pertanian pada lahan kering iklim basah
Post on 27-Oct-2015
404 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertanian Lahan Kering merupakan aktifitas pertanian (budidaya tanaman
pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) yang dilakukan di
lahan kering. Lahan kering ini terjadi sebagai akibat dari curah hujan yang sangat
rendah, sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara tinggi dan
kelembabannya rendah. Lahan kering sering dijumpai pada daerah dengan kondisi
antisiklon yang permanen, seperti daerah yang terdapat pada antisiklon tropisme.
Daerah tersebut biasanya ditandai dengan adanya perputaran angin yang
berlawanan arah jarum jam di utara garis khatulistiwa dan perputaran angin yang
searah jarum jam di daerah selatan garis khatulistiwa.
Lahan kering iklim basah (LKIB) yaitu daerah yang memiliki curah hujan
diatas 2500 mm/tahun. Kondisi lahan kering tersebut mengakibatkan sulitnya
membudidayakan berbagai produk pertanian. Faktor primer yang diperlukan
tanaman untuk tumbuh adalah media tanam, air, cahaya, angin, dan nutrisi
tanaman. Semua faktor yang diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik
tersebut terhambat oleh kondisi daerah lahan kering yang memiliki iklim dan
cuaca ekstrim. Untuk mendukung pertanian LKIB yang berkelanjutan, pemerintah
mengeluarkan Prima Tani.
Prima Tani merupakan Program Rintisan Pemasyarakatan Inovasi
Teknologi Pertanian untuk memasyarakatkan inovasi hasil penelitian dan
pengembangan pertanian kepada masyarakat dalam bentuk laboratorium
agribisnis di lokasi yang mudah dilihat dan dikenal masyarakat petani. Tujuan
utamanya adalah untuk mempercepat waktu, meningkatkan kadar dan memperluas
prevalensi adopsi teknologi inovatif yang dihasilkan oleh Badan Litbang
Pertanian. Selain itu, juga untuk menghimpun umpan balik mengenai karakteristik
teknologi tepat-guna spesifik pengguna dan lokasi, yang merupakan informasi
esensial dalam rangka mewujudkan penelitian dan pengembangan berorientasi
kebutuhan pengguna.
1
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
- Mengetahui karakteristik lahan kering iklim basah.
- Mengetahui strategi pemanfaatan lahan kering iklim basah secara
berkelanjutan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Odum (1971) lahan kering adalah bagian dari ekosistem teresterial
yang luasnya relatif luas dibandingkan dengan lahan basah. Kemudian menurut
Hidayat dkk (2000) lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah
digenangi air atau tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Lahan
kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan
menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya mengharapkan dari curah
hujan. Contoh lahan kering berdasarkan iklim terbagi menjadi 2 yaitu :
Lahan kering iklim basah (LKIB) yaitu daerah yang memiliki curah
hujan diatas 2500 mm/tahun.
Lahan kering iklim kering (LKIK) yaitu daerah yang memiliki curah
hujan dibawah 2000 mm/tahun.
Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan lahan kering
antara lain : tingkat kesuburan tanah relatif rendah, mudah tererosi, ketersediaan
air terbatas, topografi umumnya tidak datar.
Adapun solosi untuk lahan kering :
Perlunya pengolahan tanah yang baik.
Pemberian pupuk organik pada lahan kering.
Pembuatan teras, agar permukaan tanah yang miring menjadi bertingkat-
tingkat untuk mengurangi kecepatan air yang meresap kedalam tanah.
Melakukan konservasi secara kultur teknis.
Penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap kekeringan.
Melakukan pola tanam yang efektif.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Lahan kering dataran tinggi di Indonesia menempati luasan yang cukup besar,
yaitu 66,8 juta ha, sehingga mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan
komoditas tanaman (Abdurahman et al., 1999). Lahan kering beriklim basah
merupakan suatu ekosistem yang mempunyai potensi untuk pengembangan
tanaman hortikultura khususnya dan tanaman pangan umumnya (Partohardjono et
al., 1988). Lahan kering mempunyai potensi sangat besar untuk pengembangan
tanaman, akan tetapi untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung yang optimal dibutuhkan input yang relatif tinggi, seperti usaha konservasi
lahan, pengelolaan air, penggunaan varietas unggul yang toleran di lahan kering
dan pemupukan, baik pupuk an organik maupun pupuk organik (Anon, 1992).
