analisis gangguan listrik di pln kalimantan barat dengan

28
Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan Fitting Sinusoids Artikel Ilmiah Peneliti : Lutfie Yoga Pradhana (672007269) Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom. Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2015

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat

dengan Fitting Sinusoids

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Lutfie Yoga Pradhana (672007269)

Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.

Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2015

Page 2: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

i

Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat

dengan Fitting Sinusoids

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Lutfie Yoga Pradhana (672007269)

Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.

Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2015

Page 3: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

ii

Page 4: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

iii

Page 5: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

iv

Page 6: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

v

Page 7: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

vi

Page 8: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

vii

Page 9: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

1

Analisis Gangguan Listrik pada PLN Kalimantan Barat

dengan Fitting Sinusoids

1)Lutfie Yoga Pradhana, 2)Sri Julianto Joko Prasetyo, 3)Mila Chrismawati

Paseleng

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected]

3)[email protected],

Abstract

Electric energy system plays an important role in everyday life. Electricity production process is divided into three step, the generation, transmission and distribution. In

the implementation of common disorders that occur during the process of transmission

substations to distribution substations before to consumers. These disorders can be either internal factors and external factors. Disturbance causes the power supply is interrupted and

can result in outages. Data interference pattern formed indicates that there are fluctuations in the data used. Therefore we need a proper analysis to giving information that disturbance get

proper treatment so that the distribution of electricity to consumers is not interrupted. This

research uses a fitting sinusoids to approach refers to the data pattern is formed. Results

obtained from this study is that the chances of internal electricity failure is greatest at the

substation new trench with an error value of 37. As for the external electricity failure was found that opportunities occur in substations Senggiring the error value by 58

Keywords: Electrical Failure, Fitting Sinusoids, Prediction,

Abstrak

Sistem energi listrik memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Proses

penyediaan energi listrik dibagi menjadi tiga, pembangkitan, transmisi dan distribusi. Dalam

pelaksanaannya sering ditemukan gangguan yang terjadi saat proses transmisi dari gardu induk

ke gardu distribusi sebelum ke konsumen. Gangguan ini dapat berupa faktor internal dan faktor

eksternal. Gangguan yang terjadi menyebabkan pasokan listrik terganggu serta dapat berakibat

pemadaman. Pola data gangguan yang terbentuk memperlihatkan bahwa terdapat fluktuasi

pada data yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan analisis yang tepat untuk menmberikan

informasi agar gangguan yang terjadi mendapatkan penanganan yang tepat sehingga proses

distribusi listrik kepada konsumen tidak terputus. Penelitian ini menggunakan metode fitting

sinusoids untuk melakukan pendekatan mengacu pada pola data yang terbentuk. Hasil yang

didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa peluang terjadi gangguan internal yang paling

besar ada di Gardu Induk Parit Baru dengan nilai error sebesar 37. Sedangkan untuk gangguan

eksternal didapatkan bahwa peluang terjadi pada Gardu Induk Senggiring dengan nilai error

sebesar 58.

Kata Kunci : Gangguan Llistrik, Fitting Sinusoids, Prediksi, 1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga. 2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Page 10: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

2

1. Pendahuluan

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun

industri, baik untuk penerangan atau penunjang berbagai alat elektronik dan

mesin-mesin. Penggunaan listrik warga Kalimantan Barat mencapai angka 70,60%

[1]. Penyediaan tenaga listrik dapat dibedakan menjadi tiga proses yaitu

pembangkitan, transmisi dan distribusi. Dalam proses penyaluran listrik terdapat

lima gardu induk yang mencakup seluruh wilayah di Kalimantan Barat. Gardu

Induk Singkawang, Gardu Induk Siantan, Gardu Induk Senggiring, Gardu Induk

Seiraya, dan Gardu Induk Parit Baru. Energi listrik yang dihasilkan oleh

pembangkit akan masuk ke dalam gardu induk setelahnya akan dilanjutkan ke

peralatan pendukung yakni transformator. Transformator (trafo) adalah suatu alat

listrik yang dapat menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

rangkaian listrik yang lain [2]. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga

listrik memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dalam setiap keperluannya,

misal untuk kebutuhan tegangan tinggi dalam pengiriman jarak jauh. Setelah

melewati gardu induk energi listrik melewati gardu distribusi sebelum sampai ke

pelanggan.

