20 2-3-10 candra ayu model utat rev taslim p

12
 C. Ayu & Wuryantoro: Model usahatani terpadu … 154 MODEL USAHATANI TERPADU YANG EFISIEN DAN BERDAMPAK TERHADAP PERBAIKAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SECARA BERKELANJUTAN (Kasus Usahatani Lahan Kering Irigasi Air Tanah di Pulau Lombok)  MODEL OF INTEGRATED FAR MING THAT IS EFFICIENT AND HAS IMPACT ON  SUSTAINABLE SOCIO ECONOMIC IMPROVEMENT OF F ARMER HOUSEHOLDS (The Case of Ground Water Irrigated Dry Land Farm on Lombok Island) Candra Ayu dan Wuryantoro Fakultas Pertanian Universitas Mataram ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian action research bertujuan untuk merancang model usahatani terpadu yang mengoptimalkan pemakaian air irigasi air tanah sehingga implementasinya berdampak meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani adopter. Lokasi penelitian di Lombok Timur sebagai tempat pertanian irigasi air tanah pertama di P ulau Lombok. Penelitian ini dilaksanakan de ngan menggunakan dua metode. Pertama, menggunakan metode deskriptif dengan teknik suvey, disertai dengan pengukura n lapang pada aspek fisik tanah, untuk merancang model usahatani terpadu  berdasarkan kombinasi pola tanam optimal mengguna kan analisis pengambilan keputusan dengan risik o. Ke dua, menggunakan metode uji coba model di tingkat petani. Implementasi model berdampak meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi sebesar 503% dan meningkatkan pendapatan usahatani sebesar 174% serta memperbaiki tingkat kesejahteraan petani adopter dari tergolong sangat miskin a tau miskin me njadi tidak miskin dengan peningkatan pendapatan  per kapita per tahun sebanyak 158,37% sampai 665%. Adopsi model dalam jangka panjang berdampak  pada keberlanjutan perbaikan tingkat kes ejahteraan masyarakat petani lahan kering. ABSTRACT This paper is an action research with aims to design model of integrated farming that optimallyse  ground water irrigation use that could increase income and prosperity of farmer. The research was carried out in East Lombok, where ground water irrigations were first developed in Lombok Isl and. The research was done using 2 steps method. Firstly, using descriptive method using survey technique then  followed by field measurement to analyze physically aspect of land. Second step, using try-out method of model of integrated farming in farmer level. Design for integrated farm was developed from combined optimal cropping pattern, using analysis of decision making under risk. The impact of integrated farming model was not only increased efficiency of irrigated ground water use by 503% but also increased farm income by 174 %. Finally the model implementation improved  farmer family’s living from very poor to not poor with per capita income increase by 158% - 665%. In the long run, the model would improve farmer’s prosperity in sustainable way  _______________________________ Kata kunci: Model Usahatani Terpadu, efisiensi pemakaian air, tingkat sosial ekonomi  Keywords: Mode l of Integrated Farming, w ater use efficiency, socio- economic level PENDAHULUAN Pengembangan usahatani irigasi air tanah di Kabupaten Lombok Timur, Pulau Lombok  bertujuan untuk mengatasi kekurangan air lahan kering dan perbaikan tingkat lingkungan ekono- mi-sosial masyarakat petani melalui peningkatan  produktivitas lahan. Dasar pengembangan u saha- tani tersebut adalah terdapatnya lahan pertanian  potensial yang tidak terjangkau air permukaan sehingga pemanfaatannya tidak optimal. Hasil penelitian pada tahun 1999 di Lombok Timur menunjukkan bahwa efisiensi usahatani tersebut selama satu dekade sejak diintroduksi sangat menguntungkan dengan nilai R/C rasio 5,12. Namun, hasil penelitian selama periode tahun 1999 sampai 2007 menunjukkan  peningkatan persentase biaya irigasi terhadap total biaya usahatani dari 14,08% menjadi 34,62% dan peningkatan persentase biaya irigasi terhadap pendapatan dari 4,19% menjadi 30,64%. Peningkatan biaya tersebut menurunkan kemampuan modal petani untuk mengairi lahannya sehingga luas usahatani berkurang dari 1 ha per petani (tahun 1987) menjadi 0,86 ha

Upload: mangarahon3824

Post on 06-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 1/12

 

C. Ayu & Wuryantoro: Model usahatani terpadu …

154

MODEL USAHATANI TERPADU YANG EFISIEN DAN BERDAMPAK TERHADAP

PERBAIKAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SECARA

BERKELANJUTAN (Kasus Usahatani Lahan Kering Irigasi Air Tanah di Pulau Lombok)

 MODEL OF INTEGRATED FARMING THAT IS EFFICIENT AND HAS IMPACT ON

 SUSTAINABLE SOCIO ECONOMIC IMPROVEMENT OF FARMER HOUSEHOLDS(The Case of Ground Water Irrigated Dry Land Farm on Lombok Island)

Candra Ayu dan WuryantoroFakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian action research  bertujuan untuk merancang model usahataniterpadu yang mengoptimalkan pemakaian air irigasi air tanah sehingga implementasinya berdampakmeningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani adopter. Lokasi penelitian di Lombok Timur sebagaitempat pertanian irigasi air tanah pertama di Pulau Lombok. Penelitian ini dilaksanakan denganmenggunakan dua metode. Pertama, menggunakan metode deskriptif dengan teknik suvey, disertaidengan pengukuran lapang pada aspek fisik tanah, untuk merancang model usahatani terpadu

 berdasarkan kombinasi pola tanam optimal menggunakan analisis pengambilan keputusan dengan risiko.Ke dua, menggunakan metode uji coba model di tingkat petani.

Implementasi model berdampak meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi sebesar 503% danmeningkatkan pendapatan usahatani sebesar 174% serta memperbaiki tingkat kesejahteraan petaniadopter dari tergolong sangat miskin atau miskin menjadi tidak miskin dengan peningkatan pendapatan

 per kapita per tahun sebanyak 158,37% sampai 665%. Adopsi model dalam jangka panjang berdampak pada keberlanjutan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat petani lahan kering. 

