16 penghantaran aerotymponal dan craniotymponal pada pendengaran
DESCRIPTION
iini adalah sebuah proposalyang baik dan benarTRANSCRIPT
![Page 1: 16 Penghantaran Aerotymponal Dan Craniotymponal Pada Pendengaran](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082321/55cf9169550346f57b8d540e/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa : Syamsudin Nur Rizal Alkaf
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Pendidikan : Mahasiswa S1 Psikologi
Nama Percobaan : PENGHANTARAN AEROTYMPONAL DAN
CRANIOTYMPONAL PADA PENDENGARAN
Nomor Percobaan : XVI
Nama Orang Percobaan : Zuvita Nandiatika
Nama Pelaku Percobaan : Syamsudin Nur Rizal Alkaf
Tanggal Percobaan : 22 Oktober 2013
Waktu Percobaan : 10.00-12.00 WIB
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui hantaran nada dengan melalui tulang tengkorak
2. Untuk mengetahui batas-batas pendengaran orang percobaan.
3. Untuk mengetahui ketajaman pendengaran orang percobaan.
II. DASAR TEORI
Telinga adalah salah satu alat indera yang fungsinya berhubungan
dengan keseimbangan dan pendengaran. Organ ini terdiri atas tiga bagian,
yaitu telinga luar yang menampung gelombang suara, telinga tengah
sebagai tempat gelombang ini diteruskan dari udara ke tulang dan melalui
tulang ke telinga dalam dan telinga dalam sebagai tempat getaran ini diubah
96
![Page 2: 16 Penghantaran Aerotymponal Dan Craniotymponal Pada Pendengaran](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082321/55cf9169550346f57b8d540e/html5/thumbnails/2.jpg)
97
menjadi rangsang saraf khusus yang berjalan melalui nervus akustikus ke
susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibular,
yang berfungsi mempertahankan keseimbangan.
Gambar 1. Anatomi telinga
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran pendengar.
Daun telinga berfungsi memaksimalkan daya tangkap getaran suara.
Adapun saluran pendengaran merupakan bagian lubang telinga. Saluran
pendengaran mempunyai mekanisme pencegahan masuknya benda asing.
Mekanisme tersebut berupa rambut kecil, penyaring udara dan melapisi
saluran suau lapisan lilin. Dalam beraktifitas pasti selalu ada benda asing
yang masuk kedalam saluran telinga sehingga lapisan lilin menggumpalkan
menjadi kotoran telinga yang disebut dengan serumen.
Membran timpani menjadi awal dari saluran telinga bagian tengah.
Pada bagian ini, terdapat tulang-tulang kecil pendengaran yang terdiri atas
tulang martil (maleus), tulang landasan (incus) dan tulang sanggurdi
(slapes).
Tulang-tulang tersebut merupakan tulang terkecil yang berbeda
dalam tubuh kita. Namun, ketiga jenis tulang berperan penting dalam
perambatan getaran suara didalam telinga. Dari membran timpani, getaran
suara dirambatkan ke tulang martil, lalu ke tulang landasan dan akhirnya ke
tulang sanggurdi yang posisinya melekat dengan sebuah membran tipis
didalam telinga.
![Page 3: 16 Penghantaran Aerotymponal Dan Craniotymponal Pada Pendengaran](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082321/55cf9169550346f57b8d540e/html5/thumbnails/3.jpg)
98
Dibagian tengah telinga, terdapat saluran Eustachius yang
menghubungkan saluran telinga tengah dengan pencernaan di rongga
mulut. Saluran tersebut menyeimbangkan tekanan udara yang berada di
bagian luar dan dalam telinga sehingga membran timpani tidak terganggu
(pecah).
Telinga dalam (labirin) terdiri dari labirin osea dan labirin
membranasea. Labirin osea adalah serangkaian rongga pada tulang pelipis
yang dilapisi periosteum berisi cairan perilimfe. Sedangkan labirin
membranasea memiliki bentuk yang sama dengan labirin osea, tetapi
terletak dibagian yang lebih dalam dan dilapisi sel epitel berisi cairan
endolimfe.
