pemeriksaan lab dan penunjang limfoma non hodgkin
Post on 01-Nov-2015
54 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI LIMFOMA HODGKIN
Susunan histopatologik penyakit Hodgkin bersifat khas, dimana sel ganas (sel R-S) merupakan minoritas, latar belakang sekelilingnya adalah sel sel inflamasi yang bersifat non neoplastic, terdiri atas limfosit, eosinophil, sel plasma, dan histiosit.
Sel R-S merupakan sel ganas yang diperkirakan berasal dari early lymphoid cell atau histiosit. Penelitian terakhir dengan melihat rearrangement gen immunoglobulin sel R-S bersifat B lymphoid lineage.
Ada yang mengatakan bahwa sel R-S berasal dari germinal center.
Analisis PCR menunjukkan bahwa sel reed Sternberg berasal dari folikel sel B yang mengalami gangguan struktur pada immunoglobulin. Sel ini juga mengandung suatu factor transkripsi inti sel (NFAB) kedua hal tersebut menyebabkan gangguan apoptosis
Penyakit Hodgkin disusun dalam suatu setting yang terdiri atas sel ganas R-S yang dikelilingi oleh sel radang pleomorf. Perbandingan komposisi sel ganas dengan sel radang bergantung pada derajat respon immunologic penderita.
Orang yang imunologik nya baik: memberikan respon sel radang yang kuat sehingga sel-sel limfosit lebih dominan disbanding sel R-S
Orang yang status imunologik yang rendah sel-sel limfosit tidak begitu banyak.
Penyakit Hodgkin pada awalnya terlokalisasi pada suatu region KGB primer kemudian menyebar melalui aliran limfe.
PEMERIKSAAN LAB DAN PENUNJANG LIMFOMA NON HODGKIN
1. Anamnesis
Umum:
Pembesaran KGB dan malaose umum
BB turun 10% dalam waktu 6 bulan
Demam tinggi 38c 1 minggu tanpa ada sebab
Keringat malam
Keluhan anemia
Keluhan organ (mis: lambung, nasofaring)
Penggunaan obat (diphantoine)
Khusus:
Penyakit autoimun (SLE, reuma)
Kelainan darah
Penyakit infeksi
2. Pemeriksaan fisik
Pembesaran KGB
Kelainan/pembesaran organ
Performance status
3. Pemeriksaan diagnostic
a. Labor
Rutin:
Hematologi: Darah perifer lengkap (DPL) dan gambaran darah tepi (GDT)
Urinalisis: urin lengkap
Kimia klinik:
SGOT, SGPT, LDH, protein total, albumin, asam urat
Alkali fosfatase
Gula darah puasa dan 2 jam pp
Elektrolit: K, Cl, Ca, P
Khusus:
Gamma GT
Cholinesterase (CHE)
LDH/fraksi
Serum protein elektroforesis
Imuno elektroforase
Tes coomb
M2 mikroglobulin
b. Biopsi Dilakukan hanya 1 kelenjar yang paling representative superfisial dan perifer. Jika terdapat kelenjar Perifer/superfisial yang representative maka tidak perlu biopsy intra abdominal/torakal
Specimen kelj. Diperiksa
Rutin:
Histopatologi: working formulation
Khusus:
Immunoglobulin permukaan dan histokimia
Diagnosis ditegakkanberdasarkan histopatologi dan sitology. FNAB dilakukan atas indikasi tertentu.
c. Aspirasi SST (BMP) dan biopsy SST dari 2 sisi spina iliaca dengan hasil specimen sepanjang 2cm
d. Radiologi
Rutin: thoraks foto PA dan CT scan seluruh abdomen (atas dan bawah)
Khusus: CT scan toraks, USG abdomen dan limfografi
e. Immunofenotyping CD 20 dan CD 3
Pemeriksaan lain dalam diagnostik:
1. Pemeriksaan penanda imunologik
Untuk melihat ekspresi antigen pada permukaan sel. Penting untuk menentukan jenis sel B atau T serta tingkat perkembangannya.
2. Pemeriksaan kromosom (sitogenetik)Untuk menentukan prognosis. Kelainan yang khas dijumpai pada bentruk tertentu. Contoh:
Burkitts lymphoma t (8,11)
Follicular lymphoma t (14,8)
Mantle cell lymphoma t (11,14) Anaplastic large cell lymphoma t (2,5)
3. Pemeriksaan biologi molecularUntuk menentukan rearrangement immunoglobulin genes pada LNH sel B dan rearrangement T cell receptor genes pada LNH sel T
4. LDH (lactac dehydrogenase)
Sering meningkat pada LNH dengan proliferasi sel cepat dan penyakit yang luas/
top related