berikut:
Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan
busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara.
Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan menyebabkan
iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.
Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara
berarti produksi ASI sudah dimulai.
Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh
hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot
usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam
keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat
merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah
untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan
keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal
tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi
pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang.
Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan
pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini
sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi.
Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakitseperti berikut ini.
24
Sering abortus dan kelahiran prematur.
Perdarahan per vaginam.
Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir
kehamilan.
Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi
janinintrauteri.
Persiapan Persalinan
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika ibu dan
keluarga. Mempersiapkan persalinan sejak jauh hari sebelumnya. Ini dimaksudkan agar
jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari hari perkiraan,
semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah siap.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk persalinan adalah sebagai berikut.
Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan.
Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi
komplikasi yang membutuhkan rujukan.
Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya.
Surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan kesehatan dari terapi
kerja, Kartu Sehat, dan lain-lain).
Pembagian peran ketika ibu berada di RS (ibu dan mertua, yang menjaga lainnya
—jika bukan persalinan yang pertama). Selain beberapa hal di atas, yang tak
kalah penting untuk dipersiapkan dari ibu adalah pemahaman akan tanda-tanda
pasti persalinan antara lain:
Rasa sakit atau mulas di perut dan menjalar ke perut bagian bawah sampai
kepinggang bagian belakang, yang disebut sebagai kontraksi.
24
Kontraksi ini terjadi secara teratur dan semakin lama semakin sering
denganintensitas yang meningkat Minimal tiga kali dalam 10 menit dengan
durasi 30-40detik.
Adanya pengeluaran per vagina berupa sekret yang berwarna merah
mudadisertai lendir.
Kadang dijumpai pengeluaran air ketuban yang terjadi secara spontan
(selaput ketuban pecah) dengan ciri-ciri adanya pengeluaran air ketuban
seketika dalam jumlah banyak atau keluarnya air ketuban sedikit-sedikit
tetapi dalam waktuyang lama. Hal ini disebut sebagai ketuban rembes
karena selaput ketuban robek. Perlu ditekankan kepada ibu dan keluarga
untuk dapat membedakan antara pengeluaran air seni dengan air ketuban,
karena perbedaan konsistensinya sangat tipis, terutama jika air ketuban
sudah terserap dalam kain.
Ketidaknyamanan dan Cara mengatasinya
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya
membutuhkan suatu adaptasi.
2.7 Jadwal Pemeriksaan
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Pemeriksaan ulang:
a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 - 7 minggu.
b. Setiap dua minggu sampai umur kehamilan 8 bulan.
c. Setiap satu minggu sejak umur kehamilan 8 bulan – persalinan.
3. Untuk ibu hamil:
Trimester Waktu
Kunjungan
Tindakan
I dan II Sebulan sekali. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan ultrasonografi.
Nasehat diet tentang menu seimbang.
Observasi adanya penyakit yang dapat
mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi
24
kehamilan.
Rencana untuk pengobatan penyakit,
menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid I.
III Dua minggu
sekali sampai ada
tanda kelahiran.
Evaluasi data laboratorium untuk melihat
hasil pengobatan.
Diet menu seimbang.
Pemeriksaan ultrasonografi.
Imunisasi Tetanus Toksoid II.
Observasi adanya penyakit yang dapat
mempengaruhi kehamilan, komplikasi
kehamilan.
Rencana untuk pengobatan.
Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana
harus datang untuk melahirkan.
2.8 Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
1. Perdarahan Per vagina
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah sesuatu yang normal jika hanya
terjadi disekitar waktu pertama haidnya terlambat dan perdarahan hanya sedikit
(spooting). Jika perdarahan yang terjadi banyak dan dalam waktu beberapa hari maka
harus dicurigai adanya kejadian yang lain yang harus segera ditindak lanjuti.
Beberapa diagnosis perdaharan pervaginan pada masa kehamilan:
a. Kehamilan ektopik
b. Kemungkinan abortus (abortus Imminens, abortus inkomplet, abortus komplet)
c. Kehamilan ektopik terganggu
24
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar uterus.
Tuba Fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan
ektopik (>90%).
Tanda dan gejala Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik Kehamilan Ektopik Terganggu
Gejala kehamilan awal (flek/perdarahan
yang ireguler, mual, pembesaran payudara,
perubahan warna pada vagina dan serviks,
pelunakan serviks, pembesaran uterus,
frekuensi BAK yang meningkat).
Nyeri pada abdomen dan pelvis
Kolaps dan kelelahan
Denyut nadi cepat dan
lemah(110x/menit atau lebih).
