eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81343/1/skripsi_full.docx · web viewatau merapikan...

209
DAMPAK IMPLEMENTASI OTOMASI DI PERPUSTAKAAN SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora Oleh: Unzilla Astari NIM 13040112140154 PROGRAM STUDI S1-ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA i

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DAMPAK IMPLEMENTASI OTOMASI

DI PERPUSTAKAAN SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora

Oleh:

Unzilla Astari

NIM 13040112140154

PROGRAM STUDI S1-ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“The number one benefit of information technology is that it empowers people to do what they want to do. It lets people be creative. It lets people be productive. It lets people learn things they didnt’t think they could learn before, and so in a sense it is all about potential”

· Steve Ballmer -

Persembahan

Dengan ridho Allah swt, saya persembahkan karya ini kepada kedua orang tuaku tercinta. Terima kasih atas do’a, semangat, motivasi dan kasih sayang yang tidak terhingga.

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak Implementasi Otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang”. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Redyanto Noor, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro;

2. Dra. Rukiyah, M.Hum., selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro;

3. Drs. Jumino, M.Lib., M.Hum., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro;

4. Yanuar Yoga Prasetyawan, S. Hum., M.Hum., selaku dosen pembimbing dan dosen wali yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran serta masukan terhadap penulisan skripsi ini;

5. Seluruh dosen Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas ilmu dan bimbingan selama masa perkuliahan;

6. Taufiqurrohman M. A., A.Md., selaku Pustakawan Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang yang bersedia memberikan informasi terkait penelitian kepada penulis;

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii

HALAMAN PERSETUJUAN iv

HALAMAN PENGESAHAN v

PRAKATA vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR BAGAN xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

ABSTRAK xvi

ABSTRACT xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 6

1.4 Manfaat Penelitian 6

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian 6

1.6 Kerangka Teori Penelitian 7

1.7 Batasan Istilah 8

1.8 Sistematika Penulisan 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Informasi 11

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Teknologi Informasi di Perpustakaan 12

2.1.2 Aplikasi Teknologi Informasi di Perpustakaan 14

2.1.3 Peran Teknologi Informasi di Perpustakaan 15

2.2 Otomasi Perpustakaan 16

2.2.1 Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan 17

2.2.2 Manfaat Sistem Otomasi Perpustakaan 19

2.2.3 Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan 20

2.3 Dampak Otomasi di Perpustakaan 23

2.4 Penelitian Sejenis Sebelumnya 26

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Jenis Penelitian 30

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 31

3.3 Informan Penelitian 31

3.4 Jenis dan Sumber Data 32

3.5 Metode Pengumpulan Data 33

3.6 Metode Analisis Data 35

3.6 Uji Keabsahan Data 37

BAB 4 GAMBARAN UMUM

4.1 Profil Singkat Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 39

4.2 Implementasi Sistem Otomasi Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 44

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 Profil Informan 48

5.2 Kebutuhan Implementasi Teknologi Informasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 51

5.2.1 Bahan Pustaka yang Belum Diolah di Perpsutakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 51

5.2.2 Intensitas Pemustaka Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 54

5.2.3 Kecenderungan Sikap Pemustaka Terhadap Bantuan Pustakawan 56

5.3 Proses Implementasi Otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 57

5.4 Dampak Implementasi Otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 61

5.4.1 Otomasi Perpustakaan Membantu Mengontrol Pekerjaan Pustakawan 62

5.4.2 Otomasi Perpustakaan Mengurangi Aktifitas Nonproduktif 63

5.4.3 Otomasi Perpustakaan Membantu Pekerjaan Pustakawan 64

5.4.4 Otomasi Perpustakaan Memudahkan Kegiatan Temu Balik Informasi Bagi Pemustaka 75

5.4.5 Otomasi Meningkatkan Citra Pelayanan Informasi 80

BAB 6 PENUTUP

6.1 Simpulan 88

6.2 Saran 89

DAFTAR PUSTAKA 90

LAMPIRAN 1

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Profil Informan 45

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Penelitian 5

Bagan 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Tampilan statistika jumlah koleksi perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 49

Gambar 5.2 Tampilan daftar statistika pengunjung 51

Gambar 5.3 Tampilan proses katalogisasi dengan bantuan teknologi informasi sistem otomasi 60

Gambar 5.4 Tampilan layanan sirkulasi dengan memanfaatkan fasilitas barcode scaner 63

Gambar 5.5 Tampilan OPAC Penelusuran koleksi bahan pustaka di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang 68

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian 2

LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 3

LAMPIRAN 3 Pedoman Wawancara 4

LAMPIRAN 4 Profil Informan Penelitian 8

LAMPIRAN 5 Reduksi Hasil Wawancara 10

LAMPIRAN 6 Biodata Penulis 30

LAMPIRAN 7 Pembimbingan 31

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat ini menuntut perpustakaan untuk lebih aktif, dinamis, cepat dan sistematis dalam segala hal baik dalam pelayanan maupun sumber informasi yang disajikan. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui dampak implementasi otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya implementasi otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang dapat memberikan dampak yang positif bagi pengelola perpustakaan yaitu, dapat membantu sebagian dari pekerjaan pustakawan yang sifatnya berulang-ulang seperti pada kegiatan pengelolaan koleksi bahan pustaka yang meliputi inventaris, katalogisasi, pembuatan barcode, dan pembuatan label. Selain itu, dengan mengimplementasikan teknologi informasi otomasi di perpustakaan kegiatan pengolahan informasi juga dapat dilakukan dengan cepat karena pustakawan sudah diberikan kolom ruas-ruas khusus untuk mengisi daftar bibliografi, begitu juga dalam kegiatan sirkulasi, dengan bantuan sistem informasi dan bantuan scaner kegiatan sirkulasi dapat dilakukan dengan cepat. Namun, dibalik dampak positif tersebut, mengandung dampak negatif bagi pemustaka, yaitu pemustaka masih memiliki perilaku dan kebiasaan yang kurang baik yaitu selalu menggantungkan proses penelusuran informasi pada pustakawan. Kendala yang dihadapi yaitu kurangnya pengetahuan pemustaka terhadap adanya penerapan otomasi fasilitas OPAC layanan pencarian informasi koleksi bahan pustaka di perpustakaan.

Kata kunci: Teknologi Informasi, Dampak Otomasi Perpustakaan, Implementasi Otomasi Perpustakaan, Perpustakaan Sekolah

ABSTRACT

The development of information technology is rapidly increasing demands of the library to be more active, dynamic, fast, and systematic. This study aims to determine the Impact of Application Library Automation In SMA Islam Hidayatullah Semarang. The method used in this research used qualitative method with case study approach. Data collection techniques are observation, interviews and document study. The results of this study indicated that the application of automatic computerized in the library of SMA Islam Hidayatullah Semarang can provide a positive impact for the library manager in oder to help some of librarian’s assignments in collecting management which are repeated as per following inventoring, cataloging, creating barcodes, and labels. In addition, by implementing automation of information technology in library, the activities in proceeding information can also be achieved quickly because the librarians are provided columns to complete the bibliography, as well as in the activities of circulation, with the help of information systems and scanner, any circulation arcivities can be completed quickly. But behind the positive impact, the user still have bad behavior and bad habits that they always dependent on the librarians to search information. Obstacles encountered in this study is the lack of knowledge on the application of OPAC automation searching service facility of some references in the library.

Keywords: Information Technology, The Impact of Library Automation, Application Library Automation, School Library

i

i

xvii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini, teknologi semakin canggih dan cepat. Kemajuan yang paling terlihat adalah para pengguna lebih cepat dalam mendapatkan informasi dan mengolah data. Teknologi informasi sudah banyak dimanfaatkan untuk pengelolaan pekerjaan karena daya efektivitas dan efisiensinya yang sudah terbukti dapat mempercepat hasil kinerja dan produksi. Peran teknologi di dalam perpustakaan sangat diperlukan mengingat perpustakaan erat kaitannya dengan informasi yang dibutuhkan pengguna. Oleh karena itu perpustakaan harus dapat menyediakan informasi dengan cepat dan mudah.

Perkembangan teknologi informasi saat ini menuntut perpustakaan untuk lebih aktif, dinamis, cepat, dan sistematis dalam segala hal baik dalam pelayanan maupun sumber informasi yang disajikan mengingat tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan informasi yang semakin tinggi dan pemustaka menginginkan informasi yang didapat secara cepat. Perkembangan teknologi informasi ini memberikan dampak dalam pengelolaan perpustakaan.