Pemanfaatan lahan kering di daerah perbukitan dan pegunungan untuk
pertanian semusim untuk menghasilkan bahan pangan banyak dijumpai dan
dilakukan penduduk yang bermukim di pedesaan. Dengan pemanfaatan lahan
kering di pegunungan dan perbukitan secara terus menerus tanpa memperhatikan
kaidah konservasi akan menyebabkan terjadinya erosi dan penurunan kesuburan
yang berat. Di negara sedang berkembang termasuk Indonesia, kerusakan lahan
ini umumnya bermuara pada merebaknya kemiskinan dan kelaparan. Sedangkan
secara ekologi akan mengganggu keseimbangan ekosistim terjadi penurunan
kekayaan hayati yang berat (Scherr, 2003).
Untuk mengoptimalkan sistem pertanian berkelanjutan dan budidaya tanaman
di daerah berlahan kering beriklim basah para petani harus menggunakan kaidah-
kaidah yang dapat memberikan hasil optimal pada pertaniannya dan juga harus
memperhatikan berbagai aspek yang dapat dilakukan untuk mempertahankan
kondisi lingkungan, seperti:
Perlunya pengolahan tanah yang baik.
Pemberian pupuk organik pada lahan kering.
Pembuatan teras, agar permukaan tanah yang miring menjadi bertingkat-
tingkat untuk mengurangi kecepatan air yang meresap kedalam tanah.
Melakukan konservasi secara kultur teknis.
4
Penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap kekeringan.
Melakukan pola tanam yang efektif.
I. Ruang Lingkup Prima Tani
Prima Tani di Desa Semabi diharapkan mendorong usahatani baik yang
berbasis padi maupun karet. Pada usahatani berbasis padi, diharapkan
produktivitas padi dan mutu beras meningkat, sedangkan keterpaduan dengan
komoditas lainnya seperti sapi, ikan dan sayur-sayuran diharapkan dapat
mendukung peningkatan pendapatan petani. Ruang lingkup Prima Tani di Desa
Semabi meliputi sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi, PRA dan Baseline Survei,
Inovasi Kelembagaan dan Inovasi Teknologi Pertanian.
Pelaksanaan kegiatan Prima Tani telah memberikan dampak perubahan yang
positif dalam dinamika pembangunan pertanian di lokasi Desa Semabi, Kabupaten
Sekadau. Penyelenggaraan kegiatan Prima Tani yang baru berlangsung sejak
tahun 2007 hingga tahun 2009 telah memberikan dasar bagi pengembangan
agribisnis berbasis padi di Desa Semabi. Meskipun demikian diperlukan tindak
lanjut dan sinkronisasi pelaksanaan program pada masa mendatang agar dapat
menciptakan Agro Industrial Pedesaan yang benar-benar optimal dan mandiri di
Desa Semabi. Sebagai apresiasi atas kerja sama dan kerja keras berbagai pihak
dalam implementasi Prima Tani di Desa Semabi perlu kami sampaikan kinerja
keberhasilan penyebaran inovasi teknologi pertanian yang telah dicapai.
Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi
Pertanian (Prima Tani), adalah suatu model atau konsep baru diseminasi teknologi
guna mempercepat penyampaian informasi dan inovasi yang dihasilkan. Kegiatan
Prima Tani pada intinya adalah membangun Laboratorium Agribisnis, yaitu
model percontohan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) berbasis inovasi yang
memadukan sistem inovasi teknologi dan kelembagaan pedesaan. Prima Tani
LKDRIB Kabupaten Sekadau diharapkan mendorong usahatani baik yang
berbasis padi maupun karet. Pada usahatani berbasis padi, diharapkan
produktivitas padi dan mutu beras meningkat, sedangkan keterpaduan dengan
komoditas lainnya seperti sapi, ikan dan sayur-sayuran diharapkan dapat
mendukung peningkatan pendapatan petani. Untuk usahatani berbasis karet
5
diharapkan dapat mendorong peningkatan pendapatan petani melalui perbaikan
sistem usahatani mulai dari pemilihan bibit karet klon unggul, budidaya,
penanganan panen dan pasca panen. Sementara itu keterpaduan dengan komoditas
lainnya seperti pengembangan ternak ayam, babi, ikan serta produk pengolahan
seperti gula aren dan dodol durian diharapkan akan meningkatkan pendapatan
petani. Ruang lingkup kegiatan Prima Tani lahan kering di Kab. Sekadau sebagai
berikut :
A. Sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi
Sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi Prima Tani lahan kering
Kab. Sekadau dilakukan di tingkat Propinsi dan Kabupaten. Kegiatan
ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengadvokasikan program
Prima Tani ke stakeholder dan instansi terkait untuk memperoleh
dukungan dalam mensukseskan program Prima Tani serta menjalin
kerja sama dengan instansi terkait.
