9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

98
Melalui Pendekatan Saintifik Pembelajaan Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN i

Upload: sofyan-saputra

Post on 24-Jun-2015

967 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Melalui Pendekatan Saintifik

Pembelajaan Berbasis KompetensiMata Pelajaran Bahasa Indonesia

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

DIREKTORAT PSMA

2013

i

Page 2: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa,  karena berkat

kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat

diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan

tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses

penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang

belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului

dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun

dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan

persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk

memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran

dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata

pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih

kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang

tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu

saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung

pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja

yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

ii

Page 3: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

DAFTAR ISI

COVER ------------------------------------------------------------------------------------------------------iKATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------------------------------ii

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------iii

BAB I : PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------------1

A. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------------------1B. Tujuan --------------------------------------------------------------------------------------------2C. Ruang Lingkup ------------------------------------------------------------------------------2D. Landasan Hukum------------------------------------------------------------------------------3

BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI --------------------------------------------------4

A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik ---------------------------------------------------5B. Penilaian Autentik ------------------------------------------------------------------------8C. Penilaian Hasil Belajar---------------------------------------------------------------------10

BAB III : ANALISIS KOMPETENSI ----------------------------------------------------------13

A. Prosedur Analisis --------------------------------------------------------------------------13B. Hasil Analisis Kompetensi Dasar --------------------------------------------------22

BAB IV : PENUTUP --------------------------------------------------------------------------------45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN: Contoh RPP

iii

Page 4: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka

mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas:

standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana

prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu

setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran

dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A

Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran,

menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam

menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum

2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta

didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang

diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran

1

Page 5: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara

individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar

dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik

mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong

pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk

kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas

pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun

pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi

pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru

sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk

mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang

ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan

kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan

silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam

mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah

pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh

karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara

individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan

pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan

dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

A. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata

pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan

memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:

Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti

dan kompetensi dasar

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari

silabus mata pelajaran

2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

2

Ali Tamami, 09/03/13,
Buku yang mana
Page 6: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

4. Merancang penilaian otentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup buku ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian otentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang

Implementasi Kurikulum

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus

3

Page 7: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan

memperkuat proses pembelajaran dan penilaian otentikautentik untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses

pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang

mendorong siswa lebih mampu dalam mengobservasimengamati,

bertanyamenanya, mencoba/mengumpulkan data,

mengasosiasi/bernalarmenalar, dan mengomunikasikanmengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan

memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus

dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar

dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup

materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut

memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap

diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,

dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan

lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses.

Untuk memperkuat Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan

pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).

Untuk mendorong kemampuan Untuk mendorong kemampuan peserta didik

menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka

sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang

menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 menekankan

perubahan paradigma: (1) dari peserta didik diberi tahu menuju menjadi peserta

4

Page 8: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

didik mencari tahu; (2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi

belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju

menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan

ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten menuju menjadi pembelajaran

berbasis kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial menuju menjadi

pembelajaran terpadu; (6) daripembelajaran yang menekankan jawaban

tunggal menuju menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya

multi dimensi; (7) daripembelajaran verbalisme menuju menjadi keterampilan

aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal

(hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang

mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai

pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai

dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan

(ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik

dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang

berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran

yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa,

dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14)

pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta

didik.

Penilaian otentikautentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran

(output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Penilaian otentikautentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan

hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input –

proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil

belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional

(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran SaintifikPembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-

langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.

Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of

inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito: , 1989). Model

5

Page 9: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan

kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya

sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting

adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh

peserta didik (Zamroni: , 2000; & Semiawan: , 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara

akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena

itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model

pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model

pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam

sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: , 1991). Model ini

menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer

pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang

fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam

Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian

pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas

proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam

melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik

diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep,

dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses

pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam

memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri

fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Di dalam Mmodel ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi,

dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar

bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran

berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta

didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan

atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi,

sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan

berpikir tingkat tinggi (Houston: , 1988). Dengan demikian peserta didik lebih

diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam

memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan

sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

6

Page 10: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi

membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan

keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan

secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah

kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang

berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam

mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

Sesuai dengan karakteristik Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari

natural science, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus

merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan

kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses

mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

(1)Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat

dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari

informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun

pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan

terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki

kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis,

logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan

diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi

kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan

bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan

siswa, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah.

Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan

melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan

mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi

dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

(4)Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan

berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru

melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa

melakukan aktivitas antara lain menganalisis data,

mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan

7

Page 11: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja

diskusi atau praktik.

(5)Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil

konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau

grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu

mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan

penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat

laporan, dan/ atau unjuk karya.

Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktivitas pembelajaran bukan

sekadar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga

melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan

dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong

kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan

langkah sebagai berikut.

(1) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik

secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi,

membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena

tersebut.

(2) Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep,

prinsip, hukum,dan teori.

(3) Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen.

(4) Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,

mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena.

(5) Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan

aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga.

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang

perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik

melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau

menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan

(kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

8

Page 12: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Penilaian dapat dilakukan dengan portofolio yang merupakan kumpulan yang

sistematis pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan

belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan

pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara

evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

1. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri

terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada

tujuan yang ingin dicapai (standar) oleh pebelajar itu sendiri dalam

belajar.

2. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk

memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas

yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.

Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain sebaiai berikut.

1. Penilaian Kinerja Peserta Didik

Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau

mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti

menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan

jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu

gambar.

2. Penilaian Portofolio Peserta Didik

Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan

peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan

peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses

belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi

lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.

Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai

kemajuan belajar yang dicapai dan peserta didik terus berusaha

memperbaiki diri. Penilain portofolio dapat dipakai untuk penilaian

pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Penilaian kolaboratif

dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesment) dan peer

assesment.

9

Page 13: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu

sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk

pada tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik dalam belajar. Peer

assessment adalah penilian dimana peserta didik berdiskusi untuk

memberikan penilaian upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang

diselesaikan sendiri atau dengan teman dalam kelompoknya.

3. Penilaian Potensi Belajar

Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik,

yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan

guru atau teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-

tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk

mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.

4. Penilaian Usaha Kelompok

Menilai usaha kelompok seperti yang dilakukan pada pembelajaran

kooperatif dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok

mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya

membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi

yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai

pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan

mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.

Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik

tersebut, penilaian ini antara lain 1)assesment kerja, 2) assesment

autentik, dan 3)portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat

melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah,

melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan

keterampilannya.

Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang

dapat mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah

dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan

zaman dan konteks atau lingkungannya. Karena itu, di samping

pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran

yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat

secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan

10

Page 14: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to

learn).

Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik

akan mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi

pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang

menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya

dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.

Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal, yaitu 1) bagaimana peserta

didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses; 2) bagaimana

mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah; dan 3)

bagaimana peserta didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan

masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar

menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam

berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan

tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Sebagian

dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik

atau dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama

pihak lain)

C. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Indonesia

1. Aspek sikap melalui pengamatan

Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan

lembar pengamatan atau daftar ceklis pengamatan yang memuat aspek

sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada

indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan

analisis kompetensi.Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya

mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka

pengembangan nilai karakter bangsa.

Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus

menjadi bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada

pencapaian standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “ Menghayati

dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya” dan “Menghayati

dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

11

Page 15: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.

Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah

merupakan bagian dari upaya pencapaian kedua sikap tersebut (religius

dan sosial). Guru Bahasa dan Sastra Indonesia perlu memetakan sikap

yang dikembangkan pada setiap materi pokok sesuai dengan relevansi

dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KI-3 dan KI-4.

Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat

pengamatan dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat

diskusi kelompok, kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas

projek. Berikut ini contoh aspek pengamatan sikap sesuai dengan

aktivitas siswa.

2. Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes

Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan

nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis

(uraian, pilihan ganda, isian, benar salah, dll) dan/atau tes praktik.

