2011-2-01114-mc bab1001
DESCRIPTION
bab 1TRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz
pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian
dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal
morse berupa titik dan garis- dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang
dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901 dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik. Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald
Fessenden dengan bantuan perusahaan General Elektric Corporation Amerika berhasil
menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia
dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula
diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.
Sedangkan sejarah penyiaran di Indonesia dimulai pada tahun 1925, pada masa pemerintahan
Hindia Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan
menggunakan stasiun radio di Malabar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan
berdirinya Batavia Radio Vereniging dan Nirom.Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah
membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging
Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya
organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
-
2
Dari penjelasan sejarah penyiaran di atas menunjukkan bahwa radio merupakan media
penyiaran pertama yang digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan pesan. Peran radio
dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan
melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami
kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi
yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.
Saat ini seiring dengan berkembangnya zaman radio tidak hanya digunakan sebagai media
penyiaran untuk menyampaikan pesan oleh pemerintah kepada masyarakatnya saja seperti pada
saat pertama kali dibentuk tetapi juga sebagai media penyampaian berbagai macam informasi
seperti gaya hidup, musik, kesehatan, kuliner dan berbagai informasi lainnya dan juga sebagai
media promosi suatu perusahaan atau institusi dan sebagai media bagi hiburan masyarakat.
Pada saat ini media penyiaran televisi cenderung lebih banyak diminati oleh masyarakat
karena televisi tidak hanya menampilkan suara saja tetapi juga gabungan dari gambar dan suara
sehingga tampilannya lebih menarik dan juga dalam membuat program-programnya televisi
selalu berusaha membuat program yang menarik bagi masyarakat sehingga penonton televisi
berskala nasional. Namun bukan berarti radio menjadi mati karena kehadiran televisi karena ada
hal-hal yang membuat radio tetap hidup walaupun televisi ada.
Program radio tetap akan ada dan tidak akan mati selama masyarakat masih membutuhkan
informasi karena kebutuhan kebutuhan masyarakat akan informasi akan selalu ada sehingga
radio sebagai media penyiaran yang menyajikan berbagai macam informasi akan selalu
mempunyai pendengarnya sendiri tergantung dari penyesuaian antara informasi yang disajikan
oleh radio. Selain itu radio juga mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki televisi.
-
3
Beberapa kelebihan radio yang tidak dimiliki oleh televisi diantaranya adalah radio dapat
memainkan imajinasi pendengarnya karena radio hanya menggunakan suara sebagai media
penyampaian pesannya sehingga pendengarnya akan mempersepsikan apa yang disampaikan
oleh penyiar di dalam pikirannya masing-masing yang tentunya persepsi tiap pendengar akan
berbeda-beda. Radio juga bersifat fleksibel dalam arti dapat didengarkan dimana saja. Seiring
kemajuan tekhnologi, mobil dan handphone pun sudah memiliki radio tuner sehingga kita dapat
mendengarkan radio pada saat berkendara di dalam mobil atau dimanapun. Selain itu radio juga
dapat didengarkan sambil menjalankan suatu aktifitas seperti mendengarkan radio sambil makan,
berkendara, menyetrika atau hal lainnya. Selain itu siaran radio bersifat personal dalam arti gaya
bicara penyiar pada saat siaran seakan-akan seperti berbicara langsung kepada pendengarnya
sehingga pendengar pun merasa akrab kepada penyiar.
Salah satu bentuk radio yang bersifat personal terlihat dalam program Rocka Rolla di Radio
PRO 2 RRI Bogor. Program ini adalah sebuah program musik yang disegmentasikan untuk
penggemar musik rock yang kontennya terdiri dari info-info seputar dunia musik rock, terkadang
juga ada wawancara dengan musisi rock sampai memutar lagu-lagu rock dari lagu-lagu lama
sampai lagu-lagu baru dari musisi musisi rock yang baru terbit saat ini. Program ini berdurasi
180 menit dan disiarkan pada hari senin pukul 21.00 hingga pukul 24.00 WIB.
Program ini menarik karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya menyajikan informasi
yang lengkap, hangat dan akurat seputar dunia musik rock yang akan memuaskan penggemar
musik rock dan program ini juga bisa menjadi media bagi musisi-musisi rock yang belum tenar
atau belum mempunyai label rekaman untuk mempromosikan karyanya atau diwawancarai di
program ini jadi tidak hanya menyajikan musik atau mewawancari musisi yang sudah terkenal
-
4
saja. Dan yang unik dari program ini adalah terkadang komunitas rock di Bogor diundang
langsung ke studio untuk mendengarkan siaran langsung di studio sehingga membuat suasana
siaran lebih ramai dan seru dan juga membuat sesama penggemar musik rock menjadi lebih
akrab dan bisa saling berbagi dan melalui pertemuan ini juga para penggemar rock dapat
memperluas pergaulannya.