B. PRA dan Baseline Survey PRA
Kegiatan PRA dilakukan untuk memahami secara komprehensif
permasalahan di pedesaan melalui partisipasi aktif dari petani atau
masyarakat di lokasi Prima Tani, sebagai dasar penyusunan rancang
bangun laboratorium Lapangan Agribisnis(LLA) di Semabi dan dasar
untuk membuat tahapan kegiatan inovasi teknologi dan kelembagaan
selama 5 tahun. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan
sekunder. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan PRA ini meliputi;
1) pemetaan lokasi, 2) Pembuatan peta transek, 3) pola curah, kalender
musiman, pola tanam dan kegiatan harian petani, 4) Sejarah dan
kecendrungan, 5) Diagram kelembagaan, 6) Identifikasi masalah dan
peluang pengembangan agribisnis, 7) Identifikasi kebutuhan inovasi,
8) Analisis peluang Inovasi, 9) Klarifikasi masalah dan identifikasi
ulang kebutuhan petani, 10) Analisis peluang kegagalan, 11) Analisis
Finansial dan 12) Pemaparan Hasil PRA.
Kegiatan Baseline Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang kondisi awal desa Semabi sebelum dilaksanakan kegiatan
Prima Tani sehingga dapat dijadikan acuan dasar dan sebagai
6
pembanding setelah dilakukan kegiatan Prima Tani. Informasi yang
dikumpulkan melalui baseline survey meliputi kinerja teknologi pada
setiap kegiatan agribisnis, kinerja kelembagaan agriibisnis pada setiap
bidang kegiatan agribisnis dan lembaga pendukung agribisnis, kinerja
hasil pada setiap bidang kegiatan agribisnis, kinerja sistem agribisnis
dan karakteristik rumah tangga petani dan sumber daya yang dimiliki.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bantuan
kuesioner.
C. Inovasi Kelembagaan
Inovasi kelembagaan yang akan dilakukan melalui kegiatan Prima
Tani di Lahan Kering Kab. Sekadau diantaranya :
Penguatan kelompok tani padi, kelompok tani karet dan
kelompok peternak melalui pertemuan kelompok tani secara
berkala.
Pembentukan dan pembinaan gapoktan.
Membentuk Klinik Agribisnis yang berfungsi sebagai sumber
informasi pertanian, lembaga percontohan inovasi pertanian
bagi petani, tempat pelatihan bagi petani, lembaga konsultasi
bagi petani dalam memecahkan berbagai masalah pertanian,
serta sebagai layanan teknologi yang diperlukan petani.
Forum pertemuan penyuluh pertanian pedesaan yang
direncanakan dilaksanakan setiap bulan. Pertemuan ini
bertujuan untuk menjalin komunikasi yang lebih efektif antara
penyuluh dan petani, mendiskusikan permasalahan yang
dihadapi petani dalam usahataninya dan untuk mendapatkan
alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani.
Membentuk lembaga keuangan mikro (LKM) dalam bentuk
Kelompok Usaha Mandiri (KUM) untuk memudahkan akses
petani terhadap lembaga permodalan.
D. Inovasi Pertanian
Implementasi inovasi pertanian yang akan dilakukan melalui
kegiatan Prima Tani di Lahan Kering Kab. Sekadau meliputi :
7
Inovasi teknologi peningkatan produksi karet rakyat melalui
sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait, penyuluhan
mengenai teknik budidaya, penyadapan, pengolahan hasil serta
pemasaran hasil produksi.
Inovasi teknologi budidaya padi melalui kegiatan PTT padi
yang meliputi; penggunaan varietas unggul yang cocok untuk
lokasi setempat, pengembalian sisa tanaman (jerami) dan
pemberian pupuk kandang, pemupukan organik sesuai dengan
rekomendasi, perbaikan tata air, pengendalian hama penyakit
utama pada tanaman padi dan penanganan panen dan pasca
panen secara tepat dengan introduksi alat mesin pertanian
untuk meningkatkan mutu hasil beras.
