(word of mouth) pada tingkat kunjungan destinasi wisata
TRANSCRIPT
1
Analisis Pengaruh Penciptaan Keunggulan Kompetitif Dalam Membentuk
WOM (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata Di
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau
Hj. Iranita, SE.,MSi dan Lia Suprihartini, SE.,MM
(Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Abstrak
Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara
ketiga setelah Pulau Bali dan Jakarta dimana total kunjungan
wisatawan mancanegara (Wisman) ke Kepri periode Januari-September
2013, mencapai 1.195.436 orang, dengan pintu masuk terbesar masih
berada di Batam, Bintan, Tanjungbalai Karimun serta Tanjungpinang.
Umumnya daerah-daerah Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau saling
bersaing dalam meningkatkan destinasi kunjungan pariwisata. Untuk
Kabupaten Bintan peningkatkannya terlihat sangat tinggi dengan
diadakannya even-even nasional dan internasional. mampu meningkatkan
daya saing dalam rangka menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke
daerah Bintan, sehingga tak menyajikan destinasi yang tak
membosankan serta selalu berupaya membuat even yang berbeda dan
menarik. Perbaikan terus menerus dalam hal Infrasturuktur, moda
transportasi yang juga dirasa perlu dilakukan perbaikan karena
bersentuhan dengan tourisme sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi
wisman dan wisnu untuk berkunjung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
variabel yang membentuk Persepsi Konsumen Terhadap Keunggulan
kompetitif, hubungan timbal balik antar variabel yang membentuk
ketidakpuasan / kepuasan terhadap Keunggulan Kompetitif Pariwisata
Kabupaten Bintan, pengaruh Perilaku Word Of Mouth terhadap
keunggulan kompetitif, Interaksi Kepuasan Konsumen terhadap
Keunggulan Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan berpengaruh pada
perilaku Word Of Mouth.Penelitian ini Bersifat deskriptif dan
verifikati, dengan tipe penelitian kausalitatif, sedangkan analis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur.
Hasil penelitian dalam analisis deskriptif menunjukkan bahwa
tanggapan responden mengenai destinasi tujuan wisata di Kabupaten
Bintan dalam kategori tinggi karena sebagian besar menyatakan
setuju. Hasil penelitian dalam analisis jalur memperlihatkan bahwa
Variabel X1 memiliki hasil th(3,410) yang lebih kecil daripada hasil
variabel X2 (3,499). Jadi bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih
kecil pengaruhnya daripada X2. Variabel X2 memiliki hasil thitung
(3,499) yang lebih kecil daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi
bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3
terhadap variabel dependen. Variabel X1 memiliki hasil thitung (3,410)
yang lebih kecil daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi bisa
dikatakan bahwa variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3
terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan Koefisien Jalur
dipereoleh koefisien jalur dari X1 ke Y secara statistik adalah
bermakna dan signifikan (thitung di atas ttabel dan p-value dibawah
0,05). Jadi memiliki pengaruh terhadap pembentukan perilaku WOM
(Word Of Mouth). Dengan kata lain pada penelitian ini diperoleh
bahwa penciptaan keunggulan kompetitif memiliki pengaruh yang
signifikan dalam membentuk WOM (Word Of Mouth).
Kata Kunci: Keunggulan Kompetitif, WOM (Word Of Mouth)
2
PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pariwisata mempunyai
peranan penting dalam Pembangunan suatu bangsa, khususnya
perekonomian negara karena kegiatan pariwisata merupakan salah satu
sumber pendapatan yang cukup pontensial. Menurut buku tourism
industry 2000. Pengembangan dan peningkatan kepariwisataan di negara
Indonesia mendapat dukungan yang sangat kuat dari pemerintah
Indonesia. Hal ini terlihat dengan dikeluarkannya UU Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.. Provinsi
Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara ketiga setelah
Pulau Bali dan Jakarta.
Berdasarkan data dan informasi awal yang diperoleh umumnya
daerah-daerah Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau saling bersaing dalam
meningkatkan destinasi kunjungan pariwisata. Untuk Kabupaten Bintan
peningkatkannya terlihat sangat tinggi dengan diadakannya even-even
nasional dan internasional. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk
mengali lebih dalam lagi bagimana Kabupaten Bintan bisa menciptakan
keunggulan kompetitifnya dalam bidang pariwisata dibanding dengan
daerah lainnya di Kepulauan Riau.
Jika kita melihat data arus kunjungan wisatawan yang datang ke
Kabupaten Bintan (data BPS) masih menunjukkan angka yang
berfluktuasi. Pada tahun 2011, wisatawan yang datang ke Kabupaten
Bintan tercatat sebanyak 329,671 orang atau mengalami kenaikan
sebesar 4.99 % dibanding tahun sebelumnya yaitu 313.982 orang.
Tetapi terlihat Trend total kunjungan wisata dalam 3 tahun terus
meningkat. Kemudian, ditambah dengan wisatawan nusantara (wisnu)
sebanyak 89.117 orang dengan total kunjungan wisatawan ke Bintan
sebanyak 469.564 orang atau mengalami peningkatan 6,9 persen
dibandingkan tahun 2010.
Pantai di Kabupaten Bintan umumnya menyebar di beberapa tempat
yang memiliki pantai pasir putih. Panjang pantai yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan wisata pantai adalah 8620 meter yang
masuk kategori sangat sesuai dan sesuai di 3 titik lokasi
pengamatan. Kondisi pantai dan pulau kecil di Kabupaten Bintan
umumnya baik berdasarkan nilai kesesuaian wisata. Kondisi pantai
pasir putih, kecepatan arus yang relatif rendah, kemiringan pantai
yang relatif landai, pantai yang cukup lebar, vegetasi pantai yang
didominasi oleh pohon kelapa, kedalaman perairan yang dangkal dan
tidak banyaknya biota berbahaya, memberikan nilai kesesuaian wisata
pantai dan pulau kecil dengan kategori sangat sesuai untuk lokasi
Pantai Trikora, dan kategori sesuai untuk Pulau Beralas Bakau dan
Malang Rapat.
Selain kekayaan akan wisata pantai yang menyebar, kunjungan
wisata di Bintan juga dipengaruhi adanya even-even yang berskala
Nasional maupun Internasional, seperti tour de Bintan yang kite
Festival Bintan dan lainnya. Berbagai upaya menarik kunjungan
wisatawan lokal maupun asing, terus dilakukan Dinas Pariwisata
(Dispar) Bintan. Di tahun 2012 digelar berbagai even bertaraf
internasional. Termasuk olahraga minat khusus akan menjadi andalan
pariwisata guna mendongkrak kunjungan wisatawan.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki Kabupaten Bintan baik
dari wisata pantai, kegiatan bertaraf Nasional dan Internasional dan
yang lainnya, diharapkan muncul persepsi dari wisatawan baik
nusantara maupun mancanegara tersebut akan suatu kepuasan yang
mereka rasakan, sehingga diharapkan dengan sendirinya mereka dapat
menyampaikan informasi tentang wisata di Kabupaten Bintan kepada
3
orang lain atau orang-orang yang ada disekitarnya juga
dilingkungannya.
