2011-2-01114-mc bab1001

22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse –berupa titik dan garis- dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General Elektric Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah. Sedangkan sejarah penyiaran di Indonesia dimulai pada tahun 1925, pada masa pemerintahan Hindia Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun radio di Malabar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan Nirom.Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Upload: samwiel-nugraha

Post on 01-Sep-2015

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz

    pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian

    dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal

    morse berupa titik dan garis- dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang

    dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901 dengan

    menggunakan gelombang elektromagnetik. Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald

    Fessenden dengan bantuan perusahaan General Elektric Corporation Amerika berhasil

    menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia

    dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula

    diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.

    Sedangkan sejarah penyiaran di Indonesia dimulai pada tahun 1925, pada masa pemerintahan

    Hindia Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan

    menggunakan stasiun radio di Malabar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan

    berdirinya Batavia Radio Vereniging dan Nirom.Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah

    membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging

    Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya

    organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda.

  • 2

    Dari penjelasan sejarah penyiaran di atas menunjukkan bahwa radio merupakan media

    penyiaran pertama yang digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan pesan. Peran radio

    dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan

    melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami

    kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi

    yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.

    Saat ini seiring dengan berkembangnya zaman radio tidak hanya digunakan sebagai media

    penyiaran untuk menyampaikan pesan oleh pemerintah kepada masyarakatnya saja seperti pada

    saat pertama kali dibentuk tetapi juga sebagai media penyampaian berbagai macam informasi

    seperti gaya hidup, musik, kesehatan, kuliner dan berbagai informasi lainnya dan juga sebagai

    media promosi suatu perusahaan atau institusi dan sebagai media bagi hiburan masyarakat.

    Pada saat ini media penyiaran televisi cenderung lebih banyak diminati oleh masyarakat

    karena televisi tidak hanya menampilkan suara saja tetapi juga gabungan dari gambar dan suara

    sehingga tampilannya lebih menarik dan juga dalam membuat program-programnya televisi

    selalu berusaha membuat program yang menarik bagi masyarakat sehingga penonton televisi

    berskala nasional. Namun bukan berarti radio menjadi mati karena kehadiran televisi karena ada

    hal-hal yang membuat radio tetap hidup walaupun televisi ada.

    Program radio tetap akan ada dan tidak akan mati selama masyarakat masih membutuhkan

    informasi karena kebutuhan kebutuhan masyarakat akan informasi akan selalu ada sehingga

    radio sebagai media penyiaran yang menyajikan berbagai macam informasi akan selalu

    mempunyai pendengarnya sendiri tergantung dari penyesuaian antara informasi yang disajikan

    oleh radio. Selain itu radio juga mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki televisi.

  • 3

    Beberapa kelebihan radio yang tidak dimiliki oleh televisi diantaranya adalah radio dapat

    memainkan imajinasi pendengarnya karena radio hanya menggunakan suara sebagai media

    penyampaian pesannya sehingga pendengarnya akan mempersepsikan apa yang disampaikan

    oleh penyiar di dalam pikirannya masing-masing yang tentunya persepsi tiap pendengar akan

    berbeda-beda. Radio juga bersifat fleksibel dalam arti dapat didengarkan dimana saja. Seiring

    kemajuan tekhnologi, mobil dan handphone pun sudah memiliki radio tuner sehingga kita dapat

    mendengarkan radio pada saat berkendara di dalam mobil atau dimanapun. Selain itu radio juga

    dapat didengarkan sambil menjalankan suatu aktifitas seperti mendengarkan radio sambil makan,

    berkendara, menyetrika atau hal lainnya. Selain itu siaran radio bersifat personal dalam arti gaya

    bicara penyiar pada saat siaran seakan-akan seperti berbicara langsung kepada pendengarnya

    sehingga pendengar pun merasa akrab kepada penyiar.