Produksi program radio sangat sederhana, pada saat pra produksi penyiar hanya perlu
menyiapkan materi untuk konten program dengan mencari informasi dari media cetak seperti
majalah atau Koran dan media internet sesuai dengan topik yang akan dibahas dan jika
mengundang narasumber untuk wawancara maka narasumber akan di-briefing dan diberitahu
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan agar narasumber sudah menyiapkan jawabannya dari
awal. lalu persiapan peralatannya hanya mengaktifkan dan mengatur mixer untuk digunakan saat
siaran. Saat produksi berlangsung seorang penyiar sudah cukup untuk menjalankan sebuah
program radio Penyiar sendiri yang mengoperasikan mixer sambil siaran karena mengoperasikan
mixer mudah dan alat yang diperlukan hanyalah mixer yang tersambung ke pemancarnya lalu
komputer untuk memutar lagu. Untuk proses pra produksi jika program tersebut live maka tidak
ada tahap pra produksinya, jika program tersebut taping maka yang dilakukan pada tahap pra
produksi adalah mengedit suara penyiar dan lagu agar seimbang dan menghilangkan bagian yang
tidak diperlukan jika memang ada.
Dalam konteks sosial, program ini dibuat untuk memuaskan para pecinta musik rock
mengingat media penyiaran dalam skala nasional cenderung menyiarkan musisi-musisi yang
musiknya sedang menjadi mainstream (arus utama) saja yang saat ini arus utama musik di
Indonesia adalah para boyband dan girlband yang sering mendominasi program-program musik
-
5
di televisi-televisi nasional bahkan radio-radio anak muda yang segmen musiknya luas pun juga
cenderung memutar lagu-lagu yang berjenis musik yang sedang menjadi tren saat ini padahal
masih ada kelompok masyarakat yang menggemari jenis musik selain yang sedang menjadi tren
seperti jazz dan juga musik rock dan jumlahnya cukup banyak meskipun tidak sebanyak
penggemar musik mainstream yang penggemarnya berskala nasional sehingga perlu ada program
yang menyajikan musik selain jenis musik yang sedang mainstream seperti program Rocka
Rolla yang menyajikan musik rock.
Alasan peneliti memilih program ini untuk diteliti adalah karena peneliti ingin mengetahui
apakah sebagai program yang memiliki segmentasi khusus musik rock program ini sudah
mencukupi kebutuhan penggemar musik rock akan informasi dari dunia rock internasional atau
dalam negeri dan dari musik yang disajikan juga apakah sudah memenuhi harapan
pendengarnya? Dan hal-hal lainnya yang dapat menghasilkan suatu kesimpulan tentang kepuasan
pendengar program ini sehingga dapat kita simpulkan apakah program ini sudah mencapai target
yang diinginkan sehingga layak untuk dipertahankan? Atau jika belum apa yang harus dilakukan
atau diperbaiki agar program ini menjadi lebih baik sehingga menarik minat pendengar dan
sesuai dengan harapan pendengar?. Itulah yang menjadi dasar untuk melakukan penelitian
terhadap program ini. Dan juga karena program ini adalah program dengan segmentasi khusus
yaitu untuk penggemar musik rock sehingga cocok untuk kelompok masyarakat yang sulit
mencari program musik yang bukan merupakan arus utama khususnya musik rock di media
berskala nasional seperti televisi atau radio dengan segmentasi musik top chart sehingga program
ini layak untuk dijadikan bahan penelitian.
-
6
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh program Rocka Rolla terhadap tingkat kepuasan pendengarnya.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini memiliki tujuan agar pembahasan dibatasi pada pokok
permasalahannya saja. Ruang lingkup akan menentukan konsep utama dari masalah yang
dibahas sehingga berbagai masalah dalam penelitian ini dapat dipahami dengan mudah dan baik.
Ruang lingkup penelitian adalah faktor penting untuk mendekatkan pada pokok permasalahan
yang akan dibahas agar tidak terjadi ketidakjelasan atau kerancuan saat menginterpretasikan
hasil penelitian.
