98487218 kasus flour albus siti aminah
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KASUS
1.2 STEP 1 : Klarifikasi Term & Konsep
1. Lesi:setiap diskontuinitas jaringan patologis atau traumatik atau hilangnya
fungsi suatu bagian
2. Vulva:daerah organ kelamin luar pada wanita yang meliputi mons pubis,labia
mayora,labia minora,klitoris dan vestibulum vagina
3. Advis:anjuran atau nasehat
Kasus
Ny.F,ibu rumah tangga,25 tahun,mengeluh menderita keputihan terus
menerus.keputihannya tidak berbau tetapi terasa gatal didaerah kemaluan.Ibu muda
yang cantik ini sudah berobat kepuskesmas dan sembuh tetapi beberapa minggu
kemudian keputihannya kambuh lagi.
Hari ini ia kepuskesmas lagi.keluhan keputihan dan gatal masih ada.bahkan
kini kemaluannya bengkak dan sakit sekali saat berjalan.dari anamnesis diketahui
bahwa suaminya sering keluyuran dimalam hari,walaupun istrinya masih muda dan
cantik,dan pulangnya dipagi hari.beberapa minggu yang lalu pernah keluar nanah
dari kemaluan sisuami.hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya lesi pada vulva
wanita itu berupa pembengkakan kemerahan dan sakit pada pintu vagina.dokter
menganjurkan pemeriksaan secret vagina dan serviks.disamping memberikan
obat,dokter memberi advis dan menganjurkan suaminya untuk berobat juga.
2
1.3 STEP 2 : Mendefinisikan/ Menegaskan ‘problem’
1. Apa yang menyebabkan pasien keputihan terus-menerus?
2. Mengapa keputihan tidak berbau tapi terasa gatal?
3. Mengapa setelah berobat keputihannya tidak juga sembuh?
4. Mengapa kemaluannya bengkak dan sakit saat berjalan?
5. Apa yang menyebabkan kemaluan suami keluar nanah?
6. Mengapa pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi dan vulva ada pembengkakan
kemerahan dan sakit pada pintu vagina?
7. Mengapa dokter menganjurkan pemeriksaan secret vagina dan serviks?
8. Apa diagnosis dari kasus diatas?
9. Apa epidemiologi dan factor resiko dari kasus?
10. Apa etiologi dari kasus?
11. Bagaimana patofisiologi dan pathogenesis dari fluor albus?
12. Apa tanda dan gejala dari fluor albus?
13. Bagaimana pemeriksaan pada kasus?
14. Apa penatalaksanaan pada kasus?
15. Bagaimana komplikasi pada kasus?
16. Bagaimana prognosis pada kasus?
17. Apa diagnosis banding pada kasus?
1.4 STEP 3 : Analisis problem : Brainstorming
1. Karena pH vagina ↑ terus-menerus
2. Karena keputihan pada kasus ini disebabkan oleh neiserria gonore bukan
karena bakteri
3. LO
4. LO
5. Infeksi menular seksual
3
6. LO
7. Untuk melihat gonokokus gram (-) dan melihat bentuk secret yang dikeluhkan
pasien
8. Fluor albus at causa neisseria gonore
9. EpidemiologiAngka GO di AS tinggi dari pada Negara industry
lainnya,50x>> dari pada swedia dan 8x >> dari kanada
faktor resiko usia reproduktif,ekonomi rendah,iklim tropis,PR>LK
10. Bakteri: neisseria gonorrhoeae,Chlamydia trchomatis
Protozoa:trichomonas vaginalis
Fungus:candida albicans
Virus: HSV,HPV
11. ketidakseimbangan antara mikroorganisme(flora normal) pada vagina ↓
glikogen (as.laktatbasa pada vagina)pertumbuhan bakteri ↑ reaksi
inflamasisistem imun keluarfluor albus
12. Neisseria Gonore: duh mukopurulen
Trikomoniasis: duh tubuh >>,berbau tidak enak,warna kekuningan-kehijauan
dan berbusa
Bacterial Vaginosis: duh tubuh sedang,berbau amis
Kandidiasis: duh tubuh >>,putih seperti susu pecah,bisa sedikit cair
13. Pemeriksaan dengan pewarnaan gram,kultur dll
14. GO: sefiksim 400 mg tablet,PO tunggal (4x 100 mg)
Kandidiasis: kombinasi,nistatin:100.000 IU,intravagina,setiap hari selama 14
hari dan metronidazol: 400 mg PO,2x sehari,selama 7 hari
4
Trikomoniasis:metronidazol 2 gr,PO dosis tunggal
15. Uretritis servisitis
16. Pada umumnya prognosisnya baik bila ditangani dengan cepat dan tepat
17. Gonore,trikomoniasis,vaginosis bacterial,kandidiasis
1.5 STEP 4 : Menyusun penjelasan (membuat spiderweb)
Komplikasi
Penatalaksanaa
n
Pemeriksaan
Prognosis
Diagnosis
Banding
FLUOR
ALBUS
Definis
i
Epidemiologi
Factor Resiko
Patofisologi Dan
Patogenesis
Tanda-Gejala
Etiologi
5
1.6 STEP 5 : Memformulasikan sasaran belajar
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Definisi Fluor Albus
