analisis pengaruh faktor produksi, sosial demografi dan modal sosial terhadap ... · 2017-04-01 ·...

33
ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, SOSIAL DEMOGRAFI DAN MODAL SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KABUPATEN TABANAN ABSTRAK Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan yang melimpah dan memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada. Sektor perikanan menjadi tumpuan bagi sebagian masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada usaha perikanan baik penangkapan maupun budidaya. Seperti masyarakat pada umumnya, masyarakat perikanan pun tidak statis. Rumah tangga perikanan merupakan aktor-aktor yang aktif berjuang dan berupaya untuk meningkatkan taraf hidupnya terutama untuk meningkatkan produksi guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah faktor produksi, sosial demografi dan modal sosial berpengaruh terhadap produktivitas nelayan di Kabupaten Tabanan. Untuk menganalisis apakah faktor produksi, sosial demografi, modal sosial dan produktivitas berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten Tabanan dan untuk menganalisis apakah produktivitas memediasi pengaruh faktor produksi, sosial demografi dan modal sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten Tabanan Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 1067 orang, sedangkan sampel yang di pergunakan adalah 91 orang. Metode penentuan sampel yang dipergunakan adalah stratified random sampling. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensia menggunakan teknik analisis jalur SEM PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien determinasi total sebesar 0,912 yang berarti 91.20 persen informasi yang terkandung dapat dijelaskan oleh model yang terbentuk, sedangkan sisanya sebesar 8,8 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Faktor produksi, sosial demografi, dan modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas, Produktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten Tabanan. Faktor produksi, sosial demografi, dan modal sosial berpengaruh tidak langsung secara signifikan melalui produktivitas terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten Tabanan. Disarankan untuk menigkatkan modal sosial sehingga dapat mengakses modal untuk proses produksi sehingga produksi yang dihasilkan meningkat. Kata Kunci : Kesejahteraan, Produktivitas, Faktor Produksi, Modal Sosial, Sosial Demografi, Nelayan viii

Upload: truongdan

Post on 16-Jun-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

vii

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, SOSIAL

DEMOGRAFI DAN MODAL SOSIAL TERHADAP

PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN

RUMAH TANGGA NELAYAN DI KABUPATEN TABANAN

ABSTRAK

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi

sumberdaya perikanan yang melimpah dan memiliki garis pantai terpanjang di

dunia setelah Kanada. Sektor perikanan menjadi tumpuan bagi sebagian

masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada usaha perikanan baik

penangkapan maupun budidaya. Seperti masyarakat pada umumnya, masyarakat

perikanan pun tidak statis. Rumah tangga perikanan merupakan aktor-aktor yang

aktif berjuang dan berupaya untuk meningkatkan taraf hidupnya terutama untuk

meningkatkan produksi guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah faktor produksi,

sosial demografi dan modal sosial berpengaruh terhadap produktivitas nelayan di

Kabupaten Tabanan. Untuk menganalisis apakah faktor produksi, sosial

demografi, modal sosial dan produktivitas berpengaruh terhadap kesejahteraan

rumah tangga nelayan di Kabupaten Tabanan dan untuk menganalisis apakah

produktivitas memediasi pengaruh faktor produksi, sosial demografi dan modal

sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten Tabanan

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 1067 orang, sedangkan

sampel yang di pergunakan adalah 91 orang. Metode penentuan sampel yang

dipergunakan adalah stratified random sampling. Alat analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah statistik inferensia menggunakan teknik analisis jalur

SEM PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien determinasi total sebesar

0,912 yang berarti 91.20 persen informasi yang terkandung dapat dijelaskan oleh

model yang terbentuk, sedangkan sisanya sebesar 8,8 persen dijelaskan oleh

variabel lain diluar model. Faktor produksi, sosial demografi, dan modal sosial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas, Produktivitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan di

Kabupaten Tabanan. Faktor produksi, sosial demografi, dan modal sosial

berpengaruh tidak langsung secara signifikan melalui produktivitas terhadap

kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten Tabanan. Disarankan untuk

menigkatkan modal sosial sehingga dapat mengakses modal untuk proses produksi

sehingga produksi yang dihasilkan meningkat.

Kata Kunci : Kesejahteraan, Produktivitas, Faktor Produksi, Modal Sosial, Sosial

Demografi, Nelayan

viii

viii

ANALYSIS OF FACTORS PRODUCTION, SOCIAL DEMOGRAPHIC

AND SOCIAL CAPITAL TOWARDS PRODUCTIVITY AND

PROSPERITY OF HOUSEHOLD FISHERMAN

IN TABANAN REGENCY

ABTRACT

As the world's largest archipelago nation, Indonesia has abundant fishery

resource potential and has the longest coastline in the world after Canada. The

fisheries sector become the foundation for some people who depend on fishing

effort both catching and aquaculture. As society in general, fishing communities

were not static. Housekeeping fisheries are actors who actively striving and

working to improve their living standards, especially to increase production in order

to increase income and welfare.

The purpose of this study was to analyze the influence of factors of

production (capital, labor, and technology), social demography (experience, age

and number of members of the household), and social capital (norms, networks, and

trust) on the productivity of domestic fishermen Tabanan regency. To analyze the

effect of productivity on household welfare of fishermen in Tabanan. To analyze

the indirect influence of the factors of production (capital, labor, and technology),

social demography (experience, age and number of dependents of members of the

household), and social capital (norms, networks, and trust) through productivity on

household welfare fishermen in Tabanan.

Total population in this study as many as 1067 people, while the sample is

in use is 91 people. The sampling method used was stratified random sampling. The

analytical tool used in this research is the statistical inference using path analysis

technique SEM PLS. The results showed that the total determination coefficient of

0.912, which means 91.20 percent of the information contained can be explained

by the model is formed, while the remaining 8.8 percent is explained by other

variables outside the model. Production factors, socio-demographic, and social

capital positive and significant impact on productivity, Productivity positive and

significant impact on household welfare of fishermen in Tabanan. Production

factors, socio-demographic, and social capital significantly influence indirectly

through productivity on household welfare of fishermen in Tabanan. It is suggested

to boost the social capital so that it can access capital for the production process so

that the resulting production increases.

