analisis kepribadian soe hok gie-kepri

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Soe Hok Gie adalah seorang aktivis yang jiwa nasionalisnya sangat tinggi. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rezim Orde Baru. Gie adalah sosok intelektual “idealis” yang menyerukan kepada generasinya untuk berkata “tidak” terhadap kondisi yang inconsistent terhadap cita-cita revolusi ’45. Menggelorakan api perjuangan membela kaum proletar yang tersisih secara ekonomi dan politik. Manusia baru adalah generasi yang berani mengatakan “tidak” generasi yang sangat bangga dan sangat sadar akan “sense of mission dan sense of commitment.” (Artikel; Manusia Baru, Agustus 1969). Kecaman yang dilontarkan oleh Soe Hok Gie dilandaskan atas pemikiran yang jujur, tentu atas dasar itikad yang baik. Ia tidak selalu benar, tapi Ia selalu jujur dalam bertutur, Ia pun tidak melontarkan kritikan-kritikan dan kecaman- kecamannya tanpa merasa prihatin atas kondisi yang terjadi pada saat itu. 1

Upload: arofah-akbar

Post on 25-Jun-2015

844 views

Category:

Documents


49 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Soe Hok Gie adalah seorang aktivis yang jiwa nasionalisnya sangat

tinggi. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap

tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam

rezim Orde Baru. Gie adalah sosok intelektual “idealis” yang menyerukan

kepada generasinya untuk berkata “tidak” terhadap kondisi yang

inconsistent terhadap cita-cita revolusi ’45. Menggelorakan api perjuangan

membela kaum proletar yang tersisih secara ekonomi dan politik. Manusia

baru adalah generasi yang berani mengatakan “tidak” generasi yang sangat

bangga dan sangat sadar akan “sense of mission dan sense of commitment.”

(Artikel; Manusia Baru, Agustus 1969).

Kecaman yang dilontarkan oleh Soe Hok Gie dilandaskan atas

pemikiran yang jujur, tentu atas dasar itikad yang baik. Ia tidak selalu

benar, tapi Ia selalu jujur dalam bertutur, Ia pun tidak melontarkan kritikan-

kritikan dan kecaman-kecamannya tanpa merasa prihatin atas kondisi yang

terjadi pada saat itu.

Dalam perenungannya Gie, menetapkan dengan konsisten sebuah

Quote “Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak

dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah

umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati

muda.”

Sikap terhadap rezim yang berkuasa Soe Hok Gie sebenarnya

menolak kekuasaan, hal ini bisa dilacak dalam beberapa tempat dimana dia

sendiri mengatakan bahwa perjuangan moral yang terakhir adalah untuk

menghabiskan kekuasaan, dengan kata lain kekuasaan adalah antipode dari

moralitas. Dengan demikian secara prinsipil dia memilih untuk berada di

luar lingkaran kekuasaan. Soe Hok Gie menyikapi cara menghadapi rezim

yang berkuasa sangat tegas sesuai dengan perjalanan intelektualnya dan

1

Page 2: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

pengalaman pribadi dan politiknya, terbukti ketika untuk pertama kalinya

dia bertemu langsung dengan Soekarno (inpersona), “kesanku hanya satu,

aku tidak bisa percaya dia sebagai pemimpin Negara karena dia begitu

immoral”,. Dengan prinsip causa efficiens untuk meruntuhkan kekuasaan

gie tidak pernah ragu-ragu untuk mengambil jalur kekuasaan untuk

mewujudkan keinginan anti kekuasan!.dia merumuskan untuk memecahkan

dilemanya tentang kekuasaan itu dengan benar-benar melibatkan dirinya ke

dalam suatu pergerakan bawah tanah yang sampai sekarang tidak banyak di

ketahui orang.

Menurut kelompok kami, keberaniannya untuk menentang

kekuasaan pemerintahan di usianya yang masih muda, terutama mengapa

banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap

tumbangnya Soekarno, membuat kita ingin mengetahui proses mental yang

melatarbelakangi tingkah lakunya.

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Penulis membatasi makalah ini pada :

a. Sejarah kehidupan Soe Hok Gie

b. Teori kepribadian berdasarkan pendekatan behaviorisme

c. Pembahasan kepribadian Soe Hok Gie berdasarkan teori-teori

behaviorisme Albert Bandura dan B. F. Skinner

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul beberapa pertanyaan :

1. Bagaimana pembentukan

2.

