3. avascular necrosis-jurnal

36
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Nekrosis Avaskular (AVN), yang juga dikenal sebagai osteonekrosis, aseptik nekrosis atau nekrosis tulang iskemik adalah penyakit yang dapat mempengaruhi beberapa tulang sebagai akibat dari terputusnya/hilangnya suplai darah ke suatu bagian tulang, sehingga menyebabkan kematian pada tulang tersebut. Iskemia menyebabkan kematian dan kolaps pada jaringan tulang. 1 Koenig adalah orang pertama yang menjelaskan kondisi ini, yang disebutnya dissecans osteochondritis, pada tahun 1888. Pada tahun 1925, Haenish menjelaskan kasus pertama yang melibatkan kaput femur. Pada tahun 1940, penyebab nekrosis dianggap karena terdapat penyumbatan pada arteri. Pietrograndi menjelaskan kasus pertama AVN kaput femur setelah penggunaan steroid pada tahun 1957. 2 Kaput femur adalah tempat yang paling sering mengalami AVN. Biasanya, pasien pada dekade ketiga, keempat atau kelima rentan terkena AVN. Laki-laki lebih rentan terhadap penyakit ini daripada wanita. Pada stadium awal pasien tidak menunjukkan gejala, tetapi dengan berjalannya waktu, AVN menyebabkan kerusakan pada sendi, sehingga memerlukan pembedahan, dan pada tahap akhir penyakit ini memerlukan

Upload: pramesti-octa-laura-deta

Post on 17-Sep-2015

189 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Nekrosis Avaskular (AVN), yang juga dikenal sebagai osteonekrosis, aseptik nekrosis atau nekrosis tulang iskemik adalah penyakit yang dapat mempengaruhi beberapa tulang sebagai akibat dari terputusnya/hilangnya suplai darah ke suatu bagian tulang, sehingga menyebabkan kematian pada tulang tersebut. Iskemia menyebabkan kematian dan kolaps pada jaringan tulang.

TRANSCRIPT

25

BAB IPENDAHULUAN

1.1 PendahuluanNekrosis Avaskular (AVN), yang juga dikenal sebagai osteonekrosis, aseptik nekrosis atau nekrosis tulang iskemik adalah penyakit yang dapat mempengaruhi beberapa tulang sebagai akibat dari terputusnya/hilangnya suplai darah ke suatu bagian tulang, sehingga menyebabkan kematian pada tulang tersebut. Iskemia menyebabkan kematian dan kolaps pada jaringan tulang.1 Koenig adalah orang pertama yang menjelaskan kondisi ini, yang disebutnya dissecans osteochondritis, pada tahun 1888. Pada tahun 1925, Haenish menjelaskan kasus pertama yang melibatkan kaput femur. Pada tahun 1940, penyebab nekrosis dianggap karena terdapat penyumbatan pada arteri. Pietrograndi menjelaskan kasus pertama AVN kaput femur setelah penggunaan steroid pada tahun 1957.2Kaput femur adalah tempat yang paling sering mengalami AVN. Biasanya, pasien pada dekade ketiga, keempat atau kelima rentan terkena AVN. Laki-laki lebih rentan terhadap penyakit ini daripada wanita. Pada stadium awal pasien tidak menunjukkan gejala, tetapi dengan berjalannya waktu, AVN menyebabkan kerusakan pada sendi, sehingga memerlukan pembedahan, dan pada tahap akhir penyakit ini memerlukan penggantian panggul total (THR).2 Pada penyakit ini, diagnosis awal yang paling efektif adalah menggunakan MRI.21.2 Identifikasi Masalah1. Apa penyebab/etiologi dari Nekrosis Avaskular Kaput Femur?2. Bagaimana patogenesis dari Nekrosis Avaskular Kaput Femur?3. Bagaimana gambaran klinis dari Nekrosis Avaskular Kaput Femur?4. Apa diagnosis banding Nekrosis Avaskular Kaput Femur?5. Klasifikasi dari Nekrosis Avaskular Kaput Femur? 6. Pengobatan dari Nekrosis Avaskular Kaput Femur?7. Bagaimana hasil dari penelitian jurnal ini?

1.3 Tujuan dan Manfaat1. Untuk membuat uraian mengenai Nekrosis Avaskular Kaput Femur secara menyeluruh dan lengkap serta lebih memfokuskan pada penatalaksanaan di bidang rehabilitasi medik serta menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang penatalaksanaan Nekrosis Avaskular Kaput Femur.