Key words : Welfare, Productivity, Factors Production, Social Capital, Social

Demography, Fishermen

ix

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................. i

PRASYARAT GELAR .......................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN. ........................................................................... …. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI. .................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN........................................................................................ v

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI. .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL. ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 19

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 19

1.4 Manfaat Penlitian ................................................................................ 20

1.5 Sistimatika Penulisan .......................................................................... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 23

2.1 Konsep-Konsep dan Definisi ............................................................. 23

2.1.1 Pengertian nelayan ................................................................... 23

2.1.2 Penggolongan nelayan ......................................................... 23

2.1.3 Usaha nelayan ............................................................................ 25

2.1.4 Rumah tangga nelayan. .............................................................. 28

2.1.5 Faktor-faktor produksi ............................................................... 30

x

x

2.1.6 Sosial demografi ......................................................................... 34

2.1.7 Modal Sosial ............................................................................... 39

2.1.8 Produktivitas............................................................................... 45

2.1.9 Kesejahteraan ............................................................................. 48

2.1.10 Hubungan faktor produksi dengan produktivitas ..................... 49

2.1.11 Hubungan sosial demografi dengan produktivitas ................... 51

2.1.12 Hubungan modal sosial dengan produktivitas ......................... 51

2.1.13 Hubungan produktivitas dengan kesejahteraan ........................ 52

2.2 Landasan Teori ..................................................................................... 53

2.2.1 Teori Kesejahteraan.................................................................... 53

2.2.2 Teori Human Capital ................................................................. 58

2.2.3 Teori Produktivitas ..................................................................... 59

2.3 Keaslian Penelitian ............................................................................... 66

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN

HIPOTESIS PENELITIAN. ....................................................................... 71

3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................... 71

3.2 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 76

3.3 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 78

BAB IV METODE PENELITIAN......................................................................... 80

4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 80

4.2 Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian ..................................... 82

4.3 Identifikasi variabel .............................................................................. 82

4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................. 83

4.5 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 90

4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sample ............................... 91

xi

xi

4.7 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 94

4.8 Instrumen Penelitian ............................................................................. 97

4.8.1 Uji validitas ................................................................................ 98

4.8.2 Uji reliabilitas ............................................................................. 98

4.9 Teknik Analisis Data ............................................................................ 99

4.9.1 Analisis deskriptif ...................................................................... 99

4.9.2 Analisis SEM PLS ...................................................................... 99

4.10 Uji Hipotesis ..................................................................................... 108

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN ................................... 110

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 110

5.1.1 Kependudukan .......................................................................... 113

5.1.2 Perikanan laut ........................................................................... 116

5.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian .......................................................... 118

5.2.1 Karakteristik responden............................................................ 118

5.2.2 Faktor - faktor produksi responden .......................................... 119

5.2.3 Faktor sosial demografi responden .......................................... 122

5.2.4 Faktor Modal sosial .................................................................. 125

5.2.5 Analisis produktivitas ............................................................... 129

5.2.6 Analisis kesejahteraan .............................................................. 133

5.3 Analisis Perbedaan Tingkat Pendapatan Nelayan Tradisional dan

Modern ............................................................................................. 141

5.4 Hasil Analisis Statistik Pengaruh Faktor Produksi, Sosial Demografi

dan Modal Sosial terhadap Produktivitas dan Kesejahteraan Rumah

Tangga Nelayan di Kabupaten Tabanan ........................................... 143

5.4.1 Uji validitas outer model .......................................................... 144

5.4.2 Uji inner model ........................................................................ 148

xii

xii

5.4.3 Uji pengaruh tidak langsung faktor produksi, sosial demografi

dan modal sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan

melalui produktivitas ............................................................... 149

5.4.4 Uji pengaruh total faktor produksi, sosial demografi,

modal sosial dan produktivitas terhadap kesejahteraan

rumah tangga ........................................................................... 149

5.4.5 Uji pengaruh total faktor produksi, sosial demografi, modal

sosial dan produktivitas terhadap kesejahteraan rumah

tangga ................................................................................... 150

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 151

5.5.1 Karakteristik responden ........................................................... 151

5.5.2 Kondisi kesejahteraan rumah tangga nelayan .......................... 153

5.5.3 Pengaruh faktor produksi, sosial demografi, modal sosial

dan produktivitas terhadap kesejahteraan rumah tangga

nelayan ................................................................................... 158

5.5.4 Pengaruh tidak langsung dan pengaruh total faktor produksi,

sosial demografi dan modal sosial terhadap kesejahteraan rumah

tangga nelayan melalui produktivitas ...................................... 163

5.6 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 164

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 165

6.1 Simpulan .......................................................................................... 165

6.2 Saran ................................................................................................. 166

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................167

LAMPIRAN – LAMPIRAN ....................................................................................173

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1.1 Kontribusi PDRB Kabupaten Tabanan atas Dasar Harga Konstan

Menuurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 .................................... 10

1.2 Kontribusi Sub Sektor Perikanan Terhadap PDRB

Tahun 2010-2014 Kabupaten Tabanan Atas Dasar

Harga Konstan Tahun 2010 ................................................................. 11

1.3 Jumlah Nelayan dan Produksi Ikan per Kabupaten/Kota di Provinsi

Bali Tahun 2015 .................................................................................. 12

1.4 Jumlah Produksi Ikan Menurut Jenis Perikanan

di Kabupaten Tabanan ......................................................................... 13

1.5 Nilai Produksi Ikan Menurut Jenis Perikanan

di Kabupaten Tabanan Tahun 2015 .................................................... 14

4.1 Jumlah Populasi Nelayan di Kabupaten Tabanan Tahun 2015 .......... 92

4.2 Sebaran Distribusi Sampel Penelitian ................................................. 94

5.1 Jumlah Desa, Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan di Kabuaten

Tabanan Tahun 2015 ......................................................................... 111

5.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Tabanan Tahun 2011 – 2015 ............. 114

5.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Kabupaten Berdasarkan Mata

Pencaharian Tahun 2011 – 2015 ....................................................... 115

5.4 Perkembangan Jumlah Nelayan Kabupaten Kabupaten Mata Tahun

2011 – 2015 ....................................................................................... 116

