digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii penerapan model...

312
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 9 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O L E H : ERMA YUNITA K8408037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: phungdien

Post on 28-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 9

SMA NEGERI 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

O L E H :

ERMA YUNITA

K8408037

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 9

SMA NEGERI 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

ERMA YUNITA

K8408037

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Erma Yunita. K8408037. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 9 SMA N 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam mata pelajaran sosiologi pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 1 Surakarta.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X 9 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012 yang terdiri dari 32 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Siklus pertama membahas pokok bahasan Interaksi sosial dan siklus kedua tentang Sosialisasi.

Data hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran sosiologi berlangsung dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan dianalisis dengan menghitung persentase dari keseluruhan aspek yang diamati.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar sosiologi siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II menunjukkan bahwa rata-rata aspek keaktifan belajar sosiologi siswa X 9 SMA Negeri 1 Surakarta pada materi Interaksi Sosial dan Sosialisasi mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan belajar sisiwa hasil rata-rata dalam persentase dari lembar observasi keaktifan belajar pada tiap siklus, yaitu pada siklus I keaktifan belajar siswa naik sebesar 12,58% dari 52,08% mencapai 64,66% dengan kategori keaktifan cukup baik atau sedang dan untuk siklus II sebesar 81,06 % dikategorikan sebagai keaktifan baik sekali atau sangat baik. Peningkatan yang terjadi dari siklus 1 menuju siklus 2 tersebut sebesar 16,4% sehingga dapat disimpulkan kategori keaktifan siswa kelas X 9 SMA Negeri 1 Surakarta secara keseluruhan adalah sangat baik.

Page 6: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT Erma Yunita. K8408049. THE IMPLEMENTATION OF JIGSAW II TYPE, A COOPERATIVE LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ ACTIVENESS IN SOSIOLOGY SUBJECT A CLASSROOM ACTION RESEARCH STUDY CONDUCTED AT CLASS X 9 SMA N 1 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University.

The objective of this study is to improve and enhance the learning process through the implementation of JIGSAW II type, A Cooperative Learning model in sociology subjects at class X 9 SMA N 1 Surakarta.

This study is classified as a classroom action research. The subject is class X 9 SMA N 1 Surakarta in the academic year of 2011 / 2012 which consists of 32 students. The research was conducted in two cycles. The first cycle discussed about Social Interaction, while the second one discussed about Socialization.

The Research data was obtained from class observation during teaching and learning process by using students’ activeness observation sheet and field notes, interviews, and documentations. The students’ activeness observation sheet data was analyzed by calculating the percentage of the overall aspects being observed.

The result of the research showed that students’ activeness in learning sociology, especially about Social Interaction and Socialization is increased after Jigsaw II Cooperative Learning model was implemented. It is indicated by the increasing of average percentage of students' learning activeness observation sheet for each cycle. In the first cycle, students’ activeness improved up to 12,58% from 52,8% to 57, 42%. It is categorized as medium level. While, in the second cycle, there is improvement for about 16,4% so the students’ activeness is 81,06% which is categorized as high level. Based on the data above, it can be concluded that the X9 students’ activeness of SMA Negeri 1 Surakarta is high.

Page 7: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Jadilah pribadi yang kreatif dan selalu mencoba untuk menjadi lebih baik.

(Penulis)

Page 8: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan setiap langkah

penulis untuk berhasil disela tiga perempat

malamnya.

2. Mas har dan mbak anik yang selalu mendukung

untuk tidak pernah menyerah, serta dek Imah yang

selalu penulis sayangi.

3. Almamater

Page 9: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Sujud syukur hamba ya Allah, rabb semesta alam, yang selalu menyayangi

hamba dengan tulus dan memberikan ampunan yang maha luas. Alhamdulillah, atas

rahmat dan ridha Allah penulis mampu menyelesaikan penyusunan Skripsi ini

disusun dengan baik untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan. Semoga Skripsi ini bermanfaat.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd. Ketua Jurusan P. IPS FKIP UNS.

3. Drs. MH Sukarno, M.Pd. Kaprodi Sosiologi Antropologi P. IPS FKIP UNS.

4. Drs. Ay Djoko Darmono,M.Pd dosen Pembimbing I, serta bu Siany Indria L,

S.Ant, M.Hum selaku dosen Pembimbing 2.

5. Drs Basuki Haryono, M.Pd yang telah membimbing penulis secara akademik

selama 7 semester ini.

6. Drs. Slamet Subagyo, M.Pd Drs. Suparno, M.Pd yang selalu direpotkan penulis,

serta para dosen Sosiologi Antropologi yang saya hormati.

7. Drs. HM.Thoyibun, S.H., M.M kepala sekolah dan Agustaf Didit M, S.Pd. Guru

Sosiologi SMA N 1 Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Dan berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu–persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat balasan dari Allah

SWT. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini jauh dari kata sempurna, namun

demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan

pendidikan. Amin.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Page 10: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

DAFTAR ISI

JUDUL……......................…………………………………………………

PENGAJUAN …………….....................………………………………….

PERSETUJUAN ….....................………………………………………….

PENGESAHAN……….....................……………………………………...

ABSTRAK ……………………………………………...............................

ABSTRACT …………….....................………………………………........

MOTTO ………......................……………………………………………..

PERSEMBAHAN ………….....................………………………………...

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………………………………

DAFTAR TABEL …………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...

A. Latar Belakang Masalah………………………………..…....

B. Rumusan Masalah……………………………………….......

C. Tujuan Penelitian ……………………………..…………….

D. Manfaat Penelitian……………………………..……………

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………….

A. Tinjauan Pustaka …………………………………….……...

1. Hakikat pendidikan .............................…………….........

a. Pengertian pendidikan………………….....................

b. Tujuan Pendidikan.............……………………….....

c. Faktor Pendidikan.......................................................

d. Pendidikan sebagai Sistem..........................................

2. Hakekat Belajar dan Pembelajaran ......…………………

a. Hakikat Belajar............................................................

1) Pengertian Belajar....................................................

2) Prinsip belajar .........................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xv

xvii

xviii

1

1

8

8

8

10

10

10

10

11

12

14

17

17

17

18

Page 11: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3) Proses belajar...........................................................

b. Pembelajaran ..............................................................

1) Pengertian Pembelajaran..........................................

2) Model Pembelajaran................................................

3) Jenis model pembelajaran........................................

4) Pemilihan model pembelajaran yang sesuai............

3. Model Pembelajaran Kooperatif……………...………...

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ..........................

b. Ciri- ciri Pembelajaran Kooperatif .............................

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif..

d. Metode dalam model Pembelajaran Kooperatif..........

4. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II……………..……..

a. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II….

b. Langkah-langkah pelaksanaan Jigsaw II.....................

5. Hakikat pembelajaran Sosiologi.......................................

a. Pengertian pembelajaran sosiologi..............................

b. Penyampaian materi pelajaran sosiologi.....................

c. Pokok bahasan Sosiologi dalam penelitian.................

6. Keaktifan Belajar …………………….............................

a. Pengertian Keaktifan Belajar ….................................

b. Upaya meningkatkan keaktifan belajar.......................

c. Indikator keaktifan Belajar ……………....................

7. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas .………………........

a. Pengertian Penelitian Tindakan ..................................

b. Pengertian penelitian tindakan kelas...........................

c. Karakteristik PTK........................................................

d. Perbedaan PTK dengan penelitian lain........................

e. Bentuk PTK.................................................................

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...............................................

C. Kerangka Berpikir………………………………..………….

D. Hipotesis Tindakan …………….………………..………….

22

23

23

25

26

27

30

30

32

33

35

37

37

39

41

41

42

44

46

46

48

49

52

52

53

54

55

56

57

58

60

Page 12: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….....

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………….……...

1. Tempat Penelitian ………………………………………

2. Waktu Penelitian………………………………..……….

B. Subjek dan Objek Penelitian …………………………..........

1. Subjek Penelitian ..............................................................

2. Objek Penelitian ...............................................................

C. Bentuk dan strategi Penelitian ………………………..........

1. Bentuk Penelitian..............................................................

2. Strategi penelitian.............................................................

D. Data dan Sumber data............................................................

1. Data .................................................................................

2. Sumber data......................................................................

E. Teknik Pengumpulan Data …………….…………………...

1. Teknik Observasi …..…………………………………..

2. Teknik Dokumentasi ........................................................

3. Teknik wawancara mendalam ..........................................

F. Instrumen Penelitian ………………….…………….............

1. Peneliti ………….…………………………....................

2. Lembar Observasi …………………..…………….........

3. Pedoman Wawancara ……………………………….......

G. Validitas data..........................................................................

1. Triangulasi sumber............................................................

H. Teknik Analisis Data ……………………..…………………

1. Reduksi Data....................................................................

2. Penyajian Data..................................................................

3. Penarikan kesimpulan.......................................................

I. Indikator Kerja.......................................................................

J. Prosedur Penelitian ................................................................

1. Rancangan Siklus Pertama ...............................................

2. Rancangan Siklus Kedua .................................................

61

61

61

62

63

63

63

63

63

64

64

65

65

66

66

67

68

68

68

68

69

69

70

70

70

71

71

72

73

75

76

Page 13: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3. Penyusunan Laporan.........................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………......

A. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………..…….

1. Sejarah Singkat Sekolah …......…………........................

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah …………........................

3. Keadaan Lingkungan Belajar Sekolah ............................

B. Indentifikasi Masalah Pembelajaran Sosiologi Kelas X 6 .....

1. Ditinjau dari Segi Siswa ……………………………......

2. Ditinjau dari Segi Guru ………………………………....

3. Fokus masalah...................................................................

C. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………......

1. Pra Penelitian....................................................................

2. Siklus Pertama .................................................................

a. Perencanaan ...............................................................

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................

c. Observasi dan Interpretasi ..........................................

d. Refleksi dan Analisis ..................................................

3. Siklus Kedua ……………………………..…………......

a. Perencanaan ................................................................

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................

c. Observasi dan Interpretasi ..........................................

d. Refleksi dan Analisis ..................................................

D. Pembahasan ……………………………….………..............

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI SARAN …….…………….............

A. Kesimpulan …………………………..………………..…....

B. Implikasi .................................................................................

C. Saran ……………………………………………………..….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………..………………………

LAMPIRAN ……………………………..………………………………...

77

79

79

80

81

83

84

85

86

87

87

87

88

88

95

105

121

123

123

130

139

153

154

162

162

163

163

165

166

Page 14: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Tabel 13

Tabel 14

Tabel 15

Tabel 16

Tabel 17

Tabel 18

Tabel 19

Tabel 20

Tabel 21

Jadwal Penelitian........................................................................

Prosentase skor hasil observasi keaktifan belajar siswa.............

Penskoran aspek keaktifan belajar siswa........……………….....

Indikator kerja penelitian............................................................

Rentang nilai siswa pra penelitian..............................................

Jadwal penelitian siklus 1...........................................................

Keaktifan belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 1....................

Nilai Keaktifan belajar siswa perkelompok

pada siklus 1 pertemuan 1............................................................

Keaktifan belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 2....................

Nilai Keaktifan belajar siswa perkelompok

pada siklus 1 pertemuan 2...........................................................

Keaktifan belajar siswa pada siklus 1

pertemuan 3 (presentasi).............................................................

Nilai Keaktifan belajar siswa perkelompok

pada siklus 1 pertemuan 3 (presentasi)....................................

Keaktifan belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 4...................

Keaktifan belajar siswa perkelompok pada siklus 1

pertemuan 4...........................................................................

Rentang nilai hasil ulangan siklus 1..........................................

Hasil nilai tim siklus 1...............................................................

Jadwal penelitian siklus 1..........................................................

Keaktifan belajar siswa pada siklus 2 pertemuan 1...................

Nilai Keaktifan belajar siswa perkelompok

pada siklus 1 pertemuan 1........................................................

Keaktifan belajar siswa pada siklus 2 pertemuan 2...................

Nilai Keaktifan belajar siswa perkelompok

pada siklus 2 pertemuan 2..........................................................

Keaktifan belajar siswa pada siklus 2

61

64

68

71

86

87

106

107

111

111

113

114

116

117

118

118

122

140

140

144

144

Page 15: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Tabel 22

Tabel 23

Tabel 24

Tabel 25

Tabel 26

Tabel 27

Tabel 28

Tabel 29

Tabel 30

Tabel 31

Tabel 32

pertemuan 3 (presentasi)......................................................

Nilai Keaktifan belajar siswa perkelompok

pada siklus 2 pertemuan 3 (presentasi)....................................

Keaktifan belajar siswa pada siklus 2 pertemuan 4....................

Keaktifan belajar siswa perkelompok pada siklus 2

pertemuan 4...........................................................................

Rentang nilai hasil ulangan siklus 2...........................................

Hasil nilai tim dan peringkat siklus 2.........................................

Aspek keaktifan belajar siswa pada siklus 1..............................

Perbandingan keaktifan belajar siswa pra siklus dan siklus1.....

Aspek keaktifan belajar siswa pada siklus 2..............................

Perbandingan keaktifan belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan 2.

Pemenang Kompetisi pada Siklus 2........................................

146

147

149

149

150

151

153

154

156

156

159

Page 16: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8

Gambar 9

Gambar10

Gambar11

Gambar12

Komponen Dalam Sistem Pendidikan Terbuka.......…..................

Proses Belajar dalam Skematik S-O-R Oleh AbinS. Makmun......

Peta Konsep Materi Interaksi Sosial .............................................

Peta Konsep Materi Sosialisasi......................................................

Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ..............................

Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles.........................................

Tahap Penelitian Tindakan Kelas..................................................

Keaktifan Belajar Siswa Setiap Indikator Pada Siklus 1.............

Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus 1....

Perbandingan Nilai Siswa Pra Siklus dan Siklus 1........................

Keaktifan Belajar Siswa dalam Pra Siklus, Siklus 1 dan 2............

Peningkatan Nilai Siswa Terhadap Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II.....................................

17

23

44

45

58

70

71

153

154

155

157

158

Page 17: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

DAFTAR LAMPIRAN

Surat-surat

Lampiran 1

Lampiran 1.1

Lampiran 1.2

Lampiran 1.3

Lampiran 1.4

Lampiran 1.5

Lampiran 1.6

Lampiran 1.7

Lampiran 1.8

Lampiran 1.9

Lampiran 1.10

Lampiran 1.11

Lampiran 1.12

Lampiran 1.13

Lampiran 2

Lampiran 2. 1

Lampiran 2. 2

Lampiran 2. 3

Lampiran 2. 4

Lampiran 2. 5

Lampiran 2. 6

Lampiran 2. 7

Lampiran 2. 8

Surat Ijin Penelitian..............................................................

Surat Ijin Menyusun Skripsi ...............................................

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..............

PRA PENELITIAN

Lembar awal pengamatan keaktifan belajar siswa...............

Lembar pengamatan keaktifan belajar siswa (1)..................

Lembar pengamatan keaktifan belajar siswa (2)..................

Analisis data observasi pra penelitian..................................

Catatan Lapangan pra penelitian ........................................

Pedoman wawancara pra penelitian ....................................

Hasil wawancara pra penelitian............................................

Nilai ulangan siswa pra penelitian .......................................

Pembagian kelompok jigsaw................................................

Lembar laporan kelompok asal.............................................

Jadwal pelajaran kelas X 9 SMA Negeri 1 Surakarta..........

Jadwal pelajaran SMA Negeri 1 Surakarta...........................

Dolumentasi gambar.............................................................

SIKLUS 1 (PERTAMA)

Silabus Interaksi Sosial.........................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

Pra penelitian........................................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 1............

Materi Jigsaw siklus 1..........................................................

Pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran (pertemuan 1).................................................

Pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran (pertemuan 2).................................................

Pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran (pertemuan 3).................................................

Pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan

166

167

168

169

170

172

174

175

179

181

185

186

187

189

190

191

192

193

205

214

221

224

226

Page 18: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Lampiran 2. 9

Lampiran 2. 10

Lampiran 2. 11

Lampiran 2. 12

Lampiran 2.13

Lampiran 2. 14

Lampiran 3

Lampiran 3. 1

Lampiran 3. 2

Lampiran 3. 3

Lampiran 3. 4

Lampiran 3. 5

Lampiran 3. 6

Lampiran 3. 7

Lampiran 3. 8

Lampiran 3. 9

Lampiran 3. 10

Lampiran 3. 11

Lampiran 3. 12

Lampiran 3. 13

Lampiran 3. 14

Lampiran 3. 15

pembelajaran (pertemuan 4).................................................

Analisis data hasil penelitian...............................................

Pedoman wawancara siklus 1..............................................

Hasil wawancara siklus 1....................................................

Nilai ulangan siswa siklus 1................................................

Penilaian kelompok siklus 1...............................................

Dokumentasi gambar siklus 1.............................................

SIKLUS 2 (KEDUA)

Silabus Sosialisasi................................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pra penelitian........................................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 2............

Materi Jigsaw siklus 2.........................................................

Pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran (pertemuan 1).................................................

Pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran (pertemuan 2).................................................

Pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran (pertemuan 3).................................................

Pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran (pertemuan 4).................................................

Analisis data hasil penelitian................................................

Pedoman wawancara siklus 2...............................................

Hasil wawancara siklus 2.....................................................

Field note sikus 2..................................................................

Nilai ulangan siswa siklus 2.................................................

Penilaian kelompok siklus 2.................................................

Dokumentasi gambar siklus 2..............................................

228

230

232

233

234

235

236

237

239

248

258

264

267

269

271

273

275

276

279

287

288

289

Page 19: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Page 20: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan bangsa, seperti yang

tercantum dalam UUD 1945 bahwa tujuan negara salah satunya adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain mengamanatkan upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah diharapkan dapat menyelenggarakan

satu sistem pengajaran nasional yang diatur dalam undang-undang. Untuk itulah

selanjutnya pemerintah membuat undang-undang yang mengatur perihal

pendidikan untuk anak bangsa.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia selalu dikembangkan searah

dengan kemajuan jaman. Hal ini dapat dilihat dari selalu diperbaruinya Undang-

Undang yang mengatur tentang pendidikan di Indonesia. Dalam upaya

menyesuaikan dengan perkembangan jaman serta memperbaiki sistem pendidikan

nasional, Undang-Undang No.2 tahun 1989 disempurnakan menjadi Undang-

Undang No.20 tahun 2003 (UU Sisdiknas). Perbaikan Undang-Undang dilakukan

oleh pemerintah itu merupakan perwujudan dari upaya pelaksanaan tujuan negara,

yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut selalu disesuaikan dengan

kebutuhan akan pendidikan dan berbagai macam inovasi pendidikan yang lahir di

dunia ini.

Perbaikan dan perubahan Undang-Undang dari waktu ke waktu membawa

perubahan besar dalam pengertian pendidikan. Dalam UU No.2 tahun 1989

pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa

yang akan datang. Perbaikannya dalam UU No.20 tahun 2003 pengertian

pendidikan berkembang yang dijabarkan sebagai berikut:

Dalam pasal 2 ayat 2 UU no.20 tahun 2003 Pendidikan diartikan dengan sistem terbuka adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan (multy entry multy system). Peserta didik dapat belajar sambil bekerja, atau mengambil program-program pendidikan pada jenis dan jalur pendidikan

1

Page 21: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka atau jarak jauh... .

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dilaksanakan

secara terpadu dan berkelanjutan, selain itu pendidikan dilaksanakan dalam

bentuk pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan tatap muka ataupun jarak

jauh. Pendidik akan lebih leluasa melaksanakan pendidikan karena sistem

pendidikan yang terbuka.

Dari hal tersebut dapat dilihat terdapat konsep baru dalam pendidikan.

Munculnya istilah pembelajaran yang menggeser istilah mengajar merupakan hal

yang baru dan mempengaruhi pelaksanaan pendidikan formal di Indonesia.

Mengajar dan pembelajaran mempunyai makna dan pengertian yang berbeda pula.

Dalam bahasa Inggris mengajar berasal dari kata teaching, sedangkan

pembelajaran berasal dari kata learning.

Konsep belajar mengalami perubahan dari mengajar ke pembelajaran. Hal

ini dilihat dari penyempurnaan dari UU no.2 tahun 1989 dengan UU no 20 tahun

2003 pada pasal 2 ayat 2 yang telah disebutkan. Dalam UU no 2 tahun 1989 masih

terdapat istilah-istilah belajar dan mengajar. Hal ini terdapat dalam pasal 9 pada

ayat 1, pasal 10 ayat 2 dan ayat 3 yang menyebut istilah di dalam kelas dengan

kegiatan belajar mengajar. Dalam UU No 2 tahun 2003, kegiatan belajar mengajar

tidak lagi disebut-sebut, dalam penjelasan atas UU tersebut terdapat istilah

pembelajaran yang digunakan sebagai jalur pendidikan berkelanjutan

Perbedaan antara mengajar dengan pembelajaran terdapat pada

tindakannya. Menurut Agus Suprijono (2011:12) “Belajar yang dilakukan dengan

mengajar atau pengajaran mempunyai arti demikian melahirkan kontruksi belajar

mengajar yang berpusat pada guru”. Mengajar merupakan kata yang mengacu

pada kegiatan belajar yang berpusat pada guru. Guru menyampaikan pengetahuan

kepada peserta didik, dan peserta didik menerimanya. Hal ini selanjutnya berubah

menjadi konsep pembelajaran dalam UU No.20 tahun 2003. Menurut Agus

Suprijono (2011: 13) bahwa “Subyek pembelajaran adalah peserta didik, dimana

guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah menyediakan fasilitas

belajar bagi peserta didik yang berpusat pada siswa”. Munculah istilah-istilah

Page 22: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

perubahan dari teacher center menjadi student center, sehingga guru harus

mengubah cara mengajarnya dari mengajar menjadi pembelajaran. Dalam

kegiatan pembelajaran terdapat upaya yang aktif dari siswa, sedangkan dalam

mengajar guru seakan-akan hanya mengisi ilmu kepada siswa sehingga peran

siswa cenderung pasif. Sehingga dapat disimpulkan perbedaan antara

pembelajaran dan mengajar adalah terdapat pada peran siswa dalam belajar.

Perubahan dari mengajar ke pembelajaran ini membawa dampak yang

besar bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas. Guru yang awalnya

melaksanakan kegiatan belajar dengan upaya teaching atau mengajar harus

melaksakan perubahan menjadi learning atau pembelajaran. Guru harus

menciptakan kelas yang student center daripada teacher center. Konsep mengajar

berubah ke konsep pembelajaran dengan maksud guru tidak lagi berperan aktif

memberitahu siswa, namun guru berlaku sebagai pendorong/ motivator siswa

dalam mencari informasi dan pengetahuan. Guru harus mampu menciptakan

kegiatan belajar yang membuat siswa aktif. Dapat disimpulkan bahwa guru

berperan sebagai fasilitator.

Ketidaksiapan guru/ tenaga pendidik dan siswa akan perubahan konsep

mengajar ke pembelajaran menimbulkan banyak permasalahan pembelajaran.

Menurut Abdul Majid (2009: 226) “Permasalahan pembelajaran merupakan suatu

kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat proses belajar”.

Permasalahan pembelajaran terjadi pada siswa tertentu dalam kegiatan

pembelajaran sehingga hal ini akan menghambat siswa dalam mempelajari materi

yang ada dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Ketidaksiapan guru akan

perubahan konsep tersebut bisa menjadi permasalahan bagi siswa dalam kegiatan

belajar. Guru tidak mampu untuk menciptakan pembelajaran yang student center

mengakibatkan siswa tidak aktif.

Masalah yang timbul karena perubahan dari mengajar ke pembelajaran ini

tidak diikuti dengan kompetensi. Banyak guru yang tidak mengikuti

perkembangan teknologi sehingga menghambat guru ketika guru akan

melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran yang berorientasi student center harus

direncanakan dengan memasukkan aktivitas-aktivitas tertentu sehingga bukan

Page 23: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

ceramah terus menerus. Guru yang tidak mau mengikuti perkembangan teknologi

dan ilmu pengetahuan tentu akan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran.

Ketidaksiapan guru dalam perubahan mengajar ke pembelajaran dialami

oleh kebanyakan guru, termasuk oleh guru di SMA Negeri 1 Surakarta.

Berdasarkan hasil observasi di kelas X 9 SMA Negeri 1 Surakarta selama 3 bulan

awal semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru masih teacher center sehingga konsep pembelajaran

belum tercapai. Adapun identifikasi masalah secara singkat sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar siswa masih berpusat pada guru.

2. Ketidaksiapan guru terhadap konsep pembelajaran.

3. Siswa yang kurang termotivasi dalam belajar, khususnya dalam pelajaran

ilmu sosial.

4. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan belajar yang berlangsung di SMA Negeri 1 Surakarta masih

bersifat teacher center. Hal ini antara lain disebabkan oleh banyaknya guru yang

masih melaksanakan kegiatan mengajar, bukan pembelajaran. Para guru yang

sudah berusia lanjut kebanyakan membelajarkan siswa dengan konvensional,

sehingga konsep yang tercapai dari kegiatan belajar jauh dari pembelajaran.

Kegiatan konvensional itu misalnya adalah mengajar dengan ceramah dan siswa

hanya mendengarkan. Selain itu berdasarkan data kepegawaian SMA Negeri 1

Surakarta menunjukkan banyaknya tenaga pengajar yang berasal dari latar

belakang non kependidikan yang mengajar tanpa memperhatikan bagaimana

mengajar yang terbaik untuk karakter siswa. Hal ini jelas menimbulkan masalah

pembelajaran bagi siswa.

Ketidaksiapan guru akan perubahan konsep mengajar ke pembelajaran

tersebut menimbulkan masalah pembelajaran bagi siswa. Banyak dari guru yang

sudah mengajar sejak lama buta teknologi sehingga masih menggunakan metode

konvensional dalam kegiatan pembelajaran dan enggan mengubah cara

mengajarnya. Selain itu, guru lebih terpancang pada teks dan tidak menggunakan

variasi metode lain. Pembelajaran yang berpusat pada guru inilah selanjutnya

Page 24: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

yang mematikan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar. Kegiatan pembelajaran

seharusnya berpusat pada siswa bukan lagi pada guru.

Dari observasi kegiatan belajar, khususnya pelajaran sosiologi siswa

terlihat bosan ketika pelajaran dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas

siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak menyimak bahkan

berbicara dengan temannya sendiri. Selain itu motivasi siswa dalam belajar

kurang dimana siswa tidak berusaha untuk menyiapkan buku pelajaran sebelum

pelajaran dimulai. Kebanyakan siswa tidak mencatat hal-hal penting yang

dijelaskan oleh guru. Siswa terlihat kurang bersemangat dan kurang aktif dalam

kegiatan belajar. Selain itu siswa kurang komunikatif dibandingkan dengan kelas-

kelas yang lain. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran kurang, dari 32

siswa hanya 2 sampai 3 orang yang bertanya dalam kegiatan pembelajaran.

Keaktifan belajar siswa yang diperoleh dari observasi awal 52,07% (dapat dilihat

pada halaman 170). Berdasarkan hasil wawancara (dapat dilihat pada halaman

179) dari sebagian siswa kelas X9 kegiatan pembelajaran kurang menarik, dan

guru hanya melakukan metode yang sama yaitu ceramah bervariasi. Selain itu dari

sudut pandang guru, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang belum

mengikutsertakan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Fokus dari masalah yang dianggap paling penting dan perlu ditindaklanjuti

dengan segera adalah keaktifan belajar siswa di kelas yang tergolong rendah.

Refleksi dari siswa terungkap bahwa siswa kurang puas dengan pembelajaran

sosiologi. Secara umum materi yang diajarkan dalam pelajaran sosiologi

monoton, model pembelajaran tidak menarik perhatian siswa sehingga

membosankan. Selain itu guru tidak memberikan kesempatan bagi seluruh siswa

untuk aktif didalam kelas. Siswa menginginkan kegiatan yang variatif dan

menantang, kegiatan-kegiatan yang berada di luar kelas atau model pembelajaran

lain. Refleksi dari guru mata pelajaran sosiologi, bahwa siswa cenderung kurang

aktif dikarenakan materi sosiologi kebanyakan menghafal dan memahami. Selain

itu dalam mengajarkan materi Sosiologi guru merasa kesulitan memilih metode

yang tepat. Meskipun guru mengakui telah mencoba beberapa metode

pembelajaran misalnya diskusi, bermain peran, bahkan kerja kelompok namun

Page 25: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kurang berhasil karena waktu pelajaran terbatas dan tidak efektif dalam

penyampaian materi. Selain itu guru lebih fokus pada penyampaian materi

daripada menggunakan metode yang menarik bagi siswa.

Dari berbagai masalah tersebut dapat disimpulkan masalah yang penting

untuk ditindaklanjuti yaitu keaktifan siswa didalam kelas. Hal ini sangat penting

karena keaktifan dalam kegiatan belajar yang rendah harus ditingkatkan.

Keaktifan menunjukkan partisipasi siswa dalam mengkontruksi proses belajar

mereka sendiri. Untuk itulah dipilih masalah tersebut sebagai fokus masalah yang

paling penting untuk diselesaikan.

Untuk menciptakan keaktifan belajar diperlukan model pembelajaran yang

tepat. Isjoni dan Arif Ismail (2008: 146) berpendapat bahwa “Model pembelajaran

merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar,

sikap belajar di kalangan siswa, mampu berfikir kritis, memiliki keterampilan

sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal”. Dengan

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, akan

menjadikan siswa berfikir kritis dan memiliki ketrampilan sosial sehingga

menimbulkan keaktifan dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif dianggap dapat menyelesaikan masalah di atas.

Menurut Isjoni (2011: 5) “pada model Cooperatif Learning siswa diberi

kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk

mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan

fasilitator”. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

kooperatif mempunyai potensi untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Menurut Etin dan Raharjo (2008: 5) “Pembelajaran kooperatif

merupakan suatu model pembelajaran yang membantu mahasiswa/siswa dalam

(...) sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara anggota kelompok

akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar”. Pembelajaran

kooperatif mengandung nilai-nilai gotong royong, kerjasama antar anggota

kelompok, serta menghargai pendapat teman lain sehingga dianggap cocok untuk

meningkatkan keaktifan belajar siswa. Selain itu siswa diberi kesempatan untuk

Page 26: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

menggali informasi dan mendapatkan informasi itu sendiri. Guru hanya berlaku

sebagai fasilitator dan kegiatan belajar berpusat pada siswa.

Model yang dianggap cocok untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan

belajar siswa yaitu dengan model Kooperatif Jigsaw II. Menurut Isjoni (2011: 54)

“pembelajaran Kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal”. Dapat diartikan bahwa

model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat mendorong siswa menjadi aktif

dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dilihat dari cara kerja Jigsaw itu sendiri.

Cam Kam-Wing (2004) dalam jurnal Using ‘Jigsaw II’ in Teacher Education

Programmes mengemukakan bahwa “Jigsaw II merupakan pembelajaran yang

dikembangkan oleh Robert Slavin, diadaptasi dari teknik Jigsaw Elliot Aronson

yang pelaksanaan Jigsaw II terdiri dari lima langkah membaca, kelompok ahli

diskusi, pelaporan kelompok asal, pengujian dan pengakuan kelompok”.

Digunakan Jigsaw II karena sifatnya yang lebih mudah untuk disesuaikan dengan

perkembangan yang ada, sehingga lebih mudah untuk diaplikasikan.

Langkah-langkah pelaksanaan teknik Jigsaw II secara efektif akan

meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah

yang dilaksanakan dalam Jigsaw II pada akhirnya mengarah pada kerjasama tim

untuk meraih peringkat tertinggi. Siswa secara berkelompok harus melaksanakan

berbagai macam langkah dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa

melaksanakan aktivitas dalam kegiatan belajar. Aktivitas yang timbul dari tahapan

Jigsaw II antara lain aktivitas visual ketika siswa membaca, aktivitas emosional,

aktivitas oral dan aktivitas mendegarkan ketika siswa berdiskusi, dan aktivitas

mental ketika pengujian. Tahapan Jigsaw II yang dilaksanakan dengan beberapa

kali pertemuan akan menciptakan keaktifan belajar siswa disetiap pertemuan.

Dari paparan di atas, untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, penulis

bersama dengan guru mata pelajaran berkolaborasi atau bekerjasama untuk

memperbaiki kegiatan pembelajaran sosiologi kelas X 9 dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan dengan metode penelitian

tindakan kelas. Dari itulah penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian dan

Page 27: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas

X 9 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

“Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II dapat

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X 9

SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012?”

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dirasa memerlukan

perubahan di kelas X 9 SMA Negeri I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012

2. Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi

melalui model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II pada Siswa Kelas

X 9 SMA Negeri I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

3. Sebagai upaya meningkatkan profesionalitas guru sebagai tenaga pendidik

yang melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran.

4. Untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah secara umum.

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat praktis

maupun teoretis.

1. Manfaat Teoretis

a) Penelitian dalam pengaplikasian model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw II penggunaannya dalam kajian ilmu sosial.

b) Dapat memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran

sosiologi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa SMA.

c) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan

pengetahuan tentang peningkatan keaktifan siswa kelas X 9 SMA melalui

Page 28: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II yang belum

dikaji dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi siswa

1) Meningkatnya keaktifan siswa dalam pembelajaran sosiologi

2) Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pelajaran sosiologi.

b) Bagi guru

1) Menambah wawasan dan informasi tentang model pembelajaran

pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II untuk meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran sosiologi.

2) Diperolehnya model pembelajaran yang tepat untuk pokok bahasan

interaksi sosial dan sosialisasi.

3) Memberi kemudahan dalam penanaman konsep interaksi sosial dan

sosialisasi kepada siswa.

c) Bagi sekolah

1) Tumbuhnya motivasi guru dan kepala sekolah dalam mengembangkan

proses pembelajaran yang bermutu.

2) Meningkatnya kualitas pembelajaran dengan adanya inovasi dalam

pembelajaran.

3) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah.

Page 29: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan upaya untuk menjadikan seseorang terdidik.

Pendidikan di Indonesia diwajibkan untuk anak selama 9 tahun melalui jalur

formal atau sekolah. Pengertian pendidikan itu sendiri mempunyai arti yang

sangat luas. Pengertian pendidikan menurut para ahli sebagai berikut:

1) Langeveld dalam Hasbullah (2009:2) merumuskan “pendidikan adalah

setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada

anak tertuju kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat membantu anak

agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”. Anak pada

dasarnya harus dibimbing untuk menjadi dewasa, untuk itu anak harus

dibimbing dan dipengaruhi sehingga mampu hidup di masyarakat menjadi

manusia dewasa. Manusia dewasa dalam konteks pengertian pendidikan

ini adalah manusia yang cakap melaksanakan tugas dalam hidupnya

sendiri, sehingga tidak lagi membutuhkan bantuan dari orang di

sekelilingnya.

2) Redja Mudyahardjo (2002:11) mengemukakan pengertian pendidikan

dalam arti luas terbatas bahwa “pendidikan adalah usaha sadar yang

dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan

luar sekolah sepanjang hayat... .”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui

bahwa pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar yang datang dari

lingkungan anak yang berbentuk bimbingan, pengajaran atau latihan.

Pendidikan berlangsung tidak hanya dalam sekolah namun juga di luar

sekolah. Selain itu pendidikan merupakan proses yang akan dijalani oleh

manusia sepanjang hayat, yang berarti pendidikan tidak akan selesai hanya

dengan seseorang mendapatkan ijasah atas pendidikan formalnya.

10

Page 30: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3) Dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional dijabarkan pengertian

pendidikan sebagai berikut:

Dalam pasal 1 ayat 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Dari pengertian belajar yang dirumuskan dalam UU sisdiknas no.20 tahun

2003 dapat diketahui bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan usaha

yang sadar dan terencana, sehingga pendidikan itu sengaja dilakukan untuk

mengembangkan potensi diri akan segala sesuatu yang nantinya

dibutuhkan diri, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu pendidikan

memerlukan suasana belajar dan proses pembelajaran tersendiri sehingga

peserta didik dapat berperan aktif dalam mengembangkan berbagai potensi

yang ada di dalam dirinya.

Dari berbagai pengertian di atas penulis simpulkan bahwa pendidikan

adalah pengaruh bantuan atau tuntunan yang diberikan oleh orang yang

bertanggung jawab kepada anak didiknya yang bertujuan untuk membentuk

anak menjadi dewasa. Orang yang bertanggung jawab terhadap anak didik

tidak hanya orangtua saja, namun juga masyarakat serta pemerintah.

b. Tujuan Pendidikan Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam

kehidupannya menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai.

Untuk itulah baik itu konkret atau abstrak, tujuan pendidikan sangat penting

dan berpengaruh terhadap pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan nasional

tercantum dengan jelas dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Pasal 3

menyebutkan,

Pendidikan nasional ... bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Page 31: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Pendidikan nasional pada dasarnya mempunyai tujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik. Harapannya dengan berkembangnya

potensi yang dimiliki oleh seseorang akan menjadikan seseorang menjadi

warga negara yang baik terhadap negaranya. Warga yang baik maksudnya

adalah warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab terhadap diri

sendiri, masyarakat dan negara. Hal ini akan tercapai apabila seorang individu

menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

Tujuan pendidikan di Indonesi mempunyai tingkatan-tingkatan tersendiri.

Hirarki tujuan pendidikan tersebut dirumuskan oleh Umar Tirtarahardja

(2005:39-40) antara lain sebagai berikut:

1) Tujuan umum Pendidikan Nasional Indonesia ialah manusia Pancasila.

2) Tujuan institusional yaitu tujuan yang mnejadi tugas dari lembaga

pendidikan tertentu untuk mencapainya.

3) Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.

4) Tujuan instruksional yaitu sub-sub pokok dari tujuan mata pelajaran

melalui penguasaan materi pelajaran atau sub pokok bahasan.

c. Faktor Pendidikan Pendidikan merupakan upaya yang komplek dilakukan untuk

membentuk seorang individu. Dalam upaya pembentukan pribadi yang

mampu mengerjakan tugas-tugasnya dalam masyarakat terdapat faktor-faktor

tertentu yang mempengaruhi dalam pendidikan. Adapun faktor- faktor

tersebut diungkapkan oleh Hasbullah (2009:10-36) antara lain sebagai berikut:

1) Tujuan Pendidikan

Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam

kehidupannya menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai.

Untuk itulah baik konkret atau abstrak, tujuan pendidikan sangat penting

dan berpengaruh terhadap pendidikan itu sendiri. Setiap kegiatan apapun

bentuk dan jenisnya, selalu diharapkan pada tujuan yang ingin dicapai,

sehingga tujuan merupakan faktor yang penting dalam pendidikan.

Page 32: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Perumusan tujuan sangat penting dalam pendidikan. Perumusan

tujuan penting dikarenakan tujuan merupakan sesuatu yang hendak

dicapai, baik tujuan itu dirumuskan bersifat abstrak maupun dibentuk

secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

Pendidikan merupakan bimbingan mencapai cita-cita kearah tertentu,

maka yang merupakan masalah pokok harus dipilih arah dan tujuan yang

tepat.

2) Pendidik

Pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk

mendidik. Pengertian pendidik ini dapat meliputi orang dewasa, orangtua,

guru, pemimpin masyarakat ataupun pemimpin agama. Secara umum

orang dewasa dapat dikatakan sebagai pendidik, sebab pendidikan

merupakan suatu perbuatan sosial yang fundamental yang menyangkut

keutuhan perkembangan pribadi anak didik menuju dewasa susila.

Dalam UU no.20 tahun 2003 “Pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong

belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang

sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan”. Dari pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa pendidik mempunyai arti yang sangat luas, karena

merupakan orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Seorang pendidik bukan saja dituntut untuk bertanggung jawab pada

dirinya sendiri, tanggung jawab didasarkan pada kebebasan untuk memilih

perbuatan yang terbaik menurutnya. Apa yang dilakukannya akan menjadi

teladan dalam masyarakat.

3) Anak didik

Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari

seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.

Sedangkan dalam arti sempit anak didik merupakan anak yang diserahkan

kepada pendidik. Anak didik dapat juga disebut dengan peserta didik.

Dalam UU no.20 tahun 2003 peserta didik didefinisikan bahwa “Peserta

Page 33: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan

jenis pendidikan tertentu”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa

anak didik masih mempunyai potensi-potensi dalam diri yang perlu

dikembangkan. Selain itu anak didik juga mempunyai sisi diri yang belum

mencapai tahap kedewasaan.

4) Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja

diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat

pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan

digunakan demi mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Alat

pendidikan dapat berupa tindakan-tindakan yang secara konkret dan tegas

dilaksanakan, guna menjaga agar proses pendidikan bisa berjalan dengan

lancar dan berhasil.

5) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam

pembentukan kepribadian anak. Meskipun lingkungan tidak bertanggung

jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang

sangat menentukan kepribadian. Lingkungan sekitar anak yang sengaja

digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan termasuk pakaian,

keadaan rumah, alat permainan, buku, peralatan tulis, alat peraga, dan lain-

lain, dinamakan lingkungan pendidikan.

d. Pendidikan sebagai sistem

Pendidikan di Indonesia dijalankan sebagai sebuah sistem. Di atas

telah dijelaskan secara singkat mengenai pendidikan. Untuk menjelaskan

pendidikan sebagai sebuah sistem ada baiknya mengetahui apa yang dimaksud

dengan sistem.

1) Pengertian Sistem

Untuk membicarakan sistem pendidikan lebih jauh, alangkah

baiknya apabila dipahami pengertian sistem itu sendiri. Berikut pengertian

sistem menurut beberapa ahli:

Page 34: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a) Tatang S. Amirin dalam Umar Tirtarahardja (2005:57) mendefinikan

“Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau

terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-

bagian yang membentuk suatu kebulatan/ keseluruhan yang kompleks

atau utuh”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa sistem

merupakan kebulatan yang terorganisir, yang terhimpun dalam satu hal

dan berpadu untuk membentuk suatu yang hal yang utuh. Sistem

merupakan kesatuan yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi satu sama lain. Bagian dari sistem harus berpadu

dengan baik untuk mencapai kebulatan.

b) Hasbullah (2009: 123) mendefinisikan secara umum “Sistem adalah

jumlah keseluruhan bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk

mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah

ditentukan”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa sistem

merupakan sekumpulan bagian yang mempunyai tugas masing-masing

namun memiliki satu tujuan yang diharapkan bersama. Keseluruhan

bagian dari sistem yang ada harus melaksanakan tugas dan fungsinya

untuk mencapai tujuan tersebut.

c) Umar Tirtarahardja (2005:58) mendefinisikan “sistem diartikan

sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-

komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan

fungsinya masing-masing... .”. Sistem merupakan sejumlah komponen

yang integral, dimana komponen yang ada memiliki fungsi masing-

masing, namun secara fungsi komponen-komponen itu terarah pada

pencapaian satu tujuan. Tujuan tersebut merupakan tujuan dari seluruh

komponen yang ada atau disebut dengan tujuan sistem.

Dari berbagai pengertian sistem di atas penulis simpulkan bahwa

sistem adalah kesatuan dari sejumlah komponen yanag mempunyai tugas

dan fungsi yang berbeda, namun integral secara keseluruhan. Sistem akan

terganggu apabila bagian dari komponennya tidak berfungsi dengan baik.

Page 35: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Untuk itulah dalam suatu sistem harus dijaga fungsi komponennya

sehingga komponen dapat berjalan dengan baik.

2) Sistem Pendidikan

Pendidikan di Indonesia dijalankan sebagai suatu sistem.

Pendidikan sebagai sistem terdapat komponen-komponen tertentu untuk

menjalankan tujuan dari pendidikan. Adapun komponen pendidikan adalah

faktor pendidikan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Umar Tirtarahardja (2005: 60-61) dalam prosesnya, sistem

pendidikan berjalan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

tersebut antara lain:

a) Raw input atau masukan mentah merupakan siswa baru yang akan

diproses menjadi tamatan.

b) Instrumental input atau masukan instrumental, dapat berupa guru,

tenaga non guru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran

pendidikan, sarana dan prasarana yang memungkinkan

dilaksanakannya pemprosesan dari siswa baru menjadi lulusan.

c) Environmental input atau masukan lingkungan merupakan komponen

yang sangat luas. Dalam lingkungan terdapat beberapa faktor lain yang

sangat mempengaruhi seperti sosial, budaya dan keamanan.

Lingkungan bisa menjadi pendorong sistem pendidikan, namun juga

bisa menjadi penghambat dalam pendidikan itu sendiri. Environmental

input dapat berupa corak budaya, kondisi ekonomi masyarakat sekitar,

kependudukan, politik dan keamanan negara yang secara langsung dan

tidak langsung berpengaruh terhadap berperannya masukan

instrumental dalam proses pendidikan.

Secara terperinci penjelasan di atas digambarkan sebagai berikut:

Page 36: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gambar 1. Komponen dalam Sistem Pendidikan Terbuka

2. Belajar dan pembelajaran

a. Hakikat belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang tidak asing bagi manusia. Sejak

manusia belum memahami apa arti belajar, manusia telah melakukan

kegiatan belajar. Upaya belajar manusia dimulai sejak manusia lahir sampai

dengan seumur hidupnya. Adapun pengertian belajar menurut para ahli

sebagai berikut:

a) Menurut Slameto dalam Hamdani (2011:20) “Belajar adalah usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”. Dari pengertian tersebut dapat

dipahami bahwa belajar merupakan usaha yang hadir dari diri seseorang

untuk berubah. Dalam usaha perubahan tersebut akan tercipta interaksi

yang selanjutnya menghasilkan pengalaman. Perubahan merupakan hasil

dari upaya yang dilakukan, sehingga akan terlihat setelah usaha itu

berakhir.

b) Menurut Harold Spears dalam Agus Suprijono (2010:2) “Learning is to

observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to

follow direction”. Dalam terjemahan bebasnya diartikan bahwa belajar

adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri,

mendengarkan, serta mengikuti petunjuk. Belajar dapat dilakukan

melalui berbagai bentuk antara lain melalui aktivitas mengamati,

membaca, meniru dan lain-lain. Belajar merupakan upaya aktif yang

datang dari diri sendiri.

Instrumental Input

Environmental Input

PROSES Output Raw Input

Page 37: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c) Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:10) “Belajar adalah

seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,

melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru”. Dari

pengertian Gagne di atas dapat dimengerti bahwa belajar merupakan

kegiatan komplek yang menghasilkan kapabilitas tertentu yang

didapatkan karena stimulasi dan proses kognitif seseorang. Setelah

belajar, seseorang akan memiliki ketrampilan tertentu, pengetahuan

tertentu dan sikap serta nilai tertentu.

Dari berbagai pendapat di atas penulis simpulkan pengertian belajar

adalah perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan

secara langsung dan aktif yang merupakan aktivitas kompleks berdasarkan

pada pengalaman untuk mengubah tingkah laku suatu organisme yang

berlangsung secara progresif dengan tujuan tertentu. Belajar dilakukan

dengan aktivitas yang kompleks, maksudnya aktivitas yang dilakukan tidak

hanya mendengarkan saja namun juga menulis, membaca, berpendapat,

mencoba sesuatu, bertanya dan jawab, dan berdiskusi.

b) Prinsip Belajar

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar akan

menjadi batas-batas kemungkinan yang akan diambil dalam pembelajaran.

Jangan sampai langkah dalam pembelajaran yang diambil keluar dari prinsip-

prinsip belajar. Untuk itulah prinsip belajar sangat penting untuk dijabarkan.

Prinsip belajar dalam Diyati dan Mudjiono (2002:42-49) sebagai berikut:

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan

belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan

pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu

dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk belajar lebih lanjut atau

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian

dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak

ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu

dibangkitkan perhatiannya. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk

Page 38: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-

masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada

masalah yang harus diselesaikan.

Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam

kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan

mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat

dengan minat.

2) Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang

aktif. Jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan

saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki

sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu

mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah

diperolehnya. Thordike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar

dengan hukum "law of exercise"-nya yang menyatakan bahwa belajar

memerlukan adanya latihan-latihan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan

fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati.

Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih

keterampilan-keterampilan dan sebagainya. Kegiatan psikis misalnya

menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah

yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain,

menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.

3) Keterlibatan langsung

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah

mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Dalam belajar

melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus

menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab

terhadap hasilnya.

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh

John Dewey dengan "learning by doing". Belajar sebaiknya dialami

melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif.

Page 39: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh

lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan

proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat

materi/konsep.

4) Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah

teori psikologi daya. Menurut teori ini, belajar adalah melatih daya-daya

yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap,

mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan

mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang,

seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya

yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan sempurna.

Dalam proses belajar, semakin sering materi pelajaran diulangi maka

semakin ingat dan melekat pelajaran itu dalam diri seseorang. Mengulang

besar pengaruhnya dalam belajar karena dengan adanya pengulangan,

bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan akan tetap

tertanam dalam otak seseorang.

5) Tantangan

Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan

bahwa siswa dalam belajar berada dalam suatu medan. Dalam situasi

belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu

terdapat hambatan dalam mempelajari bahan belajar, maka timbul motif

untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.

Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai,

maka ia akan dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.

Agar pada diri anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan

dengan baik, maka bahan pelajaran harus menantang. Tantangan yang

dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bersemangat untuk

mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak mengandung

masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk

mempelajarinya.

Page 40: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

6) Balikan atau penguatan

Prinsip belajar yang berkaiatan dengan balikan dan penguatan

adalah teori belajar operant conditioning dari B.F. Skinner. Kunci dari

teori ini adalah hukum efek Thordike, hubungan stimulus dan respon akan

bertambah erat, jika disertai perasaan senang atau puas dan sebaliknya bisa

lenyap jika disertai perasaan tidak senang. Artinya jika suatu perbuatan itu

menimbulkan efek baik, maka perbuatan itu cenderung diulangi.

Sebaliknya jika perbuatan itu menimbulkan efek negatif, maka cenderung

untuk ditinggalkan atau tidak diulangi lagi. Siswa akan belajar lebih

semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apabila

hasilnya baik akan menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh

baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu tidak saja

dari penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan,

atau dengan kata lain adanya penguatan positif maupun negatif dapat

memperkuat belajar. Siswa yang belajar sungguh-sungguh akan mendapat

nilai.

7) Perbedaan individu

Siswa merupakan makhluk individu yang unik yang mana masing-

masing mempunyai perbedaan yang khas, seperti perbedaan intelegensi,

minat bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam

hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya.

Guru harus memahami perbedaan siswa secara individu, agar dapat

melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu. Setiap siswa

juga memiliki tempo perkembangan sendiri-sendiri, maka guru dapat

memberi pelajaran sesuai dengan temponya masing-masing. Perbedaan

individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya,

perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya

pembelajaran.

c) Proses Belajar

Proses belajar merupakan berlangsungnya kegiatan belajar siswa.

Proses belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses belajar

Page 41: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dengan konteks S-O-R. Prinsip S-O-R ini merupakan suatu prinsip belajar

yang sederhana, dimana efek atau respon merupakan reaksi terhadap stimuli

tertentu. Bagian-bagian utama dari teori ini adalah pesan atau stimulus

dilambangkan dengan huruf S, penerima atau organism disingkat dengan

huruf O, dan efek atau response disingkat dengan huruf R. Efek yang

ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimuli khusus, sehingga

seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan

dan reaksi komunikan, sehingga disebut S-O-R.

Proses belajar dalam konteks S-O-R memperhatikan pengertian dan

karakteristik perilaku belajar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dengan menggunakan paradigma S-O-R, mekanisme belajar dari diri oleh

Abin Syamsuddin Makmun (2004:161-163) diterangkan sebagai berikut:

1) Penerimaan Input Informasi atau S=r-Ow.

Pada tahap ini input informasi atau S berupa penjelasan, data,

masalah, perintah, tugas, yang datang berbentuk lisan, tulisan, isyarat atau

simbol. Pada tahap ini input informasi sampai dan diterima oleh (r) arau

receptor atau panca indra. Selanjutnya informasi ini dibaca dan diseleksi

atau diperhatikan oleh siswa atau Organism atau O. Ow merupakan proses

penyerapan informasi siswa ke dalam otak dengan bahasa siswa sendiri.

2) Pengelolaan Informasi atau Ow.

Pada tahap ini anak mentransformasikan informasi yang telah ada

di memorinya kedalam bahasa yang biasanya digunakan dalam kehidupan

sehari-harinya, kemudian barulah menafsirkan informasi tersebut sehingga

anak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapkan padanya. Apabila

data yang dibaca tidak lengkap dan ditransformasikan ke dalam bahasa

siswa sudah tentu proses pengolahan informasi tersebut tidak akan bisa

berjalan.

3) Ekspresi hasil pengolahan informasi atau Ow- e - R.

e sebagai instrumen, dan R sebagai respon. Pada tahap ini siswa

memilih menggunakan dan menggerakkan instrumen (e, adalah mulut,

tangan, kaki, dan sebagainya) untuk mengekspresikan hasil pengolahan

Page 42: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dan tafsirannya sehingga menghidupkan seperangkat pola-pola sambutan,

atau perilaku (R) sebagai tanggapan atau respon.

Pola perilaku konteks belajar ini digambarkan secara sistematik

sebagai berikut:

Gambar 2. Proses belajar dalam skematik S-O-R oleh Abin S. Makmun

Maka unsur-unsur dalam model ini apabila dikaitkan dengan

penelitian sebagai berikut:

1) Pesan atau Stimulus yang dilambangkan dengan huruf S yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah materi pelajaran yang terkait dengan pelajaran

sosiologi yaitu interaksi sosial dan sosialisasi

2) Komunikan atau Organisme yang dilambangkan dengan huruf O yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang menerima pelajaran .

3) Respon atau Response yang dilambangkan dengan huruf R yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Pembelajaran

1) Pengertian pembelajaran

Pembelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui

tentang objek yang akan diajarkannya sehingga dapat mengajarkan materi

tersebut dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajarannya.

Pembelajaran menurut para ahli dijabarkan sebagai berikut:

a) Gagne dalam Isjoni (2009; 50) mendefinisikan pembelajaran adalah

“An active process and suggest that teaching involves facilitating active

mental process by students”. Terjemahan bebas dari pengertian tersebut

bahwa pembelajaran adalah berbagai proses aktif dan berpengaruh yang

memunculkan pengajaran sebagai proses mental aktif dari siswa. Pada

intinya pembelajaran merupakan perbuatan yang membuat siswa

berusaha untuk mengubah tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu

dapat terjadi karena adanya interaksi antara siswa dan lingkungannya.

r

Ow

S e R

Page 43: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Untuk itu siswa harus aktif atau berperan sendiri dalam kegiatan

pembelajaran.

b) Sugandi dalam Hamdani (2011:23) mendefinisikan “Pembelajaran

menurut aliran humanistik adalah memberikan kebebasan kepada siswa

untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan

minat dan kemampuan”. Dalam aliran ini anak didik diberi kebebasan

untuk mempelajari apa yang diminati oleh mereka. Selain itu anak didik

juga mempunyai kesempatan untuk mempelajarinya dengan caranya

sendiri, sehingga tidak ada proses yang bersifat memaksa atau hanya

searah saja namun terdapat interaksi antara guru dan murid.

c) Menurut Suhanji dalam Jamal Ma’mur (2011: 19) “Pembelajaran

adalah suatu aktivitas untuk mentransformasikan bahan pelajaran

kepada subyek penjabar”. Pembelajaran merupakan aktivitas

pentransformasian ilmu pengetahuan kepada si pebelajar atau biasa

disebut dengan siswa. Pada konteks ini guru berperan sebagai penjabar

dan penerjemah bahan tersebut agar dimiliki siswa. Sedangkan siswa

berperan sebagai subyek penjabar.

d) UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 (Pasal 1 ayat 20) menjabarkan

pengertian pembelajaran sebagai berikut: “Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”. Interaksi merupakan hubungan yang timbal balik

antara satu dengan yang lain. Untuk itu dapat dikatakan bahwa

pembelajaran merupakan proses yang terdapat hubungan timbal balik

antara peserta didik, pendidik atau guru atau fasilitator lainnya dan

sumber belajar pada suatu tempat.

Berdasarkan definisi-definisi pembelajaran yang diuraikan di atas,

penulis simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses mengatur lingkungan

agar terjadi interaksi aktif antara guru dan siswa, dengan mengoptimalkan

faktor internal maupun eksternal yang datang dari lingkungan siswa untuk

mencapai tujuan. Hal penting yang ditekankan dalam pembelajaran adalah

keaktifan yang muncul dari diri siswa dalam kegiatan belajar. Guru hanya

Page 44: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

berperan sebagai fasilitator yang menggerakkan siswa, dan siswa adalah

subyek belajar yang harus mengkonstruksi ilmu pengetahuan untuk dirinya

sendiri.

2) Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk

menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan

mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar

yang memuaskan. Berikut model pembelajaran menurut para ahli:

a) Isjoni dan Arif Ismail (2008: 146) berpendapat bahwa “Model

pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk

meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu

berfikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil

pembelajaran yang lebih optimal”. Model pembelajaran merupakan

strategi dalam melaksanakan pembelajaran. Dapat dipahami bahwa model

pembelajaran digunakan untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal

dari kegiatan pembelajaran. Hasil belajar yang optimal akan tercapai

tergantung pada strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan

motivasi belajar, sikap, kekritisan siswa serta ketrampilan sosial.

b) Agus Suprijono (2009: 46) mengemukakan bahwa “model pembelajaran

ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas maupun tutorial”. Model pembelajaran merupakan

pedoman bagi guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Melalui

model pembelajaran guru dapat membantu siswa dalam mendapatkan

informasi, ide, ketrampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide.

Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

c) Menurut Joice dan Weil dalam Isjoni (2011:50) “Model pembelajaran

adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa

dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran,

dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya”. Dari pendapat

tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran merupakan rencana

Page 45: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

yang disusun untuk mengatur materi pelajaran dan berguna bagi guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Rencana tersebut dapat

berupa kurikulum, silabus, perencanaan pembelajaran, dan perencanaan

lain yang terkait dengan pembelajaran. Dengan adanya perencanaan

kegiatan pembelajaran di dalam kelas akan berjalan lebih efektif dan

efisien.

Dari berbagai pendapat di atas penulis simpulkan pengertian model

pembelajaran adalah suatu cara efektif yang digunakan dalam proses belajar

siswa di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dapat meningkatkan

motivasi, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki

keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal.

Model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, selain itu

yang utama model pembelajaran yang digunakan harus tepat oleh sebab itu

harus disesuaikan dengan karakteristik siswa yang belajar di kelas. Model

pembelajaran yang tepat akan menghasilkan output pembelajaran yang lebih

baik daripada yang tidak terencana.

3) Jenis model pembelajaran

Terdapat banyak jenis model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran. Namun demikian belum tentu model pembelajaran itu

sesuai dengan karakteristik siswa yang dibelajarkan. Berikut merupakan

model- model pembelajaran sebelum dikembangkan kepada beberapa tipe

menurut Agus Suprijono (2010; 46-70) diantaranya adalah;

a) Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan

sebutan active teaching. Model pembelajaran langsung merupakan model

pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan

strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar.

Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan

materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode

tertentu. Dengan model ini cakupan materi ajar yang disampaikan lebih

luas dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain.

Page 46: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b) Model Pembelajaran Kooperatif ( cooperative Learning)

Model pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas

meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih

dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif

merupakan suatu model pembelajaran dimana pebelajar yang memiliki

tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam kelompok-kelompok

kecil yang heterogen. Model pembelajaran kooperatif mengandung

pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu di antara sesama dalam sruktur kerja sama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan

kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok

itu sendiri.

c) Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang

efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini

membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam

benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial

dan sekitarnya. Pembelajaran berdasarkan masalah adalah merupakan

model pembelajaran yang menggunakan tingkat analisis dalam diri siswa

yang tinggi. Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

siswa tidak hanya menerima materi pelajaran di dalam kelas, namun siswa

diharapkan dapat menggali dan menemukan sendiri pemecahan dari

masalah yang diberikan sehingga dapat memancing proses belajar mereka.

4) Pemilihan model pembelajaran yang sesuai

Terdapat banyak sekali model pembelajaran yang berkembang

selama ini. Namun tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan di

dalam kelas. Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan

kebutuhan kelas serta karakteristik siswa, sehingga pembelajaran dapat

berlangsung secara sinergis.

Dimyati dan Mudjiono berpendapat (1999:101) “Pemilihan model

pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi belajar siswa, sehingga

Page 47: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

siswa benar-benar memahami materi yang diberikan”. Model

pembelajaran yang tepat maksudnya adalah tepat dengan karakteristik

siswa, sehingga siswa merasa nyaman dengan kondisi pembelajaran.

Siswa akan dapat memahami materi pelajaran dengan baik apabila siswa

sudah merasa senang dengan cara yang digunakan guru dalam

menyampaikan atau mengarahkan siswa untuk belajar. Hal ini merupakan

pertimbangan yang cukup penting dalam memilih model pembelajaran.

Untuk mencapai hal-hal tersebut maka guru harus dapat memilih

dan mengembangkan model pembelajaran yang tepat, efisien, dan efektif

sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran akan

tercapai dengan optimal. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang

cukup relevan dan mengandung nilai-nilai kehidupan yang patut

diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif.

Menurut Sanjaya dalam Sugiyanto (2009: 3) “8 prinsip dalam memilih strategi pembelajaran: (1) Berorientasi pada tujuan; (2) Mendorong aktivitas siswa; (3) Memperhatikan aspek individual siswa; (4) Menantang siswa untuk berpikir; (5) Menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat dan menguji; (6) Menimbulkan proses belajar yang menyenangkan; (7) Mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut; (8) Mendorong proses interaksi”.

Penjabaran dari pendapat Sanjaya prinsip dalam memilih strategi

pembelajaran di atas sebagai berikut:

1) Berorientasi pada tujuan, dimana model pembelajaran sesuai dengan

tujuan pembelajaran sehingga terdapat keselarasan dalam kegiatan

pembelajaran. Pemilihan strategi atau model pembelajaran harus

diarahkan pada tujuan. Dalam penelitian ini dipilih model

pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.

2) Mendorong aktivitas siswa sehingga tidak menyalahi prinsip

pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa atau student center.

Dalam penelitian ini dipilih model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keaktifan belajar siswa. Dalam pembelajaran kooperatif

siswa dengan kelompoknya akan bekerja sama dalam berbagai langkah

Page 48: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kegiatan sehingga terdapat berbagai aktivitas yang berpusat pada

siswa, bukan lagi pada guru.

3) Memperhatikan aspek individual siswa, yang dimaksud dengan aspek

individual disini adalah karakteristik setiap siswa dan secara

keseluruhan. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dikelompokkan

berdasarkan perbedaan karakteristiknya sehingga dalam kelompok

akan muncul ide-ide yang berasal dari latar belakang yang berbeda

pula.

4) Menantang siswa untuk berpikir sehingga akan meningkatkan

kekritisan siswa dalam berpikir. Berbagai model pembelajaran

kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif dan

melakukan pekerjaan sehingga memungkinkan siswa untuk selalu

berpikir.

5) Menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat dan menguji. Dengan

menggunakan model atau strategi tertentu yang menimbulkan inspirasi

siswa dan membuat siswa untuk menguji sesuatu.

6) Menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, sehingga siswa

tertarik dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif terutama yang bersifat kompetisi kelompok

akan meningkatkan keaktifan belajar siswa. Siswa akan termotivasi

dari kompetisi kelompok yang dilaksanakan.

7) Mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut. Dengan pemakaian

model pembelajaran yang mampu memotivasi siswa akan membuat

siswa ingin belajar lebih banyak. Bahkan siswa akan tertarik untuk

belajar secara mandiri.

8) Mendorong proses interaksi. Strategi atau model pembelajaran yang

baik harusnya mendorong siswa untuk berinteraksi baik dengan guru

maupun dengan siswa atau kelompok lain. Model pembelajaran

kooperatif akan meningkatkan interaksi siswa di dalam kelas baik itu

interaksi siswa dengan kelompok, interaksi antar kelompok maupun

interaksi siswa dengan guru.

Page 49: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Model pembelajaran kooperatif

a. Pengertian pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pengertian pembelajaran

kooperatif menurut para ahli sebagai berikut:

1) Slavin dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Narulita Yusron (2010 : 4)

menjelaskan bahwa “ Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai

macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran”. Pembelajaran kooperatif intinya adalah

pembelajaran berkelompok. Dimana dalam pembelajaran kooperatif siswa

akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang

atau lebih untuk dapat menguasai materi yang akan diberikan oleh guru

dengan bekerja sama dan saling membantu. Selain itu siswa diharapkan

untuk saling berdiskusi dan berargumentasi untuk mengasah kemampuan

siswa saat itu dan untuk menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-

masing siswa.

2) Roger dkk dalam Miftahul Huda (2011:29) menyatakan “ cooperative

learning is group learning activity organized in such a way that learning

is based on the socially structured changed of information between learner

own learning and is motivated to increase the learning of other”.

Terjemahan bebasnya adalah bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisisr oleh satu prinsip

bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara

sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap

pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong

untuk mengingkatkan pembelajaran anggota-anggota lainnya.

Pembelajaran kooperatif pada intinya adalah pembelajaran yang

dilaksanakan dengan kelompok, dimana setiap anggota kelompok

mempunyai tanggung jawab masing-masing untuk kelompoknya.

Page 50: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3) Isjoni (2011: 16) mengemukakan pendapat sebagai berikut:

Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan oleh guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli dengan yang lain.

Dari pendapat Isjoni dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif dapat

mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan

siswa. Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk memperbaiki

praktik pendidikan yang bermasalah dengan siswa, misalnya siswa yang

kurang aktif, tidak mau bekerja sama dengan teman lain, siswa agresif atau

bahkan siswa yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif akan mengaktifkan siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Selain itu pembelajaran kooperatif mempunyai

berbagai potensi yang dapat mengatasi permasalahan yang sering kali

muncul di dalam kelas.

4) Anita Lie dalam Isjoni (2009: 23) menyebut “Pembelajaran kooperatif

dengan istilah pembelajaran gotong-royong, adalah sistem pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama

dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur”. Pembelajaran

kooperatif disebut juga pembelajaran gotong-royong dikarenakan dasar

dari pembelajaran ini adalah kerja sama antarsiswa dalam satu kelompok.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk

melaksanakan aktivitas belajar bersama dengan teman satu kelompok.

siswa aktif melaksanakan kegiatan belajar mereka bersama dengan

kelompoknya dengan bergotong-royong menyelesaikan tugas terstruktur

yang diberikan oleh guru.

Dari beberapa pengertian tersebut, penulis simpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran yang menekankan pada

kegiatan belajar siswa secara bersama dalam suatu kelompok yang heterogen

sehingga terjadi interaksi antar siswa dalam kelompoknya untuk memecahkan

Page 51: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

masalah belajar dengan saling membantu dan menyampaikan ide-ide yang

berasal dari latar belakang yang berbeda sehingga menghasilkan pengetahuan

yang luas.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memandang

keberhasilan individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok, atau

dengan kata lain pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran

yang mengutamakan kerja sama di antara siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif yaitu sistem pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-

tugas yang terstruktur.

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2002: 31) mengatakan

bahwa “...tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning”.

Untuk dapat disebut pembelajaran kooperatif kegiatan pembelajaran harus

memenuhi syarat tertentu. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur

model pembelajaran yang harus diterapkan antara lain saling ketergantungan

positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota

dan evaluasi proses kelompok. Penjabaran unsur-unsur tersebut sebagai

berikut:

1) Saling ketergantungan positif

Saling ketergantungan positif antar anggota kelompok kooperatif harus

selalu ada sehingga kesolidan kelompok terbentuk. Ketergantungan positif

ini akan menjadikan siswa bersemangat untuk bekerja dalam kelompok

dan memberikan sumbangan bagi kelompok. Hal ini dapat dibentuk

dengan menekankan pada siswa bahwa siswa merupakan bagian dari

kelompok yang mempunyai tujuan yang sama.

2) Tanggung jawab perseorangan.

Tanggung jawab perseorangan di sini mempunyai maksud bahwa

meskipun siswa bekerja dalam kelompok, siswa juga harus bersungguh-

sungguh dalam melaksanakan tugas dalam mewakili kelompok. Dengan

Page 52: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

begitu akan timbul tanggung jawab perseorangan. Tanggung jawab

perseorangan sangat penting, karena dalam pembelajaran kooperatif, tugas

dan hasil dari kerja anggota kelompok mempengaruhi nilai kelompok pada

akhirnya.

3) Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka antar siswa akan menciptakan suasana pembelajaran

yang kondusif. Siswa yang berinteraksi mempunyai kecenderungan untuk

aktif dan dinamis sehingga menciptakan proses belajar yang aktif.

Interaksi tatap muka akan memberikan sinergi yang menguntungkan

semua anggota. Sinergi di sini maksudnya adalah menghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap

anggota kelompok berasal dari latar belakang lingkungan yang berbeda

sehingga akan menyumbangkan ide dan pemikiran yang berbeda, dengan

begitu kekayaan pemikiran kelompok akan semakin luas.

4) Komunikasi antar anggota

Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi atau komunikasi

antaranggota, siswa yang mudah menjalin hubungan atau komunikasi

pribadi akan mudah berbaur ke dalam kelompok, sehingga akan tercipta

hubungan kelompok yang baik. Dengan banyaknya komunikasi yang

terjalin dari pembelajaran kooperatif, diharapkan akan membekali siswa

berbagai ketrampilan berkomunikasi.

5) Evaluasi proses kelompok

Evaluasi kelompok perlu diadakan dalam pembelajaran kooperatif. Guru

atau pengajar perlu melakukan evaluasi kelompok untuk mengevaluasi

kerja kelompok dan hasil kerja sama dengan lebih efektif.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dapat dengan efektif dalam membentuk

pembelajaran yang student oriented, sehingga pembelajaran kooperatif

bagus untuk menciptakan keaktifan belajar siswa. Namun demikian

pembelajaran kooperatif juga memiliki kelebihan dan kelemahan.

Page 53: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1) Kelebihan pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan sehingga banyak

digunakan untuk meningkatkan berbagai kekurangan di dalam kelas.

Adapun kelebihan dari pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek

dan Parker dalam Isjoni (2011: 24) antara lain sebagai berikut:

a) Saling ketergantungan yang positif, dimana siswa dalam kegiatan

belajar bergantung kepada teman satu kelompoknya. Untuk itulah

setiap siswa harus melaksanakan tugas dan kewajiban dari

kelompok asalnya, karena semua anggota kelompok bergantung

pada teman lain. Namun demikian, setiap anggota memiliki

tugasnya masing-masig sehingga semua anggota harus bekerja

dengan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil kelompok terbaik.

b) Adanya pengakuan merespon perbedaan individu, siswa

dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Pembelajaran kooperatif membagi kelompok berdasarkan

perbedaan. Dalam satu kelompok diusahakan berdasarkan latar

belakang budaya siswa yang berbeda, sehingga kelompok akan

mendapatkan ide yang beragam dari latar belakang siswa masing-

masing.

c) Suasana pembelajaran rileks dan menyenangkan. Hal ini

dikarenakan guru bukanlah pemegang peran utama dalam

kegiatan pembelajaran, namun siswa yang bergerak

melaksanakan kegiatan belajar mereka sendiri.

d) Terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa

dengan guru. Guru sebagai fasilitator bukan diktator, sehingga

komunikasi antara siswa dan guru akan lebih fleksibel.

e) Memiliki banyak kesempatan untuk mengeksresikan pengalaman

emosi yang menyenangkan. Berbagai model dan teknik kooperatif

banyak yang mengandung unsur bermain, meskipun yang

ditekankan utamanya adalah belajar kelompok.

Page 54: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2) Kelemahan pembelajaran Kooperatif

Meskipun banyak digunakan dalam kegiatan pembelajaran,

pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa kelemahan. Untuk

itulah perlu diketahui beberapa kelemahan dari pembelajaran

kooperatif sehingga sedapat mungkin dipersiapkan oleh guru atau

peneliti. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kooperatif

diungkapkan oleh Isjoni (2011: 25)antara lain sebagai berikut:

a) Guru harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran secara matang,

di samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan

waktu. Kegiatan pembelajaran memerlukan perencanaan yang

panjang, pembagian materi dan penjelasan kepada siswa akan

teknik yang digunakan.

b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

dukungan fasilitas, alat, biaya yang cukup memadai. Berbagai

model dan teknik kooperatif paling tidak membutuhkan alat dan

media yang menunjang kegiatan belajar berlangsung.

c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada

kecenderungan materi diskusi akan melebar sehingga banyak yang

tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Waktu

merupakan salah satu permasalahan kurang suksesnya

pembelajaran kooperatif.

d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa lain menjadi pasif. Untuk itulah guru harus

berusaha mengatur diskusi kelas sehingga kelas tidak didominasi

oleh sebagaian siswa saja.

d. Metode-metode dalam Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning memiliki

banyak tipe-tipe dalam penerapan model pembelajarannya. Dari setiap tipe

memiliki ciri khas yang berbeda serta memiliki kelebihan serta

kekurangan yang berbeda pula. Menurut Robert E. Slavin dalam Isjoni

Page 55: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

(2009; 51-60) beberapa tipe model pembelajaran kooperatif telah

dikembangkan, di antaranya adalah:

1) Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok

dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri

dari laki/laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki

kemampuan tinggi, sedang, rendah. Guru menyajikan pelajaran, dan

kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan

bahwa seluruh anggota tim menguasai pelajaran tersebut.

2) Jigsaw

Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri atas empat sampai lima orang

yang berbeda tingkat kemampuan, ras, atau jenis kelaminnya. Masing-

masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik

tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli

pada topik yang menjadi bagiannya. Setiap siswa dipertemukan

dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang

sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya.

3) Group Investigation

Dalam penerapan Penelitian Kelompok ini guru membagi

kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota lima atau enam

siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk

diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam dan

mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Tahap kegiatan

yang dilakukan dalam Penelitian Kelompok yaitu: pemilihan topik,

perencanaan kooperatif, implementasi, analisis, sintesis, dan

presentasi hasil final.

4) Rotating Trio Exchange

Pada model ini kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok yang

terdiri dari 3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat

melihat kelompok lainnya di kiri dan di kanannya, berikan pada setiap

Page 56: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

trio tersebut pertanyaan yang sama untuk didikusikan. Setelah selesai

berilah nomer untuk semua anggota trio tersebut.

5) Teams-Games-Tournament (TGT)

Dalam metode ini siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok

untuk saling memahami materi dan mengerjakan tugas sebagai sebuah

kelompok, dan dipadu dengan permainan yang berupa kompetisi antar

kelompok.

4. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II

Pembelajaran kooperatif Jigsaw II akan digunakan sebagai model

pembelajaran dalam penelitian ini. Lebih jauh pembahasan mengenai tipe Jigsaw

II sebagai berikut:

c. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

Jigsaw merupakan salah satu bentuk pembelajaran model kooperatif

yang telah ada sejak lama. Dalam perkembangannya Jigsaw telah mengalami

perkembangan sampai dengan Jigsaw III. Adapun pengertian Jigsaw II oleh

para ahli sebagai berikut:

1) Silberman (2002:168) mengemukakan bahwa Learning Jigsaw merupakan

sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan

teknik pertukaran antar kelompok, dengan perbedaan penting, bahwa

setiap siswa mengajarkan sesuatu. Setiap peserta didik mempelajari

sesuatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh

peserta didik yang lain, lalu dibuatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang

saling bertalian atau keahlian.

2) Isjoni (2011: 54) “Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi

yang maksimal”. Pembelajaran kooperatif Jigsaw akan mendorong siswa

aktif dan akan mengantarkan siswa pada pencapaian prestasi siswa yang

maksimal. Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya langkah pelaksanaan

Jigsaw menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti

membaca, berdiskusi, menjelaskan, mendengarkan dan lain-lain.

Page 57: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3) Slavin dalam Miftahul Huda (2011:118) mendefinisikan Jigsaw II “Dalam

jigsaw II siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat

orang dengan latar belakang yang beda. Jigsaw sendiri adalah teknik teka-

teki yang dikembangkan Elliot Aronson (1978)”. Dalam Jigsaw II setiap

anggota tim ditugaskan untuk menjadi kelompok ahli tertentu dan bertugas

membaca bagian tugas mereka, selesainya membaca selanjutnya mereka

akan kembali ke kelompok asalnya dan akan membagikan informasi yang

akan dia dapatkan dari kelompok ahli.

4) Miftahul Huda (2011: 118) mendefinisikan “Jigsaw II adalah Jigsaw hasil

modifikasi oleh Slavin. Dalam metode ini setiap kelompok berkompetisi

untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan ini berdasarkan

performa individu masing-masing anggota”. Perbedaan yang mendasar

dalam Jigsaw II adalah adanya kompetisi siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran. Dalam kegiatan kelompok, performa siswa akan dinilai baik

itu dalam diskusi kelompok, presentasi ataupun hasil dari evaluasi belajar.

Jigsaw II akan meningkatkan keaktifan belajar, selain itu juga akan

menumbuhkan motivasi dalam diri siswa dalam kegiatan pembelajaran di

dalam kelas.

Dari berbagai pengertian di atas maka penulis simpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II merupakan adopsi oleh Slavin dari

teknik Jigsaw Aronson yang dilaksanakan melalui dua kelompok, belajar

bersama dilakukan dengan kelompok ahli dan menyampaikan hasil diskusinya

kepada kelompok asal serta terdapat kompetisi yang dinilai dari performa

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. Langkah pelaksanaan Jigsaw II

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II kebanyakan

aktivitas dilaksanakan oleh siswa. Dalam beberapa aktivitas guru hanya

berperan sebagai fasilitator yang menyediakan materi belajar, lembar

observasi dan membagi siswa ke dalam kelompok yang heterogen.

Langkah-langkah model pembelajaran ini dalam Jamal Ma’mum

(2011: 42-43) antara lain sebagai berikut:

Page 58: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1) Dalam satu kelas dibuat kelompok dengan mengelompokkan siswa ke

dalam 4 tim, selain itu siswa dikelompokkan 4 sampai dengan 5 siswa

untuk membentuk kelompok yang efektif. Tim ini selanjutnya disebut

dengan tim asal atau tim Jigsaw.

2) Setiap anggota dalam tim asal diberi bagian materi yang berbeda dan

selanjutnya dipelajari dan dibaca sendiri-sendiri sebagai bekal untuk

melaksanakan diskusi setelah berkumpul dengan kelompok ahli.

3) Tiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan untuk

bergabung dengan teman dari tim asal lain yang memiliki materi yang

sama. Siswa mendiskusikan materi yang menjadi ahli mereka dan mencari

pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari.

4) Anggota dari tim yang berbeda, yang telah mempelajari bagian/ sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok baru, untuk mendiskusikan sub bab

mereka. Tim ini selanjutnya disebut dengan tim ahli karena masing-

masing kelompok ahli memiliki satu materi yang didiskusikan bersama.

Setiap kelompok asal mempunyai perwakilan di tim ahli.

5) Setelah selesai berdiskusi dan mencatat bagian penting dari materi yang

didiskusikan sebagai tim ahli, tiap anggota tim ahli kembali ke kelompok

asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang

mereka kuasai.

6) Setiap ahli mempresentasikan hasil diskusi mereka bersama tim asal yang

telah diresume sedemikian rupa. Presentasi tim asal ini dilakukan sebagai

upaya menyamakan pendapat antar tim. Setiap tim berhak untuk

berpendapat atau menolak pendapat teman lain.

7) Guru memberikan evaluasi kepada seluruh siswa, yang mencakup seluruh

materi yang didiskusikan siswa. Selain itu guru juga membenarkan apabila

terdapat kesalahan konsep atau perbedaan pendapat.

8) Guru menutup pelajaran.

Sedangkan Hamdani (2011:38-39) mengemukakan beberapa langkah

pelaksanaan Jigsaw. Guru dapat memodifikasi pelaksanaan langkah-langkah

Jigsaw sesuai dengan keadaan kelas. Langkah-langkah Jigsaw antara lain

Page 59: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pembagian tugas, pemberian lembar ahli, diskusi dan kuis. Adapun langkah-

langkah inti tersebut diatur secara instruksional sebagai berikut:

1) Membaca, dimana siswa memperoleh topik-topik ahli dan materi yang

diberikan oleh guru untuk mendapatkan informasi.

2) Diskusi kelompok ahli, dimana siswa dengan topik-topik ahli yang sama

akan bertemu dan mendiskusikan topik tersebut. Siswa akan

mendiskusikan materi tersebut dan mencari contoh-contoh yang ada

disekitar lingkungan mereka.

3) Diskusi kelompok asal, dimana ahli topik kembali ke kelompok asal

mereka dan menjelaskan topik yang ia kuasai kepada anggota kelompok

lain. Selain itu siswa menuliskan hasil diskusi dalam laporan tim asal.

4) Kuis, dimana siswa memperolah kuis individu yang mencakup semua

topik yang telah dipelajari oleh seluruh siswa di kelas.

5) Penghargaan kelompok, dimana penghitungan skor kelompok dan

menentukan penghargaan untuk kelompok terbaik. Skor kelompom

didapatkan dari aktivitas siswa dalam kegiatan belajar, serta menyatukan

nilai kuis siswa yang diperoleh secara individu.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menyusun langkah-langkah

Jigsaw yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan di kelas.

Pelaksanaan Jigsaw II terdiri dari lima langkah antara lain:

1) Membaca, dimana siswa diberi tugas bagian materi dari tim asal dan

mempelajari materi yang telah diberikan kepadanya

2) Kelompok Ahli Diskusi. Siswa dari kelompok asal selanjutnya berkumpul

dengan siswa dari kelompok asal lain yang mempunyai materi diskusi

yang sama dan membentuk kelompok ahli. Kelompok ahli ini bertugas

mendiskusikan materi tertentu.

3) Pelaporan Kelompok Asal. Setelah selesai dengan kelompok ahli, siswa

kembali kekelompok asal dan melaporkan apa yang didapatkan dari hasil

diskusi dengan kelompok ahli.

4) Pelanjutan materi pelajaran.

Page 60: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

5) Pengujian. Pengujian dilaksanakan dengan presentasi antar kelompok dan

dilanjutkan dengan tes tertulis

6) Pengakuan Kelompok. pengakuan kelompok dilaksanakan setelah semua

evaluasi dilaksanakan. Nilai siswa baik secara kelompok ataupun individu

akan diakumulasikan untuk emngetahui kelompok mana yang paling aktif.

5. Hakikat pembelajaran sosiologi a. Hakikat pembelajaran Sosiologi

Sosiologi merupakan bagian dari rumpun pelajaran ilmu sosial.

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Adapun

pengertian sosiologi menurut para ahli sebagai berikut:

1) Menurut Berger dan Berger dalam Kamanto Sunarto (1999 : 1) “Pemikiran

Sosiologi berkembang manakala masyarakat menghadapi ancaman

terhadap hal yang selama ini dianggap sebagai hal yang memang sudah

demikian, benar, nyata”. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang

berkembang ketika masyarakat menyadari adanya ancaman kestabilan

sosial yang akan merusak apa yang selama ini telah dianut oleh

masyarakat. Ilmu sosiologi muncul sebagai jawaban atas keresahan

masyarakat akan dinamika sosial dalam masyarakat. Dengan adanya ilmu

sosiologi akan menjadi pemecah berbagai masalah sosial yang selama ini

ada di dalam masyarakat.

2) Menurut Selo Sumardjan dalam Soerjono Soekanto (2006:21) menyatakan

bahwa “sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-

proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial”. Dapat dimengerti

bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial

masyarakat, serta perubahan-perubahan dalam masyarakat secara holistik.

Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang mampu masuk ke dalam

berbagai masalah dalam masyarakat termasuk dalam lembaga keluarga,

sistem desa kota, ekonomi, pembangunan dan lain-lain.

3) Farida Hanum (2011:1) dalam Seminar regional pembelajaran dan

pendidikan berkarakter mapel sosiologi mengemukakan pengertian

sosiologi sebagai berikut “Sebagaimana halnya dengan ilmu sosial

Page 61: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

lainnya, objek studi sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut

pandang hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan

manusia di dalam masyarakat tersebut”. Dari pengertian di atas dapat

diketahui bahwa sosiologi merupakan ilmu yang memandang masyarakat

sebagai sudut pandang hubungan dan proses yang timbul dari interaksi

dalam masyarakat. Sosiologi menjadi ilmu yang digunakan untuk melihat

masyarakat serta berbagai hal yang ada di dalamnya serta untuk

menyelesaikan berbagai masalah dengan pendekatan.

Dari beberapa pengertian di atas penulis simpulkan pengertian

sosiologi adalah sebagai disiplin ilmu yang mengkaji dinamika kehidupan

sosial di masyarakat. Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu

sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan

kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun

secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode,

sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada

dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

b. Penyampaian Materi Pelajaran Sosiologi

Farida Hanum (2011: 16-17) mengemukakan bahwa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran Sosiologi adalah bahwa pelajaran ini

bukanlah hafalan tetapi lebih pada pemahaman dan analisis sehingga peserta

didik menemukan kenyataan yang sebenarnya. Pembelajaran sosiologi yang

mempelajari mengenai masyarakat dalam penyampaiannya menggunakan

contoh-contoh yang mudah ditangkap oleh siswa, misalnya dengan berbagai

kasus yang terjadi di lingkungan siswa baik itu di lingkungan sekolah maupun

di masyarakat. Pembelajaran sosiologi dapat disampaikan dengan berbagai

metode dan teknik. Pembelajaran sosiologi dapat dilaksanakan dengan

berbagai variasi pembelajaran. Namun demikian juga harus disesuaikan antara

teknik atau metode yang digunakan dengan pembahasan yang ada. Jangan

sampai teknik atau metode yang digunakan kurang tepat digunakan dalam satu

pembahasan tertentu. Metode dan teknik tersebut antara lain sebagai berikut:

Page 62: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

1) Active debate, yaitu debat aktif yang dilaksanakan dengan memberikan 2

materi yang bertentangan untuk diperdebatkan.

2) Learning start with question, yaitu upaya pembelajaran dengan memulai

pelajaran dengan pertanyaan kepada siswa terlebih dahulu.

3) Make a macth, merupakan pembelajaran yang dilakukan secara

berpasangan dua siswa untuk saling membantu dalam kegiatan belajar.

4) Group resume, merupakan upaya pembelajaran dengan membuat

rangkuman belajar yang dilaksanakan secara kelompok

5) Jigsaw, merupakan teknik teka-teki dimana setiap siswa dalam kelompok

mempelajari materi sendiri-sendiri dan nantinya menyatukan materi

menjadi satu kesatuan.

6) Numbered Heads together, pembelajaran dengan memberi label nomor

pada setiap siswa yang nantinya akan menjawab pertanyaan atau

melakukan tanggung jawab tertentu.

7) Example non example, yaitu pembelajaran dengan menggunakan contoh

atau tidak menggunakan contoh

8) Picture dan picture, yaitu pembelajaran yang menggunakan berbagai

gambar dalam mendekati belajar. Siswa harus memperhatikan gambar

yang ditampilkan oleh guru.

9) Cooperative script, pembelajaran dengan menggunakan materi ajar yang

dicetak dalam kertas dan dibagikan kepada siswa untuk dipelajari.

10) Pemutaran film, dimana pembelajaran dilakukan dengan memutarkan film

yang mempunyai muatan materi sesuai dengan pelajaran sosiologi.

c. Pokok Bahasan Sosiologi dalam Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pokok bahasan sosiologi

pada pokok bahasan sebagai berikut:

1) Interaksi sosial

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II diterapkan pada

pokok bahasan Interaksi Sosial Bab III kelas X yang diajarkan oleh guru

pada semester 1. Standar kompetensi pada pokok bahasan interaksi sosial

adalah memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan

Page 63: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

norma yang berlaku dalam masyarakat. Kompetensi dasar dari pokok

bahasan interaksi sosial adalah siswa dapat mendeskripsikan proses

interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola keteraturan dan

dinamika kehidupan sosial.

Adapun konsep yang dipelajari dalam materi Interaksi sosial antara

lain yang pertama adalah Tindakan sosial, yang menghasilkan interaksi

sosial. Selanjutnya interaksi sosial ini mempunyai syarat dan faktor yang

mempengaruhi. Dalam interaksi sosial terdapat bentuk-bentuk interaksi

sosial yang bersifat asosiatif dan disasosiatif. Interaksi sosial selanjutnya

dihubungkan dengan kelompok, lembaga dan organisasi sosial serta

dinamika perubahan sosial.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 3. Peta Konsep Interaksi Sosial

2) Sosialisasi

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II diterapkan pada

pokok bahasan sosialisasi Bab IV kelas X. Standar kompetensi pada pokok

Tindakan Sosial 1. Instrumental 2. Berorientasi Nilai 3. Tradisional 4. Afektif

Syarat 1. Kontak 2. Komunikasi

Faktor 1. Imitasi 2Sugesti 3. Identifikasi 4. Simpati 5. Empati

Interaksi Sosial

Asosiatif 1. Kerjasama 2. Akomodasi 3. Asimilasi 4. Akulturasi

Bentuk Interaksi Sosial

Disasosiatif 1. Persaingan 2. Kontraversi 3. Pertikaian 4. Konflik

Kelompok, Lembaga, Organisasi Sosial.

Dinamika dan Perubahan Sosial

Page 64: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

bahasan sosialisasi yaitu menerapkan nilai dan norma dalam proses

pengembangan kepribadian. Kompetensi dasar dari pokok bahasan

sosialisasi adalah siswa dapat menjelaskan sosialisasi sebagai proses

dalam pembentukan kepribadian.

Konsep dalam materi pelajaran Sosialisasi meliputi pengertian dari

sosialisasi itu sendiri, fungsi sosialisasi, tahapannya dan jenis media

sosialisasi. Selain itu juga membicarakan mengenai proses pembentukan

kepribadian dan dasar kepribadian dan menghubungkan hal tersebut

dengan kebudayaan yang memberikan pengaruh terhadap kepribadian.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 4 sebagai berikut:

Gambar 4. Peta Konsep Sosialisasi

6. Keaktifan belajar

a. Pengertian keaktifan belajar

Keaktifan belajar merupakan keadaan aktif seorang siswa dalam

kegiatan belajar. Keaktifan belajar sangat berpengaruh terhadap proses

pembelajaran. Keaktifan belajar apabila ditarik ke dalam bahasa inggris adalah

active learning. Adapun pengertian active learning dan keaktifan belajar

menurut para ahli sebagai berikut:

1) Richard M. Felder dalam Journal of Active Learning (2010:2)

mengemukakan bahwa “Active learning is anything course-related that all

students in a class session are called upon to do other than simply

watching, listening and taking notes”. Dalam terjemahan bebasnya Active

learning adalah segala sesuatu yang berhubungan saja bahwa semua siswa

Sosialisasi

Dasar kepribadian

Proses pembentukan kepribadian

Jenis Media Sosialisasi

Tahapan

Fungsi

Kebudayaan berpengaruh terhadap

kepribadian

Page 65: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dalam sesi kelas dipanggil untuk dilakukan selain hanya menonton,

mendengar dan mencatat. Dengan memanggil siswa secara bergantian

akan menjadikan siswa aktif dalam kegiatan belajar, sehingga tercipta

keaktifan belajar pada diri siswa.

2) Mel Silberman (2006: 16) mengungkapkan bahwa “active learning adalah

merupakan kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang

komprehensif, meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik

menjadi aktif”. Active Learning merupakan upaya yang membuat peserta

didik aktif dalam kegiatan belajar. Active learning dapat diupayakan oleh

guru dengan berbagai cara sehingga siswa nantinya akan belajar dengan

aktif.

3) Hermawan (2007: 83) mengungkapkan bahwa “Keaktifan belajar adalah

untuk mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri, mereka aktif

membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka

hadapi dalam kegiatan pembelajaran”. Keaktifan belajar merupakan upaya

siswa dalam belajar dengan bersikap aktif untuk mendapatkan hasil belajar

yang lebih mendalam. Upaya aktif harus hadir dalam diri siswa sendiri

sehingga tidak ada paksaan, hanya dorongan dan motivasi yang mampu

menggerakkan siswa untuk aktif dalam belajar.

4) Hamdani (2011:49) mengemukakan bahwa Active learning sukar

didefinisikan karena semua kegiatan belajar akan mengandung active

learning.

Keaktifan adalah upaya yang muncul dalam berbagai bentuk yaitu keterlibatan intelektual, emosional dalam belajar mengajar yang bersangkutan asimilasi akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap umpan balik dalam pembentukan ketrampilan dan penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.

Keaktifan merupakan upaya yang muncul dari diri. Sedangkan

keaktifan belajar merupakan upaya yang muncul dalam kegiatan belajar.

Upaya tersebut dapat berupa keterlibatan intelektual atau kognitif, dapat

juga berupa keterlibatan emosional. Keaktifan belajar diupayakan dalam

Page 66: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pencapaian pengalaman langsung siswa, serta dalam pembentukan

ketrampilan dan penghayatan dalam pembentukan nilai.

5) Nawawi dalam http://nawawielfatru.blogspot.com/2010/07/keaktifan-

belajar.html (2010) mendefinisikan “Keaktifan adalah kegiatan atau

aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang

terjadi baik fisik maupun non fisik”. Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh

aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti

mental, intelektual dan emosional . Keaktifan yang dimaksudkan di sini

penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya keaktifan

peserta didik dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.

Dari berbagai pendapat tersebut penulis simpulkan bahwa keaktifan

belajar adalah upaya aktif siswa dalam mengkontruksi pengetahuan yang

muncul dari dirinya sendiri. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

sangat penting karena tindakan siswa di dalam kelas mempengaruhi

pemahaman siswa terhadap pelajaran yang disampaikan. Keaktifan belajar itu

sendiri dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu antara lain ruang kelas, cara

guru mengajar, iklim dan kondisi kelas, maupun tempat duduk. Hal tersebut

harus disesuaikan dengan karakteristik siswa yang heterogen sehingga akan

menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif dan siswa akan merasa nyaman

dan tertarik dengan kegiatan pembelajaran.

b. Upaya meningkatkan keaktifan belajar

Menurut Mc. Keachie dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:119)

mengemukakan 6 dimensi proses pembelajaran yang mengakibatkan

terjadinya kadar cara belajar siswa aktif. Dimensi-dimensi tersebut antara

lain adalah partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan

pembelajaran, tekanan pada aspek afektif dalam belajar, partisipasi siswa

dalam kegiatan pembelajaran, kekohesifan (kekompakan) kelas, Kebebasan

atau lebih tepat kesempatan dan jumlah waktu. Dimensi tersebut dijelaskan

secara terperinci sebagai berikut:

1) Partisipasi siswa penting dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran,

hal ini dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa karena dengan

Page 67: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

mengetahui tujuan dari pembelajaran siswa akan mengetahui apa yang

harus siswa pelajari dalam pembelajaran.

2) Tekanan pada aspek afektif atau sikap dalam belajar dimana siswa harus

memahami apa yang mereka pelajari dan mampu menghubungkannya

dengan realitas yang ada di masyarakat. Siswa mempunyai kesempatan

yanng sama untuk berpendapat, berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran meliputi menerima, menyambut, menghayati dan mendalami

materi yang dipelajari.

3) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk

interaksi antar siswa. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri siswa

dan memotivasi siswa lain untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran.

4) Kekohesifan (kekompakan) kelas sebagai kelompok. Kelompok belajar

akan menciptakan persaingan kelas yang kondusif. Dengan dibentuk

kelompok akan meningkatkan kekompakan dan keaktifan kelompok untuk

menjadi kelompok terbaik.

5) Kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan pada siswa untuk

mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah

6) Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi

siswa, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan

sekolah atau kegiatan pembelajaran.

c. Indikator keaktifan belajar.

Keaktifan belajar di atas dijelaskan sebagai upaya aktif siswa dalam

belajar. Upaya keaktifan belajar terdiri dari optimalnya aktivitas belajar yang

ada di dalam kelas yang dilakukan oleh peserta didik di bawah pengawasan

guru. Paul B. Diedrich dalam Martinis Yamin (2007: 85-86) membagi

aktivitas kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok, yaitu visual activeties, oral

activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor

activities, mental activities, emotional activities.

Penjelasan dari berbagai aktivitas kegiatan belajat tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

Page 68: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

a. Aktivitas penglihatan/ visual activeties atau kegiatan-kegiatan visual

yang dilakukan oleh siswa yang berhubungan dengan indera

penglihatan, misalnya seperti membaca, mengamati eksperimen,

demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau

bermain.

b. Aktivitas mulut/ oral activities atau kegiatan-kegiatan lisan merupakan

kegiatan siswa yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata seperti

mengemukakan suatu fakta, menghubungkan sutu kejadian,

mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,

wawancara, diskusi, dan interupsi.

c. Aktivitas pendengaran/ listening activities atau kegiatan-kegiatan

mendengarkan yang dilakukan oleh siswa seperti mendengarkan

uraian, percakapan, diskusi dan sebagainya.

d. Aktivitas menulis/ writing activities atau kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan aktivitas menulis seperti menulis cerita,

karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagaianya.

e. Aktivitas menggambar/ drawing activities atau kegiatan-kegiatan

menggambar yang dilakukan siswa seperti menggambar, membuat

grafik, peta, diagaram, pola, dan sebagainya.

f. Aktivitas gerak/motor activities atau kegiatan-kegiatan motorik atau

gerakan yang dilakukan siswa didalam kelas ataupun di luar kelas

seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, bermain,

berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

g. Aktivitas mental/ mental activities atau kegiatan-kegiatan mental yang

dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti merenungkan,

mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan,

mengambil keputusan, dan sebagainya.

h. Aktivitas emosi/ emotional activities atau kegiatan-kegiatan yang

mempengaruhi emosi siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti

menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan

sebagainya.

Page 69: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dari jenisnya kegiatan/ aktivitas siswa dalam belajar dapat berupa

aktivitas lisan, visual, mendengarkan, memperhatikan, menggambar dan lain

sebagainya. Keaktifan siswa dapat dilihat melalui berbagai hal tersebut. Hal-

hal tersebut diatas dapat dijadikan acuan sebagai indikator keaktifan belajar

siswa. Indikator yang digunakan sehubungan dengan penelitian ini hanya 6

aktivitas antara lain adalah

a. Visual activeties dengan memperhatikan guru, memperhatikan teman

presentasi, memperhatikan penjelasan teman dalam kegiatan diskusi.

b. Oral activities, dengan siswa melakukan diskusi dengan teman, siswa

bertanya dalam kegiatan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan

guru, siswa menjawab pertanyaan teman.

c. Listening activities, dengan siswa mendengarkan perintah guru, siswa

mendengarkan presentasi teman, siswa mendengarkan diskusi teman.

d. Writing activities, dengan siswa menuliskan hasil diskusi, siswa

mencatat materi yang diberikan oleh guru, siswa mencatat kekurangan

hasil diskusi mereka.

e. Mental activities, dengan siswa memberikan contoh nyata dalam

kehidupan sehari-hari

f. Emotional activities, dengan siswa berani menjawab pertanyaan guru,

siswa berani mengemukakan pendapat, siswa berani mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas.

Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan

aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam

kegiatan pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan peserta didik, dimana

peserta didik adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan sedangkan

guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan.

6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a. Penelitian Tindakan

Istilah penelitian tindakan berasal dari kata action research dalam bahasa

Inggris, diterjemahkan dari frase action research mempunyai arti riset tindakan.

Berikut beberapa pengertian penelitian tindakan menurut para ahli:

Page 70: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1) Kemmis dan Carr dalam Suwarsih Madya (2006:9) mendefinisikan

“Penelitian Tindakan adalah merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri

kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk

meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial

mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik yang dilakukan”.

Upaya yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan

untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini, serta situasi

dimana pekerjaan ini dilakukan. Hal tersebut dimaksudkan bahwa penelitian

tindakan merupakan sebuah penelitian yang difungsikan untuk mencapai

suatu perbaikan tertentu yang telah digagas sebelumnya dari pemikiran

reflektif. Penerapan penelitian ini dilakukan secara halus yakni melibatkan

suatu bentuk refleksi diri dalam memulai sebuah perencanaan ataupun dalam

mengakhirinya. Dengan demikian penelitian tindakan menuntut peneliti untuk

bersikap kritis dan berlatih menggunakan insting serta kepekaan untuk

membaca suatu kondisi dan situasi.

2) Kurt Lewin dalam Mulyasa (2009: 5) mendefinisikan

Penelitian Tindakan merupakan suatu metode dalam penelitian tindakan yang dapat diterapkan dalam lingkungan yang sangat luas, di dalam lingkungan industri misalnya bahkan sangat baik pula dalam memperbaiki hubungan interpersonal dan kemasyarakatan karena kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari proses demokrasi yang dapat mengubah kehidupan seseorang dan lingkungan tepat tinggalnya; termasuk lingkungan pendidikan, baik formal, informal maupun nonformal.

Dari pendapat Kurt Lewin dapat dimengerti bahwa penelitian tindakan

adalah cara dalam penelitian yang dapat diaplikasikan pada banyak hal

termasuk lingkungan pendidikan. Penelitian tindakan dapat diterapkan dalam

lingkungan apa saja. Penelitian ini bersifat reflektif dengan mengamati

tindakan yang telah dilakukan dan berupaya untuk melakukan perbaikan

termasuk dalam lingkungan industri ataupun untuk memperbaiki hubungan

interpersonal dan permasalahan yang ada di masyarakat. Penelitian tindakan

merupakan proses yang demokratis sehingga melalui penelitian tindakan akan

mengubah seseorang dan lingkungan tempat tinggalnya termasuk dalam

lingkup pendidikan baik itu formal, informal maupun non formal.

Page 71: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Pengertian penelitian tindakan yang merujuk pada kedua pendapat para

ahli di atas penulis simpulkan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk

penelitian didasarkan pada refleksi yang dilakukan oleh peneliti dalam masyarakat

sosial dimana penelitian ini bertujuan mengubah kehidupan seseorang dan

lingkungan tepat tinggalnya termasuk lingkungan pendidikan, baik formal,

informal maupun nonformal.

b. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan yang

mengarah kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai kajian penelitiannya.

Adapun pengertian penelitian tindakan kelas menurut para ahli sebagai

berikut:

1) Arikunto (2009:3) menjelaskan pengertian “Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan

belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan”. Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan tindakan pencermatan yang dilakukan pada

proses pembelajaran yang sengaja dimunculkan. PTK merupakan tindakan

pencermatan yang dimunculkan dalam kelas yang berlangsung bersama

dengan kegiatan pembelajaran siswa.

2) Suyadi (2010: 22) mendefinisikan “Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di

dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan

metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai

aspek pembelajaran”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa

penelitian tindakan kelas dilakukan oleh orang yang terlibat dengan

kegiatan pembelajaran. Perbaikan dilakukan sebagai upaya perbaikan

aspek pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas pertama-tama dengan

melakukan melalui refleksi, lalu dari refleksi akan ditindaklanjuti dengan

tindakan-tindakan perbaikan.

3) IGAK Wardhani dan Kuswaya ( 2008: 1.5) mendefinisikan “Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

Page 72: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

menjadi meningkat”. Penelitian Tindakan Kelas dalam pengertian ini

mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di dalam kelas.

Sehingga tindakan hanya dapat dirasakan oleh guru dan dilakukan oleh

guru, namun juga dirasakan siswa. Selain itu penelitian tindakan kelas

mempunyai tujuan untuk memperbaiki kinerja guru.

4) Basrowi dan Suwandi (2008:28) “PTK adalah penelitian tindakan dalam

bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan

untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran”. Secara

singkat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) didefinisikan sebagai suatu

bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan

praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Dari beberapa pengertian diatas penulis simpulkan bahwa pengertian

Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya perbaikan kegiatan pembelajaran

di kelas yang dilakukan oleh guru melalui kegiatan refleksi, sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran.

c. Karakteristik PTK

Sedangkan karakteristik PTK itu sendiri menurut Basrowi dan

Suwandi (2008: 36-37) sebagai berikut:

1) PTK sifatnya situasional, berkaitan dengan upaya mendiagnosis masalah

dalam konteks tertentu, yaitu di kelas dalam sekolah dan berupaya

menyelesaikan dalam konteks tersebut.

2) PTK merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswanya, yaitu

satu satuan kerja sama dengan perspekstif berbeda, bisa juga antara guru

dan kepala sekolah. Kerja sama ini sendiri bersifat partisipatori, yaitu

setiap anggota tim secara langsung mengambil bagian dalam pelaksanaan

PTK dari tahap awal sampai tahap akhir.

Page 73: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3) PTK bersifat self-evaluatif, dimana kegiatan merupakan modifikasi praktis

yang dilakukan secara berkelanjutan, dievaluasi dalam situasi yang

berjalan secara terus menerus, yang tujuan akhirnya ialah peningkatan

perbaikan dalam praktik nyatanya.

4) PTK bersifat luwes dan menyesuaiakan. Adanya penyesuaian ini

menjadikannya suatu prosedur yang cocok untuk bekerja di kelas, yang

memiliki banyak kendala yang melatarbelakangi masalah di sekolah.

5) PTK terutama memanfaatkan data pengamatan dan perilaku empirik,

perubahan kemajuan dicermati dari peristiwa-peristiwa, dari waktu ke

waktu, bukan sekedar impersionistik-subjektif, melainkan dengan evaluasi

formatif.

6) Ketaatan ilmiah PTK memang agak longgar, dimana PTK merupakan

antitesis dari desain penelitian eksperimental yang sebenarnya, sifat

sasarannya situasional-spesifik, tujuannya pemecahan masalah praktis,

sampel populasinya terbatas dan tidak representatif. Oleh karena itu

temuan-temuannya tidak dapat digeneralisasikan.

d. Perbedaan PTK dengan penelitian lain

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 34-40), Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) mempunyai karakteristik berbeda dengan penelitian lain antara

lain sebagai berikut:

1) An Inquiry on Practice from Within

Dimana kegiatan PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang

secara langsung dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru

sebagai pengelola program pembelajaran di kelas. Yang dimaksud dengan

An Inquiry on Practice from Within adalah suatu upaya mendapatkan

permasalahan pembelajaran di kelas dengan melihat, menghayati,

memahami dan merasakan sendiri di dalam kelas, sehingga pelaku dapat

merumuskan tindakan yang akan dilakukan didalam kelas.

2) A Collaborative Effort Between School Teachers And Teacher Educators

Pendekatan kolaboratif diterapkan untuk menciptakan adanya

hubungan kerja kesejawatan. Sehingga kegiatan PTK dapat dijalankan

Page 74: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

bersama-sama antara guru, dosen LPTK ataupun peneliti lain. Guru bukan

satu-satunya peneliti dalam kegiatan PTK. Kolaborasi yang dimaksud

adalah suatu upaya bersama antara peneliti, guru, kepala sekolah, dan

pengawas untuk mendiagnosis berbagai masalah yang ada di kelas,

menentukan berbagai alternatif pemecahannya, melakukan refleksi dan

membuat kesimpulan bersama.

3) A Reflective Practice Made Public

Kegiatan PTK dimulai dengan kesadaran guru mengakui terdapat

kekurangan dalam kegiatan pembelajarannya. Suyanto dalam Basrowi dan

Suwandi mengungkapkan tidak semua guru mampu melihat sendiri apa

yang telah dilakukannya selama mengajar. Dalam hal ini tidak tertutup

kemungkinan bahwa selama ini guru melakukan kekeliruan dalam

kegiatan pembelajaran. Dari hal ini diperlukan peran orang lain untuk

merefleksikan kekurangan-kekurangan ini.

e. Bentuk penelitian tindakan kelas

Basrowi ( 2008; 73) menjelaskan ada empat bentuk PTK (Penelitian

Tindakan Kelas), yaitu “Penelitian tindakan guru sebagai peneliti, penelitian

tindakan kolaboratif, penelitian tindakan simultan terintegrasi, dan penelitian

tindakan administrasi sosial eksperimental”. Keempat bentuk PTK tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Penelitian Tindakan Guru Sebagai Peneliti, merupakan bentuk penelitian

tindakan kelas yang memandang guru sebagai peneliti memiliki ciri penting,

yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan

kelas.

2) Penelitian Tindakan Kolaboratif, merupakan Penelitian tindakan yang

melibatkan beberapa pihak yaitu guru, kepala sekolah, dosen, dan orang lain

yang terlibat menjadi satu tim secara kemitraan, yang melakukan penelitian

dengan tiga tujuan yaitu meningkatkan praktik pembelajaran, menyumbang

pada perkembangan teori dan meningkatkan karier guru. Dalam proses

penelitian seperti ini guru dan dosen LPTK saling belajar, dan dapat saling

mengisi proses peningkatan profesionalisme masing- masing.

Page 75: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3) Penelitian Tindakan Silmutan Terintegrasi, merupakan Penelitian tindakan yang

bertujuan untuk dua hal sekaligus, yaitu untuk memecahkan persoalan praktis

dalam pembelajaran dan menghasilkan pengetahuan ilmiah dalam bidang

pembelajaran kelas.

4) Penelitian Tindakan Administrasi Sosial Eksperimental

Penelitian tindakan administrasi sosial eksperimental adalah suatu bentuk

penelitian tindakan yang pelaksanaannya lebih meningkatkan dampak

kebijakan dan praktik.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan Sebelum penelitian ini dilaksanakan, telah ada penelitian yang dilakukan

sehubungan dengan keaktifan belajar siswa serta model pembelajaran kooperatif

Jigsaw. Adapun penelitian tersebut dijabarkan dengan singkat sebagai berikut:

1. Penelitian Rita Jiwa Setyani dalam penelitian Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Biologi ditinjau dari

Aspek Aktivitas Langsung, Mencatat dan Mental Siswa Kelas VIII-A SMP

Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa

dalam kegiatan belajar mengajar biologi dengan penerapan pembelajaran

kooperatif Jigsaw.

Hasil penelitian tindakan kelas ini berdasarkan lembar observasi keaktifan

belajar siswa pra siklus sebesar 54,36%, siklus 1 sebesar 67,06% dan siklus 2

sebesar 79,36%. Sedangkan hasil perhitungan angket pra siklus menunjukkan

keaktifan belajar siswa sebesar 68,91%, siklus 1 sebesar 73,49%, dan siklus 2

sebesar 81,05%.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa dengan menerapkan pembelajaran

kooperatif jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar biologi ditinjau dari

aspek aktivitas langsung, mencatat dan mental siswa kelas VIII-A SMP

Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2010 / 2011.

2. Penelitian oleh Erny Wijayanti, 2005 dengan judul Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Pokok

Bahasan Sistem Persamaan Linear Dengan Dua Peubah

Page 76: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran

kooperatif Jigsaw II dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan

mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat

meningkatkan keaktifan siswa belajar metematika sub pokok bahasan Sistem

Persamaan Linear dengan Dua Peubah.

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini menunjukan hasil belajar pada siklusI,

siswa yang mendapat nilai 7 ada 13,64% dan siswa yang mendapat nilai

<6ada 77,27%. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai 7 sebesar 25% dan

siswayang mendapat nilai < 6 ada 59,09%. Sedangkan keaktifan siswa pada

siklus I sebesar 56,76% dan siklus II mencapai 65%. Hasil pengamatan,

beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya hasil belajar dan keaktifan

siswa adalah keadaan guru, keadaan siswa, dana, dan sarana prasarana yang

memadai.

Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran Kooperatif Jigsaw II dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan Sistem Persamaan

Linear dengan Dua Peubah serta dapat meningkatkan keaktifan siswa.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

siswa dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan. Dari kegiatan observasi dan refleksi SMA Negeri 1 Surakarta

meskipun sekolah yang berprestasi namun keaktifan siswa di dalam kelas dirasa

kurang. Hal ini khususnya terjadi pada kelas-kelas baru yaitu kelas X.

Sosiologi ilmu yang mempelajari mengenai masyarakat, nilai-nilai dan

interaksi sosial sangat penting kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Namun demikian keaktifan belajar siswa kelas X 9 dalam pembelajaran sosiologi

dirasa kurang. Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut

adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II dalam

pembelajaran.

Keaktifan belajar merupakan perilaku aktif siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Adapun keaktifan siswa ini diwujudkan dalam aktivitas-aktivitas

tertentu misalnya aktivitas oral, visual, mendengarkan, menggambar, mental,

Page 77: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

emosional dan lain-lain. Keaktifan belajar pada dasarnya dapat ditingkatkan.

Keaktifan belajar siswa ditingkatkan dengan memilih model pembelajaran yang

tepat. Berbagai jenis model pembelajaran yang dapat menimbulkan aktivitas siswa

di dalam kelas antara lain dengan diskusi, presentasi, model kooperatif dan lain-

lain.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat membantu para siswa

menemukan makna dalam pelajaran sosiologi dengan bekerja sama dengan

kelompok, gotong royong, menghargai pendapat orang lain, diskusi,

mengungkapkan pendapat dan belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan, sehingga apa yang mereka pelajari melekat dalam

ingatan untuk meningkatkan keaktifan dalam belajar sosiologi. Berdasarkan

uraian di atas, secara teoretis model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

merupakan salah satu model pembelajaran yang berpotensi meningkatkan

keaktifan belajar siswa.

Dari penjelasan di atas divisualisasikan dalam bagan Gambar berikut:

Guru ; pelaksanaan pembelajaran yang membuat siswa pasif.

Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Diduga melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas

Siswa: keaktifan belajar rendah dan tidak tercipta

Siklus I : Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

Siklus II : Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II yang diperbaiki.