Proses pendistribusian daya listrik tidak lepas dari gangguan yang bisa

terjadi. Gangguan tersebut dapat dikategorikan menjadi dua, gangguan internal dan

gangguan eksternal. Gangguan internal disebabkan oleh faktor intern PLN,

contohnya gangguan yang disebabkan karena kerusakan peralatan dalam jangka

waktu tertentu, pemakaian peralatan dengan kualitas yang kurang baik, sehinga

mengakibatkan kerusakan, pemasangan jaringan yang kurang tepat juga dapat

mengakibatkan kerusakan. dan pemadaman listrik berkala. Sedangkan gangguan

eksternal adalah gangguan yang terjadi bukan karena kesengajaan, contohnya

gangguan yang disebabkan oleh angin kencang, sambaran petir dan gangguan

cuaca lain. Gangguan tersebut menyebabkan proses penyaluran daya listrik ke

pelanggan menjadi terganggu.

Penelitian ini menggunakan metode fitting sinusoids untuk melakukan

pemodelan terhadap gangguan yang terjadi pada tiap gardu induk. Hasil dari

pemodelan tersebut selanjutnya dianalisis dan diharapkan dapat menjadi

pertimbangan dalam menangani dan mengurangi gangguan yang terjadi.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Penaksiran Potensi Gangguan

Listrik pada Suatu Gardu Induk dengan Menggunakan Regresi Beta” menghasilkan

bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gangguan, salah satunya

adalah faktor wilayah, faktor gardu induk dan besarnya konsumsi daya yang

digunakan pada gardu induk. Regresi Beta dapat digunakan untuk menaksir

besarnya peluang sebuah trafo untuk mengalami gangguan. Berdasarkan gangguan

pada trafo dapat dihitung taksiran untuk gangguan pada gardu induk. Hasil yang

didapatkan dari penelitian ini adalah terdapat batasan peluang rusaknya trafo pada

gardu induk yaitu 60%, sehingga peluang proporsi trafo yang rusak dapat dihitung

Page 11: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

3

dan menurut batasan yang ada didapatkan bahwa peluang trafo yang rusak diatas

batasan yang ditetapkan lebih besar [2].

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa trafo pada setiap gardu

induk berpotensi mengalami gangguan yang sekiranya dapat mempengaruhi proses

distribusi tenga listrik. Olah karena itu diperlukan analisis untuk mendapatkan

informasi yang akurat sebagai acuan dalam menangani gangguan yang terjadi serta

meminimalisir efek yang ditimbulkan dari gangguan tersebut.

Pada penelitian lain yang berjudul “Kombinasi Fitting Sinusoids dan

Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit (Studi Kasus:

Koperasi Simpan Pinjam X Salatiga, Jawa Tengah)”. Penelitian ini menitikberatkan

kepada peramalan permintaan kredit pada KSP X dengan menggunakan metode

fitting sinusoids untuk melakukan pendekatan pada plot data permintaan kredit

serta menggunakan metode dekomposisi untuk melakukan peramalan. Metode

fitting sinusoids digunakan karena data kredit yang fluktuatif setiap harinya, plot

yang dihasilkan tidak menunjukkan adanya proyeksi trend, siklis ataupun

musiman. Sehingga digunakan pendekatan dengan metode sinus. Hasil error yang

didapat dari peramalan permintaan kredit KSP X adalah 10%, menunjukkan bahwa

kedua metode ini dapat digunakan untuk melakukan pendekatan dari plot yang

fluktuatif dan peramalan [3]. Pada penelitian ini metode fitting sinusoids terbukti

dapat digunakan dalam menangani masalah data yang fluktuatif.