Di dalam Pemasaran hal ini kita kenal dengan istilah Word Of
Mouth menurut. Strategi Word of Mouth terbukti memiliki peran
penting dalam membangun awareness konsumen terhadap produk atau
perusahaan yang dalam hal ini adalah kegiatan Pariwisata yang ada di
Kabupaten Bintan. Penelitian yang dilakukan oleh Anderson (1998)
yang dikutip dari (Erida, 2009) menyimpulkan bahwa konsumen yang
sangat puas atas jasa yang mereka konsumsi akan melakukan WOM
positif lebih tinggi dari mereka yang puas, dan sebaliknya konsumen
yang tidak puas akan melakukan WOM negatif yang lebih tinggi lagi.
Perumusan Masalah
Dari latarbelakang yang telah di paparkan di atas, dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana
pengaruh secara simultan penciptaan Keunggulan Kompetitif, Kepuasan
wisatawan dan persepsi wisatawan pada objek pariwisata Kabupaten
Bintan terhadap membentuk Word Of Mouth, 2.Bagaimana pengaruh
variabel secara partial yang membentuk kepuasan dari Keunggulan
Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan, 3. Bagaimana pengaruh secara
partial antara variabel yang membentuk Persepsi Konsumen dari
Keunggulan Kompetitif wisata Kabupaten Bintan, 4. Apakah keunggulan
kompetitif berpengaruh terhadap membentuk Word Of Mouth
Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan penciptaan Keunggulan Kompetitif, Kepuasan wisatawan dan persepsi wisatawan pada
objek pariwisata Kabupaten Bintan terhadap membentuk Word Of
Mouth
2. Untuk mengetahui pengaruh secara partial variabel yang membentuk kepuasan dari Keunggulan Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan
3. Untuk mengetahui pengaruh secara partial antara variabel yang
membentuk Persepsi Konsumen dari Keunggulan Kompetitif wisata
Kabupaten Bintan
4. Untuk mengetahui Apakah keunggulan kompetitif berpengaruh
terhadap membentuk Word Of Mouth
LANDASAN TEORI
Persepsi Konsumen
Setiap orang mempunyai pendapat atau pandangan yang berbeda
dalam melihat suatu hal (obyek) yang sama. Perbedaan pandangan ini
akan dapat ditindak lanjuti dengan perilaku atau tindakan yang
berbeda pula. Pandangan itu disebut sebagai persepsi. Persepsi
seseorang akan menentukan bagaimana ia akan memandang dunia.
Wagner dan Hollenbeck (1995:136) mengemukakan pendapatnya
bahwa: “We human beings have five senses through which we experience
the world around us; sight, hearing, touch, smell and taste.
Perception is the process by which individuals select, organize,
store and interpret the information gathered from these senses”.
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa kita manusia
memiliki lima indera dimana lewat indera-indera tersebut kita bisa
mengalami dunia yang ada disekitar kita. Persepsi merupakan proses
dimana seseorang memilih, mengelola, menyimpan dan serta
4
menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dari indera-indera
tersebut.
Persepsi diartikan sebagai proses yang dilakukan individu
untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang
berarti dan masuk akal mengenai dunia (Schiffman, G. Leon., Lazar,
Leslie , 2004 : 137). Sama halnya yang diungkapkan oleh Stephen P.
Robbins (1998), dimana persepsi adalah suatu proses pengorganisasian
dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk memberi arti pada
lingkungannya. Awal dari persepsi adalah stimuli yang mengenai panca
indera yang disebut sebagai sensasi. Jika dilihat dari asalnya,
stimuli ada yang berasal dari individu (seperti aroma, iklan, dll)
serta yang berasal dari dalam diri individu seperti harapan,
kebutuhan dan pengalaman.
Keunggulan Kompetitif
Menurut Stanton (2004) untuk mempunyai keunggulan kompetitif
harus diketahui juga tingkat persaingan yang ada. Tingkat persaingan
ekonomi diklasifikasikan dengan:
Kompetisi langsung (persaingan atau kompetisi merek), di mana
produk yang melakukan fungsi yang sama bersaing satu sama lain.
Kompetisi pengganti atau tidak langsung, di mana produk yang
merupakan barang substitusi dekat satu sama lain bersaing
Kompetisi anggaran, termasuk dalam kategori ini adalah sesuatu di
mana konsumen mungkin ingin menghabiskan uang mereka yang ada .
Apabila suatu daerah wisata memiliki keunggulan dari pesaing di
daerah lainnya maka itu adalah keuntungan tersendiri. Pada
akhirnya akan memungkinkan untuk menghasilkan keuntungan kuantitas
berupa peningkatan jumlah kunjungan destinasi wisata. Keuntungan
kompetitif yang berkelanjutan, akan membuat daerah wisata pesaing
semakin sulit untuk menetralisir keuntungan bagi mereka.
Apabila suatu daerah destinasi kunjungan pariwisata memiliki
keunggulan dari tempat wisata lainnya maka itu adalah keuntungan
tersendiri. Pada akhirnya akan memungkinkan untuk menghasilkan
keuntungan kuantitas berupa peningkatan jumlah kunjungan pariwisata.
Keuntungan kompetitif yang berkelanjutan, akan membuat daerah
pesaing semakin sulit untuk menetralisir keuntungan bagi mereka.
Dengan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pilihan
masyarakat maka akan dapat menjadi bahan dan sumber referensi bagi
daerah Kabupaten Bintan untuk mempunyai keunggulan kompetitif
dibanding dengan destinasi pariwisata daerah lainnya.
Kepuasan Konsumen
Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara lebih
baik, maka perlu dipahami pula sebab-sebab kepuasan.Terciptanya
kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya
hubungan antara perusahaan dan konsumennya menjadi harmonis. Ada
beberapa pendapat para pakar tentang definisi kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen, diantaranya adalah:
Menurut Kotler (2003:36): “Customer satisfactions is a
person’s feeling of pleasure or disappointment resulting from
comparing a product’s perceived performance (or outcome) in relation
to his or her expectation.” Sejalan dengan itu Freddy Rangkuti,
(2002:56) mengatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan
adalah respon konsumen terhadap evaluasi ketidakpuasan atau
5
diskonfirmasi yang dirasakan antar harapan sebelumnya dengan kinerja
aktual dari produk/jasa yang dirasakan pemakai.
Disamping itu Parasuraman, Zeithmal and Berry (1996)
mendefinisikan bahwa :“customer satisfaction is customer perception
of a single service experience.” dimana persepsi konsumen terhadap
satu jenis pelayanan yang dialaminya, hal ini berarti bahwa konsumen
akan memiliki persepsi atau pendapat sendiri terhadap pelayanan yang
diterimanya, apakah pelayanan tersebut memberikan kepuasan atau
malah sebaliknya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kotler (2005) bahwa Customer
Satisfaction adalah Variabel Perceived Quality perasaan senang atau
kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya
terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan.