ABSTRACT

This paper is an action research with aims to design model of integrated farming that optimallyse ground water irrigation use that could increase income and prosperity of farmer. The research was

carried out in East Lombok, where ground water irrigations were first developed in Lombok Island. Theresearch was done using 2 steps method. Firstly, using descriptive method using survey technique then

 followed by field measurement to analyze physically aspect of land. Second step, using try-out method ofmodel of integrated farming in farmer level. Design for integrated farm was developed from combined

optimal cropping pattern, using analysis of decision making under risk.The impact of integrated farming model was not only increased efficiency of irrigated ground water

use by 503% but also increased farm income by 174 %. Finally the model implementation improved farmer family’s living from very poor to not poor with per capita income increase by 158% - 665%. Inthe long run, the model would improve farmer’s prosperity in sustainable way

 _______________________________

Kata kunci: Model Usahatani Terpadu, efisiensi pemakaian air, tingkat sosial ekonomi Keywords: Model of Integrated Farming, water use efficiency, socio-economic level

PENDAHULUAN

Pengembangan usahatani irigasi air tanah diKabupaten Lombok Timur, Pulau Lombok

 bertujuan untuk mengatasi kekurangan air lahankering dan perbaikan tingkat lingkungan ekono-mi-sosial masyarakat petani melalui peningkatan

 produktivitas lahan. Dasar pengembangan usaha-tani tersebut adalah terdapatnya lahan pertanian

 potensial yang tidak terjangkau air permukaansehingga pemanfaatannya tidak optimal.

Hasil penelitian pada tahun 1999 di LombokTimur menunjukkan bahwa efisiensi usahatani

tersebut selama satu dekade sejak diintroduksisangat menguntungkan dengan nilai R/C rasio5,12. Namun, hasil penelitian selama periodetahun 1999 sampai 2007 menunjukkan

 peningkatan persentase biaya irigasi terhadaptotal biaya usahatani dari 14,08% menjadi34,62% dan peningkatan persentase biaya irigasiterhadap pendapatan dari 4,19% menjadi30,64%. Peningkatan biaya tersebut menurunkankemampuan modal petani untuk mengairilahannya sehingga luas usahatani berkurang dari

1 ha per petani (tahun 1987) menjadi 0,86 ha

Page 2: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 2/12

 

 Agroteksos Vol. 20 No.2-3, Desember 2010

155

tahun 1999; 0,6 ha tahun 2003; 0,44 ha tahun2006 dan 0,41 ha pada tahun 2007. Selain itu,

 peningkatan biaya irigasi mengakibatkan petanimengurangi waktu dan intensitas pemberianirigasi air tanah per musim serta mengurangi

intensitas tanam per tahun sehingga berdampaknegatif terhadap pendapatan dan tingkat sosialekonomi masyarakat adopter. Kondisi tersebutmengakibatkan penurunan yang nyata efisiensiusahatani irigasi air tanah yang dirinci padaTabel 1 (Wathoni, 1999; Ayu dkk, 2003; Ayudan Sjah, 2006; Ayu, 2007).

Berdasarkan temuan tersebut maka sistemusahatani irigasi air tanah menjadi tidak efektiflagi sebagai program penanggulangankemiskinan. Hal ini sesuai dengan hasil

 penelitian periode tahun 2003 sampai 2007

 bahwa terjadi penurunan tingkat sosial ekonomiadopter dari tergolong tidak miskin menjadihampir miskin dan sangat miskin (Wathoni,1999; Ayu et al, 2004; Ayu 2006, 2007).

Untuk itu diperlukan terobosan baru berupaModel Usahatani Terpadu yang mampumeningkatkan produktivitas lahan dan

 pendapatan petani melalui penataan kembalikomponen sistem usahatani sehinggamengoptimalkan pemakaian air irigasi air tanah.Model tersebut dirancang berdasarkan potensifisik usahatani lahan kering, potensi kerjakeluarga petani dan budaya bertani setempat

serta biaya adopsi. Dengan karakter inovasi yangbottom-up  dan partisipatif maka adopsi inovasidapat meluas dan berkelanjutan sehingga

 berdampak meningkatkan taraf hidupmasyarakat adopter.

METODE PENELITIAN

 Metode dan Teknik Penelitian 

Penelitian terdiri dari tahap pengumpulandata/informasi dan merancang model usahataniterpadu, serta tahap uji coba dan penyempurnaan

model. Penelitian tahap pertama menggunakanmetode deskriptif dan pengumpulan datamenggunakan teknik survei, observasi sertawawancara mendalam dengan informan kunci(petani, tokoh masyarakat). Metode penelitiantahap kedua dilakukan dengan: menjalinkerjasama dengan petani binaan, uji coba modelusahatani terpadu dengan usahatani tanamansemusim yang optimal hasil penataan petani(sebagai inti model) yang dipadukan denganusahatani baru untuk mengoptimalkan potensisistem, pengawasan dan evaluasi periodik serta

 penyesuaian terhadap masalah dan hambatan di

lapangan.

 Penentuan Lokasi Penelitian dan Petani

 Responden

Penelitian dilakukan di KecamatanPringgabaya yang merupakan wilayah

 pengembangan pertanian dengan irigasi air tanah pertama di Pulau Lombok yang luasusahataninya menurun akibat peningkatan biayairigasi. Dari 18 unit sumur pompa yang dipilihsebagai tempat penelitian, ditentukan masing-masing 3 petani responden sehingga totalresponden 54 orang. Jumlah sampel tersebuttelah memenuhi syarat minimum menurutrumusan Parel et al ., (1973) bahwa denganvarians 3,49998 atas dasar luas lahan diperolehsampel minimum sebanyak 49 orang.

Variabel Penelitian dan Analisis Data

Variabel penelitian tahap pertama adalahkarakteristik responden, jenis tanaman danintensitas tanam per tahun, serta biaya dan

 pendapatan rumahtangga petani. Variabel penelitian tahap kedua adalah keragaanusahatani model binaan (luas tanam, jenistanaman dan waktu tanam; lama, intensitas dan

 biaya irigasi, tata letak cabang usahatani dalammodel, serta tingkat penggunaan input

 pertanian), variabel penentu pendapatan berbagaicabang usahatani hasil uji coba model, sertavariabel penentu tingkat sosial ekonomi petanidan keluarga.

Analisis data aspek ekonomi, sosial –budayasistem binaan; adalah: i). inventa-risasikarakteristik petani, keluarga serta usahatani danmendeskripsikannya; ii). analisis efisiensiekonomi pemakaian air per jenis tanaman,didasarkan pada perbandingan biaya irigasi airtanah dengan nilai EPA (Efisiensi PemakaianAir), iii). pendapatan berbagai pola tanam hasil

 penataan petani dengan analisis biaya dan pendapatan; iv). penentuan dampak adopsiusahatani irigasi air tanah terhadap tingkat sosialekonomi keluarga petani, yakni tergolong tidakmiskin jika pendapatan/kapita/tahun menurut

Kriteria Kemiskinan Sajogyo minimal 480 kg beras; dan menurut Kriteria Bank Dunia minimalUS $ 285 (Sumodiningrat, Santosa dan Maiwan;1999); serta v). penentuan pola tanam optimalmenggunakan Analisis Pengambilan Keputusandengan Risiko. Lima pola tanam terbaik hasilanalisis tersebut dan efisien secara ekonomi(nilai R/C rasio tertinggi) menjadi dasar

 pengembangan model usahatani terpadu(Kustituanto, 1997; Subagyo, 1995; Husnan danSuwarsono, 1999). Analisis data aspek teknis-lingkungan dengan observasi dan pengukuranlapang.

