soffiyulloh.files.wordpress.com file · web viewlaporan sistem informasi eksekutif. analisis...
Post on 09-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF JASA TELEKOMUNIKASI
LAPORAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
ANALISIS PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI
TELKOM INDONESIA
Oleh :
Soffiyulloh (4115108)
Dosen Pengampu :
EndangKurniawan, S.Kom., M.M., CEH., CHFI., CIPM.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2017
KATA PENGANTAR
Dengan berkat dan rahmat allah ,kini akhirnya dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah system informasi eksesekutif telah terselesaikan dengan sempurna. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi tugas ujian tengah semester Mata Kuliah Sistem Informasi Eksekutif di Unipdu
Jombang.
Saya ucapkan terimakasih sebanyak banyak kepada dosen selaku mata kuliah system
informasi eksekutif kepada Bapak Endang Kurniawan, S.Kom, M.M., CEH., CHFI., CIPM.
selaku dosen mata kuliah yang telah membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis agar
saya memperoleh ilmu yang tentang system informasi eksekutif. Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pembaca.
Dalam penulisan laporan ini masih banyak sekali kekurangan tapi mohon atas
kemaklumanya karena sya masih dalam proses belajar yang mana bila ada suatu yang salah atau
kurang tepat dalam penulisan makalah ini saya harap maklum dan saya minta maaf yang sebesar
besarnya sekian terimakasih.
Jombang, 16 Januari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v
I. PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah......................................................................................... 3
II. Latar Belakang.............................................................................................. 4
2.1 Sistem Informasi eksekutif......................................................................... 4
2.2.1 Konsep yang Dibutuhkan SIE pada Perusahaan Jasa
Telekomunikasi........................................................................................... 5
2.2 Teknologi Informasi................................................................................... 7
III. PEMBAHASAN............................................................................................ 13
3.1 Penarapan Teknologi Informasi dalam Perusahaan Jasa dan
Telekomunikasi................................................................................................13
3.2 Pendekatan Teknologi Informasi dalam Perusahaan Jasa
Telekomunikasi................................................................................................14
3.3 Peranan Teknologi Informasi dalam Manajemen
Strategik..........................................................................................................15
3.4 Pentingnya Divisi TI dalam Proses Bisnis......................................................20
3.5
Peranan CIO dalam Perusahaan......................................................................27
3.6 Proses bisnis Perusahaan PT. Telkom Indonesia Secara Umum.....................29
IV PENUTUP..................................................................................................... 33
4.1... Kesimpulan................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas
bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Menurut O’Brien (2005) sistem
informasi adalah kombinasi teratur dari orangorang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi
dalam sebuah organisasi. Orang–orang yang menggunakan sistem informasi zaman sekarang
bertujuan melakukan komunikasi dengan menggunakan berbagai jenis dari perangkat keras,
perintah proses informasi dan prosedur perangkat lunak, jaringan komunikasi, serta data yang
disimpan. Salah satu karakteristik dari sistem informasi adalah perbedaan komponen–komponen
yang bergantung pada setiap data dan proses mengolahnya.
Setiap organisasi khususnya perusahaan memerlukan data yang bersifat riil dari setiap
tingkatan manajemennya. Data tersebut disusun dan dikelola dalam sebuah sistem informasi,
sehingga data tersebut dapat diakses oleh setiap bagian khususnya eksekutif yaitu manajer
perusahaan.
Eksekutif berbeda bukan dalam hal karakteristik pribadi tetapi dalam hal pekerjaannya
dan cara pelaksanaannya. Eksekutif bukanlah sekedar manajer tingkat rendah dengan pangkat
yang lebih tinggi. Ketika manajer mencapai puncak, pekerjaannya berubah secara drastik dan
manajer harus mampu memenuhi tantangan tersebut.
Sistem Informasi eksekutif sekarang merupakan salah satu area komputasi bisnis yang
termarak. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) atau EIS merupakan
suatu sistem yang khusus dirancang bagi manager pada tingkat perencanaan strategis. EIS adalah
penyediaan informasi ke manajer senior. Dalam konteksnya, komputer diasumsikan terlibat
dalam memperoleh dan mengatur informasi (klarifikasi, analisis dan menyediakan alternatif
keputusan). Data berbentuk rekaman dalam jumlah besar tidak cocok digunakan secara langsung.
Dapat juga menjadi tidak berguna akibat terlalu padat, kurang lengkap atau tidak siap diakses.
EIS digunakan oleh satu atau lebih manajer senior. Meskipun aturan dan tanggung
jawabnya berbeda, mereka bekerjasama dalam merumuskan, menjalankan, dan melacak strategi.
Mereka tidak peduli dengan transaksi harian yang detil, tapi peduli dengan gejala tren transakasi
atau permasalahan yang muncul. Manajer senior kadang peduli dengan hubungan antar personal
di lingkungan bisnis.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem informasi eksekutif untuk dapat membantu para
eksekutif khususnya dalam bidang jasa dalam pengambilan suatu keputusan. Sehingga, dengan
adanya sistem pendukung tersebut akan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang
diharapkan konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penarapan dan Peranan Teknologi Informasi?