1.4 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini:

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar psikologi Kepribadian

2

Page 3: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

untuk membantu penulis mengerti lebih lanjut tentang ilmu psikologi,

khususnya mengenai pembentukan kepribadian seseorang ditinjau dari

pendekatan behaviorisme. Pada penyusunan makalah ini, penulis

menggunakan Soe Hok Gie sebagai model.

1.5 Metode Penelitian

Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode studi

literatur buku, internet, dan media lainnya yang kemudian dibahas secara

deskriptif.

3

Page 4: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

BAB II

LANDASAN TEORI

Behaviorisme

Perspektif behaviorisme menekankan pentingnya pengaruh lingkungan

dan situasi terhadap perilaku. Lingkungan membentuk pribadi manusia melalui

proses belajar, dan perilaku manusia itu sendiri nantinya akan mempengaruhi

lingkungan (Smith, et al, 2003).

Tokoh-tokoh behaviorist yang terkenal di antaranya Ivan Pavlov, John B.

Watson, B.F. Skinner, dan Albert Bandura. Pada makalah ini, yang akan dibahas

terutama adalah prinsip-prinsip belajar menurut B.F. Skinner dan teori Social

Learning oleh Bandura

ALBERT BANDURA (1925-...)

Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare, Alberta,

Canada. Albert  menempuh pendidikan kesarjanaannya di bidang psikologi klinis

di Universitas Iowa dan mencapai gelar Ph.D setahun

kemudian pada tahun 1952. Setelah menempuh

pelatihan post-doktoral di bidang klinis selama satu

tahun, pada tahun 1953 Bandura bekerja di Universitas

Stanford, di mana kini ia menjadi Profesor David Starr

dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. Ia pernah

bekerja sebagai Ketua Jurusan Psikologi Stanford dan

pada tahun 1974 terpilih menjadi Ketua American Psychological Association. Ia

seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial

serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo

Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang

dewasa disekitarnya.

4

Page 5: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

Teori Sosial Kognitif Albert Bandura

Terdapat beberapa asumsi dalam teori Bandura. Pertama, manusia memiliki

kapasitas untuk mengontrol lingkungan dan hidup mereka. Kedua, personaliti

merupakan hasil interaksi dari perilaku, faktor personal (kognisi), dan

lingkungan. Ketiga, Bandura percaya bahwa banyak pengaruh penting pada hidup

manusia bergantung pada kejadian-kejadian yang tidak terduga sebelumnya.

Keempat, manusia memiliki kapasitas untuk menggunakan bahasa dan simbol-

simbol lain untuk mengontrol hidup mereka. Kelima, dan yang paling penting,

manusia memiliki plastisitas atau kemampuan untuk mempelajari berbagai jenis

perilaku.

Bandura menekankan bahwa individu juga dapat belajar melalui observasi, bukan

hanya melalui pengalaman langsung. Pada proses observasi ini individu dapat

melihat konsekuensi dari perilaku tertentu pada orang lain, lalu proses kognisinya

akan menentukan apakah dia akan mengikuti perilaku tersebut atau tidak. Proses

yang sangat penting dalam observational learning ini adalah modelling.

Bandura percaya bahwa manusia adalah makhluk yang proaktif, self-reflective,

dan self-organized. Manusia adalah makhluk yang tidak hanya bereaksi begitu

saja terhadap pengaruh lingkungan, ia juga memiliki kemampuan untuk

mengeksplorasi, memanipulasi, dan mempengaruhi lingkungannya untuk

mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.

Bandura (1999b) memandang bahwa self system adalah struktur kognitif yang

membuat perilaku seseorang menjadi konsisten. Self system ini meliputi self

efficacy, self evaluation dan self regulation, yang memungkinkan individu

mengobservasi perilakunya dan mengevaluasinya untuk menjadi dasar antisipasi

bagi kejadian yang akan datang.

Self efficacy

Bandura mendefinisikan self-efficacy sebagai “kepercayaan seseorang pada

kemampuan mereka untuk melakukan usaha yang dapat mengontrol diri dan

lingkungan mereka.” Orang yang memiliki self-efficacy tinggi akan berpikir

bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang dapat mengubah lingkungan

mereka, sementara orang yang memiliki self-efficacy rendah akan memiliki

kepercayaan sebaliknya. Hal-hal yang mempengaruhi self-efficacy di antaranya

5

Page 6: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

(1) pengalaman dan penguasaan, (2)social modelling, (3) persuasi sosial, dan (4)

kondisi fisik dan emosional.