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Epidemiologi Fluor Albus
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Etiologi Fluor Albus
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Patofisologi-Patogenesis Fluor
Albus
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Tanda-Gejala Fluor Albus
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Factor Resiko Fluor Albus
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pemeriksaan Fluor Albus
8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Penatalaksanaan Fluor Albus
9. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Komplikasi Fluor Albus
10. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Prognosis Fluor Albus
11. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Diagnosis Banding Fluor Albus
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan) adalah bukanlah
suatu penyakit melainkan gejala berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-
alat genital yang berlebihan dan bukan merupakan darah. Dalam kondisi
normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang
keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi
dari kelenjar Bartolin. Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena
aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal. Vagina merupakan
organ berbentuk yang panjangnya berkisar 8-10 cm, berdinding tipis dan
elastis yang ditutupi epitel gepeng berlapis pada permukaan dalamnya.
Lapisan epitel vagina tidak mempunyai kelenjar dan folikel rambut,
dinding depan dan dinding belakang saling bersentuhan.3
Pada wanita, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari
tubuh sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi
normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh atau berwarna
kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini non-iritan, tidak
mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3,5-4,5. Flora normal
vagina meliputiCorinebacterium, Bacteroides, Peptostreptococcus,
Gardnerella, Mobiluncuc, Mycoplasma danCandida spp. Lingkungan
dengan pH asam memberikan fungsi perlindungan yang dihasilkan oleh
Lactobacillus Doderlin.3
7
Dapat dibedakan antara fluor albus yang fisiologik dan yang patologik
A. Fluor Albus Fisiologik
Fluor albus fisiologik diproduksi oleh kelenjar pada leher rahim
(serviks), dinding vagina dan kelenjar bartholin dibibir kemaluan,
menyatu dengan sel-sel dinding vagina yang lepas serta bakteri normal
didalam vagina, bersifat asam dan berperan penting dalam menjamin
fungsi yang optimal.3
Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya
ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya
terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.
Fluor albus fisiologik ditemukan pada :
a) Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah
pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b) Menjelang atau setelah haid.
c) Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini
berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi pada
senggama.
d) Ovulasi, sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
e) Kehamilan
8
f) Stres, kelelahan
g) Pemakaian Kontrasepsi Hormonal
h) Pengeluaran sekret dari kelenjar serviks uteri juga bertambah pada
wanita dengan penyakit menahun, dan pada wanita dengan ektropion
porsionis uteri.3
B. Fluor Albus Patologik
Penyebab paling penting dari fluor albus patologik ialah infeksi.
Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak
kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau.
Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan
fluor albus patologik, begitu pula pada adneksitis. Fluor albus juga
ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor tersebut
sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital.3
2.2 EPIDEMIOLOGI
Penelitian secara epidemiologi, fluor albus patologis dapat
menyerang wanita mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat maupun
usia tua dan tidak mengenal tingkat pendidikan, ekonomi dan sosial
budaya, meskipun kasus ini lebih banyak dijumpai pada wanita dengan
tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.