2. Bagaimana Pendekatan Teknologi Informasi dengan Measurement, Experimentation, Sharing,
dan Replication?
3. Bagaimana peranan Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategik?
4. Bagaimana pentingnya Divisi TI dalam Proses Bisnis?
5. Bagaimana peranan CIO dalam Perusahaan?
1.3 Tujuan
1. Memahami peranan dan penarapan Teknologi Informasi.
2. Memahami Pendekatan Teknologi Informasi dengan
Measurement, Memahami Experimentation, Sharing, dan Replication.
3. Memahami peranan Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategik.
4. Memahami pentingnya Divisi TI dalam Proses Bisnis, dan peranan CIO dalam Perusahaan.
1.4 Batasan Masalah
Laporan ini membahas peranan dan penerapan TI, pentingnya divisi TI dan peranan CIO
pada salah satu perusahaan jasa telekomunikasi yaitu PT. Telkom Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Eksekutif
Suatu sistem pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang
berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan
mamudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi (Prof. Komarudin).
Sedangkan menurut Robert dan Murdick (Gaol, 2008), sistem adalah satu kumpulan dari
beberapa bagian/unsur yang bergabung untuk suatu tujuan bersama.
Menurut James A O’Brien (Gaol, 2008), Informasi adalah data yang telah diproses atau
diolah kedalam bentuk yang sangat berarti untuk penerimanya, dan merupakan nilai yang
sesungguhnya dapat dipahami dalam tindakan atau keputusan, baik yang sekarang maupaun
nanti.
Istilah Eksekutif memang diterangkan secara bebas, Eksekutif sering dikaitkan dengan
perencanaan dan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan. Jika tidak ada
sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi fungsional, manajer puncak akan
menerima semua informasi dari subsistem - subistem fungsional dan para eksekutif harus
menyarikan dan mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem
informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas tersebut.
Sistem informasi eksekutif adalah Sistem Informasi eksekutif (EIS) adalah satu jenis dari
manajemen informasi sistem dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan
pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses
terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol strategis dari
organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari satu sistem
mendukung keputusan (DSS).
Perusahaan Jasa perusahaan yang menjual jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Dengan kata lain, perusahaan jasa menjual “barang” tidak berwujud. Dalam definis perusahaan
jasa, terdapat banyak sekali bentuk jasa yang dapat ditawarkan kepada konsumen dengan kriteria
masing-masing kebutuhan konsumen. Dengan adanya pembagian jenis jasa, maka para
konsumen akan mendapatkan pelayanan yang terbaik dari keluhan mereka. Dan juga perusahaan
pada bidang tersebut dapat melakukan tugas dan pelayanan secara maksimal, karena sesuai
dengan bidang yang mereka tekuni.
Maka dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem informasi
eksekutif dalam bidang jasa adalah satu jenis dari manajemen informasi dalam bidang jasa untuk
memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif
senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternal,
sehingga akan dapat mempercepat pelayanan dalam melayani kebutuhan konsumen dan dapat
melakukan pelayanan secara maksimal sesuai jasa yang ditawarkan perusahan.
2.1.1 KONSEP DIBUTUHKAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PADA PERUSAHAAN
JASA TELEKOMUNIKASI
Konsep mengapa diperlukan sistem informasi eksekutif pada perusahaan bidang
jasa adalah sebagai berikut sesuai dengan keperluan :
1. Eksternal
a) Meningkatkan persaingan perusahaan dalam bidang jasa telekomunikasi
b) Dengan cepat mengantisipasi perubahan lingkungan
c) Kebutuhan untuk menjadikan lebih proaktif
d) Kebutuhan untuk mengakses database external
e) Meningkatkan regulasi pemerintah
f) Seorang eksekutif membutuhkan informasi secara external untuk mengambil keputusan.
Eksekutif perlu memahami situasi yang berkembang di luar organisasi dalam menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam membuat keputusan. Dalam perusahaan biasanya
komputer dihubungkan dengan mainframe. Komputer ini berfungsi sebagai executive
workstation. Database eksekutif disimpan dalam piranti keras umumnya disebut harddisk yang
berisi data dan informasi yang telah diproses sebelumnya oleh komputer perusahaan. Sistem ini
memungkinkan juga pemakai menggunakan e-mail dan mengakses data dan informasi
lingkungan. Contohnya dengan adanya perubahan peraturan pemerintah yang berlaku yang mana
peraturan sebelumnya masih dilaksanakan dalam suatu organisasi, tentunya akan memberikan
dampak buruk pada organisasi.