5.5 Jumlah Produksi dan Nilai Produksi per Jenis Ikan di Kabupaten

Tabanan Tahun 2015 ......................................................................... 117

5.6 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan .................... 119

5.7 Jumlah Responden Menurut Modal .................................................. 120

5.8 Jumlah Responden Menurut Jumlah Tenaga Kerja........................... 120

5.9 Jumlah Responden Menurut Teknologi ............................................ 121

xiv

xiv

5.10 Jumlah Responden Menurut Pengalaman ......................................... 122

5.11 Jumlah Responden Menurut Kelompok Umur ................................. 123

5.12 Jumlah Responden Menurut Jumlah Tanggungan ............................ 124

5.13 Persepsi Responden Mengenai Norma Yang Berlaku Dalam

Nelayan.............................................................................................. 125

5.14 Persepsi Responden Mengenai Jaringan Hubungan Kerja Sama Antar

Nelayan.............................................................................................. 127

5.15 Persepsi Responden Mengenai Kepercayaan Antar Sesama Nelayan

dan Pengepul ..................................................................................... 128

5.16 Produtivitas Modal ............................................................................ 130

5.17 Produtivitas Tenaga Kerja ................................................................. 131

5.18 Produtivitas Alat Tangkap ................................................................. 132

5.19 Pendapatan Responden ...................................................................... 133

5.20 Konsumsi Rumah Tangga ................................................................. 134

5.21 Persepsi Responden Terhadap Kesehatan ......................................... 135

5.22 Persepsi Responden Terhadap Pendidikan ........................................ 136

5.23 Persepsi Responden Terhadap Keamanan......................................... 137

5.24 Persepsi Responden Terhadap Keadaan Tempat Tinggal ................. 138

5.25 Persepsi Responden Terhadap Kecintaan ......................................... 139

5.26 Persepsi Responden Terhadap Hubungan Sosial dan Keluarga ........ 140

5.27 Jumlah Pendapatan Nelayan Menurut Teknologi Yang Digunakan . 141

5.28 Pengujian Beda Rata-Rata Pendapatan Responden .......................... 142

5.29 Outer Loading IndikatorTerhadap Konstruk Modal Sosial, Sosial

Demografi, Modal Sosial, Produktivitas dan Kesejahteraan Rumah

Tangga Nelayan di Kabupaten Tabanan, Tahun 2016 ...................... 145

5.30 Cross Loading IndikatorTerhadap Konstruk Modal Sosial, Sosial

Demografi, Modal Sosial, Produktivitas dan Kesejahteraan Rumah

Tangga Nelayan di Kabupaten Tabanan, Tahun 2016 ...................... 146

xv

xv

5.31 Average Variance Extracted (AVE), Composite Reliability dan

Cronbach Alpha Konstruk Modal Sosial, Sosial Demografi, Modal

Sosial, Produktivitas dan Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan di

Kabupaten Tabanan, Tahun 2016...................................................... 147

5.32 Inner Loading Antar Variabel Konstruk Modal Sosial, Sosial

Demografi, Modal Sosial, Produktivitas dan Kesejahteraan Rumah

Tangga Nelayan di Kabupaten Tabanan, Tahun 2016 ...................... 148

5.33 Koefisien Jalur antar Variabel ........................................................... 149

xvi

xvi

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

1.1 Grafik Persentase Kemiskinan di Kabupaten Tabanan ....................... 9

3.1 Model Kerangka Pemikiran Berpikir Penelitian ............................... 75

3.2 Model Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 78

4.1 Outer Model Faktor Produksi ......................................................... 101

4.2 Outer Model Sosial Demografi ....................................................... 102

4.3 Outer Model Modal Sosial .............................................................. 102

4.4 Outer Model Produktivitas .............................................................. 103

4.5 Outer Model Kesejahteraan ............................................................ 104

5.1 Peta Kabupaten Tabanan ................................................................ 113

5.2 Full model kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten

Tabanan ........................................................................................... 143

xvii

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1 Kuisioner Penelitian ........................................................................ 176

2 Tabulasi Data .................................................................................. 184

3 Ouput Hasil Olahan PLS ................................................................. 192

4 Gambar ouput hasil olahan PLS ..................................................... 197

xviii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan menurut Behnke dan Macdermid (2004)

didefinisikan sebagai kualitas hidup yang terdiri dari berbagai aspek, baik ekonomi,

sosial, maupun psikologisnya. Bryant dan Zick (2006) menggambarkan kualitas

hidup dengan banyaknya pilihan. Semakin banyak kebebasan untuk menentukan

pilihan, maka kualitas kehidupan semakin tinggi. Banyaknya kebebasan dalam

menentukan pilihan ditentukan oleh kepemilikan dan akses terhadap sumberdaya

yang dimiliki, baik sumberdaya manusia, finansial, materi, maupun sumberdaya

alam.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi

sumberdaya perikanan yang melimpah dan memiliki garis pantai terpanjang di

dunia setelah Kanada. Sektor perikanan menjadi tumpuan bagi sebagian masyarakat

yang menggantungkan hidupnya pada usaha perikanan baik penangkapan maupun

budidaya. Seperti masyarakat pada umumnya, masyarakat perikanan pun tidak

statis. Mereka merupakan aktor-aktor yang aktif berjuang dan berupaya untuk

meningkatkan taraf hidupnya. Berbagai inovasi, baik perangkat keras seperti alat-

alat produksi, maupun perangkat lunak seperti sistem pengelolaan sumberdaya dan

pemasaran, dikembangkan dan diadopsi oleh para nelayan dan pembudidaya untuk

meningkatkan produksi guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup.

1

2

Indikator Kesejahteraan Rakyat yang dipublikasi oleh BPS pada tahun 2012

mencantumkan berbagai aspek kesejahteraan meliputi kependudukan, kesehatan

dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, perumahan dan

lingkungan, kemiskinan, dan aspek sosial yang lain. Perumahan (papan) adalah

salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting selain makanan (pangan) dan

pakaian (sandang) dalam pencapaian kehidupan yang layak. Selanjutnya disebutkan

bahwa pendidikan merupakan indikator penting dalam usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan, dan faktor gizi menggambarkan taraf hidup masyarakat. BPS (2014)

menyatakan bahwa konsep kesejahteraan dapat dilihat dari berbagai dimensi,

seperti ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

Hasil content analysis yang dilakukan Martinez et al (2003) dalam

Muflikhati (2010) menunjukkan bahwa secara umum kesejahteraan keluarga

dihubungkan dengan aspek kesehatan (health and wellness), faktor-faktor ekonomi

(economic faktors), kehidupan yang sehat (healthy family life), pendidikan

(education), kehidupan bermasyarakat dan dukungan masyarakat (community life

and community support), serta budaya dan keberagaman (culture and diversity).

