unsuri.ac.idunsuri.ac.id/.../uploads/2018/05/4-jurnal-utami-hesti-positif.docx · web viewhesty...

25
Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari TINGKAT KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN PEMANFAATAN E – MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK E –TICKET PESAWAT DI OCTOPUS TRAVEL SURABAYA Hesty Aksari Juanita* dan Utami Puji Lestari** ABSTRACT This study aims to determine the effect of variable consumer confidence and the use of e-marketing partially significant effect on consumer purchase intentions simultaneously or partially. And to investigate the use of e-marketing variable most dominant influence on consumer purchase intention. Samples from this study is that consumers Octopus Travel Surabaya as many as 100 people. The data analysis technique used is multiple linear regression method. Partially that the consumer confidence variables influence the purchase decisions of consumers. On the use of e-marketing variables influence the purchase decisions of consumers. Simultaneously variable consumer confidence and the use of e-marketing influence on consumer purchasing decisions with. Meanwhile, if viewed from the regression coefficient obtained, the regression coefficient is 0.435 variable consumer confidence is smaller than the value of the variable regression coefficient of utilization of e-marketing is 0.748. It can be concluded that the variables that most influence the consumer's decision pemelian (Y) plane e-ticket products at Octopus Travel Surabaya is variable utilization of e-marketing. Keywords: consumer confidence, the use of e-marketing, consumer purchase intentions. PENDAHULUAN Kemajuan teknologi kini merupakan sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi juga berdampak pada perekonomian. Hal ini juga dapat diartikan budaya konsumerisme untuk internet di kalangan masyarakat semakin tinggi sehingga pelaku bisnis mengambil peluang untuk mengekspansi jaringan usahanya melalui internet. Seorang pemasar harus dapat memperhatikan dan memahami perilaku konsumennya, sehingga dapat menjual atau memasarkan produk/jasa secara tepat. Upaya yang dilakukan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa dengan upaya pencarian informasi yang salah satunya dapat melalui internet (Suryani, 2013:5). Selanjutnya Suryani (2013:250) menambahkan, tersedianya berbagai media informasi dalam kehidupan generasi internet ini memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku pencarian informasi dalam pengambilan keputusan pembelian. Oleh sebab itu pemasar juga Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 55

Upload: nguyenduong

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

TINGKAT KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN PEMANFAATAN E – MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

KONSUMEN PRODUK E –TICKET PESAWAT DI OCTOPUS TRAVEL SURABAYA

Hesty Aksari Juanita* dan Utami Puji Lestari**

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of variable consumer confidence and the use of e-marketing partially significant effect on consumer purchase intentions simultaneously or partially. And to investigate the use of e-marketing variable most dominant influence on consumer purchase intention. Samples from this study is that consumers Octopus Travel Surabaya as many as 100 people. The data analysis technique used is multiple linear regression method.Partially that the consumer confidence variables influence the purchase decisions of consumers. On the use of e-marketing variables influence the purchase decisions of consumers. Simultaneously variable consumer confidence and the use of e-marketing influence on consumer purchasing decisions with. Meanwhile, if viewed from the regression coefficient obtained, the regression coefficient is 0.435 variable consumer confidence is smaller than the value of the variable regression coefficient of utilization of e-marketing is 0.748. It can be concluded that the variables that most influence the consumer's decision pemelian (Y) plane e-ticket products at Octopus Travel Surabaya is variable utilization of e-marketing.

Keywords: consumer confidence, the use of e-marketing, consumer purchase intentions.

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi kini merupakan sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi juga berdampak pada perekonomian. Hal ini juga dapat diartikan budaya konsumerisme untuk internet di kalangan masyarakat semakin tinggi sehingga pelaku bisnis mengambil peluang untuk mengekspansi jaringan usahanya melalui internet. Seorang pemasar harus dapat memperhatikan dan memahami perilaku konsumennya, sehingga dapat menjual atau memasarkan produk/jasa secara tepat. Upaya yang dilakukan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa dengan upaya pencarian informasi yang salah satunya dapat melalui internet (Suryani, 2013:5). Selanjutnya Suryani (2013:250) menambahkan, tersedianya berbagai media informasi dalam kehidupan generasi internet ini memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku pencarian informasi dalam pengambilan keputusan pembelian. Oleh sebab itu pemasar juga perlu memperhatikan bagaimana perilaku konsumennya dalam memanfaatkan internet sebagai media pencarian informasi.

Dengan kemajuan teknologi digital baru saat ini, pemasaran langsung dapat menjangkau dan berinteraksi dengan pelanggan di semua tempat, setiap saat, dan hampir tentang semua hal. Melalui e-marketing, pemasar telah mendapatkan suatu cara yang baru untuk menciptakan nilai

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 55

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan. Menurut Kotler dan Keller (2009:132), e-marketing adalah usaha perusahaan untuk memberitahu pembeli, mengomunikasikan, mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya lewat internet. Dengan melakukan strategi e-marketing, khususnya pemasaran langsung, para pemasar dapat lebih mudah untuk berhubungan dengan konsumennya. Ketika pemasaran online terus berkembang, pemasaran untuk membangun hubungan pelanggan, meningkatkan penjualan, mengomunikasikan informasi perusahaan dan produk, serta mengirimkan produk dan jasa secara lebih efisien dan efektif.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:237) pemasaran online atau online marketing adalah usaha perusahaan untuk memasarkan produk dan pelayanan serta membangun hubungan pelanggan melalui internet. Menurut survei Nielsen pada tahun 2008 produk yang biasa dibeli secara online di Indonesia adalah tiket pesawat. Kemudian survei yang dilakukan oleh Visa Worldwide Indonesia (2013), survei ini mengindikasikan bahwa alokasi belanja terbesar masyarakat Indonesia adalah untuk belanja paket perjalanan wisata. Untuk belanja paket wisata ini, pengeluaran terbesar adalah untuk membeli tiket pesawat. Dua pertiga responden yang diwawancarai dalam survei tersebut mengaku mereka pernah membeli tiket pesawat secara online. Tiket pesawat elektronik atau e-ticketing airlines adalah suatu cara untuk mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik. Semua informasi mengenai electronic ticketing disimpan secara digital dalam sistem komputer milik airlines. Sebagai bukti pengeluaran e-ticket pelanggan akan diberi Itenerary Receipt berupa kode booking yang hanya berlaku sebagai alat untuk masuk ke dalam bandara yang masih mengharuskan penumpang unutk membawa tanda bukti perjalanan. (http://tiketpesawatkamu.com).

