interaksi sosial antara anggota organisasi...
Post on 02-Mar-2019
269 Views
Preview:
TRANSCRIPT
INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI EKSTRA
KAMPUS DI FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Ibnu Aidil Putra
1111015000087
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBJNG SKRIPSI
JNTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI EKSTRA
KAMPUS DI FITK UJN SYARIF BIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas TImu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Srujana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Ibnu Aidil Putra
NIM 1111015000087
Di Bawah Bimbingan:
Cut Dhien Nourwahida, MA
NIP. 19791221 200801 2016
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKtTLTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul "INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA
ORGANISASI EKSTRA KAMPUS DI FITK lTIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA", disusun oleh ffiNU AIDlL PUTRA, NIM.
1111015000087, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Hmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak
untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta, 8 November 2016
Yang Mengesahkan,
Di Bawah Bimbingan:
Cut Dhien Nourwahida, MA
NIP. 19791221 200801 2 016
Il
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
"INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI EKSTRA
KAMPUS DI FITK UIN SYARIF mDAYATULLAH JAKARTA", disusun
oleh ffiNU AIDIL PUTRA, NIM. 1111015000087, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, te1ah diuji kebenarannya oleh dosen
pembimbing skripsi.
Jakarta, 8 November 2016
Pembim bing,
Cut Dhien Nourwahida, MA
NIP. 19791221 200801 2 016
111
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nalll
ABSTRAK
Ibn u Aidil Putra (1111 0 15000087). Inlerakvi AnWru 11If!'ZOIO Organis{fsi EkSlra Kumplls di LLY SniFf/ /lidan/flt/lalu. p!\Jgnl11 Slrata Satll (S-I) JUrtlSan Pendidikan 111ll1l Pengetahuan Sosi;:li. F:lklllta~ 1111111 I arhi\ah dan Keguruan. Lnin:,rsitas Islam \Jegeri (ll'\) S~ ari t' HiJa~ atul .lakana.
Penelitian illi menjelaskan in!crabi ~!!ll:ira ang~Wla \)I'ganls,bl 11\11 Ll,1I1 P\lIl. [v!etode )ang digunakan dalalll penelilun illl adalah pen
ABSTRACT
rbnu Aidil Putra (1111015000087), Sociallnt~raction Between Extras University Organization J\lembers at FITK UrN S~ arif Hidayatullah Jakarta,' Lnder-gradute program (S-I) Skripsi of Social Education Department. Faculty of Tarbiyah and Teachers training, State Islamic l S:-:!,'1rllid:1\i1llilbh ,Hd!'L;
This research e~plaill the interaction L'et\\een 11\11 and P\III "irg~II;I/al!"!1 members, The ll1ethodolog) that llsed in this research is qualitati\ e research, and analized I,vith descriptive allal~ \\hich describe objectivel) analyzing obtained datas, and then put on a case stud.\ \\ lth the intrinsic form that emphasize deep understanding ur ,'ase Based lill thl' !1ced~ (!i' this stud:-, determined tilat the resource ,It' the data ,if' Ihis resl'i1rch i~ using 11urP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat Iman, Islam dan Ihsan beserta limpahan hidayah dan taufik
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing
umatnya menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
_ Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka mencapai gelar Smjana
Pendidikan (S.Pd.). Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya
tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendorong, membimbing dan memberikan motivasi. Ucapan terima kasih
khususnya penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
beserta jajarannya dan juga pemah sebagai Dekan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan berserta
jajarannya.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS dan
Syaripullah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membimbing
dan memberikan motivasi kepada mahasiswa Pendidikan IPS.
4. Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA selaku Dosen Pembimbing yang selalu
meluangkan waktL! di tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Semua Dosen Pendidikan IPS maupun Dosen yang ada di FITK tanpa
terkecuali yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas
Ilmu yang telah diberikan.
Vlll
6. Ayahanda Masri dan Ibunda Rabusida yang telah beljuang dalam
meli1besarkan dan mendidik penulis, dan memberi segala curah kasib
sayangnya sehingga penulis dapat berpendidikan lebih tinggi. semoga Allah
SWT memberikan balasan yang berlipat ganda, al11in ya rabal 'alamill.
7. Abang dan kakak Pendidikan IPS Khususnya bang Arif. bang awL bang
kak i\eneng, kak Anne Soraya, kak Maro, kak Nurfaizah, Dinar Risprabowo.
Yustia, Riska, Fauzia, Oestia, Misbah, dan lainya yang ticlak bisa pCl1uli
seburkan satu persaUl.
8. Teman-teman angkatan 2011 Dendi, I"faieh, Gaun. Naya. dan tentunya Sohib
M Hakki Affandi. Serta teman-teman semua yang tidak sempat penulis
sebutkan satu per satu.
9. Adik-adik pendidikan IPS Via, Naya, Ulan, Anna, Fuji, Abi Aleks, Fatur.
Ikhwan, Maman, Anugrah, Yudi, Argo, Casan, Ari, Yasin, Nadia, Narisa,
Miftah, Riri, Oji, Ike, dini, puspa, Githa, Ghi1man, Agung, Zefi, Navi1a, Ratu
Aida, dan yang 1ainya tidak penu1is sebutkan satu persatu.
10. Yunda dan kanda Ahmad Sulhan, Alwan Nahrowi Ridwan, Ahmad naufal,
Zaeni Abdillah, Ramonda, Nur Kamaliah, Faiz Izzat M, Cipto Owi Nugroho,
Tasya, Arif, Febria Afia, yang telah memberi banyak pelajaran dan
pengembangan diri terhadap penulis. Salam hormat buat kalian.
11. Kawan-kawan seperjuangan yang selalu mewarnai dinamika kehidupan di
Ciputat, Aziz Muhtasyam, Fikri Abdillah, Nur Hidayat, Agung Wijaksosno,
Putra OKl, Adin, Amel Fauziah, Ngka, Nisa, Oyna, BociL vero, Enny. Fitri,
Intan Cahyaning, Yusuf, Nurwan, Sae, dan adinda-adinda kader HMl se
FITK tanpa terkecuali yang telah memberikan doa dan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
12. Terkhusus Adinda-Adindaku di PGRA, Jihan, Mira, Ody, Fia, Tadia, Evi,
Aenida, Huda, Nadia, lea, Nida, Zizah, Raidah, AdeL Hani, Nana, Hanifah,
Upi, Auliya dan lainya tanpa terkecuali yang terus bawel menanyakan kapan
wisucla sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikanje~ang S1.
IX
r t'3. Sahabat-sahabat PMn FITK Cabang Ciputat Sarah Hayatin, Zaki al-amin,
, Ramadhan, Rizki Ramadhan, Dinda kelsi dhmad subhan, ;dan yang lailmya
tampa tekeeuali yang telah menyemangati dan membantu penulis dalam .
menyelesaikan Skripsi.
14. Selumh Organisasi Ekstra, Intra dan Primodial Daerah Yang ada di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak pengalaman
kepada penulis.
15. Teman-teman seperjuangan PPKT, Devi Ramadhani, lis Khusl1ul Khotimah,
Nova, Riska, Hamdan selta Guru-Guru dan Siswa-Siswi SMA Triguna
Utama Ciputat.
16. Dan Ternan-Ternan kerja seperJuangan di Central Group Komputer, Uda
Iwan Setiawan, Uni Sofi Putri, Uda Syahru Ramadhonal, Aldi Wandra, Fry
Rio, Didi Pujihadi, Erwin Owie, Yuda, Agusman, Wendi, Rio Fernando,
Dede Irawan, Kasman Rauf, Beeoy Zarkasih, Soeryana, Edo, Puguh Try,
Sultan Jamali, Iqbal, Yayan dan Max. Yang menemani hari-hari dan memberi
semangat kepada penulis.
Harapan dan iringan doa penulis ueapkan semoga Allah SWT meridhai
dan membalas amal baik kita semua dengan berlipat kemuliaan. Amin. Akhimya
besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian.
Jakarta, 8 November 2016
Penulis
x
...~
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DAFTAR lSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI.. ........................ .
LEMBAR lJJI REFERENSI.................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN EnAN SKRIPSI ......................................... ".
SLRAT PERNYATA.\.\ KARY.\ IL\IL\H ......................................... ..
ABSTRAK ............................................................................................... yj
KA T A PENG1\NTAR. .............................................................................. yjj
DA.FTA.R TA.BEL................................................................................. .... xh
BABI PENDAHULVAN
.~. LataI' Belakang Masalah .......... .
Dl\FT.:\R lSI............................................................................................. xi
DAFTAR. GAIVIBA.R ................................................................................ xii
l-3. Identifikasi Masalah .................. . 4
C. Pembatasan Masalah ................... .. 4
D. Perul11l1san Masalah .......................................................... . 4
E. Tlijuan Penelitian ......... .. 4
F. Manfaat Penelitian .. '" ........................................... . 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. lnteraksi Sosial .. 6
1. Pengertian Karakter ...................................................... .. 6
") Bentllk-bentuk Inleraksi Sosial ...................................... . 7
3. Ciri-ciri Interaksi Sosial ............................................... . 10
4. Syarat-Syarat Interaksi 50sial. .................................... .. 11
13. Organisasi Ekslra Kaillplis U
I. Pengertian Organisasi .......................................... . 13
, Dasar Pem bentu kan Organ isas i 15
3 Tujuan Organisasi ............................ .. 16
4. Budaya Organisasi .............................................. . 17
5. Organisasi l.kslraKampus .................................. . 20
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................... . 21
~
xi
D. Karangka Berfikir................................................................ 2-1
BAB III METODOLOGI PEl\'ELITIA:\,
A. Tempat dan \\aktu Penelitian .............................................. 25
B. i"vletode Penelitiall .......... _.................................................... ~5
O. Tc-knik Pcngull1puidl1 Data .................................... .
F Tekn i k ~engecekan Keabsahan Data ................... .
