orientasi lokasi (location orientation) lokasi absolut dan ...mahasiswa mampu menentukan lokasi...
Post on 10-Sep-2020
30 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MODUL 1
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu
menentukan lokasi
secara absolut dan relatif
2. Mahasiswa mampu
menentukan lokasi
absolut dan relatif di
lapangan
3. Mahasiswa mampu
menentukan lokasi
absolut dan relatif
dengan teknologi
geospatial
KETRAMPILAN SPATIAL
Mahasiswa memiliki ketrampilan
mecari lokasi absolut dan relatif
menggunakan peta, citra, GPS,
Googlemaps (teknologi
Geostial) dan di lapangan.
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
LANGKAH KERJA
LOKASI
LOKASI
Lokasi merupakan element penting dalam studi geografi, sebab
elemen ini yang membedakan informasi geografis dari semua jenis
informasi lainnya. Tanpa lokasi, data disebut sebagai non-spasial dan
akan memiliki nilai kecil dalam GIS. Lokasi, dengan demikian, menjadi
dasar bagi banyak manfaat SIG: kemampuan memetakan, kemampuan
untuk mengukur jarak dan kemampuan untuk mengikat berbagai jenis
informasi bersama karena mereka merujuk ke tempat yang sama
(Longley et al., 2001).
Pengetahuan tentang lokasi merupakan hal yang sangat
mendasar dalam studi peta. Seorang geograf dalam menganalisa suatu
wilayah selalu merujuk pada posisi suatu fenomena, baik berupa
keberadaan secara individual, distribusinya secara keruangan, maupun
trend yang terjadi dari waktu ke waktu. Pengetahuan tentang posisi pada
peta menjadi penting karena pada peta permukaan direpresentasikan
dalam bidang datar, sedangkan ketinggian permukaan bumi sangat
bervariasi.
Orientasi Lokasi (Location Orientation)
Lokasi absolut dan Relatif
Kerjakanlah Soal Latihan
Bacalah Materi
Pahamilah Ketrampilan yang akan
di Ukur
Bacalah Tujuan
Pembelajaran
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
2
GEO
Berdasarkan kajian tersebut dapat digambarkan dalam berbagai
bentuk posisi dari berbagai skala. Hal ini dimaksudkan bahwa tinjauan
lokasi secara absolut dinyatakan dalam bentuk koordinat x dan y pada
suatu wilayah. Berikut ini contoh penggunaan posisi untuk menunjukaan
pusat pemerintahan di Kota Malang yaitu pada landmark Tugu Kota
Malang. Pernyataan posisi dinyatakan dalam berbagai skala wilayah
dengan cakupan luas yang berbeda. Berikut ini contoh dari ilustrasi posisi
absolut suatu wilayah berdasarkan titik koordinat.
. Gambar 4. Penyajian posisi pada skala besar
N
135º
11 m
A
B
Posisi B dari A :
N 135º E, 11 m
A
B
9240000
9240010
910000 910010
Posisi A :
(910000, 9240010)
Posisi B : (910007.5, 9240002)
Gambar 1. Posisi horizontal ; (a) absolut dan (b) Relatif
(b) (a)
sumber: www.googlemaps.com
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
3
GEO
Berdasarkan hasil penyajian gambar 2 dan gambar 3, bahwa penyajian
posisi secara absolut tidak mengalami perubahan dari nilai koordinat dari
skala besar sampai skala kecil. Posisi tersebut dinyatakan dalam bentuk
posisi yang pasti dan dapat dibuktikan dengan teknologi geospasial yaitu
Global Position System (GPS). Namun jika ditinjauan berdasarkan
letak/posisi relatif maka dimensi skala memiliki peranan yang penting.
Hal ini disebabkan bahwa dengan perubahan skala maka akan
mempengaruhi cakupan/liputan suatu wilayah yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada kedetilan informasi yang disajikan.
Namun lokasi akan dapat berubah jika lokasi yang digunakan
adalah letak relatif. Letak relatif
merupakan letak suatu wilayah yang
didasarkan oleh orientasi sebuah objek.
Letak ini tidak secara langsung
menyebutkan posisi, namun posisi
tersebut diukur berdasarkan parameter
misalnya arah, jarak tempuh, waktu, dan
berbagai parameter lainnya. Berikut ini
contoh letak relatif Kota Malang jika kita
berada di Kota Surabaya, yaitu 200o dari
Kota Surabaya ke arah Selatan.
200o
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
4
GEO
2. JARAK
Jarak merupakan implementasi dari faktor skala pada peta. Jarak
dapat dibedakan menjadi dua yaitu jarak sebenarnya dan jarak relatif.
Jarak sebenarnya jika suatu objek dipeta di ukur secara lurus dengan
lokasi kita berada. Jarak relatif terkait dengan keterjangkauan objek
tersebut dapat dijangkau. Perhatikan contoh gambar berikut ini..
Keterangan:
Jarak Absolut
Jarak Relatif
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
5
GEO
berdasarkan gambar 6 tersebut dapat diketahui bahwa jarak antara
terminal Arjosari ke Alun-alun Kota Batu secara absolut 16 km. Namun
berdasarkan jarak relatif dapat dijangkau dari beberapa rute yaitu lewat
Karanglo Singosari atau lewat Kota Malang
SOAL LATIHAN
1. Berdasarkan peta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), provinsi manakah dikatakan sebagai provinsi termuda yang
ke-34.
Jawab: _________________________________________________________
2. Apakah nama Ibu Kota Provinsi Tersebut?
Jawab:
________________________________________________________________
3. Berapakah letak Absolut Ibu Kota Provinsi Tersebut?
Jawab: _________________________________________________________
4. Berapakah Jarak Relatif Ibu Kota Provinsi ke-34 Indonesia dari Ibu Kota
Jakarta?
Jawab: _________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
5. Berapakah jarak absolut Jakarta ke Ibu Kota Provinsi Ke-34 Indonesia?
Berapakah waktu tempuh jika menggunakan pesawat jika kecepatan
rata-rata 900 Km/Jam?
