29551686 kti aat sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
1/64
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
2/64
2
2
Pemantauan Status Gizi (PSG) balita berdasarkan BB/U pada tahun 2008 di
Kabupaten Bojonegoro, dari 70.749 balita yang ditimbang didapatkan balita
dengan gizi buruk 1,32%, balita dengan gizi kurang 13,15%, balita dengan
gizi baik 83,63% dan balita gizi lebih 1,90%. Sedangkan di Puskesmas
Ngumpakdalem dari 2.267 balita yang ditimbang didapatkan balita dengan
gizi buruk 2,03%, balita dengan gizi kurang 15,84%, balita dengan gizi baik
80,90% dan balita dengan gizi lebih 1,24%. Berdasarkan register pencatatan
operasional timbang Desa Ngumpakdalem tahun 2008 dari 323 balita yang
ditimbang didapatkan balita dengan gizi buruk 3,72%, balita dengan gizi
kurang 21,05%, balita dengan gizi baik 71,83% dan balita dengan gizi lebih
3,41%.
Berbagai faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita antara lain
kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan
(Almitsier S, 2001 : 301). Adapun faktor lain yang mempengaruhi adalah
kondisi sosial ekonomi dan budaya keluarga seperti pola asuh keluarga
(Depkes RI, 2002 : 2). Sosial ekonomi dapat diukur melalui variabel-
variabel pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan
(Notoatmodjo, S. 2005 : 68). Masalah gizi pada balita akan berdampak serius
terhadap kualitas generasi mendatang (Depkes RI, 2002 : 2). Pada obesitas
(gizi lebih) pada anak bila terus berlanjut sampai dewasa dapat mengakibatkan
semakin meningkatnya penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes
melitus, hipertensi dan penyakit hati (Almitsier S, 2001 : 308). Selain itu gizi
kurang pada balita dapat menyebakan gangguan pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental (Depkes RI, 2002 : 2). Gizi buruk akan mempengaruhi
banyak organ dan sistem organ yang akan merusak sistem pertahanan tubuh
terhadap mikroorganisme maupun pertahanan mekanik, dampak selanjutnya
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
3/64
3
3
dapat terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan mental serta
menurunnya skor IQ (Pudjiadi S, 2001 : 134).
Upaya penanggulangan gizi kurang yang dilakukan adalah peningkatan
usaha pemberdayaan keluarga untuk ketahanan pangan tingkat rumah tangga,
peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari
tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) hingga puskesmas dan rumah
sakit, peningkatan komunikasi informasi dan edukasi di bidang pangan dan
gizi masyarakat dan intervensi langsung kepada sasaran melalui Pemberian
Makanan Tambahan (PMT), distribusi vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup
besi serta kapsul minyak beriodium (Almatsier S, 2001 : 307).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi
Balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro
tahun 2009”.
B.
Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara sosial ekonomi
keluarga dengan status gizi balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi keluarga dengan status gizi
balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
4/64
4
4
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi sosial ekonomi keluarga meliputi pendapatan
keluarga, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu di Desa Ngumpakdalem
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
b. Mengidentifikasi status gizi balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro.
c. Menganalisa hubungan sosial ekonomi keluarga (pendapatan keluarga,
pendidikan ibu dan pekerjaan ibu) dengan status gizi balita di Desa
Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang gizi seimbang pada
balita sehingga bisa mengubah kebiasaan-kebiasaan yang salah terhadap
pemberian makanan pada balita dan akhirnya dapat mengurangi kejadian
kurang gizi.
2. Bagi PenelitiDapat dijadikan sebagai pengalaman baru dalam melakukan penelitian
serta dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dari kampus dengan
yang ada di masyarakat.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan informasi tentang permasalahan gizi pada balita dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat dilakukan upaya
perbaikan gizi.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dipergunakan untuk menambahkan sumber kepustakaan sebagai
bahan bacaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
5/64
5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep keluarga, konsep balita, konsep
sosial ekonomi, konsep status gizi, kerangka konseptual dan hipotesa.
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 1988).
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan pekawinan atau pengikatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
keluarga adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri atas dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
6/64
6
6
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h. Menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
(Effendy Nasrul, 1998 : 32).
2. Tipe atau bentuk keluarga
a. Keluarga inti ( nuclear family ) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar ( Extended family ) adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai ( Serial family ) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda dan janda ( single family ) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi ( Composite family ) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas ( Cahabitation ) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar
( Extended family ) (Effendy Nasrul, 1998 : 34).
3. Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
7/64
7
7
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a.
Peranan ayah.Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu.
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyaiperanan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya, serta menjadi anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.
Peranan anak.Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Effendy Nasrul, 1998 : 34).
4. Fungsi keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan
sebagai berikut :
a. Fungsi biologis.
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
8/64
8
8
b. Fungsi psikologis.
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga.
2) Memberikan perhatian diantara keluarga.
3) Memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan masing-masing.
3) Meneruskan nilai-nilai keluarga.
d. Fungsi ekonomi.
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2)
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang.
e. Fungsi pendidikan.
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
(Mubarak Wahit Iqbal, 2006 : 264)
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
9/64
9
9
B. Konsep Balita
Bawah lima tahun atau sering disingkat balita merupakan salah satu
periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Balita dibedakan :1. Bayi (0-12 bulan).
2. Anak balita (13-36 bulan).
3. Anak balita (37-60 bulan).
(Wijono Djoko, 2006 : 65).
C. Konsep Sosial Ekonomi
1. Pengertian
Sosial adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat
(Pius dan Dahlan, 2001 : 718).
Ekonomi adalah segala usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mencapai kemakmuran hidupnya, pengaturan rumah
tangga (Pius dan Dahlan, 2001 : 131).
Sosial ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial
ekonomi keluarga harus melalui variabel-variabel pendapatan keluarga,
tingkat pendidikan dan pekerjaan (Notoatmodjo, 2005 : 68).
Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat
dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi, hal ini disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai
masalah tersebut (Effendy Nasrul, 1998 : 39).
2. Variabel yang diukur dalam sosial ekonomi keluarga
a. Pendapatan keluarga
Kemiskinan sebagai salah satu determinan sosial ekonomi
merupakan penyebab gizi kurang yang pada umumnya menduduki
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
10/64
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
11/64
11
11
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan. Orang dengan
tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar
pendapatan untuk makanan, sedangkan orang dengan tingkat ekonomi
tinggi akan berkurang belanja untuk makanan (FKM UI, 2007 : 176).
Hal ini akan berdampak terhadap status gizi balita yang pada
umumnya akan menurun (Depkes RI, 2000 : 3).
Berdasarkan survey pendapatan dan pengeluaran rumah tangga
tahun 2008 oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bojonegoro,
pendapatan keluarga di Kabupaten Bojonegoro dibedakan menjadi 3
golongan :
1) Pendapatan rendah : dibawah Rp 625.000 per bulan
2) Pendapatan sedang : Rp 625.000- Rp 1.105.000 per bulan
3) Pendapatan tinggi : diatas Rp 1.105.000 per bulan
b. Pendidikan ibu
Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan
adalah pendidikan yang terlampau rendah. Dengan adanya tingkat
pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai
keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya
(Ahmadi Abu, 1997 : 344). Tingkat pendidikan khususnya tingkat
pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena unsur
pendidikan ibu dapat berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak.
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan
perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari
(Depkes RI, 2004 : 27).
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
12/64
12
12
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 tahun 2003).
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Tingkat
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan tingkat pendidikan
yang melandasi tingkat pendidikan menengah. Adapun tingkat
pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah
merupakan lanjutan pendidikan dasar. Adapun bentuk pendidikan
menengah adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau bentuk lain
yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan tingkat pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma,
sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi (UU RI No. 20 tahun 2003).
Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena
dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan
pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan
(FKM UI, 2007 : 276).
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
13/64
13
13
Menurut Y.B Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo (1985)
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk
sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan
(Nursalam dan S Pariani, 2001 : 33). Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai
yang baru diperkenalkan (Kuncoroningrat, 1997).
c. Pekerjaan ibu
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan
banyak tantangan (Nursalam & S. Pariani, 2001 : 133).
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga (Nursalam & S. Pariani, 2001 : 133).
Batasan ibu yang bekerja adalah ibu-ibu yang melakukan
aktivitas ekonomi mencari penghasilan baik di sektor formal maupun
informal yang dilakukan secara reguler di luar rumah. Tentunya
aktivitas ibu yang bekerja akan berpengaruh terhadap waktu yang
dimiliki ibu untuk memberikan pelayanan/kasih sayang terhadap
anaknya (http://syehaceh.wordpress.com). Anak yang mendapatkan
perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional, selalu mendapat
senyuman, mendapat makanan yang seimbang maka keadaan gizinya
lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang
mendapat perhatian orang tua (Depkes RI, 2002 : 11). Anak yang
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
14/64
14
14
diasuh oleh nenek atau tetangga bukan kerabat kemungkinan juga
menjadi penyebab masalah gizi (http://www.kompas.com). Selain itu
para ibu yang mencari nafkah tambahan pada waktu-waktu tertentu
misalnya pada musim panen mereka pergi memotong padi para
pemilik sawah yang letak sawahnya jauh dari tempat tinggal para ibu
tersebut. Anak-anaknya terpaksa ditinggalkan di rumah sehingga
kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Para ibu yang
menerima pekerjaan tetap sehingga harus meninggalkan anaknya
dari pagi sampai sore. Dengan demikian pemberian ASI atau
makanan tambahan tidak dilakukan sebagaimana mestinya
(Pudjiadi S, 2001 : 105).
Pekerjaan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1) Bekerja : PNS/ABRI, swasta, buruh/pegawai tidak tetap.
2) Tidak bekerja/ibu rumah tangga
(Nursalam & S. Pariani, 2001 : 138)
D. Konsep Status Gizi
1. Pengertian status gizi
Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara
makanan yang masuk kedalam tubuh ( nutrient input ) dengan kebutuhan
tubuh ( nutrient out put ) akan gizi tersebut (Supariasa IDN, 2001 : 88).
2. Klasifikasi status gizi
Dalam menentukan status gizi harus ada ukuran baku yang sering
disebut reference . Baku antropometri yang sekarang digunakan di
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
15/64
15
15
Indonesia adalah WHO-NCHS ( World Health Organization-Nation Center
for Health Statistics ) dengan melihat nilai Z-SCORE, sebagai berikut :
TABEL 1
KLASIFIKASI GIZI ANAK BAWAH LIMA TAHUN (BALITA)
INDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS *)Gizi lebih > + 2 SDGizi baik ≥ -2 SD sampai + 2 SD
Gizi kurang < 2 SD sampai ≥– 3 SD
Berat Badanmenurut
Umur (BB/U)Gizi buruk < - 3 SD
*) SD : Standar Deviasi
(Dinkes Jatim, 2005 : 1)a. Status gizi lebih
Status gizi lebih berkaitan dengan konsumsi makanan yang
melebihi dari yang dibutuhkan terutama konsumsi lemak yang tinggi
dan makanan dari gula murni (Djaeini Ahcmad, 2000 : 27).
b. Status gizi baik
Status gizi baik adalah kesesuaian antara jumlah asupan dengan
kebutuhan gizi seorang anak (Santoso Soegeng, 2004 : 3).
c. Status gizi kurang
Status gizi kurang pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein dalam
waktu tertentu (DepKes RI, 2002 : 2).
d. Status gizi buruk
Bila kondisi gizi kurang berlangsung lama maka akan berakibat
semakin berat kekurangannya, dalam keadaan ini dapat menjadi gizi
buruk (DepKes RI, 2000 : 6).
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
16/64
16
16
3. Metode penilaian status gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran langsung
maupun tidak langsung :a. Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
yaitu :
1) Klinis
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi.2) Biokimia
Metode ini menggunakan pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris.
3) Biofisik
Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan
fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan (Supariasa IDN, 2001 : 88).
4) Antropometri
Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap
dimensi tubuh dan komposisi tubuh (FKM UI, 2007 : 264).
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat digunakan
dalam memberikan indikasi tentang kondisi sosial ekonomipenduduk (Wijono Djoko, 2000 : 68). Antropometri sebagai
indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa
parameter (Supariasa IDN, 2001 : 38). Kombinasi antara beberapa
parameter disebut indeks antropometri (Supariasa IDN, 2001 : 56).
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
17/64
17
17
Indeks antropometri yang digunakan adalah berat badan menurut
umur (BB/U).
a)
Berat badanPada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan
untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang.
Alat ukur yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi
beberapa persyaratan : mudah digunakan dan dibawa dari satu
tempat ketempat lain, mudah diperoleh dan relatif murahharganya, ketelitian penimbangan sebaiknya 0,1 kg, skalanya
mudah dibaca dan cukup aman untuk menimbang badan anak
balita. Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian
dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan
anak balita adalah dacin (Supariasa IDN, 2001 : 39).
b)
UmurFaktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.
Kesalahan penentuan dapat menyebabkan interpretasi status
gizi yang salah. Cara menghitung umur yaitu dengan
menentukan tanggal, hari, bulan dan tahun pada waktu anak
ditimbang kemudian dikurangi tanggal, hari, bulan dan tahun
anak waktu lahir sehingga didapat umur anak. Bila kelebihanatau kekurangan hari sebanyak 16 hari sampai 30 hari
dibulatkan 1 bulan. Bila kelebihan atau kekurangan 1 hari
sampai 15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan.
(Supariasa IDN, 2001 : 38).
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
18/64
18
18
b. Penilaian status gizi secara tidak langsung.
1) Survey konsumsi makanan
Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis bahan makanan atau zat gizi yang dikonsumsi.
2) Statistik vital
Adalah menganalisis data beberapa statistik kesehatan.
3) Faktor ekologi
Adalah hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya.(Supariasa IDN, 2001 : 20)
4. Cara penilaian status gizi
a. Nilai indeks antropometri (BB/U, TB/U atau BB/TB) dibandingkan
dengan nilai rujukan WHO-NCHS.
b. Dengan menggunakan batas ambang ( cut-off point) untuk masing-
masing indeks, maka status gizi seseorang atau anak dapat ditentukan.c. Istilah gizi dibedakan untuk setiap indeks yang digunakan agar tidak
terjadi kerancuan interpretasi.
(Dinkes Jatim, 2005 : 1)
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita
a. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga
Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkatkeluarga, hal ini sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang
dikonsumsi oleh setiap anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan
hidup sehat (Depkes RI, 2004 : 19). Jika tidak cukup bisa
dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
19/64
19
19
(Depkes RI, 2002 : 13). Padahal makanan untuk anak harus
mengandung kualitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan
kesehatan yang baik (http://www.okezone.com).
b. Pola asuh keluarga
Yaitu pola pendidikan yang diberikan pada anak-anaknya. Setiap
anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih sayang yang akan
berdampak terhadap perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola
asuh terhadap anak berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi.
Perhatian cukup dan pola asuh yang tepat akan memberi pengaruh
yang besar dalam memperbaiki status gizi (Herwin B, 2004). Anak
yang mendapatkan perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional
misalnya selalu mendapat senyuman, mendapat respon ketika
berceloteh, mendapatkan ASI dan makanan yang seimbang maka
keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman
sebayanya yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya
(Depkes RI, 2002 : 12).
c. Kesehatan lingkungan
Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh ketidak
seimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit
infeksi. Masalah kesehatan lingkungan merupakan determinan penting
dalam bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti
penyediaan air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan
mengurangi resiko kejadian penyakit infeksi (Depkes RI, 2002 : 12).
