presentation2cedera kepla caca

Post on 05-Jan-2016

230 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

hvjfjhyf

TRANSCRIPT

SALSA FADHZILLAH Z

PEMBIMBING: DR. DIK ADI NUGRAHA, SP.B, M.KES

IDENTITAS• Nama : Tn. S• Umur : 22 tahun• Jenis kelamin : Laki - laki• Agama : Islam• Alamat : Londok, pasir jambu.• Pekerjaan : Buruh• Pendidikan terakhir : SMP• Status Perkawinan : Belum menikah• No RM : 522359• Tanggal Pemeriksaan : Jumat, 7 agustus 2015

ANAMNESA• Keluhan Utama :Luka robek dikepala• Riwayat Penyakit Sekarang :• Pasien datang ke RSUD Soreang dengan keluhan luka robek

di kepala ±2x1 cm akibat kecelakaan lalu lintas, sejak 1 jam SMRS oleh polisi. Pasien ditemukan terjatuh di jalan raya oleh polisi dan tidak ada saksi mata yang melihat kejadian.Pasien ditemukan dengan tidak memakai helm. Saat di bawa ke RSUD Soreang pasien masih dalam keadaan sadar,namun tidak dapat banyak bergerak, dan pasien tidak terlalu mengingat kejadian.Saat di IGD RSUD Soreang, pasien muntah sebanyak 2 kali berwarna hitam, bengkak dan berwarna kebiruan pada mata kanan dan kiri (+), perdarahan dari telinga kanan dan kiri (+), perdarahan dari hidung (+).Didapatkan keluhan nyeri kepala, tetapi tidak disertai keluhan pingsan.

PRIMARY SURVEYA : ClearB : RR: 40 x/menit

Inspeksi: B/G Simetris, retraksi (-), jejas (-)Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiriPerkusi : Sonor di seluruh lapangan paruAuskultasi : VBS ka=ki

ST : Tidak adaRh -/- Wh-/-

C : N: 88x/menit, regular, TD: 88 mmHg/palpasiD : GCS: 14 Kesadaran: compos mentis

Pupil isokor

SECONDARY SURVEYL: Vulnus Laceratum 2 x 1 x 0,5 cm a/r superciliaris, dasar otot, darah (+)F: Krepitasi (-), hematom (+)M: ROM tidak terbatas

L: otorea (+)F: Krepitasi (-), pulsasi a.carotis eksternaM: ROM tidak terbatas

RESUME

Pasien datang ke IGD RSUD Soreang dengan luka robek pada dahi sebelah kiri akibat kecelakaan lalu lintas, 1 jam SMRS oleh polisi. Pasien ditemukan terjatuh di jalan raya oleh polisi dan tidak ada saksi mata yang melihat kejadian, pasien ditemukan dengan keadaan sadar.Saat di IGD RSUD Soreang, pasien muntah sebanyak 2 kali berwarna hitam, raccoon eyes (+), Battle sign (+), muntah proyektil (+), krepitasi di bagian dahi sebelah kiri (+), pusing (+), pingsan (-), rhinorea (+), otorea (+).

USULAN PEMERIKSAAN

• rontgen schadel

DIAGNOSIS

• Mild head injury + fraktur os crania a/r frontalis

TERAPI

• WTH 2• ATS 1500 IU (IM)• Aclam 3x1• Asam mefenamat 3x1• Dexametason 3x1

PROGNOSIS

• Quo ad vitam : ad bonam• Quo ad functionam : dubia ad bonam• Quo ad sanationam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau gangguan fungsional jaringan otak

Etiologi

• Kecelakaan Lalu Lintas • Jatuh • Kekerasan

Klasifikasi Cedera Kepala• Berdasarkan penyebab cedera kepala

a.Cedera kepala primer Cedera kepala primer mencakup fraktur tulang, cedera fokal, dan cedera otakdifusa,yang masing – masing

mempunyai mekanisme dan etiologi.

b. Kerusakan otak sekunderCedera kepala berat seringkali menampilkan gejala abnormalitas/gangguan sistemik akibat hipoksia dan hipotensi, dimana keadaan-keadaan ini merupakan penyebab yang sering dari kerusakan otak sekunder.

c. Edeme cerebralTipe yang terpenting pada kejadian cedera kepala adalah edema vasogenik dan edema iskemik. Edema vasogenik disebabkan oleh adanya peningkatan permeabilitas kapiler akibat sawar darah otak sehingga terjadi penimbunan cairan plasma ekstraseluler terutama di massa putih serebral. Edema iskemik merupakan penimbunan cairan intraseluler sehingga sel tersebut tidak dapat mempertahankan keseimbangan cairannya.

d. Pergeseran otak (Brain shift)-herniasi batang otakAdanya satu masa yang berkembang membesar (hematom, abses atau pembengkakan otak)

– Berdasarkan jenis trauma kepala

• Fraktur• Comosio cerebri (gegar otak)• Kontusio cerebri • Perdarahan intracranial

– Berdasarkan beratnya

• Cedera kepala ringan (CKR) termasuk didalamnya Laseratio dan Commotio Cerebri

• Cedera kepala sedang (kelompok resiko sedang)• Cedera kepala berat (kelompok resiko berat)