Disamping itu menurut Kotler (2005) , suatu perusahaan dapat
mengukur kepuasan pelanggannya dengan beberapa cara yakni : Pertama,
sistem keluhan dan saran (complaint dan suggestion system). Kedua,
survei kepuasan pelanggan (customer satisfaction survei). Ketiga,
pembeli bayangan (ghostshopping). Keempat, analisis pelanggan yang
hilang (loss customer analysis).
Kepuasan pelanggan, pada penelitian ini diartikan sebagai
kemampuan untuk memberikan pelayanan dan produk yang memuaskan bagi
pelanggan. Indikator yang akan digunakan mengacu pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Selnes (1993), Goodman dkk (1995) dan
Geyskens dkk (1999). Selanjutnya beberapa indikator yang digunakan
untuk mengukur variable kepuasan pelanggan adalah:
1. Rasa senang. (It fell happy)
Rasa senang menunjukkan sejauh mana para pelanggan tersebut merasa
senang dengan pengalaman selama melakukan kunjungan wisata
2. Kepuasan terhadap pelayanan .(satisfaction to service)
Kepuasan terhadap pelayanan menunjukkan sejauh mana para wisatawan
merasa puas dengan cara dan sikap para petugas dalam melayani.
3. Kepuasan terhadap sistem (satisfaction to system)
Kepuasan terhadap sistem menunjukkan sejauh mana kecepatan dan
kemudahan sistem pelayanan yang disediakan pihak pengelola wisata
mampu memberikan kepuasan kepada wisatawan.
Word Of Mouth (WOM)
Komunikasi lisan ( Word Of Mouth marketing - WOM) merupakan
salah satu alat yang digunakan oleh marketer dalam menjalankan
kegiatan promosinya, selain bentuk promosi yang lainnya seperti
iklan, publikasi dan sebagainya. Seorang konsumen yang telah
memiliki pengalaman terhadap apa yang telah dikonsumsinya atau
pelayanan jasa apa yang telah dirasakannya, biasanya tidak akan
sungkan untuk menyampaikan kepuasannya atau pengalamannya akan
pemakaian produk atau jasa tersebut kepada orang lain. Atau dengan
kata lain melakukan promosi dalam bentuk Word Of Mouth (promosi dari
mulut ke mulut). (Erida, 2009)
Promosi WOM ini dapat berbentuk promosi yang bersifat negatif
maupun yang bersifat positif. Konsumen yang merasakan kepuasan,
perilaku WOM positif yang diberikan akan lebih sering dilakukan dan
kemungkinan untuk memberikan rekomendasi pembelian lebih besar.
Sebaliknya konsumen akan melakukan WOM negatif ketika konsumen
merasakan suatu kekecewaan terhadap apa yang telah dikonsumsi atau
dipergunakan mereka. Dalam penelitian ini perilaku WOM mengacu pada
konsep Swan & Oliver (dalam Chew & Jochen, 2001; 12) yang dikutip
6
dari (Erida, 2009) yaitu: “the likelihood to generate word-of-mouth,
the favorability of word-of-mouth generated, and likelihood to make
a purchase recommendation.”
Brown et al (2005), menyatakan bahwa Word Of Mouth dapat
diartikan sebagai aktifitas dalam pemasaran yang
mengindentifikasikan seberapa mungkin customer akan bercerita kepada
orang lain tentang pengalamannya dalam proses pembelian suatu produk
atau jasa. Pengalaman customer tersebut bisa berupa pengalaman
positif atau pengalaman negatif.
Word Of Mouth adalah merupakan komunikasi produk atau jasa,
Word Of Mouth tidak sama dengan komunikasi informal dimana pembicara
cendrung bertindak sebagai teman yang lebih persuasive. Pengaruh
seseorang dalam word of Mouth sangat kuat karena informasi dari
sumber word of mouth relative bisa dipercaya, selain itu bisa
mengurangi resiko dalam keputusan membeli. Dimensi word of mouth
menurut Rosiana dalam Pande Putu (2011) adalah sebagai berikut:
1. Cerita Positif, adalah keinginan konsumen untuk memberitakan atau menceritakan hal-hal positif mengenai hal yang dirasakan kepada
orang lain
2. Rekomendasi, adalah keingnan untuk mmeberikan rekomendasi kepada orang lain yang membutuhkan informasi mengenai hal yang dirasakan
paling berkualitas.
3. Ajakan, adalah kesediaan konsumen untuk mengajak orang lain agar ikut merasakan apa yang telah dirasakannya.
Kerangka Pemikiran
Pemerintah Indonesia terutama pemerintahan Kabupaten Bintan berusaha
keras untuk meningkatkan destinasi kunjungan ke daerah yang
berpotensi objek wisata. Hal ini dimungkinkan dengan adanya
peningkatan tingkat kesejahtraan ekonomi masyarakatnya sehingga
memiliki peranan penting untuk pertumbuhan ekonomi daerah.
Persaingan secara natural dalam industri pariwisata pada pertumbuhan
pasar pariwisata dunia saat ini dengan menggunakan kesempatan untuk
melakukan penawaran program-program yang diharapkan dapat menarik
para wisatawan untuk mengunjungi obyek-obyek wisata yang disediakan.
Kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di
antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan
terciptanya loyalitas pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi
dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi
perusahaan. Kepuasan pelanggan juga memperkuat perilaku terhadap
merek dan kemungkian besar akan mengarahkan pada pembelian terhadap
merek yang sama (Tjiptono, 2008)
Pemasaran dengan Word of Mouth biasa dilakukan baik di
perusahaan besar maupun perusahaan kecil. WOM tidak luput juga dari
pemasaran industri pariwisata. Dengan menggunakan biaya yang sedikit
namun efektifitasnya sangat besar, maka bisa dikatakan pemasaran
yang sederhana. Walaupun dianggap sebagai strategi pemasaran
tradisional, cara ini cukup ampuh untuk meyakinkan para konsumen.
Sistem pemasaran ini memiliki kekuatan rekomendasi pribadi dari
rekan maupun orang terdekat, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
konsumen terhadap suatu produk dan jasa bahkan dengan adanya
pemasaran dari mulut ke mulut ini, dapat meningkatkan penjualan
sampai dua kali lipat.
7
Penelitian terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Fitriana (2011) dengan
judul Analisis Pengaruh Promosi Word Of Mouth Terhadap Brand
Image Dan Proses Keputusan Kunjungan Kebun Raya Bogor
menyatakan Word of Mouth (WOM) dan Brand Image terbukti
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan
kunjungan Kebun Raya Bogor.
2. Penelitian yang dilakukan Erida (2009), menyatakan bahwa
pemberian insentif berpengaruh signifikan untuk mengurangi
perilaku WOM negatif dan meningkatkan perilaku WOM positif
konsumen yang memiliki kepuasan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hosiana Ayu Hidayati dkk,(2010) menyatakan bahwa kekuatan yang paling utama dari Organic Word
of Mouth adalah kepuasan konsumen yang menyebabkan mereka
secara sukarela untuk berbagi informasi dan nantinya akan
menimbulkan loyalitas konsumen
4. Penelitian yang dilakukan oleh Basiya R dan Hasan Abdul Rozak (2012) menyatakan bahwa Kepuasan pelanggan dapat memberikan
beberapa manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan
pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi
pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta
membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-
mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan. Kepuasan pelanggan
juga memperkuat perilaku terhadap merek dan kemungkian besar
akan mengarahkan pada pembelian terhadap merek yang sama.
Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
(a) Hipotesis Pertama Keunggulan kompetitif, persepsi dan kepuasan konsumen
berpengaruh secara simultan untuk membentuk perilaku Word Of
Mouth terhadap Destinasi Wisata Kabupaten Bintan
(b) Hipotesis Kedua Penciptaan Keunggulan Kompetitif berpengaruh secara partial pada
kepuasan Konsumen terhadap Destinasi wisata Kabupaten Bintan
(c) Hipotesis ketiga Penciptaan Keunggulan Kompetitif berpengaruh secara partial
terhadap Persepsi Konsumen pada Destinasi wisata Kabupaten
Bintan
(d) Hipotesis keempat Keunggulan Kompetitif berpengaruh positif untuk membentuk
Perilaku Word Of Mouth terhadap Destinasi wisata Kabupaten
Bintan
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bintang dengan
pertimbangan bahwa Kabupaten Bintan adalah salah satu daerah
yang memiliki objek pariwisata yang banyak diminati oleh
pelancong, baik itu wisatawan lokal atau wisatawan
mancanegara. Obyek penelitian ini adalah destinasi kunjungan
8
wisata yang ada di Kabupaten Bintan, , Biro/Agen perjalanan,
dan Wisatawan di Kabupaten Bintan.
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini
bersifat deskriptif (Descriptive), maksudnya adalah
memberikan gambaran dan mengungkapkan adanya pengaruh Word Of
Mouth dalam menciptakan keunggulan kompetitif. Untuk menguji
hipotesis tersebut dilakukan suatu jenis penelitian yang
bersifat verifikatif (Verificative), yang gunanya untuk
menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang memakai
perhitungan – perhitungan statistika (Sugiono:2000;63).
Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif,
maka metode penelitian yang digunakan adalah metode
descriptive survey dan explanatory survey. Explanatory survey
adalah suatu metode penelitian yang berusaha untuk mencari
kejelasan hubungan antara variabel dalam penelitian. Tipe
penelitian ini adalah causal relationship, guna menjawab
Pengaruh Strategi Penciptaan Keunggulan Kompetitif Dalam
Membentuk WOM (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi
Wisata Di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Disamping
itu dalam penelitian ini menggunakan metode analisis untuk
menguji hipotesis digunakan analisis jalur (path analysis).
Unit yang dianalisis berupa responden, penelitian ini
responden nya adalah wisatawan yang pernah melakukan destinasi
wisata ke kabupaten Bintan.
Pengambilan sampel yang penulis lakukan adalah menggunakan
Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan bertemu dengan responden dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemuinya itu cocok sebagai
sumber data (Sugiono, 2009).Digunakan teknik acidental sampling
tersebut adalah dengan pengertian bahwa tidak mungkin semua populasi
dapat diinterview, karena keterbatasan tenaga, waktu dan biaya,
anggota populasi anggota populasi lainnya dianggap homogen. Homogen
dalam pengertian sampel ini adalah responden yang memiliki kesamaan
dalam kunjungan destinasi wisata di Kabupaten Bintan,
Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah sampling acak
sederhana (simple random sampling) yang merupakan bagian dari
probability sampling. Pada sampling acak sederhana, setiap elemen
dari populasi mempunyai peluang yang sama dan diketahui untuk
terpilih menjadi subjek. Cara pengambilan sampel ini mempunyai
paling sedikit bias dan menawarkan generalizability yang baik (Umar,
2003). Jumlah responden dalam penelitian ini akan dicari berdasarkan
rumus Slovin (Umar, 2003):
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
contoh yang masih dapat ditolerir (pada penelitian ini
ditetapkan 7.5 %)
Perhitungannya sebagai berikut:
= 64 responden
9
Dalam suatu penelitian diperlukan dua pengujian tes kesahihan
(test of validity) dan tes kehandalan (test of reliability). Menurut
Sugiono (2009:109) menyebutkan bahwa kesahihan dan kehandalan suatu
penelitian agar bisa menggambarkan keadaan sesungguhnya tergantung
pada alat pengukur yang digunakan dan data yang diperoleh.
Dalam mengukur variable dilakukan penyebaran kuesioner kepada
responden. Setiap jawaban diberi skor dan skor yang diperoleh
mempunyai tingkat pengukuran ordinal. Untuk menganalisis diperlukan
data dengan ukuran paling tidak interval sebagai persyaratan dalam
menggunkaan alat analisis jalur (path analysis). Dengan demikian
seluruh bariabel yang berskala ordinal terlebih dahulu dinaikan atau
ditransformasikan dengan tingkat pengukurannya ke tingkat interval
melalui Method Of Successive Interval (Nirwana SK Sitepu, dalam
iranita, 2004)
Dalam penelitian ini digunakan skala 5 tingkat atau skala
Likert. Untuk pelaksanaan atau kinerja terdiri atas sangat baik,
baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Kelima penilaian
tersebut diberi bobot dapat dilihat pada tabel. Untuk memudahkan
pengolahan data maka jawaban diidentifikasikan dengan mengunakan
skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampaisangat
negatif (Sugiono, 2001:74).
Untuk memudahkan pengujian hipotesis digunakan perangkat lunak
komputer berupa Program SPSS dengan program jalur dan Microsoft
Excel 2007. Dari pengujian ini nantinya bisa dilihat kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum destinasi Wisata di kabupaten Bintan
Kabupaten Bintan sebelumnya bernama Kabupaten Kepulauan Riau.
Perubahan nama ini dimaksudkan agar tidak timbul kerancuan antara
Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Kepulauan Riau dalam hal
administrasi dan korespondensi sehingga nama Kabupaten Kepulauan
Riau diganti menjadi Kabupaten Bintan. Perubahan ini sesuai dengan
Peraturan pemerintah No. 5 Tahun 2006 tanggal 23 Februari 2006.
Pulau Bintan adalah pulau terbesar dari total 3,214 pulau di
Propinsi Kepulauan Riau. Pulau seluas 59.852,01 Km² ini sekarang
dihuni oleh lebih dari 117.000 jiwa.
Secara geografi Kabupaten Bintan terletak antara o00’ Lintan
Utara 1o20’ Lintan Selatan dan 104
o00’ Bujur Timur 108
o30’. Kabupaten
ini memiliki sejumlah peluang di bidang pariwisata, industry,
perikanan, pertambangan dan perternakan. Di bidang pariwisata, iklim
dan kondisi alam yang eksotis menjadi daya tarik tersendiri bagi
para wisatawan mancanegara.
Sejak awal, Pulau Bintan memang diproyeksikan sebagai pulau
wisata dan peristirahatan. Pantai-pantai indah yang telah dihiasi
dengan berbagai fasilitas berkelas kebanyakan berada di sepanjang
pantai utara pulau ini, tepatnya di daerah Lagoi. Lagoi dipilih
sebagai kawasan wisata pantai karena memiliki pantai yang berarus
tenang hampir sepanjang tahun dan berhadapan langsung dengan
Singapura dan Malaysia.
