asma akut berat
Post on 04-Sep-2015
55 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
CURICULUM VITAENama: Nanang SukmanaGelar: Dr, SpPD-KAITgl/Lahir: Subang, 3 Agustus 1948Pendidikan:Dokter Umum: FKUISpPD: FKUIKAI : PAPDIJabatan: Anggota PB PERALMUNI
-
Nanang SukmanaSubbagian Alergi-Imunologi KlinikBagian Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSUPN-CMJakarta
-
KRONIKEKSASERBASI AKUT
PELAYANANAKUTKUNJUNGAN KEGAWAT DARURATPERAWATAN RUMAH SAKITKEMATIAN Perjalanan Asma Akut
-
Asma Akut BeratMortalitas 1-3 %77 dari 90 kasus bisa dicegahFaktor-faktor penyebab kematian :Diagnosis tidak tepatPenilaian beratnya asma tidak akuratPengobatan kurang memadai
-
Klasifikasi Beratnya Asma Akut
Ringan
Sedang
Berat
Gagal napas mengancam
Sesak
Cara bicara
Kesadaran
Frekuensi napas
Retraksi otot bantu napas
Mengi
APE% terhadap standar (sesudah terapi)
PO2
PCO2
SO2
Dapat berjalan, berbaring
Beberapa kalimat
Mungkin gelisah
Meningkat
Biasanya tidak ada
Ringan-sedang
> 70-80%
normal (tes biasanya tidak diperlukan)
< 45 mmHg
> 95%
Lebih suka duduk
Satu kalimat
Umumnya gelisah
Meningkat
Biasanya ada
Keras
50-70%
> 60 mmHg
< 45 mmHg
91-95%
Membungkuk
Kata
Gelisah
> 30 x/menit
ada
keras
< 50%
( 45 mmHg (mungkin gagal napas)
< 90%
Mengantuk / bingung
Gerakan paradoksal torakoabdominal
menghilang
-
Penatalaksanaan Serangan Asma Akut di Rumah Sakit
Penilaian awal
Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik (auskultasi, retraksi otot bantu napas, frekuensi nadi, frekuensi napas, APE atau FEV1, saturasi O2, dan tes lain sesuai indikasi)
Terapi awal
Inhalasi short acting (2 agonist, biasanya dengan nebulizer, dosis tunggal tiap 20 menit selama satu jam
O2 hingga saturasi O2 > 90% (pada anak 95%)
Jika pasien tidak memberikan respons segera, atau baru saja meminum tablet steroid, atau bila serangan bertambah berikan kortikosteroid sistemik
Pada keadaan serangan, obat sedatif merupakan kontraindikasi
Penilaian ulang
Pemeriksaan fisik, APE, saturasi O2, tes lain sesuai indikasi
Episode berat
APE < 60 dari prediksi
Pemeriksaan fisik : gejala berat saat istirahat, retraksi otot bantu napas
Riwayat penyakit : pasien risiko tinggi
Tidak ada perbaikan setelah terapi awal
Inhalasi agonis (2 tiap jam atau terus-menerus ( inhalasi antikolinergik
O2
Kortikosteroid sistemik
Pertimbangan penggunaan agonis (2 subkutan, i.m. atau i.v.
Episode sedang
APE 60-80% dari prediksi
Pemeriksaan fisik : gejala sedang, penggunaan otot bantu napas
Inhalasi agonis (2 tiap 60 menit
Pertimbangan penggunaan kortikosteroid
Teruskan terapi selama 1-3 jam untuk melihat kemajuan
-
Respons buruk dalam 1 jam
Riwayat penyakit : pasien risiko tinggi
Pemeriksaan fisik : gejala berat, mengantuk, kebingungan
APE < 30%
P CO2 > 45 mmHg
P O2 < 60 mmHg
Respons inkomplit dalam 1-2 jam
Riwayat penyakit : pasien risiko tinggi
Pemeriksaan fisik : gejala ringan sampai sedang
APE > 50% tetapi < 70%
Tidak ada perbaikan saturasi O2
Respons baik
Respons menetap 60 menit setelah terapi terakhir
Pemeriksaan fisik normal
APE > 70%
Tidak ada distres
Saturasi O2 > 90% (95% pada anak)
Masuk ICU
Inhalasi agonis (2 ( inhalasi antikolinergik
Kortikosteroid intravena
Pertimbangan pemberian agonis (2 malalui subkutan, i.m., atau i.v.