Hipotensi
Hipovolemia
Abdomen akut dan nyeri pelvis
Distensi Abdomen
Nyeri Lepas
Pucat
d. Mola Hidatidosa, merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis.
2. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi karena kehamilan dan
hipertensikronik (meningkatnya tekanan darah sebelum usia kehamilan 20 minggu).
Hipertensi dalam kehamilan sering ditandai dengan nyeri kepala, kejang dan
hilangnya kesadaran. Kejadian lain yang bisa mengakibatkan kejang adalah epilepsi,
malaria, trauma kepala, meningitis dan ensefalitis.
a. Tekanan diastolik merupakan indikator untuk prognosis pada penanganan
hipertensi dalam kehamilan.
b. Tekanan diastolik mengukur tekanan tahanan perifer dan tidak dipengaruhi
oleh keadaan emosi pasien.
24
c. Jika tekanan diastolik >90mmHg pada dua pemeriksaan berjarak 4 jam
ataulebih, diagnosisnya adalah hipertensi. Pada keadaan urgen, tekanan
diastolik 110 mmHg dapat dipakai sebagai dasar diagnosis, dengan jarak waktu
pengukuran <4 jam.
1) Jika hipertensi pada kehamilan >20 minggu, pada persalinan, atau dalam 48
jam sesudah persalinan, diagnosisnya adalah hipertensi dalam kehamilan.
2) Jika hupertensi terjadi pada kehamilan < 20 minggu, diagnosisnya adalah
hipertensi kronik.
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Hipertensi (tanpa proteinuria atau edema).
b. Preeklamsia ringan
c. Preeklamsia berat
d. Eklamsia
3. Nyeri Perut bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang merupakan gejala utama pada
kehamilan ektopik atau abortus. Diagnosis banding nyeri perut:
1) Kista Ovarium
2) Apendisitis
3) Sistisis
4) Pielonefritis akut
5) Kehamilan ektopik
Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
1. Perdarahan Pervagin
24
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai bayi dilahirkan
dinamakan perdarahan intrapartum sebelum kelahiran. Perdarahan pada akhir
kehamilan, perdarahan tidak normal adalah merah, banyak dan kadang kadang,
tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti ini bisa berarti
plasenta previa atau abrubiso plasenta.
Diagnosis perdarahan antepartum
Tanda & Gejala Utama Faktor Predisposisi Penyulit Lain Diagnosis
Perdarahan tanpa
nyeri, usia gestasi> 22
minggu.
Darah segar/kehitaman
dengan bekuan.
Perdarahan dapat
terjadi setelah miksi
atau defekasi, aktifitas
fisik, kontraksi
braxtonhiks atau koitus
Grande multipara Syok
Perdarahan
setelah koitus
Tidak ada
kontraksi
uterus
Bagian
terendah janin
tidak masuk
PAP
Kondisi janin
normal atau
gawat janin
Plasenta previa
Perdarahan dengan
nyeri intermitten atau
menetap
Warna darah
kehitaman dan cair,
tetapi mungkin ada
bekuan jika solusi
orelatif baru
Hipertensi
Versi luar
Trauma abdomen
Polihidramnion
Gemelli
Defisiensi gizi
Syok yang
tidak sesuai
dengan
jumlah darah
yang keluar
Anemia berat
Melemah atau
hilangnya
Solutio plasenta
24
Jika ostium terbuka,
terjadi perdarahan
berwarna merah segar.
gerak janin
Gawat janin/
hilangnya DJJ
Uterus tegang
dan nyeri
Perdarahan intra
abdominal dan atau
vaginal
Nyeri hebat sebelum
perdarahan dan syok,
yang kemungkinan
hilang setelah terjadi
regangan pada perut
bawah
Riwayat SC
Partus lama atau
lewat waktu
Disproporsi kepala
Kelainan
letak/presentasi
Persalinan
traumatik
Syok atau
takikardi
Adanya cairan
bebas intra
abdominal
Hilangnya
gerak DJJ
Bentuk uterus
abnormal atau
konturnya
tidak jelas.
Nyeri
raba/tekan
dinding perut
dan bagian
bagian janin
mudah
dipalpasi
Ruptura Uteri
Perdarahan berwarna
merah
Uji pembekuan darah
tidak menunjukkan
adanya bekuan darah
Solusio plasenta
Janin mati dalam
rahim
Eklamsia
Perdarahan
gusi
Gambaran
memar bawah
Gangguan
pembekuan
darah
24
setelah tujuh menit.