    Salah satu bentuk radio yang bersifat personal terlihat dalam program Rocka Rolla di Radio

    PRO 2 RRI Bogor. Program ini adalah sebuah program musik yang disegmentasikan untuk

    penggemar musik rock yang kontennya terdiri dari info-info seputar dunia musik rock, terkadang

    juga ada wawancara dengan musisi rock sampai memutar lagu-lagu rock dari lagu-lagu lama

    sampai lagu-lagu baru dari musisi musisi rock yang baru terbit saat ini. Program ini berdurasi

    180 menit dan disiarkan pada hari senin pukul 21.00 hingga pukul 24.00 WIB.

    Program ini menarik karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya menyajikan informasi

    yang lengkap, hangat dan akurat seputar dunia musik rock yang akan memuaskan penggemar

    musik rock dan program ini juga bisa menjadi media bagi musisi-musisi rock yang belum tenar

    atau belum mempunyai label rekaman untuk mempromosikan karyanya atau diwawancarai di

    program ini jadi tidak hanya menyajikan musik atau mewawancari musisi yang sudah terkenal

  • 4

    saja. Dan yang unik dari program ini adalah terkadang komunitas rock di Bogor diundang

    langsung ke studio untuk mendengarkan siaran langsung di studio sehingga membuat suasana

    siaran lebih ramai dan seru dan juga membuat sesama penggemar musik rock menjadi lebih

    akrab dan bisa saling berbagi dan melalui pertemuan ini juga para penggemar rock dapat

    memperluas pergaulannya.

    Produksi program radio sangat sederhana, pada saat pra produksi penyiar hanya perlu

    menyiapkan materi untuk konten program dengan mencari informasi dari media cetak seperti

    majalah atau Koran dan media internet sesuai dengan topik yang akan dibahas dan jika

    mengundang narasumber untuk wawancara maka narasumber akan di-briefing dan diberitahu

    pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan agar narasumber sudah menyiapkan jawabannya dari

    awal. lalu persiapan peralatannya hanya mengaktifkan dan mengatur mixer untuk digunakan saat

    siaran. Saat produksi berlangsung seorang penyiar sudah cukup untuk menjalankan sebuah

    program radio Penyiar sendiri yang mengoperasikan mixer sambil siaran karena mengoperasikan

    mixer mudah dan alat yang diperlukan hanyalah mixer yang tersambung ke pemancarnya lalu

    komputer untuk memutar lagu. Untuk proses pra produksi jika program tersebut live maka tidak

    ada tahap pra produksinya, jika program tersebut taping maka yang dilakukan pada tahap pra

    produksi adalah mengedit suara penyiar dan lagu agar seimbang dan menghilangkan bagian yang

    tidak diperlukan jika memang ada.

    Dalam konteks sosial, program ini dibuat untuk memuaskan para pecinta musik rock

    mengingat media penyiaran dalam skala nasional cenderung menyiarkan musisi-musisi yang

    musiknya sedang menjadi mainstream (arus utama) saja yang saat ini arus utama musik di

    Indonesia adalah para boyband dan girlband yang sering mendominasi program-program musik

  • 5

    di televisi-televisi nasional bahkan radio-radio anak muda yang segmen musiknya luas pun juga

    cenderung memutar lagu-lagu yang berjenis musik yang sedang menjadi tren saat ini padahal

    masih ada kelompok masyarakat yang menggemari jenis musik selain yang sedang menjadi tren

    seperti jazz dan juga musik rock dan jumlahnya cukup banyak meskipun tidak sebanyak

    penggemar musik mainstream yang penggemarnya berskala nasional sehingga perlu ada program

    yang menyajikan musik selain jenis musik yang sedang mainstream seperti program Rocka

    Rolla yang menyajikan musik rock.

    Alasan peneliti memilih program ini untuk diteliti adalah karena peneliti ingin mengetahui

    apakah sebagai program yang memiliki segmentasi khusus musik rock program ini sudah

    mencukupi kebutuhan penggemar musik rock akan informasi dari dunia rock internasional atau

    dalam negeri dan dari musik yang disajikan juga apakah sudah memenuhi harapan

    pendengarnya? Dan hal-hal lainnya yang dapat menghasilkan suatu kesimpulan tentang kepuasan

    pendengar program ini sehingga dapat kita simpulkan apakah program ini sudah mencapai target

    yang diinginkan sehingga layak untuk dipertahankan? Atau jika belum apa yang harus dilakukan

    atau diperbaiki agar program ini menjadi lebih baik sehingga menarik minat pendengar dan

    sesuai dengan harapan pendengar?. Itulah yang menjadi dasar untuk melakukan penelitian

    terhadap program ini. Dan juga karena program ini adalah program dengan segmentasi khusus

    yaitu untuk penggemar musik rock sehingga cocok untuk kelompok masyarakat yang sulit

    mencari program musik yang bukan merupakan arus utama khususnya musik rock di media

    berskala nasional seperti televisi atau radio dengan segmentasi musik top chart sehingga program

    ini layak untuk dijadikan bahan penelitian.