Sebaliknya,lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih,
tidak ada saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset
yang baik dapat menyebabkan penyebaran penyakit. Infeksi dapat
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
20/64
20
20
menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga menyebabkan asupan
makanan menjadi rendah dan akhirnya menyebabkan kurang gizi
(FKM UI, 2007 : 276).
d. Pelayanan kesehatan dasar
Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut
berupa konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada
pertumbuhan anak. Pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti
penimbangan balita, pemberian suplemen kapsul vitamin A,
penanganan diare dengan oralit serta imunisasi (Depkes RI, 2002 : 12).
e. Budaya keluarga
Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada
beberapa kepercayaan seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu
oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut
justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu
(FKM UI, 2007 : 277). Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu
kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang bertentangan
dengan prinsip-prinsip ilmu gizi. Misalnya, terdapat budaya yang
memprioritaskan anggota keluarga tertentu untuk mengonsumsi
hidangan keluarga yang telah disiapkan yaitu umumnya kepala
keluarga. Apabila keadaan tersebut berlangsung lama dapat berakibat
timbulnya masalah gizi kurang terutama pada golongan rawan
gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui , bayi dan anak balita
(Suhardjo, 2008 : 9).
f. Sosial ekonomi
Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk di
sejumlah wilayah di tanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
21/64
21
21
akan pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang pada
umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta
faktor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bisa disebabkan
oleh terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya
tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial
ekonomi yaitu kemiskinan (http://www.kompas.com).
6. Dampak gizi tidak seimbang
a. Dampak gizi lebih
Obesitas (gizi lebih) jika tidak teratasi akan berlanjut sampai
remaja dan dewasa, hal ini akan berdampak tingginya kejadian
berbagai penyakit infeksi (Pudjiadi S, 2001 : 145). Pada orang dewasa
tampak dengan semakin meningkatnya penyakit degeneratif seperti
jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi dan penyakit hati
(Almatsiar S, 2001 : 308).
b. Dampak gizi kurang
Pertumbuhan fisik terhambat (anak akan mempunyai tinggi
badan lebih pendek), perkembangan mental dan kecerdasan terhambat,
daya tahan anak menurun sehingga anak mudah terserang penyakit
infeksi (Depkes RI, 2002 : 8).
c. Dampak gizi buruk
Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem organ
yang akan merusak sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
maupun pertahanan mekanik. Dampak selanjutnya dapat terjadi
gangguan pertumbuhan dan perkembangan mental serta penurunan
skor tes IQ (Pudjiadi S, 2001 : 134). Penurunan fungsi otak
berpengaruh terhadap kemampuan belajar, kemampuan anak bereaksi
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
22/64
22
22
terhadap rangsangan dari lingkungannya dan perubahan kepribadian
anak (Moehji, 2003 : 10).
7. Penanggulangan masalah gizi tidak seimbang
a. Masalah gizi lebih atau obesitas
Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan
dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan
latihan fisik atau olah raga serta menghindari tekanan hidup atau stres
(Almatsier S, 2005 : 308).
b. Masalah gizi kurangPenanggulangan masalah gizi kurang perlu dilakukan secara
terpadu antar departemen dan kelompok profesi melalui upaya-upaya
peningkatan pengadaan pangan, penganekaragaman produksi dan
konsumsi pangan, peningkatan status sosial ekonomi, pendidikan dan
kesehatan masyarakat serta peningkatan teknologi hasil pertanian dan
teknologi pangan (Almatsier S, 2001: 306).
c. Masalah gizi buruk
Penanggulangan masalah gizi buruk yang dilakukan antara lain :
upaya pemenuhan persediaan pangan nasional, Peningkatan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), peningkatan upaya pelayanan gizi
terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat posyandu hingga
puskemas dan rumah sakit. Intervensi langsung pada sasaran melalui
Pemberian Makanan Tambahan (PMT), distribusi kapsul vitamin A
dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta tablet iodium.
(Almatsier S, 2001 : 307).
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
23/64
23
23
E. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian
yang dilakukan (Notoatmodjo S, 2005 : 69).
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Hubungan Antara Sosial EkonomiKeluarga Dengan Status Gizi Balita Di DesaNgumpakdalem Kecamatan Dander KabupatenBojonegoro.
Penjelasan :Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah
ketersediaan pangan di tingkat keluarga, pola asuh keluarga, kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan dasar, budaya keluarga dan sosial ekonomi.
Faktor-faktor yang mempengaruhistatus gizi balita :1. Ketersediaan pangan ditingkat
keluarga.2. Pola asuh keluarga.3. Kesehatan lingkungan4. Pelayanan kesehatan dasar5. Budaya keluarga
6. Sosial ekonomi- Pendapatan keluarga- Pendidikan ibu- Pekerjaan ibu
Status gizi balita :- Gizi lebih- Gizi baik - Gizi kurang- Gizi buruk
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
24/64
24
24
Disini yang akan diteliti adalah faktor sosial ekonomi yang meliputi
pendapatan keluarga, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu.
F.
HipotesaHipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2003 : 57).
Hipotesa alternatif (H a /H 1) merupakan pernyataan operasional dari
hipotesa penelitian (Ghozali Imam, 2006 : 4).
Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (H 1) yaitu ada
hubungan antara sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita di Desa
Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
25/64
25
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah berdasarkan metode
keilmuan (Nursalam dan S Pariani, 2001 : 135).
Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan berdasarkan
desain penelitian, populasi, sampel, besarnya sampel, sampling, kriteria sampel,
variabel penelitian, definisi operasional, lokasi dan waktu penelitian, prosedur
pengumpulan data, instrumen, teknik pengolahan data dan tehnik analisa data,
etika penelitian dan jadwal kegiatan penelitian.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang
dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa
diterapkan (Nursalam, 2003 : 80).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan desain analitik korelasional
bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel.
(Nursalam, 2003 : 84).
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian cross sectional merupakan
jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data
variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali pada suatu saat
(Nursalam, 2003 : 85).
Desain dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita di Desa Ngumpakdalem
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
26/64
26
26
B. Populasi, Sampel, Besar Sampel Dan Sampling
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, S. 2005 : 70).
Pada penelitian ini populasinya adalah semua ibu yang mempunyai
balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro
tahun 2009 sebanyak 355 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto S, 2006 : 131). Adapun subjek penelitian yang akan digunakan
adalah ibu yang mempunyai balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro tahun 2009 sebanyak 85 orang.
3. Besar sampel
Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi oleh desain dan
ketersediaan subjek dan penelitian itu sendiri. Untuk memperoleh hasil
penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian. Maka
sampel yang diambil harus mewakili populasi yang ada.
(Nursalam, 2001 : 951).
Menurut Dr. Windhu Purnomo, M. S. Penentuan besar sampel
menggunakan rumus analitik korelatif adalah :
3
11
21
2
+
−+
+=
ρ ρ β α
In
Z Z n
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
27/64
27
27
Keterangan : Z ½ α = Adjusted SD untuk α inji 2 arah ( α =
0,05, Z = 1,96).
Zβ = Adjusted SD untuk β (β = 0,20, Z = 0,84).ρ = Koefisien korelasi antar variabel yang
diharapkan (0,3).
Berdasarkan data yang diperoleh maka didapatkan jumlah
sampel.
3
0,310,31
In21
0,841,96n
2
+
−++=
31,85714)(In
21
8,2n
2
+=
330951,08,2
n
2
+=
n = 81,84020 + 3
n = 85
Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 85 responden.