O2
Pertimbangkan aminofilin intravena
Bila memungkinkan dilakukan intubasi dan ventilasi mekanik
Masuk Rumah Sakit
Inhalasi agonis (2 ( inhalasi antikolinergik
Kortikosteroid sistemik
O2
Pertimbangkan aminofilin intravena
Monitor APE, saturasi O2, nadi, teofilin
Saturasi O2 > 90% (95% pada anak)
Dipulangkan
Teruskan terapi inhalasi agonis (2
Pada sebagian besar kasus pertimbangkan pemberian tablet kortikosteroid
Edukasi :
Memakai obat secara benar
Nilai kembali rencana pengobatan
Follow-up teratur
Ada kemajuan
Tidak ada kemajuan
Masuk ICU
Jika tidak ada kemajuan dalam 6-12 jam
Dipulangkan
Jika APE > 70% dari prediksi dan teruskan pengobatan dengan tablet, atau inhalasi
-
Istilah yg sering dijumpai pd penanggulangan asma akut di rumah sakit, yaitu :Hospital Care, waktu yg diperlukan untuk penatalaksanaan asma akut di rumah sakit > 24 jam observasiObservational Stays (Hospital Emergency Care), waktu yg diperlukan untuk penatalaksanaan akut asma < 24 jam
-
Penilaian AwalRiwayat penyakit, pemeriksaan fisik (auskultasi, retraksi otot bantu napas, frekuensi nadi, frekuensi napas, APE atau FEV1, saturasi O2 dan tes lain sesuai indikasi)
-
Tatalaksana di Instalasi Gawat DaruratPemberian oksigen (saturasi > 90%)Inhalasi agonis beta-2 dgn nebulizer, tiap dosis dpt diulang 20 menit untuk 1 jam pertama. Dapat diberikan bersama-sama dgn antikolinergik (ipatropium bromida) pada asma derajat beratSteroid sistemik diberikan bila tidak ada respons terhadap pengobatan dgn nebulasi agonis beta-2/bila pasien telah mendpt steroid oral sebelumnya/pasien termasuk asma akut derajat beratBolus aminofilin intravena yg dilanjutkan dgn drip dpt diberikan pada pasien dgn serangan asma akut derajat berat
-
Semua penderita yg masuk Instalasi Gawat Darurat perlu diindentifikasi tanda-tanda risiko tinggi, yaitu :Sedang / baru saja lepas dari pemakaian steroid sistemikMempunyai riwayat rawat inap dlm waktu 12 bulan terakhirRiwayat intubasi karena asmaMempunyai masalah psikososial atau psikiatriKetidaktaatan pengobatan asma
-
Pengaruh kortikosteroid pd proses remodeling secara in vitro :Penurunan proliferasi otot polosPeningkatan / penurunan produksi fibronektin otot polosPenurunan sintesis sitokin otot polosPenurunan ekspresi TGF- fibroblasPeningkatan / penurunan proliferasi fibroblasPenurunan ekspresi gen kolagen fibroblas
-
Pengaruh kortikosteroid pd proses remodeling secara in vitro : Peningkatan ekspresi SLPI (secretory leukocyte protease inhibitor) oleh sel epitelPengurangan ekspresi adhesi molekul oleh sel endotel, fibroblas & sel epitelRekonstitusi struktur epitelPenurunan produksi mukusPenurunan ekspresi sitokin & kemokin oleh berbagai sel
-
Kortikosteroid sistemik dpt diberikan pada :Serangan asma beratInhalasi agonis beta-2 gagal memberikan perbaikanSerangan masih terjadi meskipun pasien dlm terapi kortikosteroidSerangan asma sebelumnya memerlukan kortikosteroid oral
-
Penilaian UlangPemeriksaan fisikAPESaturasi O2Tes lain sesuai indikasi
-
Episode Sedang APE 60-80% dari prediksi Pemeriksaan fisik : gejala sedang, penggunaan otot bantu napas Inhalasi agonis 2 tiap 60 menit Pertimbangan penggunaan kortikosteroid Teruskan terapi selama 1-3 jam untuk melihat kemajuan
-