Sedangkan bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang

diberikan, baik tugas menjawab soal, atau tugas membuat laporan

tertulis.

Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang

dan didesain dimulai dengan menyusun indikator pencapaian, indikator

soal, dan/ atau aspek penilaian nontes, hingga pedoman

penilaian/penskoran. Dalam menyusun indikator soal tes tertulis, perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

(1) Indikator soal dinyatakan dengan kalimat pernyataan dengan

memuat empat unsur, yaitu subjek (siswa), kompetensi (dinyatakan

dengan kata kerja operasional), konten (isi, materi), dan derajat

pencapaian komeptensi

(2) Indikator yang baik dinyatakan dengan jelas dan tegas sehingga

dapat dibuat soalnya

(3) Pada soal uraian atau tes praktik, indikator menjadi pedoman dalam

mengembangkan rubrik penilaian dan pedoman peskoran/penilaian

Penilaian pengetahuan melalui tugas sebaiknya ditekankan pada aspek

yang relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dapat

dinilai melalui tugas antara lain: kelengakapan isi, kedalaman/keluasan

12

Page 16: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

isi, dan kebenaran isi. Dalam menilai tugas sebaiknya digunakan format

penilaian berbentuk daftar ceklis atau menggunakan skala

penilaian.Contoh format penilaian tugas dapat dilihat pada lampiran RPP.

3. Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio projek

Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan

kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak

dan ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan

seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan

pada kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat.Sedangkan untuk

ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan

alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan

alat.

Kompetensi aspek keterampilan dapat diukur melalui pengamatan pada

saat mereka bekerja dalam kelompok, berdiskusi, presentasi,

eksperimen, atau tugas projek. Berikut ini contoh pengamatan aspek

keterampilan pada beberapa kegiatan.

Aspek keterampilan juga dapat dinilai berdasarkan produk yang

dihasilkan siswa yang didokumentasikan perkembangannya dalam

bentuk portofolio. Bentuk portofolio yang dapat digunakan antara lain

laporan tertulis, hasil tugas projek, dan lain-lain. Dalam merancang,

mendesain, dan melaksanakan penilaian aspek keterampilan, guru

sebaiknya menetapkan fokus penilaian keterampilan.Berikut ini

beberapa aspek penilaian keterampilan melalui portofolio pada beberapa

jenis.

13

Page 17: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

BAB III ANALISIS KOMPETENSI

B. Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang

dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi

dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan

pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis

itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua

mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan

pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi

tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan

kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai

berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke

lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk

kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah

sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

14

Page 18: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah

sebagai berikut.

15

Page 19: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai

berikut

(1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi

pokok.

Tabel linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok

(Dalam Silabus)

3.1 Memahami hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

4.1 Menginterpretasi hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial.

Hakikat bahasa dan bunyi sebagai sistem simbol.

3.2 Memahami bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

4.2 Mengabstraksikan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

Sejarah Bahasa Indonesia

Lingua Franca

Bahasa negara

Bahasa Persatuan

3.3. Membandingkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.

4.3. Mengabstraksikan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa

Bahasa Nasional dan Bahasa Negara

Bahasa Daerah

Bahasa Asing

3.4. Membandingkan karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta mengapresiasinya

4.4. Menulis puisi lama dan baru

Karakteristik Puisi Lama

Karakteristik Puisi Baru

3.5. Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya

4.5. Menginterpretasi isi prosa lama dan baru

Karakteristik Prosa Lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda,

16

Page 20: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok

(Dalam Silabus)sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai)

Karakteristik Prosa Baru(roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer)

Struktur Cerita Prosa (tema, fakta cerita [alur, penokohan, latar], sarana sastra [ pusat pengisahan, konflik)

3.1. Memahami prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

4.1 Menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku.

Prinsip bahasa Indonesia baku

Kaidah penyusunan kata

Kaidah penyusunan frasa

Kaidah penyusunan klausa

Kaidah penyusunan kalimat

3.2. Membandingkan relasi makna antarkata dalam bahasa Indonesia

4.2 Mengevaluasi penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis

Makna kata Relasi makna

kata

3.3. Menganalisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater

4.3 Mengevaluasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater

Karakteristis drama dan teater

Jenis-jenis drama dan

17

Page 21: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Materi Pokok (Silabus)

Materi PembelajaranFakta, Konsep,

Prinsip, dan Prosedur

Alternatif Kegiatan

Pembelajaran:Mengamati, Menanya, Mencoba,

Mengasosiasi, dan

Mengomunikasikan

Pembelajaran (Silabus)

Indikator Sikap,

Pengethuan, dan

Keterampilan untuk

Penilaian

Penillaian (Silabus)

Lulusan yang :Cerdas, Kreatif,

Produktif, dan Bertanggung

jawab

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok

(Dalam Silabus)teater

Perkembangan drama dan teater

3.4. Membandingkan perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasi-nya.

4.4 Mengalihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana.

Karakteristis drama dan teater

Jenis-jenis drama dan teater

Naskah Drama

Naskah Cerpen

(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus)

menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur.

(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator

keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai

tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

mencipta.

(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati,

menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang

diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.

(5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan.

(6) Merancang penilaian yang diperlukan.

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

18

Page 22: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

1.Mengembangkan Materi pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam

silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga

(pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan

untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).

Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat

kategori, yaitu:

(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar,

dibaca, disentuh, atau diamati

(2)Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau

dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-

fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang zat cair

(kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan

spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah

sesuai  bentuk wadah/tempat yang ditempatinya,  volume dan beratnya

selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat

yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah

kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.

(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-

konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan

generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang

merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap.

Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan

konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hokum,

teori, dan azas.

(4) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan

sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural

merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, langkap kerja ilmiah

merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok.

2.Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

19

Page 23: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu

mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

(1) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan

pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh,

atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakat,

yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman

suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya

Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran mendorong

keterlibatan peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru

harus memahami bentuk keterlibatan peserta didik dalam observasi

tersebut.

Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk

kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang

sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini

peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku,

objek, atau situasi yang diamati.

Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya

observasi biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan

pembelajaran, peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri

dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Mereka juga tidak

memiliki hubungan apa pun dengan pelaku, objek, atau situasi yang

diamati. Namun demikian, berbeda dengan observasi biasa, pada

observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati ditempatkan

pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada

pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai

percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang

diobservasi.

Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi

partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan

pelaku atau objek yang diamati. Sejatinya, observasi semacam ini

paling lazim dilakukan dalam penelitian antropologi, khususnya

etnografi. Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik

melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati. Di

bidang pengajaran bahasa, misalnya, dengan menggunakan

pendekatan ini berarti peserta didik hadir dan “bermukim” langsung

di tempat subjek atau komunitas tertentu dan pada waktu tertentu

20

Page 24: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat, termasuk

melibakan diri secara langsung dalam situasi kehidupan mereka

(2) Menanya adalah proses mengonstruksi pengetahuan berupa konsep,

prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.

Dalam kegiatan menanya, siswa mengembangkan keterampilan lisan

dan tertulis dalam merumuskan pertanyaan, mulai pertanyaan

sederhana dan pendek hingga pertanyaan kompleks dan kritis. Untuk

mendorong hasil yang efektif dan efisien proses menanya dalam

diskusi harus disiapkan oleh guru, antara lain: tujuan dan hasil

kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur dan alokasi waktu diskusi

ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar kerja diskusi; diberikan

apresiasi yang cukup kepada siswa yang aktif berpartisipasi.

Tingkatan menanya :Tingkatan Sub tingkatan Kata-kata kunci

pertanyaan

Kognitif yang

lebih rendah

Pengetahuan

(knowledge)

Apa... Siapa... Kapan... Di mana... Sebutkan... Jodohkan atau

pasangkan... Persamaan kata... Golongkan... Berilah nama... Dll.

Pemahaman

(comprehension)

Terangkahlah... Bedakanlah... Terjemahkanlah... Simpulkan... Bandingkan... Ubahlah... Berikanlah interpretasi...