Page 3: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 3/12

 

C. Ayu & Wuryantoro: Model usahatani terpadu …

156

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kecamatan Pringgabaya, KabupatenLombok Timur merupakan wilayah pengem-

 bangan pertanian dengan irigasi air tanah pertama di Pulau Lombok pada tahun 1987.Kabupaten Lombok Timur terletak antara 1160 –1170  Bujur Timur dan 80  – 90  Lintang Selatandengan luas wilayah 160 555 ha dan 71,86%-nyamerupakan lahan kering dan wilayah irigasi airtanah di Kecamatan Pringgabaya seluas 923,07ha.

 Identifikasi Aspek Teknis - Lingkungan

 Sebelum Implementasi Model

Areal pertanian milik petani anggota P3AT pada awal pengembangan program masing-

masing seluas 1 hektar. Namun dengan semakin

meningkatnya harga bahan bakar mengakibatkan petani kekurangan modal untuk menyewa mesin pompa sehingga areal tanam berkurang. Untuksatu kali irigasi lahan seluas satu hektardiperlukan waktu 20 jam dan pemberian airdilakukan satu kali setiap 3 – 4 hari. KenaikanBBM secara bertahap menjadi Rp 4 300/litertahun 2009 meningkatkan sewa mesin menjadiRp 15 000/jam sehingga biaya untuk satu kaliirigasi menjadi Rp 300 000/ hektar.

Hasil penelitian tahap I (tahap pengumpulandata dan merancang model binaan) ditemukan12 pola tanam di tingkat petani dengan intensitastanam 1 sampai 3 kali per tahun. Rincian luasusahatani irigasi air tanah berdasarkan polatanam dan jenis tanaman pada tahun 2009 diKecamatan Pringgabaya pada Tabel 2.

Tabel 1. Perkembangan Persentase Biaya Irigasi terhadap Biaya Produksi dan Pendapatan sertaKelayakan Ekonomi Usahatani Irigasi Air Tanah di Lombok Timur – Pulau Lombok, PeriodeTahun 1999-2007

U r a i a n Tahun 1999 Tahun 2003 Tahun 2006 Tahun 2007

Persentase Biaya Irigasi terhadap TotalBiaya Produksi (%) 14,08 32,11 33,46 34,62Persentase Biaya Irigasi terhadapPendapatan (%) 4,10 24,50 30,32 30,64Kelayakan Ekonomi Usahatani(Nilai R/C Ratio) 5,12 2,60 2,10 2,10

Tabel 2. Rata-Rata Luas Usahatani Irigasi Air Tanah Berdasarkan Pola Tanam di KecamatanPringgabaya, Lombok Timur Tahun 2009

Luas Lahan Irigasi Air Tanah (ha) No. Pola Tanam/Jenis Tanaman

MT I MT II MT III

1. Bawang merah – bera – bera 0,52 - -

2. Tembakau - bera – bera 0,60 - -

3. Jagung – tembakau – bera 0,68 0,90 -

4. Jagung - tomat – bera 0,40 0,50 -5. Tomat – tomat – bera 0,40 0,40 -

6. Tomat - timun – bera 0,15 0,15 -

7. Tomat - bawang merah – bera 0,20 0,20 -

8. Tomat - tembakau – bera 0,30 0,30 -

9. Jagung - bawang merah – bera 0,45 0,55 -

10. Bawang merah - tembakau –bera 0,40 0,40 -11. Paria-paria-bera 0,06 0,06 -

12. Jagung - tomat - bawang merah 0,40 0,40 0,40

Jumlah 4,56 3,86 0,40

Rata-rata 0,38 0,39 0,40

Keterangan: MT = Musim Tanam

Page 4: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 4/12

 

 Agroteksos Vol. 20 No.2-3, Desember 2010

157

Seluruh petani mengelola usahataninya padaMusim Tanam (MT) I yang merupakan musim

 penghujan, yakni periode bulan oktober 2008sampai Maret 2009. Masa peralihan antaramusim penghujan dengan musim kemarau (MT

II) dimanfaatkan 72 % responden untuk bertani;sedangkan tiga bulan terakhir dari musimkemarau digunakan oleh 8 % responden untuk

 bertani. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas bertani petani setempat meningkat pada musimhujan karena biaya irigasi air tanah dapat

 berkurang.Jumlah curah hujan merupakan salah satu

 penentu tingkat ketersediaan air tanah dan jumlah curah hujan di lokasi penelitian selama periode pengambilan data penelitian tahap I(bulan April 2008 sampai Maret 2009) tergolongdi bawah normal (kurang dari 50 mm) sehingga

tingkat ketersediaan air tanah juga tergolongkurang (BMG, 2008). Kondisi tersebutmengakibatkan tanaman semusim pada periodetersebut mengkonsumsi air irigasi air tanah diatas kebutuhan normal. Lebih lanjut diketahui

 bahwa intensitas pemberian air irigasi tertinggisebanyak 16 kali pada MT III (akhir musimkemarau) dan terendah sebanyak 9 kali pada MTI yang merupakan awal musim hujan.

Keragaan adopsi irigasi air tanah meliputilama/waktu untuk satu kali irigasi, intensitasirigasi per musim serta biaya irigasi. Rinciantentang keragaan adopsi irigasi air tanah diLombok Timur tahun 2009 selengkapnya pada

Tabel 3.MT I merupakan awal musim penghujan

sehingga rata-rata waktu untuk satu kali irigasilebih singkat, yakni selama 7,5 jam. Intensitasirigasi tertinggi pada MT I adalah pada usahatanitomat karena membutuhkan tanah yang agak

 basah/lembab yang relatif konstan di sepanjangmasa berbuahnya yang cukup lama (sekitar 2-3

 bulan).Rata-rata waktu irigasi optimal untuk lahan

seluas satu hektar pada MT II dan MT III sekitar20 jam. Jika demikian maka dengan sewa mesinsebesar Rp 15 000/jam akan diperlukan biaya

sewa mesin senilai Rp 300 000,- Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa semua respondenmelakukan irigasi dalam waktu yang kurang dariwaktu standar karena kekurangan biaya. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk satu kaliirigasi pada MT II selama 9,8 jam; MT IIIsebesar 8,5 jam; sedangkan pada MT I selama7,5 jam.

