15 · web viewupaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan dilaksanakan melalui jalur...
TRANSCRIPT
15. DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN TENGAH
15. DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN TENGAH
I . GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Daerah
Wilayah Daerah Tingkat I Propinsi Kalimantan Tengah me-
liputi areal seluas 152,6 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di
wilayah Kalimantan Tengah meliputi areal persawahan sekitar
128.273 ha, atau 0,8%, areal perkebunan negara dan swasta se-
kitar 309.509 ha, atau 2,0%, areal tegalan, kebun, ladang dan
huma sekitar 88.997 ha, atau 0,6%, areal tanah yang ditumbuhi
kayu-kayuan sekitar 63.015 ha, atau 0,4%, areal kehutanan,
sekitar 10.997.000 ha, atau 72,1% dan areal pemukiman dan bu-
di daya lainnya sekitar 3.673.206 ha, atau 24,1% dari seluruh
luas wilayah.
Secara administrasi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah
terdiri dari 5 kabupaten/Daerah Tingkat II dan 1 kotamadya/
Daerah Tingkat II. Seluruh daerah tingkat II tersebut meli-
puti 82 kecamatan dan 1.138 desa dan kelurahan.
Pada tahun 1988 penduduk Propinsi Kalimantan Tengah di-
perkirakan mencapai 1.235.743 jiwa. Kepadatannya rata-rata
pada tahun 1988 adalah 8 jiwa per km2 (kepadatan rata-rata
penduduk Indonesia pada tahun yang sama sebesar 91 jiwa per
527
km2). Kabupaten Barito Selatan merupakan kabupaten dengan ke-
padatan penduduk tertinggi di daerah Kalimantan Tengah dengan
rata-rata kepadatan 12 jiwa per km2 sedangkan Kabupaten Barito
Utara merupakan kabupaten dengan kepadatan penduduk terendah,
yaitu 4 jiwa per km2. Pada tahun 1985 penduduk Propinsi Kali-
mantan Tengah yang tinggal di daerah perkotaan meliputi 14,1%
dan pada tahun 1988 diperkirakan meningkat menjadi 15,0%.
Pada tahun 1985 penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) di
Propinsi Kalimantan Tengah berjumlah 767.750 orang (68,7%).
Dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan kerja seba-
nyak 440.186 orang, dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah
433.094 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi angkatan
kerja adalah 57,3%. Menurut tingkat pendidikannya angkatan
kerja yang ada terbagi dalam: 48,8% tidak dan belum tamat Se-
kolah Dasar (SD), 35,5% tamat SD, 6,6% tamat Sekolah Menengah
Tingkat Pertama (SMTP), 2,6% tamat Sekolah Menengah Tingkat
Atas (SMTA), 5,4% tamat sekolah kejuruan dan 1,1% tamat Per-
guruan Tinggi atau yang setingkat. Pada tahun 1985 angkatan
kerja yang bekerja di sektor pertanian 64,6%, di sektor in-
dustri 4,3%, di sektor perdagangan, hotel dan restoran 8%,
dan di sektor-sektor lainnya 23,1%. Angka-angka ini menunjuk-
kan bahwa sektor pertanian memegang peranan yang dominan da-
lam penyerapan tenaga kerja.
Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi daerah
di luar minyak dan gas bumi propinsi Kalimantan Tengah rata-
rata 4,4% per tahun. Dalam periode tersebut sektor pertanian
tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata 4,0% per tahun se-
dangkan industri 8,5% per tahun. Pada tahun 1986 sektor per-
tanian telah memberikan sumbangan terbesar kepada PDRB, yaitu
33,2%, dan sektor perdagangan memberikan sumbangan terbesar
528
kedua, yaitu 24,1%. Dalam pada itu sektor industri dalam Re-
pelita IV berkembang dengan baik. Pada tahun 1986 sektor ini
memberikan sumbangan sebesar 11,0%.
Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan telah mencapai
tingkat penyediaan 135,8 kg produksi beras per kapita. Prasa-
rana pengairan yang ada telah menunjang peningkatan produksi
padi, terutama melalui pengairan pasang surut dengan luas
areal pelayanan 129.325 ha. Kegiatan perkebunan menghasilkan
antara lain kelapa, kopi, karet dan lada. Dari hasil tersebut
komoditi yang telah dapat diekspor adalah karet. Di samping
itu daerah kalimantan tengah juga memproduksi hasil hutan
ikutan terutama sirap kayu, kulit kayu dan rotan,. Hasil - hasil
tersebut semuanya merupakan komoditi perdagangan yang cukup
berarti.
Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai ke-
majuan yang berarti. Namun demikian jaringan jalan yang ada
masih sangat terbatas. Masih cukup banyak ibu kota kecamatan
yang belum dapat dihubungi melalui jalan darat. Pada tahun
1986 seluruh jaringan jalan panjangnya 5.699 km yang meliputi
144 km jalan negara, 739 km jalan propinsi, 4.575 km jalan
kabupaten dan 241 km jalan kotamadya. Keadaan jalan nasional
pada umumnya cukup baik, tetapi sekitar 26,3% jalan propinsi
dan sekitar 39,6% jalan kabupaten dalam kondisi rusak. Semen-
tara itu sungai-sungai besar seperti sungai Kapuas dan Kahayan
dapat dilayari sampai ke wilayah-wilayah pedalaman.
Pelabuhan Kuala Kapuas yang terletak di Sungai Kapuas
merupakan pelabuhan laut yang terbesar di propinsi Kalimantan
Tengah dan dapat melayani kapal-kapal pelayaran samudera, se-
dangkan Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Pulang Pisau dan Sam-
pit dapat melayani pelayaran lokal dan perintis.
529
Pelabuhan udara Cilik Riwut di Palangkaraya telah dapat
didarati oleh pesawat jenis F-28 dengan kapasitas muatan ter-batas, pelabuhan udara perintis di Buntok, Pangkalan Bun, Mua-
ra Teweh dan Tiongohan telah dapat didarati oleh pesawat je-
nis Cassa.
Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-
jangkau hampir seluruh desa melalui 6 Kantor Pos Besar atau
Induk, 38 Kantor Pos Tambahan atau Pembantu dan 31 fasilitas
Pos Keliling. Sementara itu fasilitas pelayanan telepon masih
perlu ditingkatkan. Kota Palangkaraya telah dilayani oleh
sentral telepon otomat.
Di bidang sosial budaya, upaya peningkatan kecerdasan
penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10
tahun yang buta huruf menjadi 11,6 orang per 1.000 penduduk
pada tahun 1985 dan berhasil menaikkan persentase anak umur
7 - 12 tahun yang masuk sekolah dari 93,5% pada akhir Repe-
lita III menjadi 98,9% pada akhir Repelita IV.,
Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan dasar telah
cukup merata. Di seluruh propinsi telah terdapat 2.412 SD,
249 SMTP, 84 SMTA, dan 1 Perguruan Tinggi Negeri.
Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 31,5 bayi
per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7), angka kematian
kasar mencapai 7,6 orang per 1.000 penduduk (rata-rata nasio-
nal 7,9), angka kematian bayi mencapai 67,3 bayi per 1.000
kelahiran hidup (rata-rata nasional 58,0), dan harapan hidup
rata-rata mencapai 60,6 tahun (rata-rata nasional 62,8 ta-
hun).
2. Masalah-masalah
Pembangunan yang dilaksanakan selama Repelita IV telah
530
menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun ma-
sih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.
Jumlah penduduk yang rendah dan tersebar kurang merata
merupakan masalah pokok yang dihadapi propinsi Kalimantan Te-
ngah. Pola persebaran penduduk, terutama di daerah pedalaman,
yang terpencar-pencar dalam kelompok-kelompok kecil sangat
menyulitkan pelaksanaan pengembangan kegiatannya.
Kegiatan pertanian belum berkembang. Prasarana jalan dan
pengairan perlu ditingkatkan. Di samping itu pola pemilikan
lahan yang umumnya bersifat kolektif atas dasar milik adat
sangat mempengaruhi upaya pengembangan kegiatan pertanian.
Di bidang kehutanan masih dihadapi masalah yang cukup
berarti seperti luas lahan kritis yang bertambah setiap tahun
akibat penebangan hutan yang mengabaikan ketentuan kelestari-
an lingkungan, perladangan yang berpindah-pindah, penggunaan
lahan yang melebihi daya dukungnya dan pengusahaan hutan yang
belum didukung oleh suatu rencana pengusahaan yang pasti.
Berbagai hal ini telah mempercepat proses erosi di kawasan
hulu sungai, pendangkalan sungai-sungai yang menjadi urat
nadi perhubungan di daerah pedalaman, serta penurunan keles-
tarian sumber daya alam yang bersangkutan.
Sementara itu prasarana dan sarana perhubungan yang su-
dah banyak mengalami kemajuan masih perlu ditingkatkan untuk
mengimbangi meningkatnya arus barang dan orang sebagai akibat
meningkatnya kegiatan-kegiatan perdagangan di dalam daerah,
perdagangan antar daerah dan kegiatan-kegiatan ekspor. Pela-
yanan perhubungan laut masih perlu ditingkatkan dengan pe-
ningkatan prasarana dan sarana pendukung seperti dermaga,
gudang dan keselamatan pelayaran. Fasilitas perhubungan
531
udara, seperti landasan, terminal dan fasilitas keselamatan
penerbangan masih perlu ditingkatkan.
Di bidang pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, per-
pustakaan, buku dan guru baik di tingkat SD, SMTP, SMTA mau-
pun di Perguruan Tinggi masih perlu ditingkatkan untuk meng-
hadapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan
untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai.
Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan
kesehatan, khususnya dalam pelaksanaan vaksinasi dan pembe-
rantasan penyakit menular, antara lain melalui penambahan
puskesmas dan puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit serta
tenaga medis dan paramedis.
Masalah lain yang dihadapi ialah perlunya peningkatan
peran serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial la-
innya dalam pelaksanaan pembangunan di daerah Kalimantan Te-
ngah. Demikian pula perkoperasian masih perlu didorong agar
dapat lebih berperan dalam pembangunan daerah, terutama di
pedesaan.
Penataan ruang dan pertanahan masih menghadapi beberapa
masalah yang menimbulkan kesulitan bagi pemerintah daerah da-
lam melaksanakan koordinasi pembangunan, pengendalian penggu-
naan ruang dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam.
Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten, Kotamadya dan kawasan-ka-
wasan pengembangan tertentu masih belum tersedia sebagaimana
mestinya. Mekanisme pelaksanaan pengendalian penggunaan
ruang, termasuk di daerah perkotaan, masih belum mantap.
532
II. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di Propinsi Kalimantan Tengah merupakan ba-
gian integral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada
Trilogi Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin
nyata dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional peman-
tapan perwujudan Wawasan Nusantara.
Sesuai dengan prioritas pembangunan Repelita V, pemba-
ngunan Propinsi Kalimantan Tengah diarahkan pada peningkatan
perkembangan sektor pertanian dan sektor industri disertai
peningkatan penguasaan dan kualitas teknologi sehingga dapat
memberikan sumbangan yang optimal kepada pertumbuhan dan mutu
produksi daerah, peningkatan mutu produksi, ekspor dan peme-
rataan hasil-hasil pembangunan daerah tersebut. Di samping
itu pembangunan sektor sosial, kependudukan dan ekonomi lain-
nya yang secara keseluruhan dilakukan secara terpadu dalam
rangka pembangunan wilayah juga diarahkan kepada peningkatan
kualitas, pertumbuhan dan pemerataan yang optimal, perluasan
kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan pendapatan nyata,
kesejahteraan serta taraf hidup seluruh lapisan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah Kalimantan Tengah yang cukup
tinggi selama Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama
melalui peningkatan produksi dan pengembangan teknologi di
sektor pertanian dan industri serta peningkatan penyediaan
jasa yang secara keseluruhan berorientasi pada peningkatan
kesempatan kerja di berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerata-
an pembangunan yang telah ditempuh selama Repelita IV akan
dilanjutkan dan ditingkatkan agar perbaikan taraf hidup, ke-
cerdasan dan kesejahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh
seluruh masyarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di
daerah Kalimantan Tengah serta antara daerah Kalimantan Tengah
533
dan daerah-daerah lain di Indonesia makin dapat diwujudkan.
Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan mem-
perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan
prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
daerah Kalimantan Tengah dalam Repelita V pada pokoknya seba-
gai berikut.
Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas
akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi
dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan
para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan
industri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan eks-
por. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan antara
industri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional, usaha
pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama agro-
industri, juga terus didorong partisipasi swasta dalam ke-
giatan pembangunan yang akan diusahakan melalui berbagai
usaha pemberian informasi dan pemberian kemudahan. Di samping
itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk merangsang
pihak swasta agar bersedia melakukan investasi di daerah Ka-
limantan Tengah.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di
bidang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana
dan sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi
dalam bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan,
penyempurnaan sistem informasi pasar dan penyempurnaan sistem
angkutan akan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan meng-
ikutsertakan pengusaha-pengusaha swasta.
Dalam rangka upaya memperluas lapangan kerja juga akan
diusahakan agar pembangunan di daerah dilaksanakan dengan
pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di samping
534
itu kegiatan-kegiatan mengolah sumber daya alam diarahkan
agar tetap memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan.
Usaha koperasi akan terus didorong agar dapat makin man-
diri dan dapat lebih berperan dalam kegiatan pembangunan di
daerah. Sejalan dengan itu akan terus dikembangkan iklim yang
dapat mendorong lembaga swadaya masyarakat agar dapat mening-
katkan partisipasinya dalam pembangunan daerah.
Upaya untuk peningkatan pendidikan dan kesehatan masya-
rakat daerah Kalimantan Tengah akan dilanjutkan. Dalam rangka
itu peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas
pelayanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang
kesehatan maupun di bidang sosial lainnya, akan diusahakan
agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendi-
dikan dan keterampilan penduduk ditingkatkan melalui pening-
katan berbagai kegiatan pendidikan formal dan pelatihan. Hal
tersebut diarahkan agar sebagian dari jumlah tenaga kerja
yang berasal dari pertambahan penduduk di pedesaan lebih mam-
pu bertani dengan cara-cara yang lebih maju, dan agar seba-
gian dari mereka lebih mudah memperoleh pekerjaan di luar
sektor pertanian.
Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana per-
tanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada ke-
giatan operasi dan pemeliharaannya akan ditingkatkan. Dalam
hubungan ini partisipasi masyarakat akan ditingkatkan melalui
gerakan gotong royong.
Selanjutnya dalam rangka lebih memeratakan pembangunan,
perhatian khusus akan diberikan kepada daerah yang relatif
tertinggal, daerah kritis dan daerah pedalaman yang relatif
terisolasi. Sejalan dengan itu pembangunan masyarakat desa
akan terus ditingkatkan. Pembangunan daerah perkotaan akan
535
dilanjutkan pula secara terencana dan terpadu dengan memper-
hatikan perkembangan dan kebutuhan penduduk agar dapat lebih
menjamin lingkungan hidup yang sehat. Dengan pembangunan yang
serasi antara desa dan kota maka diharapkan perkembangan dae-
rah akan lebih terarah dan dapat dipercepat.
Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseim-
bangan kepadatan penduduk di daerah Kalimantan Tengah, akan
ditempuh berbagai kebijaksanaan seperti peningkatan program
keluarga berencana dan langkah-langkah untuk mendorong per-
pindahan penduduk antara lain melalui pembangunan pertanian
di kabupaten-kabupaten yang kurang penduduk terutama melalui
program transmigrasi lokal. Sejalan dengan itu akan dilaksa-
nakan pengembangan daerah berpotensi yang terisolasi, baik
yang berlokasi di wilayah pedalaman maupun di wilayah pantai
secara selektif.
Sementara itu pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu
menyerap pertambahan tenaga kerja dan dengan demikian dapat
mengurangi arus urbanisasi. Dalam pada itu pengembangan iklim
usaha yang mendorong pertumbuhan sektor informal di kota se-
cara lebih baik akan ditingkatkan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan pembangunan akan dilakukan pula langkah-
langkah pendayagunaan aparatur. Hal ini antara lain meliputi
upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui peng-
galian dan pengerahan potensi sumber pendapatan baru sepan-
jang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan ti-
dak menghambat perkembangan dunia usaha. Dalam hubungan ini
diusahakan penyempurnaan mekanisme perpajakan dan retribusi
daerah, peningkatan kemampuan aparat pemerintah daerah dalam
memungut pajak dan retribusi daerah, dan peningkatan hasil
536
memungut Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Bersamaan dengan itu
usaha-usaha untuk mendorong agar swasta lebih berpartisipasi
di dalam membiayai kegiatan pembangunan di daerah akan di-
tingkatkan pula. Di samping itu akan dilanjutkan pula program
pendidikan dan pelatihan pegawai, penyempurnaan sistem infor-
masi, komunikasi, kerja sama, koordinasi, dan penyederhanaan
prosedural. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat lebih
memantapkan usaha untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata,
dinamis dan bertanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik
berat pada Daerah Tingkat II.
Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata Ru-
ang di daerah Kalimantan Tengah akan ditingkatkan agar peme-
rintah daerah dapat lebih mampu mengatur penggunaan ruang dan
pemanfaatan sumber daya alam yang ada secara lebih terarah.
Penataan pertanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada
Rencana Tata Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian peng-
gunaan ruang dapat diselesaikan secara lebih terarah.
Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam
Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak
dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya
4,9% rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhi-
tungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan pendapatan
per kapita penduduk daerah Kalimantan Tengah dan penciptaan
lapangan kerja yang dapat menyerap tambahan angkatan kerja
yang terjadi di daerah itu selama lima tahun yang akan da-
tang. Sedangkan laju pertumbuhan sektor yang dapat dicapai
per tahun diperkirakan masing-masing sebagai berikut: sektor
pertanian rata-rata 3,6%, sektor industri 8,7%, sektor per-
tambangan 6,6%, sektor bangunan 2,3%, sektor perdagangan
3,5%, sektor pengangkutan dan komunikasi 6,5%, dan sektor
lain-lain 7,5%.
