penelitian asi eksklusif

113
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu atau yang sering disingkat dengan ASI merupakan satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI merupakan makanan yang pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. Dahulu pemberian ASI ekslusif berlangsung sampai bayi berusia 4 bulan, namun belakangan sangat dianjurkan agar ASI eksklusif diberikan sampai anak berusia 6 bulan. Bahkan ASI dapat diberikan hingga usia 2 tahun selama produksi ASI masih banyak atau ketika anak sudah tidak mau lagi minum ASI (Sugiarti, 2011). Pemberian ASI Eksklusif sangat dianjurkan. Maksud ASI Eksklusif disini adalah pemberian ASI

Upload: yudhypoenya

Post on 11-Jan-2016

70 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Penelitian Asi Eksklusif

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Asi Eksklusif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu atau yang sering disingkat dengan ASI merupakan

satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki komposisi

gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI

merupakan makanan yang pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat

alamiah. Dahulu pemberian ASI ekslusif berlangsung sampai bayi berusia 4

bulan, namun belakangan sangat dianjurkan agar ASI eksklusif diberikan

sampai anak berusia 6 bulan. Bahkan ASI dapat diberikan hingga usia 2 tahun

selama produksi ASI masih banyak atau ketika anak sudah tidak mau lagi

minum ASI (Sugiarti, 2011).

Pemberian ASI Eksklusif sangat dianjurkan. Maksud ASI

Eksklusif disini adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan

tambahaan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim

sejak lahir hingga bayi umur 6 bulan (Sugiarti, 2011).

Praktek pemberian ASI di negara berkembang telah berhasil

menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan.

Atas dasar tersebut World Health Organization (WHO) merekomendasikan

untuk hanya memberikan ASI sampai bayi 6 bulan. Setiap tahunnya lebih dari

Page 2: Penelitian Asi Eksklusif

2

25.000 bayi di Indonesia dan 1.3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamtkan

dari kematian dengan pemberian ASI Ekskluisif (Depkes RI, 2008)

Kurangnya pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif

dipengaruhi oleh promosi produk-produk makanan tambahan dan susu

formula. Kemajuan teknologi dan canggihnya komunikasi, serta gencarnya

promosi susu formula sebagai pengganti ASI, membuat masyarakat kurang

mempercayai kehebatan ASI (Prasetiyono, 2012).

Upaya pemberian ASI Eksklusif yang dilakukan oleh Ibu yang

aktif bekerja sering kali mengalami hambatan lantaran singkatnya masa cuti

hamil dan melahirkan.Sebelum pemberian ASI Eksklusif berakhir secara

sempurna, Ibu harus kembali bekerja. Inilah yang menjadikan bayi tidak

memperoleh ASI Eksklusif (Prasetiyono, 2012).

Bayi yang tidak mendapat ASI tidak Eksklusif memiliki resiko

kematian karena diare 3,94 kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat

ASI Eksklusif. Melihat angka kematian bayi di Indonesia yang masih relatif

tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, menyusui

dampaknya signifikan dalam menurunkan kematian anak. Hal ini berarti

memiliki peranan penting dalam MDGs (Prasetiyono, 2012).

Pemberian ASI Eksklusif juga sanagat bermanfaat bagi Ibu,

pemberian ASI dapat memperkecil resiko terkena kanker payudara, kanker

ovarium, dan osteoporosis.Pemberian ASI juga memberi manfaat secara sosial

ekonomi, di mana bayi yang diberikan ASI memiliki daya tahan tubuh jauh

lebih kuat dari yang tidak di beri ASI.Kondisi ini jelas memberi keuntungan

Page 3: Penelitian Asi Eksklusif

3

untuk keluarga yang kurang mampu sehingga pengeluaran untuk berobat bayi

dapat dikurangi. Ditambah lagi ASI adalah sesuatu yang sifatnya gratis

sehingga orang tua tidak perlu membeli susu formula untuk bayi yang

harganya mahal (Josefa, 2012).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010

menunjukkan bahwa pemberian ASI di Indonesia saat ini memperihatinkan,

presentase bayi yang diberikan ASI Eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya

15,3%. Hal inidisebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong

peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah (Depkes, RI 2011).

Secara nasional cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia

pada tahun 2009 mencapai angka 34,3%. Menurut penelitian Rohani (2007)

menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap

pemberian ASI Eksklusif, hal ini ditunjukan akan terjadi peningkatan

pemberian ASI Eksklusif jika disertai dengan peningkatan pengetahuan

tentang ASI Eksklusif (Sugiarti, 2011).

Menurut Salfina (2003) mengatakan bahwa 75,6% ibu yang

tidak memberikan ASI Eksklusif adalah ibu dengan pendidikan tamat SD, dan

berstatus sebagai pekerja lepas atau buruh (Firmansyah, 2012).

Cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Desa Kalisampurno

Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo tahun 2014 sebesar 23% (34

dari 149 bayi) yang mendapatkan ASI Eksklusif. Sedangkan dari seluruh desa

yang berada di Kecamatan Tanggulangin yang memeberikan ASI Eksklusif

yaitu 49,3% (597 dari 1347 bayi). Berdasarkan target nasional sekitar 70%

Page 4: Penelitian Asi Eksklusif

4

cakupan ASI Eksklusif masih dibawah target (Dinkes Sidoarjo, 2014).

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan masih rendahnya tingkat pemebrian

ASI Ekskluisf oleh ibu pada bayinya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya

faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI Ekskluisf, salah

satunya adalah tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Ekskluisf.

Oleh karena itu, sebagai upaya untuk lebih mengetahui dan memahami

bagaimana pengaruh tingkat penegrtahuan ibu terhadap pemberian ASI

Eksklusif maka peneliti mencoba mambahasnya dalam bentuk penelitian

dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu (ASI)

Eksklusif Terhadap Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Desa

Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Adakah Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Desa Kalisampurno Kecamatan

Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui adanya pengaruh antara Pengetahuan Ibu Tetang Air Susu

Ibu (ASI) Eksklusif Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Desa

Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

Page 5: Penelitian Asi Eksklusif

5

2. Tujuan Khusus

Menganalisis Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu (ASI)

Eksklusif Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Bagi peneliti:

Menambah pengetahuan di bidang ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan

masyarakat mengenai pemberian ASI Eksklusif serta menambah

pengalaman dalam meneliti secara langsung di lapangan.

2. Bagi masyarakat:

a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat

khususnya dalam bidang ASI.

b. Menambah pengetahuan ibu tentang ASI dan manfaat pemberian

ASI

c. Menambah pengetahuan ibu tentang pengertian dan pemberian ASI

Eksklusif.

3. Bagi instansi terkait :

a. Menjadi masukan bagi Puskesmas Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo dalam rangka meningkatkan pemberian ASI

Eksklusif

b. Sebagai masukan bagi ibu agar dapat memberikan ASI Eksklusif

kepada bayinya sampai usia 6 bulan.

Page 6: Penelitian Asi Eksklusif

6

c. Sebagai masukan bagi puskesmas dan tenaga ahli untuk

menyarankan agar ibu memberikan ASI secara Eksklusif serta

menjelaskan manfaat pemberian ASI terhadap ibu dan bayinya.

d. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai sumbangan

pemikiran dan bahan pertimbangan untuk memberikan ASI

Eksklusif kepada bayi sampai usia 6 bulan.

Page 7: Penelitian Asi Eksklusif

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang

tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu (Dewi & Wawan, 2010).

Page 8: Penelitian Asi Eksklusif

8

1. Proses Perilaku “TAHU”

Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), perilaku

adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung

dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar (Dewi & Wawan, 2010).

Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni :

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest(merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik

pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik

buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap

responden sudah baik lagi.

d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,

dan sikapnya terhadap stimulus.

Pada penelitian selanjutnya Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmojo

(2003), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti

diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku

tersebut akan berlangsung langgeng (ling lasting). Namun sebaliknya jika perilaku

tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut

Page 9: Penelitian Asi Eksklusif

9

bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat

dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci

merupakan refleksi dari

berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan

sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan,

sarana fisik, dan sosial budaya.

