asi eksklusif
DESCRIPTION
asi eksklusifTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Anak yang sehat harus dipersiapakan sejak dalam kandungan dan saat
persalinan hingga masa tumbuh-kembangnya. Sebab sejak dalam kandungan, janin
telah mengalami berkembangan fase cepat. Selaput dan sel-sel otak selama
kehamilan 16-20 minggu merupakan fase hiperplasi optimal, sedangkan pada
kehamilan 30 minggu sampai bayi berumur satu tahun merupakan fase cepat. Fase
ini merupakan saat yang sangat menentukan bagi perkembangan kecerdasan bayi.
Status emosi ibu dan kondisi fisik selama hamil memberi sumbangan yang sangat
berarti bagi tumbuh kembang janin. Dengan demikian, seorang ibu harus
mempersiapkan diri untuk hamil.
Saat persalinan tiba, ibu sudah harus memahami apa yang terjadi dan
kemungkinan yang membahayakan. Saat persalinan merupakan waktu penentu
bagi bayi untuk mendapatkan ASI (air susu ibu) yang optimal sebagai nutrisi yang
mampu memenuhi seluruh unsur gizi untuk perkembangan bayi menjadi anak yang
sehat dan cerdas.
ASI merupakan salah satu kekaguman kita tentang cinta Tuhan kepada
umat-Nya dapat kita rasakan ketika ibu mulai menyusui bayinya dengan ASI.
Proses ini merupakam mukjizat yang harus disyukuri dan dimanfaatkan seoptimal
mungkin. Hal ini dapat kita pahami dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
tidak ada makanan di dunia ini yang sesempurna ASI. ASI adalah salah satu jenis
makanan yang mencakupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi,
sosial, maupun spritual.
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna
sebagai makanan bagi bayinya.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam
tahap ASI eksklusif ini.
ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan
demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan)
sudah tidak berlaku lagi.(1)
2. Manfaat ASI dan Menyusui
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam
bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam
bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama
pemberian ASI sampai dua tahun.(1,2)
a. Manfaat ASI untuk bayi
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah
dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi, dapat juga melindungi infeksi gastrointestinal. ASI
tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
ASI juga mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama
5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI dapat meningkatkan
kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan
anak (bonding).(1)
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 2
b. Manfaat ASI untuk Ibu
Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada
bayinya dan hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit
yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. Dengan
menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian
rahim keukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya pendarahan post
partum. Dengan menyusui kesuburan ibu akan menjadi berkurang untuk beberpa
bulan dan dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga dapat mengurangi kemungkinan
kanker payudara pada masa yang akan datang.(2)
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 3
3. Komposisi ASI
Keadaan yang menguntungkan dari ASI meliputi asam amino dan kandungan
protein yang optimal untuk bayi normal. Asam lemak esensial dalam jumlah yang
berlimpah tetapi tidak berlebihan, kandungan natrium yang relatif rendah tetapi
adekuat, beban solut yang rendah dibandingkan dengan susu sapi, dan absorbs
yang sangat baik untuk zat besi, kalsium dan seng, yang menyediakan jumlah yang
adekuat dari zat-zat nutrisi ini untuk bayi yang disusui ASI secara penuh selama 4-
6 bulan.(1)
ASI tidak saja mengandung makronutrien, vitamin,dan mineral tatapi juga faktor
pertumbuhan, hormon, dan faktor protektif. Paling sedikit terdapat 100 komponen
pada ASI, termasuk zat yang belum teridentifikasi dan belum jelas perannya. Dalam
alquran, ASI disebut sebagai “darah putih”. Hal ini merupakan penjelasan yang sangat
tepat karena susu awal memiliki lebih banyak sel darah putih daripada darah sendiri.
Sifat khas manusia adalah otak yang besar dan rumit, yang mengalami banyak
perkembangan selama 2 tahun pertama. ASI menyediakan laktosa, sistein, kolestrol,
dan tromboplastin yang diperlukan untuk sintesis jaringan system syaraf pusat.
Namun, karena ASI merupakan nutrisi yang sempurna, analisis komponenya
memungkinkan kita memproduksi pengganti untuk ditambahkan kedalam susu
formula. Maka dari itu, susu formula tidak akan secara sempurna menyerupai ASI.
Walaupun ASI mungkin dapat dianggap nutrisi yang sempurna, komposisinya
bervariasi. Komposisi ASI bervariasi dari orang ke orang, dari satu periode laktasi ke
periode lain, dan setiap jam dalam sehari. Adapun komposisi ASI antara lain
mengandung protein, lemak, karbohidrat, garam mineral, air, Vitamin seperti pada
kolostrum.
Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan kepada bayi.
Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi
kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan pralaktal (sebelum ASI
lancar diproduksi) lain harus dihindari.(1)
Kolostrum merupakan sekresi payudara yang bersifat alkali, yang mungkin mulai
dihasilkan selama bulan-bulan terakhir kehamilan dan pada 2- 4 hari pertama setelah
melahirkan. Mempunyai berat jenis yang lebih besar (1,040 - 1,060), kandungan
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 4
protein yang lebih tinggi, vitamin larut lemak, mineral, kandungan karbohidrat, dan
lemak yang lebih rendah daripada ASI biasa. Kolostrum mengandung IgA sekretori,
leukosit, dan zat-zat imun lainnya yang berperan dalam mekanisme pertahanan
neonatus.(1)
4. Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut
bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar hipofisis anterior
untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan
pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Refleks
Let Down atau refleks ejeksi susu , dimana hisapan putting dapat merangsang
kelenjar hipofisis posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin, Di bawah
pengaruh oksitosin, sel-sel di sekitar alveoli berkontraksi, mengeluarkan susu
melalui system duktus kedalam mulut bayi.(2)
(3)
Laktasi dapat dianggap terdiri atas dua fase, laktogenesis, inisiasi laktasi, dan
galaktopoiesis, pemeliharaan sekresi air susu. Inisiasi laktasi berkaitan dengan
penurunan estrogen, progesteron, dari sirkulasi ibu saat persalinan. Dua hormon
terpenting yang berperan dalam laktasi adalah prolaktin yang merangsang produksi
air susu, dan oksitosin yang berperan dalam penyemprotan (ejeksi) susu.(2)
Berdasarkan waktu diproduksi ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae
yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 5
dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat,
dari masa laktasi. Komposisi colostrum dari hari ke hari dapat berubah, dan
merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning
dibandingkan ASI Mature. ASI juga merupakan suatu laxanif yang ideal untuk
membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Dengan ASI Mature dimana
protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin,
Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan
sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. Lebih banyak
mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan
bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya
dibandingkan dengan ASI Mature. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature
yaitu 58 kalori/100 ml colostrum. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin
larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaskan menggumpal, ASI
Mature tidak. PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature. Lemaknya lebih banyak
mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature. Terdapat trypsin
inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna,
yangakan menambah kadar antobodi pada bayi. Volumenya berkisar 150-300 ml/24
jam.(1)
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) Merupakan ASI peralihan dari colostrum
menjadi ASI Mature. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi
ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3
– ke 5. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat
semakin tinggi serta volume semakin meningkat.
3. Air Susu mature merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya,
yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan
bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. ASI matur ini
juga merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang
mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang
diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi. Air susu matur merupakan cairan putih
kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflavin dan karotin.Tidak
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 6
menggumpal bila dipanaskan.Volume: 300 – 850 ml/24 jam. Terdapat anti
microbaterial factor, yaitu: Antibodi terhadap bakteri dan virus, Enzim (lysozime,
lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein), Faktor resisten
terhadap staphylococcus, Complecement ( C3 dan C4).(1)
5. Pola pemberian ASI
Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan
lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak
dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari.
Ibu menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui.
Disamping itu, posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan
santai. Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting
susu harus baik yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk
kemulut bayi. Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara
efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih.
(3)
Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan psikologi
selama kehamilan akan menunjang keberhasilan menyusui. Seorang ibu yang
menyusui harus menjaga ketenangan pikiran, menghindari kelelahan, membuang
rasa khawatir yang berlebihan dan percaya diri bahwa ASI-nya mencukupi untuk
kebutuhan bayi.(3)
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 7
6. Masalah Pemberian ASI
Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan kekurangan jumlah sel
otak sebanyak 15% – 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi
pada tahap selanjutnya. Ada beberapa masalah menyusui terkait dengan ibu yaitu :
1. Pembengkakan Payudara
Pembengkakan payudara ialah respon payudara terhadap hormon-hormon laktasi
dan adanya air susu. Payudara mambengkak dan menekan saluran air susu,
sehingga bayi tidak memperoleh air susu. Rasa nyeri dapat menjalar ke aksila.
Perawatan yang lebih baik dapat dilakukan dengan menggunakan es yang
diletakkan di payudara. Es akan mengurangi pembengkakan,sehingga sejumlah air
susu yang cukup dapat dikeluarkan untuk membuat areola menjadi lunak.
Payudara dapat menjadi sangat bengkak jika bayi tidak sering menyusu atau
kurang efisien dalam mengisap selama beberapa hari pertama setelah ASI keluar.