Kondisi Akhir

Tindakan

Kondisi Awal

Gambar 5. Kerangka Berpikir Tindakan Kelas Peningkatan Peningkatan Keaktifan Siswa

Page 78: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

D. Perumusan Hipotesis Kerja

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di

atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II dapat Meningkatkan

Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X 9 SMA Negeri 1

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

Page 79: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta Jl. Monginsidi no. 40

Surakarta kurang lebih 750 meter ke arah timur dari stasiun Balapan Solo.

Sekolah ini terletak di tengah-tengah kota dan mempunyai akses transportasi yang

mudah untuk dijangkau baik oleh siswa, guru maupun peneliti. Dipilihnya SMA

Negeri 1 Surakarta sebagai tempat penelitian dengan alasan sebagai berikut:

a. SMA Negeri 1 Surakarta merupakan sekolah dengan sarana yang lengkap

dan mendukung berbagai aplikasi dari model-model pembelajaran.

Terdapat media pembelajaran lengkap di setiap kelas meliputi LCD dan

Proyektor. Selain itu di dalam sekolah terdapat akses jaringan internet

yang dapat digunakan siapa saja.

b. Siswa-siswa SMA Negeri 1 Surakarta merupakan siswa pilihan yang

mempunyai kualitas kognitif di atas rata-sata sehingga memungkinkan

untuk dibelajarkan dengan model kooperatif tipe Jigsaw II yang kompleks.

c. Guru-guru di SMA Negeri 1 Surakarta terbuka untuk memperbaiki

pembelajaran sehingga dapat bekerja sama dalam penelitian untuk

meningkatkan profesionalisme guru.

d. Banyak tenaga pendidik di SMA tersebut yang masih memerlukan

peningkatan ketrampilan dalam hal penerapan metode atau model

pembelajaran yang lebih inovatif guna memperbaiki kegiatan

pembelajaran di kelas sehingga dapat pula ikut memberikan warna dalam

pelaksanaan pembelajaran sehingga tidak membosankan untuk siswa.

e. Lokasi penelitian mudah dijangkau karena letak sekolah tersebut di tengah

kota dan mudah dijangkau oleh peneliti.

f. Peneliti telah melaksanakan kegiatan PPL di SMA Negeri 1 Surakarta

sehingga mendapatkan kemudahan dalam perijinan dan pelaksanaan

penelitian.

60

Page 80: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2011/2012

selama mulai dari akhir September 2011 sampai Pebruari 2012 sebagai berikut:

a. Tahap pra penelitian : peneliti melaksanakan observasi terhadap sekolah dan

kelas yang akan digunakan sebagai penelitian.

b. Tahap persiapan: permohonan pembimbing, konsultasi masalah yang

teridentifikasi dan membuat fokus masalah, pengumpulan data awal,

permohonan ijin penelitian ke sekolah yang dilaksanakan dari bulan

September sampai dengan bulan Oktober 2011.

c. Tahap pelaksanaan: pengolahan data awal, perencanaan, pelaksanaan dan

pengamatan tindakan baik siklus 1 dan 2.

d. Tahap penyelesaian: analisis data dan penyusunan laporan dilaksanakan dari

bulan Desember 2011 sampai dengan Maret 2012.

Adapun jadwal selengkapnya pada tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Jenis kegiatan Bulan Sep Okt Nov Des Jan Peb

1 Persiapan penelitian Koordinasi peneliti dengan sekolah Identifikasi masalah pembelajaran Menyusun proposal penelitian Menyiapkan perangkat dan instrumen Simulasi pelaksanaan tindakan

2 Pelaksanaan PTK Siklus I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi

Siklus II 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi

Analisis data Menyusun laporan/ skripsi Ujian dan revisi

Page 81: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X 9 semester 1 SMA Negeri 1

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa.

2. Objek Penelitian

Obyek pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang

terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar pembelajaran adalah

keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi melalui aktivitas belajar

siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti paradigma

penelitian kualitatif, sehingga data kuantitatif yang muncul diolah dan

dikonversikan ke dalam bentuk kualitatif.

Penelitian tindakan kelas telah dijelaskan dalam bab 2. Penelitian

Tindakan Kelas merupakan upaya perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas yang

dilakukan oleh guru melalui kegiatan refleksi yang dilaksanakan dalam kawasan

kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran

di kelas secara lebih profesional sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru untuk memperbaiki

proses pembelajaran yang ada. Dengan pelaksanaan kolaborasi harapannya guru

dapat mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas. Selain itu peneliti bisa

menjadi pemantul gagasan baru untuk guru.

PTK dilaksanakan secara kolabratif dengan guru pengampu mata pelajaran

sosiologi. Guru yang berkolaborasi dengan peneliti adalah guru sosiologi yang

mengajar di kelas X 9, X 10 serta kelas-kelas akselerasi. Guru bernama Agustaf

Didit Maryos S.Sos termasuk guru baru di SMA Negeri 1 Surakarta.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

penelitian studi kasus. Penelitian Tindakan Kelas studi kasus adalah suatu jenis

Page 82: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

penelitian tindakan yang bertujuan mencari tahu, menelusuri, meneliti,

menganalisa, dan menemukan solusi atau jalan keluar yang paling baik dan tepat

untuk mengatasi suatu masalah di kelas. Objek dan sasaran utama penelitian jenis

ini masuk sebagai kategori penyembuhan dan pengobatan. Bentuk kajian dalam

penelitian ini bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan

tugas sehari-hari. Memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukan, serta memperbaiki situasi dan kondisi dimana praktik-praktik

pembelajaran tersebut dilakukan.

D. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data merupakan hal penting yang perlu

dipertimbangkan sejak awal, sehingga dalam pelaksanaan penelitian nanti peneliti

fokus untuk mendapatkan data-data tersebut dari sumber-sumber yang telah

direncanakan. Adapun data dan sumber data dalam penelitian ini dijabarkan

sebagai berikut:

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data yang

berhubungan dengan keaktifan belajar siswa di dalam kegiatan pembelajaran.

Data dapat diperoleh langsung dari siswa secara langsung maupun melalui

observasi.

a. Data kuantitatif

Data kuantitatif yang dimunculkan dalam bentuk deskripsi angka

yang merupakan peningkatan keaktifan belajar siswa dari kegiatan

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dalam

pembelajaran Sosiologi. Data kuantitatif didapatkan dari hasil lembar

observasi siswa yang menilai aktivitas belajar siswa melalui indikator-

indikator tertentu. Data tersebut selanjutnya dikonversikan menjadi data

kualitatif menurut kriteria Arikunto sebagai berikut:

Page 83: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 2. Persentase Skor Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Persentase (%) Keterangan

80,01 – 100 Baik sekali

60,01 - 80 Baik

40,01 – 60 Cukup

20,01 – 40 Kurang

0 – 20% Kurang sekali

(Sumber: Arikunto, 2009)

b. Data kualitatif

Data kualitatif yang berupa peristiwa, aktivitas siswa dan guru

dalam proses belajar mengajar akan dipaparkan dalam catatan lapangan

observer atau kolaborator, selanjutnya akan dibandingkan, kemudian

diungkapkan dalam bentuk kalimat. Sumber data kualitatif ini adalah

catatan lapangan observer yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran.

2. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 102) “Sumber data dalam

penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Data penelitian

yang dikumpulkan berupa informasi tentang keaktifan belajar siswa, hasil

observasi, dokumentasi, aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Data penelitian itu dikumpulkan dari beberapa sumber yang meliputi:

a) Informan atau nara sumber yaitu siswa kelas X 9 dan guru mata pelajaran

sosiologi kelas X 9, serta guru lain dan kepala sekolah SMA Negeri 1

Surakarta sebagai sumber data tambahan.

b) Dokumentasi, rekaman dan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II. Selain

itu juga dikumpulkan arsip atau dokumen yang berhubungan dengan

penelitian, misalnya nilai ulangan siswa pra penelitian, nama siswa,

jadwal pelajaran dan lain-lain.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitian ini dilaksanakan untuk

memperbaiki proses pembelajaran di kelas khususnya untuk meningkatkan

Page 84: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

keaktifan belajar siswa pada pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Surakarta kelas

X 9 melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian

antara lain dengan menggunakan observasi, wawancara mendalam dan

dokumentasi sebagai teknik utama untuk mengumpulkan data, serta dengan

menggunakan catatan lapangan sebagai teknik bantuan. Penjabaran mengenai

metode tersebut sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

observasi langsung dan partisipatif. Observasi langsung (direct observation)

adalah suatu pengamatan pada kegiatan yang dilakukan tanpa perantara

(secara langsung) terhadap objek yang diteliti yaitu siswa kelas X 9 SMA

Negeri I Surakarta. Observasi dilaksanakan sebelum tindakan dimulai dan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah

perilaku siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dilakukan setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran.

Peneliti melaksanakan observasi dengan memfokuskan pada keaktifan siswa

dalam pembelajaran sosiologi dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif Jigsaw II. Peneliti melihat bagaimana aktivitas siswa dalam

mengikuti pembelajaran, apakah menunjukkan adanya indikator peningkatan

keaktifan dalam pembelajaran. Selain itu peneliti juga harus mengamati

keseluruhan siswa, sehingga siswa terobservasi semuanya. Observasi ini

dilakukan pada setiap siklus pembelajaran sehingga akhirnya didapatkan data

untuk hasil penelitian. Observasi dilakukan dengan instrumen observasi

berupa lembar observasi kelas. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran

halaman 169.

Selain itu dalam observasi menggunakan catatan observasi sebagai

instrumen tambahan yang digunakan untuk mencatat secara narasi kegiatan

pembelajaran. Sumber informasi penting dalam penelitian yang dituangkan

dalam bentuk tulisan adalah catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti.

Berbagai aspek yang diamati dan penting dalam penelitian seperti langkah-

Page 85: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

langkah yang dilakukan oleh guru, suasana kelas, pengelolaan kelas,

hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan

kegiatan kelompok yang dilakukan dengan pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw II. Keseluruhan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, dituliskan

secara terperinci dalam field note.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data tertentu. Data

yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi adalah foto-foto dan rekaman

kegiatan pembelajaran, lembar hasil kerja siswa, lembar penilaian, dan data

lain yang mendukung penelitian. Data dokumentasi diperoleh peneliti dari

kegiatan pembelajaran, arsip hasil tes atau daftar hasil tes sosiologi yang telah

ada sebelum diteliti.

Berdasarkan dokumentasi data tersebut peneliti memperoleh bermacam-

macam informasi data, yaitu tentang catatan nama dan nomor induk siswa,

aktifitas siswa, dan hasil belajar yang dicapai siswa. Selanjutnya data tersebut

dapat dijadikan dasar untuk melakukan tindakan berikutnya dan terhadap

hasil temuan data baru selama proses penelitian berlangsung. Hasil ini

selanjutnya diorganisir sedemikian sehingga menjadi data pelengkap.

3. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan teknik tambahan yang digunakan

untuk mengumpulkan data, sebagai upaya triangulasi sumber. Wawancara

digunakan untuk mengetahui permasalahan di dalam kelas secara lebih

mendalam. Wawancara mendalam yang digunakan peneliti bermaksud

untuk menggali secara mendalam tentang fokus masalah yang diteliti

sehingga menyajikan informasi yang terperinci dan pribadi mengenai

peristiwa, aktivitas, kelompok/organisasi, minat dan motivasi, persepsi dan

sebagainya. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru, serta

terhadap siswa. Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang tidak

ditemukan pada saat observasi awal dilaksanakan. Selain itu untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran sosiologi

dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Wawancara dilakukan

Page 86: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran halaman 179,

232 dan 275.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Peneliti

Peneliti merupakan instrumen yang paling penting dalam kegiatan

penelitian ini. Peneliti dalam penelitian ini berlaku sebagai observer yang

bertindak sebagai pengamat tindakan guru di kelas. Peneliti yang

berkolaborasi dengan guru bertindak sebagai perencana, pengumpul data,

penganalisis data, penafsir data dan pada akhirnya menyusun hasil penelitian

dalam bentuk laporan. Kegiatan penelitian ini bersifat kolaboratif sehingga

peneliti harus bekerjasama dengan guru untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan dan data yang riil.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan antara lain lembar observasi

keaktifan siswa secara keseluruhan dan secara berkelompok, serta lembar

observasi tindakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

kooperatif dengan tipe Jigsaw II.

Observasi keaktifan belajar siswa ditekankan pada 6 aktivitas siswa

dalam belajar yang telah dijabarkan pada bab 2. Dalam lembar observasi siswa

secara umum, aktivitas siswa diamati oleh observer secara keseluruhan.

Sedangkan untuk observasi kelompok, aktivitas siswa yang diamati adalah

kegiatan dalam kelompok. Kelas X 9 terdiri dari 32 siswa, setiap kelompok

terdiri dari 4 siswa sehingga terdapat 8 kelompok. Keaktifan siswa dinilai

berdasarkan 6 indikator aktivitas siswa dan dinilai sesuai dengan partisipasi

setiap siswa dalam kelompok ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

Kriteria penilaian keaktifan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 3 sebagai

berikut:

Page 87: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 3. Penskoran Aspek Keaktifan Belajar Siswa

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara disusun untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan tanya jawab dengan informan. Dengan menggunakan pedoman,

wawancara yang dilakukan akan lebih terstruktur dan runtut. Selain itu

informasi yang diperlukan akan didapatkan semua. Pedoman wawancara

digunakan untuk mewawancara guru dan siswa sehubungan dengan kegiatan

pembelajaran.

G. Teknik Validitas Data

Untuk menjamin pemantapan serta kebenaran data yang dikumpulkan dan

dicatat dalam penelitian maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang diperoleh. Adapun teknik yang digunakan

untuk menguji validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut

Suharsimi Arikunto, dkk (2006: 129) ada beberapa macam triangulasi yaitu

triangulasi teori, triangulasi data, triangulasi sumber, triangulasi metode,

triangulasi instrumen dan triangulasi analitik. Namun yang digunakan dalam

penelitian ini adalah triangulasi sumber. Adapun penjelasan triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber merupakan upaya menguji krediabilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Hal ini dilakukan dengan wawancara yang dilakukan terhadap

beberapa nara sumber seperti guru mata pelajaran, siswa, serta guru sosiologi

yang lain/ rekan sejawat.

Skor Keterangan

4 4 siswa melakukan aktivitas

3 3 siswa melakukan aktivitas

2 2 siswa melakukan aktivitas

1 1 siswa melakukan aktivitas

0 Siswa hanya berkumpul berkelompok saja

Page 88: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Trianggulasi data atau sumber yaitu dengan membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh

melalui berbagai sumber yang berbeda yaitu: (1) Pengamatan (observasi) dari

proses pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II; (2) Silabus dan RPP; (3) Tes

soal berkaitan dengan materi yang disampaikan dengan metode Jigsaw II; (4)

Foto kegiatan belajar menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II;

(5) Rekaman kegiatan belajar menggunakan pembelajaran kooperatif teknik

Jigsaw II.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan cara mengelola data yang sudah diperoleh dari

dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan yang

diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis

model interaktif Milles dan Huberman, meliputi analisa meliputi reduksi data,

penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan/verifikasi. Adapun rincian

model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data pada penelitian di kelas X-9 SMA Negeri 1 Surakarta

ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung/ analisis

interaktif. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi

atau pemilihan data, selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, dan

menelusur tema. Pilihan-pilihan peneliti tentang data yang dikode, mana yang

dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian besar. Reduksi

data ini berkelanjutan terus sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir

tersusun lengkap.

Proses reduksi data merupakan proses suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, menggarahkan, membuang yang tidak perlu,

dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-

kesimpulan akhirnya dapat ditarik kesimpulan.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Page 89: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik

merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk tes naratif yang

disusun, diatur, diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga mudah

dipahami makna yang terkandung di dalamnya.

Data yang sudah didapat di kelas kemudian disajikan dalam bentuk

tabel, grafik, foto, dan rekaman yang digunakan peneliti agar dapat lebih

mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan

lebih jauhnya menganalisis atau mengambil keputusan tindakan berdasarkan

pemahaman yang diperoleh dari penyajian data.

3. Penarikan kesimpulan/ Verifikasi Data

Penarikan kesimpulan dilaksanakan dengan membandingkan hasil

observasi dalam pembelajaran tersebut. Tes ini dilakukan lebih dari satu kali.

Jika mengalami peningkatan maka usaha yang dilakukan dikatakan berhasil.

Penarikan kesimpulan pada penelitian siswa kelas X 9 SMA Negeri 1

Surakarta dilakukan dengan cara berdiskusi dengan guru kelas tentang hasil

akhir yang telah dicapai untuk menentukan langkah penelitian selanjutnya.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan

skema pada bagan gambar 6 sebagai berikut:

Gambar 6. Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman dalam Sutopo (2006: 96)

Pengumpulan Data (Data Collection)

Reduksi Data (Data Reduction)

Penyajian Data (Data Display)

Kesimpulan-Kesimpulan

Penarikan / Verifikasi

Page 90: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

I. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan/keefektifan penelitian. Keberhasilan penelitian

tindakan kelas ini diindikatori adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran sosiologi di dalam kelas sampai dengan 80%. Keaktifan belajar ini

dilihat dan dinilai berdasarkan lembar observasi kelas yang diisi oleh observer.

Rumusan Indikator kerja dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam tabel 4

sebagai berikut:

Tabel 4. Indikator Kerja Penelitian

Aspek Target Cara mengukur

Keaktifan

belajar

80% Diamati dalam kegiatan belajar dan angket siswa

melalui kelompok keaktifan siswa meliputi kegiatan

visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar,

metrik, mental, dan emosional.

J. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan terbagi dalam

siklus-siklus tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto dkk. (2006:16) langkah

penelitian tindakan kelas meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berurutan namun juga dapat dimodifikasi.

Model penelitian tindakan kelas tersebut digambarkan oleh Arikunto dkk

sebagai berikut digambarkan pada gambar 6.

Gambar 7. Tahap Penelitian Tindakan Kelas.

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

?

Page 91: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Gambar di atas dijelaskan lebih lanjut dalam penelitian sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan merupakan bagian awal yang tersusun secara

sitematis dimana di dalamnya terdapat kegiatan mempertimbangkan

peristiswa-peristiwa tak terduga sehingga dapat mengurangi resiko yang ada.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, guru melaksanakan desain pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw II yang telah direncanakan bersama peneliti. Sebagai bentuk

perbaikan, perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan

sesuai apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung ini

sebagai upaya dalam mengamati pelaksanaan tindakan. Jika PTK dilakukan

secara kolaboratif, maka pengamatan harus dilakukan oleh kolaborator,

sedangkan guru yang sedang melakukan tindakan. Observasi dilakukan

peneliti atau rekan kolaborasi guru ketika proses tindakan berlangsung.

Dalam observasi peneliti mengumpulkan data sambil

mendokumentasikannya.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah

dilakukan. Refleksi sangat penting dalam PTK, karena dengan refleksi dapat

diketahui bagian yang perlu diperbaiki dan mana yang telah mencapai target.

Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus

yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran

yang dalam satu siklus ada 6 kali tatap muka yang masing-masing 1x45 menit,

sesuai skenario pembelajaran dan RPP. Skenario dan RPP disesuaikan dengan

jadwal pelajaran seperti yang terlampir pada lampiran halaman 189. Silabus dan

RPP dapat dilihat dalam lampiran pada halaman 193, 205, 237 dan 250. Tiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah

didesain.

Page 92: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Sebelum perencanaan dilaksanakan guru dan peneliti terlebih dulu

melakukan observasi awal untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan

rendahnya keaktifan dalam mengikuti pelajaran sosiologi kelas X 9 SMA Negeri

1 Surakarta. Berdasarkan temuan di kelas, maka peneliti dan guru berupaya untuk

memperbaiki proses pembelajaran dengan meningkatkan keaktifan belajar siswa

dalam pembelajaran sosiologi siswa kelas X 9 SMA Negeri 1 Surakarta. Dengan

penanaman konsep melalui model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II dalam

kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan prosedur penelitian di atas maka prosedur penelitian tindakan

kelas ini secara lebih rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama (Siklus I)

a. Perencanaan

1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi nilai dan norma.

2) Menyiapkan dan membagi 32 siswa kedalam kelompok ahli dan kelompok

asal.

3) Menyiapkan soal lembar materi pembelajaran untuk masing-masing

kelompok ahli.

4) Menyiapkan lembar kegiatan siswa dan lembar observasi.

b. Tindakan

Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata

pelajaran sosiologi dengan KD Interaksi Sosial yang dirancang dengan model

pempelajaran kooperatif teknik Jigsaw II. Dalam hal ini, pelakasanaan

pembelajaran dilakukan dalam 6 kali pertemuan setiap siklusnya.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan

sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran sosiologi dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator. Adapun indikator tersebut antara lain sebagai

berikut:

Page 93: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

1) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

a) Kegiatan visual seperti membaca dan memperhatikan pelajaran.

b) Kegiatan lisan seperti diskusi, mengajukan pertanyaan dan

mengemukakan pendapat.

c) Kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan uraian, percakapan, dan

pendapat teman.

d) Kegiatan menulis seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes dll.

e) Kegiatan mental seperti merenungkan, mengingat, memecahkan

masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan

sebagainya.

f) Kegiatan emosional seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam

pembelajaran pada siklus I pertama tentang perkalian sederhana didapatkan

suatu kendala yaitu adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang

diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya

perbaikan pada siklus II.

2. Siklus Kedua (Siklus II)

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah pada

refleksi siklus I

2) Menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi Interaksi sosial

3) Membagi 32 siswa ke dalam kelompok ahli dan kelompok asal.

4) Menyiapkan soal pembelajaran masing-masing kelompok ahli.

5) Menyiapkan lembar Observasi

6) Menyiapkan lembar kegiatan siswa

b. Menyiapkan lembar observasi Tindakan

Menggunakan model pempelajaran kooperatif teknik Jigsaw II dalam

pembelajaran Interaksi Sosial dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

Page 94: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

yang telah dibuat pada perencanaan untuk memperbaiki kekurangan pada

siklus I.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan

sikap siswa dan guru ketika mengikuti pembelajaran Sosiologi dengan

menerapkan model pempelajaran kooperatif teknik Jigsaw II.

1) Sama halnya pada siklus I, untuk siklus II tahap observasi ini dilakukan

pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan.

Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam

indikator.

2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

a) Kegiatan visual seperti membaca dan memperhatikan pelajaran.

b) Kegiatan lisan seperti diskusi, mengajukan pertanyaan dan

mengemukakan pendapat.

c) Kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan uraian, percakapan,

dan pendapat teman.

d) Kegiatan menulis seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes dan

lain-lain.

e) Kegiatan mental seperti merenungkan, mengingat, memecahkan

masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan

sebagainya.

f) Kegiatan emosional seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

berani, tenang, gugup, dan sebagainya

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan. Hasil refleksi akan

menentukan perlu ada tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Apabila

dalam siklus kedua peneliti belum berhasil maka peneliti melaksanakan

siklus ketiga dan seterusnya. Apabila sudah berhasil maka upaya

meningkatkan keaktifan belajar siswa telah tercapai. Guru dan peneliti dapat

memperbaiki proses pembelajaran pada permasalahan yang lain.

Page 95: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3. Penyusunan Laporan

Apabila upaya peningkatan keaktifan belajar siswa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dirasa sudah cukup, maka siklus

dapat dihentikan. Setelah penelitian tidakan kelas selesai dilaksanakan guru

bersama dengan peneliti bersama-sama menyusun laporan hasil penelitian.

Adapun komponen yang harus ada dalam laporan penelitian tersebut

antara lain sebagai berikut:

a. Hasil penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas terdiri atas deskripsi lokasi penelitian

berdasarkan permasalahan peneliti dan guru. Dalam hasil penelitian juga

dikemukakan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah pada umumnya dan

kelas yang diobservasi pada khususnya. Temuan dalam penelitian ini

dihubungkan dengan kajian teori sehingga hasil penelitian juga didukung oleh

berbagai teori yang sudah ada sebelumnya. Selain itu diungkapkan pula

pembahasan dimana hasil penelitian dideskripsikan dan dibandingkan dengan

observasi awal sehingga terlihat bagian yang mengalami peningkatan. Hasil

penelitian tindakan kelas ini bersifat deskriptif karena peneliti berusaha untuk

mengungkapkan kedalaman permasalahan penelitian.

b. Simpulan

Hasil penelitian disimpulkan dalam bentuk pernyataan yang disusun

secara singkat dan menyeluruh. Selain itu dalam kesimpulan juga harus

dijabarkan peningkatan keaktifan belajar siswa dari sebelum pelaksanaan

perbaikan dan sesudah model pembelajaran diterapkan.

Selain simpulan juga harus dituliskan implikasi dan saran berdasarkan

penelitian ini, sehingga pembaca laporan bisa mengetahui langkah penerapan

serta saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian tindakan kelas

sebagai upaya peningkatan keaktifan belajar.

Page 96: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Negeri I Surakarta berlokasi di Jalan Monginsidi No. 40 Banjarsari,

Surakarta, dengan batas-batas sebagai berikut :

a) Sebelah Barat : SMA Negeri II Surakarta

b) Sebelah Timur : Universitas Kristen Surakarta (UKS)

c) Sebelah Utara : SMP Kristen 3 Surakarta

d) Sebelah Selatan : Perkampungan penduduk.

Lokasi SMA Negeri I Surakarta berada di antara satuan pendidikan yang

lain, seperti di sebelah barat berbatasan langsung dengan gedung SMA Negeri 2

Surakarta dan sebelah timur berbatasan langsung dengan Universitas Kristen

Surakarta, belum lagi satuan pendidikan lain yang terdapat di jalan Monginsidi

No.40 seperti SMP Kristen 3 Surakarta, SMA Warga dan lain-lain. Hal ini

menimbulkan suasana pendidikan yang kondusif untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

Gedung SMA Negeri I Surakarta menempati tanah seluas 7105 m2 yang

sebagian besar terdiri dari bangunan yang dipergunakan untuk kegiatan

pembelajaran. Luas bangunan SMA negeri I Surakarta seluas 3393,99 m2.

SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang telah

ditunjuk untuk merintis SBI sejak tahun 2009. Sehingga sejak tahun 2009, SMA

Negeri 1 Surakarta memenuhi segala syarat baik berupa sarana dan prasarana.

Kelengkapan sekolah tidak hanya media belajar di dalam kelas saja, namun juga

terdapat laboratorium, ruang musik, dan juga akses wifi. Kelengkapan sarana

pembelajaran di dalam kelas antara lain terdapat media lengkap LCD dan

proyektornya, papan tulis, sepasang Air Condotioner.

SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah favorit di

Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mendaftar masuk ke

SMA ini ditahun ajaran baru yang semakin tahun semakin meningkat.

Berdasarkan data dari panitia penerimaan siswa baru 2011, kuota yang disediakan

untuk siswa baru hanya 301 siswa, sedangkan yang mendaftar baik dari dalam

77

Page 97: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

daerah maupun luar daerah 865 siswa. Hal ini jelas menunjukkan bahwa SMA

Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah tujuan yang difavoritkan, namun

kemudian hasil temuan peneliti menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa

tenaga pengajar yang kurang berkompeten dalam mengajar kelas-kelas SBI yang

ada, sehingga menjadikan siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran.

1. Sejarah singkat SMA Negeri 1 Surakarta

SMA Negeri 1 Surakata mempunyai sejarah panjang sejak zaman

pendudukan Jepang. Pada bulan Agustus 1943 disetujui oleh kepala bagian

pendidikan untuk membuka sekolah AMS (setingkat SMA). Mula-mula

sekolah ini terletak di Manahan. Setelah Perang Dunia II dan Indonesia telah

memplokamirkan kemerdekaannya, SMT Negeri Surakarta diserahkan kepada

Kantor Pendidikan Mangkunegaran Surakarta di bawah Barata Wiyata.

Kegiatan belajar mengajar mulai berjalan dengan lancar. Sejak tahun

1952, setiap akhir tahun pelajaran dapat meluluskan siswa yang sebagian

besar telah sukses dan menjadi pimpinan, baik di wilayah pusat maupun

wilayah lainnya. Sekolah juga mulai merintis pengadaan laboratorium dari

lab. kimia dan fisika. Perkembangan itu kemudian disusul dengan

pembangunan laboratorium anatomi, biologi, dan fisiologi.

SMA Negeri III – B pindah dari Margoyudan (Jl Monginsidi No 40)

ke Jl. Warungmiri No 90. Dengan demikian, sekolah masih tersisa di

Margoyudan adalah SMA Negeri I dan II.

Periode kemapanan SMA Negeri 1 Surakarta dimulai tahun 1971 di

bawah pimpinan M. Rasid (mulai tahun 1971), Drs. Sarwono (mulai tahun

1976) kondisi SMA Negeri I semakin mapan dalam prestasi akademis maupun

non akademis. SMA Negeri I mendapat julukan SMA Favorit. Di bawah

pimpinan Drs. H. Djambani Soetjipto (mulai tahun 1991) bersama Bapak

Widagdo, kepada SMA Negeri II dirintis sertifikat tabah sudah jadi dengan

luas 7.105 m. Batas tanah dengan bangunan SMA Negeri II dan dengan

Universitas Kristen Suarakarta menjadi jelas, yang sebelumnya menjadi satu

sertifikat milik yayasan Kristen Surakarta.

Page 98: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Di bawah pimpinan Drs. H. Kuswanto, di samping usaha peningkatan

prestasi akademik, gedung lama mulai direhab. Peletakan batu pertama

dilaksankan pada tannggal 20 Agustus 1995 oleh kepala sekolah dan ketua

BP-3 Bapak H. Zainudin. Arsitek dan pelaksana adalah bapak Suyoto, seksi

keuangan BP-3. Beliau dibantu pengurus BP-3 SMA I yang lain. Selama

tahun 1995–1999 dengan swadaya dan dana BP-3 selesai dibangun 52 ruang

terdiri dari 28 ruang kelas, dua ruang BP, dua ruang agama Kristen dan

Katholik, dua kafetaria, empat ruang WC dan satu ruang UKS, satpam, osis,

kopsis, laboratorium (kimia, fisika, matematika, biologi, IPS, bahasa dan

komputer) ruang kurikulum, ruang olahraga dan ruang musik. Kemudian pada

akhir tahun 2001 dibangun masjid dua lantai yang alokasi dananya dari orang

tua siswa, jadi di luar anggaran sekolah.

Mulai tanggal 1 Juli 2002, jabatan kepala sekolah SMU Negeri I

Surakarta mulai dipegang oleh Dra. Hj. Tatik Sutarti, MM. Pada era

kepemimpinan beliau dilaksanakan pembukaan 2 kelas baru dengan

kurikulum Nasional Berbasis Internasional, yang kemudian dinamakan SNBI

A dan SNBI B, dimana keduanya menggunakan pengantar berbahasa Inggris,

terutama pada pelajaran eksak.

Sekarang SMA Negeri 1 Surakarta dikepalai oleh Drs.H.M Thoyibun,

SH, M.M yang menjabat mulai dari 5 November 2007 s.d. sekarang.

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Surakarta

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan SMA Negeri 1 Surakarta

baik mutu dan prestasi akademik maupun non akademik bertumpu pada Visi,

Misi, dan Tujuan. adapun Visi, Misi, dan Tujuan yang dijabarkan oleh SMA

Negeri 1 Surakarta sebagai berikut:

a. Visi

SMA Negeri 1 Surakarta mempunyai visi sebagai berikut:

“Mewujudkan Insan yang Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Disiplin, Cerdas, Berbudi Luhur dan Berdaya Saing Global”.

Pengertian dan makna dari kata-kata pada visi sebagai berikut:

Page 99: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berarti melaksanakan

perintah dan menjauhi larangan sesuai agama yang dianut.

2) Berbudi luhur berarti santun dalam bertindak, jujur, menjunjung tinggi

tata krama, dan cinta tanah air serta tidak melalaikan budaya daerah.

3) Disiplin mengandung arti taat dan patuh pada peraturan atau tata tertib

yang berlaku dengan penuh kesadaran.

4) Cerdas berarti mampu menggunakan ilmu pengetahuan untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi.

5) Berdaya saing global berarti mampu menggali dan mengembangakan

potensi diri secara optimal sehingga dapat bersaing di era global.

b. Misi

SMA Negeri 1 Surakarta mempunyai misi sebagai berikut:

1) Memelihara dan meningkatkan pengalaman terhadap ajaran agama

yang dianut dengan mengembangkan sikap toleransi.

2) Membudayakan perilaku santun, jujur, dan menjunjung tinggi nilai-

nilai luhur budaya bangsa serta budaya daerah.

3) Menanamkan kesadaran berdisiplin tinggi kepada seluruh warga

sekolah.

4) Melaksanakan pendidikan, pembelajaran, dan pelayanan yang optimal

sehingga menghasilkan insan yang berprestasi dalam semua bidang.

5) Meningkatkan wawasan pandangan siswa dengan peningkatan fasilitas

sekolah sebagai sumber belajar.

6) Mendayagunakan dan mengembangkan kegiatan yang dapat

meningkatkan kemampuan dalam persaingan global.

7) Menjalin kerjasama dengan berbagai institusi baik lokal maupun

internasional.

8) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga sekolah terhadap

kelestarian lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan

lingkungan secara global.

Page 100: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

c. Tujuan

Tujuan pendidikan SMA Negeri 1 Surakarta sebagai berikut:

1) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

2) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berbudi

luhur, cerdas, berkualitas, dan berprestasi dalam bidang akademik dan

non akademik.

3) Menyiapkan anak didik untuk menjadi anak yang disiplin mematuhi

aturan-aturan yang telah berlaku dalam kehidupan sosial.

4) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar

mampu bersaing dan melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

5) Mempersiapkan dan membekali ketrampilan pada peserta didik untuk

dapat hidup bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan martabat dan

budi luhur bangsa.

6) Mempersiapkan dan membekali peserta didik dengan pendidikan yang

memberikan kemampuan untuk bersaing di era global.

7) Membekali peserta didik untuk dapat memelihara seni dan budaya

Jawa yang ada, khususnya seni budaya Surakarta.

3. Keadaan Lingkungan Belajar SMA Negeri 1 Surakarta

Keadaan lingkungan SMA Negeri 1 Surakarta pada umumnya baik, hal

ini terlihat dari hal-hal sebagai berikut:

a. Kebersihan

Kebersihan lingkungan di SMA Negeri 1 Surakarta sangat baik. Kondisi kelas,

halaman sekolah, ruang guru, kantin, dan tempat parkir selalu dijaga

kebersihannya. Selain terdapat petugas kebersihan, seluruh warga SMA

Negeri 1 Surakarta bertanggung jawab menjaga kebersihan termasuk siswa,

guru, dan kepala sekolah. Banyak terdapat tempat sampah di berbagai tempat

untuk mengurangi resiko buang sampah sembarangan. Selain itu terdapat

banyak tempat mencuci tangan sehingga kebersihan dan kesehatan warga

sekolah terjaga.

Page 101: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

b. Keamanan

Keamanan lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta sudah baik. Pintu

gerbang hanya terdapat di satu pintu sehingga siswa, guru dan warga sekolah

lain dapat dengan mudah dikendalikan. Selain telah dijaga oleh satpam,

keamanan sekolah juga diupayakan oleh guru dan warga sekolah lainnya.

Selain itu penjagaan fasilitas sekolah juga sangat baik dikelola oleh penjaga

sekolah. Setiap ruangan selalu dikunci ketika sudah tidak digunakan.

c. Ketertiban

Ketertiban di SMA Negeri 1 Surakarta tidak hanya tegas bagi siswa saja,

namun juga terdapat tata tertib bagi guru. Tata tertib ini juga bersifat tegas

baik itu dari guru maupun kepada siswa. Tata tertib siswa ditaati oleh siswa

dengan tertib. Apabila siswa melanggar tata tertib akan diberi sanksi

pelanggaran. Sanksi pelanggaran diklasifikasikan kekelompok-kelompok

disesuaikan dengan pelanggarannya.

d. Kerapian

Kerapian di SMA Negeri 1 Surakarta sudah baik, hal ini terlihat dari penataan

ruang kelas beserta isinya. Meja dan kursi yang selalu dirawat. Lukisan-

lukisan pahlawan, presiden dan wakil presiden terlihat tertempel dengan baik

dan rapi di setiap kelas maupun di kantor guru. Selain itu SMA Negeri 1

Surakarta menekankan pada kesan Green School sehingga penanaman pohon,

tanaman dan bunga selalu dilaksanakan. Penanaman pohon dilakukan dengan

pertimbangan kerapian sehingga ditata rapi. Selain itu tanaman selalu dirawat

dan disiram secara intensif untuk mendapatkan hasil yang baik.

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Sosiologi Kelas X 9

Identifikasi masalah pada pembelajaran sosiologi dilakukan pada saat

kegiatan observasi dilaksanakan. Setelah mengadakan survey terhadap SMA

Negeri 1 Surakarta, dilanjutkan dengan observasi awal di lokasi penelitian yakni

pada kelas X 9. Survey dilaksanakan pada tanggal 19 september 2011, sedangkan

observasi awal dilaksanakan pada tanggal 22 September 2011. Untuk

mewujudkan validitas data observasi dilaksanakan 2 kali, observasi kedua

dilaksanakan pada tanggal 24 september 2011.

Page 102: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Dari kegiatan observasi awal yang telah dilaksanakan teridentifikasi

beberapa masalah dalam pembelajaran Sosiologisebagai berikut;

1. Ditinjau dari Segi Siswa

Terdapat beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran yang terdapat

pada siswa. Permasalahan tersebut di antaranya sebagai berikut:

a. Keaktifan belajar siswa rendah.

Keaktifan belajar siswa di kelas tergolong rendah. Dikatakan demikian

karena aktivitas yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas jauh dari keaktifan.

Berbagai aktivitas yang mestinya ada, misalnya aktivitas oral, visual,

emosional, mental, dan lain-lain, tidak diupayakan. Aktivitas yang timbul

dalam kegiatan pembelajaran oleh guru selama ini hanyalah mencatat,

bertanya dan menjawab. Itupun apabila guru memberikan perintah atau

menunjuk siswa. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa pelaksanaan

pembelajaran tidak tercapai karena siswa yang harusnya aktif tidak

melaksanakan aktivitas yang menunjang keaktifan belajar itu sendiri.

b. Siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran sosiologi

Siswa kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran sosiologi. Hal

ini diamati ketika siswa melaksanakan kegiatan belajar di dalam kelas. Dalam

kegiatan pembelajaran tidak semua siswa memiliki buku sosiologi. Selain itu

bahkan siswa yang punya pun belum tentu mengeluarkan buku pelajaran

sebelum guru memberikan instruksi. Kegiatan lain misalnya mencatat juga

jarang dilakukan oleh siswa. Siswa hanya melakukan apa yang diinstruksikan

oleh guru.

c. Siswa cenderung meremehkan pelajaran sosiologi

Siswa cenderung meremehkan pelajaran sosiologi. Dalam kegiatan

pembelajaran dikelas, siswa cenderung bergantii posisi duduk dengan teman

mereka. Mereka hanya sekedar berbicara diluar konteks pembelajaran

sosiologi dengan temannya atau hanya meminjam peralatan tulis yang tidak

terlalu penting. Dalam sekali tatap muka, bisa 4 sampai dengan 5 siswa yang

bertindak demikian.

Page 103: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

d. Siswa terlihat bosan dalam pelajaran sosiologi

Siswa terlihat bosan dalam pelajaran sosiologi. Hal ini terlihat dari apa

yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Ada siswa yang

hanya diam sambil mencoret-coret buku, ada yang tengkurap di meja, ada

yang berbicara dengan teman bahkan menghidupkan laptop atau bermain

ponsel secara diam-diam. Terlebih siswa-siswa yang duduk meja barisan

belakang. Banyak siswa tidak memperhatikan pelajaran ketika guru

menerangkan. Hal ini jelas merupakan masalah yang pelik.

2. Ditinjau dari Segi Guru

a. Kurang pahamnya guru terhadap konsep pembelajaran

Guru kurang memahami konsep pembelajaran sehingga kegiatan

pembelajaran tidak berbeda jauh dengan kegiatan mengajar. Peserta didik

seharusnya dibelajarkan, diaktifkan, sehingga kegiatan pembelajaran bersifat

student center. Guru yang kurang memahami konsep pembelajaran akan salah

kaprah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru yang masih

memegang konsep mengajar, hanya akan mentransfer ilmu saja kepada siswa,

tanpa ada perubahan tingkah laku ataupun sikap, dikarenakan dalam kegiatan

mengajar masih saja yang mempunyai peran penting adalah guru.

b. Guru hanya berorientasi pada hasil belajar tidak memperdulikan proses

Guru hanya berorientasi pada hasil belajar tidak memperdulikan proses

sehingga yang menjadi tujuan utama guru dalam kegiatan pembelajaran

adalah nilai yang baik. Oleh karena itu proses pembelajaran kepada siswa

hanya berorientasi pada penyelesaian materi, tanpa memikirkan sisi psikologis

peserta didik. Hal ini jelas menimbulkan rasa enggan pada diri siswa sampai

dengan rasa bosan dan jenuh. Guru terlalu serius dalam kegiatan

pembelajaran, meskipun sering dicampuri dengan gurauan, namun yang

diperlukan siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak diperdulikan oleh guru.

c. Guru tidak menggunakan variasi model pembelajaran

Guru selama ini hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

metode ceramah bervariasi. Guru memberikan apa yang harus dipelajari siswa

dan dikuasai siswa dari kompetensi dasar tersebut, meskipun ceramah namun

Page 104: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

juga dibantu dengan media LCD dan Proyektor. Namun siswa sudah bosan

dengan praktik pembelajaran yang demikian, sehingga tetap saja media kurang

berpengaruh untuk dapat membangkitkan motivasi dan keaktifan belajar

siswa.

3. Fokus Masalah

Dari berbagai masalah yang dikemukakan baik yang teridentifikasi

dari siswa maupun dari guru, peneliti dan guru bersama-sama memutuskan

fokus dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa yang rendah dalam

belajar mata pelajaran sosiologi.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing- masing

siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu :

1. Pra Penelitian

Data observasi yang didapatkan dan dianalisis melalui check list,

didapati keaktifan belajar siswa di kelas secara umum sebesar 52,07 %,

sehingga dapat disimpulkan keaktifan belajar di kelas X 9 kurang. Untuk

itulah upaya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif Jigsaw II ini digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar

siswa di dalam kelas. (Hasil observasi awal secara keseluruhan dapat dilihat

pada lampiran halaman 170)

Selain observasi yang telah dilaksanakan untuk menentukan fokus

permasalahan, dikumpulkan data awal penelitian berupa nilai ulangan harian

terakhir siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dari segi akademis

kognitif. Nilai ulangan terakhir adalah mengenai materi Nilai dan Norma yang

ada dalam masyarakat. Data nilai tersebut akan digunakan peneliti sebagai

pembanding atas hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dan sesudah

dilakukan tindakan karena walaupun fokus dari penelitian ini adalah proses

belajar, yaitu peningkatan keaktifan belajar pada siswa kelas X 9 namun

peningkatan keaktifan belajar tersebut juga diharapkan ikut meningkatkan

hasil belajar para siswa.

Data nilai para siswa kelas X 9 tercantum pada tebel berikut:

Page 105: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel. 5 Rentang Nilai Siswa Pra Penelitian.

Rentang

Nilai

Keterangan Jumlah

Siswa

Prosentase

96 – 100 Sangat baik sekali 0 %

91- 95 Sangat baik 1 3.125 %

86 – 90 Baik 6 18, 75 %

81 – 85 Cukup Baik 8 25 %

76 – 80 Cukup 8 25 %

75- kebawah Kurang 9 28, 125%

Dengan batas tuntas 76, kemampuan awal siswa pada tabel di atas terlihat

bahwa rata-rata kognitif siswa kelas X 9 SMA N 1 Surakarta sudah cukup baik

yaitu 81, 7. Hanya 1 siswa yang mendapatkan nilai sangat baik atau 3, 125 %,

namun demikian terdapat 9 siswa atau 28, 125 % terlihat belum mencapai batas

tuntas yang telah ditetapkan yakni 75. Hal tersebut menunjukan bahwa hasil

belajar siswa sudah baik, namun masih bisa diperbaiki. (Nilai siswa secara

keseluruhan dapat dilihat dalam lampiran halaman 185).

2. Siklus Pertama

Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II pada siklus pertama

ini sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan kegiatan pertama dilakukan pada hari Kamis, 3

November 2011 bertempat di ruang guru SMA N 1 Surakarta. Guru bersama

peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam

penelitian. Disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan

dilaksanakan 6 kali pertemuan. Pertemuan pertama akan dilaksanakan pada

hari Kamis 10 November 2011 dan pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan

sesuai jadwal sebagai berikut:

Page 106: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel. 6 Jadwal Penelitian Siklus 1

Pertemu

an ke

Hari Tanggal Waktu Kegiatan

1 Kamis 10-11-2011 12. 20 – 13.

10

Pemberian konsep dan

penjelasan mengenai

jigsaw.

2 Sabtu 12-11-2011 09. 45 – 10.

30

Pelaksanaan diskusi

kelompok.

3 Kamis 17-11-2011 12. 20 – 13.

10

Presentasi kelompok

Jigsaw.

4 Sabtu 19-11-2011 09. 45 – 10.

30

Melanjutkan materi

Interaksi Sosial.

5 Kamis 24-11-2011 12. 20 – 13.

10

Evaluasi pembelajaran

Interaksi sosial.

6 Sabtu 26-11-2011 09. 45 – 10.

30

Pengumuman hasil

Evaluasi.

Pada tahap perencanaan tindakan pertama peneliti bersama guru

mendiskusikan skenario pembelajaran sosiologi yaitu mempelajari mengenai

sub bab Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial pada bab 3 Interaksi Sosial

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II. Rencana

pelaksanaan pembelajaran telah disesuaikan antara RPP guru dengan RPP

masukan dari peneliti. Adapun rincian skenario pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II secara singkat

sebagai berikut:

1) Pertemuan 1 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam pembuka

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran.

Page 107: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

interaksi sosial sebagai gambaran tentang materi yang akan

disampaikan.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(i). Guru menjelaskan mengenai tindakan sosial sebagai dasar

dari interaksi sosial.

(ii). Setelah itu guru menghubungkan dengan materi yang akan di

ajarkan, yaitu interaksi sosial.

(iii). Guru menjelaskan kepada siswa pengertian interaksi sosial

menurut para ahli, lalu mengambil kesimpulan.

(iv). Kemudian setelah memberikan penjelasan pengertian

interaksi sosial guru menjelaskan syarat terjadinya interaksi

sosial

(v). Guru menjelaskan tentang faktor-faktor pendorong interaksi

sosial.

(2) Elaborasi

Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi

interaksi sosial dan faktor-faktor pendorong interaksi sosial yang

terjadi di lingkungan sekolah.

(3) Konfirmasi

Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa

yang memberikan contoh interaksi sosial di lingkungan sekolah.

c) Kegiatan Penutup

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar.

(2) Guru memberi evaluasi dan tugas mandiri kepada siswa untuk

dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada minggu yang akan

datang.

Page 108: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

(3) Kemudian guru menjelaskan tentang materi yang akan diberikan

pada pertemuan berikutnya, meliputi

(i). Membagi kelompok kooperatif/ asal

(ii). Menjelaskan tugas-tugas kelompok asal

(iii). Menjelaskan kelompok ahli

(iv). Menjelaskan tugas masing-masing anggota kelompok asal

dalam kelompok ahli.

(v). Menjelaskan tugas-tugas anggota kelompok asal di

kelompoknya sendiri.

2) Pertemuan 2 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas mengenai pelajaran sebelumnya yaitu interaksi sosial.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

bentuk-bentuk interaksi sosial.

(6) Siswa dibagi perkelompok kooperatif selanjutnya berkumpul

dengan kelompok ahli untuk melaksanakan diskusi secara mandiri.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(i). Guru memberikan materi kelompok ahli kepada masing-

masing kelompok (materi terlampir pada halaman 214).

(ii). Guru memantau kegiatan diskusi kelompok ahli

(iii). Guru mengarahkan siswa untuk kembali kekelompok asal

dan menjelaskan hasil diskusi kelompok ahli kekelompok

asal.

(iv). Siswa menuliskan hasil diskusi keseluruhan di lembar diskusi

siswa (lembar diskusi siswa terlampir pada halaman 187).

Page 109: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

(2) Elaborasi. Guru menyuruh siswa untuk membacakan hasil diskusi

kelompok ahli di depan kelas.

(3) Konfirmasi. Guru memberikan balikan yanng positif mengenai

penampilan siswa di depan kelas, dan memberikan komentar dan

penguatan, agar lebih baik dalam penampilan berikutnya.

c) Kegiatan Penutup

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar.

(2) Guru memberi evaluasi dan tugas mandiri kepada siswa untuk

dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada minggu yang akan

datang.

(3) Kemudian guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan

minggu selanjutnya.

3) Pertemuan 3 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembuka

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk presentasi

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan mengenai pelanggaran nilai

dan norma dalam masyarakat.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa yang belum mempresentasikan hasil

diskusi mempresentasikannya di depan kelas.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru menyuruh siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok

ahli di depan kelas.

(2) Guru memberikan balikan yanng positif mengenai penampilan

siswa di depan kelas, dan memberikan komentar dan penguatan,

agar lebih baik dalam penampilan berikutnya.

Page 110: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

c) Kegiatan Penutup

Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar.

4) Pertemuan 4 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tentang

bentuk-bentuk interaksi sosial.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

ini.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

proses pembentukan kelompok, lembaga dan organisasi serta

perubahan dan dinamika kehidupan sosial sebagai gambaran

tentang materi yang akan disampaikan.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(i). Guru menampilkan gambar-gambar mengenai kelompok,

lembaga dan organisasi

(ii). Guru bertanya pada siswa mengenai pendapat mereka tentang

gambar yang ditunjukan oleh guru tersebut.

(iii). Guru menjelaskan kepada siswa proses pembentukan

kelompok meliputi kelompok sosial yang teratur dan tidak

teratur, Lembaga dan Organisasi, terdapat organisasi formal

maupun informal.

(iv). Guru menjelaskan mengenai perubahan dinamika kehidupan

sosial.

Page 111: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

(v). Guru menjelaskan tentang faktor-faktor pendorong

perubahan sosial.

(2) Elaborasi

Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi faktor-

faktor pendorong perubahan sosial yang ada di lingkungan sekolah.

(3) Konfirmasi

Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa

yang memberikan contoh perubahan sosial di lingkungan sekolah.

c) Kegiatan Penutup

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar.

(2) Guru memberi evaluasi dengan menanyakan bentuk perubahan

sosial yang terhadi di lingkungan masyarakat sekitarnya.

(3) Kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk belajar

mempersiapkan UK.3 pertemuan selanjutnya.

5) Pertemuan 5 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Evaluasi Pembelajaran

(1) Guru membagikan lembar kertas untuk menuliskan jawaban.

(2) Guru memberikan rambu-rambu kepada siswa untuk mengerjakan

soal secara mandiri.

(3) Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa di kelas.

b) Kegiatan Penutup

(1) Guru bertanya kepada siswa mengenai ujian yang dilaksanakan.

(2) Membahas soal-soal evaluasi.

6) Pertemuan 6 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam pembuka

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

Page 112: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tentang

bentuk-bentuk interaksi sosial.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

ini.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

proses pembentukan kelompok, lembaga dan organisasi serta

perubahan dan dinamika kehidupan sosial sebagai gambaran

tentang materi yang akan disampaikan.

b) Kegiatan Inti

Pelaksanaan remidial dan pengayaan siswa.

c) Kegiatan Penutup

Mengumumkan score hasil kerja kelompok kooperatif yang dikerjakan

oleh siswa selama ini.

b. Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan kesepakatan dengan guru, pelaksanaan penelitian dimulai

pada hari Kamis, 5 Januari 2012 dan selanjutnya sesuai dengan tabel jadwal

penelitian dibagian perencanaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada

siklus pertama ini dimaksudkan sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan

pembelajaran di dalam kelas dengan model kooperatif Jigsaw II. Urutan

pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan 1 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal (10 menit)

(1) Salam Pembukaan.

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran. Siswa hari ini masuk semua. Guru

menekankan kepada siswa untuk rajin berangkat ke sekolah setiap

hari tanpa terlambat.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas sedikit hasil ulangan kompetensi dasar 2 mengenai nilai

dan norma sosial kepada para siswa. Siswa banyak bertanya

Page 113: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

mengenai beberapa soal yang terakhir dievaluasikan dan merasa

sedikit kecewa.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran interaksi sosial

dan memberitahukan indikator-indikator yang akan dicapai.

Indikator- indikator tersebut antara lain sebagai berikut:

(i). Menjelaskan proses terjadinya interaksi sosial.

(ii). Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong terjadinya

interaksi sosial

(iii). Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi yang mendorong

terciptanya lembaga, kelompok, dan organisasi sosial

(iv). Mendeskripsikan proses pembentukan lembaga, kelompok,

dan organisasi sosial.

(v). Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan

dan dinamika sosial budaya

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

interaksi sosial sebagai gambaran tentang materi yang akan

disampaikan. Dan menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini

adalah pengertian interaksi sosial, proses interaksi sosial serta

syarat terjadinya interaksi sosial.

b) Kegiatan Inti (30 menit)

(1) Eksplorasi

(i). Guru menjelaskan mengenai tindakan sosial sebagai dasar

dari interaksi sosial.

(ii). Guru menampilkan gambar-gambar yang menampilkan

contoh interaksi sosial.

(iii). Guru bertanya pada siswa mengenai pendapat mereka

tentang gambar atau kalimat yang ditunjukan oleh guru

tersebut. Kemudian guru menampung jawaban siswa dan

menyuruh siswa menulisnya di papan tulis.

(iv). Setelah itu guru menghubungkan dengan materi yang akan

diajarkan, yaitu interaksi sosial.

Page 114: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

(v). Guru menjelaskan kepada siswa pengertian interaksi sosial

menurut para ahli, lalu mengambil kesimpulan bersama

dengan siswa.

(vi). Kemudian setelah memberikan penjelasan pengertian

interaksi sosial, guru akan menyempurnakan pendapat dari

siswa dengan mengerucutkan konsep dari pengertian

interaksi sosial dari beberapa pendapat siswa.

(vii). Guru menjelaskan syarat terjadinya interaksi sosial. Guru

memberikan contoh dalam kehidupan di masyarakat.

(viii). Guru memberi kesempatan siswa untuk memberikan contoh

di depan kelas.

(ix). Guru menjelaskan tentang faktor-faktor pendorong

interaksi sosial, dan memberikan contoh dalam kehidupan

di masyarakat.

(2) Elaborasi

Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi

interaksi sosial dan faktor-faktor pendorong interaksi sosial yang

terjadi di lingkungan sekolah. Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa bagaimanakah faktor pendorong interaksi sosial yang

terjadi di lingkungan sekolah?

Siswa menjawab pertanyaan guru, dan memberikan contoh yang

ada di dalam sekolah. Beberapa siswa lalu juga ikut berpendapat

akan pengalamannya dalam lingkup organisasi sekolah.

(3) Konfirmasi

Guru memberikan balikan yang positif mengenai pendapat siswa

dengan memberikan contoh interaksi sosial di lingkungan sekolah

yang terjadi pada guru dan pegawai sekolah yang lain.

c) Kegiatan Penutup (5 menit)

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

Page 115: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

mengajar. Siswa menjawab pertanyaan dengan kurang

bersemangat namun jawaban yang didapatkanmemuaskan.

(2) Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari pendapat

beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama

menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

(3) Guru memberi evaluasi dan tugas mandiri kepada siswa untuk

dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada minggu yang akan

datang.

(4) Kemudian guru menjelaskan tentang materi yang akan diberikan

pada pertemuan berikutnya. Bahwa pertemuan berikutnya akan

dilaksanakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model

pembelajaran tipe Jigsaw II, yang meliputi:

(i). Membagi kelompok kooperatif/ asal.

(ii). Menjelaskan tugas-tugas kelompok asal.

(iii). Menjelaskan kelompok ahli.

(iv). Menjelaskan tugas masing-masing anggota kelompok asal

dalam kelompok ahli.

(v). Menjelaskan tugas-tugas anggota kelompok asal di

kelompoknya sendiri.

2) Pertemuan 2 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal (3 menit)

(1) Salam pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran. Terdapat 2 siswa yang tidak masuk

sehingga kekurangan anggota kelompok pada kelompok asal

tertentu. Untuk itu salah seorang siswa harus melakukan diskusi

dengan 2 kelompok ahli untuk menyesuaikan dengan kelompok

lain dan materi yang didapatkan sama besar.

(3) Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan mengulas

mengenai pelajaran sebelumnya yaitu interaksi sosial. Kemudian

Page 116: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

setelah siswa menjawab, guru memberikan klarifikasi terhadap

beberapa jawaban siswa serta menarik kesimpulan. Kemudian

menghubungkan materi tersebut dengan materi yang akan

disampaikan yaitu bentuk-bentuk interaksi sosial.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan mengenai bentuk-bentuk

interaksi sosial.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

bentuk-bentuk interaksi sosial gambaran akan materi yang akan

dipelajari.