Berdasarkan pada penelitian yang sebelumnya dilakukan, setiap gardu

induk berpotensi mengalami gangguan yang dapat berakibat pada penyaluran

tenaga listrik kepada masyarakat. Gangguan yang dapat berasal dari internal

ataupun eksternal memerlukan penanganan yang tepat sehingga pada penelitian ini

akan dilakukan analisis terhadap gangguan listrik yang terjadi di PLN Kalimantan

Barat. Mengingat terjadinya gangguan yang tidak teratur dan dipengaruhi oleh

banyak faktor, sebelum melakukan analisis digunakan metode fitting sinusoids

untuk melakukan pendekatan pada kurva yang terbentuk dari data aktual.

Pencocokan kurva atau fitting dengan metode sinusoids adalah suatu proses

pencocokan data dengan fungsi trigonometri, dalam hal ini fungsi sinus dan

cosinus.

Gelombang sinus berpangkal pada persamaan 𝑦 = sin 𝜃 , dimana 𝜃

adalah suatu sudut. Persamaan ini menggambarkan suatu gelombang dengan nilai

maksimum 1 dan nilai minimum -1. Gelombang ini bermula dari titik 0 (0 derajat),

dan berakhir pada koordinat 0 (360 derajat) dan melewati 0 bila 𝜃 = 180 derajat.

Dengan mengalikan persamaan dengan 𝑎, maka amplitudo gelombang sinus dapat

dikontrol. Jadi, pada persamaan 𝑦 = 𝐴 sin 𝜃 nilai maksimum dan nilai minimum

berturut – turut adalah +A dan –A. Apabila sudut 𝜃 dikalikan dengan suatu

bilangan konstan f, maka frekuensi dapat dikontrol dan menyesuaikan data yang

akan digunakan. Penambahan suatu sudut konstan ∅ terhadap 𝜃 akan

menjadikan perpindahan fase gelombang secara horizontal. Berdasarkan ketiga

faktor amplitudo (𝑎), frekuensi (f) dan fase (∅), dalam hubungannya dengan deret

berkala maka persamaan yang digunakan dalam metode ini adalah persamaan 1 [4].

𝑦 = 𝑎 sin 𝑏 (𝑥 − ℎ) + 𝑘.......................................................................(1)

Page 12: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

4

Dimana 𝑎 adalah amplitude, 2𝜋

𝑏 adalah periode, ℎ adalah horizontal

shift, dan 𝑘 adalah vertikal shift. Nilai 𝑎, 𝑏, ℎ dan 𝑘 ditentukan dengan

menyesuaikan data yang akan dicocokkan.

Untuk mengetahui ketepatan hasil peramalan dari metode dapat dilakukan

uji kesalahan. Terdapat banyak metode dalam melakukan uji akurasi, salah satunya

yaitu Nilai Tengah Galat Persentase Absolut (Mean Absolut Percentage Error)

menggunakan persamaan 2 [5] :

𝑀𝐴𝑃𝐸 =

𝑋𝑡 − 𝐹𝑡𝑋𝑡

(100)

𝑛

𝑛𝑡=1 ................................................................(2)

𝑋𝑡 adalah data aktual pada periode ke – 𝑡, 𝐹𝑡 adalah data hasil ramalan

pada periode ke- 𝑡, 𝑛 adalah jumlah data yang digunakan, dan 𝑡 adalah periode

ke-𝑡.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara kerja untuk dapat

memahami suatu objek penelitian [6]. Metodologi merupakan bagian epistemologi

yang mengkaji perihal urutan langkah–langkah yang ditempuh supaya pengetahuan

yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah [7]. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data yang diperoleh dari PLN Kalimantan Barat selama periode