Tabel 3. Waktu, Intensitas dan Biaya Irigasi pada Usahatani Irigasi Air Tanah di Kecamatan

Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur Tahun 2009

Waktu Satu KaliIrigasi (jam)/LG

Intensitas Irigasi(kali/musim)/LG

JumlahBiaya Irigasi (Rp/tahun) No.

Pola TanamPer Tahun/Jenis Tanaman MT I MT II MT III MT I MT II MT III Per LG Per Hektar

1. Bwmr (1 -br (2-br (3 11,0 - - 8,5 - - 1 292 500,00 2 485 576,92

2. Tbk (1 - br (2 - br (3 12,0 - - 2,0 - - 480 000,00 800 000,00

3. Jg(1 – tbk (2 – br (3 10,0 12,0 - 3,2 3,4 - 1 153 600,00 1 491 131,62

4. Jg(1 – tmt(3 – br (3 10,0 12,0 - 8,0 15,0 - 2 560 000,00 5 840 000,00

5. Tmt(1 – tmt(2 – br (3 5,0 6,0 - 18,0 16,0 - 2 596 000,00 6 490 000,00

6. Tmt(1 – timun(2-br (3 10,0 8,0 - 16,0 10,0 - 3 760 000,00 25 066 666,67

7. Tmt(1 – bwmr (2-br (3 4,0 11,0 - 18,0 6,0 - 2 286 000,00 11 430 000,00

8. Tmt(1 – tbk (2 – br (3 7,0 7,0 - 18,0 11,0 - 3 192 000,00 10 640 000,009. Jg(1 – Bwmr (2 – br (3 11,0 4,0 - 6,0 2,0 - 1 876 000,00 4 690 000,00

10. Bwmr (1 – tbk (2 – br (3 8,0 18,0 - 5,0 32,0 - 2 760 000,00 6 900 000,00

11. Paria(1 – paria(2-br (3 3,0 6,0 - 6,0 13,5 - 2 124 000,00 35 400 000,00

12. Jg(1 – tmt(2 – bwmr (3 6,0 8,5 8,5 3,0 13,5 16,0 4 719 000,00 11 797 500,00

Jumlah 97,0 92,5 8,5 111,7 122,4 16,0 28 799 100,00 123 030 875,21

  Rata-rata 7,5 7,7 8,5 8,6 10,2 16,0 2 399 925,00 10 252 572,93

Keterangan: Angka (1, (2 atau (3 = ditanam pada Musim Tanam (MT) ke I, II atau IIIBwmrTmbkCb

= bawang merah;= tembakau;= cabe;

LGTmtJg

= lahan garapan, rincian pada Tabel 2= tomat= jagung

Page 5: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 5/12

 

C. Ayu & Wuryantoro: Model usahatani terpadu …

158

 Analisis Aspek Ekonomi, Sosial dan Budaya

 Sebelum Implementasi Model Usahatani

Terpadu

 Karakteristik Petani Responden

Seluruh responden tergolong usia produktifdan berpendidikan minimal tingkat dasar (SD)sehingga berpotensi menghasilkan barang dan

 jasa sesuai profesinya serta bersifat inovatif.Selain itu, potensi tenaga kerja dalam keluargacukup mendukung pengembangan pertanianlahan kering di lokasi penelitian, yakni rata-ratasebanyak 5 orang per rumahtangga responden.

Rata-rata petani memiliki lahan pertanianseluas 0,83 ha namun realisasi tanam per musim

 berkisar antara 0, 47 ha sampai 0,53 ha. Jenistanaman dan intensitas tanam per tahun yangdikembangkan masing-masing petani responden

 bergantung pada ketersediaan modal. Jika bermodal besar maka petani menanam bawangmerah, tomat atau tembakau karena meskipunmemerlukan air irigasi yang lebih banyak namuntanaman tersebut lebih menguntungkan. Polatanam menunjukkan intensitas tanam dan urutan

 penanaman per tahun. Jumlah responden yangmelakukan intensitas tanam per tahun sebanyaksatu kali sebanyak 14 orang (25,93 %); dua kalitanam sebanyak 36 orang (66,67 %) dan tiga kalitanam sebanyak 4 orang (7,40 %).

 Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani serta

 Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah-tangga Petani Sebelum Implementasi ModelUsahatani Terpadu

Pemberian air irigasi air tanah oleh petani bervariasi dalam intensitas dan volume sehinggadiperoleh keragaman intensitas tanam dan jenistanaman. Implikasinya adalah bervariasinya

 produktivitas usahatani yang berdampaklangsung pada bervariasinya tingkat pendapatandan kesejahteraan keluarga petani. Untuk itu,maka analisis biaya dan pendapatan usahatanitersebut berdasarkan intensitas tanam per tahun(pada Tabel 4).

Pendapatan per tahun tertinggi dariusahatani dengan intensitas tanam tiga kali danterendah dari usahatani dengan intensitas tanamsatu kali. Analisis lanjut menunjukkan bahwa

 pendapatan per tahun usahatani denganintensitas tanam tiga kali lebih tinggidibandingkan usahatani dengan intensitas tanamdua kali sebesar 23,07 % atau senilaiRp 2 811 765,92/ha; sedangkan dengan

usahatani yang intensitas tanamnya satu kalilebih tinggi 125,07% atau senilai Rp 8 335140,73/ha.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup makasebagian besar petani dan keluarganya juga

 bekerja di luar sistem usahatani irigasi air tanah,diantaranya sebagai pedagang, beternak kambingdi luar kawasan usahatani irigasi air tanah dankontribusinya terhadap pendapatan rumahtanggadan kesejahteraan ekonomi keluarga ditampilkan

 pada Tabel 5.Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa secara

riil kontribusi pendapatan usahatani irigasi airtanah terhadap pendapatan rumahtangga petanicukup tinggi dan semakin tinggi dengan semakinmeningkatnya intensitas tanam. Dampak positipdari intensitas tanam yang tinggi tersebut adalahtetap diairinya lahan sehingga pertumbuhan

tanaman buah-buahan (mangga, srikaya, jambumete, pepaya dan pisang) dapat lebih baik. Halini dibuktikan dengan lebih tingginya kontribusi

 pendapatan hasil tanaman buah-buahan yangditanam di lahan usahatani dengan intensitastanam tiga kali dibandingkan hasil buah-buahan

 pada lahan usahatani dengan intensitas tanamdua kali dan satu kali per tahun.