Agar sampel yang diambil proporsional maka digunakan rumus
menurut Praktiknya (2001 : 72) :
Σ balita yang ada di posyandunA : Σ Populasi
x Besar sampel
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
28/64
28
28
4. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh
dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2003 : 97). Pada
penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random
sampling yaitu bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara mengundi anggota populasi ( lottre
technique ) atau teknik undian (Notoatmodjo S, 2005 : 85). Nama ibu balita
tiap posyandu ditulis pada secarik kertas. Kemudian dimasukkan di kotak
tiap-tiap posyandu, setelah itu diaduk dan diambil secara acak sejumlah
ibu balita sesuai dengan rumus proporsional sampel, sehingga jumlah
keseluruhan sampel sebanyak 85 responden yang mewakili tiap-tiap
posyandu.
C. Kriteria sampel
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu
populasi target yang akan diteliti (Nursalam, 2003 : 96).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Ibu dan balitanya yang tinggal di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro tahun 2009.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
29/64
29
29
2. Ibu yang mempunyai balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
yang bisa membaca dan menulis.
3. Ibu yang mempunyai balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
yang bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed
consent .
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan
nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia) (Nursalam, 2003 : 101).
Pada penelitian ini ada 2 variabel, yaitu :
1. Variabel independen (bebas)Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. variabel ini
diamati dan diukur untuk diketahui hubungan atau pengaruhnya terhadap
variabel lain (Nursalam, 2003 : 102). Pada penelitian ini variabel
independennya adalah sosial ekonomi keluarga.
2. Variabel dependen (tergantung)Adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel
lain. Variabel ini muncul sebagai akibat dari variabel Independen
(Nursalam, 2003 : 102). Pada penelitian ini variabel dependennya adalah
status gizi balita.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
30/64
30
30
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2008 : 101).
TABEL 2
DEFINISI OPERASIONAL HUBUNGAN ANTARA SOSIALEKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI
DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN DANDERKABUPATEN BOJONEGORO
VariabelDefinisi
operasionalParameter Alat ukur Skala Kode
Variabelindependent :Sosial ekonomikeluarga
Suatu keadaanyang dimiliki olehsebuah keluargayang dapat dinilaidari pendapatankeluarga,pendidikan danpekerjaan ibu
1. Pendapatankeluarga yaitubesarnyapenghasilan yangdinilai denganuang yangdiperoleh keluargadalam 1 bulandengan kriteria :a. Pendapatan
rendah : dibawah Rp.625.000,
b. Pendapatansedang :Rp. 625.000sampaiRp. 1.105.000
c. Pendapatantinggi : diatasRp. 1.105.000
2. Pendidikan ibuyaitu jenjangpendidikan formalyang telahditempuh ibu :a. Tidak tamat
SD.b. SD/sederajat.c. SMP/sederajatd. SMA/sederajat
Kuesioner
Kuesioner
Ordinal
Ordinal
PendapatankeluargaKode :- Pendapatan
rendah : 0- Pendapatan
sedang : 1- Pendapatan
tinggi : 2
Pendidikan ibu :
- Tidak tamatSD : 0
- SD : 1- SMP : 2- SMA : 3- Perguruan
Tinggi : 4
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
31/64
31
31
VariabelDefinisi
operasionalParameter Alat ukur Skala Kode
e. Perguruantinggi.
3. Pekerjaan ibuyaitu kegiatanyang dilakukanuntuk mendapatkanpenghasilan :a. Bekerja (PNS/
ABRI/swasta,buruh/pegawaitidak tetap).
b. Tidak
bekerja/iburumah tangga
Kuesioner Nominal Bekerja : 0
Tidak bekerja : 1
Variabeldependent :Status gizibalita
Keadaaan gizibalita (0-60 bulan)yang didapatkandari perbandinganBB/U.
Tabel rujukan WHO-NCHS, dengan melihatZ-Score (standarBB/U)1. Gizi lebih :
> +2 SD.2. Gizi baik : ≥ -2 SD
sampai +2 SD
3. Gizi kurang< -2 SD sampai ≥ -3 SD.
4. Gizi buruk :< -3 SD.
Dacin, KMSanak/buku
KIA/registerkohort bayidan tabelrujukan
WHO-NCHS(standar
BB/U)
Ordinal Gizi buruk : 0Gizi kurang : 1Gizi baik : 2Gizi lebih : 3
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di Desa Ngumpakdalem Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan tanggal 6 Juli sampai 15 Juli 2009.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
32/64
32
32
G. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian(Nursalam, 2003 : 115).
Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut : setelah
peneliti mendapatkan rekomendasi dari institusi tertanggal 23 Juni 2009 dan
surat pengantar dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat (BAKESBANGPOL DAN LINMAS), kemudian peneliti meminta
ijin kepada Kepala Puskesmas Ngumpakdalem, Kepala Desa Ngumpakdalem
dan bidan Desa Ngumpakdalem untuk melakukan penelitian. Selanjutnya
peneliti bekerjasama dengan Bidan Desa Ngumpakdalem untuk mendapatkan
data jumlah balita yang ada di Desa Ngumpakdalem pada tahun 2009. Setelah
itu, peneliti memilih responden secara acak dari data populasi balita secara
proporsional perposyandu. Didapatkan jumlah balita hasil pemilihan sebanyak
85 balita. Kemudian peneliti bekerjasama dengan bidan dan kader kesehatan
untuk melakukan pengambilan data terhadap responden yang terpilih dengan
cara mengikuti posyandu pada tanggal 06 Juli sampai 15 Juli 2009 mulai
pukul 09.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB. Sebelumnya peneliti
menjelaskan tentang tujuan dan manfaat penelitian, untuk mendapatkan
persetujuan menjadi responden penelitian dengan menggunakan lembar
persetujuan ( informed consent ). Setelah itu peneliti memberikan lembar
kuesioner kepada responden dan menjelaskan cara pengisian. Kuesioner
dikumpulkan setelah responden menjawab semua pertanyaaan yang telah
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
33/64
33
33
dijawab sesuai dengan keadaannya dengan memberikan tanda check (√) pada
jawaban yang telah disediakan.
Setelah itu dilanjutkan dengan menimbang berat badan balita
menggunakan dacin dan melihat umur balita pada KMS anak. Setelah
berat badan dan umur diketahui kemudian dibandingkan dengan tabel baku
rujukan WHO-NCHS menurut BB/U (Berat Badan/Umur) dengan melihat
nilai Z-skore.
H. Alat Atau Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah :
1. Kuesioner
Dalam penelitian ini kuesioner berbentuk pertanyaan terbuka dan
tertutup. Pengambilan data umum menggunakan pertanyaan terbuka ( open
ended question ) yang terdiri dari 4 pertanyaan. Pengambilan data khusus
menggunakan pertanyaan tertutup ( closed ended question) yang terdiri dari
3 pertanyaan.
2. Dacin
Timbangan berat badan yang digunakan untuk mengetahui berat
badan balita yang ada di posyandu Desa Ngumpakdalem Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
34/64
34
34
3. KMS anak/buku KIA/Register Kohort bayi
KMS anak digunakan untuk mencatat dan memantau pertumbuhan
serta indikator perkembangan dari 85 balita. KMS anak/buku
KIA/Register Kohort bayi digunakan untuk mengetahui umur balita.
4. Baku rujukan WHO-NCHS
Digunakan untuk membandingkan berat badan balita menurut umur
sehingga dapat diketahui status gizi balita :
a. Gizi lebih, bila Z-score > + 2 SD.
b. Gizi baik, bila Z-score ≥ - 2 SD sampai + 2 SD.
c. Gizi kurang, bila Z-score < -2 SD sampai ≥ -3 SD.
d. Gizi buruk, bila Z-score < - 3 SD.