Secara kontekstual, faktor – faktor penentu kesejahteraan rumah tangga mencakup

konteks ekonomi, sosial, dan konteks komunitas. Konteks ekonomi dapat dilihat

dari akses terhadap pekerjaan dan stabilitas finansial. Dalam konteks sosial,

indikator kesejahteraan dapat diukur dengan melihat keterlibatan anak dalam

kegiatan sekolah dan teman-temannya, keterlibatan orangtua dengan rekan sekerja,

tetangga, dan keluarga. Konteks komunitas lebih fokus kepada peran kehidupan

3

bertetangga (lingkungan sekitar) dan pengaruh karakteristik lingkungan perumahan

terhadap fungsi keluarga dan perkembangan anak (Bowen dan Richman, 2000).

Wilayah pesisir merupakan kawasan sumberdaya potensial di Indonesia.

Kawasan ini adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Sumberdaya

ini sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai Indonesia mencapai

sepajang sekitar 1.000 km (Dahuri et al. 2009). Garis pantai yang panjang ini

menyimpan potensi kekayaan sumberdaya alam yang besar. Potensi itu merupakan

sumberdaya hayati dan non hayati. Potensi hayati misalnya: perikanan, hutan

mangrove, dan terumbu karang, sedangkan potensi non-hayati misalnya: mineral

dan bahan tambang serta pariwisata. Di daerah ini juga berdiam para nelayan yang

sebagian besar masih miskin dan atau prasejahtera.

Pengembangan wilayah pesisir dan kelautan, sebagai salah satu sektor

strategis dalam pembangunan ekonomi saat ini, merupakan sektor yang masih perlu

dioptimalkan mengingat potensi kelautan yang ada belum dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Kondisi kemiskinan di

kalangan sebagian besar masyarakat pesisir (nelayan) tersebut tidak terlepas dari

serangkaian kebijakan pembangunan yang selama ini masih : (a) lebih banyak

menempatkan masyarakat sebagai obyek ketimbang sebagai subyek pembangunan,

(b) lebih memprioritaskan pertumbuhan industri ketimbang sektor pertanian dan

kelautan, (c) serta kebijakan pembangunan yang kurang mengacu pada karakteristik

masingmasing kondisi lokal di daerah, dan (d) profesi nelayan masih dipandang

sebagai pekerjaan yang tidak memerlukan tingkat keterampilan (skill) yang tinggi

dan (e) dari sudut pandang ekonomis, sering kali komunitas nelayan/masyarakat

4

pesisir diposisikan sebagai kelompok marginal yang dipersepsikan sedikit sekali

memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini berakibat pada lambatnya proses

intervensi teknologi, penguatan kapasitas masyarakat dan inovasi di kalangan

nelayan. Sebagai contoh kasus pembangunan pariwisata yang menggusur

perkampungan nelayan tanpa adanya good will untuk mensinergikan kedua

komunitas yang ada yakni nelayan dan pariwisata (Sahris, 2015).

Indonesia merupakan negara bahari dengan luas lautan mencapai dua

pertiga luas tanah air. Kelautan dapat menjadi tumpuan atau arus utama

pembangunan hingga bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan bangsa saat ini

dan masa depan, seharusnya sektor kelautan dan perikanan mendapat perhatian

yang lebih dari pemerintah. Perikanan laut di Indonesia sebagian besar merupakan

perikanan rakyat, dan hanya sebagian kecil merupakan perikanan industri.

Perikanan rakyat sendiri sampai saat ini masih bersifat tradisional, artinya

pengolahan yang dilakukan menerapkan informasi dari luar yang lebih modern,

masih mengikuti generasi yang mewarisinya serta masih menggunakan peralatan

sederhana.

Peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila pendapatan

penduduk mengalami peningkatan yang cukup hingga mampu memenuhi

kebutuhan dasar untuk kehidupannya. Hal ini dapat diartikan bahwa kebutuhan-

kebutuhan pangan, sandang, perumahan, kesehatan, keamanan, dan sebagainya

tersedia dan mudah dijangkau setiap penduduk sehingga pada gilirannya penduduk

yang miskin semakin sedikit jumlahnya.

5

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang

memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam

penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan

pekerjaan. Pada saat krisis ekonomi, peranan sektor perikanan semakin signifikan,

terutama dalam hal mendatangkan devisa. Akan tetapi ironisnya, sektor perikanan

selama ini belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan

pengusaha, padahal bila sektor perikanan dikelola secara serius akan memberikan

kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat

mengentaskan kemiskinan masyarakat Indonesia terutama masyarakat nelayan

dan petani ikan (Mulyadi, 2005).

Pesisir merupakan daerah yang sarat akan potensi kelautan, tetapi pada

dasarnya masyarakat pesisir yang sebagian bermata pencaharian sebagai nelayan

masih identik dengan masalah kemiskinan yang sampai saat ini masih menjadi

fenomena klasik pesisir, karena tingkat sosial ekonomi dan kesejahteraan hidup

yang rendah, dalam struktur masyarakat nelayan, nelayan buruh merupakan

lapisan sosial yang paling miskin, sedangkan sebagian besar nelayan di Indonesia

adalah nelayan buruh (Kusnadi, 2003 dalam Ekaningdyah, 2005). Oleh karena itu,

upaya-upaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan menjadi

wacana yang penting dalam pengembangan wilayah pesisir. Sebagai sebuah sistem

dari keseluruhan pengelolaan potensi laut yang ada tersebut, bidang perikanan dapat

dijadikan sebagai indikator yang baik bagi pengelolaan laut, dikarenakan di sektor

tersebut terdapat sumber daya ikan yang sangat besar, sehingga perikanan sebagai

salah satu SDA yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam

6

pembangunan perekonomian nasional terutama dalam meningkatkan perluasan

kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan peningkatan taraf hidup bangsa pada

umumnya, nelayan kecil, pembudidaya ikan kecil dan pihak-pihak pelaku usaha di

bidang perikanan dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian dan

ketersediaan sumber daya (Dahuri, 2009).