Gambaran Klinik

• Trauma Kepala Terbuka– Terjadinya perdarahan yang nyata– Hematimpanum (perdarahan pada daerah

gendang telinga)– Periorbital (mata berwarna hitam tanpa trauma

langsung)– Rhinorhoe (liquor keluar dari hidung)– Otorhoe (liquor keluar dari telinga)

• Trauma Kepala Tertutup• Komusio Cerebri

– Pingsan < 10 menit– Nyeri kepala – Pusing, mual muntah– Noda-noda depan mata– Gangguan keseimbangan, linglung– Kelemahan

• Kontusio cerebri– Edema jaringan otak didaerah sekitarnya– Bila oedema meluas akan terjadi tekanan intra cranial– Sering terjadi kenaikan suhu diatas 40oC

Patofisiologi

Penatalaksanaan Manajemen1. Airway• Periksa dan bebaskan jalan nafas dari sumbatan.• Lendir, darah,muntahan, benda asing : lakukan penyedotan dengan suction,

pasang NGT • Posisi kepala dalam posisi netral, tidak miring ke kanan atau ke kiri. • Lakukan intubasi endotrakeal terutama pada pasien GCS ≤ 7 tetapi sebelumnya

harus diyakini tidak ada fractur cervical. • Foto rontgen cervical lateral dapat menjadi pilihan sebelum melakukan tindakan

intubasi. Apabila didapatkan fractur cervical, maka tindakan yang dilakukan adalah tracheostomi.

2.Breathing• Perhatikan gerak napasnya, jika terdapat tanda – tanda sesak segera pasang

oksigen.3. Circulation• Periksa tekanan darah dan denyut nadi. Jika ada tanda – tanda syok segera pasang infuse.

Bila disertai dengan perdarahan yang cukup banyak bisa ditambah dengan tranfusi darah ( whole blood ). Pasang kateter untuk memonitoring balans cairan.

4. Setelah kondisi pasien stabil, Periksa tingkat kesadaran pasien, perhatikan kemungkinan cedera spinal. Adanya cedera/ luka robek atau tembus. Jika ada luka robek, bersihkan lalu di jahit.

5.Foto rontgen tengkorak.• Dilakukan pada posisi AP dan Lateral. 6.CTscan kepala.• Pemeriksaan ini perlu dilakukan pada semua cedera kepala, kecuali pada pasien – pasien

yang asimptomatik tidak perlu dilakukan.7. Observasi

Komplikasi• Infeksi: profilaksis antibiotik diberikan bila ada resiko tinggi infeksi seperti: pada fraktur

tulang terbuka, luka luar dan fraktur basis kranii• o Demam: kenaikan suhu tubuh meningkatkan metabolisme otak dan menambah kerusakan

sekunder, sehingga memperburuk prognosa. Oleh karena itu setiap kenaikan suhu harus diatasi dengan menghilangkan penyebabnya, disamping tindakan menurunkan suhu dengan kompres.

• o Gastrointestinal: pada penderita sering ditemukan gastritis erosi dan lesi gastroduodenal lain, 10-14% diantaranya akan berdarah. Keadaan ini dapat dicegah dengan pemberian antasida atau bersamaan dengan H2 reseptor bloker.

• o Kelainan hematologi: kelainan bisa berupa anemia, trombosiopenia, hipo hiperagregasi trombosit, hiperkoagilasi, DIC. Kelainan tersebut walaupun ada yang bersifat sementara perlu cepat ditanggulangi agar tidak memperparah kondisi pasien.

Prognosis Prognosis pada cedera kepala mengacu pada tingkat keparahan yang dialami.Nilai GCS saat pasien pertama kali datang ke rumah sakit memiliki nilai prognosis yang besar.Nilai GCS antara 3-4 memiliki tingkat mortalitas hingga 85%, sedangkan nilai GCS diatas 12 memiliki nilai mortalitas 5-10%.Gejala-gejala yang muncul pasca trauma juga perlu diperhatikan seperti mudah letih, sakit kepala berat, tidak mampu berkonsentrasi dan irritable.

Daftar Pustaka• Adams RD. Principles of neurology. 6th ed vol.2 New York: McGraw Hill, 1997: 874-901• Andradi S. Simposium cedera kranio serebral, 199• Bisono, Pusponegoro AD; Luka, Trauma, Syok dan Bencana.Dalam : Syamsuhidajat R, Jong WD ed Buku

Ajar Ilmu Bedah, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1997 : 81-91.• Charles W. Van Way III, Charles A, Buerk :Manual Ketrampilan Dasar Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, 1990,

105-110.• Graham DI. Neuropathology of brain injury in neurology and trauma.Philadelphia : WB Sounders, 1996: 53-

90• Jenneth B. management of head ijnury. Philadelphia; FA Davis, 1981• Jong D, Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 3. Jakarta: EGC, 2010• Judson JA. Management of severe and multiple trauma, in TE Oh(ed). Sydney :Butterworth, 1990: 422-426• Kelly DF. General principles of head injury management. New York: McGraw Hill,1996• Marshall SB. Neuroscience and critical care, pathophysiology and management.• Philadelphia: WB Sounders, 1990: 169-213• Reilly P. Pathophysiology and management of severe close injury. London: Chapman & Hall Medical, 1997• Thomson WA. Severe head injury, in TEOH (ed) Sydney: Butterworth, 1990: 427-431•

top related