Keterangan :
SD : Standar deviasi.
I. Analisa Data
Data yang terkumpul dari kuesioner yang telah diisi kemudian diolah
dengan tahap berikut :
1. Editing /pemeriksaan data
Pada penelitian ini pemeriksaan data ( editing ) dilakukan dengan
mengumpulkan semua kuesioner yang telah diisi oleh responden, jika ada
pertanyaan dalam kuesioner belum diisi maka dikembalikan pada
responden untuk dilengkapi, kemudian dilakukan koreksi terhadap
kuesioner tersebut.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
35/64
35
35
2. Coding /pemberian kode
Untuk mempermudah pengolahan, variabel penelitian diberi kode,
dilakukan sebelum pengumpulan data dilaksanakan.
a. Pada variabel independen (bebas)
1) Pendapatan keluarga
Pendapatan rendah : 0
Pendapatan sedang : 1
Pendapatan tinggi : 2
2) Pendidikan ibu
Tidak tamat SD : 0
SD/sederajat : 1
SMP/sederajat : 2
SMA/sederajat : 3
Perguruan tinggi : 4
3) Pekerjaan ibu
Bekerja : 0
Tidak bekerja/ibu rumah tangga : 1
b. Pada variabel dependen (tergantung)
Gizi buruk: 0
Gizi kurang : 1
Gizi baik : 2
Gizi lebih : 3
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
36/64
36
36
3. Tabulating /penyusunan data
Setelah data dikumpulkan, kemudian dilakukan proses editing dan
coding . Selanjutnya, untuk menganalisa data dilakukan secara
komputerisasi dengan program SPSS for windows kemudian untuk
mengetahui hubungan antar variabel, dimana salah satu skalanya adalah
ordinal maka digunakan uji statistik spearman rho .
Untuk mengetahui hubungan antar variabel maka dilihat nilai
koefisien korelasi (r) dengan interpretasi tabel sebagai berikut :
TABEL 3
INTERPRETASI NILAI r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,80 sampai dengan 1,000
Antara 0,60 sampai dengan 0,799
Antara 0,40 sampai dengan 0,599
Antara 0,20 sampai dengan 0,399
Antara 0,00 sampai dengan 0,199
Tinggi
Cukup
Sedang
Rendah
Sangat rendah (tidak berkorelasi)
(Sugiyono, 2007 : 231)
J. Etika Penelitian
Secara umum pinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data
menurut Nursalam (2008 : 114) dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subyek.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
37/64
37
37
b. Bebas dari eksploitasi
Subyek harus diyakinkan bahwa partisipasinya tidak akan
dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan subyek dalam bentuk
apapun.
c. Resiko
Peneliti harus secara hati-hati mempertimbangkan resiko dan
keuntungan yang akan berakibat kepada subyek pada setiap tindakan.
2. Prinsip menghargai hak-hak subyek a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden
Subyek mempunyai hak memutuskan apakah bersedia menjadi
subyek ataupun tidak, tanpa adanya sanksi.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan.
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan kepada responden
secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada
subyek.
c. Informed consent
Subyek harus mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk
berpartisipasi atau menolak sebagai responden.
3. Prinsip keadilan
a. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil
Subyek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan
sesudah keikutsertaan dalam penelitian. Tanpa diskriminasi apabila
ternyata mereka tidak bersedia menjadi responden.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
38/64
38
38
b. Hak dijaga kerahasiaannya
Subyek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang
diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity (tanpa
nama) dan confidentialit y (rahasia).
K. Jadwal Kegiatan Penelitian
TABEL 4
TABEL GANT’S CHART
Nopember Desember Januari FebruariNo. Jenis KegiatanI II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan proposal
3 Ujian Proposal
4 Pengambilan Data / Penyusunan KTI
5 Penyusunan KTI
6 Ujian Sidang
7 Perbaikan
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
39/64
39
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil dan pembahasan penelitian
yang telah dilaksanakan pada 6-15 Juli 2009 di Desa Ngumpakdalem Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi serta keterangan singkat dibawahnya untuk mempermudah
pemahaman isi dari penelitian ini.
Pada penyajian data dimulai dari diskripsi daerah penelitian, dan hasilpenelitian yang disajikan dalam dua bentuk yaitu data umum dan data khusus.
Data umum yang disajikan tentang karakteristik responden yang terdiri dari umur
ibu, umur balita dan jenis kelamin balita. Sedangkan data khusus mengenai sosial
ekonomi keluarga responden (pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pekerjaan
ibu) dan status gizi balita serta hubungan antara sosial ekonomi keluarga dengan
status gizi balita.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum desa
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro dengan luas wilayah 1.131.767,35 m 2, yang
terdiri dari 5 dusun, 9 Rukun Warga dan 49 Rukun tetangga. Adapun
batas wilayah Desa Ngumpakdalem :
1) Sebelah utara : Desa Sumber Tlaseh
2) Sebelah selatan : Desa Sumodikaran, Desa Sumberagung,
Desa Mojoranu
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
40/64
40
40
3) Sebelah barat : Desa Leran
4) Sebelah timur : Desa Kapas, Desa Bangilan, Desa Sembung,
Desa Mojoranu.
b. Data demografi
Jumlah penduduk di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro adalah 9.668 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga (KK) sebanyak 2.680 KK. Sedangkan jumlah penduduk laki-
laki 4.746 jiwa dan penduduk perempuan 4.922 jiwa.
c. Sarana pendidikan1) Taman kanak-kanak : 2 unit
2) SD/MI : 7 unit
3) SMP : 2 unit
4) SMA : 1 unit
d. Fasilitas pelayanan kesehatan
1) Puskesmas : 1 unit
2) Polindes : 1 unit
3) Posyandu : 9 unit
e. Tenaga kesehatan
1) Bidan Desa : 1 orang
2) Kader kesehatan : 45 orang
f. Mata pencaharian
1) Petani : 6.364 orang
2) Buruh tani : 318 orang
3) Tukang : 48 orang
4) Dagang : 41 orang
5) Swasta : 238 orang
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
41/64
41
41
6) TNI / Polri : 6 orang
7) PNS : 273 orang
8) Karyawan swasta : 54 orang
9) Lain-lain : 73 orang
g. Tempat peribadatan
1) Masjid : 6 unit
2) Musholla : 48 unit
2. Data umum
Data umum dalam penelitian ini adalah karakteristik responden
meliputi umur ibu, umur balita dan jenis kelamin balita.
a. Karakteristik responden berdasarkan umur ibu
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 85 orang ibu yang
mempunyai balita dengan mean 28,95, median 29,00, modus 30. Umur
termuda 18 tahun, umur tertua 46 tahun (lampiran 13), dengan melihat
kecenderungan sentral persentil 50 dari hasil perhitungan SPSS maka
peneliti membagi umur menjadi 2 interval yaitu umur ibu ≤ 29 tahun
dan > 29 tahun. Distribusi responden berdasarkan umur ibu disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini :
TABEL 5
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN UMUR IBU DI
DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN DANDERKABUPATEN BOJONEGORO BULAN JULI 2009
No. Umur ibu f %1.2.
≤ 29 tahun> 29 tahun
4342
50,649,4
Jumlah 85 100Sumber : Data primer penelitian bulan Juli 2009
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
42/64
42
42
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari
sebagian responden berumur ≤ 29 tahun sebanyak 43 orang (50,6%).
b. Karakteristik responden berdasarkan umur balita
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 85 balita dengan
mean 24,09, median 22,00, modus 9 dan 18. Umur termuda 2 bulan
dan umur tertua 57 bulan (lampiran 14). Dengan melihat
kecenderungan sentral persentil 50 dari hasil perhitungan SPSS maka
peneliti membagi umur menjadi dua interval yaitu umur balita ≤ 22
bulan dan > 22 bulan. Distribusi responden berdasarkan umur balita
disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
TABEL 6
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN UMUR BALITADI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN DANDER
KABUPATEN BOJONEGORO BULAN JULI 2009
No. Umur balita f %1.2.