Penerapan

(application

Gunakanlah... Tunjukkanlah... Buatlah... Demonstrasikanlah... Carilah hubungan... Tulislah contoh... Siapkanlah... Klasifikasikanlah...

Kognitif yang

lebih tinggi

Analisis (analysis) Analisislah... Kemukakan bukti-bukti… Mengapa… Identifikasikan… Tunjukkanlah sebabnya… Berilah alasan-alasan…

Sintesis (synthesis) Ramalkanlah… Bentuk… Ciptakanlah… Susunlah…

21

Page 25: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Tingkatan Sub tingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

Rancanglah... Tulislah… Bagaimanakita dapat

memecahkan… Apa yang terjadi

seaindainya… Bagaimana kita dapat

memperbaiki… Kembangkan…

Evaluasi (evaluation) Berilah pendapat… Alternatif mana yang

lebih baik… Setujukah anda… Kritiklah… Berilah alasan… Nilailah… Bandingkan… Bedakanlah…

(3) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konspetual, dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang dipeorleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam bentuk ekperimen atau tugas projek.Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan meningkatkan kebermaknaan belajar (meaningfull learning) bagi siswa. Mereka menjadi lebih yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang diperoleh. Kegiatan mencoba jenis kedua merupakan kelanjutan dari jenis yang pertama. Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari kegiatan mengonstruksi pengetahuan komseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru. Data baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi karena bukan sekadar membuktikan prinsip/prosedur yang diketahui melainkan mencoba menerapkan dalam situasi baru.Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan kreativitas dan inovasi guru merancang dan mendesainnya, serta mencobanya agar prosedur dan data yang diharapkan dapat diterima (acceptable) secara keilmuan. Contoh jenis kedua tersaji dalam lampiran (RPP)

(4) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori mengasosiasi adalah menyajikan data secara sistematis, memilah, mengelompokkan, menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan menafsirkan. Kegiatan mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan menggunakan lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah sesuai dengan tujuan

22

user, 23/08/13,
diberi spasi
Page 26: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas projek dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar kerja karena siswa lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi

(5) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, kesan, dan lain sebagainya termasuk dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi kendala waktu terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran dan alokasi waktu kegiatan dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang proporsional.Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya. Membuat blog, membuat laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan website dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu formal.

23

Page 27: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

2. Hasil Analisis Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

3.1. Memahami hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

Hakikat bahasa dan bunyi sebagai sistem simbol.

FaktaBunyi Bahasa Sebagai Simbol

Konsep1. Hakikat

Bahasa2. sistem

simbol

PrinsipPrinsip penggunaan bahasa yang baik dan benar

ProsedurLangkah yang dilakukan sebelum menggunakan bahasa dalam situasi tertentu

Mengamati: Siswa

membaca teks tentang hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol.

Mempertanyakan: Siswa bertanya

jawabtentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan.

Mengeksplorasi:

1.menunjukkan sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi

2.menunjukkan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

3.menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggungjawab.

Observasi:mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu1. kejujura

n2. ketelitia

n3. disiplin4. tanggun

gjawabSikap Ilmiah1. kritis2. objektif3. toleran

1.memahami hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

2.menginterpretasikan hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia

Tugas :1.mema

hami hakikat bahasa dan bunyi bahasa

2. menginterpretasikan hakikat bahasa dan bunyi bahasa

TesUH bentuk UraianUTS bentuk pilihan Ganda

1. laporan siswa tentang hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

Observasi :mengamati kegiatan siswa dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan Portofoliomenilai laporan siswa tentang hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

22

Page 28: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

Mengasosiasikan: Siswa

mendiskusikan tentang hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol.

23

Page 29: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

Mengomunikasikan : Siswa

menuliskan laporan kerja kelompok tentang menyimpulkan hal-hal terpenting dalam hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,siswa lain memberikan tanggapan.

Siswa menginterpretasikan hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

4.1. Menginterpretasi hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial.

24

Page 30: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

3.2. Memahami bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

Sejarah Bahasa Indonesia

Lingua Franca

Bahasa negara

Bahasa Persatuan

Fakta1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

Konsep1.Bahasa persatuan sebagai alat mempersatukan bangsa2. Bahasa negara merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia

PrinsipHal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai

Mengamati: Siswa

membaca teks tentang fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

Siswa mencermati uraian yang berkaitan denganfungsi dan kedudukan bahasa Indonesia

Mempertanyakan: Siswa bertanya

jawab tentanghal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan.

Mengeksplorasi: Siswa mencari

dari berbagai

1. Menunjuk-kan sikap positif secara individu dan social dalam diskusi2. Menunjukkan sikap ilmiah pada waktu berdiskusi3.menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab.

Observasi:mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu1. kejujuran2. ketelitian3. disiplin4. tanggungj

awabSikap Ilmiah1. kritis2. objektif3. toleran

1. menjelas kan sejarah bahasa Indonesia2. menjelaskan bahasa Indonesia sebagai lingua franca3. menjelaskan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan4. menjelaskan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara

TugasMengabstraksi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

TesUHBentuk tes UraianUTSBentuk tas PGUASBentuk Tes PG

1. Mempre sentasikan hasil diskusi kelompok tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara2. Menyampaikan abstraksi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara yang telah ditulisnya

Performan/unjuk kerja Alat Lembar pengamatan

PortofolioMenilai abtraksi tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

4.2. Mengabstraksikan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

25

Page 31: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

bahasa persatuan dan negara

ProsedurLangkah yang perlu dilakukan sebelum menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan negara

sumber informasi tentang fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

Mengasosiasikan: Siswa

mendiskusikan tentang fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting yang berhubungan dengan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa

26

Page 32: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

persatuan dan bahasa negara.

Siswa mengabstraksi perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

Mengomunikasikan:Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,siswa lain memberikan tanggapan

3.3. Memband Kedudu Fakta Mengamati: 1. Menunjuk- Observasi: Menjelas Tugas 1. Mempre Performan/

27

Page 33: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

ingkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.

kan dan Fungsi Bahasa

Bahasa Nasional dan Bahasa Negara

Bahasa Daerah

Bahasa Asing

1. perbandingan kedudukan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing di Indonesia

Konsep1. kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia masing-masing berbeda.

1.

Prinsip1. Prinsip penggunaan bahasa daerah di Indonesia2. Prinsip

Siswa membaca teks tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.

Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan kedudukan dan fungsi bahasa.

Mempertanyakan: Siswa bertanya

jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan.

Mengeksplorasi: Siswa mencari

dari berbagai sumber informasi tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia,

kan sikap positif secara individu dan social dalam diskusi2. Menunjukkan sikap ilmiah pada waktu berdiskusi3.menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab.

mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu1. kejujuran2. ketelitian3. disiplin4. tanggungj

awab

Sikap Ilmiah1. kritis2.objektif3.toleran

kan perbandingan kedudukan dan funsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia

Mengabstraksi perbandingan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia

TesUHBentuk tes UraianUTSBentuk tas PGUASBentuk Tes PG

sentasikan hasil diskusi kelompok tentang perbandingan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia. 2. Menyampaikan abstraksi perbandingan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia

unjuk kerja Alat Lembar pengamatan

PortofolioMenilai abtraksi tentang perbandingan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia

4.3. Mengabstraksikan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia

28

Page 34: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

penggunaan bahasa asing di Indonesia3. Prinsip penggunaan bahasa Indonesia

ProsedurLangkah yang perlu dilakukan sebelum menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia

bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.

Mengasosiasikan: Siswa

mendiskusikan tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.

Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.

Mengomunikasikan: Siswa

menuliskan laporan kerja kelompok tentang

29

Page 35: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,siswa lain memberikan tanggapan.

2. Siswa mengabstraksi kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.

30

Page 36: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

3.4. Membandingkan karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta mengapresiasinya

Karakteristik Puisi Lama

Karakteristik Puisi Baru

Fakta1. Puisi lama2. Puisi baru

Konsep1.karakteristik puisi lama2. karakteristik puisi baru

Prinsip1.Prinsip membaca puisi2. Prinsip mengapresiasi puisi

Prosedur1. langkah-langkah mengapresiasi puisi

Mengamati: Siswa

membaca teks tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta. mengapresiasinya.

Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan karakteristik puisi lama dan puisi baru.

Mempertanyakan: Siswa bertanya

jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan.

Mengeksplorasi: Siswa mencari

dari berbagai sumber informasi tentang

1. menunjukkan sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi

2. menunjukkan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

3. menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggungjawab.

Observasi:mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu1. kejujuran2. ketelitian1. disiplin2. tanggun

gjawabSikap Ilmiah1. kritis2. objektif3. toleran

1. Menjelas kan karakteristik puisi lama dan puisi baru

2. mengapresiasi isi puisi lama dan puisi baru

3. menulis puisi lama dan puisi baru

Tugas1. Menjelaskan karakteristik puisi lama dan puisi baru

2. mengapresiasi puisi lama dan puisi baru

TesUHBentuk tes UraianUTSBentuk tas PGUASBentuk Tes PG

1. Mempre sentasikan hasil diskusi kelompok tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru 2. Menyampaikan hasil apresiasi puisi lama dan puisi baru3. menulis puisi lama dan puisi baru

Performan/unjuk kerja Alat Lembar pengamatan

PortofolioMenilai hasil apresiasi puisi lama dan puisi baru.Menilai hasil menulis contoh puisi lama dan puisi baru

4.4. Menulis puisi lama dan baru

31

Page 37: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

karakteristik puisi lama dan puisi baru.

Mengasosiasikan: Siswa

mendiskusikan tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru.

Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam karakteristik puisi lama dan puisi baru.

Mengomunikasikan: Siswa

menuliskan laporan kerja kelompok tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,siswa

32

Page 38: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

lain. memberikan tanggapan

Siswa menulis puisi lama dan puisi baru.

3.5. Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya

Karakteristik Prosa Lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai)

Karakteristik Prosa Baru(roman,

Fakta1. Naskah

Hikayat dan naskah novel

KonsepKarakteristi

k prosa lama dan prosa baru

PrinsipPrinsip mengapresiasi prosa lama dan prosa baru

ProsedurLangkah mengapresi

Mengamati: Siswa

membaca teks tentang karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya.

Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan karakteristik prosa lama dan baru.

Mempertanyakan: Siswa bertanya

jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan.

Mengeksplorasi:

1. menunjukkan sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi

2. menunjukkan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

1. menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggungjawab.

Observasi:mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu1. kejujuran2. ketelitian2. disiplin3. tanggun

gjawabSikap Ilmiah4. kritis5. objektif6. toleran

1. menjelaskan karakteristik prosa lama dan prosa baru.2. menginterpretasikan isi prosa lama dan baru3.Menjelaskan unsur cerita prosa lama dan prosa baru

Tugas :1. menjelaskan karakteristik prosa lama dan baru2.Menginterpretasi prosa lama dan prosa baru 3.Menjelaskan unsur cerita prosa lama dan baru

laporan siswa tentang karekteristik dan isi prosa lama dan baru

Portofoliomenilai laporan siswa tentang karakteristik dan isi prosa lama dan prosa baru.4.5. Mengin

terpretasi isi prosa lama dan baru

33

Page 39: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

novel, cerpen, biografi, dan prosa populer)

Struktur Cerita Prosa (tema, fakta cerita [alur, penokohan, latar], sarana sastra [ pusat pengisahan, konflik

asi prosa lama dan prosa baru

Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya.

Mengasosiasikan: Siswa

mendiskusikan tentang karakteristik prosa lama dan baru.

Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam karakteristik prosa lama dan baru.

Mengomunikasikan: Siswa

menuliskan laporan kerja kelompok tentang karakteristik

TesUH bentuk UraianUTS bentuk pilihan GandaUASbentuk pilihan Ganda

34

Page 40: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

prosa lama dan baru.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,siswa lain memberikan tanggapan.

1. Siswa menginterpretasikan isi prosa lama dan baru..

3.1. Memahami prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia

Prinsip bahasa Indonesia baku

Kaidah penyusunan kata

Kaidah penyusunan frasa

Kaidah penyusunan klausa

Kaidah penyusunan

Fakta1. Contoh bahasa baku2. contoh bentuk kata3. contoh frasa4. Contoh klausa5. contoh

kalimat

Konsep1.kaidah kata baku2. kaidah bentuk kata3. kaidah

Mengamati: Siswa

membaca teks tentang prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan konsep dasar bahasa

1. Menunjuk-kan sikap positif secara individu dan social dalam diskusi1. Menunjuk kan sikap ilmiah pada waktu berdiskusi2. menunjuk kan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran,

Observasi:mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu1. kejujuran2. ketelitian3. disiplin4. tanggungj

awab

1. Menjelaskan perinsip bahasa baku2. Menjelaskan bentuk kata3. menjelaskan kaidah frasa4. menjelaskan kaidah klausa5. menjelaska

TugasMenyun ting kata, frasa, klausa, dan kalimat dalam teks sesuai dengan kaidah bahasa Indone sia baku

TesUH

1. Mempre sentasikan hasil menyun ting kata, frasa, klausa, dan kalimat dalam teks sesuai dengan kaidah bahasa Indone sia baku 2. Menyampaikan hasil

Performan/unjuk kerja Alat Lembar pengamatan

PortofolioMenilai hasil menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat dalam teks sesuai dengan kaidah bahasa Indone sia

4.1. Menyunting kata,

35

Page 41: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku

kalimat frasa4. kaidah klausa5. kaidah kalimat

PrinsipPrinsip penyusunan kata, frasa, klausa, dan kalimat

ProsedurLangkah menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia

Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Mempertanyakan: Siswa bertanya

jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Mengeksplorasi: Siswa mencari

dari berbagai sumber informasi tentang bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

Siswa mendiskusikan

ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab.

Sikap Ilmiah1. kritis2.objektif3.toleran

n kaidah kalimat

Bentuk tes UraianUTSBentuk tas PGUASBentuk Tes PG

menyun ting kata, frasa, klausa, dan kalimat dalam teks sesuai dengan kaidah bahasa Indone sia baku

baku

36

Page 42: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

tentang prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

Mengasosiasikan: Siswa

menyimpulkan tentang prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting yang berhubungan dengan bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

37

Page 43: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

Siswa mengevaluasi hasil analisis bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

Mengomunikasikan: Siswa

menuliskan laporan kerja kelompok tentang makna dan relasi makna antarkata bahasa Indonesia.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan

3.2.Membandingkan relasi makna antarkata

Makna kata

Relasi makna kata

Fakta1. contoh relasi makna

Mengamati: Siswa

membaca teks tentang prinsip relasi makna

1. Menunjuk kan sikap ilmiah pada waktu berdiskusi

Observasi:mengamati kegiatan siswa dalam proses

1. Memban dingkan relasi makna antarkata

TugasMengevaluasi penggunaan

1. Mempre sentasikan hasil evaluasi terhadap

Performan/unjuk kerja Alat Lembar pengamatan

38

Page 44: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

dalam bahasa Indonesia

Konsep1. pengertian relasi makna (homonim,homofon, homograf,polisemi, dll.)

PrinsipHal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis

ProsedurLangkah menulis dengan menggunakan makna kata dan relasi makna

antarkata dalam bahasa Indonesia.

Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis.

Mempertanyakan: Siswa bertanya

jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis.

Mengeksplorasi: Siswa mencari

dari berbagai sumber informasi tentang penggunaan

2. menunjuk kan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab

diskusi dalam mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu1. kejujuran2. ketelitian3. disiplin4. tanggungj

awab

Sikap Ilmiah1. kritis2.objektif3.toleran

dalam bahasa Indonesia

2. Mengevalu asi penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis

makna kata dan relasi makna dalam teks tertulis

TesUHBentuk tes UraianUTSBentuk tas PGUASBentuk Tes PG

penggunaan relasi makna dalam teks2. Menyampaikan hasil evaluasi terhadap penggunaan relasi makna dalam teks

PortofolioMenilai hasil evaluasi terhadap penggunaan relasi makna dalam teks

4.2. Mengevaluasi penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis

39

Page 45: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis.