Jawab: _________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
Alat & Bahan:
Alat:
1. Penggaris
2. Busur
3. Bolpoint
4. Pensil
Bahan:
1. Peta Administrasi
NKRI
2. Modul
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
6
GEO
________________________________________________________________
________________________________________________________________
6. Berdasarkan letak geografisnya Indonesia terletak antara
_________________Benua yaitu ____________________________________
Dan terletak antara __________________Samudera yaitu
________________________________________________________________
7. Berdasarkan letak administrasi negara Indonesia berbatasan dengan
Negara mana saja?
Jawab:_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
MODUL 2
TUJUAN
Mahasiswa mampu menentukan
batasan ruang sebagai orientasi
dalam melakukan analisis spasial
SPATIAL LIFE SKILL
Terbangunnya kesadaran
spatial, dalam menganalisis
fenomena geosfer dengan
menggunakan teknologi
informasi geospatial spasial
sebagai orientasi dalam
menyelesaikan permaalahan
dalam kehidupan
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
LANGKAH KERJA
BATASAN RUANG
RUANG
Ruang merupakan elemen dasar dalam proses pembelajaran
geografi. Konsep ruang telah dikaji sejak tahun 1950-1960 di Amerika
Serikat sebagai bentuk pendekatan ilmiah baru dalam pembelajaran
geografi yaitu keruangan. Selanjutnya Sandra K. Et. all., (2015),
menegaskan bahwa ruang adalah sebagai kunci pengorganisasian
disiplin keilmuan geografi. Selanjutnya Yunus, (2008) menjelaskan
konsep ruang yaitu bagian tertentu dari permukaan bumi yang mampu
mengakomodasikan berbagai bentuk kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Ini berarti bahwa ruang merupakan kunci yang
digunakan seorang geograf dalam menganalisis fenomena geosfer.
Konsep ruang tersebut dalam ilmu geografi diformulasikan dalam
sebuah pendekatan yaitu pendekatan keruangan (Spatial Approach).
Pendekatan spasial merupakan pendekatan utama dalam geografi selain
dua pendekatan lainnya yaitu pendekatan lingkungan, dan kompleks
wilayah. Menurut Yunus (2008), pendekatan keruangan adalah suatu
metode untuk memahami gejala tertentu agar mempunyai pengetahuan
yang lebih mendalam melalui media ruang yang dalam hal ini variabel
ruang mendapat posisi utama setiap analisis. Selanjutnya Goodall (1987)
mengemukan bahwa pendekatan keruangan diartikan sebagai suatu
metode analisis yang menekankan pada variabel ruang.
Karakteristik ruang dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik.
Menurut Thrift (2009), ruang dibedakan menjadi 4 yaitu 1) Emperical
Orientasi Ruang (Spatial Orientation)
Penentuan Batas Ruang
Kerjakanlah Soal Latihan
Bacalah Materi
Pahamilah Ketrampilan yang akan
di Ukur
Bacalah Tujuan
Pembelajaran
Gambar 1. Ilustrasi Penentuan Batas Ruang Pada Sebuah Rumah
Penjelasan Gambar 1.
1. Rumah tempat tinggal di ibaratkan
sebuah ruang.
2. Bagian rumah terdiri atas 3 bagian
ruang utama yaitu RUANG TAMU,
KELUARGA, DAN DAPUR
3. Jika terjadi sebuah fenomena dalam
salah satu ruang, saudara bisa
menentukan posisi/lokasi pada
ruang tersebut. Misalnya ada
diruang keluarga pada bagian
pojok kanan atau pada titik x,y
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
2
GEO
countruction, 2) Flow Space, 3) Image Space, dan 4) Place and Space.
Yunus, (2008) membedakan ruang menjadi dua yaitu ruang absolut dan
relatif. Ruang absolut adalah ruang riil yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung dipermukaan bumi. Misalnya fenomena
Banjir ataupun tanah longsor yang secara langsung dapat di amati. Ruang
relatif yaitu konsep ruang yang diciptakan oleh manusia yang bersifat
persepsual dan tidak kasad mata.
Berdasarkan dua pendapat tersebut ruang secara garis besar dapat
dibedakan dalam beberapa kriteria yaitu 1) ruang dapat bersifat alami
maupun buatan, 2) ruang memiliki struktur, 3) ruang memiliki dinamika
ruang dari yang sederhana sampai kompleks, dan 4) ruang memiliki
dimensi 1, 2, 3, atau 4.
Berdasarkan kajian tersebut dalam geografi ruang digunakan sebagai
dasar dalam melakukan analisis. Untuk itu sangat diperlukan dalam
melakukan batasan ruang sebagai satuan maupun unit analisis. Sebagai
contoh bentuk pendiskripsian batas ruang dapat dilihat pada penjelasan
berikut ini.
1. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah suatu kawasan yang dibatasi
oleh titik-titik tinggi di mana air yang berasal dari air hujan yang jatuh,
terkumpul dalam kawasan tersebut. Untuk menentukan batasan ruang
dalam DAS sebagai satuan analisis maka dapat dilakukan dengan cara
membuat strukturisasi DAS secara hirarki maupun membagi ruang DAS
berdasarkan kriteria morfologi yaitu Daerah Hulu, Tengah, dan Hilir.
Pemilihan ruang sebagai satuan analisis tersebut ditentukan berdasarkan
karakteristik fenomena yang terjadi. Berikut ini diagram penentuan
struktur ruang dalam DAS.
Gambar 2. Ilustrasi Ruang Pada DAS
DAS
SUB DAS
SUB-SUB DAS 1
SUB-SUB DAS 2
ZONE/TEMPAT
HULU
TENGAH
HILIR
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
3
GEO
Berdasarkan uraian struktur di atas dapat dicontohkan dalam visualisasi
gambar pembagian ruang DAS berdasarkan zone/tempat sebagaimana
gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Pembagian Struktur ruang pada DAS
2. Batasan Ruang Berdasarkan Batasan Administrasi
Batasan ruang yang mendasarkan pada batasan administrasi dapat
bervariasi dari reald world sampai pada Desa/Keluarahan. Contoh
batasan ruang dan satuan analisisnya secara administrasi adalah sebagai
berikut.