2. Internal
a) Kebutuhan informasi yang tepat
b) Kebutuhan perbagikan komunikasi
c) Kebutuhan mengakses data operasional
d) Kebutuhan meng-update status pada aktifitas yang berbeda
e) Kebutuhan untuk meningkatkan keefektifan
f) Kebutuhan untuk mengenal data historis
g) Kebutuhan untuk mengakses data perusahaan
h) Kebutuhan untuk informasi yang lebih akurat
i) Dengan informasi internal yang diperoleh dari data manjerial organisasi, eksekutif sangat
membutuhkan dalam menentukan kebijaksanaan. Bagaimana jadinya seorang eksekutif dalam
mengambil keputusan apabila tidak mengetahui keadaan internal organisasi yang dipimpinnya.
Misalkan dari data keuangan perusahaan tidak memungkinkan adanya penambahan peralatan
yang mestinya dibutuhkan oleh organisasi tersebut yang mana eksekutif harus meminta data dari
bagian manajerial keuangan dalam membuat keputusan.
2.2 Teknologi Informasi
Pengertian Teknologi Informasi secara lebih luas yaitu suatu teknologi yang
difungsikan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas.
Teknologi Informasi menurut beberapa ahli :
1. Haag & Keen (1996) teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu
pekerjaan dengan informasi serta melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi.
2. Martin (1999) teknologi informasi tidak hanya terbatas pada TI (Hardware dan Software)
yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, serta juga mencakup
teknologi komunikasi yang mengirimkan sebuah informasi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penarapan Teknologi Informasi dalam Perusahaan Jasa dan Telekomunikasi
Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan berbagai
aktifitas yang dibutukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung
mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitasnya.
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para perusahaan.
Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu
menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice
Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup
sistem manajemen dalam perusahaan, cara lama kebanyakan.
Kita telah melihat perkembangan teknologi informasi (TI) yang luar biasa selama
beberapa dekade terakhir. Tapi sayangnya masih banyak usaha retail atau bahkan suatu
perusahaan yang belum menerapkan teknologi informasi agar siap bersaing di masa yang akan
datang.Secara umum istilah teknologi informasi lebih dikenal dengan istilah komputerisasi.
Mulai dari input data, proses data, menyimpan data, dan mendistribusikan data. Yang semuanya
itu dilakukan oleh komputer sehingga akan berjalan secara otomatis dan tidak dikerjakan lagi
secara manual.
Salah satu peranan teknologi informasi bagi perusahaan yang paling nyata adalah semua
pekerjaan akan lebih cepat dan akurat. Penerapan teknologi informasi yang efektif akan
mengurangi biaya yang tidak diharapkan dan dapat meningkatkan fleksibilitas. Hal ini akan
terlihat dalam alur bisnis yang menjadi lebih terorganisir dan tersentralisasi.
3.2 Pendekatan Teknologi Informasi dalam Perusahaan Jasa Telekomunikasi
Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan, efisiensikan seluruh
inovasi dan biaya operasional rutin secara keseluruhan, dengan tetap mengacu kepada
pendekatan dalam mengukur (measurement), melakukan uji coba (experimentation), berbagi
(sharing) dan mereplikasi (replication) proses bisnis. Keempat hal tersebut, mempunyai peran
yang penting satu sama lainnya untuk meningkatkan value added pemanfaatna IT sebagai
penunjang dan kemudahan bisnis.
1. Measurement
Pengukuran (Measurement). IT digunakan untuk mengukur pencapaian yang telah
dilakukan oleh bisnis, memudahkan pencatatan pengeluaran dan pendapatan. Informasi yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur dan mengambil keputusan yang
terarah dari manager tentang aktivitas bisnis pelanggan, siklus bisnis, kualitas produk, dan
kelemahan-kelemahan yang dapat mengurangi kesempatan bisnis.
Tujuan dilakukannya Measurement :
1. Untuk Memahami apa yang terjadi di perusahaan saat ini
2. Evaluasi kebutuhan untuk melakukan perubahan
3. Evaluasi impact untuk melakukan perubahan
4. Memperbaiki kondisi out of control
5. Menetapkan prioritas
6. Memutuskan kapan tanggung jawab perlu ditingkatkan
7. Menetapkan kapan memberikan training
8. Merencanakan untuk menemukan harapan Pelanggan
9. Memberikan jadwal yang realistik
2. Experimentation
Uji Coba (Experimentation). Berbagai kemudahan yang diperoleh dari menggunakan IT
yakni perusahaan dapat melakukan simulasi sebuah hubungan sebab akibat (causality) yang tidak
bisa ditemukan dengan hanya melakukan pengukuran dan observasi murni. Hal ini berguna bagi
perusahaan sehingga dapat memiliki pendugaan seluruh hal yang harus segera ditindaklanjuti
guna meningkatkan kualitas bisnis perusahaan tersebut.
3. Sharing
Berbagi (Sharing). Melalui IT Perusahaan dapat berbagi data pencapain bisnis,serta
hambatan yang terjadi hal ini pada akhirnya akan mendorong Inovasi bisnis yang dibutuhkan
dalam berbagi lini perusahaan agar lebih efektif dan efisien dalam menjalankan aktifitasnya.
Internet dan teknologi informasi telah memudahkan seluruh kativitas bisnis tanpa harus bertemu
untuk melakukan transaksinya.