Tempat-tempat wisata yang ada di daerah ini adalah Kawasan
Wisata Terpadu Eksklusif Lagoi (Bintan Resort), Desa wisata Sebong
Pereh yang menawarkan wisata bahari, dan Pantai Sebong Pereh. Di
kawasan ini terdapat berbagai fasilitas wisata selayaknya kaum jet
10
set, antara lain beberapa hotel berbintang, bar dan diskotik, spa
mewah, serta beberapa lapangan golf.
Tidak hanya kawasan Lagoi, Pulau Bintan juga menyediakan
tempat-tempat wisata lain mulai dari wisata alam, wisata ekologi,
wisata budaya, serta wisata sejarah. Pantai Tanjung Berakit, Pantai
Trikora dan perkampungan Nelayan Kawal, pantai-pantai di Pulau Kecil
di Sekitar Pulau Bintan, dan Bintan Leisure Park, serta Air Terjun
Gunung Bintan, Goa Gunung Bintan, dan Danau Bekas Galian Bouksit
Alam Tirta di kecamatan Teluk Bintan, bisa memberi alternatif tempat
wisata yang tak kalah cantik dengan kawasan Lagoi. Wisata ekologi
bisa anda lakukan dengan mengunjungi dan turut melakukan penanaman
pohon di hutan bakau sepanjang pantai timur Pulau Bintan dan hutan
lindung di Gunung Kijang dan Bukit Kucing.
Uji Validitas
Untuk uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis
item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor butir. Dalam penelitian ini terdapat
butir pertanyaan yang bersifat positif dan negatif. Oleh karena itu
untuk pertanyaan bersifat positif (favorable) maka jawaban Sangat
Setuju mendapat skor 5, Setuju 4, Netral 3, Tidak Setuju 2, dan
Sangat Tidak Setuju 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negative
(unfavorable) Sangat Setuju mendapat skor 1, Setuju 2, Netral 3,
Tidak Setuju 4, dan Sangat Tidak Setuju 5. Uji validitas butir
pertanyaan kuesioner dilakukan terhadap masing-masing variabel
konstruk dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing
pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi Product
Moment Pearson
Hasil pengujian validitas butir pertanyaan pada kuesioner
tentang keunggulan kompetitif (X1), Kepuasan (X2), Persepsi (X3) dan
WOM (Y) maka dengan df = n-64 dan taraf signifikansi 5% (0,05)
diperoleh r tabel sebesar 0,2075. Uji validitas dilakukan untuk
masing-masing item variabel (lampiran) didapatkan semua pertanyaan r
hitung > r tabel maka pertanyaan dikatakan VALID.
Uji Realiabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan model Cronbach’s alpha . Dalam
teknik ini instrumen diujicobakan pada 64 responden dan hasilnya
dicatat. Sebuah instrument dikatakan reliable apabila koefisien
reliabilitasnya di atas 0,60. (Sugiono, 2006). Berdasarkan hasil
uji reliabilitas untuk masing-masing variabel, (sesuai lampiran)
maka diperoleh variabel X1 Cronbach’s alphanya sebesar 0,806,
variabel X2 Cronbach’s alphanya sebesar 0,869, variabel X3
Cronbach’s alphanya sebesar 0,770 dan variabel Y Cronbach’s alphanya
sebesar 0,887. Hasil di atas dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan
pada penelitian ini mempunyai tingkat reabilitas yang tinggi.
Analisis deskriptif
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif
mengenai responden penelitian ini, khususnya mengenai variabel-
variabel penelitian yang digunakan.Statistik deskriptif memberikan
gambaran informasi atau deskripsi suatu data secara sederhana dari
obyek penelitian yang terkait dengan model penelitian yang
dikembangkan, antara lain dilihat dari nilai rata-rata (mean),
11
standar deviasi, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).
(Ferdinand, 2006).
Secara garis besar kecenderungan responden dalam menjawab
kuesioner dikategorikan seperti berikut :
Tabel.1. Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std. Error
Statistic Std. Error
Keunggulan 64 23,94 9,08 33,02 23,0658 4,43828 -,321 ,299 ,760 ,590
Kepuasan 64 21,91 7,43 29,35 19,8665 4,31495 -,443 ,299 ,790 ,590
Persepsi 64 20,48 13,43 33,91 23,8927 4,51697 -,017 ,299 ,133 ,590
WOM 64 9,98 4,02 13,99 10,2726 2,44391 -,317 ,299 ,080 ,590
Valid N (listwise) 64
Sumber: data diolah, 2014
Tabel diatas menunjukkan bahwa deskriptif variabel Keunggulan
Kompetitif (X1), Kepuasan (X2), Persepsi (X3), dan WOM (Y)
menunjukkan jumlah responden (N) ada 64. Nilai minimum dari variabel
keunggulan kompetitif sebesar 9,08, dan nilai maksimalnya sebesar
94.Untuk nilai minimum dari variabel kepuasan sebesar 7,43 dan nilai
maksimalnya sebesar 29,35 , untuk nilai minimum variabel perspsi
mempunyai nilai minimum sebesar 13,43 dan nilai maksimalnya sebesar
33,91, Sedangkan untuk nilai minimum variabel Words Of Mouth
mempunyai nilai minimum sebesar 4,02 dan nilai maksimalnya sebesar
13,99.
Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan minimum.
Nilai range untuk keunggulan kompetitif yaitu 23,94, nilai range
untuk variable kepuasan sebesar 21,91 dan nilai range untuk variabel
persepsi sebesar 20,48, dan nilai range untuk variabel Words Of
Mouth yaitu 9,98 Sedangkan untuk nilai mean statistik ketiga
variabel yaitu keunggulan kompetitif, kepuasan, persepsi lebih besar
dari Standar deviasi statistik yang artinya tidak terjadi variasi
data yang tinggi karena nilai variasi data tersebut nilainya lebih
rendah dari nilai rata-ratanya. Dari 64 responden ternyata data
keunggulan kompetitif, kepuasan, persepsi terdistribusi secara
normal. Hal ini dapat terlihat dari nilai skewness dan kurtosis
masing-masing variabel yang memiliki nilai mendekati nol.
Analisis Pengaruh Penciptaan Keunggulan Kompetitif Dalam Membentuk
WOM (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata Di
Kabupaten Bintan
Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis Pertama akan diuji sesuai dengan paradigma yang
mencerminkan hipotesis tersebut yaitu: penciptaan keunggulan
kompetitif (X1), kepuasan (X2) dan persepsi konsumen(X3) berpengaruh
secara simultan terhadap pembentukan WOM (Y). Pengujian dilakukan
dengan analisis jalur melalui SPSS.