Penerapan teknologi informasi ini dapat difungsikan menjadi dua bentuk, yaitu pemanfaatan teknologi perpustakaan terotomasi dan pemanfaatan teknologi perpustakaan digital. Menurut Arif (2003: 1) pemanfaatan teknologi perpustakaan terotomasi adalah pemanfaatan teknologi yang digunakan sebagai sistem manajemen perpustakaan seperti bidang pekerjaan pengadaan, inventaris, katalogisasi, pengolahan anggota, sirkulasi bahan pustaka, statistik dan lain sebagainya. Sedangkan pemanfaatan teknologi perpustakaan digital yaitu pemanfaatan teknologi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Perpustakaan yang sudah menerapkan perpustakaan digital seperti perpustakaan nasional, umum, khusus dan perguruan tinggi, sedangkan perpustakaan sekolah sendiri belum banyak yang menerapkan perpustakaan digital dikarenakan ruang lingkup perpustakaan yang sangat kecil, sehingga pemanfaatan teknologi informasi di perpustakaan sekolah hanya sampai pada otomasi perpustakaan.

Perpustakaan sekolah atau madrasah adalah salah satu jenis perpustakaan yang melayani pemustaka di lingkungan sekolah. Tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai sarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa maupun guru di sekolah, seperti menyediakan buku-buku paket ataupun membantu siswa ketika membutuhkan bantuan dalam mencari informasi mengenai tugas sekolah. Hal tersebut tentunnya pustakawan diharapkan dapat melayani pemustaka dengan baik. Selain melayani pemustaka, pustakawan juga dituntut untuk dapat mengelola koleksi bahan pustaka di perpustakaan, agar nantinya koleksi bahan pustaka tersebut dapat dimanfaatkan bagi pemustaka.

Pengelolaan koleksi bahan pustaka di perpustakaan dilakukan mulai dari pengadaan. Setelah pengadaan, baru dilanjutkan dengan proses inventarisasi. Inventarisasi ialah pencatatan bahan pustaka kedalam buku induk. Bahan pustaka yang teah diinventaris selanjutnya dikelompokan atau diklasifikasi berdasarkan kesamaan subyek atau topiknya. Setelah bahan pustaka selesai diklasifikasi kemudian dilakukan proses katalogisasi, yaitu pembuatan deskripsi fisik dari buku untuk memudahkan pemustaka dalam menemukan lokasi buku itu berada. Selesai melakukan katalogisasi maka kegiatan yang dilaksanakan adalah pelabelan. Bahan pustaka yang telah selesai dioalah mulai dari inventaris sampai pelabelan, kemudian dilakukan pengerakan atau shelfing. Seluruh kegiatan pengelolaan bahan pustaka di perpustakaan tersebut dilakukan secara manual dari pengadaan sampai koleksi bahan pustaka tersebut dilayankan.

Kegiatan pengelolaan bahan pustaka di perpustakaan secara manual kurang efisien sehingga dengan adanya perkembangan teknologi informasi perlu dikembangkan untuk membantu kegiatan yang ada di perpustakaan. Hal tersebut sesuai dengan yang tertera di dalam undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pada bab tujuh pasal 23 ayat ke lima bahwa “Perpustakaan sekolah atau madrasah mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi”, dari pernyataan tersebut dapat diindikasikan bahwa perpustakaan sekolah atau madrasah perlu menerapkan otomasi perpustakaan untuk membantu kegiatan yang ada di perpustakaan khususnya pada pekerjaan pustakawan yang sifatnya reapetable.

Otomasi perpustakaan dianggap sebagai suatu pengembangan layanan yang penting untuk diterapkan karena berdasarkan kenyataan bahwa perpustakaan sekolah sebagian besar dikelola oleh pustakawan tunggal. Kegiatan pengelolaan perpustakaan yang ditangani oleh pustakawan tunggal rentan terbengkalai, hal tersebut terjadi karena kegiatan yang dikelola di perpustakaan tidak hanya satu dan terdapat kegiatan pengelolaan yang repetable atau berulang. Banyaknya kegiatan pengelolaan di perpustakaan, maka perpustakaan memerlukan teknologi yang dapat membantu mengelola perpustakaan yang disebut otomasi perpustakaan.

Ada banyak sekali macam software otomasi perpustakaan. Salah satunya software otomasi perpustakaan adalah Senayan Library Management System (SLiMS). SLiMS adalah software free open source yang dapat diunduh secara gratis bagi penggunanya. Software SLiMS ini sudah banyak dimanfaatkan oleh perpustakan untuk membantu management perpustakaan. Pengoperasian SLiMS sendiri terbilang cukup mudah karena bahasa yang digunakan dalam fitur-fitur SLiMS mudah dipahami.

Salah satu perpustakaan sekolah yang telah menerapkan SLiMS adalah perpustakaan sekolah SMA Islam Hidaytullah Semarang. SLiMS merupakan perangkat lunak otomasi perpustakaan yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan perpustakaan. Implementasi otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang telah diterapkan pada tahun 2012. Cakupan kegiatan yang dapat diambil alih oleh sistem otomasi SLiMS yaitu, pengadaan koleksi bahan pustaka, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, pengelolaan terbitan berkala, dan pengelolaan anggota. Sebelum adanya otomasi, semua kegiatan tersebut dilakukan secara manual. Salah satu perpustakaan sekolah yang memiliki pustakawan tunggal adalah perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Kegiatan yang dilakukan pustakawan di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang yaitu mengelola perpustakaan yang ada di perpustakaan, melayani pemustaka, dan juga memberikan informasi yang dibutuhkan pemustaka.

Pengelolaan perpustakaan secara manual sangat tidak memungkinkan untuk perpustakaan yang hanya mempunyai seorang pustakawan, karena dari hasil pengamatan penulis dilihat dari data statistika pengunjung pada tahun ajaran 2015/2016 pengunjug Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang mencapai 9.464 pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan. Maka, hal tersebutlah yang melandasi perpustakaan SMA Islam Hidayatullah menerapkan sistem teknologi informasi otomasi di perpustakaan. Karena untuk meningkatkan kinerja perpustakaan dan sesuai kemampuan perpustakaan sekolah, kiranya perlu dipikirkan otomasi perpustakaan (Lassa HS 2012: 391). Dengan adanya implementasi otomasi di perpustakaan maka pekerjaan pustakawan yang sifatnya repeatable dapat dipercepat dan diefesiensikan, dengan demikian maka pustakawan dapat melakukan pekerjaan yang lain.

Pengelolaan perpustakaan menggunakan sistem yang telah terotomasi menjadi salah satu aktivitas yang dibutuhkan oleh Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Hal ini mengindikasikan bahwa implementasi otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang memberikan dampak terhadap pengelolaan perpustakaan. Dampak implementasi otomasi menarik untuk dikaji lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana dampak yang ditimbulkan dengan adanya implementasi otomasi di perpustakaan. Hal inilah yang mendasari dilakukan kajian dalam penelitian ini dengan judul “Dampak implementasi Otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak implementasi otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak implementasi otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Menambah khasanah penelitian bagi bidang di perpustakaan sekolah, khususnya bidang ilmu perpustakaan dan informasi. Khususnya bidang kajian penerapan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang khususnya dalam penerapan otomasi perpustakaan sekolah.

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang yang berada di Jl. Durian Selatan. 1 No. 6, Srondol Wetan Banyumanik. Penelitian dilakukan pada bulan April 2016 hingga Oktober 2016 dengan rincian sebagai berikut:

Observasi Awal: Maret-April 2016

Pengumpulan Teori: April-Agustus 2016

Perumusan: Agustus 2016

Pengumpulan Data: Agustus 2016

Analisis Data dan Penulisan Laporan: Agustus-Oktober 2016

1.6 Kerangka Teori Penelitian

Untuk menjelaskan alur pikir dari permasalahan sampai tercapainya tujuan penelitiian, penulis menggunakan kerangka teori. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam bagan kerangka teori sebagai berikut:

Pekerjaan repetitif di perpustakaan adalah pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang seperti sirkulasi, membuat katalog, mencetak label, barcode, dan melakukan inventaris koleksi. Semua kegiatan tersebut dilakukan secara manual. Pekerjaan yang dilakukan pustakawan yang sifatnya berulang-ulang nfmengakibatkan pustakawan terlalu sibuk dengan pekerjaan repetitif secara tidak langsung membuat pustakawan bersikap acuh kepada pemustaka. Maka untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkannya suatu implementasi teknologi informasi otomasi perpustakaan. Penerapan otomasi di perpustakaan menurut Greene dapat membantu mengontrol seluruh pekerjaan, mengurangi aktivitas-aktivitas nonproduktif seperti pengarsipan dan pencatatan, mengurangi biaya perjalanan dan pertemuan, meningkatkan kepuasan pekerjaan karena meningkatnya keefektivitasan, meningkatkan kepuasan pengguna karena pelayanan yang tepat waktu dan menyediakan informasi yang lebih baik. Tujuan akhir dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak implementasi otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

1.7 Batasan Istilah

1. Sistem otomasi

Sistem otomasi perpustakaan merupakan pemanfaatan mesin komputer, dan peralatan elektroknik untuk memperlancar tugas-tugas perpustakaan. Sistem otomasi perpustakaan yang dimanfaatkan pustakawan SMA Islam Hidayatullah untuk membantu tugasnya diantaranya adalah pengadaan, katalogisasi, sirkulasi koleksi, pengolahan statistik, dan lain sebagainya.

