yield sbn10 7.48 7.37 -1.58% 16.57% - ekon.go.id · model baru dengan skema gross split setelah...

3
“The use of solar energy has not been opened up because the oil industry does not own the sun.” Ralph Nader Rilis Mingguan (21 - 25 Mei 2018) Edisi XX/V/2018 05/23 US Markit US Composite PMI (May P) 55.7 54.9 05/21 Japan Trade Balance (Apr) ¥626.0b 797.0b 05/23 Nikkei Japan PMI Mfg (May P) 52.5 53.8 All Industry Activity Index MoM (Mar) 0.0% 0.4% Machine Tool Orders YoY (Apr F) 22.0% 22.0% 05/24 Leading Index CI (Mar F) 104.4 105.0 Coincident Index (Mar F) 116.3 116.4 05/21 Thailand GDP YoY (1Q) 4.8% 4.0% 05/25 Foreign Reserves (May 18) $213.3b $214.5b 05/23 Singapore CPI YoY (Apr) 0.1% 0.2% 05/24 GDP YoY (1Q F) 4.4% 4.3% 05/25 Industrial Production YoY (Apr) 9.1% 6.1% 05/22 Malaysia Foreign Reserves (May 15) $109.4b $109.5b 05/23 CPI YoY (Apr) 1.4% 1.3% 05/22 South Africa Leading Indicator (Mar) 107.4 108.3 05/23 CPI YoY (Apr) 4.5% 3.8% 05/23 EU Markit Eurozone Composite PMI (May P) 54.1 55.1 Consumer Confidence (May A) 0.2 0.3 Ket: A (Advance), F (Final), P (Preliminary) 21-May-18 25-May-18 WTD YTD 21-May-18 25-May-18 WTD YTD IDRUSD 14190 14125 -0.46% 4.21% BRENTUSD/BAREL 79.22 76.44 -3.51% 26.51% YENUSD 111.05 109.41 -1.48% -2.91% TEMBAGAUSD/LB 308.55 306.70 -0.60% 22.41% EUROUSD 0.85 0.86 1.21% 3.05% BATU BARAUSD/MT 104.60 105.45 0.81% 4.61% YUANUSD 6.38 6.39 0.13% -1.77% EMASUSD/OZ 1292.60 1302.25 0.75% -0.04% POUNDUSD 0.74 0.75 0.94% 1.58% GAS ALAMUSD/MMBTu 2.81 2.94 4.59% -99.98% 21-May-18 25-May-18 WTD YTD 21-May-18 25-May-18 WTD YTD INDONESIAIHSG 5733.85 5975.74 4.22% -5.98% CPOMYR/MT 2433 2453 0.82% 0.37% JEPANGNIKKEI 23002.37 22450.79 -2.40% -1.38% KAKAOUSD/MT 2615 2556 -2.26% 35.10% SINGAPURASTI 3548.23 3513.23 -0.99% 3.24% GULAUSD/LB 340.00 351.40 3.35% -10.97% ASDOW JONES 25013.29 24753.09 -1.04% 0.14% GANDUMUSD/BAREL 507.25 543 7.05% 27.17% HONGKONGHSI 31234.35 30588.04 -2.07% 2.24% KEDELAIUSD/BUSHEL 1025.25 1041.50 1.58% 9.43% 21-May-18 25-May-18 WTD YTD YIELD SBN10% 7.48 7.37 -1.58% 16.57% PUAB RATE% 6.30 6.30 0.00% 8.25% OVERNIGHT% 4.19 4.13 -1.59% 5.77% FA SAHAMJUTA USD -55.92 54.69 197.80% 120.04% FA SBNJUTA USD 100.25 166.20 65.79% 342.85% PASAR VALAS PASAR KOMODITAS MINERAL PASAR SAHAM PASAR KOMODITAS PERTANIAN PASAR UANG Aliran Dana Asing YTD (Juta USD) Bond Saham Periode (Bond/Saham) Indonesia -459.8 -2,911.1 Per 24 Mei / 25 Mei ’18 Malaysia -435.9 -213.9 Per 25 Mei ’18 Thailand 2,942.7 -3,670.6 Per 25 Mei ’18 Vietnam 1,670.1 Per 25 Mei ’18 Filipina 2,424.6 -928.2 Per 31 Mar / 25 Mei ’18 China 33,200.5 11,663.2 Per 31 Mar ‘18 India -4,394.4 160.5 Per 24 Mei ‘18 US 129,302 9,413 Per 31 Mar ‘18 Ket: Aliran Dana Masuk/Aliran Dana Keluar -10.64 -5.98 -5.02 -2.03 -0.71 -0.27 0.03 0.71 2.24 3.24 Philippines PSEi Index Indonesia JCI Shanghai SHCOMP Index Vietnam Hanoi Index Thailand SET Index Korea Stock KOSPI Index FTSE Malaysia KLCI Index India NSE Nifty 50 Index Hongkong Hanseng Index Singapore STI Index PERINGKAT SAHAM ASIA (%) YTD s.d 25 MEI 2018 -6.10 -5.49 -4.21 -0.25 1.61 1.77 1.95 2.91 Indian Rupee Philippine Peso Indonesian Rupiah Vietnam Dong Malaysian Ringgit Chinese Renminbi Thai Bath Japanese Yen PERINGKAT NILAI TUKAR ASIA (%) YTD s.d 25 MEI 2018 Ket: Apresiasi/Depresiasi