  • 6

    1.2 Rumusan Masalah

    Bagaimana pengaruh program Rocka Rolla terhadap tingkat kepuasan pendengarnya.

    1.3 Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup penelitian ini memiliki tujuan agar pembahasan dibatasi pada pokok

    permasalahannya saja. Ruang lingkup akan menentukan konsep utama dari masalah yang

    dibahas sehingga berbagai masalah dalam penelitian ini dapat dipahami dengan mudah dan baik.

    Ruang lingkup penelitian adalah faktor penting untuk mendekatkan pada pokok permasalahan

    yang akan dibahas agar tidak terjadi ketidakjelasan atau kerancuan saat menginterpretasikan

    hasil penelitian.

    Maksud dan tujuan dari ruang lingkup penelitian adalah sebagai kejelasan tentang batasan-

    batasan objek penelitian yang mencakup lingkup wilayah (spatial scope), ruang lingkup

    pembahasan, ruang lingkup masyarakat dan ruang lingkup program.

    Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup wilayah (spatial scope) adalah kota Bogor.

    Kota Bogor adalah kota yang berlokasi di propinsi Jawa Barat di sebelah selatan ibukota Jakarta

    yang berbatasan langsung dengan Depok, Bekasi, Cianjur dan Sukabumi. Pemilihan kota Bogor

    sebagai objek penelitian karena program radio yang akan diteliti merupakan program dari Radio

    PRO 2 RRI stasiun bogor sehingga jangkauan frekuensinya yang paling jelas dapat di-tuning di

    wilayah kota Bogor sehingga mayoritas pendengar program ini adalah warga kota dan kabupaten

    Bogor.

  • 7

    Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi dan

    harapan pendengar terhadap program radio yang diteliti lalu menelaah variabel dari program

    radio tersebut lalu menganalisis kesesuaian antara program dengan harapan mayoritas pendengar

    sehingga dapat disimpulkan tingkat kepuasan pendengar terhadap program yang diteliti.

    Ruang lingkup masyarakatnya adalah pendengar program ini dengan karakteristik

    berdomisili di kota bogor, umur 15 sampai 45 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan,

    pendidikan minimal SMA dan penggemar musik rock.

    Ruang lingkup programnya adalah program radio dengan judul program Rocka Rolla yaitu

    sebuah program musik dengan konten informasi seputar dunia musik rock dan lagu-lagu rock

    klasik dan modern dengan perbandingan musik berbanding informasi adalah 2:1 yang disiarkan

    di radio PRO 2 RRI stasiun Bogor yang disiarkan setiap hari senin jam 9 sampai 12 malam

    dengan Redi sebagai penyiarnya.

    1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengkaji program Rocka Rolla di radio PRO 2

    RRI stasiun Bogor yang memiliki segementasi pendengar secara khusus yaitu penggemar rock

    dan memperoleh data empiris mengenai variabel yang berhubungan dengan persepsi dan harapan

    pendengar terhadap program tersebut. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

    1. mengetahui kesesuaian antara konten, durasi dan penyajian program

    dengan harapan pendengar setelah pendengar mendengarkan siaran

    program ini.

  • 8

    2. Mengetahui keefektifan program dalam arti bisa memberikan sesuatu

    yang berguna bagi pendengarnya seperti apakah pendengarnya merasa

    terhibur atau merasa mendapatkan informasi yang bermanfaat dan apakah

    tanggapan pendengar positif tentang program ini.

