2012-2-01227-ar bab1001
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1973 Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan Surat Keputusan
nomor D.III-bll/4/56/73 tentang Pernyataan Daerah Glodok (daerah dengan
bangunan-bangunan yang bergaya arsitektur Cina) Jakarta Barat sebagai daerah
dibawah pemugaran Pemerintah DKI Jakarta yang dilindungi Undang-Undang
Monumen (STBL tahun 1931 No 238). Surat keputusan ini menunjukkan bahwa
Kawasan Glodok adalah kawasan cagar budaya. Kawasan Pecinan Glodok ini
merupakan kawasan pecinan yang masih asli, terbesar, dan terlengkap di luar
negara Cina (Asia Tenggara), hal ini dikarenakan kawasan pecinan ini telah
didiami oleh beberapa generasi sejak terbentuknya pada tahun 1740, dengan
aktivitas yang sama dari dulu hingga sekarang (kegiatan perekonomian).
Kawasan ini potensial untuk aktivitas wisata kuliner dan wisata budaya. Kawasan
ini juga termasuk dalam program Revitalisasi Kota Tua yang sekarang sedang
berlangsung. (Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta)
Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, daerah Glodok juga dikenal
sebagai Pecinan bahkan yang terbesar di Indonesia karena mayoritas pedagang di
Glodok merupakan masyarakat keturunan Tionghoa. Di masa kini Glodok
dikenal sebagai salah satu sentra penjualan elektronik di Jakarta, Indonesia.
Secara administratif, daerah ini termasuk dalam wilayah kecamatan Taman Sari,
1
Jakarta Barat. Kawasan terpilih untuk di revitalisasi adalah kawasan Petak
Sembilan. Kawasan Petak Sembilan merupakan kawasan yang potensial untuk
dijadikan kawasan wisata. Di kawasan Petak Sembilan terdapat kelenteng Vihara
Dharma Bhakti yang sangat terkenal dan sudah sangat tua, dibangun sejak tahun
1650. (Gambar I.1.) Banyak turis lokal dan luar negri yang datang ke daerah ini,
bukan hanya untuk berwisata sejaran pecinan, tetapi juga wisata kuliner. Namun
sangat disayangkan, karena kawasan Petak Sembilan saat ini sudah terlihat tua,
tidak terawat dan infrastrukturnya tidak memadai. Maka perlu dilakukan
revitalisasi kawasan Petak Sembilan Glodok sebagai tempat wisata kebudayaan
Cina. Dengan dukungan rencana revitalisasi harus mampu mengangkat isu-isu
strategis kawasan, baik dalam bentuk kegiatan/aktifitas sosial-ekonomi maupun
karakter fisik kota. Rancang kota merupakan perangkat pengarah dan
pengendalian untuk mewujudkan lingkungan binaan yang akomodatif terhadap
tuntutan kebutuhan dan fungsi baru.
Gambar 1.1 Kawasan Petak Sembilan(Sumber: www.google.com, Maret 2013)
2
Berdasarkan perencanaan RTRW 2030 kawasan Glodok menjadi
pusat kegiatan sekunder dan merupakan kawasan peningkatan/ pemantapan
fungsi kawasan.
Tabel 1. 1 Indikasi Program Utama RTRW DKI Jakarta
(Sumber: Dinas Tata Kota Jakarta)
1.2 Masalah/Isu Pokok
Revitalisasi adalah proses, cara, dan perbuatan menghidupkan
kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terawat dengan baik. Sebenarnya
revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital.
Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk
kehidupan dan sebagainya). Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi
bisa berarti proses, cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau
menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun atau tepatnya
merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada kondisi
aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan. (Caray, 2009)
Konsep arsitektural yang akan digunakan dalam perencanaan kawasan
Glodok sebagai tempat wisata kebudayaan Cina adalah agar dapat
membangkitkan kembali vitalitas warisan budaya masa lampau yang
memiliki nilai estetika arsitektural, dapat memaksimalkan potensi bisnis dan
serta menjadi alternatif wisata di Jakarta. Adanya potensi wisata yang kuat
3
didaerah Petak Sembilan seperti adanya kelenteng Vihara Dharma Bhakti
yang sudah terkenal tua dan wisata kuliner disekitarnya sehingga tergerak
untuk mengangkat topik revitalisasi di kawasan ini. Namun, pada kenyataan
sekarang, kawasan Petak Sembilan ini sudah tuda dan tidak terawat dan
banyaknya anak kecil warga setempat yang kurang lahan bermain di daerah
ini sehingga menjadikan kelenteng tempat bermainnya. Dengan adanya
kebutuhan tempat wisata pecinan di daerah ini sangat tepat sebagai wadah
pusat informasi, sarana edukasi, tempat wisata..