537
Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di Propinsi
Kalimantan Tengah diharapkan akan turun menjadi rata-rata
3,0% per tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk propinsi
Kalimantan Tengah diperkirakan akan berjumlah 1,4 juta jiwa.
Untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut akan di-
usahakan penurunan angka kelahiran kasar dari 31,5 orang per
1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 28,2 pada akhir
Repelita V, dan angka kematian kasar dari 7,6 orang per 1.000
penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 7,1 pada akhir Repe-
lita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan diusahakan pula
peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka kematian bayi
per 1.000 kelahiran hidup menurun dari 67,3 pada akhir Repe-
lita IV menjadi 59,3 pada akhir Repelita V. Bersamaan dengan
itu harapan hidup rata-rata diharapkan naik dari 60,6 tahun
pada akhir Repelita IV menjadi 62,5 tahun pada akhir Repe-
lita V.
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan
diusahakan antara lain dengan meningkatkan jumlah penampung-
an anak usia 7 - 12 tahun di SD dari 98,9% pada akhir Repeli-
ta IV menjadi 99,0% pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah
lulusan SD yang dapat ditampung di SMTP ditingkatkan dari
79,9% pada akhir Repelita IV menjadi 89,7%. pada akhir Repe-
lita V, lulusan SMTP yang dapat ditampung di SMTA diharapkan
meningkat dari 71,6% pada akhir Repelita IV menjadi 74,3%
pada akhir Repelita V. Peningkatan di bidang pendidikan ini
juga disertai dengan peningkatan mutu pendidikan, yang akan
diusahakan melalui peningkatan penyediaan prasarana pendi-
dikan, penyediaan buku-buku dan penataran guru-guru.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diketengahkan di atas
diperkirakan akan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja
yang terjadi selama Repelita V, yang diperkirakan rata-rata
538
meningkat dengan 5,4% per tahun, dan akan berjumlah 716 ribu
orang pada akhir Repelita V.
Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Daerah akan dilanjut-
kan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan.
Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pe-
manfaatan ruang dan sumber daya secara optimal yang menjamin
percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat-
an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih menjamin
terpenuhinya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berke-
lanjutan.
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan dalam rang-
ka memenuhi kebutuhan rakyat daerah Kalimantan Tengah akan
pangan, meningkatkan pendapatan per jiwa mereka, ikut memban-
tu memantapkan swasembada pangan, meningkatkan penyediaan ba-
han baku untuk industri dan mendorong ekspor produksi perta-
nian. Hal tersebut akan dilakukan melalui usaha-usaha inten-
sifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi. Pe-
ningkatan produksi tanaman pangan akan dilaksanakan melalui
intensifikasi tanaman padi, palawija dan sayuran. Untuk me-
nunjang usaha-usaha ini akan ditingkatkan pengadaan benih
padi, palawija dan hortikultura melalui balai-balai benih dan
penangkar benih yang diusahakan oleh pemerintah dan swasta.
Di samping itu untuk memperoleh benih yang baik dan tahan
lama akan dilaksanakan pengawasan mutu dan sertifikasi benih.
Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya jenis hama pengganggu,
akan ditingkatkan kegiatan pengembangan sistem pengendalian,
hama terpadu. Dalam rangka meningkatkan produksi palawija,
539
pembinaan petani akan dilakukan melalui pengembangan Unit-
unit Pelayanan Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket
teknologi tepat guna. Di samping itu pemanfaatan pupuk
kandang, kompos dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.
Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak
yang akan dikembangkan adalah unggas, sapi, kerbau, babi dan
kambing. Pembinaan balai-balai penelitian ternak akan terus
dikembangkan melalui investasi swasta dan swadaya masyarakat
untuk menghasilkan induk-induk dan pejantan unggul, melalui
usaha-usaha inseminasi buatan. Peningkatan produksi ternak
akan didukung dengan kegiatan pengamanan ternak, pembibitan
ternak dan hijauan makanan ternak. Di samping itu akan di-
usahakan penurunan tingkat kematian dan pencegahan penyakit
ternak dengan mengembangkan pusat-pusat pelayanan kesehatan
hewan dan penyediaan prasarana kesehatan ternak. Dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani ternak, penyu-
luhan akan makin ditingkatkan, baik kualitas maupun frekuen-
sinya yang akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan
kepada para kontak tani.
Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah
pantai, laut lepas, dan perairan air tawar. Untuk membantu
perkembangan usaha perikanan laut akan ditingkatkan pelak-
sanaan operasional pelabuhan perikanan dan pangkalan pen-
daratan ikan, saluran tambak, balai benih ikan dan balai
benih udang.
Produksi perkebunan akan ditingkatkan melalui usaha in-
tensifikasi dan diverifikasi. Komoditi yang akan dikembangkan
antara lain karet dan kelapa. Khusus mengenai karet, pengem-
bangannya akan dilaksanakan melalui perkebunan inti rakyat
(NPS/PIR). Sedang rehabilitasi dan peremajaan tanaman kelapa
540
dan karet akan dilaksanakan melalui Program Rehabilitasi dan
Peremajaan Tanaman Ekspor (PRATE).
Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan
pengukuhan kawasan hutan tetap, di samping inventarisasi
hutan produksi yang terdiri dari yang dapat dikonversi dan
khusus bukan kayu: Selanjutnya dilakukan pengadaan peta da-
sar, rehabilitasi hutan rusak di wilayah HPH dan pembangunan.
hutan tanaman industri.
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, kemampu-
an jaringan pengairan akan dipelihara dan ditingkatkan melalui
kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (O&P).
Usaha perluasan areal pertanian akan dilaksanakan dengan
memanfaatkan lahan rawa pasang surut dan bukan pasang surut.
Untuk memperoleh manfaat yang optimum, program pengembangan
daerah rawa akan dikaitkan dengan kegiatan peningkatan dan
pembangunan tambak. Program ini juga dimaksudkan untuk mendu-
kung kegiatan transmigrasi. Untuk mengembangkan potensi sum-
ber daya air, akan dilanjutkan pemeliharaan dan pengamanan
sungai.
Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi reha-
bilitasi dan pemeliharaan, peningkatan serta pembangunan jalan
dan jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang selama
ini belum terjangkau. Peningkatan jalan dan jembatan akan di-
lakukan antara Tengkiling - Kasongan untuk menunjang sektor
transmigrasi. Pembangunan jalan dan jembatan baru akan dilak-
sanakan terutama di daerah-daerah pemukiman transmigrasi,
daerah pertanian dan daerah perkebunan. Pembangunan jalan dan
jembatan baru tersebut antara lain mencakup ruas-ruas jalan
Kasongan - Sampit, Pangkalan Bun - Hulu Sampit, Sukamara -
541
Pangkalan Bun, Pulang Pisau - Kuala Kapuas dan Samuda - Kuala
Pembuang.
Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan raya,
akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas,
penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan
pagar pengaman jalan dan pembangunan fasilitas pengujian ken-
daraan bermuatan.
Dalam meningkatkan pelayanan angkutan sungai, danau dan
penyeberangan, akan dilakukan rehabilitasi dan peningkatan
dermaga dan terminal penyeberangan serta penambahan rambu-
rambu untuk keselamatan pelayaran.
Pembangunan perhubungan laut akan ditekankan pada ke-
giatan pemeliharaan, rehabilitasi, peningkatan dan pengem-
bangan fasilitas pelabuhan. Selain itu, rehabilitasi dan pem-
bangunan berbagai fasilitas keselamatan pelayaran, seperti
menara suar, rambu suar, peralatan telekomunikasi dan radio
pantai akan terus dilanjutkan. Di samping itu pengoperasian
armada pelayaran rakyat dan armada perintis juga akan di-
tingkatkan.
Di bidang perhubungan udara pengembangan fasilitas ban-
dar udara akan disesuaikan dengan pengoperasian beberapa
jenis pesawat penerbangan komersial. Fasilitas bandar udara
Panarung akan ditingkatkan hingga dapat didarati oleh pesawat
udara sejenis F-28 dengan kapasitas penuh, sedangkan bandar
udara Iskandar di Pangkalan Bun dan bandar udara Haji Asan di
Sampit akan ditingkatkan pula hingga dapat didarati pesawat
udara sejenis F-27/CN-235 dengan kapasitas penuh. Sehubungan
dengan itu, alat bantu navigasi dan fasilitas keselamatan
penerbangan lainnya juga akan ditingkatkan kemampuannya.
Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan
542
mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tam-
bahan di kecamatan dan Kantor Pos di kabupaten. Di samping
itu akan dilaksanakan pengadaan bis surat, kendaraan bermotor
untuk dinas Pos Keliling Kota dan untuk Pos Keliling Desa, ja-
ringan sambungan telepon, telex, telegrap dan faksimile. Demi-
kian pula pembangunan telekomunikasi pedesaan akan diperluas.
Di bidang kepariwisataan akan dilaksanakan kegiatan pem-
bangunan obyek wisata dengan memanfaatkan potensi wisata
Taman Nasional Tanjung Puting, yang disertai dengan pening-
katan upaya promosi wisata nasional.
Usaha pengembangan industri-industri pengolahan hasil
pertanian dan perkebunan, seperti industri pengolahan kelapa
dan karet akan ditingkatkan. Dalam rangka pemanfaatan hasil
hutan akan terus ditingkatkan produksi hasil-hasil aneka in-
dustri antara lain melalui industri pengolahan kayu dan peng-
olahan rotan. Untuk memperbaiki mutu produksi, maka bimbingan
dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan pada peningkat-
an kemampuan penggunaan teknologi tepat guna dan peningkatan
kemampuan manajemen pemasaran.
Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkatan
efisiensi penyaluran barang dan jasa. Demikian pula akan di-
lanjutkan usaha penyebarluasan informasi pasar bagi para pro-
dusen, pengusaha dan lembaga-lembaga pemasaran di daerah Ka-
limantan Tengah.
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang untuk
keperluan bahan baku bagi sektor industri. Kegiatan peneli-
tian untuk mengidentifikasikan beberapa logam mulia di daerah
ini akan dilanjutkan. Demikian pula kegiatan eksplorasi mine-
ral dan penelitian pemanfaatan gambut yang potensinya cukup
543
besar di daerah ini, akan dilanjutkan. Tambang emas yang di-
kelola secara tradisional oleh masyarakat akan dikaitkan de-
ngan pemegangan KP atau KK sehingga diperoleh manfaat yang
optimal. Tambang batu bara yang dikelola oleh swasta akan di-
dorong agar produksinya dapat ditingkatkan. Di samping itu
beberapa jenis hasil tambang lainnya, terutama hasil galian
mineral industri yang saat ini berada dalam tahap awal eks-
ploitasi, terus didorong untuk dapat dikembangkan. Sementara
itu bimbingan dan pembinaan pengusahaan bahan-bahan galian
golongan C akan dilanjutkan.
Pembangunan di bidang energi akan dilakukan melalui pe-
ningkatan serta perluasan eksplorasi, eksploitasi dan produk-
si sumber energi utama, yaitu minyak bumi, panas bumi, gas
bumi, dan tenaga air. Di samping itu akan dilanjutkan pemba-
ngunan dermaga dan pipa penyalur untuk meningkatkan kapasitas
bongkar muat bahan bakar minyak di Palangkaraya dan Pangkalan
Bun.
Peningkatan penyediaan tenaga listrik akan terus dilak-
sanakan, melalui pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga
listrik untuk memenuhi kebutuhan pengembangan industri maupun
konsumsi rumah tangga. Sesuai dengan perkiraan kebutuhan te-
naga listrik di Propinsi Kalimantan Tengah, akan dilakukan
langkah-langkah untuk mempersiapkan pusat-pusat pembangkit
listrik tenaga diesel yang tersebar dengan kapasitas 16,5 MW.
Di samping itu akan dilaksanakan peningkatan jaringan trans-
misi sepanjang 40 km dengan kapasitas 20 MVA, pembangunan sa-
rana distribusi sebanyak 596 gardu distribusi untuk 40.600
pelanggan serta pengembangan tenaga listrik untuk daerah pe-
desaan di 97 desa untuk memenuhi kebutuhan 11.250 pelanggan.
Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal dan untuk
lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam modal
544
maka akan dilaksanakan penyederhanaan sistem perizinan serta
peraturan-peraturan daerah yang lain. Demikian pula akan di-
sempurnakan penyusunan dan penyebarluasan data dan informasi
penanaman modal, profil proyek penanaman modal, profil po-
tensi daerah serta informasi pasar. Usaha untuk meningkatkan
pelayanan penanaman modal yang lebih efisien akan ditempuh
dengan cara meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan pengen-
dalian oleh instansi terkait.
Di bidang perkoperasian upaya peningkatan kemampuan
organisasi tata laksana dan usaha akan dilanjutkan agar kope-
rasi dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang
mandiri. Dalam pelaksanaan upaya ini tetap akan diprioritas-
kan koperasi primer, khususnya Koperasi Unit Desa (KUD) yang
melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan
rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rak-
yat, industri kecil, perkreditan atau simpan pinjam, kelis-
trikan desa, jasa angkutan pedesaan. Di samping itu juga akan
diprioritaskan koperasi-koperasi primer yang melaksanakan
usaha produksi dan atau pemasaran berbagai jenis komoditi
ekspor yang diproduksi masyarakat pedesaan.
Kemampuan pengelola koperasi dan anggotanya juga akan
ditingkatkan melalui penyempurnaan dalam metode, materi dan
penyelenggaraan pendidikan, penataran dan pelatihan keteram-
pilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan kope-
rasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga mana-
jemen yang terdidik atau terlatih kepada KUD yang dianggap
masih memerlukannya. Untuk menciptakan iklim yang mendukung
pengembangan kehidupan koperasi yang sehat, penerangan dan
penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja
terutama di daerah minus dan relatif tertinggal akan dilaksa-
545
nakan kegiatan Proyek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB), yang
akan disebar di berbagai kecamatan dan pedesaan. PPKGB ditu-
jukan pada kegiatan-kegiatan pembangunan yang berorientasi
pada penyerapan tenaga kerja sebanyak mungkin dan pada saat
yang sama mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan.
Sejalan dengan usaha mengatasi masalah angkatan kerja usia
muda terdidik, mereka akan disebarkan dan ditugaskan sebagai
konsultan koperasi, pemandu wirausaha, dan tenaga teknis di
sektor-sektor pembangunan. Kegiatan mendatangkan tenaga kerja
melalui mekanisme AKAD akan terus didorong dan ditingkatkan.
Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui
Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling selama Repeli-
ta V akan diarahkan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pem-
bangunan desa dan pengembangan industri, khususnya dalam
rangka menunjang ekspor dan usaha mandiri.
Dalam rangka mengembangkan daerah produksi dan daerah
pertanian baru, maka pembangunan daerah transmigrasi akan
dilanjutkan dan ditingkatkan baik melalui program transmi-
grasi umum maupun pelaksanaan transmigrasi swakarsa. Selama
Repelita V diperkirakan akan dapat dibuka areal pertanian
baru seluas 23.825 ha bagi penempatan sekitar 32.600 KK
transmigran. Jumlah ini terdiri dari 16.300 KK yang ditempat-
kan pada daerah persawahan beririgasi dan daerah pasang
surut, 6.800 KK dikaitkan dengan pengembangan perkebunan,
2.000 KK pola kehutanan, 5.000 KK untuk menunjang usaha
perikanan, dan 2.500 KK dengan pola jasa lainnya. Di samping
itu dalam Repelita V akan dilanjutkan dan ditingkatkan pembi-
naan transmigran yang sudah ada di lapangan sehingga akan
dapat lebih mandiri.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, akan diting-
katkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lainnya
546
untuk setiap jenis dan jenjang sekolah, di samping pengadaan
buku-buku pelajaran dan buku bacaan. Selanjutnya dalam rangka
memantapkan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar akan
dibangun gedung SMTP dan SMTA, penambahan ruang kelas baru,
pembangunan ruang laboratorium dan perpustakaan serta rehabi-
litasi bangunan. Khusus untuk Propinsi Kalimantan Tengah akan
diutamakan pengadaan gedung SMTP dan SMTA di daerah perbatas-
an atau di pusat pengembangan wilayah yang bersangkutan. Di
daerah yang terpencil akan dibangun SD kecil serta akan di-
teruskan usaha rehabilitasi gedung SD. Khusus untuk daerah-
daerah pemukiman transmigrasi yang telah dihuni dan yang
telah memerlukan akan dibangun gedung SD baru dan gedung SMTP
baru. Di samping itu akan direhabilitasi serta dikembangkan
Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama (SMKTP) dengan tam-
bahan ruangan penunjang, seperti ruang praktek dan perpustaka-
an. Sementara itu akan dibangun pula Sekolah Menengah Kejuru-
an Tingkat Atas (SMKTA) baru, peningkatan daya tampung SMKTA
yang ada baik negeri maupun swasta, serta kegiatan pemelihara-
an bagi beberapa gedung SMTA.
Dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat, berbagai
kegiatan akan dilaksanakan. Antara lain akan dilanjutkan pe-
nyelenggaraan Kelompok Belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan
dengan pendidikan mata pencaharian, penyelenggaraan kejar Pa-
ket B sebagai usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan
wajib belajar tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang
dan penyelenggaraan Kejar Usaha.
Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain usaha-
usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya, tra-
disi, bahasa, kesusasteraan dan perpustakaan, pembinaan kese-
nian, pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah dan per-
museuman.