(6) Siswa dibagi perkelompok kooperatif selanjutnya berkumpul

dengan kelompok ahli untuk melaksanakan diskusi secara mandiri.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(i). Guru membagi per 4 siswa untuk menjadi 1 tim. Siswa

selanjutnya diberi kartu berwarna yang menunjukkan siswa

tersebut nanti akan mendapatkan materi tim ahli apa.

(ii). Selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk mencari

kelompok ahli yang mempunyai kartu berwarna sama, dan

duduk bersama membentuk kelompok untuk mendiskusikan

materi yang sesuai.

(iii). Guru memberikan materi ahli kepada masing-masing

kelompok ahli.

(iv). Guru memantau kegiatan diskusi kelompok ahli, dan

mengecek waktu pelaksanaan.

(v). Guru mengarakan siswa untuk kembali kekelompok asal dan

mengarahkan siswa dari kelompok ahli untuk menjelaskan

hasil diskusi kelompok ahli kekelompok asal.

(vi). Siswa menuliskan hasil diskusi keseluruhan di lembar diskusi

siswa.

Page 117: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

c) Kegiatan Penutup

(1) Guru memberi evaluasi dan tugas mandiri kepada siswa untuk

dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada minggu yang akan

datang.

(2) Kemudian guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan

minggu selanjutnya. Pertemuan selanjutnya siswa akan

melaksanakan kegiatan presentasi secara berkelompok sehingga

siswa harus belajar dan mempersiapkan presentasi semaksimal

mungkin.

3) Pertemuan 3 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembuka

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran. Siswa pada hari ini ada yang tidak

masuk sehingga akan mempengaruhi penampilan kelompok ketika

presentasi.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk presentasi.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan mengenai pelanggaran nilai

dan norma dalam masyarakat.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa yang belum mempresentasikan hasil

diskusi mempresentasikannya di depan kelas secara berkelompok.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru menyuruh siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok

ahli di depan kelas. Siswa yang berani tampil untuk pertama kali

akan diberikan nilai tambahan bagi kelompok.

(2) kelompok yang maju dari 8 kelompok yang ada hanya 3 kelompok.

Waktu yang dialokasikan kurang banyak dan materi yang disajikan

siswa terlalu lebar sehingga terdapat kelompok yang tidak

mendapatkan kesempatan mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya kemarin.

Page 118: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

(3) Kelompok pertama menyajikan hasil laporannya adalah kelompok

2. Presentasi kurang lebih 10 menit. Siswa cenderung hanya

membaca hasill laporan saja, namun contoh-contoh yang

dikemukakan dalam laporan mereka cukup bagus dan benar.

(4) Kelompok kedua yang mempresentasikan hasil laporannya adalah

kelompok 4. Presentasi siswa kurang lebih 9 menit. Materi yang

dikemukakan oleh siswa cukup jelas, penyampaian materi juga

tidak kaku seperti kelompok sebelumnya. Namun contoh-contoh

yang dikemukakan kurang berhugungan dengan kehidupan siswa.

(5) Kelompok ketiga yang mempresentasikan hasil laporannya adalah

kelompok 5. Kelompok 5 mempresentasikan hasil laporannya

selama 12 menit. Materi yang disajikan cukup lengkap, namun

terlalu luas. Siswa tidak merangkum dengan kata-kata mereka

sendiri sehingga kata tidak efisien.

(6) Guru memberikan balikan yang positif mengenai performan siswa

didepan kelas, dan memberikan komentar dan penguatan, agar

lebih baik dalam performan berikutnya.

(7) Guru memberikan kelompok lain kesempatan untuk memberikan

kritikan atau menambahi kekurangan yang belum dikemukakan

baik oleh kelompok 2, 4 atau 5. Namun siswa tidak mengambil

kesempatan tersebut.

c) Kegiatan Penutup

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari

pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-

sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

(2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar di rumah

(3) Guru mengevaluasi siswa dengan menanyai siswa tentang

beberapa bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam lingkup

sekolah.

Page 119: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

4) Pertemuan 4 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam pembuka

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran. Seluruh siswa masuk semua sehingga

kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan sempurna tanpa

ada siswa yang tertinggal.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tentang

bentuk-bentuk interaksi sosial.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

ini.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

proses pembentukan kelompok, lembaga dan organisasi serta

perubahan dan dinamika kehidupan sosial sebagai gambaran

tentang materi yang akan disampaikan.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(i). Guru menampilkan gambar-gambar mengenai kelompok,

lembaga dan organisasi. Gambar-gambar tersebut merupakan

contoh dari kelompok, berbagai lembaga, serta berbagai

organisasi sosial yang umumnya terdapat di Indonesia.

(ii). Guru bertanya pada siswa mengenai pendapat mereka tentang

gambar yang ditunjukan oleh guru tersebut. Siswa menjawab

bersahut-sahutan dan mengemukakan pendapatnya masing-

masing. Lalu guru meminta siswa untuk mengangkat tangan

ketika akan menjawab. Beberapa siswa dengan berani

mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru.

Beberapa siswa menambahi jawaban temannya.

(iii). Guru menjelaskan kepada siswa proses pembentukan

kelompok meliputi kelompok sosial yang teratur dan tidak

Page 120: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

teratur, Lembaga dan Organisasi, terdapat organisasi formal

maupun informal.

(iv). Guru menjelaskan mengenai perubahan dinamika kehidupan

sosial.

(v). Guru menjelaskan tentang faktor-faktor pendorong perubahan

sosial.

(2) Elaborasi

(a) Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi

faktor-faktor pendorong perubahan sosial yang ada di

lingkungan sekolah.

(b) Siswa menjawab dengan bersamaan, lalu guru meminta salah

seorang menjawab. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan

baik.

(c) Lalu guru mencoba menyanyai siswa lain untuk mengetahui

bahwa kegiatan pembelajaran telah berhasil dengan baik.

(3) Konfirmasi

Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa

yang memberikan contoh perubahan sosial di lingkungan sekolah.

c) Kegiatan Penutup

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari

pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-

sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

(2) Guru memberi evaluasi dengan menanyakan bentuk perubahan

sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitarnya.

(3) Kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk belajar

mempersiapkan UK.3 pertemuan selanjutnya.

5) Pertemuan 5 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Evaluasi Pembelajaran

(1) Guru membagikan lembar kertas untuk menuliskan jawaban.

Page 121: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

(2) Guru memberikan rambu-rambu kepada siswa untuk mengerjakan

soal secara mandiri.

(3) Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa di kelas. Soal

evaluasi terlampir pada halaman.

b) Kegiatan Penutup

(1) Guru bertanya kepada siswa mengenai ujian yang dilaksanakan.

(2) Membahas soal-soal evaluasi.

6) Pertemuan 6 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tentang

bentuk-bentuk interaksi sosial.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

ini.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa memperhatikan peta konsep tentang

proses pembentukan kelompok, lembaga dan organisasi serta

perubahan dan dinamika kehidupan sosial sebagai gambaran

tentang materi yang akan disampaikan.

b) Kegiatan Inti

Pelaksanaan remidial dan pengayaan siswa.

c) Kegiatan Penutup.

Mengumumkan score hasil kerja kelompok kooperatif yang dikerjakan

oleh siswa selama ini.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti bertindak sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru saat

penelitian berlangsung. Hal ini dikarenakan peneliti bukanlah atau belum

menjadi seorang pengajar. Untuk itulah yang aktif melaksanakan kegiatan

pembelajaran hanyalah guru sedangkan peneliti hanya menjadi observer dan

Page 122: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

membantu guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

II. Berikut merupakan uraian hasil observasi yang dilakukan peneliti selama

mengobservasi proses pembelajaran siklus pertama pa pada pertemuan 1, 2, 3,

4, 5 dan 6:

1) Penjelasan konsep awal

Penjelasan konsep awal merupakan langkah pertama dalam

pelaksanaan model kooperatif tipe Jigsaw II. Tahap ini dilakukan dalam

satu kali pertemuan yaitu 45 menit. Pada tahapan ini siswa diberi

pengetahuan dasar mengenai interaksi sosial, proses serta syarat terjadinya

interaksi sosial dalam masyarakat.

Guru memasuki kelas pada pukul 12.20, karena jam pelajaran ke 8

dimulai sehabis istirahat kedua maka siswa belum terkondisi dengan baik.

Oleh karena itu kegiatan pembelajaran terlambat dimulai. Banyak siswa

yang terlambat masuk ke dalam kelas. Bahkan di sela-sela guru sedang

mengajar siswa baru masuk kedalam kelas dengan berbagai alasan. Hal

yang demikian menggangu konsentrasi siswa lain yang sedang serius

memperhatikan. Begitu juga dengan guru yang harus memotong

penjelasan dan memulainya kembali.

Dalam kegiatan awal ini model pembelajaran belum terlihat

meningkatkan keaktifan belajar karena pada dasarnya prosedur yang harus

ditempuh merupakan ceramah dan tanya jawab saja. Guru bersama dengan

peneliti telah merumuskan bahwa pada kegiatan awal ini siswa diberikan

konsep dasar terlebih dahulu mengenai interaksi sosial sehingga pada

kegiatan selanjutnya siswa sudah mengerti dengan konsep interaksi sosial.

Guru membuka pelajaran dengan pertama-tama memberikan

apersepsi kepada siswa mengenai pelajaran yang telah diajarkan pada

pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa menjawab dengan ragu-ragu,

namun karena mendapatkan dukungan dari guru beberapa siswa mulai

berani menjawab dengan tegas. Setelah itu guru memberikan balikan yang

positif sebagai upaya meluruskan jawaban siswa.

Page 123: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Setelah itu guru mengemukakan tujuan dari pembelajaran pada

kompetensi dasar ini. Guru menunjukkan kepada siswa bahwa tujuan dari

kegiatan pembelajaran ini antara lain sebagai berikut:

a) Menyebutkan pengertian interaksi sosial.

b) Menjelaskan proses terjadinya interaksi sosial.

c) Menyebutkan faktor pendorong terjadinya interaksi sosial.

d) Menjelaskan faktor pendorong terjadinya interaksi sosial.

e) Menjelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial.

f) Menjelaskan proses pembentukan lembaga sosial, kelompok dan

organisasi sosial.

g) Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dan dinamika

sosial budaya.

Seusai menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan kegiatan

pembelajaran, guru selanjutnya menjelaskan mengenai konsep dasar pada

materi interaksi sosial yang akan dipelajari meliputi tindakan sosial,

pengertian interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial yang

menghasilkan proses dan bentuk-bentuk hubungan, lalu dihubungkan

dengan kelompok, lembaga dan organisasi sosial, dan dihubungkan

dengan dinamika perubahan sosial dan budaya.

Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan mengenai tindakan

sosial. Bahwa tindakan sosial merupakan dasar terlaksananya sebuah

interaksi sosial. Tindakan sosial itu sendiri terdapat 4 jenis, antara lain

tindakan sosial instrumental, tindakan sosial berorientasi nilai, tindakan

sosial afektif dan tindakan tradisional. Guru menjelaskan keterkaitan

tindakan sosial dengan interaksi sosial.

Guru melanjutkan pelajaran dengan memperlihatkan beberapa

gambar. Gambar tesebut antara lain gambar dua orang yang saling

bersalaman, gambar kerja bakti warga membersihkan selokan, serta

gambar interaksi yang lainnya. Lalu guru menjelaskan kepada siswa

bahwa gambar-gambar tersebut merupakan interaksi sosial. Guru

Page 124: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

selanjutnya menanyakan kepada siswa mengapa hal tersebut disebut

interaksi.

Jawaban dari siswa ternyata bervariasi. Siswa memberikan

beberapa pendapat dan guru mengarahkan siswa untuk memahami

pengertian interaksi sosial berdasarkan pengertian siswa sendiri. Guru

menekankan poin penting dari interaksi sosial itu sendiri.

Selanjutnya guru menjelaskan mengenai syarat interaksi sosial

yang terdiri dari kontak dan komunikasi. Guru menjelaskan kontak dan

komunikasi yang terjadi pada siswa di sekolah, sehingga siswa dapat

memahami dengan mudah akan konsep tersebut. Guru juga menjelaskan

mengenai faktor pendorong interaksi sosial meliputi identifikasi, imitasi,

sugesti, simpati.

Siswa memperhatikan guru seperti pada pembelajaran sebelumnya.

Kekurangan siswa pada langkah awal ini terdapat siswa yang tidak betul-

betul memperhatikan penjelasan dari guru sehingga siswa kurang

memahami konsep yang diberikan oleh guru. Padahal konsep ini sangat

penting untuk melaksanakan langkah pembelajaran yang selanjutnya.

Setelah materi yang diberikan selesai, guru bersama dengan siswa

menyimpulkan hasil dari kegiatan belajar. Guru meminta beberapa siswa

menjelaskan pengertian interaksi sosial dengan kalimat siswa sendiri.

Selain itu guru juga menyuruh siswa menuliskan poin-poin penting yang

telah dipelajari dalam pertemuan ini.

Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai bentuk

evaluasi. Selain itu guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari

bentuk-bentuk interaksi sosial dalam masyarakat.

Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pada pertemuan

selanjutnya kegiatan belajar di kelas akan dilaksanakan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Guru

menjelaskan bahwa siswa akan belajar secara berkelompok dan akan

melaksanakan kegiatan meliputi kegiatan diskusi kelompok ahli, diskusi

kelompok asal, presentasi, ujian serta pengakuan kelompok mana yang

Page 125: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

mendapatkan nilai tim paling tinggi. Guru mengakhiri pelajaran. Lalu

keluar dari ruang kelas.

Peneliti dalam kegiatan pembelajaran hanya mengamati kegiatan

pembelajaran saja atau sebagai observer. Selain itu peneliti

mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Peneliti juga mengamati

kegiatan pembelajaran dan mengobservasi tingkat keaktifan belajar siswa

melalui lembar observasi kelas secara umum. Adapun hasil yang didapat

dari lembar observasi siswa secara umum keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran pada tahap ini rata-rata adalah 58,9 %. Hasil observasi siswa

pada pertemuan ini dapat dilihat dalam lampiran halaman 221. Keaktifan

siswa berdasarkan lembar observasi ditampilkan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel.7 Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 1.

(Sumber: Data primer PTK, 2011)

Selain diamati berdasarkan indikator keaktifan, siswa juga diamati

perkelompok untuk mendapatkan nilai tim. Secara lengkap nilai tim dapat

dilihat pada lampiran halaman 221. Nilai tim setiap kelompok didapatkan

sebagai berikut:

No Indikator Prosentase

1 Visual 90,6 %

2 Lisan 53,1%

3 Mendengarkan 56,3 %

4 Menulis 40,6%

5 Mental 43,7%

6 Emosional 68,8%

Rata-rata keaktifan siklus 1 58,9%

Page 126: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Tabel 8. Keaktifan Belajar Siswa Perkelompok pada Siklus 1 Pertemuan 1.

No Kelompok Ketua Nilai

Pertemuan 1

1 Auguste Comte Nilam 234

2 Spencer Cristiana 255

3 Webber Anom 217

4 Herbert Mead Daniel 233

5 Paul Horton Abi 215

6 Peter Berger Joko 215

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 215

8 Habermas Nawa 210

(Sumber: Data Primer PTK, 2011)

2) Diskusi kelompok ahli

Diskusi kelompok ahli dilakukan oleh siswa pada pertemuan

kedua. Diskusi kelompok ahli ini dilaksanakan dengan waktu 15 menit.

Dimana setiap kelompok membicarakan materi yang berbeda antara satu

kelompok ahli dengan kelompok ahli yang lain. Dalam pokok bahasan

Interaksi Sosial ini materi kelompok dibagi menjadi 4, antara lain sebagai

berikut:

a) Interaksi sosial yang bersifat asosiatif meliputi kerjasama dan

asimilasi.

b) Interaksi sosial yang bersifat asosiatif meliputi akulturasi dan

akomodasi.

c) Interaksi sosial yang bersifat disasosiatif meliputi persaingan dan

kontravensi.

d) Interaksi sosial yang bersifat disasosiatif meliputi pertikaian dan

permusuhan .

Sebelum diskusi kelompok ahli dimulai, siswa dibagi terlebih

dahulu menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Siswa

dalam kelompok asal ini diberi kartu berwarna yang berbeda antara satu

Page 127: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

sama lain. Setelah siswa menerima kartu, siswa akan mengetahui materi

apa yang akan mereka diskusikan bersama kelompok ahli. Namun, karena

kelompok ahli yang terbentuk disetiap kelompok menjadi 8 siswa

perkelompok maka setiap kelompok ahli dibagi lagi menjadi 2 kelomok

diskusi sehingga kelompok diskusi lebih efektif daripada kelompok kerja

yang terlalu banyak anggotanya.

Guru selanjutnya mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok

ahli. Kelompok ahli merah 1 dan 2 membahas mengenai Interaksi sosial

yang bersifat asosiatif meliputi kerjasama dan asimilasi. Kelompok ahli

kuning1 dan 2 membahas mengenai Interaksi sosial yang bersifat asosiatif

meliputi akulturasi dan akomodasi. Kelompok ahli hijau 1 dan 2

mendiskusikan mengenai interaksi sosial bersifat disasosiatif meliputi

persaingan dan kontravensi. Sedangkan kelompok ahli biru 1 dan 2

membicarakan mengenai interaksi sosial disasosiatif meliputi pertikaian

dan permusuhan.

Setelah pengkondisian selesai, guru membagikan materi yang telah

dirangkum dari berbagai sumber belajar. Guru memberikan materi yang

berada didalam map berwarna sesuai dengan kelompok ahli siswa. Materi

tersebut merupakan bahan bagi siswa untuk didiskusikan bersama-sama.

Kegiatan diskusi kelompok ahli berlangsung dengan tenang,

bahkan sangat hening. Siswa dengan serius melaksanakan kegiatan diskusi

kelompok ahli. Beberapa kelompok terlihat aktif berdiskusi misalnya

adalah kelompok kuning 2, kelompok hijau 1 dan hijau 2. Aktivitas siswa

yang muncul dalam diskusi ini antara lain adalah aktivitas berbicara,

mendengarkan, menulis, berpendapat bertanya dan keseriusan siswa dalam

berdiskusi.

Namun demikian terdapat beberapa siswa yang tidak perduli

dengan tanggung jawab mereka untuk menguasai materi. Beberapa siswa

cenderung berbicara dengan teman lainnya sehingga membuat gaduh

kelas. Guru dengan segera menegur siswa untuk tidak menggangu teman

yang lain dan melanjutkan kegiatan diskusi dengan serius.

Page 128: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Selain itu juga terdapat siswa yang tidak melaksanakan diskusi,

kelompok tertentu hanya membaca materi diskusi saja tanpa

mendiskusikannya. Mereka hanya mencatat materi yang menjadi

tanggungjawab mereka. beberapa kelompok ini misalnya adalah kelompok

kuning 1, merah 1 dan biru 1.

Waktu yang diberikan dalam diskusi ini ternyata tidak cukup untuk

mendiskusikan materi yang disajikan dalam lembar materi. Kebanyakan

kelompok asal tidak selesai melaksanakan diskusi yang ada, sehingga guru

memberikan tambahan waktu 5 menit. Siswa terpaksa harus melaksanakan

kegiatan diskusi dan mencatat bagian penting dari materi diskusi secara

tergesa-gesa.

Setelah waktu habis, guru mengarahkan siswa untuk kembali ke

kelompok asal mereka dan melaksanakan diskusi kelompok asal.

3) Diskusi kelompok asal.

Kegiatan diskusi kelompok asal dilaksanakan dalam satu

pertemuan dengan diskusi kelompok ahli. Diskusi kelompok asal

dilakukan setelah diskusi kelompok ahli selesai dilaksanakan. Diskusi

kelompok ahli seharusnya diberi waktu diskusi 30 menit, namun karena

dalam diskusi kelompok ahli memerlukan waktu tambahan, terpaksa

diskusi dalam kelompok asal ini hanya 25 menit.

Pada dasarnya setiap siswa memiliki tanggung jawab yang sama

terhadap anggota kelompok asal mereka untuk menjelaskan kembali hasil

diskusi kelompok ahli masing-masing. Selain menjelaskan kepada anggota

kelompoknya yang lain, siswa juga mempunyai tanggung jawab untuk

menuliskan hasil kerjanya dalam lembar hasil diskusi siswa kelompok

asal.

Kegiatan ini dimulai ketika siswa sudah berkumpul kembali

dengan kelompok ahli mereka. Setelah itu guru memberikan lembar hasil

diskusi kelompok asal yang digunakan untuk menuliskan hasil diskusi

secara singkat.

Page 129: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Kebanyakan siswa tidak menyampaikan hasil diskusi yang telah

dilaksanakan dalam kelompok asal sesuai dengan seharusnya. Rata-rata

siswa hanya menuliskan kembali materi yang telah mereka pelajari dari

diskusi di kelompok ahli. Selain itu waktu yang terlalu singkat membuat

siswa tidak dapat melaksanakan diskusi dengan santai.

Guru harus memberitahu siswa bahwa kegiatan diskusi akan segera

selesai, dan siswa harus segera menyelesaikan diskusi dan hasil

diskusinya.

Pada akhirnya, sampai dengan pergantian jam pelajaran, siswa

belum menyelesaikan hasil diskusi kelompok asal dalam lembar hasil

diskusi siswa yang telah disediakan oleh guru. Akhirnya guru meminta

siswa untuk melanjutkannya diluar jam pelajaran dan dikumpulkan pada

hari senin.

Diskusi kelompok asal merupakan tahap yang penting dalam upaya

peningkatan keaktifan belajar siswa, karena tahap ini merupakan strategi

untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu pada

tahap ini juga, siswa dinilai kinerjanya untuk diakumulasikan sebagai nilai

tim.

Berdasarkan lembar observasi keaktifan belajar siswa pada

pertemuan kedua ini didapatkan data keaktifan belajar siswa 70,7 %. Hal

ini terlihat dari berbagai aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

(Secara terperinci hasil observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada

lampiran halaman 223). Keaktifan belajar siswa dilihat berdasarkan setiap

indikator sebagai berikut:

Page 130: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Tabel. 9 Keaktifan Belajar Siswa pertemuan 2

No Indikator

keaktifan

Pertemuan 2

1 Visual 93,7

2 Mendengarkan 56,3

3 Berbicara 75,0

4 Menulis 78,1

5 Mental 46,6

6 Emosional 75,0

Rata-rata 70,7

(Sumber: Data Primer PTK, 2011)

Untuk mendapatkan nilai secara kelompok, dalam pertemuan 2 ini

siswa juga diamati perkelompok. Hasil evaluasi keaktifan belajar siswa

perkelompok dapat dilihat pada halaman 224. Secara singkat nilai

keaktifan belajar siswa secara kelompok sebagai berikut:

Tabel 10. Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 1.

No Kelompok Ketua Nilai

Pertemuan 2

1 Auguste Comte Nilam 234

2 Spencer Cristiana 248

3 Webber Anom 215

4 Herbert Mead Daniel 230

5 Paul Horton Abi 215

6 Peter Berger Joko 215

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 215

8 Habermas Nawa 210

(Sumber: Data Primer PTK, 2011)

4) Kegiatan presentasi siswa

Page 131: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Presentasi siswa dilaksanakan oleh kelompok asal sebagai bentuk

pelaporan kelompok. Selain itu kegiatan presentasi siswa merupakan cara

yang efektif untuk melakukan crosscheck terhadap hasil diskusi siswa.

Dari presentasi ini akan diketahui seberapa jauh materi yang dipahami

oleh siswa. Dengan begitu guru bisa mengetahui bagian materi mana yang

perlu diluruskan konsepnya atau dijelaskan kembali.

Diskusi siswa dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Waktu yang

digunakan dalam pertemuan ini 45 menit. Dalam presentasi ini sebagian

besar waktu digunakan oleh siswa untuk melakukan presentasi kelompok.

Guru membuka pelajaran seperti biasa. Sebelum kegiatan diskusi

dimulai guru mengabsen kehadiran siswa terlebih dahulu. Selanjutnya

guru mengulas bahwa materi yang akan dibicarakan merupakan materi

yang didiskusikan dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya. Guru

selanjutnya menanyai siswa apakah ada kelompok yang berani tampil

terlebih dahulu.

Kelompok yang pertama kali tampil didepan kelas adalah

kelompok 3. Kelompok ini terlalu banyak menyampaikan materi sehingga

menghabiskan banyak waktu. Meskipun demikian, hasil diskusi yang

disampaikan sesuai dengan materi yang ada. Selain itu penyebutan contoh-

contoh bentuk interaksi sosial dalam lingkungan masyarakat sudah tepat.

Kelompok selanjutnya yang tampil adalah kelompok 6.

Penampilan kelompok 6 kurang lebih sama dengan kelompok 3. Bedanya

adalah dari kelompok 6 penyampaian materi lebih singkat dan padat

sehingga menghemat waktu.

Kelompok yang selanjutnya tampil adalah kelompok 1 dan

kelompok 8. Waktu yang digunakan dalam satu kali pertemuan ternyata

tidak cukup untuk digunakan seluruh kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya, sehingga terpaksa kelompok yang belum maju kedepan tidak

mendapatkan kesempatan.

Diakhir kegiatan pembelajaran, guru meluruskan beberapa konsep

yang salah dimengerti oleh siswa. Selain itu guru juga memberikan

Page 132: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

contoh-contoh dari bentuk interaksi sosial baik yang bersifat asosiatif

maupun disasosiatif, sehingga siswa mengetahui contoh yang betul.

Selanjutnya siswa mengumpulkan lembar hasil diskusi yang

mereka bawa. Guru menjelaskan kepada siswa akan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu mengenai proses pembentukan

kelompok, lembaga dan organisasi serta perubahan dan dinamika

kehidupan sosial.

Dari kegiatan presentasi ini keaktifan belajar siswa diamati melalui

lembar observasi kelas dan lembar observasi kelompok ahli. Selian untuk

mengetahui keaktifan siswa dikelas, juga untuk mendapatkan nilai siswa

dalam kegiatan observasi. Keaktifan siswa di dalam kelas dalam kegiatan

ini adalah 61, 7 %. Hasil observasi keaktifan secara lengkap dapat dilihat

pada lampiran halaman 226. Keaktifan belajar siswa sedikit menurun pada

kegiatan pembelajaran ini. Adapun keaktifan belajar secara singkat sebagai

berikut:

Tabel 11. Keaktifan Belajar Siswa dalam Presentasi

No Indikator Prosentase

1 Visual 78,1 %

2 Lisan 75 %

3 Mendengarkan 56,3 %

4 Menulis 46,8 %

5 Mental 50 %

6 Emosional 62,5 %

Rata-rata 61,5

(Sumber: Data Primer PTK, 2011)

Selain itu observer juga menilai kegiatan presentasi siswa secara

kelompok. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran halaman 226. Hasil

observasi kelompok dalam kegiatan presentasi ditampilkan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Presentasi Kelompok Asal/ Jigsaw

Page 133: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

No Kelompok Ketua Nilai

Pertemuan 3

1 Auguste Comte Nilam 232

2 Spencer Cristiana 248

3 Webber Anom 215

4 Herbert Mead Daniel 233

5 Paul Horton Abi 215

6 Peter Berger Joko 215

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 215

8 Habermas Nawa 210

(Sumber: data primer PTK, 2011)

5) Pelanjutan materi interaksi sosial

Pertemuan ke 4 dalam siklus 1 adalah pelanjutan materi interaksi

sosial mengenai proses pembentukan kelompok, lembaga dan organisasi

serta perubahan dan dinamika kehidupan sosial. Waktu dalam pertemuan

ini adalah 45 menit. Dalam kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa yang

ditekankan adalah aktivitas visual memperhatikan dan aktivitas

mendengarkan. Selain itu siswa diharapkan akan mencatat bagian penting

materi yang disampaikan oleh guru yang tidak ada di media atau buku

mereka.

Guru memulai pelajaran dengan membuka salam di depan kelas.

Selanjutnya guru mengabsen siswa terlebih dahulu. Setelah itu guru

mencoba untuk menanyai siswa mengenai pelajaran sebelumnya sebagai

bentuk apersepsi.

Siswa menjawab pertanyaan guru, beberapa siswa hanya menjawab

asal-asalan. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan bentuk-

Page 134: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

bentuk interaksi sosial yang ada di sekolah. Siswa menjawab pertanyaan

guru, selanjutnya guru menanyai siswa yang lain.

Setelah itu guru tidak lupa memberitahukan tujuan dari kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan itu. Setelah menjabarkan

tujuan satu persatu, guru menjelaskan mengenai peta konsep akan materi

yang akan dibicarakan secara garis besarnya.

Setelah kegiatan pembuka selesai, guru mulai membuka slide

power point. Guru menampilkan bagian-bagian penting yang harus

dipelajari oleh siswa. Guru menampilkan gambar-gambar mengenai

kelompok, lembaga dan organisasi. Lalu guru bertanya pada siswa

mengenai pendapat mereka tentang gambar yang ditunjukan oleh guru

tersebut. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan singkat. Meskipun

demikian setiap menjawab pertanyaan siswa selalu menjawabnya

bersama-sama sehingga tidak jelas siapa yang berbicara. Guru selanjutnya

menyuruh siswa yang berani untuk mengangkat tangan dan menjawab

pertanyaan guru. Siswa mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan dari

guru. Guru selanjutnya memberikan balikan yang positif kepada siswa.

Guru menjelaskan kepada siswa proses pembentukan kelompok

meliputi kelompok sosial yang teratur dan tidak teratur, lembaga,

organisasi, terdapat organisasi formal maupun informal. Materi

disampaikan terlebih dahulu konsepnya. Selanjutnya guru meminta siswa

untuk memberikan contoh lembaga sosial, organisasi sosial baik formal

maupun informal.

Selanjutnya guru menjelaskan mengenai perubahan dinamika

kehidupan sosial. Selain itu guru juga menjelaskan tentang faktor-faktor

pendorong perubahan sosial. Guru menekankan konsep sedemikian rupa

dengan harapan siswa dapat memahami konsep dengan baik.

Setelah penjabaran selesai, guru meminta siswa untuk

menyimpulkan hasil dari kegiatan belajar pada pertemuan ini. Beberapa

siswa mulai menngangkat tangan ketika akan berpendapat. Guru

menampung jawaban dari siswa, lalu bersama dengan siswa guru

Page 135: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

meyimpulkan hasil pembelajaran. Guru menuliskan poin-poin penting dari

konsep yang ada di papan tulis.

Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai post test.

Pertanyaan seputar serta dikalangan masyarakat.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri di

pertemuan berikutnya. Pada pertemuan berikutnya akan diadakan kegiatan

evaluasi siswa yang dilakukan dengan harapan siswa akan mendapatkan

nilai yang lebih baik.

Dalam pertemuan keempat ini keaktifan belajar siswa tetap

diamati. Adapun hasil pengamatan dapat dilihat secara terperinci pada

lampiran halaman 228. Pengukuran keaktifan belajar siswa rata-rata dalam

pertemuan ini adalah 67,7% atau dapat dikatakan cukup. Sedangkan secara

keseluruhan keaktifan siswa per indikator sebagai berikut:

Tabel 13. Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus1 Pertemuan 4

No Indikator Prosentase

1 Visual 84,3 %

2 Lisan 68,7 %

3 Mendengarkan 93,7%

4 Menulis 46,8%

5 Mental 40,6%

6 Emosional 71,8%

Rata-rata 67,7%

(Sumber: data primer PTK, 2011)

Selain itu siswa juga diamati secara kelompok untuk mendapatkan

nilai keaktifan belajar siswa. Secara lengkap hasil pengamatan siswa

perkelompok dapat dilihat pada lampiran halaman 228. Berikut merupakan

nilai keaktifan belajar siswa pada pertemuan 4:

Tabel 14. Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus1 Pertemuan 4

Page 136: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

(Sumber: data primer PTK, 2011)

6) Pelaksanaan evaluasi

Evaluasi dalam siklus ini dilaksanakan pada pertemuan ke 5 dalam

siklus. Evaluasi dilaksanakan sebagai pengukur hasil belajar siswa dari

penerapan model kooperatif Jigsaw II, untuk itulah sangat penting

dilakukan evaluasi. Selain itu dari kegiatan evaluasi dapat diketahui

perkembangan yang dicapai siswa dalam satu kompetensi dasar. Kegiatan

evaluasi dilaksanakan selama 45 menit.

Guru membuka pelajaran dengan salam, lalu tidak lupa mengecek

kehadiran siswa di kelas. Siswa menyiapkan kertas jawaban dan alat tulis

secepatnya. Selanjutnya guru meminta siswa untuk memasukkan buku-

buku sosiologi dan hanya terdapat kertas jawaban, kertas soal dan alat tulis

di meja.

Kegiatan evaluasi dimulai ketika guru membagikan soal uji

kompetensi 3. Perolehan nilai secara keseluruhan dapat dilihat pada

halaman 234. Adapun hasil perolehan nilai pada evaluasi ini adalah

sebagai berikut:

No Kelompok Ketua Nilai

Pertemuan 4

1 Auguste Comte Nilam 234

2 Spencer Cristiana 250

3 Webber Anom 217

4 Herbert Mead Daniel 233

5 Paul Horton Abi 217

6 Peter Berger Joko 217

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 217

8 Habermas Nawa 217

Page 137: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Tabel 15. Rentang Nilai Hasil Evaluasi Siklus 1

Rentang Nilai Keterangan Jumlah Siswa

Prosentase

96 – 100 Sangat baik sekali 0 % 91- 95 Sangat baik 1 3,125 % 86 – 90 Baik 10 31,125 % 81 – 85 Cukup Baik 8 25 % 76 – 80 Cukup 12 37,5 %

75- kebawah Kurang 1 3,125% (Sumber: data primer PTK, 2011)

7) Pengakuan tim.

Pengakuan tim merupakan langkah terakhir dalam kegiatan

pembelajaran. Pengakuan tim dilaksanakan pada pertemuan ke 6 dengan

waktu 45 menit. Pengakuan tim dilakukan sebagai bentuk penghargaan tim

manakah yang paling aktif dan mendapatkan nilai tertinggi dalam kegiatan

kelompok.

Data yang diambil melalui observasi kelomok diolah sehingga nilai

akhir siswa dalam kegiatan pembelajaran diketahui. Untuk lebih detailnya

dapat dilihat pada halaman 235. Berdasarkan nilai diskusi kelompok asal,

kegiatan presentasi, dan ulangan harian maka didapatkan nilai tim pada

siklus 1 sebagai berikut:

Tabel 16 Hasil Nilai Tim Siklus 1

No Kelompok Ketua

Nilai Pertemuan Nilai Ulangan

skor akhir 1 2 3 4

1 Spencer Cristiana 255 248 248 250 340 1341

2 Herbert Mead Daniel 233 230 233 233 334 1263

3 Auguste Comte Nilam 234 234 232 234 320 1254

4 Peter Berger Joko 215 215 215 217 339 1201

5 Webber Anom 217 215 215 217 332 1196

6 Paul Horton Abi 215 215 215 217 330 1192

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 215 215 215 217 312 1174

8 Habermas Nawa 210 210 210 217 322 1169 (Sumber: data primer, 2011)

d. Refleksi dan Analisis

Page 138: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus

pertama peneliti dan guru melakukan refleksi dengan hasil sebagai berikut :

1) Kelemahan siswa dalam siklus pertama ini adalah

a) Siswa kurang memahami langkah dalam pembelajaran dengan

kooperatif Jigsaw II.

Siswa kurang memahami langkah dalam kegiatan pembelajaran ini

sehingga dalam beberapa langkah siswa terlihat bingung dan merasa

aneh. Selain itu siswa juga kurang paham dengan tugas-tugas mereka

dalam tahap tertentu.

b) Siswa kurang memahami tanggung jawab terhadap tugasnya dalam

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Terdapat beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab terhadap

tugasnya masing-masing, hal ini dikarenakan siswa kurang paham

terhadap tugas mereka. Beberapa siswa masih bersikap seperti

biasanya tanpa memperhatikan arahan dari guru mengenai kinerja tim

yang sangat penting. Siswa seharusnya melaksanakan tanggungjawab

tim karena itu sangat penting.

c) Siswa kurang partisipatif dalam kegiatan diskusi kelompok ahli

Terdapat beberapa siswa kurang partisipatif saat diskusi kelompok

ahli berlangsung. Beberapa siswa bahkan terlihat mengganggu teman

di kelompok lain hal semacam ini akan sangat mengganggu proses

pemahaman dan memahamkan materi melalui belajar kelompok.

kegiatan diskusi kelompok ahli cenderung kurang aktif. Siswa tidak

benar-benar mendiskusikan materi ahli. Masih terdapat beberapa

siswa yang bercanda dalam kegiatan kelompok ahli ini.

d) Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok asal

Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok asal, dikarenakan pada

kelompok ahli sebelumnya siswa hanya merangkum materi kelompok

ahli saja tanpa mendiskusikannya dengan teman kelompok ahli.

Akibatnya di kelompok asal pun siswa tidak punya materi yang akan

disampaikan kepada teman kelompok asal.

Page 139: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

2) Kelemahan guru dalam siklus pertama ini adalah

a) Guru kurang menekankan alur kegiatan pembelajaran kepada siswa.

Guru tidak menekankan alur kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran Kooperatif Jigsaw II, sehingga hal ini berdampak pada

siswa yang kurang paham terhadap tugas dan tanggungjawab mereka

baik dalam kelompok ahli maupun kelompok asal. Guru hanya

memberitahukan kepada siswa garis besar alur kegiatan

pembelajaran, namun kurang menekankan tanggungjawab dari

masing-masing siswa.

b) Guru tidak menekankan adanya persaingan antar tim untuk

mendapatkan score paling tinggi sehingga kurang ada motivasi untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran dari siswa.

c) Guru terlalu lebar memberikan materi diskusi kelompok ahli.

Guru terlalu lebar membagi materi. Materi yang diberikan kepada

siswa terlalu banyak dan pembagian perkelompok masih sangat

banyak. Hal ini mejadi masalah bagi siswa dalam mempelajari materi

yang ada.

d) Guru kurang tegas dalam membagi waktu

Guru kurang disiplin dalam menggunakan waktu sehingga beberapa

kegiatan membutuhkan waktu yang lebih. Selain itu guru tidak

memperhatikan waktu yang digunakan oleh kelompok-kelompok

tertentu dalam presentasi. Pengalokasian waktu sangat penting untuk

berjalannya kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan oleh guru dan

peneliti, maka guru dan peneliti menganalisis tindakan perbaikan yang

dapat dilakukan untuk siklus kedua adalah sebagai berikut;

a) Guru harus menekankan alur pembelajaran kooperatif Jigsaw II

serta tanggung jawab masing-masing siswa dalam kegiatan

pembelajaran baik dalam kelompok ahli ataupun kelompok asal.

Page 140: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

b) Guru menekankan kepada siswa tentang adanya penghargaan tim

untuk kelompok yang mendapatkan nilai terbaik dalam kegiatan

pembelajaran.

c) Guru harus menentukan materi siswa yang tidak teralu luas, namun

juga tidak terlalu singkat.

d) Guru harus mampu memenajemen waktu dengan baik. Guru harus

konsisten terhadap alokasi waku yang telah disepakati dengan

peneliti sehingga pada setiap tahapan dalam kegiatan pembelajaran

dapat berjalan dengan efektif.

e) Guru dan peneliti sepakat untuk menunjuk siswa sebagai

perwakilan kelompok dalam kegiatan presentasi dan siswa

mempresentasikan materi ahli yang dilaporkan oleh ahli lainnya.

Guru harus lebih banyak memotivasi siswa, agar siswa dapat

semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan berpartisipasi aktif

pada setiap aktifitas pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru

sebelumnya.

3. Siklus Kedua

Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II pada siklus kedua ini

sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan.

Kegiatan perencanaan siklus kedua dilakukan pada hari kamis, 29

Desember 2011 bertempat di ruang guru SMA N 1 Surakarta. Guru bersama

peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam

penelitian. Disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus kedua akan

dilaksanakan 6 kali pertemuan. Pertemuan pertama akan dilaksanakan pada

hari Kamis dan sabtu dengan jadwal sebagai berikut:

Page 141: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Tabel 17. Jadwal Penelitian Siklus 2.

Pertemuan

ke

Hari Tanggal Waktu Kegiatan

1 Kamis 5-1-2012 12. 20 – 13.

10

Pemberian konsep dan

penjelasan mengenai

jigsaw.

2 Sabtu 7-1-2012 09. 45 – 10.

30

Pelaksanaan diskusi

kelompok

3 Kamis 12-1-2012 12. 20 – 13.

10

Presentasi kelompok

Jigsaw secara perwakilan

4 Sabtu 14-1-2012 09. 45 – 10.

30

Melanjutkan materi

sosialisasi

5 Kamis 19-1-2012 12. 20 – 13.

10

Evaluasi pembelajaran

sosialisasi

6 Sabtu 21-1-2012 09. 45 – 10.

30

Pengumuman skor

kelompok dan hadiah.

Pada tahap perencanaan tindakan kedua meliputi diskusi antara peneliti

bersama guru mengenai skenario pembelajaran sosiologi yaitu mempelajari

mengenai materi Sosialisasi dan Kepribadian pada bab 4 semester 2 dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II, dengan rincian

skenario sebagai berikut :

1) Pertemuan 1 siklus 2 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sosialisasi dan

memberitahukan indikator-indikator yang akan dicapai.

Page 142: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

sosialisasi sebagai gambaran tentang materi yang akan di

sampaikan.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru menjelaskan mengenai pengertian sosialisasi dari para

ahli dan secara umum.

(b) Guru memberikan contoh sosialisasi dalam lingkungan

sekolah

(c) Guru bertanya pada siswa mengenai pendapat mereka

mengenai contoh lain tentang sosialisasi di lingkungan siswa.

Kemudian guru menampung jawaban siswa.

(d) Guru menjelaskan kepada siswa faktor pendorong sosialisasi

(e) Kemudian setelah memberikan penjelasan pendorong sosial

dari beberapa pendapat siswa.

(f) Guru menjelaskan contoh pendorong sosialisasi

(2) Elaborasi. Guru bertanya jawab dengan siswa untuk

mengidentifikasi sosialisasi dan faktor-faktor pendorong sosialisasi

yang terjadi di lingkungan sekolah.

(3) Konfirmasi. Guru memberikan balikan yanng positif mengenai

pendapat siswa yang memberikan contoh sosialisasi di lingkungan

sekolah.

c) Kegiatan Penutup

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari

pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-

sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

(2) Guru memberi pertanyaan kepada siswa sebagai evaluasi dan

tugas mandiri kepada siswa untuk belajar di rumah

Page 143: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

(3) Kemudian guru menjelaskan tentang pembelajaran yang akan

dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya dengan menggunakan

kelompok jigsaw.

(4) Materi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. Meliputi

(a) Tahapan sosialisasi

(b) Bentuk sosialisasi

(c) Agen sosialisasi

2) Pertemuan 2 siklus 2 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas mengenai pelajaran sebelumnya yaitu sosialisasi dan

faktor pendorongnya. Kemudian setelah siswa menjawab guru

memberikan klarifikasi terhadap beberapa jawaban siswa serta

menarik kesimpulan. Kemudian menghubungkan materi tersebut

dengan materi yang akan disampaikan yaitu tahapan, bentuk dan

agen sosialisasi.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

(5) Rambu-rambu belajar

(a) Siswa memperhatikan peta konsep tentang tahapan, bentuk dan

agen sosialisasi gambaran akan materi yang akan dipelajari.

(b) Siswa dibagi perkelompok kooperatif selanjutnya berkumpul

dengan kelompok ahli untuk melaksanakan diskusi secara

mandiri.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru memberikan materi kelompok ahli kepada masing-masing

kelompok.

Page 144: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

(2) Guru memantau kegiatan diskusi kelompok ahli

(3) Guru mengarakan siswa untuk kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan hasil diskusi kelompok ahli ke kelompok asal.

(4) Siswa menuliskan hasil diskusi keseluruhan di lembar diskusi

siswa.

c) Kegiatan Penutup

(1) Guru memberikan tugas untuk menyelesaikan rangkuman materi di

rumah secara berkelompok asal/ kooperatif

(2) Kemudian guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan

minggu selanjutnya yaitu diskusi antar kelompok.

3) Pertemuan 3 siklus 2 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk presentasi

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan mengenai pelanggaran tahapan,

bentuk dan agen sosialisasi dalam masyarakat.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa yang belum mempresentasikan hasil

diskusi mempresentasikannya didepan kelas.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru menyuruh siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok

ahli didepan kelas.

(2) Guru memberikan balikan yanng positif mengenai performan siswa

didepan kelas, dan memberikan komentar dan penguatan, agar

lebih baik dalam performan berikutnya.

c) Kegiatan Penutup

Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari pendapat

Page 145: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama

menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

4) Pertemuan 4 siklus 2 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu berbagai

agen sosialisasi.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

ini.

(5) Rambu-rambu belajar Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

proses Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam

pembentukan kepribadian sebagai gambaran tentang materi yang

akan di sampaikan.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(i). Guru menjelaskan konsep kepribadian dan budaya

(ii). Guru menghubungkan antara kepribadian dan kebudayaan

(2) Elaborasi

Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi

Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam

pembentukan kepribadian.

(3) Konfirmasi

Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa

yang memberikan contoh Sosialisasi sebagai proses pengenalan

nilai, norma dalam pembentukan kepribadian di lingkungan siswa.

c) Kegiatan Penutup

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

Page 146: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari

pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-

sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

(2) Guru memberi evaluasi dengan menanyakan contoh Sosialisasi

sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan

kepribadian di lingkungan masyarakat.

(3) Kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk belajar

mempersiapkan UK.3 pertemuan selanjutnya.

5) Pertemuan 5 siklus 2 (waktu 45 menit)

a) Evaluasi Pembelajaran.

(1) Guru membagikan lembar kertas untuk menuliskan jawaban.

(2) Guru memberikan rambu-rambu kepada siswa untuk mengerjakan

soal secara mandiri.

(3) Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa di kelas.

b) Kegiatan Penutup

(1) Guru bertanya kepada siswa mengenai ujian yang dilaksanakan.

(2) Membahas soal-soal evaluasi.

6) Pertemuan 6 siklus 2 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam kegiatan pembelajaran.

(3) Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan mengulas

sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tentang sosialisasi

dan kepribadian.

(4) Motivasi

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.

(5) Rambu-rambu belajar.

Siswa memperhatikan pengumuman yang dilaksanakan oleh guru.

b) Kegiatan Inti

Page 147: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

(1) Guru mengumumkan hasil evaluasi yang dilaksanakan di kelas

pada hari sebelumnya.

(2) Guru meminta siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan mereka.

(3) Guru mengumumkan skor siswa hasil pekerjaan kelompok jigsaw

mereka.

(4) Guru memberikan hadiah kepada siswa juara 1, 2 dan 3.

c) Kegiatan Penutup.

(1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar

mempersiapkan tes remidial bagi yang nilainya belum cukup.

(2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar dengan rajin

menghadapi mid semester.

Untuk lebih jelasnya, perencanaan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II terdapat dalam

RPP terlampir pada halaman 240.

b. Pelaksanaan Tindakan.

Berdasarkan kesepakatan dengan guru, pelaksanaan penelitian dimulai

pada hari Kamis, 5 Januari 2012 dan selanjutnya sesuai dengan tabel jadwal

penelitian dibagian perencanaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada

siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan model kooperatif Jigsaw II pada siklus pertama. Dalam

siklus kedua ini siswa diberi tambahan aktivitas tournament sebagai akhir dari

rangkaian proses pembelajara. Turnemen tersebut akan diambil tiga tim

pemenang yakni tim paling banyak mengumpulkan score serta tim paling aktif

selama proses pembelajaran sosiologi berlangsung. Urutan pelaksanaan

tindakan pada siklus kedua tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan 1 Siklus 2 (Waktu 45 Menit)

a) Kegiatan awal (10 menit)

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas dalam

proses pembelajaran. Dalam pertemuan ini seluruh siswa masuk

semua sehingga kegiatan dapat dilaksanakan secara lengkap.

Page 148: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran materi

baru yaitu sosialisasi. Sebelum memulai pelajaran guru menanyai

siswa mengenai berbagai konsep tentang interaksi sosial yang telah

dipelajari semester sebelumnya. Dan melakukan brain storming

kepada para siswa. Selanjutnya guru memberikan klarifikasi jawaban

terhadap beberapa pernyataan siswa dan menarik kesimpulan.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sosialisasi dan

memberitahukan indikator-indikator yang akan dicapai dalam

mempelajari sosialisasi antara lain sebagai berikut:

(a) Mendefinisikan pengertian sosialisasi dan Kepribadian

(b) Menjelaskan tahap Sosialisasi

(c) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi sosialisasi

(d) Menjelaskan Bentuk Sosialisasi

(e) Menjelaskan agen sosialisasi yang berperan dalam proses

sosialisasi

(f) Menjelaskan Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai,

norma dalam pembentukan kepribadian

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

sosialisasi sebagai gambaran tentang materi yang akan di sampaikan.

Selain itu guru menekankan bahwa dalam bab ini selain siswa akan

dibelajarkan dengan metode pembelajaran Kooperatif Jigsaw II

siswa juga akan dirangking per tim untuk mendapatkan tim yang

paling baik nilainya.

b) Kegiatan inti (30 menit)

(1) Eksplorasi

(a) Guru memulai siklus Jigsaw dengan memberikan konsep

mengenai sosialisasi kepada siswa terlebih dahulu, sehingga

ketika siswa melaksanakan diskusi, siswa sudah mengetahui

konsep-konsep penting.

Page 149: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

(b) Guru menjelaskan mengenai pengertian sosialisasi dari para

ahli dan secara umum, sedangkan siswa mendengarkan dan

mencatat bagian-bagian yang penting dari penjelasan guru.

(c) Guru memberikan contoh sosialisasi dalam lingkungan sekolah

(d) Guru bertanya pada siswa mengenai pendapat mereka

mengenai contoh lain tentang sosialisasi di lingkungan siswa.

Kemudian guru menampung jawaban siswa. Sebagian dari siswa

mengemukakan tentang contoh sosialisasi yang ada dalam benak

mereka, lalu guru membetulkan konsepnya dan menjelaskan

kembali kepada siswa.

(e) Guru menjelaskan kepada siswa faktor pendorong sosialisasi,

kemudian setelah memberikan penjelasan pendorong sosial dari

beberapa pendapat siswa.

(f) Guru menjelaskan contoh pendorong sosialisasi

(2) Elaborasi

(a) Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi

sosialisasi dan faktor-faktor pendorong sosialisasi yang terjadi di

lingkungan sekolah.

(b) Guru memonta siswa untuk mnjelaskan kembali pengertian dari

sosialisasi serta faktor pendorong sosialisasi.

(c) Guru meminta siswa untuk mencatat bagian-bagian penting

yang telah dikemukakan guru didepan kelas.

(3) Konfirmasi

(a) Guru memberikan balikan yang positif mengenai pendapat siswa

yang memberikan contoh sosialisasi di lingkungan sekolah.

(b) Guru memberikan tambahan serta mengklarifikasi apabila

terdapat jawaban dari siswa yang kurang tepat.

c) Kegiatan penutup (5 menit)

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari

Page 150: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama

menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

(2) Guru memberi pertanyaan kepada siswa sebagai evaluasi dan tugas

mandiri kepada siswa untuk belajar dirumah

(3) Kemudian guru menjelaskan tentang pembelajaran yang akan

dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya dengan menggunakan

kelompok Jigsaw.

(4) Materi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya dan

memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi tersebut

dirumah. Materi tersebut meliputi:

(a) Tahapan sosialisasi

(b) Bentuk sosialisasi

(c) Agen sosialisasi

2) Pertemuan 2 Siklus 2 (waktu 45 menit).

a) Kegiatan awal (5 menit)

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas dalam

proses pembelajaran. Dalam pertemuan ini terdapat 3 siswa yang

tidak masuk karana sakit. Siswa tersebut adalah anggota dari

kelompok 8 yaitu nawa, senigi dan bramantya.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas mengenai pelajaran sebelumnya yaitu sosialisasi dan faktor

pendorongnya. Kemudian setelah siswa menjawab guru memberikan

klarifikasi terhadap beberapa jawaban siswa serta menarik

kesimpulan. Kemudian menghubungkan materi tersebut dengan

materi yang akan disampaikan yaitu tahapan, bentuk dan agen

sosialisasi.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sosialisasi dan

memberitahukan indikator-indikator yang akan dicapai dalam

mempelajari sosialisasi antara lain sebagai berikut:

(a) Mendefinisikan pengertian sosialisasi dan Kepribadian

Page 151: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

(b) Menjelaskan tahap Sosialisasi

(c) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi sosialisasi

(d) Menjelaskan Bentuk Sosialisasi

(e) Menjelaskan agen sosialisasi yang berperan dalam proses

sosialisasi

(f) Menjelaskan Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma

dalam pembentukan kepribadian.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

tahapan, bentuk dan agen sosialisasi gambaran akan materi yang

akan dipelajari.

Guru menekankan kembali akan pentingnya score tim, sehingga

siswa harus menjalankan tanggungjawab sebagai anggota tim dengan

sebaik-baiknya. Siswa dibagi perkelompok kooperatif selanjutnya

berkumpul dengan kelompok ahli untuk melaksanakan diskusi secara

mandiri. Karena terdapat 3 anggota dari kelompok 8 digabungkan

dengan kelompok 2.

b) Kegiatan inti (38 menit)

(1) Guru membagi siswa kedalam kelompok asal atau kelompok

kooperatif. Siswa dibagi kedalam kelompok sesuai dengan keahlian

dan kemampuan, dan disesuaikan pembagian kelompok sehingga

terbentuk kelompok yang seimbang.

(2) Guru membagikan materi kepada seluruh siswa di kelas, selanjutnya

siswa membagi masing-masing materi yang menjadi tanggungjawab

untuk di diskusikan.

(3) Guru mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi bukan hanya

menuliskan materi saja.

(4) Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok ahli dan

memberikan waktu kepada siswa di kelompok ahli untuk berdiskusi

dan mencari contoh dalam tahapan, bentuk dan agen sosialisasi

dalam lingkup sekolah dan masyarakat.

Page 152: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

(5) Guru memantau kegiatan diskusi kelompok ahli dan menilai aktivitas

siswa dalam kegiatan diskusi kelompok ahli.

(6) Guru mengarakan siswa untuk kembali kekelompok asal. Dan

menjelaskan hasil diskusi kelompok ahli kekelompok asal. Guru

memastikan siswa menjelaskan kepada siswa lain dalam kelompok

asal, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.

(7) Siswa menuliskan hasil diskusi keseluruhan di lembar diskusi

siswa.

c) Kegiatan penutup (2 menit)

(1) Guru memberikan tugas untuk menyelesaikan rangkuman materi

dirumah secara berkelompok asal/ kooperatif

(2) Kemudian guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan

minggu selanjutnya yaitu diskusi antar kelompok. Setiap kelompok

asal akan mewakilkan satu orang ahli untuk mengemukakan hasil

diskusi kelompok dam hasil kerjasama kelompok asal mereka.

3) Pertemuan 3 Siklus 2 (waktu 45 menit).

a) Kegiatan awal (5 menit)

(1) Salam Pembuka

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini terdapat beberapa siswa

yang tidak masuk. Namun hal ini tidak mengganggu jalannya

kegiatan pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tahapan, bentuk dan

agen sosialisasi dalam masyarakat. Selain itu guru mempersiapkan

kegiatan diskusi siswa.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sosialisasi dan

memberitahukan indikator-indikator yang akan dicapai dalam

mempelajari sosialisasi antara lain sebagai berikut:

(a) Menjelaskan tahap Sosialisasi

(b) Menjelaskan Bentuk Sosialisasi

Page 153: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

(c) Menjelaskan agen sosialisasi yang berperan dalam proses

sosialisasi

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa memperhatikan peta konsep tentang

tahapan, bentuk dan agen sosialisasi yang ditekankan guru.

Siswa dibagi perkelompok kooperatif selanjutnya memilih seorang

anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok

kooperatif siswa pertemuan sebelumnya.

b) Kegiatan inti (38 menit)

(1) Guru menunjuk perwakilan siswa untuk membacakan hasil diskusi

kelompok ahli di depan kelas.

(2) Setiap kelompok mendapatkan kesempatan untuk maju membacakan

hasil diskusi pada materi ahli sesuai dengan urutan.

(3) Guru menanyakan kepada siswa yang bertugas menjelaskan

materi ahli kelompok tersebut dan membandingkan dengan materi

ahli dari kelompok asal yang lain.

(4) Setelah beberapa siswa membacakan materi ahli yang sama,

guru mengevaluasi dan memberikan tambahan materi yang kurang.