Skala Nasional
Skala Regional
Skala Global
Reald World
Benua Negara
Kawasan Negara
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
4
GEO
Gambar 4. Contoh ruang administrasi sebagai satuan ruang analisis
Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
Negara Benua Global
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
5
GEO
Gambar 5. Struktur Ruang Berdasarkan Adminsitrasi
3. Representasi ruang berdasarkan bentuklahan
Bentuklahan dalam studi geografi digunakan sering digunakan sebagai
satuan analisis yang umumnya digunakan untuk mengkaji aspek fisik.
Berdasarkan bentuklahan representasi ruang disajikan berdasarkan
jenis-jenis bentuklahan. Satuan ruang analisis ini dapat dikembangkan
pada ruang yang lenih kompleks lagi dengan menurunkan menjadi satuan
medan atau map unit analisis. Adapun representasi ruang beradsarkan
bentuklahan dapat disajikan dapat dillihat pada gambar berikut ini.
Bentuklahan
Struktural
Horst
Graben
Karst ...dst
Vulkanik
Lereng Bawah
Bagian Atas
Bagian Tengah
Bagian Bawah
Lereng Tengah
Lereng Atas
Bentang Alam
Gambar 6. Representasi Ruanng Berdasarkan Bentuklahan
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
6
GEO
4. Batasan Ruang Berdasarkan Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat dipermukaan bumi memeliki variasi. Setiap ketinggian
tempat tertentu memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut ini contoh
penentuan batasan beradasarkan ketinggian, misalnya dalam rangka
membedakan jenis vegetasi.
Gambar 7. Representasi ruang berdasarkan ketinggian tempat
5. Batasan Ruang Berdasarkan Garis Lintang dan Bujur
Garis lintang an bujur secara astronomis memiliki pengaruh terhadap
kondisi suatu negara. Hal ini dipengaruhi oleh gerak semu matahari yang
menyebabkan setiap wilayah secara global memiliki kondisi alam, sosial,
ekonomi, dan budaya yang berbeda. Adapuncontoh representasi ruang
dari prespektif letak lintang dan bujur.
Gambar 8. Representasi ruang berdasarkan letak lintang dan bujur
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
7
GEO
SOAL LATIHAN
Pertanyaan:
1. Di manakah lokasi, danau todano tersebut?
2. Untuk menganalisis fenomena tersebut, batasan ruang apakah
yang digunakan sebagai orientasi?
3. Mengapa batasan ruang tersebut yang saudara pilih?
4. Secara spesifik, batasan ruang yang saudara pilih dapatkah
dibedakan atas sub ruang lagi? Jika dapat bualah sebuah bagan
yang menggambarkan konsep spasial yang saudara maksud?
5. Bagaimanakah karakteristik permasalahan, dari satuan-satuan
ruang tersebut?
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
8
GEO
6. Bagaimanakah cara menyelesaikan kasus pendangkalan Danau
Tondano secara terpadu antara ruang dilakukan, menurut
saudara?
TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
MODUL 3
TUJUAN
1. Mahasiswa secara
konseptual skala
2. Mahasiswa mampu
memahami dampak
skala terhadap ruang
3. Mahasiswa mampu
menyajikan informasi
geospatial berdasarkan
aspek ruang
4. Mahasiswa mampu
menganalisis fenomena
geosfer berdasarkan
aspek keruangan
SPATIAL LIFE SKILL
Mahasiswa dapat mengitung,
mencari, dan menentukan skala
secara manual maupun secara
digital dengan Sistem Informasi
Geografi (SIG) dan
menerapkannya dalam
kehidupan
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
LANGKAH KERJA
BATASAN RUANG
SKALA
Skala peta dapat diartikan sebagai jarak perbandingan antara
dua titik sembarang dipeta dengan jarak horizontal antara dua titik
tersebut di lapangan/permukaan bumi. Menurut UU No 4 tahun 2011
tentang informasi geospatial Skala adalah angka perbandingan antara
jarak dalam suatu Informasi Geospatial (IG) dengan jarak sebenarnya di
muka bumi. Skala biasanya terdapat dalam sebuah peta ataupun citra
satelit.
Peta merupakan alat representasi/gambaran unsur-unsur atau
kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi,
atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil/diskalakan (ICA, 1973). Tujuan digunakannya peta untuk
mempresentasikan informasi permukaan bumi yaitu karen keterbatasan
manusia untuk melihat gambarn permukaan bumi yang kompleks secara
menyeluruh. Oleh karen itu peta dibuat harus memenuhi syarat khusus
karena peta berfungsi sebagai alat komunikasi.
Penyajian skala pada sebuah peta digambarkan dalam berbagai
bentuk yaitu dalam bentuk Skala angka/skala pecahan, kalimat, dan garis.
Satuan skala yang sering digunakan dalam peta meliputi Cm, Mile, Feet
dan Km. Berikut ini contoh penggambaran skala pada sebuah peta.
ORIENTASI SKALA (SCALE ORIENTATION)
PENGARUH SKALA TERHADAP RUANG
Kerjakanlah Soal Latihan
Bacalah Materi
Pahamilah Ketrampilan yang akan
di Ukur
Bacalah Tujuan
Pembelajaran
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
2
GEO
PENGGUNAAN SKALA
Skala dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Salah satu kegunaan skala
adalah untuk mengetahui perbandingan jarak di peta dengan jarak
sebenarnya di lapangan. Berikut ini contoh penggunaan skala untuk
mengetahui jarak sebenarnya di lapangan.
Se;ain itu fungsi skala dapat digunakan untuk berbagai kepentingan
misalnya untuk mengetahui jarak, luas, volume, dan contur interval.
Gambar 1. Bentuk penyajian skala garis dengan berbagai satuan
Skala
1:25.000
4,7
cm
Skala 1 cm = 25.000 cm/250 m
Jika diketahui jarak 4,7 cm x 250
meter maka jaraknya = 1.175 m
atau 1 ,175 Km.