E – ticket juga disebut sebagai Tiket Online (E-Ticket) adalah peluang untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan kenyamanan penumpang. E-tiket mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan formulir kertas dan meningkatkan fleksibilitas penumpang dan agen perjalanan dalam membuat perubahan-perubahan dalam jadwal perjalanan (http://www.iata.org). Direktur statistik Keuangan Teknologi Informasi dan Pariwisata Badan Pusat Statistik (BPS), Sentot Bangun Widiyono mengatakan bahwa sepanjang Maret 2013 jumlah penerbangan domestik tumbuh 13,73% dibanding Februari 2013. Jumlah penumpang penerbangan Internasional tumbuh 16,29%. Data BPS menunjukan jumlah penumpang domestik sepanjang Maret 2013 naik menjadi 4,61 juta orang dibandingkan Februari 2013 sejumlah 4,05 juta orang. penumpang internasional sepanjang Maret 2013 sejumlah 1,10 juta orang. Dibanding Februari 2013 sejumlah 950,3 ribu orang. Bandara Soekarno Hatta Jakarta merupakan bandara dengan jumlah penumpang domestik terbesar yaitu 1,68 juta penumpang. Disusul Bandara Juanda Surabaya dengan jumlah penumpang 522,9 ribu dan Bandara Ngurah Rai Denpasar sejumlah 323,3 ribu penumpang. Untuk penumpang internasional, Bandara Sukarno Hatta Jakarta juga menempati posisi pertama untuk jumlah penumpang terbanyak, yaitu 598,8 ribu. Disusul Bandara Ngurah Rai Denpasar 250 ribu , Bandara Polonia Medan 69,9 ribu, dan Bandara Juanda Surabaya 61,1 ribu, (Jawa Pos, 2013).

Online reservation ticket mulai digunakan semenjak 1 Juni 2009, ketika Asosiasi Transportasi Udara Internasional / IATA (International Air

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 56

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

Transport Association) memberikan mandat kepada semua anggotanya agar menggunakan e-ticket dalam segala bentuk transaksi.(id.wikipedia.org/ tiket_elektronik, diakses pada 01 Mei 2014). Pengguna agen travel online di Indonesia masih 12% dibanding dengan Inggris 78% (Arnold Sebastian, 2013). Salah satu bentuk kegiatan agen travel melalui pemasaran online. Agen travel online adalah salah satu jenis dari agen travel yang melakukan seluruh kegiatannya melalui online. Jenis agen travel ini menyediakan layanan reservasi online yang dibutuhkan seseorang dalam melakukan perjalanan. Tugas agen travel online adalah menjadi perantara yang dipercaya dan konsultan bagi perusahaan akomodasi dan maskapai penerbangan dalam promosi secara online dan meningkatkan kunjungan tamu. (http://ilmu-pariwisata.blogspot.com, diakses pada 18 Mei 2014).

Meskipun demikian, terkadang muncul penyalahgunaan pemasar yang dapat menimbulkan ketidakpercayaan pelanggan. Dengan demikian, industri pemasaran melalui internet juga menghadapi kekhawatiran penyerangan privasi yang terus berkembang sehingga pemasar online harus berurusan dengan masalah keamanan internet. Beberapa konsumen mungkin juga khawatir tentang keamanan online. Ditambah lagi adanya karakteristik dari konsuemen online Indonesia, diantaranya yaitu tidak mudah percaya, menyukai hal-hal yang gratis, sensitif terhadap harga, mengandalkan word of mouth, dan sangat menyukai diskon (Gunawan, 2008).

Melalui karakter konsumen online Indonesia yang tidak mudah mempercayai bisnis online dikarenakan banyaknya penipuan di internet atau yang lebih dikenal dengan nama Cybercrime. Utomo (2011) mengatakan bahwa dalam menjalankan bisnis secara online atau melalui internet, faktor-faktor yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan penerapan bisnisnya adalah faktor kepercayaan. Mukherjee dan Nath (2007) menambahkan, hanya pelanggan yang memiliki kepercayaan yang akan berani melakukan transaksi melalui media internet. tanpa adanya kepercayaan dari pelangggan, transaksi e-commerce tidak akan terjadi. Menurut Kotler dan Lubis (2011), niat membeli atau niat untuk membeli adalah tahap sebelum keputusan pembelian dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan tersebut adalah mengumpulkan informasi tentang produk yang akan dijadikan pertimbangan. Hal ini terkait dengan komponen sikap dari konsumen. Niat pembelian merupakan komponen kognitif dan afektif dari komponen sikap. Kognitif terkait dengan pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber lainnya. Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk dan merek. Perasaan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap. Niat beli dalam penelitian ini adalah terkait dengan pengetahuan dan persepsi awal konsumen yang akan membentuk kepercayaan.

Octopus Travel Surabaya menyediakan pelayanan reservasi online yang berupa pemesanan e-ticket pesawat domestik dan internasional, tiket kereta api, voucher hotel, dan paket wisata di dalam negeri dan di luar negeri. Bagi konsumen yang membeli e-ticket pesawat di Octopus Travel, harus melakukan pembayaran melalui transfer ATM atau pun melalui pembayaran cash karena tiket akan issued dan dapat dicetak jika konsumen sudah melakukan pembayaran sebelum batas waktu booking habis. Jika konsumen sudah membayar tiket lalu e-ticket dicetak dan konsumen sudah

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 57

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

mendapatkan kode booking tiket pesawat kemudian konsumen ingin refund (membatalkan tiket), uang konsumen tidak kembali penuh akan tetapi dikembalikan sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan yang dipilih oleh konsumen tersebut. Konsumen dapat reschedule (ganti waktu penerbangan) dan reroute (ganti rute penerbangan) yang akan dikenakan biaya tambahan. Reschedule dan reroute dilakukan 2 hari sebelum keberangkatan. Rescedule dan reroute dapat dilakukan oleh semua maskapai. Refund dapat dilakukan oleh semua maskapai penerbangan kecuali AirAsia dan Citilink yang hanya bisa reschedule.