4. Replication
Teknologi informasi akan tinggi nilai gunanya jika sesuai dengan alur sistem perusahaan.
Perusahaan yang mampu menerapkan teknologi informasi yang sesuai, tentu saja dapat
meningkatkan kinerja mereka. Tidak semua lini bisnis perusahaan berbeda nyata, sehingga
dimungkinkan terjadi sharing informasi antar perusahaan. Dua perusahaan yang karakteristiknya
mirip dapat saling meniru teknologi informasi. Metode-metode di atas memberikan pemahaman
bahwa teknologi informasi dapat digunakan melalui banyak cara, tidak hanya keempat cara
tersebut, berikut beberapa contoh lainnya:
1) Aliansi Strategis Aliansi dua perusahaan atau lebih dalam menghasilkan suatu produk bukan
hanya bisa meringankan beban anggaran dan mempersingkat waktu, tetapi juga mempercepat
proses produksi. Praktek aliansi akan memberikan efek positif pada produk yang dihasikan,
produk tetap inovatif, dan diharapkan mampu meraih perhatian khalayak. Aliansi membantu
perusahaan untuk mentransformasikan operasinya dan memperoleh akses pada berbagai sumber-
sumber baru teknologi, pasar dan wawasan yang mungkin sulit dipelajari sendiri. Berbagai
bentuk aliansi seperti penggabungan (merger), peleburan (consolidation), dan pengambilalihan
(acquisition) menjadi pilihan strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan. Ada beberapa
alasan utama yang menjadi motivasi aliansi strategis. Alasan - alasan tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Untuk meningkatkan dalam pemasaran global. Contohnya ketika perusahaan mobil Ford
beraliansi dengan Mazda Motor Corp. untuk meraih pangsa pasar Asia. 9
b) Nilai tambah atau perluasan pada lini produk perusahaan.
c) Perluasan distribusi dan menyediakan akses pada material.
d) Untuk mengatasi mahalnya biaya research and development, yang merupakan beban bagi
perusahaan untuk melakukan terobosan-terobosan baru.
e) Mengembangkan dan meningkatkan operasi, fasilitas dan proses serta menyediakan akses pada
kapabilitas, pengetahuan baru, dan teknologi baru.
f) Menurunkan resiko dan mengatasi ancaman-ancaman dalam persaingan.
g) Untuk mempercepat inovasi dan pengenalan produk baru.
h) Untuk mengatasi integrasi beberapa teknologi.
i) Untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya.
j) Untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan selera konsumen yang beragam sehingga perusahaan
akan semakin dekat dengan konsumennya.
2) Research and Development secara annual Sistem perusahaan mungkin tidak akan berubah secara
drastis dalam jangka waktu panjang, namun dibutuhkan penyesuaian secara berkala untuk
menghadapi gejolak pasar dalam jangka pendek. Perusahaan wajib terus mengembangkan
teknologi informasi yang telah diterapkan untuk mengimbangi perubahan ini.
3) Konsultasi Sistem Bisnis Pada prinsipnya, konsultasi wajib dilakukan oleh seluruh bagian
perusahaan, namun khusus untuk teknologi informasi, konsultasi dilakukan dengan melibatkan
banyak pihak. Sistem yang terintegrasi menuntut kerjasama seluruh pelaku bisnis, dan harus
diperkuat dengan peranan akademisi untuk menentukan inovasi terkini terkait sistem tersebut.
4) Pengontrolan Sistem down and up Sistem yang baik wajib mengolah data yang benar dengan
proses yang benar juga, sehingga didapatkan informasi yang sebenar-benarnya. Pengontrolan
sistem berfungsi untuk mencegah terjadinya pemasukan data yang salah. Pengontrolan dilakukan
pada seluruh proses, baik itu sebelum sistem digunakan, atau setelah sistem dipakai.
3.3 Peranan Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategik
Menurut Glueck William F – Jauch Lawrence R (2000:8) Manajemen strategik merupakan
arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategik atau strategik-
strategik yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen
strategik ialah suatu cara dengan jalan bagaimana para perencana strategik untuk menentukan
sasaran untuk membuat kesimpulan strategik.
Terdapat tiga sasaran utama dari upaya penerapan Teknologi Informasi dan Sistem
Informasi dalam suatu organisasi. Pertama, memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan
otomasi berbagai proses yang mengelola informasi. Kedua, meningkatkan keefektifan
manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna pengambilan keputusan. Ketiga,
memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah
gaya dan cara berbisnis (Ward and Peppard, 2002).