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
3
GEO
HUBUNGAN SKALA DENGAN INFORMASI SPATIAL
Skala eratkaitannya dengan informasi spatial. Hal ini membuktikan bahwa
skala yang tertulis dalam sebuah peta ataupun gambar mencerminkan
tingkat kedetilan informasi objek yang digambarkan. Misalnya Skala
1:100.000 dan skala 1:10.000, maka dari dua skala tersebut memiliki
perbedaan kedetailan informasi. Skala 1:100.000 akan memiliki cakupan
yang luas, objek yang banyak, namun kurang detil. Berbeda dengan skala
1:10.000, pada skala ini cakupan lebih sempit namun informasi objek
lebih detil. Ilustrasi ini dapat kita lihat pada proses pemotretan yang
menggunakan focal length (Panjang fokus).
Sumber: www.pricebook.co.id
Perhatikan gambar 3 diatas pada no 1 sampai 6, coba anda amati apa
perbedaan gambar tersebut. Gambar tersebut secara tidak langsung
menggabarkan hubungan skala dengan informasi spasial yang di
ilustrasikan melalui panjang fokus kamera yang digunakan. Gambar pada
no 1 memiliki skala lebih kecil jika dibanding dengan gambar no 6 yang
memiliki skala lebih besar. Gambaran lain dapat dilihat pada gambar
citra satelit berikut ini.
Gambar 3. Pengaruh panjang fokus terhadap informasi spasial/Skala
1 2 3
6 5 4
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
4
GEO
Gambar 4. Perbedaa skala terhadap
informasi spasial yang tergambar dalam
peta. Skala kecil memiliki informasi spasial
tidak detil dan skala besar memiliki
informasi spatial yang lebih detil.
7°15'33.4"S 112°44'49.0"E
1
2
3
4
5
6
Skala 1:100.000.000
Skala 1:50.000.000
Skala 1:5.000.000
Skala 1:2.500.000
Skala 1:100.000
Skala 1:10.000
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
5
GEO
SOAL LATIHAN
1. Amatilah gambar disamping. Berdasarkan gambar
tersebut diskripsikan karakteristik Panjang focus,
dan skala, dampaknya terhadap informasi ruang?
No Panjang
Fokus
Skala Foto Informasi
Ruang
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
6
GEO
2. Berdasarkan hasil analisis visual no 1 di atas, buatlah sebuah
kesimpulan terkait Panjang focus, skala, dan infromasi spatial?
3. Bukalah aplikasi teknologi geospasial Sistem Informasi Geografi
baik berbasis Clouds (Google Map, Earth) maupun desktop,
bukalah base map, berupa citra satelit. Amatilah Kota Malang dari
skala 5.000.000; 1.000.000; 500.000; 100.000; 50.000; 25.000;
10.000; 5.000. Tuliskan dalam sebuah laporan singkat hasil
pengamatan yang terdiri dari aspek skala dan informasi spastial,
dan buatlah kesimpulannya?
4. Bacalah artikel berikut ini.
Berdasarkan artikel tersebut: analisislah dampak spasial erupsi
gunung kelud berdasarkan aspek skala lokal, nasional, dan
global?
MODUL 4
TUJUAN
Mahasiswa mampu menganalisis
fenomena geosfer berdasarkan
ruang dan waktu(Spatiotemporal)
KETRAMPILAN SPATIAL
Mahasiswa memiliki ketrampilan
menganalisis gambar, citra,
tabel, grafik, dan peta
berdasarkan dinamika waktu
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
LANGKAH KERJA
SPATIOTEMPORAL
SPATIOTEMPORAL
Apa sebenarnya peta spatiotemporal? Jawaban atas pertanyaan
ini tergantung pada satu sudut pandang, yang, pada gilirannya,
didasarkan pada latar belakang ilmiah seseorang dan kebutuhan praktis.
Dari sudut pandang geografi, peta adalah representasi visual dari
informasi mengenai distribusi variabel topografi dalam domain
spatiotemporal (misalnya, distribusi ozon, konsentrasi radon, deposisi
sulfat, tingkat penyakit).
Dari perspektif seorang analis gambar, peta adalah rekonstruksi
beberapa konfigurasi bidang dalam wilayah terbatas ruang dan waktu.
Demikian halnya dalam kehidupan sehari-hari kita juga terbatas ruang
dan waktu di manapun kita berada. Model analisis ini dalam geografi
lebih dikenal dengan analisis spasio-temporal. Spasio mewakili makna
spasial yang berkenaan dengan ruang atau tempat, sedangkan konsep
temporal berhubungan dengan waktu atau berkenaan dengan waktu-
waktu tertentu. Analisis spatio-temporal merupakan metode analisis
gabungan antara analisis keruangan dan multiwaktu. Analisis ini
menekankan pada dinamika ruang sejalan dengan perubahan waktu.
Menurut Yunus, 2007 analisis ini dikenal dengan analisis proses.
Sistem Temporal dapat diklasifikasikan menurut aspek yang
berbeda (Emerson, 1991; Pani & Bhattacharjee, 2001):
• proposisional dibandingkan orde pertama;
• global yang dibandingkan komposisi;
Spatiotemporal Analisis (Spatiotemporal Analysis)
Penentuan Batas Ruang
Kerjakanlah Soal Latihan
Bacalah Materi
Pahamilah Ketrampilan yang akan
di Ukur
Bacalah Tujuan
Pembelajaran
Gambar 1. Model perubahan wilayah dalam
waktu yang berbeda
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
2
GEO
• poin waktu versus interval waktu;
• diskrit terhadap waktu padat;
• dibatasi terhadap waktu tak terbatas;
• bercabang dibandingkan linear terhadap paralel terhadap
waktu melingkar;
• masa lalu dibandingkan masa tegang.
Dinamika perubahan ruang dapat terjadi dalam skala yang luas mapun
skala yang sempit berikut ini beberapa contoh dari trend perubahan yang
menekankan analisis spatio-temporal. Bentuk Penyajian perubahan trend
Spatio-temporal meliputi karakteristik data spatial yaitu titik, garis, area
dan surface.