2. Pemustaka

Pemustaka adalah orang yang memanfaatan koleksi bahan pustaka di perpustakaan. Pemustaka di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah ini terdiri dari pengunjung dan peminjam meliputi siswa, guru, dan karyawan atau staf lingkungan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

1.8 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran materi secara garis besar dalam penelitian ini, disusunlah sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi paparan yang mengantarkan pada pokok bahasan skripsi. Pada bab ini terdiri dari beberapa subbab, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka pikir, batasan istilah dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang landasan teori yang mendasari penelitian ini dan digunakan untuk memahami dan menganalisis permasalahan yang ada di dalam penelitian ini. Pada bab ini juga akan disajikan hasil penelitian sejenis sebelumnya.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini memaparkan tentang sejenis dan metode penelitian yang digunakan dalam desain dan jenis penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode pengolahan data, dan metode analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai objek penelitian untuk memberikan gambaran secara objektif situasi dan kondisi penulisan.

Bab V Analisis hasil penelitian

Pada bab ini berisi paparan mengenai hasil yang diperoleh dari penelitian. Data-data yang diperoleh dari penelitian akan diolah untuk nantinya dapat dirumuskan kesimpulan.

Bab VI Penutup

89

Bab ini berisi kesimpulan dari data yang telah diolah pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga disajikan saran atau rekomendasi dari hasil yang ada kepada pihak-pihakterkait.

1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepatnya telah membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat khususya pada bidang pekerjaan tidak terkecuali perpustakaan. Teknologi informasi adalah pemanfaatan yang berhubungan dengan masalah informasi dilihat dari segala aspek mulai dari pengumpulan data, penyampaian data, pengolahan data menjadi informasi, sampai dengan proses penyampaian informasi kepada orang yang membutuhkan. Istilah teknologi informasi mulai dipergunakan secara luas di pertengahan tahun 80-an.

Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi komputer yang dipadukan dengan teknologi telekomunikasi. Definisi kata informasi sendiri secara internasional telah disepakati sebagai hasil dari pengolahan data yang secara prinsip memiliki nilai value yang lebih dibandingkan dengan data mentah. Menurut Indrajit (2001:7) teknologi informasi adalah suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data informasi dan proses penyaluran data atau informasi tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu.

Adapun menurut Williams dan Stacey C. Sawyer (2007:4) teknologi informasi adalah istilah umum yang membantu manusia dalam membuat, mengubah menyimpan, mengomunikasikan dan juga menyebarkan informasi. Kemudian menurut Simarta (2006:3) teknologi informasi mengacu pada suatu item yang bermacam-macam dan kemampuan yang digunakan dalam pembuatan, penyimpanan, dan penyebaran data serta informasi, komponen utamanya ada tiga, yaitu komputer, komunikasi, dan keterampilan. Teknologi informasi baik secara implisit atau eksplisit tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain yang disebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi.

Menurut Indrajit (2001:7) Teknologi di perusahaan adalah sebagai alat otomatis menggantikan proses manual menjadi otomatis dengan tujuan efisien. Dalam Lessik (2005: 222) teknologi menyediakan kesempatan bagi pustakawan untuk berinovasi, meningkatkan kualitas, mengukur keberhasilan, dan menyelaraskan layanan dengan prioritas organisasi mereka. Munculnya teknologi informasi akan membawa dampak yang baik bagi pustakawan maupun penggunanya, dimana teknologi informasi digunakan dalam sebuah perpustakaan yang memberikan fasilitas pengolahan dan memberikan informasi lebih cepat.

2.1.1 Tujuan dan fungsi Teknologi Informasi di Perpustakaan

Teknologi informasi di jaman sekarang ini sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari baik untuk pribadi maupun untuk sebuah organisasi. Penerapan teknologi informasi sendiri juga berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Dalam sebuah organisasi peran teknologi sangat dubutuhkan karena dapat membatu proses pekerjaan menjadi cepat. Menurut Sutarman (2009:17) tujuan dari teknologi informasi dapat digunakan untuk memecahkan masalah, membuka kreativitas, dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam melakukan pekerjaan. Maka dengan adanya penerapan teknologi informasi di perpustakaan akan membuat pekerjaan pustakawan menjadi mudah dan efisien.

Berikut adalah fungsi teknologi informasi menurut Sutarman (2009:18) yaitu:

1. Menangkap (Capture)

2. Mengolah (Processing) fungsi teknologi informasi ini mengkompilasikan catatan rinci aktivitas, misalnya menerima input dari keyboard, scanner, mic dan sebagainya. Mengolah atau memproses data masukan yang diterima untuk menjadi informasi. Pengolahan atau pemprosesan data dapat berupa konversi (pengubahan data kebentuk lain), (analisis kondisi), perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data dan informasi.

3. Menghasilkan (Generating) fungsi teknologi infirmasi ini menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang berguna. Misalnya: laporan, tabel, grafik, dan sebagainya.

4. Menyimpan (Storage) fungsi teknologi informasi ini merekam atau menyimpan data dan informasi dalam suatu media yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya disimpan ke harddisk, tape, disket, compact disc (CD) dan sebagainya.

5. Mencari kembali (Retrieval) fungsi teknologi informasi ini menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin (copy) data dan informasi yang sudah tersimpan, misalnya mencari supplier yang sudah lunas dan sebagainya.

6. Transmisi (Transmission) fungsi teknologi informasi ini mengirim data dan informasi dari suatu lokasi lain melalui jaringan komputer. Misalnya saja mengirimkan data penjualan dari user A ke user lainnya.

2.1.2 Aplikasi Teknologi Informasi di Perpustakaan

Kemajuan pesat dalam teknologi informasi telah membawa dampak perubahan revolusioner dalam mempengaruhi masyarakat dan juga perubahan tersebut meresap pada semua bidang kegiatan dan lembaga termasuk perpustakan. Sejak tahun 1960, perpustakaan di seluruh dunia telah mengeksplorasi teknologi baru sebagai sarana untuk memberikan akses yang belih baik dan lebih cepat untuk susunan yang luas dari sumber informasi dan jasa informasi yang efisien kepada pengguna. Aplikasi teknologi informasi di perpustakaan menurut Arif (2003 1-2) dapat difungsikan dalam bentuk:

1. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi manajemen perpustakaan. Bidang yang dapat dikerjakan dan diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventaris, katalogisasi, sirkulasi koleksi, pengolahan anggota, statistik dan lain sebagainya. Bentuk teknologi informasi tersebut diistilahkan sebagai bentuk Otomasi Perpustakaan.

2. Penerapan teknologi informasi sebagai media mendapatkan, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi dalam bentuk digital. Istilah tersebut sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.

Pengaplikasian kedua teknologi informasi diatas dapat terpisah atau terintegrasi dalam suatu sistem informasi, tergantung kapasitas dan kemampuan software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur peralatan teknologi informasi yang mendukung.

2.1.3. Peran Teknologi Informasi di Perpustakaan

Saat ini teknologi informasi sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas informasi dan sebagai sarana memudahkan mengolah data dengan cepat dan akurat serta untuk menciptakan penyebaran informasi kepada seluruh pengguna yang membutuhkan. Peran teknologi informasi tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan akses, menyimpan dan memproses informasi dalam perpustakaan tetapi juga telah membawa perubahan signifikan dalam konsep organisasi, fungsi, dan pengelolaan perpustakaan dan sistem informasi.

Selain itu teknologi informasi juga berperan penting bagi perpustakaan untuk memajukan kualitas layanan secara cepat, tepat, dan efisien tanpa membutuhkan banyak waktu dalam pencarian informasi serta temu kembalinya. Kebutuhan akan teknologi informasi sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Penerapan teknologi di perpustakaan dikenal dengan istilah otomasi perpustakaan. Dengan menggunakan software atau sarana teknologi ke layanan dan kinerja perpustakaan. Ketika komputer dan teknologi informasi yang digunakan dalam operasi perpustakaan, seperti akuisisi, katalogisasi, sirkulasi dan kontrol serial, itu dianggap sebagai otomasi perpustakaan Ahmad dan Iqbal (2014: 296-307).

2.2 Otomasi Perpustakaan

Menurut Daniel dalam journal of An evaluation of library automation in some Ghanaian university libraries (2005: 443) otomasi perpustakaan adalah aplikasi dari mesin pengolah data otomatis dan semi otomatis untuk melakukan fungsi perpustakaan seperti akuisisi, sirkulasi, katalogisasi, layanan referensi, dan serial kontrol. Adapun menurut kamus online Webster dalam jurnal impact of automation on library services in selected management institutes at Aligarh (2014: 296-307) otomasi adalah metode atau sistem operasi atau mengendalikan proses dengan cara yang sangat otomatis, seperti perngkat elektronik, mengurangi minimum intervensi manusia.