≤ 22 bulan> 22 bulan
4441
51,849,2
Jumlah 85 100Sumber : Data primer penelitian bulan Juli 2009
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari
sebagian responden berumur ≤ 22 bulan sebanyak 44 balita (51,8%).
c. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin balita
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 85 balita.
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin balita disajikan dalam
bentuk tabel 7 di halaman berikutnya :
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
43/64
43
43
TABEL 7
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMINBALITA DI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN DANDER
KABUPATEN BOJONEGORO BULAN JULI 2009
No. Jenis kelamin balita f %1.2.
Laki-lakiPerempuan
3946
45,954,1
Jumlah 85 100Sumber : Data primer penelitian bulan Juli 2009
Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa dari 85 balita,
lebih dari sebagian berjenis kelamin perempuan sebanyak 46 balita
(54,1%).
3. Data Khusus
Data khusus dalam penelitian ini adalah sosial ekonomi keluarga
(pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pekerjaan ibu) dan status gizi balita.
a. Pendapatan keluarga
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 85 keluarga
responden. Distribusi responden berdasarkan pendapatan keluarga
disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
TABEL 8
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN PENDAPATANKELUARGA DI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN
DANDER KABUPATEN BOJONEGORO
BULAN JULI 2009
No. Pendapatan keluarga f %1.2.3.
Pendapatan tinggiPendapatan sedangPendapatan rendah
92848
10,632,956,5
Jumlah 85 100Sumber : Data primer penelitian bulan Juli 2009
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
44/64
44
44
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian
keluarga responden berpendapatan rendah yaitu sebanyak 48 keluarga
(56,5%), sedangkan keluarga responden yang berpendapatan tinggi
sebanyak 9 responden (10,6%).
b. Pendidikan ibu
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 85 ibu. Distribusi
responden berdasarkan pendidikan ibu disajikan dalam bentuk tabel
berikut ini :
TABEL 9
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKANIBU DI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN DANDER
KABUPATEN BOJONEGORO BULAN JULI 2009
No. Pendidikan ibu f %1.2.3.
4.5.
Tidak tamat SDSD/sederajatSMP/sederajat
SMA/sederajatAkademi/Perguruan Tinggi
41838
196
4,721,244,7
22,47,1Jumlah 85 100
Sumber : Data primer penelitian bulan Juli 2009
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa responden
yang berpendidikan SMP/sederajat sebanyak 38 responden (44,7%),
sedangkan responden yang tidak tamat SD/sederajat sebanyak
4 responden (4,7%).
c. Pekerjaan ibu
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 85 ibu. Distribusi
responden berdasarkan pekerjaan ibu disajikan dalam bentuk tabel 10
di halaman berikutnya :
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
45/64
45
45
TABEL 10
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAANIBU DI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN DANDER
KABUPATEN BOJONEGORO BULAN JULI 2009
No. Pekerjaan ibu f %1.2.
BekerjaTidak bekerja
3055
35,364,7
Jumlah 85 100Sumber : Data primer penelitian bulan Juli 2009
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari
sebagian responden tidak bekerja sebanyak 55 orang (64,7%).
d. Status gizi balita
Status gizi pada balita yang didapat dari 85 responden. Distribusi
responden berdasarkan status gizi balita disajikan dalam bentuk tabel
berikut ini :
TABEL 11
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN STATUS GIZI
BALITA DI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATANDANDER KABUPATEN BOJONEGORO
BULAN JULI 2009
No. Status gizi balita f %1.2.3.4.
Gizi buruk Gizi kurangGizi baik Gizi lebih
329521
3,534,161,21,2
Jumlah 85 100Sumber : Data primer penelitian bulan Juli 2009
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian
balita mempunyai status gizi baik yaitu sebanyak 52 balita (61,2%),
sedangkan balita yang mempunyai status gizi buruk sebanyak 3 balita
(3,5%).
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
46/64
46
46
e. Tabulasi silang pendapatan keluarga dengan status gizi balita
Tabulasi silang antara pendapatan keluarga dengan status gizi
balita disajikan dalam tabel berikut ini :TABEL 12TABULASI SILANG PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUSGIZI BALITA DI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN DANDER
KABUPATEN BOJONEGORO BULAN JULI 2009
Status gizi balitaGizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebihNo
Pendapatankeluarga
f % f % f % f %f %
1.2.3.
RendahSedangTinggi
300
6,300
2810
58,33,60
17269
35,492,9100
010
03,60
48289
100100100
Jumlah 3 3,5 29 34,1 52 61,2 1 1,2 85 100Sumber : Data primer penelitian bulan Juli 2009
Berdasarkan tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa dari
48 responden yang mempunyai pendapatan keluarga rendah sebanyak
28 responden (58,3%) mempunyai balita dengan status gizi kurang.
Sedangkan dari 9 responden yang mempunyai pendapatan keluarga
tinggi sebanyak 9 responden (100%) mempunyai balita dengan status
gizi baik.
Dengan menggunakan analisa korelasi dari uji statistik
spearman rho dangan taraf signifikan 1%, ditemukan ρ = 0,000
(ρ < 0,01) (lampiran 16) jadi H 0 ditolak. Ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita di DesaNgumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro tahun
2009. Sedangkan nilai koefisien korelasi positif 0,616 menunjukkan
adanya keeratan hubungan yang sejajar dan searah dengan interpretasi
hasil hubungan cukup.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
47/64
47
47
f. Tabulasi silang pendidikan ibu dengan status gizi balita
TABEL 13
TABULASI SILANG PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZIBALITA DI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN DANDER
KABUPATEN BOJONEGORO BULAN JULI 2009
Status gizi balitaGizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebihNo Pendidikan ibu
f % f % f % f %f %
1.2.3.4.
5.
A. Tid
ak
tam
at
SD
SD/sederajatSMP/sederajatSMA/sederajatPerguruan Tinggi
0210
0
011,12,60
0
46
163
0
10033,342,115,8
0
0102116
5
056,655,384,2
83,3
0000
1
0000
16,7
4183819
6
100100100100
100
Jumlah 3 3,5 29 34,1 52 61,2 1 1,2 85 100
Sumber : Data primer penelitian bulan Juli 2009
Berdasarkan tabel 13 diatas dapat diketahui bahwa dari
4 responden yang tidak tamat SD semua balitanya (100%) mempunyai
status gizi kurang. Dari 38 responden yang berpendidikan SMP
sebanyak 16 responden (42,1%) mempunyai balita dengan status gizi
kurang dan sebanyak 1 responden (2,6%) mempunyai balita dengan
status gizi buruk. Sedangkan dari 6 responden yang tamat perguruan
tinggi terdapat 5 responden (83,3%) mempunyai balita dengan status
gizi baik.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
48/64
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
49/64
49
49
(ρ < 0,01) (lampiran 18) jadi H 0 ditolak. Ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita di Desa
Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro tahun
2009. Sedangkan nilai koefisien korelasi positif 0,345 menunjukkan
adanya keeratan hubungan yang sejajar dan searah dengan interpretasi
hasil hubungan rendah.
B. Pembahasan
Pada bagian ini peneliti akan membahas tentang sosial ekonomi keluarga
yang meliputi pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pekerjaan ibu serta
membahas status gizi balita dan hubungan sosial ekonomi keluarga
(pendapatan keluarga, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu) dengan status gizi
balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro
tahun 2009.