Labirin osea terdiri dari tiga bagian, yaitu kanalis semisirkularis
(saluran setengah lingkaran), vestibula, dan koklea. Kanalis semisirkularis
dan vestibula mengandung reseptor keseimbangan tubuh, sedangkan koklea
mengandung reseptor pendengaran.
Gambar 2. Diagramatis “gelombang berjalan”
Indera keseimbangan merupakan indera khusus yang terletak
didalam telinga. Indera keseimbangan secara struktural terletak dekat indera
pendengaran, yaitu dibagian belakang telinga dalam yang membentuk
struktur utrikulus dan sakulus, serta kanalis semi-sirkularis. Struktur tersebut
![Page 4: 16 Penghantaran Aerotymponal Dan Craniotymponal Pada Pendengaran](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082321/55cf9169550346f57b8d540e/html5/thumbnails/4.jpg)
99
berfungsi dalam pengaturan keseimbangan tubuh yang dihubungkan dengan
bagian keseimbangan dari saraf otak VIII. Dengan demikian, saraf otak VIII
mengandung dua komponen, yaitu komponen pendengaran dan komponen
keseimbangan.
Indera pendengaran dapat mengalami gangguan fungsi yang disebut
tuli. Tuli dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli
saraf. Tuli konduktif yaitu tuli karena ganguan transmisi suara kedalam
koklea. Penyebab antara lain kerusakan tulang pendengaran, kotoran yang
menumpuk didalam saluran telinga luar, atau peradangan teling tengah. Tuli
saraf terjadi bila ada kerusakan pada organon kurti, saraf VIII, ataupun
korteks otak daerah pendengaran.
III. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Garputala
2. Pipa karet
3. Sempritan dari Galton / audiometer
4. Arloji
5. Meteran / alat pengukur
IV. JALANNYA PERCOBAAN
A. Percobaan-percobaan dari Rine
1. Suatu garputala yang sedang bergetar ditempatkan dengan
tangkainya pada puncak kepala orang percobaan, sampai nadanya
tidak kedengar lagi. Bila sekarang garputala tersebut ditempatkan
dimuka lubang telinga orang percobaan, maka nada dari garputala
tersebut masih kedengaran.
2. Suatu garputala yang sedang bergetar ditempatkan dengan
tangkainya pada tulang dibelakang telinga (processus mastoidus)
sampai nadanya tidak kedengaran lagi. Bila sekarang garputala
tersebut ditempatkan dimuka lubang telinga orang percobaan, maka
nada dari garputala tersebut masih terdengar. Percobaan ini
menunjukkan bahwa hantaran nada dengan melalui tulang (tulang
tengkorak).
![Page 5: 16 Penghantaran Aerotymponal Dan Craniotymponal Pada Pendengaran](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082321/55cf9169550346f57b8d540e/html5/thumbnails/5.jpg)
100
B. Percobaan dari Weber
Suatu garputala yang sedang bergetar ditempatkan dengan
tangkainya pada puncak kepala anda, kemudian atu lubang telinga
ditutup. Dengan demikian seakan-akan kedengarannya nada datang dari
pihak dimana lubang telinga ditutup (lateralisasi).
Hal ini juga bisa terjadi bila lubang telinga dari pihak itu tertutup
oleh sesuatu. Satu lubang telinga OP dihubungkan dengan pipa karet
dengan satu telinga teman anda, kemudian sebuah garputala yang
sedang bergetar ditempatkan dengan tangkainya pada puncak kepala
teman anda, OP akan mendengar nada dari garputala tersebut.
C. Pemeriksaan batas-batas pendengaran
Pemeriksaan ini dilakukan dengan sempritan Galton yang
nadanya dapat diubah-ubah atau dengan audiometer.
D. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
Sebuah arloji ditempatkan dimuka lubang telinga dari orang
percobaan. Telinga yang lain / yang satunya ditutup. Kemudian arloji
lambat laun dijauhkan sampai bunyinya tak terdengar lagi. Jarak antara
arloji dan lubang telinga diukur, kemudian arloji didekatkan ke lubang
telinga sampai kedengaran lagi. Jarak antara arloji dan lubang telinga
diukur. Pemeriksaan ini diulangi dengan telinga yang lain.
E. Tempatnya sumber suara (bunyi)
Sumber suara diketahui tempatnya kiri atau kanan oleh jarak
antara sumber suara. Sumber itu dinyatakan di sebelah kiri bila jarak
antara sumber tersebut dengan telinga kiri lebih dekat dari pada telinga
kanan. Kita dapat menirukan ini dengan mengambil sebuah pipa karet
dan kedua ujung itu dimasukkan ke masing-masing lubang telinga.
Kemudian tepat dari pipa itu disentuh atau digosok. Dimana kedengaran
sumber suara?
Setelah itu tempat yang disentuh atau digosok lebih ke kiri atau ke
kanan. Dimana sumber suara kedengaran?
![Page 6: 16 Penghantaran Aerotymponal Dan Craniotymponal Pada Pendengaran](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082321/55cf9169550346f57b8d540e/html5/thumbnails/6.jpg)
101
V. HASIL PERCOBAAN
A. Percobaan-percobaan dari Rine
1. Orang percobaan dapat mendengar getaran dari garputala dengan
baik.
2. Orang percobaan dapat mendengar getaran dari garputala dengan
baik.
B. Percobaan dari Weber
1. Orang percobaan dapat mendengar getaran dari garputala melalui
telinga yang ditutup.
2. Orang percobaan dapat mendengar suara dari garputala yang
melalui pipa karet walaupun hanya terdengar suara yang kecil.
C. Pemeriksaan batas-batas pendengaran
Orang percobaan dapat mendengar suara yang dihasilkan dari
sempritan Galton meskipun nadanya berubah-ubah.
D. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
Jarak antara arloji dari telinga pada waktu dijauhkan dan
didekatkan secara perlahan.
No. Bagian Telinga Dijauhkan Didekatkan
1 Kanan 28 cm 19 cm
2 Kiri 31 cm 28 cm
E. Tempatnya sumber suara (bunyi)
Orang percobaan mampu mengetahui letak sumber suara yang
dihasilkan dari gesekan-gesekan pada pipa karet dengan benar.
VI. KESIMPULAN
1. Gelombang suara dapat didengar bila merambat melalui udara dan
benda padat.
2. Ketajaman pendengaran tergantung dari jarak sumber bunyi dan
lingkungan sekitar dengan telinga.
3. Orang percobaan memiliki pendengaran yang baik.
VII. APLIKASI
![Page 7: 16 Penghantaran Aerotymponal Dan Craniotymponal Pada Pendengaran](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082321/55cf9169550346f57b8d540e/html5/thumbnails/7.jpg)
102
1. Seorang psikolog dapat mendengarkan masalah atau keluhan dari
kliennya.
2. Pembuat lagu menggunakan indera pendengarannya untuk membuat
nada dengan indah.
3. Kepekaan pendengaran sangat diperlukan bagi mereka yang mengalami
kebutaan.
Yogyakarta, 24 Oktober 2013
Penyusun
Syamsudin Nur Rizal Alkaf
Asisten : Vera Rahayu
Nilai :
![Page 8: 16 Penghantaran Aerotymponal Dan Craniotymponal Pada Pendengaran](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082321/55cf9169550346f57b8d540e/html5/thumbnails/8.jpg)
103
DARTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah., dkk.(2005).Biologi – Jilid 2.Jakarta : ESIS
Mikrajuddin, A., Saktiyono., Lutfi.(2007).IPA Terpadu.Jakarta : Erlangga
P, Fiktor Ferdinand., Moekti Ariebowo.(2009).Praktis Belajar Biologi 2.Jakarta :
PT. Grasindo Pratama
Urbayatun, Siti.(1997).Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II.Yogyakarta :
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan