wettabilitas

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya tentang mekanika reservoar telah berkembang pesat. Ilmu mekanika reservoir telah banyak memberikan kontribusi terhadap aspek kehidupan manusia. Karena aplikasinya banyak digunakan dalam suatu industri dunia perminyakan. Pengetahuan mengenai sifat fisik batuan reservoir sangat diperlukan dalam bidang dunia perminyakan. Apabila kita telah memahami mengenai sifat fisik batuan reservoir maka kita akan mudah mengaplikasikannya kedalam dunia perminyakan dan mendesain alat-alat yang sesuai akan sifat fisik dari batuan reservoir tersebut, agar fluida mudah untuk dikeluarkan dari perut bumi. Dan dari semua batuan tidak semua batuan bias dialiri oleh fluida maka itu batuan yang bisa dialiri fluida yaitu batuan reservoir. Didalam dunia perminyakan kita harus mengetahui ilmu- ilmu tersebut. Ilmu tersebut merupakan dasar dalam orang yang akan berkesinambungan berkerja diidustri perminyakan. Untuk itu sebagai mahasiswa perminyakan

Upload: andre-setiaselalu

Post on 17-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ilmu

TRANSCRIPT

Page 1: Wettabilitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya tentang mekanika

reservoar telah berkembang pesat. Ilmu mekanika reservoir telah banyak memberikan

kontribusi terhadap aspek kehidupan manusia. Karena aplikasinya banyak digunakan

dalam suatu industri dunia perminyakan.

Pengetahuan mengenai sifat fisik batuan reservoir sangat diperlukan dalam bidang

dunia perminyakan. Apabila kita telah memahami mengenai sifat fisik batuan

reservoir maka kita akan mudah mengaplikasikannya kedalam dunia perminyakan

dan mendesain alat-alat yang sesuai akan sifat fisik dari batuan reservoir tersebut,

agar fluida mudah untuk dikeluarkan dari perut bumi. Dan dari semua batuan tidak

semua batuan bias dialiri oleh fluida maka itu batuan yang bisa dialiri fluida yaitu

batuan reservoir.

Didalam dunia perminyakan kita harus mengetahui ilmu-ilmu tersebut. Ilmu

tersebut merupakan dasar dalam orang yang akan berkesinambungan berkerja

diidustri perminyakan. Untuk itu sebagai mahasiswa perminyakan pengetahuan

tersebut merupakan pengetahuan wajib untuk diketahui.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Apa itu wettabilitas?

Page 2: Wettabilitas

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dalam makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Menjelaskan wettabilitas

Page 3: Wettabilitas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Wettabilitas ( Derajat Kebasaan)

Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk

dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua difluida yang tak saling campur

(immisible). Pada bidang antar muka cairan dengan benda padat terjadi gaya

terik-menarik antara cairan dengan benda padat (gaya adhesi), yang

merupakan faktor dari tegangan permukaan antara fluida dan batuan. Dalam

sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak (atau gas) yang ada

diantara matrik batuan.

AT= σSO−σSW=σWO .cos θwo

Keterangan :

σSO=tegangan permukaan benda padat−minyak , dynecm

σSW =tegangan permukaan benda padat−air , dynecm

σWO=tegangan permukaan air−minyak , dynecm

θ wo=sudut kontak air−minyak

Wettabilitas ini penting peranannya dalam ulah laku kerja reservoir,

sebab akan menimbulkan tekanan kapiler yang akan memberikan dorongan

sehingga minyak atau gas dapat bergerak. Besaran wettabilitas ini sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Jenis mineral yang terkandung dalam batuan reservoir

Page 4: Wettabilitas

2. Ukuran butir batuan, semakin halus ukuran butir batuan maka

semakin besar gaya adhesi yang terjadi

3. Jenis kandungan hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak

mentah (crude oil)

Wettabilitas terbagi menjadi dua kategori berdasarkan pada jenis

komponen yang mempengaruhi, yaitu :

1. Water wet

Water wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak fluida

(minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri lebih kecil dari 90o (θ < 90o).

Kejadian ini terjadi sebagai akibat dari gaya adhesi yang lebih besar pada

sudut lancip yang dibentuk antara air dengan batuan dibandingkan gaya

adhesi pada sudut yang tumpul yang dibentuk antara minyak dengan batuan.

2. Oil wet

Oil wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak antara fluida

(minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri dengan sudut lebih besar dari 90o

(θ > 90o). Karakter oil wet pada kondisi batuan reservoar tidak diharapkan

terjadi sebab akan menyebabkan jumlah minyak yang tertinggal pada batuan

reservoar saat diproduksi lebih besar daripada water wet.

Suatu cairan dapat dikatakan membasahi zat padat jika tegangan

adhesinya positif (θ<750¿, yang berarti batuan bersifat water wet. Apabila

sudut kontal antara cairan dengan benda padat antara 750-1050, maka batuan

tersebut bersifat intermediet. Apabila air tidak membasahi zat padat maka

tegangan adhesinya negative (θ>1050¿ , berarti batuan bersifat oil wet. Pada

umumnya reservoir bersifat oil wet, sehingga air cendrung melekat pada

Page 5: Wettabilitas

permukaan batuan sedangkan minyak akan terletak diantara fasa air, jadi

minyak tidak mempunyai gaya tarik-menarik dengan batuan dan akan lebih

mudah mengalir.