    3. Mengetahui perasaan dan persepsi pendengar setelah mendengar siaran

    program ini

    Manfaat penelitian ini sendiri terdiri dari manfaat akademis, manfaat praktis dan

    manfaat sosial. Ketiga manfaat tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

    1. Manfaat akademis penelitian ini bagi peneliti dapat menambah

    pengetahuan dalam ilmu penyiaran khususnya penyiaran radio dan

    mendapatkan gambaran nyata tentang bidang penyiaran khususnya

    penyiaran radio.

    2. Manfaat praktis penelitian ini adalah dapat member masukan bagi tim

    produksi program Rocka Rolla di Radio PRO 2 RRI stasiun Bogor

    untuk meningkatkan kinerjanya seperti dalam penentuan konten program

    yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan pendengar sehingga program

    ini dapat menjadi program unggulan diantara berbagai program radio di

    Bogor.

    3. Manfaat sosial penelitian ini adalah bagi masyarakat penelitian ini dapat

    memberi refrensi tentang bagaimana memberikan penilaian terhadap

    sebuah program radio berdasarkan kontennya atau pengemasannya

  • 9

    sehingga masyarakat bisa menentukan mana program radio yang

    bermanfaat bagi mereka dan sesuai dengan kebutuhannya.

    1.5 Metodologi Penelitian

    1.5.1 Metodologi Penelitian Kuantitatif

    Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metodologi

    penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif Adalah metode yang lebih menekankan

    pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan

    pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah,

    variabel dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan di ukur dengan memberikan

    simbolsimbol angka yang berbedabeda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan

    dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol simbol angka tersebut, teknik

    perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan

    suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter.

    Tujuan utama dari metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi

    menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi

    dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu

    populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau

    metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu

    sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas

    lingkupnya yang juga sering disebut sample dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang

    diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut

  • 10

    data. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas

    dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan

    eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.

    Alasan digunakannya metode penelitian kuantitatif pada penelitian ini adalah

    karena dengan digunakannya metode penelitian kuantitatif peneliti dapat menggeneralisir

    data-data yang diperoleh dari responden untuk menyimpulkan tingkat kepuasan pendengar

    terhadap program radio yang diteliti, jadi setelah data diolah secara kuantitatif maka akan

    diperoleh suatu kesimpulan tentang masalah yang diteliti.

    Data pada penelitian ini dapat diperoleh dari kuesioner-kuesioner yang dibagikan

    kepada responden yaitu pendengar program Rocka Rolla karena yang akan diteliti adalah

    tingkat kepuasan pendengar terhadap program Rocka Rolla sehingga peneliti perlu

    mengetahui persepsi dan kesesuaian antara harapan pendengar dengan program Rocka

    Rolla ini dengan memberi angket atau kuesioner berisi pertanyaan tertutup seputar

    program ini. Dari jumlah sms pendengar yang masuk akan dipilih beberapa responden

    sebagai sampel dengan menggunakan tekhnik statistika.

    Cara mengolah data secara kuantitatif adalah dengan melakukan persiapan,

    tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian yang akan dijelaskan

    sebagai berikut:

    Persiapan

    Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :

    Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.

  • 11

    Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data.

    Mengecek macam isian data. Jika di dalam instrumen termuat sebuah atau beberapa item

    yang diisi tidak tahu atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian

    yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item tersebut perlu didrop.

    Contoh : Sebagian dari penelitian kita dimaksudkan untuk melihat hubungan antara bagus

    atau tidaknya konten program sesuai dengan persepsi pendengar. Setelah angket kembali

    dan isiannya kita cek, beberapa responden mengisi tidak tahu, sebagian jawabannya

    meragukan dan sebagian lagi dikosongkan. Dalam keadaan ini maka maksud mencari

    hubungan bagus atau tidaknya konten program menurut persepsi pendengar lebih baik

    diurungkan saja, dalam arti itemnya didrop dan dihilangkan dari analisis.

    Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau menyortir data sedemikian

    rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud

    merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.

    Tabulasi

    Yang termasuk ke dalam kegiatan tabulasi antara lain :

    a. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya tes,

    angket berbentuk pilihan ganda, rating scale, dan sebagainya.

    b. Memberikan kode-kode terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misal

    i. Jenis kelamin

    Laki-laki diberi kode 1.

