analisis perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan … · barangsiapa yang diberi-nya kebijaksanaan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN
SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ dan
Melakukan Akuisisi pada Periode 1998-2002
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun Oleh : Wawan Sujarwan
NIM : 032214080
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN
SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ dan
Melakukan Akuisisi pada Periode 1998-2002
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun Oleh : Wawan Sujarwan
NIM : 032214080
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Allah memberikan kebijaksanaan kepada Orang yang dikehendaki-NYA. Barangsiapa yang diberi-NYA kebijaksanaan itu, berarti ia telah mendapat banyak kebaikan, hanya orang-orang yang mau berfikir saja yang dapat mengambil pelajaran ini. ( QS.. 2 : 269 ) Berbahagialah jiwa yang merdeka mengulurkan hati dan tangan, menabur benih kebajikan diladang kehidupan tanpa pujian tanpa imbalan ( NN )
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Kedua orang tuaku tercinta di Lampung
Kakak dan adikku Om dan Bulekku di Prambanan
Saudara-saudara baruku My_0174
Semua Sahabat-sahabatku Almamaterku
iv
v
ABSTRAK ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH
AKUISISI Studi kasus Pada Perusahaan manufaktur yang Listed di BEJ dan Melakukan
Akuisisi Pada Periode 1998-2002
Wawan Sujarwan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaaan yang
signifikan dari kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Kinerja perusahaan dinilai dengan menggunakan rasio-rasio. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Rasio Likuiditas (terdiri dari current ratio dan quick ratio), Rasio aktivitas (terdiri dari asset turnover, receivable turnover, dan inventory turnover), Rasio Leverage (terdiri dari debt to total asset ratio dan debt to equity ratio), Rasio nilai pasar (terdiri dari price earning ratio dan price book value ), Rasio Profitabilitas (terdiri dari net profit margin, gross profit margin, return on assets, dan return on equity).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Analisis kualitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yang menyajikan mean (2) Analisis kuantitatif untuk menguji beda adalah dengan uji peringkat tanda Wilcoxon. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kinerja perusahaan sebelum akuisisi adalah berbeda secara signifikan dengan kinerja perusahaan sesudah akuisisi.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Wicoxon diketahui bahwa sebagian besar rasio keuangan yang diuji tidak signifikan, artinya tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Hanya ada tiga rasio yang memperlihatkan hasil pengujian yang signifikan yaitu : price earning ratio, price book value dan Debt to total equity. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kinerja finansial perusahaan tidak berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi.
vi
ABSTRACT
THE DIFFERENCE ANALYSIS ON COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER ACQUISITION
A case study on manufacturing companies listed in BEJ and making the acquisition in period of 1998-2002
WAWAN SUJARWAN SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2007
This study aims to know whether there is a significant difference between a company’s Performance before and after acquisition. The company Financial performance will be evaluated based on Liquidation ratio (consisting of Current ratio and Quick ratio), Activity ratio (consisting of assets turnover, receivable turnover, and inventory turnover), Leverage ratio (consisting of Debt to total asset ratio and Debt to equity ratio), Market ratio value (consisting of price earning ratio and price book value), profitability ratio (consisting of net profit margin, gross profit margin, return on assets and return on equity).. Techniques analysis used in this research are: (1) Qualitative analysis using descriptive statistic to have the mean company’s (2)Wilcoxon sign test to examine the mean difference . The hypothesis developed in this study is : The company’s financial performance before acquisition differ from that of after the acquisition . Based on the wilcoxon sign test it is found that most of financial ratio’s before and after acquisition is not different significantly. There are only three financial ratios that is different before and after acquisition namely. Price earning ratio, price book value and debt to total equity. The conclusion of this study is that company’s financial performance is not different significantly before and after acquisition.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam mempersiapkan, menyusun serta menyelesaikan skripsi ini, penulis
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
yang berjudul: ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM
DAN SESUDAH AKUISISI Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di
BEJ dan Melakukan Akuisisi Pada Periode 1998-2002. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir.P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
3. Drs. G Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dra. Caecilia Wahyu E.R, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
viii
5. Drs.A.Triwanggono., M.S selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan bantuan selama
penulis duduk di bangku kuliah.
7. Kedua orang tuaku di Lampung (Bapak Imam Supingi dan Ibu Mahsum) yang
telah memberikan yang terbaik dalam hidupku, terima kasih atas segala cinta,
kasih sayang , doa , semangat, dan pengorbanannya.
8. Kakak dan adikku (Aminah dan Triya Andriani) yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi untukku.
9. Orang tuaku di Geranting (Om Warso dan Bulek Menik) terima kasih atas segala
doa, semangat dan kasih sayangnya selama aku di Yogya.
10. Adik-adik baruku (Santi dan Affan) makasih ya selalu buat mas merasa nyaman
selama dirumah Geranting seperti dirumah sendiri.
11. Buat My_0174 (thanks for every things that you give me, you are my
inspirations).
12. Buat teman-teman kosku (Ricky, Herman, Icul, dll ) makasi ya friend.
13. Buat AB 4193 YZ makasi untuk terus menjadi pendamping setiaku dikala panas
dan hujan, dan mengenalkan aku akan seluruh ruas dan lorong kota Yogya.
14. Buat teman-temanku dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun skripsi ini.
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
ABSTRAK.............................................................................................................. vi
ABSTRACT............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Batasan Masalah..................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian.................................................................................. 4
F. Sistematika Penelitian............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................. 7
A. Kinerja Perusahaan ................................................................................ 7
B. Laporan Keuangan ................................................................................ 9
C. Analisis Laporan Keuangan ................................................................... 14
D. Analisis Rasio Keuangan ....................................................................... 18
E. Akuisisi................................................................................................... 27
F. Review Penelitian Terdahulu .................................................................. 32
G. Hipotesis................................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 35
A. Jenis Penelitian....................................................................................... 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 36
x
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 36
E. Data yang Diperlukan............................................................................. 36
F. Variabel Penelitian.................................................................................. 37
G. Teknik Analisis Data.............................................................................. 42
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................................. 45
A. GT. Kabel Indonesia Tbk....................................................................... 45
B. PT. Tunas Ridean Tbk............................................................................ 46
C. PT. BAT Indonesia Tbk ......................................................................... 47
D. PT. Dynaplast Tbk ................................................................................. 48
E. PT. Eterindo Wahanatama Tbk .............................................................. 50
F. PT. Sinar Mas Resources and Technology Tbk...................................... 51
G. PT. Gudang Garam Tbk ......................................................................... 52
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 54
A. Deskripsi data Penelitian........................................................................ 54
B. Hasil Pengujian Komparasi.................................................................... 69
C. Pembahasan............................................................................................ 74
BAB VI PENUTUP ................................................................................................ 77
A. Kesimpulan ............................................................................................ 77
B. Saran ...................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel V.1 Perubahan rasio-rasio Likuiditas sebelum dan sesudah akuisisi...............55
Tabel V.2 Perubahan rasio-rasio Aktivitas sebelum dan sesudah akuisisi ...............57
Tabel V.3 Perubahan rasio-rasio Leverage sebelum dan sesudah akuisisi ................60
Tabel V.4 Perubahan rasio-rasio Nilai Pasar sebelum dan sesudah akuisisi .............63
Tabel V.5 Perubahan rasio-rasio profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi .........65
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Likuiditas ..................................................70
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Aktivitas....................................................71
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Leverage....................................................72
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Nilai Pasar.................................................73
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Profitabilitas..............................................74
xii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Allah memberikan kebijaksanaan kepada Orang yang dikehendaki-NYA. Barangsiapa yang diberi-NYA kebijaksanaan itu, berarti ia telah mendapat banyak kebaikan, hanya orang-orang yang mau berfikir saja yang dapat mengambil pelajaran ini. ( QS.. 2 : 269 ) Berbahagialah jiwa yang merdeka mengulurkan hati dan tangan, menabur benih kebajikan diladang kehidupan tanpa pujian tanpa imbalan ( NN )
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Kedua orang tuaku tercinta di Lampung
Kakak dan adikku Om dan Bulekku di Prambanan
Saudara-saudara baruku My_0174
Semua Sahabat-sahabatku Almamaterku
iv
v
ABSTRAK ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH
AKUISISI Studi kasus Pada Perusahaan manufaktur yang Listed di BEJ dan Melakukan
Akuisisi Pada Periode 1998-2002
Wawan Sujarwan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaaan yang
signifikan dari kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Kinerja perusahaan dinilai dengan menggunakan rasio-rasio. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Rasio Likuiditas (terdiri dari current ratio dan quick ratio), Rasio aktivitas (terdiri dari asset turnover, receivable turnover, dan inventory turnover), Rasio Leverage (terdiri dari debt to total asset ratio dan debt to equity ratio), Rasio nilai pasar (terdiri dari price earning ratio dan price book value ), Rasio Profitabilitas (terdiri dari net profit margin, gross profit margin, return on assets, dan return on equity).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Analisis kualitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yang menyajikan mean (2) Analisis kuantitatif untuk menguji beda adalah dengan uji peringkat tanda Wilcoxon. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kinerja perusahaan sebelum akuisisi adalah berbeda secara signifikan dengan kinerja perusahaan sesudah akuisisi.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Wicoxon diketahui bahwa sebagian besar rasio keuangan yang diuji tidak signifikan, artinya tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Hanya ada tiga rasio yang memperlihatkan hasil pengujian yang signifikan yaitu : price earning ratio, price book value dan Debt to total equity. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kinerja finansial perusahaan tidak berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi.
vi
ABSTRACT
THE DIFFERENCE ANALYSIS ON COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER ACQUISITION
A case study on manufacturing companies listed in BEJ and making the acquisition in period of 1998-2002
WAWAN SUJARWAN SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2007
This study aims to know whether there is a significant difference between a company’s Performance before and after acquisition. The company Financial performance will be evaluated based on Liquidation ratio (consisting of Current ratio and Quick ratio), Activity ratio (consisting of assets turnover, receivable turnover, and inventory turnover), Leverage ratio (consisting of Debt to total asset ratio and Debt to equity ratio), Market ratio value (consisting of price earning ratio and price book value), profitability ratio (consisting of net profit margin, gross profit margin, return on assets and return on equity).. Techniques analysis used in this research are: (1) Qualitative analysis using descriptive statistic to have the mean company’s (2)Wilcoxon sign test to examine the mean difference . The hypothesis developed in this study is : The company’s financial performance before acquisition differ from that of after the acquisition . Based on the wilcoxon sign test it is found that most of financial ratio’s before and after acquisition is not different significantly. There are only three financial ratios that is different before and after acquisition namely. Price earning ratio, price book value and debt to total equity. The conclusion of this study is that company’s financial performance is not different significantly before and after acquisition.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam mempersiapkan, menyusun serta menyelesaikan skripsi ini, penulis
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
yang berjudul: ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM
DAN SESUDAH AKUISISI Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di
BEJ dan Melakukan Akuisisi Pada Periode 1998-2002. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir.P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
3. Drs. G Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dra. Caecilia Wahyu E.R, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
viii
5. Drs.A.Triwanggono., M.S selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan bantuan selama
penulis duduk di bangku kuliah.
7. Kedua orang tuaku di Lampung (Bapak Imam Supingi dan Ibu Mahsum) yang
telah memberikan yang terbaik dalam hidupku, terima kasih atas segala cinta,
kasih sayang , doa , semangat, dan pengorbanannya.
8. Kakak dan adikku (Aminah dan Triya Andriani) yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi untukku.
9. Orang tuaku di Geranting (Om Warso dan Bulek Menik) terima kasih atas segala
doa, semangat dan kasih sayangnya selama aku di Yogya.
10. Adik-adik baruku (Santi dan Affan) makasih ya selalu buat mas merasa nyaman
selama dirumah Geranting seperti dirumah sendiri.
11. Buat My_0174 (thanks for every things that you give me, you are my
inspirations).
12. Buat teman-teman kosku (Ricky, Herman, Icul, dll ) makasi ya friend.
13. Buat AB 4193 YZ makasi untuk terus menjadi pendamping setiaku dikala panas
dan hujan, dan mengenalkan aku akan seluruh ruas dan lorong kota Yogya.