BAB IITINJAUAN PUSTKA

2.1 Anatomi Tulang Femur

Gambar 2.1 Anatomi Tulang Femur

Gambar 2.2 Arteri Kaput dan Leher Femur

2.2 DefinisiNekrosis Avaskular adalah penyakit yang dapat mempengaruhi beberapa tulang sebagai akibat dari terputusnya/hilangnya suplai darah ke suatu bagian tulang, sehingga menyebabkan kematian pada tulang tersebut.12.3 EtiologiTerdapat berbagai kondisi yang dicurigai sebagai pemicu penyakit ini. Tipe nekrosis avaskular biasanya primer, atau tidak diketahui penyebabnya/idiopatik. Bentuk-bentuk lain dari penyakit ini penyebabnya adalah sekunder.2-8 Salah satu alasan paling umum penyebab nekrosis avaskular sekunder adalah penggunaan steroid sistemik dosis tinggi (4000 mg Prednisone) untuk periode jangka panjang hingga 3 bulan atau lebih. Mekanisme kerja masih belum dipahami sepenuhnya, tetapi diduga terkait dengan kondisi hiperkoagulasi, dengan gangguan fibrinolisis dan trombosis pada kaput femur. Penyebab umum lainnya termasuk trauma, kelainan pada darah atau penyakit dekompresi.Penyebab AVN dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Primer (idiopatik) Sekunder: Trauma: Fraktur kaput femur Dislokasi kaput femur Kompresi epifisial Trauma vaskuler Hemoglobinopati: Sickle cell disease Polycythemia Local infiltrative disease: Gaucher disease Infection Neoplasms Hypercortisolism Corticosteroid medications Cushing disease Alcohol consumption Pancreatitis Chronic renal failure Cigarette smoking Collagen vascular diseases Congenital and developmental Congenital dislocation of the hip Ehlers-Danlos syndrome Heredity dysostosis Giant cell arteritis Gout and hyperuricemia Hypercholesterolemia Hypercoagulable Hyperlipidemia Hyperparathyroidism Intravascular coagulation Organ transplantation Pregnancy Systemic lupus erythematosus Thrombophlebitis Hemophilia2.4 PatofisiologiFaktor Arteri Extraosseous. Kaput femur ini mengalami peningkatan risiko karena suplai darah adalah sistem organ akhir dengan sedikit perkembangan kolateral. Suplai darah dapat terganggu oleh trauma, vaskulitis (penyakit Raynaud), atau vasospasme (penyakit dekompresi).2,3Faktor Arteri Intraosseous dapat menghalangi mikrosirkulasi kaput femur melalui mikroemboli yang beredar. Ini dapat terjadi pada penyakit sickle cell diseaase (SCD), dan embolisasi lemak.2,9Faktor Vena Intraosseous mempengaruhi kaput femur dengan mengurangi aliran darah vena dan menyebabkan stasis. Misalnya pada penyakit Caisson, SCD atau pembesaran sel-sel lemak intramedulla.2,8Faktor Ekstravaskuler Intraosseous mempengaruhi panggul dengan meningkatnya tekanan, sehingga muncul sindrom kompartemen pada kaput femur.2 Misalnya: Sel-sel lemak mengalami hipertrofi setelah pemberian steroid atau sel-sel yang abnormal, seperti Gaucher dan sel-sel yang mengalami inflamasi, dapat mengganggu kapiler intraosseous, mengurangi sirkulasi intramedulla dan berkontribusi terhadap sindrom kompartemen. Mikrofraktur yang berulang pada segmen femur dapat menyebabkan beberapa lesi vaskular yang mengakibatkan iskemia. Faktor sitotoksik, seperti alkoholisme dan penggunaan steroid, memiliki efek metabolik toksik langsung pada sel-sel osteogenik. Penurunan konsentrasi 1,25 dihydroxyvitamin D3 dapat menyebabkan berkurangnya arsitektur tulang.Faktor Extraosseus Ekstravaskuler melibatkan pembuluh darah epifisis lateral yang terletak di dalam membran sinovial, melalui peningkatan tekanan intrakapsular. Hal ini terjadi setelah trauma, infeksi, dan peradangan sendi, sehingga dapat menyebabkan efusi yang dapat mempengaruhi suplai darah ke epifisis.2,32.5 Gambaran KlinisRiwayat KlinisNekrosis Avaskular pada tahap awal mungkin asimtomatik. Nyeri pada sendi yang terkena, digambarkan sebagai nyeri yang berdenyut, dalam dan, intermiten.2 Pasien dengan AVN kaput femur sering mengeluh paha atau pinggul terasa nyeri yang menjalar ke bagian bokong, paha anteromedial, atau lutut. Rasa nyeri pada awalnya mungkin ringan tetapi semakin lama semakin memburuk dari waktu ke waktu. Pada akhirnya, rasa sakit muncul pada saat istirahat, bahkan memburuk pada malam hari, dan juga bisa terjadi kekakuan pada pagi hari.7