1. Sosial Ekonomi keluarga
a. Pendapatan keluarga
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 dapat dilihat bahwa
lebih dari sebagian responden mempunyai pendapatan keluarga yang
rendah yaitu sebanyak 48 orang (56,5%).
Menurut Emil Salim (Hartomo, 2004 : 314) bahwa kemiskinan
adalah merupakan suatu keadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok
seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. Salah satu
akibat dari kurangnya kesempatan kerja adalah rendahnya pendapatan
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
50/64
50
50
masyarakat. Kurangnya kesempatan kerja yang tersedia tidak lepas
dari struktur perekonomian Indonesia yang sebagian besar masih
tergantung pada sektor pertanian termasuk masyarakat pedesaan dan
sebagian besar hidup dari hasil pertaniaan (agraris) dan pekerjaan-
pekerjaan yang bukan agraris hanya bersifat sambilan sebagai pengisi
waktu luang (Ahmadi Abu, 1997 : 259).
Dari analisa data yang diperoleh di Desa Ngumpakdalem
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro bahwa lebih dari sebagian
responden mempunyai pendapatan keluarga rendah yaitu
< Rp.625.000,- per bulan. Hal ini disebabkan karena kurangnya
kesempatan kerja yang diperoleh masyarakat Desa Ngumpakdalem
karena keterbatasan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki, selain
itu sebagian besar masyarakat masih menggantungkan hidup pada
sektor pertanian sehingga mayoritas mata pencaharian penduduk
setempat adalah petani dan buruh tani dimana pendapatan yang
diperoleh tidak tetap dan relatif kurang sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-
lain. Hal tersebut menyebabkan rendahnya usaha dalam mempertinggi
pendapatan keluarga mereka.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
51/64
51
51
b. Pendidikan ibu
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa responden
yang berpendidikan SD/sederajat 18 (21,2%) dan yang berpendidikan
SMP/sederajat sebanyak 38 responden (44,7%).
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Menurut Y.B Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo
(1985) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi
untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan
(Nursalam dan S Pariani, 2001 : 33).
Dari analisa data yang diperoleh di Desa Ngumpakdalem bahwa
para ibu balita umumnya mempunyai tingkat pendidikan SD dan SMP
atau sederajat sehingga kemampuan menerima informasi masih
terbatas. Keterbatasan menerima informasi ini akan mempengaruhi
pengetahuan responden khususnya pengetahuan tentang kesehatan. Hal
ini dapat berpengaruh pada pemilihan makanan bagi keluarga termasuk
bagi balitanya.
c. Pekerjaan ibu
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 10 dapat dilihat bahwa
responden yang tidak bekerja sebanyak 55 orang (64,7%).
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
52/64
52
52
banyak tantangan. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga (Nursalam dan Siti P, 2001 : 133).
Keterbatasan ketrampilan yang dimiliki menyebabkan
keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja
(Ahmadi Abu, 1997 : 344). Pada umumnya wanita bekerja bukan
karena terutama mencintai pekerjaan mereka, tetapi untuk membantu
keuangan keluarga (Khairuddin, 2002 : 151).
Dari analisa data yang diperoleh di Desa Ngumpakdalem
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro bahwa para ibu balita pada
umumnya tidak bekerja. Sehingga ibu tidak bisa membantu ekonomi
dasar keluarga untuk memenuhi kebutuhan pokok khususnya
kebutuhan pangan.
2. Status gizi balita
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 11 dapat dilihat bahwa lebih
dari sebagian balita mempunyai status gizi baik yaitu sebanyak 52
responden (61,2%), sedangkan balita yang mempunyai status gizi kurang
sebanyak 29 responden (34,1%).
Berdasarkan register pencatatan operasional timbang Desa
Ngumpakdalem tahun 2008 dari 323 balita yang ditimbang didapatkan
balita dengan gizi buruk 12 (3,72%) dan balita dengan gizi kurang 68
(21,05%). Menurut Almatsier S (2001 : 301) terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi status gizi pada balita antara lain kurangnya persediaan
pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan. Adapun faktor lain yang
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
53/64
53
53
mempengaruhi adalah kondisi sosial ekonomi dan budaya keluarga seperti
pola asuh keluarga (Depkes RI, 2002 : 2).
Lebih dari sebagian balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro mempunyai status gizi baik. Namun
prevalensi balita yang mempunyai status gizi kurang di Desa
Ngumpakdalem masih melebihi prevalensi menurut register pencatatan
operasional timbang Desa Ngumpakdalem tahun 2008. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satu diantaranya adalah
keadaan sosial ekonomi.
3. Hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa dari 48 responden yang
mempunyai pendapatan keluarga rendah sebanyak 28 responden (58,3%)
balitanya mempunyai status gizi kurang. Sedangkan dari 9 responden yang
mempunyai pendapatan keluarga tinggi sebanyak 9 responden (100%)
balitanya mempunyai status gizi baik.
Dengan menggunakan analisa korelasi dari uji statistik spearman rho
dangan taraf signifikan 1%, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pendapatan keluarga dengan status gizi balita di Desa Ngumpakdalem
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro tahun 2009. Sedangkan nilai
koefisien korelasi positif 0,616 menunjukkan adanya keeratan hubungan
yang sejajar dan searah dengan interpretasi hasil hubungan cukup.
Menurut Berg (FKM UI, 2007 : 176) bahwa pendapatan merupakan
faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
54/64
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
55/64
55
55
perguruan tinggi sebanyak 5 responden (83,3%) balitanya mempunyai
status gizi baik.
Dengan menggunakan analisa korelasi dari uji statistik spearman rho
dangan taraf signifikan 1%, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pendidikan ibu dengan status gizi balita di Desa Ngumpakdalem
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro tahun 2009. Sedangkan nilai
koefisien korelasi positif 0,385 menunjukkan adanya keeratan hubungan
yang sejajar dan searah dengan interpretasi hasil hubungan rendah.
Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi
derajat kesehatan karena unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh pada
kualitas pengasuhan anak (Depkes RI, 2004 : 27). Banyaknya anak balita
yang kurang gizi dan gizi buruk disebabkan ketidaktahuan orang tua akan
pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang pada umumnya akibat
pendidikan orang tua yang rendah serta faktor kemiskinan
(http://www.kompas.com). Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan
(Kuncoroningrat, 1997).
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
56/64
56
56
Pernyataan di atas sesuai dengan hasil penelitian di Desa
Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro dimana lebih
dari sebagian balita yang mempunyai status gizi kurang didapatkan dari
ibu yang mempunyai pendidikan rendah. Hal ini disebabkan karena ibu
yang mempunyai pendidikan rendah cenderung memiliki pengetahuan
yang kurang terhadap pentingnya gizi seimbang bagi balita. Selain itu
kemampuan untuk menerima informasi baru termasuk informasi tentang
kesehatan menjadi terhambat dibandingkan ibu yang mempunyai tingkat
pendidikan tinggi. Namun, ibu yang mempunyai tingkat pendidikan
rendah belum tentu mempunyai balita dengan status gizi yang kurang atau
buruk. Karena pengetahuan tentang gizi tidak hanya dapat diperoleh dari
pendidikan formal akan tetapi bisa diperoleh melalui pengalaman, media
massa ataupun penyuluhan.
5.
Hubungan pekerjaan ibu dengan status gizi balita
Berdasarkan tabel 14 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 30
responden yang bekerja sebanyak 18 responden (60,1%) balitanya
mempunyai status gizi kurang. Sedangkan dari 55 responden yang tidak
bekerja sebanyak 42 responden (76,4%) balitanya berstatus gizi baik.
Dengan menggunakan analisa korelasi dari uji statistik spearman rho
dangan taraf signifikan 1%, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pekerjaan ibu dengan status gizi balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro tahun 2009. Sedangkan nilai koefisien
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
57/64
57
57
korelasi positif 0,345 menunjukkan adanya keeratan hubungan yang
sejajar dan searah dengan interpretasi hasil hubungan rendah.