Flour albus patologis sering disebabkan oleh infeksi, salah satunya
Bakteri Vaginosis (BV) adalah penyebab tersering (40-50% kasus
terinfeksi vagina), Vulvovaginal Candidiasis (VC) disebabkan oleh
9
jamur candida species, 80-90% oleh candida albicans, Trichomoniasis
(TM) disebabkan oleh trichomoniasis vaginalis, angka kejadiannya
sekitar 5-20% dari kasus infeksi vagina.3,4
2.3 ETIOLOGI
Penyebab keputihan secara umum adalah:
Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis
buang air kecil maupun buang air besar
Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis
Sering menggunakan WC Umum yg kotor
Tidak mengganti panty liner
Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah
depan vagina
Sering bertukar celana dalam/handuk dengan orang lain
Kurang menjaga kebersihan vagina
Kelelahan yang amat sangat
Stress
Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
Tidak menjalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah
olah raga, tidur kurang)
Tinggal di daerah tropis yang lembab
Lingkungan sanitasi yang kotor.
Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang
menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
Kadar gula darah tinggi
10
Hormon yang tidak seimbang
Sering menggaruk vagina.3
Fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh:
a) Infeksi :
Bakteri : Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria
gonorhoae, dan Gonococcus
Jamur : Candida albicans
Protozoa : Trichomonas vaginalis
Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus.3
b) Iritasi :
Sperma, pelicin, kondom
Sabun cuci dan pelembut pakaian
Deodorant dan sabun
Cairan antiseptic untuk mandi.
Pembersih vagina.
Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
Kertas tisu toilet yang berwarna.3
c) Tumor atau jaringan abnormal lain
d) Fistula
e) Benda asing
f) Radiasi
g) Penyebab lain :
Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik
Tidak dikatehui : “ Desquamative inflammatory vaginitis”.3
11
2.4 PATOFISIOLOGI
a) Patofisiologi Umum Terjadinya Fluor Albus
Estrogen
Mukosa vagina
Pertumbuhan basil doderlein Basil doderlein
mengubah glikogen
Mikroorganisme pathogen menjadi asam laktat
pH 3.0 – 4.5
Faktor resiko Ketidakseimbangan pH Vagina Faktor resiko
Penurunan basil doderlein
Penurunan glikogen
Mikroorganisme pathogen
Reaksi Inflamasi
Leukosit PMN
Fluor albus.3,4
12
b) Patofisiologi Fluor Albus Nisseria Gonorrhoe
Kuman melewati mukosa serviks
Kuman menempel pada villi mukosa
Kuman berproliferasi
Reaksi Inflamasi
Eksudat menyumbat,
dan terhadi abses
Kerusakan sel epitel
Penyebaran gonore
Komplikasi3,4
c) Patofisiologi Fluor Albus Kandida Albikans
Infeksi kandida dapat terjadi,apabila ada factor predisposisi baik
endogen maupun eksogen.4
Factor endogen:
Perubahan fisiologik:
Kehamilan,karena perubahan pH dalam vagina
Kegemukan,karena bnyak keringat
Debilitas
Iatrogenic
Endokrinopati,gangguan gula darah kulit.
Penyakit kronik:TB,lupus eritematosus dengan keadaan
umum yang buruk.
13
Umur:orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena
status imunologinya tidak sempurna
Imunologik:penyakit genetik.