Siswa mendiskusikan tentang prinsip penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis.

Mengasosiasikan: Siswa

menyimpulkan tentang prinsip penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis.

Siswa mengevaluasi penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis.

Mengomunikasikan:

40

Page 46: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan.

3.3. Menganalisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

4.3. Mengevaluasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan

Karakteristis drama dan teater

Jenis-jenis drama dan teater

Perkembangan drama dan teater

Fakta Jenis-

jenis drama dan teater

Perkembangan drama dan teater

Konsep Karakte

ristis

Mengamati: Siswa

membaca teks tentang karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan karakteristik, jenis-jenis, dan

1.Menunjukkan sikap positif (individu dan social) dalam diskusi

2.Menunjukkan sikap ilmiah pada saat berdis kusi

3.Menunjukkan perilaku dan sikap menerima,

Observasi : mengamati kegiatan siswa dalamproses diskusi dalammengumpulkan data,analisis data, dan pembuatan laporan

Individu1. Kejuj

uran

Menganalisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

Mengevaluasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan

Tugas :

Menganalisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

Mengeva

MenyusunLaporan karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama danteater

Mengevaluasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan

ObservasiMengamati kegiatan siswa dalam proses mengumpulkan data analisis data dan pembuatan laporan

PortopolioMenilai laporan siswa

41

Page 47: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

perkembangan drama dan teater

drama dan teater

PrinsipPrinsip menulis perkembangan drama dan teater

ProsedurLangkah menulis perkembangan drama dan teater

perkembangan drama dan teater.

Mempertanyakan: Siswa bertanya

jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

Mengeksplorasi: Siswa mencari

dari berbagai sumber informasi tentang karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

Siswa mendiskusikan tentang prinsip karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan

menghargai danmelaksanakan, kejujuran, ketelitian dan disiplin

2. Ketelitian

3. Disiplin

4. Tanggung jawab

Sikapilmiah :1. Kritis2. Objek

tiftoleran

perkembangan drama dan teater

luasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

Tes :UHBentuk UraianUTSBentuk pilihan GandaUSPilihan Ganda

perkembangan drama dan teater.

tentang

hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

42

Page 48: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

teater.

Mengasosiasikan: Siswa

menyimpulkan tentang prinsip karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

Siswa mengevaluasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

Mengomunikasikan: Siswa

menuliskan laporan kerja kelompok tentang karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain

43

Page 49: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

memberikan tanggapan

3.4. Membandingkan perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasi-nya

Karakteristis drama dan teater

Jenis-jenis drama dan teater

Naskah Drama

Naskah Cerpen

Fakta1. Perbedaan antara drama, teater, dan cerpen

Konsep1. Pengertian drama2.Pengertian teater3.Pengertian cerpen

Prinsip1. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengalihwanakan dari cerpen ke drama

Prosedur

Mengamati: Siswa

membaca teks tentang drama dan teater.

Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan perbedaan drama dengan teater

Mempertanyakan: Siswa bertanya

jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya..

Mengeksplorasi: Siswa mencari

dari berbagai sumber informasi

1. Menunjukkan sikap positif (individu dan social) dalam diskusi

2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat berdis kusi

Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai danmelaksanakan, kejujuran, ketelitian dan disiplin

Observasi : mengamati kegiatan siswa dalamproses diskusi dalammengumpulkan data,analisis data, dan pembuatan laporan

Individu5. Kejuj

uran6. Keteli

tian7. Disipl

in8. Tang

gung jawab

Sikap ilmiah :

3. Kritis4. Objek

tiftoleran

3.1 Membandingkan perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasi-nya.

Mengalihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana.

Tugas

Membandingkan perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasi-nya.

Mengalihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana.Tes :UHBentuk UraianUTSBentuk pilihan

Menyusun laporan

Membandingkan perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasi-nya.

Mengalihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana.

ObservasiMengamati kegiatan siswa dalam proses mengumpulkan data analisis data dan pembuatan laporan

Portopolio

Membandingkan perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasi-nya.

Mengalihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana.

4.4. Mengalihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana

44

Page 50: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

1. Membandingkan antara drama dengan teater

Mengalihwanakan dari cerpen ke drama

tentang perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya.

Siswa mendiskusikan tentang prinsip perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya.

Mengasosiasikan: Siswa

menyimpulkan tentang prinsip perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya.

Siswa mengalihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana.

Mengomunikasikan: Siswa

menuliskan laporan kerja kelompok

GandaUSPilihan Ganda

45

Page 51: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi Pembelaj

aran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian IndikatorPenilai-an

Indikator Penilaian

tentang perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan

1.

46

Page 52: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

BAB IV PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya

bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil

belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya

pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses

pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses

pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan

psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang

dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam

pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan

pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang

sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan

utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis

pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama

proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.

Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.

Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara

terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan

pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.

Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran

dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.

Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut

KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual

maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

45

Page 53: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang

terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1,

KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus

sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan

materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur.

Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran serta merancang

dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan

untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan

instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.

46

Page 54: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning,

Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational

Objectives. New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University

Press.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and

Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of

poverty. Educational Policy, 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI

Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Dasar dan Menengah;

Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan

Menengah.

Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI

tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),

Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a

Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37.

No.1. The University of Western Australia.

47

Page 55: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

48

Page 56: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Lampiran:Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester :

Materi Pokok : Perbandingan prosa lama dan prosa baru

Alokasi waktu : 4 pertemuan x 3 jam pelajaran

A. Kompetensi IntiKI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyadengan

mematuhi norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan mengapresiasi keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan menunjukkan sikap pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam kehidupan sosial secara efektif dengan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia.

KI 3 : Memahami , menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang bahasa dan sastra Indonesia serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian bahasa dan sastra yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak untuk mengembangkanilmu bahasa dan sastra Indonesia secara mandiri dengan menggunakan metode ilmiah sesuai kaidah keilmuan terkait.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.3. Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang dekat dengan kita

2.4. Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.

3.5. Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinyaIndikator :

49

Page 57: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

3.5.1. Mengidentifikasi karakteristik prosa lama 3.5.2. mengidentifikasi karakteristik prosa baru.3.5.3. Menyebutkan struktur Prosa3.5.4. Mendeskripsikan karakteristik prosa lama3.5.5. Mendeskripsikan karakteristik prosa baru3.5.6. Membandingkan karakteristik prosa lama dan prosa baru3.5.7. Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra,

jenis-jenis dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang dekat dengan kita.

3.5.8. Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.

4.5. Menginterpretasi isi prosa lama dan baruIndikator :4.5.1. Menginterpretasi isi prosa lama dan baru

C. Tujuan PembelajaranSetelah proses menggali informasi melalui berbagai fakta, menanya konsep, berdiskusi atas fakta dan konsep, menginterprestasi mengasosiasi dan mengomunikasikan, siswa dapat :

1. mengidentifikasi karakteristik prosa lama 2. mengidentifikasi karakteristik prosa baru 3. Mendeskripsikan karakteristik prosa lama4. Mendeskripsikan karakteristik prosa baru5. Membandingkan karkateristik prosa lama dan prosa baru6. mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis

dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang dekat dengan kita.

7. mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.

D. Materi PembelajaranFakta

Berbagai contoh prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite legenda, sage, parabel, dongeng jenaka dan cerita berbingkai)

Berbagai prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi dan prosa populer)Konsep

Ciri-ciri, pengertian prosa lama dan prosa baru Struktur cerita prosa (roman, fakta cerita {alur, penokohan, latar},

sarana sastra {pusat pengisahan, konflik})Prinsip

o Karakteristik prosa lama Karakteristik prosa baru

Prosedur Karakteristik prosa lama dan prosa baru Jenis prosa lama dan prosa baru

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari kegiatan Pembelajaran) inquiry, discovery learning diskusi Eksperimen Kerja kelompok dan Kaji Pustaka

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran50

Page 58: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

1. Media : Internet Lab bahasa

2. Alat/bahan LCD, Tape recorder,laptop Naskah cerita prosa lama Buku-buku karya sastra prosa baru Koran, majalah, kliping tentang cerpen, dll

3. Sumber Belajar Bahasa Indonesi: Ekspresi Diri dan Akademik . 2013. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pradopo, Joko Rachmat. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern.Yogyakarta:Gama Media.