Dengan E-ticket pesawat, penumpang harus tiba di bandara keberangkatan maksimal 1 (satu) jam sebelum jam keberangkatan (take off) yang tertera di tiket untuk melakukan check in. Check in juga bisa dilakukan melalui web check in pada masing-masing maskapai dan setiap maskapi mempunyai kebijakan waktu masing-masing untuk melakukan web check in. Selain dapat melakukan web check in di bandara, web check in juga dapat dilakukan di Octopus Travel Surabaya maupun melalui konsumen sendiri pada semua maskapai penerbangan kecuali pada maskapai Sriwijaya Air yang masih belum bisa melakukan fasilitas web check in. Berbagai pilihan paket tour domestik dan internasioanal disediakan oleh Octopus Travel dan ada beberapa tour yang bekerja sama dengan pihak luar. Octopus Travel juga menerima jasa pembuatan Visa dan Passport. Sistim pemasaran dan penjualan Octopus Travel melalui telepon, BBM, YM, SMS, Facebook atau pun langsung datang ke kantor Octopus Travel.

RUMUSAN MASALAHBerdasarkan hasil uraian dalam latar belakang di atas, maka

permasalahan yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah :1. Bagaimanakah pengaruh tingkat kepercayaan konsumen dan

pemanfaatan e–marketing secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian konsumen e – ticket pesawat ?

2. Diantara variabel tingkat kepercayaan konsumen dan pemanfaatan e – marketing manakah yang paling berpengaruh simultan terhadap keputusan pembelian konsumen e – ticket pesawat?

TUJUAN PENELITIANTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepercayaan

konsumen (X1) dan pemanfaatan e – marketing (X2) berpengaruh signifikan secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian konsumen e – ticket pesawat (Y). Selain itu untuk mengetahui diantara variabel tingkat kepercayaan konsumen dan pemanfaatan e – marketing (X2) yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen e – ticket pesawat (Y).

MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai

masukan dan informasi yang dapat dipertimbangkan untuk menentukan kebijakan dalam pemanfaatan e-marketing dan memahami perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk memperdalam dan mengaplikasikan teori-teori pemasaran, terutama tentang tingkat kepercayaan konsumen, pemanfaatan e –

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 58

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

marketing, dan keputusan pembelian konsumen. Selain itu penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Perilaku KonsumenMenutut Hawkins, Best dan Coney (2007) perilaku konsumen

merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok, organisasi melakukan proses pemilihan, pengamanan, penggunaan, dan penghentian produk / jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya terhadap kebutuhan konsumen dan masyarakat. Perilaku konsumen mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dikonsumsi, Schiffman dan Kanuk (2007). Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:213), perilaku konsumen adalah studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah segala tindakan individu atau kelompok untuk mendapatkan barang dan jasa dengan mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya dari hasil perintegrasian sebuah pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.

Model Perilaku Konsumen Terdapat model Engel dkk dalam Suryani (2013) menjelaskan

beberapa komponen pengambilan keputusan yang terdiri dari lima tahap, sebagai berikut:1) Pengenalan masalah

Pengenalan masalah terjadi jika konsumen menyadari perbedaan situasi yang ada dengan situasi yang diharapkan. Meliputi waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu dan pengaruh pemasaran.

2) Penelusuran InformasiMeliputi kecepatan dan keluasan dalam menimbulkan kembali informasi yang ada pada memori dan pengalaman-pengalaman masalah. Informasi tersebut dalam bentuk keyakinan dan sikap yang mempengaruhi konsumen terhadap suatu merk yang kuat menjadi pilihan dan terjadi kegiatan pembelian secara rutin. Pada tahap ini juga terjadi pemrosesan informasi, pengukuran penelusuran informasi dapat menggunakan dimensi kepercayaan, sikap dan niat.

3) Evaluasi alternatifMeliputi perbandingan merek melalui proses penelusuran kriteria evaluasi. Dalam hal ini pertimbangan sutau produk sudah ada di dalam memori konsumen, dari evaluasi tersebut akan menentukan produk atau jasa mana yang akan menjadi pilihan kepercayaan konsumen.

4) PilihanKebiasan konsumen dalam memilih dari kekuatan niat membeli. Pilihan konsumen akan menentukan hasil. Ada pun dimensi yang digunakan adalah apakah melakukan pembelian atau tidak melakukan pembelian.

5) HasilKonsumen akan menentukan hasil apakah konsumen menjadi puas atau tidak puas sebagai pengalaman langsung dalam menggunakan suatu

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 59

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

merek. Hasilnya juga dapat terjadi tidak cocok apabila merek tersebut tidak sesuai dengan pilihannya.

Dari kelima tahap dalam proses pengambilan keputusan Enge di atas, dapat disimpulkan bahwa niat beli seseorang merupakan bagian dari tahap evaluasi alternatif. Dimana pada tahap evaluasi alternatif terdapat kepercayaan dan sikap yang akan membentuk niat sebelum adanya keputusan pembelian.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku KonsumenMenurut Kotler dan Keller (2009:214) faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen seperti gambar berikut ini :

Gambar Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Sumber: Kotler dan Keller (2009:214)

Menurut Kotler dan Keller (2009-214), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor budaya, sosial, sosial, psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar. Tapi sebenarnya perlu diketahui oleh pemasar untuk mengetahui perilaku konsumen untuk mempengaruhi pembelian konsumen. Berikut penjelasan dari faktor-faktor tersebut: 1. Faktor Budaya

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dalam perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, subkultur, dan kelas sosial pembeli.

2. Faktor SosialPerilaku konsumen juga akan mempengaruhi faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.

3. Faktor PribadiFaktor pribadi mendefinisikan sebagai keputusan membeli yang dipengaruhi karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 60

BUDAYA

1. Kebudayaan2. Sub kebudayaan

3. Kelas Sosial

SOSIAL

1. Kelompok acuan2. Keluarga3. Peran dan status

PRIBADI

1. Umur dan tahap siklus hidup

2. Pekerjaan3. Situasi

ekonomi4. Gaya hidup5. Kepribadian

dan konsep hidup

PSIKOLOGIS

1.Motivasi2.Persepsi3.Pengetahuan4.Keyakinan5.Sikap

PROSESPEMBELIAN

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

4. Faktor PsikologisTugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian akhir. Terdapat empat proses psikologis penting yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori. Secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