Payudara memang sedikit bengkak disaat sedang mulai menyusui, bengkak yang
ekstrem menyebabkan pembengkakan dari duktus susu dalam payudara dan
pembuluh daerah di area dada.
2. Putting yang luka
Puting susu dapat terasa nyeri pada beberapa hari pertama. Puting yang luka dapat
dicegah atau dibatasi dengan mengambil posisi yang benar dan dengan
menghindari pembengkakan sebelum hal ini terjadi.
3. Saluran Yang Tersumbat
Kadang-kadang saluran air susu tersumbat, menimbulkan nyeri di payudara, yang
terlihat bengkak dan panas. Saluran yang tersumbat ini dapat di sebabkan oleh
pengosongan payudara yang tidak baik, pemakaian bra yang terlalu ketat, posisi
menyusui yang tidak benar, atau selalu menggunakan posisi yang sama.
4. Affterpains
Ibu yang menyusui dapat mengalami affterpains. Affterpains lebih sering terjadi
pada ibu multipara daripada ibu primipara. Affterpains Ini dapat cukup kuat
sehingga ibu merasa tidak nyaman dan ketegangannya dapat mengganggu proses
pemberian makan pada bayi.
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 8
5. Persepsi Tentang Jumlah Susu Yang Tidak Adekuat
Suplai air susu yang tidak cukup jarang menjadi masalah, karena isapan
menstimulasi aliran susu dalam waktu cukup lama seharusnya dapat memberikan
suplai susu dan jumlah besar.
6. Mastitis
Mastitis merupakan suatu infeksi payudara yang disebabkan oleh bakteri dalam
sisstem duktus. Mastitis menyebabkan bengkak, panas, dan nyeri, biasanya hanya
pada satu payudara, dan juga menyebabkan ibu menyusui merasa demam dan sakit.
7. Masalah pada Bayi.
Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui pada bayi, salah satu
diantaranya adalah bayi tidak tahan terhadap laktosa atau fenilketonuria. kelainan
sumbing bibir atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut sehingga bayi tidak
dapat menghisap dengan baik.(3)
7. Manajemen Laktasi(2)
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan
menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera
setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Adapun upaya-upaya yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pada masa Kehamilan (antenatal)
Memberikan penerangaan dan penyuluhan tentang manfaat keunggulan ASI, manfaat
menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.
Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara / keadaan putting susu, apakah ada
kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
Lakukan perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu
memproduksi dan memberikan ASI yang cukup. Memperhatikan gizi/makanan
ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan
pada saat belum hamil. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 9
ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk
memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
2. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menysui
yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara
ibu. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari
agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. Ibu nifas dapat diberikan kapsul
vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.
3. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia bayi, yaitu
hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya. Perhatikan
gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan
minum minimal 8 gelas sehari. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga
ketenangan pikiran dan keberhasilan menyusui. Menghindarkan kelelahan yang
berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat. Pengertian dan dukungan keluarga
terutama suami penting untuk menunjang. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau
petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak
disertai demam. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta
pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka. Memperhatikan
gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASI yang cukup baik
kuantitas maupun kualitas.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI(3)
1. Makanan ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak
secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila
sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak
mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar
pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna,
dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila ibu yang sedang
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 10
menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi
kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga
mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang
sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Makanan yang harus dihindari oleh
ibu menyusui adalah alkohol, merokok, dan juga hindari makanan pedas seperti
sambal dan makanan beraroma keras karena dapat membuat bau tertentu pada ASI
dan akan mengganggu bayi. Ini juga bisa membuat bayi sakit perut.
1. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu
dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk
ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui
bayinya, reflek tersebut adalah reflek Prolaktin merupakan hormon laktogenik
yang penting untuk memulai dan mempertahankan sekresi susu. Jumlah prolaktin
yang di sekresi dan jumlah susu yang di produksi berkaitan dengan besarnya
stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas, dan lama bayi mengisap. Ejeksi susu
dari alveoli dan duktus susu terjadi akibat refleks let-down. Akibat stimulus isapan,
hipotalamus melepaskan oksitosin dari hipofisis posterior. Refleks let- down dapat
terjadi selama aktifitas seksual karena oksitosin dilepas selama orgasme. Let-down
reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan
emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex
mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan
menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin
mengganggu let down reflex.
2. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap
kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau
klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung
dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah
pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang
diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak
mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI.
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 11
Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang
gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan
3. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi
pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah
produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh
karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang
uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon
oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
4. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu memeriksa
putting susu, mempersiapkan payudara dengan mengurut payudara selama 6
minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat
penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga ASI dapat keluar.