Sumber daya perikanan sebenarnya secara potensial dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahtraan nelayan, namun pada

kenyataannya masih cukup banyak nelayan yang belum dapat meningkatkan hasil

tangkapannya, sehingga tingkat pendapatan nelayan tidak meningkat.Tujuan

pembangunan perikanan di Indonesia ini pada prinsipnya memiliki dua sasaran

pokok yaitu menaikkan produksi dan meningkatkan pendapatan pada sektor

perikanan. Hal ini sejalan dengan upaya memperbaiki taraf hidup nelayan dan

meningkatkan produksi perikanan nasional yang secara langsung ataupun tidak

langsung dipengaruhi oleh faktor modal kerja, pengalaman kerja yang dimiliki dan

sebagainya.

Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan berpenghasilan sebagai

usaha nelayan merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang melakukan

aktivitas usaha dengan mendapatkan penghasilan bersumber dari kegiatan usaha

nelayan itu sendiri. Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan

dalam operasi penangkapan ikan dan binatang air lainnya. Tingkat kesejahtraan

nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Banyaknya tengkapan

tercermin pula besar pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian

besar untuk keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan

7

kebutuhan konsumsi keluarga atau kebutuhan fisik minimum (KFM) sangat

ditentukan oleh pendapatan yang diterima.

Para usaha nelayan melakukan pekerjaan dengan tujuan untuk memperoleh

pendapatan demi kebutuhan hidup. Untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa

perlengkapan dan dipengaruhi oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan

kegiatan. Menurut Salim (1999) faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha

nelayan meliputi sektor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya modal,

jumlah tenaga kerja, pengalaman kerja, teknologi. Pendapatan nelayan berdasarkan

besar kecilnya volume tangkapan, masih terdapat beberapa faktor yang lain yang

ikut menentukannya yaitu faktor sosial dan ekonomi selain di atas.

Pengembangan sektor kelautan dan perikanan berjalan lambat, karena

kebijakan pembangunan lebih berorientasi kepada pengembangan kegiatan di

daratan dibandingkan di kawasan pesisir dan lautan, sehingga eksplorasi dan

eksploitasi sumberdaya pesisir dan kelautan terabaikan, dan sebagian besar

masyarakat pesisir yang bekerja sebagai nelayan masih hidup di bawah garis

kemiskinan, (Serdiati, 2002). Upaya yang dilakukan dalam kaitannya dengan

rencana kebijaksanaan pembangunan sektor pertanian, khususnya subsektor

perikanan, bertujuan untuk:

1) Meningkatkan produksi dan mutu hasil perikanan baik untuk memenuhi

pangan. Gizi dan bahan baku industri dalam negeri serta ekspor hasil

perikanan.

2) Meningkatkan produktivitas usaha perikanan dan nilai tambah serta

meningkatkan pendapatan nelayan.

8

3) Memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha dalam menunjang

pembangunan daerah.

4) Meningkatkan pembinaan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan

hidup.

Kenyataan seperti di atas, maka sudah sewajarnya potensi sumberdaya

perikanan yang ada dikembangkan penangkapannya untuk kemakmuran rakyat

dengan tetap memelihara dan menjaga kelestarian sumberdaya perikanan ini,

disamping memperhatikan faktor-faktor yang menunjang perolehan produksi usaha

nelayan tersebut.

Angka kemisikinan Kabupaten Tabanan rata-rata selalu lebih tinggi dari

angka kemiskinan Provinsi Bali. Pada tahun 2012 – 2015 angka kemisikinan

Kabupaten Tabanan menunjukkan penurunan yaitu dari 6,96 persen menjadi 4, 9

persen namun pada tahun 2015 kembali mengalami peningkatan menjadi 5,21

persen lebih tinggi dari angka kemiskian Provinsi Bali yaitu 4,49 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Tabanan yang sebagian besar adalah

wilayah pesisir memiliki angka kemiskinan yang lebih tinggi dari rata-rata Provinsi

Bali, seperti pada Gambar 1.1. Sebagian besar angka kemiskinan di Kabupaten

Tabanan tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan, dimana 6 (enam) kecamatan

merupakan kecamatan memiliki wilayah pesisir dengan jumlah desa sebanyak 12

desa pesisir. Desa pesisir di Kabupaten Tabanan sebagian besar berprofesi sebagai

nelayan.

9

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2015

Gambar 1.1

Grafik Persentase Kemiskinan di Kabupaten Tabanan

Kebijakan pemerintah sangat penting dalam mengatasi permasalahan

pembangunan di sub sektor perikanan dan kelautan. Kebijakan yang dilakukan

untuk mencapai pembangunan kelautan yang kuat antara lain adalah kebijakan

investasi di bidang kelautan untuk membantu meningkatkan akses pasar yang

merupakan salah satu upaya pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir. Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu tolak ukur dari

keberhasilan proses pembangunan. PDRB menurut lapangan usaha dapat

menunjukkan besar sumbangan dari berbagai sektor usaha terhadap perekonomian.

Tabel 1.1 menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Tabanan yang terbagi atas lapangan usaha. Lapangan usaha yang menopang

perekonomian Kabupaten Tabanan adalah perdagangan, hotel dan restoran dan

5,67

4,59

3,954,49

6,96

5,62

4,95,21

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2012 2013 2014 2015

Bali

Tabanan

10

selanjutnya diikuti oleh pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sub sektor

perikanan merupakan sub sektor yang memberikan kontribusi paling rendah dalam

sektor pertanian dalam arti luas setelah sub sektor kehutanan.