Sedangkan menurut Herbig, et al. dalam Suryani (2013:251-252) perilaku generasi internet dapat disimpulkan bahwa:a. Cenderung berorientasi pada hasil, bahkan ada indikasi pada generasi

ini ingin berhasil dengan sedikit usaha dan pengorbanan. Adanya kecenderungan seperti ini, membuat mereka cenderung menempuh cara-cara yang mudah, dan mencari cara pintas dalam mendapatkan hasil yang diinginkan.

b. Cenderung mempertanyakan otoritasGenerasi ini lebih mudah dipengaruhi oleh rekan sebaya dari pada oleh mereka yang mempunyai posisi formal di masyarakat.

c. Berpikir untuk sekarang, saat ini, dan suka bersenang-senang.Pemasar menciptakkan berbagai produk yang menawarkan tambahan manfaat berupa nilai yang sifatnya menghibur, membuat konsumen rileks dan senang. Kecenderungan seperti ini mendorong konsumen berperilaku konsumtif dalam pembelian.

d. Menyukai kebebasan dan suka mengekspresikan diriKecenderungan seperti ini ditangkap oleh pemasar sebagai peluang untuk menciptakan produk-produk yang memberikan kesempatan kepada konsumen generasi internet menunjukan dirinya dan bebas menyampaikan pilihan-pilihannya.

e. Cenderung banyak menuntutMemprioritaskan pada hal-hal yang dapat menyenangkan dirinya, maka permintaannya biasanya bermacam-macam dan tidak pernah puas.

f. Percaya diri dan optimisKarakter ini positif dan dapat dimanfaatkan oleh pemasar, khususnya pada produk-produk fashion dengan menciptakan model-model yang tidak konvensional.

g. Lebih suka berkomunikasi dengan teks dan jejaring sosial.Cenderung menyukai berkomunikasi melalui SMS dan menggunakan intenet. Jejaring sosial ini dimanfaatkan sebagai alternatif dalam relationship marketing. Dari media ini pemasar dapat mendengarkan keluhan, harapan dan harapan konsumen yang akan bermanfaat bagi stategi pemasaran.

Perilaku Konsumen Agen Travel Online

Menurut Katarina Indrawati (2014:36-37) perilaku konsumen pada agen travel memiliki karakter bermacam-macam. Persamaan mereka adalah mereka mengharapkan harga murah dengan pelayanan terbaik. Sekaya apa pun konsumen yang datang, mereka pasti berharap mendapatkan penawaran harga yang murah dan pelayanan yang terbaik.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 61

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

Harga selalu menjadi isu sensitif bagi konsumen. Strategi penetapan harga jual itu mudah dan sulit, dengan adanya sistem reservasi online harga sudah tercantum di sistem. Agen travel kemudian menginformasikan harga termurah yang tampil di sistem, tidak perlu menentukan harga jual sendiri. Dengan adanya kesamaan harga, maka hal yang akan menentukan selanjutnya adalah bagaimana pelayanan agen travel kepada konsumen. Menjual produk yang memiliki standarisasi harga dan tidak memiliki ciri khas khusus seperti tiket pesawat, melayani kepada konsumen menjadi penting.

Contoh : Tiket pesawat yang dijual oleh agen A, B, C dari harga, bentuk, fungsi semua sama. Kemudian bergantung dari konsumen lebih suka membeli dimana. Pembedaannya hampir pasti pada pelayanan yang diberikan agen travel tersebut. Misalnya agen travel A dan B hanya beroperasi pada hari dan jam kerja. Kemudian agen travel C beroperasi selama 7 hari seminggu, dengan jam operasional yang lebih panjang. Maka konsumen yang memerlukan tiket di luar jam dan hari kerja akan membeli di agen travel C. Staf di agen travel A bersedia mencarikan tiket penerbangan promo walau pun harus kerepotan mengecek di sistim reservasi setiap beberapa menit, akan membuat konsumen lebih memilih membeli di agen travel A dari pada di agen travel B yang Stafnya hanya menginformasikan tiket yang ditanyakan konsumen dan tampak enggan melakukan usaha lebih.

E - Marketing

E - business menggambarkan pengguna alat dan kerangka dasar elektronik untuk melaksanakan bisnis perusahaan. E - commerce berarti bahwa perusahaan atau situs menawarkan untuk bertransaksi atau memfasilitasi penjualan produk dan jasa secara online. E - commerce selanjutnya menimbulkan e - purchasing dan e -marketing. E - purchasing berarti perusahaan memutuskan membeli barang, jasa, dan informasi dari berbagai pemasok online. E - purchasing yang cerdas sudah menghemat jutaan dolar untuk perusahaan. E - marketing menggambarkan usaha perusahaan untuk memberi tahu pembeli, mengkomunikasikan, mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya lewat internet (Kotler dan Keller 2009:132).

E - marketing biasa disebut dengan sebagai online marketing atau internet marketing, yang dimana merupakan bagian dari e-business yang berfungsi sebagai alat promosi perusahaan. E - marketing adalah pengguna media internet guna mendukung proses pemasaran, sehingga proses pemasaran lebih efektif, cepat, dan biaya murah. E - marketing yang sukses mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Didukung oleh organisasi yang baik, memiliki tujuan yang didukung dengan benar.

2) Perusahaan mengetahui apa sebenarnya keinginan dan harapan konsumen.

3) Adanya produk dan tawaran yang ditawarkan. Karena tidak mungkin disebut internet marketing jika tidak memiliki produk dan layanan

yang ditawarkan.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 62

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:237) pemasaran online (online marketing) adalah usaha perusahaan untuk memasarkan produk dan pelayanan serta membangun hubungan pelanggan melalui internet.

Terdapat empat wilayah pemasaran online sebagai berikut :

Gambar 2.Wilayah Pemasaran Online

Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:238-241)

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:238-241) empat wilayah pemasaran online utama diperlihatkan dalam gambar 2.2. wilayah itu meliputi B2C (bisnis ke konsumen), B2B (bisnis ke bisnis), C2C (konsumen ke konsumen), dan C2B (konsumen ke bisnis).

1) Bisnis ke Konsumen (B2C)Pemasaran online bisnis ke konsumen (B2C, Business to Consumer) menjual barang dan jasa secara online kepada konsumen akhir. Konsumen saat ini bisa membeli hampir segala hal secara online. Mulai dari pakaian, peralatan dapur, dan tiket pesawat sampai komputer dan mobil.