Maksud dan tujuan dari ruang lingkup penelitian adalah sebagai kejelasan tentang batasan-
batasan objek penelitian yang mencakup lingkup wilayah (spatial scope), ruang lingkup
pembahasan, ruang lingkup masyarakat dan ruang lingkup program.
Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup wilayah (spatial scope) adalah kota Bogor.
Kota Bogor adalah kota yang berlokasi di propinsi Jawa Barat di sebelah selatan ibukota Jakarta
yang berbatasan langsung dengan Depok, Bekasi, Cianjur dan Sukabumi. Pemilihan kota Bogor
sebagai objek penelitian karena program radio yang akan diteliti merupakan program dari Radio
PRO 2 RRI stasiun bogor sehingga jangkauan frekuensinya yang paling jelas dapat di-tuning di
wilayah kota Bogor sehingga mayoritas pendengar program ini adalah warga kota dan kabupaten
Bogor.
-
7
Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi dan
harapan pendengar terhadap program radio yang diteliti lalu menelaah variabel dari program
radio tersebut lalu menganalisis kesesuaian antara program dengan harapan mayoritas pendengar
sehingga dapat disimpulkan tingkat kepuasan pendengar terhadap program yang diteliti.
Ruang lingkup masyarakatnya adalah pendengar program ini dengan karakteristik
berdomisili di kota bogor, umur 15 sampai 45 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan,
pendidikan minimal SMA dan penggemar musik rock.
Ruang lingkup programnya adalah program radio dengan judul program Rocka Rolla yaitu
sebuah program musik dengan konten informasi seputar dunia musik rock dan lagu-lagu rock
klasik dan modern dengan perbandingan musik berbanding informasi adalah 2:1 yang disiarkan
di radio PRO 2 RRI stasiun Bogor yang disiarkan setiap hari senin jam 9 sampai 12 malam
dengan Redi sebagai penyiarnya.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengkaji program Rocka Rolla di radio PRO 2
RRI stasiun Bogor yang memiliki segementasi pendengar secara khusus yaitu penggemar rock
dan memperoleh data empiris mengenai variabel yang berhubungan dengan persepsi dan harapan
pendengar terhadap program tersebut. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
1. mengetahui kesesuaian antara konten, durasi dan penyajian program
dengan harapan pendengar setelah pendengar mendengarkan siaran
program ini.
-
8
2. Mengetahui keefektifan program dalam arti bisa memberikan sesuatu
yang berguna bagi pendengarnya seperti apakah pendengarnya merasa
terhibur atau merasa mendapatkan informasi yang bermanfaat dan apakah
tanggapan pendengar positif tentang program ini.
3. Mengetahui perasaan dan persepsi pendengar setelah mendengar siaran
program ini
Manfaat penelitian ini sendiri terdiri dari manfaat akademis, manfaat praktis dan
manfaat sosial. Ketiga manfaat tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Manfaat akademis penelitian ini bagi peneliti dapat menambah
pengetahuan dalam ilmu penyiaran khususnya penyiaran radio dan
mendapatkan gambaran nyata tentang bidang penyiaran khususnya
penyiaran radio.
2. Manfaat praktis penelitian ini adalah dapat member masukan bagi tim
produksi program Rocka Rolla di Radio PRO 2 RRI stasiun Bogor
untuk meningkatkan kinerjanya seperti dalam penentuan konten program
yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan pendengar sehingga program
ini dapat menjadi program unggulan diantara berbagai program radio di
Bogor.
3. Manfaat sosial penelitian ini adalah bagi masyarakat penelitian ini dapat
memberi refrensi tentang bagaimana memberikan penilaian terhadap
sebuah program radio berdasarkan kontennya atau pengemasannya
-
9
sehingga masyarakat bisa menentukan mana program radio yang
bermanfaat bagi mereka dan sesuai dengan kebutuhannya.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metodologi
penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif Adalah metode yang lebih menekankan
pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan
pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah,
variabel dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan di ukur dengan memberikan
simbolsimbol angka yang berbedabeda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan
dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol simbol angka tersebut, teknik
perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan
suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter.
Tujuan utama dari metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi
menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi
dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu
populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau
metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu
sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas
lingkupnya yang juga sering disebut sample dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang
diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut
-
10
data. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas
dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan
eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
Alasan digunakannya metode penelitian kuantitatif pada penelitian ini adalah
karena dengan digunakannya metode penelitian kuantitatif peneliti dapat menggeneralisir
data-data yang diperoleh dari responden untuk menyimpulkan tingkat kepuasan pendengar
terhadap program radio yang diteliti, jadi setelah data diolah secara kuantitatif maka akan
diperoleh suatu kesimpulan tentang masalah yang diteliti.