F Teknik\nalisi5 [)at~l . 2l)
BAB 1\ BASIL PE:\,ELlTL\:\ dan PE\IBAfL\S.:\.:\
.\. (J
DAFTAR TABEL
Tabel2.1 I-"Iasil Penelitian Relevan .... ,,, ....... ,, .................. ,.,,.............. 23
Tilbel .oJ.. I \allla dan jabatan pimpinan lAIN dan fakultas-takultasll: a...... 34
I 4.~ Pimpilliln ADIA. IA.INiL/\ Jakarta ................ . 4U
Tabel4.4 .\oa :- ang I1lclatarbelakangi and a masuk organisasi terscbut'.'
TabeI4.:' c\pa yang menjadi ideologi dalam organisasi anda') ..
Tahel46 \!alltilat apa yang anda dapatkan dalall1 organisasi? 63
labcl 4 7 Kontdbusi apa yang telah anda lakukan di dalam organisasi" ... 64
rabel4.8 -\pakah organisasi anda melllbatasi pergaulan anggotan:-a? 66
l"abcI4.9 .\pakah pergaulan organisasi mel11pengaruhi pergaulan indiviclu
organisasi tersebut? ........................................................... . .... 67
Tabel4.IO Bagaimana kOI11L1nikasi yang dibangun organisasi anda dengan
organisasi lain? ... ...................... ....... .................. .......... ................. e,l)
4.1 I Dalalll hal apa yang memungkinkan organisasi allda bersatu
f)cngan organisasi lain" ................ .. 7()
Tahcl 4.1 ~ Pada saat apa terjadinya peljanjian antara organisasi anda dengan
organisasi lain'7 .............................................. . ........................ 72
I j 13'\pa Illantaat yang didapati apabila ada pCl]anJian tcrscbut') . 73
Tabel 4.14 :vlcnLlrut anda. pada saat apa koalisi itLl tCljadi') ............... . 74
Tabel 4.1:' :\pakah ada kesepakatan apabila berkoalisi. Apabila ada. jelaskan
kescmpatan apa yang biasa dilakukan0 ........................... .......... .... 75
label -I. 16 Bagaimana I11cnurut anda kOl11prollli yang sehat dalal1l
berorganisasi? ................................... ....... .. ... . 77
label -l.17 Siapakah yang berhak I1lcll.ladi Il1cdiatur dan kapall lllCJIi:bl
dilakuhan') ......................................... .. 78
Tabel 4.18 8agailllana cara untuk Illenyclcsaikan pcrillasalah nrganisasi') 1W
Tabel 4.1 Y r3agaimana I1lCl1urut anda Illcngenai persaingan antara organisasi Ji
dalalll kampus" 82
XIV
http:Tabel4.IO
Tabe14.20 Pada saat kapan penolakan atau perlawanan itu terjadi di dalam
organisasi" ..... ............................................................................... 84
Tabe14.21 Bagaimana menurut and a tentang kebebasan mengemungkakan
pendapat di muka umulll)............................ .................. ..
Tabe14.22 Bagailllana organisasi anda ber~il\.ap jib tel:iadi perbedaan
pendapat antar organisasi lain.' ............ S~
TabeI4.23 Bagail1lana solusi yang baik unlul\. sebuah penna~C1lahJ.n : an:;
ada di dalal1l kontlil\. polilik0 ... . . ............ 88
Tabe14.24 Ualalll hal apa teljadinya k,)nl1 1I\. ~lIll~lt' urganisa:-;i ~lIlda dengan
,lrganisasi lain'! Jelasl\.all l . CJO
xv
http:Tabe14.24http:TabeI4.23http:ber~il\.aphttp:Tabe14.22http:Tabe14.21http:Tabe14.20
...~
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang bennasyarakat. Manusia
dikatakan mahkluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan
untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Dalam kehidupan di dunia,
setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sarna lain,
khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan
karen a manusia ditakdirkan menjadi makhluk sosial yang tak pemah lepas
dari bantuan orang lain. Oleh karena itu manusia hidup sebagai mahkluk
sosial, disadari maupun tidak, manusia cenderung hidup berkelompok dengan
tujuan yang sarna, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan
mereka masing-masing.
Indonesia merupakan Negara majemuk (multicultural) yang terdiri
dari berbagai maCarn suku, budaya, bahasa, dan agama. Dengan kondisi
tersebut Indonesia mempunyai potensi terjadinya konflik apabila interaksi
sosial tidak berjalan dengan baik. Seperti konflik yang terjadi antara suku
Dayak dan suku Madura, dan konflik di Poso. Sehingga bentuk-bentuk
interaksi yang mengarah pad a konflik dapat menyebabkan rusaknya sistem
so sial pada masyarakat, maka diperlukan pemahaman yang berbasis pada
falsafah Bhineka Tunggal Ika (walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua),
yang mengupayakan penerimaan atas segal a perbedaan yang ada pada
masyarakat. Oleh sebab itu, harus ada timbal balik saling memberi dan saling
menerima antara individu dengan yang lainnya sehingga proses sebuah
kehidupan akan berjalan dengan seimbang.
Interaksi sosial merupakan fitrah manusia sebagai makhluk sosial
yang menjadi bagian dari aktifitas dalam kehidupan sehari-harinya. Pasar
yang terjadinya tawar menawar antara penjual dan pembeli, sekolah kegiatan
belajar antara guru dan murid, hal tersebut dapat terjadi karen a terdapat 1
hubungan timbal balik lebih dari satu orang. Seperti yang dijelaskan oleh
2
Syarbaini dkk, bahwa "Interaksi sosial teljadi antara seseorang dengan orang
lain, antara seseorang dengan kelompok sosial, dan antara sosial dengan
kelompok sosial lainnya".1
Interaksi sosial dapat berdampak positif dan negatif. Adapun dampak
positif yaitu jika komunikasi tersebut dapat beljalan dengan baik, sedangkan
dampak negatifnya adalah apabila komunikasi tersebut tidak beljalan dengan
baik. Seperti yang dikemukakan oleh George Herbert, "agar interaksi sosial
bisa berjalan dengan tertib, teratur dan bisa berfungsi secara baik, maka yang
diperlukan kemampuan untuk menilai secara objektif perilaku kita sendiri
dari sudut pandang orang lain beg it up un sebaliknya".2
Organisasi merupakan wadah di mana ban yak orang berkumpul dan
saling berinteraksi yang terbentuk karena adanya kesarnaan visi dan misi
yang ingin dicapai. Setiap individu atau unsur yang terdapat di dalam
organisasi tersebut secara langsung maupun tidak langsung harus mernegang
teguh apa yang menjadi pedoman dan prinsip yang ada didalarnnya. Sehingga
dalam mencapai visi dan misi terse but dapat berjalan dengan baik.
Komunikasi di dalam organisasi haruslah berjalan dengan baik untuk
mencapai visi dan misi organisasi. Karena komunikasi dalam organisasi sarna
pentingnya seperti aliran darah pad a tubuh manusia. Apabila manusia
mengalami gangguan pada pembuluh darahnya rnaka akan mengganggu
efisiensi peredaran darah. Begitu juga halnya dengan organisasi apabila
terjadi gangguan dalam aktivitas komunikasinya maka akan mengakibatkan
terganggunya efisiensi organisasi tersebut. Sering kali komunikasi yang
dibangun didalam organisasi tidaklah selalu lancar baik itu di dalam tubuh
organisasi sendiri maupun antara organisasi.
Di dalam organisasi sering terjadi perbedaan pendapat. terutama
ketika manusia berinteraksi dengan pihak lain diluar pribadi rnanusia itu
sendiri. Perbedaan pendapat umumnya dipicu oleh p~rbedaan-perbedaan
I Syahrial Syarbaini, A. Rahman, dan Monang Djihado, Sosiologi dan Polilik (Jakarta': Gha!ia Indonesia, 2002), h, 27
2 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta: Kencana Media Group 2007), Edisi kedua, eet ke 3, hal 20
3
dasar pemikiran dalam menyikapi suatu hal. Dasar-dasar pemikiran terse but
meliputi sudut pandang, pola analisis objek, paradigrna hidup, pandangan
hidup dan berbagai hal yang digunakan sebagai indikator seseorang dalam
menilai suatu hal. Inilah salah satu pemicu masalah dalam suatu organisasi.
Dalam proses interaksi antara suatu sub-sistem dengan sub-sistem
laim1ya tidak ada jaminan akan selalu teIjadi kesesuaian atau kecocokan
antara individu pelaksananya. Setiap saat ketegangan dapat saja muncul, baik
antar individu maupun antar kelompok dalan1 organisasi. Banyak faktor yang
melatarbelakangi munculnya ketidakcocokan atau ketegangan terse but salah
satu contohnya buruknya pola komunikasi yang dibangun.
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa baik secara intelektual
serta bagian dari gerakan organisasi so sial yang mempunyai peran strategis
dalam membangun budaya interaksi sosial. Dalam perkembangalli1ya
mahasiswa tidak dapat dipisahkan dengan organisasi yang ada di setiap
kampus.