Sedangkan menurut Riyanto (2012: 12) menyatakan bahwa sistem otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar lebih efektif dan efisien. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan adalah pengadaan, inventaris, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebgainya. Dalam hal tersebut otomasi perpustakaan dengan cepat menjadi alat penting untuk mendukung layanan pemustaka yang efektif, manajemen stok dan manajemen layanan yang ditawarkan oleh perpustakaan Rai dan Kumar (2011: 121-146).

Definisi menunjukan bahwa otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi dengan menggunakan aplikasi dari mesin pengolahan data otomatis seperti perangkat elektronik untuk membantu bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan adalah pengadaan, inventaris, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya secara otomatis tanpa terlau banyak menggunakan aktivitas pustakawan, tetapi melibatkan pemanfaatan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) untuk memenuhi kebutuhan pemustaka.

Ada sebuah hasil riset yang cukup menarik dari para peneliti di India yang dilakukan di empat lembaga manajemen perpustakaan di Aligarh dari pengguna perpustakaan yang disurvei, 85 persen menyadari bahwa sistem perpustakaan yang terotomasi lebih baik daripada sistem manual tradisional (Annas et.al 2014: 296-307).

2.2.1 Unsur-Unsur Otomasi Perpustakaan

Dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan, terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait. Menurut Supriyanto (2008:38-42) unsur-unsur tersebut meliputi:

1. Pengguna (User)

Pengguna adalah salah satu unsur utama dari sistem otomasi perpustakaan. Pengguna adalah seseorang yang memanfaatkan bahan pustaka di perpustakaan. Pengguna disini yang mencakup pemustaka, siswa-siswi, staf, kepala sekolah, dan guru.

2. Perangkat lunak (Software)

Salah satu perangkat lunak aplikasi perpustakaan yang digunakan dalam kegiatan otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullas Semarang adalah dengan menggunakan SLIMS (Senayan Library Management System).

3. Perangkat keras (Hardware)

Sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara tepat dan tepat serta diperlukan program untuk menjalankannya. Fungsi perangkat keras untuk mengumpulkan data dan mengkonversinya ke dalam bentuk yang dapat diproses oleh komputer. Perangkat keras otomasi perpustakaan antara lain mouse, keyboard, printer, computer, scanner, digital kamera dan CD writer.

4. Jaringan

Jaringan adalah komponen utama dalam pembangunan otomasi perpustakaan. Jaringan ini yang menghubungkan komputer induk (server) dengan komputer yang lain dan dengan alat-alat penunjang sistem otomasi yang lain dalam sebuah sistem yang terintegrasi

5. Data

Data merupakan bahan baku informasi. Data tersebut dapat berupa alphabet, angka maupun simbol khusus. Data yang telah diolah akan menjadi sebuah informasi.

6. Panduan operasional atau manual

Panduan operasional atau manual merupakan penjelasan bagaimana memasang, menyesuaikan, dan menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengguna (user), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (Software), jaringan (network), dan data merupakan unsur-unsur atau syarat yang saling mendukung antara satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk sebuah otomasi perpustakaan.

2.2.2 Manfaat Sistem Otomasi Perpustakaan

Otomasi perpustakaan diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan kepada pengguna dan dapat meningkatkan kemampuan perpustakaan agar dapat mengikuti pertambahan banyaknya koleksi, banyaknya transaksi, dan resousrce sharing dengan perpustakaan lainnya. Menurut Supriyanto (2008: 37), sistem perpustakaan dengan menerapkan kemajuan teknologi informasi akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan.

2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan

3. Meningkatkan citra perpustakaan.

4. Pengembangan infrastruktur nasional, regional, dan global.

Adanya sistem otomasi perpustakaan yaitu bertujuan untuk membantu tugas-tugas harian pustakawan. Selain itu dengan adanya sistem otomasi perpustakaan pemustaka juga akan mendapatkan layanan yang lebih baik, misalnya pada proses penelusuran kolesi yang lebih cepat, kemudahan dalam menggunakan layanan perpustakaan, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya akan berimbas pada citra perpustakaan yang nantinya menjadi lebih baik di mata pemustaka.

2.2.3 Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan

Menurtu Supriyanto (2008: 38), bidang cakupan otomasi layanan perpustakaan dengan menggunakan teknologi informasi dapat menjalankan sistem layanan secara otomasi mulai dari:

1. Pengadaan atau usulan koleksi

Dengan adanya sistem otomasi Senayan Library Management System (SLiMS) di perpustakaan maka pemustaka dapat mengetahui semua bahan koleksi yang ada di perpustakaan, selain itu pemustaka juga dapat mengusulkan koleksi yang belum ada di koleksi melalui Senayan Library Management System (SLiMS) untuk dilakukan pengadaan koleksi bahan pustaka.

2. Inventaris

Pemberian nomer inventaris pada bahan pustaka selain dilakukan secara manual juga dapat dilakukannya secara otomasi. Hal ini guna mempermudah dan mengefesiensikan waktu pustakawan dalam melakukan kegiatan stockopname.

3. Katalogisasi

Ketalogisasi merupakan sebuah kegiatan pembuatan deskripsi fisik dari buku. Katalog ini berfungsi sebagai sarana untuk membantu pemustaka mengetahui lokasi buku itu berada. Rangkaian dalam membuat katalog secara manual banyak menghabiskan tenaga, waktu, dan biaya. Dengan diterapkannya sistem otomasi maka pekerjaan pembuatan katalog tersebut dapat lebih efektif dan efisien.

4. Sirkulasi

Merupakan suatu kegiatan peminjaman, pengembalian, dan pemberian denda keterlambatan koleksi. Otomasi perpustakaan akan memudahkan di dalam proses layanan sirkulasi, dengan menggunakan komputer pekerjaan peminjaman buku dapat dilakukan dengan cepat dan mudah yaitu hanya dengan menyorot barcode kartu pemustaka kemudian menyorot barcode buku selanjutnya memberikan cap tanggal pengembalian, secara otomatis akan terjadi transaksi. Dengan demikian maka dapat meningkatkan efisien waktu, tenaga dan biaya.

5. Pengelolaan penerbitan berkala

Terbitan berkala dapat dikelola melalui Senayan Library Management Systems (SLiMS). Hal ini dikarenakan dalam SLiMS terdapat modul khusus bagi terbitan berkala.

6. Pengelolaan anggota

Dengan adanya sistem otomasi memberikan kemudahan dalam melakukan pembuatan kartu anggota, pembedaan jenis anggota, dan lain sebagainya, karena sudah tersedia secara otomatis.

Adapun manfaat otomasi dalam perpustakaan antara lain :

a. mengatasi keterbatasan waktu.

b. mempermudah akses informasi dari berbagai pendekatan misalnya dari judul, kata kunci judul, pengarang, kata kunci pengarang dan sebagainya.

c. dapat dimanfaatkan secara bersama.

d. mempercepat proses pengolahan, peminjaman dan pengembalian.

e. meringankan pekerjaan.

f. meningkatkan layanan.

g. memudahkan dalam pembuatan laporan statistika.

h. menghemat biaya.

i. menumbuhkan rasa bangga.

j. mempermudah dalam pelayanan.

Dengan penerapan sistem otomasi maka proses pengolahan data atau pengentrian data menjadi cepat, akurat dan mudah dalam penelusuran kembali. Setidaknya pustakawan yang bertugas mengentri data mampu mengoperasikan komputer berbasis sistem otomasi. Ada sebuah hasil penelitian di India yang dilakukan para peneliti di empat manajemen perpustakaan yang berbeda di Aligarh bahwa dari hasil penelitian menunjukan tiga dari empat perpustakaan sebagian 75 persen pustakawan percaya otomasi dapat meningkatkan perpustakaan mereka dimana otomasi dapat mengurangi beban kerja mereka, menghemat waktu dan tenaga kerja. Pemustaka juga berpendapat bahwa otomasi telah meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dan menyelamatkan waktu mereka.

2.3 Dampak Implementasi Otomasi di Perpustakaan

Menurut Darmono (2007: 1) perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun organisasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai (guru, siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. Dengan adanya pertumbuhan informasi yang semakin cepat khususnya di dalam organisasi perpustakaan yang tugasnya mengolah informasi maka otomasi perlu dilakukan dalam upaya meraih efektifitas dan efisiensi kegiatan perpustakaan.

Pertumbuhan informasi tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, mengingat informasi saat ini sudahlah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi maka dapat membatu tugas pustakawan dalam menyelesaikan proses pengolahan informasi secara cepat dan fleksibel, dalam hal itu maka kebutuhan metode dari tradisional ke otomasi sudah menjadi keharusan untuk dipenuhi di dalam manajemen perpustakaan. Otomasi mengacu pada penggunaan perangkat elektronik dalam kegiatan untuk mendukung efesiensi dan produktifitas pekerjaan. Menurut Greene dalam Hamidifar (2014: 282) otomasi memiliki dampak yang signfikan terhadap organisasi, yaitu:

1. Better control over work (mampu mengontrol seluruh pekerjaan)

Pada perpustakaan tradisional yang kegiatannya masih dilakukan secara manual tentunya akan menyulitkan pekerjaan pustakawan dalam mengontrol semua data koleksi bahan pustaka di perpustakaan. Dengan adanya otomasi di perpustakaan ini maka akan memberikan kontrol yang baik bagi pekerjaan, karena pada otomasi perpustakaan semua kegiatan pendataan dilakukan secara komputerisasi sehingga terbangun basis data atau pangkalan data. Dengan adanya basis data ini maka data semua koleksi bahan pustaka di perpustakaan akan dapat dengan mudah dan cepat ditelusur.