1. Trend Arus Lalulintas
a. Perubahan Spatio-Temporal Waktu (Menit)
Perubahan ini digunakan untuk memantau pergerakan suatu objek yang
memiliki dinamika perubahan cukup tinggi. Hal ini dapat kita contohkan
dalam memantau pergerakan lalu lintas. Berikut ini contoh perubahan
dinamika arus lalulintas yang menuju kota Malang pada hari Sabtu tanggal
25 Maret 2017 dengan durasi 5 menit yaitu jam 8.15, 8.25, dan 8.35
b. Perubahan Spatio-Temporal Harian
Selain diukur dengan perubahan waktu dari detik, menit, jam perubahan
spatio-temporal dapat di analisis dengan menggunakan interval waktu
misalnya hari. Berikut ini perubahan yang diukur dengan menggunakan
interval waktu pada pergerakan lalu lintas.
Jam 8.15 Jam 8.25 Jam 8.35
Gambar 3. Tren model perubahan spatio temporal arus lalulintas pada hari Sabtu tanggal 25 Maret 2017
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
3
GEO
2. Trend Perubahan pada Area
Perubahan pada dinamika tahunan biasanya digunakan untuk mengkaji
perubahan yang terjadi pada skala luas dengan waktu lama. Analisis ini
biasanya digunakan untuk memantau perubahan penggunaan
lahan/tutupan lahan pada wilayah yang luas misalnya kehutan. Berikut ini
contoh dinamika perubaha tutupan lahan di pulau Kalimantan
berdasarkan dinamika ruang dan waktu
Pada kajian analisis spasio-temporal untuk data area di contohkan pada
perubahan Hutan di Pulau Kalimatan dari Tahun 1990, 2000, 2003, 2006,
dan 2009. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui trend perubahan
secara spatio-temporal dari wilayah hutan di Kalimantan sebagaimana
berikut:
Kepadatan lalulintas pada Hari Sabtu,
Tanggal 25 Maret 2017, jam 17.25
Kepadatan lalulintas pada Hari Sabtu,
Tanggal 26 Maret 2017, jam 17.25
Gambar 3. Trend perubahan arus lalulintas pada hari sabtu dan minggu Di
Malang
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
4
GEO
Dari tema ini dapat dikembangkan pertanyaan spatial yaitu:
1. Fenomena apakah yang terjadi? Perubahan tutupan hutan
2. Dimana? Pulau Kalimantan Negara Indonesia, yang meliputi
provinsi Kalimantan Utaram Timur, Barat, Tengah, dan Selatan
3. Bagaimana trend luas berubahan hutan di Kalimantan? Terus
meningkat dari tahun ke Tahun buat Tabel
Gambar 4. Perubahan spatio-temporal hutan di Kalimantan tahun 1990, 2000, 2003, 2006, dan 2009
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
5
GEO
Tabel 1. Luas Tutupan Hutan Kalimantan
Tahun Tutupan Hutan
1990 38,593,314.68 2000 29,485,268.32 2003 28,422,593.46 2006 28,242,962.77 2009 25,482,868.93
4. Pada Tahun berapakah terjadi penurunan luas tutupan hutan
paling tinggi? Terjadi pada tahun 1990-2000
5. Mengapa terjadi penurunan tutupan hutan pada tahun tersebut?
Jawab:
1) Hasil Penelitian:
Analisis Penutupan Lahan Dan Perubahannya Menjadi Kelapa
Sawit Di Indonesia: Studi Kasus Di 5 Pulau Besar Di Indonesia
Periode 1990 S/D 2010 dengan citra Landsat TM.
“Sedangkan dari hasil analisis dengan menggunakan metode overlay antar
2 (dua) data time series, yang kemudian dilanjutkan dengan analisa pivot
table terhadap data atributnya untuk mengetahui pola pengembangan
kelapa sawit, diperoleh hasil bahwa secara umum pengembangan kelapa
sawit di Indonesia pada periode 1990 s.d 2000 masih berasal dari lahan
hutan, lahan terlantar (waste land) dan lahan pertanian. Kemudian,
berdasarkan hasil analisis seperti tersaji pada Gambar 1
menunjukkan bahwa pada periode 1990-2000 pengembangan kelapa
sawit terbanyak berasal dari hutan, baik berupa hutan sekunder
(disturbed forest) maupun hutan primer (undisturbed forest)”.
https://sawitindonesia.com/rubrikasi-majalah/artikel/analisis-
penutupan-lahan-dan-perubahannya-menjadi-kelapa-sawit-di-
indonesia-studi-kasus-di-5-pulau-besar-di-indonesia-periode-1990-s-d-
2010/
Gambar 5. Area Sebaran Perkebunan Kalimantan
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
6
GEO
2) Data JATAM menyebutkan jumlah izin usaha pertambangan di
Kalimantan Timur per Desember 2012 mencapai 1.488 dengan
luas lahan mencapai 5.410.664 hekatare. Jumlah ini meningkat
dibandingkan periode per Desember 2009 dengan jumlah ijin
1.180 dengan luas lahan 3.085.134 ha. Tahun 2007 jumlah izin yang
diterbitkan 633 kuasa pertambangan dengan luasan lahan
1.725.553 ha
(https://m.tempo.co/read/news/2013/05/28/058483967/izin-
tambang-di-kalimantan-timur-terus-bertambah)
6. Berapakah rata-rata penurunan pertahunnya antara tahun 1990-
2000?
Jawab: 38,593,314.68-29,485,268.32/12=910,804.636 Ha
3. Trend Perubahan Spatio Temporal pada Data Titik
Analisis spatio-temporal, untuk mengembangkan kemampuan berpikir
spasial dapat menggunakan data dan informasi spatial. Informasi data
spsatial pada sebaran titik dapat digunakan untuk mengkaji fenomena
titik panas (Hotspot) kebakaran hutan. Perhatikan contoh gambar peta
sebaran Hotspot di Kalimantan Tahun 2015 dan tahun 2016.