Teknologi Informasi adalah komponen penting dalam keberhasilan bisnis perusahaan. Akan
tetapi, teknologi informasi juga merupakan sumber daya bisnis penting yang harus dikelola
dengan benar. Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam memastikan keberhasilan
atau yang memberi kontribusi pada kegagalan usaha bisnis strategis perusahaan. Oleh karena itu,
mengelola sistem dan teknologi informasi yang mendukung proses bisnis modern perusahaan
adalah tantangan besar untuk para manajer bisnis dan TI, serta praktisi bisnis. Ilustrasi salah satu
pendekatan untuk mengelola teknologi informasi dalam perusahaan besar dapat dilihat
Pendekatan manajerial memiliki tiga komponen utama :
1. Mengelola pengembangan dan implementasi bersama berbagai strategi
bisnis/TI. Dipimpin oleh CEO dan CIO (Chief Information Officer), proposal
dikembangkan oleh para manajer bisnis dan pakar TI untuk menggunakan TI agar dapat
mendukung prioritas strategis bisnis perusahaan. Proses perencanaan
bisnis/TI sesuai dengan tujuan bisnis strategis TI. Proses tersebut juga meliputi evaluasi
proyek bisnis/TI yang diajukan.
2. Mengelola pengembangan dan implementasi aplikasi dan teknologi bisnis/TI baru. Ini
adalah tanggung jawab utama dari CIO dan CTO (Chief Technology Officer). Area
manajemen TI ini melibatkan pengelolaan proses pengembangan sistem informasi dan
implementasinya, serta tanggung jawab penelitian ke dalam penggunaan bisnis yang
strategis atas teknologi informasi baru.
3. Mengelola organisasi TI dan infrastruktur TI. CIO dan para manajer TI berbagi tanggung
jawab untuk mengelola pekerjaan para pakar TI yang biasanya diatur dalam berbagai tim
proyek serta subunit organisasi lainnya. Selain itu, mereka bertanggung jawab untuk
mengelola infrastruktur TI dari hardware, software, database, jaringan telekomunikasi,
dan sumber daya TI lainnya, yang harus diperoleh, dioperasikan, dimonitor, dan
dipelihara.
3.4 Pentingnya Divisi TI dalam Proses Bisnis
Pembangunan teknologi informasi perusahaan dilakukan secara bertahap sebelum sebuah
sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan
sumber daya yang dimiliki. Dalam penerapannya, rencana strategis teknologi informasi
senantiasa di selaraskan dengan rencana perusahaan, agar setiap penerapan teknologi informasi
dapat memberikan nilai bagi perusahaan.
Departemen IT seringkali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang
hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang. Hal inilah yang kadang menadi
problematika tersendiri bagi Departemen IT di perusahaan. Untuk dapat menge tahui andil
Departemen IT di perusahaan adalah dengan mengetahui keuntungan-keuntungan penerapan
teknologi IT di perusahaan tersebut, misalnya seperti:
a) Manual menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga kerja, alat tulis, dan
lain-lain.
b) Waktu mengerjakan yang lebih cepat dengan adanya IT.
c) Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan IT maka data yang dibutuhkan dapat
diperoleh dengan cepat.
d) Menghemat biaya promosi dan pemasaran.
e) Sistem dapat terintegrasi di semua kantor atau perusahaan, dan hal ini dapat meningkatkan
kecepatan dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen akan dengan cepat mengetahui kondisi
perusahaan.
Informasi (SI) secara umum mempunyai beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya
sebagai berikut:
1) Minimal Risk.
Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Kehadiran
teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi resiko bisnis yang
ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola resiko yang
dihadapi.
2) Reduce Costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-
biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi
informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:
a) Eliminasi proses, implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu
menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yan dirasa tidak perlu.
b) Simplifikasi proses, berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat
di sederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi.
c) Integrasi proses, teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses
menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis.
d) Otomatisasi proses, mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari
teknologi informasi.
3) Add Value
Menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar
untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga
pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
4) Create New Realities
Mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai
konsep e-business semacan e-commerce, e-procurement, e-customer, e-loyalty, dan lain-lainnya
pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era
globalisasi informasi.
3.5 Peranan CIO dalam Perusahaan
Penggunaan IT (Information Technology) yang semakin aktif dalam seluruh bagian
atau proses bisnis perusahaan saat ini mengharuskan pengelolaan yang tepat dan terarah. Hal
ini karena peranan IT sebagai pemberi solusi bagi bisnis dan value center haruslah tetap
selaras dengan strategi bisnis dari perusahaan dan bukan hanya untuk kepen-tingan IT
semata.
Peranan ini dalam perusahaan dipegang oleh seorang Chief Information Officer
(CIO). CIO sebagai pimpinan tertinggi dalam pengelolaan IT memiliki tantangan yang sangat
besar terutama dalam menerjemahkan dunia IT yang kompleks menjadi ide-ide dan solusi
yang mudah dipahami oleh kalangan bisnis. Kemampuan mengkomunikasikan IT dalam
bahasa yang dimengerti oleh kalangan bisnis sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari
IT bagi kemajuan perusahaan menjadi salah satu peran penting dari seorang CIO
Chief Information Officer (CIO) adalah jabatan untuk kepala teknologi informasi dalam
sebuah organisasi. CIO biasanya melaporkan ke salah satu kepala keuangan atau, dalam TI yang
berpusat pada organisasi, untuk kepala eksekutif.