    Perempuan diberi kode 0.

  • 12

    ii. Tingkat pendidikan

    SD diberi kode 1.

    SMP diberi kode 2.

    SMA diberi kode 3.

    Perguruan tinggi diberi kode 4.

    c. Mengubah jenis data, disesuaikan dan dimodifikasi dengan teknik analisis yang akan

    digunakan. Misalnya :

    o Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat tingkatan.

    o Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit

    1.5.2 Tekhnik Pengumpulan Data

    Hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian adalah kualitas

    instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian

    berkenaan dengan validitas dan realibilitas instrument dan kualitas pengumpulan data

    berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk pengumpulan data.

    Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan

    berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah,

    pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden,

    diskusi dan lainnya. Bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat

    menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data

    yang langsung memberikan data pada pengumpul data, dan sumber data sekunder

  • 13

    merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

    misalnya lewat orang lain atau dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari tekhnik pengumpulan

    data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (

    angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya tetapi dalam penelitian ini

    tekhnik yang akan digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup.

    Kuesioner atau angket merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

    untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang efisien bila

    peneliti tahu apa variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

    responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar

    dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan

    tertutup atau terbuka. Dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim

    melalui pos, internet ata mengajukan pertanyaan langsung kepada responden melalui

    telefon.

    Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket

    sebagai tekhnik pengumpilan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan

    fisik.

    Berikut ini adalah beberapa prinsip penulisan angket:

    a. Isi dan tujuan Pertanyaan

  • 14

    yang dimaksud disini adalah apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk

    pengukuran ata bukan?, kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan

    harus teliti, setiap pertanyaan harus dalam bentuk skala pengukuran.

    b. Bahasa yang digunakan

    Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan

    dengan kemampuan berbahasa responden. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket harus

    memperhatikan jenjang pendidikan responden dan keadaan sosial budaya responden.

    c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan

    Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka dan tertutup dan bentuknya dapat

    menggunakan kalimat positif atau negatif.

    Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk

    menuliskan jawabannya beberntuk uraian tentang suatu hal. Sebaliknya pertanyaan tertutup

    adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden

    untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.

    Setiap angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan

    ratio adalah bentuk pertanyaan tertutup.

    Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat,

    dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket

    yang telah terkumpul. Pertanyaan dalam angket perlu dibuat positif dan neghatif agar

    responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius dan tidak mekanistis.

  • 15

    d. Pertanyaan tidak mendua

    setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua sehingga menyulitkan responden

    untuk memberikan jawaban. Contoh: bagaimana pendapat anda tentang kualitas dab harga

    barang tersebut? Ini adalah pertanyaan yang mendua, karena menanyakan tentang dua hal

    sekaligus, yaitu kualitas dan harga. Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan dua yaitu:

    bagaimana kualitas barang tersebut? Bagaimanakah harga barang tersebut?

    e. Tidak menanyakan yang sudah lupa

    Setiap pertanyaan dalam instrument angket, sebaiknya tidak menanyakan hal-hal

    yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang untuk menjawabnya

    diperlukan berfikir berat. Contoh: bagaimana kondisi penyiaran di Indonesia 20 tahun

    yang lalu? Jika umur responden baru 30 tahun maka akan sulit memberikan jawaban.

    f. Pertanyaan tidak menggiring

    Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak menggiring ke jawaban yang baik saja

    atau ke yang jelek saja. Misalnya : bagaimana prestasi kerja anda selama setahun

    terakhir? Jawabannya akan cenderung baik.

    g. Panjang Pertanyaan

    Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat

    jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan

    instrument yang banyak, maka instrument tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan,

  • 16

    model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan secara

    empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 sampai 30 pertanyaan.

    h. Urutan pertanyaan

    Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum ke hal yang psesifik,

    atau dari yang mudah ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena

    secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab. Kalau pada

    awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau yang spesifik, maka responden akan

    patah semangat untuk mengisi angket yang telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang

    diacak perlu dibuat bila tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan

    sudah tinggi.

    1.5.3 Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya1.