Pemeriksaan Fisik 2,7 Dalam tahap akhir penyakit ini, fungsi sendi memburuk dan diikiuti tanda-tanda sebagai berikut: Cara berjalan pasien yang pincang, dan mungkin kehilangan berbagai gerakan, baik aktif maupun pasif (seperti gerakan fleksi, abduksi, dan rotasi internal) terutama setelah terjadi kolaps pada kaput femur. Nyeri tekan pada daerah yang terkena. Defisit neurolgi biasanya ditemukan. Trendelenburg sign biasanya positif. Sebuah bunyi klik dapat terdengar ketika pasien naik kursi atau setelah melakukan gerkan rotasi eksternal pada pinggul. Pada penyakit lanjutan bisa menyebabkan deformitas sendi dan atrofi otot.Pencitraan Pada stage 0 dan 1 biasanya tidak ditemukan kelainan pada foto radiografi. Pada penyakit yang lebih lanjut, foto radiografi menunjukkan gambaran sklerosis dan perubahan kepadatan tulang. Seiring dengan berkembangnya penyakit, terlihat garis subchondral tampak radiolusen, atau kolaps pada kaput femur.7 CT scan digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan dari tulang, tetapi tidak sesensitif seperti MRI dalam stage 0 dan 1. CT sangat baik digunakan untuk mendeteksi runtuhnya kaput femur, dan penyakit degeneratif pada sendi.2 MRI adalah alat yang sangat sensitif untuk mendiagnosis AVN, dan merupakan standar emas untuk evaluasi diagnosis noninvasif (Gambar 2.3). MRI memiliki beberapa keunggulan, seperti: MRI akurat untuk menentukan ukuran lesi. Mendeteksi lesi yang asimptomatik, yang tidak terdeteksi pada foto polos.7 Percitraan multiplanar dan jaringan lunak.11,12 Hal ini dapat menunjukkan respon dari kepala femoral terhadap pengobatan.2 Single-photon emission computed tomography (SPECT) digunakan sebagai alternatif , ketika MRI tidak dapat dilakukan atau bila hasil MRI tak tentu. SPECT sulit digunakan karena memerlukan jangka waktu yang lama.2,10

Gambar 2.3 MRI scan lesi tipe II bilateral2.6 Diagnosis Banding 2,7 Trauma Degenerative disease Osteoporosis Arthritis Inflammatory synovitis Epiphyseal dysplasia Epiphyseal stress fracture Transient osteoporosis of the hip Osteomyelitis Malignancy Hemangioma Radiation therapy Sympathetic dystrophy Bone marrow edema syndrome2.7 KlasifikasiFicat dan Arlet telah mengembangkan sistem staging menggunakan temuan radiografi, yang terdiri dari empat tahap. Hungerford dan Lennox memodifikasi sistem staging tersebut, dan menambahkan stadium 0.2,3 Stadium 0 (preklinis dan preradiologi) - temuan negatif pada radiografi, tidak ada gejala pada pasien. MRI menunjukkan tanda double-line. Stadium I (tahap preradiologi) - temuan normal pada radiografi dan temuan positif pada MRI atau skintigrafi. Tahap 1 merupakan tahap awal resorptif. Temuan radiografi (osteoporosis minimal dan/atau terlihat kabur pada trabekula tulang). Stadium II (tahap reparatif) terjadi sebelum perataan dari kaput femur. Hal ini dapat berlangsung selama beberapa bulan atau tahun. Perubahan radiografi dan demineralisasi tulang (manifestasi awal dari tahap reparatif, mempresentasikan resorpsi tulang mati) dan sclerosis (muncul setelah demineralisasi, mempresentasikan aposisi tulang baru pada trabekula yang mati). Demineralisasi muncul dalam bentuk kista kecil dalam kaput femur. Sclerosis muncul sebagai peningkatan kepadatan, biasanya pada superolateral kaput femur dan bisa difus, atau linier. Perubahan ini sesuai dengan stadium IIA (Gambar 2.4). Stadium IIB (Gambar 2.5) adalah tahap transisi yang ditandai dengan adanya crescent sign, terlihat lucent pada garis linear subkortikal. Stadium III (kolaps dini kaput femur) adanya sekuestrasi dan depresi, tanpa keterlibatan acetabular. Kaput femur tidak lagi berbentuk bulat dan berkontur lembut. Kaput femur tampak rata dan kolaps. (Gambar 2.5) Stadium IV (penyakit degeneratif progresif) kolaps dan hancurnya kaput femur diikuti dengan penyempitan ruang sendi, pembentukan kista subchondral dan osteofit, sebagai tanda-tanda pasti dari penyakit sendi degeneratif.Steinberg et al. memperluas sistem staging, dengan membagi lesi menjadi III stadium, kaput femur dengan atau tanpa kolaps atau dengan panggul atau tanpa keterlibatan acetabular. Selain itu, mereka juga mengukur jumlah keterlibatan kaput femur menjadi ringan (30%), berdasarkan radiografi (Tabel 1).