Januari 2012 sampai dengan Agustus 2014. Data digunakan adalah gangguan yang

terjadi pada gardu induk dan dikelompokkan tiap minggu. Asumsi penelitian ini

adalah bahwa gangguan yang terjadi tidak terpengaruh oleh faktor yang lain,

sehingga faktor–faktor lain yang mempengaruhi dianggap sudah tergabung menjadi

satu data. Batasan dalam penelitian ini diantaranya adalah data yang digunakan

dalam periode mingguan selama Januari 2012 sampai Agustus 2014. Data gangguan

yang digunakan adalah gangguan internal dan eksternal pada tiap gardu induk. Data

yang berisi total frekuensi gangguan pada gardu induk dalam periode mingguan

yang kemudian akan di-plot untuk mengetahui pola data yang terbentuk. Plot data

gangguan pada tiap gardu induk PLN Kalimantan Barat akan ditampilkan dalam

bentuk grafik dimana untuk sumbu X menunjukkan periode waktu data yang

digunakan, sedangkan sumbu Y menunjukan total gangguan yang terjadi selama

satu minggu.

Page 13: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

5

Gambar 1 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Singkawang

Gambar 2 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Singkawang

Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan grafik gangguan internal dan

eksternal yang terjadi pada Gardu Induk Singkawang. Berdasarkan grafik yang

ditampilkan, terlihat bahwa bahwa plot yang terbentuk dari data masih

menunjukkan pola yang fluktuatif, kenaikan dan penurunan yang tidak menentu.

Page 14: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

6

Gambar 3 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Siantan

Gambar 4 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Siantan

Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan grafik gangguan yang terjadi pada

Gardu Induk Siantan yang memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk baik

gangguan internal maupun eksternal yang terjadi pada Gardu Induk Siantan masih

fluktuatif.

Page 15: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

7

Gambar 5 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Senggiring

Gambar 6 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Senggiring

Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan grafik gangguan pada Gardu Induk

Senggiring memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk tidak membentuk

perilaku data tertentu. Pola yang dihasilkan menunjukkan bahwa terdapat kenaikan

dan penurunan yang tidak menentu.

Gambar 7 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Seiraya

Page 16: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

8

Gambar 8 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Seiraya

Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan grafik gangguan yang terjadi pada

Gardu Induk Senggiring memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk dari data

gangguan internal dan eksternal pada gardu induk Seiraya masih menunjukkan pola

data yang fluktuatif.

Gambar 9 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Parit Baru

Gambar 10 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Parit Baru

Page 17: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

9

Gambar 9 dan Gambar 10 menunjukkan gangguan yang terjadi pada

Gardu Induk Parit Baru memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk dari

gangguan internal dan eksternal pada gardu induk Parit Baru.

Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengerjaan penelitian ini

diselesaikan melaui lima tahapan, yaitu (1) Identifikasi Masalah dan Studi Literatur;

(2) Perencanan; (3) Pengumpulan Data; (4) Analisis Data; (5) Pelaporan. Gambaran

lebih lengkapnya terdapat pada gambar 1.

Gambar 11 Tahapan Penelitian

Langkah – langkah penelitian pada gambar 11 dimulai dengan

mengidentifikasi masalah yang ada, dalam hal ini gangguan listik yang berasal dari

internal dan eksternal. Data yang digunakan yaitu gangguan internal dan eksternal

pada tiap gardu induk dalam periode satu minggu mulai dari Januari 2012 sampai

Agustus 2014. Data yang terkumpul diproses dalam bentuk grafik. Selanjutnya

dilakukan pencocokan kurva atau fitting dengan model sinusoids untuk

mendapatkan data ramalan, dan besarnya error dari metode ini. Berdasarkan fitting

tersebut, akan dilakukan analisis dan perbandingan antara lima gardu induk yang

ada di PLN Kalimantan Barat. Selanjutnya akan disimpulkan berdasarkan hasil

penelitian yang didapat.