2. Tingkat Pengetahuan (Wawan & Dewi,2010,)

Pengetahun yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2003) :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah pelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

Page 10: Penelitian Asi Eksklusif

10

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Page 11: Penelitian Asi Eksklusif

11

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan

pada suatu kreteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan (Notoatmodjo, 2010)

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi dua,

yakni:

a. Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh

manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba coba atau

dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh

orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah.

Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh

mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan

suatu masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam

meletakan dasar-dasar mennemukan teori-teori dalam berbagai cabang iilmu

pengetahuan.

Page 12: Penelitian Asi Eksklusif

12

2) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh

orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh

Summers pada tahun 1926.

3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan kebiasaan

dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah

yang dilakukan tersebut baik atau tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi

pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.

Para

pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu

pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam

penemuan pengetahuan.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini

mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan,

atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

Page 13: Penelitian Asi Eksklusif

13

5) Cara Akal Sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori

atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman

dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya,atau agar anak disiplin

menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer

telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang

berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan

metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian

hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut

oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

6) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh

pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran

tersebut rasional atau tidak.

7) Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses

diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran

yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak

menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sisitematis. Kebenaran ini

diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati

saja.

Page 14: Penelitian Asi Eksklusif

14

8) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam

memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-

pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. Proses berpikir induksi

berasal dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan

bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum yang ke

khusus. Aristoteles (384-322SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke

dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme merupakan suatu bentuk

deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umumpada kelas

tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap

yang termasuk dalam kelas itu

b. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut „metode penelitian ilmiah‟, atau

Page 15: Penelitian Asi Eksklusif

15

lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Cara ini

mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626). Ia mengatakan bahwa

dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi

langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan

dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yakni :

1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat

dilakukan pengamatan

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat

dilakukan pengamatan

3) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-

ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (Dewi & Wawan, 2010)

1) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB

Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003)

pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi.

Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan

Page 16: Penelitian Asi Eksklusif

16

mengembangakan kemampuan manusia baik jasmani maupun rohani yang

berlangsung seumur hidup di luar sekolah. Dalam karya tulis ilmiah ini

pendidikan diartikan sebagai pendidikan formal yang telah diselesaikaan oleh

ibu menyusui dan dibuktikan dengan ijazah, Secara luas pendidikan mencakup

seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat,

berupa interaksi individu dengan lingkunganya, baik secara formal maupun

informal. Proses dalam kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah

perilaku individu maupun kelompok. Kegiatan formal maupun informal

berfokus pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan

perilaku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti dan dari tidak dapat menjadi dapat.

Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk

menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap terhadap nilai-nilai

yang baru diperkenalkan, termasuk mengenai ASI Ekslusif.

Faktor pendidikan ibu mempengaruhi dalam pemberian ASI eksklusif

karena ibu yang berpendidikan tinggi umumnya memiliki kesibukan di luar

rumah sehingga cenderung meninggalkan bayinya (Nurjanah, 2007).

2) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah

kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarga.

Page 17: Penelitian Asi Eksklusif

17

Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif

selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti

hamil hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui,

perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seseorang ibu yang

bekerja dapat memberikan ASI secara eksklusif Menurut Utami Roesli (2000:38).

Status pekerjaan ibu mempengaruhi dalam pemberian ASI ekskluisf

karena seorang ibu yang bekerja diluar rumah akan sulit dalam memberikan ASI

eksklusif (Soenardi, 2006).

3) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan

menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam dalam berfikir dan bekerja.

Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).

Dalam karya tulis ilmiah ini umur diartikan sebagai umur ibu menyusui yang

dihitung pada saat penelitian dilakukan. Terbentuknya perilaku dapat terjadi

karena proses interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, semakin cukup umur

maka semakin dewasa dan matang dalam berfikir dan bertindak. Dari segi

kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari

pada orang yang belum cukup kedewasaannya. Dari pernyataan di atas, semakin

bertambahnya umur ibu akan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu menyusui

tentang ASI Eksklusif (Notoatmodjo, 2010).

Page 18: Penelitian Asi Eksklusif

18

4) Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang

cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku

sesuai dengan apa yang diharapkan.

5) Dukungan Suami

Menurut Roesli, 2000, dari semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan

suami / sang ayah adalah dukungan yang paling berati bagi ibu. Suami dapat

berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif

dengan cara memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan yang

praktis.  Untuk membesarkan seorang bayi, masih banyak yang dibutuhkan selain

menyusui seperti menyendawakan bayi, menggendong dan menenangkan bayi

yang gelisah, mengganti popok, memandikan bayi, membawa bayi jalan-jalan di

taman, memberikan ASI perah, dan memijat bayi. Kecuali menyusui semua tugas

tadi dapat dikerjakan oleh suami.

Dukungan suami sangat penting dalam suksesnya menyusui, terutama

untuk ASI eksklusif.  Dukungan emosional suami sangat berarti dalam

menghadapi tekanan luar yang meragukan perlunya ASI. suamilah yang menjadi

benteng pertama saat ibu mendapat godaan yang datang dari keluarga terdekat,

orangtua atau mertua. suami juga harus berperan dalam pemeriksaan kehamilan,

menyediakan makanan bergizi untuk ibu dan membantu meringankan pekerjaan

istri. Kondisi ibu yang sehat dan suasana yang menyenangkan akan meningkatkan

kestabilan fisik ibu sehingga produksi ASI lebih baik. Lebih lanjut ayah juga ingin

Page 19: Penelitian Asi Eksklusif

19

berdekatan dengan bayinya dan berpartisipasi dalam perawatan bayinya, walau

waktu yang dimilikinya terbatas.(Roesli, 2000).

Suami yang berperan mendukung ibu agar menyusui sering disebut breast feeding

father. Pada dasarnya seribu ibu menyusui mungkin tidak lebih dari sepuluh orang

diantaranya tidak dapat menyusui bayinya  karena alasan fisiologis. Jadi, sebagian

besar ibu dapat menyusui dengan baik.

Ketaatan mereka untuk menyusui ekslusif 4-6 bulan dan dilanjutkan

hingga dua tahun yang mungkin tidak dapat dipenuhi secara menyeluruh. Itulah

sebabnya dorongan ayah dan kerabat lain diperlukan untuk meningkatkan

kepercayaan diri ibu akan kemampuan menyusui secara sempurna (Khomsan,

2006).

6) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan

seseorang.

7) Tingkat Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder, keluarga

dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga

dengan status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan

informai termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.

Friedman (2004) status ekonomi seseorang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

Page 20: Penelitian Asi Eksklusif

20

Penghasilan tipe kelas atas> Rp 1.000.000,

Penghasilan tipe kelas menengah = Rp 500.000 – Rp 1.000.000

Penghasilan tipe kelas bawah< Rp 500.000

8) Sosial Budaya ( informasi )

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi.

Budaya dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi

pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu misalnya dengan

memperoleh pengetahuan dari media majalah, surat kabar, televisi, radio dan lain

sebagainya.

Kriteria Tingkat Pengetahuan (Dewi & Wawan, 2010)

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik : Hasil presentase 76%-100%.

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%.

c. Kurang : Hasil presentase >65%.

B. Pengertian Air Susu Ibu (ASI)

ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Air

susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan,hal ini

Page 21: Penelitian Asi Eksklusif

21

tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat gizi tetapi karena ASI

mengandung zat imunologik yang melindumgi bayi dari infeksi praktek

menyusui dinegara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta

bayi pertahun, atas dasar tersebut WHO merekomendasikan hanya untuk

memberikan ASI sampai bayi berusia 0 sampai 6 bulan ( Depkes RI, 2005).

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam anorganikyang diekskresi oleh kelenjar payudara ibu

yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (WHO, 2004). Air Susu Ibu adalah

cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui.

Secara alamiah, ibu mampu menghasilkan ASI. ASI dalam jumlah cukup

merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi

selama 6 bulan pertama. Pada masa kehamilan ibu, hormon tertenatu merangsang

payudara untuk memperbanyak saluran-saluran air susu dan kelenjar-kelenjar air

susu (Khasanan, 2011).