(5) Guru memberikan balikan yanng positif mengenai performan

siswa di depan kelas, dan memberikan komentar dan penguatan, agar

lebih baik dalam performan berikutnya.

(6) Guru menjelaskan kepada siswa rangkaian materi ahli secara

keseluruhan, dan memberikan materi tambahan yang tidak dibahas

oleh siswa.

(7) Guru meminta siswa untuk melengkapi catatan dan laporan

mereka.

c) Kegiatan penutup (2 menit)

(1) Guru memberikan tugas untuk menyelesaikan rangkuman materi di

rumah secara berkelompok asal serta melengkapi catatan sesuai

dengan materi yang telah didiskusikan di akhir pertemuan ini.

(2) Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan minggu

selanjutnya yaitu melanjutkan materi selanjutnya.

Page 154: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

4) Pertemuan 4 Siklus 2 (waktu 45 menit).

a) Kegiatan awal (waktu 5 menit)

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran. Siswa masuk semua.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tentang

bentuk-bentuk interaksi sosial.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

ini.

(5) Rambu-rambu belajar . Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

proses Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam

pembentukan kepribadian sebagai gambaran tentang materi yang

akan di sampaikan.

b) Kegiatan inti (35 menit)

(1) Eksplorasi. Guru menjelaskan konsep kepribadian dan kebudayaan.

Guru menghubungkan antara kepribadian dan kebudayaan.

Materi yang disampaikan ditampilkan dalam bentuk power poin

sehingga siswa tertarik dalam kegiatn pembelajaran.

(2) Elaborasi. Guru bertanya jawab dengan siswa untuk

mengidentifikasi Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai,

norma dalam pembentukan kepribadian.

(3) Konfirmasi. Guru memberikan balikan yanng positif mengenai

pendapat siswa yang memberikan contoh Sosialisasi sebagai proses

pengenalan nilai, norma

c) Kegiatan Akhir (5 menit)

(1) Guru menanyakan apakah ada materi yang kurang jelas. Kemudian

guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar

mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari

Page 155: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-

sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

(2) Guru memberi evaluasi dengan menanyakan contoh Sosialisasi

sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan

kepribadian di lingkungan masyarakat.

(3) Kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk belajar

mempersiapkan Ulangan harian 3 pada pertemuan selanjutnya.

5) Pertemuan 5 siklus 2 (waktu 45 menit)

a) Evaluasi Pembelajaran.

(1) Guru membagikan lembar kertas untuk menuliskan jawaban.

(2) Guru memberikan rambu-rambu kepada siswa untuk mengerjakan

soal secara mandiri.

(3) Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa di kelas.

b) Kegiatan Penutup

(1) Guru bertanya kepada siswa mengenai ujian yang dilaksanakan.

(2) Membahas soal-soal evaluasi.

6) Pertemuan 6 siklus 1 (waktu 45 menit)

a) Kegiatan Awal

(1) Salam Pembukaan

(2) Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan kelayakan kelas

dalam proses pembelajaran.

(3) Apersepsi. Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan

mengulas sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tentang

bentuk-bentuk interaksi sosial.

(4) Motivasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

ini.

(5) Rambu-rambu belajar. Siswa pemperhatikan peta konsep tentang

proses pembentukan kelompok, lembaga dan organisasi serta

perubahan dan dinamika kehidupan sosial sebagai gambaran

tentang materi yang akan di sampaikan.

b) Kegiatan Inti

Page 156: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Pelaksanaan remidial dan pengayaan siswa.

c) Kegiatan Penutup.

Mengumumkan score hasil kerja kelompok kooperatif yang dikerjakan

oleh siswa dalam siklus 2.

c. Observasi dan interpretasi

Peneliti bertindak sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru saat

penelitian berlangsung. Berikut merupakan uraian hasil observasi pada

pertemuan 1, 2, 3, 4, 5 dan 6:

1) Penjelasan konsep awal.

Penjelasan konsep awal merupakan langkah pertama dalam

pelaksanaan model kooperatif tipe Jigsaw II. Tahap ini dilakukan dalam

satu kali pertemuan yaitu 45 menit. Pada tahapan ini siswa diberikan

pengetahuan dasar mengenai sosialisasi serta faktor pendorong sosialisasi

yang terjadi dalam diri individu.

Guru memasuki kelas pada pukul 12.20, karena jam pelajaran ke 8

ini dimulai sehabis istirahat kedua maka siswa belum terkondisi dengan

baik. Namun pada pertemuan sebelumnya guru telah menekankan kepada

siswa untuk masuk kelas secepat mungkin agar tidak menggangu kegiatan

pembelajaran.

Dalam kegiatan awal model pembelajaran ini siswa

memperhatikan dengan seksama materi yang disampaikan oleh guru. Hal

ini dikarenakan siswa telah memahami adanya turnamen yang diadakan

guru. Guru bersama dengan peneliti telah merumuskan bahwa pada

kegiatan awal ini siswa diberikan konsep dasar terlebih dahulu mengenai

sosialisasi sehingga pada kegiatan selanjutnya siswa sudah mengerti

dengan konsep sosialisas.

Guru membuka pelajaran dengan pertama-tama memberikan

apersepsi kepada siswa mengenai pelajaran yang telah diajarkan pada

pertemuan sebelumnya. Siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan guru

sebanyak-banyaknya. Suasana kompetisi didalam kelas sudah mulai

Page 157: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

terasa, meski hanya datang dari beberapa siswa. Setelah itu guru

memberikan balikan yang positif sebagai upaya meluruskan jawaban

siswa.

Setelah itu guru mengemukakan tujuan dari pembelajaran pada

kompetensi dasar ini. Guru menunjukkan kepada siswa bahwa tujuan dari

kegiatan pembelajaran ini antara lain sebagai berikut:

(a) Mendefinisikan pengertian sosialisasi dan Kepribadian

(b) Menjelaskan tahap Sosialisasi

(c) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi sosialisasi

(d) Menjelaskan Bentuk Sosialisasi

(e) Menjelaskan agen sosialisasi yang berperan dalam proses sosialisasi

(f) Menjelaskan Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam

pembentukan kepribadian .

Seusai menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan kegiatan

pembelajaran, guru selanjutnya menjelaskan mengenai konsep dasar pada

materi sosialisasi yang akan dipelajari meliputi pengertian sosialisasi, dan

faktor yang mempengaruhi sosialisasi dan bentuk-bentuk sosialisasi, lalu

agen sosialisasi yang meliputi beberapa lembaga, lembaga dan Sosialisasi

sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian.

Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan pengertian sosialisasi. Kita

telah disosialisasi oleh berbagai lembaga di sekeliling kita selama ini.

Guru menjelaskan bahwa tanpa disadari kegiatan sosialisasi telah berlaku

dalam diri manusia sejak kecil.

Guru melanjutkan pelajaran dengan memperlihatkan beberapa

gambar. Lalu guru menjelaskan kepada siswa bahwa gambar-gambar

tersebut merupakan sosialisasi. Guru selanjutnya menanyakan kepada

siswa mengapa hal tersebut disebut sosialisasi.

Guru memberikan tampilan beberapa pengertian sosialisasi.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengemukakan pendapat mereka

mengenai sosialisasi. Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru. Guru

menampung jawaban siswa. Lalu guru menyuruh siswa menuliskan poin-

Page 158: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

poin penting dari pengertian sosialisasi pendapat siswa. Guru menekankan

beberapa poin yang dapat dijadikan pijakan pengertian sosialisasi.

Guru selanjutnya menjelaskan mengenai faktor pendorong

sosialisasi dalam masyarakat. Selain menjelaskan, guru juga memberikan

contoh sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari. Guru menekankan

berbagai sosialisasi yang dialami oleh siswa sejak kecil. Setelah materi

yang diberikan selesai, guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil

dari kegiatan belajar. Guru meminta beberapa siswa menjelaskan

pengertian sosialisasi dengan kalimat siswa sendiri. Selain itu guru juga

menyuruh siswa menuliskan poin-poin penting yang telah dipelajari dalam

pertemuan ini. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai bentuk

evaluasi. Selain itu guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari

bentuk-bentuk interaksi sosial dalam masyarakat.

Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pada pertemuan

selanjutnya kegiatan belajar di kelas akan dilaksanakan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Guru

menjelaskan bahwa siswa akan belajar secara berkelompok dan akan

melaksanakan kegiatan meliputi kegiatan diskusi kelompok ahli, diskusi

kelompok asal, presentasi, ujian serta pengakuan kelompok mana yang

mendapatkan nilai tim paling tinggi. Guru mengakhiri pelajaran.

Dari peneliti, dalam kegiatan pembelajaran hanya mengamati

kegiatan pembelajaran saja atau sebagai observer. Selain itu peneliti

mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Peneliti juga mengamati

kegiatan pembelajaran dan mengobservasi tingkat keaktifan belajar siswa

melalui lembar observasi kelas secara umum. Secara terperinci hasil

observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 264.

Adapun hasil dari lembar observasi siswa secara umum keaktifan siswa

dalam kegiatan pembelajaran pada tahap ini adalah 77,6. Keaktifan belajar

siswa secara singkat ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Page 159: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Tabel 18. Keaktifan Belajar Siswa Setiap Aspek Siklus 2

Pertemuan 1.

No Indikator Prosentase

1 Visual 78,12 %

2 Lisan 68,75 %

3 Mendengarkan 71,87 %

4 Menulis 78,12 %

5 Mental 90,62 %

6 Emosional 78,12 %

Rata-rata 77,60 %

(Sumber: data primer PTK, 2012)

Keaktifan belajar siswa juga diamati secara berkelompok. Secara

terperinci hasil observasi keaktifan belajar kelompok dapat dilihat pada

lampiran halaman 264. Adapun perolehan kelompok secara singkat

ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 19. Keaktifan Belajar Siswa Perkelompok Siklus 2 Pertemuan 2

No Kelompok Ketua kelompok Nilai diskusi

1 Auguste Comte Nilam 284

2 Spencer Cristiana 366

3 Webber Anom 316

4 Herbert Mead Daniel 400

5 Paul Horton Abi 297

6 Peter Berger Joko 267

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 280

8 Habermas Nawa 283

(Sumber: data primer, 2012)

2) Diskusi kelompok ahli

Kegiatan diskusi kelompok yang dilaksankan pada siklus 2 tidak

lengkap, hal ini dikarenakan terdapat 3 siswa dari kelompok 8 yang tidak

masuk. Untuk itu kelompok 8 dianggaptidak ikut berkompetisi dalam

Page 160: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

kegiatan ini. Satu anggota dari kelompok 8 selanjutnya bergabung dengan

kelompok 2. Kelompok yang berkompetisi dalam siklus 2 hanya 7

kelompok.

Diskusi kelompok ahli dilakukan oleh siswa pada pertemuan

kedua. Diskusi kelompok ahli ini dilaksanakan dengan waktu 15 menit.

Dimana setiap kelompok membicarakan materi yang berbeda antara satu

kelompok ahli dengan kelompok ahli yang lain. Dalam pokok bahasan

Interaksi Sosial ini materi kelompok dibagi menjadi 4, antara lain sebagai

berikut:

a) Jenis sosialisasi

b) Media sosialisasi keluarga dan teman sejawat

c) Media sosialisasi sekolah, lingkungan kerja dan media massa

d) Proses sosialisasi

Sebelum diskusi kelompok ahli dimulai, siswa dibagi terlebih

dahulu menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Setiap

siswa dalam kelompok asal ini diberi kartu berwarna yang berbeda antara

satu sama lain. Setelah siswa menerima kartu, siswa akan mengetahui

materi apa yang akan mereka diskusikan bersama kelompok ahli.

Pengelompokan ini sesuai dengan pembagian kelompok

sebelumnya, sehingga siswa tinggal berkumpul saja dengan kelompok

sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung dengan cepat dan tidak

menghabiskan waktu.

Namun, karena kelompok ahli yang terbentuk disetiap kelompok

menjadi 8 siswa perkelompok maka setiap kelompok ahli dibagi lagi

menjadi 2 kelomok diskusi sehingga kelompok diskusi lebih efektif

daripada kelompok kerja yang terlalu banyak anggotanya.

Guru selanjutnya mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok

ahli. Kelompok ahli merah 1 dan 2 membahas mengenai jenis sosialisasi.

Kelompok ahli kuning1 dan 2 membahas mengenai media sosialisasi

keluarga dan teman sejawat. Kelompok ahli hijau 1 dan 2 mendiskusikan

mengenai media sosialisasi sekolah, lingkungan kerja, dan media masa.

Page 161: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Sedangkan kelompok ahli biru 1 dan 2 membicarakan mengenai proses

sosialisasi.

Setelah pengkondisian selesai, guru membagikan materi yang telah

dirangkum dari berbagai sumber belajar baik itu buku paket, LKS, maupun

dari internet. Guru memberikan materi yang berada didalam map berwarna

sesuai dengan kelompok ahli siswa. Materi tersebut merupakan bahan bagi

siswa untuk didiskusikan bersama-sama.

Kegiatan diskusi kelompok ahli berlangsung dengan tenang,

bahkan sangat hening. Siswa dengan serius melaksanakan kegiatan diskusi

kelompok ahli. Beberapa kelompok terlihat aktif berdiskusi misalnya

adalah kelompok kuning 2, kelompok hijau 1 dan hijau 2. Aktivitas siswa

yang muncul dalam diskusi ini antara lain adalah aktivitas berbicara,

mendengarkan, menulis, berpendapat bertanya dan keseriusan siswa dalam

berdiskusi.

Diskusi siswa pada siklus kedua ini telah berlangsung dengan

serius. Siswa sudah mengetahui tugas dan tanggungjawabnya terhadap

kelompok asal, sehingga melaksanakan diskusi dengan cermat.

Namun juga masih terdapat siswa yang bercanda dengan temannya

sendiri. Guru dengan tegas mengarahkan siswa untuk segera

menyelesaikan diskusi.

Meskipun materi diskusi telah dikurangi, waktu yang diberikan

dalam diskusi tetap belum sesuai dengan materi yang disajikan dalam

lembar materi. Kebanyakan kelompok asal tidak selesai melaksanakan

diskusi yang ada. Siswa terpaksa harus melaksanakan kegiatan diskusi

dengan tergesa-gesa dan mencatat bagian penting dari materi diskusi saja.

Setelah waktu habis, guru mengarahkan siswa untuk kembali ke

kelompok asal mereka dan melaksanakan diskusi kelompok asal.

3) Diskusi kelompok asal.

Kegiatan diskusi kelompok asal dilaksanakan dalam satu

pertemuan dengan diskusi kelompok ahli. Diskusi kelompok asal

dilakukan setelah diskusi kelompok ahli selesai dilaksankaan. Diskusi

Page 162: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

kelompok ahli seharusnya diberi waktu diskusi 30 menit, namun karena

dalam diskusi kelompok ahli memerlukan waktu tambahan, terpaksa

diskusi dalam kelompok asal ini hanya 25 menit.

Pada dasarnya setiap siswa memiliki tanggung jawab yang sama

terhadap anggota kelompok asal mereka untuk menjelaskan kembali hasil

diskusi kelompok ahli masing-masing. Selain menjelaskan kepada anggota

kelompoknya yang lain, siswa juga mempunyai tanggung jawab untuk

menuliskan hasil kerjanya dalam lembar hasil diskusi siswa kelompok

asal.

Kegiatan ini dimulai ketika siswa sudah berkumpul kembali

dengan kelompok ahli mereka. Setelah itu guru memberikan lembar hasil

diskusi kelompok asal yang digunakan untuk menuliskan hasil diskusi

secara singkat.

Siswa memulai diskusi setelah berkumpul dengan kelompok asal.

Namun tetap saja waktu yang diberikan 25 menit tidak cukup untuk

menjelaskan materi ahli, serta menuliskan hasil laporan kelompok asal.

Kebanyakan siswa tidak menyampaikan hasil diskusi yang telah

dilaksanakan dalam kelompok asal karena waktu yang singkat. Rata-rata

siswa hanya menuliskan kembali materi yang telah mereka pelajari dari

diskusi di kelompok ahli.

Guru selalu memberitahu siswa bahwa kegiatan diskusi akan

segera selesai, dan siswa harus segera menyelesaikan diskusi dan hasil

diskusinya, sehingga siswa melaksanakaan kegiatan diskusi dengan

tergesa-gesa.

Pada akhirnya, sampai dengan pergantian jam pelajaran, siswa

belum menyelesaikan hasil diskusi kelompok asal dalam lembar hasil

diskusi siswa yang telah disediakan oleh guru. Akhirnya guru meminta

siswa untuk melanjutkannya diluar jam pelajaran dan dikumpulkan pada

hari senin.

Diskusi kelompok asal merupakan tahap yang penting dalam upaya

peningkatan keaktifan belajar siswa, karena tahap ini merupakan strategi

Page 163: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu pada

tahap ini juga, siswa dinilai kinerjanya untuk diakumulasikan sebagai nilai

tim.

Berdasarkan lembar observasi kelas secara keseluruhan didapatkan

data keaktifan belajar siswa pada setiap indikator rata-rata 86,65 %.

(Secara lengkap lihat lampiran halaman 267). Data keaktifan belajar setiap

indikator ditampilkan secara singkat sebagai berikut:

Tabel 20. Aspek Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan 2

No Indikator Prosentase

1 Visual 86,6 %

2 Lisan 90 %

3 Mendengarkan 80 %

4 Menulis 90 %

5 Mental 93,3 %

6 Emosional 80 %

Rata-rata 86,65

(Sumber: data primer, 2012)

Keaktifan belajar siswa juga diamati secara berkelompok. Secara

terperinci hasil observasi keaktifan belajar kelompok dapat dilihat pada

lampiran halaman 267. Adapun perolehan kelompok secara singkat

ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 21. Nilai Keaktifan Belajar Siswa Perkelompok Siklus 2 Pertemuan 2

No Kelompok Ketua kelompok Nilai diskusi

1 Auguste Comte Nilam 316 2 Spencer Cristiana 367 3 Webber Anom 350 4 Herbert Mead Daniel 383 5 Paul Horton Abi 349 6 Peter Berger Joko 332 7 Pitirim Sorokin Tesalonika 329 8 Habermas Nawa 100

(Sumber: data primer, 2012)

Page 164: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

4) Kegiatan presentasi siswa

Presentasi siswa dilaksanakan oleh kelompok asal sebagai bentuk

pelaporan kelompok dan sebagai cara yang efektif bagi guru untuk

mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi yang diberikan.

Dengan begitu guru bisa mengetahui bagian materi mana yang perlu

diluruskan konsepnya atau dijelaskan kembali.

Diskusi siswa dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Waktu yang

digunakan dalam pertemuan ini 45 menit. Guru bersama peneliti telah

menyusun cara sehingga waktu tidak habis dalam kegiatan presentasi saja,

namun juga untuk menyilangkan hasil diskusi siswa dalam kelompok asal.

Guru membuka pelajaran seperti biasa. Sebelum kegiatan diskusi

dimulai guru mengabsen kehadiran siswa terlebih dahulu. Selanjutnya

guru mengulas bahwa materi yang akan dibicarakan merupakan materi

yang didiskusikan dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya. Guru

selanjutnya menanyai siswa apakah ada kelompok yang berani tampil

terlebih dahulu.

Beberapa siswa ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok asal mereka. siswa tersebut menjelaskan mengenai materi ahli

yang dituliskan oleh teman, sehingga terlihat siswa menguasai materi atau

tidak.

Kelompok yang melakukan presentasi pertama adalah kelompok 6

yang diwakili oleh Joko. Joko mempresentasikan materi ahli milik Huda.

Ternyata terdapat beberapa materi yang tidak dijelaskan kepada kelompok

ahli. Hal ini dikarenakan waktu yang tidak mencukupi. Setelah itu guru

mencoba untuk menyanyai kelompok lainnya, yaitu kelompok 3 yang

dijawab oleh Putu. Putu memberikan beberapa tambahan terhadap materi

yang disampaikan oleh Joko.

Selain itu kelompok lainnya yang maju kedepan adalah kelompok

2 yang diwakili oleh Dewa. Dari materi yang disampaikan oleh Dewa

diluruskan oleh pemegang materi ahli yaitu Kharisma. Selain itu guru juga

membandingkan materi dengan hasil dari kelompok lain yaitu kelompok 1.

Page 165: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Kelompok 1 diwakili oleh Nilam yang mengemukakan bahwa materi yang

disampaikan oleh Dewa telah lengkap.

Keberhasilan diskusi ahli terlihat dalam hal ini. Presentasi siswa

lalu dicocokkan dengan ahli materi dari kelompok lain. Apakah materi

yang dikemukakan lengkap atau tidak.

Lalu guru memberikan penjelasan terhadap materi tersebut. Guru

menjelaskan lebih detail dan menjelaskan secara keseluruhan materi yang

telah dipresentasikan oleh siswa.

Diakhir kegiatan pembelajaran, guru meluruskan beberapa konsep

yang salah dimengerti oleh siswa. Selain itu guru juga memberikan

contoh-contoh dari bentuk interaksi sosial baik yang bersifat asosiatif

maupun disasosiatif, sehingga siswa mengetahui contoh yang betul.

Selanjutnya siswa mengumpulkan lembar hasil diskusi yang

mereka bawa. Guru menjelaskan kepada siswa akan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu mengenai proses pembentukan

kelompok, lembaga dan organisasi serta perubahan dan dinamika

kehidupan sosial.

Dari kegiatan presentasi ini keaktifan belajar siswa diamati melalui

lembar observasi kelas dan lembar observasi kelompok ahli. Berdasarkan

observasi kelas didapatkan keaktifan rata-rata setiap aspek adalah 81,25

(untuk lebih detail dapat dilihat pada lampiran halaman 269). Selain untuk

mengetahui keakttifan siswa dikelas, juga untuk mendapatkan nilai siswa

dalam kegiatan observasi.

Tabel 22. Aspek Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan 3

No Indikator Prosentase 1 Visual 78,12 2 Lisan 84,37 3 Mendengarkan 93,75 4 Menulis 90,62 5 Mental 59,37 6 Emosional 84,37

Rata-rata 81,25 (Sumber: data primer, 2012)

Page 166: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Keaktifan siswa didalam kelompok juga diamati dalam kegiatan

ini. Secara terperinci keaktifan belajar siswa dalam aktivitas kelompok

dapat dilihat pada halaman 269. Data keaktifan belajar siswa berkelompok

dalam kegiatan presentasi didapat sebagai berikut:

Tabel 22. Nilai Keaktifan Siswa dalam Siklus 2 Pertemuan 3

No Nama Kelompok Ketua kelompok Presentasi

1 Auguste Comte Nilam 284

2 Spencer Cristiana 366

3 Webber Anom 317

4 Herbert Mead Daniel 366

5 Paul Horton Abi 317

6 Peter Berger Joko 333

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 317

8 Habermas Nawa 316

(Sumber: Data Primer, 2012)

5) Pelanjutan materi Sosialisasi

Pertemuan ke 4 dalam siklus 2 adalah pelanjutan Sosialisasi

sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian.

Waktu dalam pertemuan ini adalah 45 menit. Dalam kegiatan

pembelajaran, keaktifan siswa yang ditekankan adalah aktivitas visual

memperhatikan dan aktivitas mendengarkan. Selain itu siswa diharapkan

akan mencatat bagian penting materi yang disampaikan oleh guru yang

tidak ada di media atau buku mereka.

Guru memulai pelajaran dengan membuka salam didepan kelas.

Selanjutnya guru mengabsen siswa terlebih dahulu. Setelah itu guru

mencoba untuk menanyai siswa mengenai pelajaran sebelumnya sebagai

bentuk apersepsi.

Siswa menjawab pertanyaan guru dengan berani, karena memang

materi yang diajarkan pada hari ini merupakan materi lanjutan dari

pelajaran hari sebelumnya. Guru menunjuk beberapa siswa untuk

menyebutkan sosialisasi yang ada di sekolah. Siswa menjawab pertanyaan

Page 167: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

guru, selanjutnya guru menanyai siswa yang lain. Guru menanyakan

kepada siswa mengenai peranan sekolah dan teman dekat sebagai agen

sosialisasi. Siswa menjawab dengan antusias.

Setelah itu guru tidak lupa memberitahukan tujuan dari kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan itu. Setelah menjabarkan

tujuan satu persatu, guru menjelaskan mengenai peta konsep akan materi

yang akan dibicarakan secara garis besarnya.

Guru menjelaskan konsep kepribadian dan budaya. Penjelasan ini

dimulai dengan menampilkan beberapa gambar mengenai orang-orang

dengan latar belakang budaya yang berbeda dan menggunakan pakaian

yang berbeda pula. Guru menekankan bagaimana seorang individu akan

begitu kuat terikat dengan budayanya.

Guru menghubungkan antara kepribadian dan kebudayaan.

Menjelaskan bagaimana kebudayaan dapat mempengaruhi kehidupan

seseorang. Lalu guru meminta siswa untuk memberikan contoh dari

budaya mereka sendiri. Guru bertanya jawab dengan siswa untuk

mengidentifikasi Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam

pembentukan kepribadian.

Siswa di X 9 kebetulan berasal dari berbagai budaya. Salah satunya

Dewa yang lahir di Bali. Mengemukakan berbagai unsur budaya yang

mempengaruhi kehidupan keluarganya meskipun keluarganya telah hidup

di Solo lama. Selain itu beberapa siswa juga memberikan pendapat dari

budaya mereka.

Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa

yang memberikan contoh Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai,

norma dalam pembentukan kepribadian di lingkungan siswa.

Setelah penjabaran selesai, guru meminta siswa untuk

menyimpulkan hasil dari kegiatan belajar pada pertemuan ini. Guru

menampung jawaban dari siswa, lalu bersama dengan siswa guru

meyimpulkan hasil pembelajaran. Guru menuliskan poin-poin penting dari

konsep yang ada di papan tulis.

Page 168: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai post test.

Pertanyaan seputar serta dikalangan masyarakat.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri di

pertemuan berikutnya. Pada pertemuan berikutnya akan diadakan kegiatan

evaluasi siswa yang dilakukan dengan harapan siswa akan mendapatkan

nilai yang lebih baik.

Dalam pertemuan ini keaktifan siswa diamati secara keseluruhan.

Adapun rata-rata keaktifan belajar siswa dari berbagai aspek adalah

79,17%. Hasil observasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran

halaman 271. Secara singkat, keaktifan belajar siswa pada setiap aspek

dapat dilihat dalam tabelsebagai serikut:

Tabel 24. Keaktifan Belajar Siswa pada Pertemuan 4 Siklus 2.

No Indikator Prosentase 1 Visual 96,87 % 2 Lisan 71,87 % 3 Mendengarkan 90,62 % 4 Menulis 59,37 % 5 Mental 84,37 % 6 Emosional 75 %

Rata-rata 79,17% (Sumber: data primer, 2012)

Keaktifan siswa didalam kelompok juga diamati dalam kegiatan

ini. Secara terperinci keaktifan belajar siswa dalam aktivitas kelompok

dapat dilihat pada halaman.271. Data keaktifan belajar siswa berkelompok

dalam kegiatan presentasi didapat sebagai berikut:

Tabel 25. Keaktifan Siswa dalam Siklus 2 Pertemuan 4.

No Nama Kelompok Ketua kelompok Presentasi

1 Auguste Comte Nilam 284

2 Spencer Cristiana 366

3 Webber Anom 317

4 Herbert Mead Daniel 366

5 Paul Horton Abi 317

No Nama Kelompok Ketua kelompok Presentasi

Page 169: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

6 Peter Berger Joko 333

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 317

8 Habermas Nawa 316

(Sumber: Data Primer, 2012)

6) Pelaksanaan evaluasi

Evaluasi dalam siklus ini dilaksanakan pada pertemuan ke 5.

Evaluasi dilaksanakan sebagai pengukur hasil belajar maupun keaktifan

belajar siswa, untuk itulah sangat penting dilakukan evaluasi. Selain itu

dari kegiatan evaluasi dapat diketahui perkembangan yang dicapai siswa

dalam satu kompetensi dasar. Kegiatan evaluasi dilaksanakan selama 45

menit.

Guru membuka pelajaran dengan salam, lalu tidak lupa mengecek

kehadiran siswa di kelas. Siswa menyiapkan kertas jawaban dan alat tulis

secepatnya. Selanjutnya guru meminta siswa untuk memasukkan buku-

buku sosiologi dan hanya terdapat kertas jawaban, kertas soal dan alat tulis

di meja.

Kegiatan evaluasi dimulai ketika guru membagikan soal uji

kompetensi 4. Hasil evaluasi belajar secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran halaman 279. Adapun rentang nilai pada evaluasi ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 26. Rentang Nilai Siswa Siklus 2

Rentang Nilai Keterangan Jumlah Siswa Prosentase

96 – 100 Sangat baik

sekali 0 % 91- 95 Sangat baik 1 3,125 % 86 – 90 Baik 11 34, 375 % 81 – 85 Cukup Baik 6 18, 75 % 76 – 80 Cukup 14 43, 75 %

75- kebawah Kurang 0 0% Rata-rata siswa setelah siklus 2 didapatkkan 84,62.

7) Pengakuan tim.

Page 170: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Pengakuan tim merupakan langkah terakhir dalam kegiatan

pembelajaran. Pengakuan tim dilaksanakan pada pertemuan ke 6 dengan

waktu 45 menit. Pengakuan tim dilakukan sebagai bentuk penghargaan tim

manakah yang paling aktif dan mendapatkan nilai tertinggi dalam kegiatan

kelompok.

Berdasarkan nilai diskusi kelompok asal, kegiatan presentasi, dan

ulangan harian juara tim pada siklus 2 adalah Herbert Mead. (untuk lebih

terperinci lihat halaman 287) Secara singkat nilai tim ditampilkan sebagai

sebagai berikut:

Tabel 27. Hasil nilai Tim pada Siklus 2

No Kelompok Ketua skor akhir

1 Herbert Mead Daniel 1851

2 Spencer Cristiana 1794

3 Webber Anom 1682

4 Paul Horton Abi 1587

5 Pitirim Sorokin Tesalonika 1587

6 Peter Berger Joko 1564

7 Auguste Comte Nilam 1486

8 Habermas Nawa 1340 (Sumber: Data Primer, 2012)

d. Analisis dan refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus kedua

peneliti dan guru melakukan analisis melalui refleksi dengan hasil sebagai

berikut :

1) Kelemahan siswa dalam siklus pertama sebagai berikut:

a) Siswa kurang sadar dalam upaya berdiskusi. Dalam kegiatan diskusi

yang ada, siswa tidak berupaya untuk mengangkat isu-isu apa yang

terkait namun hanya membaca materi dan mencatatnya saja.

b) Siswa tergesa-gesa dalam kegiatan diskusi sehingga materi yang

didiskusikan tidak terselesaikan semuanya.

Page 171: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

2) Kelemahan guru dalam siklus kedua sebagai berikut:

a) Sekali lagi guru terlalu luas membagi materi Jigsaw yang diberikan

kepada siswa, sehingga siswa harus cepat-cepat melaksanakan

diskusi kelompok ahli.

b) Alokasi waktu yang hanya 1 x 45 menit merupakan hambatan dalam

pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II ini.

Berdasarkan observasi dan refleksi diatas yang peneliti lakukan

bersama dengan guru dan siswa, kekurangan atau ketidaksesuaian dalam

kegiatan pembelajaran disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut

antara lain sebagai berikut;

a) Waktu yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw II tidak cukup hanya 1x 45 menit, sehingga dalam

pelaksanaannya siswa tergesa-gesa dalam kegiatan pembelajaran,

khususnya dalam kegiatan diskusi kelompok baik kelompok ahli

maupun kelompok asal.

b) Materi yang disajikan dalam pembahasan Jigsaw sebaiknya tidak terlalu

luas sehingga diskusi siswa dapat berjalan dengan santai. Materi yang

terlalu luas akan membutuhkan waktu yang banyak.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan siklus

kedua dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw II dapat peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata

pelajaran sosiologi.

Pada siklus pertama keaktifan belajar siswa meningkat meskipun

sedikit. Hal ini dilihat melalui tabel keaktifan belajar siswa, dimana setiap

indikator aktivitas belajar menunjukkan kenaikan meskipun sedikit. Keaktifan

pada siklus 1 ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 28. Aspek Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus 1

Page 172: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

No Pertemuan 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

1 1 90,60 53,10 56,30 40,60 43,70 68,80 58,85

2 2 93,70 56,30 75,00 78,10 46,00 75,00 70,68 3 3 78,10 75,00 56,30 46,80 50,00 62,50 61,45 4 4 84,30 68,70 93,70 46,80 40,60 71,80 67,65

rata-rata 86,68 63,28 70,33 53,08 45,08 69,53 64,66 (Sumber: Data Primer PTK, 2011)

Sedangkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 8. Keaktifan Belajar Siswa Pasca Siklus 1

Hasil observasi siklus pertama yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa

aktivitas yang terjadi belum menunjukan perbaikan yang signifikan. Hal ini

terlihat pada diagram hasil observasi keaktifan siswa didalam kelas maupun

dalam kelompok yang telah dianalisis dan ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 29. Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus 1.

Page 173: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

No tindakan 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

1 Pra

siklus 81,25 60,95 42,2 40,6 40,6 46,85 52,08 2 Siklus 1 86,68 63,28 70,33 53,08 45,08 69,53 64,66

Jumlah kenaikan 5,43 2,33 28,13 12,48 4,48 22,68 12,58

Gambar 9. Perbandingan Keaktifan Belajar Pra Siklus dan Siklus 1

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa keaktifan belajar siswa secara

keseluruhan dapat dikatakan meningkat. Peningkatan yang terlihat mencolok

dan sangat besar terdapat pada indikator kegiatan mendengarkan dan kegiatan

emosional yaitu peningkatan mencapai 28,13% dan 22,68%. Pada aspek

visual meningkat sebesar 5,43% dari 81,25 % setelah penerapan model

kooperatif Jigsaw II pada siklus 1 menjadi 86,68% sehingga aspek keaktifan

belajar secara visual dapat dikatakan sangat baik. Pada aspek lisan terjadi

peningkatan sebesar 2,33%, dari 60,95% menjadi 63,28% sehingga dapat

keaktifan belajar siswa pada aspek lisan termasuk kategori sedang.

Sedangkan pada aspek mendengarkan keaktifan belajar siswa meningkat

sebesar 28,13 % dari 42,2% sampai dengan 70,33% masuk pada kategori

keaktifan baik. Pada aspek menulis peningkatan keaktifan 12,48 % yaitu dari

Page 174: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

40,6% sampai 53,08% sehingga keaktifan belajar termasuk kategori kurang.

Pada aspek mental, keaktifan belajar meningkat 4,48% dari 40,6% mencapai

45,08% sehingga keaktifan belajar pada aspek mental tergolong dalam

kategori kurangk. Namun pada aspek emosi keaktifan belajar siswa

meningkat 22,68% dari 46,85% ke 69,53% sehingga keaktifan belajar siswa

pada aspek ini masuk kategori sedang.

Dari berbagai peningkatan keaktifan tersebut, rata-rata keaktifan siswa

yang dicapai pada siklus 1 adalah 64,66 atau meningkat 12,58% sehingga

dapat dikatakan rata-rata keaktifan belajar dikelas meningkat dari kurang

menjadi sedang atau cukup. Peningkatan keaktifan belajar siswa ini apabila

dikaitkan dengan hipotesis penelitian masih belum mencukupi yaitu

peningkatan keaktifan belajar 64,01% kurang dari 80%, sehingga

disimpulkan keaktifan belajar siswa dalam siklus ini belum tercapai.

Selain dari segi keaktifan, peningkatan belajar ini juga berimplikasi

terhadap hasil belajar siswa. Adapun rata-rata nilai siswa pra penelitian,

siklus1 ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Hasil Evaluasi Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Jigsaw II Siklus 1.

Gambar 10. Perbandingan Nilai Pra Penelitian dan Hasil Belajar Siklus 1

Rata-rata hasil belajar siswa pada pra penelitian adalah 82, 12.

Sedangkan dari hasil evaluasi siswa setelah siklus 1 dilaksanakan, rata-rata

Page 175: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

nilai siswa adalah 82,15. Nilai siswa meningkat 0,03% dari kegiatan

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II. Meskipun

nilai tidak naik secara signifikan, namun nilai juga tidak mengalami

penurunan sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif Jigsaw II tidak membawa dampak negatif terhadap

hasil belajar siswa.

Hasil observasi pada siklus kedua dapat dilihat bahwa aktivitas yang

terjadi dalam kelas dalam pelajaran Sosiologi telah meningkat dengan

signifikan. Hal ini terlihat pada tabel dan diagram keaktifan siswa yang telah

dianalisis dan ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 30. Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus 2.

No Pertemuan 1 2 3 4 5 6 Rata-

rata

1 1 78,12 68,75 71,87 78,12 90,62 78,12 77,60

2 2 86,21 89,65 79,31 89,65 93,10 79,31 86,21

3 3 78,12 84,37 93,75 65,62 84,37 81,25 81,25

4 4 96,87 71,87 90,62 59,37 84,37 75,00 79,17

rata-rata 84,83 78,66 83,89 73,19 88,12 78,42 81,06

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Tabel diatas selanjutnya dibandingkan dengan keaktifan siswa pra

penelitian dan siklus 1 ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 31. Perbandingankeaktifan Belajar Sisiwa pada Setiap Indikator Pra Siklus dengan Siklus 1 dan Siklus 2

No 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

1 Pra siklus 81,25 60,95 42,2 40,6 40,6 46,85 52,08 2 Siklus 1 86,68 63,28 70,33 53,08 45,08 69,53 64,66 3 Siklus 2 84,83 78,66 83,89 73,19 88,12 78,42 81,06

Jumlah kenaikan 3,58 17,71 41,69 32,59 47,52 31,57 28,98 (Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Sedangkan dalam bagan sebagai berikut:

Page 176: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

Gambar 11. Keaktifan Belajar Siswa dalam Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2.

Peningkatan keaktifan belajar siswa pada siklus kedua terlihat

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari data tabel dan bagan yang ditampilkan

diatas dimana rata-rata peningkatan keaktifan belajar sisiwa pada siklus ini

28,98%. Aspek visual meningkat 3,58% dari pra siklus yaitu 81,25% menjadi

84,83% sehingga dapat dikatakan bahwa keaktifan belajar masuk dalam

kategori sangat baik. Pada aspek mendengarkan keaktifan belajar siswa

meningkat sebesar 17,71% dari pra siklus yaitu 60,95% menjadi 78,66%

sehingga keaktifan belajar siswa pada aspek ini dapat dikatakan baik.

Sedangkan dalam aspek keaktifan lisan keaktifan belajar siswa meningkat

dengan pesat sebesar 41,69% dari 42,2% menjadi 83,89% sehingga dapat

dikatakan keaktifan mendengar siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat

baik. Dalam aspek menulis jugamengalami peningkatan yang cukup besar

yaitu 32,59% dari 40,6 menjadi 73,19 sehingga keaktifan belajar siswa dapat

dikatakan baik. Dalam aspek mental keaktifan belajar siswa meningkat

47,52% atau meningkat dari pra siklus 40,6% menjadi 88,12% sehingga

keaktifan belajar siswa masuk pada kategori sangat baik. Pada aspek

Page 177: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

emosional keaktifan belajar siswa meningkat sebesar 31,57 dari pra siklus

46,85% menjadi 78,42 sehingga keaktifan belajar siswa pada aspek ini

tergolong baik. Dari berbagai aspek keaktifan belajar tersebut didapatkan

keaktifan rata-rata kelas siswa dalam kegiatan pembelajaran setelah siklus 2

adalah 81,06.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa keaktifan belajar siswa pada

siklus 2 keseluruhan meningkat. Peningkatan keaktifan belajar siswa pada

siklus ini telah meningkat dengan signifikan yaitu sebesar 81,06% atau

meningkat 28,98% dari 52,08%. Dengan keaktifan rata-rata 81,06% dapat

disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa termasuk kategori baik sekali.

Keaktifan belajar siswa ini apabila dikaitkan dengan hipotesis penelitian telah

mencukupi yaitu peningkatan keaktifan belajar lebih dari 80%, sehingga

dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw II dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Selain dari segi keaktifan, peningkatan belajar ini juga berimplikasi

terhadap hasil belajar siswa. Adapun rata-rata nilai siswa pra penelitian,

siklus1 dan siklus bagan sebagai berikut:

Gambar 11. Peningkatan Nilai Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil evaluasi siswa telah

meningkat dari siklus sebelumnya. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 2

adalah 84,62% atau meningkat 2,47% dari siklus pertama yaitu 82,15%.

Dengan demikian peningkatan keaktifan belajar pada siswa kelas X 9 juga

ikut dengan kenaikan hasil belajar siswa.

Page 178: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

Sedangkan pemenang tim dalam siklus kedua ini adalah tim. Adapun

hasil perolehan tim sebagai berikut:

Tabel 32. Pemenang Kompetisi pada Siklus 2

No Kelompok Ketua skor akhir

1 Herbert Mead Daniel 1851

2 Spencer Cristiana 1794

3 Webber Anom 1682

4 Paul Horton Abi 1587

5 Pitirim Sorokin Tesalonika 1587

6 Peter Berger Joko 1564

7 Auguste Comte Nilam 1486

8 Habermas Nawa 1340 Perbandingan antara penilaian pada siklus pertama dengan kedua

mengalami perubahan. Pada siklus pertama juara tim adalah tim Spencer,

sedangkan pada siklus kedua dimenangkan oleh tim Herbert Mead, sehingga

dapat disimpulkan bahwa pemenang tim dapat berubah sesuai dengan tingkat

keaktifan anggota kelompok dalam aktivitas di dalam kelas.

Page 179: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus 2,

dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan

keaktifan belajar mata pelajaran sosiologi pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 1

Surakarta tahun pelajaran 2011/ 2012. Hal ini dilihat dari keaktifan siswa yang

meningkat pra siklus 52,08% ke siklus 1 64,66 % sampai dengan 81,06% pada

siklus 2. Dikatakan berhasil karena keaktifan belajar siswa ≥ dari hipotesisi

kerja yaitu 80%.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa secara

keseluruhan meningkat. Pada aspek visual meningkat sebesar 5,43%, aspek

lisan meningkat sebesar 2,33%, aspek mendengarkan meningkat sebesar

28,13%, aspek menulis peningkatan keaktifan 12,48%, aspek mental

meningkat 4,48% dan pada aspek emosi keaktifan belajar siswa meningkat

sampai dengan 22,68%. Secara keseluruhan keaktifan belajar siswa dapat

ditingkatkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II yang

mana keaktifan belajar siswa kelas X 9 SMA Negeri 1 Surakarta naik sebesar

12,58% sehingga dari 52,08% mencapai 64,66% sehingga keaktifan belajar

siswa masuk dalam kategori cukup baik atau sedang.

3. Pada siklus 2 penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

keaktifan belajar siswa meningkat secara signifikan. Keaktifan belajar siswa

pada aspek visual meningkat 3,58%, aspek lisan keaktifan belajar siswa

meningkat sebesar 41,69%, aspek mendengarkan meningkat 17,71%, aspek

menulis meningkat 32,59%, aspek mental meningkat 47,52% dan aspek

emosional meningkat sebesar 31,57%. Dari berbagai aspek keaktifan belajar

tersebut didapatkan keaktifan rata-rata kelas siswa dalam kegiatan

pembelajaran setelah siklus 2 adalah 81,06 % sehingga keaktifan belajar siswa

masuk dalam kategori baik sekali atau sangat baik.

160

Page 180: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II selain dapat

meningkatkan keaktifan belajar siswa didalam kelas, juga membawa

peningkatan pada hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata

hasil belajar siswa pasca siklus 2 meningkat dari 82,15 menjadi 84,62.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan tersebut dapat diketahui

bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat mengingkatkan keaktifan

belajar mata pelajaran sosiologi pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 1 Surakarta

tahun pelajaran 2011/ 2012. Dengan demikian implikasi dari simpulan tersebut

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian tersebut memaparkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan keaktifan belajar

mata pelajaran sosiologi pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 1 Surakarta. Hal

ini menunjukkan secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

salah satu acuan untuk memilih model pembelajaran dalam mata pelajaran

sosiologi guna meningkatkan keaktifan belajar siswa yang disesuaikan dengan

tujuan pembelajaran, materi pelajaran, sarana dan prasarana, serta karakteristik

siswa.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru

dan calon guru untuk menentukan strategi dan model pembelajaran yang

variatif dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pembelajaran, guru dapat memilih model pembelajaran

yang tepat, efektif, dan efisien sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa khususnya pada mata pelajaran sosiologi.

C. SARAN

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dkeaktifan

belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi, maka dapat disampaikan saran-saran:

1. Bagi Kepala Sekolah

Page 181: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

a) Sekolah sebaiknya mendorong guru untuk melaksanakan PTK sesuai

dengan bidang studinya baik itu formal ataupun informal untuk

memperbaiki proses pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran akan

meningkat dan dapat meningkatkan kualitas sekolahan serta output

keluaran siswa.

b) Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam membimbing guru

sesuai dengan bidang studinya untuk melaksanakan pembelajaran dengan

berbagai model pembelajaran kooperatif, khususnya pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw II sehingga proses pembelajaran menjadi lebih

berarti bagi siswa dan hasil belajar menjadi meningkat lebih baik.

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya harus mengubah dari teacher center

ke student center. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II siswa

mempunyai peran aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran

hendaknya siswa diberi kesempatan untuk aktif dalam kegiatan belajar,

sehingga siswa akan mampu mengkonstruksikan pengalamannya ke dalam

konsep yang dimilikinya. Guru dalam mengajar hendaknya berperan sebagai

fasilitator dan motivator yang mampu menyediakan pengalaman belajar yang

memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam melakukan proses belajar.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran,

selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha

belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

Page 182: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standart Kompetensi Guru.Bandung:Remaja Rosdakarya

Abin Syamsuddin Makmun.2004. Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya

Agus Suprijono. 2009. COOPERATIVE LEARNING. Teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anita Lie. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor : Ghalia Indonesia.

CHAN Kam-wing. 2004. Using ‘Jigsaw II’ in Teacher Education Programmes. The Hong Kong Institute of Education Hong Kong Teachers’ Centre Journal Vol. 3. Hong Kong Teachers’ Centre.

Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

E. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Rosdakarya.

Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Erny Wijayanti. 2005. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dengan Dua Peubah. Semarang : UNNES

Farida Hanum. 2011. Konsep, Materi Dan Pembelajaran Sosiologi dalam Seminar Regional Pemebelajaran dan Pendidikan Karakter Mapel Sosiologi. Surakarta: FISIP Sosiologi.

Feri Gustin. 2009. Jurnal Wawasan Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 4 No.1 Januari 2009. Sumatera Barat: Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hasbullah. 1999. Dasar Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

H.B. Sutopo. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

163

Page 183: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

I G. A. K Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka

Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni dan Mohd. Arif. Hj. Ismail. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Jamal Ma’mur Asmani. 7 Tips Aplikasi PAKEM, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Jogjakarta: Diva Press.

Jasa Ungguh Muliawan. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Gava Media

http://www.jigsaw.org/overview.htm diakses pada 1 Septemberr 2011

Kamanto Sunarto. 1998. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Martinis Yamin. 2008. Paradigma Pendidikan Kontrukstivistik Implementasi KTSP dan UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Gaung Persada

Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nawawi. 2010. Keaktifan Belajar Siswa. Diakses melalui http://nawawielfatru.blogspot.com/2010/07/keaktifan-belajar.html pada 14 Desember 2011

Nunuk Suryani. 2010. Majalah Ilmiah Pengetahuan Sosial Vol.10 No.1 Maret 2010. Surakarta: Jurusan pendidikan IPS FKIP UNS

Racmat Djatun Dkk. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Redja Mudyaharja. 2002. Pengantar Pendidikan., Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan Indonesia Pada Khususnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Richard M. Felder. 2010. Active Learning: An Introduction. Cary, North Carolina: Education Designs, Inc.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Page 184: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.

Silberman, Mel. 1996. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: pustaka insan madani.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Soedomo Hadi. 2003. Pendidikan Suatu Pengantar. Surakarta: UNS Press

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Umar Tirtarahardja, S.L La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta bersama DEPDIKNAS.

UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003.

UU Sisdiknas No. 2 tahun 1989

Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Page 185: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

Page 186: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

Page 187: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

LAMPIRAN 1.1 LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

No Nama siswa Indikator keaktifan siswa Nilai rata-rata 1 2 3 4 5 6

1

2

3

4

5

..

..

32

Jumlah

Prosentase

a. Indikator tindakan 1. Visual/ Memperhatikan/ Membaca 2. Mendengarkan 3. Berbicara/ Diskusi/ Menjawab Pertanyaan Guru 4. Mencatat Penjelasan Guru 5. Mental 6. Emosional

Surakarta, ........ 2011 Observer

Page 188: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

LAMPIRAN 1.2 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

PRA PENELITIAN (Pertemuan 1)

No Nama Siswa Indikator Keaktifan Siswa Jumlah

Nilai Rata-Rata

1 2 3 4 5 6

1 Abi Dhabith P V V V 3 50 2 Achmad Afandi V V V V 4 66,6 3 Agita Zafi

Rahmasari V V V V 4 50

4 Alifa Nindita D V V 2 33,3 5 Annisa Yorinta

Sari V V V V 4 66,6

6 Aulia Syifa V V V 3 50 7 Bramantya Samuel

R V V V V 4 66,6

8 Christiana Catur R V V V V 4 66,6 9 Daniel Christianto

S V V V V V 5 83,3

11 Dewa Atu Putu N V V V 3 50 12 Dyan Adi Prakoso V V V 3 50 13 Hafidz Bahtiar P V V 2 33,3 14 Huda Diwang A V V 2 33,3 15 Joko Cahyo

Baskoro V V V V 4 66,6

16 Kezia Ardelia F V V V V 4 66,6 17 Kharisma Resti

K.D V V 2 33,3

18 Kidung Dalu Sriyoko

V V V 3 50

19 Maria Retno Savitri V V V 3 50 20 Mutia Ulinur V V V V 4 66,6 21 Nilam Ikasari V V V 3 50 22 Oktaverika A V V V 3 50 23 Putu Anom S V V V 3 50 24 Qonita Khoirun

Nisa V V V 3 50

25 Ratri Febriastuti V V V 3 50 26 Rhizqi Nuurannisa V V 2 33,3 27 Rm Nawa

Yamashita V V V 3 50

28 Senigi Oktario Putra

V V V 3 50

29 Seno Aji Haryanto V V V 3 50

Page 189: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

30 Tesalonika Mardani

V V V 3 50

31 Utri Wichaksari V V V 3 50 32 Yonif Fafan Iriano V V V 3 50 Jumlah 28 20 13 13 11 14 99 Prosentase 87,5 62,5 40,6 40,6 34,3 43,7 51,6 51

Nomor Indikator 1. Visual/ Memperhatikan/ Membaca 2. Mendengarkan 3. Berbicara/ Diskusi/ Menjawab Pertanyaan Guru 4. Mencatat Penjelasan Guru 5. Mental 6. Emosional

Surakarta, 22 September 2011

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

Page 190: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

LAMPIRAN 1.3 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

PRA PENELITIAN (Pertemuan 2)

No Nama Siswa Indikator Keaktifan Siswa Jumlah

Nilai Rata-Rata

1 2 3 4 5 6

1 Abi Dhabith P V V V 3 50 2 Achmad Afandi V V V V 4 66,6 3 Agita Zafi

Rahmasari V V V V 4 50

4 Alifa Nindita D V V 2 33,3 5 Annisa Yorinta

Sari V V V V 4 66,6

6 Aulia Syifa V V V 3 50 7 Bramantya Samuel

R V V V V 4 66,6

8 Christiana Catur R V V V V 4 66,6 9 Daniel Christianto

S V V V V V 5 83,3

11 Dewa Atu Putu N V V V 3 50 12 Dyan Adi Prakoso V V V 3 50 13 Hafidz Bahtiar P V V 2 33,3 14 Huda Diwang A V V 2 33,3 15 Joko Cahyo

Baskoro V V V V 4 66,6

16 Kezia Ardelia F V V V V 4 66,6 17 Kharisma Resti

K.D V V 2 33,3

18 Kidung Dalu Sriyoko

V V V 3 50

19 Maria Retno Savitri V V V 3 50 20 Mutia Ulinur V V V V 4 66,6 21 Nilam Ikasari V V V 3 50 22 Oktaverika A V V V 3 50 23 Putu Anom S V V V 3 50 24 Qonita Khoirun

Nisa V V V 3 50

25 Ratri Febriastuti V V V 3 50 26 Rhizqi Nuurannisa V V 2 33,3 27 Rm Nawa

Yamashita V V V 3 50

28 Senigi Oktario Putra

V V V 3 50

29 Seno Aji Haryanto V V V 3 50

Page 191: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

30 Tesalonika Mardani

V V V V 4 66,6

31 Utri Wichaksari V V V V 3 60,6 32 Yonif Fafan Iriano V V V 3 50 Jumlah 24 19 14 15 14 16 102 Prosentase 75 59,4 43,8 40,6 46,9 50 53,1 53

Nomor Indikator 1. Visual/ Memperhatikan/ Membaca 2. Mendengarkan 3. Berbicara/ Diskusi/ Menjawab Pertanyaan Guru 4. Mencatat Penjelasan Guru 5. Mental 6. Emosional

Surakarta, 24 September 2011

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

Page 192: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

LAMPIRAN 1.4 HASIL OLAHAN DATA OBSERVASI AWAL

Keaktifan belajar siswa pra penelitian.

No pertemuan 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

1 1 87,5 62,5 40,6 40,6 34,3 43,7 51,53 2 2 75 59,4 43,8 40,6 46,9 50 52,62

rata-rata 81,25 60,95 42,2 40,6 40,6 46,85 52,075 Tabel diatas diolah sebagai bagan sebagai berikut:

Keaktifan siswa pada pra penelitian digambarkan sebagai berikut:

Page 193: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

LAMPIRAN 1.5 FIELD NOTE PRA PENELITIAN

1. Observasi kelas hari pertama

Hari/ tanggal : Kamis, 22 September 2011 Waktu : 12.20 -13.10 Tempat : Kelas X9 SMA Negeri 1 Surakarta Deskripsi kegiatan belajar di kelas.

Guru mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dibuat.

Pada waktu guru memberikan pelajaran melalui tahap pelaksanaan mengajar.

Setelah bel pelajaran berganti, guru segera masuk kedalam kelas. Pertama-tama

guru mengkondisikan kelas dan menguasai kelas terlebih dahulu. Selanjutnya

sebelum memulai pelajaran, guru mengamati keadaan kelas dan meminta siswa

untuk merapikan letak meja mereka serta membersihkan ruang elas. Bila ada

sampah-sampah kecil disekeliling meja mereka, harus dipungut dan dibuang

terlebih dahulu.

Guru menyampaikan materi dibantu dengan menggunakan media LCD

dan Proyektor, materi yang akan disampaikan mengenai lembaga keluarga. Cara

guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah dan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Selain memberikan materi yang ada dalam

buku, guru juga memberikan materi yang tidak ada dalam buku, yaitu

menggunakan referensi dari internet.

Guru menyampaikan materi secara urut, jelas dan menarik, sehingga

dapat dengan mudah diterima siswa. Guru meminta siswa memperhatikan dan

meminta siswa meninggalkan aktivitas lain yang mengganggu jalannya pelajaran.

Namun, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat setelah

materi ajar disampaikan. Guru senantiasa melibatkan peran serta siswa, misalnya

siswa diberi pertanyaan mengenai contoh-contoh kasus terkait dengan materi yang

diajarkan. Terkadang guru menunjuk beberapa orang siswa secara acak untuk

menjawab pertanyaan yang diberikan guru agar semua siswa siap jika nantinya

diberi pertanyaan,

Setelah selesai menyampaikan materi, guru meminta respon kepada

siswa dengan cara bertanya pada siswa tentang kejelasan materi. Apabila siswa

masih belum jelas dan bertanya, maka guru menjelaskan kembali serta menjawab

Page 194: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

pertanyaan siswa. Apabila siswa sudah mengerti dan tidak ada pertanyaan maka

guru melanjutkan materi. Di dalam setiap penyampaian materi guru selalu

mengiringi dengan humor, sehingga pembelajaran berjalan dengan enak, asyik

dan menyenangkan. Suasana kelas pun sangat mendukung. Ada beberapa siswa

yang aktif dalam proses pembelajaran, namun ada juga siswa yang menggangu

teman lain saat sedang konsentrasi pada kegiatan pembelajaran.

Sebelum pelajaran diakhiri, guru menyimpulkan materi yang

disampaikan, kemudian memberikan hasil evaluasi dari belajar siswa mengenai

materi yang telah disampaikan dengan memberikan penilaian berupa pertanyaan

kepada siswa. Setelah itu, guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas dan

mengucapkan salam.

Sikap guru di kelas berpembawaan tenang, ramah, bersahabat namun

dengan tetap mempunyai wibawa yang tinggi di mata siswa-siswanya. Selain itu

dalam pembelajaran guru mampu berfungsi sebagai moderator, fasilitator serta

evaluator, ketiga hal tersebut harus menjadi dasar guru dalam bersikap di kelas.

