aplikasi kompos terinduksi inokulum fungi selulolitik …digilib.unila.ac.id/31509/12/skripsi tanpa...

60
APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK (Aspergillus fumigatus) DAN FUNGI LIGNINOLITIK (Geotrichum sp.) TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.) (skripsi) Oleh Ayu Wulan Septitasari FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 02-Sep-2020

11 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK

(Aspergillus fumigatus) DAN FUNGI LIGNINOLITIK (Geotrichum sp.)

TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN CABAI MERAH

BESAR (Capsicum annuum L.)

(skripsi)

Oleh

Ayu Wulan Septitasari

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

ABSTRAK

APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

FUNGI SELULOLITIK (Aspergillus fumigatus) DAN FUNGI

LIGNINOLITIK (Geotrichum sp.) TERHADAP PERTUMBUHAN

VEGETATIF TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.)

Oleh

Ayu Wulan Septitasari

Pengelolaan limbah baik hewan maupun tumbuhan, salah satunya ialah dengan

mendaur ulang limbah tersebut menjadi kompos. Kompos merupakan hasil

perombakan bahan organik yang diproses oleh mikroorganisme dekomposer

seperti fungi menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Fungi yang

efektif dalam pengomposan diantaranya ialah Aspergillus fumigatus dan

Geotrichum sp. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

pemberian kompos yang terinduksi fungi selulolitik (Aspergillus fumigatus) dan

fungi ligninolitik (Geotrichum sp.) terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman

cabai merah besar (Capsicum annuum L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Oktober sampai dengan Desember 2017 di green house Laboratorium Lapang

Terpadu Fakultas Pertanian. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan

acak lengkap (RAL) dengan dosis kompos selulolitik dan ligninolitik: 0 %, 10 %,

20%. Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga satuan percobaan adalah

27 kali dengan 4 letak plot susunan yang sama. Parameter yang diamati yaitu

tinggi tanaman, berat segar, berat kering, rasio tunas akar, kadar air relatif dan

kandungan klorofil a, b dan total. Homogenitas ragam ditentukan berdasarkan uji

Levene pada taraf nyata 5%. Analisis ragam dan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)

dilakukan pada taraf nyata 5%. Hasil menunjukkan bahwa kompos terinduksi

fungi selulolitik (Aspergilus fumigatus) dan ligninolitik (Geotrichum sp) dapat

meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman cabai merah besar (Capsicum

annuum L.) yang meliputi tinggi tanaman, berat segar, berat kering, rasio tunas

akar, kadar air relativ, kecuali kandungan klorofil a, b, dan total yang memberikan

pengaruh namun tidak nyata.

Kata kunci : Limbah, Kompos, Pengomposan, fungi, Aspergillus fumigatus,

Geotrichum sp., Hara, Pertumbuhan, Capsicum annuum L.

Page 3: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK

(Aspergillus fumigatus) DAN FUNGI LIGNINOLITIK (Geotrichum sp.)

TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN CABAI MERAH

BESAR (Capsicum annuum L.)

Oleh

Ayu Wulan Septitasari

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 4: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM
Page 5: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM
Page 6: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kebun sari, Negeri Agung, Way

Kanan, Provinsi Lampung pada tanggal 20 September

1995, sebagi anak ketiga dari empat bersaudara, dari

Bapak Putu Sutama dan Ibu Juminah.

Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di Sekolah Dasar Negeri Kebun

Sari pada tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Menengah Pertama Negeri 2 Negeri Agung pada tahun 2008. Pada tahun 2011

penulis melanjutkan pendidikanya di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Pekalongan.

Pada tahun 2014, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa jurusan biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui

jalur Ujian Masuk Mandiri (UML). Selama menjadi mahasiswa di jurusan Biologi

FMIPA Unila, penulis pernah menjadi asisten praktikum matakuliah Genetika,

Palinologi, dan Ekofisiologi Tumbuhan. Penulis juga aktif di Organisasi

Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) Fakultas Matematika dan Ilmu

Page 7: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

v

Pengetahuan Alam Universitas Lampung sebagai anggota bidang Saintek pada

tahun 2015-2016.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Januari-Maret 2017 di Desa

Sendang Asih, Kec Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah. Pada bulan

Juli-Agustus 2017 penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung dengan judul “Uji Multilokasi Galur

Harapan Mutan Sorghum Manis (Sorghum bicolor (L.) Moench) di Kebun

Percobaan Tegineneng Provinsi Lampung”.

Page 8: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur yang mendalam

kupersembahkan karya tulisanku kepada

Kedua orangtuaku tercinta yang telah memberikan motivasi

dan kasih sayang yang sangat luar biasa untukku

Kakak, adik dan keponakanku tersayang yang memberikan

dukungan semangat selama menempuh pendidikan

Bapak dan ibu dosen yang telah membimbing dan

memberikan nasihat yang baik

Muhammad tersayang yang telah memberikan dukungan

semangat, bantuan dan menjadi bagian dalam suka dan

dukaku selama ini

Sahabat terkasih dan teman-temanku atas dukungan dan

memberikan warna dalam perjalananku

Almamaterku tercinta, Universitas Lampung

Page 9: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

vii

Motto

“Bunga yang tidak akan layu sepanjang zaman adalah kebaikan” –William

Cowper-

“Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat

semuanya menjadi sulit. Jadi, jangan mudah menyerah”

–Joko Widodo- dan –Putu Sutama-

“Jadilah manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia,

tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua

orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum” –

Mahatma Gandhi-

“Kuatkan dirimu seperti karang dilautan yang dihantam ombak dan

kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, jauhilah

perselisihan, karena hidup hanya sekali, dan Ingat hanya pada allah tempat

meminta dan berserah diri apapun dan dimanapun kita berada, serta hanya

kepada-NYA tempat kembali” –A.W.S-

Page 10: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

viii

SANWACANA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu syarat dalam menempuh

pendidikan strata satu atau sarjana dalam bidng ilmu sains yaitu skripsi yang

berjudul “Aplikasi Kompos Terinduksi Inokulum Fungi Selulolitik

(Aspergillus Fumigatus) Dan Fungi Ligninolitik (Geotrichum Sp.) Terhadap

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Merah Besar (Capsicum Annuum

L.). Dengan terselesaikanya skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Bapak Putu Sutama dan ibu Juminah, kakak tersayang

Ayu Pungky Trirahayu, Bagus Dwi Ocanesia, kakak iparku kak Angling dan

mba Tami, adikku tersayang Agung Sangsong Sambuaga, Keponakanku

tercinta Eza Dhyrlin Dayu, Kenzie Gyan Prasaja, Vallery Mhatiew Dayu, dan

seluruh keluarga besarku terimakasih telah memberikan semangat, Nasihat, dan

Doa selama ini.

2. Bapak Dr. Bambang Irawan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan kritik yang baik selama pembuatan skripsi

ini.

Page 11: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

ix

3. Bapak Ir. Zulkifli, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, saran, dan kritik yang baik selama pembuatan skripsi ini.

Terimakasih untuk saran dan motivasi yang membangun bagi penulis.

4. Ibu Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S., terimakasih atas saran dan kritik

serta kebersediannya menjadi pembahas dalam penelitian ini sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Hendri Busman, M.Biomed., selaku dosen pembimbing akademik atas

bimbinganya kepada penulis dalam menempuh pendidikan di Jurusan Biologi.

6. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Bapak Ir. Salman Alfarizi, M.Si., selaku koordinator seminar usul.

8. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si., selaku koordinator seminar hasil.

9. Bapak Prof. Warsito S.Si., DEA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

10. Teman sekaligus saudara seperjuangan dari semester 1 hingga saat ini (Shinta

Wulandari dan Essy Pratiwi) Terimakasih atas segala rasa yang tercurah

selama ini baik sedih maupun senang, aku sangat sayang kalian.

11. Teman berpetualang (Basuki Sugiarto, Mizan Sahroni) Yang selalu

menyebalkan namun selalu kurindukan. Dari candaan, kejahilan, masukan,

semangat mengerjakan skripsi, ajakan makan bakso, nemenin belanja, sampai

jalan-jalan menikmati alam. Terimakasih kenangan dan semangatnya.

12. Teman KWI 2015 (Amilia Rasitiani, intan, Alm.Dewi Daryani, Adlenia Doa

Parentia, Alvin Yuanda, Sindy) Terimakasih telah memberi kenangan serta

semangat perjuangan ini.

Page 12: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

x

13. Teman KKN (Pratiwi Permata Putri, Sri Ani, Ciul, Kesuma Putra Budiman

Azhari Nawawi, Ilham Saputra, Dedy Septianto) Terimakasih selalu

menyemangati saat KKN hingga saat ini. Kesan bersama kalian takkan terlupa.

14. Teman dan Saudara di Kosan MutiaraM3 (Erni Mentari, Shintia Rahma Rani,

Selvia Berlian, Merlita Ulfa Febrianti, Dewi Salonda) Yang telah banyak

membantu selama ini, semoga kebaikan kalian dibalas oleh-NYA.