Factor eksogen:
Iklim,panas dan kelembaban perspirasi meningkat
Kebersihan kulit
Kebiasaan berendam kaki dalam air yyang terlalu lama
menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur.4
Kandida masuk ke lumen vagina
Invasi hifa ke epitel, berkembangbiak
Kuman berproliferasi
Reaksi Inflamasi mukosa
Kerusakan epitel
Diskuamasi mukosa
Symptom vaginitis
14
d) Patofisiologi Trikomonas Vaginalis
Hubungan seksual dengan orang terinfeksi trikomonas
Tropozoit menempel pada sel vagina
Interaksi ligand-karbohidrat
Monoase dan asetil glukosamin untuk menempel
Sekresi hidrolase lisosomal
Sitotoksik
Sel lisis dan mengeluarkan sitoplasma
Kerusakan jaringan epitel
T.vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran
urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan sub
epitel.masa tunas rata-rata 4 hari asmpai 3 minggu.pada kasus yang lanjut
terdapat bagian-bagian dengan jaringan granulasi yang jelas.nekrosis
dapat ditemukan dilapisan sub epitel yang menjalar sampai dipermukaan
epitel.didalam vagina dan uretra parasit hidup dari sisa-sisa sel,kuman-
kuman dan benda lain yang terdapat dalam secret.4
2.4 MANIFESTASI KLINIS
2.4.1 Gonore
a) Pria
Infeksi simptomatik(uretritis gonore)
Muncul 2-5 hari setelah terpajan
Secret purulen(kekuningan dari ujung uretra,kadang disertai
darah)
15
Disuria
Sering berkemih
Malese
Gatal
Panas pada orifisium uretra eksterna
Nyeri saat ereksi1
Pemeriksaan fisik
Eritema pada orifisium uretra eksterna
Edema
Ektropion
Duh tubuh mukopurulen
Pembesaran KGB inguinal lateral/bilateral.1
b) Wanita
Infeksi asimptomatik
Muncul 7-21 hari
Secret tidak berbau
Kadang-kadang nyeri pada punggung bawah
Pemeriksaan fisik
Serviks edema dan rapuh dengan drainase mukopurulen
dari ostium
Erosi
Secret mukopurulen
Duh tubuh banyak.1
16
2.4.2 Trikomoniasis
a) Pria
Pada pria yang sering diserang:uretra,kelenjar
prostat,preputium,vesika seminalis dan epididimis
Gejala lebih ringan dari pada wanita
Kasus akut
Mirip uretritis nongonore
Disuria
Poliuria
Secret uretra mukoid/mukopurulen
Urin jernih,kadang ada benang-benang halus
Kasus kronik
Gejala tak khas
Gatal pada uretra
Disuria
Urin keruh pada pagi hari1
b) Wanita
Yang diserang terutama dinding vagina
Kasus akut
Secret vagina seropurulen bewarna kekuning-kuningan,kuning-
hijau
Bau tidak enak(malodorous)
Berbusa
Dinding vagina kemerahan dan sembab
Kadang berbentuk abses kecil pada dinding vagina dan
serviks,yang tampak sebagai granulasi bewarna merah
“strawberry appearance”dan disertai gejala dispareuria
Perdarahan pascacoitus
17
Perdarahan intermenstrual
Bila secret banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada lipat
paha atau sekitar genetalia eksterna
Uretritis
Bartholinitis,skenitis,sistitis pada umumnya tanpa keluhan.1
Kasus kronik
Gejala lebih ringan dan secret vagina biasanya tidak berbusa.1,4
2.4.3 Candidiasis
masa tunas 5-21 hari
a) pada wanita
gatal pada vulva
duh tubuh banyak,putih seperti susu pecah,sedikit cair
sangat gatal
nyeri
panas selama senggama
disuria
pemerksaan fisik :vulva vagina tampak merah,edema,ulserasi
dan kadang-kadang ada erosi.1,4
b) pada pria
eritema difus,vesikopustul mudah pecah sampai erosi dan
skuama putih ditepi terutama ditepi glands penis atau
preputium
18
2.5 FAKTOR RESIKO
↑ kadar karbohidrat( ↑ glikogen vagina) pada kehamilan dan
pemakaian pik KB
↑ Ph vagina
Lingkungan yang hangat dan lembab
Penyakit lain:DM
Pemakaian kemoterapi dalam jangka panjang
Menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan nylon
2.6 PEMERIKSAAAN
2.6.1 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik secara umum harus dilakukan untuk
mendeteksi adanya kemungkinan penyakit kronis, gagal ginjal, ISK, dan
infeksi lainnya yang mungkin berkaitan dengan fluor albus.
Pemeriksaan khusus yang juga harus dilakukan adalah pemeriksaan
genetalia yaitu meliputi:
Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna
Pemeriksaan spekulum untuk melihat vagina dan serviks
Pemeriksaan pelvis bimanual
Untuk menilai cairan dinding vagina, hindari kontaminasi dengan
lender vagina. Dan dapat disesuaikan dari gambaran klinis sehingga
dapat diketahui kemungkinan penyebabnya.