Area
Pertambangan
Gambar 6. Area Pertambangan di Kalimantan
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
7
GEO
Berdasarkan gambar 7 di atas dapat diketahui bahwa, terdapat perubahan
trend potensi kebakaran hutan dari tahun 2015-2015 di Kalimantan. Trend
kebakaran hutan pada tahun 2015 tersebar dikawasan pesisir yang
meliputi wilayah Kalimantan Barat, Tengah dan Selatan. Sedangkan trend
pada tahun 2016 mengalami penurunan dengan kejadian bergeser ke
wilayah Kalimantan Barat bagian Tengah.
SOAL LATIHAN
1. Berdasarkan infografis tersebut, provinsi manakah yang memiliki
angka pengangguran tertinggi_______________________________
Dan provinsi manakah yang jumlah penganggurannya
menurun___________________________________________________
2. Ngawi, Aktual.com – Terdapat lima kecamatan di wilayah
setempat yang rawan kekeringan dan air bersih. Berdasarkan
data dari daerah BPBD Kabupaten Ngawi, Sabtu (22/8). Kelima
daerah yang rawan kekeringan tersebut yakni, Kecamatan Padas,
Bringin, Ngawi, Pitu, dan Karanganyar. Berdasarkan
permasalahan tersebut jawablah pertanyaan berikut ini.
Gambar 7. Sebaran Titik Panas di wilayah Kalimantan
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
8
GEO
a. Batasan ruang apakah yang tepat digunakan jika memetaan
sebaran daerah terdampak kekeringan? Gambarlah daerah
terdampak kekeringan tersebut pada peta yang telah
disediakan?
b. Mengapa ngawi bagian utara yang rawan kekeringan? Untuk
menganalisis fenomena tersebut batasan ruang apakah yang
tepat digunakan a) administrasi, b) bentuklahan, c) Buffering, d)
Kawasan.
c. Batasilah batasan ruang analisis pada peta berikut ini
3. TEMPO.CO, Bojonegoro - Banjir akibat luapan Sungai Bengawan
Solo meluas di 96 desa/kelurahan di 15 kecamatan dari total 28
kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Minggu 27 November
2016. Turunnya hujan memicu meningkatnya Tinggi Muka Air
(TMA) di sungai terpanjang di Pulau Jawa ini. Data di Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, 15
kecamatan terdampak banjir itu dilintasi Sungai Bengawan Solo.
Seperti Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kasiman,
Purwosari, Gayam, Malo, Kalitidu, Trucuk, Dander, Kecamatan
Kota, Kapas, Kanor, Baureno dan Balen. Lokasi 15 kecamatan
tersebut dilewati Sungai Bengawan Solo.
a. Berdasarkan permasalahan di atas batasan ruang apakah
yang tepat digunakan untuk menganalisis kejadian Banjir di
Kab. Bojonegoro?
b. Batasilah batasan ruang berdasarkan peta berikut ini
c. Bagilah batasan ruang tersebut menjadi satuan ruang
analisis?
d. Kabupaten Bojonegoro termasuk dalam satuan ruang yang
apa?
MODUL 5
TUJUAN
Mahasiswa mampu menganalisis
hubungan spatial dari pada
fenomena geosfer
SPATIAL LIFE SKILL
Mahasiswa memiliki kemampuan
dalam melakukan analisis spasial
dengan menggunakan Teknologi
Informasi Geospatial dan mampu
menerapkannya dalam
kehidupan.
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
LANGKAH KERJA
LOKASI
Objek-objek penyusun permukaan bumi saling terkait satu dengan yang
lainnya dalam membentuk sistem lingkungan. Jika obyek yang satu
berubah maka sangat besar kemungkinan obyek lain ikut berubah. Dalam
konteks geografi kita bisa memperbandingkan dan menilai distribusi atau
variasi spasial satu obyek terhadap obyek yang lain, ini yang dimaksud
dengan spatial association.
Dari generasi ke generasi, para pengguna peta sering menentukan
tingkat asosiasi antar obyek-obyek yang terpetakan dengan
menggunakan penilaian secara visual yang subyektif. Tingkat asosiasi
antar obyek tersebut dapat dinyatakan sebagai “berkorelasi tinggi”,
“tingkat hubungan rendah”, atau “sedang-sedang saja”. Pertanyaan yang
muncul kemudian adalah seberapa tinggi hubungan antara objek yang
diperbandingkan tersebut secara pasti.
Cara yang paling mudah untuk menilai asosiasi dan korelasi variasi
spasial antar objek di permukaan bumi adalah dengan menggunakan
analisis overlay. Pada analisis ini distribusi dari dua objek area dipetakan
dalam skala yang sama, dan batas-batas kenamakan objek yang satu di
tumpangsusunkan dengan batas-batas kenampakan objek yang lain.
Analisis ini akan menghasilkan tiga kemungkinan hubungan area yang
berbeda, yaitu; (1) area dengan tanpa hubungan sama sekali, (2) area
dengan beberapa bagian yang berhubungan, dan (3) area yang
berhubungan dengan sempurna.
HUBUNGAN SPATIAL (SPATIAL ASSOSIATION)
Kerjakanlah Soal Latihan
Bacalah Materi
Pahamilah Ketrampilan yang akan
di Ukur
Bacalah Tujuan
Pembelajaran
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
2
GEO
Gambar 1. Koefisien hubungan antar obyek untuk mengukur asosiasi spasial
Misalnya akan ditentukan hubungan antara curah hujan dengan
banyaknya panen, seperti apa hubungannya dan seberapa besar? Ada
beberapa macam perhitungan yang dapat dilakukan untuk menghitung
tingkat asosiasinya. Berikut ini contoh cara penghitungan kekuatan
hubungan spasial.
HASIL
PANEN C
UR
AH
HU
JAN
R
enda
h T
ingg
i
Gambar 2. Model hubungan spasial antara curah hujan dengan hasil panen
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
3
GEO
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat hubungan antara objek dapat
diketahui dengan menggunakan beberapa formula yaitu:
1). The Coefficient Of Areal Correspondence
2). Chi-Square Statistic
3). Kendall’s Q
Diantara tiga metode tersebut yang akan digunakan sebagai dasar
mencari hubungan spatial adalah metode pertama yaitu The Coefficient
Of Areal Correspondence. Perhitungan koefisien ini berdasarkan proporsi
overlapping seperti pada gambar 5.1. di atas. Secara spesifik koefisien ini
merupakan rasio antara area yang overlap dengan total seluruh area.