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
merupakan salah satu universitas ternama di Indonesia yang memiliki sejarah
yang erat kaitannya dengan organisasi ekstra kampus. Adapun organisasi
tersebut terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM), kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan
organisasi primodial daerah. Sedangkan organisasi intra kampus terdiri dari
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Dewan Mahasiswa (DEMA), Senat
Mahasiswa (SEMA), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun dengan
banyaknya organisasi tersebut, maka ban yak perbedaan pemikiran antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya, yang berpotensi pertikaian apabila
interaksi sosial tidak dapat berjalan dengan baik. Hal terse but berdampak
langsung pada masing-masing anggota organisasi terse but.
Di samping: itu , banyaknya organisasi, tak luput pula dari
permasalahan atau sentimen-sentimen yang ada antara orgamsasl.
Kebanyakan ini terjadi antara kader-kader oraganisasi satu dengan yang
4
lainnya, karena keegoisan kader itu sendiri yang menganggap organisasi
mereka lebih baik dengan organisasi lain. Dan disitulah terjadi perang dingin
antar organisasi yang kurangnya interaksi di antara sesama kader organisasi.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul "Interaksi Sosial Antara Organisasi Ekstra Kampus
di FITK UIN SyarifHidayatullah Jakarta".
B. lndentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan untuk
lebih jelasnya untuk mengoperasionalkan, maka dapat didefinisikan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya sikap harmonis antara anggota organisasi ekstra Kampus.
Terjadinya sentimen antara organisasi ekstra kampus.
3. Rasa egoisme antara anggota organisasi ekstra kampus.
4. Kurangnya interaksi antara anggota organisasi ekstra kampus.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka
masalah yang diteliti dibatasi pada:
keharmonisan hubungan antara anggota organisasi HMI dan PMII di FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di muka dan
pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana interaksi sosial antara anggota organisasi HMI dan PMII di FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui interaksi sosial antara anggota
organisasi HMI dan PMII di FITK UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
5
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagi Lembaga Organisasi Intra dan Ekstra Kampus
Basil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam pembinaan organisasi
intra maupun ekstra kampus.
2. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengalaman, wawasan dalam mengembangkan keilmuan
bagi dunia berorganisasi serta kemampuan upaya peningkatan bidang studio
3. Bagi Universitas
Dapat menambah referensi yang berhubungan dengan penelitian organisasi.
...~
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BABII
KAJIAN TEORI
A. Interaksi Sosial
1. Pengertian Interaksi Sosial
Manusia sebagai individu, akan menciptakan sebuah ruang atau
wilayah pribadi, yang tidak bisa disentuh oleh pihak lain. Sementara
sebagai makhluk sosial, secara instintif, manusia akan merasakan
keinginan untuk menjadi bagian dari kumpulan manusia lain, dan
mengadakan hubungan dengan mereka.
Setiap orang mudah bergaul dengan orang lain melalui berbicara
(komunikasi), bersalaman, bercanda, atau bahkan bermusuhan dan itu
semua merupakan tindakan yang dinamakan interaksi sosial. Maka hal
tersebut merupakan intisari sosial. Artinya, kehidupan sosial tampak secara
jelas dalam berbagai cara pergaulan seseorang dengan orang lain.
Menurut Mistio, "karena di dalam interaksi selalu terjadi kontak
dan terjalin hubungan antara manusia selakll individu dengan individu
lainya".1
Interaksi sosial pad a manusia tidak terjadi secara begitu saja, ada
norma-norma moral manusia. Terutama dalam interaksi dengan
lingkungan terse but yang membuka peluang manusia untuk bersifat
eksploitatif terhadap lingkungannya. Tetapi dengan memadukan sikap
terbuka sebagai dasar moral dan tanggung jawab dalam memanfaatkan
alam sitat eksploitatif dapat lebih terkendali.
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial
yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan
antara individu yang satu dengan individu lainnya, an tara kelompokyang
satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai
I Mistio mes~ Fernanda dkk, hllbungan An/ara Kemamplian Berin/eraksi Sosial dengan HasH belajar, Jurnanlmiah Konseling, volume 1 20 J2, hal.2
6
7
sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang
menggunakannya. Atau interaksi sosial itu dapat disebut juga sebagai
suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan
individu, antara indivu dengan kelompok, antal:-a kelompok dengan
individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan
sosial.
Menurut Soerjono Soekanto, "hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia".2
Sedangkan Menurut J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto,
interaksi sosial adalah "proses dimana antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok berhubungan
satu dengan yang lain". 3
dari teori di atas bahwa interaksi sosial merupakan kunei dari
semua kehidupan so sial karen a tanpa interaksi, tak akan mungkin ada
kehidupan bersama.
2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan,
dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian. Pertikaian
mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, nanmn penyelesaian
terse but hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang
dinamakan akomodasi.
Menurut Philipus dan Nurul Aini Adapun bentuk-bentuk interaksi
sosial antara lain sebagai berikut :
a. Proses-Asosiatif
1. Kerjasama,
2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Penga/1t~r, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 20 J2), cet. 44, h. 55
3 J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana, 2004), h.20
8
suatu us aha bersama untuk mencapai suatu tujuan yang sarna.
Bentuk kerj asama :
a) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong
menolong.
b) Bargaining yaitu pelaksaan peljanjian mengenai pertukaran
banrang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau
lebih.
c) Ko-optasi (co-optation) yaitu suatu proses penenmaan
unsur-unsur dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas
organisasi bersangkutan.
d) Koalisi (coalition) yakni kombinasi antara dua organisasi
atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sarna.
e) Joint venture yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek
proyek tertentu, misalnya pengoboran minyak, dan lain-lain
2. Akomodasi
Akomodasi menunjukan pad a dua arti yaitu yang menunjuk
pada suatu keadaan dan menunjuk pada suatu proses.
Akomodasi yang menunjukan suatu keadaan, berarti adanya
suatu keseimbangan dalam interaksi antara individu atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma
norma sosial dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Sebagai
suatu proses, akomodasi menunjukan pada usaha-usaha manusia
untuk menyelesaikan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha
untuk mencapai suatu kestabilan. Akomodasi sebenarnya suatu
cara untuk menyelesaikan pertentangan tampa menghancurkan
pihak lawan sehinga pihak lawan tidak kehilangan
kepribadiannya.
9
Adapun tujuan dari akomodasi antara lain:
a) Untuk mengurangi pertentangan antara individu atau
kelompok-kelompok sebagai akibat dari perbedaan paham.
b) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara
waktu atau secar'a temporer.
c) Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara
kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai
akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan
seperti dalam masyarakat yang mengenal sistem kasta
d) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial
yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campur atau
asimilasi dalam arti luas.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah suatu usaha-usaha yang dilakukan perorangan
atau kelompok untuk mengurangi perbedaan antara mereka.
Faktor-faktor yang memperrnudah terjadinya asimilasi :
a) Toleransi
b) Kesempatan-kesempatan yang sarna dan seimbang dalam
bidang ekonomi.
c) Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
d) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam
masyarakat.
e) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
f) Perkawinan campuran (amalgamation)
g) Adanya musuh bersama.
b. Proses disasosiatif
Proses disasosiatif sering disebut dengan oppositional process.
Oposisi atau proses-proses yang disosiatif dibeqakan dalam tiga
bentuk: persaingan, kontravensi, pertentangan atau pertikaian. ...
10
1. Persaingan
Adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok
kelompok manusia bersaing meneari keuntungan memalui
bidang kehidupan yang menjadi perhatian umum.
Kontravensi
Suatu proses yang berada antara persaingan dan pertentangan
atau pertikaian. Dalam bentuk yang mumi, konravensi
merupakan kebeneian terhadap seseorang atau kelompok orang
walau tidak sampai pad a sikap pertentangan atau pertikaian.
3. Pertentangan
Pertentangan teljadi karena menyadari adanya perbedaan
perbedaan tertentu antara suatu kelompok masyarakat dengan
kelompok masyarakat yang lain.4
Seperti apa yang telah disebutkan, di dalam sebuah proses sosial, akan
terjadi interaksi sosial. Misalnya di dalam kelompok mahasiswa yang
sedang melaksanakan pembelajaran.seeara tidak langsung, mereka sedang
melaksanakan suatu proses so sial. Ketika sedang ada subuah diskusi,
seeara tidak langsung mereka telah melakukan sebuah interaksi sosial.
kaitannya dengan usaha tani adalah pada saat adanya proses
berlangsungnya usaha tani terse but pasti orang yang ada di dalamnya
melakukan sebuah interaksi sosial.
Jadi semua itu tetap berhubungan antara satu sarna lain. Dalam suatu
proses sosial, akan terjadi suatu interaksi yang digunakan untuk
mendukung proses sosial terse but. Dan dalam usaha tani yang terdapat
suatu proses sosial. Jadi untuk melakukan suatu proses sosial yang terjadi
pad a usaha tani tersebut, didukung oleh adanya interaksi sosial.
4 Philipus dan Nurul Aini, S05i%gi dan Polilik, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2006), hal.23
II
3. Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial di masyarakat dapat terjadi karena ada faktor
pendorong terjadinya interaksi sosial. menurut Janu Mardianto ada
beberapa faktor pendorong dalam interaksi sosial:
a. Imitasi.
Imitasi adalah suatu tindakan memru orang lain. Imitasi dilakukan
dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya, gaya bicara atau tingkah
laku.
b. Sugesti.
Sugesti berJangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap
yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Contohnya nasehat
orangtua.
c. Identifikasi.