14. Buat teman-temanku dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun skripsi ini.
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
ABSTRAK.............................................................................................................. vi
ABSTRACT............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Batasan Masalah..................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian.................................................................................. 4
F. Sistematika Penelitian............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................. 7
A. Kinerja Perusahaan ................................................................................ 7
B. Laporan Keuangan ................................................................................ 9
C. Analisis Laporan Keuangan ................................................................... 14
D. Analisis Rasio Keuangan ....................................................................... 18
E. Akuisisi................................................................................................... 27
F. Review Penelitian Terdahulu .................................................................. 32
G. Hipotesis................................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 35
A. Jenis Penelitian....................................................................................... 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 36
x
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 36
E. Data yang Diperlukan............................................................................. 36
F. Variabel Penelitian.................................................................................. 37
G. Teknik Analisis Data.............................................................................. 42
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................................. 45
A. GT. Kabel Indonesia Tbk....................................................................... 45
B. PT. Tunas Ridean Tbk............................................................................ 46
C. PT. BAT Indonesia Tbk ......................................................................... 47
D. PT. Dynaplast Tbk ................................................................................. 48
E. PT. Eterindo Wahanatama Tbk .............................................................. 50
F. PT. Sinar Mas Resources and Technology Tbk...................................... 51
G. PT. Gudang Garam Tbk ......................................................................... 52
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 54
A. Deskripsi data Penelitian........................................................................ 54
B. Hasil Pengujian Komparasi.................................................................... 69
C. Pembahasan............................................................................................ 74
BAB VI PENUTUP ................................................................................................ 77
A. Kesimpulan ............................................................................................ 77
B. Saran ...................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel V.1 Perubahan rasio-rasio Likuiditas sebelum dan sesudah akuisisi...............55
Tabel V.2 Perubahan rasio-rasio Aktivitas sebelum dan sesudah akuisisi ...............57
Tabel V.3 Perubahan rasio-rasio Leverage sebelum dan sesudah akuisisi ................60
Tabel V.4 Perubahan rasio-rasio Nilai Pasar sebelum dan sesudah akuisisi .............63
Tabel V.5 Perubahan rasio-rasio profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi .........65
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Likuiditas ..................................................70
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Aktivitas....................................................71
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Leverage....................................................72
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Nilai Pasar.................................................73
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Profitabilitas..............................................74
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha saat ini memasuki era perdagangan bebas
yang menimbulkan persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan, karena
persaingan yang terjadi tidak hanya sebatas perusahaan bertaraf nasional namun
juga melibatkan perusahaan bertaraf global. Kondisi demikian menuntut
perusahaan untuk selalu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar
perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya serta memperbaiki kinerjanya.
Sehubungan dengan semakin ketatnya persaingan antar pelaku bisnis
maka perusahaan dituntut dapat memperluas segala aktivitas perusahaan. Salah
satu cara yang sering dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan
penggabungan badan usaha (business combination). Strategi akuisisi merupakan
salah satu alternatif untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Dalam
akuntansi dikenal tiga macam bentuk penggabungan badan usaha, yaitu : merger,
akuisisi, dan konsolidasi. Dengan terjadinya penggabungan badan usaha maka
diharapkan perusahaan akan memperoleh kondisi keuangan yang lebih baik
dibandingkan sebelum melakukan penggabungan usaha. Abdul Moin (2004)
mengemukakan delapan macam alasan mengapa perusahaan melakukan akuisisi,
yaitu : Mendapatkan cash inflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah
jelas, untuk memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kreditor lebih
percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan, untuk memperoleh
1
2
karyawan yang telah berpengalaman, untuk mendapatkan pelangggan yang
sudah mapan tanpa harus merintis dari awal, untuk memperoleh sistem
operasional dan administratif yang mapan, untuk mengurangi resiko kegagalan
bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru, dan untuk memperoleh
infrastruktur dalam mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.
Selain membawa manfaat akuisisi juga memiliki kelemahan, yaitu :
Proses integrasi perusahaan yang tidak mudah, kesulitan menentukan nilai
perusahaan target secara akurat, biaya konsultan yang mahal, meningkatnya
kompleksitas birokrasi, biaya koordinasi yang mahal, tidak menjamin
peningkatan nilai perusahaan, tidak menjamin kemakmuran pemegang saham.
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan akuisisi
biasanya adalah pada kinerja perusahaan dan penampilan finansial perusahaan
yang praktis membesar dan meningkat. Kemampuan perusahaan dalam menjaga
eksistensinya dalam menghadapi persaingan tersebut juga dipengaruhi oleh
kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui
laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode akuntansi. Laporan
keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Analisis
terhadap laporan keuangan tersebut memerlukan adanya pengukuran tertentu.
Salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data
keuangan adalah dengan rasio. Rasio keuangan dapat dihitung dari angka-angka
3
yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Secara umum
jumlah angka rasio bermacam-macam. Tujuan pokok dari rasio keuangan adalah
memenuhi kebutuhan seseorang penganalisis dalam mengetahui kondisi
likuiditas, aktivitas, Rasio leverage, rasio rasio pasar, rasio profitabilitas.
Banyak penelitian di Indonesia yang telah dilakukan untuk menganalisis
pengaruh akuisisi terhadap kinerja perusahaan. Salah satunya adalah
Yudyatmoko dan Na’im (2000) yang menunjukan bahwa akuisisi tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PERBEDAAN
KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI Studi
kasus pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang listed di BEJ dan
melakukan akuisisi pada periode 1998-2002.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah akuisisi ditinjau dari analisis rasio keuangannya ?
C. Batasan Masalah
1. Tingkat rasio keuangan meliputi Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Financial
Leverage, Rasio Pasar, Rasio Profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi
2. Penelitian ini dibatasi pada tiga periode sebelum dan tiga periode sesudah
akuisisi.
4
D. Tujuan penelitian
Mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah dilakukannya akuisisi.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
diantaranya yaitu :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan kepada perusahaan dalam pengambilan keputusan.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan,
menambah wacana, sebagai dasar pembuatan skripsi yang mempunyai topik
yang sama dan menambah pengetahuan bagi para mahasiswa khususnya
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wahana yang efektif
didalam usaha untuk menerapkan secara langsung teori yang telah diterima
selama dibangku kuliah kedalam praktek nyata, khususnya analisis kinerja
keuangan sebelum dan sesudah akuisisi.
5
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis akan memberikan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, Rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai
dasar penelitian dan pembahasan selanjutnya serta sebagai dasar
dalam mengolah data.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subyek dan obyek penelitian, hipotesis penelitian, data
yang dicari, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik
analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai riwayat singkat perusahaan,
sumber daya manusia, dan kegiatan usaha.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai analisis rasio-rasio keuangan dan
analisis perkembangan rasio-rasio keuangan.
6
BAB VI PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan penelitian,dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja Perusahaan
1. Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam
suatu tahun buku tertentu. Kinerja juga mengandung pengertian
kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan
efektif. Dalam suatu badan usaha, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam
bentuk laba yang dihasilkan. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan
(Ikatan Akuntansi Indonesia,1994: 4) dikemukakan bahwa:
“Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan
untuk menilai perubahan potensial sumber ekonomi yang mungkin
dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting
dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi
kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang
ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam pertimbangan
tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber
daya.”
Untuk menghasilkan laba yang maksimal, diperlukan kemampuan
melihat celah-celah keuntungan dan memprediksi masa yang akan datang.
Disamping itu, manajemen harus memiliki kemampuan untuk
7
8
menggerakkan kreativitas sumber daya manusia yang ada agar dapat
bekerja sama secara efektif dan efisien.
Pada akhirnya, kemampuan manajemen menggerakkan dan
memanfaatkan sumber daya yang ada akan dapat dinilai dari laporan
keuangan yang disusun setiap akhir periode. Melalui laporan keuangan
tersebut dapat dievaluasi dan pada akhirnya diperbaiki hal-hal yang
menjadi penghalang maksimisasi kinerja perusahaan. Disamping itu, juga
dapat direncanakan hal-hal yang perlu dilakukan sehubungan dengan
peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.
2. Unsur-Unsur Kinerja Perusahaan
Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran
kinerja atau sebagai dasar ukuran yang lain seperti imbalan investasi
(return on investment) atau penghasilan per lembar saham (earning per
share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan
bersih (laba) adalah penghasilan (income) dan beban. Pengakuan dan
pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan
bersih (laba), tergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal
yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya
(Prastawa, 2002: 11)
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penurunan
kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi (setoran) penanaman modal (Prastawa, 2002:11). Penghasilan
9
meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan
muncul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang normal, seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividend royalty, dan sewa.
Sedangkan keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi
definisi penghasilan yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan meliputi pos yang timbul
dalam pengalihan aktiva lancar dan keuntungan yang belum direalisasi,
misalnya kenaikan jumlah aktiva jangka panjang.
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya
aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (Prastawa,
2002: 10). Beban mencakup kerugian (loss) maupun beban yang timbul
dari pelaksanaan aktivitas biasa. Beban ini meliputi antara lain beban
pokok penjualan, gaji dan depresiasi, yang biasanya berbentuk arus kas
keluar atau berkurangnya aktivitas seperti kas (setara kas), persedian dan
aktiva tetap.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu alat yang dengan mana informasi
dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang akhirnya
10
dimasukan dalam laporan keuangan yang dikomunikasikan secara
periodik kepada para pemakainya. (Sofyan Syafri, 1994: 117)
Menurut Myer (dikutip dalam Munawir, 1995: 5) yang dimaksud
dengan laporan keuangan adalah :Dua daftar yang disusun oleh akuntan
pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah
neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi
laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-
perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau
daftar laba yang tidak dibagi.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti: laporan arus kas atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan segmen industri dan geogafis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga. (Ikatan Akuntansi Indonesia,
1999:2)
Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir,
1999 :2)
2. Arti Penting Laporan Keuangan
11
Laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahan, terutama bagi mereka yang berkepentingan terhadap
perkembangan perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah
(Munawir,1999:3)
a. Pemilik perusahaan,
Mereka sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaannya karena dengan laporan tersebut pemilik perusahaan
akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin
perusahaan. Karena hasil-hasil stabilitas serta kontinuitas atau
kelangsungan perusahaan tergantung dari cara kerja atau efisiensi
manajemennya.
b. Manajer atau pimpinan perusahaan
Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya maka seorang
manajer dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki
sistem, dan menentukan kebijakan yang tepat untuk masa yang akan
datang. Bagi manajemen yang terpenting adalah bahwa laba yang
dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman dan terjaga
cukup baik, struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan memiliki
rencana yang baik mengenai hari depan, baik dibidang keuangan
maupun bidang operasi Dalam hubungannya dengan analisis laporan
keuangan tersebut manajer merupakan “orang dalam”, orang yang
12
dapat menggunakan data keuangan apapun yang ada dalam
perusahaan, dan hasil analisa sepenuhnya untuk kepentingan
perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu analisis yang dilakukan
oleh manajemen tersebut disebut “analisis intern“
c. Investor
Mereka berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa yang
akan datang, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk
mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut. Dari analisa laporan tersebut para investor akan
dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya.
d. Kreditur
Informasi keuangan bermanfaat bagi kreditur untuk memutuskan
apakah pinjaman yang diberikan serta bunga dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
e. Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan untuk menentukan besarnya pajak
yang yang harus ditanggung oleh perusahaan. Selain itu dengan
melihat laporan keuangan dimana para buruh bekerja maka pemerintah
akan mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan
jaminan sosial yang lebih baik.
3. Keterbatasan Laporan Keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (dikutip dalam Sofyan
Syafri, 1994 : 10) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah :
13
a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dapat
dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
taksiran dan berbagai pertimbangan.
d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materil. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh
yang materil terhadap kelayakan laporan keuangan.
e. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam menghadapi
ketidakpastian.
f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya.
g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah teknis, dan
pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis dari
informasi yang disajikan.
h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
kesuksesan antar perusahaan.
14
i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
C. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk membedah
laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah hubungan antara
unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.
Leopold A. Bernstein (dikutip dalam Prastawa 2002 :30)
memberikan definisi Analisis Laporan Keuangan sebagai berikut :
Financial statement analysis is the judgmental process that aims to
evaluate the current and past financial positions and results of operation
of enterprise, with primary objective of determining the best possible
estimate and predictions about future conditions and performance.
Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa analisis laporan
keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi
dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. (Prastawa, 2002:30)
15
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Ada kesenjangan antara informasi yang disajikan laporan
keuangan dengan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai. Disatu
sisi laporan keuangan menyajikan suatu informasi mengenai apa yang
telah terjadi, sementara disisi lain para pemakai laporan keuangan
membutuhkan informasi mengenai apa yang mungkin terjadi dimasa
depan.
Untuk memecahkan kesenjangan kebutuhan informasi diperlukan
suatu analisa terhadap laporan keuangan, terutama dalam memprediksi
apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Dengan demikian
fungsi yang pertama dan yang utama dari analisis laporan keuangan
adalah untuk mengkorversi data menjadi informasi.
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa
tujuan, namun tujuan yang terpenting adalah untuk mengurangi
ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan
dan intuisi, serta mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian
yang tidak dapat dielakkan pada setiap proses pengambilan keputusan (
Prastawa,1995:30 ).
3. Prosedur, Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
a. Prosedur Analisis Laporan Keuangan.
Berbagai langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut ( Prastawa, 1995 :31-32 ) :
16
1) Memahami latar belakang perusahaan yang dianalisis
mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang
diterjuni oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang
dianut dan diterapkan oleh perusahaan tersebut.
Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu
dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan
perusahaan.
2) Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada
perusahaan.
Kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi
mengenai kecendrungan industri dimana perusahaan
beroperasi; perubahan teknologi; perubahan selera
konsumen; perubahan faktor ekonomi seperti perubahan
pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi, dan
pajak; perubahan yang terjadi didalam perusahaan itu
sendiri seperti perubahan posisi manajemen kunci.