CHIEF INFORMATION OFFICER (CIO)
Gambar 3.1 CHIEF INFORMATION OFFICER (CIO)
Sebagai teknologi informasi dan sistem menjadi lebih penting, CIO telah datang untuk
dilihat di banyak organisasi sebagai kontributor kunci dalam merumuskan tujuan strategis.
Biasanya, CIO dalam keputusan perusahaan besar delegasi teknis kepada karyawan lebih akrab
dengan rincian. Biasanya, seorang CIO mengusulkan teknologi informasi suatu perusahaan perlu
untuk mencapai tujuannya dan kemudian bekerja dalam anggaran untuk melaksanakan rencana
tersebut. Biasanya, seorang CIO terlibat dengan menganalisis dan proses pengerjaan ulang bisnis
yang ada, dengan mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk menggunakan alat-
alat baru, dengan membentuk kembali infrastruktur fisik perusahaan dan akses jaringan, dan
dengan mengidentifikasi dan mengeksploitasi sumber-sumber pengetahuan perusahaan. Banyak
CIO menuju upaya perusahaan untuk mengintegrasikan Internet dan World Wide Web ke kedua
strategi jangka panjang dan rencana segera bisnis.
Tugas utama CIO dalam sebuah perusahaan adalah :
A. Memahami Bisnis
Tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran
direksi adalah mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti
perusahaan. Kalau dahulu manajemen inti cukup mempelajari semua komponen internal
perusahaan (khususnya sehubungan dengan produk-produk atau jasa-jasa yang ditawarkan), saat
ini hal tersebut tidaklah cukup. Persaingan yang begitu cepat dan lingkungan bisnis yang sangat
dinamis mengharuskan eksekutif perusahaan untuk selalu memantau dan mempelajari aspek-
aspek di luar perusahaan/pemerintah (eksternal) secara intens dan terus-menerus, terutama yang
berkaitan dengan perilaku pasar (market) dan pelanggan atau tuntuntutan rakyat ada beberapa
cara yang terbukti efektif untuk mempelajari hal internal dan eksternal perusahaan adalah:
1. Memiliki armada SDM yang secara berkala mempelajari keadaan pasar dan komponen eksternal
lainnya.
2. Mempelajari secara mendalam proses-proses penciptaan produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan.
3. Mengundang bagian-bagian lain dalam perusahaan untuk berdiskusi secara berkala.
4. Menghadiri seminar-seminar yang berhubungan dengan industri terkait.
5. Membaca secara aktif publikasi-publikasi yang berkaitan dengan produk, jasa, dan industri
dimana perusahaan yang bersangkutan berada.
6. Menjadi anggota forum-forum bisnis maupun akademis terkait.
7. Menjalin komunikasi aktif dan konsisten dengan para manajer lini perusahaan.
B. Membangun Citra Divisi
Tugas kedua yang menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah membangun kredibitilitas
direktorat sistem informasi yang dipimpinnya. Hal ini sangat penting mengingat banyak sekali
karyawan yang menilai bahwa penggunaan sistem informasi secara strategis merupakan ciri
perusahaan/pemerintah di masa mendatang, bukan saat ini.
Namun walau bagaimanapun juga, direktorat sistem informasi yang ada harus dapat
membuktikan bahwa aktivitias-aktivitas yang dilakukan saat ini adalah merupakan jalan atau
jembatan menuju masa depan. Direktorat, departemen, atau divisi sistem informasi (atau
teknologi informasi) harus memiliki citra yang baik di mata fungsi-fungsi lain dalam
perusahaan/pemerintah. Strategi yang paling efektif adalah dengan cara membantu para SDM di
dalam perusahaan/pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya melalui utilisasi teknologi
informasi, karena hal inilah yang merupakan misi utama dari keberadaan sistem informasi di
perusahaan/pemerintah. Pemberian pendidikan dan pelatihan kepada para pengguna (users)
sistem informasi, mulai dari staf sampai dengan manajer eksekutif, merupakan salah satu cara
lain untuk meningkatkan citra divisi sistem informasi.
Dengan menghasilkan “produk-produk” yang terbukti dapat membantu para karyawan
dalam melaksanakan aktivitas perkerjaannya sehari-hari, divisi sisten informasi akan dengan
mudah mendapatkan kepercayaan dari fungsi-fungsi lain di organisasi untuk membawa mereka
ke bentuk perusahaan/pemerintah masa depan.
C. Meningkatkan Mutu Penggunaan Teknologi
“Tak kenal maka tak sayang”, mungkin demikianlah kalimat yang cocok ditujukan bagi para
karyawan yang belum pernah dan takut menggunakan komputer. Melihat bahwa keberadaan
teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM (employees
empowerment), seorang CIO memiliki tugas untuk memasyarakatkan teknologi informasi agar
dipergunakan secara aktif untuk para karyawan perusahaan.