Menurut Markum (Nursalam DAN Siti Pariani, 2001 : 133) bahwa
bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Batasan bagi
ibu yang bekerja adalah ibu-ibu yang melakukan aktivitas ekonomi
mencari penghasilan baik disektor formal maupun informal. Tentunya
aktivitas ibu yang bekerja akan berpengaruh terhadap waktu yang dimiliki
ibu untuk memberikan pelayanan atau kasih sayang terhadap anaknya.
Pernyataan di atas sesuai dengan penelitian di Desa Ngumpakdalem
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro bahwa sebagian besar balita
yang mempunyai status gizi kurang didapatkan dari ibu yang bekerja. Hal
ini disebabkan karena ibu yang bekerja tidak mempunyai cukup waktu
untuk memperhatikan kebutuhan anaknya termasuk kebutuhan tentang
gizi. Ibu yang bekerja cenderung akan menitipkan anaknya untuk diasuh
orang lain (nenek atau kerabat) sehingga anak kurang mendapatkan
perhatian dan kasih sayang seperti jika diasuh oleh ibunya sendiri. Dimana
ibu lebih mengetahui kebutuhan anaknya, selain itu ibu yang tidak bekerja
bisa memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih baik dibandingkan
jika anak diasuh oleh orang lain.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
58/64
58
58
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian secara
sistematis yang berkaitan dengan upaya menjawab tujuan penelitian serta
dikemukakan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro
tahun 2009.
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan maka dapat disimpulkan
dengan uji korelasi spearman rho bahwa ada hubungan sosial ekonomi
keluarga dengan status gizi balita. Adapun kesimpulan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.
Dari hasil identifikasi sosial ekonomi keluarga :
a. Lebih dari sebagian responden memiliki pendapatan keluarga yang
masih rendah yaitu sebanyak 48 responden (56,5%).
b. Lebih dari sebagian responden mempunyai tingkat pendidikan dasar
yaitu SD atau sederajat sebanyak 18 responden (21,2%) dan SMP atau
sederajat sebanyak 38 responden (44,7%).
c. Lebih dari sebagian responden tidak bekerja yaitu sebanyak 55
responden (64,7%).
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
59/64
59
59
2. Lebih dari sebagian balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro mempunyai status gizi baik yaitu sebanyak 52
balita (61,2%).
3. Daril hasil uji korelasi spearman rho dapat dinyatakan bahwa ada
hubungan antara sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita.
Hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita didapatkan
ρ = 0,000 dan nilai koefisien korelasi positif 0,616 menunjukkan
interpretasi hasil hubungan cukup. Hubungan antara pendidikan ibu
dengan status gizi balita didapatkan ρ = 0,000 dan nilai koefisien korelasi
positif 0,385 menunjukkan interpretasi hasil hubungan rendah. Dan
hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita didapatkan
ρ = 0,001 dan nilai koefisien korelasi positif 0,345 menunjukkan
interpretasi hasil hubungan rendah.
B. Saran-saran
1. Bagi responden
Diharapkan orang tua yang mempunyai balita agar memberikan
makanan yang bergizi bagi anaknya. Makanan yang bergizi tidak harus
diperoleh dari makanan yang mahal. Oleh karena itu untuk orang tua yang
mempunyai pendapatan keluarga rendah diharapkan dapat memanfaatkan
hasil pekarangan dan peternakan sehingga anaknya bisa mempunyai status
gizi yang baik. Selain itu orang tua harus rajin mencari informasi dengan
mengikuti penyuluhan-penyuluhan tentang masalah gizi balita.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
60/64
60
60
2. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan terutama bidan desa setempat diharapkan lebih
sering melakukan penyuluhan tentang gizi seimbang pada balita dan
memberikan contoh menu seimbang dari bahan makanan yang murah, tapi
mengandung gizi yang cukup serta dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal untuk
masyarakat. Selain itu tenaga kesehatan harus rajin melakukan
pemantauan gizi balita melalui posyandu setiap bulan sehingga dapat
mendeteksi secara dini bila terdapat masalah-masalah dalam pertumbuhan
dan perkembangan balita.
3. Bagi peneliti
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan harapan untuk
mengkaji atau melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi status gizi
balita.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
61/64
61
61
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Anonim. 2008. Pala Asuh Orang Tua Pengaruhi Status Gizi.http://m.okezone.com. diakses 23 Mei 2009
Anonim. 2009. Balita. http://id.wikipedia.org/wiki/balita/. diakses 5 Mei 2009 .
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta .Rineka Cipta
Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan RI. 2000. Pengelolaan Program Perbaikan GiziKabupaten/Kota. Jakarta : Depkes RI.
Departemen . 2002. Program Gizi Makro. Jakarta : Depkes RI
Departemen .. 2004. Analisis Situasi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :Depkes RI
Departemen gizi dan kesehatan masyarakat FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2005. Pedoman Pemantauan Status Gizi Balita.Surabaya : Dinkes Jatim
Effendi, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Jakarta :EGC
Hidayat, Aziz A. 2007. metode penelitian kebidanan dan tehnik analisis data.
Jakarta : Salemba Medika
Mubarak, Iqbal Wahit. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : CV. SagungSeto
Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas SinarSinanti
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
62/64
62
62
Notoatmodj . 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Notoatmodj . 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak (Untuk Perawatan Dan Bidan). Jakarta : Salemba Medika
Nursalami . 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmunKeperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam dan Pariani, S. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta PT. Sagung Seto
Paath, EF. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta :EGC
Pius dan Dahlan. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Arkola
Pratiknya, ahmad W. 2001. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Pudjiadi, S, 2001. Imu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta : Balai Penerbit FakultasKedokteran Indonesia
Purnomo, Windu. 2007. Pengantar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya.FKM Unair.
Suhardjo. 2008. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Supariasa, IDN. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
Wijono, Djoko. 2006. Indikator Statistik Vital Kependudukan Dan Kesehatan.Surabaya : CV. Duta Prima Airlangga
Yuliana. 2003. Kaitan Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan Dan StatusGizi. http://www.tomoutu.net.. Diakses Mei 2009
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
63/64
63
63
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN
STATUS GIZI BALITA DI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN
DANDER KABUPATEN BOJONEGORO
No. Responden :
Tanggal diisi : ……………………………………
A. DATA UMUMPetunjuk pengisian :
1. Isilah biodata di bawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
2. Apabila kurang jelas tanya pada peneliti.
Biodata Responden :
1. Nama ibu (inisial) : ………………………………………….
2. Umur ibu : ………………………………………….
3. Nama balita (inisial) : ………………………………………….
4. Tanggal lahir anak : ………………………………………….
5. Jenis kelamin anak (L/P) : ………………………………………….
B. DATA KHUSUS
Petunjuk pengisian :
1. Pilihlah jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda centang ( √) pada
pilihan jawaban di bawah ini sesuai keadaan yang sebenarnya.
2. Baca kembali setelah anda menjawab semua, agar tidak ada pertanyaan
yang terlewatkan.
-
8/19/2019 29551686 KTI AAT Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita
64/64
64
Kuesioner variabel independent :
1. Berapa pendapatan keluarga anda tiap bulan ?
> Rp. 1.105.000 per bulanRp. 625.000 – Rp. 1.105.000 per bulan
< Rp. 625.000 per bulan
2. Apa pendidikan terakhir ibu ?
SD tidak tamat
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Akademi/Perguruan Tinggi
3. Apakah pekerjaan ibu ?
PNS/ABRI
Swasta
Buruh/pegawai tidak tetap
Tidak bekerja
Kode