3. Mempelajari dan me-review laporan keuangan
Sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan
diaplikasikan, perlu dilakukan review terhadap laporan
keuangan secara menyeluruh. Apabila dipandang perlu,
dapat menyusun kembali laporan keuangan perusahaan
yang dianalisis. Tujuan me-review ini adalah untuk
17
mendapatkan gambaran data keuangan yang relevan yang
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
4. Menganalisis laporan keuangan
Setelah mengetahui profil perusahaan dan me-review
laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai
metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis
laporan keuangan dan menginterprestasikan hasil
tersebut.
b. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu metode analisis vertikal, dan
metode analisis horizontal ( Prastawa, 1995:32-33 ).
1. Metode analisis Horizontal (dinamis)
Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode
analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan
laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode)
sehingga dapat diketahui perkembangan dan
kecendrungannya. Disebut metode horizontal karena
analisis ini membandingkan perusahaan yang sama untuk
periode yang berbeda. Disebut dinamis karena metode ini
bergerak dari waktu ke waktu. Teknik analisis yang
termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik
analisis perubahan, analisis indeks (trend), analisis
18
sumber dan penggunaan, dan analisis perubahan laba
kotor.
2. Metode analisis vertikal (statis)
Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis
yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan
keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang
lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka metode
ini disebut metode vertikal. Disebut statis karena metode
ini membandingkan pos-pos laporan keuangan pada
periode yang sama. Teknik analisis yang termasuk pada
klasifikasi ini antara lain teknik analisis persentase
perkomponen (Common-size), analisis rasio, dan analisis
Break-even.
D. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan (financial ratio analysis) menggambarkan posisi
perusahaan pada suatu saat. Pembandingan rasio perusahaan dengan
perusahaan lain sejenis atau rasio industri akan lebih bisa menunjukkan posisi
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pesaing.
Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia,
yang terdiri dari (Alwi,1994 : 107-108)
19
1. Balance Sheet atau neraca, yang menunjukan posisi finansial
perusahaan pada suatu saat.
2. Income Statement atau laba rugi yang merupakan laporan
operasi perusahaan selama periode tertentu.
Dalam menganalisis tujuan penganalisis pada umumnya adalah untuk
mengetahui likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio pasar
perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu rasio-rasio keuangaan dapat
digolongkan menjadi :
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi,
ataupun kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih (Munawir, 1999:31). Suatu
perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat
apabila mampu :
a. Memenuhi kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya;
yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap
pihak ekstern)
b. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi
yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak
intern)
c. Membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan.
d. Memelihara tingkat kredit yang dibutuhkan.
20
Alat yang digunakan untuk menilai likuiditas perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Current Ratio
Current Ratio adalah perbandingan antara jumlah aktiva
lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan
bahwa nilai kekayaan lancar perusahaan ada sekian
kalinya hutang jangka pendek.
Current Ratio dihitung dengan cara sebagai berikut :
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang Lancar
b. Quick Ratio
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena persediaan
memerlukan waktu yang lama untuk direalisasi menjadi
kas, walaupun kenyataannya persediaan lebih likuid
daripada piutang (Munawir, 1999: 75).
Quick Ratio dihitung dengan menggunakan rumus :
Aktiva lancar - Persediaan
Quick Ratio =
Hutang Lancar
21
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen
perusahaan mengelola aktivitasnya. Dengan kata lain rasio ini
mengukur seberapa besar kecepatan aset-aset perusahaan
dikelola atau diputar dalam rangka melakukan aktivitas
bisnisnya.
a. Asset turnover
Asset turnover mengukur seberapa efektif aktiva perusahan
mampu menghasilkan pendapatan operasional yaitu
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan.
Semakin tinggi asset turnover berarti semakin efektif aktiva
tersebut dalam menghasilkan pendapatan.
Asset Turnover dapat dihitung dengan rumus:
Total Operating Revenue
Asset Turnover =
Total Assets
b. Receivable Turnover
Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara
pendapatan operasi atau penjualan dengan piutang selama
periode misalnya satu tahun. Piutang yang dimaksud dalam
hal ini adalah piutang yang telah dikurangi piutang yang
potensial untuk tidak tertagih.
22
Receivable Turnover dapat dihitung dengan cara:
Total Operating Revenue
Receivable turnover =
Receivable
c. Inventory Turnover
Inventory Turnover diperoleh dengan membandingkan
antara harga pokok penjualan dengan persediaan.
Inventory Turnover dapat dihitung dengan rumus :
Cost of Goods Sold
Inventory Turnover =
Inventory
3. Rasio Leverage
Pembiayaan dengan hutang dimaksudkan untuk mendongkrak
kekuatan perusahaan dalam membiayai usahanya. Kemampuan
perusahaan dengan hanya mengandalkan modal sendiri sering
kali terbatas, sehingga pembiayaan dengan hutang ditempuh
untuk mendukung pembiayaan equity. Disisi lain penggunaan
hutang dapat lebih menguntungkan dibandingkan dengan
pembiayaan equity karena pembayaran bunga dapat sebagai
pengurang pajak. Namun demikian penggunaan hutang yang
23
melebihi ambang batas tertentu akan makin mempertinggi
kemungkinan perusahaan tidak bisa mengembalikan hutang
karena harus membayar angsuran dan bunga tetap. Dengan
demikian semakin tingggi hutang semakin besar kemungkinan
perusahaan mengalami kesulitan finansial (financial distress).
a. Debt Ratio
Debt Ratio merupakan perbandingan antara total hutang
dengan total assets. Rasio ini mengukur berapa besar
seluruh hutang dijamin dengan asset perusahaan.
Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Total Debt
Debt to Assets Ratio =
Total Assets
b. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara
besarnya total hutang dengan total equity. Rasio ini melihat
kemampuan pemilik perusahan dengan equity yang
dimilikinya untuk membayar hutang kepada kreditor.
Debt to Equity dapat dihitung dengan rumus:
Total Debt
Debt to Equity Ratio =
Total Equity
24
4. Rasio pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku. Pengukuran rasio
ini lebih mudah bagi perusahaan yang sudah menjual sahamnya
ke pasar modal. Apabila perusahaan memiliki nilai yang tinggi
pada rasio ini maka semakin baik prospek perusahaan bagi
investor. Rasio nilai pasar adalah sebagai berikut :
a. Rasio harga-laba ( P/E )
Rasio harga laba ( price earning ratio = P/E ) menunjukkan
seberapa banyak investor bersedia membayar laba yang
dilaporkan. Rasio ini merupakan rasio harga persaham
terhadap laba persaham. Rasio ini dapat diukur dengan
rumus :
P/E = sahamper Laba
sahamlembar per Harga
b. Rasio Nilai Pasar / Buku
Rasio harga saham terhadap nilai buku memberikan
indikasi lain tentang bagaimana investor memandang
perusahaan. perusahaan dengan tingkat pengembalian atas
ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual saham berapa
kali lebih tinggi dari nilai bukunya, dibandingkan dengan
perusahaan dengan tingkat pengembalian yang rendah.
Nilai buku perusahaan dapat dihitung dengan rumus :
25
Ekuitas saham biasa
Nilai buku per saham =
Jumlah saham beredar
5. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Ukuran profitabilitas seharusnya
dikaitkan dengan tingkat risiko usaha. Artinya belum tentu
sebuah perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi lebih
baik daripada yang mempunyai profitabilitas yang rendah jika
tidak melihat risiko masing-masing perusahaan.
a. Profit Margin
Dalam perhitungannya terdapat dua ukuran profit margin
yaitu, Net Profit Margin dan Gross Profit Margin. Net
Profit Margin ( NPM ) mengukur seberapa besar
keuntungan bersih yang dihasilkan setiap rupiah
pendapatan dan Gross Profit Margin (GPM) mengukur
berapa rupiah laba sebelum bunga dan pajak yang
dihasilkan dari setiap rupiah pendapatan.
Net Income
NPM =
Total Operating Revenues
26
Earning BeforeInterest and Tax
GPM =
Total Operating Revenue
b. Return on Assets ( ROA )
Rasio ini mengukur seberapa efektif asset yang mampu
menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio berarti
semakin efektif penggunaan asset.
Rasio ini dapat diukur dengan rumus :
Laba bersih
ROA =
Total Asset
c. Return on Equity ( ROE )
ROE mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang
tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain rasio ini
mengukur berapa rupiah keuntungaan yang dihasilkan oleh
modal sendiri.
Rasio ini dapat diukur dengan rumus :
Net Income
ROE =
Stockholders’ equity
27
E. Akuisisi
1. Pengertian Akuisisi
Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan menerapkan
strategi yang tepat. Pengembangan usaha agar tetap eksis dan terus
berkembang adalah sesuatu yang harus dipikirkan oleh seluruh bagian dalam
perusahaan. Salah satu usaha dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
mengembangkan strategi pertumbuhan. Dalam rangka tumbuh dan
berkembang ini perusahaan bisa melakukan ekspansi bisnis dengan memilih
salah satu dari dua jalur alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan
(organic/internal growth) dan pertumbuhan dari luar perusahaan (external
growth) (Abdul Moin, 2004: 13 ).
Pertumbuhan internal adalah ekspansi yang dilakukan dengan
membangun bisnis atau unit bisnis baru dari awal (start-up business).
Sebaliknya pertumbuhan eksternal dapat dilakukan dengan “membeli“
perusahaan yang sudah ada. Pertumbuhan eksternal ada tiga jenis, yaitu
(Abdul Moin, 2004:5-10)
a. Merger: Penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian
hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum,
sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar.
b. Akuisisi : Pengalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham
atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam
28
peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih
tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.
c. Konsolidasi :Perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan
atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu
perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri
menjadi bubar.
Di Indonesia istilah merger dan akuisisi kadang saling menggantikan.
Sehingga pembahasan dalam bab ini akan memusatkan pada masalah akuisisi.
Beberapa pengertian akuisisi antara lain:
a. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27
tahun 1998 tentang penggabungan usaha mendefinisikan akuisisi
sebagai berikut:
“Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan
hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh
atau sebagian saham perseorangan yang dapat mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut”.
b. Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan )
No. 22 mendefinisikan akuisisi dari perspektif akuntansi sebagai
berikut :
“Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas
aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree),
29
dengan memberi aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau
mengeluarkan saham”.
2. Manfaat Akuisisi
Keputusan melakukan akuisisi oleh sebuah perusahaan bagi sebagian
orang masih dipandang sebagai keputusan yang kontroversial karena memiliki
dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Secara umum alasan melakukan
akuisisi terdiri dari beberapa hal. Alasan melakukan akuisisi menurut Floyd
A.Beams (2004: 1) adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Biaya (Cost Advantage). Seringkali lebih murah bagi
perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui
akuisisi dibandingkan melalui pengembangan. Hal ini benar
terutama pada periode inflasi.
b. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar
yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan
dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya
c. Berkurangnya Penundaan Operasi (Fewer Operating Delays).
Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui akuisisi dapat
diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang
berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang
lainnya.
d. Mencegah Pengambil-alihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa
perusahaan bergabung untuk diakuisisi oleh perusahaan lain,
karena perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah
30
diserang untuk diambil-alih.Perusahaan-perusahaan dengan rasio
utang terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan
calon pengambil-alih yang menarik.
e. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
Penggabungan badan usaha melibatkan penggabungan sumber
daya tidak berwujud maupun berwujud. Maka akuisisi atas hak
paten, hak atas mineral, database pelanggan, atau keahlian
manajemen mungkin menjadi factor utama yang memotivasi suatu
penggabungan usaha.
3. Klasifikasi Akuisisi
Dalam prakteknya aktivitas akuisisi dapat berbeda-beda jenisnya.
Klasifikasi akuisisi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas ( Abdul
Moin, 2004: 42 ):
a. Akuisisi Saham
Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu
transaksi jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut
mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan tersebut dari
penjual kepada pembeli. Karena perusahaan terdiri atas saham-
saham,maka akuisisi terjadi ketika pemilik saham menjual saham
saham mereka kepada pengakuisisi.
b. Akuisisi Aset
Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki
perusahaan lain maka dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva
31
atau asset perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut hanya
sebagian dari aktiva maka hal ini dinamakan akuisisi parsial.
Akuisisi aset dilakukan apabila pihak pengakuisisi tidak ingin
terbebani hutang yang ditanggung oleh perusahaan aset.
4. Motif Akuisisi
Dalam proses akuisisi diharapkan akan menciptakan “nilai tambah”.
Adanya nilai tambah merupakan indikasi ada tidaknya pertumbuhan dari
peristiwa akuisisi. Tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan
adalah seberapa besar perusahaan dapat menciptakan nilai (Value creation)
bagi perusahaan dan pemegang saham. Akuisisi sebagai salah satu strategi
pertumbuhan internal yang memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka
panjangnya adalah untuk mencapai tujuan tersebut. Selain memiliki motif
ekonomi akuisisi juga mengandung motif sinergi yang pada akhirnya
diharapkan jika suatu perusahaan bergabung maka akan mencapai efisiensi
biaya yang disebabkan oleh adanya struktur modal yang kuat dan mampu
mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah
sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun.