15. Kekasihku Muhammad Arif Ulumudin yang selalu ada dalam susah dan

senang, menjadi tempat berkeluh kesah, yang menyemangati tanpa henti, selalu

membantu dan menghiburku, kaulah obat dari letihku selama ini. Terimakasih

atas segala yang tak dapat terucap.

16. Teman-Teman Biologi FMIPA UNILA angkatan 2014 yang penulis

banggakan.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penyusunan

skripsi ini dan masih dibutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini, akan tetapi ada sedikit harapan semoga skripsi ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung. 25 Juli 2018

Penulis

Ayu Wulan Septitasari

Page 13: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... iii

RIWAYAT HIDUP .......................................................................... iv

PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

MOTTO ............................................................................................ vii

SANWACANA ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ..................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xx

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian .................................................................. 5

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................ 5

1.4 Kerangka Pikir .................................................................... 5

1.5 Hipotesis ............................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompos ................................................................................ 8

2.2 Pengomposan ...................................................................... 8

2.3 Biomasa kompos ................................................................. 12

2.4 Fungi ................................................................................... 13

2.5 Fungi dalam proses dekomposisi ......................................... 14

2.6 Tanah .................................................................................... 15

2.7 Tanaman cabai ...................................................................... 17

2.8 Morfologi tanaman cabai ...................................................... 19

Page 14: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

xii

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................ 21

3.2 Alat dan Bahan ..................................................................... 21

3.2.1 Alat ............................................................................ 21

3.2.2 Bahan ......................................................................... 21

3.3 Rancangan Penelitian ........................................................... 22

3.4 Variabel dan parameter ......................................................... 23

3.5 Pelaksanaan ........................................................................ 23

3.5.1 Persiapan media tumbuh ........................................... 23

3.5.2 Penanaman benih cabai ............................................. 24

3.5.3 Penyusunan satuan percobaan ................................... 24

3.5.4 Perawatan tanaman cabai .......................................... 26

3.5.5 Pengamatan ............................................................... 26

3.5.5.1 Tinggi Tanaman .......................................... 26

3.5.5.2 Berat segar Tanaman ................................... 26

3.5.5.3 Berat kering Tanaman ................................. 27

3.5.5.4 Kadar air relatif .......................................... 27

3.5.5.5 Rasio tunas akar ........................................... 27

3.5.5.6 Kandungan klorofil (a, b, dan total) ............ 28

3.6. Analisis data ....................................................................... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil .................................................................................... 30

4.1.1 Tinggi Tanaman ........................................................ 30

4.1.2 Berat segar tanaman .................................................. 33

4.1.3 Berat Kering Tanaman .............................................. 35

4.1.4 Kadar air relatif tanaman ........................................... 38

4.1.5 Rasio tunas akar tanaman .......................................... 40

4.1.6 Kandungan klorofil tanaman ..................................... 43

4.1.6.1 Klorofil a ...................................................... 43

4.1.6.2 Klorofil b ...................................................... 45

4.1.6.3 Klorofil total ................................................. 47

4.1.7 Pembahasan .............................................................. 49

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................... 55

5.2 Saran .................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 56

LAMPIRAN ........................................................................................ 63

Page 15: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Notasi, faktor, taraf, dan kombinasi perlakuan ................................... 22

2. Komposisi kompos dan tanah ............................................................. 24

3. Tata letak satuan percobaan penanaman cabai

setelah pengacakan ............................................................................. 25

4. Pengaruh pemupukan inokulum fungi selulolitik dan fungi

ligninolitik terhadap tinggi tanaman cabai merah besar (cm) .............. 30

5. Pengaruh pemupukan inokulum fungi selulolitik dan fungi

ligninolitik terhadap berat segar tanaman cabai merah besar (g) ......... 33

6. Pengaruh pemupukan inokulum fungi selulolitik dan fungi

ligninolitik terhadap berat kering tanaman cabai merah besar (g) ....... 36

7. Pengaruh pemupukan inokulum fungi selulolitik dan

fungi terhadap kadar air relatif tanaman cabai merah besar (g) ........... 38

8. Pengaruh pemupukan inokulum fungi selulolitik dan fungi

terhadap rasio tunas akar tanaman cabai merah besar (g) ..................... 41

9. Pengaruh pemupukan inokulum fungi selulolitik dan fungi

ligninolitik terhadap kandungan klorofil a tanaman besar (

) .......... 43

10. Pengaruh pemupukan inokulum fungi selulolitik dan fungi ligninolitik

terhadap kandungan klorofil b tanaman cabai merah besar (

) ......... 45

11. Pengaruh pemupukan inokulum fungi selulolitik dan fungi ligninolitik

terhadap kandungan klorofil total tanaman cabai merah besar (

) .... 47

12. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ..................................................................... 64

13. Absolute residual value tinggi tanaman cabai merah besar 15 HST ..... 64

Page 16: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

xiv

vi

14. Hasil uji Levene tinggi tanaman cabai merah besar 15 HST ............... 64

15. Analisis ragam tinggi tanaman cabai merah besar 15 HST ................. 65

16. Hasil uji BNT tinggi tanaman cabai merah besar 15 HST .................. 65

17. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 66

18. Absolute residual value tinggi tanaman cabai merah besar 30 HST .... 66

19. Hasil uji Levene tinggi tanaman cabai merah besar 30 HS ................. 66

20. Analisis ragam tinggi tanaman cabai merah besar 30 HST ................. 67

21. Hasil uji BNT tinggi tanaman cabai merah besar 30 HST ................... 67

22. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 68

23. Absolute residual value tinggi tanaman cabai merah besar 45 HST .... 68

24. Hasil uji Levene tinggi tanaman cabai merah besar 45 HST ............... 68

25. Analisis ragam tinggi tanaman cabai merah besar 45 HST ................. 69

26. Hasil uji BNT tinggi tanaman cabai merah besar 45 HST .................. 69

27. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ..................................................................... 70

28. Absolute residual value berat segar tanaman

cabai merah besar 15 HST ................................................................... 70

29. Hasil uji Levene berat segar tanaman cabai merah besar 15 HST ...... 70

30. Analisis ragam berat segar tanaman cabai merah besar 15 HST ........ 71

31. Hasil uji BNT berat segar tanaman cabai merah besar 15 HST .......... 71

32. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 72

33. Absolute residual value berat segar tanaman

cabai merah besar 30 HST .................................................................. 72

34. Hasil uji Levene berat segar tanaman cabai merah besar 30 HST ....... 72

Page 17: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

xv

vi

35. Analisis ragam berat segar tanaman cabai merah besar 30 HST ........ 73

36. Hasil uji BNT berat segar tanaman cabai merah besar 30 HST .......... 73

37. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 74

38. Absolute residual value berat segar tanaman

cabai merah besar 45 HST .................................................................. 74

39. Hasil uji Levene berat segar tanaman cabai merah besar 45 HST ...... 74

40. Analisis ragam berat segar tanaman cabai merah besar 45 HST ........ 75

41. Hasil uji BNT berat segar tanaman cabai merah besar 45 HST .......... 75

42. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 76

43. Absolute residual value berat kering tanaman

cabai merah besar 15 HST ................................................................... 76

44. Hasil uji Levene berat kering tanaman cabai merah besar 15 HST .... 76

45. Analisis ragam berat kering tanaman cabai merah besar 15 HST ...... 77

46. Hasil uji BNT berat kering tanaman cabai merah besar 15 HST ........ 77

47. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 78

48. Absolute residual value berat kering tanaman

cabai merah besar 30 HST ................................................................... 78

49. Hasil uji Levene berat kering tanaman cabai merah besar 30 HST .... 78

50. Analisis ragam berat kering tanaman cabai merah besar 30 HST ...... 79

51. Hasil uji BNT berat kering tanaman cabai merah besar 30 HST ........ 79

52. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 80

53. Absolute residual value berat kering tanaman

cabai merah besar 45 HST ................................................................... 80

54. Hasil uji Levene berat kering tanaman cabai merah besar 45 HS ....... 80

Page 18: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

xvi

vi

55. Analisis ragam berat kering tanaman cabai merah besar 45 HST .... 81

56. Hasil uji BNT berat kering tanaman cabai merah besar 45 HST ........ 81

57. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 82

58. Absolute residual value kadar air relatif tanaman cabai merah besar

15 HST ................................................................................................ 82

59. Hasil uji Levene kadar air relatif tanaman

cabai merah besar 15 HST ................................................................... 82

60. Analisis ragam kadar air relatif tanaman

cabai merah besar 15 HST ................................................................. 83

61. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 83

62. Absolute residual value kadar air relatif tanaman cabai merah besar

30 HST ................................................................................................ 83

63. Hasil uji Levene kadar air relatif tanaman

cabai merah besar 30 HST ................................................................... 84

64. Analisis ragam kadar air relatif tanaman cabai merah besar 30 HST . 84

65. Hasil uji BNT kadar air relatif tanaman cabai merah besar 30 HST .. 85

66. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ..................................................................... 85