547
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 14 Puskesmas, 88
buah Puskesmas Pembantu, 8 buah Puskesmas Perawatan dan peng-
adaan 93 buah Puskesmas Keliling. Untuk meningkatkan kesadar-
an masyarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan, akan lebih
digalakkan upaya penyuluhan kesehatan. Dengan demikian diha-
rapkan akan lebih banyak Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat dengan dukungan
dari petugas Puskesmas setempat.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan, akan di-
laksanakan melalui semua RSU kelas D yang ada. Dalam pada itu
RSU Kuala Kapuas akan ditingkatkan dari kelas D menjadi kelas
C. Sementara itu pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan
pula. Sedangkan mutu pelayanan laboratorium kesehatan akan
lebih dimantapkan.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan
dilaksanakan melalui jalur institusi dan upaya kesehatan ma-
syarakat yang meliputi imunisasi, penanggulangan penyakit di-
are, malaria, demam berdarah, filariasis, tb-paru, serta pe-
ningkatan pengamanan kesehatan transmigran terhadap penyakit
yang menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa, dan pening-
katan pengamatan kejadian penyakit. Sementara itu melalui
upaya perbaikan gizi akan ditingkatkan kemampuan masyarakat
dalam memanfaatkan sumber pangan yang tersedia dan menaikkan
mutu makanan dalam memenuhi kebutuhan gizi secara aman. Di
samping itu akan diupayakan peningkatan pencegahan penanggu-
langan kekurangan kalori dan protein, kekurangan vitamin A
dan anemia gizi melalui kegiatan UPGK di seluruh daerah Kali-
mantan Tengah. Selanjutnya juga akan dilakukan pencegahan
gondok endemik di daerah endemik serta ditingkatkan kemampuan
548
masyarakat dalam pengelolaan program gizi. Sistem kewaspadaan
pangan dan gizi (SKPG) akan dikembangkan.
Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap penyalahgu-
naan obat, makanan, kosmetika dan bahan lain yang berbahaya
pengawasan atas bahan-bahan tersebut akan ditingkatkan. Untuk
itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan makanan
yang ada. Sedangkan untuk menjamin kelancaran distribu-
si dan pengadaan obat-obatan di unit-unit pelayanan kesehat-
an, akan dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat,
alat dan perbekalan kesehatan di kabupaten dan kotamadya yang
memilikinya. Sementara itu dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan rakyat di daerah pemukiman yang kekurangan persedia-
an air bersih dan rawan penyakit menular akan dilanjutkan pe-
ningkatan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pe-
mukiman.
Dalam rangka menunjang program kesehatan secara keselu-
ruhan, akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui
penyuluhan kesehatan yang akan dilakukan dengan jalan menye-
barluaskan informasi kesehatan, mengembangkan potensi swadaya
masyarakat dan mengembangkan metode penyuluhan kesehatan.
Dalam bidang kesejahteraan sosial, kegiatan pembinaan
dan pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain
dalam bentuk pembinaan kesejahteraan masyarakat terasing dan
terpencil, penyuluhan, bimbingan sosial dan pembinaan Pekerja
Sosial Masyarakat, pembinaan organisasi sosial serta lembaga
swadaya masyarakat, dan pembinaan swadaya masyarakat dalam
bidang perumahan dan lingkungan.
Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan di-
laksanakan antara lain pengentasan anak terlantar dan yatim
549
piatu, penyantunan para lanjut usia atau jompo, serta penyan-
tunan dan pengentasan penyandang cacat.
Selain itu pembinaan generasi muda dalam wadah Karang
Taruna akan dilaksanakan dengan upaya meningkatkan peran
serta Karang Taruna dalam berbagai bidang pembangunan di
pedesaan.
Peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk
menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan
timbulnya masalah kenakalan remaja dan masalah-masalah pela-
yanan sosial lainnya.
Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk sebanyak
169,3 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta KB
Baru. Di samping itu akan diberikan pembinaan kepada peserta
KB Aktif yang berjumlah 135,5 ribu pasangan, agar tetap ber-
KB.
Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pem-
bangunan kota dan pembangunan desa, maka akan diusahakan pe-
ningkatan pembangunan pedesaan. Di samping itu, akan diusaha-
kan pula pengembangan kota-kota kecil sebagai suatu sarana
untuk memacu perkembangan pedesaan di sekitarnya.
Perumahan sederhana akan terus dibangun di beberapa kota
sesuai dengan hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-
masing kota. Usaha perbaikan kampung atau perbaikan lingkung-
an pemukiman kota akan dilanjutkan, antara lain di Palangka-
raya, Sampit dan Kuala Kapuas. Pada propinsi ini direncanakan
akan diperbaiki lingkungan pemukiman seluas sekitar 400 ha.
Kegiatan pemugaran perumahan desa yang meliputi peningkatan
mutu rumah serta perbaikan lingkungan pemukimannya akan terus
dilanjutkan di 200 desa. Dalam pelaksanaannya perhatian khu-
sus diberikan pada desa-desa kritis, tertinggal, miskin, desa
550
nelayan dan desa-desa yang menjadi pusat pertumbuhan bagi de-
sa-desa di sekitarnya.
Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan
menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum, serta me-
ningkatkan kapasitas dengan merehabilitasi instalasi, mengu-
rangi kebocoran, dan membangun instalasi baru. Program ini
akan dilaksanakan, antara lain di kota-kota Palangkaraya,
Sampit dan Kuala Kapuas. Dalam program ini juga termasuk usa-
ha-usaha untuk menyediakan air bersih bagi penduduk pedesaan,
baik dengan sistem perpipaan maupun non perpipaan. Usaha-usa-
ha di bidang penyehatan lingkungan pemukiman akan terus pula
ditingkatkan dan sasarannya ialah pemeliharaan dan perbaikan
penanganan air limbah, drainase, dan persampahan. Program ini
akan dilakukan antara lain di kota Palangkaraya, Sampit dan
Kuala Kapuas.
Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repeli-
ta V akan dilaksanakan antara lain penyediaan bantuan untuk
pembangunan atau rehabilitasi tempat peribadatan, penyediaan
kitab suci dan rehabilitasi atau perluasan Balai Nikah dan
Penasehatan Perkawinan, serta rehabilitasi atau perluasan Ba-
lai Sidang Pengadilan Agama serta kantor-kantor Urusan Agama
tingkat kecamatan, kabupaten atau kotamadya dan wilayah.
Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama
terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khu-
sus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama yang meli-
puti Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dan Pendidikan
Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disempurnakan
prasarana dan sarananya. Di samping itu akan disediakan juga
bantuan bagi perguruan agama swasta. Dalam pada itu dalam
rangka mengembangkan perguruan tinggi agama akan dilanjutkan
551
pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan fasilitas perku-
liahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan
fasilitas penelitian ilmiah pada IAIN Antasari (Fakultas Tar-
biyah Palangkaraya), dan bantuan bagi perguruan tinggi agama
swasta.
