announce 20131025175237

2
KONSTRUKSI INDONESIA 2013 Sinergi dalam Penerapan Value Engineering, Quality Assurance dan Quantity Survey terhadap Regulasi Audit Proyek SEMINAR NASIONAL 2013 Kamis, 14 November 2013 08.00 - 17.00 WIB, Ruang Merak 1-3 Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta LATAR BELAKANG D alam pengelolaan proyek konstruksi, mutu, biaya dan waktu merupakan komponen yang dirujuk sebagai tolok ukur penilaian kinerja suatu pengelolaan proyek konstruksi yang dapat memberikan nilai lebih kepada pihak terkait. Seiring dengan perkembangan dunia konstruksi, ke-3 komponen di atas tidak lagi dianggap sebagai pengertian tradisional yang hanya merupakan pemenuhan terhadap suatu persyaratan (reconformance ), melainkan diharapkan mampu memberikan nilai lebih bagi semua pihak terkait. Value engineering adalah metode dan usaha untuk menganalisa fungsi dari barang dan jasa untuk mencapai fungsi dasar dengan biaya total yang paling rendah, konsisten dengan pencapaian karakteristik yang esensial (Isola, 1997). Kebutuhan akan value engineering process ini semakin meningkat seiring dengan timbulnya aspek-aspek seperti meningkatnya biaya konstruksi, terbatasnya dana pembangunan, suku bunga yang cukup tinggi, peningkatan inflasi, kemajuan teknologi yang pesat, perencanaan yang terlalu mewah dan adanya pertumbuhan ekonomi. Secara sederhananya, tujuan akhir yang ingin dicapai melalui proses value engineering adalah agar biaya konstruksi menjadi lebih murah dengan tetap memenuhi kualitas yang disyaratkan serta tanpa mengurangi fungsi yang pada akhirnya akan menguntungkan pihak pengguna jasa dan pemberi jasa. Secara tradisional, quality assurance adalah proses memastikan kualitas konstruksi seperti yang seharusnya terdapat dalam dokumen gambar dan spesifikasi yang menjadi persyaratan pada kontrak proyek tersebut. Seiring dengan perkembangan industri jasa konstruksi, quality assurance berkembang menjadi prosedur untuk mendapatkan kualitas yang memberikan garansi yang ditawarkan pada sebuah proyek konstruksi untuk menjaga seminimal mungkin kegagalan/kerugian dapat terjadi meskipun terdapat banyak aspek yang terkait baik langsung maupun tidak langsung. Untuk memperoleh proyek dengan hasil yang berkualitas tinggi, tahapan inisiating, planning, executing, controlling dan closing memerlukan management quality sebagai bagian dari quality assurance (Latief et al, 2009). Dengan proses Value Engineering untuk menghasilkan suatu efisiensi biaya, secara tradisional, quantity surveyor (QS) mempunyai tugas dan peranan dalam organisasi proyek antara lain untuk merencanakan dan mengendalikan biaya konstruksi, dokumentasi, administrasi kontrak dan arbiterase. Seiring dengan perkembangan ilmu Value Engineering tersebut, melalui tugas dan peranannya, keterlibatan QS sangat erat untuk memastikan pelaksanaan proyek tersebut sesuai dengan biaya yang direncanakan, sesuai dengan persyaratan kualitas yang disyaratkan dan memenuhi waktu yang ditetapkan dan kondisi kontrak yang disepakati. Sehingga pada saat penerapannya tidak menimbulkan tuntutan dari satu pihak kepada pihak lain yang merasa dirugikan akibat revisi yang dilakukan. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, diharap penerapan ketiga ilmu di atas dapat bersinergi untuk menghasilkan proyek dengan kualitas yang baik, tepat waktu dan biaya dengan konsep value for money yang diharapkan. Seminar ini bertujuan untuk mengangkat isu terkait legalitas dari sisi regulasi audit pada Proyek terhadap penerapan Value Engineering, Quality Assurance dan Quantity Survey yang umumnya bersinergi dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Melalui seminar ini diharapkan terjadi interaksi aktif dalam pembahasan kasus- kasus yang selama ini terjadi dalam penerapan ketiga profesi tersebut yang sebenarnya dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal dari sisi mutu, biaya dan waktu tetapi sering dirasakan pada saat pelaksanaannya dianggap sulit dalam menerapkannya dan ada kekhawatiran bahwa tindakan tersebut dianggap tidak sejalan dari sisi regulasi audit proyek. Quantity Surveyor adalah profesi dimana salah satu perannya adalah terkait dengan pengendalian biaya sesuai dengan nilai kontrak termasuk didalamnya revisi biaya (jika ada) dan memastikan proses pelaksanaannya sesuai dengan kondisi yang tercantum pada kontrak konstruksi. Sehingga pada saat menjalankan perannya, QS memastikan bahwa isi kontrak tidak bertolak belakang dengan kebijakan dan regulasi audit yang akan membuka peluang perselisihan. Selain memastikan hasil dari VE yang dilakukan tetap memenuhi mutu, proses penerapan Quality Assurance yang baik sangat diperlukan. Untuk menerapkan profesi tersebut di atas, tidak kalah pentingnya untuk dapat ditindaklanjuti adalah penilaian dan penerapan ketiga aspek di atas dilakukan oleh pihak-pihak profesional yang dinilai berkompeten dibidangnya. Untuk itu perlu adanya standar kompetensi yang ditandai dengan “Sertifikasi Profesi”, dimana hal ini merupakan salah satu isu yang tidak kalah pentingnya untuk dibahas sebagai rangkaian dari proses Quality Assurance. Mengingat profesi ini sangat erat terkait dengan 3 aspek utama sebuah proyek, yaitu biaya, waktu dan mutu, maka penerapan sertifikasi profesi ini menjadi suatu keharusan agar pihak yang menjalankan profesi tersebut dapat bertanggung jawab secara professional dimana tindakan dan keputusan professional yang diambil pada saat pelaksanaan proyek dapat diterima oleh pihak auditor sebagai badan pemeriksa. TUJUAN Sekretariat Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Gedung Menteri PU Lt. 10 Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12210 Telp./Faks: (+6221) 7226305 RSVP : Meylina / Dita (+6281295969195) Telp./Faks: (+6221) 7226305 email : [email protected] Informasi dapat juga diakses melalui www.pu.go.id LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KOSNTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Upload: nurafandialhabsi