 Rancangan Model Usahatani Terpadu yang

 Mengoptimalkan Pemanfaatan Air Irigasi Air

Tanah

 Penentuan Pola Tanam Optimal Usahatani Hasil Penataan Petani

Penentuan lima pola tanam optimal dari 12 pola tanaman hasil penataan petani berdasarkannilai harapan per tahun, selengkapnya padaTabel 6. Pola tanam yang mendasari pengem-

 bangan model usahatani terpadu mempunyaikeunggulan dari aspek: fisik (produksi danefisiensi pemakaian air irigasi tinggi), ekonomi(pendapatan dan efisiensi ekonomi tinggi) dansesuai dengan sosial budaya masyarakat lokal.

Berdasarkan Tabel 6 maka terdapat 5 polatanam yang mempunyai nilai harapan tertinggidan uji kelayakan ekonomi ditampilkan padaTabel 7. Berdasarkan kriteria tersebut makatanaman yang mendasari pengembangan modeladalah paria, bawang merah dan tomat dari lima

 pola tanam yang mempunyai keunggulan teknis,ekonomi dan sosial budaya; sedangkan jagungdan timun tidak direkomendasikan untukusahatani terpadu karena peluang penanamannyarendah.

 

Page 6: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 6/12

 

 Agroteksos Vol. 20 No.2-3, Desember 2010

159

Tabel 4. Biaya dan Pendapatan Usahatani Irigasi Air Tanah di Lombok Timur, Sebelum Uji CobaModel Usahatani Terpadu Tahun 2009

Satu Kali Dua Kali Tanam/tahun Tiga Kali Tanam/Tahun

o. U r a i a n Tanam/Tahun MT I MT II MT I MT II MT IIIMT I -*(0,53 ha) *(0,39 ha) *(0,43 ha) *(0,40 ha) *(0,40 ha) *(0,40 ha)

A. Biaya (Rp)*:

1. Bibit/benih 2 664 285,71 160 125,00 366 350,00 16 000,00 22 500,00 2 400 000,00

2. Pupuk;

a.Urea 84 000,00 87 655,00 94 570,00 90 000,00 47 500,00 30 000,00

  b.TSP 100 857,14 37 275,00 71 300,00 50 500,00 81 250,00 80 000,00

  c.ZA 49 371,43 6 750,00 33 500,00 0,00 75 000,00 75 500,00

  d.Ponska . 28 571,43 . 10 850,00 . 26 962,50 . 0,00 . 0,00 . 6 000,00

  Jumlah "2" 262 800,00 142 530,00 226 332,50 140 500,00 203 750,00 191 500,00

3. Obat-obatan 246 142,86 85 000,00 65 500,00 30 000,00 35 000,00 190 000,00

4.Upah tenagakerja 693 428,57 327 725,00 312 700,00 14 5000,00 196 000,00 141 750,00

5. Biaya irigasi 1 176 428,57 1 090 000,00 1 176 500,00 324 000,00 1 800 000,00 2 355 000,00

6. Ipeda 2 285,71 1 453,75 3 324,17 0,00 0,00 0,00

7. Penyusutan . 36 914,29 . 12 651,46 . 2 397,92 . 12 261,11 . 12 261,11 . 12 261,11

  Jumlah biaya 5 082 285,71 1 819 485,21 2 153 104,59 667 761,11 2 269 511,11 5 290 511,11B. Nilai Produk-

si (Rp) 8 614 285,71 4 666 250,00 4 255 000,00 1 527 500,00 3 050 000,00 9 650 000,00

C. Pendapatan/

Musim (Rp): 3 532 000,00 2 846 764,79 2 101 895,41 859738,89 780 488,89 4 359 488,89E. Pendapatan/

Tahun (Rp):

3 532 000,00 4 948 660,20 5 999 716,67

Keterangan: * = luas lahan garapan (data pada Tabel 2)

Tabel 5. Pendapatan Rumahtangga Petani Sebelum Implementasi Model Usahatani Terpadu diLombok Timur, Tahun 2009

o. Sumber PendapatanPendapatan Rumahtangga Petani dengan

Intensitas Tanam pada UTAT *(Rp/tahun)

Rumahtangga Petani Satu Kali/tahun Dua Kali/tahun Tiga Kali/tahun

1. UT Irigasi Air Tanah 3 532 000,00 4 948 660,20 5 999 716,67

 2. Tanaman Buah 37 142,86 73 750,00 925 000,00

 3. Buruhtani 278 571.43 280 800,00 567 000,00

 4. Operator pompa 167 265,71 50 600,00 225 000,00

 5. Peternak 114 285,71 149 750,00 900 000,00

 6. Nelayan 0,00 17 500,00 0,00

 7. Pedagang 10 285,14 165 300,00 0,00

  Jumlah 4 232 122,85 5 622 224,26 8 268 466,67

Keterangan: * = usahatani dengan irigasi air tanah

Page 7: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 7/12

 

C. Ayu & Wuryantoro: Model usahatani terpadu …

160

Tabel 6. Penentuan Nilai Harapan Usahatani Irigasi Air Tanah per Pola Tanam di Lombok Timur,Tahun 2009

Strategi (Sm)/ Musim Tanam I Musim Tanam II Musim Tanam III Nilai Harapan

Pola Tanam p1 State of

nature 1

 p2 State of

nature 2

 p3 State of nature

3

(Sm))

S1 Bwmr (1 -br (2-br (3 0,27 6 351 333,33 0,00 0,00 0,00 0,00 1 714 860,00

S2 Tbk (1 - br (2 - br (3 0,03 8 454 722,22 0,00 0,00 0,00 0,00 253 641,67

S3 Jg(1 – tbk (2 – br (3 0,27 4 873 447,21 0,35 2 459 984,33 0,00 0,00 2 176 825,26

S4 Jg(1 – tmt(3 – br (3 0,27 4 873 447,21 0,23 5 807 846,56 0,00 0,00 2 651 635,46

S5 Tmt(1 – tmt(2 – br (3 0,18 10 038 030,09 0,23 5 807 846,56 0,00 0,00 3 142 650,13

S6 Tmt(1 – timun(2-br (3 0,18 10 038 030,09 0,04 10 628 888,89 0,00 0,00 2 232 000,97

S7 Tmt(1 – bwmr (2-br (3 0,18 10 038 030,09 0,08 6 944 606,06 0,00 0,00 2 362 413,90

S8 Tmt(1 – tbk (2 – br (3 0,18 10 038 030,09 0,35 2 459 984,33 0,00 0,00 2 667 839,93

