commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i skripsi peningkatan...

97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DI SMK St. MIKAEL SURAKARTA Oleh : ALEXANDER ARIEF R.N.W X 2506002 Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: trinhdien

Post on 29-Jun-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT

PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DI SMK St. MIKAEL

SURAKARTA

Oleh :

ALEXANDER ARIEF R.N.W

X 2506002

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Menempuh Gelar Sarjana

Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT

PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DI SMK St. MIKAEL

SURAKARTA

Oleh :

ALEXANDER ARIEF R.N.W

X 2506002

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Menempuh Gelar Sarjana

Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I,

Prof. Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd

NIP 1961 0729 1991 03 10 01

Pembimbing II,

Yuyun Estriyanto, S.T, M.T

NIP.1978 0113 2002 12 10 09

Page 4: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 20 April 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Bambang Prawiro, M.M ( )

Sekretaris : Drs. Suwachid, M.Pd, M.T ( )

Anggota I : Prof. Dr. M. Akhyar, M.Pd ( )

Anggota II : Yuyun Estriyanto, S.T, M.T ( )

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. H.M Furqon Hidayatulloh, M.Pd

NIP 1960727 198702 1 001

Page 5: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Alexander Arief R.N.W. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DI SMK St. MIKAEL SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, April 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Memperoleh gambaran keberhasilan penerapan model blended learning dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP); (2) Memperoleh gambaran keberhasilan penerapan model blended learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP).

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Ketiga siklus tersebut adalah: (1) Pembelajaran konvensional, (2) Pembelajaran online, dan (3) Pembelajaran campuran (blended learning), yang merupakan gabungan antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran online. Setiap siklus terdiri atas 4 kegiatan yaitu: (a) Perencanaan tindakan, (b) Pelaksanaan tindakan, (c) Observasi, dan (d) Refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai guru pengampu mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan, sedangkan siswa kelas XI D SMK St. Mikael Surakarta sejumlah 41 siswa menjadi obyek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan catatan lapangan. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa (1) Penerapan model blended learning pada mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dari rata-rata presentase keenam aspek tiap siklusnya yaitu 62.33% pada siklus I, 75.33% pada siklus II, dan 86.16% pada siklus III. Aspek keaktifan tersebut adalah: (a) Berinisiatif mencari cara untuk menyelesaikan masalah secara individu, (b) Berinisiatif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru, (c) Berinisiatif bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti, (d) Berinisiatif mengambil keterangan dari materi yang disampaikan guru, (e) Berinisiatif mendiskusikan hal yang terkait dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari dengan rekannya, dan (f) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya. (2) Penerapan model blended learning pada mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah dari 71% pada siklus I menjadi 84% pada siklus II, dan pada siklus III meningkat menjadi 88%.

Page 6: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Alexander Arief R.N.W. The Improvement of the Activity and the Learning Outcomes in Supporting Knowledge of Machining Techniques Subject through the Application of Blended Learning Model at SMK St. Mikael Surakarta. Thesis, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, 2011.

This research aims at: (1) Geting the description of success of blended learning application in improving the activity of the students in following the learning of Supporting Knowledge of Machining Techniques subject. (2) Geting the description of success of blended learning application in improving the learning outcomes of the students in Supporting Knowledge of Machining Techniques subject.

This type of research is classroom action research performed in 3 cycles, they are: (1) Conventional learning, (2) Online learning, and (3) Blended learning. In each cycle consists of four activities: (a) Action Plan, (b) Implementation action, (c) Observation, and (d) Reflection. The subject in this research is the researcher as a subject teacher of Supporting Knowledge of Machining Techniques, while 41 students in class XI D at SMK St. Mikael Surakarta become the object of research. Data collection methods used are observation, tests, and field notes. Data analysis method is conducted in descriptive qualitative that consist of data collection, reduction, data presentation and conclusion.

The results of the research show that: (1) The application of blended learning model in the subject of Supporting Knowledge of Machining Techniques subject could improve the activity of students. The average percentage of the six aspects of each cycle was 62.33% in cycle I, 75.33% in cycle II, and 86.16% in cycle III. The activity aspects were: (a) Taking the initiative to find ways to solve problems individually, (b) Taking the initiative to answer questions submitted by the teacher, (c) Taking the initiative to ask about the things have not understood, (d) Taking initiative to take information from material presented by the teacher, (e) Taking initiative to discuss the matters related to subjects being students with his partners, and (f) Being responsible for the results of his work. (2) The application of blended learning model in the subject of Supporting Knowledge of Machining Techniques subject could improve the learning outcomes of the students. The amount of students score above the minimum completeness criteria is 70 in one-time test, from 71% in cycle I, 84% in cycle II, and 88% in cycle III.

Page 7: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Sekalipun aku berjalan dalam

lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.

(Mazmur 23: 1,4)

(KOMANDO)

Cepat, senyap, tepat, pantang mundur

( )

Page 8: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, karya ini

kupersembahkan:

1. Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

karunia-Nya.

2. Bapak dan Ibu yang tidak sempat

mendampingiku di saat-saat karya ini

dikerjakan.

3. Oom Ndung, Tante An, Oom Pomo, dan

Tante Nanik sebagai pengganti bapak dan

ibu

4. Albert Indra, OCD dan Dik Lia, orang-

orang spesial dalam hidupku

5. Keluarga besar SMK St. Mikael Surakarta;

Pak Murdi, Fr. Mahatma, Sasmito, Bu

Rina, Pak Aris, Bu Yani, Bu Yanti, Pak

Happy, Pak Eko, Kinta, Felix

6. Sahabat- 6 UNS Pabelan

yang senantiasa berbagi keceriaan

bersama.

7. Anggota Komunitas Airsoft Gun Batalyon

8. Almamaterku tercinta.

Page 9: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang

Maha Kuasa, atas berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan

Pendidikan Teknik dan Kejuruan Program Pendidikan Teknik Mesin, skripsi ini

mengungkap tentang peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata

diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) melalui penerapan

model blended learning di SMK St. Mikael Surakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan

skripsi ini, terutama kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, serta

Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin beserta staf atas segala kebijakan,

perhatian, dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada

program studi Pendidikan Teknik Mesin.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd dan Bapak Yuyun Estriyanto,

S.T, M.T selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi, mengarahkan,

dan memberikan dorongan sehingga skripsi ini terselesaikan.

3. Bapak Drs. Suhardi, M.T selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan pengarahan selama menempuh studi di Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Romo T. Agus Sriyono, SJ selaku Kepala SMK St. Mikael Surakarta atas ijin

dan kerjasamanya selama proses penelitian.

5. Albertus Murdianto, R. Eko Pristirianto, L. Sri Tjahjana, M.Rina Astuti,

Antonius Sasmita, Agustinus Aris, Felix Pracaya, dan Yohanes Chrismadika

atas dukungannya selama proses penelitian.

Secara khusus penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh

anggota keluarga dan sahabat yang telah memberikan dukungan dari awal studi

Page 10: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

hingga selesainya penulisan skripsi ini. Semoga Tuhan berkenan memberikan

berkat yang melimpah kepada semua pihak yang memberikan perhatian,

dukungan, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Dengan

kerendahan hati penulis memohon saran untuk perbaikan skripsi ini, sehingga

karya ilmiah ini sungguh bermanfaat bagi banyak pihak dan dunia pendidikan di

Indonesia.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 11: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

ABSTRAK v

HALAMAN MOTTO vii

HALAMAN PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 5

B. Kerangka Berpikir 34

C. Hipotesis Tindakan 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 37

B. Pendekatan Penelitian 38

C. Teknik Pengumpulan Data 39

D. Teknik Analisis Data 39

E. Prosedur Penelitian 39

Page 12: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 54

B. Pembahasan 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 81

B. Implikasi Hasil Penelitian 81

C. Saran 82

DAFTAR PUSTAKA 84

LAMPIRAN

Page 13: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Ujian Nasional Teori Kejuruan dan Nilai Pengetahuan

Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) Tahun 2010 di SMK

St. Mikael Surakarta ...2

Tabel 2. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus I 56

Tabel 3. Hasil Pengukuran Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ..56

Tabel 4. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus II .61

Tabel 5. Hasil Pengukuran Hasil Belajar Siswa pada Siklus II 62

Tabel 6. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus III

Tabel 7. Hasil Pengukuran Hasil Belajar Siswa pada Siklus III

Tabel 8. Presentase Skala Pengamatan Keaktifan Mencari Cara

untuk Menyelesaikan Masalah Secara Individu 71

Tabel 9. Presentase Skala Pengamatan Keaktifan Menjawab Pertanyaan

yang Disampaikan oleh Guru 72

Tabel 10.Presentase Skala Pengamatan Keaktifan Bertanya tentang Hal-Hal

yang Belum Dimengerti 72

Tabel 11.Presentase Skala Pengamatan Keaktifan Mengambil Keterangan

dari Materi yang Disampaikan Guru 72

Tabel 12.Presentase Skala Pengamatan Keaktifan Mendiskusikan Hal-Hal yang

Terkait dengan Mata Pelajaran yang Dipelajari dengan Rekannya 73

Tabel 13.Presentase Skala Pengamatan Keaktifan Bertanggung Jawab

Terhadap Hasil Pekerjaannya 73

Tabel 14.Presentase Data Pengamatan Keaktifan Tiap Siklus. ..74

Tabel 15. Presentase Pengamatan Keaktifan dan Pengukuran Hasil Belajar

Siswa 74

Page 14: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Posisi Hierarkis Model Pembelajaran

Gambar 2. Skema Pengembangan Pembelajaran Menurut Indonesian

German Institute ...17

Gambar 3. Contoh Tampilan e-Learning dengan Moodle 19

Gambar 4. Aktivitas yang Tersedia pada Moodle .20

Gambar 5. Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas..

Gambar 6.

Gambar 7. Learning Management System di SMK St. Mikael Surakarta

Gambar 8. Petunjuk Cara Pendaftaran untuk Mendapatkan Sebuah Account

bagi Siswa 44

Gambar 9. Formulir Pendaftaran yang harus Diisi oleh Siswa

Gambar 10. Contoh Sumber-Sumber Belajar dan Referensi

Gambar 11. Contoh Tugas yang Diberikan Guru bagi Siswa

Gambar 12. Contoh Batas Waktu untuk Mengumpulkan Tugas 47

Gambar 13. Contoh Pemanfaatan Forum Diskusi

Gambar 14. Contoh Evaluasi dengan Quiz secara Online

Gambar 15. Contoh Daftar Rakaman (Logs) Siswa

Gambar 16. Contoh Hasil Nilai Ulangan Siswa yang Dapat Digunakan

Sebagai Bahan Evaluasi 52

Gambar 17. Contoh hasil Penilaian Pada Evaluasi Online

Gambar 18. Kurva Data Pengamatan Keaktifan dan Pengukuran Hasil

Belajar Siswa 75

Page 15: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .. 86

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II . 88

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III 95

Lampiran4. Daftar Siswa Kelas XI D SMK St. Mikael

Surakarta 98

Lampiran 5. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa . 99

Lampiran 6. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I 105

Lampiran 7. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II . 111

Lampiran 8. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II . 117

... 123

Lampiran 10. Materi Pembelajaran Siklus II ... 126

Lampiran 11. Materi Pembelajaran Siklus III .. 133

Lampiran 12. Daftar Nilai Tes pada Pembelajaran Siklus I 143

Lampiran 13. Daftar Nilai Tes pada Pembelajaran Siklus II 144

Lampiran 14. Daftar Nilai Tes pada Pembelajaran Siklus III .. 155

Lampiran 15. Surat Perijinan Penelitian 146

. 149

150

Page 16: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi sekarang ini berkembang dengan pesat. Dalam kehidupan

manusia di era global sekarang ini akan selalu berhubungan dengan teknologi.

Teknologi pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam

menghasilkan produk yang bermanfaat. Alvin Toffler menggambarkan

perkembangan itu sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga gelombang.

Gelombang pertama yaitu munculnya teknologi pertanian. Gelombang kedua

yaitu munculnya teknologi industri. Dan gelombang ketiga yaitu munculnya

teknologi informasi dan komunikasi (Munir, 2009:29). Teknologi informasi dan

komunikasi juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pengaruhnya pun

meluas ke berbagai kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Teknologi

informasi dan komunikasi memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara menyediakan informasi selengkap

mungkin yang sulit di atasi dengan cara-cara konvensional. Penggunaan teknologi

berbasis internet atau web di dalam dunia pendidikan lebih dikenal dengan nama

e-Learning (electronic learning).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang

pendidikan formal yang diharapkan mampu menyiapkan calon tenaga kerja

tingkat menengah dan berkualitas. Menurut Direktorat pembinaan SMK (2008),

jumlah SMK di pulau Jawa dengan bidang keahlian teknik mesin menempati

posisi kedua setelah bisnis dan manajemen. Hal ini sangat mendukung

perkembangan industri manufaktur. SMK St. Mikael merupakan salah satu SMK

di wilayah Surakarta dengan program keahlian Teknik Pemesinan. Mata diklat di

SMK St. Mikael terbagi dalam 3 kelompok besar, yaitu : Normatif, Adaptif, dan

Produktif. Mata diklat produktif merupakan ciri khas SMK yang membedakannya

dengan sekolah umum (SMA). Di SMK St. Mikael sendiri, terjadi fenomena

seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Page 17: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Tabel 1. Hasil Ujian Nasional Teori Kejuruan dan Nilai Pengetahuan penunjang

Teknik Pemesinan (PPTP) tahun 2010 di SMK St. Mikael Surakarta

Nilai UN Teori Kejuruan 2010 Nilai PPTP Semester Gasal 2010

Rata-Rata 7.02 Rata-Rata 76.7 Terendah 8.75 Terendah 53.4 Tertinggi 9.83 Tertinggi 93.8

Rentang Nilai Jumlah % Rentang Nilai Jumlah % 10 - - 10 0 0

9.00 - 9.99 - - 90.00 - 99.99 13 13 8.00 - 8.99 9 7.89 80.00 - 89.99 50 50 7.00 - 7.99 59 51.75 70.00 - 79.99 65 65 6.00 - 6.99 38 33.33 60.00 - 69.99 28 28 5.50 - 5.99 6 5.26 50.00 - 59.99 5 5 4.25 - 5.49 2 1.75 40.00 - 49.99 0 0 3.00 - 4.24 - - 30.00 - 39.99 0 0 2.00 - 2.99 - - 20.00 - 29.99 0 0 1.00 - 1.99 - - 10.00 - 19.99 0 0 0.01 - 0.99 - - 0 / Tidak Lengkap 0 0

0 / Tidak Lengkap - -

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan beberapa hal penting. Untuk

mata diklat Teori Kejuruan, nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 7.00

(tujuh koma nol-nol). Pada tahun 2010, tingkat ketuntasan siswa mencapai 59%.

Pada semester gasal 2010/2011, nilai Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan

(PPTP) untuk kelas XI menunjukkan fakta bahwa pada semester ini tingkat

ketuntasan hanya 67%. Hal ini masih menjadi keprihatinan tersendiri, karena

dalam sasaran mutu (sarmut) SMK St. Mikael, tingkat ketuntasan siswa

ditargetkan minimal mencapai 70%.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 22/2006

tentang Standar Isi Pendidikan dan Permendiknas No 23/2006 tentang Standar

Kompetensi Kelulusan, mengantar kemunculan KTSP atau Kurikulum 2006.

KTSP diberlakukan menggantikan kurikulum lama, yaitu kurikulum 1999. Dalam

KTSP, setiap satuan pendidikan dasar dan menengah diberikan peluang dan

kesempatan untuk mengembangkan serta menetapkan kurikulum. Kecenderungan

Page 18: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

KTSP mengarah pada kurikulum pendidikan yang menekankan prinsip less is

more. Pokok dari KTSP adalah pengurangan jumlah waktu belajar di sekolah

supaya siswa dapat meneliti secara mendalam. Hal ini dilakukan supaya siswa

mempunyai banyak waktu luang untuk mendalami materi yang diajarkan. Siswa

tidak diburu waktu, tetapi mempunyai kesempatan berpikir kritis dan berefleksi

(St. Kartono, 2009:109). Pelaksanaan KTSP di SMK ternyata memberikan hasil

yang berbeda dengan yang diharapkan. Di SMK St Mikael Surakarta, dengan

diberlakukannya KTSP ini mengakibatkan menurunnya hasil belajar pada mata

diklat produktif sehingga menyebabkan menurunnya kualitas siswa tamatan SMK.

Paradigma-paradigma pendidikan masa kini menekankan pada pendekatan

pembelajaran berpusat pada siswa (student based learning). Pendidikan jaman

sekarang ditandai dengan munculnya hubungan interaktif antara guru dan siswa,

suasana demokratis, pemanfaatan dunia maya, dan hiburan (entertainment) dalam

pendidikan. Pemanfaatan ICT (Information and Communication Technology) dan

e-Learning menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih mudah, lebih

menarik, lebih bermanfaat, dan menambah produktivitas guru dan siswa. Hal ini

terjadi karena guru dan siswa menjadi terpacu untuk selalu menemukan dan

mengeksplorasi hal-hal yang baru. Melalui penggabungan pembelajaran

konvensional dengan e-Learning, yang lebih dikenal dengan nama blended

learning, pengetahuan siswa SMK akan teori akan semakin kuat, karena teori

disampaikan secara menarik dan interaktif. Ditunjang dengan penerapan e-

Learning, paradigma lama bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar

dapat diubah. Melalui penerapan e-Learning, sumber belajar siswa tidak hanya

berasal dari guru yang bersangkutan saja, tetapi bisa berkembang ke sumber-

sumber yang lain, terutama yang tersedia di dalam internet.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, penelitian tentang peningkatan keaktifan

dan hasil belajar siswa pada mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik

Pemesinan di SMK St. Mikael Surakarta penting dilakukan. Penelitian ini akan

meneliti tingkat keaktifan belajar siswa dalam mengikuti penerapan model

blended learning. Diharapkan dengan penerapan belnded learning, keaktifan dan

hasil belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan.