Episode Berat APE < 60 dari prediksi Pemeriksaan fisik : gejala berat saat istirahat, retraksi otot bantu napas Riwayat penyakit : pasien risiko tinggi Tidak ada perbaikan setelah terapi awal Inhalasi agonis 2 tiap jam atau terus-menerus inhalasi antikolinergik O2 Kortikosteroid sistemik Pertimbangan penggunaan agonis 2 subkutan, i.m/i.v
-
Respons Baik Respons menetap 60 menit setelah terapi terakhir Pemeriksaan fisik normal APE > 70% Tidak ada distres
-
Konsensus memberikan beberapa kriteria untuk pasien masuk rawat inap, yaitu :Respons yg tidak adekuat dlm 1-2 jam terapiObstruksi berat yg menetap (APE < 40% standar)Riwayat asma berat yg memerlukan perawatanKelompok risiko tinggiGejala yg berlangsung lama sebelum ke Unit Gawat DaruratKesulitan transportasi dari rumah ke Unit Gawat DaruratKesulitan bila perawatan di rumah
-
Respons Inkomplit dalam 1-2 jam Riwayat penyakit : pasien risiko tinggi Pemeriksaan fisik : gejala ringan sampai sedang APE > 50% tetapi < 70% Tidak ada perbaikan saturasi O2
-
Respons Buruk dalam 1 Jam Riwayat penyakit : pasien risiko tinggi Pemeriksaan fisik : gejala berat, mengantuk, kebinggungan APE < 30% PCo2 > 45 mmHg PO2 < 60 mmHg
-
Bila dgn perawatan pasien mengalami perbaikan, dpt direncanakan berobat jalan dgn kriteris sbb :Bila pemakaian bronkodilator aerosol frekuensinya lebih dari tiap 4 jamPasien mampu berjalan secara leluasaPasien tdk terbangun tengah malam/pagi hari & memerlukan inhalasiPemeriksaan jasmani normal/mendekati normalNilai APE/KVP1 (kapasitas vital paksa dlm detik pertama) > 70% dari nilai standar setelah terapi agonis beta-2 aerosolPasien memahami cara pemakaian obat inhaler dgn benarPasien membuat perjanjian untuk kontrol
-
Dipulangkan Teruskan trapi inhalasi agonis 2 Pada sebagian besar kasus pertimbangkan pemberian tablet kortikosteroid Edukasi : Memakai obat secara benar Nilai kembali rencana pengobatan Follow-up teratur
-
Masuk Rumah Sakit Inhalasi agonis 2 inhalasi antikolinergik Kortikosteroid sistemik O2 Pertimbangkan aminofilin intravena Monitor APE, saturasi O2, nadi, teofilin Saturasi O2 > 90% (95% pada anak)
-
Ada kemajuanTidak ada kemajuanDipulangkanJika APE > 70% dari prediksi & teruskan pengobatan dgn tablet/inhalasiMasuk ICUJika tidak ada kemajuan dalam 6-12 jam
-
Masuk ICU Inhalasi agonis 2 inhalasi antikolinergik kortikosteroid intravena Pertimbangan pemberian agonis 2 melalui subkutan, i.m/i.v O2 Pertimbangkan aminofilin intravena Bila memungkinkan dilakukan intubasi dan ventilasi mekanik
-
Emergency therapy of the asthma exacerbationAsthma patient withsevere symptoms Clinical EvaluationFirst-Line TherapySecond-Line TherapyThird-Line Therapy
-
Adjunctive therapyIpratropium BromideB. AntibioticsC. Magnesium SulfatePROCEED FUTHER IN THE SETTING OF PATIENT DETERIORATION DESPITE MAXIMAL MEDICAL THERAPYIntubation and MechanicalVentilationPostintubation TherapyStep 1 Therapy : SedationStep 2 Therapy : IV KetamineStep 3 Therapy : General inhalation anesthesia (avoid halothane)Step 4 Therapy : Extracorporeal lung assist
-
Terapi Awal Inhalasi short acting 2 agonist, biasanya dengan nebulizer, dosis tunggal tiap 20 menit selama 1 jam O2 hingga saturasi O2 > 90% (pada anak 95%) Jika pasien tidak memberikan respons segera atau baru saja meminum tablet, steroid atau bila serangan bertambah berikan kortikosteroid sistemik Pada keadaan serangan, obat sedatif merupakan kontraindikasi
top related