19
Gonokokus
kelainan dapat ditemui adalah
Orifisium uretra eksternum merah, edema,
Labia mayora dapat bengkak, merah dan nyeri tekan.
Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi ini yang lebih
dikenal dengan nama gonorrhea ini berwarna putih kental/
kekuningan (mukopurulen) yang sebetulnya merupakan nanah
yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung Neisseria
gonorrhea.
Kadang-kadang kelenjar bartholini ikut meradang dan terasa
nyeri waktu berjalan atau duduk. Pada pemeriksaan melalui
spekulum terlihat serviks merah dengan erosi dan sekret
mukopurulen.
Vaginosis bakterial
Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga
kekuning-kuningan dengan bau amis dan
Vulva dan vagina yang hiperemis, sekret yang melekat pada
dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau berkilau
Pada pemeriksaan serviks dapat ditemukan erosi yang disertai
lendir bercampur darah yang keluar dari ostium uteri internum
Bau semakin bertambah setelah hubungan seksual
20
Kandidiasis Vaginalis
peradangan pada vulva dan vagina, gatal dari sedang hingga
berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak
Pada dinding vagina sering terdapat membran-membran kecil
berwarna putih yang jika diangkat meninggalkan bekas yang
agak berdarah
Sekret vagina menggumpal putih kental
Trikomonas Vaginalis (Trikomoniasis)
Dinding vagina tampak merah, sembab dan timbul rasa
nyeri bila ditekan atau perih saat berkemih.
Pada pria sering tanpa gejala sehingga mereka tidak
menyadari dan menularkan pada istri atau pasangannya.
Kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan
serviks yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan
dikenal sebagai Strawberry appreance. Bila sekret banyak
dikeluarkan dapat menimbulkan iritasi pada lipat paha atau
sekitar genitalia eksterna. Sekret vagina biasanya sangat
banyak, berwarna kuning kehijauan, berbusa/berbuih
menyerupai air sabun dan berbau busuk.
Human Papiloma Virus
cairan vagina berwarna keputihan, berbau amis
disertai kumpulan kutil menyerupai jengger ayam
21
2.6.2 Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
1. Pengukuran pH
Penentuan pH dengan kertas indicator (N: 3.0-4.5)
Hasil pengukuran pH cairan vagina
Pada pH vagina 7.2-8.5 sering disebabkan oleh
Gonokokus
Pada pH vagina 5.0-6.5 sering disebabkan oleh
Gardanerrella vaginalis
Pada pH vagina 4.0-6.8 sering disebabkan candida
albican
Pada pH vagina 4,0-7.5 sering disebabkan oleh
trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik.
2. Penilaian Sedian Basah
Penilaian diambil untuk pemeriksaan sedian basah dengan
KOH10% dan NaCl 0.9%. Cairan dapat diperiksa dengan
melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan NaCl 0,9% diatas objek
glass dan sampel kedua di larutkan dalam KOH10%. Penutup
objek glass ditutup dan diperiksa di mikroskop.
a) Trikomonas vaginalis akan terlihat jelas dengan NaCl 0.9%
sebagai parasit berbentuk lonjong dengan flagelanya dan
gerakannya yang cepat.
22
b) Candida albicans akan terlihat jelas degan KOH 10%
tampak sel ragi (blastospora) atau hifa semu.
c) Vaginitis non spesifik yang disebabkan oleh Gardnerella
vaginalis pada sediaan dapat ditemukan beberapa
kelompok basil, lekosit yang tidak seberapa banyak dan
banyak sel-sel epitel yang sebagian besar permukannya
berbintik-bintik. Sel-sel ini disebut clue cell yan merupakan
ciri khas infeksi Gardnerella vaginalis
3. Perwarnaan Gram
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram pada Neisseria
Gonorhoea akan ditemukan gambaran adanya gonokokus gram
negative intra dan ekstra seluler.bahan duh tubuh pada pria diambil
dari daerah fosa navikularis,sedangkan pada wanita diambil dari
uretra,mura kelenjar bartholini,serviks dan rectum.