67. Absolute residual value kadar air relatif tanaman cabai merah besar

45 HST ................................................................................................ 86

68. Hasil uji Levene kadar air relatif tanaman

cabai merah besar 45 HST ................................................................... 86

69. Analisis ragam kadar air relatif tanaman cabai merah besar 45 HST . 86

70. Hasil uji BNT kadar air relatif tanaman cabai merah besar 45 HST .. 87

71. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 88

72. Absolute residual value rasio tunas akar tanaman cabai merah besar

15 HST ................................................................................................ 88

Page 19: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

xvii

vi

73. Hasil uji Levene rasio tunas akar tanaman

cabai merah besar 15 HST ................................................................. 88

74. Analisis ragam rasio tunas akar tanaman cabai merah besar 15 HST .. 89

75. Hasil uji BNT rasio tunas akar tanaman cabai merah besar 15 HST .. 89

76. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ..................................................................... 90

77. Absolute residual value rasio tunas akar tanaman cabai merah besar

30 HST ................................................................................................ 90

78. Hasil uji Levene rasio tunas akar tanaman

cabai merah besar 30 HST ................................................................... 90

79. Analisis ragam rasio tunas akar tanaman cabai merah besar 30 HST .. 91

80. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 91

81. Absolute residual value rasio tunas akar tanaman

cabai merah besar 45 HST .................................................................. 91

82. Hasil uji Levene rasio tunas akar tanaman

cabai merah besar 45 HST ................................................................... 92

83. Analisis ragam rasio tunas akar tanaman cabai merah besar 45 HST .. 92

84. Hasil uji BNT rasio tunas akar tanaman cabai merah besar 45 HST ... 93

85. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 93

86. Absolute residual value kandungan klorofil a tanaman

cabai merah besar 15 HST .................................................................... 94

87. Hasil uji Levene kandungan klorofil a tanaman cabai merah besar

15 HST ................................................................................................ 94

88. Analisis ragam kandungan klorofil a tanaman

cabai merah besar 15 HST .................................................................. 94

89. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 95

90. Absolute residual value kandungan klorofil a tanaman cabai

merah besar 30 HST ............................................................................ 95

Page 20: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

xviii

vi

91. Hasil uji Levene kandungan klorofil a tanaman cabai

merah besar 30 HST ............................................................................ 95

92. Analisis ragam kandungan klorofil a tanaman cabai

merah besar 30 HST ............................................................................. 96

93. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ...................................................................... 97

94. Absolute residual value kandungan klorofil a tanaman cabai

merah besar 45 HST ............................................................................. 97

95. Hasil uji Levene kandungan klorofil a tanaman cabai

merah besar 45 HST ............................................................................ 97

96. Analisis ragam kandungan klorofil a tanaman cabai

merah besar 45 HST ........................................................................... 98

97. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ..................................................................... 98

98. Absolute residual value kandungan klorofil b tanaman cabai

merah besar 15 HST ............................................................................. 98

99. Hasil uji Levene kandungan klorofil b tanaman cabai

merah besar 15 HST ........................................................................... 99

100.Analisis ragam kandungan klorofil b tanaman cabai

merah besar 15 HST .......................................................................... 99

101.Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ................................................................... 100

102.Absolute residual value kandungan klorofil b tanaman cabai

merah besar 30 HST ............................................................................ 100

103.Hasil uji Levene kandungan klorofil b tanaman cabai

merah besar 30 HST .......................................................................... 100

104.Analisis ragam kandungan klorofil b tanaman cabai

merah besar 30 HST .......................................................................... 101

105.Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman .................................................................... 101

106.Absolute residual value kandungan klorofil b tanaman cabai

merah besar 45 HST ............................................................................ 102

Page 21: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

xix

vi

107.Hasil uji Levene kandungan klorofil b tanaman cabai

merah besar 45 HST .......................................................................... 102

108.Analisis ragam kandungan klorofil b tanaman cabai

merah besar 45 HST .......................................................................... 102

109.Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman .................................................................... 103

110.Absolute residual value kandungan klorofil total tanaman cabai

merah besar 15 HST ............................................................................ 103

111.Hasil uji Levene kandungan klorofil total tanaman cabai

merah besar 15 HST ............................................................................ 103

112.Analisis ragam kandungan klorofil total tanaman cabai

merah besar 15 HST ........................................................................... 104

113.Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ................................................................... 105

114.Absolute residual value kandungan klorofil total tanaman cabai

merah besar 30 HST .......................................................................... 105

115.Hasil uji Levene kandungan klorofil total tanaman cabai

merah besar 30 HST .......................................................................... 105

116.Analisis ragam kandungan klorofil total tanaman cabai

merah besar 30 HST .......................................................................... 106

117.Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error,

dan koefisien keragaman ................................................................... 106

118.Absolute residual value kandungan klorofil total tanaman cabai

merah besar 45 HST ......................................................................... 106

119.Hasil uji Levene kandungan klorofil total tanaman cabai

merah besar 45 HST .......................................................................... 107

120.Analisis ragam kandungan klorofil total tanaman cabai

merah besar 45 HST .......................................................................... 107

Page 22: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tanaman cabai merah besar ......................................................... 18

2. Efek pemupukan terhadap tinggi tanaman cabai merah besar

selama pengamatan ...................................................................... 32

3. Efek pemupukan terhadap berat segar tanaman

cabai merah besarselama pengamatan .......................................... 35

4. Efek pemupukan terhadap berat kering tanaman

cabai merah besarselama pengamatan ......................................... 37

5. Efek pemupukan terhadap kadar air ralatif tanaman

cabai merah besarselama pengamatan ......................................... 40

6. Efek pemupukan terhadap rasio tunas akar tanaman

cabai merah besarselama pengamatan ......................................... 42

7. Efek pemupukan terhadap kandungan klorofil atanaman

cabai merah besarselama pengamatan ......................................... 44

8. Efek pemupukan terhadap kandungan klorofil btanaman

cabai merah besarselama pengamatan ......................................... 46

9. Efek pemupukan terhadap kandungan klorofil totaltanaman

cabai merah besarselama pengamatan ......................................... 48

10.Pengambilan tanah pekarangan sebagai media tumbuh tanaman

cabai merah besar ......................................................................... 109

11. Bibit tanaman cabai merah besar ................................................. 109

12. Proses pemcampuran pupuk kompos dengan tanah ................... 110

13. Penanaman cabai merah besar ...................................................... 110

14. Penampakan 15 HST tanaman cabai merah besar ....................... 111

15. Proses pengambilan sampel tanaman 15 HST

Page 23: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

xxi

cabai merah besar ....................................................................... 111

16. Penampakan 30 HST tanaman cabai merah besar ....................... 112

17. Pengukuran tinggi tanaman cabai merah besar 30 HST .............. 112

18. Penampakan 45 HST tanaman cabai merah besar ...................... 113

19. Pengukuran tinggi tanaman cabai merah besar 45 HST .............. 113

Page 24: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tantangan dalam dunia lingkungan ialah masalah pengelolaan

limbah baik hewan maupun tumbuhan yang aman dan bermanfaat bagi

lingkungan. Teknik yang banyak dikaji lebih dalam sebagai teknik daur ulang

limbah yang menguntungkan ialah kompos. Menurut Crawford (1998),

kompos merupakan hasil dari perombakan limbah organik yang di proses

oleh berbagai macam mikroba yang dipercepat secara artifisial dalam kondisi

lingkungan yang hangat, lembab, baik anaerobik maupun aerobik (Isroi,

2008).

Kompos yang berasal dari hasil pelapukan tanaman atau limbah pekarangan

yang mudah dijumpai di sekitar kita dirombak oleh mikroorganisme

pendekomposer seperti bakteri dan fungi, diubah menjadi unsur hara yang

dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian kompos dengan dosis yang tepat akan

memberikan dampak pada peningkatan kualitas tanah, menjaga ketersediaan

air yang optimal sehingga membantu merangsang pertumbuhan akar dan

penyerapan hara (Hayati et al., 2012).

Page 25: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

2

Menurut Alexander (1977), pengomposan ialah penguraian secara biologis

bahan organik oleh mikroba yang sumber energinya berasal dari bahan

organik tersebut. Pengomposan yang di bantu oleh mikroorganisme seperti

fungi digunakan sebagai aktivator biologis perombak senyawa organik dalam

menguraikan sisa-sisa tanaman (hemiselulosa, selulosa, dan lignin),

mempercepat suatu proses pengomposan dan meningkatkan mutu kompos.

Inokulum fungi dalam proses pengomposan berperan sebagai biodegradasi

yang aktif menguraikan bahan organik di dalam tanah serta membantu

mempercepat pembentukan kompos menjadi nutrisi yang penting untuk

tanaman (killham, 1994). Dengan terpenuhinya serapan bahan organik yang

terkandung didalam tanah maka akan mempercepat pertumbuhan tanaman

(miller, 1996).

Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah,

sehingga penting peranannya dalam pembentukan struktur tanah. Bahan

organik selain berperan sebagai pemasok hara tanah, juga berperan penting

dalam kondisi fisik tanah yang mampu menjamin pertumbuhan akar dengan

baik. Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah

meliputi : struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air dan yang tidak

kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi (Tian,1997 dalam

Atmojo, 2003).