Rendahnya faktor
pembekuan darah,
fibrinoen, trombosit,
fragmentasi sel darah
merah
Emboli air
ketuban
kulit
Perdarahan
dari tempat
tusukan dan
jarum infus
2. Sakit Kepala yang hebat dan menetap
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum terjadi dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat dan
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang kadang dengan sakit kepala
yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami kehilangan penglihatan yang
menjadi kabur dan bayang-bayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan
adalah salah satu gejala dari pre eklamsia.
3. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah
tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit radang
pelvis, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus,
abrupsio plasenta, ISK, dll.
Diagnosis banding nyeri abdomen pada kehamilan lanjut:
a. Kemungkinan persalinan preterm
b. Solutio plasenta
c. Ruptura uteri
d. Amnionitis
e. Sistitis
24
f. Pielonefritis
g. Apendisitis
h. Matritis
i. Abses pelvis
j. Peritonitis
k. Kista ovarium
4. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir setengah dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah
istirahat atau meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya
masalah serius jika muncul pada permukaan muka, tangan, tidak hilang dengan
istirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik lainnya. Hal ini bisa merupakan
pertanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsia.
5. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 dan ke-6, beberapa
ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan .
dan minum dengan baik.
2.9 Pendidikan Kesehatan
Tujuan pemberian edukasi adalah:
1. Fasilitasi pemahaman mengenai status kesehatan pasien, pilihan
perawatankesehatan dan konsekuensinya
2. Mendorong partisipasi dalam proses pengambilan keputusan
3. Meningkatkan kemungkinan untuk mengikuti rencana perawatan
24
4. Memaksimalkan ketrampilan
5. Membantu perawatan berkelanjutan
6. Meningkatkan gaya hidup sehat.
Faktor Faktor yang mempengaruhi edukasi antara lain:
1. Usia pada tingkat masing masing usia memiliki pendekatan emosi dan
psikologisnya berbeda beda sesuai dengan tingkat emosinya masing masing.
2. Tingkat pendidikan, berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman.
3. Status sosial ekonomi, termasuk didalamnya family dan social support.
4. Status perkawinan, tingkat perhatian pada single parents akan berbeda dengan
partnered mother.
5. Budaya
6. Agama
7. Paritas
8. Ketertarikan pasien dan keluarga
TRIMESTER CONCERNTRIMESTER 1 (Mgg 1 – Mgg 13)
Pada trimester ini akan didapat reaksi orang tua terhadap kehamilan mengenai
perubahan kehidupan sehari hari, siapa yang merawat bayi dan kebutuhan akan mutual
support. Pada trimester ini yang menjadi perhatian utama adalah:
Mual muntah
Efek obat obatan pada fetus
Perubahan gambaran diri
Reaksi keluarga
Kebutuhan nutrisi
24
Tes genetik
Pendidikan tentang perawatan diri
Menjaga kesehatan merupakan aspek penting dalam perawatan prenatal. Partisipasi
pasien dalam hal ini menjamin adanya laporan dini tentang respons yang tidak
diharapkan dalam kehamilan. Perawat sebagai pengajar, memberi pasien informasi yang
diperlukan menaati tindakan tindakan yang berkaitan dengan perawatan kesehatan.
Calon ibu memerlukan informasi tentang banyak hal. Selama pemeriksaan kesehatan
pertama, wanita mungkin telah menunjukkan suatu kebutuhan untuk belajar aktivitas
merawat diri, seperti mencegah infeksi saluran kemih, dan latihan kegel.
Mencegah Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih bisa asimptomatik. Baik simptomatik atau tidak, infeksi saluran
kemih berisiko, baik ibu maupun bagi janin. Pencegahan infeksi ini sangatlah penting.
Pengertian wanita dan penggunaan tindakan tindakan hygiene umum perlu dikaji.
Sebelum membuat rencana perawatan, perawat perlu mengidentifikasi perasaan atau ide
tentang budaya, etnik, agama, atau faktor faktor lain yang mempengaruhi praktik
kesehatan. Wanita perlu mempelajari bahwa setiap wanita harus selalu melakukan
gerakan membersihkan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau buang
air besar dan harus menggunakan tissue yang bersih setiap kali melakukannya.
Membersihkan dengan mengelap dari belakang ke depan akan membawa bakteri dari
daerah rektum ke muara uretra dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan
tissue yang lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih dan tidak diberi
wewangian karena tissue yang kasar, diberi wewangian, atau yang bergambar bisa
menimbulkan iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana
dalam.