Page 19: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada, peneliti tertarik untuk

mengambil judul Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Diklat

Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan Melalui Penerapan Model

blended learning

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan model blended learning dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Pengetahuan Penunjang

Teknik Pemesinan di Kelas XI D SMK St. Mikael Surakarta?

2. Apakah penerapan model blended learning dapat meningkatkan hasil belajar

siswa tentang mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP)

di Kelas XI D SMK St. Mikael Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh gambaran keberhasilan penerapan model blended learning untuk

meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran

Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) di Kelas XI D SMK St.

Mikael Surakarta.

2. Memperoleh gambaran keberhasilan penerapan model blended learning untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata diklat Pengetahuan Penunjang

Teknik Pemesinan (PPTP) di Kelas XI D SMK St. Mikael Surakarta.

Page 20: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan hasil belajar

siswa di SMK Mikael Surakarta, secara khusus pada mata diklat Pengetahuan

Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP).

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalisme guru.

b. Memotivasi guru untuk memanfaatkan ICT dalam kegiatan pembelajaran.

c. Membiasakan guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang

berpusat pada siswa (student centered learning).

3. Bagi Siswa

a. Melatih siswa untuk lebih mengenal dan memahami pembelajaran dengan

penerapan model blended learning.

b. Memotivasi dan mengubah sikap (perilaku) siswa dalam pembelajaran

dengan penerapan model blended learning.

c. Mendorong siswa untuk siap belajar dengan memanfaatkan perkembangan

teknologi, khususnya teknologi informasi.

Page 21: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran

a. Hakikat Pembelajaran

Dimyati dan Mudjono (Afiq Yuli Sugianto, 2010:8) mendefinisikan

pembelajaran sebagai proses yang diselenggarakan oleh guru untuk

membelajarkan siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa memproses

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Di dalam ensiklopedi bebas Wikipedia

(2010) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku

yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil pengalaman. Ini berarti

pembelajaran adalah sebuah proses yang mengubah perilaku siswa dalam hal

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

Menurut Sulistyowati (2007:2) hakikat pembelajaran adalah proses

interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan

perilaku kearah yang lebih baik. Sedangkan menurut Sam Sitepu (2010:2)

hakikat pembelajaran adalah terjadinya suatu perubahan perilaku pada setiap

siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Eddy Eko Santoso (2009:1)

menjelaskan bahwa hakikat pembelajaran adalah mengasah dan atau melatih

moral kepribadian manusia, meskipun juga ada aspek fisiknya. Belajar dan

mengajar lebih banyak menyangkut urusan psikis. Mengatur psikis tidak sama

dengan mengatur aspek fisik. Ini berarti hakikat pembelajaran adalah interaksi

yang menyebabkan perubahan perilaku pada siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

hakikat pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara siswa dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek fisik semata, tetapi juga pada

moral dan kepribadian.

Page 22: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental

tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan

pelajaran.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2002), hasil belajar adalah

terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang setelah orang tersebut

belajar, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap,

dan ketrampilan. Ini berarti hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan

pelajaran yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang dapat diamati

dan diukur. Perubahan tingkah laku tersebut mencakup aspek pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap.

Menurut Sudjana (1989), hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Jadi hasil

belajar siswa dapat diketahui setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Ini

berarti hasil belajar adalah penguasaan yang dicapai siswa setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran dalam hal ini berupa nilai ulangan ataupun ulangan

harian.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur dalam

aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan tingkah laku tersebut

ditandai dengan perubahan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut diterima siswa

setelah ia melakukan kegiatan belajar dan menyelesaikan bahan pembelajaran.

Hasil belajar merupakan bentuk penguasaan dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran dan terwujud dalam hasil nilai unjuk kerja siswa.

Page 23: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Model Pembelajaran e-Learning

a. Model Pembelajaran

Menurut Bruce Joyce (1985), model pembelajaran adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan

menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola pembelajaran yang dimaksud

dapat menggambarkan kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan kondisi

belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya proses belajar.

Pola pembelajaran menjelaskan karakteristik serentetan kegiatan yang

dilakukan oleh guru-siswa. Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak

(Direktorat Pembinaan SMK, 2008: 21). Ini berarti model pembelajaran pada

dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai

akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu

pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.

Gambar 1. Posisi Hierarkis Model Pembelajaran

(Direktorat Pembinaan SMK, 2008)

Page 24: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Berkenaan dengan model pembelajaran tersebut, Bruce Joyce dan

Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Sinaga, 1990)

mengetengahkan 4 model kelompok pembelajaran yaitu : (1) model interaksi

sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4)

model modifikasi tingkah laku. Model interaksi sosial berupaya untuk

memfasilitasi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman

belajar yang kongkret. Model pengolahan informasi dilakukan siswa dengan

tujuan untuk memperoleh informasi dari sumber satu dan dengan sumber yang

lain. Model personal-humanistik dilaksanakan dengan penyesuaian terhadap

kondisi pelaksanaan belajar siswa yang ada. Dan model modifikasi tingkah

laku dilaksanakan untuk menentukan tujuan dan menganalisis karakter siswa

dari tingkah laku yang buruk hingga ke tingkah laku yang baik. Penelitian ini

memfokuskan pada pengertian model pengolahan informasi karena dalam

pembelajaran dengan penerapan e-Learning sumber belajar tidak hanya dari

satu sumber saja. Sumber belajar tersebut bisa diperoleh dari buku dan internet.

Pada lampiran Permendiknas No 41 tahun 2007, tentang Standar Proses

II poin C yang menjelaskan tentang pelaksanaan pembelajaran. Standar proses

tersebut menyatakan tentang beberapa model pembelajaran inovatif sesuai

dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi di kelas serta mendukung iklim

belajar PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).

Iklim belajar PAKEM diharapkan dapat menumbuhkembangkan secara optimal

multi kecerdasan yang dimiliki setiap siswa.

Model-model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan iklim

belajar PAKEM antara lain :

1) Project Work

Project Work adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada

prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan

suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang

sesungguhnya. Model pembelajaran project work sering digunakan untuk program

pembelajaran produktif.

Page 25: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2) Quantum Teaching ang Learning (QTL)

Quantum Teaching and Learning (QTL) merupakan salah satu model

pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan bagi peserta didik.

3) Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses belajar yang

bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang

dipelajari dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan siswa

sehari-hari. Ini berarti, mereka memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara

fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke

permasalahan/konteks lainnya. CTL mempunyai karakteristik kerjasama, saling

menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah,

pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, dan peserta didik aktif.

4) Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan

penyelesaian masalah. Dalam PBL, pembelajaran diawali dengan masalah yang

perlu diselesaikan. Dengan masalah tersebut siswa dirangsang untuk mencari

solusinya.

5) Inquiry Training

Inquiry Training adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa

mengembangkan keterampilan intelektual yang terkait dengan penalaran

sehingga mampu merumuskan masalah, membangun konsep dan hipotesis

serta menguji untuk mencari jawaban.

6) Bermain Peran (Role Playing)

Bermain Peran (Role Playing) adalah model pembelajaran yang digunakan

untuk mengembangkan hasil belajar analogi tentang situasi permasalahan

kehidupan yang sebenarnya.

Page 26: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Penelitian ini memfokuskan pada model Contextual anda Teaching Learning

(CTL) karena materi pembelajaran yang disampaikan dikaitkan dengan konteks

kehidupan sehari-hari, yaitu dalam industri manufaktur. Selain itu

pembelajaran melalui blended learning juga mempunyai karakteristik yang

sama dengan CTL, salah satunya adalah pembelajaran berpusat pada siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang dirancang dengan pola tertentu untuk

menggambarkan kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Model

pembelajaran terbagi ata 4 jenis yaitu (1) model interaksi sosial, (2) model

pengolahan informasi, (3) model personal-humanistik, dan (4) model

modifikasi tingkah laku. Sejak tahun 2007, model pembelajaran di kelas

diharapkan mendukung iklim PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan). Model-model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mendukung iklim PAKEM antara lain (1) Project Work; (2) Quantum Teaching

and Learning (QTL); (3) Contextual Taching and Learning (CTL); (4) Problem

Based Learning (PBL); (5) Inquiry Training; (6) Bermain Peran (Role

Playing).

b. Hakikat e-Learning

1) Definisi e-Learning

Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas,

sehingga banyak pakar yang menguraikan definisi e-Learning dari

beberapa sudut pandang. Darin E. Hartley (Romi Satrio Wahono, 2005:1)

menyatakan bahwa e-Learning merupakan suatu jenis pembelajaran yang

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan

menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lain.

LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms (2001)

menyatakan bahwa e-Learning adalah sistem pendidikan yang

menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung pembelajaran dengan

media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Robbin

Page 27: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Masson dan Frank Rennie (2009:xiii) menyatakan bahwa e-Learning

adalah proses pembelajaran efektif yang diciptakan dengan

menggabungkan konten yang dikembangkan secara digital dengan jasa

dan sarana pendukung pembelajaran.

Dari sudut pandang yan -

185) menyampaikan pendapat beberapa ahli tentang e-Learning. Bank of

America Securities menyatakan bahwa e-Learning adalah konvergensi

antara belajar dan internet. Ellit Massie mengemukakan bahwa

penggunaan jalinan kerja teknologi untuk mendesain, mengirim, memilih

mengorganisir pembelajaran. Cisco System mendefinisikan e-Learning

adalah pembelajaran yang dapat terjadi di internet. Cornelia Weagen

berpendapat bahwa e-Learning adalah pengiriman sesuatu melalui media

elektronik termasuk internet, intranet, extranet, satelit broadcast,

audio/video tape, televisi interaktif, dan CD-ROM. Sedangkan Robert

Patterson dan Pipper Jaffray mendefinisikan e-Learning sebagai

keseluruhan variasi internet dan teknologi web untuk membuat, mengirim,

dan memfasilitasi pembelajaran.

Menurut Clark dan Meyer (Anitah, 2008:127) e-Learning adalah

pembelajaran yang disampaikan dalam komputer dengan CD-ROM,

internet, atau intranet dengan bentuk: (a) memasukkan materi yang relevan

dengan tujuan, (b) menggunakan unsur-unsur media seperti kata-kata,

gambar, untuk menjelaskan materi dan metode, (c) menggunakan metode

pembelajaran seperti contoh dan praktek yang membantu belajar, dan (d)

membangun pengetahuan dan ketrampilan baru yang dikaitkan dengan

tujuan belajar atau meningkatkan kinerja.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, e-Learning dapat

diterjemahkan sebagai kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan

teknologi informasi, melalui media elektronik, untuk menyampaikan

materi pembelajaran. Dari banyak media elektronik yang ada, media yang

paling banyak digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran

adalah internet. Dari sini muncul paradigma bahwa e-Learning adalah

Page 28: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan internet untuk

menyampaikan materi pembelajaran.

2) Karakteristik e-Learning

Munir (2009: 170-171) menjelaskan beberapa karakteristik e-

Learning yaitu : (a) memanfaatkan jasa teknologi elektronik sehingga dapat

memperoleh informasi dengan melakukan mudah dan cepat, (b)

memanfaatkan media komputer, (c) menggunakan materi pembelajaran

mandiri / self learning material, (d) materi pembelajaran dapat disimpan di

komputer, sehingga dapat dipetik oleh pengajar dan pembelajar, atau siapa

pub tidak terbatas waktu dan tempat, dan (e) memanfaatkan komputer

untuk proses pembelajaran, mengetahui hasil kemajuan belajar,

administrasi, serta memperoleh informasi dari berbagai sumber.

Indonesian German Institute (2009) menyebutkan beberapa

karakteristik dalam e-Learning antara lain: (a) distance, (b) synchronous

and asynchronous, (c) distribution and interaction, (d) push and pull

methods, (e) principal medium and pacing.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, karakteristik e-Learning

adalah menggunakan media elektronik dan komputer untuk mendapatkan

informasi, pembelajaran dilakukan secara mandiri, materi pembelajaran

dapat disimpan di komputer, dan seluruh proses pembelajaran dilaksanakan

dengan media elektronik. Dalam e-Learning tercipta sebuah jarak

(distance) dalam kegiatan pembelajaran. Distribusi materi dan interaksi

antara guru dan siswa diatur dengan metode tertentu sehingga tercipta

kondisi tarik ulur (pull and push) dalam kegiatan pembelajaran.

3) Kelebihan dan Kelemahan e-Learning

Menurut Bates dan Wulf (Munir, 2009: 174) e-Learning mempunyai

beberapa kelebihan antara lain: (a) meningkatkan interaksi pembelajaran /

enhance interactivity, (b) mempermudah interaksi pembelajaran / time and

place flexibility, (c) memiliki jangkauan yang lebih luas / potential to reach

a global audience, dan (d) mempermudah penyempurnaan dan

Page 29: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

penyimpanan materi pembelajaran / easy updating of content as well as

archivable capabilities.

Sedangkan kekurangan e-Learning menurut Munir (2009: 176)

antara lain: (a) interaksi antara guru dan siswa kurang karena terpisah jarak

secara fisik, (b) aspek pendidikan cenderung diabaikan karena lebih

terfokus pada aspek bisnis/komersial, (c) proses pembelajaran cenderung

kearah pelatihan daripada pendidikan, (d) jika guru kurang menguasai

strategi, metode, atau teknik yang berbasis teknologi informasi, proses

transfer ilmu pengetahuan dan informasi akan terhambat dan menggagalkan

proses pembelajaran, (e) pemanfaatan internet yang menuntut siswa belajar

mandiri akan mempertinggi peluang kegagalan dalam proses pembelajaran

bagi siswa dengan motivasi belajar rendah, (f) keterbatasan fasilitas internet

membuat siswa perlu mengeluarkan biaya lebih untuk dapat mengikuti

kegiatan pembelajaran, (g) e-Learning menuntut hasil belajar dalam

mengoperasikan komputer untuk dapat mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa e-

Learning mempunyai kelebihan dan kekurangan. e-Learning mempunyai

kelebihan dapat mempermudah interaksi, memiliki jangkauan yang luas,

serta mempermudah penyimpanan dan penyempurnaan maateri

pembelajaran. Sedangkan kekurangan e-Learning adalah berkurangnya

interaksi antara guru dan siswa karena terpisah oleh jarak, aspek

bisnis/komersial lebih dominan dibandingkan aspek pendidikan, proses

pembelajaran cenderung ke arah pelatihan dibandingkan pendidikan,

memerlukan beberapa prasyarat (prerequirements) bagi guru untuk dapat

menyampaikan materi pembelajaran melalui e-Learning, dan keterbatasan

fasilitas internet yang ada membuat siswa perlu mengeluarkan biaya lebih

untuk dapat mengikuti kegiatan pembelajaran.

4) Pertimbangan Penerapan e-Learning dalam Proses Pembelajaran

Untuk mengembangkan proses pembelajaran dengan penerapan e-

Learning, memerlukan beberapa pertimbangan. Menurut Hartanto, Purbo

dan Soekawati (Munir, 2009: 173), ada beberapa faktor yang perlu

Page 30: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dipertimbangkan yaitu: (a) analisis kebutuhan, (b) rancangan pembelajaran,

(c) tahap pengembangan, (d) tahap pelaksanaan, dan (e) evaluasi.

Dalam faktor (a), pertimbangan penerapan e-Learning sangat

tergantung pada pengguna dalam memandang atau menilai e-Learning

tersebut. Untuk menentukan apakah seseorang atau lembaga pendidikan

membutuhkan atau tidak e-Learning itu, diperlukan analisis kebutuhan.

Analisis kebutuhan ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

muncul, yaitu apakah fasilitas pendukungnya sudah memadai, dan apakah

ada dukungan dari pembuat kebijakan. Jika berdasarkan analisis kebutuhan

ini diputuskan bahwa e-Learning diperlukan, perlu dibuat studi kelayakan

(feasibility study). Untuk faktor (b) perlu mempertimbangkan beberapa hal

dalam penerapan e-Learning antara lain Course content and learning unit

analysis (analisis isi pembelajaran), Learner analysis (analisis pembelajar),

Instructional analysis (analisis pembelajaran), State instructional objectives

(tujuan pembelajaran), Construct criterion test items (penyusunan tes), dan

Select instructional strategy (strategi pemilihan pembelajaran). Faktor (c)

dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas teknologi informasi dan

komunikasi yang tersedia. Selain itu, pengembangan prototype materi

pembelajaran dan rancangan pembelajaran yang akan digunakan pun perlu

dipertimbangkan dan dievaluasi secara terus-menerus. Pada faktor (d)

Prototype yang sudah lengkap dapat dipindahkan ke jaringan komputer

(Local Area Network / LAN). Untuk itu pengujian terhadap prototype

hendaknya terus menerus dilakukan. Dengan pengujian ini akan diketahui

berbagai hambatan yang dihadapi, seperti berkaitan dengan management

course tool, apakah materi pembelajarannya memenuhi standar materi

pembelajaran mandiri (self learning materials). Sedangkan pada faktor (e)

Sebelum dilakukan evaluasi, program terlebih dahulu diuji coba dengan

mengambil beberapa sampel orang. Dari uji coba ini lalu dilakukan

evaluasi. Prototype perlu dievaluasi dalam jangka waktu relatif lama dan

secara terus-menerus. Masukan dari pembelajar atau pihak lain sangat

diperlukan untuk perbaikan program tersebut.