Tabel 1. Klasifikasi Steinberg

Gambar 2.4 Crescent Sign

Gambar 2.5 Ficat Arlet stadium IV dari nekrosis avaskular kaput femur

Ohzono et al. memasukkan konsep lokasi lesi, dengan nilai prognostik. Pada lesi tipe 1, terdapat garis yang memisahkan kaput femur normal dengan bagian yang sklerosis. Tipe 2 adalah kaput kolaps tanpa garis pemisah dan tipe 3 menunjukan adanya kista (Gambar 2.6). Tipe 3 Sebuah lesi sentral, 3 B lesi terdapat pada sisi supero-lateral kaput femur. Tipe 1 A, 1 B, 2 dan 3 A memiliki prognosis yang lebih baik daripada tipe 1 C dan 3 B. Baru-baru ini, sebuah klasifikasi baru yang diselesaikan oleh ARCO, yang menggabungkan dengan sistem staging Arlet Ficat, modifikasi sistem staging dari Hungerford-Lennox, klasifikasi (Steinberg) dan konsep prognosis berdasarkan lokasi (Ohzono) (Gambar 2.7). Stadium 0 - Hasil biopsi tulang yaitu dengan osteonekrosis, hasil tes lainnya normal Stadium I - Temuan positif pada scan tulang, MRI, atau keduanya A - Keterlibatan 30% Stadium II Muncul bercak pada kaput femur, osteosclerosis, pembentukan kista, dan osteopenia pada radiografi, tidak terdapat tanda-tanda kolaps kaput femur pada radiografi atau CT, temuan positif pada scan tulang dan MRI, tidak ada perubahan pada acetabulum A - Keterlibatan 30% Stadium III - Adanya lesi bentuk crescent sign diklasifikasikan berdasarkan penampilan pada radiografi AP dan lateral A - 30% crescent sign atau > 4-mm depresi kaput femur Stadium IV - permukaan artikular rata, penyempitan ruang sendi, perubahan acetabulum dengan bukti adanya osteosclerosis, pembentukan kista, dan osteofit marginal.