2. Reduced non-productive activities such as filing and record keeping (mengurangi aktivitas-aktivitas nonproduktif seperti pengarsipan dan pencatatan)

Dalam sebuah organisasi perpustakan tentunya tidak terlepas dari proses pencatatan. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh data dari semua koleksi yang dimiliki. Pada sistem manual proses ini dilakukan dengan menggunakan bantuan media kertas atau buku. Pencatatan pada kertas atau buku adalah pekerjaan yang sangat mudah namun juga merupakan proses yang tidak efektif dan produktif. Dengan menggunakan bantuan teknologi informasi maka dapat membantu pekerjaan pustakawan terselesaikan dengan cepat, disamping itu juga dapat meminimalisir penggunaan kertas.

3. Reduced travel costs and meeting (mengurangi biaya perjalanan dan pertemuan)

Otomasi dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi pengelola perpustakaan dalam hal pertemuan. Hal ini disebabkan adanya efisiensi yang terjadi pada otomasi perpustakaan tersebut, karena dengan adanya otomasi dapat mengurangi biaya dan waktu transportasi untuk berkumpul disatu tempat, sehingga pustakawan bisa berada di tempatnya masing-masing dan dokumen dapat ditransmisikan secara elektronik.

4. Increase job satisfaction because of the increasing effectiveness (meningkatkan kepuasan pekerjaan karena meningkatnya keefektivitasan)

Dengan adanya otomasi di perpustakaan akan memberikan dampak yang lebih baik bagi pengelola perpustakaan dan pengguna perpustakaan. Hal ini disebabkan karena adanya efesiensi yang terjadi pada otomasi perpustakaan tersebut. Dengan adanya otomasi perpustakaan maka efisiensi tenaga, waktu dan biaya akan terasa bagi pengelola perpustakaan, hal ini juga akan dirasakan bagi pemustaka perpustakaan karena pengguna perpustakaan juga dapat mengakses data dan informasi bahan pustaka dari mana dan kapan pun.

5. Increased custumer satisfaction due to timely service and provide better information (meningkatkan kepuasan pengguna karena pelayanan yang tepat waktu dan menyediakan informasi yang lebih baik)

Kepuasan prmustaka terhadap pelayanan merupakan hal yang sangat penting. Pada perpustakaan layanan sirkulasi merupakan layanan yang sangat penting, karena layanan sirkulasi merupakan area layanan yang banyak berinteraksi langsung dengan pemustaka. Layanan sirkulasi diperpustakaan adalah layanan yang berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian koleksi bahan pustaka. Dengan adanya otomasi perpustakaan, maka segala pekerjaan dalam perpustakaan khususnya pada layanan sirkulasi akan semakin lebih cepat, mudah dan efisien. Sehingga akan memberikan kepuasan bagi pengguna perpustakaan.

2.4 Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Rajput dan Gautam (2010) yang meneliti tentang “Automation and problems in their implementation: An investigation of Special Libraries in Indore, India”. Artikel ilmiah tersebut menggambarkan proses otomasi di perpustakaan akademik Nigeria dalam hal teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan, manfaat dari otomasi perpustakaan, kebutuhan otomasi perpustakaan, bidang otomasi perpustakaan, ruang lingkup integrasi sistem, pilihan perangkat keras, dan bagaimana perpustakaan dapat mengatasi dengan tren baru dalam kepustakawanan. Penelitian ini menggunakan metodologi kuisioner berbasis survei. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa otomasi telah meningkatkan penggunaan koleksi melalui peningkatkan pencarian informasi dan akhirnya dapat memberikan kepuasan pengguna. Selain itu otomasi tersebut telah membantu memperluas layanan perpustakaan, dan meningkatkan nama baik perpustakaan. Dampak otomasi pada perpustakaan cukup jelas karena telah menciptakan jenis pekerjaan yang baru, mempengaruhi hubungan interpersonal, dan mengubah tradisi.

Perbedaan yang mendasar yang terlihat dari penelitian ini dengan objek penelitian Rajput dan Gautam (2010) adalah penelitian tersebut dilakukan di perpustakaan umum di India. Sedangkan penilitian ini dilakukan di perpustakaan sekolah di Indonesia. Selain itu perbedaan yang terdapat pada penelitian terdahulu dengan ini adalah penelitian terdahulu membahas mengenai kebutuhan otomasi dan aplikasi dalam perpustakaan sedangkan pada penelitian ini membahas mengenai dampak otomasi pada perpustakaan sekolah.

2. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Christopher Mfum Owusu-Ansah, Richard Kwadwo Mprah, dan Cynthia Henewaa Kumah (2014) yang meneliti tentang “The Impact of Library Automation On The Job Satisfaction of Lirary Staff”. Artikel ilmiah tersebut menggambarkan dampak otomasi pada kepuasan kerja Universitas Pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dampak dari pelaksanaan otomasi perpustakaan pada staf dalam mempengaruhi kepuasan kerja. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuosioner terstruktur, sebanyak sembilan puluh empat (94) kuisioner dengan 35 item yang digunakan untuk memperoleh data yang relevan. Dari jumlah tersebut, 66 dari kuosioner yang mewakili 70,21% dari total kuosioner yang diambil dan dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesadaran yang terhadap adanya otomasi mampu meningkatkan produktivitas, kepuasan kerja, dan akuisisi baru.

Perbedaan yang mendasar yang terlihat dari penelitian ini dengan objek penelitian Christopher Mfum Owusu-Ansah, Richard Kwadwo Mprah, dan Cynthia Henewaa Kumah (2014) adalah penelitian tersebut dilakukan di perpustakaan Universitas. Sedangkan penilitian ini adalah dilakukan di perpustakaan khusus yaitu perpustakaan sekolah SMA Islam Hidayatulaa Semarang

3. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Mohammad Anaz, Javar Iqbal, dan Parvez Ahmad (2014) yang meneliti tentang “Impact of Automation on Library Service in Selected Management Institutes at Aligar”. Artikel ilmiah tersebut menggambarkan dampak otomasi pada manajemen layanan di perpustakaan pada empat lembaga manajemen yang di pilih di Aligarh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan pemilihan informan dilakukan dengan teknik statified sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuosioner dan wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tiga dari empat perpustakaan terotomasi dengan pengecualian satu perpustakaan yang benar-benar terotomasi. tujuh puluh persen dari pustakawan percaya bahwa otomasi telah meningkatkan layanan perpustakaan mereka, sementara delapan puluh lima persen pengguna percaya bahwa sebuah sistem perpustakaan yang terotomasi lebih baik dari sistem tradisional. Dari empat perpustakaan, tiga memiliki kekurangan staf umum dan tiga juga memiliki kekurangan staf khusus yang ahli dalam otomasi.

Perbedaan yang mendasar yang terlihat dari penelitian ini dengan objek penelitian Mohammad Anaz, Javar Iqbal, dan Parvez Ahmad (2012) adalah penelitian tersebut dilakukan di perpustakaan pada empat lembaga manjemen. Sedangkan penilitian ini adalah dilakukan di perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan sekolah SMA Islam Hidayatullah Semarang.

Ketiga penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian ini dari segi fokus kajian yaitu pada penelitian ini membahas tentang dampak implementasi otomasi di perpustakan sekolah. Penerapan otomasi di perpustakaan sekolah SMA Islam Hidayatullah Semarang yaitu untuk membantu pustakawan di perpustakaan yang hanya mempunyai satu pustakawan dalam mengelola perpustakaan. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dampak implementasi otomasi di perpustakaan sekolah SMA Islam Hidayatullah Semarang.

11

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif. Menurut Moleong dalam Herdiansyah (2012: 9) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Peneliti memilih desain penelitian kualitatif dikarenakan dengan pertanyaan bagaimana dampak implementasi otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

Penelitian kualitatif dapat mendiskripsikan jawaban dari pertanyaan penelitian. Menurut Creswell dalam Herdiansyah (2012: 15) pertanyaan kualitatif sering dimulai dengan bagaimana atau apa. Dengan demikian permulaan tersebut memaksa masuk ke dalam topik yang mendiskripsikan apa yang sedang berlangsung, dan peneliti ingin mengetahui secara lebih mendetail mengenai sudut pandang pustakawan dan pemustaka mengenai apakah ada dampak implementasi teknologi informasi yang terotomasi di perpustakaan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian dengan menggunakan studi kasus merupakan penelitian dengan analisis yang mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami dalam situasi saat ini (Sekaran, 2006: 46).