Page 31: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Dari penjelasan di atas dapat diperoleh informasi bahwa dalam

memanfaatkan e-Learning diperlukan analisis kebutuhan, rancangan

pembelajaran, penngembangan, pelaksanaan dan evaluasi yang kemudian

akan dirumuskan menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan e-Learning.

5) Pengembangan Pembelajaran dengan e-Learning

Rochaety, Rahayuningsih, dan Yanti (2006:78) menjelaskan bahwa

pembelajaran yang dikembangkan dengan e-Learning menekankan pada

resource based learning, yang juga dikenal dengan learner centered

learning. Dengan ini, siswa mampu mengambil bahan ajar dari tempatnya

masing-masing. Keuntungan pembelajaran seperti ini adalah tingkat

kemandirian siswa menjadi lebih baik dan hasil belajar teknik komunikasi

mereka menunjukkan kemajuan.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran yang dikembangan dengan e-

Learning tetap menemui beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Menurut

Indonesia German Institute (2009), e-Learning bisa dilaksanakan dengan

beberapa cara antara lain, offline dan online learning.

Offline learning dilaksanakan pada saat proses pembelajaran dengan

menggunakan media elektronik (komputer), namun tidak menggunakan

perlengkapan komunikasi (communication devices) dalam pelaksanaannya.

Proses ini sering juga disebut sebagai Computer Based Training (CBT).

Offline learning identik dengan proses pembelajaran yang tidak

memanfaatkan internet dalam pelaksanaannya.

Sementara itu, online learning dilaksanakan saat proses

pembelajaran menggunakan media elektronik (komputer), namun juga

menggunakan perlengkapan komunikasi (communication devices). Proses

komunikasi dalam pembelajaran terbagi menjadi dua, yaitu dilaksanakan

secara serempak (synchronous) dan tak serempak (asynchronous). Proses

synchronous dilaksanakan saat guru dan siswa berada pada waktu yang

sama, tetapi mungkin pada tempat yang berbeda. Proses asynchronous

dilaksanakan pada saat guru dan siswa berada pada waktu dan tempat yang

Page 32: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

berbeda. Online learning identik dengan proses pembelajaran yang

memanfaatkan internet dalam pelaksanaannya.

Dalam pelaksanaannya, pelaksanaan e-Learning hanya dengan

online learning atau offline learning saja akan menimbulkan beberapa

kendala. berkembanglah sebuah jenis baru yang merupakan kombinasi

dari offline learning dan online learning. Proses ini disebut dengan blended

learning.

Blended learning muncul sebagai solusi untuk mengurangi masalah

pada pelaksanaan pembelajaran secara online. Dalam pelaksanaan

pembelajaran secara online akan membutuhkan beberapa persiapan

(preconditions) yang cukup dan membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan

biaya. Pada pelaksanaannya, beberapa mata pelajaran tetap membutuhkan

proses tatap muka (face to face/ offline) untuk memperkuat pemahaman

siswa tentang mata pelajaran tesebut. Terlebih pada beberapa mata

pelajaran yang membutuhkan keterampilan (skill).

Gambar 2. Skema Pengembangan Pembelajaran dengan e-Learning Menurut Indonesian German Institute (2009)

Berdasarkan beberapa paparan di atas, e-Learning menekankan pada

resource based learning, yang juga dikenal dengan learner centered

Computer-

Based Training

Video

conferencing

Virtual Classroom

Web-Based

Training

Blended

learning

Page 33: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

learning. Secara umum, e-Learning terbagi dalam 2 jenis, yaitu offline

learning dan online learning. Pada offline learning kegiatan pembelajaran

yang dilakukan tidak memanfaatkan koneksi internet. Sedangkan pada

online learning, kegiatan pembelajaran yang dilakukan memanfaatkan

koneksi internet. Online learning sendiri masih terbagi atas 2 jenis, yaitu

pembelajaran serempak (synchronous) dan pembelajaran tidak serempak

(asynchronous). Pelaksanaan e-Learning sendiri ternyata masih

menimbulkan banyak kekurangan. Untuk meminimalisasi kekurangan

tersebut, blended learning diperkenalkan sebagai jalan tengah (middle way)

dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan e-Learning. Blended

learning merupakan kombinasi antara pembelajaran tatap muka (face to

face) dengan pembelajaran online.

6) Pengembangan e-Learning dengan Moodle

Salah satu perangkat (platform) yang paling banyak digunakan

dalam e-Learning adalah moodle. Moodle adalah sebuah nama program

aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran ke dalam bentuk

web. Aplikasi ini memungkinkan siswa masuk ke dalam sebuah ruang kelas

digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan

menggunakan moodle, guru dapat membuat materi pembelajaran, kuis

(ulangan), jurnal elektronik, dan lain-lain.

Moodle merupakan kependekan dari Modular Object Oriented

Dynamic Learning Envvironment. Aplikasi moodle pertama kali

dikembangkan oleh Martin Dougiamas pada tahun 2002 dengan moodle

versi 1.0. Moodle merupakan sebuah aplikasi Learning Management

System (LMS) yang gratis, dapat di-download, dan dapat dimodifikasi oleh

siapa saja. Moodle dapat di-download di http://moodle.org. Saat ini moodle

sudah digunakan di lebih dari 150.000 institusi di lebih dari 160 negara di

dunia. Moodle juga sudah menyediakan berbagai macam pilihan bahasa

(language packs) dan bahasa Indonesia sudah termasuk di dalamnya.

Page 34: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dengan moodle, guru dapat membangun sistem dengan konsep e-

Learning (pembelajaran secara elektronik), distance learning

(pembelajaran jarak jauh), maupun blended learning (pembelajaran

kombinasi antara tatap muka dan e-Learning). Dengan moodle,

pembelajaran yang dilaksanakan tidak terbatas pada ruang dan waktu,

sesuai dengan filosofi e-Learning bahwa pembelajaran dapat dilakukan

kapan saja dan dimana saja.

Gambar 3. Contoh Tampilan e-Learning dengan Moodle

(http://moodle.org, 2009)

Berbagai bentuk materi pembelajaran dapat dimasukkan kedalam

aplikasi moodle. Berbagai sumber (resource) dapat disertakan sebagai

materi pembelajaran. Moodle mendukung pendistribusian paket

pembelajaran dalam bentuk SCORM (Shareable Content Object Reference

Model). SCORM adalah standard pendistribusian paket pembelajaran

elektronik yang dapat digunakan untuk menampung beberapa macam

format materi pembelajaran, baik dalam bentuk teks, animasi, audio, dan

video. Dengan memanfaatkan SCORM, materi pembelajaran dapat

digunakan dimana saja pada aplikasi e-Learning lain.

Page 35: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Moodle juga menyediakan berbagai macam aktivitas (activity) yang

dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Aktivitas yang

sering digunakan antara lain: (a) assignment, (b) chat, (c) forum, (d) quiz,

dan (e) survey. Aktivitas (a) digunakan untuk memberi penugasan kepada

siswa secara online, dengan batasan waktu (deadline) yang sudah

ditentukan oleh guru. Aktivitas (b) digunakan untuk melakukan percakapan

secara online (chatting) antara guru dan siswa maupun antarsiswa dengan

dialog dalam bentuk teks. Aktivitas (c) digunakan sebagai forum diskusi

untuk membahas dan mendiskusikan suatu materi pembelajaran antara guru

dan siswa. Aktivitas (d) digunakan untuk melakukan test, ulangan ataupun

ujian secara online. Aktivitas (e) digunakan untuk melakukan jajak

pendapat.

Gambar 4. Aktivitas yang Tersedia pada Moodle

(http://moodle.org, 2009)

Berdasarkan penjelasan di atas, moodle adalah perangkat (platform)

yang paling banyak dimanfaatkan dalam saat ini. Moodle menawarkan

beberapa kelebihan, antara lain gratis dan dapat dimodifikasi oleh siapa

saja. Dengan memanfaatkan moodle pelaksanaan e-Learning dapat diatur

oleh guru dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Page 36: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

7) Blended learning

Arbaugh dan Peterson (Mustafa Bakar Dzakiria, 2006:11)

mendefinisikan blended learning the integrated combination of

traditional learning with web-based online approaches, the combination of

media and tools deployed in an e-Learning environment and the

combination of a number of pedagogical approaches, irrespective of the

learning technology used in each case

pembelajaran tradisional dengan pendekatan berbasis web online.

Kombinasi media dan alat digunakan dalam sebuah lingkungan e-Learning

dan kombinasi dari sejumlah pendekatan pedagogis, terlepas dari teknologi

pembelajaran yang digunakan dalam setiap kasus.

Robin Masson dan Frank Rennie (2009:15) menjelaskan bahwa

blended learning mengacu pada kombinasi antara pembelajaran online dan

pembelajaran tatap muka (face to face). Hal yang sama diungkapkan oleh

Munir (2009:200) yang menyatakan bahwa e-Learning model blended

(blended or hybrid learning) adalah program pembelajaran yang

menggabungkan teknologi informasi dan komunikasi dengan pertemuan

langsung (face to face).

Pelaksanaan blended learning pada proses pembelajaran

membutuhkan beberapa syarat (preconditions), antara lain: (a) tersedia

komputer dengan jaringan internet (internet access), (b) peserta, baik guru

mmaupun siswa, harus familiar dengan beberapa teknik belajar yang

memanfaatkan ICT, (c) peserta harus mempunyai pengalaman dalam

pengunaan beberapa peralatan (tools) pada koneksi internet, seperti

browser, email, chatting, discussion forum.

Blended learning sebagai salah satu bentuk alternatif dalam e-

Learning mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

blended learning antara lain; (a) dua bentuk pembelajaran yang berbeda

dapat dikombinasikan, (2) fungsi kependidikan / educational function

antara individual dan kelompok dalam belajar dapat didistribusikan,

misalnya presentasi pengetahuan baru secara online, dan diskusi untuk

Page 37: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

membahas pengalaman-pengalaman secara offline, (c) pembelajaran tatap

muka (face to face) dapat ditingkatkan intensitasnya. Sedangkan

kekurangan blended learning antara lain; (a) persyaratan yang dibutuhkan

untuk harus dipersiapkan terlebih dahulu, misalnya penyediaan ruang kelas

dan komputer dengan koneksi internet untuk proses pembelajaran, (b) siswa

yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung akan

mengalami kegagalan dalam pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, blended learning adalah gabungan

antara pembelajaran tradisional atau tatap muka dengan e-Learning.

Blended learning merupakan kombinasi dari face to face learning, offline

learning dan online learning. Blended learning muncul sebagai solusi

untuk mengurangi masalah-masalah pada pelaksanaan e-Learning. Dengan

blended learning, pembelajaran yang dilakukan diharapkan bisa terkontrol

dengan baik, walaupun membutuhkan beberapa persyaratan yang cukup

rumit. Penelitian ini memilih blended learning sebagai objek kajian.

Blended learning dipilih karena merupakan jalan tengah (middle way)

untuk meminimalkan masalah-masalah yang timbul pada pembelajaran

secara konvensional, offline, maupun online. Dengan blended learning,

dalam penelitian nanti diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan tetap

bisa terkontrol dengan baik.

3. Konsep-Konsep Keaktifan

a. Pengertian Keaktifan Siswa

Keaktifan adalah kegiatan atau segala sesuatu yang dilakukan secara

fisik maupun non fisik. Keaktifan tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik

semata, tetapi juga oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual, dan

emosional. Dalam proses pembelajaran, situasi pembelajaran yang efektif

akan tercapai bila terjadi keaktifan dari siswa.

Menurut Netty Nur Indah Ningsih (2010:10), keaktifan siswa adalah

kegiatan atau aktivitas yang dilakukaan oleh siswa dalam proses pembelajaran

yang menciptakan suasana belajar aktif. Sedangkan Ardiyan Sarutobi (2010:1)

Page 38: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mengemukakan bahwa keaktifan siswa merupakan salah satu prinsip utama

dalam pembelajaran. Belajar adalah berbuat, oleh karena itu tidak ada belajar

tanpa aktivitas. Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif

berinteraksi dengan lingkungannya. Ini berarti, keaktifan siswa merupakan

kegiatan atau aktivitas yang menciptakan sebuah pengalaman di dalam proses

pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas

menstransformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Pembelajaran

yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut berpartisipasi

dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara cara belajar mandiri,

berperan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Dalam kegiatan ini

pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan sasaran yang akan

dicapai.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat

memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari hari. Disamping itu

guru dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga dapat

merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa,

harus mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi siswa. Guru tidak

hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, ketrampilan, dan

sikap kepada siswa. Akan tetapi, guru juga harus mampu membawa siswa

untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar; berupa belajar penemuan, belajar

mandiri, belajar berkelompok, dan belajar memecahkan masalah.

Dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan pembelajaran,

berarti guru mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki

siswa secara penuh. Dalam konsep kompetensi, kita harus mampu mendeteksi

hasil belajar minimal siswa , sehingga guru akan lebih mudah dalam membuat

soal evaluasi bagi siswa. Hasil dari evaluasi tersebut akan mempengaruhi

Page 39: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

beberapa aspek Kompetensi Dasar (tujuan) dan proses penyampaian materi

pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, keaktifan siswa muncul jika

pembelajaran yang diselenggarakan berpusat pada siswa. Pada kegiatan ini

siswa mendapatkan peranan yang dominan sehingga memunculkan

pengalaman-pengamalan dalam belajar. Dalam pembelajaran berpusat pada

siswa, kegiatan yang dilakukan mengacu pada peningkatan aktivitas dan

partisipasi siswa. Dengan melibatkan peran siswa, guru akan lebih mudah

dalam membuat soal evaluasi bagi siswa.

b. Pengertian Keaktifan Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keaktifan adalah kegiatan

(Poerwodarminto, 1992:17), sedang belajar merupakan perubahan pada diri

individu ke arah yang lebih baik yang bersifat tetap berkat adanya interaksi

dan latihan. Ini berarti keaktifan belajar adalah kegiatan yang membawa

individu ke arah yang lebih baik karena terjadi interaksi antarindividu dan

individu dengan lingkungannya.

Menurut Sardiman (2001:99), keaktifan belajar adalah aktivitas yang

bersifat fisik atau mental. Selama kegiatan belajar berlangsung, kedua

aktivitas tersebut harus saling terkait sehingga tercipta aktivitas belajar yang

optimal. Sedangkan Wahyu Wiratmoyo (2005:15) mengemukakan bahwa

keaktifan belajar ditandai dengan keterlibatan optimal antara fisik, mental, dan

intelektual. Ini berarti keaktifan belajar adalah aktivitas fisik dan mental yang

saling terkait dan dilaksanakan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan

keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna

memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor . Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk

mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswa pasif atau hanya

menerima informasi dari guru saja, akan timbul kecenderungan untuk cepat

Page 40: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

melupakan apa yang telah diberikan oleh guru, oleh karena itu diperlukan

perangkat tertentu untuk dapat mengingatkan yang baru saja diterima dari

guru.

Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan

aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam

kegiatan pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan siswa, dimana siswa

adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak

membimbing dan mengarahkan. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dapat dilaksanakan manakala : (1) pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat

pada siswa, (2) guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman

dalam belajar (3) tujuan kegiatan pembelajaran tercapai hasil belajar minimal

siswa (kompetensi dasar), (4) pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih

menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan hasil belajar minimalnya,

dan mencapai siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, dan

(5) melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan,

sikap, dan keterampilan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, keaktifan dalam belajar

menekankan partisipasi aktif siswa secara fisik, mental, intelektual, dan

emosional. Partisipasi tersebut dibutuhkan untuk memperoleh hasil belajar

yang optimal. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan menciptakan

sebuah keaktifan belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa

terjadi pengalaman-pengalaman dalam belajar. Dalam proses ini guru berperan

sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman-pengalaman dalam belajar.

c. Jenis-Jenis Keaktifan dalam Belajar

Menurut Paul D. Dierich seperti dikutip Nawawi Elfatru (2010 : 1)

keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok yaitu (1)

kegiatan-kegiatan visual, (2) kegiatan-kegiatan lisan, (3) kegiatan-kegiatan

mendengarkan, (4) kegiatan-kegiatan menulis, (5) kegiatan-kegiatan

Page 41: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menggambar, (6) kegiatan-kegiatan metrik, (7) kegiatan-kegiatan mental, dan

(8) kegiatan-kegiatan emosional.

Kegiatan (1) misalnya membaca, melihat gambar, mengamati

eksperimen, demosntrasi, mengamati orang bekerja, dan bermain. Kegiatan

(2) misalnya mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu

tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, member saran, mengemukakan

pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. Kegiatan (3) misalnya

mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi

kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan suara dari

rekaman kaset atau media perekam audio lainnya. Kegiatan (4) misalnya

menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman,

mengerjakan tes, dan mengisi angket. Kegiatan (5) misalnya menggambar,

mebuat grafik, diagram, dan pola. Kegiatan (6) misalnya melakukan

percobaan, memilih alat-alat, dan melaksanakan pameran. Kegiatan (7)

misalnya merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisa

faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan (keterkaitan), dan membuat

keputusan. Sedangkan kegiatan (8) misalnya minat, membedakaan, berani,

dan tenang.

Sardiman (2001:99) membagi keaktifan belajar dalam 8 jenis.