2) Bisnis ke Bisnis (B2B)Pemasaran online bisnis ke bisnis (B2B, Business to Business) juga berkembang. Pemasaran B2B menggunakan situs Web B2B, e-mail, katalog, produk online, jaringan dagang online, dan sumber daya online lain untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani pelanggan saat ini secara lebih efektif, dan meraih efisiensi pembelian dan harga yang lebih baik.

3) Konsumen ke Konsumen (C2C)Pemasaran online konsumen ke konsumen (C2C, Consumer to Consumer) merupakan pertukaran barang dan informasi secara online antara konsumen akhir.

4) Konsumen ke Bisnis (C2B)Pemasaran online konsumen (C2B, Consumer to Business) merupakan pertukaran online dimana konsumen mencari penjual, mempelajari penawaran mereka, dan mengawali pembelian, kadang-kadang bahkan menggerakkan syarat transaksi.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 63

B2C (bisnis ke

konsumen) B2B

(bisnis ke bisnis) C2C

(konsumen ke konsumen)

C2B (konsumen ke

bisnis)

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

a. Keunggulan E – MarketingMenurut Tjiptono.dkk, (2008:566-568) kelebihan dalam

penggunaan e – marketing adalah sebagai berikut:1. Target marketing (target pemasaran), yaitu dapat mentargetkan

kelompok individu sebagai target pasar.2. Message Tailoring, yaitu kesan yang dapat dirancang khusus untuk

target market.3. Kemampuan berinteraksi, yaitu memungkinkan keterlibatan konsumen

yang cukup tinggi.4. Akses informasi, pengunjung website dapat memperoleh informasi

produk, harga, informasi pembelian. 5. Potensi penjualan, kemampuan mempengaruhi penjualan relatif tinggi

dikarenakan internet dapat digunakan sebagai media respon secara langsung.

6. Kreatifitas, artinya desain website yang menarik dapat mempengaruhi kunjungan ulang dan meningkatkan minat pengunjung website terhadap perusahaan dan produknya.

7. Potensi pasar, artinya seiring dengan berkembangnya pengguna internet, maka potensi pasar semakin cerah.

b. Kelemahan E – Marketing Berikut ini terdapat kelemahan dalam penggunaan e – marketing

menurut Tjiptono.dkk, (2008:566-568) :1. Medium yang relatif baru, sehingga ukuran efektifitasnya masih ramai

diperdebatkan dan belum baku.2. Karakter audiens masih terpusat pada para pemakai yang tertarik

dengan produk - produk yang terkait dengan komputer dan teknologi.

3. Masalah websnar, masih lambatnya kecepatan akses informasi melalui internet.

4. Potensial for deception, yaitu pengunjung situs dapat “dikecoh” dengan pesan iklan yang menyesatkan dan keamanan transaksi di internet yang masih rendah.

5. Internet merupakan medium yang efektif untuk memasarkan high – ticket items dan kurang efisien untuk produk berharga murah (missal: permen, sabun mandi, pasta gigi).

c. Pemanfaatan E - Markeitng Dengan kemajuan teknologi saat ini yang terdapat banyak manfaat

yang diperoleh bagi pelaku bisnis untuk memasarkan produk dan jasanya melalui e – marketing. Banyak perusahaan yang memanfaatkan peluang malalui e – marketing ini seperti agen travel online. Menurut Katarina Indrawati (2014:19-20) saat ini, teknologi sudah sangat mendukung. Dengan sistem reservasi online, cukup dengan beberapa klik di sistem, tiket sudah siap dan langsung bisa dicetak. Tidak perlu khawatir salah menuliskan kembali informasi penerbangan di blanko tiket. Sepanjang data awal yang dimasukkan sudah benar, maka hasil akhirnya akan benar juga. Komunikasi dengan travel partner di luar kota mau pun luar negeri hanya memanfaatkan internet, baik melalui surat elektronik (e – mail), chatting, messenger, skype, video conference, dan lain-lain.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 64

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

Menurut Katarina Indrawati (2014:20-25) terdapat keuntungan bisnis tour dan travel secara online : 1. Bisa dijalankan dimanapun dan kapan pun. Tidak harus terikat di suatu

lokasi usaha tertentu atau pun jam operasional tertentu, karena agen travel bisa mengatur jam operasioanal sesuai dengan ketersediaan waktu. kantor bisa didirikan di mana saja. Hanya dengan akses internet dan memanfaatkan handphone, transaksi bisnis bisa berjalan.

2. Bisa menjual kepada siapa pun di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri. Selain cepat dan aman, konsumen tidak terbatas pada orang yang tinggal atau berdomisili dekat. Karena tiket dan voucher hotel sudah tidak perlu diantar seecara fisik kepada konsumen. Cukup dikirim lewat email, SMS, BBM, atau pun Whatsapp konsumen yang berada dimana pun.

3. Hemat operasional. Tanpa harus menyiapkan lokasi usaha tertentu dan tidak perlu mengantar tiket langsung kepada konsumen otomatis akan hemat secara operasioanal.

4. Hampir tanpa modal dan nyaris tanpa resiko. Diasumsikan tidak harus membeli semua investasi perangkat operasional yang digunakan untuk menjalankan bisnis. Umumnya hampir semua orang sudah memliki handphone dan laptop. Nyaris tanpa resiko karena sarana online dan sistem yang disiapkan oleh maskapai mau pun provider produk tour dan travel yang sudah semakin canggih.

5. Mendapatkan informasi lebih awal tentang promo. Memanfaatkan promo lebih awal dan penjualan lebih awal sekaligus bisa memanfaatkan promo tersebut untuk kepentingan traveling pribadi.

6. Mendapatkan harga spesial. Maskapai, provider tours, hotel, dan travel partner, umumnya memberikan harga special untuk pelaku bisnis tour dan travel. Harga special tersebut bisa berupa presentase komisi, potongan harga mau pun bonus-bonus khusus.

7. Bekerja sekaligus traveling gratis. Sebagai tour leader yang mendampingi perjalanan tour ke luar negeri.

8. Dana untuk traveling didapat dari keuntungan bisnis. Agen travel akan memiliki dana traveling yang berasal dari profit atau keuntungan dari bisnis travelpreneur.

Niat Beli

Mowen (2007:43) mengatakan bahwa niat beli adalah penentuan dari pembeli untuk melakukan suatu tindakan seperti membeli suatu produk atau jasa. Niat itu sendiri merupakan gabungan kepercayaan dari sikap konsumen terhadap produk atau jasa. Kotler dan Keller (2009:240) menyatakan dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk prefensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa niat beli adalah proses tentang apa yang akan dimiliki oleh konsumen sebagai rujukan untuk menentukan proses pembelian.