Wanita sebaiknya mengenakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun. Wanita
sebaiknya tidak mengenakan celana ketat atau jeans ketat untuk waktu yang lama. Panas
dan kelembaban di daerah genetalia, yang terbentuk akibat penggunaan pakaian ketat
dapat mempermudah pertumbuhan bakteri. Beberapa wanita tidak mendapat cukup
makanan dan cairan. Setelah mengemukakan makanan pilihannya, perawat harus
24
menganjurkan agar wanita ini meminum 8 dampai 12 gelas cairan setiap hari. Yogurt
dan susu asam juga bisa membantu mencegah infeksi saluran kemih atau vagina.
Perawat harus memberitahukan cara berkemih yang sehat. Ibu hamil harus sering
berkemih yang sehat. Mereka harus cukup minum agar produksi air kemihnya cukup
dan jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih.
Apabila perasaan ingin berkemih muncul, jangan diabaikan. Menahan berkemih akan
membuat bakteri di dalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus
merencanakan di muka untuk berkemih jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak
akan dapat berkemih untuk jangka waktu yang lama misal dalam kendaraan bepergian
jauh. Ia harus selalu berkemih sebelum berangkat tidur dimalam hari. Bakteri bisa
masuk sewaktu melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu ibu hamil dianjurkan
untuk berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak
air untuk meningkatkan produksi kemihnya.
T Latihan Kegel
Latihan kegel (latihan dasar penggul) memperkuat otot otot di sekitar organ
reproduksi dan memperbaiki tonus otot otot tersebut. Banyak wanita tidak mengenali
otot-otot di dasar panggul sampai sampai mereka diberi tahu bahwa inilah otot-otot
yang dipakai ketika mereka berkemih dan melakukan hubungan seksual dan oleh
karena itu otot-otot ini dapat dikendalikan secara sadar. Karena otot otot dasar
panggul melingkari jalan keluar bayi, sangatlah penting otot otot ini dilatih karena
otot yang terlatih dapat meregang dan berkontraksi dengan baik selama proses
melahirkan. Untuk membantu otot-otot dasar panggul kembali ke fungsi normal,
latihan kegel harus dilakukan setelah melahirkan. Latihan kegel memperkuat otot
otot ini dan memperbaiki tonus otot. Apabila dilakukan secara teratur, latihan ini
membantu mencegah prolaps uterus dan stres inkontinensia di kemudian hari.
Berikut ini mengenai latihan kegel :
Latihan
24
Otot otot yang menghentikan aliran kemih adalah otot otot pubokoksigis.
Melakukan latihan kegel sewaktu berkemih membantu ibu hamil untuk
mengetahui apakah ia telah benar melakukan latihannya. Apabila ia dapat
menghentikan aliran kemihnya, berarti tonus ototnya baik. Setelah ibu hamil
mengetahui dengan benar tempat otot otot tersebut, latihan kegel dapat dilakukan
dengan cara berikut :
1. Lambat : kencangkan otot, tahan sampai hitungan ketika dan lemaskan.
2. Cepat : kencangkan otot dan lemaskan secepat mungkin.
3. Dorong keluar, tarik ke dalam : tarik ke atas seluruh dasar panggul seakan akan
sedang mencoba menarik air masuk ke dalam vagina. Kemudian dorong keluar
seakan akan mencoba mengeluarkan air tersebut. Latihan ini juga
menggunakan otot-otot abdomen.
Pelaksanaan
Latihan ini darus dilakukan beberapa kali dalam sehari supaya efektif. Latihan
ini harus dilakukan setiap hari seumur hidup wanita tersebut. Latihan ini dapat
dilakukan 10 kali untuk setiap kali latihan dan dilakukan sedikitnya tiga kali
sehari. Waktu yang baik untuk melakukan latihan ini ialah saat sedang berjalan ke
kamar kecil, tetapi tambahan latihan diwaktu yang lain akan lebih baik.
Pengajaran Tambahan
Informasi lain yang juga dibutuhkan oleh pasien adalah masalah diet, latihan
fisik, tidur, kebiasaan buang air besar, merokok, ingesti alkohol, pemakaian obat
obatan, dan hubungan seksual. Tidaklah mungkin mengajarkan semua hal yang
dibutuhkan oleh ibu hamil dan keluarganya sekaligus dalam satu kunjungan
setelah ia didiagnosis hamil. Ibu bisa diberikan catatan kecil yang sudah disipkan
sebelumnya, yang bisa dibaca oleh ibu hamil di rumah.
Jadwal Perawatan
24
Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahukan jadwal
kunjungan berikutnya. Kebanyakan ibu perlu datang berkunjung setiap selang waktu
empat minggu sampai usia kandungannya 20 minggu, kemudian setiap dua minggu
sekali sampai minggu ke 36 dan sejak minggu ke 37 sampai melahirkan jadwal
kunjungan menjadi setiap minggu.