Upload: hoanghanh

Post on 17-Sep-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: YIELD SBN10 7.48 7.37 -1.58% 16.57% - ekon.go.id · model baru dengan skema Gross Split setelah Indonesia memakai PSC Cost Recovery selama lebih dari 50 tahun. Skema baru ini diantaranya

“The use of solar energy has not been opened up because the oil industry does not own the sun.” – Ralph Nader

Rilis Mingguan (21 - 25 Mei 2018)

EdisiXX/V/2018

05/23 US Markit US Composite PMI (May P) 55.7 54.9

05/21 Japan Trade Balance (Apr) ¥626.0b 797.0b

05/23 Nikkei Japan PMI Mfg (May P) 52.5 53.8

All Industry Activity Index MoM

(Mar)0.0% 0.4%

Machine Tool Orders YoY (Apr F) 22.0% 22.0%

05/24 Leading Index CI (Mar F) 104.4 105.0

Coincident Index (Mar F) 116.3 116.4

05/21 Thailand GDP YoY (1Q) 4.8% 4.0%

05/25 Foreign Reserves (May 18) $213.3b $214.5b

05/23 Singapore CPI YoY (Apr) 0.1% 0.2%

05/24 GDP YoY (1Q F) 4.4% 4.3%

05/25 Industrial Production YoY (Apr) 9.1% 6.1%

05/22 Malaysia Foreign Reserves (May 15) $109.4b $109.5b

05/23 CPI YoY (Apr) 1.4% 1.3%

05/22 South

Africa

Leading Indicator (Mar) 107.4 108.3

05/23 CPI YoY (Apr) 4.5% 3.8%

05/23EU Markit Eurozone Composite PMI

(May P)54.1 55.1

Consumer Confidence (May A) 0.2 0.3

Ket: A (Advance), F (Final), P (Preliminary)