Peneliti mengguakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif serta menggunakan pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini supaya peneliti dapat mengkaji secara mendalam mengenai dampak implementasi otomasi di perpustakaan.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

Dalam sebuah penelitian, data merupakan hal yang terpenting untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Dengan adanya hal tersebut harus ada subjek dan objek dalam sebuah penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah pemustaka yang memanfaatkan sistem otomasi dan pustakawan yang menerapkan sistem otomasi ke dalam setiap aktivitas perpustakaan di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Sedangkan objek penelitian dalam penelitian ini adalah sistem otomasi perpustakaan yang digunakan dalam berbagai kegiatan di Perpustakaan Sekolah SMA Islam Hidayatullah Semarang.

3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi yang ada adalah istilah informan. Informan adalah narasumber yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan, yang merespon atau menjawab pertanyaan baik tertulis maupun lisan.

Informan penelitian yang dipilih untuk mewakili penelitian ini adalah pustakawan dan pemustaka di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang Informan nantinya akan diwawancari secara mendalam terkait dengan permasalahan yang akan diteliti dan dibahas pada penelitian ini. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012: 216) purposive sampling yaitu tektik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi yang tepat maka pemilihan informan harus dilakukan secara cermat. Dengan hal tersebut maka peneliti memutuskan informan yang dipilih untuk mewakili penelitian ini adalah didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

1. Pustakawan di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah yang mengelola perpustakaan.

2. Pemustaka di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah yang sering berkunjung dan juga memanfaatkan fasilitas dan layanan-layanan di perpustakaan seminggu 3 kali dilihat dari data pengunjung.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam setiap penelitian, peneliti dituntut untuk menguasai teknik pengumpulan data agar dapat menghasilkan data yang relevan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kualitatif. Data dalam penelitian kualitatif menurut Herdiansyah (2012: 48) adalah data berupa kumpulan kata, kumpulan kalimat, kumpulan pernyataan, atau uraian yang mendalam. Sedangkan sumber data yang digunakan peneliti adalah sumber data primer dan sekunder.

1. Sumber data primer adalah sumber yang merupakan bagian dari atau langsung berhunbungan dengan suatu peristiwa yang ada pada penelitian (Sulistyo-Basuki, 2006: 102). Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari informan. Pada penelitian ini informan terdiri dari pustakawan dan pemustaka. Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah transkip hasil wawancara, dan hasil temuan-temuan saat proses pelaksanaan penelitian.

2. Sumber data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung yaitu yang dapat diperoleh dari buku, jurnal, dan sumber literatur lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Menurut Azwar (2009:91) data sekunder merupakan data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitianya. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan data sekunder yang diperoleh dari Perpsutakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang yang bersumber dari buku, laporan tahunan, literature dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam proses penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Kaelan (2012: 101) Observasi adalah suatu pengamatan terhadap objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan yaitu observasi yang menjadikan peneliti hanya melihat atau mendengarkan pada situasi sosial tertentu tanpa partisipasi aktif didalamnya.

Peneliti menggunakan teknik observasi nonpartisipan agar dapat memperoleh informasi dan menggambarkan tentang aktivitas dari suatu peristiwa yang sedang dimatai yaitu mengenai dampak implementasi otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

2. Wawancara

Menurut Sekaran (2006:138) wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka, menggunakan telepon seluler baik itu dengan chating atau video call. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semiterstruktur.

Menurut Sulistyo-Basuki (2006: 172) wawancara semiterstruktur adalah pertanyaan terbuka yang dilakukan untuk memperoleh pendapat dan sikap responden tanpa harus mengikuti urutan pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Tujuannya untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan dibantu dengan pedoman wawancara untuk mempermudah dalam memfokuskan pertanyaan.

Dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan mengenai dampak implementasi otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang, dan hasilnya dijadikan data utama dalam penelitian.

3. Studi Dokumentasi

Selain observasi dan wawancara, pengumpulan data juga dilakukan dengan metode studi dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi lebih lengkap. Peneliti melakukan studi dokumentasi baik berupa data, gambar maupun yang lain yang mendukung untuk mendapatkan informasi dengan penelitian ini.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2000: 103) merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar. Dalam penelitian ini teknik analisis data dilakukan dalam beberapa tahap, di antaranya:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi data ini dilakukan agar memperoleh gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Dalam reduksi data ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Reduksi data ini harus dilakukan karena dalam sebuah penelitian peneliti akan memperoleh data dalam jumlah yang banyak. Pada penelitian ini reduksi datanya yaitu pemusatan perhatian, pengarahan dari hasil wawancara kepada informan yang telah ditentukan.

2. Penyajian Data

Setelah dilakukan reduksi data, tahap selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data merupakan kegiatan yang terpenting di dalam sebuah penelitian kualitatif. Penyajian data dilakukan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga dapat mudah dipahami. Bentuk penyajian data kualitatif berupa uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2009: 249). Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa wawancara dengan informan yaitu pemustaka dan pustakawan di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang, serta dilampirkan gambar untuk memperjelas maksud apa yang disampaikan.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Tahap terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam setiap penelitian tahap verifikasi dilakukan terlebih dahulu sebelum menarik kesimpulan. Verifikasi yaitu usaha untuk mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Setelah dilakukannya verifikasi peneliti dapat menarik kesimpulan. Pada penelitian ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan analisis dari tahap sebelumnya yang menjelaskan dan dapat menjawab tujuan penelitian mengenai dampak implementasi otomasi di perputakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

3.7 Uji Keabsahan Data

Sebuah penelitian harus memiliki data yang valid dan dapat dibuktikan kebenarannya, sehingga seorang peneliti juga harus mengecek kevalidan dan keabsahan data melalui teknik triangulasi. Pengertian triangulasi menurut Sugiyono (2015: 125) adalah pengecekan dari berbagai sumberdengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjut Sugiyono menjelaskan bahwa ada beberapa teknik triangulasi, yaitu:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber atau informan yang berbeda dengan teknik yang sama.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda misalnya data yang diperoleh dari wawancara kemudian dicek dengan observasi dan dokumentasi.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan cara wawancara atau observasi dalam waktu dan situasi yang berbeda sampai ditemukan kepastian data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber, dengan menggunakan teknik triangulasi sumber akan lebih meningkatkan kekuatan data. Triangulasi sumber ini digunakan oleh peneliti untuk mengecek data yang diperoleh dari pustakawan perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. pada penelitian ini, agar sesuai dengan tujuan penelitian mengenai dampak implementasi otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang, maka untuk mengecek validitas data yaitu dengan menanyakan kepada informan pemustaka sampai menentukan kesamaan titik jenuh dalam menjawab.

30

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1. Profil Singkat Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang

SMA Islam Hidayatullah Semarang mempunyai sebuah gedung perpustakaan. Sebelum gedung perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang didirikan, perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang berada dalam satu gedung dengan perpustakaan SMP Islam Hidayatullah Semarang. Pada tahun 2012 perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang telah memiliki gedung perpustakaan sendiri yang berada di wilayah SMA Islam Hidayatullah. Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang mempunyai panjang gedung kurang lebih sembilan meter dan luas gedung kurang lebih empat meter.

Setelah SMA Islam Hidayatullah Semarang memiliki gedung perpustakaan sendiri, sistem otomasi perpustakaan mulai diterapkan. Sistem otomasi perpustakaan tersebut diterapkan guna membantu pekerjaan pustakawan di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Dengan diterapkannya sistem otomasi di perpustakaan diharapkan pustakawan dapat memberikan layanan yang prima bagi pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi.

Dalam suatu perpustakaan tentunya memiliki pustakawan yang bertugas untuk mengelola perpustakaan, baik dalam memberikan layanan maupun kebutuhan pemustaka. Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang hanya memiliki satu putakawan. Pustakawan tersebut merangkap semua pekerjaan perpustakaan dari mulai pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, pemeliharaan bahan pustaka dan juga dari segi layanan yang diberikan kepada pemustaka seperti layanan sirkulasi, layanan temu kembali informasi dan juga layanan pendidikan pemakai. Karena keterbatasan pustakawan yang hanya satu orang saja membuat pustakawan merangkap dan mengerjakan pekerjaan di perpustakaan seorang diri, sehingga perlu diterapkannya implementasi otomasi di perpustakaan untuk menbantu pekerjaan pustakawan.

Selain pustakawan, dalam suatu perpustakaan tentunya memiliki pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan baik untuk mencari tugas-tugas sekolah maupun berdiskusi. Pada tahun 2012/2013 jumlah pemustaka di perpustakaan SMA Hidayatullah Semarang sebanyak 1095 pemustaka. Setiap anggota perpustakaan berhak mendapatkan layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Hak dari setiap anggota misalnya, diperbolehkan memanfaatkan koleksi dengan cara meminjam maupun hanya membaca ditempat, selain itu pemustaka juga memanfaatkan fasilitas layanan di perpustakaan seperti, layanan sirkulasi, audiovisual, referensi, baca di tempat dan layanan internet.

Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang memiliki jumlah koleksi mencapai 2.780 eksemplar yang terdiri dari koleksi umum, koleksi khusus dan koleksi referensi. Tugas pokok dari perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang yaitu melayani pemustaka yang berada dalam ruang lingkup sekolah yang meliputi, kepala sekolah, guru, staf, dan siswa-siswi.

Untuk mencapai target tersebut, perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang memiliki visi dan misi yaitu “Memberikan serta mengoptimalkan perpustakaan sebagai pusat belajar yang menyenangkan. Visi tersebut dijabarkan melalui poin-poin Misi sebagai berikut,

1. Memberikan fasilitas yang cukup memadai bagi pengguna perpustakaan.

2. Memberikan pelayanan yang ramah dan sigap sehingga mencapai kepuasan pengguna perpustakaan.

3. Menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.

Visi dan Misi perpustakaan menjadi pedoman acuan bagi perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang dalam menerapkan program kerja dan kegiatan yang bertujuan memberikan layanan prima dan mengoptimalkan perpustakaan sebagai pusat belajar. Dari visi misi tersebut terbentuknya suatu struktur organisasi. Struktur organisasi di perpustakan SMA Islam Hidayatullah Semarang terdiri dari kepala sekolah, tata usaha, koordinator perpustakaan dan siswa-siswi. Berikut ini merupakan bagan struktur organisasi perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang

(Kepala Sekolah)

(Tata Usaha)

(Pustakawan )

(Sumber Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang)

Berdasarkan pada struktur organisasi Perpustakaan sekolah SMA Islam Hidayatullah Semarang dapat ditengarai bahwa Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang dikelola oleh pustakawan tunggal. Struktur organisasi tersebut menunjukan bahwa pustakawan berada di bawah koordinasi tata usaha yang dibawah pengawasan Kepala Sekolah.

Agar struktur organisasi tersebut bersinergi maka dibentuk layanan penunjang untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Layanan penunjang untuk memenuhi kebutuhan pemustaka yang diberikan perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang, meliputi:

1. Layanan Sirkulasi adalah layanan yang diberikan kepada pemustaka untuk dapat meminjam dan mengembalikan koleksi perpustakaan. Dalam layanan sirkulasi ini pustakawan menggunakan sistem otomasi Senayan Library Management System (SLiMS). SLiMS dapat membantu pustakawan dalam mengontrol peredaran bahan pustaka seperti peminjaman, pengembalian dan juga pemberian sanksi denda keterlambatan.

2. Layanan Referensi adalah layanan yang diberikan kepada pemustaka yang memerlukan bantuan untuk penelusuran informasi dalam berbagai subyek dari berbagai sumber ataupun memberikan bahan rujukan pada koleksi lain sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.

3. Layanan penelusuran informasi secara elektronik dengan menggunakan Online Public Access Catalogue (OPAC) yaitu layanan mandiri yang diberika kepada pemustaka berupa penyediaan komputer di perpustakaan untuk penelusuran katalog koleksi perpustakaan. Di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah di sediaknnya 5 komputer OPAC untuk menelusuri katalog koleksi perpustakaan.

4. Layanan Audio Visual adalah layanan yang diberikan kepada pemustaka yang seperti pemutaran film, dan video. Bahan yang disediakan berupa film cerita, film dokumenter dan film ilmu pengetahuan.

5. Layanan pendidikan pemakai adalah layanan yang diberikan pemustaka agar pemustaka dapat mudah menggunakan serta memanfaatkan perpustakaan dengan baik dan benar.

6. Layanan Internet adalah layanan yang berikan untuk pemustaka yang digunakan untuk mengakses informasi multimedia dalam resource internet.

Sesuai layanan yang terdapat di perpustakaan, perlu adanya implementasi otomasi perpustakaan, sehingga layanan tersebut dapat berjalan dengan baik. Implementasi otomasi perpustakaan adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk membantu proses kegiatan yang ada di perpustakaan agar berjalan lebih efektif dan efisien. Dengan adanya implementasi otomasi perpustakaan maka pekerjaan perpustakaan akan terselesaikan dengan cepat dan juga pustakawan dapat melayani pemustaka dengan baik.

4.2 Implementasi Sistem Otomasi Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang

Penerapan sistem otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang dimulai pada tahun 2012. Sebelumnya perpustakaan tersebut bergabung menjadi satu dengan perpustakaan SMP Islam Hidayatullah Semarang dan belum menerapkan otomasi perpustakaan. Semua pekerjaan yang ada di perpustakaan tersebut dilakukan secara manual dan saat itu pemanfaatan teknologi informasi belum sampai taraf otomasi karena infrastruktur belum memungkinkan. Pada tahun 2012 perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang telah memiliki gedung sendiri dan mulai babak baru dalam pemanfaatan teknologi informasi. Sejak saat itu perpustakaan mulai menerapkan atau merancang sistem otomasi perpustakaan dengan Senayan Library Mangement System (SLiMS). Proses instalasi SLiMS dibantu dengan petugas IT di sekolah SMA Islam Hidayatullah Semarang.

Senayan Library Mangement System (SLiMS) merupakan perangkat lunak (software) aplikasi otomasi perpustakaan yang berbasis free open source. Lisensi SLiMS yang diterapkan di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang adalah SLiMS versi lima yang lebih dikenal dengan sebutan SLiMS Meranti. Sistem otomasi SLiMS berbasis free open source ini adalah sistem otomasi yang menjamin kebebasan penggunanya untuk mendapatkan, menggunakan, mempelajari, mengubah dan mendistribusikan ke pihak lain dengan syarat tidak menghilangkan keterangan kepengarangan dan merubah dengan lisensi lainnya.

Pengguna dari sistem otomasi SLiMS di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang ini yaitu pustakawan dan pemustaka. Pustakawan menggunakan sistem otomasi SLiMS dalam pekerjaan sehari-hari, sedangkan pemustaka menggunakan sistem otomasi SLiMS untuk memanfaat sebagai pencarian koleksi bahan pustaka di perpustakaan saja. Di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang SLiMS digunakan untuk otomasi perpustakaan meliputi bidang pengadaan, pengolahan, keanggotaan, sirkulasi dan pelaporan serta penelusuran. Demi memaksimalkan pemanfaatan yang diperoleh, dilakukannya modifikasi SLiMS pada bagian kartu anggota, yaitu penggabungan label dengan barcode untuk memudahkan ketika melakukan peminjaman atau pengembalian koleksi di perpustakaan.

Berikut ini beberapa bidang pada software SLiMS yang meliputi:

1. Bidang Pengadaan

Bagian pengadaan menggunakan sistem otomasi SLiMS untuk melakukan perencanaan. Sebelum membeli koleksi baru, pustakawan membuat daftar buku yang akan dibeli dengan melihat daftar judul di pangkalan data perpustakaan. dengan demikian koleksi yang akan dibeli merupakan koleksi yang memang belum dimiliki perpustakaan dan tidak terjadi duplikasi koleksi.

2. Bidang Pengolahan

Bidang pengolahan adalah tahapan setelah pengadaan koleksi perpustakaan, setelah koleksi yang baru diperiksa langkah selanjutnya adalah mengolah koleksi tersebut. Koleksi yang diolah selanjutnya dimasukan ke pangkalan data perpustakaan melalui menu bibliografi SLiMS. Setelah data bibliografi koleksi baru masuk ke database, selanjutnya koleksi baru tersebut dibuat kelengkapan bukunya yaitu label dan barcode menggunakan menu pencetakan label. Sistem otomasi SLiMS selain input data secara manual, sistem otomasi SLiMS juga mampu melakukan copy catalogue.

3. Bidang Keanggotaan

Anggota perpustakaan disimpan dalam pangkalan data anggota sistem otomasi SLiMS melalui menu keanggotaan. Pendaftaran anggota baru yang telah memenuhi syarat didata dan dibuat kartu anggota secara langsung. Pencetakan kartu anggota ini juga dilakukan dengan menggunakan SLiMS yang telah dimodifikasi. Dalam kartu anggota juga disertakan foto anggota yang diambil langsung dengan SLiMS saat menambahkan daftar anggota baru.

4. Bidang Sirkulasi

Sirkulasi menjadi cepat dan mudah dengan adanya bantuan sistem otomasi SLiMS, saat peminjaman dan pengembalian tidak perlu mencatat secara manual, psutakawan tinggal membaca barcode kode anggota dan kode buku dengan barcode reader yang compatible dengan SLiMS. Dengan demikian maka proses pelayanan sirkulasi akan berjalan dengan cepat dan meminimalisir adanya antrian.

5. Bidang Pelaporan

Membuat laporan data statistik perpustakaan menjadi sangat mudah dengan menu pelaporan sistem otomasi SLiMS. Menu pelaporan digunakan untuk membuat laporan, koleksi, laporan keanggotaan, dan laporan peminjaman atau pengembalian.

6. Bidang Penelusuran

Untuk memudahkan penelusuran koleksi, perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang menyediakan enam komputer OPAC. Pemustaka dapat melakukan pencarian dengan memasukan kata kunci yang dikehendakinya. Pada OPAC ini juga disertakan bantuan penelusuran dan informasi perpustakaan sehingga memudahkan pemustaka.