Struktur permodalan yang kuat akan menjamin berlangsungnya aktivitas
operasi perusahaan tanpa menghadapi kesulitan likuiditas. Akses yang
semakin mudah terhadap sumber-sumber dana dimungkinkan ketka
perusahaan memiliki ukuran yang semakin besar. Perusahaan yang memiliki
permodalan yang kuat dan besar akan mendapat kepercayaan yang positif
oleh publik. Kondisi seperti ini akan memberikan dampak positif bagi
32
perusahaan karena makin meningkatnya kepercayaan pihak lain seperti
lembaga keuangan akan memudahkan perusahaan dalam peminjaman dana
sehingga resiko kebangkrutan dapat diperkecil.
F. Review Penelitian Terdahulu
1. Payamto
Payamto pada tahun 2001 yang melakukan penelitian tentang
“Pengaruh keputusan Merger dan Akuisisi Terhadap Perubahan Kinerja
Perusahaan Manufaktur Publik di Indonesia”. Penelitian terhadap kasus
merger dan akuisisi di Indonesia tahun 1990-1997, menyimpulkan bahwa
tidak ada perubahan kinerja secara signifikan dari perusahan setelah
melakukan merger dan akuisisi. Baik ditinjau dari segi rasio keuangan
perusahaan maupun dari segi harga pasar saham.
Menurut Payamto, tidak adanya perubahan kinerja perusahaan ini
disebabkan oleh tindakan window dressing oleh perusahaan akuisitor.
Langkah ini bertujuan untuk menarik perusahaan target, untuk meyakinkan
bahwa akuisitor memang dalam kondisi yang baik. Akibatnya setelah merger
dan akuisisi peningkatan kinerja tidak terlihat. Hal ini disebabkan oleh kondisi
sebelum merger dan akuisisi tidak menunjukan yang sebenarnya. Dari segi
perdagangan saham, harga dan transaksi saham tidak terpengaruh oleh adanya
aktivitas merger dan akuisisi.
33
2. Etty Gurendrawati dan Bambang Sudibyo
Pada tahun 1999 Etty Gurendrawati dan Bambang Sudibyo meneliti
tentang “ Studi Empiris Tentang Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi
untuk Merger dan Akuisisi Terhadap Volume Perdagangan Saham
Perusahaan Publik di Indonesia”. Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia vol.2, no.2, juli 1999. Meneliti kasus merger dan
akuisisi dari tahun 1990-1997, sampel yang sama dengan penelitian Payamto.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan pada kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi,
berarti bahwa peristiwa merger dan akuisisi tidak mempunyai pengaruh
terhadap keputusan investasi oleh para investor. Hal ini disebabkan karena
kondisi pasar modal yang lemah. Volume perdagangan saham disekitar
peristiwa merger dan akuisisi tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.
3. Sutrisno dan Bambang Sudibyo
Pada tahun 2000 Sutrisno dan Bambang Sudibyo menindak lanjuti
penelitian yang dilakukan oleh Etty Gurendrawati dan Bambang Sudibyo
yang dilakukan pada tahun 1999 tentang pengaruh merger dan akuisisi.
Dalam penelitian ini mereka menyimpulkan bahwa pasar (investor) bereaksi
secara signifikan terhadap publikasi dari konsolidasi laporan keuangan
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi
G.Hipotesa:
Dari sisi keuangan, akuisisi adalah investasi jangka panjang
(penganggaran modal/ capital budgeting) yang harus dianalisis dari aspek
34
kelayakan bisnisnya. Sementara itu dari prespektif manajemen strategi,
akuisisi adalah salah satu alternative strategi pertumbuhan melalui jalur
eksternal untuk mencapai tujuan usaha. Akusisi yang terjadi juga diharapkan
akan menciptakan nilai tambah yag merupakan indikasi ada tidaknya
pertumbuhan dari peristiwa akuisisi. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
H : Kinerja perusahaan sebelum akuisisi adalah berbeda secara
signifikan dengan kinerja finansial perusahaan sesudah akuisisi.
A
BAB III
METODE PENELITIAAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada perusahaan–perusahaan
manufaktur di Indonesia yang melakukan kegiatan akuisisi pada periode 1998-
2002 dengan menggunakan metode penelitiaan deskriptif analitis, yaitu suatu
metode yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data
sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas dalam objek yang diteliti
dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listed di BEJ selama tahun 1998-
2002. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Purposive
sampling, yaitu metode yang digunakan untuk mengambil data berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu yang mendukung tujuan penelitian. Metode ini dilakukan
dengan cara mengambil populasi yang memberikan informasi yang paling tepat
yang mewakili tujuan dan didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria yang harus
dipenuhi antara lain: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, (2)
Melakukan aktivitas Akuisisi pada periode 1998-2002, (3) Perusahaan
manufaktur yang dipilih sebagai sampel adalah perusahaan yang telah menyusun
laporan keuangan selama kurun waktu 3 tahun atau lebih, baik sesudah maupun
sebelum melakukan akuisisi, (4) dapat diketahui dengan jelas tanggal akuisisi dari
masing-masing perusahaan sampel.
35
36
B. Waktu Tempat Penelitian
1.Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan antara Maret 2007 hingga April 2007
2. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Pojok BEJ Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang melakukan
aktivitas akuisisi pada periode 1998-2002.
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah bagian atau unsur-unsur yang diteliti, dimana dalam
penelitian ini objek penelitian adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan perusahaan tersebut terdiri dari Neraca dan Laporan laba rugi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan diambil dalam penelian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan dalam
beberapa dokumen. Adapun sumber data diperoleh penulis di pojok BEJ yang ada
di Universitas Sanata Dharma.
E. Data yang Diperlukan
Penelitian ini memerlukan data yang mendukung jawaban pada persoalan
sehingga data tersebut dapat diolah dan menghasilkan jawaban atas permasalahan
37
yang dikemukakan. Berikut data yang diperlukan dalam penelitian berdasarkan
sumber datanya :
No Data Sumber Data
1. Nama-nama perusahaan manufaktur yang
melakukan aktivitas akuisisi pada periode
1998-2002.
Pojok BEJ
Situs-situs pasar modal
dan media massa
2. Laporan keuangan perusahaan masing masing
perusahaan yang dijadikan sampel penelitian,
yang terdiri dari :
• Neraca Perusahaan dari masing-masing
perusahaan yang dijadikan sampel selama
kurun waktu 3 tahun baik sesudah maupun
sebelum melakukan akuisisi.
• Laporan laba rugi dari masing-masing
perusahaan yang dijadikan sampel selama
kurun waktu 3 tahun baik sesudah maupun
sebelum melakukan akuisisi.
Pojok BEJ
Indonesia Capital Market
Directory (ICMD)
IndoExcange ( Website )
F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang terdiri dari variabel
inti dan variabel moderat. Variabel inti dari penelitian ini adalah kinerja keuangan
yang dapat diukur dengan rasio keuangan, sementara variabel moderat dari
penelitian ini adalah akuisisi.
38
1. Kinerja
Mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan
secara efektif dan efisien. Dalam suatu lembaga atau badan usaha, tinggi
rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang dihasilkan
Perhitungan rasio keuangan bertujuan untuk melihat pengaruh akuisisi
perusahaan secara fundamental yaitu pengaruhnya terhadap kinerja finansial
perusahaan. Dalam penelitian ini penulis hanya mencari besarnya nilai-nilai
dari rasio-rasio keuangan kemudian membandingkannya antara sebelum dan
sesudah akuisisi. Rasio keuangan dapat diklasifikasikan dalam lima kategori
yaitu:
a. Likuiditas
Likuiditas adalah sebuah ukuran untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek yang segera
jatuh tempo dan sumber dana untuk membiayai pelunasan hutang
tersebut adalah aktiva lancar. Rasio likuiditas terdiri dari:
a.1. Current Ratio
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang Lancar
a.2. Quick Ratio
Aktiva lancar - Persediaan
Quick Ratio =
Hutang Lancar
39
b. Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan
mengelola aktivitasnya. Rasio aktivitas terdiri dari :
b.1. Asset turnover
Total Operating Revenue
Asset Turnover =
Total Assets
b.2. Receivable Turnover
Total Operating Revenue
Receivable Turnover =
Receivable
b.3. Inventory Turnover
Cost Of Goods Sold
Inventory Turnover =
Inventory
c. Financial Leverage
Dalam suatu perusahaan pembiayaan dengan hutang dimaksudkan untuk
mendongkrak kekuatan perusahaan dalam membiayai usahanya. Namun
terkadang penggunaaan hutang yang melebihi ambang batas dapat
menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan finansial. Rasio yang
berkaitan dengan Finansial Leverage antara lain:
40
c.1. Debt Ratio
Total Debt
Debt to Assets Ratio =
Total Assets
c.2. Debt to Equity
Total Debt
Debt to Equity Ratio =
Total Equity
d. Rasio-rasio pasar
Rasio pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham perusahaan
dibandingkan dengan nilai buku.
d.1 Rasio harga laba ( price earning ratio = P/E )
P/E = sahamper Laba
sahamlembar per Harga
d.2 Rasio Nilai Pasar / Buku
Ekuitas saham biasa
Nilai buku per saham =
Jumlah saham beredar
e. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
keuntungaan.
41
e.1. Profit Margin
Ada dua ukuran profit margin yaitu Net dan Gross.
Net Income
NPM =
Total Operating Revenues
EBIT
GPM =
Total Operating Revenues
e.2. Return on Assets (ROA)
Laba bersih
ROA =
Total Asset
e.3. Return on Equity (ROE)
Net Income
ROE =
Stockholders’ equity
42
2. Akuisisi
Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 22 definisi
akuisisi dari perspektif akuntansi adalah :
Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi
perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberi aktiva tertentu,
mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.
G. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis melakukan beberapa tahap yang sesuai
dengan tujuan dalam penelitian ini. Analisis yang dilakukan antara lain:
1. Perhitungan rasio keuangan.
Perhitungan rasio keuangan bertujuan untuk melihat pengaruh akuisisi secara
menyeluruh, yaitu pengaruhnya terhadap kinerja finansial perusahaan. Rasio-
rasio keuangan tersebut akan dibandingkan antara periode sebelum dan
sesudah akuisisi. Dalam penelitian analisis rasio keuangan penulis hanya
mencari besarnya nilai-nilai dari rasio-rasio keuangan kemudian
membandingkan antara sebelum dan sesudah akuisisi.
2. Uji Statistik
Dalam menguji kinerja perusahan sebelum dan sesudah akuisisi, metode yang
digunakan adalah uji beda. Untuk uji statistik non parametik penulis
menggunakan uji peringkat tanda Wilcoxon. Dalam menentukan waktu
sebelum dan sesudah akuisisi, akan menggunakan data keuangan terakhir
sebelum dan sesudah akuisisi. Atau menggunakan laporan keuangan pada
awal dan akhir periode, pada saat perusahaan melakukan akuisisi.
43
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji statistik non
parametik karena data yang ada pada BEJ tidak mencerminkan data yang
terdistribusi secara normal. Sehingga metode statistik non parametik lebih
tepat digunakan untuk membuat peringkat-peringkat data sehingga data yang
akan dianalisis akan terdistribusi mendekati normal (Payamto, 2001:252)
Hasil uji normalitas yang pernah dilakukan para ahli menunjukkan bahwa data
keuangan yang terdapat pada BEJ tidak terdistribusi secara normal. Uji
statistik nonparametik sangat tepat digunakan apabila data yang dimiliki tidak
terdistribusi secara normal. Apabila data sudah terdistribusi mendekati normal
maka pengujian hipotesis dapat dilakukan.
Uji peringkat tanda Wilcoxon bertujuan untuk mengetahui signifikansi
perubahan kinerja perusahaan-perusahan yang melakukan aktivitas akuisisi.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan masing-masing rasio sebagai
indikator perubahan kinerja finansial perusahaan sesudah akuisisi. Uji
peringkat tanda Wilcoxon tidak hanya mengidentifikasi arah perubahan, tetapi
juga besarnya perubahan kinerja perusahaan (Payamto,2001: 252).
Langkah-langkah pengujian uji peringkat tanda Wilcoxon dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis statistik
H : µ1 = µ 0 2
H1 : µ ≠ µ 1 2
2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu α = 5 % dengan pengujian dua
sisi, dan menentukan nilai Z tabel.
3. Menentukan uji signifikansi dengan membandingan assym.sig dengan
α = 5%.
44
Bila assym.sig < 5% maka hasil pengujian signifikan.
Bila assym. Sig > 5% maka hasil pegujian tidak signifikan.
4. Menentukan kriteria pengujian dua sisi.
5. Memutuskan apakah hipotesis diterima atau ditolak.
Membandingkan antara Z hitung dengan Z tabel, kita mengambil
keputusan hipotesis diterima atau ditolak secara parsial untuk masing-
masing rasio keuangan.
45
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. GT. Kabel Indonesia Tbk.