Page 26: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

3

Dalam fungsi biologi tanah bahan organik berperan dalam meningkatkan

aktivitas mikroba yang akan membentuk berbagai zat pengatur tumbuh

(auxin), penyedia vitamin yang akan berdampak positif bagi pertumbuhan

tanaman dan sifat kimia yang dapat mengatur pH tanah (Stevenson, 1982).

Kondisi lahan pertanian justru kehilangan bahan organik yang dibutuhkan,

karena penyelenggaraan pertanian intensif dapat meninggalkan residu

penghambat pertumbuhan serta punahnya organisme penunjang kesuburan

sehingga berdampak pada proses dekomposisi. Oleh karena itu, perlu

dilakukanya daur ulang serasah sebagai kompos dengan bantuan

mikroorganisme fungi untuk menyediakan nutrien yang penting bagi

pertumbuhan tanaman.

Penambahan inokulum fungi Aspergillus fumigatus (selulolitik) berperan

pada pengomposan serasah, karena memiliki kemampuan enzimatik

dekomposer terbaik sebagai inokulum pemacu proses pengomposan dan

menghasilkan kompos dengan kualitas yang tinggi (Irawan dan Afandi,

2013). Enzim pada fungi Geotrichum sp (ligninolitik) juga berperan baik

dalam meningkatkan kandungan kompos serta mempercepat laju

pengomposan dalam mendegradasi lignin. Dekomposisi selulosa dan lignin

terjadi dengan memecah polimer kompleks selulos atau lignin menjadi

monomer glukosa yang akan terlepas menjadi unsur-unsur yang lebih kecil,

unsur-unsur tersebut akan menjadi nutrien penting bagi tanah dan

pertumbuhan tanaman.

Page 27: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

4

Oleh karena itu, pemupukan merupakan bagian yang penting untuk menjaga

kesuburan tanah. Pengelolaan kesuburan tidak akan memberikan hasil seperti

yang diharapkan jika tidak dilakukan upaya pengelolaan kandungan bahan

organik di dalam tanah (Notohadiprawiro, 2006). Untuk mengurangi beban

tanah oleh bahan-bahan sintetik yang menyebabkan kualitas tanah semakin

menurun, maka digunakan kompos terinduksi. Penggunaan kompos

diharapkan mampu memperbaiki kandungan di dalam tanah sehingga dapat

meningkatkan produksi tanaman budidaya, salah satu tanaman budidaya yang

menarik ialah cabai merah besar (Capsicum annuum L.)

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang

memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Meningkatnya jumlah penduduk dan

industri yang membutuhkan bahan baku cabai setiap tahunnya berpengaruh

terhadap permintaan akan cabai merah yang semakin tinggi. Di sisi lain,

tingkat produktivitas budidaya tanaman cabai merah oleh petani mengalami

permasalahan, diantaranya ialah faktor pengelolaan lahan yang kurang baik

yang berakibat pada penurunan tingkat kesuburan fisik, kimia, dan biologi

tanah. Oleh sebab itu, dilakukan upaya perbaikan pada sifat fisik tanah

sebagai langkah awal untuk memacu perbaikan dalam sifat kimia dan biologi

tanah.

Page 28: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

5

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos

yang terinduksi fungi selulolitik (Aspergillus fumigatus) dan ligninolitik

(Geotrichum sp) terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman cabai merah besar

(Capsicum annuum L.) yang meliputi tinggi tanaman, berat segar, berat

kering, rasio tunas akar, kadar air relatif dan kandungan klorofil a, b dan total.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini ialah memberikan informasi tentang pemanfaatan

kompos sebagai alternatif selain pupuk sintetik dalam meningkatkan kualitas

pertumbuhan tanaman. Dari segi agronomi hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan budidaya cabai merah

besar (Capsicum annuum L.)

1.4 Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan tanaman umumnya memerlukan nutrien yang cukup. Kondisi

tanah yang makin berkurang karena adanya pengaruh perubahan iklim global

dan produksi pertanian yang terus menerus membuat kondisi tanah

mengalami kekurangan unsur hara, perlu adanya penambahan dari sumber

lain berupa pupuk.

Penggunaan pupuk sintetik pada tanah dapat mengakibatkan rusaknya

keseimbangan ekosistem tanah. Pemupukan yang dilakukan secara terus

Page 29: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

6

menerus akan menyebabkan berkurangnya jumlah mikroorganisme tanah

seperti mikrofungi, saat proses pemupukan derajat pH tanah akan meningkat

dan dengan terjadinya proses tersebut akan membuat mikrofungi berkurang.

Akibatnya, proses dekomposisi di dalam tanah akan berjalan sangat lambat

tanpa adanya bantuan mikrofungi sebagai perombak senyawa organik, serta

terjadi penurunan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Salah satu pupuk yang perlu dipertimbangkan penggunaanya adalah pupuk

kompos yang berasal dari seresah tanah pekarangan. Selain terhindar dari

ancaman residu sisa-sisa penggunaan pupuk sintetik yang menghambat

pertumbuhan tanaman bahan kompos ini juga mudah dijumpai di sekitaran

lingkungan pekarangan rumah. Salah satu kompos yang besar pengaruhnya

bagi pertumbuhan tanaman ialah kompos terinduksi. Di dalam kompos

terinduksi selain nutrien unsur hara juga mengandung inokulum fungi yang

berperan sebagai pendekomposisi bahan organik yang baik, sehingga bila di

aplikasikan ke tanah kemungkinan tanah untuk memperoleh unsur hara yang

cukup dapat terpenuhi dan membantu dalam proses dekomposisi lanjutan

pada tanah.

Penggunaan kompos terinduksi fungi selulolitik dan ligninolitik digunakan

karena mampu mengurai struktur kompleks lignin dan selulosa menjadi

senyawa-senyawa monomer yang lebih sederhana, yang akan menjadi suplai

nutrien hara tanah sehingga meningkatkan kandungan unsur hara yang

diperlukan dalam pertumbuhan tanaman, seperti pertumbuhan vegetatif yang

meliputi tinggi tanaman, berat segar, berat kering, rasio tunas akar, kadar air

Page 30: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

7

relatif dan kandungan klorofil a, b dan total pada tanaman cabai merah besar

dengan dosis 10 % dan 20 % (Lazcano et all., 2009) agar mendapatkan hasil

yang baik serta dapat memberikan konstribusi yang besar terhadap

pengembangan budidaya cabai merah besar dan kebutuhan akan adanya

bahan pokok dapat terpenuhi.

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kompos yang terinduksi

fungi selulolitik (Aspergilus fumigatus) dan ligninolitik (Geotrichum sp)

dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman cabai merah besar

(Capsicum annuum L.) yang meliputi tinggi tanaman, berat segar, berat

kering, rasio tunas akar, kadar air relatif dan kandungan klorofil a, b dan total.

Page 31: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompos

Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan

melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Menurut Roidah

(2013), kompos adalah salah satu jenis pupuk organik yang terbuat dari

limbah tanaman maupun hewan yang telah melalui proses rekayasa dengan

tujuan memperbaiki keadaan tanah dengan meningkatkan kesuburan.

2.2 Pengomposan

Pengomposan adalah proses biologis pada bahan organik yang melibatkan

aktivitas bakteri, jamur dan mikroorganisme lainya, yang berperan sebagai

pengurai (Moral, 2008). Menurut Wied (2004), proses biologis yang

terjadi pada pengomposan akibat adanya aktivitas mikroba pendegradasi

bahan organik secara cepat dalam pembentukan kompos. Kompos dari

hasil degradasi oleh organisme dalam tanah, dapat menyebabkan

peningkatan kesuburan tanah dan mempercepat proses pertumbuhan

tanaman (Straatsma dan Samson, 1993).

Menurut Murbandono (1983), perubahan yang terjadi pada proses

pengomposan antara lain:

Page 32: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

9

1. Karbohidrat, selulosa, hemiselulosa dan lemak menjadi CO2 dan air.

2. Protein, melalui asam-asam amino menjadi amoniak, CO2 dan air.

3. Pengikatan beberapa unsur hara di dalam tubuh mikroorganisme

terutama N, P, dan K yang terlepas kembali apabila mikroorganisme itu

mati.

4. Penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap oleh

tanaman.

Menurut Misra et al., (2003), Pengomposan dibagi menjadi dua

berdasarkan sifat proses dekomposisi. Pengomposan anaerobik terjadi

tanpa atau dengan terbatasnya oksigen (O), dilakukan oleh

mikroorganisme anaerobik dengan suhu rendah serta membutuhkan waktu

yang lama. Pengomposan aerobik yang terjadi dengan adanya oksigen (O)

yang cukup, dalam proses ini mikroorganisme aerobik merombak bahan

organik untuk menghasilkan karbon dioksida (CO2), amonia, air, panas

dan humus.