Inovasi teknologi pengembangan ternak sapi bali melalui
integrasi tanaman dengan ternak, introduksi hijauan makanan
ternak (HMT), formulasi pakan ternak induk dan ternak
potong, perbaikan kandang dengan sistem kandang kelompok,
teknologi pengendalian penyakit ternak, teknologi pembuatan
biogas sederhana, serta pembuatan pupuk organik.
Inovasi teknologi pemanfaatan lahan pekarangan melalui
budidaya tanaman sayuran, budidaya ternak ayam buras dan
pembuatan kolam ikan.
II. Kinerja Penyebarluasan Inovasi Pertanian
Jenis teknologi yang diintroduksikan dalam pelaksanaan Prima Tani di
LKDRIB Kabupaten sekadau sesuai dengan sumberdaya dan komoditas unggulan
yang esksis di lokasi Prima Tani. Maka jenis teknologi yang diintroduksi
mendukung pengembagan komoditas unggulan yaitu komoditas karet, padi dan
ternak sapi.
Teknologi inovasi unggulan Badan Litbang Pertanian yang diharapkan dapat
diadopsi oleh petani antara lain : Teknologi PTT Padi, teknologi Integrasi
Tanaman Ternak Sapi, Integrasi Tanaman dengan Ternak Ayam Buras, Integrasi
Tanaman, Ternak dan Ikan, Teknologi Varietas dan Klon Unggul, Teknologi
8
varietas sayuran unggul, Teknologi budidaya sayuran, Teknologi Budidaya
Ternak Sapi, Teknologi Budidaya Ternak Ayam Buras, Teknologi Pengolahan
Karet, Teknologi Pengolahan Pakan Ternak dan Ikan, Teknologi Perkawinan
Ternak Sapi, Ayam Buras dan Ikan, Prototipe Alsintan, Peta Karakterisasi Lahan,
Teknologi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit pada tanaman, ternak, ikan
dan tanaman karet, Teknologi pengolahan hasil pertanian dan perkebunan,
teknologi pengembangan kelembagaan pertanian (Gapoktan), dan pengembangan
pemasaran hasil pertanian Inovasi teknologi peningkatan produksi karet rakyat
melalui sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait, penyuluhan mengenai
teknik budidaya, penyadapan, pengolahan hasil serta pemasaran hasil produksi.
Rekomendasi pemupukan untuk tanaman karet digolongkan pada tanaman yang
belum menghasilkan dan tanaman yang sudah menghasilkan.
Inovasi teknologi budidaya padi melalui kegiatan PTT padi yang meliputi;
penggunaan varietas unggul yang cocok untuk lokasi setempat, pengembalian sisa
tanaman (jerami) dan pemberian pupuk kandang, pemupukan organik sesuai
dengan rekomendasi, perbaikan tata air, pengendalian hama penyakit utama pada
tanaman padi dan penanganan panen dan pasca panen secara tepat dengan
introduksi alat mesin pertanian untuk meningkatkan mutu hasil beras.
Berdasarkan kajian sumberdaya lahan yang telah dilakukan, peningkatan
produktivitas lahan bisa dicapai dengan pemberian kebutuhan pupuk berimbang,
penyusunan pola tanam yang tepat, jadwal tanam dengan mempertimbangkan
resiko kegagalan panen akibat cekaman air, dan pemberian air irigasi. Usahatani
dengan pola tanam: padi-padi-jagung, rekomendasi teknologi aplikatif yang
disarankan adalah:
9
Tabel 1. Rekomendasi Pemupukan
Awal masa tanam optimum padi musim tanam I antara tanggal 1-10 Oktober.
Awal masa tanam optimum padi musim tanam II antara tanggal 10-20 Februari.
Awal masa tanam optimum jagung musim tanam III tanggal 20-30 Juni.
Untuk kegiatan Musim Tanam Gadu 2009 telah dilakukan introduksi varietas
unggul yang merupakan salah satu komponen penerapan PTT Padi. Varietas yang
diintroduksi adalah varietas Mekongga, varietas Mendawak dan varietas Indragiri.
Ketiga varietas tersebut tergolong benih penjenis atau BS (Breeder Seed) dengan
demikian diharapkan dapat menambah produktivitas lahan pertanian di Desa
Semabi melalui keunggulan genetic yang dimiliki varietas unggul tersebut.