PT. Kabel Indonesia Tbk, didirikan dalam rangka Undang-Undang
Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang No 11 tahun
1970 berdasarkan akta No. 42 tanggal 19 Januari 1972 dari Djojo Muljadi,
SH, Notaris di Jakarta. Penetapan sebagai Penanaman Modal Asing disetujui
oleh Presiden Republik Indonesia dengan Surat Persetujuan No.B-
121/PRES/8/1970 tanggal 25 Agustus 1970 dan Menteri Perindustrian
Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. 383/M/SK/VII/1970
tanggal 29 Agustus 1970 dan No. 587/M/SK/XI/1971 tanggal 13 November
1971. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusannya No.Y.A.5/222/13 tanggal 23 September
1972. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan akta nomor 55 tanggal 15 juli 1997 dari Indah Budiana, SH,
Notaris pengganti dari Amrul Poromuan Pohan,SH, LLM, notaries di Jakarta,
mengenai perubahan seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan dengan
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas serta
peningkatan modal perusahaan. Akta perubahan ini telah disetujui oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-
9229.HT.01.04.TH.97 tanggal 9 September 1997
PT. GT Kabel Indonesia berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi
di Jalan Raya Bekasi Km 23,1 Cakung-Jakarta. Kantor Pusat perusahaan
46
beralamat di Gedung BRI II Suite 2902, Jl. Jend. Sudirman Kav 44-46,
Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur pembuatan kabel
dan kawat aluminium dan tembaga serta bahan baku lainnya untuk listrik,
telekomunikasi, baik yang terbungkus, beserta seluruh komponen, suku
cadang, assesori yang terkait dan perlengkapan-perlengkapannya, termasuk
teknik rekayasa kawat dan kabel. Perusahaan mulai berproduksi secara
komersial pada tahun 1974. Hasil produksi perusahaan dipasarkan didalam
dan diluar negeri, termasuk ke Asia dan Timur Tengah.
B. PT Tunas Ridean Tbk.
PT Tunas Ridean Tbk (Perseroan) didirikan berdasarkan akta notaris
Winanto Wiryomartani, SH No. 102 tanggal 24 Juli 1980. Akta pendirian ini
disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/140/1
tanggal 7 April 1981 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No.
935, Tambahan No. 84 tanggal 21 Oktober 1983. Anggaran Dasar Perseroan
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Ny.
Poerbaningsih Adi Warsito, SH No. 82 tanggal 26 Pebruari 1999, sehubungan
dengan perubahan pasal 4 ayat 4 Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan
dilakukan mengikuti Keputusan Ketua Bapepam tentang Penambahan Modal
tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Perubahan Anggaran Dasar ini disahkan oleh Menteri Kehakiman
dalam Surat Keputusan No. C2-5782. HT.01.04.Th.99 tanggal 31 Maret 1999,
47
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 176,
Tambahan No. 51 tanggal 25 Juni 1999. Kegiatan komersil Perseroan dimulai
tahun 1981
Seluruh saham Perseroan yang beredar dicatat di Bursa Efek Jakarta
sejak 16 Mei 1995. Perseroan dan anak perusahaan (Grup) terbagi dalam dua
divisi sesuai dengan kegiatan utamanya, sebagai berikut:
Keagenan penjualan kendaraan bermotor yang berkedudukan di
Jakarta yaitu PT Tunas Ridean Tbk (induk perusahaan), PT
Tunas Mobilindo Parama, PT Tunas Interauto Sarana, PT Auto
Rama Perkasa, PT Surya Mobil Megatama sedangkan satu anak
perusahaan berkedudukan di Lampung yaitu PT Tunas Dwipa
Matra.
Jasa keuangan yang berkedudukan di Jakarta yaitu PT Tunas
Financindo Sarana (TFS); dahulu PT Tunas Financindo
Corporation. Saat ini TFS memberikan jasa sewa menyewa
biasa dan pembiayaan konsumen.
C. PT BAT Indonesia Tbk.
PT BAT Indonesia Tbk (Perseroan) didirikan dalam rangka Undang-
Undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang dibuat
dihadapan Notaris Kartini Muljadi, SH, berdasarkan akta pendirian No. 199
tanggal 23 September 1979. Akta pendirian tersebut telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
48
Keputusan No. Y.A 5/421/20 tanggal 13 Oktober 1979 dan telah diumumkan
dalam berita Negara Republik Indonesioa No. 92 tanggal 16 November 1979.
Anggaran Perusahaan telah beberapa kali diubah. Perubahan terakhir
berdasarkan akta notaris Singgih Susilo, SH, No. 9 dan 10 tanggal 6 Agustus
2002 berkaitan dengan perluasan bidang usaha serta jumlah dan susunan
Dewan Komisaris. Akta Notaris No. 9 tersebut mendapat persetujuan dari
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-
15697.HT.01.04.TH. 2002 tanggal 20 Agustus 2002.
Perseroan bergerak di Industri pemasaran dan penjualan cerutu, rokok,
dan produk-produk lain yang dibuat dengan atau dari tembakau, ekspor, impor
dan distribusi. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 7
Agustus 1917 dengan nama N.V. Indo-Egyptian Cigarette Company. Pabrik
dan kantor pusat perseroan masing-masing di Cirebon dan Jakarta
Pada tahun 1979, Perseroan melakukan penawaran umum perdana
saham kepada masyarakat sebanyak 6.600.000 lembar saham atau 30% dari
22.000.000 saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Saham yang
ditawarkan kepada masyarakat dalam penawaran umum perdana tersebut
dicatatakan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 20 Desember 1979 dan
di Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 16 Juni 1989.
D. PT Dynaplast Tbk.
PT. Dynaplast Tbk. Didirikan berdasarkan Akta Notaris Soetrono
Prawiroatmodjo, SH., No. 25 Tanggal 16 November 1959. akta Pendirian ini
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. J.A
49
5/4/14 tanggal 13 Januari 1960, serta diumumkan dalam lembaran Berita
Negara Republik Indonesia No. 30 tambahan No. 78 tangghal 12 April 1960.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan akta Notaris Ny. S.P Henny Singgih , SH., No.87 tanggal 17
April 1997 mengenai perubahan nmodal dasar. Perubahan anggaran dasar ini
telah disetujui oleh menteri kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C2-6030.Ht.01.04.TH.97 tanggal 3 Juli 1997.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bnidang usaha pembuatan
komponen, kemasan dan lembaran plastik. Perusahaan mendapatkan status
sebagai perusahaan penanaman modal dalam Negeri berdasarkan Surat
Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 149-I-PMDN-1991
tanggal 16 Februari 1991.Saat ini perusahaan berdomisili di Jakarta dengan
kantor Pusat beralamat di Menara Dynaplast lantai 9, jalan M.H Thamrin,
Lippo Karawaci, Tangerang, sedangkan Pabriknya berlokasi di Jakarta,
Tangerang, Bekasi, dan Bogor.
Pada tahun 1991, Pereusahaan melakukan penawaran umum perdana
kepada masyarakat sebanyak 2.500.000 saham dengan nilai nominal masing-
masing Rp 1.000 persaham melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan
harga penawaran sebesar Rp 5.600 per saham yang pernyataan efektifnya dari
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) diterima oleh perusahaan pada
tanggal 10 Juni 1991. Kemudian pada tahun 1994 dan 1997, perusahaan
melakukan penawaran umum terbatas pertama dan kedua kepada para
pemegang saham masing-masing sebanyak 10.859.400 saham dan 65.156.400
saham dengan nominal masing-masing sebesar Rp 1000 per saham dengan
50
harga penawaran masing-masing sebesar Rp 4.750 dan Rp 1.200 per saham
yang masing-masing efektifnya diterima oleh Bapepam oleh perusahaan pada
tanggal 1 Februari 1994 dan tanggal 11 Desember 1996.
E. PT Eterindo Wahanatama Tbk.
PT Eterindo Wahanatama Tbk didirikan pada tanggal 6 maret 1992
dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri no. 6 Tahun
1968 berdasarkan akta Notaris Annie Sri Rahmani Hendrotomo,SH., No. 3
Notaris pengganti Raden Santoso, SH. Akta pendirian ini disahkan oleh
Menteri Kehakiman dalam surat Keputusan No. c-24651. HT. 01.01.Th.93
tanggal 11 Juni 1993 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 62,
Tambahan No.6835 tanggal 2 Agustus 1996. notaris Rachmat Santoso, SH.,
No. 142 tanggal 17 Desember 1999 mengenai penambahan modal ditempatkan
dan disetor penuh perusahaan. Laporan perubahan terakhir ini telah diterima
dan dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan no. C-1142 Ht. 01.04-Th.2001 tanggal 5 Februari 2001.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan perusahaan adalah bergerak dalam kegiatan perdagangan,
pembangunan dan perindustrian. Perusahaan saat ini bertindak sebagai induk
Perusahaan dan berkedudukan di Jakarta dan kantor pusat berlokasi di Menara
BTN, Lantai 15, Jalan Gajah Mada No.1, Jakarta. Perusahaan dan anak
Perusahaan didirikan dan melakukan operasinya di Indonesia.
Perusahaan menyelesaikan penawaran umum perdana atas 170.000.000
saham-saham barunya dengan nilai nominal Rp 500 per saham melalui bursa
51
efek di Indonesia dengan harga Penawaran Rp 1.300 per saham yang
dinyatakan efektif pada tanggal 16 April 1997. perusahaan menerbitkan saham
dengan hak memesan Efek terlebih dahulu sebesar 280.000.000 saham yang
juga dicatatkan pada bursa efek di Indonesia yang dinyatakan efektif pada
tanggal 28 Juni 1999. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, seluruh
saham ditempatkan dan disetor penuh oleh perusahaan dan telah dicatatkan di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
F. PT Sinar Mas Resources and Technology Tbk.
PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk didirikan
berdasarkan aktan notaries Raden kadiman No. 67 tanggal 18 Juni 1962. Akta
pendirian ini disahkan oleh menteri kehakiman dalam surat keputusan No. JA-
5/115/3 tanggal 29 Agustus 1963 serta diumumkan dalam berita Negara No.83
tanggal 15 Oktober 1963 pada tahun 1970. Perusahaan memperoleh izin dari
Menteri Negara ekonomi, keuangan, dan Industri berdasarkan Surat
Keputusan No. KEP/41/MEKUIN/7/1970 tanggal 15 Juli 1970 untuk
mengubah status menjadi PMA dalam rangka Undang-undang PMA No.
06/V/1985, status perusahaan dari Penanaman modal Asing menjadi
Penanaman Modal Dalam Negeri.
Perusahaan dan anak perusahaan (selanjutnya dinyatakan sebagai
Grup) didirikan dan menjalankan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup
kegiatan usaha Grup meliputi pengembangan perkebunan, pertanian,
perdagangan, pengolahan hasil perkebunan, pengolahan produk kemasan, serta
bidang jasa pengelolaan dan penelitian yang berhubungan dengan usaha. Hasil
52
produk grup meliputi hasil olahan kelapa sawit antara lain: minyak goreng,
lemak nabati, dan margarine, serta minyak kelapa sawit, inti sawit, minyak inti
sawit, dan produk kemasan seperti botol, dan tutup botol.
Perusahaan memulai kegiatan komersilnya pada tahun 1962.
Perusahaan berkedudukan di Plaza BII Menara II Lt. 28-31, Jl. MH Thamrin
No. 51 Kav 22, Jakarta. Pabrik dan kebun divisi Perkebunan perusahaan
berlokasi di Sumatera Utara, Jambi, Pekanbaru, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Sedangkan pabrik pengolahannya
berlokasi di Surabaya dan Medan.
G. PT Gudang Garam Tbk.
Perseroan yang semula bernama PT Perusahaan Rokok Tjap “ Gudang
Garam” Kediri (PT Gudang Garam), didirikan dengan akte Suroso SH., wakil
notaris sementara di Kediri, tanggal 30 Juni 1971 No. 10, diubah dengan akte
notaris yang sama tanggal 13 Oktober 1971 No.13; akte-akte ini disetujui oleh
Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/197/7 tanggal 17 November 1971,
didaftarkan di Pengadilan Negeri kediri dengan No. 31/1971 dan No. 32/1971
tanggal 26 November 1971, dan diumumkan dalam tambahan No. 586 pada
Berita Negara No. 104 tanggal 28 Desember 1971.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan terakhir dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1
Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dilakukan dengan Akte Wachid
Hasyim SH, notaris di Surabaya, tanggal 19 Juni 1997 No. 58, yang antara lain
53
merubah nama Perseroan menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam
Tbk (disingkat PT Gudang Garam Tbk).
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasarnya, perseroan yang berdomisili
di Indonesia dengan kantor Pusat di Jalan Semampir II/1, Kediri, Jawa Timur
dan memiliki kantor perwakilan di Jl. Jenderal A. Yani 79 dan kantor
perwakilan di Surabaya di Jl. Pengenal 7-15, Surabaya , Jawa timur ini
bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok.
Perseroan merupakan kelanjutan dari perusahaan perorangan yang didirikan
tahun 1958. Pada tahun 1969 berubah menjadi Firma dan pada tahun 1971
menjadi Perseroan Terbatas. Operasi komersial perusahaan dimulai pada tahun
1958
54
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, diperoleh sampel perusahaan-
perusahaan yang melakukan akuisisi antara tahun 1998-2002 yang telah diuraikan
pada bab IV, yaitu 7 perusahaan yang digunakan sebagai sampel. Dari hasil
penelusuran data sebenarnya diperoleh 9 kasus akuisisi namun ada 2 perusahaan yang
data keuangannya tidak representatif sehingga tidak dapat dijadikan sampel.
Beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan telah selesai dihitung nilainya dan sudah dianalisis dengan uji t untuk
mengevaluasi keberadaan perbedaan antara masa sebelum dan sesudah pelaksanaan
akuisisi. Hasil evaluasi kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuktikan
hipotesis yang diajukan dalam penelitian, hasil lengkap pengujian dapat dilihat pada
lampiran-lampiran, dalam bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasannya dikaitkan
dengan hipotesis yang diajukan.
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Likuiditas
Likuiditas merupakan ukuran kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk
melunasi hutang-hutang jangka pendek yang segera jatuh tempo. Dua rasio likuiditas
yang digunakan adalah Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR), CR untuk melihat
besarnya perbandingan antara akitiva lancar dengan hutang lancar. Dan QR untuk
melihat besarnya perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan
dengan hutang lancar.
55
Tabel V.1
Perubahan rasio-rasio likuiditas sebelum dan sesudah akuisisi
Likuiditas
Rata-rata
Sebelum
Akuisisi
Rata-rata
Sesudah
Akuisisi Perubahan
%
Perubahan
Current Ratio 1.385 1.478 0.093 6.72%
Quick Ratio 0.879 0.868 -0.012 -1.34%
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran 1)
Current Ratio_ Sesudah AkuisisiCurrent Ratio_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
1.47771.3846
Rasio Likuiditas
1.1. Current Ratio
Dari hasil perhitungan diketahui, rata-rata Current Ratio semua perusahaan sampel
sebelum melakukan akuisisi sebesar 1.384631 dan setelah akuisisi menjadi sebesar
1.477695, mengalami perubahan sebesar 0.0930 atau 6.721%. Gambar di bawah
memperlihatkan secara visual Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi.
56
Gambar 1. Current Rasio Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Quick Ratio_ Sesudah AkuisisiQuick Ratio_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0.867680.87942
Rasio Likuiditas
1.2. Quick Ratio
Likuiditas Quick Ratio diketahui memiliki nilai rata-rata sebelum akuisisi sebesar
0.879424 dan setelah akuisisi menjadi sebesar 0.867676, mengalami perubahan
sebesar -0.0930 atau -1.336%. Gambar di bawah memperlihatkan secara visual Quick
Ratio sebelum dan sesudah akuisisi.
Gambar 2. Quick Rasio Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Perubahan yang terjadi pada dua rasio likuiditas di atas secara bersama
ditampilkan pada tabel V.1. Terlihat current ratio mengalami kenaikan, dan quick
ratio menurun.
57
2. Aktivitas
Aktivitas merupakan ukuran efektivitas manajemen perusahaan memutar aset-
aset perusahaan dalam rangka aktivitas bisnis, tiga rasio aktivitas yang digunakan
adalah Aset Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover. Aktivitas
Turnover untuk mengukur efektifitas aktiva perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan operasional atau pendapatan dari kegiatan utama perusahaan. Receivable
Turnover untuk mengukur rasio antara pendapatan operasi (penjualan) dengan
piutang, dan Inventory Turnover untuk mengukur rasio antara harga pokok penjualan
dengan persediaan.
Tabel V.2
Perubahan rasio-rasio Aktivitas sebelum dan sesudah akuisisi
Aktivitas
Sebelum
Akuisisi
Sesudah
Akuisisi Perubahan
%
Perubahan
Asset Turnover 0.806 1.037 0.230 28.58%
Receivable Turnover 12.415 16.996 4.581 36.90%
Inventory Turnover 6.314 6.901 0.586 9.29%
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran 2)
2.1. Aset Turnover
G. Efektivitas aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan utama
mengalami perubahan setelah melakukan akuisisi, hasil perhitungan
memperlihatkan rata-rata Asset Turnover perusahaan-perusahaan sebelum
melakukan akuisisi diketahui sebesar 0.80628 dan setelah akuisisi menjadi
sebesar 1.03672, mengalami perubahan sebesar 0.23044 atau 28.58%. Gambar di
58
bawah memperlihatkan secara visual Asset Turnover sebelum dan sesudah
akuisisi.
Asset Turnover_ Sesudah AkuisisiAsset Turnover_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
1.2000
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
1.0367
0.8063
Rasio Aktivitas
Gambar 4. Asset Turnover Sebelum dan Sesudah Akuisisi
2.2. Receivable Turnover
Perbandingan antara pendapatan operasi perusahaan dengan piutang yang terjadi
mengalami perubahan setelah melakukan akuisisi, rata-rata aktivitas perusahaan
dalam ukuran Receivable Turnover sebelum melakukan akuisisi sebesar 12.41543
dan setelah akuisisi menjadi sebesar 16.99617, mengalami perubahan sebesar
4.58074 atau 36.90%. Gambar di bawah memperlihatkan secara visual Receivable
Turnover sebelum dan sesudah akuisisi.
59
Receivable Turnover_ Sesudah AkuisisiReceivable Turnover_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
20.0000
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
16.9962
12.8137
Rasio Aktivitas
Gambar 4. Receivable Turnover Sebelum dan Sesudah Akuisisi
2.3. Inventory Turnover
Seperti rasio aktivitas sebelumnya, perbandingan antara harga pokok penjualan
dengan persediaan mengalami perubahan setelah mengalami akuisisi, terungkap rata-
rata aktivitas perusahaan dalam ukuran Inventory Turnover sebelum melakukan
akuisisi sebesar 6.31408 dan setelah akuisisi menjadi sebesar 6.90058, mengalami
perubahan sebesar 0.58649 atau 9.29%. Gambar di bawah memperlihatkan secara
visual Inventory Turnover sebelum dan sesudah akuisisi.
60
Inventory Turnover_ Sesudah AkuisisiInventory Turnover_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000
6.90066.3768
Rasio Aktivitas
Gambar 5. Inventory Turnover Sebelum dan Sesudah Akuisisi
3. Leverage
Leverage merupakan rasio untuk mengevaluasi penggunaan hutang untuk
membiayai usaha oleh perusahaan, terdapat dua rasio yang digunakan untuk
mengungkap leverage, yaitu Debt to Total Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio. Debt
to Total Asset Ratio untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total
aset perusahaan, dan Debt to Equity untuk mengukur perbandingan antara total hutang
dengan total equity (modal sendiri)
Tabel V.3
Perubahan rasio-rasio Leverage sebelum dan sesudah akuisisi
Leverage
Sebelum
Akuisisi
Sesudah
Akuisisi Perubahan
%
Perubahan
Debt to Total Asset 0.622 0.744 0.122 19.588%
Debt to Total Equity 3.263 -2.127 -5.391 -165.195%
61
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran 3)
3.1. Debt to Total Asset Ratio
Perbandingan antara hutang dengan total aset perusahaan mengalami perubahan
setelah terjadi akuisisi, sebelum melakukan akuisisi rata-rata Debt to Total Asset
Ratio perusahaan-perusahaan yang dianalisis memiliki sebesar 0.62206 dan setelah
akuisisi menjadi sebesar 0.74391, mengalami perubahan sebesar 0.12185 atau
19.588%. Gambar di bawah memperlihatkan secara visual Debt to Total Asset Ratio
sebelum dan sesudah akuisisi.
Debt Ratio_ Sesudah AkuisisiDebt Ratio_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0.7439
0.6221
Rasio Leverage
Gambar 5. Debt to Total Asset Sebelum dan Sesudah Akuisisi
3.2. Debt to Equity Ratio
Perbandingan antara hutang dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan
mengalami perubahan setelah terjadi akuisisi, sebelum melakukan akuisisi memiliki
62
rata-rata Debt to Equity Ratio sebesar 3.26328 dan setelah akuisisi menjadi sebesar
-2.12749, mengalami perubahan sebesar -5.39077 atau -165.195%. Gambar di bawah
memperlihatkan secara visual Debt to Equity Ratio sebelum dan sesudah akuisisi.
Debt to Equity_ Sesudah AkuisisiDebt to Equity_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
4.0000
2.0000
0.0000
-2.0000
-2.1275
3.2633
Rasio Leverage
Gambar 6. Debt to Equity Sebelum dan Sesudah Akuisisi
4. Nilai Pasar
Nilai pasar merupakan rasio harga pasar per saham dengan nilai buku
perusahaan, rasio yang tinggi mengindikasikan tingkat pengembalian ekuitas relatif
tinggi sehingga mendorong harga saham perusahaan jauh melampaui harga bukunya.
Digunakan dua rasio untuk mengungkapkan perubahan nilai pasar perusahaan akibat
akuisisi, yaitu Price Earning Ratio (PER) dan Price book Ratio (PBV). PER untuk
mengungkapkan rasio antara harga per lembar saham dengan laba per saham, dan
PBV untuk mengungkapkan rasio harga saham dengan harga buku.
63
Tabel V.4
Perubahan rasio-rasio Pasar sebelum dan sesudah akuisisi
Nilai Pasar
Sebelum
Akuisisi
Sesudah
Akuisisi Perubahan
%
Perubahan
Price Earning Ratio (PER) 38.439 5.326 -33.113 -86.145%
Price Book Value (PBV 2.106 0.773 -1.333 -63.297%
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran 4)
4.1. Price Earning Ratio (PER)
Perbandingan antara harga per lembar saham dengan laba per saham mengalami
perubahan setelah terjadi akuisisi, sebelum melakukan akuisisi memiliki rata-rata
PER sebesar 38.43905 dan setelah akuisisi menjadi sebesar 5.32571, mengalami
perubahan sebesar -33.11333 atau -86.145%. Gambar di bawah memperlihatkan
secara visual Price Earning RatioRatio sebelum dan sesudah akuisisi.
PER_ Sesudah AkuisisiPER_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
40.0000
30.0000
20.0000
10.0000
0.0000
5.3257
38.4390
Rasio Pasar
64
Gambar 7. PER Sebelum dan Sesudah Akuisisi
4.2. Price Book Value (PBV)
Perbandingan antara harga pasar per saham dengan nilai buku per saham
mengalami perubahan setelah terjadi akuisisi, sebelum melakukan akuisisi memiliki
rata-rata PBV sebesar 2.10571 dan setelah akuisisi menjadi sebesar 0.77286,
mengalami perubahan sebesar -1.33286 atau -63.297%. Gambar di bawah
memperlihatkan secara visual Price Book Value sebelum dan sesudah akuisisi.
PBV_ Sesudah AkuisisiPBV_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
2.5000
2.0000
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
0.7729
2.1057
Rasio Pasar
Gambar 8. PBV Sebelum dan Sesudah Akuisisi
5. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan parameter yang mengungkapkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, empat rasio yang digunakan dalam
65
penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM), Return
on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). NPM dapat mengungkapkan
perbandingan besar net income perusahaan dengan total operating revenues, NPM
disebut juga sebagai keuntungan bersih perusahaan. GPM mengungkapkan
perbandingan antara Earning before Interest dan Tax dengan Total Operating
Revenues, GPM disebut juga sebagai keuntungan perusahaan sebelum dipotong bunga
dan pajak. ROA mengungkapkan efektifitas asset dalam menghasilkan keuntungan,
ROA diperoleh dari perbandingan antara keuntungan bersih dengan total assets. Dan
ROE mengungkapkan besar laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham, ROE
merupakan perbandingan antara net income dengan stockholders equity.
Tabel V.5
Perubahan rasio-rasio Profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi
Profitabilitas
Sebelum
Akuisisi
Sesudah
Akuisisi Perubahan
%
Perubahan
Net Profit Margin -0.018 -0.024 -0.006 -33.203%
Gross Profit
Margin 0.231 0.196 -0.035 -15.014%
Return on Assets 0.037 0.062 0.026 69.704%
Return on Equity -2.129 37.947 40.076 1882.185%
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran 5)
5.1. Net Profit Margin (NPM)
Perbandingan antara keuntungan bersih (net income) dengan total operating
revenues perusahaan mengalami perubahan setelah terjadi akuisisi, sebelum
66
melakukan akuisisi memiliki rata-rata NPM sebesar -0.01830 dan setelah akuisisi
menjadi sebesar -0.02438, mengalami perubahan sebesar -0.00608 atau -33.203%.
Gambar di bawah memperlihatkan secara visual Net Profit Margin ( NPM ) sebelum
dan sesudah akuisisi.
NPM_ Sesudah AkuisisiNPM_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
0.0000
-0.0050
-0.0100
-0.0150
-0.0200
-0.0250
-0.02438
-0.0183
Rasio Profitabilitas
Gambar 9. NPM Sebelum dan Sesudah Akuisisi
5.2. Gros Profit Margin (GPM)
Perbandingan antara keuntungan sebelum dipotong bunga dan pajak dengan total
operating revenues perusahaan mengalami perubahan setelah terjadi akuisisi,
sebelum akuisisi memiliki rata-rata GPM sebesar 0.23091 dan setelah akuisisi
menjadi sebesar 0.19624, mengalami perubahan sebesar -0.03467 atau -15.014%.
Gambar di bawah memperlihatkan secara visual Gros Profit Margin ( GPM )
sebelum dan sesudah akuisisi.