21-May-18 25-May-18 WTD YTD 21-May-18 25-May-18 WTD YTD

IDRUSD 14190 14125 -0.46% 4.21% BRENTUSD/BAREL 79.22 76.44 -3.51% 26.51%

YENUSD 111.05 109.41 -1.48% -2.91% TEMBAGAUSD/LB 308.55 306.70 -0.60% 22.41%

EUROUSD 0.85 0.86 1.21% 3.05% BATU BARAUSD/MT 104.60 105.45 0.81% 4.61%

YUANUSD 6.38 6.39 0.13% -1.77% EMASUSD/OZ 1292.60 1302.25 0.75% -0.04%

POUNDUSD 0.74 0.75 0.94% 1.58% GAS ALAMUSD/MMBTu 2.81 2.94 4.59% -99.98%

21-May-18 25-May-18 WTD YTD 21-May-18 25-May-18 WTD YTD

INDONESIAIHSG 5733.85 5975.74 4.22% -5.98% CPOMYR/MT 2433 2453 0.82% 0.37%

JEPANGNIKKEI 23002.37 22450.79 -2.40% -1.38% KAKAOUSD/MT 2615 2556 -2.26% 35.10%

SINGAPURASTI 3548.23 3513.23 -0.99% 3.24% GULAUSD/LB 340.00 351.40 3.35% -10.97%

ASDOW JONES 25013.29 24753.09 -1.04% 0.14% GANDUMUSD/BAREL 507.25 543 7.05% 27.17%

HONGKONGHSI 31234.35 30588.04 -2.07% 2.24% KEDELAIUSD/BUSHEL 1025.25 1041.50 1.58% 9.43%

21-May-18 25-May-18 WTD YTD

YIELD SBN10% 7.48 7.37 -1.58% 16.57%

PUAB RATE% 6.30 6.30 0.00% 8.25%

OVERNIGHT% 4.19 4.13 -1.59% 5.77%

FA SAHAMJUTA USD -55.92 54.69 197.80% 120.04%

FA SBNJUTA USD 100.25 166.20 65.79% 342.85%

PASAR VALAS PASAR KOMODITAS MINERAL

PASAR SAHAM PASAR KOMODITAS PERTANIAN

PASAR UANG

Aliran Dana Asing

YTD (Juta USD)Bond Saham

Periode

(Bond/Saham)

Indonesia -459.8 -2,911.1 Per 24 Mei / 25 Mei ’18

Malaysia -435.9 -213.9 Per 25 Mei ’18

Thailand 2,942.7 -3,670.6 Per 25 Mei ’18

Vietnam 1,670.1 Per 25 Mei ’18

Filipina 2,424.6 -928.2 Per 31 Mar / 25 Mei ’18

China 33,200.5 11,663.2 Per 31 Mar ‘18

India -4,394.4 160.5 Per 24 Mei ‘18

US 129,302 9,413 Per 31 Mar ‘18

Ket: Aliran Dana Masuk/Aliran Dana Keluar -10.64

-5.98

-5.02

-2.03

-0.71

-0.27

0.03

0.71

2.24

3.24

Philippines PSEi Index

Indonesia JCI

Shanghai SHCOMP Index

Vietnam Hanoi Index

Thailand SET Index

Korea Stock KOSPI Index

FTSE Malaysia KLCI Index

India NSE Nifty 50 Index

Hongkong Hanseng Index

Singapore STI Index

PERINGKAT SAHAM ASIA (%) YTD – s.d 25 MEI 2018

-6.10

-5.49

-4.21

-0.25

1.61

1.77

1.95

2.91

Indian Rupee

Philippine Peso

Indonesian Rupiah

Vietnam Dong

Malaysian Ringgit

Chinese Renminbi

Thai Bath

Japanese Yen

PERINGKAT NILAI TUKAR ASIA (%) YTD – s.d 25 MEI 2018

Ket: Apresiasi/Depresiasi

Page 2: YIELD SBN10 7.48 7.37 -1.58% 16.57% - ekon.go.id · model baru dengan skema Gross Split setelah Indonesia memakai PSC Cost Recovery selama lebih dari 50 tahun. Skema baru ini diantaranya

Apakah Indonesia tergolong negara kaya minyak?