Self Regulation

Setelah memiliki self-efficacy, Bandura juga percaya bahwa manusia sebenarnya

memiliki kemampuan untuk mengobservasi dan mengontrol sumber daya yang

ada untuk kepentingan dirinya. Hal ini dinamakan self regulation.

BURRHUS FREDERIC SKINNER (1904-1990)

Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama

Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun 1990

setelah terserang penyakit leukemia. Skinner dibesarkan dalam keluarga

sederhana, penuh disiplin dan pekerja keras. Ayahnya adalah seorang jaksa dan

ibunya seorang ibu rumah tangga.

Skinner mendapat gelar Bachelor di Inggris dan berharap bahwa dirinya

dapat menjadi penulis. Semasa bersekolah memang ia sudah menulis untuk

sekolahnya, tetapi ia menempatkan dirinya sebagai outsider (orang luar),

menjadi atheist, dan sering mengkritik sekolahnya dan agama yang menjadi

panutan sekolah tersebut. Setelah lulus dari sekolah tersebut, ia pindah ke

Greenwich Village di New York City dan masih berharap untuk dapat menjadi

penulis dan bekerja di sebuah surat kabar.

Pada tahun 1931, Skinner menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh

gelar sarjana psikologi dari Harvard University. Setahun kemudian ia juga

memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang yang sama. Pada tahun 1945, ia

menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana University dan tiga tahun kemudian

ia pindah ke Harvard dan mengajar di sana sepanjang karirnya. Meskipun

Skinner tidak pernah benar-benar menjadi penulis di surat kabar seperti yang

diimpikannya. Ia merupakan salah satu psikolog yang paling banyak

menerbitkan buku maupun artikel tentang teori perilaku/tingkahlaku,

reinforcement dan teori-teori belajar.

6

Page 7: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

Analisis Perilaku menurut Skinner

Prinsip dasar pendekatan pada perilaku menurut Skinner adalah bahwa perilaku

manusia terjadi menurut hukum-hukum tertentu. Perilaku manusia terjadi sebagai

akibat dari pengaruh lingkungan terhadapnya dan Skinner tidak merasa bahwa

proses-proses internal yang terjadi pada manusia penting dalam pembentukan

kepribadian manusia. Karena perilaku manusia terjadi menurut hukum-hukum

tertentu, maka Skinner percaya bahwa perilaku sebenarnya dapat dikontrol. Cara

untuk mengontrol perilaku ini adalah dengan melakukan analisis fungsional, yang

berarti analisis perilaku berdasarkan hubungan sebab-akibat

Skinner mengenal 2 jenis conditioning yaitu classical conditioning (atau

respondent conditioning) dan operant conditioning. Pada classical conditioning,

stimulus yang netral (CS) dipasangkan dengan stimulus yang secara normal

memicu respons (UCS) hingga akhirnya stimulus yang tadinya netral itu juga

memicu respons (CR). Penelitian yang terkemuka mengenai classical

conditioning ini adalah penelitian Pavlov dan John B. Watson. Walaupun

beberapa perilaku manusia dapat dijelaskan dengan proses belajar berupa

classical conditioning, Skinner percaya bahwa kebanyakan perilaku manusia

dibentuk oleh proses operant conditioning. Prinsip dasar operant conditioning ini

dipengaruhi oleh law of effect oleh Thorndike, di mana sebuah perilaku akan

menguat apabila setelahnya diberikan reinforcement. Proses ini disebut operant

karena organisme beroperasi pada lingkungannya untuk menghasilkan sebuah

efek tertentu. Operant conditioning berfungsi untuk mengubah kemungkinan

sebuah perilaku akan terjadi. Reinforcement bukanlah aspek yang menyebabkan

terjadinya suatu perilaku, namun reinforcement meningkatkan kemungkinan

sebuah perilaku akan dilakukan kembali (Feist & Feist, 2002).

Walaupun perilaku manusia terkadang sangat kompleks, Skinner mempercayai

bahwa sebenarnya perilaku manusia yang paling kompleks dan abstrak sekalipun

dapat dijelaskan dengan tiga sebab, yaitu seleksi alam, evolusi kultural, dan

sejarah reinforcement yang pernah dimiliki orang tersebut.