Mikroba digunakan pada proses dekomposisi bahan organik karena

kemampuanya yang dapat mempercepat perombakan sisa-sisa tanaman,

serta merupakan strategi pertanian dalam mempertahankan dan

meningkatkan kualitas tanah, menghindari imobilisasi hara serta alelopati

(Martin et al., 1990). Dekomposisi juga merupakan proses yang dapat

menghilangkan substrat patogen, sehingga berdampak baik terhadap

kesehatan tanaman pada musim berikutnya (Cook, 1986; Elliott dan

Page 33: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

10

Papendick, 1986). Adapun faktor-faktor yang menpengaruhi proses

pengomposan meliputi kelembaban, temperatur, pH, kandungan bahan

organik, dan oksigen (Peter, 1997).

Proses pengomposan berasal dari pencampuran bahan mentah seperti

bahan organik, mineral, air dan mikroba. Bahan mentah dari alam

kemudian tertumpuk dan menghasilkan oksigen serta senyawa-senyawa

yang mudah terdegradasi, sehingga dapat diuraikan oleh mikroorganisme

yang berperan dalam pengomposan. Tahap awal pada proses pengomposan

akan meningkatkan suhu dan pH dalam waktu tertentu hingga memasuki

proses dekomposisi tahap akhir (Gale, 2006). Pada saat pengomposan,

suhu dan pH yang tinggi akan mengoptimalkan aktivitas fungi seperti pada

kelompok termofilik. Fungi tersebut mendegradasikan dinding sel tanaman

seperti selulosa dan hemi-selulosa (Mirsa et al., 2003).

Kompos berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia maupun biologi tanah.

Pengaruh kompos terhadap sifat fisik tanah, antara lain sebagai penyedia

unsur hara dan menjadi sumber energi bagi mikroorganisme tanah Thorne

dan Thorne (1979) dalam Widawati (2005). Kompos memiliki sifat kimia

dan biologi, yang dapat menetralkan pH tanah yang berpengaruh pada

bertambahnya mikroorganisme tanah (Ruskandi dan Setiawan, 2003).

Kompos berdampak positif bagi kualitas tanah, serta dapat menyediakan

sumber nutrisi tanah penting untuk pertumbuhan tanaman (Cambardella et

al., 2003).

Page 34: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

11

Pemberian kompos dapat membantu merangsang perakaran yang sehat,

meningkatkan kesuburan dengan kandungan bahan organik tanah dan

meningkatkan kemampuan dalam mempertahankan kandungan air tanah

(Rismaneswati, 2006). Adhikar dan Gantaye (2012) menyatakan bahwa

pupuk kompos dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan kandungan

makro molekul pada tanaman cabai. Pemberian kompos terinduksi fungi

dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, seperti tinggi tanaman,

panjang buah, jumlah daun dan hasil cabai merah (Sepwanti et al., 2016).

Menurut Sutanto (2002), pupuk organik sifat fisik, kimia dan biologi tanah

menjadi lebih baik. Selain itu Kompos memiliki banyak manfaat yang

ditinjau dari beberapa aspek :

a. Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.

2. Mengurangi volume/ukuran limbah.

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.

b. Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara, karena pembakaran limbah dan pelepasan

gas metana akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah.

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

c. Aspek bagi tanah/tanaman :

1. Meningkatkan kesuburan tanah.

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.

Page 35: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

12

3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air tanah.

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah.

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi dan jumlah

panen).

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit.

2.3 Biomasa Kompos

Pada proses pengomposan serasah, salah satunya terdapat peranan penting

inokulum fungi. Peran fungi dalam pengomposan ialah untuk memperoleh

nutrien dari organisme mati, dengan merombak senyawa organik

kompleks menjadi senyawa sederhana atau yang mudah diserap oleh

tanaman (Irawan dan Wigianti, 2004). Menurut Irawan dan Afandi (2013),

fungi yang baik dalam membantu pengomposan diantaranya ialah fungi

selulolitik (Aspergillus fumigatus) dan fungi ligninolitik (Geotrichum sp).

Aspergilus fumigatus merupakan salah satu contoh fungi selulolitik yang

memiliki enzim selulase pada Aspergilus fumigatus dapat mempercepat

proses pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos (wati, 2017).

Pengomposan oleh fungi Geotrichum sp mengurai senyawa kompleks

dengan menghasilkan enzim ekstraselulase (Dix dan webster, 1995).

Page 36: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

13

2.4 Fungi

Fungi adalah organisme yang bersifat eukaryotik (Margulis dan Schwartz,

1982). Sebagian besar fungi bersifat multiseluler, akan tetapi ada yang

bersifat uniseluler seperti khamir (Campbell et al., 2003). Menurut Gandjar

et al., (1999) dan Sumarsih (2003), Tubuh fungi tersusun atas hifa, hifa

yang bercabang-cabang disebut miselium. Hifa terdiri dari dua jenis, yaitu

hifa bersekat (sapta) dan tidak bersekat (coenocytic). Fungi coenocytic

tumbuh baik pada lingkungan yang mengandung gula dan kondisi asam.

Jenis fungi yang hidup di bahan organik yang telah mati disebut dengan

saprofit (Tjitrosoepomo, 1998). Dinding sel fungi tersusun atas khitin,

kitosan, glukan dan manan. Dengan adanya khitin pada dinding sel, dapat

melindungi dari kerusakan fisik dan kimia akibat perubahan pH dan

kelembaban (Griffin, 1994).

Fungi merupakan organisme heterotropik yang memerlukan senyawa

organik untuk nutrisinya (Tjitrosoepomo, 1998). Dalam memperoleh

nutrisi, fungi menggunakan ujung-ujung hifa yang dijulurkan dan

menyerap langsung senyawa organik yang ada di lingkungnya (Campbell

et al., 2003). Fungi menyerap nutrisi dari senyawa organik dengan

memecahnya menggunakan enzim hidrolitik yang di sekresikan di luar

tubuhnya. Hasil dari pemecahan senyawa organik tersebut diserap oleh

fungi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya (Nickel et al., 2004).

Page 37: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

14

Fungi berperan dalam pengolahan senyawa organik, menyebabkan

pentingnya keberadaanya di dalam ekosistem sebagai biodeteriorasi dan

biodegradasi. Biodeteriorasi adalah kegiatan fungi dalam proses

pembusukan, aktivitas tersebut menguntungan bagi keseimbangan

ekosistem dalam menjaga keanekaragaman makhluk hidup. Ekosistem

yang seimbang jika peranan fungi sebagai pengurai tumbuhan maupun

hewan terjadi dengan baik. Sedangkan biodegradasi merupakan proses

dekomposisi yang dilakukan oleh bantuan fungi, umunya fungi yang aktif

dalam proses dekomposisi adalah fungi saprotrof, fungi tersebut mampu

mendegradasi senyawa organik menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh

tanaman. Dekomposisi menjadi faktor penting dalam proses pertumbuhan

tanaman (Alexopoulos et al., 1996; Deacon, 1997 dalam Arizqillah, 2009)

2.5 Fungi Dalam Proses Dekomposisi

Di antara organisme pengurai, fungi berperan penting dalam proses

dekomposisi. Fungi adalah pendegradasi utama bahan organik di

lingkungan alami yang memanfaatkan senyawa organik seperti selulosa

dan lignin (Irawan dan Yulianty, 2006). Fungi melakukan perombakan

dengan merubah bahan organik kompleks menjadi monomer yang lebih

sederhana. Salah satu bahan organik yang dialam yang melimpah dan

sukar di degradasi adalah Lignoselulosa. Lignoselulosa merupakan bahan

organik yang terdiri dari tiga tipe polimer, yaitu selulosa, hemiselulosa dan

lignin. Ketiganya merupakan ikatan kimia kompleks penyusun dinding sel

tumbuhan (Fengel dan Wegener, 1995).

Page 38: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

15

Fungi yang dapat membantu dalam proses dekomposisi diantaranya ialah

Aspergilus fumigatus dan Geotrichum sp (Irawan et al., 2014). Menurut

Kähkönen & Hakulinen (2011) Geotrichum sp. Berperan dalam proses

dekomposisi karena fungi Aspergilus fumigatus dan Geotrichum sp.

Memerlukan nutrisi C, N dan asam amino yang sebagian besar senyawa

tersebut tersedia dalam bentuk kompleks seperti selulosa dan lignin

sehingga proses perubahan senyawa tersebut dapat membantu proses

dekomposisi di alam (Niati, 2017).

Proses dekomposisi diawali dengan pembusukan, yang terjadi dengan

bantuan ekskresi enzim ekstra seluler, yang dapat menghidrolisis senyawa

besar menjadi molekul yang lebih kecil yang akan dimanfaatkan oleh

mikroorganisme (Heritage et al., 1996). Dekomposisi oleh fungi dapat

membantu pembentukan suplai karbon dengan membentuk material sel

baru dan sebagai pensuplai energi bagi pertumbuhan tanaman (Alexander,

1977). Oleh karena itu penting adanya mikroorganisme fungi dalam

peranan dekomposisi yang bermanfaat bagi tanaman.