Gambar 2.6 Klasifikasi prognostik Ohzono

Gambar 2.7 ARCO Klasifikasi Internasional Osteonekrosis2.8 PengobatanTujuan dari pengobatan adalah untuk menjaga sendi dari kerusakan. Ada beberapa pilihan yang dapat dipilih untuk menentukan pengobatan yang paling tepat, kita harus mempertimbangkan usia pasien, stadium penyakit, lokasi dan banyaknya tulang yang terkena dampak dan penyebab avaskular nekrosis (kecuali penggunaan kortikosteroid atau alkohol dihentikan).1Ada metode konservatif dan bedah untuk mengobati penyakit ini. Pengobatan konservatif telah digunakan secara tunggal atau kombinasi, tetapi jarang memberikan perbaikan. Kebanyakan pasien akhirnya akan memerlukan pembedahan baik untuk menunda, atau untuk memperbaiki sendi permanen.1Pengobatan konservatif Terapi statin, bifosfonat atau obat anti-inflamasi mungkin dapat membantu.6,12,13 Dalam beberapa kasus awal, mengurangi membawa beban berat, membatasi kegiatan atau menggunakan crutches dapat memperlambat kerusakan yang disebabkan oleh nekrosis avascular. Namun, pasien ini memiliki resiko 85% terjadi kolaps dari kaput femur.1,2,5 Latihan berbagai gerakan sangat membantu untuk menjaga fungsi dari sendi.1 Stimulasi listrik dianggap dapat menginduksi pertumbuhan dari tulang.1Pengobatan bedah Dekompresi inti (core decompression) dapat dicapai dengan menghilangkan lapisan dalam tulang. Hal ini dapat meningkatkan proses pembentukan pembuluh darah baru, sehingga dapat meningkatkan aliran darah ke tulang. Dekompresi inti ini diindikasikan pada orang dengan nekrosis avascular stadium awal, sebelum terjadi kolaps kaput femur dan ketika < 30% keterlibatan kaput femur. Dekompresi inti juga efektif untuk menghilangkan rasa nyeri dan membantu menunda kebutuhan untuk artroplasti.1,2 Bone grafting menggunakan tulang yang sehat dari salah satu bagian tulang dari pasien dan mentransplantasikan ke daerah yang sakit. Bone grafting dapat dikombinasikan dengan core decompression, bekerja bersama untuk menghentikan siklus iskemia. Hal ini diindikasikan pada nekrosis avaskuler stadium awal, apabila proses ini berhasil, hal itu dapat menjamin kelangsungan hidup dari kaput femur.1,3 Osteotomi adalah prosedur dimana tulang dibentuk kembali untuk mengurangi stres pada daerah yang terkena. Hal ini membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama dan membatasi kegiatan selama 3 sampai 12 bulan setelah operasi. Prosedur ini efektif untuk pasien dengan nekrosis avascular lanjutan.1,5,14 Artroplasti. Penggantian sendi total adalah pilihan pengobatan untuk avascular nekrosis stadium akhir atau bila sendi hancur. Artroplasti panggul total, memberikan hasil yang sangat baik, dengan mengurangi nyeri dalam jangka panjang dan memungkinkan mobilisasi dini. Namun beberapa penulis telah mengamati bahwa terdapat kegagalan dari penggantian pinggul total, hal ini dimungkinkan karena terdapat remodeling tulang yang abnormal, dan penurunan prostesis karena kualitas tulang femur proksimal yang buruk.1,14,15