Data pada penelitian ini dapat diperoleh dari kuesioner-kuesioner yang dibagikan
kepada responden yaitu pendengar program Rocka Rolla karena yang akan diteliti adalah
tingkat kepuasan pendengar terhadap program Rocka Rolla sehingga peneliti perlu
mengetahui persepsi dan kesesuaian antara harapan pendengar dengan program Rocka
Rolla ini dengan memberi angket atau kuesioner berisi pertanyaan tertutup seputar
program ini. Dari jumlah sms pendengar yang masuk akan dipilih beberapa responden
sebagai sampel dengan menggunakan tekhnik statistika.
Cara mengolah data secara kuantitatif adalah dengan melakukan persiapan,
tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.
-
11
Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data.
Mengecek macam isian data. Jika di dalam instrumen termuat sebuah atau beberapa item
yang diisi tidak tahu atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian
yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item tersebut perlu didrop.
Contoh : Sebagian dari penelitian kita dimaksudkan untuk melihat hubungan antara bagus
atau tidaknya konten program sesuai dengan persepsi pendengar. Setelah angket kembali
dan isiannya kita cek, beberapa responden mengisi tidak tahu, sebagian jawabannya
meragukan dan sebagian lagi dikosongkan. Dalam keadaan ini maka maksud mencari
hubungan bagus atau tidaknya konten program menurut persepsi pendengar lebih baik
diurungkan saja, dalam arti itemnya didrop dan dihilangkan dari analisis.
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau menyortir data sedemikian
rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud
merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.
Tabulasi
Yang termasuk ke dalam kegiatan tabulasi antara lain :
a. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya tes,
angket berbentuk pilihan ganda, rating scale, dan sebagainya.
b. Memberikan kode-kode terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misal
i. Jenis kelamin
Laki-laki diberi kode 1.
Perempuan diberi kode 0.
-
12
ii. Tingkat pendidikan
SD diberi kode 1.
SMP diberi kode 2.
SMA diberi kode 3.
Perguruan tinggi diberi kode 4.
c. Mengubah jenis data, disesuaikan dan dimodifikasi dengan teknik analisis yang akan
digunakan. Misalnya :
o Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat tingkatan.
o Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit
1.5.2 Tekhnik Pengumpulan Data
Hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian adalah kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian
berkenaan dengan validitas dan realibilitas instrument dan kualitas pengumpulan data
berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan
berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah,
pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden,
diskusi dan lainnya. Bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data pada pengumpul data, dan sumber data sekunder
-
13
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari tekhnik pengumpulan
data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (
angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya tetapi dalam penelitian ini
tekhnik yang akan digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup.
Kuesioner atau angket merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu apa variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar
dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan
tertutup atau terbuka. Dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos, internet ata mengajukan pertanyaan langsung kepada responden melalui
telefon.
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket
sebagai tekhnik pengumpilan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan
fisik.
Berikut ini adalah beberapa prinsip penulisan angket:
a. Isi dan tujuan Pertanyaan
-
14
yang dimaksud disini adalah apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk
pengukuran ata bukan?, kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan
harus teliti, setiap pertanyaan harus dalam bentuk skala pengukuran.
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan
dengan kemampuan berbahasa responden. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket harus
memperhatikan jenjang pendidikan responden dan keadaan sosial budaya responden.
c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka dan tertutup dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat positif atau negatif.
Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk
menuliskan jawabannya beberntuk uraian tentang suatu hal. Sebaliknya pertanyaan tertutup
adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden
untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.
Setiap angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan
ratio adalah bentuk pertanyaan tertutup.
Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat,
dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket
yang telah terkumpul. Pertanyaan dalam angket perlu dibuat positif dan neghatif agar
responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius dan tidak mekanistis.
-
15
d. Pertanyaan tidak mendua
setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua sehingga menyulitkan responden
untuk memberikan jawaban. Contoh: bagaimana pendapat anda tentang kualitas dab harga
barang tersebut? Ini adalah pertanyaan yang mendua, karena menanyakan tentang dua hal
sekaligus, yaitu kualitas dan harga. Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan dua yaitu:
bagaimana kualitas barang tersebut? Bagaimanakah harga barang tersebut?