2.6 Tanah

Tanah merupakan komponen utama penunjang kehidupan manusia dan

makhluk hidup lainya. Tanah menyediakan bahan organik untuk

pertumbuhan tanaman. Pengaruh penggunaan organik pupuk secara

setimbang membantu meningkatkan kesuburan tanah dan produksi

Page 39: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

16

tanaman. Dengan meningkatnya produksi akan meningkatkan sisa

tanaman yang kembali dapat diolah sebagai pupuk, sehingga dapat

meningkatkan cadangan hara tanah. Jika proses tersebut berjalan dengan

baik maka akan mengurangi pemupukan dari luar. Manfaatnya bagi tanah

ialah dapat meningkatkan kemampuan dalam menyimpan air dan

kesuburan tanah (Atmojo, 2003).

Kondisi tanah yang kurang subur disebabkan karena penggunaan senyawa

kimia yang berlebihan. Penggunaan senyawa kimia seperti pupuk sintetik

perlu dikurangi dan digantikan dengan pupuk organik yang sifatnya dapat

memperbaiki kerusakan tanah (Elliot, 1998). Tanah yang rusak dapat

menyebabkan pertumbuhan tanaman semakin lambat dan menurunkan

kualitas produksi (Simamarta, 2002). Pemupukan yang tepat merupakan

salah satu cara dalam mengembalikan dan meningkatkan kualitas tanah.

Pemupukan yang tepat antara lain dengan menerapkan prinsip pemupukan

yang aman bagi lingkungan seperti menggunakan pupuk yang

memperhatikan keseimbangan lingkungan bagi tanah maupun tanaman,

salah satunya ialah pupuk organik dari kompos (Sutejo, 2002).

Secara umum cabai menyukai tanah yang gembur dan banyak unsur hara.

Jenis tanah yang paling cocok bagi tanaman cabai adalah tanah ringan

yang banyak mengandung bahan organik dan banyak mengandung unsur

hara, gembur dan tidak berpadas. Jenis tanah gambut (tanah yang berasal

dari sisa tumbuhan yang telah, sedang atau belum melapuk), juga tanah

Page 40: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

17

rawa dan pasang surut tidak bisa digunakan sebagai lahan tanam karena

mempunyai derajat keasaman tanah (pH) yang terlau tinggi. Tanah asam

tidak cocok untuk tanaman karena unsur aluminium dan besi meningkat

sedangkan unsur kalsium, fosfat dan magnesium justru merosot. Dalam

keadaan tersebut, tanaman bisa keracunan aluminum dan besi. Selain itu

pada tanah yang mempunyai derajat keasaman terlalu tinggi (lebih dari

7,0) tidak semua unsur dari pupuk bisa terserap oleh akar. Derajat

keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk tanaman cabai adalah sesuai

adalah sesuai dengan tanaman pada umumnya (pH netral) yaitu antara 6,0-

7,0, dimana pH ideal berada pada angka 6,5 (Priyadi dan Suryo Sukendro,

2011).

2.7 Tanaman Cabai

Menurut ITIS (Integrated Taxonomic Information System) 2017,

klasifikasi tanaman cabai merah sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Divisio : Tracheophyta

Sub-divisio : Spermatophytina

Classis : Magnoliopsida

Super-ordo : Asteranae

Ordo : Solanales

Familia : Solanaceae

Genus : Capsicum

Species : Capsicum annuum L.

Page 41: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

18

Keterangan: 1=Batang; 2=Daun; 3=Bunga; 4=Buah.

Gambar 1. Tanaman Cabai Merah Besar (Dokumen pribadi, 2017).

Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman sayuran

yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Arini et al., 2013). Cabai

(Capsicum annuum L.) berasal dari Meksiko kemudian menyebar ke

beberbagai negara. Cabai digunakan sebagai bahan penyedap makanan

yang konsumsi dalam bentuk segar, kering atau sebagai bumbu, cabai juga

digunakan dalam industri farmasi karena mengandung berbagai zat gizi

yang dibutuhkan oleh manusia antara lain protein 1,0 g, lemak 0,3 g,

karbohidrat 7,3 g, kalsium 29 mg, fosfor, besi, vitamin C 18 mg, vitamin

B1 0,05 mg dan senyawa alkaloid antara lain capsaicin (Rubatzky dan

Yamaguchi, 1999 dalam Sepwanti 2016).

2

4

3

1

Page 42: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

19

Cabai merupakan tanaman dalam suku terong-terongan (solanaceae) yang

cocok di tanam pada tanah dengan kandungan humus yang tinggi serta

gembur dan tidak tergenang. Fotosintesis pada tanaman cabai menurut

Gunadi dan Sulastrini (2013) termasuk ke dalam tipe C3, yaitu tanaman

yang adaptif pada kondisi intensitas cahaya matahari yang tidak terlalu

terik. Hal yang sama diungkapkan oleh sage (2012) bahwa tipe tanaman

C3 adaptif pada cahaya yang tidak terlalu terik dibandingkan tipe tanaman

C4. Salah satu jenis cabai adalah cabai merah besar yang memiliki ciri

pada permukaan buah yang rata dan licin, berdaging tebal, relatif tidak

tahan simpan serta kurang pedas. Cabai merah besar banyak dijumpai di

daerah Sulawesi, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (Syukur

et al., 2012 dalam Bank Indonesia, 2013).

2.8 Morfologi Tanaman Cabai

Akar tanaman cabai merupakan akar tunggang (Prajnanta, 2001). Akar

cabai terbagi atas akar primer yang tumbuh kedalam dengan kuat dan akar

lateral yang tumbuh kesamping berbentuk serabut halus yang tersusun

dengan baik (Sunaryono, 1999).

Cabai merupakan tanaman berbatang perdu, yang memiliki tinggi kurang

dari 1.5 m. Batang yang tegak, berbentuk bulat sampai agak persegi

dengan jumlah cabang banyak, batang utama berwarna cokelat berkayu

dengan panjang 20-28 cm, dan diameter 1,5-2,5 cm, sedangkan

Page 43: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

20

percabangan diameternya lebih kecil berkisar antara 0,5-1 cm (Nawangsih

et al., 1994).

Daun cabai berbentuk lonjong atau oval dengan ujung meruncing. Warna

daun hijau kelam sampai keunguan dengan permukaan halus, memiliki

ukuran antara 3-11 cm dengan lebar 1-5 cm. Tangkai daun cabai miring

(horizontal), dengan panjang 4-10 cm dan lebar 1,5-4 cm (Setiadi, 1999).

Cabai merah memikili bunga yang sempurna, ukuran mahkota bunga 1-1,5

cm dengan lebar 0,5 cm, benang sari 6 terdiri dari 5-6 buah tangkai sari.

Bunga mempunyai 5 daun buah, dan 5-6 daun mahkota (Sunaryono,

1999).

Buah cabai merupakan buah buni dengan biji banyak, buah yang tumbuh

tungal dan jamak berwarna putih kekuningan, hijau hingga merah. Cabai

memiliki bentuk buah yang bervariasi antara linear, kerucut atau bulat,

berdinding tebal dengan panjang 1-30 cm dan diameter 1-15 cm. Berat

1000 biji cabai kering berkisar antara 3-6 gram (Setiadi, 1999).

Page 44: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

21

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember

2017 di green house Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat- alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul,

sekop, ayakan, penggaris, pulpen, oven,spektrofotometer, timbangan

digital, timbangan duduk, mortar dan penggerus, tabung reaksi dan rak

tabung reaksi, cutter, plastik dan kamera.

3.2.2 Bahan

Bahan–bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benih

cabai merah besar (GADA MK F1) yang diproduksi oleh PT. East

West Seed Indonesia, tanah, pupuk kompos terinduksi inokulum fungi

selulolitik (Aspergillus fumigatus) dan ligninolitik (Geotrichum sp)

yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, etanol 96%, Polybag,

label, furadan, tisu dan kertas saring.

Page 45: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

22

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam percobaan rancangan acak lengkap dengan

faktor utama adalah pemupukan dengan 9 taraf sebagai berikut:

1. K=Kontrol

2. S1=Selulolitik 10%

3. S2=Selulolitik 20%

4. L1=Ligninolitik 10%

5. L2=Ligninolitik 20%

6. S1L1=Selulolitik 10% dan Ligninolitik 10%

7. S1L2=Selulolitik 10% dan Ligninolitik 20%

8. S2L1=Selulolitik 20% dan Ligninolitik 10%

9. S2L2=Selulolitik 20% dan Ligninolitik 20%

Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga satuan percobaan adalah

27 kali. Notasi, perlakuan dan ulangan ditunjukan pada tabel 1.

Tabel 1. Notasi, perlakuan dan kombinasi perlakuan.

K S1 S2 L1 L2 S1L1 S1L12 S2L1 S2L2

UI UI UI UI UI UI UI UI UI

U2 U2 U2 U2 U2 U2 U2 U2 U2

U3 U3 U3 U3 U3 U3 U3 U3 U3

Keterangan : K= kontrol; S1= Selulolitik (10%); S2= Selulolitik (20%); L1= Selulolitik (10%);

L2= Selulolitik (20%).