BAB IIIPEMBAHASAN JURNAL

3.1 Pendahuluan JurnalSendi panggul normal mengalami banyak tekanan selama kegiatan sehari-hari pada individu. Nekrosis avascular dari kaput femur merupakan salah satu penyebab paling umum dari nyeri panggul pada orang dewasa muda. Rangkaian penyakit alamiah ini merupakan salah satu perkembangan tanpa henti dari kolapsnya kaput femur, diikuti oleh osteoartritis sekunder yang dapat menyebabkan perubahan dari sendi panggul.16Setelah diagnosis AVN ditegakkan, variasi pengobatan tergantung pada usia, stadium dari AVN, pekerjaan, dan pengobatan yang diterima sebelumnya, dll. Dekompresi inti (core decompression), bone grafting, valgus osteotomy dapat dipertimbangkan sebagai pengobatan pada tahap awal penyakit dan totap hip arthroplasty dapat dipertimbangakan sebagai pengobatan pada tahap akhir AVN kaput femur. Arthrodesis dapat dipertimbangakan pada pasien muda dengan penyakit panggul terutama pada laki-laki. Eksisi arthropalsty merupakan alternatif yang tersedia. Pada tahap lanjut dari penyakit ini, mungkin dapat menyebabkan kelumpuhan dan kesengsaraan dari pasien. Penggantian panggul total telah terbukti memberikan keuntungan bagi pasien tersebut.16,17Penelitian ini merupakan penelitian prospektif untuk mengevaluasi peran penggantian panggul total pada kasus AVN kaput femur lanjutan.3.2 Material dan MetodeDua puluh kasus dengan AVN kaput femur lanjutan (Ficat dan Arlet stadium III dan IV) dirawat pada layanan tersier rumah sakit militer dan dilakukan pembedahan dengan arthoplasty panggul total antara bulan Maret tahun 2000 dan Februari tahun 2002 yang merupakan subjek dari penelitian ini. Arthoplasty panggul total dipertimbangakan ketika pasien tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari karena rasa nyeri dan pengobatan konservatif telah gagal untuk mengurangi rasa nyeri. Sebelum dianjurkan untuk dilakukan arthroplasti panggul total, pengobatan konservatif seperti pengurangan berat badan, obat-obatan antiinflamasi, pembatasan aktifitas dan penggunaan tongkat saat berjalan dianjurkan. Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah stadium III dan IV (Ficat dan Arlet) AVN kaput femur dengan arthritis degeneratif akibat berbagai etiologi yang berhubungan dengan tipe idiopatik. Penilaian pra-operasi telah dilakukan. Dalam semua kasus, pendekatan secara posterolateral diambil. Pasca operasi ekstremitas dijaga dalam posisi abduksi dengan sudut 30 dan drain dilepas setelah 48 jam. Pasien dimonitor secara klinis untuk setiap komplikasi yang terjadi. Pasien diperbolehkan berjalan pasca operasi hari ke-6 dengan menggunakan alat bantu jalan dan natinya menggunakan dua atau satu cructh aksila. Jahitan dilepas pada hari ke-14 dan latihan berbagai gerakan dimulai. Pasien dipulangkan setelah rehabilitasi penuh selama 6 minggu dan saat ini mereka mampu berjalan dengan satu tongkat. Harris hip scoring system digunakan untuk mengevaluasi panggul pra-operasi dan pasca operasi. Nyeri dan kemampuan fungsi, merupakan dua variabel utama yang dipertimbangkan untuk membuat keputusan tentang operasi. Penilaian dengan nilai 90-100 dianggap sangat baik; 80-89 baik, 70-79 cukup, dan kurang dari 70 buruk.3.3 HasilDalam penelitian ini, usia minimal adalah 26 tahun dan maksimal 68 tahun dan sebagian besar pasien berusia antara 31-40 tahun (45%) dan 41-50 tahun (25%). Kelompok usia ini biasanya memiliki penyebab idiopatik atau terkait dengan konsumsi alkohol atau steroid. AVN kaput femur umumnya pada orang muda. Dari 20 pasien, 16 adalah laki-laki dan 4 perempuan. Secara keseluruhan laki-laki dan perempuan memiliki rasio 4 : 1. Dari empat kasus pada perempuan, dua pasien menderita nekrosis avaskuler kaput femur setelah kehamilan dan keduanya melibatkan panggul bilateral. Dari 20 pasien dalam seri ini, 7 (35%) melibatkan sendi panggul bilateral. Dari 7 pasien, 5 telah dilakukan penggantian panggul total bilateral. Tersisa 13 pasien (65%) melibatkan pinggul unilateral. Dari 20 kasus AVN kaput femur, ada 7 kasus dimana terdapat riwayat konsumsi alkohol kronis dan diantara mereka ada satu pasien yang mengkonsumsi steroid untuk waktu jangka lama untuk pengobatan asma bronkial. Pada dua kasus, pasca trauma, yang mana salah satu dari mereka telah dilakukan fiksasi internal pada intra kapsular fraktur leher femur. Dua pasien menderita AVN kaput femur setalah kehamilan. Sembilan kasus tersisa, tidak ada ada penyebab yang ditemukan (idiopatik). Dari jumlah tersebut, lima kasus melibatkan panggul bilateral. Secara keseluruhan nilai pra-operasi berdasarkan Harris hip score adalah 43, dimana meningkat menjadi 89 pasca operasi. Hasil pengamatan menunjukan bahwa semua pasien memiliki hasil yang baik, (Harris hip score >80%) sehingga menunjukkan tingkat yang baik dari pengurangan nyeri, perbaikan fungsi dan jangkauan gerak. Yang paling penting terlihat perbaikan yang berkaitan dengan nyeri. Dari dua puluh pasien dalam seri ini, satu pasien memiliki ketidakcocokan panjang tungkai yaitu terjadi pemendekan 1,5cm, dimana sebuah kompesasi diberikan dengan memberikan sepatu tinggi. Satu pasien terjadi dislokasi posterior pada hari ke-15 pasca operasi karena fisioterapi yang tidak dijaga. Pada pasien lainnya mengalami keterlambatan dalam penyembuhan luka. Dimana terdapat riwayat alkoholisme dan asupan steroid untuk asma bronkial pada pasien ini.

Gambar 3.1 Bilateral AVN femoral head-pre-operative

Gambar 3.2 Bilateral AVN femoral head - post-operative cemented THR

Gambar 3.3 AVN femoral head in young - pre-operative

Gambar 3.4 AVN femoral head in young - pre-operative hybrid total hip replacement