67
GPM_ Sesudah AkuisisiGPM_ Sebelum Akuisisi
Mea
n0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0.1962
0.2309
Rasio Profitabilitas
Gambar 10. GPM Sebelum dan Sesudah Akuisisi
5.3. Return on Assets (ROA)
Perbandingan antara keuntungan bersih dengan total assets mencerminkan
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, hasil perhitungan
menunjukan perusahaan mengalami perubahan ROA setelah terjadi akuisisi, sebelum
akuisisi memiliki rata-rata ROA sebesar 0.03673 dan setelah akuisisi menjadi sebesar
0.06233, mengalami perubahan sebesar 0.02560 atau 69.704%. Dalam bentuk visual
perubahan ini diperlihatkan pada gambar di bawah.
68
ROA_ Sesudah AkuisisiROA_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
0.0600
0.0400
0.0200
0.0000
0.0623
0.0367
Rasio Profitabilitas
Gambar 10. ROA Sebelum dan Sesudah Akuisisi
5.4. Return on Equity (ROE)
Perbandingan antara keuntungan bersih dengan jumlah pemegang saham
menunjukan perubahan setelah terjadi akuisisi, sebelum akuisisi memiliki rata-rata
ROE sebesar -2.12922 dan setelah akuisisi menjadi sebesar 37.94657, mengalami
perubahan sebesar 40.07578 atau 1882.185%. Dalam bentuk visual perubahan ini
diperlihatkan pada gambar di bawah.
69
ROE_ Sesudah AkuisisiROE_ Sebelum Akuisisi
Mea
n40.0000
30.0000
20.0000
10.0000
0.0000
-10.0000
37.9466
-2.1292
Rasio Profitabilitas
Gambar 11. ROE Sebelum dan Sesudah Akuisisi
B. Hasil Pengujian Komparasi
Uraian hasil pengujian deskriptif di atas menunjukan terjadi perubahan rasio-
rasio kinerja keuangan perusahaan yang mengalami akuisisi, kebermaknaan
perubahan yang terjadi telah dievaluasi peneliti menggunakan uji statistik Wilcoxon.
Beberapa rasio terbukti signifikan dan beberapa lainnya tidak signifikan, bagi yang
signifikan berarti akuisisi mampu merubah kinerja keuangan perusahaan, dan bagi
rasio yang tidak signifikan berarti akuisisi tidak mampu merubah kinerja keuangan
perusahaan.
1. Likuiditas
Berdasarkan hasil Pengolahan dengan Program SPSS 10.00 hasil dari analisis
rasio Likuiditas dapat dilihat melalui Tabel V.6
70
Tabel V.6
Hasil uji Wilcoxcon pada rasio Likuiditas
Likuiditas
Sebelum
Akuisisi
Sesudah
Akuisisi z-test Sig. Ket.
Current Ratio 1.385 1.478 -0.678 0.498 Non. Sig.
Quick Ratio 0.879 0.868 -1.408 0.159 Non. Sig.
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran1)
Dari tabel hasil pengujian Wilcoxon untuk mengevaluasi kebermaknaan
perubahan Current Ratio (CR) mendapatkan nilai z-test sebesar -0.678 dengan
probabilitas 0.498, nilai probabilitas lebih dari 0.05 menunjukan perubahan yang
terjadi tidak signifikan. Berarti tidak ada perbedaan Current Ratio antara sebelum dan
sesudah akuisisi.
Hasil tidak signifikan juga terjadi pada Quick Ratio (CR), hal ini ditunjukan
dari nilai probabilitas hasil pengujian Wilcoxon yang lebih dari 0.05, yaitu z-test
sebesar -1.408 dengan probabilitas sebesar 0.159.
2. Aktivitas
Berdasarkan hasil Pengolahan dengan Program SPSS 10.00 hasil dari analisis
rasio Aktivitas dapat dilihat melalui Tabel V.7
71
Tabel V.7
Hasil uji Wilcoxcon pada rasio Aktivitas
Aktivitas
Sebelum
Akuisisi
Sesudah
Akuisisi z-test Sig. Ket.
Asset Turnover 0.806 1.037 -1.894 0.058 Non. Sig.
Receivable Turnover 12.415 16.996 -0.971 0.332 Non. Sig.
Inventory Turnover 6.314 6.901 -1.083 0.279 Non. Sig.
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran 2)
Dari tabel hasil pengujian Wilcoxon untuk mengevaluasi kebermaknaan
perubahan Asset Turnover mendapatkan nilai z-test sebesar -1.894 dengan
probabilitas 0.058, nilai probabilitas lebih dari 0.05 menunjukkan perubahan yang
terjadi tidak signifikan. Berarti tidak ada perbedaan Asset Turnover antara sebelum
dan sesudah akuisisi
Hasil tidak signifikan juga terjadi pada rasio aktivitas Receivable Turnover,
dan Inventory Turnover karena memiliki probabilitas lebih dari 0.05, yaitu pada
Receivable Turnover memiliki probabilitas 0.332 dengan z-test -0.971, dan pada
Inventory Turnover dengan probabilitas 0.279 dengan z-test sebesar -1.083.
3. Leverage
Berdasarkan hasil Pengolahan dengan Program SPSS 10.00 hasil dari analisis
rasio Leverage dapat dilihat melalui Tabel V.8
72
Tabel V.8
Hasil uji Wilcoxcon pada rasio Leverage
Leverage
Sebelum
Akuisisi
Sesudah
Akuisisi z-test Sig. Ket.
Debt to Total
Assets 0.622 0.744 -1.199 0.230 Non. Sig.
Debt to Equity 3.263 -2.127 -3.111 0.002 Sig.
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran 3)
Hasil pengujian Wilcoxon untuk mengevaluasi kebermaknaan perubahan Debt
to Total Asset Ratio mendapatkan nilai z-test sebesar -1.199 dengan probabilitas
0.230, nilai probabilitas lebih dari 0.05 menunjukan perubahan yang terjadi tidak
signifikan. Berarti tidak ada perbedaan Debt to Total Asset sebelum dan sesudah
akuisisi..
Hasil signifikan terjadi pada rasio Debt to Equity karena memiliki probabilitas
kurang dari 0.05, yaitu memiliki probabilitas 0.002 dengan z-test -3.111, berarti
terdapat perbedaan Debt to Equity antara sebelum dan sesudah akuisisi atau rasio
antara hutang dengan modal sendiri antara sebelum kejadian akuisisi dengan
sesudahnya.
4. Nilai Pasar
Berdasarkan hasil Pengolahan dengan Program SPSS 10.00 hasil dari analisis
rasio Nilai Pasar dapat dilihat melalui Tabel V.9
73
Tabel V.9
Hasil uji Wilcoxcon pada rasio Pasar
Nilai Pasar
Sebelum
Akuisisi
Sesudah
Akuisisi z-test Sig. Ket.
Price Earning
Ratio 38.439 5.326 -2.277 0.023 Sig.
Price book
Ratio 2.106 0.773 -2.937 0.003 Sig.
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran 4)
Hasil pengujian Wilcoxon untuk mengevaluasi kebermaknaan perubahan
Price Earning Ratio mendapatkan nilai z-test sebesar -2.277 dengan probabilitas
0.023, nilai probabilitas kurang dari 0.05 menunjukan perubahan yang terjadi
signifikan. Berarti terdapat perbedaan Price Earning Ratio antara sebelum dan
sesudah akuisisi.
Hasil signifikan juga terjadi pada Price Book Value karena memiliki
probabilitas kurang dari 0.05, yaitu sebesar 0.003 dengan z-test -2.937, berarti
terdapat perbedaan Price Book Value antara sebelum dan sesudah akuisisi
5. Profitabilitas
Berdasarkan hasil Pengolahan dengan Program SPSS 10.00 hasil dari analisis
rasio Profitabilitas dapat dilihat melalui Tabel V.10
74
Tabel V.10
Hasil uji wilcoxcon pada rasio Profitabilitas
Profitabilitas
Sebelum
Akuisisi
Sesudah
Akuisisi z-test Sig. Ket.
Net Profit Margin -0.018 -0.024 -0.886 0.375 Non. Sig.
Gross Profit Margin 0.231 0.196 -1.755 0.079 Non. Sig.
Return on Assets 0.037 0.062 -0.434 0.664 Non. Sig.
Return on Equity -2.129 37.947 -1.373 0.170 Non. Sig.
Sumber : Hasil pengolahan data Sekunder (lampiran 5)
Hasil pengujian Wilcoxon untuk mengevaluasi kebermaknaan perubahan Net
Profit Margin mendapatkan nilai z-test sebesar -0.886 dengan probabilitas 0.375, nilai
probabilitas lebih dari 0.05 menunjukan perubahan yang terjadi tidak signifikan.
Berarti tidak terdapat perbedaan Net Profit Margin antara sebelum dan sesudah
akuisisi atau tidak berpengaruh terhadap perbandingan besar net income perusahaan
dengan total operating revenues.
Hasil tidak signifikan juga terjadi pada rasio profitabilitas Gross Profit
Margin, Return on Assets dan Return on Equity karena memiliki probabilitas lebih
dari 0.05, yaitu pada Gross Profit Margin memiliki probabilitas 0.079 dengan z-test –
1.755 , pada return on Assets memiliki probabilitas 0.664 dengan z-test -0.434, dan
pada Return on Equity dengan probabilitas 0.170 dengan z-test sebesar -1.373.
C. Pembahasan
Dari hasil pengujian deskriptif dan Wilcoxon yang telah di uraikan di atas
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaaan yang signifikan kinerja keuangan
sebagaimana yang diharapkan. Kinerja keuangan yang berubah atau terpengaruh
75
secara signifikan oleh kejadian akuisisi hanya pada nilai pasar (PER, PBV) dan
sebagian kinerja Leverage yaitu Debt to Total Equity. Kinerja lainnya seperti
likuiditas, aktivitas, leverage (Debt to total aset ratio) dan profitabilitas tidak
mengalami perubahan yang signifikan.
Rasio Likuiditas( Current Ratio dan Quick Ratio ) yang memperlihatkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan kemungkinan disebabkan karena bergabungnya
kedua perusahaan masih menggunakan alat bayar yang kurang likuid. Rasio aktivitas
(Asset Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover) tidak
memperlihatkan perbedaan yang signifikan kemungkinan disebabkan oleh pada awal
setelah akuisisi perusahaan belum menggunakan aktiva yang ada secara efektif,
sementara untuk rasio profitabilitas tidak adanya perbedaan yang signifikan
kemungkinan disebabkan sebagian besar pendanaan menggunakan metode kas
(metode yang hanya mengakui penerimaan kas yang benar-benar sudah diterima dan
mengakui pengeluaran yang benar-benar keluar)
Banyaknya rasio kinerja keuangan yang tidak berbeda secara signifikan oleh
kebijakan akuisisi membuktikan bahwa akuisisi tidak selalu dapat meningkatkan
kinerja keuangan, bahkan signifikan yang terjadi pada PER, PBV dan Debt to Equity
bukan karena adanya peningkatan, melainkan karena adanya penurunan kinerja
keuangan, PER mengalami penurunan 86.145%, PBV menurun 63.297% dan Debt to
Equity mengalami penurunan 165.195%.
Bila dilihat secara nominal, beberapa rasio kinerja keuangan terlihat
mengalami peningkatan, yaitu pada rasio likuiditas (Current Ratio), aktivitas (Asset
Turnover, Receivable Turnover dan Inventory Turnover), leverage (Debt to Total
Asset), dan profitabilitas (ROA, ROE). Meskipun tidak signifikan secara statistik
namun merupakan indikasi peluang untuk mengalami peningkatan dimasa depan,
76
berdasarkan indikasi ini maka diduga akuisisi dapat meningkatkan kinerja keuangan
namun membutuhkan waktu yang cukup panjang sehingga tidak dapat dievaluasi
dalam waktu yang relatif singkat. Penelitian ini sudah mengambil masa selama 3
tahun dari kejadian akuisisi, berarti perlu pengkajian ulang untuk masa lebih dari 3
tahun untuk membuktikan asumsi jangka panjang tersebut.
Terlepas dari dugaan pengaruh jangka panjang akuisisi, fakta bahwa akusisi
tidak berhasil meningkatkan kinerja keuangan dalam penelitian ini mengharuskan
perusahaan berhati-hati dalam memutuskan kebijakan akuisisi, bila kebijakan itu
ditempuh karena kondisi perusahaan yang sedang buruk maka kebijakan akuisisi
kemungkinan tidak akan membawa peningkatan kinerja keuangan. Namun bila
akuisisi dilakukan oleh perusahaan yang sehat, maka akan ditanggapi positif oleh
investor karena dinilai sedang melakukan ekspansi usaha, seperti yang dilakukan oleh
Ericsson dan Sony dalam merebut pasar telepon seluler.
77
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diuraikan pada bab sebelumnya peneliti
menyimpulkan ; Pertama, perusahaan yang mengalami akusisi mengalami penurunan
kinerja keuangan yang signifikan pada leverage (rasio Debt to Equity) dan nilai pasar
(PER dan PBV). Kedua, perusahaan yang mengalami akusisi tidak mengalami
perubahan kinerja keuangan yang signifikan pada rasio likuiditas (Current Ratio,
Quick Ratio), aktivitas (Asset Turnover, Receivable Turnover dan Inventory
Turnover), leverage (Debt to Total Asset), dan profitabilitas (NPM, GPM, ROA,
ROE)
B. Saran
Hasil dari penelitian ini sebenarnya hanya dapat mencerminkan mengenai
masalah akuisisi berdasarkan pada data dan perusahaan yang menjadi sampel saja.