Page 22: Penelitian Asi Eksklusif

22

C. Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

tambahan lain pada bayi berumur 0 sampai 6 bulan. Bahkan air putih tidak

diberikan dalam tahap ASI ekskluisf ini (Depkes RI, 2004).

ASI ekslusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan

lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih serta tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim kecuali

vitamin, mineral dan obat (Roesli, 2010).

D. Proses terbentuknya ASI

Proses terbentukya ASI dipengaruhi 2 reflek yaitu:

a. Reflek Prolaktin

Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf akan memacuhipofise

anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalamaliran darah. Prolaktin

memacu sel kelenjar untuk sekresi ASI.Makin sering bayi menghisap makin

banyak prolaktin dilepas olehhipofise, makin banyak pula ASI yang diproduksi

oleh sel kelenjar.

b. Reflek Aliran (Let Down Reflek)

Adalah pancaran ASI dari payudara oleh karena pengaruh

hormonoksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise yang

dirangsangoleh hisapan bayi yang membuat kontraksi otot (Depkes RI,2005).

Page 23: Penelitian Asi Eksklusif

23

E. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam :

a. Kolostrum

Adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah

melahirkan (2-4 hari) yang berbeda karakteristik fisik dankomposisinya

dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari.Berwarna kuning keemasan

atau krem (creamy). Lebih kental dibandingkan dengan cairan susu tahap

berikutnya. Kolostrum mempunyai kandungan yang tinggi protein, vitamin

yang terlarutdalam lemak, mineral-mineral dan imunoglobin. Imunoglobin

inimerupakan antibodi dari ibu untuk bayi yang juga berfungsi sebagaiimunitas

pasif untuk bayi. Imunitas pasif akan melindungi bayidengan berbagai virus

dan bakteri yang merugiakan. Kolostrum jugamerupakan pembersih usus bayi

yang membersihkan mekoniumsehingga mukosa usus bayi yang baru lahir

segera bersih dan siap menerima ASI.

b. ASI peralihan

Adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari) dimana

kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut air lebih tingg dan kadar 10 protein,

mineral lebih rendah, serta megandung lebih banyak kaloridaripada kolostrum.

c. ASI matur

Adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan

volume bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi

saat laktasi. 90% adalah air karbohidrat, protein dan lemakyang diperlukan untuk

Page 24: Penelitian Asi Eksklusif

24

kebutuhan hidup dan perkembangan bayi. ASI matur merupakan nutrisi bayi

yang terus berubah disesuiakan dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan.

Volume ASI pada tahun pertama adalah 400-700 ml/ 24 jam, tahun kedua

200-400 ml/24jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam.

Ada 2 tipe ASI matur:

1) Foremilk: jenis ini dihasikan selama awal menyusui dan mengandung air,

vitamin-vitamin dan protein.

2) Hind-milk: jenis ini dihasilkan setelah pemberian awal saatmenyusui dan

mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat diperlukan untuk pertambahan

berat badan bayi. Kedua jenis tersebut diatas adalah sangat dibutuhkan ketika

ibumenyusui yang akan menjamin nutrisi bayi secara adekuat yang

diperlukan sesuai tumbuh kembang bayi (Atikah, 2010).

1. Kandungan Komposisi Zat Gizi Dalam ASI adalah sebagai berikut :

a. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yangjumlahnya

tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebihbanyak ketimbang

dalam PASI. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalh 7:4, sehingga

ASI terasa lebih manis dibandingkan PASI. Hal ini menyebabkan bayi yang

sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum MPASI.

Dengan demikian, pemberian ASI semakin berhasil. Hidrat arang dalam ASI

merupakan nutrisi penting yang berperan dalam pertumbuhan sel saraf otak,

Page 25: Penelitian Asi Eksklusif

25

serta pemberian energi untuk kerja sel-sel sel-sel saraf. Di dalam usus,

sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat, yang berfungsi mencegah

pertumbuhan bakteri yang berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium

dan mineral-mineral lain.

b. Protein

Protein dalam ASI lebih rendah bila dibandingkan dengan

PASI.Meskipun begitu, “whey” dalam protein ASI hampir seluruhnya

terserap oleh sistem pencernaan bayi.Hal ini dikarenakan “whey” ASI lebih

lunak dan mudah dicerna ketimbang “whey” PASI. Kasein yang tinggi dengan

dengan perbandingan 1 dan 0,2 akan membentuk gumpalan yang relatif keras

dalam lambung bayi. Itulah yang menyebabkan bayi yang diberi PASI sering

menderita susah buangair (sembelit), bahkan diare dan defekasi dengan feses

berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap

oleh bayi yang diberi PASI.

c. Lemak

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal darilemak

yang lenih mudah dicerna dan diserap oleh bayi ketimbang PASI. Hal ini

dikarenakan ASI lebih banyak mengandung enzimpemecah lemak (lipase).

Kandungan total lemak dalam ASI para ibubervariasi satu sama lain, dan berbeda-

beda dari satu fase menyusuike fase berikutnya. Pada mulanya, kandungan

lemak rendah,kemudian meningkat jumlahnya. Komposisi lemak pada menit-

menit awal menyusui awal menyusui berbeda dengan 10 menit

Page 26: Penelitian Asi Eksklusif

26

kemudian.Demikian halnya dengan kadar lemak pada hari pertama, kedua, dan

seterusnya, yang akan terus berubah sesuai kebutuhan energi yang diperlukan

dalam perkembangan tubuh bayi. Jenis lemak dalam ASI mengandung banyak

omega-3, omega-6, dan DHA yang dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel

jaringan otak. Meskipun produk PASI sudah dilengkapi ketiga unsur tersebut,

susu formula tetap tidak menagandung enzim, karena enzim mudah rusak bila

dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi sulit menyerap lemak PASI,

sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat

dalam ASI sangat tinggi dan perbandingannya dengan PASI adalah 6:1. Asam

linoleat inilah yang berfungsi memacu perkembangan sel saraf otak bayi.

d. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relative

rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat

besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil, mudah

diserap tubuh, dan berjumlah sangat sedikit. Sekitar 755 dari zat yang

terdapat dalam ASI dapat diserap oleh usus. Lain halnya dengan zat basi

yang bisa terserap dalam PASI, yang hanya berjumlah sekitar 5-10%. ASI juga

mengandung natrium, kalium, fosfor, dan klor yang lebih sedikit ketimbang

PASI. Meskipun sedikit, ia tetap mencukupi kebutuhan bayi. Kandungan

mineral dalam PASI cukup tinggi. Jika sebagian besar tidak dapt diserap, maka

akan memperberat kerja usus bayi, serta mengganggu sistem keseimbangan

dalam pencernaan, yang bisa merangsang pertumbuhan bakteri yang

Page 27: Penelitian Asi Eksklusif

27

merugikan. Inilah yang menjadikan perut bayi kembung, dan ia pun gelisah

lantaran gangguan metabolisme.

e. Vitamin

Apabila makanan yang dikonsumsi oleh ibu memadai, berarti

semuavitamin yang diperlukan bayi selam 6 bulan pertama kehidupannya dapat

diperoleh dari Asi. Sebenarnya, hanya ada sedikit vitamin D dalam lemak

susu. Terkait itu, ibu perlu mengetahui bahwa penyakit polio jarang menimpa

bayi yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D

yang larut air terdapat dalam susu. Mengenai hal ini perlu diketahui bahwa

vitamin tersebut bisa ditambahkan kedalam vitamin D yang larut lemak. Dan

jumlah vitamin A, tiamin dan vitamin C bervariasi sesuia makanan yang

dikonsumsi oleh ibu. (Dwi sunar, 2009)

Page 28: Penelitian Asi Eksklusif

28

F. Hal- hal yang mempengaruhi produksi ASI

a. Makanan

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan

ibu,apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi

yangdiperlukan akan mempengaruhi produksi ASI.

b. Ketenangan Jiwa dan fikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yangselalu

dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri danberbagai bentuk

ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi

produksi ASI.

c. Penggunaan alat kontrasepsi

Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat

kontrasepsihendaknya diperhatikan karena pamakaina kontrasepsi yang

tidaktepat dapat mempengaruhi produksi ASI.

d. Perawatan payudara

Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise

untukmengeluarkan hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan

hormon oxytocin.