3.4 DiskusiDalam studi ini, 20 kasus AVN dari kaput femur (Ficat dan Arlet stadium III dan IV) diobati dengan arthroplasti panngul total. Studi ini dilakukan untuk mengetahui peran penting dari penggantian panggul total pada AVN kaput femur. AVN kaput femur merupakan salah satu indikasi utama untuk penggantian panggul total. Antara 5-12% penggantian panggul total dilakukan pada pasien yang memiliki AVN kaput femur. Osteotomi, yang mentransfer daerah permukaan sehat kepala femoral untuk bantalan berat badan, adalah pilihan pengobatan yang layak, tapi hasilnya bisa tidak konsisten. Osteotomi, pemindahan daerah permukaan yang sehat dari kaput femur sebagai bantalan berat badan, ini merupakan pilihan pengobatan yang layak, tapi hasilnya tidak konsisten. Arthrodesis dapat dipertimbangkan untuk penyakit unilateral. Hasil arthroplasti bipolar pada AVN kaput femur kalah dengan hasil arthroplasti panggul total. Artroplasti panggul total merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif pada AVN dari kaput femur ketika proses penyakit telah mencapai (stadium III dan IV Ficat and Arlet).20,21,22,23 Menurut J. P. Garino, menggunakan semen pada penggantian panggul total dapat memberikan hasil yang sangat baik pada pasien muda dengan AVN dan mungkin merupakan pilihan pengobatan ketika bedah rekonstruksi dibutuhkan.213.5 KesimpulanPenggantian panggul total sejak awal telah menurunkan penderitaan umat manusia, dimana berbagai penyakit panggul memberikan ketidakbahagiaan dan kecacatan bagi mereka. Hal ini telah membawa kembali kegembiraan bagi kehidupan manusia, pada pasien yang lebih muda atau yang lebih tua. Sebelumnya ada anggapan bahwa orang yang lebih tua harus dipertimbangkan untuk penggantian panggul total, namun tren dan penelitian saat ini menunjukkan bahwa kelompok usia yang lebih muda sama-sama diuntungkan meskipun terdapat beberapa masalah. Meskipun penggunaan artroplasti panggul total pada pasien muda akan cenderung memerlukan rekonstruksi pada masa yang akan datang, menghilangkan rasa sakit dan perbaikan fungsi yang baik telah membuat prosedur ini sebagai pilihan pengobatan yang baik untuk arthritis akibat osteonekrosis kepala femoralis. Hasil pengurangan nyeri dan perbaikan fungsi telah membuat prosedur ini sebagai pilihan pengobatan yang baik untuk arthritis akibat osteonekrosis kaput femur. Penelitian ini meliputi dua puluh kasus AVN kaput femur. Pasien pincang karena nyeri, ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, hilangnya gerakan dan deformitas sendi pinggul. Setelah penggantian panggul total, pasien telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam rentang gerak sendi dan pengurangan rasa nyeri dan deformitas sendi. Sebagian besar pasien telah kembali dalam pekerjaan mereka dan merasa puas. Penelitian kami menekankan fakta bahwa artroplasti panggul total adalah keuntungan bagi pasien dengan AVN kaput femur lanjutan.24,25

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanNekrosis Avaskular (AVN) merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi beberapa tulang sebagai akibat dari terputusnya/hilangnya suplai darah ke suatu bagian tulang, sehingga menyebabkan kematian pada tulang tersebut. Terdapat berbagai kondisi yang dicurigai sebagai pemicu penyakit ini. Tipe nekrosis avaskular biasanya primer, atau tidak diketahui penyebabnya/idiopatik. Bentuk-bentuk lain dari penyakit ini penyebabnya adalah sekunder. Nekrosis Avaskular pada tahap awal mungkin asimtomatik. Nyeri pada sendi yang terkena, digambarkan sebagai nyeri yang berdenyut, dalam dan, intermiten. Pasien dengan AVN kaput femur sering mengeluh paha atau pinggul terasa nyeri yang menjalar ke bagian bokong, paha anteromedial, atau lutut. Rasa nyeri pada awalnya mungkin ringan tetapi semakin lama semakin memburuk dari waktu ke waktu. Pada akhirnya, rasa sakit muncul pada saat istirahat, bahkan memburuk pada malam hari, dan juga bisa terjadi kekakuan pada pagi hari. Untuk mendiagnosa nekrosis avaskular kaput femur perlu dilihat dari riwayat klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologi seperti CT-Sacan, MRI, Single-photon emission computed tomography (SPECT). Pengobatan untuk nekrosis avaskular kaput femur bisa berupa pengobatan konservatif dan pembedahan, pembedahan dilakukan apabila terjadi kegagalan pada pengobatan konservatif. Pengobatan pada stadium awal nekrosis avaskular kaput femur ini bisa menggunakan dekompresi inti (core decompression), bone grafting, Osteotomi. Namun pada stadium akhir pengobatan yang paling baik yaitu dengan penggantian panggul total (THR).

DAFTAR PUSTAKA

1. Schoenstadt A Avascular Necrosis, available at http:// bones.emedtv.com/avascularnecrosis/ avascular-necrosis.html, last updated/reviewed: November 05, 2008.