9. Faktor- faktor Kegagalan Pemberian ASI(1)
Ada 2 hal yang mempengaruhi kegagalan dalam pemberian ASI yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Adapun yang termasuk kedalam faktor Internal yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang dipahami dan
pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara obyektif. Pengetahuan
juga berasal dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan yang diperoleh dari
hasil belajar secara formal, informal dan non formal.
Dalam hal ini, banyak sekali alasan kenapa orang tua memberikan MPASI < 6
bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan
tidur nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak yang
beranggapan ini benar. Karena, belum sempurnanya sistem pencernaan sehingga
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 12
harus bekerja lebih keras untuk mengolah dan memecah makanan. Kadang anak
yang menangis terus menerus dianggap sebagai anak yang tidak kenyang. Padahal
menangis bukan semata-mata tanda anak yang kelaparan. Hal ini menunjukan
bahwa pengetahuan orang tua masih sangat rendah.
b. Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan sumberdaya
manusia. Pendidikan adalah suatu proses pendidikan jangka panjang yang
dilakukan secara sistematis dan prosedurnya diorganisisr melalui konsep belajar
manajerial perorangan dan pengetahuan teoritis untuk tujuan umum. Pendidikan
yang cukup merupakan asar dalam pengembangan wawasan sarana yang
memudahkan untuk dimotivasi serta turut menentukan cara berpikir seseorang
dalam menerima pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Pendidikan juga
dapat diartikan sebagai suatu proses belajar yang memberikan latar belakang
berupa mengajarkan kepada manusia untuk dapat berpikir secara obyektif dan
dapat memberikan kemampuan untuk menilai apakah budaya masyarakat dapat
diterima atau mengakibatkan seseorang merubah tingkah laku.
Dalam hal ini, banyak ahli pendidikan setempat mempunyai program pendidikan
yang lebih jelas meliputi modal ‘pendidikan untuk hidup’ sebagai subjek (mata
pelajaran) akademik tambahan. Kapanpun dan dimana mungkin, bidan harus
dengan yakin menerima kesempatan untuk ikut berperan dalam kelas “Pendidikan
Kesehatan”, kursus perawatan Anak dan “Persiapan Menjadi Orang Tua” yang
sekarang dilaksanakan di banyak sekolah dan pendidikan lanjut. Dapat terjadi
pertukaran pikiran dan gagasan yang bermanfaat dengan orang-orang muda yang
merupakan generasi berikutnya setelah orang tua mereka. Selain dari itu semua,
mendengarkan mereka, bersikap peka terhadap sesuatu yang tidak ingin mereka
katakan; mendorong mereka untuk menyatakan gagasan dan tanggapan mereka,
membantu mereka untuk mengungkapkan hambatan dan emosi mereka. Apabila
mungkin, izinkan mereka bertemu dengan seseorang ibu yang baru melahirkan
bersama bayinya, dan membicarakan sikap ibu tersebut terhadap bayinya terutama
dalam hubungannya dengan pemberian air susu ibu.
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 13
c. Pekerjaan ibu
Beberapa wanita karier mempunyai kecemasan lain, yaitu bahwa memberikan air
susu kepada bayi selama 4 sampai 6 bulan akan mempengaruhi kegagalan profesi
dan kemasyarakatan mereka dan mungkin akan merusak prospek peningkatan
karier. Ini semua merupakan masalah besar yang telah berkembang pada
kebudayaan dan masalah ini sangat nyata bagi para wanita yang menghadapinya.
Ibu menyusui yang bekerja tidak perlu khawatir. Mereka tidak perlu berhenti
menyusui anaknya. Sebaiknya ibu bekerja tetap harus memberi ASI eksklusif
kepada bayinya hingga umur 6 bulan. Hal ini dikarenakan banyaknya keuntungan
yang diperoleh dibandingkan jika anak disusui dengan susu formula. Tidak sulit
untuk tetap menyusui bayi saat bekerja. Jika memungkinkan, bayi dapat dibawa ke
kantor ibu untuk disusui. Hal tersebut akan sedikit terkendala jika di tempat bekerja
atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok
laktasi. Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui
bayi pada waktu istirahat atau bisa juga meminta bantuan seseorang untuk
membawa bayi ketempat bekerja.