Kedelapan jenis tersebut adalah: (1) visual activities, (2) oral activities, (3)

listening activities, (4) writing activities, (5) drawing activities, (6) motor

activities, (7) mental activities, dan (8) emotional activities. Sedangkan

Soemanto (2003:107) mengemukakan bahwa keaktifan belajar dapat

dilakukan oleh siswa dalam beberapa situasi, yaitu mendengarkan,

memandang, meraba, mencium, mencicipi, menulis/mencatat, membaca,

membuat ringkasan, mengamati tabel/diagram, mengingat, berpikir, dan

latihan/praktek.

Berdasarkan pendapat di atas, keaktifan dalam belajar terbagi menjadi

8 jenis yaitu: (1) kegiatan visual/ visual activities, (2) kegiatan lisan/ oral

activities (3) kegiatan mendengarkan/ listening activities, (4) kegiatan

menulis/ writing activities, (5) kegiatan menggambar/ drawing activities, (6)

Page 42: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kegiatan metrik/ motor activities, (7) kegiatan mental/ mental activities, dan

(8) kegiatan emosional/ emotional activities.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi keaktifan Belajar

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya. Siswa dapat berlatih untuk berfikir

kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran

secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran.

Ardiyan Sarutobi (2010:2) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi

keaktifan belajar ke dalam 2 bagian, yaitu faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang muncul dari dalam diri

siswa, misalnya motivasi, inisiatif, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang muncul dari luar diri

siswa. Faktor ekstrinsik bisa berasal dari guru maupun dari lingkungan belajar

siswa. Contoh faktor-faktor ekstrinsik tersebut misalnya tujuan pembelajaran,

stimulus (rangsangan), aktivitas, dan umpan balik. Sedangkan Heinz Cock

(1979:80) menyatakan bahwa keaktifan belajar siswa dipengaruhi oelh

beberapa faktor. faktor-faktor tersebut antara lain: (1) motivasi belajar, (2)

tujuan pembelajaran, (3) umpan balik, dan (4) kesimpulan.

Gagne dan Briggs (Nawawi Elfatru 2010:2) menyatakan bahwa faktor-

faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran , yaitu :

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka

berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan intruksional (hasil belajar dasar kepada siswa)

3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa

4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari).

5) Memberi petunjuk kepada siswa

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

7) Memberi umpan balik (feed back)

Page 43: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

8) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan berdasarkan beberapa penjelasan

di atas. Keaktifan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. secara sederhana,

faktor-faktor tersebut terbagi dalam 2 bagian yaitu faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang muncul dari dalam diri

siswa misalnya motivasi belajar, tujuan pembelajaran, inisiatif, dan partisipasi

siswa. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang muncul dari luar

diri siswa. Faktor-faktor ekstrinsik tersebut bisa berasal dari guru maupun dari

lingkungannya. Contoh-contoh faktor ekstrinsik misalnya tujuan

pembelajaran, stimulus (rangsangan), petunjuk, aktivitas, umpan balik, dan

kesimpulan.

e. Karakteristik Siswa yang Aktif

Menurut Heinz Kock (1979:65), siswa pasti tidak belajar secara aktif

jika mereka hanya berperan sebagai pendengar saja. Pada dasarnya, untuk

membuat siswa menjadi aktif dalam belajar adalah dengan mengkondisikan

mereka untuk bekerja sendiri.

Syarat utama untuk membuat siswa aktif dalam belajar adalah dengan

cara memberikan banyak pertanyaan. Guru yang menyampaikan materi

pembelajaran dengan banyak pertanyaan akan mendidik siswa untuk bertanya.

siswa pun juga belajar tentang cara belajar yang benar. Disini guru

menanamkan satu hal kepada siswa bahwa seseorang yang tidak bertanya

tentang apa pun berarti tidak belajar.

Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, guru mendidik siswa untuk

mempunyai semangat menyelidiki. Guru memaksa siswa dengan pertanyaan

supaya mereka berpikir. Dengan demikian, siswa tidak akan puas dengan

belajar dari fakta-fakta yang ada saja. Mereka akan meminta latar belakang

dan alasannya. Dengan cara seperti ini murid dapat dikatakan belajar secara

aktif.

Karakteristik siswa yang aktif menurut Heinz Kock (1979:65) antara

lain :

1) Berinisiatif mencari cara untuk memecahkan masalah secara individu.

Page 44: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2) Berinisiatif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru.

3) Berinisiatif bertanya tentang hal yang belum dimengerti.

4) Berinisiatif mengambil keterangan dari materi yang disampaikan oleh

guru.

5) Berinisiatif mendiskusikan suatu hal terkait mata pelajaran yang sedang

dipelajari dengan rekannya.

6) Berinisiatif bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya.

Nanik Yuliani (2010:1) menyatakan bahwa siswa aktif mempunyai

ciri-ciri: (1) berani bertanya/ meminta penjelasan, (2) berani mengemukakan

gagasan, dan (3) mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.

Sedangkan menurut Conny Semiawan (1992: 9-13), karakteristik siswa yang

aktif antara lain: (1) mempunyai motivasi dalam belajar, (2) fokus pada materi

yang dipelajari, (3) selalu ingin menemukan hal-hal yang baru, dan (4)

mempunyai kepekaan dalam memecahkan masalah. Ini berarti siswa aktif

mempunyai karakteristik berani memulai suatu kegiatan dalam proses

pembelajaran tanpa harus diminta oleh guru. Hal ini muncul karena siswa

yang aktif pasti mempunyai motivasi dalam belajar. Dengan motivasi tersebut,

siswa aktif akan selalu fokus pada materi yang dipelajari. Ini menyebabkan

siswa yang aktif akan selalu mencoba untuk menemukan hal-hal yang baru

dan mempunyai kepekaan dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk membuat siswa aktif dalam

belajar adalah dengan mengkondisikan mereka untuk bekerja sendiri. Syarat

utamanya adalah dengan memberikan banyak pertanyaan. Dari pertanyaan-

pertanyaan tersebut, guru memaksa siswa untuk berpikir. Dengan cara ini

siswa dapat dikatakan belajar secara aktif. Sedangkan karakteristik siswa yang

aktif, yang membedakannya dengan siswa lain adalah hasil belajar berinisiatif

untuk melakukan suatu kegiatan yang belum diminta oleh guru. Hasil belajar

berinisiatif tersebut nampak dalam beberapa hal antara lain: (1) mencari data

untuk memecahkan masalah, (2) menjawab pertanyaan, (3) bertanya tentang

hal yang belum dimiliki, (4) mengambil keterangan dari materi yang

disampaikan, (5) mendiskusikan suatu hal yang terkait dengan materi

Page 45: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pembelajaran, dan (6) bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya. Hasil

belajar untuk berinisiatif atau keberanian tersebut muncul karena siswa yang

aktif mempunyai motivasi tinggi dalam belajar. Dengan adanya motivasi

belajar tersebut, siswa yang aktif akan selalu fokus pada materi yang

dipelajari. Hal ini menyebabkan siswa selalu ingin menemukan hal-hal yang

baru dalam pembelajaran dan memiliki kepekaan dalam memecahkan

masalah.

4. Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP)

Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) adalah sebuah nama

mata diklat (mata pelajaran) produktif bagi SMK dengan program keahlian

Teknik Pemesinan. Mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan

muncul karena diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

atau kurikulum 2006. Sejak tahun 2009, mata diklat ini bersama beberapa mata

diklat teori produktif lain masuk dalam Ujian Nasional Teori kejuruan. Pada

kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1999, mata diklat Pengetahuan

Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) terbagi atas beberapa mata diklat, antara

lain : Perhitungan Dasar Konstruksi Mesin (PDKM), Perhitungan Konstruksi

Mesin (PKM), dan Penggunaan Peralatan Mekanik Industri (PPMI).

Untuk siswa kelas XI, bahan ajar atau materi ajar mata diklat Pengetahuan

Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) yang disampaikan antara lain : (1) elemen

mesin, (2) motor bakar (3) pompa dan kompresor (4) perlakuan panas, dan (5)

teknik pembentukan plat / sheet metal.

Menurut KTSP, mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan

(PPTP) untuk kelas XI mempunyai alokasi waktu (pacing time) 238 jam

pembelajaran untuk waktu 1 tahun pelajaran. Jumlah bahan ajar yang disampaikan

pada kurikulum sekarang sama dengan yang kurikulum sebelumnya (kurikulum

1999). Perbedaanya terletak pada alokasi waktu. Pada kurikulum 1999,

mempunyai alokasi waktu 280 jam pembelajaran dalam 1 tahun pelajaran. Jika

Page 46: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dibandingkan dengan kurikulum sekarang, terdapat selisih waktu sebesar 52 jam

pembelajaran untuk 1 tahun pembelajaran. Dengan waktu yang berkurang, guru

akan mengalami kesulitan untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa. Untuk

mengatasinya, guru membutuhkan sebuah terobosan baru dalam pembelajaran

mata diklat pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP). Hal ini perlu

dilakukan supaya seluruh bahan ajar bisa disampaikan seluruhnya kepada siswa,

walaupun waktunya terbatas.

Penelitian ini akan meneliti tentang pelaksanaan proses pembelajaran

Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) pada pokok bahasan proses

perlakuan panas (heat treatment process). Pokok bahasan proses perlakuan panas

(heat treatment process) terdiri atas 4 standar kompetensi dan 9 kompetensi dasar.

Keempat standar kompetensi tersebut adalah : (1) mampu mengetahui tentang

proses perlakuan panas / heat treatment, (2) mampu menggunakan proses

perlakuan panas kimiawi, (3) mampu menggunakan proses perlakuan panas

mekanik, (4) mampu memahami waktu proses perlakuan panas.

Standar kompetensi (1) terdiri atas hasil belajar mengetahui konsep

perlakuan panas dan pemnfaatannya di bidang teknik. Standar kompetensi (2)

terdiri atas 2 kompetensi dasar yaitu mampu memahami proese perlakuan panas

kimiawi dan mampu memahami proses pengerasan permukaan (surface

hardening/ case hardening). Standar kompetensi (3) terdiri atas 4 kompetensi

dasar yaitu proses pelunakan (annealing), penormalan (normalizing), pemudaan

(tempering), dan pengerasan penuh (full hardening / quenching). Standar

kompetensi (4) terdiri atas 2 kompetensi dasar yaitu mampu memahami tahap-

tahap proses perlakuan panas dan mampu menghitung proses perlakuan panas.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, mata diklat Pengetahuan

Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) merupakan mata diklat produktif yang

muncul sejak diberlakukannya KTSP. Sejak tahun 2009 mata diklat ini masuk

dalam Ujian Nasional Teori Kejuruan. Mata diklat PPTP mempunyai bahan ajar

yang sama dengan kurikulum sebelumnya, tetapi alokasi waktunya lebih sedikit

Page 47: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sehingga menimbulkan keterbatasan waktu bagi guru dalam penyampaiannya.

Dengan keterbatasan waktu ini, guru diharapkan mempunyai sebuah terobosan

baru dalam pembelajaran supaya semua materi dapat disampaikan kepada siswa.

Penelitian ini akan meneliti mata diklat PPTP pada pokok bahasan proses

perlakuan panas (heat treatment). Pokok bahasan proses perlakuan panas terdiri

atas standar kompetensi dan 9 kompetensi dasar.

5. Penelitian Tindakan Kelas

adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan

merupakan suatu usaha atas kesadaran untuk memecahkan permasalahan-

permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran dan dirasakan langsung oleh

guru yang bersangkutan.

Berdasarkan definisi tersebut penelitian tindakan kelas dapat diartikan

sebagai salah satu penelitian yang dapat dilaksanakan guru dalam rangka

mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran guna

meningkatkan mutu atau kualitas proses pembelajaran terutama dalam suatu kelas.

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui karakteristik

dari PTK itu sendiri. Menurut Zainal Aqib (2008:16) karakteristik PTK meliputi :

1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya. 3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. 4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik

instruksional. 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. 6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang

melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.

Karakteristik yang unik dalam PTK adalah adanya tindakan nyata (aksi

atau action) yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk memperbaiki

praktik dan proses pembelajaran. PTK selalu berangkat dari kesadaran kritis guru

Page 48: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

terhadap persoalan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung. Tindakan

itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.

Dalam penelitian ini akan digunakan 3 siklus yang berbeda yaitu: (1)

pembelajaran konvensional, (2) Pembelajaran online, dan (3) pembelajaran

campuran (blended learning). Setiap siklus dilakukan melalui empat tahap, yakni:

(1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan, dan (4)

Refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Siklus I : Pembelajaran Konvensional

Siklus II : Pembelajaran Online

Siklus III : Pembelajaran Campuran (Blended learning)

Gambar 5 : Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Tahap perencanaan merupakan tahap pertama yang harus dilakukan oleh

peneliti sebelum masuk ke tahap berikutnya. Pada tahap perencanaan ini peneliti

merencanakan dan menyiapakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

penelitian. Perencaan harus dipersiapkan dengan baik, karena akan berpengaruh

pada tahap selanjutnya dalam kegiatan penelitian.

Tahap pelaksanaan merupakan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih sesuai

dengan rencana pelaksanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya. Langkah

selanjutnya adalah mengimplementasikan tindakan dalam proses pembelajaran

sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru dan peneliti.

Tahap observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas

dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif

tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang

Rencana Pelaksanaan Observasi Refleksi

Rencana

Rencana

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Observasi

Observasi

Refleksi

Refleksi

Page 49: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Kegiatan pengamatan dilakukan

pada waktu tindakan sedang dilakukan serta dapat dilaksanakan oleh peneliti dan

guru.

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis.

pada tahap ini, pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan

diskusi, untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat

meningkatkan pemahaman siswa. Hasil analis data yang dilakukan dalam tahapan

akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada dasarnya adalah merupakan uraian penalaran

untuk bisa sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang

dirumuskan. Kerangka pemikiran yang dikemukakan dalam penelitian tindakan

ini adalah sebagai berikut.

Dari identifikasi masalah diketahui bahwa hasil belajar siswa untuk mata

diklat produktif di SMK St. Mikael mengalami penurunan. Setelah dicari akar

permasalahan penyebab terjadinya menurunnya hasil belajar siswa ini adalah

diberlakukannya kurikulum baru yang mempunyai alokasi waktu lebih sedikit

tetapi dengan bahan yang sama. Alokasi waktu (pacing time) untuk kurikulum

saat ini mempunyai selisih waktu 52 jam per tahun dibandingkan kurikulum

sebelumnya. Dengan kurikulum yang berlaku saat ini, guru dituntut untuk mampu

menyampaikan bahan ajar yang ada sesuai dengan alokasi waktu yang ada. Guru

juga dituntut untuk tidak sekedar menyampaikan bahan ajar saja, tetapi juga

meningkatkan keaktifan dan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran. Hal

ini bisa ditunjukkan dari lembar pengamatan dan nilai-nilai siswa.

Untuk memecahkan masalah ini, perlu dilakukan sebuah tindakan yang

revolusioner. Pembelajaran tradisional dengan tatap muka (face to face) sudah

tidak relevan untuk saat ini. Dengan berkembangnya teknologi, khususnya

teknologi informasi dan komunikasi, pemanfaatan internet dan model blended

learning dalam kegiatan pembelajaran merupakan sebuah solusi untuk mengatasi

masalah yang ada. Dengan blended learning, proses pembelajaran yang dilakukan

Page 50: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

siswa diharapkan bisa terkontrol lebih baik. Diharapkan dengan model blended

learning pada mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP),

akar masalah dapat di atasi.

Blended learning diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan

pengetahuan siswa, walaupun dengan waktu yang sedikit. Dengan pemanfaatan

internet, guru dan siswa juga ikut terlibat dalam memanfaatkan perkembangan

teknologi dalam kegiatan pembelajaran. Walaupun dengan waktu yang terbatas,

kualitas pembelajaran mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan

(PPTP) dapat ditingkatkan dengan peningkatan interaksi dan partisipasi antara

guru dan siswa.

Dengan memanfaatkan internet, siswa dapat mengetahui dan memahami

tentang informasi-informasi yang berkaitan dengan teknik pemesinan pada dunia

industri, yang semakin berkembang pesat saat ini. Dengan multimedia dalam

internet, siswa mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang informasi-informasi

tersebut. Kemudian guru mengaitkannya dengan bahan ajar yang sudah

dipersiapkan, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan dinamis.

Permasalahan yang dijumpai siswa saat mempelajari bahan ajar, khususnya saat

pembelajaran dilaksanakan secara online, dapat dibahas dan didiskusikan saat

pembelajaran tatap muka (face to face) di dalam kelas. Jika dirumuskan kriteria

pembelajaran Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) yang ideal

adalah terjadinya suatu pembelajaran yang inspiratif, interaktif, menyenangkan,

menantang, memotivasi siswa untuk terlibat aktif, dan didukung dengan sumber

belajar yang mencukupi sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan.

Gambar 6. Bagan Hubungan Antar Variabel

Penerapan

e-Learning

Peningkatan Keaktifan

Belajar Siswa

Peningkatan

Hasil Belajar Siswa

Page 51: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Hipotesis Tindakan

Bertolak dari kajian teori dan kerangka berpikir, untuk penelitian tindakan

kelas ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Penerapan model blended learning dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa dalam mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) di

Kelas XI D SMK St. Mikael Surakarta.

2. Penerapan model blended learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) di

kelas XI D SMK St. Mikael Surakarta.

Page 52: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK St. Mikael Surakarta. Sekolah ini

dipimpin oleh Romo T. Agus Sriyono, SJ, M.Hum, M.A selaku kepala sekolah.