Tabel 1.1

Kontribusi PDRB Kabupaten Tabanan atas Dasar Harga Konstan Menurut

Lapagan Usaha Tahun 2010 – 2014 (dalam juta rupiah)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014

1 Pertanian, Peternakan 2.482.620,72 2.536.055,12 2.627.287,32 Kehutanan dan Perikanan

a Tanaman Bahan

Makanan

859.035,58 867.489,67 865.279,81

b Tanaman Perkebunan 227.429,51 232.901,40 237.078,53 c Peternakan dan Hasil-

hasilnya

1.261.329,50 1.294.492,65 1.367.599,31

d K e h u t a n a n 296,04 312,71 341,78 e P e r i k a n a n 134.530,09 140.858,69 156.987,89

2 Pertambangan dan

Penggalian

140.900,21 52.298,11 152.175,09

3 Industri dan Pengolahan 633.854,88 691.697,23 752.583,71

4 Listrik, Gas, dan Air

Bersih

32.301,17 34.660,47 36.656,18

5 Bangunan 1.096.504,44 1.170.381,39 1.192.634,95

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran

2.718.225,53 2.959.054,48 3.166.589,89

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

851.766,97 908.412,31 978.961,71

8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan

1.042.593,86 1.147.955,53 1.253.802,04

9 Jasa - Jasa 1.501.624,55 1.572.693,95 1.743.495,23

Produk Domestik

Regional Bruto

10.500.392,33 11.073.208,59 11.904.186,12

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan, 2016

Kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Tabanan dari

tahun ketahun terus mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan

karena dari tahun ketahun teknologi dibidang perikanan semakin berkembang dan

11

tingkat harga penjualan semakin meningkat. Pada tahun 2010-2014 mengalami

peningkatan, PDRB tahun 2010 sebesar 12105,66 juta rupiah dan meningkat pada

tahun 2014 sebesar 156987,89 juta rupiah. Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel1.2

Tabel 1.2

Kontribusi Sub Sektor Perikanan Terhadap PDRB Tahun 2010-2014

Kabupaten Tabanan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010

Tahun Jumlah (dalam Juta Rp) Kontribusi terhadap PDRB

(%)

2010 12.105,66 0,49

2011 12.597,92 0,48

2012 134.530,09 1,28

2013 140.858,69 1,27

2014 156.987,89 1,32

Sumber : Badan Pusat Statitik Kabupaten Tabanan, 2016

Jumlah nelayan di Provinsi Bali Tahun 2015 mencapai sebanyak 13.521

orang dengan produksi tahun 2015 sebanyak 116.744,60 ton. Jumlah nelayan yang

paling banyak adalah di Kabupaten Buleleng yaitu sebanyak 6.857 orang, hal ini

disebabkan karena panjang garis pantai di Kabupaten Buleleng adalah paling

panjang. Kota Denpasar memeliki jumlah nelayan yang paling sedikit yaitu

sebanyak 487 orang, tetapi dengan jumlah produksi yang paling besar yaitu

45.651,80 ton tahun 2015. Nelayan di Kabupaten Tabanan memiliki memiliki

jumlah nelayan sebanyan 1.067 orang dengan produksi sebesar 597 ton pada tahun

2015 tetapi memiliki produktivitas paling rendah dari Kabupaten/Kota yang ada di

Bali yaitu sebesar 0,56 to per orang, seperti pada Tabel 1.3

12

Tabel 1.3

Jumlah Nelayan dan Produksi per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Tahun 2015

Kabupaten

Jumlah Nelayan

(Orang)

Jumlah Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Ton/Orang)

Buleleng 6.857 17.711,80 2,58

Jembrana 1.507 22.429,00 14,88

Tabanan 1.067 597,70 0,56

Karangasem 1.059 21.532,80 20,33

Klungkung 1.024 2.000,90 1,95

Badung 935 6.095,30 6,52

Gianyar 585 725,30 1,24

Denpasar 487 45.651,80 93,74

Bangli - - -

Bali 13.521 116.744,60 8,63

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali, 2016

Wilayah Kabupaten Tabanan memiliki potensi kelautan dan perikanan yang

cukup besar. Kabupaten Tabanan memiliki banyak daerah pantai yang berpotensi

terhadap subsektor perikanan, khususnya penangkapan ikan laut. Pada subsektor

perikanan laut jumlah perahu tanpa motor dan perahu motor penangkap ikan pada

tahun 2015 masing-masing tercatat 196 buah dan 212 buah. Ditambah lagi produksi

perikanan darat yang pada umumnya dilakukan melalui budidaya.

Kabupaten Tabanan merupakan salah satu wilayah yang memberikan

kontribusi cukup besar dari hasil penangkapan ikan di Bali. Salah satu sumber

devisa bagi Kabupaten Tabanan adalah sektor perikanan. Sektor perikanan ini

13

meliputi perikanan laut, perikanan budidaya seperti tambak, kolam, karamba, dan

sawah.

Berdasarkan Tabel 1.4 meunjukan bahwa produksi perikanan laut di

Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari 605,70 ton

menjadi 782,30 ton pada tahun 2014 tetapi pada tahun 2015 mengalami penurunan

menjadi 597,70. Produksi perikanan darat juga hampir sama dimana produksi pada

tahun 2010 sebanyak 1.221,90 ton meningkat menjadi 4.021,80 ton pada tahun

2014.

Tabel 1.4

Jumlah Produksi Ikan Menurut Jenis Perikanan Di Kabupaten Tabanan

Tahun 2010-2015

Jenis Perikanan Tahun (Ton)

2015

(%) 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Perikanan Laut 605,70 692,20 687,90 738,40 782,30 597,70 16,36

Perikanan Darat 1.221,90 2.309,90 2.735,00 3.466,10 4.021,80 3.056,70 83,64

- Kolam 862,70 1.771,10 2.041,00 2.835,80 3.387,70 2.503,40 68,50

- Sawah 118,00 220,20 298,20 204,00 210,00 178,60 4,89

- Saluran Irigasi 88,00 137,00 200,60 227,00 231,00 192,00 5,25

- Keramba 30,80 63,40 75,90 79,80 71,40 57,80 1,58

- Perairan Umum 122,40 118,20 119,30 119,50 121,70 124,90 3,42

Jumlah 1.827,60 3.002,10 3.422,90 4.204,50 4.804,10 3.654,40 100,00

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan, 2016

Pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Tabanan dari tahun 2010-

2015 masih didominasi oleh pembangunan perikanan darat. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 1.4 dimana jumlah produksi perikanan darat selalu lebih besar dari

jumlah produksi perikanan laut.