Gardnerella vaginalis memberikan gambaran batang-batang
berukuran kecil gram negative yang tidak dapat dihitung jumlahnya
dan banyak sel epitel dengan kokobasil, tanpa ditemukan laktobasil.1
4. Kultur
Dengan kultur akan dapat ditemukan kuman penyebab
secara pasti, tetapi seringkali kuman tidak tumbuh sehingga harus
hati-hati dalam penafsiran.
Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan(kultur).dua
macam media yang dapat digunakan: media transport dan media
pertumbuhan.1
23
Contoh media transport:
Media stuart
Hanya untuk transport saja,sehingga perlu ditanamkan kembali pada
media pertumbuhan.1
Media transgrow
Media ini selektif dan nutritive untuk N.gonore dan
N.meningitidis;dalam perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam dan
merupakan gabungan media transpor dan media
pertumbuhan,sehingga tidak perlu ditanam pada media
pertumbuhan.media ini merupakan modifikasi media Thayer Martin
dengan menambah trimetoprim untuk mematikan proteus spp.1
Contoh media pertumbuhan:
Mc.Leod’s Chocolate Agar
Berisi agar coklat,agar serum dan agar hidrokel.selain kuman
gonokokus ,kuman-kuman yang lain juga dapat tumbuh.
Media Thayer Martin
Media ini selektif untuk mengisolasi gonokokus.mengandung
vankomisin untuk menekan pertumbuhan kuman gram
positif,kolestrimetat untuk menekan prtumbuhan bakteri gram
negative dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur.
Modified Thayer Martin Agar
Isinya ditambah dengan trimetoprim untuk mencegah pertumbuhan
kuman proteus spp.1
24
5. Tes Pap Smear
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi adanya
keganasan pada serviks, infeksi Human Papiloma Virus,
peradangan, sitologi hormonal, dan evaluasi hasil terapi.
Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial
harus ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu:
Adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik sediaan
basah,
Adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada cairan
vagina,
duh yang homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti susu,
pH vagina lebih dari 4.5 dengan menggunakan nitrazine
paper
6. Tes Thomson
Tes ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah
berlangsung.dahulu pemeriksaan ini dilakukan kerena pengobatan padawaktu
itu ialah pengobatan setempat.
Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan:
sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi
urin dibagi dalam 2 gelas
tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II
syarat mutlak ialah kandung kemih harus mengandung air seni paling
sedikit 80-100 ml,jika air seni kurang dari 80 ml,maka gelas ke II
sukar dinilai Karena baru menguras uretra anterior.1
25
Hasil pembacaan:
Gelas I Gelas II Arti
Jernih Jernih Tidak ada infeksi
Keruh Jernih Infeksi uretritis
anterior
Keruh Keruh Panuretritis
Jernih keruh Tidak mungkin
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Gonore
Pengobatan sindrom duh tubuh karena servisitis
Pengobatan servisitis gonore Pengobatan servisitis non-gonore
Pilihlah salah satu dari beberapa cara pengobatan yang dianjurkan
dibawah ini
Sefiksim:400 mg PO,dosis
tunggal (4x 100 mg),tablet
Levofloksasin: 250 mg
PO,dosis tunggal
Azitromisin : 1 gr,PO,dosis tunggal
(2 x 500 mg),tablet
Doksisiklin: 100 mg,PO 2 x sehari
selama 7 hari.1,2
2.7.2 Kandidiasi
a) Menghindari atau menghilngkan faktor predisposisi
b) Topical
26
Larutan ungu gentian ½%-1% untuk selaput lender,1-2% untuk kulit
,dioleskan sehari 2 x selama 3 hari
Nistatin berupa krim,salap,emulsi
Amfoterisin
Grup azol antara lain:
Mikonazol/klotrimazol 200 mg,intravagina setiap hari,selama 3
hari atau
Itrakomazol 200 mg,PO,2 x sehari dosis tunggal atau
c) Sistemik
Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal
dalam saluran cerna,obat ini tidak diserap dalam usus
Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis
sistemik
Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol
500 mg per vagina dosis tunggal,sistemik dapat
diberikan ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari atau
dengan itrakonazol 150 mg dosis tunggal
Itrakonazol:bila dipakai untuk kandidosis
vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x 100 mg
sehari selama 3 hari.1,2
2.7.3 Trikomoniasis
Pengobatan dapat diberikan secara topical atau sistemik:
d) Secara sistemik,dapat berupa:
Bahan cairan berupa irigasi,misalnya hidroge
peroksida 1-2 % dan larutan asam laktat 4%
Bahan berupa supositoria,bubuk yang bersifat
trikomoniasidal
Dan krim,yang berisi zat trikomoniasidal
27
e) Secara sistemik(oral)
Obat yang sering digunakan tergolong derivate
nitrodazol seperti:
Metronidazol: dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg per hari
selama 7 hari
Tinidazol : 2 gram PO,dosis tunggal
Nimorazol: dosis tunggal 2 gram
Omidazol: dosis tunggal 1,5 gram.1,2
Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran pada penderita:
Pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan seksual untuk
mencegah jangan terjadi infeksi “pingpong”
Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan
sebelum dinyatakan sembuh
Hindari pemakaian barang-barang yang mudah menimbulkan
transmisi
2.8 KOMPLIKASI
2.8.1 Gonore
Pria
Local: tysonitis
Parauretritis
Littritis
Cowperitis
28
Asendens: prostatitis
Vesikulitis
Vas deferentitis
Epididimitis.1
Wanita
Local: parauretritis
Bartholinitis.1
Asendens: salpingitis, PID
Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa:
Arthritis
Miokarditis
Perikarditis
Meningitis.1
2.8.2 Trikomoniasis
Komplikasi pada kehamilan
Premature delivary
Ketuban pecah dini (KPD)
Bayi berat lahir rendah (BBLR)
Dihubungkan dengan peningkatan transmisi HIV
Dihubungkan dengan PID atipikal.1
29
2.8.3 Vaginosis bacterial
Merupakan factor resiko preterm birth pada kehamilan
Dihubungkan sebagai factor resiko untuk transmisi HIV
Masih terdapat konflik dimana bacterial vaginosis dikaitkan
dengan resiko terjadinya intraepithelial neoplasia
Beberapa penelitian menghubungkan bacterial vaginosis
dengan postpartum,komplikasi postoperative ginekologi dan
infeksi postabortus.1
2.9 Prognosis
Pada umumnya fluor albus ini bila ditangani dengan cepat dan tepat
maka tingkat kesembuhannya akan tinggi.1
30
2.10 Diagnosis Banding
Diagnosis banding infeksi vagina.4
Criteria
diagnostic
Normal Kandidiasis
vulvovagina
Vaginosis
bakterialis
Trikomoniasis
Keluhan-
gejala
pasien
Tidak ada Gatal
Rasa
terbakar
Secret
Disuria
Bau tidak
sedap
Gatal
sekret
Secret kuning-
hijau
Bau
gatal
Secret Putih jernih
Flokulen
Putih seperti
keju ↑
Encer
Putih abu-
abu ↑
Berbusa
Kuning-hijau
pH vagina 3,8-4,2 < 4,5 >4,5 >4,5
Bau amina Tidak ada Tidak ada Busuk
Seperti
ikan”amis”
Amis
Sediaan
basah
Sel
epitel,lactobasilus,sedikit
leukosit
Pseudohifa
yeast buds
leukosit +
Clue cell
Whiff +
Sedikit
leukosit
Tricomonad
Whiff
mungkin +
Leukosit +.4
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan) adalah bukanlah suatu
penyakit melainkan gejala berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat
genital yang berlebihan dan bukan merupakan darah.
Etiologi fluor albus: Bakteri (Gardanerrella vaginalis, Chlamidia
trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan Gonococcus),Jamur(Candida
albicans),Protozoa (Trichomonas vaginalis) dan Virus( Virus Herpes dan
human papilloma virus) dll.
Gejala dapat berupa keputihan yang keluar dari vagina,bisa gatal,berbau
dan warna yang berbeda-beda tergantung penyebabnya.