Sekolah ini mempunyai 12 kelas yaitu:

a. Kelas X sebanyak 4 kelas.

b. Kelas XI sebanyak 4 kelas, terdiri atas tiga kelas mekanik dan satu kelas

gambar.

c. Kelas XII sebanyak 4 kelas, terdiri atas tiga kelas mekanik dan satu kelas

gambar.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI D pada tahun pelajaran

2010/2011, dengan jumlah siswa 41 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai

tempat penelitian adalah:

a. Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) St. Mikael Surakarta belum pernah

diadakan penelitian tentang penerapan blended learning pada pembelajaran

sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberi manfaat

bagi peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran serta guru

dalam mengajar.

b. Penelitian mendapatkan akses dan perijinan yang mudah dari pihak sekolah

untuk melaksanakan penelitian di tempat tersebut.

c. Masih kurangnya variasi guru dalam mengajar, terutama dalam pemanfaatan

ICT, sehingga diharapkan penerapan model blended learning dapat menjadi

salah satu alternatif dan tambahan dalam mengajar.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan kolaborator

yaitu Antonius Sasmita Adi W, yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan

refleksi selama penelitian berlangsung.

Page 53: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Waktu Penelitian

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Oktober 2010

sampai Februari 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan

laporan penelitian dengan jadwal sebagai berikut:

Jenis November Desember Januari Februari Maret

Kegiatan 2010 2010 2011 2011 2011

1.Persiapan Penelitian

a. Penyusunan judul

b. Penyusunan proposal

c. Perijinan

2.Perencanaan Tindakan

3.Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus I

b. Siklus II

c. Siklus III

4. Review

5. Penyusunan Laporan

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau Classroom Action Research. Kegiatan pada setiap siklus akan

dilakukan sesuai dengan tahap-tahap tersebut adalah:

1. Tahap Perencanaan (planning)

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

3. Tahap Pengamatan (Observing)

4. Tahap Refleksi (Reflecting)

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang terus

berulang, dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi. Jadi, siklus itulah yang

Page 54: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

menjadi suatu bentuk tindakan nyata yang menjadi salah satu karakteristik khusus

sebuah PTK, dan siklus tersebut diakhiri dengan kegiatan refleksi sebagai bentuk

evaluasi terhadap penerapan siklus sebelumnya apakah tindakan yang

dilaksanakan tersebut sudah mencapai tujuan atau belum dan apakah penelitian

perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain

dengan menggunakan lembar observasi dan hasil belajar siswa dalam bentuk tes.

Observasi bertujuan untuk mengamati keaktifan siswa dalam bentuk interaksi,

kreativitas, dan motivasi belajar siswa. Sedangkan nilai tes siswa digunakan untuk

mengukur hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran

Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati secara sistematik gejala-gejala yang muncul dalam hal

kegiatan PTK ini yaitu dengan melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan

hasil tindakan penerapan model blended learning pada mata diklat Pengetahuan

Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP). Fokus observasi ditekankan pada peran

serta siswa dalam kegiatan apersepsi, keaktifan dalam berbagai aktivitas

pembelajaran serta keaktifan siswa dalam menyelesaikan masalah.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik

analisis ini merupakan penjabaran dari data-data yang ditampilkan pada tabel

dalam bentuk persentase. Presentase ini memberikan gambaran menyeluruh

mengenai data penelitian yang kemudian dijadikan acuan didalam membuat

kesimpulan.

E. Prosedur Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Page 55: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP), pada siswa kelas XI D SMK

St. Mikael Surakarta melalui penerapan model blended learning. Setiap tindakan

upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu

siklus. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam tiga siklus.

1. Rancangan Siklus I

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui pembelajaran

konvensional. Dalam pelaksanaan siklus I ini sama sekali belum ada unsur-unsur

e-Learning yang disertakan. Pada siklus I peneliti melakukan persiapan-persiapan

yang berhubungan dengan penyusunan rencana pengajaran, mengorganisasi

siswa, dan mempersiapkan materi ajar yang sesuai dengan tingkat hasil belajar

siswa. Proses tindakan pada siklus I adalah :

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyusun

skenario pembelajaran sebagai berikut :

1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut

materi yang akan disampaikan kepada siswa.

2) Guru menyiapkan lembar pengamatan untuk keaktifan dan penilaian

hasil belajar siswa.

3) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan dimanfaatkan untuk

menyampaikan materi di kelas.

4) Guru menyiapkan catatan-catatan lapangan (field note) untuk merekam

semua kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

5) Guru menyiapkan daftar soal yang akan digunakan sebagai bahan

evaluasi di akhir kegiatan pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah melaksanakan

skenario pembelajaran sebagai berikut :

Page 56: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1) Guru memberikan materi yang akan disampaikan kepada siswa sesuai

dengan RPP. Untuk siklus I, materi yang akan disampaikan kepada

siswa adalah tentang pengantar proses perlakuan panas.

2) Guru memanfaatkan media yang sudah disiapkan sebelumnya untuk

menyampaikan materi pembelajaran

3) Guru memberikan evaluasi dalam bentuk tes untuk mengukur hasil

belajar siswa di akhir kegiatan pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar

mengajar pada siklus I. Dalam siklus I, kegiatan pembelajaran dilaksanakan

secara konvensional. Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru sebagai peneliti

dan dibantu oleh guru mitra sebagai kolaborator. Kegiatan observasi ini

dilakukan dalam 2 bagian yaitu :

1) Observasi Terhadap Siswa

Observasi ini meliputi:

a) Apakah siswa memperhatikan apa yang diajarkan guru.

b) Apakah siswa tidak membuat keributan di dalam kelas saat pelajaran

berlangsung.

c) Apakah siswa tidak berbicara (mengobrol) dengan teman sebangku

saat pelajaran berlangsung.

d) Apakah siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

e) Apakah siswa mengerjakan tugas tertulis yang diberikan guru.

f) Apakah siswa menanyakan pertanyaan yang dirasa belum dikuasai

dari materi yang telah diberikan.

g) Apakah siswa mencatat hal yang dirasa perlu dari materi yang telah

diberikan.

h) Apakah siswa mendiskusikan pelajaran yang telah diberikan oleh

guru.

i) Apakah siswa membuat ringkasan dari pelajaran yang telah

diberikan agar lebih mudah dipelajari.

Page 57: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

j) Apakah siswa tertarik dengan pelajaran yang telah disampaikan.

2) Observasi terhadap Suasana Kelas

Observasi kelas ini meliputi ;

a) Apakah suasana kelas hening saat pelajaran disampaikan.

b) Apakah terjadi situasi interaksi antara guru dengan siswa saat

pelajaran berlangsung.

c) Apakah intensitas dari interaksi tersebut terus mengalami

peningkatan.

d) Apakah masih ada beberapa siswa yang menanyakan pertanyaan di

luar konteks pelajaran saat pelajaran berlangsung.

e) Apakah keadaan di kelas yang telah nyaman dapat mendorong siswa

untuk mencurahkan pemikirannya.

f) Apakah terdapat diskusi tentang pelajaran yang telah disampaikan.

g) Apakah sebagian besar perhatian siswa tertuju pada guru saat

pelajaran berlangsung.

Selain itu juga masih ada beberapa pengamatan yang disusun dengan catatan

lapangan (field note) selama kegiatan observasi berlangsung.

d. Tahap Refleksi

Seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di siklus I,

kemudian dibuat sebuah kesimpulan yang ditulis pada refleksi untuk

dijadikan pedoman pada penelitian berikutnya dan dilaksanakan pada akhir

siklus tindakan kelas. Aspek yang diamati adalah segala hal yang terjadi

dalam proses pembelajaran meliputi siswa dan suasana pembelajaran.

Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi dan

dilakukan analisis mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang

ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara

signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam

bentuk replanning dapat dilakukan pada siklus berikutnya. Dari hasil

evaluasi tersebut dijadikan data kualitatif untuk mengetahui tingkat

perubahan hasil tindakan (aksi) berdasarkan hasil refleksi awal.

Page 58: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi dijadikan

sebagai data kualitaitf. Pada tahap ini semua data dianalisis dan dilakukan

proses untuk memastikan kebenaran data yang akan digunakan untuk

menentukan langkah pada siklus berikutnya.

2. Rancangan Siklus II

Pada siklus II, guru mulai menerapkan penerapan e-Learning dalam

kegiatan pembelajaran, kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah

mempersiapkan dan memberikan informasi terlebih dahulu kepada siswa

tentang e-Learning dalam pembelajaran Pengetahuan Penunjang Teknik

Pemesinan (PPTP).

Rencana Penelitian Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan

dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, saat

pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Dalam siklus II ini

rencana tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah

yang muncul pada siklus sebelumnya. Hasil refleksi pada siklus I

digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. dalam

pelaksanaan silkus II ini, dilakukan dengan menambahkan kekuatan dan

memperbaiki kelemahan yang ada pada siklus I. Pelaksanaan siklus II pada

dasarnya sama dengan siklus I. Proses tindakan pada siklus II adalah :

a. Tahap Perencanaan

Dalam siklus ini guru harus menyiapkan hal-hal yang terkait

dengan penerapan e-Learning dalam pembelajaran. Siklus I telah

memberikan cerminan bagi guru tentang kelebihan dan kelemahan

proses pembelajaran konvensional. Dari sini pengamat bertugas

memberikan masukan bagi guru tentang kelemahan proses

pembelajaran pada siklus I.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan di siklus II ini

adalah:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut materi

yang akan disampaikan kepada siswa

Page 59: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2) Menyiapkan LMS (Learning Management System) yang akan

digunakan. Dalam pelakasanaan penelitian ini, LMS yang akan

digunakan selama penelitian berlangsung beralamat di

http://intramikael.sch.id

Gambar 7. Learning Management System di SMK St. Mikael Surakarta

3) Memberikan informasi kepada siswa tentang cara pendafataran

(registration) untuk mengikuti pembelajaran secara online.

Gambar 8. Petunjuk Cara Pendaftaran untuk Mendapatkan Sebuah

Account bagi Siswa

Page 60: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

4) Menyiapkan sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa.

Sumber-sumber belajar ini dapat dipetik dalam bentuk tautan

(hyperlinks) dan dapat diunduh (downloaded) oleh siswa.

5) Menyiapkan penugasan (assignment) untuk siswa

6) Menyiapkan soal-soal sebagai bahan evaluasi dalam bentuk tes (quiz) di

akhir kegiatan pembelajaran secara online

7) Menyiapkan lembar pengamatan untuk keaktifan dan penilaian hasil

belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru memberikan materi pembelajaran kepada

siswa yang mengacu kepada perencanaan yang telah dibuat. Pada siklus

II siswa diberikan materi tentang proses perlakuan panas kimiawi yang

meliputi : memahami proses perlakuan panass kimiawi dan proses

pengerasan permukaan (case hardening). Tetapi sebelum menginjak ke

materi berikutnya guru haruslah sedikit melakukan flashback yaitu

dengan melontarkan beberapa pertanyaan dengan maksud agar sedikit

menimbulkan ingatan tentang pelajaran yang telah diajarkan

sebelumnya dan mengaitkannya dengan pelajaran yang akan diberikan.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahap ini adalah

sebagai berikut:

1) Memberikan informasi kepada siswa bahwa materi pembelajaran

dapat dipetik oleh siswa melalui LMS (Learning Management

System) yang sudah disediakan.

2) Memanfaatkan LMS (Learning Management System) untuk

mengatur jalannya semua kegiatan pembelajaran secara online

3) Mengkonfirmasi formulir pendaftaran (registration) siswa sehingga

siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara online

Page 61: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar 9. Formulir Pendaftaran yang Harus Diisi oleh Siswa

4) Menyampaikan informasi mengenai sumber-sumber belajar dan

referensi lain yang dapat dimanfaatkan siswa untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran. Sumber-sumber belajar ini dapat dipetik dalam bentuk

tautan (hyperlinks) dan dapat diunduh (downloaded) oleh siswa

Gambar 10 . Contoh Sumber-Sumber belajar dan Referensi

Page 62: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

5) Guru memberikan penugasan (assignment) kepada siswa

Gambar 11. Contoh Tugas yang Diberikan Guru bagi Siswa

Pada penugasan ini, diberikan secara online kepada siswa dengan batas

waktu (deadline) tertentu, yang ditetapkan oleh guru. Jika siswa

terlambat mengumpulkan tugas, siswa dianggap tidak mengerjakan dan

diberi nilai 0 (nol). Hal ini dilakukan untuk membiasakan siswa tertib

dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas.

Gambar 12. Contoh Batas Waktu untuk Mengumpulkan Tugas

Page 63: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c. Tahap Observasi

Observasi pada siklus II ini mempunyai fokus pada keaktifan

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pada

pembelajaran online. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

1) Guru bersama kolaborator mengamati keaktifan siswa melalui

rekaman (logs) yang ada pada Learning Management System.

Dalam Learning Management System tersebut terekam semua

kegiatan dan interaksi yang dilakukan oleh siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran secara online. Dari sini akan tampak siswa

yang aktif dan siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran secara online.

2) Untuk penilaian terhadap hasil belajar siswa dalam bentuk tes,

semuanya dapat memanfaatkan Learning Management System.

Guru hanya mengisikan hasil tersebut pada lembar penilaian yang

sudah dipersiapkan sebelumnya

Observasi untuk mengamati sikap guru dalam mengajar,

observasi siswa saat pelajaran berlangsung dan suasana kelas saat

guru mengajar tidak dilakukan. Hal ini karena siswa belajar secara

mandiri di luar kelas. Interaksi yang terjadi di kelas hanya terbatas

mendiskusikan tentang hal-hal teknis terkait pelaksanaan

pembelajaran secara online.

d. Tahap Refleksi

Siklus II merupakan siklus transisi pada penelitian yang penulis

kerjakan. Diharapkan refleksi pada siklus II ini terjadi perubahan

signifikan dalam pembelajaran. Siswa diharapkan lebih aktif dalam

mempelajari materi pembelajaran. Siswa diberi kebebasan untuk

belajar, tidak dibatasi hanya di dalam kelas saja.

Untuk sumber belajar sendiri siswa mempunyai banyak pilihan.

Jika dalam pembelajaran konvensional (offline), guru menjadi satu-

satunya sumber belajar, dalam pembelajaran secara online, guru hanya

Page 64: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

menjadi salah satu sumber belajar. Siswa mempunyai sumber belajar

lain selain guru.

Karena merupakan siklus transisi, pada proses ini diharapkan

ditemukan banyak hal yang bisa digali selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal-hal tersebut selanjutnya dijadikan bahan refleksi

untuk siklus berikutnya. Setelah dilaksanakan berbagai perbaikan,

diharapkan pada siklus berikutnya proses pembelajaran yang

berlangsung akan semakin baik dan mengalami kemajuan.

3. Rancangan Siklus III

Siklus III merupakan perpaduan antara pembelajaran konvensional

(offline) dengan pembelajaran online. Kegiatan pada siklus III ini disebut

sebagai pembelajaran campuran (blended learning). Dengan blended

learning diharapkan masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran

offline dan online dapat diminimalisir. Blended learning diharapkan

menjadi jalan tengah untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul

tersebut. Proses tindakan pada siklus III adalah:

a. Tahap Perencanaan

Skenario kegiatan yang harus disiapkan guru adalah:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

disampaikan kepada siswa.

2) Menyiapkan LMS (Learning Management System) yang akan

digunakan. LMS beralamat di http://intramikael.sch.id

3) Menyiapkan media yang akan digunakan untuk menyampaikan materi

pembelajaran kepada siswa di kelas.

4) Menyiapkan sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa.

Sumber-sumber belajar ini dapat dipetik dalam bentuk tautan

(hyperlinks) dan dapat diunduh (downloaded) oleh siswa

5) Menyiapkan catatan-catatan lapangan (field note) untuk merekam

semua kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

6) Menyiapkan fitur-fitur dalam Learning Management System yang akan

digunakan dalam pembelajaran secara online.

Page 65: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

7) Menyiapkan lembar pengamatan keaktifan dan pengukuran hasil

belajar siswa.

8) Menyiapkan soal-soal sebagai bahan evaluasi dalam bentuk tes (quiz)

di akhir kegiatan pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Mengacu pada perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya,

pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran campuran

(blended learning). Dalam tahap ini, skenario yang dilaksanakan oleh guru

adalah:

1) Menyampaikan pengantar tentang materi yang akan diberikan kepada

siswa di dalam kelas. Kegiatan diskusi bisa dilakukan disini.

2) Memberikan materi yang lebih lengkap dengan cara meng-upload

materi tersebut kedalam Learning Management System. Materi yang

sudah di-upload tersebut dapat di-download oleh siswa untuk bahan

belajar.

3) Masalah-masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran online ini

dapat dibahas melalui forum. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari

siswa dapat ditanggapi oleh guru ataupun oleh siswa yang lain. Jadi

siswa tidak perlu bertemu secara tatap muka dengan guru untuk

membahas masalah tersebut.

Gambar 13. Contoh Pemanfaatan Forum Diskusi

(http://igi-alliance.com/e-Learning, 2010)

Page 66: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4) Pada pertemuan selanjutnya di dalam kelas, dilaksanakan

pembelajaran secara konvensional (offline learning). Pada kegiatan ini

dilakukan evaluasi terhadap tugas yang sudah dikumpulkan oleh siswa.

Masalah-masalah yang timbul selama pembelajaran secara online

dapat dibahas dalam diskusi yang dilakukan di kelas.