Page 46: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

23

3.4 Variabel dan Parameter

Variabel penelitian ini adalah tinggi tanaman, berat kering, berat segar, kadar

air relatif, rasio tunas akar dan kandungan klorofil a, b dan total. Parameter

kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai tengah (µ) dari tinggi tanaman,

berat kering, berat segar, kadar air relatif, rasio tunas akar dan kandungan

klorofil a, b dan total.

3.5 Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian meliputi beberapa langkah sebagai berikut :

3.5.1 Persiapan MediaTumbuh

Dipilih tanah yang akan digunakan sebagai media tumbuh, dibersihkan

dan diayak sampai halus. Tanah yang telah halus kemudian dicampur

dengan furadan dengan dosis 2 gr per lubang, atau 216 gr untuk

keseluruhan tanah hingga merata,lalu ditimbang dengan berat sesuai

dengan takaran percobaan dan ditambahkan kompos sesuai dengan

dosis pemupukan. Selanjutnya campuran tanah dan kompos dimasukan

pada setiap polybag dengan komposisi kompos dan tanah seperti pada

tabel 2.

Page 47: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

24

Tabel 2. Komposisi kompos dan tanah

∑ Kompos Selulolitik

(gram)

∑ Kompos Ligninolitik (gram) ∑ Tanah

(gram)

0 0 1000

100 0 900

200 0 800

0 100 900

0 200 800

100 100 800

100 200 700

200 100 700

200 200 600

3.5.2 Penanaman Benih Cabai

Dipilih benih tanaman cabai dari kualitas terbaik, dengan cara

merendam benih selama 10-15 menit kemudian dipilih hanya benih

yang mengendap. Kemudian benih dimasukkan kedalam polybag yang

telah berisi campuran tanah dan kompos dengan kedalaman 2-3 cm

sebanyak 2 butir untuk setiap lubang, setelah itu tutup kembali lubang

dengan menggunakan tanah.

3.5.3 Penyusunan Satuan Percobaan

Wadah yang digunakan untuk pertumbuhan cabai adalah polybag.

Berdasarkan satuan percobaan, maka jumlah polybag yang digunakan

sebagai wadah untuk pertumbuhan cabai adalah sebanyak 27 buah

Page 48: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

25

dengan 4 letak plot susunan yang sama, 3 plot dicabut pada setiap

pengamatan berat segar, berat kering, kadar air relatif, rasio tunas akar

dan kandungan klorofil, sedangkan 1 plot digunakan untuk pengamatan

tinggi tanaman. Polybag diberi label dengan notasi dan ulangan.

Setiap polybag diisi tanah dan kompos yang telah tercampur rata

dengan dosis yang telah ditentukan sebanyak 1 kg.

Kemudian benih cabai dimasukkan kedalam polybag dengan kedalaman

lubang sekitar 2 cm sebanyak 2 butir untuk setiap lubang. Proses

penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari saat usia tanaman belum

mencapai 10 hari, setelah berusia 10 hari penyiraman dilakukan setiap 2

hari sekali yaitu pada pagi hari. Tata letak persatuan percobaan setelah

pengacakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Tata letak satuan percobaan penanaman cabai setelah pengacakan.

KU2 L2U2 S1L1U1

S2L2U2 S2U1 L2U3

S2L1U1 L1U2 S1U2

L2U1 S1U3 L1U1

S2U3 S1L2U2 S1L1U2

S1L2U1 S1L1U3 S2L1U3

KU1 S2L2U3 S2L1U2

S1U1 S2U2 S2L2U1

KU3 L1U3 S1L2U3

Page 49: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

26

3.5.4 Perawatan Tanaman Cabai

Untuk menjaga pertumbuhan tanaman cabai dilakukan penyiraman

rutin dengan air secukupnya,penyiangan terhadap rumput maupun

gulma yang dapat tumbuh didalam polybag, pengendalian hama yang

dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, dan polybag ditaruh pada

tempat yang ternaungi.

3.5.5 Pengamatan

Menurut Marliah et al., (2011), Pengamatan parameter pertumbuhan

vegetatif dilakukan ketika tanaman cabai berumur 15, 30 dan 45 hari

setelah benih ditanam.

Pengamatan pertumbuhan vegetatif tanaman cabai meliputi :

3.5.5.1 Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah yaitu dari pangkal

batang sampai ujung tanaman dengan menggunakan penggaris

dan dinyatakan dalam sentimeter (cm).

3.5.5.2 Berat Segar Tanaman

Akar dipisahkan dari batang dan daun untuk mengetahui berat

segar akar, batang dan daun. Akar, batang dan daun ditimbang

dengan neraca digital dan dinyatakan dalam gram (g).

Page 50: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

27

3.5.5.3. Berat Kering Tanaman

Sebelum melakukan pengukuran berat kering, terlebih dahulu di

tanaman di oven pada temperatur 105-110oC selama 2-12 jam

untuk menghilangkan kadar air dalam tanaman dan ditimbang

dalam satuan gram (g).

3.5.5.4. Kadar Air Relatif

Menurut Yamasaki (1999), kadar air relatifditentukan dengan

rumus :

kadar air relatif

× 100%

Keterangan :

M1 = Berat segar tanaman

M2 = Berat kering tanaman

3.5.5.5 Rasio Tunas Akar

Rasio tunas akar (Yuliana et al., 2013) ditentukan dengan

membagi berat tunas dengan berat akar dan dinyatakan dalam

gram (g).

Rasio tunas akar = Berat tunas

Berat akar

Page 51: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

28

3.5.5.6 Kandungan Klorofil (a, b dan total)

Kandungan klorofil ditentukan menurut Miazek (2002), 1 gram

daun cabai digerus sampai halus dengan mortar, kemudian

ditambahkan 20 ml etanol 96%. Ekstrak disaring lalu

dimasukkan kedalam tabung reaksi. Ekstrak klorofil diukur

absorbansinya pada panjang gelombang 649 dan 665 nm.

Kandungan klorofil dinyatakan dalam miligram per gram (

)

jaringan dan dihitung dalam persamaan berikut :

Chla = 13.36 A665 – 5.19 A649(

)

Chla = 27.43 A649– 8.12 A665(

)

Chla =22.24 A649 – 5.24 A665(

)

Keterangan :

Chla = Klorofil a

Chlb = Klorofil b

Chltotal = Klorofil total

A664 = Absorbansi pada panjang gelombang 648 nm

A648 = Absorbansi pada panjang gelombang 664 nm

V = Volume etanol

W = Berat daun

Page 52: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

29

3.6 Analisis Data

Homogenitas ragam ditentukan berdasarkan uji Levene pada taraf nyata 5%.

Analisis ragam dan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dilakukan pada taraf

nyata 5%.

Page 53: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

55

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian

kompos yang terinduksi fungi selulolitik (Aspergillus fumigatus) dan

ligninolitik (Geotrichum sp) dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif

tanaman cabai merah besar (Capsicum annuum L.) yang meliputi tinggi

tanaman, berat segar, berat kering, rasio tunas akar, kadar air relatif. Kecuali

kandungan klorofil a, b, dan total yang memberikan pengaruh namun tidak

nyata.

5.2 Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam pemberian kompos terinduksi

fungi selulolitik (Aspergillus fumigatus) dan fungi ligninolitik (Geotrichum

sp) dengan dosis yang lebih rendah untuk memacu pertumbuhan tanaman

cabai merah besar (Capsicum annuum L.)

Page 54: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

56

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiolgy. Academic Press. New

York

.

Alexopoulos, C. J., C. W. Mims and M. Blackwell. 1996. Introductory Mycology

Third Edition. Jhon Wiley and Sons. New York.

Arizqillah. 2009. Pengaruh biomassa fungi dalam bentuk kompos terhadap

pertumbuhan tanaman tomat. Skripsi. Universitas lampung. Lampung.

Atmojo, S.W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan

Upaya Pengelolaannya. Sebelas Maret University Press. Surakarta. 36

hlm.

Budiasih .2009. Respon tanaman padi gogo terhadap cekaman kekeringan. Ganec

Swara Edisi Khusus 3(3): 22-27

Cambardella C. A.,T. L. Richard, A. Russell. 2003. Compost mineralization in

soil as a function of composting process conditions. European Journal of

Soil Biology. 1:17–127

Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi. Jilid 2. Edisi

Kelima. Erlangga. Jakarta.

Cook, R. J. 1986. Plant health and the sustainability of agriculture, with special

reference to disease control by beneficial microorganisms. Biol. Agric.

Hort. 3:211-232.

Page 55: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

57

Crawford, J.H. 2003. Composting of Agricultural Waste. in Biotechnology

Applications and Research. Paul N., Cheremisinoff and R. P.Ouellette

(ed). p. 68-77.

Deselina. 2010. Respon Pertumbuhan Semai Jati (Gmelina arborea Roxb.) Putih

dengan Pemberian Humanure pada Tanah Kritis : Percobaan Pot.

Rafflesia. Vol. 15 (1) : 180 – 186.

Dix, N. J. dan Webster, J. 1995. Fungal Ecology. Chapman and Hall. London.