    1. Prof. DR. Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2008), halaman 115

  • 17

    Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang

    lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang

    dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau

    objek itu.

    Pada skripsi ini Populasi yang merupakan objek yang akan diteliti adalah seluruh

    pendengar program Rocka Rolla radio PRO 2 RRI stasiun bogor. Karena untuk

    mengetahui tingkat kepuasan pendengar program ini maka peneliti harus memperoleh

    dan menganalisis data yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh pendengar yang

    menjadi responden.

    Berdasarkan penjelasan tentang populasi di atas, program Rocka Rolla Sendiri

    juga merupakan populasi karena program ini adalah objek yang diteliti karena

    mempunyai karakteristik yang akan dipelajari oleh peneliti seperti konten program,

    durasi siaran atau cara penyampaian penyiar. Karakteristik tersebutlah yang

    mempengaruhi tingkat kepuasan pendengar.

    1.5.4 Sampel dan Tekhnik Sampling

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

    tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

    pada populasi , misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti

    dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari

  • 18

    sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

    yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili).

    Sampel dari penelitian ini adalah sebagian pendengar yang diambil dari jumlah

    keseluruhan pendengar yang merupakan populasi dari penelitian ini untuk menjadi objek

    penelitian dan karakteristik dari program seperti konten program, durasi dan cara

    penyampaian penyiar juga merupakan sampel karena karakteristik tersebut merupakan

    bagian dari program.

    Tekhnik sampling adalah tekhnik pengambilan sampel. Untuk menentukan

    sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai tekhnik sampling yang

    digunakan. Tekhnik sampling sendiri dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan

    non probability sampling. Tekhnik probability sampling terdiri dari simple random

    sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random

    sampling dan area (cluster) sampling, sedangkan tekhnik non probability sampling

    terdiri dari sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling,

    sampling jenuh dan snowball sampling.

  • 19

    Gambar 1.1 Macam-macam Tekhnik Sampling

    Tehnik sampling

    Probability sampling

    1. Simple Random Sampling

    2. Proportionate Stratified Random Sampling

    3. Disproportionate Stratified Random Sampling

    4. Area (cluster) Sampling

    Non Probability Sampling

    1. Sampling Sistematis 2. Sampling Kuota 3. Sampling Insidental 4. Purposive Sampling 5. Sampling Jenuh 6. Snowball Sampling

  • 20

    Tekhnik sampling yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah bagian dari

    tekhnik non probability sampling yaitu purposive Sampling. Non Probability sampling

    adalah tekhnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

    unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Purposive sampling

    adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa

    memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota

    populsi dianggap homogen. Tekhnik ini digunakan dalam skripsi ini karena karakteristik

    pendengar program rocka rolla cenderung seragam yaitu penggemar musik rock dan tidak

    ada strata yang membedakan populasi pendengar program ini secara signifikan.

    Gambar 1.2 Tekhnik Purposive Sampling

    Populasi homogen/ relative homogen

    Sampel yang representatif

    Diambil secara random

  • 21

    1.6 Tekhnik Pengolahan Data

    1.6.1 Uji Validitas dan Uji Reabilitas

    Validitas adalah tingkat keandalah dan kesahihan alat ukur yang digunakan.

    Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk

    mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di

    ukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan

    instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.

    Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada

    kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Teknik untuk

    mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut dengan menghitung korelasi antar

    data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus korelasi product

    moment, sebagai berikut :

    Item Instrumen dianggap Valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan

    membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid.

    Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini

    kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama

    akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen

  • 22

    mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur

    reliabilitas diantaranya adalah rumus Spearman Brown

    Ket :

    R 11 adalah nilai reliabilitas

    R b adalah nilai koefisien korelasi

    Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8 (baik).

    Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument

    yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun

    tidak akan valid dan reliable. Sugiyono (2007: 137) menjelaskan perbedaan antara

    penelitian yang valid dan reliable dengan instrument yang valid dan reliable sebagai

    berikut :

    Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

    dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Artinya, jika objek

    berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul berwarna putih maka hasil penelitian

    tidak valid. Sedangkan penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu

    yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok

    tetap berwarna merah.