Ketika menerangkan guru berada di depan kelas, atau sesekali menuliskan hal-hal

penting di papan tulis, bahkan kadang berjalan mengelilingi kelas (siswa), sembari

mengecek dan mendekati siswa-siswa yang mungkin kurang memperhatikan

pelajaran.

Sedangkan sikap siswa dalam kegiatan belajar cederung kurang aktif.

Aktivitas siswa yang terlihat hanya memperhatikan/ visual dan mnedengarkan.

Ada beberapa siswa yang menulis namun hanya satu dua siswa saja. Siswa tidak

banyak bertanya dan hanya menjawab pertanyaan guru saja.

Kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Guru

melaksanakan model pembelajaran ceramah bervariasi sehingga menekankan

pada penyampaian materi kepada siswa saja, tanpa memikirkan dari segi

siswanya.

2. Observasi kelas hari kedua

Hari/ tanggal : Sabtu, 24 September 2011 Waktu : 09. 45 – 10. 30 Tempat : Kelas X9 SMA Negeri 1 Surakarta Deskripsi kegiatan belajar di kelas.

Page 195: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

Pada observasi ini peneliti duduk dibelakang dan hanya mengamati

kegiatan pembelajaran saja. Masuk kedalam kelas, seperti biasa guru

mengucapkan salam dan mempersiapkan kondisi sekeliling kelas. Guru menyuruh

siswa memungut sampah yang terlihat berserakan dilantai kelas.

Guru memulai pelajaran dengan menayangkan power poin terlebih dahulu.

Cara mengajar guru ceramah bervariasi yang cukup santai. Materi yang

disampaikan pada pertemuan ini adalah nilai sosial. Guru memulai penjelasan

dengan menanyakan nilai siswa dalam kegiatan pembelajaran kemaren bahwa

pada pertemuan sebelumnya telah dibahas mengenai lembaga keluarga. Lembaga

keluarga merupakan salah satu dari banyak lembaga yang memiliki fungsi penting

dalam kehidupan bermasyarakat. Lalu guru juga menyanyakan beberapa wajah

artis mana yang cantik mana yng tidak cantik. Siswa banyak yang tertarik dan ikut

mnejawab kegiatan pelajaran saat itu.

Selanjutnya guru menampilakn gambar-gambar yang memperlihatkan

perbedaan antara baik dan buruk. Dan guru menyanyakan kepada siswa:

Guru: gambar mana yang menurutmu baik?

Siswa: gambar yang pertama pak....

Guru: mengapa disebut baik?

Siswa menjawab bersamaan dengan tidak jelas. Lalu guru menyuruh salah satu

untuk mewakili menjawab pertanyaan tersebut. Salah satu siswa mnejawab

Siswa: bahwa hal itu dikatakan baik karena mengandung kebaikan pak. Karena

punya nilai tertentu.

Selanjutnya guru mulai menjelaskan kepada siswaapa yang disebut

dengan nilai sosial. Guru juga menjelaskan karakteristik nilai dan jenis-jenis nilai

kepada siswany6a. Lalu guru meberikan contoh nilai dalam kehidupan di sekolah.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk memberikan contoh nilai yang ada dalam

lingkungan keluarga dan masyarakat mereka.

Namun karena kesantaian guru ini malah mnejadikan siswa tidak

mendengerkan malah berbicara dengan temannya sendiri. Ada beberapa siswa

yang benar-benar mendengarkan ada juga yang tidak peduli. Guru dengan segera

Page 196: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

menegur siswa yang tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Siswa

selanjutnya diberi beberapa pertanyaan sebagai wujud postes.

Pada pertemuan ini siswa cukup menyadari bahwa ada orang asing

didalam kelas, sehingga mereka merasa terganggu dan sering melihat kebelakang

kelas.

Page 197: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

LAMPIRAN 1.6 PEDOMAN WAWANCARA

(Pra Penelitian)

Informan Tujuan Pelaksanaan Daftar pertanyaan Guru Untuk mengetahui

kondisi awal kegiatan belajar dari sudut pandang guru mata pelajaran sosiologi kelas X 9 sebelum dilakukan tindakan

(Pra Penelitian)

1. Biodata informan 2. Dikelas berapa saja anda

mengajar? 3. Berapa kali anda mngajar mata

pelajaran sosiologi dalam seminggu?

4. Dari kegitan pembelajaan yang anda lakukan masalah apa saja yang sering terjadi didalam kelas?

5. Bagaimanakah anda menyelesaikan masalah tersebut?

6. Bila terdapat masalah, menurut anda apa penyebab paling mendasar dari permasalahan tersebut?

7. Apakah anda pernah melaksanakan PTK?

8. Model serta media pembelajaran apa yang anda gunakan saat mengajar?

9. Apakah anda sudah maksimal dalam menggunakan media pembelajaran?

10. Apakah anda juga sudah maksimal dalam penerapan variasi model pembelajaran?

11. Adakah kendala atau kesulitan dalam penerapan model pembelajaran tersebut?

12. Menurut anda apa saja yang perlu ditingkatkan/ diperbaiki dari KBM yang anda lakukan?

13. Pernahkan anda mendengar pembelajaran kooperatif?

14. Apakah anda pernah menggunakan model pembelajaran ini?

15. Bagaimanakah tanggapan anda mengenai model pembelajaran kooperatif jigsaw II?

16. Pernahkah anda menggunakan

Page 198: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

model ini? Siswa Untuk mengetahui

tanggapan siswa mengenai model pembelajaran yang diterapkan guru selama ini di kelas X9 pada mata pelajaran sosiologi.

(Pra Penelitian)

1. Menurut anda bagaimanakah metode pembelajaran yang diterapkan didalam kelas selama ini?

2. Bagaimanakah model pembelajaran yang anda harapkan?

3. Bagaimana nilai anda pada mata pelajaran sosiologi saat ini?

4. Apakah anda sudah merasa aktif dikelas? alasannya?

5. Apakah selama ini anda termotivasi untuk belajar sosiologi?alasannya?

6. Bagaimanakah interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara guru- siswa dan siswa- siswa?

7. Apa guru selalu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran sosiologi untuk selalu aktif didalam kelas?

8. Apa saran anda untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas pada mata pelajaran sosiologi?

Page 199: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

LAMPIRAN 1.7

HASIL WAWANCARA (Pra Penelitian)

Informan Pertanyaan Jawaban Guru 22 September 2011. Pukul 13.20 WIB Tempat perpustakaan SMA Negeri 1 Surakarta.

1. Biodata informan saya baru 5 tahun mengajar mbak, menjadi guru disini dulu ikut CPNS. Dan beruntung saya ditempatkan disini. Rumah saya di mojosongo, depan SMA Negeri 6 Surakarta itu lho mbak.

2. Dikelas berapa saja anda mengajar?

Untuk tahun ini saya mengajar hanya beberapa kelas saja. Yaitu kelas X 9, X10 lalu kelas akselerasi. Hal ini karena guru sosiologi disini banyak mbak, dan lagi karena jam sosiologi banyak dipakai oleh guru untuk sertifikasi yang harus mengajar 24 jam dalam seminggu. Padahal dulu sebelum ada sertifikasi guru-guru banyak yang hanya mengajar kelas XI saja atau kelas XII saja. Dulu pas awal saya mengajar malah dijatah mengajar seluruh kelas X.

3. Berapa kali anda mngajar mata pelajaran sosiologi dalam seminggu?

Ya, seminggu setiap kelas 2 kali pertemuan mbak. Saya mengajar hari senin, kamis, jumat sama sabtu. Itupun paling sehari hanya mengajar 2 jam saja.

4. Dari kegitan pembelajaan yang anda lakukan masalah apa saja yang sering terjadi didalam kelas?

Kalo masalah sih tidak terlalu banyak mbak. Rata-rata siswa disini mudah nyantol dengan pelajaran yang diberikan. Terlebih pada kelas-kelas akselerasi, siswanya itu gampang nangkep materi pelajaran. Kalo kelas yang SBI sih ya biasa mbak. Namanya juga siswa pilihan. Tapi secara umum masalah yang terjadi dikelas banyak siswa yang mengantuk, tidak memperhatikan, berbicara dengan teman seperti itu. Tapi itukan hal yang biasa.

5. Bagaimanakah anda menyelesaikan masalah tersebut?

Biasanya siswa seperti itu saya tegur saja. Terkadang saya suruh keluar kelas daripada menggangu. Tapi kadang juga kasihan. Jadi saya hanya menegur, terkadang saya beri pertanyaan.

Page 200: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

6. Bila terdapat masalah, menurut anda apa penyebab paling mendasar dari permasalahan tersebut?

Ya begitulah mbak,siswa sering menyepelekan pelajaran sosiologi. Mungkin karena materinya monoton.

7. Apakah anda pernah melaksanakan PTK?

Wah.... belum pernah mbak. Tapi kalo menerapkan model-model pembelajaran saja pernah.

8. Model serta media pembelajaran apa yang anda gunakan saat mengajar?

Kalau pelajaran sinkron dengan model pembelajaran tertentu ya saya pakai model pembelajaran yang sesuai. Misalnya bermain peran, atau diskusi dan presentasi kelompok. Namun hal itu menghabiskan waktu dan kurang efisien. Jadi model pembelajaran yang saya terapkan ya ceramah bervarias. Saya menggunakan powerpoin dalam menjelaskan materi pelajaran kepada siswa agar tidak monoton. Ya kadang saya sisipi gambar dan bila memungkinkan juga video.

9. Apakah anda sudah maksimal dalam menggunakan media pembelajaran?

Media itu kan banyak. Kalau maksimal saya berusaha semaksimal mungkin. Selain power poin saya juga memanfaatkan LKS, serta buku pelajaran diktat sosiologi yang bilibgual. Setidaknya kan anak-anak harus mengetahui pelajaran sosiologi dengan bahasa Inggris.

10. Apakah anda juga sudah maksimal dalam penerapan variasi model pembelajaran?

Tergantung situasi dan kondisi mbak. Kalo waktunya ada ya dalam satu KD pasti paling tidak saya menerapkan model pembelajaran tertentu. Tapi kalo waktunya tidak ada saya tidak berani main-main dengan materi yang saya berikan. Salah-salah nanti tidak selesai. Wah... bisa kacau.

11. Adakah kendala atau kesulitan dalam penerapan model pembelajaran tersebut?

Kendalanya sih waktu ya mbak, juga media. Dan saya takutnya kalo memakai model pembelajaran terlalu sering, anak-anak nanti susah menangkap materi pelajaran, dan esensi dari belajar itu sendiri berubah mbak. Makanya saya tidak sering-sering melaksanakan pembelajaran dengan model tertentu.

Page 201: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

12. Menurut anda apa saja yang perlu ditingkatkan/ diperbaiki dari KBM yang anda lakukan?

Saya rasa sudah cukup bagus ya mbak, namun juga tidak menutup kemungkinan kalo pembelajaran yang saya lakukan itu sempurna.

13. Pernahkan anda mendengar pembelajaran kooperatif?

Pembelajaran berkelompok kan? Sya sudah pernah dengar, dan beberapa kali mencoba menerapkan model pembelajaran ini.

14. Bagaimanakah tanggapan anda mengenai model pembelajaran kooperatif jigsaw II?

Wah... kalo jigsaw II saya belum tahu. Tapi kalau jigsaw saja saya sudah pernah menerapkan. Ya cukup bagus untuk kegiatan belajar namun cukup repot dalam pelaksanaannya mbak. Kalo megang beberapa kelas akan cukup sulit bagi guru.

15. Pernahkah anda menggunakan model ini?

Belum pernah mbak, saya pernah melakukan jigsaw, tapi kurang berhasil dan tidak saya pakai. Kurang berhasil karena memang waktu itu saya memegang banyak kelas, dan saya agak malas melaksanakan prosedur yang terlalu rumit.

Siswa Nama : Cristiana Hari : Sabtu, 24 september 2012. Waktu: 13.20 Tempat: perpustakaan SMA Negeri 1 Surakarta.

1. Menurut anda bagaimanakah metode pembelajaran yang diterapkan didalam pelajaran sosiologi di kelas selama ini?

Wah... gimana ya mbak. Benernya sih jelas mbak, tapi kadang bosen juga powerpoin terus. Nek bisa ki ya yang variatif gitu lho mbak. Apa nonton film, apa diluar kelas gitu mbak. Pokoknya bosen mbak. Udah pelajaran lain susah, sosiologi gak seru,

2. Bagaimanakah model pembelajaran yang anda harapkan?

Ya yang seru mbak. Yang menantang. Kalo bisa studi keluar, ke masyarakat atau kemana gitu. Kan kajian sosiologi mempelajari tentang masyarakat. Kan bisa praktik gimana gitu lho mbak.

3. Bagaimana nilai anda pada mata pelajaran sosiologi saat ini?

Nilai sih pas-pasan mbak. Hehe... seringkali pas ulangan itu ulangan semua mbak. Ngepasi sama pelajaran itung-itungan yang lebih sulit. Mau gak mau kan yo belajar untuk pelajaran lain dulu.

4. Apakah anda sudah merasa aktif dikelas? alasannya?

Ya paling mendengarkan penjelasan guru mbak. Kan paling-paling guru Cuma pake powerpoin mbak. Nyatet g pernah mbak, habis gak ada tugas nyatet. Paling nanti ngeprin power poin guru buat belajar. Tapi kalo ngerjain tugas tetep

Page 202: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

selalu lho mbak.

5. Apakah selama ini anda termotivasi untuk belajar sosiologi?alasannya?

Biasa aja mbak. Apa ya motivasinya, gak ada tuh mbak.

6. Apa guru selalu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran sosiologi untuk selalu aktif didalam kelas?

Ya kalo menyuruh aktif tidak mbak, paling guru menyuruh mendengarkan ato memperhatikan aja mbak.

7. Apa saran anda untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas pada mata pelajaran sosiologi?

Apa ya mbak, kalo bisa itu pelajaran dibuat yang menarik, ada game-game permainan gitu lho mbak, biar gak monoton. Kan kasian kalo murid belajar yang berat-berat terus materinya. Pas pelajaran sosiologi ya kalo bisa agak refresing gitu.

8. Bagaimanakah saran anda untuk guru?

Pelajaran sosiologi itu yang nyenengin kalo bisa. Biar anak-anak pada seneng gitu lho mbak.

Page 203: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

LAMPIRAN 1.8 NILAI ULANGAN SISWA PRA PENELITIAN

no Nama Ulangan pra siklus

1 Abi Dhabith Praptanda 80 2 Achmad Afandi 89 3 Agita Zafi Rahmasari 85 4 Alifa Nindita Diwasari 78 5 Annisa Yorinta Sari 85 6 Aulia Syifa 77 7 Bramantya Samuel Rizki Argiyan 84 8 Christiana Catur Retnowati 84 9 Daniel Christianto Setyo P 90 10 Dewa Atu Putu Nadya Hareswari 80 11 Dyan Adi Prakoso 92 12 Hafidz Bahtiar Priyono 77 13 Huda Diwang Aryoseto 84 14 Joko Cahyo Baskoro 89 15 Kezia Ardelia Fidiasari 90 16 Kharisma Resti Kurnia Diah S 90 17 Kidung Dalu Sriyoko 80 18 Maria Retno Savitri 77 19 Mutia Ulinur 81 20 Nilam Ikasari 80 21 Oktaverika Asrowifah 78 22 Putu Anom Suryawan 77 23 Qonita Khoirun Nisa 84 24 Ratri Febriastuti 89 25 Rhizqi Nuurannisa 77 26 Rm Nawa Yamashita Jaya Muliawan 77 27 Senigi Oktario Putra 79 28 Seno Aji Haryanto 78 29 Tesalonika Mardani 83 30 Utri Wichaksari 80 31 Yonif Fafan Iriano 77 32 Zafirah Rizka 77

Nilai rata-rata kelas 82,125

Page 204: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

LAMPIRAN 1.9 PEMBAGIAN KELOMPOK JIGSAW

NO NAMA KETUA ANGGOTA 1 COMTE NILAM 1. MUTIA ULINUR

2. RHIZQI NUUR

3. ALIFA

4. NINDITA

2 SPENCER CHRISTIANA 1. KHARISMA RESTI

2. DEWA AYU

3. ANISSA YORINTA

3 WEBBER ANOM 1. ACHMAD AFANDI

2. KEZIA ORDELIA

3. AGITA ZAFI

4 MEAD DANIEL 1. RATRI F

2. OKTAVERIKA

3. UTRI WICAKSARI

5 HORTON ABI 1. SENO AJI

2. HAFIDZ BP

3. DYAN ADI

6 BERGER JOKO 1. KIDUNG DS

2. HUDA DIWANG

3. YONIF FAFAN

7 SOROKIN TESALONIKA 1. ZAFIRA RIZKA

2. QONITA K

3. AULIA SYIFA

8 HABERMAS NAWA 1. MARIA RETNO

2. SENIGI

3. BRAMANTYA

Page 205: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

LAMPIRAN 1.10

LEMBAR LAPORAN KELOMPOK ASAL Lembar Laporan Kelompok Kooperatif Kelompok : No Nama Hasil Diskusi Kelompok Ahli 1

2

Page 206: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

3

4

Page 207: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

LAMPIRAN 1.11

JADWAL PELAJARAN KELAS X9 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Jam ke- Senin Selasa Rabu

1. 06.30 s.d. 07.15 2. 07.15 s.d. 08.00 3. 08.00 s.d. 08.45 4. 08.45 s.d. 09.30 09.30 s.d. .09.45 5. 09.45 s.d. 10.30 6. 10.30 s.d. 11.15 7. 11.15 s.d. 12.00 12.00 s.d. 12.30 8. 12.30 s.d. 13.15

Upacara/ Kerohanian Matematika Matematika

Fisika Istirahat Fisika

Kesenian Kesenian Istirahat Ekonomi

PKn Matematika P. Agama

Bahasa Jawa Istirahat Biologi Biologi Sejarah Istirahat

BK

Olah Raga Olah Raga Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Istirahat Bahasa Indonesia Agama Kimia Kimia

Jam ke- Kamis Jumat Sabtu 1. 06.30 s.d. 07.15 2. 07.15 s.d. 08.00 3. 08.00 s.d. 08.45 4. 08.45 s.d. 09.30 09.30 s.d. .09.45 5. 09.45 s.d. 10.30 6. 10.30 s.d. 11.15 7. 11.15 s.d. 12.00 12.00 s.d. 12.30 8. 12.30 s.d. 13.15

Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Matematika Matematika Istirahat Bahasa Jawa TIK TIK Biologi Sosiologi

Olahraga Fisika Kimia Ekonomi Istirahat Ekonomi Bahasa jerman

Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Istirahat Bahasa Indonesia Sosiologi Sejarah Istirahat Geografi

Page 208: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

LAMPIRAN 1.12 JADWAL PELAJARAN

SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUB PEKLAJARAN 2011/ 2012

Page 209: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

LAMPIRAN 1.13 DOKUMENTASI GAMBAR

PRA PENELITIAN

Interaksi guru dan siswa dalam pra penelitian. Guru menjelaskan kepada siswa materi pelajaran. Interaksi yang tercipta hanya searah oleh guru. Siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh, aktivitas siswa yang terlihat dalam pra penelitian hanyalah aktivitas visual dan mendengarkan.

Page 210: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

LAMPIRAN 2.1 SILABUS

Nama Sekolah : SMAN 1 Surakarta Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas/Program : X / RSBI Semester : 1 (satu) Tahun Pelajaran : 2011/2012 Standar Kompetensi : 1. Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

KOMPETENSI DASAR

MATERI POKOK/PEMBELAJA

RAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

WAKTU

SUMBER BELAJAR

1.1 Mendiskripsikan proses interaksi social sebagai dasar pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidupa

▪ Interaksi sosial dan dinamika sosial

TATAP MUKA : ▪ Secara individu menggali informasi dari berbagai reverensi perpustakaan tentang interaksi sosial dan dinamika social ▪ Menyimpulkan temuan pustaka tentang interaksi sosial dan dinamika sosial ▪ Secara kelompok mendiskusikan kartu kasus yang sudah disiapkan guru ▪ Secara klasikal merumuskan faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi social mnrt soerjono soekanto. ▪ Secara klasikal siswa dpt menganalisis faktor2 perubahan dinamika kebudayaan. ▪ secara individu memahami teori-teori perubahan

▪ Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial ▪ Menjelaskan faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial

Penilaian akhir tes tertulis dengan bentuk uraian. Ulangan Semester 1.

12 x 45’

Utama : Sosiologi X, BSE, PT. Intan Pariwara. Sosiologi Jilid I,II, Paul B. Horton Pendukung : www.scribd.com/../interaksi sosial sg.answer.yahoo.com/question/indek

Page 211: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

n sosial dinamika social budaya. ▪Secara individu mengungkapkan pengalaman berinteraksi social dalam masyarakat ▪ Secara individu menerapkan pola-pola interaksi untuk terbentuk keteraturan social. Diharapkan siswa dapat berperilaku baik sesuai dengan kelompoknya. PENUGASAN TERSTRUKTUR : Mengerjakan LKS Uji Kompetensi 3.

dan dinamika sosial ▪ Menghubungkan antara interaksi social dan keteraturan sosial

www.crayonpedia.org/mw/bentuk-bentuk interaksi sosial · Buku – buku dari

penerbit lain yang dipunyai siswa

Page 212: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

LAMPIRAN 2.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3

(RPP.3)

A. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Surakarta 2. Kelas : X 3. Semester : 1 4. Program : RSBI 5. Mata Pelajaran : Sosiologi 6. Jumlah Pertemuan : 10 kali Pertemuan

B. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat. C. KOMPETENSI DASAR :

Mendiskripsikan proses interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidupan social

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

1. Mendefinisikan interaksi sosial dan tindakan sosial 2. Menjelaskan mengenai pengertian interaksi sosial dan dinamika social 3. Mempelajari proses terjadinya interaksi social

4. Menjelaskan faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan dinamika social

5. Menjelaskan hubungan bentuk interaksi sosial dengan keteraturan sosial

E. TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat menjelaskan tentang : • Definisi interaksi sosial dan tindakan sosial. • Pengertian interaksi sosial dan dinamika sosial. • Proses terjadinya interaksi social • Faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan dinamika sosial. • Hubungan antara bentuk-bentuk interaksi sosial dan keteraturan sosial.

F. MATERI PEMBELAJARAN :

a. Pengertian tindakan sosial b. Pengertian interaksi social c. Ciri-ciri interaksi sosial d. Proses terjadinya interaksi social e. Syarat terjadinya interaksi social f. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial :

1. Imitasi, 2. Sugesti, 3. Identifikasi, 4. Simpati, 5. Motivasi, 6. Empati.

g. Bentuk-bentuk interaksi sosial :

Page 213: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

1. Proses social yang asosiatif a. Kerjasama b. Akomodasi c. Asimilasi d. Akulturasi

2. Proses social yang dis-asosiatif a. Persaingan/ Kompetisi b. Kontravensi c. Pertentangan/ Pertikaian/ Konflik

h. Pengertian keteraturan sosial i. Hubungan bentuk-bentuk interaksi social dengan keteraturan sosial

G. ALOKASI WAKTU : 5 X 2 X 45’ ( 10 X Pertemuan)

H. METODE PEMBELAJARAN :

1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab 4. Evaluasi./ Test.

I. SUBER BELAJAR :

1. Materi Utama : - Buku Sosiologi X, BSE, PT. Intan Pariwara - Buku LKS 2, Materi Penunjang : - Powerpoint ringkasan materi - Alamat : www.scribd.com/../interaksi sosial - Alamat : sg.answer.yahoo.com/question/indek - Alamat : www.crayonpedia.org/mw/bentuk-bentuk interaksi sosial

J. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN :

1. Papan tulis, spidol, penggaris dan penghapus. 2. LKS (Lembar Kegiatan Siswa)

3. Paparan dengan Power Point.

K. KEGIATAN PEMBELAJARAN :

1. Pertemuan Pertama

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal

Page 214: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

a. Motivasi : Pertama caranya 4 siswa disuruh maju di depan kelas, kemudian disuruh memperagakan aksi/ tindakan secara individu yang mempengaruhi orang lain (contoh:berhias di depan orang, menyanyi di depan peserta dll). Kedua ke 4 siswa tersebut disuruh memperagakan suatu tindakan yang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan komunikasi (contoh:proses jual beli di pasar, rapat RT dll). Kemudian dijelaskan maksudnya.

5’

Refleksi

b. Apersepsi : Apakah semua tindakan itu bisa disebut sebagai tindakan sosial? (disini siswa dapat menjawab menurut pendapat mereka sendiri, yang selanjutnya akan dijelaskan pada kegiatan inti oleh guru)

Empati

2 Kegiatan Inti a. Pertama eksplorasi tentang

Tindakan Sosial dan jenis-jenis tindakan sosial sebagai syarat terbentuknya Interaksi Sosial.

(Explorasi)

10’

b. Kemudian konfirmasi tentang pengertian Interaksi sosial, jenis-jenis interaksi sosial dan ciri-ciri interaksi sosial.

10’ Berani

c. Serta diskusi mengenai proses terjadinya interaksi sosial dan syarat terbentuknya Interaksi Sosial. (Ekplorasi/Elaborasi)

15’

3 Kegiatan Penutup a. Siswa bisa menyimpulkan

bedanya tindakan sosial dengan interaksi sosial serta jenis dan

5’

Menyimpulkan

Page 215: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

ciri-ciri dari interaksi sosial sekaligus proses terjadinya interaksi sosial.

b. Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Siswa menjawab salam penutup dari guru

Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) merangkum kesimpulan materi yang sudah dipelajari, yang harus dikerjakan yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan Kedua

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal a. Motivasi : Menjelaskan bahwa

ternyata banyak faktor yang mempengaruhi interaksi social dalam kehidupan kita sehari-hari. Misal: sekelompok orang berkumpul bersendau gurau dengan menggunakan pakaian punk rock, itu karena proses imitasi ataupun identifikasi karena kelompok idola mereka juga seperti itu.

5’

Refleksi

b. Apersepsi : Tanyakan pada siswa apakah ada factor yang lain dalam kehidupan kita sehari-hari? Ada, maka hal itu dijelaskan melalui diskusi kelas pada kegiatan inti.

Empati

2 Kegiatan Inti a. Elaborasi tentang faktor-faktor 10’

Page 216: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

yang mendorong terjadinya interaksi sosial . (Explorasi)

b. Kelas dibagi dalam 6 kelompok

untuk berdiskusi. Dengan tema: Imitasi, Sugesti, Identifikasi, Simpati, Motivasi dan Empati.

10’ Berani

b. Dalam 1 pertemuan diharapkan semua kelompok dapat kesempatan presentasi dan melakukan tanya jawab. (Ekplorasi/Elaborasi)

15’

3 Kegiatan Penutup a. Siswa secara acak disuruh

menyebutkan faktor-faktor yang mendorong interaksi sosial. (Kesimpulan)

5’

Menyimpulkan

b. Siswa menerima informasi tentang tugas (KMTT) yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Siswa menjawab salam penutup dari guru

Siswa menerima informasi tentang tugas (KMTT) Membuat rangkuman hasil dari diskusi kelas. 3. Pertemuan Ketiga :

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal

a. Motivasi : Peragakan 2 siswa untuk adegan meniru atau mengikuti perilaku bekerjasama dengan orang lain. Peragakan 2 siswa

5’

Refleksi

Page 217: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

melakukan kecenderungan seseorang untuk bersaing atau bertikai dengan

orang lain. Peragaan ketiga seorang siswa mencoba membantu dua orang yang melakukakan perselisihan. Selajutnya dijelaskan maksudnya.

b. Apersepsi : Apa saja yang kamu

ketahui tentang bentuk-bentuk Assosiatif dan Dissosiatif.

Empati

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi tentang bentuk-bentuk interaksi sosial dan keteraturan sosial(Explorasi)

10’

b. Elaborasi tentang bentuk-bentuk Assosiatif dan Dissosiatif.

10’ Berani

b. Konfirmasi mengenai berbagai faktor yang melatar belakangi atau mempengaruhi terjadinya interaksi sosial.(Ekplorasi/Elaborasi)

15’

3 Kegiatan Penutup a. Diharapkan siswa bisa ber-empati

berbagai faktor yang melatar belakangi atau mempengaruhi terjadinya interaksi sosial.

5’

Menyimpulkan

a. Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Page 218: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

197

c. Siswa menjawab salam penutup dari guru

Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) Mengerjakan Uji Kompetensi 3.

4. Pertemuan Keempat : Ulangan Harian. Alokasi Waktu : 45 menit. Soal : Uraian

L. ALAT EVALUASI : a. Tugas Terstruktur(PT) :

1. Jenis Test : a. Lisan secara individual random b. Test tertulis secara klasikal.

2. Soal Tes Uraian :

1. Jelaskan pengertian tindakan sosial! 2. Sebutkan ciri-ciri dari interaksi sosial! 3. Sebut dan jelaskan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial! 4. Jelaskan pengertian interaksi sosial!

3. Soal Tes Uraian : 1. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi

sosial! 2. Jelaskan proses dan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial! 3. Apa saja ciri-ciri dari interaksi sosial itu? 4. Sebutkan tingkatan- tingkatan Kontravensi! 5. Apa yang dimaksud dengan Asimilasi? 6. Sebutkan jenis-jenis tindakan sosial menurut Max Weber! 7. Jelaskan proses-proses social yang bersifat Asosiatif! 8. Jelaskan mengenai Pertikaian/Pertentangan atau Konflik!

b.Tugas Tak Terstruktur(KMTT) :

1. Buatlah laporan kelompok mengenai factor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi social! (kelas dibagi menjadi 6 kelompok masing-masing membahas: Imitasi, Sugesti, Identifikasi, Simpati, Motivasi dan Empati)

Page 219: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

198

2. Buatlah ringkasan materi dengan menggunakan media Powerpoint. Dibagi dalam 6 kelompok.

Berikut ini format penilaian diskusi kelompok pada pertemuan Kedua.

Keterangan: nilai maksimal 20 setiap aspeknya. LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK

No Nama Siswa Aspek yang Dinilai

Skor/ Jumlah 1 2 3 4 5 6

Aspek yang dinilai:

1. Kemampuan menyampaikan pendapat. 2. Kemampuan memberikan argumentasi. 3. Kemampuan memberikan kritik. 4. Kemampuan mengajukan pertanyaan. 5. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik. 6. Kelancaran berbicara.

Penskoran: Jumlah skor: A. Tidak Baik Skor 1 24—30 = Sangat Baik B. Kurang Baik Skor 2 18—23 = Baik

No. Nama

ASPEK PENILAIAN Total nilai

Presentasi Sikap Keaktifan Wawasan Kemampuan mengemukakan

pendapat

Kerja sama

Page 220: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

199

C. Cukup Baik Skor 3 12—17 = Cukup D. Baik Skor 4 6—11 = Kurang E. Sangat Baik Skor 5

FORMAT PENILAIAN PROSES DISKUSI

No Nama Siswa Kriteria Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4 5 1

2

dst

Keterangan: Rentang skor : 1—3

a. Aktivitas dalam kelompok 2—15 = Sangat baik

b. Tanggung jawab individu 9—11 = Baik

c. Pemikiran 6—8 = Cukup

d. Keberanian berpendapat 3—5 = Kurang

e. Keberanian tampil

Penilaian (RPP.5) Kunci Jawaban Tes Uraian :

1. Tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu – individu lainnya dalam masyarakat.

2. Ciri-ciri Interaksi Sosial:

a. Jumlah pelaku lebih dari satu orang b. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol

Page 221: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

200

c. Ada dimensi waktu untuk menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung

d. Adanya tujuan-tujuan tertentu dari para pelaku.

3. Syarat-syarat yang mendorong terjadinya proses interaksi sosial terbentuk oleh faktor berikut ini : 1. Tindakan Sosial 2. Kontak Sosial 3. Komunikasi Sosial

4. Interaksi Sosial adalah hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut

hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok, entah berbentuk kerjasama, persaingan maupun pertikaian.

Penilaian (RPP 7)

Kunci Jawaban Tes Uraian : 1. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya Interaksi Sosial .

a. Imitasi Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh : Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .

b. Identifikasi Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya . Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .

c. Sugesti Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok . Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja “ . Tanpa memikirkan akibatnya kelak .

d. Motivasi Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok.Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab .

e. Simpati Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih saying.

f. Empati

Page 222: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

201

Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.

2. Syarat-syarat yang mendorong terjadinya proses interaksi sosial terbentuk oleh faktor berikut ini :

a.Tindakan Sosial b.Kontak Sosial c.Komunikasi Sosial

3. Ciri-ciri Interaksi Sosial :

a. Jumlah pelaku lebih dari satu orang b. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol c. Ada dimensi waktu untuk menentukan sifat aksi yang sedang

berlangsung d. Adanya tujuan-tujuan tertentu dari para pelaku.

4. Ada lima tingkatan bentuk kontravensi, yaitu : 1. Kontravensi yang bersifat Umum 2. Kontravensi yang bersifat sederhana 3. Kontravensi yang bersifat intensif 4. Kontravensi yang bersifat rahasia 5. Kontravensi yang bersifat taktis

5. Asimilasi adalah suatu penyesuaian atau penyelarasan proses sosial dalm taraf

lanjutan yang ditandai dengan adanya usaha – usaha yang dilakukan untuk mengurangi perbedaaan yang terdapat pada orang perorangan atau kelompok.

6. Tindakan sosial menurut Max Weber dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :

1. Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .

2. Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat . Contoh : Tindakan –Tindakan yang bersifat Religio – magis .

3. Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional . Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .

4. Tindakan Afektif : Tindakan – tindakan yang dilakukan oleh seorang \ kelompok orang berdasarkan perasaan \ emosi .

Page 223: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

202

7. Proses asosiatif adalah proses yang merupakan penggabungan antara dua objek atauyang mengarah pada kesatuan.

8. Konflik/ Pertentangan/ Pertikaian yaitu suatu proses social dimana orang

perorang atau kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disetai ancaman atau kekerasan.

Prosedur Remidi : Bagi siswa yang belum memperoleh nilai ≥75 harus

mengikuti remedial. Soal Remidi :

1. Jelaskan tentang tindakan rasional instrumental! 2. Syarat apa sajakah yang harus dipenuhi agar interaksi sosial dapat terjadi! 3. Bagaimanakah kontak primer dapat terjadi? 4. Dalam kondisi seperti apakah sugesti mudah terjadi? 5. Jelaskan tentang proses terjadinya identifikasi!

Kunci Jawaban Remidi : 1. Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan

memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .

2. Syarat-syarat yang mendorong terjadinya proses interaksi sosial terbentuk oleh

faktor berikut ini : a. Tindakan Sosial b. Kontak Sosial c. Komunikasi Sosial

3. Kontak Primer/ Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara

langsung kepada pihak komunikan . 4. Pikiran kosong, kalut, stress, banyak pikiran, bimbang, dll. 5. Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang

ditirunya . Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .

Prosedur Pengayaan : Bagi siswa yang sudah memperoleh nilai ≥75 harus

mengikuti pengayaan.

Page 224: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

203

Pengayaan : Siswa yang tidak remidi diwajibkan mengikuti pengayaan dengan cara mencari bahan atau literature yang ada di internet, kemudian didiskusikan dengan temannya, kalau ada pertanyaan ditanyakan pada gurunya. Berikut ini adalah contoh alamat website yang dapat dicari.

Alamat : www.scribd.com/../interaksi sosial Alamat : www.crayonpedia.org/mw/bentuk-bentuk interaksi sosial

Alamat : sg.answer.yahoo.com/question/indek

Surakarta, 25 Juni 2011

Validasi

WK Kurikulum

Drs. Suryadi, MPd NIP. 19540412 198003 1 019

Guru Mapel Sosiologi

Agustaf Didit Maryos, S.Sos NIP. 19740814 200604 1 004

Mengetahui, Kepala Sekolah SMAN 1 Surakarta

Drs . HM. Thoyibun, S.H.,M.M NIP 19580204 198603 1 1017

Page 225: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

204

LAMPIRAN 2.3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Siklus 1)

Nama sekolah : SMA Negeri 1 Surakarta Mata Pelajaran : Sosiologi Materi Pokok : Interaksi Sosial dalam Dinamika

Sosial Budaya Kelas/ Semester : X/9

Standar Kompetensi : Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai

dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidupan sosial.

Indikator : 1. Menjelaskan proses terjadinya interaksi sosial.

2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial

3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi yang mendorong terciptanya lembaga, kelompok, dan organisasi sosial

4. Mendeskripsikan proses pembentukan lembaga, kelompok, dan organisasi sosial.

5. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dan dinamika sosial budaya

Pertemuan ke : 1-6 Alokasi waktu : 6 x 45 Menit A. Tujuan pembelajaran

Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan mampu : a. Menyebutkan pengertian interaksi sosial. b. Menjelaskan roses terjadinya interaksi sosial. c. Menyebutkan faktor pendorong terjadinya interaksi sosial. d. Menjelaskan faktor pendorong terjadinya interaksi sosial. e. Menjelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial. f. Menjelaskan proses pembentukan lembaga sosial, kelompok dan

organisasi sosial. g. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dan dinamika

sosial budaya. B. Materi Pembelajaran

1. Tindakan Sosial

Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :

Page 226: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

205

a) Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .

b) Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat. Contoh : Tindakan –Tindakan yang bersifat Religio – magis .

c) Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional. Contoh : Berbagai macam upacara tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .

d) Tindakan Afektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang kelompok orang berdasarkan perasaan emosi 2. Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Syarat terjadinya interaksi adalah : a) Adanya kontak sosial b) Komunikasi

3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial a) Proses-proses yang Asosiatif 1. Kerja Sama (Cooperation) Ada 5 bentuk kerjasama :

a. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong b. Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-

barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih c. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru

dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan

d. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

e. Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.

f. Akomodasi (Accomodation)Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses.

2. Asimilasi (Assimilation) Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. 2. Proses Disosiatif a) Persaingan (Competition), Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai

suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia)

Page 227: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

206

b) Kontraversi (Contravetion) , Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.

C. Metode pembelajaran 1. Koopetaif Jigsaw II 2. Eksplorasi

D. Alat /media pembelajran 1. LCD 2. White Board 3. Spidol 4. Laptop/camputer 5. Instrumen pembelajaran meliputi lembar diskusi siswa, lembar materi

diskusi dll.

E. PETA KONSEP

F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1

TINDAKAN SOSIAL 2. Instrumental 3. Berorientasi nilai 4. Tradisional 5. afektif

SYARAT 3. Kontak 4. komunika

si

FAKTOR 2. Imitasi 3. Sugesti 4. Identifikasi 5. Simpati

INTERAKSI

Asosiatif 5. Kerjasama 6. Akomodasi 7. Asimilasi 8. Akulturasi

BENTUK INTERAKSI

Disasosiatif 5. Persaingan 6. Kontraversi 7. Pertikaian 8. Konflik

KELOMPOK, LEMBAGA,

DINAMIKA DAN PERUBAHAN SOSIAL

Page 228: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

207

No Kegiatan pembelajaran Metode Media Waktu

Pendidikan karakter

1 a. Salam Pembukaan b. Presensi kehadiran siswa dan

mempersiapkan kelayakan kelas dalam proses pembelajaran.

c. Apersepsi Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan mengulas sedikit hasil ulangan kd.2 mengenai nilai dan norma sosial kepada para siswa.

d. Motivasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran interaksi sosial dan memberitahukan indikator-indikator yang akan dicapai.

e. Rambu-rambu belajar Siswa pemperhatikan peta konsep tentang interaksi sosial sebagai gambaran tentang materi yang akan di sampaikan.

Ceramah Informasi Tanya jawab

White board Computer /LCD

5’ Disiplin Bertanggung jawab Cinta Lingkungan

2 Kegiatan Inti Eksplorasi (vi). Guru menjelaskan mengenai tindakan

sosial sebagai dasar dari interaksi sosial. (vii). Guru menampilkan gambar-gambar

yang yang menampilkan contoh interaksi sosial..

(viii). Guru bertanya pada siswa mengenai pendapat mereka tentang gambar/ kalimat yang ditunjukan oleh guru tersebut. Kemudian guru menampung jawaban siswa dan menulisnya di papan tulis

(ix). Setelah itu guru menghubungkan dengan materi yang akan di ajarkan, yaitu interaksi sosial.

(x). Guru menjelaskan kepada siswa pengertian interaksi sosial menurut para ahli, lalu mengambil kesimpulan.

(xi). Kemudian setelah memberikan penjelasan pengertian interaksi sosial, guru akan menyempurnakan pendapat dari siswa dengan mengerucutkan konsep dari pengertian interaksi sosial dari beberapa pendapat siswa.

(xii). Guru menjelaskan syarat terjadinya

Ceramah Tanya Jawab

Computer /LCD Alat Tulis

35’ Cerdas Peduli dan kreatif

Page 229: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

208

interaksi sosial (xiii). Guru menjelaskan tentang faktor-

faktor pendorong interaksi sosial. Elaborasi Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi interaksi sosial dan faktor-faktor pendorong interaksi sosial yang terjadi di lingkungan sekolah. Konfirmasi Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa yang memberikan contoh interaksi sosial di lingkungan sekolah.

3 Kegiatan Akhir a. Guru menanyakan apakah ada materi yang

kurang jelas. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

b. Guru memberi evaluasi dan tugas mandiri kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan di minggu yang akan datang.

c. Kemudian guru menjelaskan tentang materi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. Meliputi 1. Membagi kelompok kooperatif/ asal 2. Menjelaskan tugas-tugas kelompok

asal 3. Menjelaskan kelompok ahli 4. Menjelaskan tugas masing-masing

anggota kelompok asal dalam kelompok ahli.

5. Menjelaskan tugas-tugas anggota kelompok asal di kelompoknya sendiri.

Tanya Jawab

Komputer/LCD

5’ Peduli dan Kreatif

Pertemuan 2 No Kegiatan pembelajaran Metode Media Wa

ktu Pendidikan karakter

1 a. Salam Pembukaan b. Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan

kelayakan kelas dalam proses pembelajaran.

Ceramah Inform

White board Comp

10’ Disiplin Bertanggung jawab

Page 230: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

209

c. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan mengulas mengenai pelajaran sebelumnya yaitu interaksi sosial. Kemudian setelah siswa menjawab guru memberikan klarifikasi terhadap beberapa jawaban siswa serta menarik kesimpulan. Kemudian menghubungkan materi tersebut dengan materi yang akan disampaikan yaitu bentuk-bentuk interaksi sosial.

d. Motivasi Guru menjelaskan tujuan mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial.

e. Rambu-rambu belajar Siswa pemperhatikan peta konsep tentang bentuk-bentuk interaksi sosial gambaran akan materi yang akan dipelajari. Siswa dibagi perkelompok kooperatif selanjutnya berkumpul dengan kelompok ahli untuk melaksanakan diskusi secara mandiri.

asi Tanya jawab

uter /LCD

Cinta Lingkungan

2 Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru memberikan materi kelompok ahli

kepada masing-masing kelompok. b. Guru memantau kegiatan diskusi kelompok

ahli c. Guru mengarakan siswa untuk kembali

kekelompok asal. Dan menjelaskan hasil diskusi kelompok ahli kekelompok asal.

d. Siswa menuliskan hasil diskusi keseluruhan di lembar diskusi siswa.

Elaborasi Guru menyuruh siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok ahli didepan kelas. Konfirmasi Guru memberikan balikan yanng positif mengenai performan siswa didepan kelas, dan memberikan komentar dan penguatan, agar lebih baik dalam performan berikutnya.

Ceramah Tanya Jawab

Computer /LCD Alat Tulis

10’ 15’ 5’

Cerdas Peduli dan kreatif

3 Kegiatan Akhir a. Guru menanyakan apakah ada materi yang

kurang jelas. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari pendapat beberapa siswa

Tanya Jawab

Komputer/LCD

5’ Peduli dan Kreatif

Page 231: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

210

tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

b. Guru memberi evaluasi dan tugas mandiri kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan di minggu yang akan datang.

c. Kemudian guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan minggu selanjutnya

Pertemuan 3.

No Kegiatan pembelajaran Metode Media Waktu

Pendidikan karakter

1 a. Salam Pembukaan b. Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan

kelayakan kelas dalam proses pembelajaran. c. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk presentasi d. Motivasi

Guru menjelaskan tujuan mengenai pelanggaran nilai dan norma dalam masyarakat.

e. Rambu-rambu belajar Siswa yang belum mempresentasikan hasil diskusi mempresentasikannya didepan kelas.

Diskusi kelompok/ presentasi

White board Computer /LCD

5’ Disiplin Bertanggung jawab Cinta Lingkungan

2 Kegiatan Inti a. Guru menyuruh siswa untuk

membacakan hasil diskusi kelompok ahli didepan kelas.

b. Guru memberikan balikan yanng positif mengenai performan siswa didepan kelas, dan memberikan komentar dan penguatan, agar lebih baik dalam performan berikutnya.

Ceramah Tanya Jawab

Computer /LCD Alat Tulis

10’

Cerdas Peduli dan kreatif

3 Kegiatan Akhir a. Guru menanyakan apakah ada materi

yang kurang jelas. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

Tanya Jawab

Komputer/LCD

5’ 15’

Peduli dan Kreatif

Pertemuan ke 4

Page 232: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

211

No Kegiatan pembelajaran Metode

Media Waktu

Pendidikan karakter

1 a. Salam Pembukaan b. Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan

kelayakan kelas dalam proses pembelajaran.

c. Apersepsi Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan mengulas sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tentang bentuk-bentuk interaksi sosial.

d. Motivasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.

e. Rambu-rambu belajar Siswa pemperhatikan peta konsep tentang proses pembentukan kelompok, lembaga dan organisasi serta perubahan dan dinamika kehidupan sosial sebagai gambaran tentang materi yang akan di sampaikan.

Ceramah Informasi Tanya jawab

White board Computer /LCD

5’ Disiplin Bertanggung jawab Cinta Lingkungan

2 Kegiatan Inti Eksplorasi (vi). Guru menampilkan gambar-gambar

mengenai kelompok, lembaga dan organisasi (vii). Guru bertanya pada siswa mengenai

pendapat mereka tentang gambar yang ditunjukan oleh guru tersebut.

(viii). Guru menjelaskan kepada siswa proses pembentukan 1. Kelompok meliputi kelompok sosial yang

teratur dan tidak teratur 2. Lembaga, 3. Organisasi, terdapat organisasi formal

maupun informal. (ix). Guru menjelaskan mengenai perubahan

dinamika kehidupan sosial. (x). Guru menjelaskan tentang faktor-faktor

pendorong perubahan sosial. Elaborasi Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendorong perubahan sosial yang ada di lingkungan sekolah.

Ceramah Tanya Jawab

Computer /LCD Alat Tulis

35’ Cerdas Peduli dan kreatif

Page 233: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

212

Konfirmasi Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa yang memberikan contoh perubahan sosial di lingkungan sekolah.

3 Kegiatan Akhir (4) Guru menanyakan apakah ada materi yang

kurang jelas. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

(5) Guru memberi evaluasi dengan menanyakan bentuk perubahan sosial yang terhadi di lingkungan masyarakat sekitarnya.

(6) Kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk belajar mempersiapkan UK.3 pertemuan selanjutnya.

Tanya Jawab

Komputer/LCD

5’ Peduli dan Kreatif

Pertemuan ke 5

Sumber :

1. Kun Maryati, Juju Suryawati. 2010. Sosiologi SMA Kelas X. Jakarta : Esis.

2. Andreas Soeroso. SOSIOLOGI 1. SMA Kelas X. Penerbit Quadra Yudhistira.

3. Indianto Muin. SOSIOLOGI SMA kelas X. Jakarta: Erlangga. 4. Pengantar sosiologi. Kamanto Sunarto. Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. 5. Tim Penyusun Modul Siswa. 2010. LKS Sosiologi Kelas X. Surakarta.

Widya Duta.

No Kegiatan pembelajaran Metode Media Waktu

Pendidikan karakter

1 Evaluasi pembelajaran. Tes tertulis

Lembar ujian dan lembar jawab

40’ Kejujuran

2 Penutup. a. Guru bertanya kepada siswa

mengenai ujian yang dilaksanakan. b. Membahas soal-soal evaluasi.

Diskusi 5’

Page 234: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

213

VI. PENILAIAN A. Instrumen :

1. Ranah Afektif Penilaian afektif dilakukan ketika siswa melaksanakan proses pembelajaran secara berkelompok, untuk itu digunakan format seperti ini.

No

Nama Siswa

Indikator keaktifan dan nomor indikator Nilai rata-rata

1 2 3 4 5 6

Penilaian b. Kriteria skor : 1= sangat kurang 2= kurang

3= cukup 4=baik/ sering 5= sangat baik/ sangat sering

2. Ranah Kognitif Bentuk soal Tertulis sebagai bentuk evaluasi.

Soal. 1. a. Jelaskan pengertian interaksi sosial secara umum! (skor 10)

c. Jelaskan syarat interaksi sosial! (skor 10) 2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat faktor pendorong interaksi

sosial! (skor 15) 3. Sebut salah satu proses interaksi sosial disertai bentuk nya

(minimal 2) dan beri contoh! (skor 20) 4. Dilihat dari proses terjadinya kedudukan sosial ada 3, sebutkan dan

beri contoh! (skor10) 5. Sebutkan faktor-faktor penyebab perubahan sosial (minimal 4 )!

(skor 15) 6. Berilah contoh proses assosiatif yang perlu dilakukan untuk

mencegah tawuran antar pelajar di luar sekolah! (skor 20)

Penilaian Skoring = 10 + 10 + 15 + 20 + 10 + 15 + 20 = 100

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Surakarta, 10 Oktober 2011 Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

Page 235: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

214

LAMPIRAN 2.4 MATERI JIGSAW SIKLUS 1

Interaksi sosial yang bersifat assosiatif Interaksi sosial yang bersifat assosiatif dapat berbentuk kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

1. Kerja sama (cooperation) Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia mulai berinteraksi dengan sesamanya. Kebiasaan kerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dari dalam kehidupan keluarga lalu meningkat kelompok sosial yang lebih luas. Kerja sama akan berkembang apabila menghadapi situasi tertentu antara lain: a) tantangan alam yang ganas; b) pekerjaan yang membutuhkan tenaga massal; c) upacara keagamaan yang sakral; d) musuh yang datang dari luar. Kerja sama bisa bersifat konstruktif (membangun), bisa juga destruktif (merusak). Contoh kerja sama konstruktif yaitu guru dan siswa memulihkan nama baik sekolah akibat dinodai sejumlah siswa yang melakukan tindakan kriminalitas. Adapun contoh kerja sama yang bersifat destruktif adalah tawuran antarpelajar. Selain itu kerja sama juga bisa bersifat agresif apabila suatu kelompok mengalami kekecewaan yang berkepanjangan akibat rintangan-rintangan dari luar kelompok. Bentuk-bentuk kerja sama meliputi antara lain: a) Kerukunan/ Gotong royong. Di pedesaan kerja sama merupakan tradisi turun

temurun, yang disebut dengan istilah gotong royong. Misalnya untuk masyarakat Jawa gotong royong disebut gugur gunung, di Sunda disebut sambatsinambat, di Batak disebut raron, di Manado disebut mapulus, dan di Bali disebut arud kelod ketog semprong.

b) bargaining yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. Tawar menawar (bargaining) adalah perjanjian atau persetujuan antara pihak-pihak yang mengikat diri atau bersengketa melalui perdebatan, pemberian usul, dan lain-lain.

c) cooperation yaitu penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dari suatu organisasi untuk menghindari terjadinya kecurangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan;

d) coalition yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama; Pada mulanya koalisi memang mengalami kegoncangan-kegoncangan sebab asas dan sifat organisasinya berbeda-beda. Akan tetapi karena diikat oleh tujuan yang sama maka gerak langkah koalisi itu kooperatif.

e) joint venture yaitu kerja sama dalam usaha proyek-proyek tertentu. Usaha patungan (join venture) adalah kerja samadalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pembangunan jembatan layang, pembangunan hotel, dan sebagainya. Misalnya: joint venture antara Indonesia dengan PT. Caltex Amerika Serikat dalam proyek pengeboran minyak bumi.

Page 236: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

215

2. Asimilasi Asimilasi adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama. Dengan demikian, lambat laun tidak ada perbedaan antara individu dengan kelompok untuk mengurangi perbedaan tersebut. Usaha-usaha asimilasi meliputi mempererat kesatuan tindakan, sikap, perasaan dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Hasil dari proses asimilasi antara lain lahir: a) kelompok-kelompok manusia dengan berbeda kebudayaan; b) individu-individu sebagai warga kelompok yang saling mengenal; c) kebudayaan baru dari kelompok yang saling menyesuaikan diri. Asimilasi akan terjadi jika memenuhi syarat sebagai berikut: a) terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda; b) terjadi pergaulan antara individu atau kelompok secara intensif dalam ukuran waktu yang lama; c) kebudayaan masing-masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri. Faktor-faktor yang mendorong dan mempermudah proses asimilasi adalah sebagai berikut: a) toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan menerima unsur-unsur kebudayaan; b) kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi; c) sikap menghargai orang asing dengan kebudayaannya; d) sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat; e) perkawinan campuran dari kelompok yang berbeda kebudayaan (amalgasi); f) persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal. Faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi, antara lain: a) kelompok terisolasi atau terasing; b) kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi; c) prasangka negatif terhadap pengaruh budaya baru; d) perasaan primordial bahwa kebudayaan sendiri lebih baik dari pada kebudayaan lain; e) perbedaan yang sangat mencolok seperti ciri-ciri ras, teknologi, dan ekonomi; f) golongan minoritas mengalami gangguan oleh penguasaan; g) perasaan grup yang kuat.

3. Akomodasi Akomodasi adalah keseimbangan interaksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat. Akomodasi sering terjadi dalam situasi konflik sosial (pertentangan). Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga pihak lawan tidak kehilangan kepribadiannya. •) Akomodasi dilakukan bertujuan untuk: a) mengurangi pertentangan akibat perbedaan paham, b) mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu,

Page 237: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

216

c) mewujudkan kerja sama antara kelompok-kelompok yang hidup terpisah akibat psikologis serta cultural dan mengusahakan peleburan kelompokkelompok sosial yang terpisah. •) Bentuk-bentuk akomodasi antara lain berikut ini. a) Koersi (coercion), yaitu bentuk akomodasi yang terjadi karena adanya pelaksanaan dari pihak lain yang lebih kuat. Suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah. Artinya, ada pemaksaan kehendak oleh pihak tertentu terhadap pihak lain yang posisinya lebih rendah. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik maupun secara psikologis. Contoh: sistem pemerintahan komunis. b) Kompromi (compromise), yaitu bentuk akomodasi di mana pihak yang mengalami perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian. pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian, semua pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya. Contoh: gencatan senjata dua pihak yang berperang. c) Arbitrasi (arbitration), yaitu bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga dalam menyelesaikan suatu konflik. Dalam hal itu pihak ketiga bersifat netral. pelaksanaanya menggunakan pihak ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak yang bertentangan. Suatu bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Untuk itu, akan diundang pihak ketiga yang tidak memihak (netral) untuk mengusahakan penyelesaian pertentangan tersebut. Pihak ketiga disini dapat pula ditunjuk atau dilaksanakan oleh suatu badan yang dianggap berwenang.Contoh: penyelesaian antara dua negara yang sedang perang oleh PBB sebagai pihak ketiga. d) Toleransi yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing. Yaitu suatu watak perseorangan atau kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut tolerant. Kadang-kadang toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan sebelumnya. e) Mediasi yaitu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi, namun pihak ketiga tidak mempunyai wewenang memutuskan masalah, hanya sebatas sebagai penasihat. f) Konversi (conversion) yaitu konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain. g) Konsiliasi yaitu penyelesaian konflik dengan jalan mempertemukan pihak-pihak yang bertikai di meja perundingan. h) Ajudikasi yaitu penyelesaian konflik di meja pengadilan. i) Stalemate yaitu bentuk akomodasi di mana pihak yang berselisih mempunyai kekuatan seimbang. Keduanya sadar bahwa tidak mungkin maju atau mundur, sehingga pertentangan antara keduanya akan berhenti pada suatu titik.

4. Akulturasi Akulturasi adalah proses sosial yang timbul karena penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan asli.