Dalam “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan dan Penggunaan Sistem E-ticketing” (Jati dan Laksito, 2012) Layanan Online reservation ticket adalah peluang untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan kenyamanan customer. Online reservation ticket mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan formulir kertas dan

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 65

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

meningkatkan fleksibilitas pelanggan dan agen perjalanan dalam membuat perubahan-perubahan dalam jadwal perjalanan. Menurut Jati (2012), beberapa keuntungan yang didapatkan dalam penggunaan aplikasi Online reservation ticket adalah:

1. Proses reservasi/booking dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja.

2. Data yang transparan langsung dari website. 3. Proses reservasi langsung.4. Dapat mencetak tiket sendiri dan dapat langsung digunakan.5. Pembayaran melalui transfer bank, sehingga lebih cepat dan akurat.

Namun terdapat juga beberapa kelemahan dari e-ticket diantaranya adalah:

1. Tidak semua orang mengerti tentang internet, artinya belum bisa mengoperasikan internet itu sendiri.

2. Keterbatasan pihak maskapai penerbangan dalam memasarkan tiketnya secara online.

3. Belum semua orang mengetahui tentang bagaimana caranya memesan tiket secara online.

4. Belum semua orang mengetahui dan paham betul tentang e-ticket.

Oleh karena beberapa hal di atas, maka pada era sekarang semakin banyak biro perjalanan atau travel agency yang melengkapi layanannya dengan memberikan dukungan berupa sistem online untuk pemesanan tiket perjalanan oleh para calon penumpang. ( Jati, 2012)

Indikator Pengukuran Niat beliMenurut Jamieson dan Bass (dalam jurnal Internasional Orth Ulrich,

R.Dkk, (2007) dalam pengukuran niat beli menggunakan tiga pernyataan :1) “I believe this product is definitely right for me”2) “I will definitely choose this product”3) “I will definitely buy another product”

Dapat diartikan sebagai berikut ;1) “Saya yakin produk ini benar-benar tepat bagi saya”2) “Saya pasti akan memilih produk ini”3) “Saya pasti akan membeli produk lain dari perusahaan ini”

Kepercayaana. Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan (Oktaviyanti 2011). Gefen dalam Suryani (2013) mengatakan bahwa keyakinan konsumen pada transaksi online memiliki kepastian dan informasi yang tidak simetris. Sebagai akibatnya perlu adanya rasa saling percaya atara pembeli dan penjual, dan banyak penelitian menunjukan bahwa kepercayaan konsumen e-commerce adalah salah satu faktor kunci. Hanya pelanggan yang memiliki kepercayaan yang akan berani melakukan transaksi melalui media internet. tanpa ada

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 66

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

kepercayaan pelanggan, mustahil transaksi e-commerce akan terjadi (Mukherjee dan Nath 2007).

b. Indikator Pengukuran KepercayaanMenurut Mukherjee dan Nath (2007) kepercayaan dapat diukur

melalui propensity to trust, customer confidence in the website, customer trust in internet technology. Indikator pengukuran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Propensity to trust (kecenderungan untuk percaya)Keecenderungan untuk percaya memiliki peranan penting untuk mengurangi persepsi resiko ketika bertransaksi. Besarnya persepsi konsumen mengenai resiko mempengaruhi besarnya kepercayaan mereka terhadap transaksi online. Konsumen online lebih berpengalaman mempunyai banyak informasi mengenai transaksi online, sehingga mereka beranggapan resikonya rendah dan karena itu mereka mempunyai kepercayaan yang lebih tinggi ketika bertransaksi online.

2) Costumer confidence the website (kepercayaan konsumen terhadap website)Keyakinan internal konsumen yang muncul karena adanya reputasi pihak penjual. Ketika konsumen memproses informasi dalam transaksi online, mereka akan mempertimbangkan reputasi penjual, dimana reputasi tersebut merupakan faktor yang sangat penting dari kepercayaan.Sedangkan menurut Utomo dkk dalam Suryani (2013) dimensi pengukuran tingkat kepercayaan konsumen, yaitu :1) Informasi produk

Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatnya (pencarian internal) dan mencari informasi di luar (pencarian eksternal). Konsumen akan mencari berbagai informasi berbagai jenis produk, merek, harga, tempat, dan cara pembayaran

2) Kebenaran produkKesesuaian produk dengan informasi yang tersedia pada situs web.

3) Pelayanan pembelianJika konsumen menemukan situs web suatu perusahaan mudah digunakan dan bermanfaat maka konsekuensinya konsumen akan memandang perusahaan lebih faforit dan organisasi tersebut dipersepsikan sebagai dapat lebih dipercaya.

4) Keberhasilan pembayaranBesarnya kepercayaan konsumen terhadap sistem elektronik berkaitan dengan besarnya kepercayaan mereka terhadap transaksi online di e-commerce.

Berdasarkan pendapat diatas, untuk mengukur kepercayaan konsumen pada bisnis online, maka penulis menggunakan pernyataan dari Mukherjee dan Nath (2007) sebagai indikator pengukuran. Indikator pengukuran tersebut, yaitu :1) Kecenderungan untuk percaya2) Kepercayaan konsumen terhadap website3) Kepercayaan konsumen pada teknologi

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 67

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

Hubungan Antar Variabela. Hubungan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli

Menurut penelitian Mukherjee dan Nath (2007), mengatakan hanya pelanggan yang memiliki kepercayaan yang berani melakukan transaksi melalui media internet. Tanpa adanya kepercayaan transaksi e – commerce akan terjadi. Pendapat ini juga senada dengan Oktaviyanti (2011) kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu Pudji Utomo,dkk (2011) mengatakan jika kepercayaan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penerapan bisnis secara online.

b. Hubungan Pemanfaatan E - Marketing Agen Travel Online terhadap Niat Beli

Menurut Katarina Indrawati (2014:19-20) saat ini, teknologi sudah sangat mendukung. Dengan sistem reservasi online, cukup dengan beberapa klik di sistem, tiket sudah siap dan langsung bisa dicetak. Tidak perlu khawatir salah menuliskan kembali informasi penerbangan di blanko tiket. Sepanjang data awal yang dimasukkan sudah benar, maka hasil akhirnya akan benar juga. Pemanfaatan e-marketing / internet marketing bagi perusahaan dapat menciptakan pendekatan yang lebih terkustomasi dua arah (interaktif) yang dapat membuat konsumen lebih nyaman dan mudah untuk mendapatkan informasi-informasi yang penting tentang perusahaan (Andriyanto dan Haryanto 2010).