Lubis,Mochtar.1997. Sastra dan tekniknya .Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu

Pendahuluan Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya

Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

Apersepsi dan Motivasi. Contoh naskah lama digunakan sebagai

stimulan dengan sejumlah pertanyaan untuk memasuki kegiatan ini (naskah diserahkan pada guru untuk memilih)

15

menit

Isi (kegiatan

Inti)

Mengamati

Kelas dibagi menjadi 10 kelompok (sesuai jumlah jenis prosa lama)

masing-masing kelompok mencoba dan mencermati (mencari dan menemukan ciri-ciri naskah yang dibacanya) dan mendokumentasikan hasil penemuannya sesuai dengan jenis prosa lama yang dibacanya (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai)

Secara individu siswamengidentifikasi hasil temuannya tentang ciri-ciri prosa lama berdasrakan naskah yang dicermatinya berdasarkan acuan kata tanya fakta (apa..,

100

menit

51

Page 59: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

siapa..., kapan..., di mana,...., dan sejenisnya)

Menanya

Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya, konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan untuk dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing-masing.

Mendefinisikan atas dasar temuannya

Membaca konsep tentang karakter prosa lama untuk dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas pengamatan dan tanya jawabnya

Mencoba

Siswa mencoba merumuskan karakter naskah prosa lama yang dikajinya dan membahasnya, bertukar temuan bersama anggota kelompok

Menguraikan karakter prosa lama dari naskah yang dikajinya untuk bahan bahasan dengan kelompok lain

Mengasosiasi

Siswa mengelompokkan karakter prosa lama berdasarkan naskah hasil tukar gagasan bersama kelompok lainnya.

Siswa mencoba menyimpulkan dan mengestimasikan tambahan karakter pada konsep yang dibacanya atas dasar kajian naskah yang dibahas

Mengomunikasikan

Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan ditunjuk guru) menyampaikan/menayangkan hasil kesimpulannya.

Melaporkan hasil penelitian dan pengembangan (tertulis/lisan) tentang deskripsi karakteristik prosa lama

Penutup Bersama siswa menyimpulkan karakteristik prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai).

Memberikan tugas mencari contoh karya lain yang tergolong pada prosa lama.

Melaksanakan tes

20

menit

52

Page 60: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Pertemuan 2

Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu

Pendahuluan Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan karasteristik prosa lama

Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan (Karakteristik prosa baru)

Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

Apersepsi dan motivasiCatatan: contoh naskah prosa baru (misal, novel burung-burung manyar karya YB Mangunwijaya) digunakan sebagai stimulan dengan pertanyaan untuk memasuki kegiatan Inti

15

menit

kegiatan Inti Mengamati

Kelas dibagi menjadi 5 kelompok (sesuai dengan jumlah jenis prosa baru)

Masing-masing kelompok membaca dan

mencermati (mencari dan menemukan ciri-ciri

naskah yg dibacanya) dan

mendokumentasikan hasil penemuannya

sesuai dengan jenis naskah prosa baru yang

dibacanya (roman, novel, cerpen, biografi, dan

prosa populer).

Secara individu mengidentifikasi hasil

temuannya tentang ciri-ciri prosa lama

berdasarkan naskah yang dicermatinya

berdasarkan acuan kata tanya fakta (apa...,

siapa..., kapan..., di mana..., dan sejenisnya)

Menanya

Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya, konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan untuk dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing-masing.

Mendefinisikan atas dasar temuannya.

Membaca konsep tentang karakter prosa baru untuk dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas pengamatan dan tanya jawabnya

100

menit

53

Page 61: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Mencoba

Siswa mencoba merumuskan karakter naskah

prosa baru yang dikajinya dan membahasnya,

bertukar temuan bersama anggota kelompok.

Menguraikan karakter prosa baru dari naskah

yang dikajinya untuk bahan bahasan dengan

kelompok lain

Mengasosiasi

Siswa mengelompokkan karakter prosa baru berdasarkan naskah hasil tukar gagasan bersama kelompok lainnya.

Siswa mencoba menyimpulkan dan mengestimasikan tambahan karakter pada konsep yang dibacanya atas dasar kajian naskah yang dibahas.

Mengomunikasikan

Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan ditunjuk guru) menyampaikan/menayangkan hasil kesimpulannya.

Melaporkan hasil penelitian dan pengembangan (tertulis/lisan) tentang deskripsi karakteristik prosa baru

Penutup Bersama siswa menyimpulkan karakteristik prosa lama (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer).

Memberikan tugas mencari contoh karya lain yang tergolong pada prosa baru.

Melaksanakan tes

20

menit

Pertemuan 3

Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu

Pendahuluan

Kegiatan

awal

Siswa merespon salam dan mengondisikan kelas

Tanya jawab tentang karakteristik prosa lama dan prosa baru.

Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa

15

menit

54

Page 62: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

lama dan prosa baru) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Apersepsi dan motivasi

Ditampilkan:

penggalan Roman Siti Nurbaya untuk bahan apersepsi

“Badannya sedang, tak gemuk dan tak kurus, tetapi tegap. Pada wajah mukanya yang jernih dan tenang, berbayang, bahwa ia seorang yang lurus, tetapi keras hati; tak mudah dibantah, barang sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan rumah sekolahnya, nyata ia anak seorang yang mampu dan tertib sopannya, menyatakan ia anak seorang yang berbangsa tinggi.”

Siti Nurbaya, Marah Rusli

penggalan cerita rakyat (dongeng) Malin Kundang

“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya. Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”.

Cerita rakyat, Malin Kundang

Kedua penggalan salah satu contoh prosa baru dan prosa lama ditampilkan sebagai apersepsi dan motivasi

55

Page 63: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kegiatan Inti Mengamati

Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok

Masing-masing kelompok diberi data (konteks) yang berisi berbagai penggalan dari Struktur Cerita Prosa (tema, fakta cerita [alur, penokohan, latar], sarana sastra [ pusat pengisahan, konflik)

Secara individu di tiap kelompok mencermati data yang dibagikan guru

Dengan kemampuan individu, masing-masing siswa mencari, menemukan, menuliskan ciri tiap penggalan yang dicermatinya.

Menanya

Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya, konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan dari tiap penggalan teks untuk dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing-masing.

Mendefinisikan atas dasar temuannya.

Membaca konsep tentang struktur prosa lama dan prosa baru untuk dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas data yang dikajinya.

Mencoba

Siswa bereksperimen untuk merumuskan maksud struktur prosa baik dalam prosa lama maupun prosa baru.

Menyiapkan alasan dan penjelasan atas ciri tiap struktur prosa secara berkelompok.

Mengasosiasi

Siswa mencoba mengestimasi tentang struktur prosa menurut versi kelompok dengan mengacu pada konsep yang dibahasnya.

Menyiapkan deskripsi struktur prosa berdasarkan estimasinya dengan gaya kelompoknya.

Mengomunikasikan

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil deskripsi dan estimasinya tentang struktur prosa (lama dan baru)

Tugar gagasan melalui diskusi kelas untuk mencapai kesimpulan klasikal tentang struktur prosa

100

menit

56

Page 64: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Penutup Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru tentang kesimpulan struktur prosa (lama dan baru)

Penilaian performen, lisan, kerja kelompok, pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama proses kegiatan inti

20

menit

Pertemuan 4

Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu

Pendahuluan

Kegiatan

Awal

Siswa merespon salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas

Tanya jawab tentang karakteristik prosa lama, prosa baru, dan struktur prosa.

Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama, prosa baru, struktur prosa) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Tanya jawab tentang sinetron terkini (baik diangkat dari prosa lama maupun kisah kehidupan terkini) yang ditayangkan di TV sebagai apersepsi dan bahan motivasi

20

menit

Kegiatan Inti Mengamati

Menikmati tayangan film tentang kisah “Lutung Kasarung” (sabagai contoh prosa lama) dan tayangan film novel, “Cintaku di Kampus Biru” (sabagai contoh prosa baru).

Secara individu siswa mencatat karakter dari masing-masing contoh prosa yang ditayangkan.

Menanya

Masing-masing siswa membuka dokumen kerja individu tentang karakter prosa lama dan prosa baru yang disimpulkan pada pertemuan pertama dan kedua

Tiap siswa mencocokkan ciri/karakter yang ditemukan pada tayangan baik kisah “Lutung Kasarung” dengan novel, “Cintaku di Kampus Biru” dengan kesimpulan karakter prosa lama dan prosa baru yang telah dipelajari sebelumnya

57

Page 65: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Mencoba

Masing-masing siswa mulai membandingkan hasil proses belajar tentang prosa lama dan prosa baru.

Tiap siswa mencoba menyiapkan komentar tentang karakter pada prosa lama dan prosa baru

Mengasosiasi

Tiap siswa mengestimasikan keindahan yang ditangkap pada kisah/cerita baik yang terdapat pada prosa lama dan prosa baru

Siswa secara berkelompok menginterpretasi karakteristik cerita bebas yang ditemukan di mass media

Menyiapkan estimasinya dalam deskripsi singkat untuk bahan presentasi kelas.

Mengomunikasikan

Mempresentasikan hasil estimasi kelompok tentang perbedaan karakteristik prosa lama dan prosa baru.

Memberikan contoh dan komentar atas karakteristik prosa yang diambil dari mass media.

Penutup Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru tentang kesimpulan perbedaan prosa lama dan baru.

Mencari karakteristik pada karya prosa lama dan karya satra prosa baru dari internet secara berkelompok.

Mendramatisasikan salah satu karya sastra (boleh prosa lama atau prosa baru) ditampilkan secara berkelompok sebagai wujud interpretasi dan apresiasi atas karya sastra prosa.

Penilaian performen, lisan, kerja kelompok, pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama proses kegiatan inti.

30

menit

H. Penilaian

1. Jenis/teknik penilaian a. Kompetensi Sikap:

Observasi

58

Page 66: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Penilaian dirib. Kompetensi Pengetahuan:

Tes tertulis Tes lisan

c. Kompetensi Keterampilan: Tes praktik, Projek, dan Portofolio.

2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran

Rubrik Instrumen

a. Peniaian Sikap

Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik

No.

Sikap

Nama

Kete

rbuka

an

Kete

kunan b

ela

jar

Kera

jinan

Teng

gang

rasa

Kedis

iplin

an

Kerj

asa

ma

Ram

ah d

eng

an

tem

an

Horm

at

pada

ora

ng t

ua

Keju

jura

n

Menep

ati

janji

Kepedulia

n

Tanggu

ng jaw

ab

1                          2                          3                          4                          5                          6                          7                          8                          

Keterangan:

Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5. 1 = sangat kurang; 2 = kurang konsisten; 3 = mulai konsisten; 4 = konsisten; dan 5 = selalu konsisten.

.

Lembar Observasi

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI

Mata Pelajaran : ..............................................

59

Page 67: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Kelas/Program : X / Ilmu Bahasa dan BudayaKompetensi : ..............................................Materi : ..............................................

No

Nama Siswa

Sikap Pribadi Sikap Ilmiah

JmlSko

rNilaiJujur

Displ

Tgjwb Kritis Objek Tolr

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 1 Juminah 4 4 3 4 3 3 21

2. 2 Zulaekah

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Keterangan pengisian skor4. Sangat baik3. Baik2. cukup1. Kurang

b. Penilaian Pengetahuan

Penilaian Pengetahuan

60

Page 68: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian

Instrumen

Mengidentifikasi karakteristik prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai)

Tes tertulis

Isian Identifikasilah karakteristik prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai)!

Mengidentifikasi karakteristik prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer).

Tes tertulis

Isian Identifikasilah karakteristik prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer)!

Mendeskripsikan struktur prosa

Tes tertulis

Daftar pertanyaan

Deskripsikan struktur prosa!

Mendeskripsikan karakteristik prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai)

Tes lisan Daftar pertanyaan

Deskripsikan karakteristik prosa lama yang Anda temukan dalam penggalan yang Anda baca!

Mendeskripsikan karakteristik prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer).

Tes lisan Isian Deskripsikan karakteristik prosa baru yang Anda temukan dalam penggalan yang Anda baca!

Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru

Tes tertulis

Isian Jelaskan perbedaan antara karakteristik prosa lama dan prosa baru!

61

Page 69: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian

Instrumen

Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang dekat dengan kita

Tes tertulis

Isian a. Jelaskan yang dimaksud unsur intrinsik karya sastra!

b. Jelaskan manfaat yang dapat diperoleh dari membaca karya sastra!

Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra

Penugasan individu

Pekerjaan rumah

Bacalah karya prosa dari mass media, kemudian analisislah unsur intrinsik karya tersebut!

Menginterpretasi isi prosa lama dan baru

Tes praktik

Tes simulasi

Dramatisasikan salah satu karya sastra prosa secara berkelompok!

Kunci Jawaban

1. Karakteristik prosa lama di antaranya: menggunakan bahasa Melayu ; menghubungkan cerita dengan kejadian alam atau tempat; dan berkisah tentang kerajaan (istana sentris); bersifat statis; fantastis

2. Karakteristik prosa baru di antaranya: menggunakan bahasa yang berkembang dalam masyarakat ; berkisah tentang kejadian dalam masyarakat (masyarakat sentris); bersifat dinamis; logis.

3. Struktur prosa:

a. Tema, yakni gagasan pokok pikiran yang digunakan pengarang untuk mengembangkan cerita.

b. Plot (alur cerita), yakni rangkaian peristiwa yang saling berhubungan dan membentuk kesatuan cerita.

c. Tokoh, yakni sejumlah orang mengalami perubahan nasib berdasarkan keputusan, sikap, dan tindakan yang dipilihkan ketika menghadapi masalah.

d. Setting, yakni tempat terjadinya peristiwa yang dikisahkan.

62

Page 70: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

e. Sudut pandang pengarang (point of view), yakni posisi diri yang dipilih pengarang ketika mengembangkan cerita.

f. Gaya bahasa, yakni bahasa yang digunakan pengarang untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya. Setiap orang memiliki gaya (style) yang berbeda dalam pemilihan kata, simbol, dan gaya bahasa untuk mengungkapkan gagasannya.

4. Deskripsi karakteristik prosa lama:

(sesuai dengan karakteristik yang ditemukan dalam penggalan prosa lama yang dibaca)

5. Deskripsi karakteristik prosa baru:

(sesuai dengan karakteristik yang ditemukan dalam penggalan prosa baru yang dibaca)

6. Perbedaan antara karakteristik prosa lama dan baru:

Prosa Lama Prosa Barumenggunakan bahasa Melayu ; menghubungkan cerita dengan kejadian alam atau tempat; dan berkisah tentang kerajaan (istana sentris); bersifat statis; fantastis

menggunakan bahasa yang berkembang dalam masyarakat ; berkisah tentang kejadian dalam masyarakat (masyarakat sentris); bersifat dinamis; logis

7. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun sastra yang dapat kita temukan dalam karya tersebut. Unsur intrinsik karya meliputi: tema, plot, tokoh, setting, sudut pandang, dan gaya bahasa.