Page 238: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

217

Akulturasi merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan dalam kurun waktu yang lama. Dalam akulturasi unsur-unsur kebudayaan asing tersebut melebur ke dalam kebudayaan asli, dengan tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut. Akulturasi (acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya yang asli. Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat. Contohnya, Candi Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia; musik Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong.Contohnya perpaduan musik Melayu dengan musik Spanyol menjadi/lahir musik keroncong. Unsur-unsur yang mudah diterima dalam alkulturasi, antara lain: a) kebudayaan material; b) teknologi baru yang manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioperasikan, misalnya kebudayaan pertanian (alat-alat, pupuk, dan benih); c) kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat (kesenian, olahraga); d) kebudayaan yang pengaruhnya kecil, misalnya model pakaian. Unsur-unsur kebudayaan yang sukar di terima antara lain: a) kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat, misalnya unsur keagamaan; b) kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat, misalnya makanan pokok, sopan-santun, dan mata pencaharian. Individu/orang yang mudah menerima budaya asing, yaitu: a) golongan muda yang belum memiliki identitas dan kepribadian yang mantap; b) golongan masyarakat yang hidupnya belum memiliki status yang penting; c) kelompok masyarakat yang hidupnya tertekan, misalnya pengangguran dan penduduk terpencil. Berikut ini akan kita bahas bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat dissosiatif, sebagai berikut.

1. Persaingan (competition) Persaingan adalah proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan dapat terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum. Misalnya, beberapa orang memperebutkan kedudukan/ jabatan gubernur kepala daerah. Adapun nantinya yang menduduki jabatan gubernur hanya satu orang. Persaingan yang dilakukan sesuai dengan norma dan tingkah laku sosial yang berlaku di masyarakat, kecil kemungkinan menggunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan seperti ini disebut persaingan secara sehat atau sportif. Adapun persaingan yang disertai dengan kekerasan, ancaman atau keinginan untuk merugikan pihak lain dinamakan persaingan tidak

Page 239: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

218

sehat. Hal ini bukan lagi termasuk persaingan tetapi sudah menjurus pada permusuhan. Misalnya persaingan di bidang ekonomi dan politik. a) Hal-hal yang menyebabkan tumbuhnya persaingan, antara lain: – perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang paling prinsip; – perselisihan paham yang mengusik harga diri seseorang; – persamaan kepentingan dalam hal yang sama; – perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat; – perbedaan kepentingan politik b) Persaingan dapat berakibat, sebagai berikut: – tumbuhnya solidaritas antaranggota kelompok atau kelompok; – timbulnya perubahan sikap baik positif maupun negatif; – kehilangan harta benda atau jiwa manusia jika terjadi benturan fisik; – terjadi negosiasi di antara pihak-pihak yang bertikai di dalam keadaan status quo. c) Fungsi persaingan Persaingan memiliki beberapa fungi antara lain: – dapat menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut untuk dapat dipenuhi tuntutannya, padahal tidak semua keinginan dapat dipenuhi secara serentak; – dapat menyalurkan kepentingan dan nilai-nilai dalam masyarakat, terutama nilai dan kepentingan yang dapat menimbulkan persaingan; – dapat menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan serta peranan sesuai dengan kemampuannya.

2. Kontravensi Kontravensi adalah proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai dengan sikap ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab kontravensi antara lain perbedaan pendirian kalangan tertentu dengan kalangan lain di masyarakat. Kontravensi adalah suatu proses komunikasi antarmanusia, di mana antara pihak yang satu dengan pihak yang lain sudah terdapat benih ketidaksesuaian, namun di antara pihak-pihak yang terlibat itu saling menyembunyikan sikap ketidaksesuaiannya. Namun apabila tidak saling berhadapan, benih-benih ketidaksesuaian itu ditampakkan secara jelas kepada pihak ketiga. Biasanya kontravensi dikatakan pula sebagai sebuah proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Menurut Leopold Von Wiesse dan Howard Becker, proses kontravensi itu bertingkat-tingkat hingga semakin hebat dan hampir mendekati bentuk persaingan dan konflik.Menurut Leopold Von Wiese dan Howard Becker, bentuk kontravensi dibedakan menjadi lima bentuk sebagai berikut. a) Kontravensi umum Misalnya penolakan, keengganan, perlawanan, protes, gangguan, kekerasan, dan mengancam.

Page 240: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

219

b) Kontravesi sederhana Misalnya menyangkal pernyataan orang lain di depan umum, memaki-maki orang lain melalui selebaran, mencerca, dan memfitnah. c) Kontravensi ultensif Misalnya penghasutan, penyebaran desas-desus, dan mengecewakan pihak lain. d) Kontravensi rahasia berupa pengkhianatan, membuka rahasia pihak lain. e) Kontravensi taktis berupa intimidasi, mengganggu pihak lain, dan provokasi.

3. Pertikaian Pertikaian adalah proses sosial yang terjadi apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan. Pertikaian merupakan proses sosial sebagai kelanjutan dari kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena makin tajamnya perbedaan antara kalangan yang berselisih paham. Kondisi tersebut mengakibatkan ancaman, rasa benci yang mendorong tindakan untuk melukai, menghancurkan atau menyerang pihak lain.

4. Permusuhan (konflik) Permusuhan (konflik) adalah keadaan yang membuat salah satu pihak merintangi atau menjadi penghalang bagi individu atau kelompok dalam melakukan kegiatankegiatan tertentu. Permusuhan atau konflik diawali dengan adanya perbedaan atau persaingan yang serius sehingga sulit didamaikan atau ditemukan kesamaannya. Permusuhan atau konflik merupakan situasi yang wajar dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, lingkungan tetangga, bahkan antarnegara. Permusuhan atau konflik merupakan sikap yang tidak terpuji, karena bertentangan dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto (1989) sebab-sebab terjadinya pertentangan sebagai berikut. 1) Perbedaan antarindividu, seperti perbedaan pemikiran, pendirian, ideologi, kepentingan, dan lain-lain. 2) Perbedaan kebudayaan, seperti adanya perasaan yang menganggap kebudayaannya yang paling unggul dan meremehkan kebudayaan lain dapat memicu perbedaan kebudayaan. 3) Perbedaan kepentingan, seperti pertentangan antara eksekutif (pemerintah) dengan legislatif (DPR) adalah contoh nyata perbedaan kepentingan. 4) Perubahan sosial. Pergeseran nilai dan norma sosial merupakan bentuk perubahan sosial. Apabila perubahan sosial itu berlangsung sangat cepat dapat menimbulkan pertentangan antarkelompok, terutama antara kelompok yang menginginkan perubahan dengan kelompok yang pro status quo (antiperubahan). Permusuhan berbeda dengan persaingan. Perbedaan keduanya dapat Anda perhatikan pada tabel berikut. Permusuhan 1. Aktivitas yang dilakukan mengakibatkan reaksi keras (benturan fisik).

Page 241: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

220

2. Ada rencana atau niat mencelakakan pihak lain. 3. Muncul karena kesalahpahaman kedua belah pihak. 4. Dilaksanakan dengan penuh prasangka sehingga merugikan orang lain. Persaingan 1. Aktivitas yang dilakukan tidak menimbulkan reaksi yang berarti. 2. Tidak berniat menjatuhkan orang lain. 3. Dapat digunakan sebagai motivasi untuk meraih prestasi dengan hasil yang optimal. 4. Dilaksanakan dengan langkah-langkah nyata untuk mencapai tujuan. Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat beberapa bentuk konflik, yaitu konflik pribadi, politik, rasial, antarkelas sosial, dan konflik yang bersifat internasional. (1) Konflik pribadi adalah konflik yang terjadi di antara individu karena masalah-masalah pribadi. Misalnya individu yang terlibat utang, atau masalah pembagian warisan dalam keluarga. (2) Konflik politik adalah konflik antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan citacita politik. Misalnya bentrokan antarpartai politik pada saat kampanye. (3) Konflik rasial adalah konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya konflik antarsuku yang terjadi di Timika, Papua. (4) Konflik antarkelas sosial adalah konflik yang disebabkan munculnya perbedaan-perbedaan kepentingan, misalnya konflik antara buruh dengan majikan. (5) Konflik yang bersifat internasional adalah konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya pertikaian negara Israel dan Lebanon yang melibatkan beberapa negara besar.

Page 242: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

221

LAMPIRAN 2.5 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

DALAM KELOMPOK ASAL (Siklus1 pertemuan 1)

No Kelompok

Anggota Indikator keaktifan Jumlah

% Nilai 1 2 3 4 5 6

1 Auguste Comte

Nilam V V V V 4 66,7 67 Alifa V V V 3 50 50 Rhizqi V V V 3 50 50 Mutia V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 3 3 1 2 2 14 58,3 23

4 2 Spencer Cristiana V V V V V 5 88,3 88

Anisa V V V 3 50 50 Dewa V V V V 4 66,7 67 Kharisma

V V V 3 50 50

Jumlah 4 2 1 2 1 4 15 62,5 255

3 Webber Anom V V V 3 50 50 Kezia V V V V 4 66,7 67 Agita V V V 3 50 50 A.Afandi V V V 3 50 50 Jumlah 4 2 2 1 1 3 13 54,1 21

7 4 Herbert

Mead Daniel V V V V V 5 83,3 83 Ratri V V V 3 50 50 Okta V V V 3 50 50 Utri V V V 3 50 50 Jumlah 4 2 2 2 1 3 14 58,3 23

3 5 Paul

Horton Hafidz B V V V 3 50 50 Dyan Adi

V V V 3 50 50

Seno Aji V V V 3 50 50 Abi D V V V V 4 66,7 65 Jumlah 3 2 2 2 2 3 13 54,1 21

5 6 Peter

Berger Joko V V V V 4 66,7 65 Kidung V V V 3 50 50 Huda V V V 3 50 50 Yonif V V V 3 50 50 Jumlah 4 3 3 3 3 1 13 54,1 21

5

Page 243: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

222

Keaktifan siswa berdasarkan hasil observasi non kelompok. No Nama Indikator keaktifan siswa %

keaktifan Nilai

1 2 3 4 5 6 Skor 1 A.Afandi V V V 3 50 50 2 Abi D V V V V 4 66,7 65 3 Agita V V V 3 50 50 4 Alifa V V V 3 50 50 5 Anisa V V V 3 50 50 6 Anom V V V 3 50 50 7 Aulia V V V V 4 66,7 65 8 Bramanta V V V 3 50 50 9 Cristiana V V V V V 5 88,3 80 10 Daniel V V V V V 5 83,3 80 11 Dewa V V V V 4 66,7 65 12 Dyan

Adi V V V 3 50 50

13 Hafidz B V V V 3 50 50 14 Huda V V V 3 50 50 15 Joko V V V V 4 66,7 65 16 Kezia V V V V 4 66,7 65 17 Kharisma V V V 3 50 50 18 Kidung V V V 3 50 50 19 Maria V V V V 4 66,7 65 20 Mutia V V V V 4 66,7 50 21 Nawa V V V V 4 66,7 65

7 Pitirim Sorokin

Tesa V V V 3 50 50 Aulia V V V V 4 66,7 65 Qonita V V V 3 50 50 Zafira V V V 3 50 50 Jumlah 3 2 2 1 3 2 13 54,1 21

5 8 Haberma

s Nawa V V V V 4 66,7 65 Maria V V V V 4 66,7 65 Senigi V V 2 33,3 30 Bramanta

V V V 3 50 50

Jumlah 3 1 3 1 1 4 13 54,1 210

JUMLAH KEAKTIFAN

29 17 18 13 14 22 113 58,9 60

Prosentase keseluruhan

90, 6 53,1 56,3 40,6 43,7 68,8 58,9

Page 244: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

223

22 Nilam V V V V 4 66,7 65 23 Okta V V V 3 50 50 24 Qonita V V V 3 50 50 25 Ratri V V V 3 50 50 26 Rhizqi V V V 3 50 50 27 Senigi V V 2 33,3 30 28 Seno Aji V V V 3 50 50 29 Tesa V V V 3 50 50 30 Utri V V V 3 50 50 31 Yonif V V V 3 50 50 32 Zafira V V V 3 50 50 Jumlah keaktifan

29 17 18 13 14 22 113 58,9 60

Prosentase keseluruhan

90, 6 53,1 56,3 40,6 43,7 68,8 58,9

Indikator tindakan 7. Visual/ Memperhatikan/ Membaca 8. Mendengarkan 9. Berbicara/ Diskusi/ Menjawab Pertanyaan Guru 10. Mencatat Penjelasan Guru 11. Mental 12. Emosional

Surakarta, 10 November 2011

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

Page 245: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

224

LAMPIRAN 2.6 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

DALAM KELOMPOK ASAL (Siklus1 pertemuan 2)

No Kelompok

Anggota Indikator keaktifan Jumlah

% Nilai 1 2 3 4 5 6

1 Auguste Comte

Nilam V V V V 4 66,7 67 Alifa V V V V 3 50 50 Rhizqi V V V 3 50 50 Mutia V V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 3 3 2 2 3 14 58,3 23

4 2 Spencer Cristiana V V V V V V 5 83,3 83

Anisa V V V V V 3 50 50 Dewa V V V V V V 4 66,7 65 Kharisma

V V V 3 50 50

Jumlah 4 3 3 4 2 4 15 62,5 248

3 Webber Anom V V V V 3 50 50 Kezia V V V V 4 66,7 65 Agita V V V V 3 50 50 A.Afandi V V V 3 50 50 Jumlah 4 2 2 3 1 3 13 54,2 21

5 4 Herbert

Mead Daniel V V V V V 5 83,3 80 Ratri V V V V V 3 50 50 Okta V V V V 3 50 50 Utri V V V V 3 50 50 Jumlah 4 3 3 4 1 3 14 58,3 23

0 5 Paul

Horton Hafidz B V V V 3 50 50 Dyan Adi

V V V V 3 50 50

Seno Aji V V V V 3 50 50 Abi D V V V V V 4 66,7 65 Jumlah 4 2 3 3 2 3 13 54,2 21

5 6 Peter

Berger Joko V V V V 4 66,7 65 Kidung V V V V V 3 50 50 Huda V V V V V 3 50 50 Yonif V V V V 3 50 50 Jumlah 4 2 4 3 3 2 13 54,2 21

5

Page 246: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

225

Surakarta, 12 November 2011

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

7 Pitirim Sorokin

Tesa V V V 3 50 50 Aulia V V V V 4 66,7 65 Qonita V V V V V 3 50 50 Zafira V V V V 3 50 50 Jumlah 3 2 3 3 3 2 13 54,2 21

5 8 Haberma

s Nawa V V V V V 4 66,7 65 Maria V V V V 4 66,7 65 Senigi V V V V 2 33,3 30 Bramanta

V V V 3 50 50

Jumlah 4 1 3 3 1 4 13 54,2 210

JUMLAH KEAKTIFAN

30 18 24 25 15 24 136 58,9 60

Prosentase keseluruhan

93,7 56,3 75 78,1 46,0 75 70,8

Page 247: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

226

LAMPIRAN 2.7 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

DALAM KELOMPOK ASAL (Siklus1 pertemuan 3)

No Kelompok

Anggota Indikator keaktifan Jumlah

% Nilai 1 2 3 4 5 6

1 Auguste Comte

Nilam V V V V 4 66,7 66 Alifa V V V 3 50 50 Rhizqi V V V 3 50 50 Mutia V V V V 4 66,7 66 Jumlah 2 4 3 1 2 2 14 58,3 23

2 2 Spencer Cristiana V V V V V 5 83,3 83

Anisa V V V 3 50 50 Dewa V V V 4 66,7 65 Kharisma

V V V V 3 50 50

Jumlah 4 4 1 2 1 3 15 62,5 248

3 Webber Anom V V 3 50 50 Kezia V V V V 4 66,7 65 Agita V V V V 3 50 50 A.Afandi V V V V 3 50 50 Jumlah 3 3 2 1 2 3 13 54,1 21

5 4 Herbert

Mead Daniel V V V V V 5 83,3 83 Ratri V V V 3 50 50 Okta V V V V 3 50 50 Utri V V V 3 50 50 Jumlah 3 3 2 2 2 3 14 58,3 23

3 5 Paul

Horton Hafidz B V V V 3 50 50 Dyan Adi

V V V 3 50 50

Seno Aji V V V 3 50 50 Abi D V V V V 4 66,7 65 Jumlah 3 2 2 2 2 2 13 54,1 21

5 6 Peter

Berger Joko V V V V 4 66,7 65 Kidung V V V 3 50 50 Huda V V V 3 50 50 Yonif V V V 3 50 50 Jumlah 3 3 3 3 3 1 14 54,1 21

5

Page 248: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

227

Surakarta, 17 November 2011

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

7 Pitirim Sorokin

Tesa V V V 3 50 50 Aulia V V V V 4 66,7 65 Qonita V V V V 3 50 50 Zafira V V V V 3 50 50 Jumlah 3 3 2 1 3 2 14 54,1 21

5 8 Haberma

s Nawa V V V V 4 66,7 65 Maria V V V V 4 66,7 65 Senigi V V V V 2 33,3 30 Bramanta

V V V 3 50 50

Jumlah 3 2 3 1 1 4 13 54,1 210

JUMLAH KEAKTIFAN

25 24 18 15 16 20 118 58,9 60

Prosentase keseluruhan

78, 1 75 56,3 46,8 50 62,5 61,5

Page 249: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

228

LAMPIRAN 2.8 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

DALAM KELOMPOK ASAL (Siklus1 pertemuan 4)

No Kelompok

Anggota Indikator keaktifan Jumlah

% Nilai 1 2 3 4 5 6

1 Auguste Comte

Nilam V V V V 4 66,7 67 Alifa V V 3 50 50 Rhizqi V V V 3 50 50 Mutia V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 3 3 1 1 2 14 58,3 23

4 2 Spencer Cristiana V V V V V V 5 83,3 83

Anisa V V V V V V 3 50 50 Dewa V V V V 4 66,7 67 Kharisma

V V V V 3 50 50

Jumlah 4 3 4 3 4 15 62,5 250

3 Webber Anom V V 2 3 50 50 Kezia V V V V V V 4 66,7 67 Agita V V V V V 3 50 50 A.Afandi V V 3 50 50 Jumlah 3 3 3 2 1 3 13 54,1 21

7 4 Herbert

Mead Daniel V V V V 5 83,3 83 Ratri V V V V V V 3 50 50 Okta V V V V 3 50 50 Utri V V V V 3 50 50 Jumlah 4 3 4 3 1 3 14 58,3 23

3 5 Paul

Horton Hafidz B V V V V V 3 50 50 Dyan Adi

V V 3 50 50

Seno Aji V V V V V 3 50 50 Abi D V V V V 4 66,7 67 Jumlah 4 2 4 2 2 3 13 54,1 21

7 6 Peter

Berger Joko V V V V 4 66,7 67 Kidung V V V V V 3 50 50 Huda V V V V 3 50 50 Yonif V V V 3 50 50 Jumlah 3 3 4 3 2 2 13 54,3 21

7

Page 250: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

229

Surakarta, 19 November 2011

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

7 Pitirim Sorokin

Tesa V V V 3 50 50 Aulia V V V V V 4 66,7 67 Qonita V V V 3 50 50 Zafira V V V V V 3 50 50 Jumlah 3 2 4 2 2 2 13 54,3 21

7 8 Haberma

s Nawa V V V V 4 66,7 67 Maria V V V V V V 4 66,7 67 Senigi V V V 2 33,3 33 Bramanta

V V V V 3 50 50

Jumlah 3 2 4 2 2 4 13 54,3 217

JUMLAH KEAKTIFAN

27 22 30 15 13 23 130 58,9 60

Prosentase keseluruhan

84,3 68,7 93,7 46,8 40,6 71,8 67,7

Page 251: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

230

LAMPIRAN 2.9 PENGOLAHAN DATA HASIL OBSERVASI

Hasil peningkatan keaktifan belajar siswa siklus 1

No Pertemuan 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

1 1 90,60 53,10 56,30 40,60 43,70 68,80 58,85

2 2 93,70 56,30 75,00 78,10 46,00 75,00 70,68 3 3 78,10 75,00 56,30 46,80 50,00 62,50 61,45

4 4 84,30 68,70 93,70 46,80 40,60 71,80 67,65 rata-rata 86,68 63,28 70,33 53,08 45,08 69,53 64,66

Tabel diatas ditampilkan dalam bagan sebagai berikut:

Perbandingan pra siklus dengan siklus 1

Page 252: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

231

No tindakan 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

1 Pra

siklus 81,25 60,95 42,2 40,6 40,6 46,85 52,08 2 Siklus 1 86,68 63,28 70,33 53,08 45,08 69,53 64,66

Jumlah kenaikan 5,43 2,33 28,13 12,48 4,48 22,68 12,58 Tabel diatas ditampilkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Page 253: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

232

LAMPIRAN 2.10 PEDOMAN WAWANCARA

(Siklus 1)

Informan Tujuan Pertanyaan Guru Untuk merefleksi

bagaimana hasil dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada siklus 1

1. Bagaimana tanggapan anda terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dalam pembelajaran sosiologi di siklus 1?

2. Apakah kendala yang anda hadapi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 1?

3. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 1?

4. Apakah ada peningkatan keaktifan siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 1?

5. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 1 ini membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sosiologi?

6. Perbaikan seperti apa yang perlu dilakukan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 1 ini agar siklus selanjutnya lebih baik?

7. Kekurangan apa yang anda rasakan dari siklus pertama ini?

Page 254: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

233

LAMPIRAN 2.11 HASIL WAWANCARA SIKLUS 1

Informan

Pertanyaan Jawaban

Guru 1. Bagaimana tanggapan anda terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran sosiologi di siklus 1?

Kalo menurut saya ya bagus, ada beberapa aspek yang menekankan keaktifan belajar misalnya pada diskusi dan presentasi. Banyak siswa yang sebelumnya hanya diam saja didalam kelas terlihat bekerja dalam kegiatan pembelajaran.

2. Apakah kendala yang anda hadapi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 1?

Ya kendalanya waktu ya mbak. Selain itu kalo anak-anak belum jelas dengan cara kerja jigsaw kan susah juga. Menurut saya materinya juga terlalu banyak sehingga waktunya tidak cukup.

3. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 1?

Kalo ada temannya seperti ini sih enak mbak. Saya banyak terbantu dalam menyiapkan materi pelajaran dan mendapatkan informasi dalam pelaksanaan jigsaw.

4. Apakah ada peningkatan keaktifan siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 1?

Ya iyalah. Kan niatnya jigsaw juga untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Meskipun peningkatannya sedikit tapi tetap ada mbak.

5. Perbaikan seperti apa yang perlu dilakukan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 1 ini agar siklus selanjutnya lebih baik?

Yang pertama perencanaan mbak. Kalo bisa materi yang di berikan kepada siswa dalam kelompok ahli itu sedikit saja. Harus disesuaikan dengan waktu. Lalu pemahaman siswa perlu ditekankan. Apalagi adanya turnamen itu. Itu akan menambah siswa semangat dalam berkompetisi.

6. Kekurangan apa yang anda rasakan dari siklus pertama ini?

Waktu jelas. Karena setiap pertemuan hanya 45 menit. Terus itu dalam kegiatan presentasi sebaiknya jangan semua siswa yang maju. Yang pentingkan hasil diskusi disilangkan. Tidak perlu semua siswa maju kedepan kan?

Page 255: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

234

LAMPIRAN 2.12 NILAI ULANGAN SISWA SIKLUS 1

No Nama

Nilai Ulangan

pra siklus

Ulangan siklus 1

1 Abi Dhabith Praptanda 80 78 2 Achmad Afandi 89 87 3 Agita Zafi Rahmasari 85 86 4 Alifa Nindita Diwasari 78 78 5 Annisa Yorinta Sari 85 88 6 Aulia Syifa 77 82 7 Bramantya Samuel Rizki Argiyan 84 78 8 Christiana Catur Retnowati 84 90 9 Daniel Christianto Setyo P 90 91 10 Dewa Atu Putu Nadya Hareswari 80 81 11 Dyan Adi Prakoso 92 82 12 Hafidz Bahtiar Priyono 77 83 13 Huda Diwang Aryoseto 84 81 14 Joko Cahyo Baskoro 89 83 15 Kezia Ardelia Fidiasari 90 82 16 Kharisma Resti Kurnia Diah S 90 81 17 Kidung Dalu Sriyoko 80 87 18 Maria Retno Savitri 77 77 19 Mutia Ulinur 81 79 20 Nilam Ikasari 80 88 21 Oktaverika Asrowifah 78 79 22 Putu Anom Suryawan 77 77 23 Qonita Khoirun Nisa 84 77 24 Ratri Febriastuti 89 87 25 Rhizqi Nuurannisa 77 75 26 Rm Nawa Yamashita Jaya Muliawan 77 87 27 Senigi Oktario Putra 79 80 28 Seno Aji Haryanto 78 87 29 Tesalonika Mardani 83 76 30 Utri Wichaksari 80 77 31 Yonif Fafan Iriano 77 88 32 Zafirah Rizka 77 77

82,125 82,15

Page 256: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

235

LAMPIRAN 2.13 PENILAIAN KELOMPOK SIKLUS 1

No Kelompok Ketua Nilai Pertemuan Nilai

Ulangan skor akhir 1 2 3 4

1 Auguste Comte Nilam 234 234 232 234 320 1254

2 Spencer Cristiana 255 248 248 250 340 1341 3 Webber Anom 217 215 215 217 332 1196

4 Herbert Mead

Daniel 233 230 233 233 334 1263

5 Paul Horton Abi 215 215 215 217 330 1192

6 Peter

Berger Joko 215 215 215 217 339 1201

7 Pitirim Sorokin

Tesalonika 215 215 215 217 312 1174

8 Habermas Nawa 210 210 210 217 322 1169

Nilai tim dan juaranya

No Kelompok Ketua

Nilai Pertemuan Nilai Ulangan

skor akhir 1 2 3 4

1 Spencer Cristiana 255 248 248 250 340 1341

2 Herbert Mead Daniel 233 230 233 233 334 1263

3 Auguste Comte Nilam 234 234 232 234 320 1254

4 Peter

Berger Joko 215 215 215 217 339 1201

5 Webber Anom 217 215 215 217 332 1196

6 Paul

Horton Abi 215 215 215 217 330 1192

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 215 215 215 217 312 1174

8 Habermas Nawa 210 210 210 217 322 1169

Page 257: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

236

LAMPIRAN 2.14

DOKUMENTASI GAMBAR SIKLUS 1

Kegiatan presentasi siswa pada siklus 1. Siswa terlihat aktif mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

Siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh materi yang dipresentasikan oleh kelompok lain. Namun tetap saja masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman.

Page 258: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

237

LAMPIRAN 3.1

SILABUS Nama Sekolah : SMAN 1 Surakarta Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas / Program : X / RSBI Semester : 2 (dua) Tahun Pelajaran : 2011/2012 Standar Kompetensi : 2. Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian.

KOMPETENSI DASAR

MATERI POKOK/PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

WAKTU

SUMBER BELAJAR

2.1 Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian

▪ Sosialisasi dan pembentukan kepribadian ▪ Sosialisasi dan pembentukan kepribadianMenjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadiann

TATAP MUKA : ▪ Secara individu mengamati proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian di lingkungan terdekat ▪Secara individu menceritakan hasil pengamatan tentang proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian ▪ Secara kelompok mendiskusikan tentang pembentukan kepribadian dengan kebudayaan. Mengajarkan siswa untuk belajar mempunyai kepribadian yang baik yang tidak merugikan orang lain maupun dirinya. ▪ Secara kelompok mendiskusikan hubungan

▪ Mendefinisikan sosialisasi dan pembentukan kepribadian ▪ Menghubungkan pembentukan kepribadian dengan kebudayaan ▪ Mendiskripsikan

Ulangan Harian Soal dengan bentuk uraian dan pemberian tugas

12x 45’

Utama : Sosiologi X, BSE, PT. Intan Pariwara. Sosiologi Jilid I,II, Paul B. Horton Pendukung : www.scribd.com/sosialisasi dan pembentukan kepribadian civicseducation.wordpress.com/ sosialisasi dan

Page 259: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

238

sosialisasi dengan pembentukan kepribadian PENUGASAN TERSTRUKTUR : Mengerjakan LKS Uji Kompetensi 1 KEGIATAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR : . Siswa menganalisa kepribadian orang dengan melihat kebiasaan perilakunya

hubungan sosialisasi dengan kepribadian

pembentukan kepribadian Buku – buku dari penerbit lain yang dipunyai siswa

Page 260: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

239

LAMPIRAN 3.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4

(RPP.4)

A. IDENTITAS MATA PELAJARAN : 1. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Surakarta 2. Kelas : X 3. Semester : 2 4. Program : RSBI 5. Mata Pelajaran : Sosiologi 6. Jumlah Pertemuan : 12 kali Pertemuan

B. STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian C. KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI : 1. Mendefinisikan sosialisasi dalam pembentukan kepribadian. 2. Mendiskripsikan hubungan sosialisasi dengan kepribadian. 3. Menghubungkan pembentukan kepribadian dengan kebudayaan. E.TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat menjelaskan tentang : • Definisi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian

• Diskripsi hubungan sosialisasi dengan kepribadian. • Hubungan pembentukan kepribadian dengan kebudayaan. F. MATERI PEMBELAJARAN :

1. Sosialisasi a. Pengertian sosialiasi b. Proses sosialisasi dan factor-faktor yang mempengaruhi proses

sosialisasi c. Macam-macam media sosialisasi/ jenis sosialisasi d. Jenis-jenis

sosialisasi d. Faktor pengaruh sosialisasi e. Tahapan dari sosialisasi

2. Kepribadian a. Pengertian kepribadian b. Faktor-faktor pembentuk kepribadian c. Korelasi antara sosialisasi dan pembentukan kepribadian d. Tahap-tahap perkembangan kepribadian e. Macam-macam teori tipe kepribadian f. Korelasi antara kepribadian dengan keteraturan social dalam

masyarakat g. Kebudayaan dan pengaruhnya terhadap kepribadian.

Page 261: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

240

G.ALOKASI WAKTU : 6 X 2 X45’ ( 12 X Pertemuan)

H. METODE PEMBELAJARAN : 1. Ceramah

2. Diskusi kelompok 3. Tanya jawab

4. Evaluasi I. SUMBER BELAJAR : 1. Materi Utama :

- Buku Sosiologi X, BSE, PT. Intan Pariwara - Buku Pengantar Sosiologi, Soerjono Soekanto - Transparan ringkasan materi

2. Materi Penunjang :

www.scribd.com/sosialisasi dan pembentukan kepribadian civicseducation.wordpress.com/ sosialisasi dan pembentukan kepribadian

J. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN :

1. Papan tulis, spidol, penggaris dan penghapus. 2. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) 3. Paparan dengan Power Point.

K. KEGIATAN PEMBELAJARAN: 1. Pertemuan Pertama :

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal a. Motivasi : Apa jadinya bila kita

dikucilkan atau dijauhi oleh masyarakat karena kita tidak mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan kita?

5’

Refleksi

b. Apersepsi : Sebagai mahluk social tentunya kita akan merasa marah dan tersiksa secara batiniah. Untuk itu kita perlu menyesuaikan diri dengan

Empati

Page 262: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

241

lingkungan melewati proses sosialisasi dari sejak kita lahir hingga dewasa.

2 Kegiatan Inti a. Ceramah tentang pengertian

sosialisasi. (Explorasi)

10’

b. Siswa disuruh membuat pendapat sendiri mengenai definisi sosialisasi.

10’ Berani

c. Tanya jawab tentang tujuan sosialisasi. (Elaborasi)

15’

3 Kegiatan Penutup a. Siswa mampu mampu

memahami sosialisasi secara umum dan mengulang definisinya sendiri tentang sosialisasi.

5’

Menyimpulkan

c. Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Siswa menjawab salam penutup dari guru

Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) Siswa disuruh membuat pendapat sendiri mengenai definisi sosialisasi. 2. Pertemuan Kedua:

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal a. Motivasi : Sosialisasi primer

dalam keluarga ternyata sangat penting dalam rangka pembentukan kepribadian seseorang.

5’

Refleksi

Page 263: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

242

b. Apersepsi : Menurut anda, dalam

proses sosialisasi anda sudah di tahapan yang mana?

Empati

2 Kegiatan Inti a. Memberikan ceramah mengenai

proses sosialisasi dari pemikiran G.H Mead dan C.H Cooley.

(Explorasi)

10’

b. Masing-masing siswa menuliskan ciri-ciri dari setiap tahapan proses sosialisasi berikut dengan contohnya.

10’ Berani

c. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi, dilanjutkan dengan tanya jawab. (Ekplorasi)

15’

3 Kegiatan Penutup a. Siswa memberikan kesimpulan

dari setiap tahap sosialisasi yang telah dipelajarinya.

5’

Menyimpulkan

a. Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Siswa menjawab salam penutup dari guru

Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) Masing-masing siswa menuliskan ciri-ciri dari setiap tahapan proses sosialisasi berikut dengan contohnya

3. Pertemuan Ketiga:

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal

Page 264: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

243

a. Motivasi : Setiap individu pada

umumnya melewati beberapa kelompok social yang menjadi agen/ media sosialisasinya. Contoh siswa SMA berarti sudah melewati 3 media sosialisasi yaitu keluarga, teman sepermainan dan sekolah.

5’

Refleksi

b. Apersepsi : Sebutkan media/ agen sosialisasi yang lainnya.

Empati

2 Kegiatan Inti

a. Diskusi tentang mediaatau agen sosialisasi , jenis,factor, tahapan sosialisasi

10’

b. Kelas dibagi dalam 4 kelompok, diberikan tema diskusi selanjutnya dipresentasikan di depan kelas.

10’ Berani

c. Tema klp 1 : Media keluarga Tema klp 2 : Media Teman

Sepermainan/ Sebaya. Tema klp 3 : Media Sekolah.

Tema klp 4 : Media Massa.

15’

3 Kegiatan Penutup a. Siswa diharapkan mampu

menyimpulakan dan menganalisa dari setiap peran agen/ media sosialisasi yang telah didiskusikan.

5’

Menyimpulkan

a. Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Siswa menjawab salam penutup dari guru

Page 265: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

244

Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) Siswa menyebutkan sosialisasi apa saja yang didapatkan dalam setiap tahap sosialisasi yang sudah dilaluinya.

4. Pertemuan Keempat:

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal a. Motivasi : Tahukah kamu

bahwa para napi atau penghuni LP itu sebenarnya mengalami pencabutan identitas dari masyarakat umum dan memperoleh sosialisai lanjutan yang terjadi dalam kelompoknya tersebut.

5’

Refleksi

b. Apersepsi : Menurutmu apa itu Desosialisasi dan resosialiasi itu?

Empati

2 Kegiatan Inti a. Ceramah tentang jenis-jenis

sosialisasi baik primer maupun sekunder. (Explorasi)

10’

b. Tanya jawab tentang jenis-jenis sosialisasi.

10’ Berani

c (Ekplorasi/Elaborasi) 15’ 3 Kegiatan Penutup a. Siswa lebih mengerti adanya

sosialisasi diluar sosialisasi yang telah diketahui dan diterimanya selama ini.

5’

Menyimpulkan

a. Siswa menerima informasi tentang tugas (KMTT) yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada

Page 266: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

245

pertemuan berikutnya.

c. Siswa menjawab salam penutup dari guru

Siswa menerima informasi tentang tugas (KMTT) Siswa membuat contoh jenis sosialisasi sekunder yang ada di masyarakat kita.

5. Pertemuan Kelima :

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal

a. Motivasi : Cerita. Kepribadian

b. seseorang itu akan nampak

apabila berhubungan dengan orang lain. Hal itu bisa dilihat dari sifat, sikap dan kebiasaan yang dimiliki seseorang tersebut.

5’

Refleksi

b. Apersepsi : Apa yang diketahui siswa tentang warisan biologi, warisan lingkungan, warisan social, dan kelompok manusia.

Empati

2 Kegiatan Inti a. Menjelaskan pengertian

Kepribadian. (Explorasi)

10’

b. Menjelaskan factor-faktor pembentuk kepribadian.

10’ Berani

c. Diskusi kelas tentang korelasi sosialisasi dengan pembentuk kepribadian (Ekplorasi/Elaborasi)

15’

3 Kegiatan Penutup a. Siswa bisa menganalisa ternyata Menyimpulkan

Page 267: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

246

pembentukan kepribadian bisa dipengaruhi banyak factor dan seberapa jauh sosialisasi yang didapat dari seseorang tersebut.

5’

b.Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Siswa menjawab salam penutup dari guru

Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) merangkum materi diskusi yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 6. Pertemuan Keenam :

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal

a. Motivasi :Coba diingat kembali tentang fase-fase perkembangan sosialisasi manurut G.H Mead.

b.

5’

Refleksi

b. Apersepsi : Kemudian cocokkan dengan tahapan perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi.

Empati

2 Kegiatan Inti a. Menerangkan tahap-tahap

perkembangan kepribadian. (Explorasi)

10’

b. Menjelaskan macam-macam teori tipe kepribadian.

10’ Berani

c (Ekplorasi/Elaborasi) 15’ 3 Kegiatan Penutup a. Siswa mampu mendefinisikan

berbagai teori tentang kepribadian.

5’

Menyimpulkan

Page 268: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

247

b.Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) yang harus dikerjakan dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Siswa menjawab salam penutup dari guru

Siswa menerima informasi tentang tugas (PT) Mengerjakan Latihan soal-soal. L. ALAT PENILAIAN. :

1. Jenis Test : a. Lisan secara individual.

b. Test tertulis secara klasikal.

2. Soal Tes Uraian : 1. Jelaskan menurut anda mengenai sosialisasi!

2. Tahapan sosialisasi apa sajakah yang sudah anda alami samapi sekarang ini, jelaskan!

3. Media-media sosialisasi manakah yang sudah anda lalui? 4. Menurut anda, benarkah sosialisasi berlangsung seumur hidup? 5. Sebutkan jenis-jenis sosialisasi!

Berikut ini format penilaian diskusi kelompok pada pertemuan Ketiga, Kelima, dan Ketujuh.

Keterangan: nilai maksimal 20 setiap aspeknya.

No. Nama

ASPEK PENILAIAN Total nilai

Presentasi Sikap Keaktifan Wawasan Kemampuan mengemukakan

pendapat

Kerja sama

Page 269: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

248

LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK

No Nama Siswa Aspek yang Dinilai

Skor/ Jumlah 1 2 3 4 5 6

Aspek yang dinilai:

1. Kemampuan menyampaikan pendapat. 2. Kemampuan memberikan argumentasi. 3. Kemampuan memberikan kritik. 4. Kemampuan mengajukan pertanyaan. 5. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik. 6. Kelancaran berbicara.

Penskoran: Jumlah skor: A. Tidak Baik Skor 1 24—30 = Sangat Baik B. Kurang Baik Skor 2 18—23 = Baik C. Cukup Baik Skor 3 12—17 = Cukup D. Baik Skor 4 6—11 = Kurang E. Sangat Baik Skor 5

FORMAT PENILAIAN PROSES DISKUSI

No Nama Siswa Kriteria Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4 5 1

2

dst

Keterangan: Rentang skor : 1—3

a. Aktivitas dalam kelompok 2—15 = Sangat baik

Page 270: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

249

b. Tanggung jawab individu 9—11 = Baik

c. Pemikiran 6—8 = Cukup

d. Keberanian berpendapat 3—5 = Kurang

e. Keberanian tampil

Surakarta, 25 Juni 2011

Validasi

WK Kurikulum

Drs. Suryadi, MPd NIP. 19540412 198003 1 019

Guru Mapel Sosiologi

Agustaf Didit Maryos, S.Sos NIP. 19740814 200604 1 004

Mengetahui, Kepala Sekolah SMAN 1 Surakarta

Drs . HM. Thoyibun, S.H.,M.M NIP 19580204 198603 1 1017

Page 271: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

250

LAMPIRAN 3.3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Siklus 2)

Nama sekolah : SMA Negeri 1 Surakarta Mata Pelajaran : Sosiologi Materi Pokok : Sosialisasi Sebagai Proses

Pembentukan Kepribadian Kelas/ Semester : X/9

Standar Kompetensi : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan Kompetensi Dasa : Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan

kepribadian. Indikator :

1. Mendefenisikan sosialisasi dan pembentukan kepribadian

2. Menjelaskan bentuk-bentuk sosialisasi 3. Menjelaskan tahap sosialisasi 4. Menjelaskan agen-agen yang berperan dalam

sosialisasi. 5. Menjelaskan Sosialisasi sebagai proses

pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian

Pertemuan ke : 1-6 Alokasi waktu : 5 x 45 Menit Tujuan pembelajaran

Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan mampu : (g) Mendefinisikan pengertian sosialisasi dan Kepribadian (h) Menjelaskan tahap Sosialisasi (i) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi sosialisasi (j) Menjelaskan Bentuk Sosialisasi (k) Menjelaskan agen sosialisasi yang berperan dalam proses sosialisasi (l) Menjelaskan Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam

pembentukan kepribadian G. Materi Pembelajaran

1. Pengertian sosialisasi Sosialisasi adalah proses belajar seorang individu menjadi anggota masyarakat agar dapat berpartisipasi di dalamnya. · Sosialisasi menurut Charlotte Buhler adalah proses yang membantu

individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

· Sosialisasi menurut Bruce J. Cohen adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh

Page 272: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

251

kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok.

· Sosialisasi menurut Peter Berger adalah suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

· Sosialisasi menurut Sukandar Wiraatmaja adalah proses belajar mulai bayi untuk mengenal dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui oleh masyarakat.

· Sosialisasi menurut Jack Levin dan James L. Spates adalah proses pewarisan dan pelembagaan kebudayaan kedalam kepribadian individu.

2. Tahap sosialisasi Pemikiran para ahli tentang proses-proses sosialisasi. a. Pemikiran George Herbert Mead

Menurut Mead, proses sosialisasi yang dilakukan oleh manusia adalah melalui peran peran yang harus dijalankan oleh individu sehingga pemikirannya terkenal dengan Role Theory (teori mengenai peranan). Tahapan sebagai berikut: 1) Tahap play stage (tahap bermain) 2) Tahap game stage (tahap permainan) 3) Tahap generalized stage (tahap penerimaan norma kolektif)

b. Pemikiran Charles Horton Cooley Pemikiran Cooley terkenal dengan Looking Glass-self (Cermin Diri) yang juga menekankan pentingnya peranan interaksi dalam sosialisasi. Seorang individu berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Dalam hal ini, seorang individu berkembang melalui tiga tahap, yaitu: 1) Persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. 2) Persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. 3) Seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya.

3. Faktor yang mempengaruhi sosialisasi Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pembentukan kepribadian sebagai berikut. · Lingkungan geografis menimbulkan pengalaman-pengalaman yang

berbeda pada seseorang dalam menyelaraskan dirinya terhadap keadaan alam.

· Lingkungan kebudayaan menyebabkan partisipasi yang berbeda-beda coraknya di dalam lingkungan kebudayaan secara menyeluruh.

4. Bentuk sosialisasi Di dalam masyarakat sosialisasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: · Sosialisasi Primer

Menurut Peter Berger dan Luckman, sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, di mana ia menjadi anggota masyarakat. Biasanya pada usia 1 – 5 tahun, secara bertahap mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

Page 273: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

252

· Sosialisasi Sekunder Menurut Peter Berger dan Luckman, sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya.

· Sosialisasi Represif Sosialisasi yang menekankan pada pengawasan yang ketat dan pemberian hukuman kepada setiap orang yang melanggar peraturan atau norma yang berlaku. Misalnya di lingkungan pendidikan militer seperti kepolisian.

· Sosialisasi Partisipasi Sosialisasi yang menekankan pada keikutsertaan seseorang dalam proses sosial. Anak-anak yang sudah menaati nilai dan norma diberi pujian, sedangkan yang belum mereka terus dibimbing, diarahkan dan diluruskan jika terjadi penyimpangan.

5. Agen sosialisasi Ada berbagai jenis media sosialisasi yang bertindak sebagai agen sosialisasi, yakni pihak pihak yang melaksanakan sosialisasi, antara lain sebagai berikut. · Keluarga (kinship) Keluarga sebagai agen sosialisasi, merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. · Teman sepermainan Teman sepermainan merupakan sosialisasi dalam keluarga. Dalam kelompok bermain mulai mempelajari aturan dan peran yang berlaku bagi orang-orang yang berkedudukan sama (sederajat). · Sekolah Pada masyarakat tradisional yang masih sangat sederhana (primitif ) keluarga merupakan lembaga paling dominan dalam proses sosialisasi. · Sosialisasi di lingkungan kerja Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. · Sosialisasi melalui media massa Media massa terdiri atas media cetak (seperti surat kabar dan majalah) dan media elektronik (seperti radio, televisi, video, film, piringan hitam dan kaset). Media massa memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi.

6. Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian Kebudayaan merupakan karakter masyarakat bukan karakter secara individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan.

H. Metode pembelajaran 1. Koopetaif Jigsaw II 2. Eksplorasi

Page 274: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

253

I. Peta Konsep J. Alat /media pembelajran

1. LCD 2. White Board 3. Spidol 4. Laptop/camputer 5. Instrumen pembelajaran meliputi lembar diskusi siswa, lembar materi

diskusi dll. K. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 No

Kegiatan pembelajaran Metode Media

Waktu

Pendidikan karakter

1 f. Salam Pembukaan g. Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan

kelayakan kelas dalam proses pembelajaran. h. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran

i. Motivasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sosialisasi dan memberitahukan indikator-indikator yang akan dicapai.

j. Rambu-rambu belajar Siswa pemperhatikan peta konsep tentang sosialisasi sebagai gambaran tentang materi yang akan di sampaikan.

Ceramah Informasi Tanya jawab

White board Computer /LCD

5’ Disiplin Bertanggung jawab Cinta Lingkungan

2 Kegiatan Inti Eksplorasi

Ceramah Tanya

Computer

35’

Sosialisasi

Dasar kepribadian

proses pembentukan kepribadian

Jenis Media Sosialisasi

Tahapan

Fungsi

Kebudayaan berpengaruh

terhadap kepribadian

Peta Konsep Sosialisasi

Page 275: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

254

(xiv). Guru menjelaskan mengenai pengertian sosialisasi dari para ahli dan secara umum.

(xv). Guru memberikan contoh sosialisasi dalam lingkungan sekolah

(xvi). Guru bertanya pada siswa mengenai pendapat mereka mengenai contoh lain tentang sosialisasi di lingkungan siswa. Kemudian guru menampung jawaban siswa.

(xvii). Guru menjelaskan kepada siswa faktor pendorong sosialisasi

(xviii). Kemudian setelah memberikan penjelasan pendorong sosial dari beberapa pendapat siswa.

(xix). Guru menjelaskan contoh pendorong sosialisasi

Elaborasi Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi sosialisasi dan faktor-faktor pendorong sosialisasi yang terjadi di lingkungan sekolah. Konfirmasi Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa yang memberikan contoh sosialisasi di lingkungan sekolah.

Jawab

/LCD Alat Tulis

Cerdas Peduli dan kreatif

3 Kegiatan Akhir d. Guru menanyakan apakah ada materi yang

kurang jelas. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

e. Guru memberi pertanyaan kepada siswa sebagai evaluasi dan tugas mandiri kepada siswa untuk belajar dirumah

f. Kemudian guru menjelaskan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya dengan menggunakan kelompok jigsaw.

g. Materi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. Meliputi 6. Tahapan sosialisasi 7. Bentuk sosialisasi 8. Agen sosialisasi

Tanya Jawab

Komputer/LCD

5’ Peduli dan Kreatif

Page 276: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

255

Pertemuan 2 No

Kegiatan pembelajaran Metode Media

Waktu

Pendidikan karakter

1 f. Salam Pembukaan g. Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan

kelayakan kelas dalam proses pembelajaran. h. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan mengulas mengenai pelajaran sebelumnya yaitu sosialisasi dan faktor pendorongnya. Kemudian setelah siswa menjawab guru memberikan klarifikasi terhadap beberapa jawaban siswa serta menarik kesimpulan. Kemudian menghubungkan materi tersebut dengan materi yang akan disampaikan yaitu tahapan, bentuk dan agen sosialisasi.

i. Motivasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

j. Rambu-rambu belajar Siswa pemperhatikan peta konsep tentang tahapan, bentuk dan agen sosialisasi gambaran akan materi yang akan dipelajari. Siswa dibagi perkelompok kooperatif selanjutnya berkumpul dengan kelompok ahli untuk melaksanakan diskusi secara mandiri.

Ceramah Informasi Tanya jawab

White board Computer /LCD

10’ Disiplin Bertanggung jawab Cinta Lingkungan

2 Kegiatan Inti e. Guru memberikan materi kelompok ahli kepada

masing-masing kelompok. f. Guru memantau kegiatan diskusi kelompok ahli g. Guru mengarakan siswa untuk kembali

kekelompok asal. Dan menjelaskan hasil diskusi kelompok ahli kekelompok asal.

h. Siswa menuliskan hasil diskusi keseluruhan di lembar diskusi siswa.

Ceramah Tanya Jawab

Computer /LCD Alat Tulis

30’

Cerdas Peduli dan kreatif

3 Kegiatan Akhir d. Guru memberikan tugas untuk menyelesaikan

rangkuman materi dirumah secara berkelompok asal/ kooperatif

e. Kemudian guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan minggu selanjutnya yaitu diskusi antar kelompok.

Tanya Jawab

Komputer/LCD

5’ Peduli dan Kreatif

Pertemuan 3. No

Kegiatan pembelajaran Metode Media

Waktu

Pendidikan karakter

1 f. Salam Pembukaan g. Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan

Diskusi kelompo

White board

5’ Disiplin Bertanggu

Page 277: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

256

kelayakan kelas dalam proses pembelajaran. h. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk presentasi i. Motivasi

Guru menjelaskan tujuan mengenai pelanggaran tahapan, bentuk dan agen sosialisasi dalam masyarakat.

j. Rambu-rambu belajar Siswa yang belum mempresentasikan hasil diskusi mempresentasikannya didepan kelas.

k/ presentasi

Computer /LCD

ng jawab Cinta Lingkungan

2 Kegiatan Inti c. Guru menyuruh siswa untuk membacakan

hasil diskusi kelompok ahli didepan kelas. d. Guru memberikan balikan yanng positif

mengenai performan siswa didepan kelas, dan memberikan komentar dan penguatan, agar lebih baik dalam performan berikutnya.

Ceramah Tanya Jawab

Computer /LCD Alat Tulis

35’

Cerdas Peduli dan kreatif

3 Kegiatan Akhir b. Guru menanyakan apakah ada materi yang

kurang jelas. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

Tanya Jawab

Komputer/LCD

5’

Peduli dan Kreatif

Pertemuan ke 4 No

Kegiatan pembelajaran Metode Media

Waktu

Pendidikan karakter

1 f. Salam Pembukaan g. Presensi kehadiran siswa dan mempersiapkan

kelayakan kelas dalam proses pembelajaran. h. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dan mengulas sedikit mengenai pelajaran sebelumnya yaitu tentang bentuk-bentuk interaksi sosial.

i. Motivasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.

j. Rambu-rambu belajar Siswa pemperhatikan peta konsep tentang proses Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian sebagai gambaran

Ceramah Informasi Tanya jawab

White board Computer /LCD

5’ Disiplin Bertanggung jawab Cinta Lingkungan

Page 278: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

257

tentang materi yang akan di sampaikan.

2 Kegiatan Inti Eksplorasi (xi). Guru menjelaskan konsep kepribadian dan

budaya (xii). Guru menghubungkan antara kepribadian

dan kebudayaan

Elaborasi Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian. Konfirmasi Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa yang memberikan contoh Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian di lingkungan siswa.

Ceramah Tanya Jawab

Computer /LCD Alat Tulis

35’ Cerdas Peduli dan kreatif

3 Kegiatan Akhir (7) Guru menanyakan apakah ada materi yang

kurang jelas. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar. Setelah itu guru menyempurnakan kesimpulan dari pendapat beberapa siswa tadi. Kemudian guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini.

(8) Guru memberi evaluasi dengan menanyakan contoh Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian di lingkungan masyarakat.

(9) Kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk belajar mempersiapkan UK.3 pertemuan selanjutnya.

Tanya Jawab

Komputer/LCD

5’ Peduli dan Kreatif

Pertemuan ke 5 No

Kegiatan pembelajaran Metode Media Waktu

Pendidikan karakter

1 Evaluasi pembelajaran. Tes tertulis

Lembar jawaban

40’ Kejujuran

2 Penutup. c. Guru bertanya kepada siswa

mengenai ujian yang dilaksanakan. d. Membahas soal-soal evaluasi.

Diskusi 5’

Page 279: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

258

Sumber : 1. Kun Maryati, Juju Suryawati. 2010. Sosiologi SMA Kelas X. Jakarta : Esis. 2. Andreas Soeroso. SOSIOLOGI 1. SMA Kelas X. Penerbit Quadra Yudhistira. 3. Indianto Muin. SOSIOLOGI SMA kelas X. Jakarta: Erlangga. 4. Pengantar sosiologi. Kamanto Sunarto. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. 5. http://mahar-cantixs.blogspot.com/p/power-point.html

VI. PENILAIAN A. Instrumen :

3. Ranah Afektif Penilaian afektif dilakukan ketika siswa melaksanakan proses pembelajaran secara berkelompok, untuk itu digunakan format seperti ini.

No

Nama Siswa

Indikator sikap dan nomor indikator Nilai rata-rata 1 2 3 4 5 6

Penilaian

d. Kriteria skor : 1= sangat kurang 2= kurang 3= cukup 4=baik/ sering 5= sangat baik/ sangat sering

4. Ranah Kognitif Bentuk soal Tertulis sebagai bentuk evaluasi.

Soal. 1. Bagaimana peran nilai sosial dan norma sosial dalam proses sosialisasi

di masyarakat? Jelaskan! 2. Sebutkan agen-agen sosialisasi dan jelaskan peran masing-masing

agen tersebut! 3. Mengapa proses sosialisasi sangat penting bagi manusia? Apa yang

akan terjadi apabila seorang individu kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya?

4. Jelaskan tahap-tahap proses sosialisasi George Herbert Mead! 5. Bagaimana peran keluarga dalam membentuk kepribadian seseorang? Penilaian Skoring = 20 + 20 + 20 + 20 + 20 = 100

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Surakarta, 4 Januari 2012 Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

Page 280: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

259

LAMPIRAN 3.4 MATERI JIGSAW SIKLUS 2

1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi adalah proses belajar seorang individu menjadi anggota masyarakat agar dapat berpartisipasi di dalamnya. Sosialisasi menurut Charlotte Buhler adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi menurut Bruce J. Cohen adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok. Sosialisasi menurut Peter Berger adalah suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Sosialisasi menurut Prof. Dr. Nasution, S.H. Sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial (sebagai warga masyarakat yang dewasa). Sosialisasi menurut Sukandar Wiraatmaja adalah proses belajar mulai bayi untuk mengenal dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui oleh masyarakat. Sosialisasi menurut Jack Levin dan James L. Spates adalah proses pewarisan dan pelembagaan kebudayaan kedalam kepribadian individu. Di dalam masyarakat sosialisasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: a. Sosialisasi Primer Menurut Peter Berger dan Luckman, sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, di mana ia menjadi anggota masyarakat. Biasanya pada usia 1 – 5 tahun, secara bertahap mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Peran orang-orang terdekat sangat penting untuk membentuk karakter kepribadian sesuai yang diharapkan. Ini merupakan proses penting karena apapun yang diserap anak di masa ini menjadi ciri mendasar kepribadian anak setelah dewasa. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pola pengasuhan yang baik dan jauh dari suasana kekerasan baik fisik maupun psikis agar kelak karakter anak menjadi baik. Sosialisasi Sekunder Menurut Peter Berger dan Luckman, sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberikan identitas diri baru dan desosialisasi adalah ketika seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. Hal ini biasa terjadi di lingkungan tempat kerja. Sosialisasi Represif

Page 281: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

260

Sosialisasi yang menekankan pada pengawasan yang ketat dan pemberian hukuman kepada setiap orang yang melanggar peraturan atau norma yang berlaku. Misalnya di lingkungan pendidikan militer seperti kepolisian. d. Sosialisasi Partisipasi Sosialisasi yang menekankan pada keikutsertaan seseorang dalam proses sosial. Anak-anak yang sudah menaati nilai dan norma diberi pujian, sedangkan yang belum mereka terus dibimbing, diarahkan dan diluruskan jika terjadi penyimpangan. Faktor-faktor yang memengaruhi proses sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Faktor Internal Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor intrinsik ini menyangkut motivasi, minat serta kemampuan yang dimiliki seseorang dalam rangka menyesuaikan diri dengan tata pergaulan yang ada dalam masyarakat. b. Faktor Eksternal Faktor yang berasal dari luar individu yang melakukan proses sosialisasi dalam masyarakat. Faktor ekstrinsik dapat berupa norma, nilai, struktur sosial, ekonomi, struktur budaya, dan lain-lain. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pembentukan kepribadian sebagai berikut. 1) Lingkungan geografis menimbulkan pengalaman-pengalaman yang berbeda pada seseorang dalam menyelaraskan dirinya terhadap keadaan alam. 2) Lingkungan kebudayaan menyebabkan partisipasi yang berbeda-beda coraknya di dalam lingkungan kebudayaan secara menyeluruh. 3) Warisan biologis menimbulkan faktor-faktor variasi individu dalam hal mentalis, tampang jasmani, dan kematangan pribadi. 4) Lingkungan sosial menyebabkan partisipasi yang berlainan coraknya di dalam kehidupan kelompok. Jenis-jenis sosialisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.