Hampir setengah (47,7%) cadangan minyak dunia dimiliki

oleh negara-negara Timur Tengah. Sedangkan negara

Asia Pasifik hanya memiliki 2,8% dan Indonesia

diperkirakan hanya memiliki 0,2% cadangan minyak dunia

pada 2016. Produksi minyak tertinggi di dunia saat ini

didominasi oleh 3 negara yaitu, US mencapai 12,4 juta per

barrel per hari (share: 13,4 %), Saudi Arabia mencapai 12,3

juta per barrel per hari (share: 13,4%), dan Rusia mencapai

11,2 juta per barrel per hari (share: 12,2%). Lalu berapa

produksi minyak Indonesia? Tahun 2016 share-nya 1%

terhadap total produksi dunia atau sekitar 881 ribu per

barrel per hari.

Indonesia pernah mengalami masa keemasan berkah

minyak pada tahun 1970/80-an. Puncaknya terjadi pada

1977 di mana tingkat produksinya melebihi 1,6 juta barrel

per hari, kemudian menurun 1,5 juta per barrel per hari

dalam kurun waktu 1980-1998 dan selanjutnya terus

bergerak turun hingga sekarang (Gambar 1). Akibat

produksi minyak nasional yang terus menurun sementara

konsumsi domestik terus meningkat maka sejak tahun

2003 Indonesia tercatat menjadi negara net importir

minyak.

Kebutuhan minyak yang tinggi tak lepas dari

ketergantungan Indonesia terhadap minyak sebagai

sumber energi nasional. Sebetulnya sudah ada arah

diversifikasi sumber energi dalam Roadmap Bauran

Nasional yang tertuang dalam Perpres No.5 Tahun 2006

dan diperbaharui dengan PP No.79 Tahun 2014.

Targetnya tahun 2025 komposisi bauran energi terdiri atas

30% Batubara, 22% Gas, 23% EBT, dan 25% Minyak.

Sementara posisi tahun 2015 kontribusi minyak dalam

Bauran Energi Nasional masih sekitar 47% dan EBT hanya

4%. Namun demikian, meskipun ada prioritas ke arah

sumber energi terbarukan, diperkirakan batubara, minyak,

dan gas masih menjadi andalan sumber pasokan energi di

Indonesia. Kontribusi pasokan energi terbarukan setiap

tahun hanya bertambah 0,001% (Wibowo, 2017) sehingga

agaknya target 23% EBT pada 2025 akan sulit tercapai.

Kontribusi Migas Bagi Fiskal

Pergerakan pendapatan negara (%PDB) berfluktuasi

mengikuti pergerakan penerimaan migas (%PDB).

Kontribusi penerimaan migas terhadap PDB pernah

mencapai puncaknya pada 1981 yaitu sekitar 15,9%.

Namun setelah 1987 kontribusinya menurun dan hanya

berada di bawah angka 5% terhadap PDB (Gambar 2).

Penerimaan migas terhadap penerimaan negara tahun

2001 mencapai 35,4% lalu menurun menjadi 19,6% (2014)

dan terus turun menjadi 8,5% pada 2015.

Gambar 1. Produksi dan Konsumsi Minyak Indonesia

Gambar 2. Kontribusi Migas Thd PDB

C A T A T A N

SEKTOR MIGAS INDONESIA

Page 3: YIELD SBN10 7.48 7.37 -1.58% 16.57% - ekon.go.id · model baru dengan skema Gross Split setelah Indonesia memakai PSC Cost Recovery selama lebih dari 50 tahun. Skema baru ini diantaranya

Harga Minyak Menembus US$70 per barrel

Saat ini harga minyak dunia kian memanas setelah sempat

berada di titik terendahnya US$28 per barrel pada Januari

2016. Pada perdagangan Jumat (25/5) harga minyak Brent

menyentuh US$78,02 per barel dan WTI US$70,20 per

barel. Kenaikan ini terdorong akibat sanksi terbaru dari AS

ke Venezuela yang memicu kekhawatiran produksi minyak

negara tersebut. Presiden Trump mengeluarkan perintah

melarang pembelian surat utang kepada pemerintah

Venezuela atau terlibat transaksi finansial dengan entitas

dimana pemerintah Venezuela memiliki saham lebih dari

50%, termasuk perusahaan minyak Amerika Latin

Petroleos de Venezuela. Selain itu, penurunan stok global

minyak mentah akibat pemangkasan produksi yang

dipimpin oleh OPEC serta penarikan diri presiden Trump

dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran

sehingga membatasi ekspor minyak pada akhirnya

berpadu mendorong kenaikan Brent (17,2 %) dan WTI

(16,3%) dari sejak awal 2018.