4. Hasil dan Pembahasan

PLN Kalimantan Barat memiliki lima gardu induk untuk melakukan

proses transmisi dari pembangkit menuju gardu distribusi yang nantinya akan

dilanjutkan ke pelanggan. Pola data yang terbentuk pada grafik untuk kelima gardu

induk tidak memperlihatkan perilaku data yang memiliki pola trend, musiman atau

siklis. Oleh karena itu digunakan pendekatan dengan metode fitting dengan fungsi

sinus. Dalam metode sinus terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,

amplitudo, frekuensi dan perpindahan gelombang yang harus disesuaikan untuk

Identifikasi Masalah & Studi Literatur

Perencanaan

Pengumpulan Data

Analisis Data dengan Fitting

Sinusoids

Pelaporan

Page 18: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

10

mendapatkan hasil dari pencocokan yang lebih baik. Berikut hasil dari fitting

sinusoids pada gangguan internal tiap gardu induk PLN Kalimantan Barat.

Gambar 12 Fitting Sinusoids Gangguan Internal Singkawang

Gambar 12 menunjukkan pencocokan kurva dari data gangguan internal

Gardu Induk Singkawang dengan fungsi sinus, hasil perhitungan memberikan nilai

amplitudo sebesar 3,28, periode gelombang sebesar 20π/2, perpindahan horizontal

6, dan perpindahan vertikal 13,6. Sesuai dengan persamaan 1 didapat fungsi pada

persamaan 3.

𝑦 = 3 sin 20 (𝑥 − 6) + 13 ................................................... (3)

Berdasarkan Persamaan 3, didapat hasil fitting dan dicari nilai error

dengan MAPE yang bernilai 51,54. Nilai amplitudo memperlihatkan bahwa

fluktuasi data gangguan berkisar di antara batas 0 sampai dengan (2 x 3,28 = 6,56)

gangguan per minggu dengan pergerakan vertikal pada model sebesar 13,6 dan

pergerakan horizontal sebesar 6. Hasil dari model memperlihatkan batas minimum

dan maksimum pada pola bernilai 10 dan 16. Hal ini dapat dibandingkan

banyaknya gangguan yang terjadi yang berkisar di bawah 20 gangguan per minggu.

Periode gelombang yang terjadi sebesar 20π/2 sebanding dengan 31,40 dalam skala

radian. Hal ini memberikan informasi bahwa diperkirakan akan terjadi perulangan

di setiap 31 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah rata-rata

gangguan terjadi yaitu sebanyak 13,6 gangguan dan besar pergerakan tiap minggu

untuk rata-rata gangguan adalah 6 minggu.

Page 19: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

11

Gambar 13 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Siantan

Gambar 13 menunjukkan hasil fitting gangguan internal Gardu Induk

Siantan dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapat nilai amplitudo

sebesar 2, periode setiap gelombang adalah 5π/2, pergeseran kurva horizontal

sebesar 5, dan pergeseran vertikal sebesar 2. Berdasarkan persamaan 1 didapatkan

fungsi pada persamaan 4.

𝑦 = 2 sin 5 (𝑥 − 5) + 2 ...................................................................(4)

Berdasarkan persamaan 4 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji

akurasi dengan MAPE yang bernilai 80,08. Nilai amplitudo memperlihatkan pola

gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 4 dengan

pergeseran vertikal sebesar 2 dan pergerakan horizontal sebesar 5, sehingga didapat

nilai minimum dan maksimum untuk model yaitu 1 dan 4. Hasil ini terlihat dari

banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 5 gangguan per minggu

di luar lonjakan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 5π/2

sebanding dengan 7,85 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa

diperkirakan akan ada perulangan di setiap 8 periode ke depan. Informasi lain yang

bisa didapat adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 5 gangguan dan besar

pergerakan tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 2 minggu.

Page 20: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

12

Gambar 14 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Senggiring

Gambar 14 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk

Senggiring dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo

sebesar 5,9, periode gelombang adalah 28π/2, pergeseran horizontal sebesar 5, dan

pergeseran vertikal sebesar 7. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada

persamaan 5.