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang
untuk menjadi sama dengan pihak lain. Contohnya seorang anak yang
mengidolakan ayahnya.
d. Simpati
Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik
kepada pihak lain. Contonya ketika tetangga yang tel1impa musibah.
e. Empati.
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi
kejiwaan dan fisik seseorang.5
Jadi, Faktor-faktor dalam interaksi sosial yaitu Faktor Imitasi, Faktor
Sugesti, Fakor Identifikasi, dan Faktor Simpati.
4. Syarat-syarat Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara
individu dengan kelompok. Menurut Soejono Soekanto Suatu interaksi
5 Janu Mardiyanto, Sosiologi: Mer/whami dan Mengaji lvfasyarakat, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007), h.70-72
12
sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi beberapa syarat,
yaitu:
a. Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa Inggrisnya contact, dari bahasa fain
con atau clim yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya
menyentuh. Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh.Kontak sosial
ini tidak selah.! melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang
dapat melakuan kontak sosial tidak dengan menyentuh, misalnya
menggunakan HP, telepon dan sebagainya.
Kontak so sial memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negatif. Kalau
kontak sosial mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau
mengarah pad a suatu pertentangan atau konflik berarti
negative.
2. Kontak sosial dapat bersifat pnmer dan bersifat sekunder.
Kontak sosial primer terjadi apabila peserta interaksi beltemu
muka secara langsung. Misalnya kontak antara guru dengan
murid. Kalau kontak sekunder terjadi apabila interaksi
berlangsung melalui perantara. Misal percakapan melalui
telepon, HP, dan sebagainya.6
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampman informasi dari
satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada beberapa unsur pokok dalam komunikasi yaitu;
I. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau
pesan at au perasaan atau pemikiran pada pihak lain.
Komunikan yaitu ofang atau sekelompok orang yang dikirimi
pesan, pikiran, informasi. ,
6 Soerjono Soekanto, sosi%gi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), eel. 44, h. 58
13
3. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan.
4. Media yaitu alat untuk menyampaikan pesan.
5. Efek atau feedback yaitu tanggapan atau perubahan yang
diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan
dari komunikator. 7
Ada beberapa tahapan penting dalam komunikasi:
1. Encoding. Pada tahap ini gagasaan atau program yang akan
dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atan gambar .
dalanl tahap ini komunikator harus memilih kata atau istilah
,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan.
Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang
membingungkan komunikan.
2. Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah
diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan.
Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan
atau gabungan dari duanya.
3. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan
memahami kalimat serta gam bar yang diterima mennrut
pengalaman yang dimiliki.8
Jadi pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan dengan nonverbal yaitu menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala.
7 Ibid 8 Ibid, h.59
14
B. Organisasi Ekstra Kampus
1. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan elemen yang am at diperlukan didalam
kehidupan manusia. Organisasi membantu manusia melaksanakan hal-hal
atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik secara
individu. Disamping itu, dapat dikatakan lagi bahwa organisasi-organisasi
membantu masyarakat, membantu kelangsungan pengetahuan dan ilmu
pengetahuan.
Menurut Chris Argyris menerangkan bahwa "organisasi biasanya
dibentuk orang guna mencapai sasaran-sasaran yang dapat di capai terbaik
secara kolektif,.9
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapal suatu tujuan telientu.
Oleh karenanya, keberhasilan suatu orgamsasl ditunjukan oleh
kemampuannya mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan sangat ditentukan oleh
kinerja organisasi yang sang at dipengaruhi oleh factor eksternal maupun
internal organisasi.
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama,
orgamsasl diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional,
misalnya, sebuah perusahaan, sekolah. perkumpulan, badan-badan
pemerintah. Kedua, merujuk kepada pengorganisasian yaitu bagaimana
pekeljaan yaitu bagaimana pekerjaan di atur dan dialokasikan di antara
para anggota sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif
Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan
system kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut James Gibson c.s bahwa "organisasi merupakan entitas
entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu,
9 1. Winardi, organisasi dan pengorganisasian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2003),h.2
15
yang tidak mungkin di capai oleh individu-individu yang bertindak secara
sendiri".10
Organisasi dicirikan oleh perilaku yang diarahkan ke arah
pencapaian tujuan. Mereka mengupayakan pencapaian tujuan-tujuan dan
sasaran-sasaran, yang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.
Hal itu melalui tindakan-tindakan individu-individu serta kelompok
kelompok secara terpadu.
Sebuah organisasi memiliki sebuah batas yang relatif dapat di
identifikasi. Adapun batas tersebut dapat berubah dengan berlangsungnnya
waktu. Batas itupun tidak senantiasa jelas, tetapi perIu terdapat adanya
sebuah batas yang dapat diidentifikasi, guna dapat membedakan anggota
organisasi terse but, dengan bukan anggota.
Elemen inti suatu organisasi adalah manusia yang berinteraksi.
Interaksi yang demikian merupakan kondisi yang diperlukan sekaligus
kondisi cukup, guna menetapkan eksistensi organisasi yang ada. Dan kunci
bagi organisasi yang berhasil adalah upaya bersama yang memuaskan
sarana-sarana pribadi yang bersifat keserasian. Ada kemungkinan bahwa
sarana-sarana pribadi mungkin sangat atau agak atau bersifat netral
bertentangan dengan sarana-sarana ke organisasian. Tapi kebanyakan
anggota organisasi, hubungan yang diinginkan adalah bahwa sarana-sarana
pribadi mereka sesuai dengan sarana-sarana ke organisasian. Menurut
Nanang Fattah Akontabilitas adalah "keharusan mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas yang mengacu kepada sasaran yang ingin
dicapai dalam organisasi".11
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila sarana-sarana
keorganisasian tercapai, maka sarana-sarana keorganisasian juga ikut
tercapai.
10 Jbid, h.13 II Nanang Fattah, Landasan Menajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset 2004), h.82
http:organisasi".11http:sendiri".10
16
2. Dasar Pembentukan Organisasi
Manusia memiliki ban yak kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat di
klasifikasikan menjadi kebutuhan fisik yang bersifat jasmani, kebutuhan
yang bersifat rohani atau psikologis, dan kebutuhan yang bersifat sosial.
Kebutuhan yang bersifat jasmani dan fisik berupa makanan dan
mmuman, pakaian serta tempat tinggal. Kebutuhan tersebut adalah
kebutuhan primer manusia. Sedangkan kebutuhan yang bersifat rohani
atau psikologis berupa kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, kasih
sayang, perhatian, kehormatan, dan rasa aman. Adapun kebutuhan yang
bersifat sosial meliput kebutuhan untuk berserikat dan berkelompok,
kebutuhan untuk bekerja sama, kebutuhan untuk mendapatkan kebutuhan
persahabatan.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terhitung banyak
tersebut manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Manusia
membutuhkan orang lain atau pihak lain. Kebutuhan dengan pihak lain
terwujud dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
Menurut Agus Sucipto dan Siswanto dasar pembentukan organisasi
sebagai hal-hal berikut:
a. Memiliki tujuan yangjelas
Organisasi yang memiliki tujuan yang jelas berarti memiliki arah yang
jelas. Tujuan tersebut menentukan adanya keteraturan dalam gerak
langkah organisasi jika organisasi tidak memiliki arah yang jelas akan
menimbulkan masalah organisasi yang akan mendatang.
b. Terdapat pendelegasian tugas dan wewenang
Pendelegasian memiliki pendapat antara lain: pertama, pimpinan dapat
Jebih memiliki fokus pada masalah kebijakan, rencana strategis dan
pengembangan organisasi. Kedua, bawahan memiliki rasa percaya diri
dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaannya. Ketiga, tingkat
ketergantungan bawahan terhadap pimpinan berkurang.
17
c. Memiliki struktur yang mendorong kreativitas karyawan
Era globalisasi mendorong kecepatan dalam merespon perubahan dan
pasar. Kecepatan karyawan dalam merespon perubahan tersebut
tergantung dari kreativitas karyawan. Dalam pendekatan teori
orgamsasl, struktur organisasi dapat mendukung terciptanya
kreativitas karyawan dan bawahan.
d. Memiliki satu kesatuan komando
Organisasi yang baik menyaratkan adanya satu kesatuan komando.
Kesatuan komando diperlukan guna meminimalkan kebingungan dan
konflik bawahan. Tiap pekerjaan dideskripsikan dengan jelas agar
tidak tumpang tindah sehingga teratur dan terencana dengan baik.
e. Ada pembagian tugas yangjelas
Organisasi yang baik juga memperhatikan pembagian tugas yang
jelas. Pembagian tugas memiliki implikasi pada adanya keteraturan
dan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu
pekerjaan. 12
Struktur sebuah orgal1lsasl terbentuk berdasarkan komponen
komponen yang terdapat di dalam organisasi tersebut. Sebagai contoh
sebuah organisasi yang terdapat di dalam sekolah misalkan. Struktur
organisasi di dalam sekolah tersebut akan terbentuk dari atas sebagai
pemimpin tertinggi yaitu Kepala Sekolah hingga sampai staff-staff yang
ada di paling bawah pada setiap departemen yang membentuk sebuah visi
dari organisasi sekolah tadi. Sehingga demikian struktur organisasi akan
memiliki bagan yang berbeda-beda sesuai komponen yang membentuk
organisasi terse but dan sangat dipengaruhi oleh visi dan bentuk organisasi
terse but.