Secara matematis pernyataan tersebut ditulis sebagai berikut :
C1 = Batau A area Total
overlap yangB dan A Area =
( )( )B or A
B and A
Pada kasus gambar 5.2. maka :
C1 = HPT atau CHT Area
HPT dan CHT Area =
10 33 83
83
++ =
126
83 = 0.66
Koefisien berkisar antara 0, jika tidak ada hubungan sama sekali, hingga
1 jika hubungan sempurna.
2. Hubungan Tingginya Sedimentasi dengan Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan merupakan salah satu bentuk hasil interaksi antara
lingkungan fisik dengan manusia. Interaksi antara manusia dengan
lingkungan fisik dapat berdampak negatif maupun positif. Hal ini dapat
dilihat pada tingginya sedimentasi pada suatu Waduk/danau pasti
dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan di daerah hulu.
Gambar 3. Pembagian mintakat DAS
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
4
GEO
Gambar 4. Keterkaitan sifat dan karakter endapan sedimen sungai terkait
dengan pola penggunaan lahan di Hulu
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
5
GEO
SOAL LATIHAN
Pertanyaan:
1. Jakarta sebagi Ibu Kota Indonesia, pada 5 tahun terakhir selalu
terlanda banjir. Setiap tahun wilayah yang terdampak banjir terus
mengalami peningkatan. Menurut saudara apakah penyebab utama
banjir yang terjadi di daerah Jakarta?
2. Mengapa banjir banyak melanda wilayah Jakarta Utara?
3. Menurut saudara solusi apakah yang tepat untuk mengatasi banjir
yang terjadi di wilayah Jakarta?
4. Bagaimanakah koneksitas antara daerah hulu, tengah dan hilir terkait
dengan banjir melanda di daerah Jakarta?
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
6
GEO
Bagaimanakah dampak spatial banjir di Jakrta terhadap kegiatan
ekonomi, masyarakat di wilaya tersebut?
MODUL 6
TUJUAN
Mahasiswa mampu menganalisis
Pola Spasial dari pada fenomena
geosfer secara benar.
SPASIAL LIFE SKILL
Mahasiswa memiliki kemampuan
dalam menggunakan teknologi
informasi geospatial untuk
melakukan analisis pola spasial
baik secara visual maupun
virtual dengan gambar, citra,
tabel, grafik, peta, dan mampu
menerapkannya dalam
kehidupan
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING DENGAN
TEKNOLOGI INFORMASI GEOSPATIAL
LANGKAH KERJA
POLA SPASIAL
SPATIOTEMPORAL
Pola merupakan istilah dalam geografi yang sering digunakan
dalam melakukan analisis sebaran sebuah objek dipermukaan bumi.
Pola spasial adalah kekhasan sebaran objek baik berupa titik, garis, atau
area di permukaan bumi (Yunus, 2007). Gabuangan kedua istilah pola
dan ruang akan membentuk kekhasan sebaran keruangan gejala geosfer
di permukaan bumi.
Untuk mengkasifikasikan sebaran objek dapat bersifat kualitatif
maupun kuantitatif. Analisis pola sebaran secara visual yang biasanya
menggunakan peta/citra secara analog analisis sebaran umumnya
dilakukan secara kualitatif. Analisis pola secara kualitatif dapat dilakukan
secara visual dengan menggunakan trend sebaran berdasarkan
orientasi arah. Misalnya pola mengelompok di bagian utara, yang
selanjutnya diikuti dengan pertanyaan geografi yang meliputi 5W 1H.
Adapun pola spasial secara kualitatif dapat dilihat pada peta sebaran
bahaya gempa bumi berikut ini.
POLA SPASIAL (SPATIAL PATTERN)
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
2
GEO
Gambar 1. Representasi pola spasial bahaya gempabumi di Indonesia.
Sumber: http://inarisk.bnpb.go.id/
Untuk mengkaji lebih mendalam pola tersebut dapat perlu ditunjang
dengan pertanyaan. Misalnya mengapa wilayah sumatera bagian barat
dan papua memiliki bahaya gempa bumi. Untuk menjawab pola tersebut
maka diperlukan sebuah pengetahuan geografi yang cukup baik aspek
fisik dan sosial yang melatar belakang wilayah tersebut memiliki tingkat
bahaya gempabumi lebih tinggi.
Untuk mengetahui pola secara kuantitatif dapat dilakukan
dengan menggunakan teknologi geospasial melalui analisis pola spasial.
Analisis pola spasial tersebut menggunakan parameter pengelompokan.
Adapun contoh dari sebaran pola spasial dari analisis bersifat kuantitatif
maupun kualitatif dapat dilihat pada pola distribusi sebaran hot spot (titik
panas) pada kasus kebakaran hutan berikut.
Gambar 1. Representasi Pola spasial dalam analisis SIG
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
3
GEO
Gambar 2. Hasil analisis terhadap pola spasial
Berdasarkan hasil di atas, pola spasial akan dinyatakan dalam pola
mengelompok, menyebar, dan random. Pola mengelompok jika nilai > 1
ke atas, sedangkan random acak =1 dan menyebar <1. Status
mengelompok, menyebar dan random sangat tergantung dari
banyaknya titik dan luas wilayah kajian. Kedua faktor tersebut memiliki
peran yang memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap pola
sebaran/distribusi spasial sebuah objek di permukaan bumi.
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
4
GEO
SOAL LATIHAN
1. Pola Titik Panas (Hotspot) lahan di di Pulau Kalimantan
Jelaskan apa perbedaan pola sebaran titik panas di pulau Kalimantan
Pada tahun 2015 dan 2016?
2. Mengapa memiliki pola yang berbeda pada kebakaran hutan
tersebut?
3. Bagaimanakah hubungan pola kebakaran hutan dengan
penggunaan lahan?