Post on 23-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ups

TRANSCRIPT

Page 1: Announce 20131025175237

KONSTRUKSIINDONESIA 2013

Sinergi dalam Penerapan Value Engineering, Quality Assurance dan Quantity Survey terhadap Regulasi Audit Proyek

SEMINAR NASIONAL 2013

Kamis, 14 November 201308.00 - 17.00 WIB, Ruang Merak 1-3Jakarta Convention Center (JCC)Jakarta

LATAR BELAKANG

Dalam pengelolaan proyek konstruksi, mutu, biaya dan waktu

merupakan komponen yang dirujuk sebagai tolok ukur penilaian

kinerja suatu pengelolaan proyek konstruksi yang dapat memberikan

nilai lebih kepada pihak terkait.

Seiring dengan perkembangan dunia konstruksi, ke-3 komponen di atas tidak

lagi dianggap sebagai pengertian tradisional yang hanya merupakan

pemenuhan terhadap suatu persyaratan (reconformance), melainkan

diharapkan mampu memberikan nilai lebih bagi semua pihak terkait.

Value engineering adalah metode dan usaha untuk menganalisa fungsi dari

barang dan jasa untuk mencapai fungsi dasar dengan biaya total yang paling

rendah, konsisten dengan pencapaian karakteristik yang esensial (Isola,

1997). Kebutuhan akan value engineering process ini semakin meningkat

seiring dengan timbulnya aspek-aspek seperti meningkatnya biaya

konstruksi, terbatasnya dana pembangunan, suku bunga yang cukup tinggi,

peningkatan inflasi, kemajuan teknologi yang pesat, perencanaan yang terlalu

mewah dan adanya pertumbuhan ekonomi. Secara sederhananya, tujuan

akhir yang ingin dicapai melalui proses value engineering adalah agar biaya

konstruksi menjadi lebih murah dengan tetap memenuhi kualitas yang

disyaratkan serta tanpa mengurangi fungsi yang pada akhirnya akan

menguntungkan pihak pengguna jasa dan pemberi jasa.

Secara tradisional, quality assurance adalah proses memastikan kualitas

konstruksi seperti yang seharusnya terdapat dalam dokumen gambar dan

spesifikasi yang menjadi persyaratan pada kontrak proyek tersebut. Seiring

dengan perkembangan industri jasa konstruksi, quality assurance

berkembang menjadi prosedur untuk mendapatkan kualitas yang

memberikan garansi yang ditawarkan pada sebuah proyek konstruksi untuk

menjaga seminimal mungkin kegagalan/kerugian dapat terjadi meskipun

terdapat banyak aspek yang terkait baik langsung maupun tidak langsung.