12 Agus Sucipto dan Siswanto, Teori Dan Perilaku Organisasi, (Malang: UIN_Malang Press 2008), h. 62
18
3. Tujuan Organisasi
Secara sistematik maka keseluruhan kegiatan orgamsasl harus
berorientasi pada tujuan. Ini berarti bahwa tujuan organisasi mesti
dijadikan pedoman untuk dalam pembagian kerja, penentuan bahan tugas,
banyaknya tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan pekeljaan tertentu
harus dipertimbangkan dengan berorientasi pada tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, keseluruhan pekerjaan pengelolaan dan
operasional harus diatur dan direncanakan berdasarkan strategi untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan dengan cara efektif dan efisien.
Prinsip kerja yang menggunaka tujuan sebagai pedoman lazimnya
disebut ]v[anagement By O~jective (MBO). MBO merupakan penetapan
prosedur fOimal atau semi fOlmal, yang dimulai dengan penetapan tujuan
dan dilanjutkan oleh kegiatan (Iangkah), sampai peninjauan kembali
pelaksanaan kegiatan. 13
Begitu pentingnya kedudukan tujuan dalam penyusunan organisasi,
maka tujuan organisasi perl1.1 terlebih dahulu dirumuskan secara jelas,
tertulis, dan kemudian dikomunikasikan secara baik sehingga tujuan bisa
dipahami secara benar-benar oleh para anggota organisasi.
Bila Management By Objective bisa dilaksanakan secara baik, maka
masing-masing anggota organisasi walaupun berbeda dalam dalam
kedudukan atau f1.1ngsinya, walaupun berbeda dalam waktu bekerjanya,
namun sem1.1anya sebagai anggota sistem. gerak langkahnya terarah pada
pencapaian tujuan organisasi. Dan didalamnya harus mempunyai tujuan
yang jelas, 1.1ntuk membangun dan menghasilkan ses1.1atu pencapaian yang
lebih baik, yang sesuai dengan keinginan secara bersama-sama. Oleh
sebab it1.1, organisasi perI1.1 menyediakan bagi bakat tersebut, sumber daya
sesuai dengan kemamp1.1annya.
13 Ibid
19
4. Budaya Organisasi
Budaya mengandung pengertian yang lebih luas. Bangsa-bangsa
dunia mempunyai budaya sendiri yang menjadi budaya nasional dalam
suatu negara mungkin terdapat berbagai suku yang mempunyai budaya
tersendiri, sebagai subkultur berdasarkan kesukaan atau kewilayahan.
Menurut Ralph Linton seluruh cara kehidupan dari masyarakat
yang manapun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cam hidup itu
yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih
diinginkan. 14
Demikian pula setiap organisasi dapat mempunyai budaya sendiri
yang berbeda dengan organisasi lain. Inilah yang disebut dengan budaya
organisasi. Dengan demikian budaya organisasi adalah buadaya yang
diterapkan pada lingkup organisasi tertentu.
Menurut Stephen P. Robbinson sebuah persepsi umum yang
dipegang oleh anggota organisasi, suatu sistem tentang keberartian
bersama. 15
Lain halnya apa yang dikatakankan oleh Lita WuJantika "Budaya
merupakan pengendali sosial dan pengatur jalannya organisasi at as dasar
nilai dan keyakinan yang dianut bersama, sehingga menjadi norma kerja
kelompok, dan secara operasional disebut budaya kerja karena merupakan
pedoman dan arah perilaku kerja karyawan".16
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi adalah filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan,
norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik inti
tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi. Keyakinan,
norma-norma, dan nilai-nilai terse but menjadi pegangan semua sumber
daya manusia dalam organisasi dalam melaksanaka kinerjanya. Tapi pada
14 Ihromi, Antropo!ogi Budaya. (Jakarta: Yayasan Obar Indonesia 2006). h.IS 15 Wibowo, Budaya Organisasi, (Jakarta: PT raja grapindo Persada, 20 II). hal 17. 16 Lita Wulantika, Budaya OrgJnisasi Da!am Meningkatkan Keefektifan Organisasi, Jurnal
IImiah Unikom, Volume 7, Hal 209
http:karyawan".16
20
hakikatnya, budaya organisasi itu adalah budaya yang menjadi acuan yang
melakukan interaksi.
5. Organisasi Ekstra Kampus
Menurut Zainal dalam skripsinya organisasi mahasisiwa ekstra
kampus merupakan sllatu organisasi yang berlatar belakang
kemahasiswaan yang berdirinya di Iuar wewenang kampus. 17
Hal senada juga di kemukakan oleh Dindin walaupun
kedudukannya di luar lembaga kampus, organisasi ekstra turut berperan
dalam pendampingan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh kamplls,
dan tidak boleh keluar dari rambu-rambu utama tugas dan fungsi
perguruan tinggi yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi. 18
Sedangkan menurut satryo menerangkah bahwa dalam keputusan
Menterti Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor
1551U11998 disebutkan bahwa organisasi kemahasiswaan ekstra kampus
adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa untuk
menanamkan sikap ilmiah, pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus
meningkatkan kerjasama, serta menumbuhkan rasa persatuan dan
kesatuan. 19
Keadaan organisasi ekstra kampus juga dilegalkan dan sah secara
konstitusi apabila organisasi ekstra kampus tersebut sudah terdaftar di
kementrian sosial Rl. Hal tersebut dinyatakan dalam pasal 28 UUD ] 945
yang berbunyi "kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang". 20
Organisasi mahasiswa ekstra kampus memiliki empat gerakan yang
dijadikan sebagai landasan geraknya yaitu:
17 httpJ/digilib.uinsby.ac.id/3867/5/8ab%202.pdf 18 Ibid
19 Ibid 20 Ibid
21
1. Gerakan politik (berafiliasi dengan golongan-golongan).
2. Gerakan sosial (menjadi motor penggerak terhadap ketimpangan
ketimpangan sosial).
3. Mencetak intelektual (mengadakan seminar-seminar dan kajian
ilmiah)
4. Menjaga idiologi masing-masing organisasi.21
Maka dari itu oraganisasi ekstra kampus hams menjalankan fungsi
fungsi organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggran Rumah
Tangga (AD/ART) organisasi tersebut. Dan menjadi pengawal kebijakan
kebijakn pemerintahan, baik itu di pemerintahan kampus ataupun di
pemerintahan Republik Indonesia.
C. HasH Penelitian Yang Relevan
Tabel. 2.1
HasH Penelitian Relevan
No Penelitian dan Judu) Metode Penelitian HasH Penelitian
1 Luthfian Taqwa Jenis: Kualitatif hasil penelitiannya
Ginanjar, "Interaksi Lokasi: UIN Syarif bahwa organisasi
Sosial Antara Hidayatullah Jakarta ekstra yang memiliki
Organisasi Ekstra ideologi berbeda yang
Kampus di UIN Syarif membuat mereka
Hidayatullah Jakarta" selalu ingin bersaing
(studt Kasus di HMI untuk mendapatkan
dan P MIl Cabang kedudukan atau
Ciputat). tempat yakni
kekuasaan di dalam
Badan Eksekutif
Jumsan, Fakultas, dan
Universitas. Dan i .;
21 Ibid
http:organisasi.21
22
sebagian pula
mementingkan
kepentingan kelompok
serta kepentingan
pribadi demi
eksistensinya,
dikarenakan adu
gengsi dengan
kelompok lain apabila
memiliki eksistensitas
yang kuat, maka
organisasi tidak boleh
dipisahkan dalam
kehidupan mahasiswa,
karena berorganisasi
dapat belajar membagi
wewenang dalam diri
seseorang ataupun
organisasinya
2 Maulisa Sudrajat,
"Pola Komunikasi
Organisasi di Lembaga
Kemahasiswaan
Nasional POS Keadilan
Peduli Umal (PKPU)."
Jenis: Kualitatif
Lokasi: Graha Peduli
PKPlT,Jalan Condet
Raya No. 27 B. RT
001103. Gedong Pasar
Rebo, Jakarta Timur
19760
hasil penelitiannya
bahwa pola
komunikasi organisasi
yang diguna oleh
lembaga kemanusiaan
Nasional PKPU
adalah Pola bintang
dan pola rantai: Pola
bintang digunakan
untuk berkomunikasi
; ~
i secara umum, dimana
i atasan bebas
23
berkomunikasi kepada
bawahan dan bawahan
bebas berkomunikasi
ke atasan tanpa
perantara orang lain.