Page 29: Penelitian Asi Eksklusif

29

e. Fisiologi

Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolsktin

inimerupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan

mempertahnkan sekresi air susu.

f. Faktor istirahat

Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam

menjalankanfungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI

berkurang.

g. Faktor isapan anak

Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentarmaka

hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang (Weni,

2009)

G. Volume Produksi ASI

Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai

menghasilkan ASI. Dalam kondisi normal, pada hari pertamadan kedua sejak

bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100ml/hari. Jumlahnya pun

meningkat hingga 500ml pada minggu kedua.Dan, produksi ASI semakin

efektif dan terus menerus meningkat pada10-14 hari setelah melahirkan. Kondisi

tersebut berlangsung hingga beberapa bulan kedepan.Bayi yang sehat

mengkonsumsi 700-800ml ASI setiap hari setelah memasuki masa 6 bulan

volume pengeluaran air susu mulai menurun.Sejak saat itu, kebutuhan gizi tidak

Page 30: Penelitian Asi Eksklusif

30

lagi dapat dipenuhi oleh ASI, dan harus mendapatkan makanan tambahan.Secara

fisiologis, ukuran payudara tidak mempengaruhi volume air susu yang diproduksi.

Artinya, jumlah ASI yang diproduksi tidak tergantung pada besar atau kecilnya

payudara.

Jumlah produksi ASI bervariasi setiap hari, karena dipengaruhi oleh

kandungan nutrisi ibu.ASI yang dibutuhkan oleh bayi sesuai tingkat

pertumbuhan dan perkebangannya. Semakin sehat bayi, semakin banyak ASI

yang harus dikonsumsinya.Menurut Deddy Volume ASI yang diproduksi

dipengaruhi oleh kondisi psikis seorang ibu dan makanan yang

dikonsumsinya. Oleh karena itu, ibu tidak boleh merasa stress dan gelisah secara

berlebihan.Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap volume ASI pada

minggupertama menyusui bayi (Deddy Muchtadi ,2010).

Jumlah air susu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500-700ml

setiap hari selama 6 bulan pertama, 400-600ml pada 6 bulan kedua, serta

300-500ml pada tahun kedua kehidupan bayi. Kekurangan gizi dikarenakan

cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh ibu pada masa kehamilan ttidak

mencukupi kebutuhan, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen

ASI dan sumber energi selama menyusui. Meskipun begitu, peningkatan

konsumsi makanan pada ibu hamil belum tentu meningkatkan maningkatkan

produksi air susunya. Sebenarnya, gizi dalam makanan yang dikonsumsi oleh

ibu hamil itulah yang menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap volume

produksi ASI. Pada beberapa kasus, jumlah produksi ASI pada ibu yang

kekurangan gizi sering kali menurun, dan akhirnya berhenti sama sekali.

Page 31: Penelitian Asi Eksklusif

31

Didaerah-daerah yang banyak ditemui ibu yang sangatkekurangan gizi, dapat

dicermati adanya marasmus pada bayi –bayi yang berumur enam bulan, yang

hanya diberi ASI (Dwi Sunar, 2009).

H. Kualitas fisik ASI yang baik

Sebenarnya, tampilan ASI berbeda setiap saat lantaran kandungannya

berubah-ubah, termasuk kandungan lemak dan warna ASI. Hal-hal yang perlu

diketahui oleh ibu adalah:

a. Jumlah lemak dalam ASI akan berfluktuatif dari hari kehari. ASI

yangkeluar pada menit-menit pertama setelah persalinan akan

berbedawarnanya dengan ASI yang keluar dihari berikutnya.

b. ASI yang baru saja diperas mengandung banyak protein dan terlihatlebih

encer ketimbang ASI yang dikeluarkan pada menit-menitberikutnya.

c. warna ASI tidak tergantung pada makanan dan minuman

yangdikonsumsi oleh ibu.

d. Pewarna makanan, minuman soda, jus buah dan hidangan penutup

yang mengandung gelatin tidak mengubah warna ASI menjadi pinkatau

oranye.

e. ASI berwarna pink mengindikasikan adanya darah dalam ASI. Halini

dikarenakan puting payudara lecet.

f. Dalam kondisi normal ASI segar, berbau dan beraroma manis.

Page 32: Penelitian Asi Eksklusif

32

g. Jika ASI perasan berbau asam, pahit, dan anyir mungkin ASI telah basi

( Dwi, 2009).

I. Manfaat ASI

a. Bagi bayi

1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik. Bayi yang diberi ASI

mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelahlahir, pertumbuhan

setelah periode perinatal baik, danmengurangi kemungkinan obesitas.

2) Mengandung antibodi

3) ASI mengandung komposisi yang tepat.

4) Mengurangi kejadian karies dentis.

5) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatanantara ibu

dan bayi.

6) Terhindar dari alergi.

7) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi (weni K, 2009).

b. Bagi ibu

1) Aspek kontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung

syarafsensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkanprolaktin.

Page 33: Penelitian Asi Eksklusif

33

Prolaktin masuk keindung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tiak

ada ovulasi.

2) Aspek kesehatan ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknyaoksitosin

oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusiuterus dan mencegah

terjadinya perdarahan pasca persalinan.

3) Aspek penurunan berat badan

Ibu yang memberikan ASI eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih

cepat kembali keberat badan semula seperti sebelum hamil.

4) Aspek psikologis

Ibu yang menyusui akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang

dibutuhkan oleh semua manusia (Weni K, 2009).

c. Bagi Keluarga

1) Aspek ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakanuntuk

membeli susu formula dapat digunakan untuk membeli susu formula dapat

digunakan untuk keperluan lain.

Page 34: Penelitian Asi Eksklusif

34

2) Aspek psikologis

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,sehingga

suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan

keluarga.

3) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana sajadan

kapan saja (weni K, 2009).

Page 35: Penelitian Asi Eksklusif

35

BAB III

A. Kerangka Konsep

Ada beberapa faktor pengetahuan ibu yang berkaitan dengan masalah penelitian

ini antara lain seperti yang digambarkan berikut ini:

BAGAN 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Ket :

Pengalaman

Minat

Pekerjaan

IRT

Wiraswasta

PNS

TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DITELITI

Pengetahuan tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

Pendidikan

Usia

Dukungan Suami

Informasi

Ekonomi

Penghasilan Atas

Penghasilan Menengah

Penghasilan Bawah

TIDAK DITELITI

Page 36: Penelitian Asi Eksklusif

36

B. Uraian Kerangka Konsep

Pendidikan ibu mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI Ekslusif

karena ibu yang berpendidikan tinggi umunya mempunyai kesibukan di luar

rumah sehingga cendereung meininggalkan bayinya (Nurjanah, 2007)

Umur ibu mempengaruhi dalam pemberian ASI Eksklusif karena

semakin cukup umur ibu maka semakin dewasa dan matang dalam berfikir dan

bertindak dalam pemberian ASI Ekskluisf (Soenardi, 2006)

Dukungan suami mempengaruhi dalam pemberian ASI Eksklusif

karena dukungan suami merupakan dorongan yang sangat berperan dalam

pemberian ASI Eksklusif (Roesli, 2000).

Informasi berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif karena

melaui media masa, ibu dapat memperoleh penegetahuan termasuk sala

satunya tentang ASI Eksklusif. (Roesli, 2000).

C. Hipotesis

1. Ada pengaruh antara pengetahuan ibu tentang Air Susu Ibu (ASI)

eksklusif terhadap pemberian ASI Eksklusif di Desa Kalisampurno

Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

Page 37: Penelitian Asi Eksklusif

37

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan

pengambilan data secara cross sectional karena pengumpulan data variable

bebas dan variable terikatnya dilakukan satu kali dalam kurun waktu tertentu.

B. LokasidanWaktuPenelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Desa Kalisampurno Kecamatan

Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2015

sampai selsesai.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono, populasi merupakan seluruh objek atau

objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti, bukan hanya objek

atau subjek yang diplejari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki subjek atau objek tersebut. Populasi dikatakan sebagai kumpulan

Page 38: Penelitian Asi Eksklusif

38

orang, indivdu atau objek yang akan diteliti sifat-sifat atau

karrakterisktiknya (Hidayat, 2010)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang

memiliki anak Batita (Bayi Usia dibawah Tiga Tahun) di Desa

Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo sebanyak

149 orang yang datang di posyandu 1-4 di Desa Kalisampurno Kecamatan

Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Hidayat,2010).

Sampel penelitian ini adalah semua ibu yang menyusui

bayinya lebih dari 6 bulan sampai 2 tahun yang datang di Desa

Kalisapurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

Adapun kriteria inklusi dari subjek penelitian:

a. Ibu yang memberikan ASI pada bayinya lebih dari 6 bulan – 2 tahun

b. Rutin datang ke posyandu setiap bulannya

c. Bersedia diwawancarai

Kriteria eksklusi :

a. Ibu yang memberikan ASI pada bayinya ≤ 6 bulan

Page 39: Penelitian Asi Eksklusif

39

3. Besar sampel

Sampel minimal yang diperlukan berdasarkan rumus

mencari jumlah minimal dengan rumusbesar sampel menurut Sudigdo

(2011) yaitu :

` n = Zα2.P.Q

d2

Keterangan :

n = Besar sampel yang diperlukan

Z = Nilai standart score dari suatu distribusi normal dengan kesalahan α

d = Presisi absolute yang ditetapkan oleh peneliti yaitu berapa penyimpangan

dari yang diharapkan peneliti terhadap proporsi. Pada penelitian ini

menggunakan nilai 0,1

P = Proporsi kejadian (34/149=0,228 0,23 )

Q = 1 – P

n = 1,962 x 0,23 x (1 – 0,23)

( 0,1)2

n = 68,0347 68

Jadi besar sampel ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya lebih dari

6 bulan – 2 tahun yang digunakan dalam penelitian ini adalah 68 orang.

Page 40: Penelitian Asi Eksklusif

40

4. Cara penarikan sampel

Cara penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan tehnik

Cluster Random Sampling

Kerangka operasional

Gambar 4.1

Kerangka operasional pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif

Populasi

semua ibu yang memiliki Batita ( bayi dibawah usia tiga tahun) di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten

Sidoarjo.

Cluster Random Sampling

Sampel

semua ibu yang menyusui bayinya lebih dari 6 bulan – 2 tahun yang datang di Posyandu di Desa Kalisampurno

Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

Dilakukanpengukuranmelauikuesioner :

1`.Pendidikan ibu menyusui

2. Umur ibu menyusui

3. Dukungansuami

4. Informasitentang ASI

Page 41: Penelitian Asi Eksklusif

41

C. Variabel Penelitian

Menurut Notoatmojo (2010) variabel adalah sesuatu yang digunakan

sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan

penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jemis

kelamim, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan,

pendapatan, penyakit dsb.

1. Variabel bebas (independen)

a. Pendidikan ibu

b. Umur Ibu

c. Dukungan suami

d. Informasi tentang ASI

2. Variabel terikat (dependen)

a. Pemberian ASI Eksklusif

I. Definisi Operasional dan Cara Pengukuran

NO VARIABEL

DEPENDENT (Y)

Definisi Operasional Cara Ukur Kategori Skala Ukur

1. Pemberian ASI

Ekslusif

Perilaku ibu yang

memberikan ASI saat

lahir hingga usia 6

bulan tanpa makanan

pengganti

Kuesioner 1. Ya

2. Tidak

Nominal

VARIABEL

INDEPENDENT (X)

2. Pendidikan Ibu Tingkat Pendidikan

Ibu saat dilakukan

wawancara

Kuesioner 1. Rendah

(≤SLTA)

Nominal

Page 42: Penelitian Asi Eksklusif

42

2.Tinggi

(≥SLTA)

3. Umur Tingkat kematangan

pemikiran terhadap

suatu permasalahan

berdasarkan

wawancara

Kuesioner 1Kurang

(<15 th)

2.Sedang (15-

25th)

3.Tinggi (>25th)

Nominal

4. Dukungan suami Menciptakan

suasana positif

seperti menyediakan

sarana dan

prasarana (pump

breast, babby

carrier) serta

dukungan penuh

terhadap pemberian

ASI

Kuesioner 1.Berpengaruh

(Ya)

2. Tidak

berpengaruh

(Tidak)

Nominal

5. Informasi tentang

ASI

Melalui media masa

ibu dapat

memperoleh

pengetahuan tentang

pentingnya

pemberian ASI

Eksklusif

Kuesionr 1. Media

Elektronik (TV,

radio)

2. Media Massa

(koran, majalah)

3. Petugas

Kesehatan

(dokter, bidan

dll)

Nominal

Gambar 4.2 Definisi Operasional Sumber hasil wawancara

Page 43: Penelitian Asi Eksklusif

43

Page 44: Penelitian Asi Eksklusif

44

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan meliputi:

a. Data primer

Merupakan data yang diperoleh dari pengamatan di

lapangan, dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan

menggunakan kuesioner pada ibu dan data yang diperoleh terdiri atas :

1. Data pendidikan ibu di Desa Kalisampurno Kecamatan

Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo

2. Data umur ibu di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo

3. Data dukungan suami di Desa Kalisampurno Kecamatan

Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo

4. Data informasi Ibu di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung

yang bermanfaat untuk mendukung penelitian dan hanya digunakan

untukmelengkapi data primer yang telah ada, dalam penelitian ini data

sekundernya diperoleh dari data Desa Kalisampurno Kecamatan

Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

Page 45: Penelitian Asi Eksklusif

45

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data

menggunakan kuesioner berupa pertnayaan tertutup (close ended) dan

berbentuk multiple choice untuk mendapatkan data tentang variabel

dependent dan independent.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1`. Pengolahan Data

a. Seleksi data

Pemeriksaan data di lakukan lapangan, mulai dari mengecek nama

dan kelengkapan identitas sehingga dapat menghasilkan data yang akurat

untuk pengelolaan data. Selanjutnya memeriksa apakah semua kuesioner

sudah terjawab dengan tepat dan jelas

b. Pemberian kode

Setelah dilakukan editing kemudian penulis memberikan kode pada

tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data.

c. Pengelompokan data

Pada tahap ini, mengelompokkan jawaban responden yang sama

kemudian dapat dituliskan dalam bentuk tabel dan langkah selanjutnya

adalah memasukkan data ke dalam program komputer untuk dianalisis

(Hasan, 2009)

Page 46: Penelitian Asi Eksklusif

46

2. Analisis data

Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel silang.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel dependent dan variabel

independent dilakukan uji chi square, jika hasil tidak memenuhi syarat

maka yang dibaca adalah fisher’s exact test (Riyono, 1992). Kemudian

dilanjutkan dengan uji Kontingensi yang bertujuan untuk menilai

besarnya pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Uji statistik dilakukan untik mengetahui apakah ada pengaruh

pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif di Desa Kalisampurno

Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Analisis data dilakukan

dengan menggunakan SPSS for wind.

Page 47: Penelitian Asi Eksklusif

47

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Kalisampurno

Desa Kalisampurno merupakan salah satu desa di Kecamatan

Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur dengan luas wilayah 107.787

hektar/m2. Desa ini merupakan desa binaan dari wilayah Puskesmas

Tanggulangin dan terbagi menjadi 4 wilayah kerja posyandu .Desa ini

mempunyai 59 Rukun Tetangga (RT), 9 Rukun Warga (RW). Jumlah

penduduk Desa Kalisampurno pada tahun 2015 adalah 3726 penduduk

laki-laki & 4429 penduduk perempuan dengan jumlah keseluruhan 8155

jiwa. (Puskesmas Tanggulangin, 2014).