14

Tabel 1.5

Nilai Produksi Ikan Menurut Jenis Perikanan Di Kabupaten Tabanan

Tahun 2010-2015

Jenis Perikanan Tahun (jutaan Rp)

2015

(%) 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Perikanan Laut 16,17 21,48 21,66 22,52 23,10 22,30 27,30

Perikanan Darat 24,31 45,38 54,78 61,77 74,65 59,41 72,70

- Kolam 16,69 33,66 39,48 47,28 59,71 45,24 55,37

- Sawah 2,61 4,89 6,57 5,25 5,46 5,22 6,39

- Saluran Irigasi 2,09 3,43 5,02 5,78 6,01 5,61 6,87

- Keramba 0,59 1,20 1,44 1,31 1,29 1,01 1,24

- Perairan

Umum 2,34 2,20 2,27 2,16 2,19 2,33 2,85

Jumlah 40,48 66,87 76,45 84,30 97,76 81,71 100,00

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan, 2016

Berdasarkan Tabel 1.5 bahwa nilai produksi perikanan laut di Kabupaten

Tabanan mengalami peningkatan dari tahun 2010 mencapai 16,17 juta rupiah

menjadi 23,10 juta rupiah pada tahun 2014, tetapi pada tahun 2015 mengalami

penurunan menjadi 22,30 juta rupiah. Nilai produksi perikanan laut cenderung

masih lebih kecil dari nilai produksi perikanan darat dari tahun ke tahun mulai tahun

2010 nilai produksi perikanan darat lebih besar yaitu sebesar 24,31 juta rupiah dan

nilai produksi tahun 2015 juga tetap lebih besar yaitu sebesar 59,41 juta rupiah. Hal

ini menunjukkan bahwa pembangunan perikanan darat masih sangat dominan bila

dibandingkan dengan pembangunan perikanan di sektor kelautan.

Produksi ikan yang meningkat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan

nelayan dan petani ikan, namun peningkatan produksi ikan tidak selamanya atau

tidak secara otomatis dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan.

15

Hal ini masih sangat tergantung pada pengolahan, penanganan serta pemasaran

ikan. Pendapatan yang meningkat selanjutnya dapat meningkatkan taraf hidup

nelayan dan petani ikan, tetapi disinipun peningkatan pendapatan tidak secara

otomatis dapat meningkatkan taraf hidup. Hal ini masih dipengaruhi oleh usaha

melalui pengalokasian anggaran dan pendapatan, dimana alokasi anggaran

seharusnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui usaha perbaikan

gizi, kesehatan, pendidikan, perumahan, aspirasi, dan sebagainya. Faktor

permodalan sebagai prasarana penunjang usaha merupakan faktor terlemah yang

dimiliki oleh nelayan. Keadaan ini bertambah parah pada beberapa daerah dimana

sistem “ijon” dan “punggawa” masih berkembang, mengakibatkan nelayan berada

pada posisi yang sangat lemah dalam penentuan harga, dan nampaknya sampai

saat ini koperasi-koperasi tersebut belum menunjukkan kemajuan dan hasil sesuai

dengan yang diharapkan. Penyebab ketidakberhasilan tersebut adalah pada

umumnya koperasi perikanan laut masih menghadapi kesulitan dalam hal

pengadaan modal dan tenaga terampil dalam manajemen dan administrasi, serta

koperasi belum berhasil menciptakan daya saing antar para nelayan.

Produktivitas usaha sangat penting dalam meningkatkan pendapatan usaha

yang nantinya untuk kesejahteraan. Produktivitas usaha penangkapan ikan

dipengaruhi oleh input dan output dari usaha penangkapan ikan. Input dari usaha

penangkapan ikan meliputi modal, tenaga kerja dan teknologi sedangkan output

usaha penangkapan ikan meliputi hasil produksi ikan. Selain itu juga produktivitas

usaha penangkapan ikan tidak lepas dari faktor-faktor sosial demografi dan modal

sosial yang ada disekitarnya (Ramalia, 2011). Faktor sosial yang mempengaruhi

16

produktivitas dan kesejahteraan rumah tangga nelayan meliputi pengalaman, usia

dan jumlah anggota keluarga (Lilis, 2009). Jumlah anggota keluarga akan

menentukan tingkat kesejahteraan nelayan, semakin banyak jumlah anggota

keluarga semakin banyak jumlah tanggungan yang harus ditanggung untuk

memenuhi kebutuhan mereka.

Komponen penting dalam hal ini adalah karakteristik pribadi dari nelayan

yang meliputi pendidikan formal, pelatihan dan pengalaman (Demihartini, 2005).

Penguasaan teknologi yang inovatif tentu digunakan dan seringkali disalurkan

melalui lembaga atau kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan tujuan dengan

ini modal sosial akan dapat terbentuk. Modal sosial ini dibentuk dari kepercayaan,

jaringan, dan norma antara kelompok dan pelaku nelayan (Dewi, 2014). Modal

sosial dibutuhkan dalam produksi yang dimulai dari pra produksi, produksi sampai

pasca produksi seperti pengolahan dan pemasaran hasil produksi.

Menurut Fukuyama (2000), menjelaskan bahwa modal sosial sebagai

keberadaan tertentu dari set nilai-nilai informal atau norma bersama di antara

anggota kelompok yang memungkinkan kerjasama antara mereka dimana modal

sosial memiliki kemampuan yang efektif dan lentur dalam menghadapi perubahan

yang berlangsung cepat karena intervensi kapitalisme pada berbagai faktor

kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, modal sosial adalah benar-benar suatu

bentuk modal yang harus termanfaatkan tidak hanya dalam internal kelompok

tetapi juga diluar kelompok. Fakta yang terjadi selama ini bahwa kelompok tersebut

memiliki radius kepercayan yang sempit sehingga dalam kelompok memiliki

solidaritas yang tinggi dan mengakibatkan mengurangi kemampuan anggota

17

kelompok untuk bekerja sama dengan pihak luar, dan sering menganggap pihak

luar sebagai hal yang negatif.