S9 Jg(1 – Bwmr (2 – br (3 0,27 4 873 447,21 0,08 6 944 606,06 0,00 0,00 1 871 399,23

S10 Bwmr (1 – tbk (2 – br (3 0,27 6 351 333,33 0,35 2 459 984,33 0,00 0,00 2 575 854,51

S11 Paria(1 – paria(2-br (3 0,24 27 457 083,33 0,31 21 546 250,00 0,00 0,00 13 269 037,50

S12 Jg(1 – tmt(2 – bwmr (3 0,27 4 873 447,21 0,23 5 807 846,56 1,00 11 802 464,72 14 454 100,18

Keterangan : Pi = peluang tanam per jenis tanaman pada MT ke-iAngka (1, (2 atau (3 = ditanam pada MT ke I, II atau IIIState of nature ke-i = rata-rata pendapatan tanaman tertentu pada MT ke-iBwmr=bawang merah; tbk = tembakau; jg = jagung; tmt = tomat; br = bera

Tabel 7. Nilai Harapan, Pendapatan dan R/C Rasio Lima Pola Tanam Terbaik untuk Perancangan

Model Usahatani Terpadu di Lombok Timur, Tahun 2009

 No.Strategi /

Pola TanamJumlah Biaya

(Rp/ha) Nilai Produksi

(Rp/ha)Pendapatan

(Rp/ha)R/C Nilai harapan

(Rp/ha/tahun)

1. S12 Jg-tmt-bwmr 21 378 215,83 35 568 750,00 14 190 534,17 1,35 14 454 100,18

2. S11 Paria-paria-br 35 577 083,33 84 583 333,33 49 006 250,00 2,38 13 269 037,50

3. S5 Tmt-tmt-br 10 756 250,00 34 218 750,00 23 462 500,00 3,18 3 142 650,13

5. S7 Tmt-bwmr-br 26 728 500,00 43 500 000,00 16 771 500,00 1,63 2 362 413,90

6. S6 Tmt-timun-br 31 176 666,67 69 000 000,00 37 823 333,33 2,21 2 232 000,97

 

 Rancangan Model Usahatani Terpadu

Rancangan model usahatani terpadu seluas36 are, merupakan kombinasi antara:1.  Usahatani tanaman semusim yang optimal

hasil penataan petani, yaitu: a). usahatani paria ( Bitter gourd atau balsam pear )seluas 3,6 are sebanyak 250 pohon; b).usaha-tani bawang merah ( Allium cepa)seluas 16,62 are dan jumlah umbi bibitsebanyak 150 kg atau sebanyak 375 000umbi bibit; dan c). usahatani tomat( Lycopersicum esculentum) seluas 4,14 are

sebanyak 1 680 pohon.

2.  Usahatani “baru” untuk mengotimalkan pemakaian air irigasi air tanah; yakni: a).usa-hatani ikan lele dumbo (Clarias

 glariepinus) pada kolam tampungankelebihan air irigasi ukuran 2m x 3 m dankedalaman 1,5 meter; dengan bibitsebanyak 200 ekor ukuran 7 – 10 cm (umur1 bulan benih); b). penanaman 52 pohon turidi pematang usahatani bawang merahdengan jarak 2 meter dan diantara 2 pohonturi ditanami 3 – 4 tanaman kacang panjangsebanyak 104 pohon; c). usahatani ternak

kambing (sepasang) dengan ukuran kandang

Page 8: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 8/12

 

 Agroteksos Vol. 20 No.2-3, Desember 2010

161

4 x 2 m atau setara dengan luas 0,08 are;dan d). budidaya mangga (Mangifera

indica)  secara monokultur (16 pohon)seluas 11,34 are dan intercultur sebanyak 7

 pohon (ditengah lahan usahatani tanaman

semusim).

Adapun Bagan Model Usahatani Terpaduyang diimplementasikan pada lahan pertaniandengan irigasi air tanah ditampilkan padaGambar.

 Implementasi Model Usahatani Terpadu

 Pengukuran Efisiensi Pemakaian Air

Model usahatani terpadu bertujuan untukmengoptimalkan pemakaian air irigasi agar lebihefisien dibandingkan usahatani milik petani.Implementasi model usahatani terpadumenunjukkan pemakaian air irigasi yang lebihefisien sehingga efisiensi ekonomi dan

 pendapatannya menjadi lebih baik; selengkapnya pada Tabel 8.

Efisiensi Pemakaian Air Model UsahataniTerpadu sebesar 8,64. Artinya, setiap Rp 1

 biaya irigasi menghasilkan nilai produksi Rp8,64,- atau setiap satu jam pemberian air irigasi(tarif Rp 15 000/jam) menghasilkan nilai

 produksi Rp 129 600. Debit air irigasi sebesar 1m3/detik sehingga volumenya 3 600 m3/jam atausebanyak 3 600 000 liter/jam.

 Dampak Implementasi Model UsahataniTerpadu terhadap Peningkatan PendapatanUsahatani Irigasi Air Tanah

Pendapatan usahatani model per tahunsebesar Rp 13 215 271,80/LG dan 71,59%-nyamerupakan pendapatan tanaman semusimsedangkan sisanya adalah pendapatan usahataniikan dan ternak. Kontribusi pendapatanusahatani ikan dan ternak berpeluangditingkatkan karena potensi air lahan dan pakanternak dari lahan usahatani yang berlebih.Adopsi model oleh petani secara berkelanjutan

 berdampak memperbaiki tingkat sosial ekonomi

terutama dengan berproduksinya tanamanmangga minimal setelah berumur 3 tahun.Rincian selengkapnya tentang dampak imple-mentasi model tersebut pada Tabel 9.

Tanaman mangga berbuah 2 kali/tahun danharga jual per pohon pada kisaran Rp 200 000- Rp 350 000 sehingga proyeksi pendapatan pertahun berkisar Rp 9 200 000 - 16 100 000.Proyeksi total pendapatan model binaan setelahdiadopsi 3 tahun pada kisaran Rp 22 415 271,80

 – Rp 22 415 271,80 dengan kontribusi

 pendapatan terhadap total pendapatan usahatanitersebut mencapai 41,04 - 54,92 %.

Dampak implementasi model usahataniterpadu diukur berdasarkan perbedaan

 pendapatan usahatani irigasi air tanah hasil

 pengelolaan petani dengan model binaan, yaknisebesar Rp 8 388 479,51/tahun. Dampakimplementasi tertinggi sebesar 274,16 % padausahatani dengan intensitas tanam satu kali pertahun dan terendah 120,26 % pada usahatanidengan intensitas tanam 3 kali per tahun.