Pemilihan varietas tersebut berdasarkan hasil uji coba pada tahun 2007 dan 2008
melalui partisipasi aktif petani setempat. Inovasi teknologi pengembangan ternak
sapi bali melalui integrasi tanaman dengan ternak, introduksi hijauan makanan
ternak (HMT), formulasi pakan ternak induk dan ternak potong, perbaikan
kandang dengan sistem kandang kelompok, teknologi pengendalian penyakit
ternak, teknologi pembuatan biogas sederhana, serta pembuatan pupuk organik.
Inovasi teknologi pemanfaatan lahan pekarangan melalui budidaya tanaman
sayuran, ternak ayam buras dan karamba jaring.
Inovasi kelembagaan yang akan dilakukan melalui kegiatan Prima Tani di
Lahan Kering Kab. Sekadau diantaranya :
Penguatan kelompok tani padi, kelompok tani karet dan kelompok
peternak melalui pertemuan kelompok tani secara berkala.
Pembentukan dan pembinaan gapoktan.
Membentuk Klinik Agribisnis yang berfungsi sebagai sumber informasi
pertanian, lembaga percontohan inovasi pertanian bagi petani, tempat
pelatihan bagi petani, lembaga konsultasi bagi petani dalam memecahkan
berbagai masalah pertanian, serta sebagai layanan teknologi yang
diperlukan petani.
Forum pertemuan penyuluh pertanian pedesaan. Pertemuan ini bertujuan
untuk menjalin komunikasi yang lebih efektif antara penyuluh dan petani,
mendiskusikan permasalahan yang dihadapi petani dalam usahataninya
10
dan untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh
petani.
Membentuk lembaga keuangan mikro (LKM) dalam bentuk Kelompok
Usaha Mandiri (KUM) sebagai dasar untuk membentuk badan hukum
koperasi sehingga memudahkan akses petani terhadap lembaga
permodalan.
III. Kontribusi Inovasi Pertanian Dalam Pembangunan Pertanian
Wilayah
Pada awal palaksanaan Prima Tani, petani di Desa Semabi sebagian besar
menanam padi dengan pola 1 kali setahun dengan menggunakan padi lokal.
Setelah dikembagkan LLA di Desa Semabi, maka penduduk desa mulai merubah
pola tanam menjadi 2 kali setahun. Terutama untuk masyarakat dengan etnis
Dayak yang umumnya menanam varietas lokal sekali setahun, sekarang telah
menanam 2 kali setahun dengan menggunakan varietas unggul. Pada musim gadu
2009 telah dilakukan penanaman padi oleh petani dengan menggunakan varietas
unggul Ciherang, Mendawak dan Mekongga. Ketiga jenis bibit padi unggul ini
merupakan komponen teknologi PTT padi yang diintroduksikan oleh Prima Tani
Sekadau. Pada awalnya benih yang digunakan berasal dari pengembangan benih
yang ditanam pada areal percontohan tanaman padi pada tahun 2008. Pilihan
petani pada varietas Ciherang disebabkan petani pernah menanam dengan hasil
yang memuaskan, mudah dijual dan sesuai selera petani. Varietas Mekongga dan
Mendawak ditanam petani karena memiliki pertumbuhan seperti padi local yang
sudah lama dikenali oleh petani. Selain itu hasil varietas mekongga dan
mendawak di tingkat petani tanpa menggunakan pupuk dapat menghasilkan panen
lebih dari 3 ton per hektar, sehingga memberikan harapan untuk dapat dijual ke
kota oleh petani di lokasi Prima Tani. Selain itu varietas mendawak dan
mekongga dirasakan lebih tahan serangan hama dan penyakit dibandingkan
ciherang.
Untuk musim gadu 2009 ini terjadi peningkatan areal tanam yang
signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 20 – 30 hektar meningkat
menjadi 105 hektar. Pada luasan areal tersebut ditanam varietas unggul ciherang,
11
mendawak dan mekongga dengan proporsi masing-masing yang sebanding antar
varietas (sekitar 33,33%). Dengan demikian selain peningkatan areal tanam pada
musim gadu, juga terjadi peningkatan penggunaan benih unggul oleh petani di
Desa Semabi. Peningkatan produksi padi sebagai akibat peningkatan areal tanam
di tahun 2009 ini secara kualitatif ditunjukkan dengan rencana penduduk Desa
Semabi untuk mengundang Bupati Kabupaten Sekadau untuk melaksanakan
kegiatan panen raya di Desa Semabi.