Manfaat membaca karya sastra diantaranya: memberikan hiburan; menambah pengalaman batin sehingga seseorang lebih bijak dalam menghadapi segala persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

8. (Siswa membaca karya sastra dari mass media, kemudian menganalisis unsur intrinsik karya)

9. (Secara berkelompok siswa mendramatisasikan karya sastra prosa)

Pedoman Penskoran penilaian pengetahuan1. Soal nomor 1

Aspek Tingkat

Skor

Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4Siswa menjawab benar dan baik B 3Siswa menjawab benar dan sedang S 2

63

Page 71: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

Siswa menjawab kurang benar K 1SKOR MAKSIMAL 4

2. Soal nomor 2Aspek Tingka

tSkor

Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4Siswa menjawab benar dan baik B 3Siswa menjawab benar dan sedang S 2Siswa menjawab kurang benar K 1SKOR MAKSIMAL 4

3. Soal nomor 3Aspek Tingka

tSkor

Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4Siswa menjawab benar dan baik B 3Siswa menjawab benar dan sedang S 2Siswa menjawab kurang benar K 1SKOR MAKSIMAL 4

4.Soal nomor 4

Aspek Tingkat

Skor

Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 4Siswa mendeskripsikan dengan benar dan baik B 3Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sedang S 2Siswa mendeskripsikan dengan kurang benar K 1SKOR MAKSIMAL 4

5.Soal nomor 5

Aspek Tingkat

Skor

Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 4Siswa mendeskripsikan dengan benar dan baik B 3Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sedang S 2Siswa mendeskripsikan dengan kurang benar K 1SKOR MAKSIMAL 4

6.Soal nomor 6

Aspek Tingkat

Skor

Siswa menjelaskan dengan benar dan sangat baik AB 4Siswa menjelaskan dengan benar dan baik B 3Siswa menjelaskan dengan benar dan sedang S 2Siswa menjelaskan dengan kurang benar K 1

64

Page 72: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

SKOR MAKSIMAL 47.Soal nomor 7

Aspek Tingkat

Skor

Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4Siswa menjawab benar dan baik B 3Siswa menjawab benar dan sedang S 2Siswa menjawab kurang benar K 1SKOR MAKSIMAL 4

8.Soal nomor 8

Aspek Tingkat

Skor

Siswa menganalisis unsur dengan benar dan sangat baik

AB 4

Siswa menganalisis unsur dengan benar dan baik B 3Siswa menganalisis unsur dengan benar dan sedang S 2Siswa menganalisis unsur kurang benar K 1SKOR MAKSIMAL 4

9.Soal nomor 9

Aspek Tingkat

Skor

Siswa mendramatisasikan dengan benar dan sangat baik

AB 4

Siswa mendramatisasikan dengan benar dan baik B 3Siswa mendramatisasikan dengan benar dan sedang S 2Siswa mendramatisasikan dengan kurang benar K 1SKOR MAKSIMAL 4

Penilaian proyek

No

Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor

1. Ii

Amat memahami; amat luas dan lengkap; amat terjabar; amat sesuai dengan kutipan.

Memahami; luas dan lengkap; terjabar; sesuai dengan kutipan, meskipun kurang terinci.

Memahami secara terbatas; kurang lengkap; kurang terjabar; kurang terinci.

Tidak memahami isi; tidak mengena.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

4

3

2

65

Page 73: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

No

Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor

1

2. Organisasi

Amat teratur dan rapi; amat jelas; kaya akan gagasan; urutan amat logis; kohesi amat tinggi.

Teratur dan rapi; jelas; banyak gagasan; urutan logis; kohesi tinggi.

Kurang teratur dan rapi; kurang jelas; kurang gagasan; urutan kurang logis; kohesi kurang tinggi.

Tidak teratur; tidak jelas; miskin gagasan; urutan tidak logis; tidak ada kohesi.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

4

3

2

1

3. Kosakata dan Diksi

Amat luas; penggunaan amat efektif; amat menguasai pembentukan kata; pemilihan kata amat tepat.

Luas; penggunaan efektif; menguasai pembentukan kata; pemilihan kata yang tepat.

Terbatas; kurang efektif; kurang menguasai pembentukan kata; pemilihan kata kurang tepat.

Seperti terjemahan; tidak memahami pembentukan kata; tidak menguasai kata-kata.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

4

3

2

1

i.4. Bahasa (Tata Bahasa dan Struktur)

Amat menguasai tata bahasa; amat sedikit kesalahan penggunaan dan penyusunan kalimat dan kata-kata.

Penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; sedikit kesalahan tata bahasa tanpa mengaburkan makna.

Kesulitan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; kesalahan tata bahasa yang mengaburkan makna.

Tidak menguasai penggunaan dan penyusunan kalimat ; tidak komunikatif.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

4

3

2

1

5. Penulisan (Ejaan dan Tanda Baca)

Amat menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan.

Menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan sedikit kesalahan.

Kurang menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan banyak kesalahan.

Tidak menguasai kaidah penulisan kata dan

Amat baik

Baik

Sedang

4

3

2

66

Page 74: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

No

Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor

ejaan, tulisan sulit dibaca. Kurang 1

6. Kerapian

Terbaca, bersih dan rapi. Terbaca, bersih, tapi tidak rapi. Terbaca, tidak bersih dan tidak rapi. Tidak terbaca, tidak bersih, dan tidak rapi.

Amat baik

Baik

Sedang

kurang

4

3

2

1

10. Soal nomor 4HAL-HAL YANG DIAMATI

Kesesuaian4… Sesuai dengan kaidah dan struktur3… Sebagian sesuai dengan kaidah dan struktur2... Sebagian sesuai kaidah tetapi struktur tidak atau sebaliknya1… Tidak sesuai dengan kaidah dan strukturKelengkapan (ada bagian awal-tengah-akhir)4… ada bagian pendahuluan-isi-penutup3… Ada bagian awal-tengah atau tengah-akhir2 Ada sebagian awal-akhir tanpa tengah atau sebaliknya1... Tidak sesuai dengan kelengkapanKelogisan4……alasan mendukung pernyataan disertai dasar3.......alasan mendukung tapi tidak bisa menunjukkan dasar2……alasan kurang mendukung pernyataan1……alasan tidak mendukung pernyataanKelancaran dan Keruntutan4… Tidak tersendat-sendat sehingga mudah diikuti3....lancar tapi ada beberapa bagian yang tidak runtut2… Beberapa kali tersendat-sendat/ berhenti untuk berpikir 1… Selalu berhenti untuk mengingat-ingat Penggunaan Bahasa4… Bahasa komunikatif dan sederhana, tidak menghafal3.... lancar tetapi terlalu sering mengulang bahasa yang sama2… Struktur kalimat terlalu panjang sehingga sukar dipahami1… Kalimat rumit dan tidak logisPelafalan dan Intonasi4… Pelafalan jelas dan tepat, intonasi bervariasi3....pelafalan jelas dan tepat tanpa variasi2… Pelafalan jelas dan tepat tetapi intonasi monoton1… Pelafalan tidak jelas dan tepat, intonasi monoton Penampilan

67

Page 75: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

HAL-HAL YANG DIAMATI4… Gerakan tubuh bermakna dan mendukung isi 3.... gerakan tubuh bermakna tetapi kurang mahir dalam improvisasi2… Beberapa gerakan kurang sesuai dengan isi 1… Banyak gerakan yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan isi artikel

Solo, Agustus 2013

Guru mata pelajaran

___________________

Lampiran 2

a. Lembar Kinerja Presentasi

LEMBAR KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : ...............................................Kelas/Program : X / Ilmu-ilmu Bahasa dan BudayaKompetensi : ...............................................

No

Nama Siswa

Kinerja Presentasi

Jumlah

SkorNilai

Presentasi Isi Laporan

kelancara

n

Kebahasaan

Kelengkapan

kesesuaian

kelogisan siste

matis

1. 1 Juminah

2. 2 Zulaekah

3.

4.

5.

6.

68

Page 76: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

7.

8.

9.

Keterangan pengisian skor4. Sangat tinggi3. Tinggi2. Cukup tinggi1. Kurang

Lampiran 3

b. Lembar Penilaian Portofolio

LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO

Mata Pelajaran : ................................Kelas/Peminatan : X/Ilmu Bahasa dan BudayaMateri Pokok : .................................

No Nama Siswa

Aspek Penilaian

Skor rata-rata

Nilai

Tam

pila

n

Kele

ngkap

an

Kera

pih

an

n

Penyajia

n

Data

1. Juminah 3 4 4 3 3,5 83

2. Zulaekah

3.4.5.6.7.

69

Page 77: 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.

70