Proposisi yang terbangun bahwa eksistensi modal sosial yang hanya bekerja

di dalam kelompok secara internal karena adanya tingkat kepercayan yang tinggi

dalam suatu kelompok akan menyebabkan perilaku anggota yang lebih eksklusif

terhadap kelompoknya sendiri dan tidak memperdulikan kelompok-kelompok di

luar mereka. Padahal dalam realitasnya komunitas bergantung pada kepercayaan,

dan kepercayaan ditentukan secara kultural, maka komunitas spontan akan muncul

dalam berbagai tingkatan yang berbeda pula dan dimana kepercayaan diartikan

sebagai pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku

normal, jujur, dan kooperatif berdasarkan norma yang dimiliki bersama demi

kepentingan anggota yang lain dari komunitas itu, sehingga modal sosial tidak

hanya harus bekerja atau energi di dalam kelompok tetapi juga harus terbangun di

luar kelompok dalam menjembatani eksistensi dan pengembangan usaha yang

dilakukan.

Putnam dalam Field (2006), menjelaskan bahwa terdapat dua

perbedaan dalam bentuk modal sosial yaitu menjembatani (atau inklusif) dan

mengikat (eksklusif). Modal sosial yang mengikat cenderung mendorong identitas

ekslusif dan mempertahankan homegenitas sedangkan pada modal sosial yang

menjembatani cendereung menyatukan orang dari beragam ranah sosial dimana

masing-masing bentuk menyatukan kebutuhan yang berbeda. Penekanan

Fukuyama pada kepercayaan sebagai dasar dari tatanan sosial sehingga komunitas

18

tergantung pada kepercayaan timbal balik dan tidak akan muncul secara spontan

tanpa adanya kepercayaan.

Produktivitas sangat dipengaruhi dalam penggunaan faktor-faktor produksi

yang efisiesn dan efektif dalam kegiatan usaha penangkapan ikan (Prasetyawan,

2011). Faktor produksi modal kerja masuk kedalam penelitian ini karena

pendapatan sangat dipengaruhi oleh modal kerja. Sebagaimana kita ketahui bahwa

dalam teori faktor produksi jumlah output/produksi yang artinya berhubungan

dengan pendapatan bergantung pada modal kerja. Hal ini berarti dengan adanya

modal kerja maka usaha nelayan dapat melaut untuk menangkap ikan dan kemudian

mendapatkan ikan. Makin besar modal kerja maka makin besar pula peluang hasil

tangkapan yang diperoleh. Faktor tenaga kerja masuk ke dalam penelitian ini karena

pendapatan sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja. Sebagaimana kita ketahui bahwa

dalam teori faktor produksi jumlah output/ produksi yang nantinya berhubungan

dengan pendapatan bergantung pada jumlah tenaga kerja. Faktor teknologi,

Semakin canggih dan banyaknya teknologi yang digunakan usaha nelayan maka

akan semakin meningkatkan produktifitas hasilnya lebih meningkatkan produksi,

yang didalamnya tersirat kesimpulan bahwa masyarakat akan memperoleh

penghasilan yang lebih tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka

permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

19

1) Bagaimana pengaruh faktor produksi, sosial demografi dan modal sosial

terhadap produktivitas nelayan di Kabupaten Tabanan?

2) Bagaimana pengaruh faktor produksi, sosial demografi, modal sosial dan

produktivitas terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten

Tabanan?

3) Apakah produktivitas memediasi pengaruh faktor produksi, sosial demografi

dan modal sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten

Tabanan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi

tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Untuk menganalisis apakah faktor produksi, sosial demografi dan modal

sosial berpengaruh terhadap produktivitas nelayan di Kabupaten Tabanan.

2) Untuk menganalisis apakah faktor produksi, sosial demografi, modal sosial

dan produktivitas berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan

di Kabupaten Tabanan.

3) Untuk menganalisis apakah produktivitas memediasi pengaruh faktor

produksi, sosial demografi dan modal sosial terhadap kesejahteraan rumah

tangga nelayan di Kabupaten Tabanan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

20

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai wahana dalam

mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam bangku kuliah,

khususnya yang berkaitan dengan mengimplementasikannya dalam upaya

peningkatan pendapatan nelayan.

2) Manfaat Praktis

(1) Peneliti sendiri, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

pengaruh faktor produksi, sosial demografi dan modal sosial

berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan melalui

produktivitas.

(2) Nelayan sebagai bahan pertimbangan dan referensi untuk peningkatkan

kesejahteraan rumah tangga nelayan.

(3) Tambahan Referensi untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dengan

faktor produksi, sosial demografi dan modal sosial berpengaruh

terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan melalui produktivitas

5.1 Sistematika Penulisan

Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara

sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan erat.

Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah kemudian

dirumuskan dalam pokok permasalahan serta dikaitkan dengan tujuan

dan kegunaan penelitian juga sistematika penyajian penulisan.

21

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan beberapa definisi dan konsep yang akan

digunakan pada penelitian, selanjutnya dikaitkan dengan teori yang

digunakan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

kesejahteraan, produktivitas, konsep nelayan, dan teori human capital.

Kemudian diuraikan keaslian penelitian yang terdiri dari konsep dan

teori yang sesuai dengan topik penelitian dan hasil penelitian

sebelumnya yang mendukung baik dari jurnal dalam negeri maupun

jurnal asing.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

Dalam bab diuraikan kerangka berpikir dan konsep penelitian yang

tertuang dalam gambar. Selanjutnya dibahas hipotesis penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang terdiri dari

rancangan penelitian, lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, waktu

penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan

sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, teknik

analisis data serta teknik analisis data. Penelitian ini menggunakan

teknik analisis data yaitu, statistik deskriptif, dan analisis PLS.

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi penelitian dilanjutkan

dengan deskripsi data hasil penelitian yang meliputi karakteristik

responden, faktor faktor produksi, sosial demografi responden, modal

22

sosial responden, produktivitas dan analisis kesejahteraan rumah tangga

nelayan. Kemudian dilanjutkan pembahasan mengenai jawaban

terhadap tujuan penelitian serta pembahasan hasil penelitian. Pada akhir

bab ini diuraikan serta keterbatasan penelitian.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir dalam penelitian ini disampaikan tentang simpulan dari

hasil penelitian mengenai kesejahteraan rumah tangga nelayan di

Kabupaten Tabanan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai

masukan.