Produksi padi secara signifikan juga terjadi peningkatan, yaitu dari 1,5 – 2
ton per hektar menjadi 3 – 4,5 ton perhektar dengan penerapan PTT padi di Desa
Semabi, Kabupaten Sekadau. Dengan demikian terjadi peningkatan produksi
sebesar 2,5 ton perhektar atau sebesar 125 %. Peningkatan produksi padi
perhektar dan peningkatan areal tanam dalam satu tahun di Desa semabi secara
langsung meningkatkan produktivitas lahan sawah petani di Desa Semabi.
Pelaksanaan Prima Tani di Kabupaten Sekadau telah mendorong pengembangan
usahatani di Desa Semabi melalui peningkatan produksi padi. Keadaan ini
dibuktikan dengan adanya keinginan petani untuk membuat kios pemasaran hasil
produksi mereka di Kota Sekadau. Petani telah melakukan koordinasi dengan
pihak terkait untuk menindaklanjuti harapan petani tersebut.
Untuk Pengembangan komoditas karet, terjadi perbaikan genetik karet
rakyat dengan penggunaan klon karet unggul untuk mengganti karet lokal yang
masih dipertahankan petani. Penggunaan klon karet unggul masih dalam masa
pertumbuhan dan akan mulai berproduksi 3-4 tahun ke depan. Untuk saat ini
produksi karet masih mengandalkan tanaman karet rakyat yang sudah tua.
Diharapklan penggunaan klon unggul akan meningkatkan produksi karet di Desa
Semabi.
Untuk ternak sapi bali, teknologi pemeliharan ternak sapi melalui
dukungan perkandangan ternak sapi, hijauan makanan ternak unggul, pemberian
pakan tambahan dan supplemen pakan diharapkan dapat meningkatan efisiensi
produksi ternak sapi di Desa Semabi.
Kerja sama dengan Pemda Kabupaten Sekadau telah terjalin melalui
penerapan rekomendasi yang dihasilkan pada penyusunan rancang bangun Prima
12
tani Desa Semabi, seperti perbaikan saluran irigasi, pembuatan jalan usaha tani,
pengadaan alat mesin pertanian dan sebagainya.
13
BAB V
KESIMPULAN
Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi
Pertanian (Prima Tani), adalah suatu model atau konsep baru diseminasi teknologi
guna mempercepat penyampaian informasi dan inovasi yang dihasilkan. Ruang
lingkup kegiatan Prima Tani lahan kering di Kab. Sekadau meliputi sosialisasi,
advokasi dan sinkronisasi, PRA dan Baseline Survei, Inovasi Kelembagaan dan
Inovasi Teknologi Pertanian.
Jenis teknologi yang diintroduksikan dalam pelaksanaan Prima Tani di
LKDRIB Kabupaten sekadau sesuai dengan sumberdaya dan komoditas unggulan
yang esksis di lokasi Prima Tani. Maka jenis teknologi yang diintroduksi
mendukung pengembagan komoditas unggulan yaitu komoditas karet, padi dan
ternak sapi.
Kontribusi inovasi pertanian dalam pembangunan pertanian untuk
pengembangan komoditas padi, terjadi perbaikan pola tanam yang biasanya
melakukan pola 1 kali setahun kini berubah menjadi 2 kali setahun dan
penggunaan varietas unggul. Untuk Pengembangan komoditas karet, terjadi
perbaikan genetik karet rakyat dengan penggunaan klon karet unggul untuk
mengganti karet lokal yang masih dipertahankan petani. Untuk ternak sapi bali,
teknologi pemeliharan ternak sapi melalui dukungan perkandangan ternak sapi,
hijauan makanan ternak unggul, pemberian pakan tambahan dan supplemen pakan
diharapkan dapat meningkatan efisiensi produksi ternak sapi di Desa Semabi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Afrizon. 2009. Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kering (diakses online:
http://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/04/12/pengelolaan-
agroekosistem-lahan-kering/ tanggal 8 September 2013)
Bagus Aribawa, Ida. 2012. ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI
LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian: Bali. (diakses online:
http://pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/ADAPTASI-
BEBERAPA-VARIETAS-JAGUNG-DI-LAHAN-KERING-DATARAN-
TINGGI-BERIKLIM-BASAH.pdf pada tanggal 8 September 2013)
L. M Gufroni, Ar, dll. 2009. PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN
RENDAH IKLIM BASAH DI KABUPATEN SEKADAU KALIMANTAN
BARAT. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN: Kalimantan
Barat. (diakses online: http://www.slideshare.net/gufroni/succes-story-
transfer-prima-tani pada tanggal 8 September 2013)
15
top related