Gambar 1.2 Gereja Santa Maria de Fatima
(Sumber: www.google.com, Maret 2013)
Selain adanya kelenteng Vihara Dharma Bhakti, terdapat gereja
dengan gaya arsitektur tionghoa yang sangat menarik untuk dikunjungi yaitu
Gereja Santa Maria de Fatima. Gereja ini terletak di Jl. Kemenangan III
(Toosebiostraat) No. 47, Kelurahan Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat.
Bangunan gereja Santa Maria De Fatima tidak berbentuk gedung, melainkan
rumah. (Gambar I. 2) Awalnya, gereja ini adalah rumah dari seorang
Tionghoa. Hingga pada tahun 1950, seorang pastur membeli rumah tersebut
dan menjadikannya gereja. Gereja Santa Maria de Fatima dibuat untuk
mengajarkan agama Katolik pada orang-orang Hoakiau (Cina Perantauan).
Selain gereja, di tempat ini juga terdapat sekolah dan asrama. Bahkan, gereja
ini memberikan misa dengan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan
4
Mandarin, pada waktu yang berbeda. Dengan adanya 2 tempat wisata
bersejarah seperti kelenteng dan Gereja Santa Maria de Fatima merupakan
focal point untuk daerah Petak Sembilan untuk dijadikan wisata kebudayaan
cina di Jakarta.
1.3 Formulasi Masalah
Permasalahan arsitektural yang timbul dalam proyek ini adalah :
1. Menurunnya kualitas spasial kawasan Petak Sembilan Glodok yang
merupakan kawasan pecinan tua yang berada di Jakarta, Buruknya citra
kawasan, kawasan Glodok terlihat kumuh dan tidak
memadainya/memburuknya infrastruktur kawasan. Adanya tempat wisata
sejarah budaya cina yang sangat potensial namun belum adanya penataan
ulang kawasan.
2. Elemen apa saja yang perlu direvitalisasi dan dipertahankan di Petak
Sembilan?
3. Bagaimana menentukan rancangan yang sesuai dengan 5 elemen dengan
menggunakan teori Kevin Lync h dalam menguatkan citra kawasan Petak
Sembilan menjadi wisata budaya cina?
1.4 Ruang Lingkup
1. 4. 1 Ruang Lingkup Permasalahan
Petak Sembilan Glodok merupakan kawasan yang padat dan
dikelilingi area perdagangan baik kuliner maupun perbelanjaan elektronik.
Dengan kawasan yang padat dan kurang tertata dengan baik, namun di daerah
5
Petak Sembilan sangat kental dengan budaya pecinannya. Dengan adanya
Gereja Santa de Fatima dan klenteng Dharma Bhakti menjadikan focal point
untuk wisatawan yang berkunjung di daerah Petak Sembilan. Cara untuk
meningkatkan vitalitas kawasan Petak Sembilan adalah dengan cara
revitalisasi. Cara yang dilakukan sebelum revitalisasi adalah analisa
bangunan konservasi dan kebutuhan yang ada di daerah Petak Sembilan
dengan menggunakan teori Kevin Lynch.
Secara mikro revitalisasi difokuskan ke dalam area 2,2 Ha dari luas ±
3Ha Petak Sembilan namun secara makro revitalisasi juga dikaitkan pada
area wisata kebudayaan cina yang terdapat didalamnya.
Sasaran dari proyek ini adalah semua masyarakat, dan baik turis
dalam maupun luar negri sehingga kawasan kampung Cina di Petak Sembilan
Glodok ini dapat hidup kembali dan menjadi citra kawasan wisata pecinan di
Jakarta.
1. 4. 2 Ruang Lingkup Lokasi Kawasan
1. 4. 2. 1 Deskripsi Proyek
- Jenis Proyek : Non Fiktif
- Pemilik Proyek : Pemerintah
Proyek ini ditujukan kepada pemerintah untuk revitalisasi kawasan
Petak Sembilan Glodok untuk dijadikan area wisata pecinan.