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuantitatif.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebasnya tingkat kepercayaan konsumen dan pemanfaatan e – marketing. Variabel terikatnya adalah keputusan pembelian konsumen pada produk e – ticket pesawat. Populasi penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada yaitu seluruh konsumen Octopus Travel Surabaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: accidental dan random sampling. Menurut Sugiyono, (2008:122) accidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, sedangkan menurut Sugiyono (2008 : 64) Random Sampling  adalah teknik penentuan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Menurut Aaker,Kumar & Day (dalam Sugiono,2009 :122) menyarankan besarnya sampel yang diambil sebagai berikut: “ That sample should be large enough so that when it is divided into group will have a minimum sample size of 100 or more”. yang artinya bahwa jumlah sampel seharusnya cukup besar sehingga jika dibagi dalam kelompok- kelompok akan mempunyai ukuran sampel minimal 100 atau lebih. Berdasarkan teori tersebut maka peneliti mengambil sampel sebanyak 100 responden.

Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Validitas dan Uji Realibitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner, dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52). Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Cronbach’s Alpha. Pengujian reliabilitas

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 68

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

pada taraf signifikan yang digunakan adalah (α) = 5%. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006:45-46).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh tingkat kepercayaan konsumen dan pemanfaatan e – marketing terhadap keputusan pembelian konsumen produk e – ticket pesawat. . Uji Parsial (Uji T) dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (individual). Uji Simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui variabel bebas berpengaruh secara bersama terhadap variabel terikat.

HASIL PENELITAN

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson Moment. Dalam koefisien korelasi untuk validitas, penulis menggunakan uji korelasi pearson moment antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Kemudian pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif dan r hitung lebih besar dari atau sama dengan r tabel, maka item soal dikatakan valid.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode koefisien korelasi Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut reliabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006:45-46). Uji Reliabilitas dapat dilakukan setelah uji validitas, dimana diperoleh kesimpulan bahwa seluruh item soal dalam sebuah variabel valid.

Tabel Uji Validitas

Variabel r hitung r tabel Keputusan

X1

X1.1 0,309 0,1966 ValidX1.2 0,475 0,1966 ValidX1.3 0,280 0,1966 ValidX1.4 0,355 0,1966 ValidX1.5 0,356 0,1966 ValidX1.6 0,337 0,1966 ValidX1.7 0,413 0,1966 Valid

X2

X2.1 0,380 0,1966 ValidX2.2 0,602 0,1966 ValidX2.3 0,481 0,1966 ValidX2.4 0,309 0,1966 ValidX2.5 0,530 0,1966 ValidX2.6 0,342 0,1966 ValidX2.7 0,555 0,1966 Valid

Y Y1 0,198 0,1966 ValidY2 0,656 0,1966 ValidY3 0,598 0,1966 ValidY4 0,667 0,1966 ValidY5 0,587 0,1966 Valid

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 69

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

Y6 0,682 0,1966 ValidY7 0,638 0,1966 ValidY8 0,402 0,1966 Valid

Sumber: Data Primer Diolah,Tabel

Uji ReliablitasVariabel Koefisien Alpha

Cronbach’s KeputusanX1 0,646 ReliabelX2 0,736 ReliabelY 0,832 Reliabel

Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Berdasarkan pada hasil perhitungan dari model regresi linier

berganda, diperoleh hasil persamaan regresi yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

,108 2,636 ,041 ,967,435 ,136 ,315 3,195 ,002,748 ,136 ,541 5,480 ,000

(Constant)kepercayaan konsumenpemanfaatan e-marketing

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Niat beli konsumena.

Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Y = 0,108+ 0,435X1 + 0,748X2 + eBerdasarkan analisa nilai koefisien regresi tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa :1. Nilai variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y) dapat

dilihat dari nilai konstantanya (a) sebesar 0,108 dengan catatan jika variabel independen kepercayaan konsumen (X1) dan pemanfaatan e-marketing (X2) tidak mempengaruhi variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y)

2. Pengaruh variabel kepercayaan konsumen (X1) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) apabila dilihat dari koefisien regresi (b1) sebesar 0,435 maka dapat diartikan bahwa setiap perubahan variabel kepercayaan konsumen (X1) sebesar satu satuan akan diimbangi dengan perubahan variabel keputusan pembelian konsumen (Y) sebesar 0,435 Dengan catatan variabel pemanfaatan e-marketing (X2) tetap.

3. Pengaruh variabel pemanfaatan e-marketing (X2) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) apabila dilihat dari koefisien regresi (b2) sebesar 0,748 maka dapat diartikan bahwa setiap perubahan variabel pemanfaatan e-marketing (X2) sebesar satu satuan akan diimbangi dengan perubahan variabel keputusan pembelian konsumen (Y) sebesar 0,748 dengan catatan variabel kepercayaan konsumen (X1) tetap.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 70

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

Dari perhitungan koefisien determinasi berganda seperti tabel dibawah diketahui bahwa nilai koefisien determinasi berganda adalah 0,665 atau 66,5% nilai ini menunjukkan bahwa 66,5% niat beli konsumen (Y) dipengaruhi oleh variabel kepercayaan konsumen (X1) dan pemanfaatan e-marketing (X2) dan sisanya 33,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

Tabel Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi BergandaModel Summary

,816a ,665 ,658 1,437Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), pemanfaatan e-marketing,kepercayaan konsumen

a.

Sumber: Data Primer DiolahDalam penelitian ini uji simultan (uji F) untuk mengetahui apakah

variabel bebas yaitu: variabel kepercayaan konsumen (X1) dan pemanfaatan e-marketing (X2) secara bersama sama berpengaruh terhadap niat beli konsumen (Y). seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel Perhitungan Uji FANOVAb

398,275 2 199,137 96,406 ,000a

200,365 97 2,066598,640 99

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), pemanfaatan e-marketing, kepercayaan konsumena.

Dependent Variable: Niat beli konsumenb.

Sumber : Data Primer Diolah

Nilai signifikansi dalam uji F sebesar 0,000 < 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa variabel kepercayaan konsumen (X1) dan pemanfaatan e-marketing (X2) secara simultan atau bersama sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) produk e-ticket pesawat di Octopus Travel Surabaya.