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
Setiap pertanyaan dalam instrument angket, sebaiknya tidak menanyakan hal-hal
yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang untuk menjawabnya
diperlukan berfikir berat. Contoh: bagaimana kondisi penyiaran di Indonesia 20 tahun
yang lalu? Jika umur responden baru 30 tahun maka akan sulit memberikan jawaban.
f. Pertanyaan tidak menggiring
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak menggiring ke jawaban yang baik saja
atau ke yang jelek saja. Misalnya : bagaimana prestasi kerja anda selama setahun
terakhir? Jawabannya akan cenderung baik.
g. Panjang Pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat
jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan
instrument yang banyak, maka instrument tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan,
-
16
model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan secara
empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 sampai 30 pertanyaan.
h. Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum ke hal yang psesifik,
atau dari yang mudah ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena
secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab. Kalau pada
awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau yang spesifik, maka responden akan
patah semangat untuk mengisi angket yang telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang
diacak perlu dibuat bila tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan
sudah tinggi.
1.5.3 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya1.
1. Prof. DR. Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2008), halaman 115
-
17
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau
objek itu.
Pada skripsi ini Populasi yang merupakan objek yang akan diteliti adalah seluruh
pendengar program Rocka Rolla radio PRO 2 RRI stasiun bogor. Karena untuk
mengetahui tingkat kepuasan pendengar program ini maka peneliti harus memperoleh
dan menganalisis data yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh pendengar yang
menjadi responden.
Berdasarkan penjelasan tentang populasi di atas, program Rocka Rolla Sendiri
juga merupakan populasi karena program ini adalah objek yang diteliti karena
mempunyai karakteristik yang akan dipelajari oleh peneliti seperti konten program,
durasi siaran atau cara penyampaian penyiar. Karakteristik tersebutlah yang
mempengaruhi tingkat kepuasan pendengar.
1.5.4 Sampel dan Tekhnik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi , misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
-
18
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili).
Sampel dari penelitian ini adalah sebagian pendengar yang diambil dari jumlah
keseluruhan pendengar yang merupakan populasi dari penelitian ini untuk menjadi objek
penelitian dan karakteristik dari program seperti konten program, durasi dan cara
penyampaian penyiar juga merupakan sampel karena karakteristik tersebut merupakan
bagian dari program.
Tekhnik sampling adalah tekhnik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai tekhnik sampling yang
digunakan. Tekhnik sampling sendiri dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan
non probability sampling. Tekhnik probability sampling terdiri dari simple random
sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random
sampling dan area (cluster) sampling, sedangkan tekhnik non probability sampling
terdiri dari sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling,
sampling jenuh dan snowball sampling.
-
19
Gambar 1.1 Macam-macam Tekhnik Sampling
Tehnik sampling
Probability sampling
1. Simple Random Sampling
2. Proportionate Stratified Random Sampling
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
4. Area (cluster) Sampling
Non Probability Sampling
1. Sampling Sistematis 2. Sampling Kuota 3. Sampling Insidental 4. Purposive Sampling 5. Sampling Jenuh 6. Snowball Sampling
-
20
Tekhnik sampling yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah bagian dari
tekhnik non probability sampling yaitu purposive Sampling. Non Probability sampling
adalah tekhnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Purposive sampling
adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota
populsi dianggap homogen. Tekhnik ini digunakan dalam skripsi ini karena karakteristik
pendengar program rocka rolla cenderung seragam yaitu penggemar musik rock dan tidak
ada strata yang membedakan populasi pendengar program ini secara signifikan.
Gambar 1.2 Tekhnik Purposive Sampling
Populasi homogen/ relative homogen
Sampel yang representatif
Diambil secara random
-
21
1.6 Tekhnik Pengolahan Data
1.6.1 Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Validitas adalah tingkat keandalah dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk
mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di
ukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan
instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada
kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Teknik untuk
mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut dengan menghitung korelasi antar
data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus korelasi product
moment, sebagai berikut :
Item Instrumen dianggap Valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan
membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid.
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama
akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen
-
22
mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur
reliabilitas diantaranya adalah rumus Spearman Brown
Ket :
R 11 adalah nilai reliabilitas
R b adalah nilai koefisien korelasi
Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8 (baik).
Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument
yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun
tidak akan valid dan reliable. Sugiyono (2007: 137) menjelaskan perbedaan antara
penelitian yang valid dan reliable dengan instrument yang valid dan reliable sebagai
berikut :
Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Artinya, jika objek
berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul berwarna putih maka hasil penelitian
tidak valid. Sedangkan penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok
tetap berwarna merah.