Untuk memperoleh proyek dengan hasil yang berkualitas tinggi, tahapan

inisiating, planning, executing, controlling dan closing memerlukan

management quality sebagai bagian dari quality assurance (Latief et al, 2009).

Dengan proses Value Engineering untuk menghasilkan suatu efisiensi biaya,

secara tradisional, quantity surveyor (QS) mempunyai tugas dan peranan

dalam organisasi proyek antara lain untuk merencanakan dan mengendalikan

biaya konstruksi, dokumentasi, administrasi kontrak dan arbiterase. Seiring

dengan perkembangan ilmu Value Engineering tersebut, melalui tugas dan

peranannya, keterlibatan QS sangat erat untuk memastikan pelaksanaan

proyek tersebut sesuai dengan biaya yang direncanakan, sesuai dengan

persyaratan kualitas yang disyaratkan dan memenuhi waktu yang ditetapkan

dan kondisi kontrak yang disepakati. Sehingga pada saat penerapannya tidak

menimbulkan tuntutan dari satu pihak kepada pihak lain yang merasa

dirugikan akibat revisi yang dilakukan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, diharap penerapan ketiga ilmu di atas

dapat bersinergi untuk menghasilkan proyek dengan kualitas yang baik, tepat

waktu dan biaya dengan konsep value for money yang diharapkan.

Seminar ini bertujuan untuk mengangkat isu terkait legalitas dari sisi regulasi

audit pada Proyek terhadap penerapan Value Engineering, Quality Assurance

dan Quantity Survey yang umumnya bersinergi dalam pelaksanaan suatu

proyek konstruksi.

Melalui seminar ini diharapkan terjadi interaksi aktif dalam pembahasan kasus-

kasus yang selama ini terjadi dalam penerapan ketiga profesi tersebut yang

sebenarnya dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal dari sisi mutu, biaya

dan waktu tetapi sering dirasakan pada saat pelaksanaannya dianggap sulit

dalam menerapkannya dan ada kekhawatiran bahwa tindakan tersebut

dianggap tidak sejalan dari sisi regulasi audit proyek.

Quantity Surveyor adalah profesi dimana salah satu perannya adalah terkait

dengan pengendalian biaya sesuai dengan nilai kontrak termasuk didalamnya

revisi biaya (jika ada) dan memastikan proses pelaksanaannya sesuai dengan

kondisi yang tercantum pada kontrak konstruksi. Sehingga pada saat

menjalankan perannya, QS memastikan bahwa isi kontrak tidak bertolak

belakang dengan kebijakan dan regulasi audit yang akan membuka peluang

perselisihan.

Selain memastikan hasil dari VE yang dilakukan tetap memenuhi mutu, proses

penerapan Quality Assurance yang baik sangat diperlukan. Untuk

menerapkan profesi tersebut di atas, tidak kalah pentingnya untuk dapat

ditindaklanjuti adalah penilaian dan penerapan ketiga aspek di atas dilakukan

oleh pihak-pihak profesional yang dinilai berkompeten dibidangnya. Untuk itu

perlu adanya standar kompetensi yang ditandai dengan “Sertifikasi Profesi”,

dimana hal ini merupakan salah satu isu yang tidak kalah pentingnya untuk

dibahas sebagai rangkaian dari proses Quality Assurance. Mengingat profesi ini sangat erat terkait dengan 3 aspek utama sebuah proyek,

yaitu biaya, waktu dan mutu, maka penerapan sertifikasi profesi ini menjadi

suatu keharusan agar pihak yang menjalankan profesi tersebut dapat

bertanggung jawab secara professional dimana tindakan dan keputusan

professional yang diambil pada saat pelaksanaan proyek dapat diterima oleh

pihak auditor sebagai badan pemeriksa.