Pola ini dapat berjalan
dengan baik karen a
ada keterbukaan
antara atasan dengan
bawahan dan bawahan
dengan atasan. Untuk
pol a rantai dalam
lembaga kemanusiaan
Nasional PKPU
digunakan untuk
memberikan informasi
yang bersifat
pengumuman dari satu
divisi kepada selurnh
karyawan yang harns
. disampaikan melalui
I divisi SDM
24
D. Kerangka Berpikir
Organisasi Ekstra Kampus
Himpunan Mahasisiwa Islam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) (PM II)
Interaksi Antara
Anggota Organisasi
Kerja sama
Mengawak kebijakan pemeritahan Kampus
Bidang sosial
Membuat kegiatan di kampus
Persaingan
Merekmt Anggota Bam
Pemiliham Umum Raya Kampus
...~
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BABIII
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai
Oktober 2016 di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Menurut Mahmud Metode kualitatif adalah "memahami sistem makna yang
menjadi prinsip-prinsip umum dari satuan gejala yang terdapat di dalam
kehidupan sosial sebuah masyarakat dan bersifat deskriptif, yaitu
mendeskripsikan makna data atau fenomena yang dapat di tangkap oleh
peneliti dengan menunjukan bukti-buktinya".1
Dengan pendekatan metode penelitian ini bersifat deskriptif. Menurut
Muhammad Idrus Penelitian deskriptif adalah "mengambarkan secara objektif
menganalisis data-data yang diperoleh, dan kemudian memakai studi kasus
dengan bentuk intrinsik yang menekankan pad a pemahaman (verstehen) yang
mendalam terhadap kasus tunggal yang disebabkan kasus tersebut menarik".2
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyeklsubyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.3
Misalnya akan melakukan penelitian di lembaga X, maka lembaga X ini
merupakan populasi. Lembaga X mempunyai sejumlah orang/subyek dan
obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlahlkuantitas. Tetapi
1 Mahmud. Melode Penefitian Pendidikan, (Bandung: CY Pustaka Setia, 2011), h. 91 2 Muhammad Idrus, Melode Penelilian J/mu Sosial Pendekalan Kualilalif dan Kuan/ilalif,
(Yogyakarta: Erlangga, 2009). hal. 58 3 Sugiyono, Me/ode Penelilian Adminislrasi. (Bandung: CY ALF ABETA, 2002), h. 57
25
26
lembaga X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi
kerja, disiplin kerja, kepemimpinannya, dan lain-lain.4
Satu orangpun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu
mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicara, disiplin pribadi,
hobi, cara bergaul, kepemimpinaHnya dan lain-Iain.5
Dalam populasi, peneliti mengambil populasi kepada anggota yang telah
mempunyai karakteristik yang telah disebutkan di atas. Yaitu yang telah
menjadi pengurus komisariat karena tidak semua anggota yang menjadi
pengurus komisariat. Dalam kepengurusan komisariat jumlah pengurus
kurang lebih 60 orang, tetapi tergantung dari komisariat tersebut banyaknya
anggota pengurus melihat situasi dan kondisi.
2. Sample
Menurut Sugiyono, sampel adalah "sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut".6
Hal senada juga di kemukana oleh Farouk Muhammad dan Djaali bahwa
sample penelitian adalah "sebagian dari unit-unit yang ada dalam populasi
yang ciri-ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki".7
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karen a keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari popuJasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampeJ itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang di ambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili). 8
Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling adalah teknik pengambilan sam pel sumber data dengan
pertimbangan tertentll. Pertimbangan tertentll 1m, misalnya orang terse but
4 Ibid 5 Ibid 6 Ibid 7 Farouk Muhammad dan Djaali, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bunga Rampai,
2010), h. 41 8 Sugiyono, op. cil., h.58
27
yang dianggap paling tahu tentang apa yang ingin peneliti tanyakan kepada
partisipan.9
Partisipan penelitian yang menjadi narasumber penelitian ini adalah
kader HMI dan PMII yang menjadi mahasis\va di FITK Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti mengambil sampel 12 orang, 6
orang dari kader HMI dan 6 orang dari kader PMII. Alasan peneliti
mengambil partisipan tersebut adalah ingin l11engetahui bagaimana dampak
terhadap interaksi sosial pada mahasiswa yang l11emiliki Organisasi Ekstra
yang berbeda-beda.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam permasalahan penelitian untuk mel11peroleh data maka digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Menurut Sukandarrumidi "Wawancara adalah suatu proses Tanya
jawab lisan, dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik stsu
bertatap muka."lo Hal senada juga dikatakan o1eh Sugiyono "Wawancara
dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan mngunakan
telepon.,,11 Dalam kegiatan wawancara dilakukan sebagai tindak lanjut
untuk mel11perdalam keabsahan data dalam studi dokumentasi
sebelumnya. Hal 1111 dikarenakan wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas atau diteliti.
Wawancara dilakukan kepada pengurus komisariat yang telah
ditentukan siapa yang ingin diwawancarai.
2. Observasi
Menurut Joko Subagyo "observasi dilakukan sesuai dengan
kebutuhan penelitian mengingat tidak setiap penelitian menggunakan alat
9 Sugiyono, Me/ode Penelitian Kuanlila/ Kllalitali/ dan R&D, (Jakarta: ALFABETA, 2012), h.85
10 Sukandarrumidi, Melode i Peneliliann Pelunjuk Praktis Un/uk Penelili PemlIla, (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2012), h.88
II Sugiyono, op. cit., h.233
28
pengumpul data.observai memakan waktu yang lebih lama apabila ingin
melihat suatu perubahan dan pengamatan".12
Dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung yang
bersifat partisipatif ataupun non partisipatif yaitu pengamatan yang
melibatkan peneliti dalam kegiatan yang menjadi penelitian dari organisai
HMI dan PMIl di Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. dan berguna
untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang telah terjadi didalam
fenomena, fota, sikap dan perilaku keseharian yang berkaitan dengan
interaksi sosial.
3. Dokumentasi
Menurut Deddy Mulyana "dalam wawancara dapat pula dilengkapi
dengan analisis dokumen seperti otobiografi, catatan hat'ian, surat-surat
pribadi, catatan pengadilan, berita Koran, artikel majalah, brosur, bulletin
dan foto-foto".13 Metode 1111 digunakan untuk memperoleh data
tentang latar belakang Organisasi HMI dan PMII yang meliputi struktur
organisasi, dan foto-foto setelah wawancara.
E. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian, setiap hal ten1Uan harus di cek keabsahannya agar
hasil penelitianl1ya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat
dibuktikan keabsahannya. Pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti antara
Jain:
1. Tringulasi data, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara, data hasil wawancara dengan dokumentasi dan
data hasil pengamatan dengan dokumentasi. Hasil perbandingan 1111
diharapkan dapat menyatukan persepsi atas data yang diperoleh.
2. Tringulasi metode, yaitu dengan cara mencari data lain dengan sebuah
fenomena yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda
yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian hasil yang
12 Joko Subagyo, Metode Penelitian Da/am Teori Praktik. (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2015). h.62
U Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian KlIalilalif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010). h.195
http:foto-foto".13http:pengamatan".12
29
diperoleh dengan menggunakan metode ini dibandingkan dan disimpulkan
sehingga memperoleh data yang bias dipercaya.
3. Trungulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu
fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, baik dilihat dari
dimensi waktu maupun dari sumber yang lain. 14
Dalam pengecekan data ini, peneliti menggunakan observasi dalam
lapangan yang didukung dengan pengecekan melalui wawancara dan
dokmnentasi.
F. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menguraikan model anal isis Huberman
dan Miles yang disebut sebagai model Interatif Adapun bentuk dari model
interatif, yaitu:
a. Tahap pengumpulan data ini merupakan kegiatan dalam proses analisis
data interaktif berupa kata-kata, fenomena, foto, sikap dan perilaku
keseharian yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dan observasi
mereka dengan menggunakan metode kualitatif.
b. Tahap reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data ini berlangsung
secara tems-menems sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung.
c. Tahap penyajian data sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
d. Tahap verifikasi dan penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai
penarikan arti data yang telah ditampilkan. 15
Dalam pelaksanaannya, data yang diperoleh berasal dari informasi dari
lapangan, dijadikan bentuk uraian, kemudian dikaitkan dengan data yang
lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau
sebaliknya sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan
gambaran yang sudah ada.
l~ Sugiyono, op.cil., h. 241 ; 15 Muhammad Jdrus, Metode Penelitian I1mu Sosial Pendekatan Kua/italijdan KUal11ilClt[l
(Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 147-151
...~
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BABIV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Universitas Is)am Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Sejarah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu agama) pada tahun
1957, Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta saat
ini berusia 58 tahun. Selama kurun tersebut, lembaga pendidikan ini
telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan
transmisi ilmu pengetahuan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian
masyarakat yang terus mendorong program-program peningkatan
kesejahteraan sosial. Selama itu pula, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telah melewati beberapa peri ode sejarah, sehingga sekarang ini telah
menjadi salah satu ikon universitas Islam di Indonesia. Secara singkat
sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi kedalam
beberapa periode, yaitu; periode perintisan, periode fakultas dari lAIN
al-Jami'ah, periode lAIN Syarif Hidayatullah, dan UIN Syarif
Hidayatullah. I
1) Peri ode Perintisan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdiri berdasarkan Surat
Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah pendirian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan satu mata rantai sejarah
perkembangan perguruan tinggi Islam lnodnesia dalam menjawab
kebutuhan pendidikan tinggi Islam Modern yang telah dimulai jauh
sebelum Indonesia merdeka. Pad a zaman penjajahan belanda, Dr.
Satiman Wirjos
31
pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari
pihak penjajahan Belanda,z
Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru
Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam
(STI). STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942) karena
penduduk Jepang. Namun, umat Islam Indonesia tidak pernah berhenti
menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam bagi kaum muslim
yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Pemerintah
penduduk Jepang kemudian menjanjikan kepada umat Islam untuk
mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta. Janji
jepang itu direspon tokoh-tokoh muslim dengan membentuk yayasan
dibawah kepemimpinan Muhammad Hatta sebagai ketua dan
Muhammad Natsir sebagai sekretaris.3
Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364, yayasan
tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI berkedudukan di
Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh
lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI.
Mereka antara lain, Drs. Muhammad Hatta, K.H. Kahar Mudzakkir,
K.H. Wahid Hasyim, K.H. Mas Mansur, K.H. Fathurrahman Kahrawi,
dan Farid Ma'ruf. Pada 1946, STI dipindahkan ke Y ogyakarta
mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Y ogyakarta.