Pada waktu reservoir mulai diproduksikan, dimana harga saturasi

minyak cukup tinggi dan air hanya cincin-cincin yang melekat pada batuan

formasi, butiran-butiran air tidak dapat bergerak atau bersifat immobile, dan

saturasi air yang demikian disebut residual water saturation. Pada saat

demikian minyak merupakan fasa yang kontinyu dan bersifat mobile.

Setelah produksi mulai berjalan, minyak akan terus berkurang

digantikan oleh air. Saturasi minyak akan semakin berkurang dan saturasi air

akan terus bertambah, sampai pada saat tertentu saturasi air akan menjadi fasa

kontinyu, dan minyak merupakan cincin-cincin. Pada saat ini, air bersifat

mobile dan akan bergerak bersama-sama minyak.

Menurut Srobod (1952) harga wetabilitas dan sudut kontak nyata

ditentukan berdasarkan karakteristik pembahasan, yang merupakan fungsi dari

threshold pressure (Pt), sesuai dengan persamaan berikut :

Wettabilitiy Number = cosθwo PTwoσ oa

cosθoa PToaσ wo

Contact Angle = cosθwo=PTwo σ oa

PToa σ wo

Keterangan :

Cos θwo=¿ Sudut kontak air dengan minyak dalam inti batuan

Cos θoa=¿ Sudut kontak minyak dengan udara dalam inti batuan (=1)

PTwo = Tekanan threshold inti batuan terhadap minyak (pada waktu

batuan berisi air)

PToa = Tekanan threshold inti batuan terdapat udara (pada waktu

batuan berisi minyak)

Page 6: Wettabilitas

σ wo = Tegangan antar muka antara air dengan minyak

σ oa = Tegangan antar muka antara minyak dengan udara

Pengukuran wettabilitas dapat menggunakan Metode Amott (dengan

alat laboratorium yaitu Spontaneous imbibition). Pada wettabilitas dapat juga

dengan menggunakan metode permeabilitas relatif. Studi yang dilakukan oleh

Owens dan Archer menemukan bahwa kenaikan oil wetness (pada kondisi

saturasi air konstan) terproduksi dengan kenaikan permealibitas relatif air dan

penurunan permeabilitas minyak. Trieber et. al., (1962) berkesimpulan bahwa

kenaikan water wet pada media porous yang consolidated mempunyai

permeabilitas relatif kurang dari 15% untuk saturasi minyak sisa, disamping

itu pada media porous dengan kondisi oil wet terlihat 50% atau lebih tinggi

permebilitas relatif air.

Pada kondisi batuan terbasahi oleh sistem water wet, secara

keseluruhan minyak akan banyak mengalir pada channel block dari pada air,

karena permeabilitas relatif air yang rendah, tetapi kondisi minyak pada

sistem oil wet mempunyai kemampuan alir yang lebih kecil hal ini

dikarenakan minyak menempel pada dinding batuan, kondisi ini disebabkan

distribusi air yang kecil dan permeabilitas relatif air yang besar. Pada kondisi

strongly water wet, efek pada permeabilitas pada fasa nonwetting pada

saturasi air sisa(Swi) sama dengan mendekati permeabilitas absolut pada

batuan. Pada kondisi reservoir strong water wet, air terjebak pada pori pori

yang terbesar, disamping itu pada strongly oil water reservoir, air berpindah

ke dalam pori pori yang lebih besar dan banyak terjebak pada dinding ruang

pori.

Page 7: Wettabilitas

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk

dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua difluida yang tak saling campur

(immisible). Wettabilitas ini penting peranannya dalam ulah laku kerja

reservoir, sebab akan menimbulkan tekanan kapiler yang akan memberikan

dorongan sehingga minyak atau gas dapat bergerak. Wettabilitas terbagi

menjadi dua kategori berdasarkan pada jenis komponen yang mempengaruhi,

yaitu Oil wet dan Water wet. Suatu cairan dapat dikatakan membasahi zat

padat jika tegangan adhesinya positif (θ<750¿, yang berarti batuan bersifat

water wet. Apabila air tidak membasahi zat padat maka tegangan adhesinya

negative (θ>1050¿ , berarti batuan bersifat oil wet.

Pengukuran wettabilitas dapat menggunakan Metode Amott (dengan

alat laboratorium yaitu Spontaneous imbibition). Pada wettabilitas dapat juga

dengan menggunakan metode permeabilitas relatif. Studi yang dilakukan oleh

Owens dan Archer menemukan bahwa kenaikan oil wetness (pada kondisi

saturasi air konstan) terproduksi dengan kenaikan permealibitas relatif air dan

penurunan permeabilitas minyak

B. Saran

Kita tahu wettabilitas merupakan salah satu sifat fisik batuan reservoir.

Wettabilitas yang berti adalah kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fluida,

karena wettabilitas sangat berpengaruh dalam pemberi tekanan fluida untuk

bergerak. Maka dari itu dari aplikasi lapangannya penting untuk mengenal

batuan reservoir yang mana yang berkemampuan untuk dibasahi oleh fluida.