Selain pemberian program-program pelatihan (training) yang bersifat edukatif, diperlukan
suatu strategi untuk membuat karyawan tertarik belajar lebih jauh dan memanfaatkan teknologi
informasi yang ada. Caranya bisa beraneka ragam, mulai dari yang bersifat hiburan
(entertainment) seperti melalui permainan pada saat rekreasi perusahaan/pemerintah (company
outing) sampai dengan yang sangat serius, seperti diadakannya workshop khusus. Tujuannya
adalah agar para karyawan akrab dengan komputer (computer literate), sehingga selain dapat
meningkatkan kualitas kerja mereka, inovasi-inovasi baru berupa ide-ide pengembangan di masa
mendatang akan turut berpengaruh pada pengembangan sistem informasi di
perusahaan/pemerintah.
D. Mencanangkan Visi Teknologi Informasi
Tugas selanjutnya bagi seorang CIO adalah untuk menentukan visi perusahaan melalui
pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang. Seorang eksekutif senior yang baik, adalah
yang selalu bersifat proaktif. Membantu perusahaan/pemerintah mencanangkan visinya di masa
mendatang adalah salah satu contoh sikap proaktif yang harus dimasyarakatkan di kalangan
perusahaan/pemerintah. Visi pemanfaatan sistem informasi merupakan bagian integral yang tak
terpisahkan dari visi perusahaan secara umum.
Melihat bahwa abad sekarang dan mendatang adalah era yang sangat bergantung kepada
informasi, peranan CIO dalam melihat masa depan perusahaan/pemerintah menempati posisi
yang cukup dominan. Namun tugas CIO tidak hanya terbatas untuk merumuskan visi saja,
namun yang bersangkutan harus dapat memasyarakatkan ide-ide yang ada ke seluruh jajaran
manajemen dan staf (create a vision).
E. Pengembangan Sistem Informasi
Misi terakhir dari seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang ada di atas menjadi
nyata, yaitu merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi
perusahaan/pemerintah, yang terdiri dari komponen-komponen seperti software, hardware,
brainware, proses dan prosedur, infrastruktur, standard, dan lain sebagainya. Secara
berkesinambungan, seorang CIO harus dapat me-utilisasikan sistem informasi yang dimiliki
perusahaan saat ini secara optimal, sejalan dengan rencana pengembangannya di masa
mendatang.
3.6 Proses bisnis Perusahaan PT. Telkom Indonesia Secara Umum
Perusahaan penyelenggara telekomunikasi terbesar di indonesia yaitu P. Telkom Indonesia
Tbk. Saat ini mencoba untuk menjadi perusahaan informasi dan komunikasi yang menyediakan
jasa dan jaringan telekomunikasi secara menyeluruh (fulservice and nework provider). Aktivitas
utama PT. Telkom adalah menyediakan jasa dan jaringan telekomunikasi. Penataan fungsi-fungsi
dalam struktur organisasi PT. Telkom mengacupada best-practice yang, dilakukan oleh
perusahaan – perusahaan telekomunikasi kelas dunia, yaitu e-TOM (enhanced Telekomunicaion
Operation Maps).
Gambar 3.2 e-TOM sebagai acuan fungsi-fungsi dalam organisasi PT. Telkom
e-TOM merupakan sebuah framework yang dikembangkan oleh TeleManagement forum,
yang dapat digunakan oleh para service provider untuk mendefinisikan fungsi dalam setiap unit
organisasinya. e-TOM berfokus pada dua area yakni:
a) business/customer/products
b) solution/system/implementation
dalam kerangka fokus pada dua area diatas, e-TOM terbagi atas dua bagian vertikal yang
masing-masing terdiei ats beberapa lapisan horizontal dan vertikal juga. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar sebelumnya, 2 bagian utama vertikal dalam e-TOM adalah :
1. Operations
Fulfillment, assurance, and blog (FAB) merupakan inti utama dari Operations. Ada beberapa
pengelompokan pross fungsional pada bagian Operations yang terbagi menjadi atas berbagai
area, seperti :
a) CRM, berkaitan dengan manajemen kebutuhan pelanggan, cara mengindentifikasi kebutuhan
pelanggan dan bagaimana menjaga hubungan dengan pelanggan.
b) Service managemnet and operations berhubungan dengan manajemen pelayanan yang
ditawarkan kepada pelanggan.
c) Resource manajement adn operations behubungan dengan penanganan pemenuhan layanan yang
ditawarkan kepada pelanggan.
d) Supplier relationship management berhubungan dengan fungsi menjaga harmonisasi hubungan
dengan partner atau supplier.
Keempat area diatas merupakan satu kesatuan, sehingga gangguan terhadap salah satu
bagian akan mengakibatkan keterlambatan proses di bagian yang lain yang dapat mengakibatkan
menurunnnya service level terhadapa pelanggan.