Sejalan perkembangan STI yang begitu besar, pada 22 Maret 1948
nama STI diubah menjadi Universitas Islam Negeri (UII) dengan
penambahan fakultas-fakultas baru. Sampai dengan 1948, un memiliki empat fakultas, yaitu Fakultas agama, Fakultas Hukum,
Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Pendidikan.4
Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen Agama menjadi
latar belakang penting berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Fakultas Agama UII dipisahkan
2 ibid, h.4 3 Ibid 4 ibid
32
dan ditransfonnasikan menjadi Per guru an Tinggi Agama Islam Negeri
(PT AIN). Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP)
No.34 tahun 1950. Dalam konsideran disebut bahwa PTAIN bel1ujuan
memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat
pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam.
Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PT AIN ditetapkan 26 September
1950. PT AIN dipimpin K.H. Muhammad Adnan dengan jumlah per
1951 sebanyak 67 orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga
jurusan, yaitu; Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syariah), dan Jurusan
Dakwah.5
Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari Bahasa Arab,
Pengantar IImu Agama, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tafsir, Hadist, Ilmu
Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasauf, Perbandingan Agama,
Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah Kebudayan Islam, Ilmu Pendidikan
dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-asas Hukum
Publik dan Privat, Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Mahasiswa yang
lulus tingkat Bakaloreat dan Doktoral masing-masing mendapatkan
gelar Bachelor ofart (BA) dan Doclorandus (Drs).6
2) Peri ode ADIA (1957-1960)
Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam yang sesuai
dengan tuntutan modemitas pad a dekade 1950-an, mendorong
Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA)
di Jakarta. ADIA didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik
dan mempersiapkan pegawai negeri guna mendapatkan ijazah
pendidikan akademi dan semi akademi sehingga dapat menjadi guru
agama, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah
agama. Dengan pertimbangan UIN Syarif Hid3.yatullah Jakarta
merupakan kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1 Juni 1957 .
5 Ibid 6 Ibid, hA-5
33
ditetapkan sebagai hari jadi (Dies Natalis) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Sarna seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa studi di
ADIA adalah lima tahun yang terdiri dari tingkat semi akademi tiga
tahun dan tingkat akademi dua tahun.7
ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama,
Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da'wah wal Irsyad yang juga
dikenal dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi kurikulum
ADIA tidak jauh berbeda dengan kurikulum PT AIN dengan beberapa
tambahan matakuliah untuk kepentingan tenaga fungsional.
Komposisi lengkapnya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Arab,
Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Ibrani, Ilmu Keguruan, Ilmu
Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam, Tafsir,
Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh Tasyri' Islam,
Ilmu Kalam/Mantiq, Ilmu AkhlaqHasawuf, Ilmu Fisafat, Ilmu
Perbandingan Agama, dan Ilmu Pendidikan Masyarakat
Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Mahmud
Yunus sebagai dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai wakil
dekan. 8
Ada dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai dengan mandatnya
sebagai akademi din as, mahasiswa yang mengikuti kuliah di ADIA
terbatas pad a mahasiswa tugas belajar. Mereka diseleksi dari pegawai
atau guru agama di lingkungan Departemen Agama yang berasal dari
wakil-wakil daerah di selumh Indonesia. Kedua, sesuai dengan
mandatnya untuk mempersiapkan guru agama modern, tanggung
jawab pengelolaan dan penyediaan anggaran ADIA berasal dari
Jawatan Pendidikan Agama (Japenda) Departemen Agama, yang pada
waktu itu memiliki tugas mengelola madrasah dan mempersiapkan
gum agama Islam modern di sekolah umum.9
7 Ibid, h.5 8 Ibid 9 Ibid
34
3) Periode Fakultas lAIN al-Jami'ah Yogyakarta (1960-1963)
Dalam per:.ialanan satu dekade, PT AIN di Yogyakarta
memperlihatkan perkembangan menggembirakan. Jumlah mahasiswa
PT AIN semakin banyak dengan area of studies yang semakin luas.
Mahasiswa PT AIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah
Indonesia, juga datang dari negara tetangga seperti; Malaysia.
Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies,
menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas
kelembagaan, fakultas dan jurusan, maupun komposisi matakuliah.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di
Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi
agama Islam negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan
Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 1960 tertanggal 24
Agustus 1960 bertepatan dengan 2 Rabi'ul Awal 1380 Hijriyah.
Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus mengubah dan menetapkan
perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri
(LAIN) al-Jami'ah al-lslamiyah al-Hukumiyah. lAIN diresmikan oleh
K.H. M. Wahib Wahab sebagai Menteri Agama di Gedung Kepatihan
Yo gyakarta. 10
Nama dan jabatan pimpinan lAIN dan fakultas-fakultasnya pada
saat diresmikan adalah sebagai table berikut:
Table. 4.1
Nama danjabatan pimpinan lAIN dan fakultas-fakultasnya.
No JABATAN NAMA LOKASI
1. Rektor/Presiden Institut Prof. Mr. R.H.A. Soenarjo Yogyakarta Sekretaris Senat Mr. Wasil Aziz Yogyakarta
3. Dekan Fakultas Tarbiyah Prof. Dr. H. Mahmud Yunus Jakarta
4. Dekan Fakultas Adab Prof. H. Bustami A. Gani Jakarta
5. Dekan Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. MuchtarYahya Y ogyakarta I 6. Dekan Fakultas Syariah Prof. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy Yogyakarta
10 Ibid, ha1.5-6
35
Peresmian lAIN disambut antusias oleh umat Islam Indonesia.
Beberapa daerah mengajukan penegerian perguruan tinggi Islam yang
telah ada atau meminta untuk membuka fakultas yang sesuai dengan
kondisi daerahnya. Aspirasi ini diperkuat oleh Ketetapan MPRS
Nomor lIRISI1963 lampiran Aad 5 yang secara eksplisit dan tegas
meminta perluasan lAIN. Dalam kurun waktu dua tahun, yaitu sejak
1960 sampai dengan 1963, lAIN berdiri di sembi Ian kota dengan
perincian sebagai berikut:
1. Fakultas Tarbiyah di Jakarta, YogyakaJ1a, Malang, daJl Banda
Aceh;
2. Fakultas Adab di Jakarta dan Yogyakarta;
3. Fakultas Ushuluddin di Jakarta dan Yogyakarta;
4. Fakultas Syariah di Yogyakarta, Banda Aceh, Banjarmasin,
Pal em bang, Surabaya, Serang, dan Ujung Pandang
(Makassar).ll
Selanjutnya, status dan struktur organisasi lAIN diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1985, dan
disusul dengan Keputusan Presiden RepubJik Indonesia Nomor 9
Tahun 1987. 12
4) Periode lAIN SyarifHidayatullah Jakarta (1963-2002)
lAIN mengalami perkembangan pesat Perkembangan tersebut tidak
dapat lagi tertampung oleh kapasitas kelambagaan lAIN yang terpusat
di Y ogyakarta. Atas dasar itu, dipandang perIu mengembangkan lAIN
menjadi institut yang berdiri sendiri. Berdasarkan keputusan Menteri
Agama RI Nomor 49 Tahun 1963 tertanggal 25 Pebruari 1963
ditetapkan adanya dua lAIN, masing-masing lAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta dan lAIN Syarif Hldayatullah Jakarta. lAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta mengkordinasi fakultas-fakultas pi wilayah Jawa ,
11 Ibid, h.6 12 Ibid
http:Makassar).ll
36
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,
dan Irian Jaya. Sedangkan lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengkordinasi fakultas-fakultas yang berada di wilayah Jakal1a, Jawa
Barat, dan Sumatera. Peresmian pembagian wilayah kordinasi
dilakukan pada 18 Maret 1963 di Aula lAIN Syarif Hidayatllllah
Jakal1a dengan dihadiri Menteri Agama. lAIN Syarif Hidayatullah
Jakm1a yang berdiri sendiri dipimpin oleh Prof. Drs. H. Soenardjo
sebagai rektor. 13
Penamaan lAIN Jakarta dengan Syarif Hidayatullah antara lain
bertujllan menghargai jasa sekaligus menjadikannya sebagai sumber
inspirasi bagi pengembangannya di masa yang akan datang. 14
Pada saat peresmian itll, lAIN SyarifHidayatullah Jakarta memiliki
empat fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah, Fakultas Adab, dan Fakultas
Ushuluddin di Jakarta dan Fakllltas Syariah di Serang. Di samping itu
LAIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga mengkordinasikan Fakultas
Tarbiyah dan Fakultas Syariah di Banda Aceh dan Palembang.