· Sosialisasi primer (primary socialization) Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan dalam masyarakat. Tempat sosialisasi primer adalah keluarga karena manusia lahir dan hidup di tengah-tengah keluarga. Sosialisasi primer akan memengaruhi seorang anak untuk dapat membedakan dirinya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, seperti ayah, ibu, kakak, dan adik. Dalam tahap tersebut, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Sosialisasi primer merupakan tempat menanamkan nilai nilai budaya yang dianut keluarga seperti aturan-aturan keluarga, agama, dan kepercayaan.

· Sosialisasi sekunder (secondary socialization) Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi berikutnya yang memperkenalkan kepada individu tersebut sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat. Sosialisasi

Page 282: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

261

sekunder mengajarkan nilai-nilai baru di luar lingkungan keluarga seperti di lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja. Salah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat adalah proses resosialisasi atau sering disebut proses permasyarakatan total. Contoh: rumah tahanan, rumah sakit jiwa, dan lembaga pendidikan militer. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu kepribadian baru. Ia di didik untuk menerima aturan dan nilai baru. Media sosialisasi Ada berbagai jenis media sosialisasi yang bertindak sebagai agen sosialisasi, yakni pihak pihak yang melaksanakansosialisasi, antara lain sebagai berikut.

· Keluarga (kinship) Keluarga sebagai agen sosialisasi, merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga Inti (nuclear family) yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak serta orang lain yang ada dalam keluarga tersebut ikut menjadi media sosialisasi bagi anak. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended family) agen sosialisasi berjumlah lebih banyak, antara lain paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya, di samping kedua orang tuanya. Dalam keluarga ada beberapa faktor yang bersifat universal dan memengaruhi pembentukan kepribadian anak, yaitu sebagai berikut.

1. Sifat otoriter orang tua Sifat otoriter yang berlebihan dapat menimbulkan konflik dalam diri anak terutama di dalam masyarakat modern yang makin kompleks. Dalam masyarakat tradisional sifat otoriter orang tua lebih besar dan lebih lama, sehingga sifat tersebut menjadi tradisi yang diwariskan. Akan tetapi pada masyarakat modern anak umumnya mengalami emansipasi yang akan menirunya kembali segala nilai yang ditanamkan padanya.

2. Larangan Incest Incest adalah perkawinan yang terjadi di kalangan keluarga sendiri atau perkawinan sedarah. Larangan incest mendorong seseorang mencari pasangan di luar kalangan keluarga.

3. Persaingan untuk mendapat kasih sayang Persaingan di dalam hidup keluarga menjadi pendorong bagi seseorang anak untuk mencari hubungan sosial di luar kalangan keluarga. Orang tua harus mendorong perkembangan pribadi anak, yaitu memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang. Dalam keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi yaitu sebagai berikut. a) Sosialisasi represif Sosialisasi represif yaitu sosialisasi yang mengutamakan ketaatan anak pada orang tua. Sosialisasi ini lebih menekankan penggunaan hukuman terhadap anak yang melakukan

Page 283: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

262

kesalahan. Contoh: memukul anak apabila tidak menaati perintah orang tua. Sosialisasi semacam ini salah satu sifatnya hanya terjadi satu arah (terletak pada orang tua saja). Adapun bentuk sosialisasi represif, antara lain sebagai berikut. – Menghukum perilaku keliru. – Kepatuhan anak terhadap orang tua. – Komunikasi sebagai perintah. – Komunikasi nonverbal. – Sosialisasi berpusat pada orang tua. – Anak memerhatikan keinginan orang tua. – Dalam keluarga pengaruh didominasi orang tua (ayah). Sarana sosialisasi yang paling ampuh adalah bahasa, kata-kata tidak harus baik, jahat, dan sebagainya. Sarana tersebut merupakan alat penting untuk membentuk hati nurani seseorang. Selain itu, bahasa juga menjadi perantara dalam proses pengembangan diri. b) Sosialisasi persuasif Sosialisasi persuasif yaitu sosialisasi yang mengutamakan tindakan pencegahan agar anak tidak melakukan penyimpangan sosial. Contoh: tindakan pemberian peringatan dari orang tua kepada anak, ketika anak ingin keluar malam. Peringatan tersebut, misalnya kalau biasa sering keluar malam kesehatan bisa memburuk, terlambat ke sekolah, dan sebagainya.

· Teman sepermainan Teman sepermainan merupakan sosialisasi dalam keluarga. Dalam kelompok bermain mulai mempelajari aturan dan peran yang berlaku bagi orang-orang yang berkedudukan sama (sederajat). Dalam kelompok bermain anak mulai mengenal dan mempelajari nilai-nilai keadilan. Dalam tahap ini pikiran anak masih bersifat egosentris, belum dapat menilai pendirian orang lain pada umumnya tujuan kegiatan kelompok bermain yang bersifat rekreatif. Pada usia remaja kelompok bermain berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu disebabkan oleh bertambah luasnya ruang lingkup pergaulan remaja baik di sekolah maupun di luar sekolah. Peranan positif dari kelompok persahabatan terhadap perkembangan kepribadian anak sebagai berikut.

1) Remaja merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok persahabatan.

2) Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan 3) Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa,

takut, khawatir, tertekan, gembira yang kemungkinan tidak didapatkan di rumah.

4) Remaja dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak.

Page 284: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

263

5) Remaja lebih bersifat dan bersikap dewasa. Selain peranan positif, ada kemungkinan timbul peranan negatif, misalnya: melalui kelompok persahabatan yang disebut dengan “Geng” atau “klik geng”. Kelompok persahabatan “Geng” atau “klik geng” adalah kelompok sosial yang mempunyai kegemaran berkelahi atau membuat keributan, bahkan tidak jarang mereka minum-minuman keras dan memakai obat-obat terlarang. Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang anggotanya mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama.

· Sekolah Pada masyarakat tradisional yang masih sangat sederhana (primitif ) keluarga merupakan lembaga paling dominan dalam proses sosialisasi. Tetapi pada masyarakat modern fungsi menyosialisasikan anak diganti oleh lembaga formal yang disebut sekolah. Fungsi pendidikan sekolah sebagai media sosialisasi sebagai berikut.

1) Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan daya intelektual agar siswa dapat hidup layak.

2) Membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

3) Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

4) Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berfikir secara rasional dan bebas.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah memiliki dua jenis kurikulum yaitu sebagai berikut.

1) Kurikulum nyata (real curricullum), yang membuat sejumlah mata pelajaran yang disampaikan di sekolah.

2) Kurikulum tersembunyi (hidden curricullum), yang berupa aturan-aturan sopan santun, cara berpakaian yang rapi, penghargaan terhadap waktu/kedisiplinan dan berfikir serta bersikap sistematis.

Sosialisasi melalui sistem pendidikan formal (sekolah) cukup efektif karena di samping membaca, menulis, dan berhitung di sekolah juga diajarkan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), dan kesamaan kedudukan (universalisme).

· Sosialisasi di lingkungan kerja Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, dengan pimpinan, dan dengan relasi bisnis. Kelompok kerja sangat beragam, karena terbentuk dari berbagai bidang keahlian dan jenis pekerjaan. Dalam hubungan sosial di lingkungan kerja setiap orang harus menjalankan peranan sosial dengan kedudukannya. Peranan ini akan menghasilkan sikap tertentu yang memengaruhi tindakan sebagai anggota masyarakat.

· Sosialisasi melalui media massa Media massa terdiri atas media cetak (seperti surat kabar dan majalah)

Page 285: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

264

dan media elektronik (seperti radio, televisi, video, film, piringan hitam dan kaset). Media massa memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Kehadiran media massa sangat memengaruhi tindakan dan sikap anggota masyarakat terutama anak-anak. Nilai nilai dan norma yang disampaikan akan tertanam dalam diri anak melalui penglihatan maupun pendengaran. Apabila informasi yang diterima positif sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat maka akan terbentuk kepribadian yang positif, misalnya penayangan tentang dunia pendidikan, agama, dan lain-lain. Sebaliknya jika informasi yang disampaikan negatif maka akan membentuk kepribadian anak yang kurang baik, misalnya penayangan film yang menonjolkan kekerasan akan mendorong perilaku agresif pada anak-anak yang melihatnya. Maka di sini akan diperkenalkan pemikiran para ahli tentang proses-proses sosialisasi. a. Pemikiran George Herbert Mead Menurut Mead, proses sosialisasi yang dilakukan oleh manusia adalah melalui peran-peran yang harus dijalankan oleh individu sehingga pemikirannya terkenal dengan Role Theory (teori mengenai peranan). Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat maka seorang individu dapat berinteraksi dengan orang lain. Pengembangan diri manusia melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain berjalan secara bertahap mulai dari tahap play stage, game stage, dan generalized other. 1) Tahap play stage (tahap bermain) Pada tahap ini ditandai dengan peran-peran yang dilakukan anak kecil yang menirukan peran-peran yang dimainkan orang-orang yang berada di sekitarnya seperti orang tuanya atau orang dewasa lainnya yang sering mengadakan interaksi dengannya. Ini dapat kalian amati ketika anak kecil sedang bermain dan menjalankan peran yang dilakukan orang dewasa tanpa memahami isi peran-peran tersebut. Misalnya seorang anak yang berpura-pura menjadi dokter, pilot, polisi, tanpa tahu mengapa dokter harus menyuntik, pilot berada di pesawat ataupun mengapa polisi itu harus membawa pistol. 2) Tahap game stage (tahap permainan) Pada tahap ini, masa peniruan sudah mulai berkurang dan tergantikan dengan peran yang secara langsung dimainkan dengan penuh kesadaran. Selain itu, jumlah orang yang berinteraksi dengannya semakin banyak dan kompleks serta mulai memahami peran yang harus dijalankan oleh orang lain tersebut. Seorang anak kecil mulai menyadari adanya norma norma yang harus dipahami baik yang berlaku di dalam keluarganya maupun di luar keluarganya. 3) Tahap generalized stage (tahap penerimaan norma kolektif) Pada tahap ini, seorang anak telah beranjak dewasa dan mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat. Individu tersebut telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa berinteraksi. Sebagai anak, ia telah mampu memahami peranan yang dijalankan orang tua,

Page 286: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

265

sebagai siswa, ia telah mampu memahami peranan yang dijalankan seorang guru, dan sebagainya. Dari pemikiran Mead ini, tampak jelas bahwa diri seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Tanpa berinteraksi dengan orang lain, maka seorang individu tidak mampu untuk tumbuh dan berkembang. Baiklah, itu tadi adalah pemikiran George Herbert Mead. Selanjutnya kita akan belajar tahap sosialisasi dari Charles Horton Cooley. Apakah ada perbedaannya ataukah mempunyai persamaan pemikiran tetapi dengan pandangan yang berbeda? b. Pemikiran Charles Horton Cooley Pemikiran Cooley terkenal dengan Looking Glass-self (Cermin Diri) yang juga menekankan pentingnya peranan interaksi dalam sosialisasi. Seorang individu berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Dalam hal ini, seorang individu berkembang melalui tiga tahap, yaitu: 1) Persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. 2) Persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. 3) Seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya. Untuk memahami pemikiran Cooley, di sini akan disajikan suatu contoh. Seorang murid yang merasa dirinya pandai karena selalu mendapatkan ranking pertama di kelasnya. Karena dengan kepandaiannya itu maka ia selalu diminta gurunya untuk mengikuti perlombaan. Setiap tindakan yang dilakukan selalu mendapatkan pujian dan komentar yang baik. Dengan adanya penilaian tersebut maka seorang anak akan merasa dirinya pandai dan menimbulkan perasaan bangga. Ini juga dapat berlaku ketika seorang anak yang mendapatkan predikat sebagai anak yang nakal, bodoh, dan bandel sehingga setiap tindakan yang dilakukannya selalu dianggap salah, sehingga menimbulkan penilaian yang buruk bagi anak tersebut. Akibatnya anak merasa dirinya nakal, bandel, dan bodoh juga.

Page 287: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

266

LAMPIRAN 3.5 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

DALAM KELOMPOK ASAL (Siklus 2 pertemuan 1)

No Kelompok

Anggota Indikator keaktifan Jumlah

% Nilai 1 2 3 4 5 6

1 Auguste Comte

Nilam V V V V 4 66,7 67 Alifa V V V V V V 6 100 100 Rhizqi V V V 3 50 50 Mutia V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 3 2 3 3 3 17 70,8 284

2 Spencer Cristiana V V V V V V 6 100 100 Anisa V V V V V V 6 100 100 Dewa V V V V V 5 83,3 83 Kharisma V V V V V 5 83,3 83 Jumlah 4 3 3 4 4 4 22 91,6 366

3 Webber Anom V V V V V 5 83,3 83 Kezia V V V V V 5 83,3 83 Agita V V V V 4 66,7 67 A.Afandi V V V V V 5 83,3 83 Jumlah 3 3 3 3 4 3 19 79,2 316

4 Herbert Mead

Daniel V V V V V V 6 100 100 Ratri V V V V V V 6 100 100 Okta V V V V V V 6 100 100 Utri V V V V V V 6 100 100 Jumlah 4 4 4 4 4 4 24 100 400

5 Paul Horton

Hafidz B V V V V 4 66,7 67 Dyan Adi V V V V 4 80 80 Seno Aji V V V V V 5 83,3 83 Abi D V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 3 2 3 4 2 17 70,8 297

6 Peter Berger

Joko V V V V V 5 83,3 83 Kidung V V V V 4 66,7 67 Huda V V V V 4 66,7 67 Yonif V V V 3 50 50 Jumlah 2 2 3 3 3 3 16 66,6 267

7 Pitirim Sorokin

Tesa V V V V 4 80 80 Aulia V V V V 3 50 50 Qonita V V V V V 5 83,3 83 Zafira V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 2 3 2 4 3 17 70,8 280

8 Habermas

Nawa V V V V V 5 83,3 83 Maria V V V V V 5 83,3 83 Senigi V V V 3 50 50

Page 288: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

267

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar secara umum.

No Nama Indikator Keaktifan Siswa Jumla

h % Nilai 1 2 3 4 5 6 1 A.Afandi V V V V V 5 83,3 83 2 Abi D V V V V 4 66,7 67 3 Agita V V V V 4 66,7 67 4 Alifa V V V V V V 6 100 100 5 Anisa V V V V V V 6 100 100 6 Anom V V V V V 5 83,3 83 7 Aulia V V V V 3 50 50 8 Bramantya V V V V 4 80 80 9 Cristiana V V V V V V 6 100 100

10 Daniel V V V V V V 6 100 100 11 Dewa V V V V V 5 83,3 83 12 Dyan Adi V V V V 4 66,7 67 13 Hafidz B V V V V 4 66,7 67 14 Huda V V V V 4 66,7 67 15 Joko V V V V V 5 83,3 83 16 Kezia V V V V V 5 83,3 83 17 Kharisma V V V V V 5 83,3 83 18 Kidung V V V V 4 66,7 67 19 Maria V V V V V 5 83,3 83 20 Mutia V V V V 4 80 80 21 Nawa V V V V V 5 83,3 83 22 Nilam V V V V 4 66,7 67 23 Okta V V V V V V 6 100 100 24 Qonita V V V V V 5 83,3 83 25 Ratri V V V V V V 6 100 100 26 Rhizqi V V V 3 50 50 27 Senigi V V V 3 50 50 28 Seno Aji V V V V V 5 83,3 83 29 Tesa V V V V 4 66,7 67 30 Utri V V V V V V 6 100 100 31 Yonif V V V 3 50 50 32 Zafira V V V V 4 66,7 67

Jumlah 25 22 23 25 29 25

Prosentase 78,12

68,75

71,87

78,12

90,62

78,12

Bramanta V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 2 3 3 3 3 17 70,8 283

JUMLAH KEAKTIFAN

25 22 23 25 29 25 149

Prosentase keseluruhan

78,12

68,75

71,87

78,12

90,62

78,12

77,60

Page 289: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

268

Surakarta, 5 Januari 2012

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

Page 290: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

269

LAMPIRAN 3.6 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

DALAM KELOMPOK ASAL (Siklus 2 pertemuan 2)

No Kelompok

Anggota Indikator keaktifan Jumlah

% Nilai 1 2 3 4 5 6

1 Auguste Comte

Nilam V V V V V 5 83,3 83 Alifa V V V V V 5 83,3 83 Rhizqi V V V V V 5 83,3 83 Mutia V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 3 2 4 4 3 19 79,2 31

6 2 Spencer Cristiana V V V V V V 6 100 10

0 Anisa V V V V V V 6 100 10

0 Dewa V V V V V V 6 100 10

0 Kharisma

V V V V 4 66,7 67

Jumlah 3 3 4 4 4 4 22 91,6 367

3 Webber Anom V V V V V V 6 100 100

Kezia V V V V 4 66,7 67 Agita V V V V V 5 83,3 83 A.Afandi V V V V V V 6 100 10

0 Jumlah 3 4 3 4 4 3 21 87,5 35

0 4 Herbert

Mead Daniel V V V V V V 6 100 10

0 Ratri V V V V V V 6 100 10

0 Okta V V V V V V 6 100 10

0 Utri V V V V V 5 83,3 83 Jumlah 4 4 4 4 4 3 23 95,8 38

3 5 Paul

Horton Hafidz B V V V V V 5 83,3 83 Dyan Adi

V V V V V V 6 100 100

Seno Aji V V V V V 5 83,3 83 Abi D V V V V V 5 83,3 83

Page 291: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

270

Surakarta, 7Januari 2012

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

Jumlah 4 4 3 3 3 3 20 83,3 349

6 Peter Berger

Joko V V V V V 5 83,3 83 Kidung V V V V V 5 83,3 83 Huda V V V V V 5 83,3 83 Yonif V V V V V 5 83,3 83 Jumlah 4 4 3 3 3 3 20 83,3 33

2 7 Pitirim

Sorokin Tesa V V V V V 5 83,3 83 Aulia V V V V V 5 83,3 83 Qonita V V V V V 5 83,3 83 Zafira V V V V 4 80 80 Jumlah 3 3 3 3 4 3 19 79,2 32

9 8 Haberma

s Nawa Maria V V V V V V 6 100 10

0 Senigi Bramanta

Jumlah 1 1 1 1 1 1 6 100 100

JUMLAH KEAKTIFAN

25 26 23 26 27 23 150

Prosentase keseluruhan

86,21

89,65

79,31

89,65

93,10

79,31

86,21

Page 292: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

271

LAMPIRAN 3.7 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

DALAM KELOMPOK ASAL (Siklus 2 pertemuan 3)

No Kelompok

Anggota Indikator keaktifan Jumlah

% Nilai 1 2 3 4 5 6

1 Auguste Comte

Nilam V V V V V 5 83,3 83 Alifa V V V V 4 66,7 67 Rhizqi V V V V 4 66,7 67 Mutia V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 3 3 3 2 3 17 70,8 28

4 2 Spencer Cristiana V V V V V V 6 100 10

0 Anisa V V V V V V 6 100 10

0 Dewa V V V V V 5 83,3 83 Kharisma

V V V V V 5 83,3 83

Jumlah 4 4 4 3 4 3 22 91,6 366

3 Webber Anom V V V V V 5 83,3 83 Kezia V V V V 4 66,7 67 Agita V V V V V V 6 100 10

0 A.Afandi V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 4 4 2 3 3 19 79,2 31

7 4 Herbert

Mead Daniel V V V V V V 6 100 10

0 Ratri V V V V V V 6 100 10

0 Okta V V V V V 5 83,3 83 Utri V V V V V 5 83,3 83 Jumlah 3 4 4 3 4 4 22 91,6 36

6 5 Paul

Horton Hafidz B V V V V V V 6 100 10

0 Dyan Adi

V V V V 4 66,7 67

Seno Aji V V V V 4 66,7 67 Abi D V V V V V 5 83,3 83 Jumlah 3 3 4 2 4 3 19 79,2 31

7

Page 293: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

272

Surakarta, 12 Januari 2012

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

6 Peter Berger

Joko V V V V V V 6 100 100

Kidung V V V V V 5 83,3 83 Huda V V V V V 5 83,3 83 Yonif V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 3 4 3 4 3 20 83,3 33

3 7 Pitirim

Sorokin Tesa V V V V 4 66,7 67 Aulia V V V V V 5 83,3 83 Qonita V V V V 4 66,7 67 Zafira V V V V V V 6 100 10

0 Jumlah 3 3 4 2 3 3 18 75 31

7 8 Haberma

s Nawa V V V V V 5 83,3 83 Maria V V V V V 5 83,3 83 Senigi V V V V 4 66,7 67 Bramanta

V V V V V 5 83,3 83

Jumlah 3 3 3 3 3 4 19 79,2 316

JUMLAH KEAKTIFAN

25 27 30 21 27 26 156

Prosentase keseluruhan

78,12

84,37

93,75

65,62

84,37

81,25

81,25

Page 294: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

273

LAMPIRAN 3.8 PENGAMATAN PERILAKU SISWA

DALAM KELOMPOK ASAL (Siklus 2 pertemuan 4)

No Kelompok

Anggota Indikator keaktifan Jumlah

% Nilai 1 2 3 4 5 6

1 Auguste Comte

Nilam V V V 3 50 50 Alifa V V V V V 5 83,3 83 Rhizqi V V V V 4 66,7 67 Mutia V V V V 4 66,7 67 Jumlah 3 2 3 2 3 3 16 66,6 26

7 2 Spencer Cristiana V V V V V 5 83,3 83

Anisa V V V V V V 6 100 100

Dewa V V V V V 5 83,3 83 Kharisma

V V V V V 5 83,3 83

Jumlah 4 3 4 3 4 3 21 87,5 349

3 Webber Anom V V V V V 5 83,3 83 Kezia V V V V V V 6 100 10

0 Agita V V V V V 5 83,3 83 A.Afandi V V V V V 5 83,3 83 Jumlah 4 3 4 3 4 3 21 87,5 34

9 4 Herbert

Mead Daniel V V V V V V 6 100 10

0 Ratri V V V V V V 6 100 10

0 Okta V V V V V V 6 100 10

0 Utri V V V V 4 66,7 67 Jumlah 4 4 4 3 4 3 22 91,6 36

7 5 Paul

Horton Hafidz B V V V V V 5 83,3 83 Dyan Adi

V V V V 4 66,7 67

Seno Aji V V V V 4 66,7 67 Abi D V V V V 4 66,7 67 Jumlah 4 2 3 2 3 3 17 70,8 28

4 6 Peter Joko V V V V V 5 83,3 83

Page 295: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

274

Surakarta, 14 Januari 2012

Peneliti

Erma Yunita NIM K8408037

Guru

Agustaf Didit Maryos S.Sos NIP 19740814 200604 1 004

Berger Kidung V V V V V 5 83,3 83 Huda V V V V 4 66,7 67 Yonif V V V V 4 66,7 67 Jumlah 4 3 3 2 3 3 18 75 30

0 7 Pitirim

Sorokin Tesa V V V V V 5 83,3 83 Aulia V V V V 4 66,7 67 Qonita V V V V V 5 83,3 83 Zafira V V V V V 5 83,3 83 Jumlah 4 3 4 2 2 3 18 75 31

6 8 Haberma

s Nawa V V V V V 5 83,3 83 Maria V V V V V 5 83,3 83 Senigi V V V V 4 66,7 67 Bramanta

V V V V V 5 83,3 83

Jumlah 4 3 4 2 3 3 19 79,2 316

JUMLAH KEAKTIFAN

31 23 29 19 26 24 152

Prosentase keseluruhan

96,87

71,87

90,62

59,37

84,37

75 79,17

Page 296: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

275

LAMPIRAN 3.9 ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI

PERBANDINGAN HASIL KEAKTIFAN SISWA DALAM SIKLUS 2 No pertemuan 1 2 3 4 5 6 Rata-

rata

1 1 78,12 68,75 71,87 78,12 90,62 78,12 77,60 2 2 86,21 89,65 79,31 89,65 93,10 79,31 86,21 3 3 78,12 84,37 93,75 65,62 84,37 81,25 81,25 4 4 96,87 71,87 90,62 59,37 84,37 75,00 79,17

rata-rata 84,83 78,66 83,89 73,19 88,12 78,42 81,06 Keaktifan belajar siswa pada siklus 2 ditampilkan sebagai berikut:

Perbandingankeaktifan belajar sisiwa pada setiap indikator pra siklus dengan siklus 1 dan siklus 2

No 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

1 Pra siklus 81,25 60,95 42,2 40,6 40,6 46,85 52,08 2 Siklus 1 86,68 63,28 70,33 53,08 45,08 69,53 64,66 3 Siklus 2 84,83 78,66 83,89 73,19 88,12 78,42 81,06

Jumlah kenaikan 3,58 17,71 41,69 32,59 47,52 31,57 28,98 Tabel diatas ditampilkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Page 297: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

276

Page 298: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

277

LAMPIRAN 3.10 PEDOMAN WAWANCARA

(Siklus 2)

Informan Tujuan Pertanyaan Guru Untuk merefleksi

hasil dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada siklus 2

1. Bagaimana tanggapan anda terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dalam pembelajaran sosiologi di siklus 2?

2. Kendala apakah yang masih anda hadapi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 2?

3. Apakah anda masih mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di siklus 2?

4. Apakah terdapat peningkatan/ perbaikan dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dari siklus 1 ke siklus 2?

5. Apakah anda bersedia menerapkan model pembelajaran yang inovatif setelah penelitian ini?

Siswa Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dalam pelajaran Sosiologi.

1. Bagaimana tanggapan anda terhadap pelaksanaan model pembelajaran koopperatif Jigsaw II dalam pembelajaran sosiologi?

2. Apakah anda ikut berdiskusi dan bekerjasama pada saat belajar kelompok?

3. Apakah anda senang dengan diadakannya turnamen?alasannya?

4. Apakah anda merasa lebih senang terhadap pelajaran sosiologi dengan diadakannya permainan? alasannya?

5. Apakah anda sering bertanya kepada guru atau teman tentang materi yang belum paham?

6. Apakah dengan belajar kelompok dapat memudahkan anda memahami materi?alasannya?

7. Apakah waktu yang diberikan untuk belajar kelompok sudah cukup?

8. Bagaimana perhatian yang diberikan guru pada saat proses belajar mengajar?

9. Menurut anda apakah penghargaan yang diberikan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar?alasannya?

10. Saran untuk pembelajaran selanjutnya?

Page 299: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

278

LAMPIRAN 3.11 HASIL WAWANCARA

(Siklus 2)

Informan Pertanyaan Guru 1. Bagaimana

tanggapan anda terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dalam pembelajaran sosiologi di siklus 2?

1. Secara keseluruhan pada siklus kedua, penerapannya lebih matang. Alur kegiatan belajar siswa juga teratur sehingga mudah dipahami. Siswa banyak yang mulai tertarik dan berkompetisi karena sudah pada tau ada kompetisi mbak. Ya seperti yang anda lihat sendiri. Secara keseluruhan sih bagus mbak. Sayangnya ada beberapa sisiwa yang tidak masuk kemaren.

2. Kendala apakah yang masih anda hadapi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di siklus 2?

2. Kalo kendala menurut saya yang utama tetap waktu. Meskipun materi kemaren telah disempitkan dan siswa diberi kesempatan untuk diskusi lebih lama, tapi tetap saja waktu yang dibutuhkan kurang.mestinya setiap 1x pertemuan itu ya minimal 2x45 menit. Sehingga siswa yang mestinya diskusi ya melaksanakan diskusi mbak.

3. Apakah anda masih mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di siklus 2?

3. Kalo kesulitan sih tidak. Apalagi sudah dilaksanakan 2x siklus. Ternyata melaksanakan pembelajaran yang inovatif itu tidak sulit. Ya meskipun saya akan tetap kesulitan kalo nanti mau melaksanakan sendiri.

4. Apakah terdapat peningkatan/ perbaikan dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dari siklus 1 ke siklus 2?

4. Ya peningkatan keaktifan belajarnya pesat, cukup pesat menurut saya. Anak-anak tidak pernah sesemangat itu dalam kegiatan pembelajaran. Ada yang bertanya, ada yang mencatat, ada yang presentasi. Saya merasa puas dengan hasil yang kita laksanakan mbak. Apalagi apa model pembelajaran ini tidak seperti yang saya duga ternyata tidak membawa pengaruh buruk terhadap nilai siswa.

Apakah anda bersedia menerapkan model pembelajaran yang inovatif setelah penelitian ini?

6. Ya bersedia. Saya sendiri melihat apa kekurangan dalam pembelajaran saya setelah melaksanakan model pembelajaran. Banyak hal yang mestinya saya ubah. Seperti misalnya mbak, saya harus berusaha mengaktifkan sisiwa dalam kegiatan belajar. Bukan melulu terpusat pada saya.

Page 300: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

279

Siswa 7. Bagaimana tanggapan anda terhadap pelaksanaan model pembelajaran koopperatif Jigsaw II dalam pembelajaran sosiologi?

11. Bagus mbak. Enggak mbosenin. Kan daripada power poin melulu siswa sudah bosen. Jigsaw agak sedikit menantang. Selain karena ada turnamennya, kan ada nilai nya, ada hadiahnya juga. Jadi temen-temen itu pada suka trus nyoba-nyoba aktif biar nanti menang turnamen terus dapat hadiah deh mbak. Kalo begini kan siswa jadi semangat belajar.

8. Apakah anda ikut berdiskusi dan bekerjasama pada saat belajar kelompok?

12. Ya mbak. Kalo gak ikut diskusi mau ngapain. Kalo pada diskusi ya diskusi, presentasi ya presentasi gitulah mbak. Ya sambil berusaha biar dapet nilai bagus terus bisa jadi juara turnamen. Kan bisa dapat hadiah.

9. Apakah anda senang dengan diadakannya turnamen?alasannya?

13. Senang mbak. Kan enak, selain menantang ada hadiahnya. Ya itu kalo menang turnamen. Tapi bagus kok mbak. Sering-sering aja ya mbak. Biar siswa semangat belajar.

10. Apakah anda merasa lebih senang terhadap pelajaran sosiologi dengan diadakannya permainan? alasannya?

14. Ya senag. Dari dulu pelajaran sosiologi gitu-gitu aja mbak. Padahal materinya menarik. Banyak contoh dalam masyarakat. Tapi penyampeanya kurang dapet. Ya kan murid jadi gak semangat mbak. Kalo semua guru dipelajaran ada permainan kan siswa jadi semangat mbak.

11. Apakah anda sering bertanya kepada guru atau teman tentang materi yang belum paham?

15. Sebelumnya sih enggak pernah mbak. Pas pelajaran kemaren itu beberapa kali saya tanya ke temen pas temen njelasin. Kan lebih enak belajar sama temen sendiri. Meski kadang temen sampe bosen njelasinnya.

12. Apakah waktu yang diberikan untuk belajar kelompok sudah cukup?

16. Wah.... pas itu waktunya kurang mbak. Jadi keburu-buru. Sikusinya kurang lama. Malah pada sibuk nulis. Yaudah mbak, pas ditanyai sama pak guru banyak yang lupa materi. Habis Cuma dijelasin desikit sama temen. Mestinya itu satu pertemuan satu kegiatan atau dimanalah waktunya ditambah mbak.

13. Menurut anda apakah penghargaan yang diberikan dapat meningkatkan keaktifan siswa

Ya iyalah mbak. Kan siswa jadi semangat belajar mbak. Siswa jadi pengen dapat penghargaan kaya tim-tim yang menang terus dapat hadiah. Selain itu kan nilai juga berpengaruh ke nilai. Jadi enak. Siswa enggak

Page 301: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

280

dalam belajar?alasannya?

bosen, udah gitu dapet hadiah.

14. Saran untuk pembelajaran selanjutnya?

Sering-sering ajalah mbak diadain model pembelajaran yang berbasis turnamen kelompok gini. Kan siswa jadi termotivasi dalam kegiatan belajar. Siswa jadi giat belajar. Selain karena ada hadiahnya, kan siswa juga punya tanggungjawab dan kewajiban. Sehingga dapat membentuk karakter juga mbak. Katanya kan pendidikan berkarakter kebangsaan.

Page 302: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

281

LAMPIRAN 3.12 FIELD NOTE SIKLUS 1

3. Penjelasan konsep awal

Hari/ tanggal : Kamis, 5-1-2012 Waktu : 12.20 -13.10 Tempat : Kelas X9 SMA Negeri 1 Surakarta Deskripsi kegiatan belajar di kelas.

Penjelasan konsep awal merupakan langkah pertama dalam pelaksanaan model kooperatif tipe Jigsaw II. Tahap ini dilakukan dalam satu kali pertemuan yaitu 45 menit. Pada tahapan ini siswa diberikan pengetahuan dasar mengenai sosialisasi serta faktor pendorong sosialisasi yang terjadi dalam diri individu.

Guru memasuki kelas pada pukul 12.20, karena jam pelajaran ke 8 ini dimulai sehabis istirahat kedua maka siswa belum terkondisi dengan baik. Namun pada pertemuan sebelumnya guru telah menekankan kepada siswa untuk masuk kelas secepat mungkin agar tidak menggangu kegiatan pembelajaran.

Dalam kegiatan awal ini model pembelajaran siswa memperhatikan dengan seksama materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa telah memahami adanya turnamen yang diadakan guru. Guru bersama dengan peneliti telah merumuskan bahwa pada kegiatan awal ini siswa diberikan konsep dasar terlebih dahulu mengenai sosialisasi sehingga pada kegiatan selanjutnya siswa sudah mengerti dengan konsep sosialisas.

Guru membuka pelajaran dengan pertama-tama memberikan apersepsi kepada siswa mengenai pelajaran yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan guru sebanyak-banyaknya. Suasana kompetisi didalam kelas sudah mulai terasa, meski hanya datang dari beberapa siswa. Setelah itu guru memberikan balikan yang positif sebagai upaya meluruskan jawaban siswa.

Setelah itu guru mengemukakan tujuan dari pembelajaran pada kompetensi dasar ini. Guru menunjukkan kepada siswa bahwa tujuan dari kegiatan pembelajaran ini antara lain sebagai berikut: (g) Mendefinisikan pengertian sosialisasi dan Kepribadian (h) Menjelaskan tahap Sosialisasi (i) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi sosialisasi (j) Menjelaskan Bentuk Sosialisasi (k) Menjelaskan agen sosialisasi yang berperan dalam proses sosialisasi (l) Menjelaskan Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam

pembentukan kepribadian . Seusai menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan kegiatan pembelajaran,

guru selanjutnya menjelaskan mengenai konsep dasar pada materi sosialisasi yang akan dipelajari meliputi pengertian sosialisasi, dan faktor yang mempengaruhi sosialisasi dan bentuk-bentuk sosialisasi, lalu agen sosialisasi yang meliputi beberapa lembaga, lembaga dan Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian. Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan pengertian sosialisasi. Bahwa tanpa kita sadari kita telah disosialisasi

Page 303: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

282

oleh berbagai lembaga di sekeliling kita selama ini. Guru menjelaskan bahwa tanpa disadari kegiatan sosialisasi telah berlaku dalam diri manusia sejak kecil.

Guru melanjutkan pelajaran dengan memperlihatkan beberapa gambar. Lalu guru menjelaskan kepada siswa bahwa gambar-gambar tersebut merupakan sosialisasi. Guru selanjutnya menanyakan kepada siswa mengapa hal tersebut disebut sosialisasi?

Guru memberikan tampilan beberapa pengertian sosialisasi. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengemukakan penadapt mereka mengenai sosialisasi. Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru. Guru menampung jawaban siswa. Lalu guru menyuruh siswa menuliskan poin-poin penting dari pengertian sosialisasi pendapat siswa. Guru menekankan beberapa poin yang dapat dijadikan pijakan pengertian sosialisasi.

Guru selanjutnya menjelaskan mengenai faktor pendorong sosialisasi dalam masyarakat. Selain menjelaskan, guru juga memberikan contoh sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari. Guru menekankan berbagai sosialisasi yang dialami oleh siswa sejak kecil. Setelah materi yang diberikan selesai, guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil dari kegiatan belajar. Guru meminta beberapa siswa menjelaskan pengertian sosialisasi dengan kalimat siswa sendiri. Selain itu guru juga menyuruh siswa menuliskan poin-poin penting yang telah dipelajari dalam pertemuan ini. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai bentuk evaluasi. Selain itu guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari bentuk-bentuk interaksi sosial dalam masyarakat.

Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya kegiatan belajar di kelas akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Guru menjelaskan bahwa siswa akan belajar secara berkelompok dan akan melaksanakan kegiatan meliputi kegiatan diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, presentasi, ujian serta pengakuan kelompok mana yang mendapatkan nilai tim paling tinggi. Guru mengakhiri pelajaran.

Dari peneliti, dalam kegiatan pembelajaran hanya mengamati kegiatan pembelajaran saja atau sebagai observer. Selain itu peneliti mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Peneliti juga mengamati kegiatan pembelajaran dan mengobservasi tingkat Adapun hasil dari lembar observasi siswa secara umum keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada tahap ini adalah 77,6. 4. Pelaksanaan diskusi kelompok ahli

Hari/ tanggal : Sabtu, 7 Januari 2012 Waktu : 09. 45 – 10. 05 Tempat : Kelas X9 SMA Negeri 1 Surakarta Deskripsi kegiatan belajar di kelas.

Kegiatan diskusi kelompok yang dilaksankaan pada siklus 2 tidak lengkap, hal ini dikarenakan terdapat 3 siswa dari kelompok 8 yang tidak masuk. Untuk itu kelompok 8 dianggaptidak ikut berkompetisi dalam kegiatan ini. Satu anggota dari kelompok 8 selanjutnya bergabung dengan kelompok 2. Kelompok yang berkompetisi dalam siklus 2 hanya 7 kelompok.

Page 304: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

283

Diskusi kelompok ahli dilakukan oleh siswa pada pertemuan kedua. Diskusi kelompok ahli ini dilaksanakan dengan waktu 15 menit. Dimana setiap kelompok membicarakan materi yang berbeda antara satu kelompok ahli dengan kelompok ahli yang lain. Dalam pokok bahasan Interaksi Sosial ini materi kelompok dibagi menjadi 4, antara lain sebagai berikut: e) Jenis sosialisasi f) Media sosialisasi keluarga dan teman sejawat g) Media sosialisasi sekolah, lingkungan kerja dan media massa h) Proses sosialisasi

Sebelum diskusi kelompok ahli dimulai, siswa dibagi terlebih dahulu menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Setiap siswa dalam kelompok asal ini diberi kartu berwarna yang berbeda antara satu sama lain. Setelah siswa menerima kartu, siswa akan mengetahui materi apa yang akan mereka diskusikan bersama kelompok ahli.

Pengelompokan ini sesuai dengan pembagian kelompok sebelumnya, sehingga siswa tinggal berkumpul saja dengan kelompok sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung dengan cepat dan tidak menghabiskan waktu.

Namun, karena kelompok ahli yang terbentuk disetiap kelompok menjadi 8 siswa perkelompok maka setiap kelompok ahli dibagi lagi menjadi 2 kelomok diskusi sehingga kelompok diskusi lebih efektif daripada kelompok kerja yang terlalu banyak anggotanya.

Guru selanjutnya mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok ahli. Kelompok ahli merah 1 dan 2 membahas mengenai jenis sosialisasi. Kelompok ahli kuning1 dan 2 membahas mengenai media sosialisasi keluarga dan teman sejawat. Kelompok ahli hijau 1 dan 2 mendiskusikan mengenai media sosialisasi sekolah, lingkungan kerja, dan media masa. Sedangkan kelompok ahli biru 1 dan 2 membicarakan mengenai proses sosialisasi.

Setelah pengkondisian selesai, guru membagikan materi yang telah dirangkum dari berbagai sumber belajar baik itu buku paket, LKS, maupun dari internet. Guru memberikan materi yang berada didalam map berwarna sesuai dengan kelompok ahli siswa. Materi tersebut merupakan bahan bagi siswa untuk didiskusikan bersama-sama.

Kegiatan diskusi kelompok ahli berlangsung dengan tenang, bahkan sangat hening. Siswa dengan serius melaksanakan kegiatan diskusi kelompok ahli. Beberapa kelompok terlihat aktif berdiskusi misalnya adalah kelompok kuning 2, kelompok hijau 1 dan hijau 2. Aktivitas siswa yang muncul dalam diskusi ini antara lain adalah aktivitas berbicara, mendengarkan, menulis, berpendapat bertanya dan keseriusan siswa dalam berdiskusi.

Diskusi siswa pada siklus kedua ini telah berlangsung dengan serius. Siswa sudah mengetahui tugas dan tanggungjawabnya terhadap kelompok asal, sehingga melaksanakan diskusi dengan cermat.

Namun juga masih terdapat siswa yang bercanda dengan temannya sendiri. Guru dengan tegas mengarahkan siswa untuk segera menyelesaikan diskusi.

Meskipun materi diskusi telah dikurangi, waktu yang diberikan dalam diskusi tetap belum sesuai dengan materi yang disajikan dalam lembar materi. Kebanyakan kelompok asal tidak selesai melaksanakan diskusi yang ada. Siswa

Page 305: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

284

terpaksa harus melaksanakan kegiatan diskusi dengan tergesa-gesa dan mencatat bagian penting dari materi diskusi saja.

Setelah waktu habis, guru mengarahkan siswa untuk kembali ke kelompok asal mereka dan melaksanakan diskusi kelompok asal. 5. Pelaksanaan diskusi kelompok ahli

Hari/ tanggal : Sabtu, 7 Januari 2012 Waktu : 09. 45 – 10. 05 Tempat : Kelas X9 SMA Negeri 1 Surakarta Deskripsi kegiatan belajar di kelas.

Kegiatan diskusi kelompok asal dilaksanakan dalam satu pertemuan dengan diskusi kelompok ahli. Diskusi kelompok asal dilakukan setelah diskusi kelompok ahli selesai dilaksankaan. Diskusi kelompok ahli seharusnya diberi waktu diskusi 30 menit, namun karena dalam diskusi kelompok ahli memerlukan waktu tambahan, terpaksa diskusi dalam kelompok asal ini hanya 25 menit.

Pada dasarnya setiap siswa memiliki tanggungjawab yang sama terhadap anggota kelompok asal mereka untuk menjelaskan kembali hasil diskusi kelompok ahli masing-masing. Selain menjelaskan kepada anggota kelompoknya yang lain, siswa juga mempunyai tanggungjawab untuk menuliskan hasil kerjanya dalam lembar hasil diskusi siswa kelompok asal.

Kegiatan ini dimulai ketika siswa sudah berkumpul kembali dengan kelompok ahli mereka. Setelah itu guru memberikan lembar hasil diskusi kelompok asal yang digunakan untuk menuliskan hasil diskusi secara singkat.

Siswa memulai diskusi setelah berkumpul dengan kelompok asal. Namun tetap saja waktu yang diberikan 25 menit tidak cukup untuk menjelaskan materi ahli, serta menuliskan hasil laporan kelompok asal. Kebanyakan siswa tidak menyampaikan hasil diskusi yang telah dilaksanakan dalam kelompok asal sesuai karena waktu yang singkat. Rata-rata siswa hanya menuliskan kembali materi yang telah mereka pelajari dari diskusi di kelompok ahli.

Guru selalu memberitahu siswa bahwa kegiatan diskusi akan segera selesai, dan siswa harus segera menyelesaikan diskusi dan hasil diskusinya, sehingga siswa melaksankaan kegiatan diskusi dengan tergesa-gesa.

Pada akhirnya, sampai dengan pergantian jam pelajaran, siswa belum menyelesaikan hasil diskusi kelompok asal dalam lembar hasil diskusi siswa yang telah disediakan oleh guru. Akhirnya guru meminta siswa untuk melanjutkannya diluar jam pelajaran dan dikumpulkan pada hari senin.

Diskusi kelompok asal merupakan tahap yang penting dalam upaya peningkatan keaktifan belajar siswa, karena tahap ini merupakan strategi untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu pada tahap ini juga, siswa dinilai kinerjanya untuk diakumulasikan sebagai nilai tim. Berdasarkan lembar observasi kelas secara keseluruhan didapatkan data keaktifan belajar sisiwa pada setiap indikator rata-rata 86,65 %. 6. Presentasi kelompok asal

Hari/ tanggal : Kamis, 12 Januari 2012 Waktu : 12. 20 – 13. 10

Page 306: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

285

Tempat : Kelas X9 SMA Negeri 1 Surakarta Deskripsi kegiatan belajar di kelas.

Presentasi siswa dilaksanakan oleh kelompok asal sebagai bentuk pelaporan kelompok dan sebagai cara yang efektif bagi guru untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi yang diberikan. Dengan begitu guru bisa mengetahui bagian materi mana yang perlu diluruskan konsepnya atau dijelaskan kembali.

Diskusi siswa dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Waktu yang digunakan dalam pertemuan ini 45 menit. Guru bersama kolaborator telah menyusun cara sehingga waktu tidak habis dalam kegiatan presentasi saja, namun juga untuk menyilangkan hasil diskusi siswa dalam kelompok asal.

Guru membuka pelajaran seperti biasa. Sebelum kegiatan diskusi dimulai guru mengabsen kehadiran siswa terlebih dahulu. Selanjutnya guru mengulas bahwa materi yang akan dibicarakan merupakan materi yang didiskusikan dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya. Guru selanjutnya menanyai siswa apakah ada kelompok yang berani tampil terlebih dahulu.

Beberapa siswa ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok asal mereka. siswa tersebut menjelaskan mengenai materi ahli yang dituliskan oleh teman, sehingga terlihat siswa menguasai materi atau tidak.

Kelompok yang melakukan presentasi pertama adalah kelompok 6 yang diwakili oleh Joko. Joko mempresentasikan materi ahli milik huda. Ternyata terdapat beberapa materi yang tidak dijelaskan kepada kelompok ahli. Hal ini dikarenakan waktu yang tidak mencukupi. Setelah itu guru mencoba untuk menyanyai kelompok lainnya, yaitu kelompok 3 yang dijawab oleh Putu. Putu memberikan beberapa tambahan terhadap materi yang disampaikan oleh Joko.

Selain itu kelompok lainnya yang maju kedepan adalah kelompok 2 yang diwakili oleh Dewa. Dari materi yang disampaikan oleh Dewa lalu diluruskan oleh pemegang materi ahli yaitu Kharisma. Selain itu guru juga membandingkan materi dengan hasil dari kelompok lain yaitu kelompok 1. Kelompok 1 diwakili oleh Nilam yang mengemukakan bahwa materi yang disampaikan oleh Dewa telah lengkap.

Keberhasilan diskusi ahli terlihat dalam hal ini. Presentasi siswa lalu dicocokkan dengan ahli materi dari kelompok lain. Apakah materi yang dikemukakan lengkap atau tidak.

Lalu guru memberikan penjelasan terhadap materi tersebut. Guru menjelaskan lebih detail dan menjelaskan secara keseluruhan materi yang telah dipresentasikan oleh siswa.

Diakhir kegiatan pembelajaran, guru meluruskan beberapa konsep yang salah dimengerti oleh siswa. Selain itu guru juga memberikan contoh-contoh dari bentuk interaksi sosial baik yang bersifat asosiatif maupun disasosiatif, sehingga siswa mengetahui contoh yang betul.

Selanjutnya siswa mengumpulkan lembar hasil diskusi yang mereka bawa. Guru menjelaskan kepada siswa akan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu mengenai proses pembentukan kelompok, lembaga dan organisasi serta perubahan dan dinamika kehidupan sosial.

Page 307: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

286

Dari kegiatan presentasi ini keaktifan belajar siswa diamati melalui lembar observasi kelas dan lembar observasi kelompok ahli. Berdasarkan observasi kelas didapatkan keaktifan rata-rata setiap aspek adalah 81,25. 7. Pelanjutan materi pelajaran.

Hari/ Tanggal :Sabtu/ 14 Januari 2012 Waktu : 09. 45 – 10. 30 Tempat : Kelas X9 SMA Negeri 1 Surakarta Deskripsi kegiatan belajar di kelas.

Pertemuan ke 4 dalam siklus 2 adalah pelanjutan Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian. Waktu dalam pertemuan ini adalah 45 menit. Dalam kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa yang ditekankan adalah aktivitas visual memperhatikan dan aktivitas mendengarkan. Selain itu siswa diharapkan akan mencatat bagian penting materi yang disampaikan oleh guru yang tidak ada di media atau buku mereka.

Guru memulai pelajaran dengan membuka salam didepan kelas. Selanjutnya guru mengabsen siswa terlebih dahulu. Setelah itu guru mencoba untuk menanyai siswa mengenai pelajaran sebelumnya sebagai bentuk apersepsi.

Siswa menjawab pertanyaan guru dengan berani, karena memang materi yang diajarkan pada hari ini merupakan materi lanjutan dari pelajaran hari sebelumnya. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan sosialisasi yang ada di sekolah. Siswa menjawab pertanyaan guru, selanjutnya guru menanyai siswa yang lain. Guru menanyakan kepada siswa mengenai peranan sekolah dan teman dekat sebagai agen sosialisasi. Siswa menjawab dengan antusias.

Setelah itu guru tidak lupa memberitahukan tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan itu. Setelah menjabarkan tujuan satu persatu, guru menjelaskan mengenai peta konsep akan materi yang akan dibicarakan secara garis besarnya.

Guru menjelaskan konsep kepribadian dan budaya. Penjelasan ini dimulai dengan menampilkan beberapa gambar mengenai orang-orang dengan latar belakang budaya yang berbeda dan menggunakan pakaian yang berbeda pula. Guru menekankan bagaimana seorang individu akan begitu kuat terikat dengan budayanya.

Guru menghubungkan antara kepribadian dan kebudayaan. Menjelaskan bagaimana kebudayaan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Lalu guru meminta siswa untuk memberikan contoh dari budaya mereka sendiri. Guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengidentifikasi Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian.

Siswa di X 9 kebetulan berasal dari berbagai budaya. Salah satunya Dewa yang lahir di Bali. Mengemukakan berbagai unsur budaya yang mempengaruhi kehidupan keluarganya meskipun keluarganya telah hidup di Solo lama. Selain itu beberapa siswa juga memberikan pendapat dari budaya mereka.

Guru memberikan balikan yanng positif mengenai pendapat siswa yang memberikan contoh Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai, norma dalam pembentukan kepribadian di lingkungan siswa.

Setelah penjabaran selesai, guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil dari kegiatan belajar pada pertemuan ini. Guru menampung jawaban dari siswa,

Page 308: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

287

lalu bersama dengan siswa guru meyimpulkan hasil pembelajaran. Guru menuliskan poin-poin penting dari konsep yang ada di papan tulis.

Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai post test. Pertanyaan seputar serta dikalangan masyarakat.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri di pertemuan berikutnya. Pada pertemuan berikutnya akan diadakan kegiatan evaluasi siswa yang dilakukan dengan harapan siswa akan mendapatkan nilai yang lebih baik.

Dalam pertemuan ini keaktifan siswa diamati secara keseluruhan. Adapun rata-rata keaktifan belajar siswa dari berbagai aspek adalah 79,17%. 8. Evaluasi pembelajaran Interaksi sosial

Hari/ Tanggal :Kamis/ 19 Januari 2012 Waktu : 09. 45 – 10. 30 Tempat : Kelas X9 SMA Negeri 1 Surakarta Deskripsi kegiatan belajar di kelas.

Evaluasi dalam siklus ini dilaksanakan pada pertemuan ke 5 dalam siklus. Evaluasi dilaksanakan sebagai pengukur hasil belajar maupun keaktifan belajar siswa, untuk itulah sangat penting dilakukan evaluasi. Selain itu dari kegiatan evaluasi dapat diketahui perkembangan yang dicapai siswa dalam satu kompetensi dasar. Kegiatan evaluasi dilaksanakan selama 45 menit.

Guru membuka pelajaran dengan salam, lalu tidak lupa mengecek kehadiran siswa di kelas. Siswa menyiapkan kertas jawaban dan alat tulis secepatnya. Selanjutnya guru meminta siswa untuk memasukkan buku-buku sosiologi dan hanya terdapat kertas jawaban, kertas soal dan alat tulis di meja.

Kegiatan evaluasi dimulai ketika guru membagikan soal uji kompetensi 4. 9. Pengakuan tim.

Hari/ Tanggal :Sabtu/ 21 Januari 2012 Waktu : 09. 45 – 10. 30 Tempat : Kelas X9 SMA Negeri 1 Surakarta Pengakuan tim.

Pengakuan tim merupakan langkah terakhir dalam kegiatan pembelajaran. Pengakuan tim dilaksanakan pada pertemuan ke 6 dengan waktu 45 menit. Pengakuan tim dilakukan sebagai bentuk penghargaan tim manakah yang paling aktif dan mendapatkan nilai tertinggi dalam kegiatan kelompok.

Berdasarkan nilai diskusi kelompok asal, kegiatan presentasi, dan ulangan harian juara tim pada siklus 2 adalah Herbert Mead.

Page 309: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

288

LAMPIRAN 3.13

NILAI ULANGAN SISWA SIKLUS 2

no Nama

Nilai Ulangan

pra siklus Ulangan siklus 1

Uulangan siklus 2

1 Abi Dhabith Praptanda 80 78 80 2 Achmad Afandi 89 87 90 3 Agita Zafi Rahmasari 85 86 90 4 Alifa Nindita Diwasari 78 78 80 5 Annisa Yorinta Sari 85 88 85 6 Aulia Syifa 77 82 90 7 Bramantya Samuel Rizki Argiyan 84 78 85 8 Christiana Catur Retnowati 84 90 85 9 Daniel Christianto Setyo P 90 91 85 10 Dewa Atu Putu Nadya Hareswari 80 81 88 11 Dyan Adi Prakoso 92 82 90 12 Hafidz Bahtiar Priyono 77 83 90 13 Huda Diwang Aryoseto 84 81 80 14 Joko Cahyo Baskoro 89 83 92 15 Kezia Ardelia Fidiasari 90 82 90 16 Kharisma Resti Kurnia Diah S 90 81 88 17 Kidung Dalu Sriyoko 80 87 80 18 Maria Retno Savitri 77 77 80 19 Mutia Ulinur 81 79 85 20 Nilam Ikasari 80 88 90 21 Oktaverika Asrowifah 78 79 80 22 Putu Anom Suryawan 77 77 80 23 Qonita Khoirun Nisa 84 77 85 24 Ratri Febriastuti 89 87 90 25 Rhizqi Nuurannisa 77 75 80 26 Rm Nawa Yamashita Jaya 77 87 80 27 Senigi Oktario Putra 79 80 80 28 Seno Aji Haryanto 78 87 80 29 Tesalonika Mardani 83 76 90 30 Utri Wichaksari 80 77 80 31 Yonif Fafan Iriano 77 88 80 32 Zafirah Rizka 77 77 80

82,125 82,15 84,62

Page 310: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

289

LAMPIRAN 3.14

Penilaian kelompok siklus2

No Kelompok Ketua Nilai Pertemuan Nilai

Ulangan skor akhir 1 2 3 4

1 Auguste Comte Nilam 284 316 284 267 335 1486

2 Spencer Cristiana 366 367 366 349 346 1794

3 Webber Anom 316 350 317 349 350 1682

4 Herbert Mead Daniel 400 383 366 367 335 1851

5 Paul Horton

Abi 297 349 317 284 340 1587

6 Peter Berger

Joko 267 332 333 300 332 1564

7 Pitirim Sorokin Tesalonika 280 329 317 316 345 1587

8 Habermas Nawa 283 100 316 316 325 1340

JUARA TIM

No Kelompok Ketua skor akhir

1 Herbert Mead Daniel 1851

2 Spencer Cristiana 1794

3 Webber Anom 1682

4 Paul Horton Abi 1587

5 Pitirim Sorokin Tesalonika 1587

6 Peter Berger Joko 1564

7 Auguste Comte Nilam 1486

8 Habermas Nawa 1340

Page 311: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

290

LAMPIRAN 3.15 DOKUMENTASI SIKLUS 2

Dokumentasi dalam pertemuan kedua siklus 2. Guru mengawasi siswa dalam kegiatan diskusi bersama dengan kelompok ahli. Beberapa siswa terlihat melaksanakan diskusi dengan sungguh-sungguh pada siklus ini.

Siswa melaksanakan diskusi kelompok asal. Gambar diatas adalah salah satu kelompok yang terdiri dari 5 siswa karena mendapatkan tambahan dari kelompok lain. Siswa terlihat serius ketika diskusi kelompok asal berlangsung.

Page 312: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

291

Kegitan presentasi siswa yang dilaksanakan pada pertemuan ke 3. Salah seorang siswa sedang mewakili kelompoknya mempresentasikan resume hasil diskusi kelompok mereka. guru mengawasi dengan seksama, begitu juga siswa yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Kegiatan evaluasi siswa yang dilaksanakan pada pertemuan ke lima. Siswa terlihat dengan serius mengerjakan soal-soal ulangan harian.