𝑦 = 5 sin 28 (𝑥 − 5) + 7 ................................................................(5)

Berdasarkan persamaan 5 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji

akurasi dengan MAPE yang bernilai 120,75. Nilai amplitudo memperlihatkan pola

gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 10

dengan pergeseran vertikal sebesar 7, sehingga didapat nilai minimum dan

maksimum untuk model yaitu 2 dan 12. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan

yang terjadi berkisar antara 0 sampai 15 gangguan per minggu di luar lonjakan yang

terjadi pada periode tertentu. Nilai periode sebesar 28π/2 sebanding dengan 43,96

dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada

perulangan di setiap 44 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah

rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 5 gangguan dan besar pergerakan tiap

minggu untuk rata-rata gangguan adalah 7 minggu.

Page 21: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

13

Gambar 15 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Seiraya

Gambar 15 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk

Seiraya dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo

sebesar 7, periode gelombang adalah 3π/2, pergeseran horizontal sebesar 8, dan

pergeseran vertikal sebesar 11. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada

persamaan 6.

𝑦 = 7 sin 3 (𝑥 − 8) + 11 .............................................................(6)

Berdasarkan persamaan 6 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji

akurasi dengan MAPE yang bernilai 78,78. Nilai amplitudo memperlihatkan pola

gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 14

dengan pergeseran vertikal sebesar 11, sehingga didapat nilai minimum dan nilai

maksimum untuk model yaitu 4 dan 17. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan

yang terjadi berkisar antara 0 sampai 20 gangguan per minggu di luar lonjakan yang

terjadi pada periode tertentu. Nilai periode sebesar 3π/2 sebanding dengan 4,71

dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada

perulangan di setiap 5 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah

rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 8 gangguan dan besar pergerakan tiap

minggu untuk rata-rata gangguan adalah 11 minggu.

Page 22: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

14

Gambar 16 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Parit Baru

Gambar 16 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk

Parit Baru dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo

sebesar 7, periode gelombang adalah 2π/2, pergeseran horizontal sebesar 17, dan

pergeseran vertikal sebesar 15. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada

persamaan 7.

𝑦 = −7 sin 2 (𝑥 − 17) + 15 .........................................................(7)

Berdasarkan persamaan 7 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji

akurasi dengan MAPE yang bernilai 37,52. Nilai amplitudo memperlihatkan pola

gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 14

dengan pergeseran vertikal sebesar 15, sehingga di dapat milai minimum dan nilai

maksimum untuk model yaitu 8 dan 22. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan

yang terjadi berkisar antara 0 sampai 29 gangguan per minggu, di luar lonjakan

yang terjadi di periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 2π/2 sebanding dengan

3,14 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada

perulangan di setiap 3 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah

rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 17 gangguan dan besar pergerakan tiap

minggu untuk rata-rata gangguan adalah 15 minggu.

Berdasarkan hasil analisis dari lima gardu induk pada PLN Kalimantan

Barat, didapatkan bahwa penerapan model fitting sinusoids paling sesuai ada pada

Gardu Induk Parit Baru dengan nilai error paling kecil yaitu sebesar 37,52. Hal ini

menunjukkan bahwa wilayah sekitar Parit Baru memiliki peluang gangguan

internal yang lebih besar dibandingkan wilayah lain.

Berikut hasil dari fitting sinusoids gangguan eksternal pada tiap gardu

induk PLN Kalimantan Barat.

Page 23: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

15

Gambar 17 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Singkawang

Gambar 17 menunjukkan hasil fitting dari data gangguan eksternal Gardu

Induk Singkawang dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan sinus didapatkan

nilai amplitudo sebesar 5, besar periode setiap gelombang adalah 16π/2, pergeseran

horizontal sebesar 3, dan pergeseran vertikal sebesar 10. Berdasarkan persamaan 1

didapatkan fungsi pada Persamaan 8.