Berdasarkan hasil pengolahan, maka langkah-langkah pengujian
hipotesis ini dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Membuat persamaan struktural
Y = Pyx1X1 + Pyx2X2 + Pyx3X3 + ε
12
2) Matrik Korelasi antar penciptaan keunggulan kompetitif (X1), kepuasan (X2) dan
persepsi konsumen(X3) berpengaruh secara simultan terhadap pembentukan WOM
(Y) Tabel 4.33
Correlations
X1 X2 X3 Y
X1 Pearson Correlation 1 ,775(**) ,638(**) ,733(**)
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 64 64 64 64
X2 Pearson Correlation ,775(**) 1 ,708(**) ,651(**)
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 64 64 64 64
X3 Pearson Correlation ,638(**) ,708(**) 1 ,753(**)
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 64 64 64 64
Y Pearson Correlation ,733(**) ,651(**) ,753(**) 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 64 64 64 64
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: data diolah. 2014
Tabel 4.34
Matrik Korelasi
X1 X2 X3 Y
X1 1.000 0.775 0.638 0.733
X2 0.775 1.000 0.708 0.651
X3 0.638 0.708 1.000 0.753
Y 0.733 0.651 0.753 1.000 Sumber: data diolah. 2014
3) Koefisien Jalur Pyxi (i – 1,2,3)
=
Tabel 4.35 Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t
Sig.
B Std. Error Beta Std. Error
1 (Constant) -1,221 1,135 -1,076 ,286
X1 ,022 ,054 ,137 3,410 ,004
X2 ,192 ,055 ,338 3,499 ,002
X3 ,300 ,051 ,554 5,914 ,001
a Dependent Variable: Y Sumber: data diolah. 2014
4) Mengitung R2y (X1X2) yaitu koefisien yang mengatakan determinasi total (simultan) X1, X2,X3 dan Y
R2y (X1,X2,X3) = ( 0,137 0,338 0,554)
13
R2 y(X1,X2,X3) = 0,738
Tabel 4.36 Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,812(a) ,738 ,642 1,46126
a Predictors: (Constant), X3, X2, X1 Sumber: data diolah. 2014
5) Menghitung koefisien jalur variabel luar (ρyε)
ρyε =
= 0,512
6) Menguji Koefisien Jalur ρyXi
Secara manual koefisien jalur dengan statistik uji t dengan
derajat bebas 16 pada titik kritis =2.1199. Dengan menggunakan
output SPSS di tabel Coefficients(a), pada kolom sig dan t dipakai
untuk menguji koefisien jalur.
Koefisien Jalur ρyX1
Ho : ρyX1 = 0
Ho : ρyX1 ≠ 0
Terlihat pada p-value (kolom sig) = 0,004< 0,05 atau t = 3,410
> 2,1199, maka Ho ditolak
Koefisien Jalur ρyX2
Ho : ρyX2 = 0
Ho : ρyX2 ≠ 0
Terlihat pada p-value (kolom sig) = 0,002< 0,05 atau t = 3,499
> 2,1199, maka Ho ditolak
Koefisien Jalur ρyX3
Ho : ρyX3 = 0
Ho : ρyX3 ≠ 0
Terlihat pada p-value (kolom sig) = 0,001< 0,05 atau t = 5,914
> 2,1199, maka Ho ditolak
7) Menghitung Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen a. Pengaruh langsung
X1 Y (0,137) (0,137) = 0,018
X2 Y (0,338) (0,338) = 0,114
X3 Y (0,554) (0,554) = 0,307
b. Pengaruh Tidak Langsung X1 melalui X2 Y = (0,137) (0,775) (0,338) = 0,035
X2 melalui X3 Y = (0,338) (0,708) (0,554) = 0,135
X1 melalui X3 Y = (0,137) (0,638) (0,554) = 0,048
Maka melalui perhitungan matrik korelasi dan matrik invers
korelasi antara variabel bebas (independen) maka diperoleh koefisien
jalur atau besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas
(independen). Hasil perhitungan menunjukkan besarnya koefisien jalur
keunggulan kompetitif (X1) terhadap pembentukan WOM (Y) adalah 0,137
atau sebesar 15 %. Besarnya koefisien jalur kepuasan wisatawan (X2)
terhadap pembentukan WOM sebesar 0,338 atau 32% dan koefisien jalur
persepsi wisatawan (X3) terhadap pembentukan WOM sebesar 0,554 atau
53%. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
14
Gambar 4.1
Besarnya Koefisien Jalur
Sumber: data diolah, 2014
Dari gambar grafik 4.1 dapat diketahui bahwa koefisien jalur X3
mempunyai pengaruh yang besar dari pada X1 dan X2. Hal ini menandakan
bahwa persepsi mempunyai pengaruh lebih besar untuk membentuk WOM
(Word Of Mouth). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.37
Besarnya Pengaruh Varibel X1, X2,dan X3 Secara langsung dan Tidak Langsung
Terhadap Y
Pengaruh
Langsung
Pengaruh Tidak Langsung Melalui
Total X1 X2 X3 Sub
Total
X1 0,018 + 0,035 + 0,048 + 0,083 + 0.101 +
X2 0,114 + 0,035 + 0,135 + 0,170 + 0.284 +
X3 0,307 + 0,048 + + 0,048 + 0.355 +
Pengaruh Variabel X1,X2 dan
X3
0.738
Pengaruh Variabel Luar 0.262
Total 1.000
Sumber: data diolah, 2014
Hasil uji hipotesis secara bersama berdasarkan pengolahan data
yang telah dilakukan. Pengujian hipotesis secara bersama menggunakan
statistic uji F akan ditampilkan dalam bentuk Tabel ANOVA(b) di bawah
ini:
Tabel 4.38
Hasil Hiptesis Secara Simultan
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
1 Regression 91,015 3 30,338 20,717 ,000(a)
Residual 155,354 60 2,589
Total 246,369 63
a Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b Dependent Variable: Y Sumber: data diolah. 2014
X10,137
X2;0,338
X30,554
Besarnya Koefisien Jalur
15
Hasil pengujian hipotesis secara bersama melalui uji F
berdasarkan Tabel 4.32 diperoleh nilai Fhitung sebesar 20,717 lebih
besar dari Ftabel 1.342 dan nilai sig sebesar 0.000 lebih kecil
dibandingkan α sebesar 0.05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa
terdapat pengaruh secara bersama antara ketiga variabel bebas
terhadap pembentukan WOM. Ftable didapatkan dengan menggunakan
microsoft excel untuk tabel distribusi F, didapatkan nilai Ftabel
dengan degrees of freedom (df) n1 = 3 (df dari regresi) dan n2 = 60
(df dari residual) adalah sebesar 2.76
Sedangkan untuk melihat pengaruh variabel atau konstruk mana
yang lebih besar, cukup dilihat pada hasil uji statistik t yang
terdapat pada tabel Coefficients(a). Variabel yang memiliki hasil
uji t yang lebih besar merupakan variabel yang memiliki pengaruh
yang lebih besar dibanding variabel lainnya.