Dalam uji parsial (uji t) diketahui berikut ini terdapat tabel untuk merekap pengaruh variabel (X) bebas terhadap variabel (Y) terikat. Lihat table dibawah ini :

TabelPerhitungan uji T

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 71

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

Coefficientsa

,108 2,636 ,041 ,967,435 ,136 ,315 3,195 ,002,748 ,136 ,541 5,480 ,000

(Constant)kepercayaan konsumenpemanfaatan e-marketing

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Niat beli konsumena.

Sumber :Data Primer diolah

1. Pengaruh Variabel Kepercayaan Konsumen (X1) Terhadap keputusan pembelian Konsumen (Y) dengan nilai signifikansi = 0,002 < 0,05 menunjukkan bahwa secara parsial variabel kepercayaan konsumen (X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen (Y).

2. Pengaruh Variabel Pemanfaatan E – Marketing (X2) Terhadap keputusan pembelian Konsumen (Y) dengan nilai signifikansi = 0,000 < 0,05 maka menunjukkan bahwa secara parsial variabel pemanfaatan e-marketing (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen (Y)

SIMPULAN

1. Secara parsial bahwa pada variabel kepercayaan konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05. Pada variabel pemanfaatan e-marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Secara simultan variabel kepercayaan konsumen dan pemanfaatan e-marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,005.

2. Sedangkan jika dilihat dari nilai koefisien regresi didapatkan, nilai koefisien regresi variabel kepercayaan konsumen yaitu 0,435 lebih kecil dari nilai koefisien regresi variabel pemanfaatan e-marketing yaitu 0,748. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) produk e-ticket pesawat di Octopus Travel Surabaya adalah variabel pemanfaatan e-marketing.

SARAN

1. Pemanfaatan e-marketing yang dilakukan seperti lebih responsif terhadap perubahan waktu penerbangan dan harga tiket yang sesuai bagi konsumen agar Octopus Travel Surabaya dapat memanfaatkan peluang pemasaran yang lebih baik. Selain pemasaran yang dilakukan via BBM, YM, SMS, Facebook, Octopus Travel Surabaya juga dapat membuat website Octopus Travel Surabaya di internet untuk mengekspansi e-marketing sehingga Octopus Travel Surabaya diminati konsumen yang tersebar di Indonesia.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 72

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

2. Untuk lebih mendapatkan kepercayaan konsumen dalam pembelian e-ticket, Octopus Travel Surabaya dapat mengolah website Octopus Travel Surabaya di internet agar konsumen lebih mengetahui bagaimana Octopus Travel Surabaya menawarkan produk dan menjalankan usahanya.

3. Dari perhitungan koefisien determinasi berganda yang menunjukkan adanya pengaruh variabel lain diluar penelitian, maka dapat dilakukan penambahan variabel lain untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Erick. 9 Oktober 2008. 5 karakter konsumen Online Indonesia, (online), (www.artikelweb.co.cc, diakses tgl 10agustus 2013).

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 20. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Indrawati, Katarina. 2014. Travelpreneur : Memulai Bisnis Tour Dan Travel Dari Nol. Jakarta : PT Gramedia

Jati, Nugroho Jatmiko. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Dan Penggunaan Sistem E-Ticket. (Online). (http://eprints.undip.ac.id/37153/1/Jati.pdf. Diakses pada 26 Mei 2014)

Kotler, Amstrong. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga

Kotler, Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga

Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta : PT Indeks

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. Indonesia : INDEKS

Lubis, Dharmawan, 2011, Pengaruh Brand Characteristic Terhadap Kepercayaan dan Niat Beli Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (Online) Vol 5 No. 1 (www.stieykpn.ac.id. Diakses Desember 20113)

Mowen, John. C dan Minor, Michael. 2001. Perilaku Konsumen. Edisi Kelima. Jilid 1. Terjemahan oleh Lina Salim. 2002. Jakarta : PT Penerbit Erlanggga.

Mukherjee, Avinandan dan Prithwiraj Nath, 2007. Role of electronic trust in online retailing (A re-examination of the commitment-trust theory). (Online). Vol. 41 No. 9/10. (http//www.emeraldingsight.com, Diakses Maret 2012).

Nielsen. 2008. Produk - Produk yang biasa dibeli secara online, (online),

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 73

Hesty Aksari Juanita dan Utami Puji Lestari

(http://www.seputar- indonesia.com, Diakses November 2012)

Oktaviyanti, Nurcahyaningrum, 2010. Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trush) Terhadap Partisipasi Pelanggan E Commerce (online) (http://research.amikom.ac.id/index.php/KIM/article/view/4428. Diakses Juni 2013

Orth, Ulrich, Harold, F. Koening, dkk. 2007. Cross National Difference In Consumer Response To The Framing Of Advertising Message An Exploratory Comparison From Central Europe. Europe Journal Of Marketing (Online), Vol.41 No ¾

Sugiyono. 2011. Metode Kualitatif dan Kuantitatif R & D. Bandung : Alfabeta

Suryani ,Tatik. 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet: Implikasinya pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. Yogyakarta: ANDI

Utomo, Pudji, Endang Lestariningsih dan Yohanes Suhari, 2011, Kepercayaan Terhadap Internet Serta Pengaruhnya Pada Pencarian Informasi dan Keinginan Membeli Secara Online. Vol 3 No. 1 (http://www.unisbank.ac.id. Diakses Maret 2013)

Widiyono, Sentot Bangun. 2013. Tantangan Bisnis Penerbangan, 25 Maret 2013 : Penerbit Jawa Pos

(http://tipsjualanonline.com/ 7 Perilaku - Konsumen - Online - Indonesia/. Diakses pada 18 Mei 2014

(http://www.tiketpesawatkamu.com/2012/02/tiket-pesawat-elektronok-e titicketing.html. diakses pada 15 Mei 2014)

(http://ilmu-pariwisata.blogspot.com/ilmupariwisata. diakses pada 15 Mei 2014)

(http://industri.kontan.co.id/news/pengguna-online-travel-di-Indonesia-baru-12%. Diakses pada 15 Mei 2014)

(http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com.010/06/definisi-tugas-perbedaan-biro.html. Diakses pada 15 Mei 2014)

* Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Sunan Giri * * Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sunan Giri

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 74