 Dampak Implementasi Model UsahataniTerpadu Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Lahan Kering

Implementasi Model Usahatani Terpadudapat meningkatkan produktivitas usahataniirigasi air tanah sehingga memperbaiki tingkat

sosial ekonomi keluarga petani binaan menjaditergolong tidak miskin berdasarkan KriteriaKemiskinan Sajogyo dan Kriteria Bank Dunia.Rata-rata peningkatan pendapatan per kapita pertahun anggota keluarga petani akibatimplementasi model binaan pada tahun pertamadan kedua sebesar Rp 2 025 094,98 yangselengkapnya pada Tabel 10.

Dampak tertinggi adalah sebesar 212,26% pada keluarga petani dengan intensitas tanamsatu kali per tahun akibat perbedaan nyataintensitas tanam usahatani yang dikelola petanidengan usahatani model. Peningkatan terhadap

 pendapatan per kapita per tahun keluargaresponden sebesar Rp 2 245 787,24 yang dengankriteria Sajogyo setara 522,28 kg beras dandengan Kriteria Bank Dunia setara US $ 234,67.Besarnya dampak implementasi model terhadap

 peningkatan pendapatan per kapita per tahunkeluarga petani dengan intensitas tanam dua kalidan tiga kali adalah sebesar 193,82% dan99,78%.

Adopsi model binaan secara berkelanjutanoleh petani berimplikasi positip terhadap upaya

 pengentasan kemiskinan masyarakat petanilahan kering dengan irigasi air tanah di PulauLombok. Proyeksi rata-rata tambahan

 pendapatan dari budidaya buah-buahan padatahun ke-3 adopsi rata-rata sebesar Rp 25 915271,80/tahun sehingga akan meningkatkan

 pendapatan/kapita/tahun sebesar 665,03 % darinilai awal petani (Rp 1 278 722,97/kapita/tahun).Artinya terjadi tambahan peningkatan tingkat

 pendapatan per kapita anggota keluarga petanidari tahun pertama dan kedua implementasiModel Usahatani Terpadu sebesar 158,37 %menjadi 665,03 % pada tahun ke -3.

Page 9: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 9/12

 

C. Ayu & Wuryantoro: Model usahatani terpadu …

162

 

Page 10: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 10/12

 

 Agroteksos Vol. 20 No.2-3, Desember 2010

163

Tabel 8. Analisis Efisiensi Pemakaian Air Irigasi pada Model Usahatani Terpadu di Lombok Timur,Tahun 2009

Irigasi Air Tanah Nilai Produksi (Rp)

 No. Rincian Waktu (jam) Biaya (Rp) Nilai (Rp) EPA*

A. Model UT Terpadu:

1. Nilai (Rp/musim/LG) 78,50 1 177 500,00 10 174 836,10

a. Paria 24,50 367 500,00 2 030 000,00

 b. Bawang Merah 30,00 450 000,00 5 576 336,10

c. Tomat 24,00 360 000,00 990 000,00

d. Kacang Panjang 870 000,00

e. Ikan Lele Dumbo 108 500,00

f. Ternak Kambing 600 000,00

2. Nilai (Rp/tahun/LG) 235,50 3 532 500,00 30 524 508,30

3. Nilai (Rp/ha/tahun) 654,17 9 812 500,00 84 790 300,83 8,64

B. UTAT Petani (Rp/ha/tahun):

1. Satu kali tanam/tahun 159,17 2 219 676,55 16 253 369,34 7,32

2. Dua kali tanam/tahun 299,07 5 528 048,78 12 069 902,44 2,18

3. Tiga kali tanam/tahun 671,88 11 197 500,00 14 999 291,68 1,34

4. Rata-rata Efisiensi Pemakaian Air (EPA) UTAT /tahun 3,61

Ket: * Rasio Efisiensi Pemakaian Air terhadap biaya irigasi; LG Model Usahatani terpadu = 0,36 ha

Tabel 10. Dampak Implementasi Model Usahatani Terpadu Terhadap Tingkat Sosial EkonomiKeluarga Petani Pelaksana Usahatani Irigasi Air Tanah di Lombok Timur, Tahun 2009

Pendapatan Rumahtangga Petanidengan Intensitas Tanam/TahunR i n c i a n

ModelUsahataniTerpadu Satu kali Dua kali Tiga kali

1.Pendapatan (Rp/thn) 13 215 271,80 4 232 122,85 5 622 224,26 8 268 466,67

2.Pendapatan/kapita/tahuna.Nilai (Rp) 3 303 817,95 1 058 030,71 1 124 444,85 1 653 693,33

 b.i.Kriteria Sajogyo(1 768,33 246,05 261,50 384,58

ii.Tingkat Kesejahteraan Tidak Miskin Sangat Miskin Miskin Hampir Miskinc.i.Kriteria Bank Dunia(2 345,23 110,56 117,50 172,80

ii.Tingkat Kesejahteraan Tidak Miskin Miskin Miskin Miskin

3.Dampak Model terhadap pendapatan/kapita/tahuna.Nilai (Rp) 2 245 787,24 2 179 373,10 1 650 124,62

 b.Kriteria Sajogyo(1 522,28 506,83 383,75c.Kriteria Bank Dunia(2 234,67 227,73 172,43

4.Proyeksi Dampak Model thd pendapatan/kapita/tahun(3:

a.Nilai (Rp) 2 025 094,98 2 025 094,98 8 503 912,93 b.Persentase kenaikan (%) 158,37 158,37 665,03

Keterangan : (1 satuan kilogram beras; harga= Rp 4 300/kg; (2 satuan US $; 1 US $ = Rp 9 570,-(3dibandingkan dengan keluarga petani UTAT non model 

Page 11: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 11/12

 

C. Ayu & Wuryantoro: Model usahatani terpadu …

164

Tabel 9. Dampak Implementasi Model Usahatani Terpadu terhadap Pendapatan Usahatani Irigasi AirTanah di Lombok Timur, Tahun 2009 

 No. U r a i a n Nilai Pendapatan (Rp) Persentase

A.1.a.

 b.c.d.

Model Usahatani TerpaduPendapatan UT (Rp/LG/musim):PariaBawang merahTomatKacang panjang

3 153 588,93

1 119 633,331 446 758,10

483 697,50103 500,00 

71,59(1

 

25,42(1 32,84

(1 

10,98(1 2,35(1

 

2.a.

 b.

Pendapatan UT Ikan & Kambing:Ikan (lele dumbo) (/musim)Ternak kambing (/musim)(4 

1 251 501,67

654 835,00596 666,67  

28,41(1

14,87 (1 13,54(1

 

3. a. Pendapatan riil/LG/musim

b. Pendapatan riil/LG/tahun

4 405 090,60

13 215 271,80

100,00

4. Proyeksi Pendapatan Buah Manggaa.  Per musim

 b. 