5) Pada akhir tahap pelaksanaan pada siklus ini, dilaksanakan evaluasi

dalam bentuk ulangan (quiz) secara online. Saat siswa mulai

mengerjakan soal-soal ulangan, waktu berjalan mundur. Alokasi waktu

tersebut sudah diatur sebelumnya oleh guru. Siswa harus

memanfaatkan waktu yang tersisa tersebut untuk menjawab semua

pertanyaan yang diberikan guru. Hasil dari evaluasi tersebut dapat

langsung diketahui oleh siswa setelah mereka mengirimkan jawaban

ke Learning Management System. Dari sini, siswa dan guru dapat

mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Gambar 14. Contoh Evaluasi dengan Quiz secara Online

c. Tahap Observasi

Tahap observasi pada siklus III berfokus pada pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dengan blended learning. Pengamatan keaktifan siswa dapat

Page 67: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dibagai dalam 2 hal. Saat pembelajaran dilaksanakan secara konvensional,

pengamatan keaktifan siswa dapat dilihat dari catatan lapangan (field note).

Sedangkan saat pembelajaran dilaksanakan secara online, pengamatan

keaktifan siswa dapat dilihat dari fitur-fitur e-Learning yang ada. Misalnya

dengan mengamati daftar rekaman (logs) siswa. Pada logs tersebut terekam

semua kegiatan yang dilakukan siswa saat mengikuti pembelajaran secara

online.

Gambar 15. Contoh Daftar Rekaman (Logs) Siswa

Sedangkan untuk pengamatan terhadap hasil belajar pengetahuan

siswa dapat dilihat dari hasil tes yang sudah ada. Karena evaluasi

seluruhnya dilaksanakan secara online, semua nilai tersimpan dalam

Learning Management System. Nilai-nilai tersebut dapat di-download oleh

guru dan digunakan sebagai bahan refleksi.

Gambar 16. Contoh Hasil Nilai Ulangan Siswa yang Dapat

Digunakan sebagai Bahan Evaluasi

Page 68: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

d. Tahap Refleksi

Siklus III merupakan siklus penghujung atau siklus terakhir pada

penelitian yang penulis kerjakan. Pada akhir siklus ini diharapkan terjadi

perubahan yang signifikan dalam pembelajaran selama ini yang meliputi

guru, siswa, dan suasana pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini hanya terdiri atas 3 siklus. Hal

ini disebabkan pemikiran, materi, serta ketersediaannya waktu ada.

Mungkin dalam ketiga siklus ini masih terdapat kekurangan dalam

peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Jika hasil penelitian yang

dilakukan belum sesuai dengan tujuan penelitian, tidak menutup

kemungkinan untuk dilakukan siklus berikutnya.

Page 69: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang mengambil setting di SMK St. Mikael

Surakarta ini dilakukan dengan alur atau tahapan: perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi disajikan dalam tiga siklus. Hasil penelitian difokuskan

pada peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata diklat Pengetahuan

Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP).

1. Tindakan Siklus I

a) Perencanaan Tindakan

Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dengan model

pembelajaran konvensional. Saat pembelajaran berlangsung seluruh kegiatan

dan interaksi antara guru dan siswa dilaksanakan di dalam kelas. Pembelajaran

dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi, kemudian diakhiri dengan

evaluasi berupa tes tertulis. Durasi waktu pembelajaran disesuaikan dengan

RPP yaitu selama 2 jam pelajaran (2 X 45 menit). Sedangkan untuk materi

pembelajaran pada siklus ini adalah mengenai pengantar perlakuan panas.

b) Hasil Tindakan

Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Januari 2011

jam ke 1-2 (07.00-08.30). Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru

memberitahukan tujuan pembelajaran dan gambaran umum inti materi

pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan kegiatan belajar

secara umum dan materi yang disampaikan adalah tentang pengantar

perlakuan panas.

Selanjutnya guru menjelaskan tentang proses perlakuan panas.

Perlakuan panas dijelaskan dari definisinya hingga tujuan dilakukannya proses

tersebut. Guru menjelaskan materi dengan pendekatan CTL (Contextual

Teaching Learning), yaitu mengaitkan materi yang disampaikan dengan hal-

hal yang terjadi pada dunia nyata, dalam hal ini dengan dunia industri.

Sesekali guru melemparkan pertanyaan kepada siswa untuk merangsang

Page 70: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pengetahuan siswa. Pertanyaan diberikan kepada siswa secara menyebar dan

bergiliran, tetapi siswa kurang begitu merespon dan hanya beberapa siswa saja

yang bisa menjawab.

Setelah guru memberikan ceramah kepada siswa tentang pengantar

perlakuan panas, kegiatan selanjutnya dilakukan dalam bentuk diskusi. Dalam

diskusi ini guru memberikan kesempatan kepada siswa tentang hal-hal yang

belum dipahami. Sebelum guru menanggapi pertanyaan siswa tersebut, guru

melemparkan pertanyaan yang muncul untuk ditanggapi siswa yang lain. Hal

ini berjalan dengan kurang baik karena hanya sedikit siswa yang berani

memberikan pertanyaan, bahkan ada juga yang memberikan pertanyaan di luar

konteks materi pembelajaran.

c) Hasil Observasi

Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Indikator atau

variabel yang diamati disesuaikan dengan lembar observasi yang sudah

disusun. Adapun variabel yang diamati adalah keaktifan dan hasil belajar

siswa dalam mengikuti mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan

(PPTP). Sebenarnya proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, tetapi

untuk masing-masing aspek baik untuk keaktifan maupun hasil belajar masih

belum mendapatkan hasil yang optimal.

Untuk pengamatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran,

sudah berjalan dengan cukup baik. Siswa memperhatikan apa yang diajarkan

oleh guru dengan tidak membuat keributan ataupun mengobrol dengan teman

sebangku saat pembelajaran berlangsung. Siswa juga menjawab pertanyaan

dari guru dan mengerjakan tugas tertulis yang diberikan dengan cukup baik.

Jika ada materi yang belum dimengerti, siswa dengan cukup baik

menanyakannya kepada guru. Guru sudah meminta kepada siswa untuk

mendiskusikan pelajaran yang diberikan. Namun siswa kurang tertarik untuk

mencatat hal-hal yang dirasa perlu dari materi yang diberikan guru.

Untuk variabel keaktifan siswa, pengamatan dilakukan keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan untuk variabel hasil

belajar siswa, pengukuran dilakukan berdasarkan nilai yang didapat dari

Page 71: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

evaluasi di akhir pembelajaran. Pada variabel ini, siswa dinyatakan kompeten

jika mendapatkan nilai minimal sama dengan KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal), yaitu 70 (tujuh puluh) untuk mata diklat PPTP. Siswa yang nilainya

kurang dari KKM dinyatakan belum kompeten. Hasil pengamatan dan

pengukuran tersebut bisa dilihat dari tabel-tabel berikut :

Tabel 2. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus I

No Objek yang Diamati Skor

1 2 3 4 5

1 Berinisiatif mencari cara untuk menyelesaikan masalah secara individu

0

(0%)

9

(22%)

17

(41%)

11

(27%)

4

(10%)

2 Berinisiatif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

1

(2%)

26

(63%)

12

(29%)

2

(5%)

0

(0%)

3 Berinisiatif bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti

4

(10%)

27

(66%)

8

(20%)

2

(4%)

0

(0%)

4 Berinisiatif mengambil keterangan dari materi yang disampaikan guru

0

(0%)

2

(5%)

39

(95%)

0

(0%)

0

(0%)

5

Berinisiatif mendiskusikan hal yang terkait dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari dengan rekannya

0

(0%)

23

(57%)

17

(41%)

1

(2%)

0

(0%)

6 Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya

0

(0%)

0

(0%)

6

(15%)

21

(51%)

14

(34%)

Keterangan :

1. Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup Baik 4. Baik 5. Sangat baik

Tabel 3. Pengukuran Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No. Nama Siswa Nilai Keterangan 1 A P 75 Kompeten 2 A D S 80 Kompeten 3 A C S 75 Kompeten 4 A P 75 Kompeten 5 A D A A 70 Kompeten

Page 72: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

No. Nama Siswa Nilai Keterangan 6 A S 75 Kompeten 7 A D A 80 Kompeten 8 B P P 80 Kompeten 9 B L W 65 Belum Kompeten

10 C R N 70 Kompeten 11 D A K T 80 Kompeten 12 D D W 80 Kompeten 13 D S S P 60 Belum Kompeten 14 D A D D 75 Kompeten 15 D A W A 60 Belum Kompeten 16 F H P 65 Belum Kompeten 17 F A R S 70 Kompeten 18 G K 70 Kompeten 19 H H 75 Kompeten 20 H L 65 Belum Kompeten 21 H S P 60 Belum Kompeten 22 J E P 65 Belum Kompeten 23 L N B 75 Kompeten 24 M G F 80 Kompeten 25 N B C 80 Kompeten 26 P G A P 75 Kompeten 27 P P S 60 Belum Kompeten 28 R K P 65 Belum Kompeten 29 R S H 60 Belum Kompeten 30 S P P 85 Kompeten 31 S D J 60 Belum Kompeten 32 S S P 85 Kompeten 33 T M B 70 Kompeten 34 T A S 65 Belum Kompeten 35 T K P 70 Kompeten 36 V D I 80 Kompeten 37 W Y K 70 Kompeten 38 Y A T 80 Kompeten 39 Y D P 70 Kompeten 40 Y E P 85 Kompeten 41 Y F O R 80 Kompeten

Page 73: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dari hasil pengamatan keaktifan dan pengukuran terhadap hasil

belajar siswa pada siklus I dapat ditarik beberapa kesimpulan. Untuk variabel

keaktifan siswa, pada siklus ini keaktifan siswa masih kurang. Siswa masih

kurang berinisiatif untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Siswa

juga masih kurang dalam berinisiatif menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti dan mendiskusikannya dengan rekan. Untuk inisiatif siswa dalam

mencari cara untuk menyelesaikan masalah secara individu dan mengambil

keterangan dari materi yang disampaikan guru sudah berjalan cukup baik. Hal

yang baik untuk variabel keaktifan siswa pada siklus ini adalah siswa sudah

mampu bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya. Sedangkan untuk

variabel hasil belajar siswa, berdasarkan hasil evaluasi pada akhir

pembelajaran, 29 siswa dinyatakan kompeten dan 12 siswa dinyatakan belum

kompeten. Ketuntasan siswa pada siklus ini mencapai 71%. Hasil ini belum

bisa dinyatakan kualitasnya, karena masih harus dibandingkan dengan dengan

hasil di siklus selanjutnya.

d) Refleksi

Pembelajaran konvensional yang dilaksanakan pada siklus I belum

memberikan manfaat lebih keaktifan siswa dalam pembelajaran. Untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, guru perlu memperbaiki

model pembelajaran dengan model yang berbeda. Pada siklus I ini, hasil

belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran belum bisa didefinisikan

kualitasnya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar siswa untuk siklus ini

masih harus dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus berikutnya. Proses

pembelajaran pada siklus II yang menggunakan materi dan model

pembelajaran yang berbeda dengan siklus I menjadi alasan dilaksanakan

tindakan selanjutnya.

Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus I, tingkat keaktifan siswa

yang masih rendah tampaknya disebabkan karena keterbatasan pada model

pembelajaran yang digunakan pada siklus I. Pembelajaran konvensional

tampaknya kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif

dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pada siklus berikutnya akan

Page 74: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

menggunakan model pembelajaran online untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Tindakan Siklus II

a) Perencanaan Tindakan

Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan model

pembelajaran online. Saat pembelajaran berlangsung seluruh kegiatan dan

interaksi antara guru dan siswa dilaksanakan secara online dengan

memanfaatkan LMS (Learning Management System) yang beralamatkan di

http://intramikael.sch.id. Sebelum melaksanakan pembelajaran, siswa harus

melakukan pendaftaran (registration) terlebih dahulu. Jika siswa belum

melakukan pendaftaran, siswa tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran.

Materi pembelajaran, bahan evaluasi, dan penugasan dilakukan dengan

memanfaatkan fitur-fitur dalam Learning Management System. Interaksi

antara guru dan siswa dan interaksi antarsiswa juga dilaksanakan secara

online. Interaksi yang dipilih guru dalam pembelajaran di siklus ini adalah

menggunakan forum diskusi dan pesan teks (text messages). Guru juga

menyiapkan sumber-sumber belajar bagi siswa dengan menyediakan referensi

dalam bentuk tautan (hyperlinks) yang dapat diunduh dan dimanfaatkan siswa.

Karena pembelajaran online merupakan salah satu solusi untuk

mengatasi keterbatasan waktu yang muncul dalam pembelajaran

konvensional, durasi pembelajaran bisa berlangsung lebih lama, yaitu selama

2 minggu. Artinya selama 2 minggu tersebut segala bentuk kegiatan dan

interaksi pembelajaran dapat dilaksanakan oleh guru ataupun siswa. Setelah

waktu tersebut lewat, siswa tidak diperkenankan lagi melakukan interaksi

pembelajaran dalam bentuk apa pun. Dalam 2 minggu waktu pembelajaran,

guru bersama kolaborator melakukan pengamatan keaktifan siswa dan sesudah

waktu pembelajaran berakhir guru melakukan pengukuran terhadap hasil

belajar siswa. Materi pembelajaran pada siklus ini adalah mengenai perlakuan

panas kimiawi.

Page 75: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b) Hasil Tindakan

Tindakan kelas II dimulai pada hari Selasa, 25 Januari 2011 pukul

07.00 dan berakhir pada hari Selasa, 8 Februari 2011 pukul 07.00. Pada awal

pembelajaran, guru masuk kelas dan memberitahukan tentang tujuan

pembelajaran serta gambaran umum inti pembelajaran. Pada siklus ini guru

sama sekali tidak menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa di dalam

kelas. Siswa dituntut untuk belajar mandiri dengan memanfaatkan Learning

Management System yang sudah disediakan.

Kesempatan tatap muka di kelas dimanfaatkan guru untuk memberikan

petunjuk-petunjuk yang bersifat teknis kepada siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran secara online. Guru menjelaskan kepada siswa tentang cara

mengambil materi pembelajaran, berinteraksi, dan mengumpulkan tugas

secara online. Kesempatan ini digunakan untuk menanggapi pertanyaan siswa

yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran secara online, tetapi guru tidak

menanggapi pertanyaan tentang materi pembelajaran. Dalam siklus ini guru

mengkondisikan siswa untuk belajar mandiri melalui Learning Management

System yang disediakan.

Dalam durasi 2 minggu ini guru melakukan pengamatan keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran online. Selama 2 minggu tersebut siswa

mempunyai kesempatan untuk belajar memahami materi pembelajaran,

menanyakan hal-hal yang masih belum dipahami, mengerjakan dan

mengumpulkan tugas secara online. Setelah waktu pembelajaran berakhir,

guru memberikan penilaian kepada hasil tugas siswa. Dalam memberikan

penilaian terhadap tugas-tugas siswa, guru memanfaatkan Learning

Management System sehingga hasilnya dapat disimpan di dalam server. Untuk

membiasakan siswa berdisiplin, guru menetapkan batas waktu (dead line)

dalam mengumpulkan tugas. Siswa yang terlambat mengumpulkan tugas,

akan dianggap tidak mengumpulkan tugas dan diberikan nilai 0 (nol).

c) Hasil Observasi Tindakan

Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Indikator atau

variabel yang diamati disesuaikan dengan lembar observasi yang sudah

Page 76: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

disiapkan. Variabel yang diamati adalah keaktifan dan hasil belajar siswa

dalam mengikuti mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan

(PPTP). Pengamatan keaktifan siswa dilakukan berdasarkan rekaman (logs)

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran secara online. Sedangkan

pengukuran hasil belajar dilakukan berdasarkan penilaian terhadap hasil tugas

yang dikumpulkan siswa secara online. Pada pengukuran hasil belajar, siswa

dinyatakan kompeten jika mendapatkan nilai minimal sama dengan KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu 70 (tujuh puluh) untuk mata diklat

Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP). Hasil pengamatan dan

pengukuran dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus II

No Objek yang Diamati Skor

1 2 3 4 5

1 Berinisiatif mencari cara untuk menyelesaikan masalah secara individu

0

(0%)

0

(0%)

5

(12%)

14

(34%)

22

(54%)

2 Berinisiatif menjawab peranyaan yang disampaikan guru

0

(0%)

1

(2%)

13

(32%)

9

(22%)

18

(44%)

3 Berinisiatif untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti

0

(0%)

33

(80%)

5

(12%)

3

(8%)

0

(0%)

4 Berinisiatif mengambil keterangan dari materi yang disampaikan guru

0

(0%)

27

(66%)

3

(7%)

7

(17%)

4

(10%)

5

Berinisiatif mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan mata pelajaran yang dipelajari dengan rekannya

0

(0%)

0

(0%)

4

(10%)

22

(53%)

15

(37%)

6 Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya

0

(0%)

0

(0%)

20

(49%)

14

(34%)

7

(17%)

Keterangan :

1.Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup Baik 4. Baik 5. Sangat baik

Page 77: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 5. Pengukuran Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Keterangan 1 A P 75 Kompeten 2 A D S 85 Kompeten 3 A C S 80 Kompeten 4 A P 85 Kompeten 5 A D A A 75 Kompeten 6 A S 85 Kompeten 7 A D A 85 Kompeten 8 B P P 75 Kompeten 9 B L W 70 Kompeten

10 C R N 75 Kompeten 11 D A K T 75 Kompeten 12 D D W 65 Belum Kompeten 13 D S S P 65 Belum Kompeten 14 D A D D 75 Kompeten 15 D A W A 65 Belum Kompeten 16 F H P 65 Belum Kompeten 17 F A R S 70 Kompeten 18 G K 70 Kompeten 19 H H 80 Kompeten 20 H L 75 Kompeten 21 H S P 60 Belum Kompeten 22 J E P 70 Kompeten 23 L N B 75 Kompeten 24 M G F 75 Kompeten 25 N B C 80 Kompeten 26 P G A P 75 Kompeten 27 P P S 70 Kompeten 28 R K P 70 Kompeten 29 R S H 65 Belum Kompeten 30 S P P 85 Kompeten 31 S D J 60 Belum Kompeten 32 S S P 85 Kompeten 33 T M B 75 Kompeten 34 T A S 70 Kompeten 35 T K P 75 Kompeten 36 V D I 75 Kompeten

Page 78: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

No. Nama Siswa Nilai Keterangan 37 W Y K 70 Kompeten 38 Y A T 80 Kompeten 39 Y D P 75 Kompeten 40 Y E P 80 Kompeten 41 Y F O R 80 Kompeten

Pembelajaran pada siklus ini berjalan lebih baik jika dibandingkan

dengan siklus sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan

pada beberapa aspek, baik dalam hal keaktifan maupun hasil belajar. Namun

pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini juga dirasa masih belum optimal.

Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa aspek yang masih menunjukkan

hasil yang belum memuaskan.

Dari hasil pengamatan keaktifan dan pengukuran terhadap hasil belajar

siswa pada siklus II dapat ditarik beberapa kesimpulan. Untuk variabel

keaktifan siswa, pada siklus ini keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan

ke arah yang lebih baik. Siswa sangat baik dalam mencari cara untuk

menyelesaikan masalah secara individu. Siswa melakukan dengan baik dalam

berinisiatif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Dalam hal

berinisiatif untuk mendiskusikan hal yang terkait mata pelajaran yang

dipelajari dengan rekannya, siswa sudah melakukan dengan baik. Sedangkan

dalam hal tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dengan mengerjakan

dan mengumpulkan tugas tepat waktu, siswa melakukan dengan cukup baik.

Namun siswa masih kurang dalam hal bertanya tentang hal-hal yang belum

dimengerti dan mendiskusikan hal yang terkait dengan mata pelajaran yang

sedang dipelajari dengan rekannya. Hal ini mungkin terjadi karena model

pembelajaran online baru pertama diterapkan kepada siswa sehingga siswa

belum terbiasa untuk memanfaatkan fitur-fitur yang ada dalam Learning

Management System.

Untuk variabel hasil belajar siswa, berdasarkan hasil penilaian

terhadap tugas yang dikumpulkan siswa, 34 siswa dinyatakan kompeten dan 7

siswa dinyatakan belum kompeten. Tingkat ketuntasan siswa pada siklus ini

Page 79: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

mencapai 84%. Jika dibandingkan dengan siklus I dengan tingkat ketuntasan

71%, pada siklus ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan

pembelajaran secara online.

d) Refleksi

Pembelajaran online yang dilaksanakan pada siklus II memberi

peningkatan pada keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang berbeda ini

memungkinkan siswa untuk mempunyai lebih banyak waktu dalam

memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Berbeda dengan

model pembelajaran konvensional dengan waktu yang lebih terbatas,

pembelajaran online memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar

dengan waktu yang lebih banyak. Siswa dapat mempelajari materi

pembelajaran di luar jam reguler. Dengan pembelajaran online, interaksi

antara guru dan siswa maupun interaksi antarsiswa juga dapat dilakukan tanpa

batas. Pada model ini memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang

menonjol perannya saat pembelajaran konvensional, untuk lebih berperan

aktif dalam pembelajaran. Walaupun demikian, karena model ini baru pertama

kali diterapkan, banyak fitur-fitur pembelajaran online yang belum

dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Dari sini dapat disimpulkan bahwa

diperlukan sosialisasi supaya siswa terbiasa dengan situasi pembelajaran

online.

Hasil pembelajaran pada siklus II berdasarkan pengamatan keaktifan

siswa dan pengukuran terhadap hasil belajar siswa memutuskan bahwa

keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Namun demikian,

berdasarkan hasil pengamatan masih ditemukan aspek-aspek yang masih

menunjukkan hasil kurang. Kekurangan-kekurangan tersebut akan diperbaiki

di siklus berikutnya. Pembelajaran pada siklus berikutnya akan menggunakan

model pembelajaran yang berbeda, yaitu dengan menggunakan blended

learning. Blended learning merupakan kombinasi (gabungan) antara

pembelajaran konvensional dan pembelajaran online dengan penerapan e-

Learning.

Page 80: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Dalam blended learning, kegiatan pembelajaran yang utama

dilaksanakan di dalam kelas secara konvensional. Pembelajaran online hanya

dilakukan pada saat evaluasi untuk mengamati tanggung jawab siswa dalam

belajar sekaligus mengukur hasil belajar siswa. Dengan digunakannya blended

learning, diharapkan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

3. Tindakan Kelas III

a) Perencanaan Tindakan

Pada Siklus III, kegiatan pembelajaran direncanakan akan

dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama kegiatan

pembelajaran dilaksanakan secara konvensional, sedangkan pada

pertemuan berikutnya dilaksanakan evaluasi secara online. Dengan

dilaksanakannya dua model pembelajaran yang berbeda tersebut, ini

berarti pada siklus III kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model

blended learning, yaitu kombinasi antara pembelajaran konvensional

dengan pembelajaran online.

Pada pertemuan pertama, pembelajaran dilaksanakan secara

konvensional. Pada tahap ini, saat pembelajaran berlangsung guru

menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas. Materi yang akan

disampaikan untuk siklus ini adalah mengenai proses perlakuan panas

mekanik. Setelah materi disampaikan, pada akhir pertemuan pertama

tidak diadakan evaluasi berupa tes tertulis. Evaluasi diadakan pada

pertemuan berikutnya secara online, dengan memanfaatkan Learning

Management System.

b) Hasil Tindakan

Tindakan kelas untuk siklus III dimulai pada hari Selasa, 22

Februari 2011 pukul 07.00 dan berakhir pada hari Selasa, 8 Maret 2011.

Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran dilaksanakan di dalam

kelas secara konvensional. Pada pertemuan ini, guru menyampaikan

materi tentang perlakuan panas mekanik. Guru menyampaikan materi

Page 81: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

melalui pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dengan bantuan

video-video pendukung tentang proses perlakuan panas mekanik seperti

pelunakan (annealing), penormalan (normalizing), pemudaan (tempering),

dan pengerasan penuh (full hardening). Sesekali guru melemparkan

pertanyaan kepada siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Sebelum menanggapi

pertanyaan-pertanyaan dari siswa, guru melemparkan pertanyaan-

pertanyaan tersebut untuk ditanggapi siswa yang lain, sehingga tercipta

sebuah diskusi dan diakhiri dengan pengambilan keputusan. Pada siklus

ini, kegiatan diskusi sudah berjalan lebih baik jika dibandingkan dengan

siklus I.

Pada pertemuan berikutnya dilaksanakan evaluasi dalam bentuk

ulangan (quiz). Evaluasi untuk siklus ini dilaksanakan secara online

dengan memanfaatkan Learning Management System. Dalam evaluasi

secara online ini, pertanyaan atau soal yang disampaikan kepada siswa

dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu pilihan ganda (multiple choice), dan

memasangkan (matching) pernyataan-pernyataan dengan pilihan jawaban

yang sudah disediakan. Jumlah soal yang diterima setiap siswa sama.

Untuk mengurangi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan

rekannya, dengan memanfaatkan fitur pada Learning Management

System., guru melakukan pengacakan (shuffling) terhadap urutan

pertanyaan dan pilihan jawaban yang menjadi bahan evaluasi. Dengan

dilakukannya pengacakan ini, setiap siswa mendapatkan jumlah

pertanyaan dan pilihan jawaban yang sama, tetapi berbeda-beda urutannya.

Selain itu, guru juga membuat batas waktu (time limit) untuk siswa dalam

mengerjakan ulangan ini. Jika sampai batas waktu berakhir, siswa belum

selesai mengerjakan dan mengirimkan jawaban ke server, siswa akan

mendapatkan nilai 0 (nol).

Dengan pelaksanaan ulangan secara online, proses penilaian

berlangsung lebih cepat, mudah, dan adil (fair) karena dilakukan secara

Page 82: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

otomatis oleh server. Pada saat menyusun soal-soal, guru cukup

memasukkan soal, pilihan jawaban, dan jawaban yang bernilai benar.

Selanjutnya distribusi soal kepada siswa dan penilaian dilakukan secara

otomatis oleh server. Setelah siswa selesai mengerjakan ulangan dan

mengirimkan (submitting) jawaban mereka ke server, secara cepat dan

otomatis server akan melakukan penilaian terhadap jawaban-jawaban

tersebut. Siswa langsung dapat mengetahui hasil belajar mereka, lengkap

dengan data-data lain seperti waktu yang mereka capai dalam mengerjakan

ulangan, jawaban-jawaban bernilai salah yang dipilih siswa, dan jawaban-

jawaban bernilai benar untuk setiap pertanyaan.

Gambar 17. Contoh Hasil Penilaian pada Evaluasi Online

(http://intramikael.smkmikael.sch.id, 2011)

c) Hasil Observasi

Pada siklus III, kegiatan observasi dilakukan saat pembelajaran

dan evaluasi berlangsung. Indikator atau variabel yang diamati disusun

berdasarkan lembar observasi yang sudah disusun. Adapun variabel yang

diamati adalah keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mengikuti mata

diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP). Untuk observasi

keaktifan siswa dilaksanakan oleh kolaborator saat pembelajaran

Page 83: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

berlangsung di kelas, sedangkan pengukuran terhadap hasil belajar siswa

dilakukan oleh guru berdasarkan hasil evaluasi yang dicapai siswa di akhir

siklus ini. Pada pengukuran terhadap hasil belajar, siswa dinyatakan

kompeten jika mendapatkan nilai minimal sama dengan KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal), yaitu 70 (tujuh puluh) untuk mata diklat

Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP). Hasil pengamatan dan

pengukuran dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut:

Tabel 6. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus III

No Pernyataan Skor

1 2 3 4 5

1 Berinisiatif mencari cara untuk menyelesaikan masalah secara individu

0

(0%)

6

(15%)

10

(24%)

18

(44%)

7

(17%)

2 Berinisiatif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

0

(0%)

12

(29%)

20

(49%)

9

(22%)

0

(0%)

3 Berinisiatif bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti

0

(0%)

7

(17%)

25

(61%)

9

(22%)

0

(0%)

4 Berinisiatif mengambil keterangan dari materi yang disampaikan guru

0

(0%)

5

(12%)

10

(24%)

23

(56%)

3

(7%)

5

Berinisiatif mendiskusikan hal yang terkait dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari dengan rekannya

0

(0%)

5

(12%)

18

(44%)

18

(44%)

0

(0%)

6 Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya

2

(5%)

6

(15%)

6

(15%)

9

(22%)

18

(44%)

Keterangan :

1.Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup Baik 4. Baik 5. Sangat baik

Tabel 7. Pengukuran Hasil Belajar Siswa pada Siklus III

No. Nama Siswa Nilai Keterangan 1 A P 88 Kompeten 2 A D S 75 Kompeten 3 A C S 70 Kompeten 4 A P 75 Kompeten

Page 84: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

No. Nama Siswa Nilai Keterangan 5 A D A A 75 Kompeten 6 A S 100 Kompeten 7 A D A 70 Kompeten 8 B P P 83 Kompeten 9 B L W 100 Kompeten

10 C R N 75 Kompeten 11 D A K T 88 Kompeten 12 D D W 82 Kompeten 13 D S S P 50 Belum Kompeten 14 D A D D 82 Kompeten 15 D A W A 82 Kompeten 16 F H P 82 Kompeten 17 F A R S 100 Kompeten 18 G K 100 Kompeten 19 H H 94 Kompeten 20 H L 57 Belum Kompeten 21 H S P 57 Belum Kompeten 22 J E P 94 Kompeten 23 L N B 100 Kompeten 24 M G F 70 Kompeten 25 N B C 100 Kompeten 26 P G A P 70 Kompeten 27 P P S 45 Belum Kompeten 28 R K P 94 Kompeten 29 R S H 38 Belum Kompeten 30 S P P 70 Kompeten 31 S D J 70 Kompeten 32 S S P 94 Kompeten 33 T M B 94 Kompeten 34 T A S 70 Kompeten 35 T K P 88 Kompeten 36 V D I 100 Kompeten 37 W Y K 94 Kompeten 38 Y A T 94 Kompeten 39 Y D P 75 Kompeten 40 Y E P 88 Kompeten 41 Y F O R 75 Kompeten

Page 85: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan dan pengukuran terhadap

hasil belajar siswa, pembelajaran pada siklus III ini merupakan yang

terbaik dibanding dua siklus sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya peningkatan yang singnifikan pada variabel keaktifan maupun

pada variabel hasil belajar siswa. Walaupun pada tabel-tabel di atas masih

menunjukkan bebrepa hasil yang belum memuaskan, tetapi secara umum

pembelajaran pada siklus III menunjukkan hasil yang optimal.

Dari pengamatan keaktifan dan pengukuran terhadap hasil belajar

siswa pada siklus III dapat ditarik beberapa kesimpulan. Untuk variabel

keaktifan siswa, pada siklus ini keaktifan siswa menunjukkan hasil yang

paling baik dari 3 siklus yang sudah dilaksanakan. Siswa sudah dapat

berinisiatif mencari cara untuk menyelesaikan masalah secara individu.

Siswa cukup baik dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Siswa

cukup baik dalam berinisiatif untuk menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti. Siswa mengambil keterangan yang diberikan guru dengan

baik. Siswa sudah baik dalam mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan

mata pelajaran dengan rekannya. Dan siswa sudah bertanggung jawab

terhadap hasil pekerjaannya dengan sangat baik.

Untuk variabel hasil belajar siswa, berdasarkan hasil evaluasi pada

siklus ini, 36 siswa dinyatakan kompten dan 5 siswa dinyatakan belum

kompeten. Tingkat ketuntasan siswa pada siklus ini mencapai 88%,

dengan 7 siswa mendapatkan nilai maksimal (100). Jika dibandingkan

dengan siklus I dengan tingkat ketuntasan 71% dan siklus II dengan

tingkat ketuntasan 84%, hasil belajar pada siklus III dengan model blended

learning memberikan hasil yang terbaik.

d) Refleksi

Pembelajaran pada siklus III dengan model blended learning,

yaitu kombinasi pembelajaran konvensional dan online memberikan

peningkatan yang cukup signifikan pada keaktifan dan hasil belajar siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Dengan model pembelajaran gabungan

Page 86: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

ini, siswa dapat mengikuti pembelajaran di kelas, bertanya tentang hal-hal

yang belum dipahami kepada guru, sekaligus mempunyai banyak waktu

untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pada evaluasi

pembelajaran, dengan memanfaatkan teknologi (e-Learning), proses

evaluasi dan penilaian hasil belajar siswa dapat dilakukan secara cepat,

tepat, dan adil.

Berdasarkan pengamatan keaktifan dan pengukuran terhadap hasil

belajar siswa pada siklus II, diputuskan bahwa keaktifan dan hasil belajar

siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan demikian, tujuan

dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata diklat Pengetahuan Penunjang

Teknik Pemesinan (PPTP) melalui model pembelajaran e-Learning di SMK

St. Mikael Surakarta telah tercapai.

4. Hasil Penelitian Keseluruhan

Hasil penelitian tindakan kelas secara keseluruhan menunjukkan bahwa

penerapan model blended learning memperoleh hasil berupa peningkatan

keaktifan dan hasil belajar siswa seperti ditunjukkan dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 8. Presentase Skala Pengamatan Keaktifan Mencari Cara untuk

Menyelesaikan Masalah Secara Individu

No Skala Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III

1 Sangat Kurang 0% 0% 0%

2 Kurang 22% 0% 15%

3 Cukup Baik 41% 12% 24%

4 Baik 27% 34% 44%

5 Sangat Baik 10% 54% 17%

Page 87: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 9. Presentase Skala pengamatan Keaktifan Menjawab Pertanyaan yang

Disampaikan oleh Guru

No Skala Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III

1 Sangat Kurang 2% 0% 0%

2 Kurang 63% 2% 29%

3 Cukup Baik 29% 32% 49%

4 Baik 5% 22% 22%

5 Sangat Baik 0% 44% 0%

Tabel 10. Presentase Skala Pengamatan Keaktifan Bertanya tentang Hal-Hal yang

Belum Dimengerti

No Skala Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III

1 Sangat Kurang 10% 0% 0%

2 Kurang 66% 80% 17%

3 Cukup Baik 20% 12% 61%

4 Baik 4% 8% 22%

5 Sangat Baik 0% 0% 0%

Tabel 11. Presentase Skala Penilaian Keaktifan Mengambil Keterangan dari

Materi yang Disampaikan Guru

No Skala Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III

1 Sangat Kurang 0% 0% 0%

2 Kurang 5% 66% 12%

3 Cukup Baik 95% 7% 24%

4 Baik 0% 17% 56%

5 Sangat Baik 0% 10% 7%

Page 88: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 12. Presentase Skala Penilaian Keaktifan Mendiskusikan Hal yang Terkait

dengan Mata Pelajaran yang Sedang Dipelajari dengan Rekan

No Skala Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III

1 Sangat Kurang 0% 0% 0%

2 Kurang 57% 0% 12%

3 Cukup Baik 41% 10% 44%

4 Baik 2% 54% 44%

5 Sangat Baik 0% 37% 0%

Tabel 13. Presentase Skala Penilaian Keaktifan Bertanggung Jawab Terhadap

Hasil Pekerjaan

No Skala Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III

1 Sangat Kurang 0% 0% 5%

2 Kurang 0% 0% 15%

3 Cukup Baik 15% 49% 15%

4 Baik 51% 34% 22%

5 Sangat Baik 34% 17% 44%

Dalam penelitian tindakan kelas ini, penerapan model pembelajaran yang

berbeda untuk setiap siklus bertujuan untuk memperoleh perbaikan proses

pembelajaran, selain sebagai usaha untuk meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa. Presentase keaktifan siswa merupakan hasil pengolahan nilai dari

aspek-aspek yang diamati, yaitu mencari cara untuk menyelesaikan masalah

secara individu, menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru, bertanya

tentang hal-hal yang belum diamati, mengambil keterangan dari materi yang

disampaikan guru, mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan mata pelajaran

yang dipelajari dengan rekan, dan bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.