TUJUAN

Sekretariat Badan Pembinaan KonstruksiKementerian Pekerjaan Umum

Gedung Menteri PU Lt. 10 Jl. Pattimura No. 20,Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12210

Telp./Faks: (+6221) 7226305

RSVP :Meylina / Dita (+6281295969195)

Telp./Faks: (+6221) 7226305email : [email protected]

Informasi dapat juga diakses melalui www.pu.go.id LEMBAGA PENGEMBANGANJASA KOSNTRUKSI

KEMENTERIANPEKERJAAN UMUM

Page 2: Announce 20131025175237

AGENDA SEMINARAgenda yang akan dibahas dalam seminar antara lain:1. Optimasi Disain dengan Penerapan Konsep Value Engineering2. Permasalahan yang Timbul dalam Penerapan Value Engineering3. Proses Quality Assurance dalam Mengidentifikasi Mutu dan Cacat

untuk memastikan pencapaian kendali mutu yang disyaratkan.4. Peran QS dalam Mengendalikan Biaya Konstruksi, Dokumentasi

dan Administrasi Kontrak agar sesuai dengan yang di-Perjanjikan

dan Peraturan yang berlaku. 5. Permasalahan yang Timbul terkait Kebijakan Audit Pemerintah

dari Sisi Pandang Kontraktor6. Penerapan Optimasi Proyek dan Penerapan Prosedur Kontrak dari

Sisi Kebijakan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai Auditor.

Yossi Uri Yeremia

Berpengalaman menjadi pembawa acara pada berbagai seminar, sekaligus memiliki pengalaman sebagai public

speaker, passionator dan ice road trucker. Pendiri Eagle East Creative Bussiness Provider, event organizer yang bergerak

dalam bidang pengembangan SDM dan organisasi. Ahli dalam menjual jasa, mengorganisasikan berbagai seminar dan

workshop, memberikan berbagai pelatihan dibidang kewirausahaan, komunikasi dan pelayanan prima bagi

organisasi, serta concern memberikan pelatihan motivasi dalam pengembangan SDM diberbagai industri perbankan khususnya

pada Bank Perkreditan Rakyat di seluruh Indonesia.

PEMBAWA ACARA

Ir. Agung Yunanto, MM

(Praktisi Profesional)

Memperoleh gelar Magister Manajemen (MM) dari Institut Pengembangan Manajemen Indonesia dan Sarjana Teknik (Ir) dari Institut Teknologi Bandung. Berpengalaman dalam pengembangan manajemen dan sistem mutu pada proyek-proyek yang ditangani oleh PT Wijaya Karya. Saat ini menjabat sebagai General Manager Pengembangan Sistem dan Usaha di PT. Wijaya Karya.

Ir. Dono Parwoto, MT

(Praktisi Profesional)

Memperoleh gelar Magister Teknik Sipil (MT) konsentrasi Manajemen Kontraktor dari Universitas Tarumanegara

dan Sarjana Teknik Sipil (Ir.) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Pemegang Sertifikat Ahli

Utama Pelaksana Jalan (HPJI) dan Ahli Utama Pelaksana Jembatan (HPJI). Berpengalaman

menangani berbagai proyek konstruksi, diantaranya Proyek Jalan Tol Cipularang II Seksi 3.1 dan Proyek

Pekerjaan Tanah Tahap II Bandar Udara Kualanamu Medan. Saat ini bekerja sebagai Wakil Kepala Divisi

Sipil di PT. Waskita Karya.

PEMBICARA

Sr. Dr. Mohd Mazlan Bin Haji Che Mat,

FRISM, FIVMM, FMIN

(Praktisi Professional – Quantity Surveying dan Value Management)

Memperoleh gelar Sarjana Quantity Surveying dari Universiti Teknologi Malaysia, Master of Business Administration dari University of Stirling dan Doctor dari Universiti Teknologi MARA. Saat ini aktif sebagai professional practice dan tenaga pengajar. Anggota dari Board of Surveyors Malaysia, the Institution of Surveyor Malaysia, the Institution of Value Management Malaysia, Chartered Institute of Marketing UK dan American Value Engineer. Disebut sebagai “The Man Who Saves Billions” oleh Malaysia Business Magazines.