4. Bagaimanakah dampak dari kebakaran hutan berdasarkan skala
lokal, regional dan nasional.
5. Bagaimanakah solusi yang adaptif terhadap kebakaran hutan di
Indonesia?
2015 2016
MODUL 7
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu
memahami konsep network
analisis dalam kajian
geografi
2. Mahasiswa mampu
menggunakan network
analisis sebagai dasar
dalam pemikiran geografi
3. Mahasiswa mampu
menerapkan network
analisis untuk
menyelesaikan
permasalahan geosfer
SPASIAL LIFE SKILL
Mahasiswa memiliki kemampuan
dalam menggunakan teknologi
informasi geospatial untuk
melakukan analisis spasial
dengan Network Analisis baik
secara visual maupun virtual
dengan gambar, citra, tabel,
grafik, peta, dan mampu
menerapkannya dalam
kehidupan
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI GEOSPATIAL
LANGKAH KERJA
NETWORK ANALYSIS (ANALISIS JARINGAN)
Analisis jaringan merupakan suatu perpaduan pemikiran yang
logis sistematis yang digambarkan dalam sebuah sistem jaringan yang
saling terkoneksi satu sama lain. Analisa jaringan kerja memungkinkan
suatu perencanaan yang efektif dari suatu rangkaian yang mempunyai
interaktivitas. Sistem berpikir pada jaringan mendasarkan pada prinsip
melihat secara keseluruhan, melihat bagian-bagian, melihat hubungan
antara bagian, dan mempelajari keseluruhan untuk melihat bagian.
Jaringan terdiri dari node (mis. Orang) dan edge (mis. Koneksi
sosial). Ketika berencana untuk melakukan analisis jaringan, perlu
mempertimbangkan apa unit analisisnya, yaitu siapa yang merupakan
aktor. Mereka bisa menjadi orang-orang di tempat kerja kecil atau di
komunitas, tetapi mereka juga bisa menjadi negara bangsa atau
pembangkit listrik. Satu juga perlu mempertimbangkan sampel: berapa
populasi aktor yang terdiri dari jaringan? Hal penting lainnya yang perlu
dipertimbangkan adalah menentukan bentuk ikatan antara dua unit
analisis: apa yang membuat hubungan? Biasanya koneksi mengambil
bentuk beberapa jenis interaksi antara para aktor, yang bisa bersifat
terarah atau timbal balik.
Untuk melakukan analisis jaringan dibutuhkan sekumpulan titik
yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Analisa
network di awali dari kita mengenal events (kejadian-kejadian) dan
activities (kegiatan-kegiatan). Activities adalah suatu pekerjaan tugas,
dimana penyelesaiannya memerlukan periode waktu, biaya serta fasilitas
Network Analysis (Analisis Jaringan)
Kerjakanlah Soal Latihan
Bacalah Materi
Pahamilah Ketrampilan yang akan
di Ukur
Bacalah Tujuan
Pembelajaran
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
2
GEO
tertentu. Biasanya diberi simbol anak panah. Events adalah permulan atau
akhir dari suatu kegiatan. Biasanya diberi simbol lingkaran. Banyak hal
yang dapat dipresentasikan dengan network, sistem komunikasi, sistem
distribusi, perencanaan proyek dan lain-lain.
Teknologi Informasi Geospatial seperti Sistem Informasi Geografis
(SIG), google map, dapat digunakan untuk menentukan sebuah rute,
ataupun jarak terpendek dari sebuah lokasi yang akan kita tuju. Analisis
jaringan membantu dalam mengidentifikasi lokasi optimal untuk layanan
yang akan disediakan. Misalnya rute optimal/jarak terpendek akan
mewakili total biaya rute dalam meter serta dalam menit dikembangkan.
Analisis jaringan dalam SIG banyak diterapkan dalam kajian
trasnportasi, jaringan listrik, air, banjir, kemacetan, dan kegiatan lain
yang membutuhka koneksitas. Analisis Jaringan dalam GIS didasarkan
pada sub-disiplin matematika dari teori grafik dan topologi. Jaringan apa
pun terdiri dari satu set simpul dan tepi yang terhubung. Teori grafik
menjelaskan, mengukur, dan membandingkan grafik atau jaringan. ...
Contoh sederhana jaringan di GIS dapat berupa jalan, kabel listrik, atau
pusat kota.
Kehadiran teknologi informasi geospatial yaitu google map, sangat
membantu masyarakat secara luas dalam melakukan analisis jaringan
kususnya mencari rute terpendek, tercepat, dan kemacetan yang pada
akhirnya menuntut seseorang untuk melakukan pengambilan sebuah
keputusan.
Gambar 1. Model-model analisis jaringan
Sumber: https://esri-es.github.io/awesome-
arcgis/arcgis/products/extensions/network-analyst/
PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS SPASIAL DALAM KONTEKS LIFE BASE LEARNING
EMAIL TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
3
GEO
Gambar 2. Pencarian rute terpendek, waktu tercepat dan bebas
kemacetan menuju kota Batiu.
Berdasarkan contoh gambar 2 di atas menunjukkan informasi spatial
berupa rute terpendek, waktu, dan hambatan kemacetan yang terjadi saat
ini. Informasi tersebut menuntut seseorang untuk melakukan
pengambilan sebuah keputusan rute mana yang paling efektif dengan
mempertimbangkan beberpa hal.
SOAL LATIHAN
1. Kemacetan di Kota Malang saat ini telah mendekati titik merah.
Artinya kota Malang akan menjadi salah satu Kota Termacet di
Jawa Timur. Berdasarkan permasalahan tersebut analisislah
wilayah manakah yang memiliki sumbangan kemacetan di Kota
Malang paling tinggi?
2. Mengapa wilayah tersebut memiliki pengaruh paling tinggi
terhadap kemacetan di Kota Malang?
3. Wilayah manakah di Kota Malang terancam macet?
4. Seperti apakah pola kemacetan yang terjadi di Kota Malang?
5. Bagaimanakah dampak kemacetan yang terjadi di kota Malang
terhadap kegiatan sosial ekonomi masyarakat?
top related