Pemerintah optimis bisa menghadapi harga minyak yang

mengalami tren kenaikan. Dirjen Migas Kementerian

ESDM menyebutkan bahwa dari data BKF setiap kenaikan

harga minyak US$1 per barel, penerimaan negara

bertambah sekitar Rp2,8 triliun hingga Rp2,9 triliun.

Namun, kenaikan harga minyak bumi juga membuat

subsidi energi bengkak sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp2,6

triliun. Namun demikian masih ada windfall profit sekitar

Rp300 miliar.1

Baru-baru ini artikel The Economist yang berjudul ‘Does

dear oil help or hurt emerging economies? It’s complicated’

menyebutkan bahwa harga minyak yang tinggi akan

merugikan negara importir minyak dan sebaliknya harga

minyak rendah akan merugikan negara eksportir minyak.

Namun untuk kasus Indonesia lebih kompleks karena

selain negara net importir minyak, Indonesia juga sebagai

eksportir energi yaitu batu bara dan minyak sawit. Oleh

karena itu, pada saat harga batu bara, minyak sawit, dan

minyak naik secara bersamaan justru Indonesia akan

mendapat keuntungan dari harga minyak US$ 100 per

barrel.

Berbenah Bisnis Hulu Migas

Harga minyak pernah meroket di atas US$100 per barrel

pada tahun 2008 dan 2012, namun nyatanya pada saat itu

belum mampu mendongkrak penerimaan negara dari

sektor migas. Sumber penerimaan negara dari migas terus

mengalami penurunan. Dari sisi potensi, cadangan minyak

Indonesia memang tidak terlalu besar namun baru

separuhnya yang sudah digali secara komersil dan sisanya

masih terpendam di perut bumi.

Ada banyak hambatan yang masih menjadi beban sektor

migas di Indonesia. Penyebabnya tidak hanya karena

penipisan cadangan minyak namun juga hambatan

investasi untuk eksplorasi dan eksploitasi minyak.

Beberapa hambatan diantaranya masih mengandalkan

sumur-sumur tua produksi minyak sejak 1970-an, iklim

investasi eksplorasi sumur minyak baru yang kurang

kondusif sejak krisis 1998, regulasi perpajakan,

ketidakpastian bisnis, rumitnya perijinan, dan proses audit

yang tidak terkoordinasi. Salah satu usaha Pemerintah

memperbaiki bisnis migas adalah dengan menerapkan

skema kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract)

model baru dengan skema Gross Split setelah Indonesia

memakai PSC Cost Recovery selama lebih dari 50 tahun.

Skema baru ini diantaranya bertujuan untuk mendorong

usaha eksplorasi dan eksploitasi yang lebih efektif dan

cepat serta mendorong efisiensi para KKKS.

(Ratih Nokowati/Keasdepan MNP-Deputi I)

Referensi:

• Kurniawan, R & Amir, H. Aspek Fiskal Bisnis Hulu Migas. 2017. Badan

Kebijakan Fiskal

• BP Statistical Review of World Energy, June 2017

• The Crude Curve. The Economist, May 26Th-June 1st 2018.

• 1https://katadata.co.id/berita/2018/05/23/pemerintah-klaim-untung-rp-

300-miliar-setiap-harga-minyak-naik-us-1

144.49

36.61

125.98

27.88

78.02

Harga Minyak Brent (USD/bbl.)