- 2. 2 Besaran Proyek
- Luasan Keseluruhan Tapak : ± 2,2 ha
- KDB : 75 %
6
- Luas lantai yang boleh dibangun,
- KDB x Luas Lahan : 75 % x 22.000 m2 = 16.500 m2
- KLB : 4
1. 4. 2. 3 Lahan Tapak
Dalam peta Rencana Tata Lingkungan Bangunan (RTLB),
tertera notasi peruntukan, KDB, KLB, dan ketinggian bangunan yang
diizinkan sebagai berikut:
KDB (Koefisien Dasar Bangunan) = 75%
KLB (Koefisien Lantai Bangunan) = 4
GSB (Garis Sempadan Bangunan) = Utara Tapak 5 meter
= Selatan Tapak 7,5 meter
Jumlah lantai yang diizinkan = maksimal 4 lantai
1. 4. 2. 4 Letak Proyek
Proyek berlokasi di Jalan Petak Sembilan, kecamatan Taman
Sari, Glodok, Jakarta Barat.
Gambar 1.3. Lokasi Tapak(Sumber: Google Earth, Maret 2013)
7
T 75
4 2
Kkt
Kpd
1. 4. 2. 5 Fungsi Tapak
\Gambar 1.4. Fungsi Kegiatan Tapak
(Sumber: Dinas Tata Kota, 2013)
1. 5 Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari revitalisasi kawasan Glodok sebagai tempat
wisata kebudayaan Cina adalah :
1. Untuk untuk menghidupkan kembali kegiatan , aktifitas dan merupakan
upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada kondisi aslinya yang
ada, memperkuat identitas kawasan dan mendukung pembentukan citra
kawasan pecinan. Mencegah terjadinya proses kerusakan, meningkatkan nilai
ekonomis kawasan yang strategis.
2. Mengkaji elemen yang perlu dipertahankan dan direvitalisasi di Petak
Sembilan Glodok.
3. Menguatkan citra kawasan dan mementukan rancangan yang sesuai dengan 5
elemen dengan menggunakan teori Kevin Lynch dalam menguatkan citra
kawasan Petak Sembilan menjadi wisata budaya cina.
1. 6 Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian dilakukan studi literatur terhadap
penelitian sebelumnya untuk dapat membandingkan denfan penelitian masalah
sejenis sebelumnya.
8
1. Khilda Wildana (2007), Revitalisasi Kawasan Pecinan Sebagai Pusaka Kota
(Urban Heritage) Makassar, membahas tentang revitalisasi kawasan pecinan,
berlokasi penelitian di Makassar, dengan permasalahan untuk mengetahui
kawasan pecinan sudah memenuhi sebagai kawasan pusat orientasi, dan
bagaimana cara meningkatkan vitalitas kawasan, metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dan kualitatif, dan menggunakan teori Kevin
Lynch.
2. Suyatmin Waskito, Model Revitalisasi Kota Lama, membahas tentang
permasalahan yang ada di Kota Lama, berlokasi di Semarang, dengan
permasalahan bagaimana menguatkan citra kawasan, metode yang digunakan
adalah deskriptif dan kualitatif.
3. Amos Setiadi (2008), Kampung Kerajaan sebagai Elemen Revitalisasi
Kawasan Pusat Kota Kalabahi, membahas tentang revitalisasi kawasan kota
Kalabahi yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur, dengan permasalahan
elemen fisik kota apa yang terdapat di kawasan kota Kalabahi yang dapat
mendorong kawasan aktifitas, metode yang digunakan adalah deskriptif dan
kulaitatif dan menggunakan teori Kevin Lynch.
4. Michael A. Di Giovine, Revitalization and counter-revitalization: tourism,
heritage, and the Lantern Festival as catalysts for regeneration in Vietnam,
membahas tentang revitalisasi dan tempat wisata dan budaya, berlokasi di
Vietnam, dengan permasalahan bagaimana mendapatkan kesadaran
masyarakat akan kota lama.
5. Cecilia Chu, Saving’s Hongkong Cultural Heritage, membahas tentang
bangunan konservasi di Hongkong, dengan permasalahan kurangnya
9
pemahaman dari konservasi bangunan bersejarah dan metode yang digunakan
adalah deskriptif.
Maka dengan adanya studi penelitian sejenis maka akan bisa
mempelajari tentang sistem dan pemahan dalam teori yang digunakan dalam
proyek untuk menentukan langkah-langkah yang diambil dalam revitalisasi
kawasan Petak Sembilan.
10