Shaping

Shaping adalah sebuah prosedur di mana lingkungan atau eksperimenter

memberikan reward untuk perilaku yang sedikit mendekati perilaku yang

7

Page 8: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

diinginkan hingga akhirnya perilaku yang diinginkan tersebut dapat dicapai.

Melalui proses reinforcing secara bertahap, maka lingkungan telah ‘membentuk’

serangkaian perilaku yang lebih kompleks. Misalnya untuk mengajari seorang

anak mengenakan pakaian sendiri, orang tua dapat memberikan reward berupa

permen ketika si anak berhasil memasukkan tangannya ke lengan baju. Setelah itu

orang tua dapat menahan reward sampai anaknya dapat memasukkan tangan ke

lengan baju yang satunya lagi, mengancingkan bajunya sendiri, dll. sehingga pada

akhirnya si anak berhasil mempelajari cara mengenakan pakaian sendiri.

Begitu sebuah perilaku telah terbentuk, individu akan menyimpannya dalam

memori untuk digunakan di kemudian hari. Jika suatu saat individu mengalami

suatu situasi yang mirip, dia akan melakukan kembali perilaku yang dulu telah

dipelajarinya itu untuk menyelesaikan masalah. Hal ini disebut generalisasi

stimulus. Selanjutnya individu akan melakukan proses diskriminasi, di mana dia

mengidentifikasi hal-hal yang berbeda pada suatu keadaan yang tadinya telah

digeneralisasikan, sehingga untuk menghadapinya dia dapat menggunakan

perilaku yang sesuai.

Reinforcement

Reinforcement memiliki dua efek, yaitu memperkuat perilaku dan memberi

reward pada individu. Jenis-jenis reinforcement adalah sebagai berikut:

Positive reinforcement merupakan tipe reinforcement di mana stimulus

yang menyenangkan diberikan karena suatu perilaku tertentu. Efeknya

meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terjadi. Contohnya, jika

seseorang memberi pacarnya bunga mawar, maka pacarnya akan

mentraktir makan. Frekuensi orang ini memberi bunga mawar pada

pacarnya akan bertambah.

Negative reinforcement merupakan tipe reinforcement di mana stimulus

yang tidak menyenangkan akan dihentikan karena suatu perilaku tertentu.

Efeknya meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terjadi. Contohnya,

jika meninggalkan kelas bisa membebaskan seseorang dari suasana yang

berisik yang tidak disukainya, maka frekuensi dia meninggalkan ruangan

kelas akan meningkat

8

Page 9: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

Punishment

Punishment merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan karena

suatu perilaku tertentu. Efeknya menurunkan kemungkinan perilaku tersebut

terjadi. Contohnya jika seorang anak pulang larut malam, maka dia akan dihukum

orang tuanya. Hal ini menyebabkan frekuensi anak tersebut pulang larut malam

akan berkurang. Omission training adalah bentuk lain punishment. Yang

dilakukan dalam omission training adalah penghilangan stimulus yang

menyenangkan karena suatu perilaku tertentu. Efeknya menurunkan

kemungkinan perilaku tersebut terjadi

Conditioned and Generalized Reinforcers

Reinforcement tidak harus berupa hal-hal yang mencukupi kebutuhan primer,

misalnya makanan. Reinforcement dapat juga berupa secondary

reinforcers/conditioned reinforcers yaitu reinforcement yang tidak berkaitan

langsung dengan pencukupan kebutuhan primer manusia, namun berkaitan

dengan primary reinforcers. Contoh conditioned reinforcers yang paling umum

adalah uang.

Generalized reinforcers adalah conditioned reinforcers yang berkaitan dengan

lebih dari satu primary reinforcement. Menurut Skinner, terdapat 5 jenis

generalized reinforcers yang mendasari perilaku manusia, yaitu perhatian,

persetujuan, kasih sayang, rasa berkuasa atas sesuatu, dan uang.

9

Page 10: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

BAB III

BIOGRAFI

Lahir : Jakarta, 17 Desember 1942

Nama Ayah : Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan

Nama Ibu : Nio Hoe An

Anak ke-… : 4 dari 5 bersaudara

Riwayat Pendidikan :

SD Sin Hwa School (sekolah khusus keturunan China)

SMP Strada asuhan para Broeder Katolik

SMA Kanisus jurusan Jakarta sastra

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1962–1969.

Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.

Prestasi : Buku hariannya diterbitkan dengan judul Catatan Seorang

Demonstran (1983)

Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh

karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru,

sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman

Peralihan (Bentang, 1995)

Skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang,

tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di

Bawah Lentera Merah

Skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di

Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang

di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997)

Organisasi : Pendiri Mapala Universitas Indonesia

Pendiri Radio Ampera

10

Page 11: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

LPKB (Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa)

Gemsos (Gerakan Mahasiswa Sosialis)

Pendiri Grup Diskusi Universitas Indonesia

Meninggal :Gunung Semeru, 16 Desember 1969 akibat menghirup

asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama

rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.

24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun

dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975

Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi,

namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia

meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung.

Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan

abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.

Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam

bahasa Mandarin . Leluhur Soe Hok Gie sendiri adalah berasal dari provinsi

Hainan, Republik Rakyat Cina. Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian

yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan

perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan

dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983).

Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie

buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi ia tidak mau mengulang, ia

merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari

pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen

Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang. Selama di SMA

inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai

tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari

sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan

penuh kritik.

Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe

Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak

11

Page 12: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke

fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.

Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini

gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk

orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru. Gie sangat kecewa dengan

sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik

dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak

ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang

bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan

pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet

3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the

secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and

sleep with the earth”.

8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya

tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian

Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu

ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru.

Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti.

Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan

begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari

sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung

tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya

catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie

di puncak gunung tersebut.

Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:

“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan,

yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-

rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”

“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti

monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya

12

Page 13: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti

pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang

seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”

“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat

iba hati, dapat merasai kedukaan…”

Puisi-puisi Soe Hok Gie

Sebuah Tanya

“akhirnya semua akan tiba

pada suatu hari yang biasa

pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

apakah kau masih berbicara selembut dahulu?

memintaku minum susu dan tidur yang lelap?

sambil membenarkan letak leher kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi

kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram

meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu

ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua

dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa

suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda

dalam semua

kecuali dalam cinta?”

13

Page 14: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang

tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti

kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus

membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan

bersama hidup yang begitu biru”

14

Page 15: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

Behavior

Person Environment

BAB IV

ANALISIS KEPRIBADIAN

BERDASARKAN TEORI ALBERT BANDURA

BEHAVIOR

Berdasarkan teori Bandura, kami menganalisis kepribadian Soe Hok Gie

dengan menggunakan Observational Learning (modeling) , Resiprocal

Determinism dan Self Sytem.

Resiprocal Determinism

Determinisme reciprocal adalah istilah kunci yang dikembangkan oleh Albert

Bandura, yang terkenal bekerja di bidang teori kognitif psikologi sosial. Istilah ini

mengacu pada teori Bandura tentang model yang menunjukkan interaksi lingkungan dan

individu. Teori ini menggabungkan beberapa ide dari behaviorisme, dan menekankan

gagasan bahwa lingkungan hidup bukan satu-satunya yang mempengaruhi perilaku.

Perilaku orang dipengaruhi oleh pola pikir diri mereka sendiri berdasarkan keyakinan,

pemikiran, ide dan juga lingkungan, sedangkan pola pikir dipengaruhi oleh perilaku

mereka dan sikap melalui cara lingkungan bekerja sehingga dapat disimpulkan terdapat

komunikasi bolak-balik antara tindakan diri internal, serta lingkungan luar.

Diskusi determinisme sering menggunakan alat bantu visual dalam bentuk

segitiga.

15

Page 16: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

Di bagian atas segitiga adalah perilaku, dan dua sudut segitiga digambarkan sebagai

faktor pribadi dan lingkungan. Panah bolak-balik antara setiap faktor, menunjukkan

bahwa terdapat hubungan simetris antara faktor-faktor tersebut. Gambaran visual

mengulang konsep dasar bahwa manusia dibentuk oleh lingkungan mereka dan

membentuknya.

Dengan mengacu pada teori diatas, kami menyimpulkan bahwa

kepribadian dan pola pikir Soe Hok Gie dipengaruhi oleh lingkungan, hal ini

terlihat dari aspirasinya terhadap pemerintah dan kekuasaan secara gambling

dipengaruhi oleh sebuah buku tentang kehidupan Saint John dari Bernard yang

menceritakan bagaimana Saint John menentang moral jaman itu. Gie menyukai

dunia filsafat, dan tidak sedikit pendapat-pendapat filsuf mempengaruhi pola

pikirnya.