Artinya hasil penelitian ini secara luas belum bisa menggambarkan kondisi
sebenarnya akibat dari proses akuisisi itu sendiri. Terlebih jika data-data yang diambil
tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang diteliti, karena pada dasarnya
data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Berdasarkan alasan tersebut penulis
menyarankan :
1. Untuk penelitian selanjutnya mengenai analisis kinerja perusahaan sebelum
dan sesudah akuisisi sebaiknya menggunakan data yang dapat
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
78
2. Sebaiknya rentang waktu yang digunakan untuk penelitian mengenai analisis
kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi diperpanjang, sebab ada
kemungkinan hasil dari akuisisi baru terlihat dalam jangka panjang.
3. Meskipun penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya, tidak ada
signifikansi peningkatan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi,
tetapi penulis tetap menyarankan supaya para investor pada saat
pengambilan keputusan lebih memperhatikan kondisi keuangan perusahaan
karena dengan melihat kondisi keuangan perusahaan tersebut investor dapat
menilai dan memprediksi kondisi dan kinerja perusahaan dimasa yang akan
datang.
Daftar Pustaka
Alwi, Syafarudin.1994. Alat-Alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Edisi Revisi.
Yogyakarta. Andi Offset
Beams, Floyd A ( Alih bahasa Jusuf, Amir ). 2004. Akuntansi Keuangan Lanjutan di
Indonesia. Jakarta. Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Pertama.
Jakarta. Salemba Empat.
Moin, Abdul. 2004. Merger Akuisisi dan Divestasi. Edisi Kedua. Yogyakarta.
Ekonisia
Munawir, S. 1999. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta. Liberty.
Payamto. 2001. “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja
Perusahaan publik di Indonesia”. Dalam jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol
7, No 3. Bandung.
Prastowo, Dwi. 1995. Analisa Laporan Keungan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta.
UPP. AMP. YKPN.
Syafri, Sofyan. 1994. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta. Bumi Aksara.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Descriptive Statistic
N Mean Std.Deviation Minimum Maximum
CurrentRatio_Sebelum Akuisisi 21 1.385 .6849 .4661 3.1096 Quick Ratio_Sebelum Akuisisi 21 .8794 .5081 .1824 1.7162 Current Ratio_Sesudah Akuisisi 21 1.4776 1.4026 .1964 6.1057 Quick Ratio_Sesudah Akuisisi 21 .8677 1.3189 .1480 6.1057
Ranks
N Mean Rank Sum of Rank
Current Ratio_Sesudah Akuisisi – Negative Rank 12 a 11.25 135.00 Current Rasio_Sebelum Akuisisi Positive Rank 9 b 10.67 96.00 Ties 0 c Total 21
Quick Ratio_Sesudah Akuisisi - Negative Rank 14 d 11.14 156.00 Quick Ratio Sebelum akuisisi Positive Rank 7 e 10.71 75.00 Ties 0 f Total 21
Test Statistic b
Current Ratio_Sesudah Quick Ratio_Sesudah Akuisisi-Current Ratio_ Akuisisi-Quick Ratio
Sebelum akuisisi Sebelum Akuisisi
Z -.678 a -1.408 a Asymp.Sig. (2-tailed) .498 .159
a. Based on positive rank b. Wilcoxon Signed Rank Test
α = 5% 1. Current Ratio sesudah akuisisi = Current Ratio Sebelum Akuisisi 2. Quick Ratio Sesudah Akuisisi = Quick ratio Sebelum Akuisisi
Lampiran 2
Descriptive Statistic
N Mean Std.Deviation Minimum Maximum
Asset Turnover_Sebelum Akuisisi 21 .80627 .5358 .1065 1.9750 Receivable Turnover_Sebelum Akuisisi 21 12.4254 9.8954 3.0283 42.7668 Inventory Turnover_Sebelum Akuisisi 21 6.31408 6.5006 .9499 25.2470 Asset Turnover_Sesudah Akuisisi 21 1.0367 .61057 .2093 2.5781 Receivable Turnover_Sesudah Akuisisi 20 16.9962 20.8954 2.9534 94.1548 Inventory Turnover_Sesudah Akuisisi 20 6.90058 6.81236 .7199 25.1187
Ranks
N Mean Rank Sum of Rank
Asset Turnover_Sesudah Akuisisi – Negative Rank 8 a 7.63 61.00 Asset Turnover_Sebelum Akuisisi Positive Rank 13 b 13.08 170.00 Ties 0 c Total 21
Receivable Turnover_Sesudah Akuisisi - Negative Rank 7 11.29 79.00 d
Receivable Turnover Sebelum akuisisi Positive Rank 13 e 10.08 131.00 Ties 0 f Total 20
Inventory Turnover_Sesudah Akuisisi - Negative Rank 9 8.44 76.00 g
Inventory Turnover Sebelum akuisisi Positive Rank 11 h 12.18 134.00 Ties 0 i Total 20
Test Statistic b
Asset Turnover Receivable Turnover Inventory Turnover Sesudah Akuisisi- Sesudah Akuisisi- Sesudah Akuisisi- Asset Turnover Receivable Turnover Inventory Turnover Sebelum Akuisisi Sebelum Akuisisi Sebelum Akuisisi
Z -1.894 -.971 -1.083
a a
Asymp.Sig. (2-tailed) .058 .332 .279
a. Based on negative rank b. Wilcoxon Signed Rank Test
α = 5% 1. Asset Turnover Sesudah akuisisi = Asset Turnover Sebelum Akuisisi 2. Receivable Turnover Sesudah akuisisi = Receivable Turnover Sebelum Akuisisi 3. Inventory Turnover Sesudah Akuisisi = Inventory turnover Sebelum akuisisi
Lampiran 3
Descriptive Statistic
N Mean Std.Deviation Minimum Maximum
Debt Ratio_ Sebelum Akuisisi 21 .62206 .2456 .0829 .9014 Debt to equity _Sebelum Akuisisi 21 3.2633 2.5321 .3941 9.1411 Debt Ratio_Sesudah Akuisisi 21 .74391 .4279 .1084 1.8242 Debt to Equity_Sesudah Akuisisi 21 -2.1274 5.436 -15.3311 2.9966
Ranks
N Mean Rank Sum of Rank
Debt Ratio_Sesudah Akuisisi – Negative Rank 8 a 10.13 81.00 Debt Rasio_Sebelum Akuisisi Positive Rank 13 b 11.54 150.00 Ties 0 c Total 21
Debt to Equity_Sesudah Akuisisi - Negative Rank 15 d 13.67 205.00 Debt to Equity_Sebelum akuisisi Positive Rank 6 e 4.33 26.00 Ties 0 f Total 21
Test Statistic c
Debt Ratio_Sesudah Debt to Equity_Sesudah Akuisisi-Debt Ratio _ Akuisisi-Debt To Equity_
Sebelum akuisisi Sebelum Akuisisi
Z -1.199 a -3.111 b Asymp.Sig. (2-tailed) .230 .002
a. Based on Negative Rank b. Based on Positive Rank c. Wilcoxon Signed Rank Test
α = 5% 1. Debt Ratio Sesudah Akuisisi = Debt Ratio Sebelum Akuisisi 2. Debt to Equity Sesudah Akuisisi < Debt to Equity Sebelum Akuisisi
Lampiran 4
Descriptive Statistic
N Mean Std.Deviation Minimum Maximum
PER_ Sebelum Akuisisi 21 38.439 114.075 -2.8000 533.3300 PBV_Sebelum Akuisisi 21 2.1057 1.8927 .3500 7.1800 PER_Sesudah Akuisisi 21 5.3257 6.4410 -5.3000 16.530 PBV_Sesudah Akuisisi 21 .7728 1.6868 -3.6100 5.5400
Ranks
N Mean Rank Sum of Rank
PER_Sesudah Akuisisi – Negative Rank 12 a 15.08 181.00 PER_Sebelum Akuisisi Positive Rank 9 b 5.56 50.00 Ties 0 c Total 21
PBV_Sesudah Akuisisi - Negative Rank 17 d 11.76 200.00 PBV_Sebelum akuisisi Positive Rank 4 7.75 31.00 e
Ties 0 f Total 21
Test Statistic b
PER_Sesudah PBV_Sesudah Akuisisi-PER _ Akuisisi-PBV
Sebelum akuisisi Sebelum Akuisisi
Z -2.277 a -2.937 a Asymp.Sig. (2-tailed) .023 .003
a. Based on positive Rank b. Wilcoxon Signed Rank Test
α = 5 % 1. PER Sesudah Akuisisi < PER Sebelum Akuisisi 2. PBV Sesudah Akuisisi < PBV Sebelum Akuisisi
Lampiran 5
Descriptive Statistic
N Mean Std.Deviation Minimum Maximum
NPM_Sebelum akuisisi 21 -.0183 .21756 -.7145 .1793 GPM_Sebelum Akuisisi 21 .2309 .13312 .0015 .5068 ROA_ Sebelum Akuisisi 21 .03673 .103082 -1.630 .2819 ROE_Sebelum Akuisisi 21 -2.12921 50.074899 -139.1984 64.4532 NPM_Sesudah Akuisisi 21 -.02438 .477703 -1.5051 1.2127 GPM_Sesudah Akuisisi 21 .196245 .160772 -.0129 .5896 ROA_ Sesudah Akuisisi 21 .062333 .243589 -.3150 .9625 ROE_Sesudah Akuisisi 21 37.94656 87.915069 -84.1011 384.6720
Ranks
N Mean Rank Sum of Rank
NPM_Sesudah Akuisisi – Negative Rank 12 a 11.75 141.00 NPM_Sebelum Akuisisi Positive Rank 9 b 10.00 90.00 Ties 0 c Total 21
GPM_Sesudah Akuisisi - Negative Rank 14 d 11.86 166.00 GPM_Sebelum akuisisi Positive Rank 7 e 9.29 65.00 Ties 0 f Total 21
ROA_Sesudah Akuisisi- Negative Rank 10 12.80 128.00 g
ROA_Sebelum Akuisisi Positive Rank 11 h 9.36 103.00 Ties 0 i Total 21
ROE_Sesudah akuisisi Negative Rank 7 j 10.86 76.00 ROE_Sebelum Akuisisi Positive Rank 14 k 11.07 155.00 Ties 0 l Total 21
Test Statistic c
NPM_Sesudah GPM_Sesudah ROA_Sebelum ROE_Sesudah Akuisisi- Akuisisi Akuisisi Akuisisi NPM_Sebelum GPM_Sebelum ROA_Sesudah ROE_Sebelum Akuisisi Akuisisi Akuisisi Akuisisi
Z -.866 -1.755 -.434 -1.373
a a a b
Asymp.Sig. (2-tailed) .375 .079 .664 .170
a. Based on Positive Rank b. Based on Negative Rank c. Wilcoxon Signed Rank Test
α = 5% 1. NPM Sesudah akuisisi = NPM sebelum Akuisisi 2. GPM Sesudah Akuisisi = GPM Sebelum akuisisi 3. ROA Sesudah Akuisisi = ROA Sebelum Akuisisi 4. ROE Sesudah Akuisisi = ROE Sebelum Akuisisi
Current Ratio_ Sesudah AkuisisiCurrent Ratio_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
1.47771.3846
Rasio Likuiditas
Quick Ratio_ Sesudah AkuisisiQuick Ratio_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0.867680.87942
Rasio Likuiditas
Asset Turnover_ Sesudah AkuisisiAsset Turnover_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
1.2000
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
1.0367
0.8063
Rasio Aktivitas
Receivable Turnover_ Sesudah AkuisisiReceivable Turnover_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
20.0000
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
16.9962
12.8137
Rasio Aktivitas
Inventory Turnover_ Sesudah AkuisisiInventory Turnover_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000
6.90066.3768
Rasio Aktivitas
Debt Ratio_ Sesudah AkuisisiDebt Ratio_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0.7439
0.6221
Rasio Leverage
Debt to Equity_ Sesudah AkuisisiDebt to Equity_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
4.0000
2.0000
0.0000
-2.0000
-2.1275
3.2633
Rasio Leverage
PER_ Sesudah AkuisisiPER_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
40.0000
30.0000
20.0000
10.0000
0.0000
5.3257
38.4390
Rasio Pasar
PBV_ Sesudah AkuisisiPBV_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
2.5000
2.0000
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
0.7729
2.1057
Rasio Pasar
NPM_ Sesudah AkuisisiNPM_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
0.0000
-0.0050
-0.0100
-0.0150
-0.0200
-0.0250
-0.02438
-0.0183
Rasio Profitabilitas
GPM_ Sesudah AkuisisiGPM_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0.1962
0.2309
Rasio Profitabilitas
ROA_ Sesudah AkuisisiROA_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
0.0600
0.0400
0.0200
0.0000
0.0623
0.0367
Rasio Profitabilitas
ROE_ Sesudah AkuisisiROE_ Sebelum Akuisisi
Mea
n
40.0000
30.0000
20.0000
10.0000
0.0000
-10.0000
37.9466
-2.1292
Rasio Profitabilitas