Pembangunan di bidang hukum meliputi antara lain reha-
bilitasi sejumlah gedung kantor Kejaksaan Negeri, Pengadilan
Negeri dan Kantor Imigrasi. Selanjutnya sebagai upaya penun-
jangan tugas-tugas pemasyarakatan, diusahakan pula rehabili-
tasi sejumlah Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Nega-
ra atau Cabang Rumah Tahanan Negara, serta pembangunan gedung
Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak.
Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
berbagai pola penyuluhan hukum yang ada akan terus dilaksa-
nakan secara lebih terpadu. Selanjutnya dalam usaha untuk me-
wujudkan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan per-
lindungan hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan kon-
sultasi hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan
tetap dilanjutkan.
Program-program sektoral yang ada di daerah, akan ditun-
jang dengan program-program bantuan pembangunan kepada
daerah. Program-program bantuan pembangunan yang diterima
daerah Kalimantan Tengah meliputi program-program berikut.
Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan penggu-
naannya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pembiayaan (O&P)
jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatan-
kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian
Jembatan Propinsi digunakan untuk menangani peningkatan jalan
552
propinsi dan penggantian jembatannya agar sesuai dengan me-
ningkatnya arus lalu lintas dan muatan.
Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten
atau kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tang-
gung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II. Program peningkatan
Jalan Kabupaten dan Kotamadya digunakan untuk meningkatkan
prasarana jalan dalam rangka memenuhi kebutuhan prasarana
perhubungan yang makin meningkat. Program pembinaan pendidik-
an dasar digunakan terutama untuk membiayai kegiatan 0 & P
sarana pendidikan dasar dalam rangka meningkatkan mutu pendi-
dikan dasar, dan untuk membiayai pembangunan SD baru di dae-
rah transmigrasi, PIR dan pemukiman baru. Program pelayanan
kesehatan digunakan untuk membiayai kegiatan 0 & P sarana ke-
sehatan yang meliputi Rumah Sakit Kabupaten, Puskesmas, Pus-
kesmas Keliling, Puskesmas Pembantu serta penyediaan obat-
obatan.
Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis disediakan
untuk membantu Daerah Tingkat II yang menghadapi masalah ta-
nah kritis, untuk membiayai penyuluhan dan percontohan menge-
nai pengembangan pelestarian dengan konservasi dan pencegahan
meluasnya daerah kritis serta kegiatan lain dalam rangka mem-
perkecil kerusakan alam.
Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai ke-
giatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan
swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT)
dalam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah per-
batasan dan daerah padat penduduk.
Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan me-
lalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawasan
553
konversi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS serta pe-
ngendalian dan penanggulangan bencana alam, serta pembinaan
kemampuan masyarakat untuk meningkatkan peran sertanya secara
swadaya dalam penyelamatan hutan, tanah dan air di DAS Kaha-
yan, serta pembangunan dan pembinaan taman nasional di Tan-
jung Puting. Usaha pelestarian kemampuan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dan peningkatan fungsinya serta pengendalian
kerusakannya juga akan dilaksanakan dengan mengembangkan pola
tata ruang yang dinamis.
Usaha-usaha pengembangan meteorologi dan geofisika meli-
puti pembangunan 1 buah stasiun meteorologi dan peningkatan
1 buah stasiun klimatologi.
Pelaksanaan program rehabilitasi tanah kritis akan di-
lakukan melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan di DAS
Kahayan dan DAS Kapuas yang meliputi areal lahan kering dan
lahan kritis dengan sasaran fisik 10.000 ha penghijauan. Di
samping itu akan dilakukan kegiatan konservasi tanah pada
tanah usaha tani dengan kemiringan di atas 40%, rehabilitasi
lahan kritis dalam pola terpadu DAS, pengembangan hutan
tanaman industri di daerah alang-alang, pengembangan hutan
rakyat, penyuluhan, rehabilitasi hutan rusak dalam wilayah
HPH seluas 622.000 ha, pembangunan hutan tanaman industri
seluas 75.000 ha, serta pemukiman kembali peladang sejumlah
40.000 KK.
Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam ke-
giatan-kegiatan pembangunan, kegiatan penataan ruang daerah
akan dilanjutkan dan penyusunannya akan lebih dipadukan de-
ngan berbagai program terkait. Kegiatan yang akan dilaksana-
kan di antaranya mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata
Ruang Daerah Tingkat I dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah
Tingkat II. Di samping itu juga akan dilakukan penyusunan
554
Rencana Umum Tata Ruang Kawasan beserta rinciannya di kawasan-
kawasan yang dirasa strategis atau kritis.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-
bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar
sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-
levisi dan pers serta mekanisme Bakohumas. Sementara itu un-
tuk meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran radio dan
televisi akan ditingkatkan kerja sama lintas sektoral dalam
menyusun substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka pe-
ningkatan mutu dan jangkauan siaran radio, televisi dan film
akan dilaksanakan pengadaan Stasiun Produksi Keliling (SPK)
di Palangkaraya serta rehabilitasi atau pengembangan peman-
car radio dan televisi.
Dalam Repelita V pengembangan bidang Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Penelitian akan dilanjutkan antara lain melalui
kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber daya lahan, serta
pengembangan Sistem Informasi Geografi yang diperlukan untuk
mendukung perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kemampu-
an sumber dayanya.
555
TABELWILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
PROPINSI KALIMANTAN TENGAH
Luas Jumlah JumlahPerkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km2
DAERAH TINGKAT II Wilayah Kecamatan Desa 1985 1988 1985 1988(Km2) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
Kotamadya:
Palangka Raya 2.367,42 2 18 92.160 107.314 39 45
Kabupaten:
Kapuas 34.327,60 23 298 357.475 392.503 10 11
Barito Utara 32.453,39 11 200 127.057 138.613 4 4
Barito Selatan 12.724,89 12 146 137.653 151.362 11 12
Kotawaringin Barat 20.714,93 10 145 111.108 122.812 5 6
Kotawaringin Timur 50.011,76 24 331 292.427 323.139 6 6
Jumlah 152.600,00 82 1.138 1.117.881 1.235.743 7 8
556
557