2. Aiello MR Avascular Necrosis of the Femoral Head, available at http://emedicine.medscape.com/article/386808, updated: Aug 1, 2008.

3. Aldridge JM 3rd, Urbaniak JR Avascular necrosis of the femoral head: etiology, pathophysiology, classification, and current treatment guidelines. Am J Orthop Jul 2004; 33(7):327-332.

4. Assouline-Dayan Y, Chang C, Greenspan A, et al Pathogenesis and natural history of osteonecrosis. Semin Arthritis Rheum Oct 2002; 32(2):94-124.

5. Dudkiewicz I, Covo A, Salai M, et.al Total hip arthroplasty after avascular necrosis of the femoral head: does etiology affect the results?. Arch Orthop Trauma Surg Mar 2004; 124(2):82-85.

6. Lai KA, Shen WJ, Yang CY, et al The use of alendronate to prevent early collapse of the femoral head in patients with nontraumatic osteonecrosis. A randomized clinical study. J Bone Joint Surg Am Oct 2005; 87(10):2155-2159.

7. Jeanne K, Tofferi JK, Gilliland W Avascular Necrosis, available at http://emedicine.medscape.com/article/333364, updated: Oct 24, 2008.

8. Marti-Carvajal A, Dunlop R, Agreda-Perez L Treatment for avascular necrosis of bone in people with sickle cell disease. Cochrane Database Syst Rev Oct 18 2004.

9. Kerachian MA, Harvey EJ, Cournoyer D, et al Avascular necrosis of the femoral head: vascular hypotheses. Endothelium Jul-Aug 2006; 13(4):237-244.

10. Sarikaya I, Sarikaya A, Holder LE The role of single photon emission computed tomography in bone imaging. Semin Nucl Med Jan 2001; 31(1):3-16.

11. Petsatodis GE, Antonarakos PD, Christodoulou AG, et al Total Hip Arthroplasty for Osteonecrosis of the Femoral Head After Allogenic Bone Marrow Transplantation. J Arthroplasty Jun 12 2008.

12. Woo SB, Hellstein JW, Kalmar JR Narrative (corrected) review: bisphosphonates and osteonecrosis of the jaws. Ann Intern Med May 16 2006; 144(10):753-761.

13. Agarwala S, Jain D, Joshi VR, et al Efficacy of alendronate, a bisphosphonate, in the treatment of AVN of the hip. A prospective openlabel study. Rheumatology (Oxford). Mar 2005; 44(3):352-359.

14. Steffen RT, Foguet PR, Krickler SJ, et al Femoral Neck Fractures After Hip Resurfacing. J Arthroplasty Jun 12 2008.

15. Kelly JD IV, Wald D Femoral Head Avascular Necrosis, available at http://emedicine.medscape.com/article/86568, updated: Nov 6, 2007.

16. Avascular necrosis of the femoral head. In: Recent advances in Orthopaedics. Babhulkar S, Kulkarni SS, editorial 1985;359-81.

17. Fairbank C, Bhatia D, Jinnah RH and Hungerford DS. Long term results of core decompression of ischaemic necrosis of the femoral head. J Bone Joint Surg 1995;77:42-9.

18. Kenzora JE. Treatment of idiopathic osteonecrosis. The current philosophy and rationale. Ortho Clin North Am 1985;16:717-25.

19. Harris WH. Traumatic arthritis of the hip after dislocation and acetabular fractures. Treatment by mold arthroplasty. An endresult study using a new method of result evaluation. J Bone Joint Surg 1969;51-A:737-55.

20. Mont MA and Hungerford DS. Current concept review, Nontraumatic avascular necrosis of the femoral head. J Bone Joint Surg 1995;77-A:459-69.

21. Garino JP and Steinberg ME. Total hip arthroplasty in-patients with avascular necrosis of the femoral head. 2 to 10 years follow-up. Clin Ortho 1997;334:108-15.

22. Cabanela ME. Bipolar versus total hip arthroplasty for avascular necrosis of the femoral head. A comparison. Clin Ortho 1990;261:59-62.

23. Chan YS, Shih CH. Bipolar versus total hip arthroplasty for hip osteonecrosis in the same patient. Clin Orho 2000;379:169-77.

24. Kim YH, Oh SH, Kim JS, Koo KH. Contemporary total hip arthroplasty with and without cement in-patients with osteonecrosis of the femoral head. J Bone Joint Surg Am 2003 Apr;85-A(4):675-81.

25. Nagi ON, Dhillon MS and Sharma S. Total hip arthroplasty for avascular necrosis of the femoral head. Indian Journal of Orthopaedics 1992;26:174-7.