B. Letak Geografis

Desa Kalisampurno merupakan salah satu desa di Kecamatan

Tanggulangin dan bagian dari wilayah kerja Puskesmas Tanggulangin,

terletak di daerah dataran rendah terdiri pemukiman dan berbagai

industrial dengan batas wilayah sebagai berikut (Puskesmas

Tanggulangin).

1. Sebelah utara : Desa Kludan

2. Sebelah selatan : Desa Wunut Kec. Porong

3. Sebelah barat : Desa Kedensari

4. Sebelah timur : Desa Ketapang /Kalitengah

Page 48: Penelitian Asi Eksklusif

48

C. Data Demografi

Jumlah penduduk Desa Kalisampurno adalah 8155 jiwa. Menurut

jenis kelamin laki-laki terdapat 3726 jiwa dan perempuan 4429 jiwa

sedangkan jumlah kepala keluarga (KK) sekitar 1023. Jumlah Wanita

Usia Subur (WUS) adalah 302 jiwa dan Pasangan Usia Subur (PUS)

berkisar 344 pasang.

D. Data Kesehatan Masyarakat

1. Jumlah kematian umum : 21 jiwa

2. Jumlah kematian bayi (0-1 tahun) : 1 jiwa

3. Jumlah kematian Anak balita (1-5 tahun) :-

4. Jumlah kematian ibu bersalin :-

5. Jumlah K1 bumil : 1 jiwa

6. Jumlah K4 bumil :24 jiwa

7. Jumlah bumil risti :8 jiwa

8. Jumlah persalinan nakes :24 jiwa

9. Jumlah persalinan oleh dukun :-

10. Jumlah ibu nifas dapat yankes standart :24 jiwa

11. Jumlah kelahiran hidup :24 jiwa

12. Jumlah KN 1 :24 jiwa

13. Jumlah KN 2 :24 jiwa

14. Jumlah bayi dengan risiko tinggi (risti) :7 bayi

15. Jumlah kelahiran BBLR :-

16. Jumlah rata-rata :211 anak

Page 49: Penelitian Asi Eksklusif

49

17. Jumlah rata-rata balita yang naik BB :196

18. Jumlah rata-rata balita tidak naik BB :15 anak

19. Jumlah bayi Bawah Garis Merah (BGM) :1 anak

20. Jumlah balita BGM (13-69 bulan) :-

21. Jumlah bayi BB pada pita kuning diatas garis merah :2 bayi

22. Jumlah balita BB pada pita kuning diatasgaris merah :11

23. Jumlah bayi yang Inisiasi Menyusu Dini 9 IMD) :24

24. Jumlah bayi dengan ASI Ekskluisf :34 bayi

25. Jumlah bayi (6-11 bulan) dapat vit.A (warna biru) :49

26. Jumlah balita (12-59 bulan) dapat vit.A (warna merah) :211

27. Cakupan imunisasi dasar lengkap <1` tahun :66

28. Jumlah penderita DBD :1

29. Jumlah penderita TB paru :6

30. Jumlah penderita kusta :2

31. Jumlah penderita diare :30

32. Jumlah pengguna NAPZA :-

33. Jumlah remaja di luar nikah :-

34. Jumlah akseptor KB baru

a. MOW / MOP :-

b. IUD :-

c. Implant :-

d. Suntik :58

e. Pil :11

Page 50: Penelitian Asi Eksklusif

50

f. Lain-lain :-

35. Jumlah akseptor KB aktif

a. MOW / MOP :-

b. IUD :56

c. Implan :8

d. Suntik :371

e. Pil :126

f. lain-lain :6

36. PHBS

a. Rumah tangga di survey :9

b. Rumah tangga sehat :936

Jumlah penyakit terbanyak yang terdata (Puskesmas Tanggulangin,

2014) :

1. Infeksi Saluran Napas Akut : 1642

2. HPT : 503

3. Gastritis : 368

4. Diail : 244

5. Mialji : 220

6. DA : 164

7. I.K : 154

8. Obs. Fibin : 146

9. OMP : 61

10. Conjunctivitis : 50

Page 51: Penelitian Asi Eksklusif

51

Data kecacatan termasuk cacat mental dan fisik (Puskesmas

Tanggulangin, 2014) :

1. Cacat fisik

a. Tuna rungu : 1

b. Tuna wicara : 1

c. Tuna netra : 1

d. Cacat tubuh atau bawaan : 2

e. Sumbing :-

f. Cacat kulit (albino) :-

g. Cacat fsisk / tuna daksa :-

2. Cacat mental

a. Idiot :-

b. Gila/psikotik :-

c. Bipolar

:-

d. Debil :-

e. Autis/embisil :-

E. Analisis Univariat

Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang menyusui bayinya ≥

6 bulan – 2 tahun. Jumlah seluruh responden dalam penelitian ini

yaitu 68 ibu yang menyusui bayinya dengan ASI, responden diteliti

dengan beberapa variabel yaitu pendidikan, umur, dukungan suami,

Page 52: Penelitian Asi Eksklusif

52

dan informasi tentang ASI. Adapun hasil penelitian dari variabel yang

ada sebagai berikut :

1. Pendidikan

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada 68 responden

diketahui bahwa pendidikan ibu dalam mempengaruhi pemberian

ASI eksklusif di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Pendidikan ibu di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, pada tanggal 10 juni 2015.

No Pendidikan Jumlah Presentase

1 Rendah 25 36,8%

2 Tinggi 43 63,2%

Total 68 100%

Sumber : Hasil survei 2015

Dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa semua responden

pernah menjalani pendidikan disekolah tetapi sebagian besar

lulusan SLTA, sehingga responden termasuk dalam pendidikan

tinggi yaitu sebesar 63,2%, sedangkan responden berpendidikan

rendah hanya 36,8 %.

2. Umur

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada 68 responden

diketahui bahwa usia ibu dalam mempengaruhi pemberian ASI

Page 53: Penelitian Asi Eksklusif

53

eksklusif di desa kalisampurno kec.tanggulangin kab sidoarjo

adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2 Umur ibu di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabuapten. Sidoarjo, pada tanggal 10 juni 2015

No Umur Jumlah Presentasi

1 Kurang 10 14,7%

2 Sedang 18 26,5%

3 Tinggi 40 58,8%

Total 68 100%

Sumber : Hasil survei 2015

Dari tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir semua

responden memiliki umur dalam kategori tinggi dalam tingkat

pengetahuan. Responden yang memiliki umur > 25 tahun sebanyak

58,8%, sedangkan responden yang memiliki umur 15-25 tahun

sebanyak 26,5%, dan responden yang memliki umur <15 tahun

sebesar 14,7%.

3. Dukungan Suami

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada 68 responden

diketahui bahwa Dukungan suami dalam mempengaruhi pemberian

ASI eksklusif di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut :

Page 54: Penelitian Asi Eksklusif

54

Tabel 5.3 Dukungan suami di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, pada tanggal 10 juni 2015.

No Dukungan suami Jumlah Presentase

1 Iya 50 73,5%

2 Tidak 18 26,5%

Total 68 100%

Sumber : Hasil survei 2015

Dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir semua

responden mendapat dukungan dari suami. Responden yang

mendapatkan dukungan suami sebesr 73,5%, sedangkan responden

yang tidak mendapat dukungan suami sebanyak 26,5.

4. Informasi tentang pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada 68 responden

diketahui bahwa informasi yang diperoleh para ibu dalam

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di Desa Kalisampurno

Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai

berikut :

Page 55: Penelitian Asi Eksklusif

55

Tabel 5.4 Informasi yang didapat ibu di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, pada tanggal 10 Juni 2015.

No Informasi Jumlah Presentase

1 Media elektronik 13 19,1%

2 Media massa 9 13,2%

3 Petugas kesehatan 46 67,7%

Total 68 100%

Sumber : Hasil survei 2015

Dari tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir semua

responden mendapat informasi dari petugas kesehatan seperti

dokter, bidan dan lain-lain. Responden yang mendapatkan

informasi dari petugas kesehatan sebesar 67,7%, sedangkan

responden yang mendapat informasi dari media massa sebanyak

13,2%, dan yang mendapat informasi dari media elektronik

sebanyak 19,1%.