𝑦 = 5 sin 16 (𝑥 − 3) + 10 ............................................................(8)

Berdasarkan Persamaan 4 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji

akurasi dengan MAPE yang bernilai 40,29. Nilai amplitudo memperlihatkan pola

gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 10

dengan pergeseran vertikal sebesar 10, sehingga didapat nilai minimum untuk

model yaitu 5 dan nilai maksimum untuk model yaitu 15. Hasil ini terlihat dari

banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 15 gangguan per

minggu. Nilai periode sebesar 16π/2 sebanding dengan 25,12 dalam skala radian.

Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada perulangan di setiap 25

periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah rata-rata gangguan terjadi

yaitu sebanyak 3 gangguan dan besar pergerakan tiap minggu untuk rata-rata

gangguan adalah 10 minggu.

Page 24: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

16

Gambar 18 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Siantan

Gambar 18 menunjukkan hasil fitting gangguan eksternal pada Gardu

Induk Siantan dengan fungsi sinus. Dari perhitungan memberikan nilai amplitudo

sebesar 4, periode gelombang adalah 10π/2, pergeseran horizontal sebesar 5, dan

pergeseran vertikal sebesar 5. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada

persamaan 9.

𝑦 = 4 sin 10 (𝑥 − 5) + 5 ...............................................................(9)

Berdasarkan persamaan 6 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji

akurasi dengan MAPE yang bernilai 74,46. Nilai amplitudo memperlihatkan pola

gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 8 dengan

pergeseran vertikal sebesar 5, sehingga didapat nilai minimum dan maksimum

untuk model yaitu 1 dan 9. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan yang terjadi

berkisar antara 0 sampai 10 gangguan per minggu, di luar lonjakan yang terjadi

pada periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 10π/2 sebanding dengan 15,7

dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada

perulangan di setiap 15 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah

rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 5 gangguan dan besar pergerakan tiap

minggu untuk rata-rata gangguan adalah 5 minggu.

Page 25: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

17

.Gambar 19 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Senggiring

Gambar 19 menunjukkan hasil fitting gangguan eksternal pada Gardu

Induk Senggiring dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan

amplitudo sebesar 10, periode gelombang adalah 14π/2, pergeseran horizontal

sebesar -12, dan pergeseran vertikal sebesar 20. Berdasarkan persamaan 1 didapat

fungsi pada persamaan 10.

𝑦 = 10 sin 14 (𝑥 + 12) + 20 ..........................................................(10)

Berdasarkan persamaan 10 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji

akurasi dengan MAPE yang bernilai 38,54. Nilai amplitudo memperlihatkan pola

gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 20

dengan pergeseran vertikal sebesar 20, sehingga didapat nilai minimum dan nilai

maksumum untuk model yaitu 10 dan 30. Hasil ini terlihat dari banyaknya

gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 30 gangguan per minggu di luar

lonjakan yang terjadi di periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 14π/2

sebanding dengan 21,98 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa

diperkirakan akan ada perulangan di setiap 22 periode ke depan. Informasi lain

yang bisa didapat adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 12 gangguan

dan besar pergerakan tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 20 minggu.

Page 26: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

18

.Gambar 21 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Seiraya

Gambar 21 menunjukkan hasil fitting gangguan eksternal pada Gardu

Induk Seiraya dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo

sebesar 7, periode gelombang adalah 17π/2, pergeseran horizontal sebesar -6, dan

pergeseran vertikal sebesar 18. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada

persamaan 11.

𝑦 = 7 sin 17 (𝑥 + 6) + 17 ...............................................................(11)

Berdasarkan persamaan 11 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji

akurasi dengan MAPE yang bernilai 50,82. Nilai amplitudo memperlihatkan pola

gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 14

dengan pergeseran vertikal sebesar 17, sehingga didapat nilai minimum dan nilai

maksimum untuk model yaitu 10 dan 24. Hasil ini terlihat dari banyaknya

gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 30 gangguan per minggu di luar

lonjakan yang terjadi pada periode tertentu. Nilai periode sebesar 17π/2 sebanding

dengan 26,69 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan

akan ada perulangan di setiap 27 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat

adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 6 gangguan dan besar pergerakan

tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 17 minggu.