Lokasi kantor ibu yang jauh dari rumah juga bukanlah penghalang untuk tetap
memberikan ASI ekslusif. Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari
rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sebelum pergi
bekerja, ASI tersebut bisa dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh untuk
diberikan pada bayi. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3
jam). Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI
menetes. ASI simpan di lemari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu
selesai bekerja. Ibu juga bisa menyimpannya dalam termos yang diberi es batu atau
blue ice. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum
berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap
tinggi.
d. Penyakit ibu
Pilihan untuk menyusui tidak terbuka untuk setiap ibu. Beberapa ibu tidak bisa atau
tidak boleh menyusui bayi mereka. Alasanya bisa emosional atau fiscal, berkaitan
dengan kesehatan ibu atau bayi, bisa sementara (dimana kadang-kadang ibu bisa
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 14
menyusui sesudahnya) atau jangka panjang. Beberapa faktor yang paling sering
bisa mencegah atau menghalangi seorang ibu dari menyusui termasuk: Penyakit
serius yang melumpuhkan (misalnya gagal jantung atau gagal ginjal, atau anemia
yang parah) atau kekurangan berat badan yang ekstrem meskipun beberapa ibu bisa
mengatasi masalah ini dan menyusui bayinya.
Infeksi yang serius, misalnya tuberculosis (TBC) aktif yang tidak dirawat (setelah
dirawat selama dua minggu, ibu boleh menyusui); untuk sementara waktu,
payudara bisa dipompa dan air susunya dibuang agar cadangan air susu sudah ada
ketika tindakan menyusui dimulai. Penyakit yang menahun yangmemerlukan obat
yang akan memasuki air susu ibu dan membahayakan bayi, misalnya obat-obat anti
tiroid, antikanker, antihipertensi atau obat-obat yang bisa mengubah suasana hati,
misalnya lhitium, penenang, atau sedatif. Jika anda menggunakan obat-obat saperti
ini, tanyakan terlebih dahulu kepada dokter anda sebelum anda mulai menyusui.
Pada beberapa kasus, perubahan obat atau jarak makan obat bisa memungkinkan
anda untuk menyusui. Kontak dengan beberapa bahan kimia tertentu di tempat
kerja. Infeksi AIDS atau HIV, yang bisa ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk
air susu ibu. Penyalahgunaan obat-obatan termasuk penggunaan obat penenang,
kokain, heroin, metadon, marijuana, atau penyalahgunaan alkohol. penolakan yang
mendalam terhadap menyusui.
Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui, tatapi bukan tidak
mungkin untuk mencobanya (dengan dukungan medis yang benar). Termasuk
diantaranya adalah kelainan-kelainan seperti tidak tahan terhadap laktosa atau
fenilketonuria (PKU), di mana susu manusia maupun susu sapi tidak bisa dicerna.
Sumbing bibir dan atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut lainya yang
mengganggu penghisapan. Meskipun keberhasilan menyusu sebagian tergantung
dari jenis cacatnya, tetapi dengan bantuan khusus, tindakan menyusui msih bisa
dimungkinkan.
2. Faktor eksternal Adapun hal yang termasuk dalam faktor eksternal yaitu :
a. Promosi Susu Formula Bayi
Tempat melahirkan memberikan pengaruh terhadap pemberian ASI
Eksklusif pada bayi karena merupakan titik awal bagi ibu untuk memilih apakah
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 15
tetap memberikan bayinya ASI Eksklusif atau memberikan susu formula yang
diberikan oleh petugas kesehatan maupun non kesehatan sebelum ASI-nya keluar.
Meskipun ada kode etik internasional tentang pengganti ASI (susu formula),
pemasaran susu formula langsung ke rumah sakit saat ini semakin gencar dan
sangat mengganggu keberhasilan program ASI Eksklusif.
Selain itu adanya promosi susu formula juga bisa menjadi kemungkinan
gagalnya pemberian ASI walaupun mindset awal sebenarnya ASI, promosi bisa
berasal dari petugas kesehatan misalnya pada saat pulang dibekali susu formula,
ataupun dari iklan-iklan di beberapa media baik cetak maupun elektronik.
b. Penolong Persalinan
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter
umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) dan dukun bayi (terlatih dan
tidak terlatih).
Kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI adalah sikap
sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru tentang pemberian
ASI dan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui dan bayi baru lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung
jawab ruang bersalin dan perawatan dirumah sakit, rumah bersalinn yang
berlangsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau
mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya, serta belum
diterapkannya pelayanan rawat disebahagian besar rumah sakit atau klinik bersalin.
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 16
DAFTAR PUSTAKA
1. Hubertin Sri Purwanti, S.SiT. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta, 2004.
2. M. Sholeh Kosim, dkk. Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Penerbit Buku
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, 2012.
3. Dr. Utami Roesli, Sp.A., MBA., IBCLC., FABM. Panduan Praktis Menyusui.
Pustaka Bunda, 2009.
KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Terapul Tarigan, SpA (K) 17