F. Analisis Bivariat

1. Pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif

Hipotesis 0 : tidak ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap

pemberian ASI eksklusif.

Hipotesis 1 : Ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap

pemberian ASI eksklusif.

Page 56: Penelitian Asi Eksklusif

56

Tabel 5.5 Pengaruh pengetahuan ibu tentang Air Susu Ibu (ASI) terhadap pemberian ASI Eksklusif di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo

No Pengetahuan Pemberian ASI

JumlahMemberi

ASI

% Tidak

memberi

ASI

%

1 Tinggi 37 94,9% 2 6,9% 39

2 Sedang 2 5,1% 6 20,7% 8

3 Rendah 0 0% 21 72,4% 21

Total 39 100% 29 100% 68

Sumber : Data Survei 2105

Dari tabel 2 x 2 dapat diketahui antara pengetahuan ibu

dengan pemberian ASI eksklusif, menunjukkan responden

pengetahuan tinggi yang memberi ASI eksklusif sebesar 94,9%

(37 responden) dan responden pengetahuan sedang yang

memberi ASI eksklusif sebesar 5,1 % ( 2 responden ), yang

mengetahuan rendah 0% (0 responden).

Hasil uji statistik Menggunakan chi –square (X2) tidak

memenuhi syarat karena expected count less than 5

sebesar 33,3%. Uji yang dipakai adalah fisher exact test.,

dengan nilai p=0,000 artinya ada pengaruh pengetahuan ibu

terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Page 57: Penelitian Asi Eksklusif

57

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengumpulan data dari 68 responden didapatkan

responden denagn pengetahuan tinggi yang memberi ASI eksklusif sebesar

94,9% (37 responden) dan responden pengetahuan sedang yang memberi ASI

eksklusif sebesar 5,1 % ( 2 responden ), yang mengetahuan rendah 0% (0

responden). Pada analisis diperoleh nilai Fisher's Exact Test 62.827, artinya

ada pengaruh antara pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif yang

berarti pula pengetahuan ibu yang tinggi lebih banyak memberikan ASI

eksklusif dibanding yang tidak.

Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi

pengetahuan ibu, semakin tinggi juga wawasan dan informasi yang didapat

oleh ibu-ibu yang menyesui. Jika dilihat dari jumlah responden yang yang

memiliki pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang hanya 21% dan 94,9%

memiliki pengetahuan tentang ASI eksklusif tinggi. Data tersebut

menggambarkan bahwa ibu yang mempunyai pendidikan rendah belum tentu

mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang. Menurut Notoatmojo,

pengetahuan merupakan hasil “tahu’, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan pengidraan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Hal ini berarti dapat

dikatakan juga bahwa pengetahuan seseorang tidak selalu didapat dari

Page 58: Penelitian Asi Eksklusif

58

pendidikan formal tetapi juga dari pengalaman maupun informasi dari orang

lain. Pada item pertanyaan yang mengukur pengatahuan ibu menyusui tentang

ASI eksklusif sebagian besar responden (94,9%) memahami pengertian ASI

eksklusif dan 50% responden memahami manfaat ASI eksklusif. Hal ini

terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di desa kalisampurno

kecamatan tanggulangin kabupaten Sidoarjo, dengan hasil ada pengaruh

pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Agnes

(2013), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu

terhadap pemberian ASI Eksklusif. Pada tingkat penegtahuan, sebagian besar

responden berpengetahuan tinggi dan memberi ASI Eksluisf sebesar 94,9% .

Meskipun pengetahuan ibu yang didapat dari penyuluhan, siaran radio,

televisi atau video , artikel di majalah atau surat kabar dapat meningkatkan

pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau

diadakan). Dalam karya tulis ilmiah ini umur diartikan sebagai umur ibu

menyusui yang dihitung pada saat penelitian dilakukan. Terbentuknya

perilaku dapat terjadi karena proses interaksi dengan lingkungan. Oleh karena

itu, semakin cukup umur maka semakin dewasa dan matang dalam berfikir

dan bertindak. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih

dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup

kedewasaannya. Dari pernyataan di atas, semakin bertambahnya umur ibu

akan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif.

Page 59: Penelitian Asi Eksklusif

59

Hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di desa

kalisampurno kecamatan tanggulangin kabupaten Sidoarjo, dengan hasil ada

pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Dukungan suami sangat penting dalam suksesnya menyusui,

terutama untuk ASI eksklusif.  Dukungan emosional suami sangat berarti

dalam menghadapi tekanan luar yang meragukan perlunya ASI. suamilah

yang menjadi benteng pertama saat ibu mendapat godaan yang datang dari

keluarga terdekat, orangtua atau mertua. suami juga harus berperan dalam

pemeriksaan kehamilan, menyediakan makanan bergizi untuk ibu dan

membantu meringankan pekerjaan istri. Kondisi ibu yang sehat dan suasana

yang menyenangkan akan meningkatkan kestabilan fisik ibu sehingga

produksi ASI lebih baik.

Dari semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan suami / sang

ayah adalah dukungan yang paling berati bagi ibu. Suami dapat berperan aktif

dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif dengan cara

memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan yang

praktis. Oleh karena dengan adanya dukungan suami terhadap ibu- ibu yang

memiliki balita dapat memotivasi istrinya serta dapat menambah pengetahuan

ibu oleh karena suami yang peduli terhadap keadaan ibu dan balita sehingga

dengan arahan suami istri tidak ragu dalam memberikan ASI eksklusif.

Informasi yang diberikan oleh keluarga atau petugas kesehatan

melalui penyuluhan mengenai ASI Eksluisif dapat mempengaruhi

Page 60: Penelitian Asi Eksklusif

60

pengetahuan ibu. Apabila informasi yang diberikan kurang baik, maka

informasi yang diterima ibu juga akan salah. Hal ini menyebabkan

pengetahuan ibu masih sangat rendah hal ini disebabkan informasi yang

diberikan pada ibu tentang ASI Eksklusif masih sangat kurang

(Soedjiningsih, 1997).

Ibu menyusui yang memliki pengetahuan tinggi, pendidikan

tinggi, umur yang matang dan dukungan suami serta banyaknya informasi

tentang pentingnya ASI bagi bayi dapat meningkatkan pengetahuan ibu

tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif terhadap bayinya.

Page 61: Penelitian Asi Eksklusif

61

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisi dan pembahasan dalam penelitian “Pengaruh

Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu (ASI) Terhadap Pemberian Air Susu Ibu

(ASI) Eksklusif di Desa Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin Kabupaten

Sidoarjo” pada bulan Juni 2015 disimpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan

ibu terhadap pemberian ASI Eksluisif.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

a. Tidak semua petugas Puskesmas memiliki pengetahuan yang baik

mengenai ASI dan memiliki kemampuan konseling dalam pemberian

penyuluhan guna memotivasi ibu dalam meningkatkan kesadaran

dan kemampuan untuk memberikan ASI Ekskluisf pada bayinya

maka diperlukan pelatihan-pelatihan konselor ASI.

b. Mengevaluasi keberhasilan kader kesehatan terhadap penyuluhan

mengenai cara pemberian ASI Eksklusif. Serta perlunya penyebaran

informasi mengenai manfaat ASI Eksklusif dan cara pemberian ASI

Eksklusif yang baik dan benar terhadap bayi, ibu yang hamil, WUS

lainnya melalui berbagai penyuluhan, konseling pada tiap-tiap

penduduk setempat.

Page 62: Penelitian Asi Eksklusif

62

c. Mendukung praktek pemberian ASI bagi bayi berumur 0 sampai 6

bulan dengan memanfatkan program posyandu secara optimal.