Dwijoseputro G. 1994. Pengantar fisiologi tumbuhan. Gramedia. Jakarta

Elliott, L.F., and R.I. Papendick. 1986. Crop residue management for improved

soil productivity. Biol. Agric. Hort. 3:131-142.

Elliott, R Auty, S. 1998. Fashion involvement, self monitoring and the meaning of

brands. Journal of Product and Brand Management. 7 (2), 109-123.

Fengel, D. dan G. Wegener. 1995. Kayu, Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-Reaksi.

Diterjemahkan oleh Sastrohamidjojo, H. Terjemahan dari: Wood:

Chemical, Ultrastructure, Reactions. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Gale, T. 2006. Decomposers from environmental. Thomson corporation.

Encylopedia.

Gandjar et al. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor

Indonesia. Jakarta.

Gardner FP, Pearce RB, and Mitchell RL. 1991. Physiology of Crop Plants.

Diterjemahkan oleh H.Susilo. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Griffin, R.C. 1994. Technical Methode of Analyst. Mc.Graw Hill. New York.

Gunadi, N dan Sulastrini, I. 2013. Penggunaan netting house dan mulsa plastik

untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah. J.

Hort., vol. 22, no. 1, hlm. 36-46.

Page 56: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

58

Hayati, Erita, T. Mahmud dan Riza Fazil. 2012. Pengaruh Jenis Pupuk Organik

dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum

annuum L.). J. Floratek. 7:173-181.

Heritage, J. et al. 1996. Introductory Microbiology, Great Britain. Cambridge

university press.

Herlina, L dan D. Pramesti. 2004. Penggunaan kompos aktif Trichoderma

harzianum dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai. Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Semarang.

Irawan, Bambang dan Afandi. 2013. Peningkatan Kualitas Kompos Seresah

dengan Pemberian Inokulum Konsorsium Fungi Aspergillus fumigatus

(Selulolitik), Aspergillus tubingensis (Xylanolitik) dan Fungi X

(Ligninolitik). Universitas Lampung. lampung.

Irawan, Bambang, R. S. Kasiamdari, B. H. Sunarminto and E. Sutariningsih.

2014. Preparation of Fungal Inoculum For Leaf Litter Composting From

Selected Fungi. Journal of Agricultural and Biollogical Science. 9(3):1-7

Irawan, Bambang dan R. Wigianti. 2004. Pengujian Daya Dekomposisi Beberapa

Isolat Mikrofungi Tanah dari Perkebunan Kelapa Sawit Natar Lampung

Selatan. Jurnal Sains Teknologi. 10(3): 1-4

Irawan, Bambang dan Yulianty. 2006. Decomposition Ability Of Soil Microfungi

Isolated From Sumberjaya Coffee Plantation, West Lampung. J. Sains Tek.

Vol. 12, No. 2 , Hal.: 103 – 106.

Isroi. 2008. Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Bogor.

[ITIS] Integrated Taxonomic Information System. 2011. Andrographis paniculata

(Burm. F.) Wall ex Nees. [terhubung berkala]

https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&sear

ch_value=30492#null [20 September 2017].

Page 57: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

59

Kähkönen, M. A. dan Hakulinen, R. 2011. Hydrolytic Enzyme Activities, Carbon

Dioxide Production And The Growth Of Litter Degrading Fungi In

Different Soil Layers In A Coniferous Forest In Northern Finland.

Journal of European Soil Biology. Vol 47: 108-113.

Kilham, K. 1994. Soil Ecology. Cambridge University Press. UK.

Kozlowsky, T. T. 1991. Water Deficit And Plant Grouth. Woody Plant

Communities. Academic Press. New York. Vol. VI

Lakitan B. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali press. Jakarta.

Margulis, L. dan Schwartz K. V. 1982. Five kingdoms: An Illustrated Guide to the

phyla of life on earth. Freeman. San Fransisco.

Marliah, Ainun, Mariani Nasution dan Armi. 2011. Pertumbuhan Dan Hasil

Beberapa Varietas Cabai Merah Pada Media Tumbuh Yang Berbeda. J.

Floratek 6: 84-91

Martin, A., Bustamante, P., dan Chun, A. H. C. 1993, Physical Pharmacy and

Physical Chemical Principles in the Pharmaceutical Sciences. Fourth

Edition, Lea & Febiger, Philadelphia. 331-336, 463.

Miller, Alan N.D. 1996. Antioxidant flavonoid structural usage alternative

Medical. Review I (2), 103-111.

Misra, R.V. et al., 2003. farm composting methods On-farm composting methods.

Food and Agriculture Organization of the United Nations Viale delle

Terme Caracalla 00100 Rome, Italy.

Murbandono L. 1983. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta

Nawangsih, A. A, H. P. Imdad dan A. wahyudi. 1994. Cabai Hot Beauty. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Page 58: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

60

Niati, sarah. 2017. Studi Aplikasi Inokulum Fungi Geotrichum Sp. pada Kondisi

Asam dengan Media Sorghum (Sorghum bicolor L.) terhadap Kualitas

Kompos Serasah. Skripsi. Universitas lampung. Lampung.

Nickel, J. et al.1999. Asymptomatic inflammation and infection in Benign

Prostatic Hyperplasia. BJU International, 84 : 976–81.

Notohadiprawiro, T. 2006. Pola Kebijakan Pemanfaatan Sumberdaya Lahan

Basah, Rawa dan Pantai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Peter, M. 1997. Basic On-Farm Composting Manual. Report no. CM-97-3.

Washington.

Prajnanta, F. 2007. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta.

Priyadi, Sukendro S. 2011. Memulai Usaha Si Pedas Cabai Rawit di Lahan Dan

Pot. Cahya Atma Pustaka. Yogyakarta.

Rismaneswati. 2006. Pengaruh terracottem, kompos dan mulsa jerami terhadap

sifat fisik tanah, pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max L. Merr)

pada alfisols Tamalanrea. J Sains dan Teknologi. 2: 81–86.

Roidah, Ida Syamsu. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk

Kesuburan Tanah. Universitas Tulungagung. Bonoworo.

Rubatzky,V.E dan Yamaguchi, M. 1999. Sayuran Dunia 3: Prinsip, Produksi

dan Gizi. ITB. Bandung.

Ruskandi dan. Setiawan. 2003. Kadar hara makro berbagai jenis limbah tanaman

sela pada pola tanam kelapa. Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-

Peneliti. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. hlm. 111-

115.

Sage, RF .2002. Variation in the kcat of Rubisco in C3 and C4 plants and some

implication for photosynthetic performance at high and low temperature. J.

Exp. Bot., vol. 53, no. 369, pp. 609-20.

Page 59: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

61

Schroth, G dan F. C. Sinclair. 2003. Tress, Crops and Soil FERLILITY: Concepts

and Research Methods. CABI. 464 P.

Sepwanti, Christina. Marai Rahmawati, Elly Kesumawati. 2016. Pengaruh

Varietas dan Dosis Kompos yang Diperkaya Trichoderma Harzianum

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum

annuum L.). Jurnal Kawista. 1(1):68-74

Setiadi. 1999. Bertanam Melon. Penebar Swadaya. Jakarta. 42 Hlm.

Simarmata, T. 2002. Aplikasi pupuk biologis dan pupuk organik untuk

meningkatkan kesehatan tanah dan hasil tanaman tomat (Lycopersicon

esculentum Mill.) pada Inceptisols di Jatinangor. Jurnal Agroland.

12(3): 261-266.

Stevenson, F.T. 1982. Humus Chemistry. John Wiley and Sons.New York.

Straatsma, G. dan Samsons R. A. 1993. Taxonomy Of Scytalidium Thermophilum,

an Important Thermophilic Fungus In Mushroom Compost. Mycol Res. Pp

321-328.

Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Universitas Pembangunan Nasional

Veteran, Yogyakarta.

Sunaryono, Hendro H. 2003. Budidaya Cabai Merah Cetakan Ke V. Sinar Baru

Algensindo. Bandung. 46 hlm.

Suharja, Sutarno. 2009. Biomass, chlorophyll and nitrogen content of

leaves of two chili pepper varieties (Capsicum annum) in different

fertilization treatments. Nusantara Bioscience 1: 9-16.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Permasyarakatan dan

Pengembangannya. Kanisius Media. Yogyakarta.

Sutedjo. 2001 .Analisis Kimia Tanah, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah.

101-108hlm.

Page 60: APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM FUNGI SELULOLITIK …digilib.unila.ac.id/31509/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2018. 5. 30. · ABSTRAK APLIKASI KOMPOS TERINDUKSI INOKULUM

62

Sutedjo, M. M. 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta. 177 hal.

Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Syukur, M. r. Yunianti dan r. Dermawan. 2012. Sukses Panen Cabai Tiap Hari.

Pe-nebar Swadaya. Jakarta 148 hal.

Yasyifun N. 2008. Respon pertumbuhan, serapan hara dan efisiensi penggunaan

hara tanaman Kedelai (Glycine max) dan Jagung (Zea mays) terhadap

kompos yang diperkaya mikrob aktivator. [Skripsi]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.