Prof. Ir. Chaidir Anwar Makarim, MSCE, Ph.D,

AVS

(Praktisi Professional – Value Engineering)

Sebagai Profesor di bidang Geotechnical Environment, memperoleh gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) - Geotechnical Engineering dari Texas A & M University, College Station Texas, USA. Sedangkan gelar Master of Science in Engineering (MSE) - Geotechnical Engineering diperoleh dari University of Michigan, Ann Arbor, Michigan USA dan Sarjana Teknik (Ir) dari Universitas Indonesia. Kini menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Ahli Value Engineering Indonesia (HAVE-I) periode 2007 - kini dan pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) periode 1999 - 2003. Mulai menerapkan prinsip VE di proyek geoteknik/ pondasi sejak 1994, antara lain untuk Gedung BDNI Sudirman, Mangga Dua Square dan Kampus Untar. Saat ini aktif sebagai konsultan jasa advokasi, dibidang geoforensik, mediasi/ arbitrase (BANI). Sejak tahun 2013, beliau terdaftar sebagai Correspondent Member/ International Affiliate dari NAFE (National Academy of Forensic Engineers) New York, USA.

Ir. Bangun Sucipto, MEng, AVS, IPU

(Praktisi Professional-Value Engineering)

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Master of Construction Engineering dari

the University of Michigan, Ann Arbor, Michigan USA. Pemegang Sertifikat Associate Value Specialist (SAVE-

International USA), Ahli Utama Pelaksana Jalan (HPJI) dan Ahli Utama Pelaksana Jembatan (HPJI) serta Manajer

Profesional Utama (HAKI). Pada tahun 2009, menerbitkan buku “Optimasi Infrastruktur: Referensi 1” yang berisi

rangkuman kasus-kasus Value Engineering / optimasi selama memegang proyek-proyek besar, seperti PLTA Asahan, PLTA

Saguling. Sebagai Project Manager: PLTU Suralaya, Pelabuhan Teluk Bayur, Bendung Komering, Jembatan Cable

Stayed Batam, Jembatan Cable Stayed Siak, serta Team Leader proyek besar lainnya. Berprofesi sebagai Konsultan

Optimasi Infrastruktur (Value Engineering & Inovasi Konstruksi, Trouble Shooter/Technical Adviser), diantaranya untuk

Proyek Pelabuhan Kalibaru Tanjung Priok, dan PLTA Peusangan. Mempunyai hak paten atas Tiang Pancang

Komposit (pondasi tiang pancang tahan korosi bangunan marine), Bangun Putar Pilar (untuk konstruksi fly over yang

dibangun di atas jalan padat) dan Wedging Piles (galangan kapal, dry docking). Saat ini menjabat Ketua Himpunan Ahli

Value Engineering Indonesia (HAVE-I).

Dr. Cris Kuntadi, SE, MM, CPA, Ak

(Kepala Pusdiklat BPK – dalam konfirmasi)

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia, Magiser Managemen dari UGM dan Erasmus Universiteit

Rotterdam, Nederland, dan Doktor diperoleh dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Gelar profesi yang

dimiliki adalah Certified Public Accountant (CPA). Saat ini menjabat sebagai Kepala Pusdiklat BPK RI dan Anggota Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia 2010-2014. Saat ini

aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi seperti STIA LAN Jakarta, Universitas Sriwijaya, Universitas Padjadjaran, Universitas

Andalas, dan Universitas Indonesia. Sebelum menjadi Kapusdiklat BPK, pernah menjabat sebagai auditor yang memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada berbagai kementerian.

Ir. Bemby Sunaryo, MSc

(Praktisi Profesional)

Memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Brawijaya, Magister of Highway Engineering dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Terdaftar sebagai anggota Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI), Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI), Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) dan Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB). Berpengalaman menangani berbagai proyek besar, sebagai ahli struktur bendungan, seperti Bendungan Jatigede di Sumedang dan Bendungan Batu Bulan di Sumbawa Besar. Aktif menulis karya ilmiah terutama yang terkait dengan penanganan longsoran dan struktur bendungan. Saat ini bekerja di PT. Soilens dan aktif mengajar di Institut Teknologi Nasional Bandung.

Ellyyanti, BBuildCE

(Praktisi Profesional)

Memperoleh gelar Diploma in Quantity Surveying dari MARA Institute of Technology – Kuala Lumpur dan Bachelor of

Building in Construction Economics dari University of Technology Sydney – Australia. Saat ini aktif sebagai konsultan

QS dalam bidang Administrasi Kontrak dan Pendiri School of Quantity Survey – Indonesia (SQS) dengan pengalaman

dalam mengelola berbagai jenis Kontrak Konstruksi mulai dari KontrakTradisional sampai dengan Kontrak EPC dan

spesialisasi “Claim and Counter Claim Management” dengan salah satu pencapaian “Full Amount Claim” pada salah satu

Proyek Pekerjaan Tambang Batu Bara di Kalimantan.

MODERATOR