Per tahun

3 066 666,67 - 5 366 666,67

9 200 000,00 – 16 100 000,00

41,04(2 

54,92(2

 5. Total Proyeksi Pendapatan Model:

a.  Per musim b.  Per tahun 

7 471 757,27 – 9 771 757,2722 415 271,80 – 29 415 271,80 

B.

1.2.3.4.

Pendapatan UTAT Petani dengan intensitas(Rp/LG/tahun):Satu kali tanam/tahunDua kali tanam/tahunTiga kali tanam/tahunRata-rata

3 532 000,00

4 948 660,20

5 999 716,67

4 826 792,29 

C.

1.

2.3.4.

Dampak Implementasi Model terha-dap pendapatan(A.3.b.dibanding B):UT satu kali tanam/tahun

UT dua kali tanam/tahunUT tiga kali tanam/tahunRata-rata

9 683 271,80

8 266 611,607 215 555,138 388 479,51

274,16(3

167,05(3

120,26(3

173,79(3 

Keterangan : (1 = persentase terhadap “A.3.a” (pendapatan riil/LG/musim)(2 = persentase terhadap “A.5” (total proyeksi pendapatan)(3 = persentase terhadap “B” (pendapatan UTAT petani)(4 = selama 4 bulan (= 1 MT UT tanaman semusim)

KESIMPULAN 

 Kesimpulan

Terbatas pada hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan:1.  Implementasi Model Usahatani Terpadu

seluas 36 are; terdiri dari usahatani tanamansemusim pada pola tanam optimal hasil

 penataan petani (usahatani paria, usahatani bawang merah dan usahatani tomat) denganusahatani “baru” untuk mengoptimalkan

 pemakaian air irigasi air tanah (usahatani:kacang panjang dan turi, bawang merah,ikan lele dumbo, ternak kambing dan

 budidaya buah-buahan).2.  Pendapatan usahatani model senilai

Rp 4 405 090,6/lahan garapan/musim yang

setara dengan nilai Rp 13 215 271,80/lahangarapan/tahun atau Rp 36 709 088,33/ha/tahun; terdiri dari pendapatan usahatani:

 paria 25,42%; bawang merah 32,84%; tomat10,98%; kacang panjang 2,35%; ikan 14,87%dan usahatani ternak (kambing) 13,54%.

3.  Implementasi rancangan usahatani terpadu pada dua tahun pertama berdampak:meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasiair tanah dari rata-rata 5,03 menjadi 8,64;meningkatkan pendapatan usahatani rata-ratasebesar Rp 8 388 479,51/lahan garapan/tahunatau setara Rp 23 301 331,97/ha/tahun; sertamemperbaiki tingkat sosial ekonomi darisangat miskin, miskin dan hampir miskinmenjadi tidak miskin dengan pendapatan perkapita per tahun sebanyak Rp 3 303 817,95

Page 12: 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

8/18/2019 20 2-3-10 Candra Ayu Model UTAT Rev Taslim P

http://slidepdf.com/reader/full/20-2-3-10-candra-ayu-model-utat-rev-taslim-p 12/12

 

 Agroteksos Vol. 20 No.2-3, Desember 2010

165

yang setara dengan 768,33 kg beras/kapita/tahun (Kriteria Sajogyo) atausebesar US$ 345,23/kapita/tahun (KriteriaBank Dunia).

4.  Proyeksi tambahan pendapatan dari budidaya

 buah-buahan pada tahun ke-3 adopsi adalahrata-rata Rp 25 915 271,80/tahun yang

 berdampak meningkatkan pendapatan/kapita/ tahun sebesar 665,03% dari nilai awal

 petani (Rp 1 278 722,97/ kapita/tahun).

 Saran

Berdasarkan hasil penelitian bahwa modelmempunyai keunggulan dari aspek: teknis,ekonomi dan sesuai dengan sosial budayamasyarakat lokal sehingga berdampakmeningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat adopter secara berkelanjutan. Untukitu, perlu kerjasama dengan pemerintah untuk

 proses difusi inovasi sehingga mengembalikan peran usahatani irigasi air tanah sebagai program pengentasan kemiskinan yang efektif di wilayah pertanian lahan kering Pulau Lombok.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, C. Wuryantoro dan N. Wathoni. 2004.Pendekatan Sistem Pengembangan WilayahIrigasi Air Tanah serta Dampaknya terhadapTransformasi Tingkat Sosial Ekonomi dan

Budaya petani Lahan Kering di PulauLombok Tahun 2003. Dalam Jurnal IlmiahAgroteksos, Vol. 14 No. 1, April 2004.

Ayu, C. 2007. Adopsi Teknologi Irigasi AirTanah serta Dampaknya terhadap PolaProduksi dan Pola Konsumsi RumahtanggaPetani Lahan Kering di Lombok Timur.Makalah pada Seminar Nasional: MasaDepan Agribisnis dan Peran Inovasi

Teknologi serta Rekayasa Sosial EkonomiKelembagaan Hasil Penelitian FakultasPertanian Universitas Mataram dalamPembangunan di Propinsi NTB. Mataram,tanggal 23 Pebruari 2008.

Ayu, C. and T. Sjah. 2006. EconomicCotributions of Housewives on FarmsIrrigated with Grounds Water in EastLombok, Indonesia. Makalah dalamProsiding: Water Management in LombokIndonesia: Challenges and Solutions. FirstPrinting: April 2007. Mataram UniversityPress. Mataram. 137-148p.

Husnan S, dan Suwarsono, 1999. StudiKelayakan Proyek. AMP YKPN,Yogyakarta

Kustituanto. 1997. Statistik untuk Ekonomi danBisnis. BPFE-UGM. Yogyakarta.

Soekartawi. 1995. Analisa Usahatani.Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Sumodiningrat, B. Santoso dan M. Maiwan.1999. Kemiskinan: Teori, Fakta danKebijakan. Penerbit IMPAC. Jakarta.

Subagyo, P. Asri, M. dan T.N. Handoko. 1995.Dasar-Dasar Operations Research. BPFE.Yogyakarta.

Parel. 1973. Sampling Design and Precedures.

The Agricultural Development Coubcil NewYork.

Wathoni, N. 1999. Optimalisasi PenggunaanSumberdaya Pertanian pada Berbagai PolaTanam di Wilayah Irigasi Air TanahKabupaten Lombok Timur-NTB. Tesis.Program Pasca Sarjana UniversitasBrawijaya. Malang.