Selanjutnya, dalam mas a dua tahun, dari 1963 sampai 1965, dibuka
fakultas-fakultas baru, yaitu Fakultas Tarbiyah di Serang, Cirebon,
Padang dan Pekanbaru, dan Fakultas Syariah di Jambi.1S
Atas aspirasi dan perJuangan masyarakat Muslim setempat,
fakultas-fakultas yang berada di bawah kordinasi lAIN Syarif
Hidayatullah Jakm1a berdiri sebagai lAIN yang mandiri. Antara lain,
lAIN Ar-Raniry Banda Aceh berdiri 5 Oktober 1963, lAIN Raden
Patah Palembang berdiri 22 Oktober 1964, lAIN Antasari Kalimantan
Selatan diresmikan 22 November 1964, lAIN Imam Bonjol Padang
berdiri 21 November 1966, dan lAIN Sultan Taha Saifuddin lambi
berdiri 1967. 16
13 Ibid, h.6-7 14 Ibid, h.7 15 Ibid 16 Ibid, h.8
http:Jambi.1S
37
Sejak diterbitkannya Keputusan Menteri Agama Nomor 15 Tahun
1988JAIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dan fakultas-fakultas
Tarbiyah, Adab, Ushuluddin, Syariah dan Dahvah di Jakarta dan
Fakultas Tarbiyah di Pontianak. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1997 tentang Perubahan
Status Fakultas Daerah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN), maka Fakultas Tarbiyah Pontianak berdiri sendiri sebagai
STAIN Pontianak. 17
Pada masa kepemimpinan Prof Dr. Harun Nasution (1973-1984),
lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal luas sebagai "Kampus
Pembaharu". Hal ini disebabkan, karena f-Iarun Nasution banyak
mengadakan pembaharuan-pembaharuan dalam pemikiran Islam
dengan menekankan Islam rasional. Harun Nasution mengadakan
perubahan kurikulum lAIN yang salah satunya adalah memasukkan
matakuliah filsafat dan menyelenggarakan Program Pascasarjana
(PPs). PPs lAIN Syarif HidayatuJlah Jakarta merupakan PPs pertama
di lingkungan lAIN di seluruh Indonesia. PPs ini mengawali kuliah
perdananya pada tanggal September 1982, setelah sehari
sebelumnya (30 Agustus 1982) diadakan peresmian pembukaannya. 18
5) lAIN wilh Wider MandClle
lAIN Syarif Hidayatullah Jakm1a sebagai salah satu lAIN tertua di
Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati posisi yang
unik dan strategis. la tidak hanya menjadi "Jendela Islam di
Indonesia", tetapi juga menjadi simbol bagi kemajuan pembangunan
nasional, khususnya pembangunan di bidang sosial-keagamaan.
Sebagai upaya untuk mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama,
lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan konsep lAIN dengan
mandat yang lebih luas (lAIN with Wider Mandate) menuju
17 Ibid 18 Ibid
38
terbentuknya Universitas Islam Negeri. Langkah konversi ini mulai
diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra,
MA dengan dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika
pad a Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam
pad a Fakultas Syariah pada tahun akademik 1998/1999. 19
Untuk lebih memantapkan langkah konversi ini, pada tahun 2000
dibuka Program Studi Agribisnis dan Program Studi Teknik
Informatika bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Program
Studi Manajemen dan Program Studi Akuntansi. Pada 2001
diresmikan Fakultas Psikologi, dan Fakultas Dirasat Islamiyah
bekeIjasama dengan Universitas AI-Azhar, Mesir. Selain itu,
dilakukan pula upaya kerjasama dengan Islamic Development Bank
(IDE) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modem;
McGill University melalui Canadian Intemasional Development
Agency (CIDA); Leiden University (INIS); Universitas AI-Azhar
(Kairo); King Saud University (Riyadh); Universitas Indonesia;
Institut Pertanian Bogor (IPB); Ohio University; Lembaga Indonesia
Amerika (LlA); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
Bank Mandiri; Bank Muamalat Indonesia (BMI); dan universitas
universitas serta lembaga-Iembaga lainnya. 2o
Langkah perubahan bentuk lAIN menjadi UIN mendapat
rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan
Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor
4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001 tanggal 21
Nopember 2001. Selanjutnya, melalui surat Nomor
088796/MPN/200 1 tanggal 22 Nopember 200 J, Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan
rekomendasi dibukanya 12 program.studi yang meliputi program studi
19 Ibid 20 Ibid, h.8-9
http:lainnya.2o
39
ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi,
Akuntansi, Manajemen, Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis,
Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika,
Kimia, Fisika, dan Biologi. Seiring dengan itu, rancangan Keputusan
Presiden tentang Perubahan Bentuk lAIN menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta juga telah mendapat rekomendasi dan
pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Diljen
Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN1l12002
tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14
Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya
Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang
Perubahan lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 21
6) Peri ode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002)
Dengan keluamya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
031 tanggal 20 Mei 2002 lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi
berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Upacara
peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia
Hamzah Haz pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies
Natalis ke-45 (Lustrum ke-9) serta pemancangan tiang pertama
pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana
Islamic Development Bank (IDB). Setelah itu, Program Konversi U1N
dibubarkan, dan didirikan secara bersamaan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial dan Fakultas Sains dan Teknologi. Kemudian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menambah fakultas baru, yaitu Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan
Masyarakat) berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13381 D/T12004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004
tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat
21 Ibid. h.9
http:Jakarta.21
40
(SI) dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam
tentang izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat
Program Sarjana (SI) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.lIl37/2004 tanggal 19 Mei 2004.
Mlliai tahun akademik 2009/201 0 tiga program studi, Pemikiran
Politik Islam dan Sosiologi Agama dari Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat, dan Ilmu Hllbungan Intemasional dari Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, bergabung ke dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.22
Tabel. 4.2
Pimpinan ADIA/IAINIUIN Jakarta
No NAMA INSTITUSI IABATAN PERIODE
1 Prof. Dr. Mahmud Yunus ADIA Dekan 1957-1960
2 Prof. Bustami A. Gani ADIA WakilDekan 1957-1960
3 Prof. R.A. Soenarjo, SH lAIN al-Djami'ah Rektor 1960-1963
~Of. Dr. Mahmud Yunus lAIN al-Djami'ah Dekan Tarbiyah 1960-1963
5 of. Bustami A. Gani lAIN al-Djami'ah Dekan Adab 1960-1963 I
6 Prof. Drs. Soenardjo lAIN Jakarta iRektor 1963-1969
7 Prof. Bustami A. Gani lAIN Jakarta Ketua ! 1969-1970
8 Prof. M. Toha Yahya Umar, MA lAIN Jaka11a Presidium 1970-1973 !
.9 Prof. Dr. Harun Nasution lAIN Jakarta Rektor 1973-1984
10 Drs. Ahmad Syadali lAIN Jakarta Rektor 1984-1992
11 Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA lAIN Jakarta Rektor 1992-1998
12 Prof. Dr. Ahmad Sukardja lAIN Jakarta Pj. Rektor 1998-Sep.98
.13 Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA lAIN Jakarta Rektor 1998-2002
14 Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA UIN Jakarta Rektor 2002-2006
IS Prof. Dr. Komaruddin Hidayat UIN Jakarta Rektor 2006-2014
16 !
Prof, Dr. Dede Rosyada, MA UIN Jakarta Rektor 2015-2020 ,.
22 Ibid, 9-10
I
http:Politik.22
41
Sampai tahun akademik 2014/2015, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta telah menghasilkan lulusan lebih dari 51.000 orang, terdiri atas
Smjana Strata 1, Magister (S2), dan Doktor (S3), termasuk Sarjana
Muda, Diploma Tiga dan Diploma Dua. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tems berupaya menyiapkan pese11a didiknya menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu
pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang
seluas-Iuasnya.13
b. Visi, Misi, Dan Tujuan (2012-2026)
Visi
"UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia
dengan keunggulan integrasi keilmuan, keislaman, dan
keindonesiaan".
Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
untuk pengembangan keilmuan, transformasi sosial, dan
peningkatan day a saing bangsa;
b. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam kerangka struktur
dan kultur organisasi yang kokoh, berintegritas, dan akuntabel.
Tujuan
a. Meningkatkan kinerja pendidikan dan pengaJaran yang
berdaIl1pak terhadap peningkatan mutu dan kompetensi lulusan;
b. Meningkatkan kinelja penelitian, publikasi ilmiah, dan
pengabdian kepada masyarakat secara sincrgis dalam rangka
peningkatan mutu, relcvansi, dan daya saing pendidikan;
c. Meningkatkan koordinasi dan mcmbangun sincrgi antar-unit
untuk pcngqatan struktur dan kultur organisasi;
2, Ibid. h. J0
http:seluas-Iuasnya.13
42
d. Meningkatkan penegakan prmslp-prinsip tatakelola universitas
yang baik pada semua area manajeria1.24
c. Struktur Organisasi
Sesuai Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2013, susunan organisasi dan tata kerja UIN Syarif
Hidayatullah Jakalia adalah sebagai berikut:
Organ Pengelola
a). Rektor dan Wakil Rektor
b). Fakultas
1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Fakultas Adab dan Humaniora
3. Fakultas Ushuluddin
4. Fakultas Syariah dan Hukum
5. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasl
6. Fakultas Dirasat Islamiyah
7. Fakultas Psikologi
8. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
9. Fakultas Sains dan TeknoJogi
10. Fakultas Kedokteran dan lImu Kesehatan
II. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
c). Sekolah Pascasarjana
d). Biro
1. Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian
2. Biro Perencanaan dan Keuangan
3. Biro Administrasi Akademik. Kemahasiswaan, dan Kerjasama
e). Lembaga
1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
a. Pusat Penelitian dan Penerbitan
b. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
24 Ibid, h.IO-11
http:manajeria1.24
43
C. Pusat Studi Gender dan Anak
d. Pusat Layanan Kerjasama Internasional
e. Pusat Layanan Hubungan Masyarakat dan Bantuan Hukum
2. Lembaga Penjaminan Mutu (LPM]
a. Pusat Pengembangan Standar Mutu
b. Pusat Audit dan Pengendalian Mutu
f. Unit Pelaksana Teknis
1. Pusat Perpustakaan
2. Pusat Teknologi Infom1asi dan Pangkalan Data
3. Pusat Pengembangan Bahasa
4. Pusat Ma'had AI-Jamiah
5. Pusat Pengembangan Bisnis
Organ Pertimbangan dan Pengawasan
1. Dewan Penyantun
2. Senat Universitas
3. Senat Fakultas
4. Satuan Pemeriksa Intem25
2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
a. Sejarah Berdirinya HMI di FITK
Sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu agama) pada tahun
1957, semenjak itulah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ada di FakuItas
Ilmu Tarbiyah dan keguruan. Ti
top related