Page 27: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

19

Gambar 20 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Parit Baru

Gambar 20 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk

Parit Baru dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo

sebesar 6, periode gelombang adalah 10π/2, pergeseran horizontal sebesar 38, dan

pergeseran vertikal sebesar 22. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada

persamaan 12.

𝑦 = 6 sin 10 (𝑥 − 38) + 22 ............................................................(12)

Berdasarkan persamaan 12 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji

akurasi dengan MAPE yang bernilai 47,98. Nilai amplitudo memperlihatkan pola

gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 12

dengan pergeseran vertikal sebesar 22, sehingga didapat nilai minimum dan nilai

maksimum untuk model yaitu 16 dan 28. Hasil ini terlihat dari banyaknya

gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 34 gangguan per minggu, di luar

lonjakan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 10π/2

sebanding dengan 15,7 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa

diperkirakan akan ada perulangan di setiap 16 periode. Informasi lain yang bisa

didapat adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 38 gangguan dan besar

pergerakan tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 22 minggu.

Berdasarkan hasil analisis dari lima gardu induk pada PLN Kalimantan

Barat, didapatkan bahwa penerapan model fitting sinusoids paling sesuai ada pada

Gardu Induk Senggiring dengan nilai error paling kecil yaitu sebesar 38,54. Hal ini

menunjukkan bahwa wilayah sekitar Senggiring memiliki peluang gangguan

eksternal yang lebih besar dibandingkan wilayah lain.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini didapatkan simpulan bahwa peluang

terjadi gangguan internal terbanyak ada di Gardu Induk Parit Baru dengan nilai

tertinggi adalah 22,55 gangguan pada minggu ke-8 dimana uji akurasi didapatkan

nilai error sebesar 37,52. Sedangkan untuk gangguan eksternal tertinggi terdapat

Page 28: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan

20

pada Gardu Induk Senggiring dengan nilai 30,89 gangguan pada minggu ke-91

dimana nilai uji akurasi untuk error didapat sebesar 38,54.

Hasil error dari penelitian menggunakan fitting sinusoids terlihat bahwa

nilai yang dihasilkan masih terlalu besar. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan

dapat melakukan kombinasi untuk mendapatkan nilai error yang lebih kecil

sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Selain itu dapat dikembangkan

dengan membuat aplikasi untuk lebih mempermudah analisis.

6. Daftar Pustaka

[1] KDA, Kalimantan Barat Dalam Angka, 2010, http://kalbar.bps.go.id,

diakses pada tanggal : 22 Juni 2014.

[2] Winotoharjo, Sumanto, 2012, “Penaksiran Potensi Gangguan Pada Suatu

Gardu Induk dengan Menggunakan Regresi Beta”, Bandung : Universitas

Padjajaran.

[3] Prihantini, R., 2014, “Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode

Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit (Studi Kasus :

KSP X Salatiga, Jawa Tengah)”, Salatiga : Universitas Kristen Satya

Wacana.

[4] Chapra, S.C. & Canale, R. P., Numerical Methods for Engineers, Sixth

Edition, New York : Mc Graw Hill.

[5] Makridakis, S., Wright, S.C.W., dan Mc Gee V.1999. Alih Bahasa Suminto,

H,Ir. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi Kedua. Binaputra Aksara.

Jakarta.

[6] Suryana, 2010, Metodologi Penilitian : Model Praktis Penelitian

Kuantitatif dan Kualitatif, Universitas Pendidikan Indonesia.

[7] Widi, R. K., 2010, Asas Metodologi Penelitian, Graha Ilmu, Jakarta.