Bahwa:
1. Variabel X1 memiliki hasil thitung (3,410) yang lebih kecil
daripada hasil variabel X2 (3,499). Jadi bisa dikatakan bahwa
variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X2. Dari hasil
perhitungan pengaruh total pada tabel 4.36 dapat dilihat bahwa
variabel X1 terhadap variabel independen adalah sebesar 0,101
atau 10,1%
2. Variabel X2 memiliki hasil thitung (3,499) yang lebih kecil
daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi bisa dikatakan bahwa
variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3 terhadap
variabel dependen. Dari hasil perhitungan pengaruh total pada
tabel 4.36 dapat dilihat bahwa variabel X2 terhadap variabel
independen adalah sebesar 0,284 atau 28,4%
3. Variabel X1 memiliki hasil thitung (3,410) yang lebih kecil
daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi bisa dikatakan bahwa
variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3 terhadap
variabel dependen. Dari hasil perhitungan pengaruh total pada
tabel 4.36 dapat dilihat bahwa variabel X1 dan X3 terhadap
variabel independen adalah sebesar 0,355 atau 35,5%
Untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel dapat
dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 4.2
Besarnya Pengaruh Tiap Variabel Terhadap Y
Sumber: data, diolah 2014
X1;10,10%
X228,40%
X3 35,50%
Besarnya Pengaruh Tiap Variabel Terhadap variabel Y
16
4.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua yang diuji sesuai dengan paradigma
yang menggambarkan Penciptaan Keunggulan Kompetitif (X1) berpengaruh
secara partial terhadap kepuasan Konsumen (X2) Destinasi wisata
Kabupaten Bintan. Maka melalui perhitungan matrik korelasi dan
matrik invers korelasi antara variabel Penciptaan Keunggulan
Kompetitif (X1) dan variabel kepuasan Konsumen (X2) maka diperoleh
koefisien jalur atau besarnya pengaruh masing-masing variabel. Hasil
perhitungan menunjukkan besarnya koefisien jalur keunggulan
kompetitif (X1) terhadap kepuasan Konsumen (X2). Dari perhitungan
hasil uji statistik t yang terdapat pada tabel Coefficients(a)
menunjukkan bahwa Variabel X1 memiliki hasil thitung (3,410) yang
lebih kecil daripada hasil variabel X2 (3,499). Jadi bisa dikatakan
bahwa variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X2. Hal ini dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik. 4.3
Besarnya Pengaruh Variabel X1 dan X2
Sumber: data, diolah 2014
4.3.3 Hipotesis ketiga
Pengujian hipotesis ketiga yaitu Penciptaan Keunggulan
Kompetitif berpengaruh secara partial terhadap Persepsi Konsumen
pada Destinasi wisata Kabupaten Bintan yang diuji sesuai dengan
paradigma yang menggambarkan Penciptaan Keunggulan Kompetitif (X1)
berpengaruh secara partial terhadap Persepsi Konsumen (X3) Destinasi
wisata Kabupaten Bintan. Maka melalui perhitungan matrik korelasi
dan matrik invers korelasi antara variabel Penciptaan Keunggulan
Kompetitif (X1) dan variabel persepsi Konsumen (X3) maka diperoleh
koefisien jalur atau besarnya pengaruh masing-masing variabel. Hasil
perhitungan menunjukkan besarnya koefisien jalur keunggulan
kompetitif (X1) terhadap persepsi Konsumen (X3).
Dari perhitungan hasil uji statistik t yang terdapat pada tabel
Coefficients(a) menunjukkan bahwa Variabel X2 memiliki hasil thitung
(3,499) yang lebih kecil daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi
bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3 terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan pengaruh total
X1
3,41
X2
3,499
Besarnya Pengaruh Variabel X1 dan X2
17
pada tabel 4.36 dapat dilihat bahwa variabel X2 terhadap variabel
independen adalah sebesar 0,284 atau 28,4%
Grafik. 4.4
Besarnya Pengaruh Variabel X2 dan X3
Sumber: data, diolah 2014
4.4.4 Hipotesis keempat Keunggulan Kompetitif berpengaruh untuk membentuk Perilaku Word
Of Mouth terhadap Destinasi wisata Kabupaten Bintan. Hal ini dapat
dilakukan pengujian dengan memperhatihan tabel 4.38 di bawah ini:
Tabel 4.39
Hasil Hiptesis Secara Partial antara variabel X1 dan Y
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta Std. Error
1 (Constant) 3,502 1,389 2,521 ,004
X1 ,294 ,059 ,533 4,961 ,000
a Dependent Variable: Y
Sumber : data diolah, 2014
Dari hasil perhitungan Koefisien Jalur ρyX1 yang diperoleh dari
tabel Coefficients(a)
di atas dapat dilihat bahwa :
Ho : ρyX1 = 0
Ho : ρyX1 ≠ 0
Terlihat pada p-value (kolom sig) = 0,004< 0,05 atau t = 4,961
> 2,1199, maka Ho ditolak. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh
keterangan objektif, bahwa koefisien jalur dari X1 ke Y secara
statistik adalah bermakna dan signifikan (thitung di atas ttabel dan
p-value dibawah 0,05). Jadi memiliki pengaruh terhadap pembentukan
perilaku WOM (Word Of Mouth). Dengan kata lain pada penelitian ini
diperoleh bahwa penciptaan keunggulan kompetitif memiliki pengaruh
yang signifikan dalam membentuk WOM (Word Of Mouth).
Hal ini menjadi jawaban bahwa bila suatu daerah bisa
menciptakan keunggulan kompetitif melalui kepuasan yang dirasakan
dan persepsi masyarakat yang timbul pada destinasi wisata ke objek
yang ada di Kabupaten Bintan, maka dengan sendirinya akan bisa
membentuk Word OF Mouth (WOM) yang positif.