Observational learning

Berdasarkan observational learning yaitu modeling, tingkah laku dan

kepribadian manusia cenderung meniru. Kepribadian Gie merupakan modeling

dari ayahnya, dimana ayahnya adalah seorang yang tertarik dengan filsafat dan

agama. Dengan minat sang ayah terhadap kedua hal tersebut, mempengaruhi juga

minat Gie.

Hal tersebut dibuktikan dalam salah satu quote yang diambil dari catatan

hariannya Gie:

“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak

dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah

umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati

muda.”

Dari kutipan ini dapat kita lihat bahwa Gie sangat familiar dengan dunia filsafat.

Pada masa mudanya, Soe Hok Gie adalah seorang yang sama sekali tidak

berminat organisasi yang berbau agama apapun dan karena itu dia menjadi

anggota Gemsos(Gerakan Manusia Sosial). Hal ini bisa jadi merupakan suatu

16

Page 17: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

tradisi yang diwarisi dari pihak ayahnya. Karena ayahnya ikut bergabung dalam

kelompok Partai Sosialis Indonesia.

Self System

Self system terdiri dari 3 tahap yaitu self efficacy, self regulation, self

evaluation .Tetapi di dalam kehidupan Soe Hok Gie kami hanya dapat

menemukan kesesuaian kepribadiannya dengan salah satu tahap dari ketiga tahap

tersebut yaitu self efficacy.

Self efficacy ialah percaya akan kemampuan dirinya sendiri tanpa orang lain.

Hal ini dibuktikan pada saat SMP, dia merasa yang paling pintar pada mata pelajaran

ilmu bumi, tetapi ketika ujian ia mendapat nilai rendah dan merasa diperlakukan

sewenang-wenang oleh gurunya. Dapat kita lihat dari catatan harian Gie pada tanggal 4

Maret 1957:

“Hari ini adalah hari ketika dendam mulai membatu. Ulangan ilmu bumiku 8 tetapi

dikurangi 3 jadi tinggal 5. Aku tak senang akan itu. Aku iri karena dikelas

merupakan orang ketiga terpandai dari ulangan tersebut. Aku percaya bahwa

setidak-tidaknya aku yang terpandai dalam ilmu bumi dari seluruh kelas.”

BERDASARKAN TEORI B.F SKINNER

Berdasarkan teori Bandura, kami menganalisis kepribadian Soe Hok Gie

dengan menggunakan Negative Reinforcement. Negative reinforcement

merupakan tipe reinforcement di mana stimulus yang tidak menyenangkan akan

dihentikan karena suatu perilaku tertentu. Efeknya ialah meningkatnya perilaku

yang dilakukan untuk menghindari stimulus yangtidak menyenangkan tersebut.

Dapat kita lihat pada saat Gie dikucilkan oleh teman-temannya, kemudian

akhirnya dia pergi ke gunung dan mendapatkan kedamaian saat menikmati

pemandangan alam. Perilaku dikucilkan inilah yang merupakan stimulus yang

tidak menyenangkan, sedangkan efek dari stimulus itu ialah Gie menjadi semakin

menyukai kegiatan mendaki gunung.

17

Page 18: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Soe Hok Gie adalah seorang aktifis yang sangat terkenal karena

kritikannya yang tajam terhadap pemerintahan Soekarno. Berdasarkan teori

behaviorisme, perilaku Gie tersebut banyak dipengaruhi oleh lingkungan.

Perilaku kritis Soe Hok Gie memang patut kita contoh, namun perilaku tersebut

jangan berlebihan sehingga dapat merugikan

18

Page 19: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

Referensi :

Dhakidae, Daniel et al ed. 2005. Soe Hok Gie : Catatan Seorang Demonstran.

Jakarta : LP3ES

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1986. Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-

Tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2002. Theories of Personality, 5th edition. USA:

McGraw Hill

Hall, Calvin S. Gardan Lindzey. John B. Campbell. 1998. Theories of

Personality, 4th Edition. USA: John Wiley and Sons

19

Page 20: Analisis Kepribadian Soe Hok Gie-kepri

20