2. Strategy, infrastructure and products
Bagian vertikal yang kedua adalah strategy, infrastructure dan products (SIP). Pada SIP
berhubungan dengan strategi dan proses lifecycle management terdiri atas:
a) Marketing & offer management terfokus pada pengembangan bisnis inti lewat strategi
marketing, penawaran produk baru dan manajemen terhadap produk lama.
b) Service delelopment & management terfokus pada perencanaan , pengembangan dan
penyampaian services ke area operasi.
c) Esources delvelopment & management terfokus pada perencanaan, pengembangan dan
penyampaian resurce yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan yang dilakukan pada area
operasi.
d) Supplay chain development & management terfokus pada usaha pemilihan supplier dan partner
yang terbaik melalui mekanisme pemilihan yang efektif.
Proses bisnis PT. Telkom secara globalk yaitu meliputi Key Value creation process,
Functional support, product owner, delivery channel servics, dan costumer.
Key value Creation Process memiliki fokus kepada beberapa hal yaitu : usaha
mempertahankan bisnis existing yang sedang memeasuki masa saturnasi, pengembangan secara
agresif bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, dan persiapan paltform bisnis masa
depan yang berbasis internet dan multimedia. Kegiatan-kegiatan tersebut dijabarkan dalam suatu
bisnis portofolio dan strategi, dimana hasilnya dapat dilihat dari bisnis perfomance yang
merupakan tolak ukur keberhasilan implementasi bisnis portofolio dan strategi tersebut.
Setelah itu , hasil ini diimplementasikan oleh tiap-tiap fungsi bisnis atau Functional support
untuk mrnjabarkan bisnis portofolio dan strategi PT. Telkom ke dalam setiap aktivis, diwujudkan
dengan tersefianya jasa telekomunikasi yang merupakan produk dari core business PT. Telkom.
Sesuai dengan struktur organisasi PT. Telkom yang berbasis pada costumer-centric organization,
maka dibentuklah product owner sebagai penghasil dan pemelihara produk PT. Telkom kepada
Costumer.
Product owner sendiri tidak bertugas dalam penyaluran distribusi. Product owner hanya
memfokuskan pada maslah teknis produk dan tidak melakukan kegiatan pemasaran. Semua
produk PT. Telkom disampaikan kepada costumer delivery channel sebagai jalur distribusi.
Delivery Channel juga bertugas untuk mendapatkan informasi menegenai kepuasan serta
kebutuhan costumer, dimana costumer PT. Telkom terdiri dari tiga segmen yaitu :
a) Segmen personal/retail, segmen ini menjadi tanggung jawab divisi regional.
b) Segmen bisnis/korporat, segmen ii menjadi tanggung jawab divisi enterprise
service(DIVES/ESC).
c) Segmen operator (OLO) segmen ini menjadi tanggung jawab divisi carier & Interconnection
service (DIVCIS).
Melalui proses bisnis ini, diharapkan PT. Trlkom dapat mngembangkan bisnisnya sesuai
dengan costumer. Posisi costumer, delivery channel, products owner, dan functional support di
PT. Telkom bila diterjemahkan dalam framwork e-TOM seperti ini :
Gambar 3.3 proses bisnis global PT. Telkomumikasi Indonesia, Tbk
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Sistem informasi eksekutif dalam bidang jasa adalah satu jenis dari manajemen informasi dalam
bidang jasa untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan
kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya
internal dan eksternal, sehingga akan dapat mempercepat pelayanan dalam melayani kebutuhan
konsumen terhadapa jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut.
2. Tugas-tugas yang dilaksanakan eksekutif diantaranya mengelola SDM, membuat keputusan
sumber daya dan operasi, mengelola keuangan dan pelaporannya, pengelolaan penjualan dan
pemasaran, serta mengarahkan bisnis untuk masa yang akan datang.
3. Kelebihan SIE pada bidang jasa diantaranya dapat mempermudah para eksekutif perusahaan
jasa dalam pengambilan suatu keputusan. Sedangkan kelemahannya yaitu pada perusahaan jasa
kecil akan mengeluarkan biaya untuk dapat mengimplementasikan SIE.
DAFTAR PUSTAKA
Gaol,Chr.Jimmy, Sistem Informasi Manajemen. Penerbit Grasindo, Jakarta, 2008
[Anonim]. (2014). “Telkom Indonesia”. [Internet]. [diunduh 2014 Maret 07]. Tersedia pada:
www.telkom.co.id
Imbar RV, Handayani R. 2008. Analisis pemodelan sistem informasi Telokom Speedy
menggunakan Zachman framework.Jurnal Sistem Informasi (3).No2. O’Brien, James A. 2004.
Management Information System : Managing
Information Technology in the Business Enterprise. Sixth Edition. Mc. GrawHill. New York,
USA.
O’Brien, J. A., Marakas, G. M. (2005). Management Information System.8th Edition. Mc-Graw-
Hill Companies, Inc. New York.
Sumardi.2013. “Human resoure management atau human capital management”. [Internet].
[diunduh 2014 Maret07]. Tersedia
pada:http.wongsosumardi.blogspot.com/2013/12/human-resourcesmanagement-atau
human.html.
Sprague, Ralph H and Watson, Hugh J., 1993, Decision Support System, Putting Theory into
Practice, Prentice Hall, Inc. 3rd –ed.
top related