X1
3,499X3
5,914
Besarnya pengaruh X1 terhadap X3
18
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
4. Pengaruh secara simultan penciptaan Keunggulan Kompetitif,
Kepuasan wisatawan dan persepsi wisatawan pada objek pariwisata
Kabupaten Bintan terhadap membentuk Word Of Mouth. Hasil pengujian
hipotesis secara bersama diperoleh nilai Fhitung sebesar 20,717
lebih besar dari Ftabel 1.342 dan nilai sig sebesar 0.000 lebih
kecil dibandingkan α sebesar 0.05 maka Ho ditolak yang berarti
bahwa terdapat pengaruh secara bersama antara ketiga variabel
bebas (X1, X2, dan X3) terhadap pembentukan WOM. Ftable didapatkan
dengan degrees of freedom (df) n1 = 3 (df dari regresi) dan n2 =
60 (df dari residual) adalah sebesar 2.760
5. Pengaruh variabel yang membentuk kepuasan dari Keunggulan
Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan diperoleh Variabel X1
memiliki hasil thitung (3,410) yang lebih kecil daripada hasil
variabel X2 (3,499). Jadi bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih
kecil pengaruhnya daripada X2. Dari hasil perhitungan pengaruh
total diperoleh bahwa variabel X1 terhadap variabel independen
adalah sebesar 0,101 atau 10,1%
6. Pengaruh antara variabel yang membentuk Persepsi Konsumen dari
Keunggulan Kompetitif wisata Kabupaten Bintan. Variabel X1
memiliki hasil thitung (3,410) yang lebih kecil daripada hasil
variabel X3 (5,914). Jadi bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih
kecil pengaruhnya daripada X3 terhadap variabel dependen. Dari
hasil perhitungan pengaruh total pada tabel 4.36 dapat dilihat
bahwa variabel X1 dan X3 terhadap variabel independen adalah
sebesar 0,355 atau 35,5%
7. Keunggulan kompetitif berpengaruh terhadap membentuk Word Of Mouth dapat diketahui bahwa pada p-value (kolom sig) = 0,004< 0,05 atau
t = 4,961 > 2,1199, maka Ho ditolak. Dari hasil pengujian tersebut
diperoleh keterangan objektif, bahwa koefisien jalur dari X1 ke Y
secara statistik adalah bermakna dan signifikan (thitung di atas
ttabel dan p-value dibawah 0,05). Jadi memiliki pengaruh terhadap
pembentukan perilaku WOM (Word Of Mouth). Dengan kata lain pada
penelitian ini diperoleh bahwa penciptaan keunggulan kompetitif
memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk WOM (Word Of
Mouth). Hal ini menjadi jawaban bahwa bila suatu daerah bisa
menciptakan keunggulan kompetitif melalui kepuasan yang dirasakan
dan persepsi masyarakat yang timbul pada destinasi wisata ke objek
yang ada di Kabupaten Bintan, maka dengan sendirinya akan bisa
membentuk Word OF Mouth (WOM) yang positif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pihak pengelola pariwisata
terutama pemerintah Kabupaten Bintan demi terciptanya keunggulan
bersaing sehingga bisa menciptakan Word Of Mouth yang positif pada
destinasi kunjungan wisata di daerah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Melihat bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh signifikan
terhadap penciptaan Word Of Mouth yang positif. Maka pemerintah
Kabupaten Bintan sebaiknya lebih meningkatkan daya saing dengan
objek-objek wisata yang ditawarkan Kabupaten Bintan baik itu
sarana prasarana, pelayanan, fasilitas yang memadai, kenyamanan,
19
dan keamanan, sehingga kepuasan dan persepsi masyarakat terhadap
destinasi kunjungan wisata akan ikut meningkat. Dengan kata lain
keunggulan yang dimiliki Kabupaten Bintan akan bisa menciptakan
komunikasi dari mulut ke mulut yang positif.
2. Penenlitian ini memiliki keterbatasan, antara lain penelitian ini hanya melihat adanya pengaruh keunggulan kompetitif destinasi
wisata Kabupaten Bintan yang bisa menciptakan Word Of Mouth
sehingga hasil dicapai belum dapat menunjukkan hasil yang
maksimal. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya perlu dilakukan
kajian lebih lanjut mengenai pengaruh keunggulan kompetitif untuk
menciptakan Word Of Mouth.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau hasil Susenas 2008-
2012, No. 43/07/Th.XVI, 1 Juli 2013
Brown, Barry, Dacin and Guust, 2005, “Spearching for consensus on
the antecedent role of service quality and satisfaction: an
exploratory cross-national study”. Journal Of Business
research, Vol; 51.pp 53-60
Basiya R dan Hasan Abdul Rozak, 2012, Kualitas Daya Tarik Wisata,
Kepuasan Dan Niat Kunjungan kembali Wisatawan di Jawa
Tengah,Jurnal: Dinamika Kepariwisataan Vol XI. No.2 Oktober
2012.Universitas Stikubank, Semarang
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan
Erida (2009), “Pengaruh Kepuasan Konsumen dan Insentif Terhadap
Perilaku WOM (WORD OF MOUTH) Konsumen Jasa Angkutan Penumpang
Bis Antar Kota Provinsi Kelas Eksekutif Di Bandung,
Universitas Jambi, Jambi
Freddy Rangkuti, 2002.Measuring customer satisfaction :Teknik
mengukur dan
Strategi meningkatkan kualitas pelanggan, Edisi keempat,
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Fandy Tjiptono,Gregorius Chandra., 2008. Pemasran Strategik.. Edisi
satu.: Andi. Yogyakarta
Geykens, Inge, Jan Benedict E.M. Steenkemp, danNirmala Kumar, 1999,
“AMeta –Analysis of Satisfaction”, Academy of Management
Journal of Marketing Research, Vol.XXXVI, May.
Goodman, Paul S, Mark Fichman, F.J. Larch, dan Pamela R.S, 1995“
Customer-543`2Firm Relationships, Involvement, and Customer
Satisfaction”,Academy Of Management Journal, Vol. 38, No.5.
Hair, J.F., Black, W.C., Anderson, R.E., and Tatham, R.L,1998,
Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice Hall,
Upper Saddle River, New Jersey
20
Hosiana Ayu Hidayati, Suharyan, Srikandi Kurniaty, Faktor-faktor
Yang Membentuk Komunikasi WOM dan Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian
Iranita, 2004, Pengaruh Kualitas produk dan Customer Value Terhadap
hasil penjualan Karet Alam di Sumatera Barat, Universitas
Padjajaran
Kaplan, Saccuzo.,1993, Psicological Testing Principles Applications
and Issues, Brool?Cole Pub a divition of Wadsworth, Inc
Kotler, Philip,. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. PT Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta.
__________,. dan Keller , Kevin Lane,.2009. Manajemen Pemasaran.
Edisi Tigabelas. Erlangga dengan Power MacPro
Nirwana SK Sitepu, 1994, Analisis Jalur (Path Analysis), Diterbitkan
Atas Usaha Unit pelayanan Statistika, Jurusan FMIPA, Unpad,
Bandung
Nur Fitriana (2011), “Analisis Pengaruh Promosi Word Of Mouth
Terhadap Brand Image Dan Proses Keputusan Kunjungan Kebun
Raya Bogor, Universitas Pertanian Bogor, 2011
Parasuraman, A, V.A. Zeithami and L.L. Berry, 1988, “A Multiple-Item
Scale forMeasuring Consumer Perceptions of Service Quality”,
Journal of Retailling, Vol. 64, p.12-40
Selnes, Fred, 1993,” An Examination of the Effect of Product
PerformanceOn Brand Reputation, Satisfaction and Loyalty”,
European Journal of Marketing, Vol.27,No.9.
Strategi meningkatkan kualitas pelanggan, Edisi keempat,
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Stratford, 2004, “Stratford-on-Avon District Council Customer
Satisfaction Index,” [online:
http://www.stratford.gov.uk/community/council-805.cfm.htm. 21
Oktober 2013]
Sucherly., 2001, Kinerja Strategi Bauran Pemasaran Jasa SLI 008,
Pengaruhnya Terhadap Nilai Jasa dan Loyalitas Pelanggan
PT.Satelit Palapa Indonesia, Makalah yang disajikan pada temu
Ilmiah Sewindu Program Magister Manajemen Universitas
Padjajaran, Bandung
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempatbelas.
Bandung: CV. Alfabeta.Suhartini Karim.(2007)
Umar, H., 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Yeni Yuniawati, 2013.,Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi
Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer
Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD),
Universitas Pendidikan Indonesia.
21