Hasil observasi yang menunjukkan hasil cukup baik, baik, dan sangat baik pada

tabel 8 hingga tabel 13 kemudian dijumlahkan dan hasilnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Page 89: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 14. Presentase Data Pengamatan Aspek Keaktifan tiap Siklus

No Skala Penilaian Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III

1 Berinisiatif mencari cara untuk menyelesaikan masalah secara individu

78% 100% 85%

2 Berinisiatif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru

34% 98% 71%

3 Berinisiatif untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti

24% 20% 88%

4 Berinisiatif mengambil keterangan dari materi yang disampaikan guru

95% 34% 88%

5 Berinisiatif mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan mata pelajaran yang dipelajari dengan rekannya

43% 100% 88%

6 Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya

100% 100% 80%

Nilai dari keenam aspek tersebut kemudian dirata-rata sehingga diperoleh

nilai keaktifan siswa. Sedangkan hasil belajar siswa diambil dari tingkat

ketuntasan siswa setiap siklus. Siswa yang dinyatakan tuntas adalah siswa yang

mendapatkan nilai minimal sama dengan 70 (tujuh puluh) pada tes yang

dilaksanakan di setiap akhir siklus. Angka 70 ini diambil dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) untuk setiap mata diklat produktif di SMK St. Mikael Surakarta,

dimana mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) merupakan

salah satu mata diklat produktif. Hasil pengukuran hasil belajar siswa pada

penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan siswa pada siklus I adalah

71%, pada siklus II menjadi 84%, dan pada siklus III menjadi 88%. Informasi

lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 15. Data Pengamatan Keaktifan dan Pengukuran Hasil Belajar Siswa

No Variabel Pengamatan Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III

1 Keaktifan Siswa 62,33% 75,33% 86.16%

2 Hasil Belajar Siswa 71% 84% 88%

Page 90: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

62.33%

75.33%

86.16%

71%84% 88%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Siklus I SiklusII Siklus III

Keakぼfan Siswa Hasil Belajar Siswa

Keterangan:

Gambar 18. Kurva Data Pengamatan Keaktifan dan Pengukuran Hasil Belajar

Siswa

B. Pembahasan

Pada sub bab ini memaparkan tentang dua hal, yakni keaktifan siswa dan

hasil belajar siswa. Kedua hal tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Keaktifan Siswa

Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan, variabel keaktifan siswa

dibagi dalam 6 aspek yaitu: (a) berinisiatif mencari cara untuk menyelesaikan

masalah secara individu, (b) berinisiatif untuk menjawab pertanyaan yang

disampaikan oleh guru, (c) berinisiatif untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

dimengerti, (d) berinisiatif mengambil keterangan dari materi yang disampaikan

oleh guru, (e) berinisiatif mendiksuksikan hal-hal yang terkait dengan mata

pelajaran yang dipelajari dengan rekannya, dan (f) bertanggung jawab terhadap

hasil pekerjaannya. Pengamatan terhadap aspek-aspek tersebut dilakukan dalam 3

siklus. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 14.

Page 91: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Pada aspek berinisiatif mencari cara untuk menyelesaikan masalah secara

individu, berdasarkan hasil penelitian didapatkan ketercapaian hasil sebanyak

78% untuk siklus I, 100% untuk siklus II, dan 85% untuk siklus III. Untuk aspek

ini, hasil yang paling optimal didapatkan pada siklus II, pada saat pembelajaran

dilaksanakan secara online. Dalam pembelajaran online, nampaknya siswa

dikondisikan untuk dapat menyelesaikan masalah secara individu, karena siswa

dituntut untuk belajar secara mandiri. Hal ini tidak terjadi pada proses

pembelajaran di siklus I dan siklus III yang masih menyertakan proses

pembelajaran konvensional. Pada proses pembelajaran konvensional, masih

dimungkinkan keterlibatan guru untuk menyelesaikan masalah yang dialami

siswa.

Pada aspek berinisiatif untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan

guru, berdasarkan hasil penelitian didapatkan ketercapaian hasil sebanyak 34%

untuk siklus I, 98% untuk siklus II, dan 71% untuk siklus III. Untuk aspek ini,

hasil yang paling optimal masih didapatkan pada siklus II, pada saat pembelajaran

dilaksanakan secara online. Dalam pembelajaran online, dimungkinkan setiap

siswa dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh

guru. Hal ini juga tidak terjadi pada proses pembelajaran di siklus I dan siklus III

yang masih menyertakan proses pembelajaran konvensional. Pada proses

pembelajaran konvensional, guru biasanya memberikan pertanyaan dengan cara

menunjuk beberapa siswa untuk menjawab sehingga tidak setiap siswa

mempunyai kesempatan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang

disampaikan oleh guru.

Pada aspek berinisiatif untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

dimengerti, berdasarkan hasil penelitian didapatkan ketercapaian hasil sebanyak

24% untuk siklus I, 20% untuk siklus II, dan 88% untuk siklus III. Untuk aspek

ini, hasil yang paling optimal didapatkan pada siklus III saat pembelajaran

dilaksanakan secara campuran (blended). Dalam pembelajaran campuran (blended

learning), dimungkinkan kesempatan bagi siswa untuk bertanya saat

pembelajaran berlangsung maupun di luar jam pembelajaran dengan

memanfaatkan Learning Management System yang sudah disediakan.

Page 92: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Pada aspek berinisiatif untuk mengambil keterangan dari materi yang

disampaikan oleh guru, berdasarkan hasil penelitian didapatkan ketercapaian hasil

sebanyak 95% untuk siklus I, 34% untuk siklus II, dan 88% untuk siklus III.

Untuk aspek ini, hasil yang paling optimal didapatkan pada siklus I saat

pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Dalam pembelajaran

konvensional, seluruh proses pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas. Siswa

tidak mempunyai kesempatan untuk mengambil keterangan dari materi yang

disampaikan oleh guru di luar kelas ataupun di luar waktu pembelajaran.

Tampaknya dengan kondisi demikian, siswa akan berinisiatif untuk mengambil

keterangan dari materi yang disampaikan oleh guru saat pembelajaran

berlangsung di dalam kelas, sehingga untuk aspek ini hasil yang paling optimal

terdapat pada siklus I.

Pada aspek berinisiatif mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan mata

pelajaran yang dipelajari dengan rekannya, berdasarkan hasil penelitian

didapatkan ketercapaian hasil sebanyak 43% untuk siklus I, 100% untuk siklus II,

dan 88% untuk siklus III. Untuk aspek ini, hasil yang paling optimal didapatkan

pada siklus II saat pembelajaran dilaksanakan secara online. Dalam pembelajaran

online, setiap kegiatan (activity) yang dilakukan oleh siswa, termasuk proses

diskusi, hanya dapat dilaksanakan secara online dengan cara memanfaatkan

Learning Management System yang sudah disediakan. Tampaknya hal inilah yang

menyebabkan untuk aspek ini hasil yang paling optimal dicapai pada siklus II.

Pada aspek yang terakhir, yaitu bertanggung jawab terhadap hasil

pekerjaannya, berdasarkan hasil penelitian didapatkan ketercapaian hasil sebanyak

100% untuk siklus I, 100% untuk siklus II, dan 80% untuk siklus III. Untuk aspek

ini, hasil yang paling optimal didapatkan pada siklus I saat pembelajaran

dilaksanakan secara konvensional dan pada siklus II saat pembelajaran

dilaksanakan secara online. Dalam pembelajaran konvensional dan online,

ditetapkan aturan-aturan tertentu yang membatasi siswa saat mengikuti proses

pembelajaran. Berbeda dengan pembelajaran campuran (blended learning) yang

memberikan berbagai kemudahan dengan cara menghilangkan beberapa aturan-

aturan pada proses pembelajaran konvensional dan online, sehingga proses

Page 93: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih nyaman dan fleksibel. Model

pembelajaran yang nyaman dan fleksibel ini tampaknya juga menurunkan tingkat

tanggung jawab siswa terhadap hasil pekerjaannya sehingga hasil yang paling

optimal untuk aspek ini dicapai pada siklus I dan siklus II.

2. Hasil Belajar Siswa

Pada siklus I dengan model pembelajaran konvensional, keaktifan siswa

rata-rata tercatat sebanyak 62,33% dan tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai

71%. Pada siklus ini 29 dari 41 siswa siswa dinyatakan kompeten, sedangkan 12

siswa dinyatakan belum kompeten karena belum mencapai hasil minimal yang

sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata diklat

Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesianan (PPTP) yaitu 70 (tujuh puluh) dari

skala 0-100. Nilai rata-rata siswa untuk siklus ini adalah 72,31.

Pada siklus II dengan model pembelajaran online, keaktifan dan hasil

belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus II, keaktifan siswa rata-rata

meningkat menjadi 75,33% dan tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 84%.

Pada siklus ini 34 dari 41 siswa dinyatakan kompeten, sedangkan 7 siswa

dinyatakan belum kompeten karena belum mencapai hasil minimal yang sesuai

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai rata-rata siswa untuk siklus ini

adalah 74,26. Peningkatan hasil belajar pada siklus ini dimungkinkan karena

waktu yang dimiliki siswa untuk belajar lebih banyak, tidak terbatas saat di kelas

saja. Dengan waktu belajar yang lebih banyak ini, tampaknya siswa lebih siap

dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga hasil belajar siswa

pada siklus ini mengalami peningkatan.

Pada siklus III yang yang merupakan siklus terakhir pada penelitian ini

dilaksanakan pembelajaran dengan model blended learning, yaitu kombinasi

antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran online. Pada siklus ini juga

ditemukan peningkatan pada aspek keaktifan dan hasil belajar siswa. Pada siklus

ini didapatkan peningkatan yang paling optimal daripada siklus sebelumnya. Pada

siklus III ini, keaktifan siswa rata-rata meningkat menjadi 86,16% dan tingkat

ketuntasan belajar siswa mencapai 88% atau 35 dari 41 siswa dinyatakan

kompeten, sedangkan 5 siswa dinyatakan belum kompeten karena belum

Page 94: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

mencapai hasil minimal yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Nilai rata-rata siswa untuk siklus ini adalah 80,68.

Peningkatan hasil belajar pada siklus ini dimungkinkan karena berbagai

kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan kepada siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran. Dengan kemudahan dan fleksibilitas tersebut, tampaknya

siswa menjadi lebih nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil

belajar siswa pada siklus ini mengalami peningkatan.

Jika ditinjau dari proses pembelajaran, peningkatan keaktifan dan hasil

belajar siswa dalam penelitian ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini dipengaruhi

oleh pelaksanaan proses pembelajaran yang bervariasi, dan merangsang siswa

untuk berpikir serta bereksplorasi sehingga keaktifan siswa dapat ditingkatkan.

Guru mengambil peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang

berlangsung, sehingga proses pembelajaran dapat diatur dengan mudah berjalan

dengan baik sesuai skenario yang sudah direncanakan sebelumnya. Dengan

meningkatnya tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

berarti tingkat pemahaman mereka akan materi yang disampaikan guru juga

mengalami peningkatan. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar yang didapatkan

saat proses evaluasi, sehingga hasil belajar siswa pun akan mengalami

peningkatan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa penelitian

tindakan kelas (classroom action research) ini telah berjalan dengan baik.

C. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas atau classroom action research

tidak semata-mata tanpa keterbatasan atau kesulitan. Keterbatasan atau kesulitan

ini cenderung dirasakan menjadi hambatan bila berkaitan dengan faktor waktu

penelitian dan sumber daya manusia. SMK St. Mikael Surakarta sebagai tempat

penelitian dianggap cukup layak untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas

khususnya pada aspek peningkatan keaktifan dan hasil belajar melalui penerapan

model pembelajaran eLearing. Keterbatasan-keterbatasan lainnya antara lain

sebagai berikut:

Page 95: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

1) Waktu penjadwalan (scheduling) dan pelaksanaan penelitian harus

diperhitungkan secara cermat, hal ini perlu dilakukan karena banyak waktu

yang tersita untuk berbagai kegiatan sekolah lain, seperti uji coba Ujian

Nasional (UN) bagi siswa kelas XII.

2) Proses pembelajaran dengan sistem blok di SMK St. Mikael Surakarta, yaitu

dengan siklus 1 minggu teori dan 1 minggu praktek cenderung membuat

pembelajaran menjadi tidak nyaman. Hal ini disebabkan siswa tidak

mempelajari kembali materi-materi pembelajaran teori saat praktek karena

fisik dan tenaga mereka sudah terkuras untuk kegiatan praktek.

3) Dari segi sumber daya manusia, banyak siswa dan guru yang belum familiar

dengan model blended learning. Walaupun sarana prasarana di SMK St.

Mikael termasuk lengkap, tetapi belum banyak guru yang siswa yang

menyadari manfaat model blended learning dalam pembelajaran sehingga

Learning Management System yang sudah disediakan belum dimanfaatkan

dengan optimal.

4) Saat penelitian berlangsung, pengamat (kolaborator) yang melaksanakan

pengamatan keaktifan siswa hanya 1 orang. Dalam penelitian tindakan kelas,

proses pengamatan oleh kolaborator idealnya dilaksanakan oleh 3 pengamat

yang mempunyai persepsi sama terhadap instrumen yang akan digunakan.

Sebelum instrumen tersebut digunakan, seharusnya instrument tersebut

diujicobakan terlebih dahulu.

Page 96: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disamapaikan berdasarkan hasil penelitian

tindakan kelas atau classroom action research dalam penerapan model blended

learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata diklat

Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) adalah:

1. Penerapan model blended learning dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa dalam mata diklat Peningkatan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP).

Hal ini diambil berdasarkan data dan temuan peneliti di lapangan berupa data

tertulis yang bersumber dari data pengamatan. Penerapan model pembelajaran

ini mampu meningkatkan keaktifan siswa dari 62,33% di akhir siklus I

menjadi 75,33% di akhir siklus II, dan 86,16% di akhir siklus III. Pengamatan

aspek keaktifan siswa didasarkan pada 6 hal yaitu : (a) Berinisiatif mencari

cara untuk menyelesaikan masalah secara individu, (b) Berinisiatif menjawab

pertanyaan yang disampaikan oleh guru, (c) Berinisiatif untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum dimengerti, (d) Berinisiatif mengambil keterangan

dari materi yang disampaikan guru, (e) Berinisiatif mendiskusikan hal-hal

yang terkait dengan mata pelajaran yang dipelajari dengan rekan, dan (f)

Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.

2. Penerapan model blended learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP).

Berdasarkan hasil penilaian yang diadakan untuk setiap siklus, diperoleh

peningkatan hasil belajar siswa berupa peningkatan ketuntasan siswa dari 71%

di akhir siklus I menjadi 84% di akhir silus II, dan 88% di akhir siklus III.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka implikasi

yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

Page 97: commit to user... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGETAHUAN PENUNJANG TEKNIK PEMESINAN MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

1. Pada mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP), model

blended learning merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan keaktifan

belajar dan hasil belajar siswa sekaligus mengatasi keterbatasan waktu untuk

menyampaikan materi pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, model

blended learning yang digunakan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa.

2. Rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata

diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) dapat ditingkatkan

dengan memberikan model-model pembelajaran yang bervariasi sehingga

siswa tidak bosan dan memacu siswa untuk belajar. Salah satu dari model

pembelajaran tersebut adalah model blended learning yang mencakup offline

learning dan online learning. Berdasar penemuan pada hasil penelitian, untuk

meningkatkan keaktifan siswa guru perlu menciptakan sebuah model blended

learning yang mudah, nyaman, dan fleksibel untuk diikuti oleh siswa sehingga

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat ditingkatkan.

C. Saran

Saran dari peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan

adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru pengampu mata diklat untuk lebih banyak memberikan sosialisasi

kepada siswa tentang penerapan model blended learning pada proses

pembelajaran sehingga siswa menjadi terbiasa dengan pembelajaran.

2. Bagi sekolah untuk lebih memberikan dorongan kepada guru agar lebih

bersemangat untuk mempelajari dan memanfaatkan ICT (Information and

Communication Technology) pada proses pembelajaran.

3. Bagi mata diklat-mata diklat yang disampaikan kepada siswa untuk dilakukan

pengembangan model dan metode pembelajaran guna meningkatkan hasil

belajar siswa.

4. Bagi peneliti untuk menambah jumlah pengamat saat proses penelitian

berlangsung. Jumlah pengamat yang ideal adalah 3 orang dengan persepsi

yang sama terhadap instrument yang digunakan.