2. Bagi Keluarga dan Ibu Menyusui

a. Bagi para ibu yang menyusui, bumil, WUS lainnya yang akan menjadi

calon ibu serta keluarganya, sebaiknya harus mengetahui tentang

pentingnya pemberian ASI khususnya ASI Ekslusif usia 0 sampai 6

bulan, serta mendukung secara penuh.

b. Bagi para ibu yang memiliki bayi dibawah 6 bulan sebaiknya hanya

memberikan ASI saja tanpa memberikan makanan tambahan.

3. Bagi Peneliti

Perlu penelitian lebih lanjut lagi mengenai beberapa faktor lainnya

yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif khususnya dengan

jumlah responden yang dijadikan sampel lebih besar, waktu yang lebih

efektif agar dapat mengetahui hubungan sebab akibat antara faktor yang

diteliti dengan pemberian ASI Ekslusif.

Page 63: Penelitian Asi Eksklusif

63

DAFTAR PUSTAKA

Depkes R.I (2004). Managemen Makanan Pendamping Asi. Jakarta.

..............( 2005 ) pemberian ASI secara Eksklusif Pada Bayi Indonesia. Jakarta.

..............( 2008 ) Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan dan petunjuk

pelaksanaan peningkatan ASI Eksklusif. Jakarta.

..............( 2011) Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.450/

MENKES/IV/ Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Indonesia. Jakarta.

Dinkes Sidoarjo. (2014). Target Sasaran Pemberin ASI Eksklusif Lokal. Sidoarjo.

Firmansyah N & Mahmuda., 2012. Pengaruh Karakteristik (Pendidikan,

Pekerjaan),Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI

Eksklusif Di Kabupaten Tuban. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1

Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71

Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika

Khasanah, N. 2011. ASI atau Susu Formula., Yogyakarta : flash book.

Notoatmojo , S. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka

Cipta.

Page 64: Penelitian Asi Eksklusif

64

Nurjanah. (2007) Hubungan Faktor Ibu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan

Pemberian ASI Segera Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kabupaten

Tangerang Tahun 2006.Skripsi FKM UI.

Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan : Pedoman Skrips, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta, Salemba

Medika

Prasetyono. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta : Diva Press.

Riono, P. (1992). Analisis Data Statistik. Jakarta : Rhineka Cipta.

Roesli , U. (2000). Inisiasi Menyusu Dini Plus Asi Eksklusif. Jakarta : Pustaka

Bunda.

Rohani, 2007. Pengaruh Karakteristik Ibu Terhadap Pemberian ASI

Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan

Secanggang. Skripsi. Medan; Universitas Sumatera Utara.

Salfina, Elmida. 2003. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku

Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Tebet.

Jurnal Kesehatan Masayarakat Universitas Indonesia

Sudigdo , S. (2011). Dasar-Dasar Metologi Klinis Edisi IV. Jakarta : Sagung Seto.

Sugiarti E., Zulaekah S., & Puspowati D.S., 2011. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Karang Malang

Kabupaten Sragen. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 2, Desember

2011: 195-206

Page 65: Penelitian Asi Eksklusif

65

Utami Roesli, 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Pustaka Bunda. Jakarta. 76 hlm

Wawan, A., & Dewi Maria. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap

dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Numed

WHO. (2004). Community based Strategis For Breasfeeding Promotion and

Support in Developing Countries. (http://WHO.Org.id,diakses 01 juni 2015).

Page 66: Penelitian Asi Eksklusif

66

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

“Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Terhadap

Pemberian ASI Eksklusif di Desa Putat Kecamatan Tanggulangin Kabupaten

Sidoarjo”

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Menyetujui berpartisipasi dalam penelitian ini dan bersedia menjadi

responden penelitian tersebut secara sukarela (tanpa paksaan). Saya menegrti

bahwa saya berhk menolak untuk berperan sebagai responden atau mengundurkan

diri setiap saat tanpa adanya sanksi atau kehilangan semua hak saya. Saya telah

diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini atau mengenai

keterlibatan saya dalam penelitian ini dan telah dijawab dengan memuaskan.

Sidoarjo,

Responden

Page 67: Penelitian Asi Eksklusif

67

KUESIONER

KUESIONER PENGARUH PENGETAHUAN IBU TENTANG AIR

SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN

KABUPATEN SIDOARJO

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama responden :

2. Alamat responden :

B. PETUNJUK UMUM

1. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang menurut Anda

sesuai dengan jawaban Anda.

2. Bila ingin mengganti jawaban beri tanda palang pada jawaban yang

sudah ada kemudian dipersilahkan untuk memberi tanda silang ( X ) untuk

jawaban selanjutnya.

C. PERTANYAAN

1. Berapakah usia ibu saat ini ?

a. < 15 tahun b. 15-25 tahun c. >25 tahun

2. Apa pendidikan ibu terakhir?

a. Tidak tamat SD b Tidak tamat SMP c.Tidak tamat SMA

d. Tidak tamat perguruantinggi d. Tamat perguruan

tinggi

Page 68: Penelitian Asi Eksklusif

68

3. Apakah Ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif ?

a. Ya b. Tidak

4. Apa manfaatASI bagi ibu ?

a. Dapat mengurangi resiko perdarahan setelah melahirkan

b. Tidak dapat mengurangi resiko perdarahan setelah melahirkan

5. Dari mana ibu mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif?

a. Televisi b. Suratkabar c. Majalah

c. Radio d. Penyuluhan e. Dokter, bidandll

6. Menurut ibu, apakah pemberian ASI eksklusif penting bagi bayi ?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah ibu tahu ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi ?

a. Ya b. Tidak

8. Berapa lama pemberian ASI eksklusif menurut ibu?

a. 3 bulan b.6 bulan c.9 bulan

d.12bulan e. 2 tahun

9. Apakah ibu memberikan ASI eksklusif ?

a. Ya b.Tidak

10. Apakah ibu tahu apakah ASI dapat memperkuat ikatan batin antara

ibu dan anak ?

a. Ya b. Tidak

Page 69: Penelitian Asi Eksklusif

69

11. Menurut ibu apakah tujuan pemberian ASI ?

a. meningkatkan kecerdasan anak b. Agar anak tidak lapar

c.meningkatkan kekebalan tubuh d. Benar semua

12. Apakah keluarga (suami) mendukung ibu untuk memberikan ASI

eksklusif kepada bayi ibu?

a. Ya b. Tidak

13. Jika jawaban no 12 “Ya”, apakah dukungan keluarga (suami) bisa

mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi

ibu?

a. Ya b.Tidak

14. Apakah ibu hanya memberikan ASI pada bayi selama 6 bulan

penuh ?

a. Ya b. Tidak

15. Sampai umur berapa bayi ibu mendapatkan ASI saja ?

a. ≤ 6 bulan b. > 6 bulan

Page 70: Penelitian Asi Eksklusif

70

CROSSTABS

/TABLES=pengetahuan BY asi

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ CC ETA

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL

/METHOD=EXACT TIMER(5).

Crosstabs

Notes

Output Created 15-Jun-2015 07:59:16

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File68

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Page 71: Penelitian Asi Eksklusif

71

Syntax CROSSTABS

/TABLES=pengetahuan BY asi

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ CC ETA

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL

/METHOD=EXACT TIMER(5).

Resources Processor Time 00:00:00.265

Elapsed Time 00:00:00.360

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Time for Exact Statistics 00:00:00.200

Page 72: Penelitian Asi Eksklusif

72

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengetahuan * asi 68 100.0% 0 .0% 68 100.0%

pengetahuan * asi Crosstabulation

Count

asi

Totaliya tidak

pengetahuan tinggi 37 2 39

sedang 2 6 8

rendah 0 21 21

Total 39 29 68

Page 73: Penelitian Asi Eksklusif

73

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 54.110a 2 .000 .000

Likelihood Ratio 68.017 2 .000 .000

Fisher's Exact Test 62.827 .000

Linear-by-Linear

Association51.899b 1 .000 .000 .000 .000

N of Valid Cases 68

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,41.

b. The standardized statistic is 7,204.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig. Exact Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .666 .000 .000

N of Valid Cases 68

Directional Measures

Value

Nominal by Interval Eta pengetahuan Dependent .880

asi Dependent .892