Tanda Komplikasi Potensial
Salah satu tanggungjawab utama tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan ibu
hamil ialah menyadarkan ibu tentang tanda dan gejala yang berpotensi menimbulkan
komplikasi pada kehamilan. Tanda komplikasi potensial pada trimester pertama:
Muntah berat, kemungkinan penyebab adalah hiperemesis gravidarum
Menggigil, demam, kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
Rasa terbakar sewaktu berkemih, kemungkinan disebabkan oleh infeksi
Diare, kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
Kram perut, perdarahan dari vagina, kemungkinan disebabkan oleh
abortusspontan, keguguran.
TRIMESTER II (MGG 14 – MGG 26)
Adanya perubahan pada pasangan terhadap penerimaan kehamilan dan persiapan
untuk kelahiran. Adapun yang menjadi perhatian utama pada masa ini adalah:
Kenaikan BB
Ketidaknyamanan
Aktivitas seksual
TRIMESTER III (MGG 27 – MGG 38/40)
Perhatian utama selama masa ini adalah:
Persiapan melahirkan
Persiapan menyusui
24
Perawatan bayi baru lahir.
3. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat Obstetri
Memberikan intormasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang.
Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini.
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d. Jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.f.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan taksiran
persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).
Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu
Hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
Contoh:
HPHT 30 Agustus 2004 berarti TP tanggal 6 Juni 2005. Aturan Naegle lebih
akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur dengan 28 hari,
kurang akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Riwayat Kontrasepsi
24
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan
pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat
kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ
seksual janin.
Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi,
prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi
untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b. Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan
lainnya.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risikoterinfeksi toxoplasma.
24
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
Riwayat keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus--menerus) seperti diabetes melitus dan jantung, infeksi seperti itu
berkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan
seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk
menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan
berpengaruh pada ibu dan janin, terutama risiko mengalami komplikasi pernapasan
akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu
dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.
Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Tanda Vital
1) Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi
akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah
diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung.
Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yangdidapatkan.
2) Nadi Frekuensi
Nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan
cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk
dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk
menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
3) Pernapasan Frekuesi
24
Pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali permenit. Takipnea
terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas
bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas
abdominal.
4) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6 °C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
1) Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya
terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum
2) Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika
dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas
tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah
memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada
kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
1) Postur Mekanik
Tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini
mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untukdapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum
konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko
24
melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum
konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan,
hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya
yang berguna untuk persalinan per vagina.
4) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika
fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan
sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran
metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d. Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki
tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks
tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi
kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma
gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan perlu dicatat.
Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
f. Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
24
g. Sistem Gatsrointestinal
Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dariulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan
estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat
dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal
menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester
kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk
ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi
bilamenderita diare.
h. Sistem Urinarius
Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine,
hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta
hipertensi pada kehamilan.
Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada
ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula
darah.
Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
24
Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum
perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut.
2) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksadari
eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah
kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
2. Diagnosa Keperawatan
Trimester 1
a. Kecemasan
b. Nyeri
c. Gangguan Nutrisi
d. Perubahan pola seksual
Trimester 2
a. Nyeri
b. Gangguan gambaran diri
c. Perubahan proses keluarga
d. Kecemasan
24
e. Perubahan pola seksual
Trimester 3
a. Nyeri
b. Pola nafas tidak efektif
c. Perubahan pola tidur
d. Intoleransi aktivitas
e. Perubahan pola seksual
24
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam obstetri modern terhadap pengertian resiko pada ibu hamil adalah
dimana suatu kehamilan dan persalinan selalu mempunyai resiko dengan
kemungkinan bahaya/resiko terjadinya komplikasi dalam persalinan. Komplikasi
dapat ringan atau berat yang menyebabkan terjadinya kematian, kesakitan,
kecacatan pada ibu atau bayi. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan pro-aktif
sejak awal kehamilnan, selama kehamilan sampai dekat menjelang persalinan, yang
dilakukan bersama-sama oleh tenaga kesehatan, bidan di desa dengan ibu hamil,
keluarga, serta masyarakat.
24
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Jumarni. 1994. Asuhan keperawatan Perinatal. Jakarta. EGC
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar dasar Keperawatan Maternitas. Ed 6.
Jakarta.EGC
Bobak. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Ed 4. Jakarta. EGC.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika. Jakarta
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Salemba
Medika. Jakarta
Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Persalinan dan gangguan kehamilan. Nuha
Medika.Yogyakarta
24