Implementasi otomasi perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang dapat membantu sebagian besar dari kegiatan perpustakaan. Cakupan bidang kegiatan yang dapat diambil alih oleh sistem otomasi SLiMS yaitu bidang pengadaan, bidang pengolahan, bidang keanggotaan, bidang sirkulasi, bidang pelaporan, dan bidang penelusuran. Dengan adanya sistem otomasi perpustakaan, maka pekerjaan pustakawan dapat terselesaikan dengan lebih cepat sesuai dengan target yang diinginkan.

39

BAB 5

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai analisis hasil penelitian tentang dampak implementasi otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Analisis ini didasarkan pada sumber primer yaitu data yang didapat langsung dari informan dalam penelitian, dalam penelitian ini peneliti mengambil informan yang terdiri dari pustakawan dan pemustaka yang memanfaatkan fasilitas dan layanan perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Kemudian peneliti juga menggunakan data sekunder, yaitu data berupa dokumen dan data lain yang mendukung untuk data analisis yang dilakukan, sehingga pada akhirnya akan didapatkan simpulan atau pernyataan yang berkaitan dengan masalah penelitian mengenai bagaimana dampak implementasi otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

5.1 Profil Informan

Peneliti menggunakan informan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya agar diperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan wawancara terhadap enam informan yang terdiri dari informan pustakawan yang merupakan pengelola perpustakaan dan pemustaka yang memanfaatkan faslitas dan layanan di perpustakaan. Pustakawan perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang yaitu bernama Taufiqurrohman. yang menjabat sebagai pustakawan yang mengelola perpustakaan. Taufiqurrohman. merupakan pustakawan yang sudah bekerja di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang selama empat tahun. Pihak sekolah SMA Islam Hidayatullah Semarang telah mempercayai Bapak Taufiqurrohman. ini sebagai pustakawan untuk mengelola perpustakaan. Selain itu beliau juga ditugaskan untuk dapat melayani pemustaka, seperti melayani pemustaka dalam layanan sirkulasi atau membantu pemustaka dalam pencaraian bahan pustaka.

Informan pemustaka yang dipilih sebagai informan merupakan siswa-siswi yang aktif berkunjung dan memanfaatkan layanan atau fasilitas perpustakaan. Informan pertama bernama Della Dinarkandi, siswi kelas XII IPA 2. Della Dinarkandi mengatakan sering datang ke perpustakaan empat kali dalam seminggu. Siswi tersebut datang ke perpustakaan untuk mencari buku atau hanya sekedar membaca buku di perpustakaan. Informan kedua bernama Ratna Nurul yaitu siswi kelas XII IPA 2 yang sering datang ke perpustakaan empat atau lima kali dalam seminggu. Ratna Nurul mengatakan sering datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan fasilitas internet atau mencari buku. Informan ketiga bernama Muhammad Irfan Priambodo yaitu siswa kelas XII IPA 1 yang sering datang ke perpustakaan tiga atau empat kali dalam seminggu. Muhammad Irfan Priambodo mengatakan bahwa sering datang ke perpustakaan untuk meminjam atau memanfaatkan fasilitas internet di perpustakaan. Informan keempat bernama Widyarini yaitu siswi kelas XII IPS 2mengungkapkan bahwa sering datang ke perpustakaan seminggu tiga atau empat kali untuk meminjam buku atau sekedar membaca buku di perpustakaan. Informan kelima bernama M Aliwafi yaitu siswa kelas XI IPA 1 juga sering datang ke perpustakaan hampir empat kali dalam seminggu untuk meminjam buku atau sekedar membaca buku di perpustakaan. Berikut adalah keterangan mengenai enam profil informan:

Tabel 5.1 Tabel Profil Informan Utama

Nama Informan

Status

Taufiqurrohman

Pustakawan

Della Dinarkandi

Pemustaka

Ratna Nurul

Pemustaka

Muhammad Irfan Priambodo

Pemustaka

Widyarini

Pemustaka

M Aliwafi

Pemustaka

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan para informan yang merupakan pengelola perpustakaan dan pemustaka yang aktif datang ke perpustakaan. Informan yang dipilih dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria pemilihan informan yang telah ditentukan sebelumnya dan telah setuju untuk diwawancarai. Di samping itu, informan yang dipilih dalam penelitian ini merupakan informan yang telah setuju untuk diwawancarai guna memberi keterangan terkait dengan dampak implementasi otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Dalam proses analisis informan yang dipilih akan menggunakan nama asli informan. Pemustaka nama asli informan dalam proses analisis dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa informan tidak merasa keberatan dicantumkan nama aslinya dalam penelitian ini, sebab hasil penelitian ini tidak menimbulkan kontrovesi (Yin, 2013: 192).

5.2 Kebutuhan Implementasi Teknologi Informasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang

Perpustakaan sebagai pengelola informasi harus dapat memberikan pelayanan yang baik bagi pemustaka. Mengingat adanya perkembangan informasi yang semakin pesat, kebutuhan teknologi informasi di perpustakaan sekarang ini sangatlah diperlukan. Adanya teknologi informasi di perpustakaan diyakini dapat bermanfaat bagi perpustakaan, baik bagi pengelola maupun pemustaka. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan sebuah teknologi di perpustakaan yaitu, adanya pandangan bahwa teknologi itu bermanfaat bagi penggunanya baik itu pustakawan maupun pemustaka. Sejalan dengan hal itu, maka perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang menerapkan teknologi informasi otomasi perpustakaan untuk membantu permasalahan-permasalahan yang ada di perpustakaan.

5.2.1 Bahan Pustaka yang Belum Diolah di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang

Koleksi perpustakaan sekolah merupakan sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku maupun bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah akan dapat berfungsi dengan baik sebagai sumber informasi dan sumber belajar apabila di perpustakaan sekolah tersebut tersedia koleksi bahan pustaka yang menunjang kegiatan belajar. Dengan adanya bahan pustaka tersebut, pemustaka khususnya siswa dapat belajar dan mencari informasi yang diinginkan.

Ketersediaan koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah sangatlah penting karena untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pengaruh ketersediaan koleksi yang ada di perpustakaan untuk pemustaka khususnya siswa yaitu untuk meningkatkan minat belajar serta prestasi. Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang mempunyai koleksi yang begitu lengkap, seperti: buku paket pelajaran atau buku teks pelajaran, buku teks pelengkap, buku fiksi, nonfiksi, referensi, kaset DVD atau VCD, dan ensiklopedia. Banyaknya koleksi yang ada di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang mengakibatkan sebagian dari koleksi tersebut belum diolah dan diorganisasi. Seperti yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut,

“Iya, perpustakaan SMA Islam Hidayatullah ini mempunyai sekitar 2.851 koleksi bahan pustaka, dan itu belum semua. Em, itu masih ada koleksi-koleksi yang baru yang belum diolah juga. Kebetulan koleksi di perpustakaan ini up to date mbak, soalnya kadang juga siswa-siswi disini request buku kalau semisal buku yang di cari enggak ada di perpustakaan. Jadi ya koleksi di perpustakaan ini lumayan banyak lah mbak. Saking lumayan banyak atau up to datenya itu juga ada beberapa koleksi yang belum selesai saya olah” (Taufiqurrohman, 23 Juni 2016 Pukul 12.30 WIB).

Berdasarkan pernyataan informan tersebut dapat diketahui bahwa perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang mempunyai koleksi bahan pustaka sebanyak 2.851. Banyaknya jumlah koleksi yang ada di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang dapat dilihat dari gambar 5.1 berikut ini:

Gambar 5.1 Tampilan statistika jumlah koleksi perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang

(Sumber: Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang)

Selain itu, perpustakaan tersebut juga selalu menyediakan koleksi yang terbaru. Tersedianya koleksi terbaru di perpustakaan dikarenakan adanya permintaan dari pemustaka ketika tidak mendapatkan bahan pustaka yang dicari di perpustakaan. Informan juga mengatakan bahwa beberapa koleksi bahan pustaka di perpustakaan sebagian belum terolah, hal tersebut dikarenakan banyaknya koleksi yang menumpuk.

Pengolahan bahan perpustakaan merupakan proses kegiatan organisasi informasi yang meliputi kegiatan inventaris, pembuatan deskripsi bahan pustaka, penentuan tajuk subjek dan nomor klasifikasi, pembuatan kartu katalog, pembuatan label buku, pembuatan barcode buku, dan penyusunan bahan pustaka di rak atau shelving. Proses pengolahan bahan pustaka sendiri terbilang cukup lama karena dilakukan secara manual, sehingga hal tersebut menyebabkan adanya penumpukan pekerjaan bagi pustakawan.

5.2.2 Intensitas Pemustaka Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang

Selama ini permasalahan yang sering terjadi di perpustakaan sekolah adalah rendahnya minat kunjung siswa untuk datang ke perpustakaan. Namun, hal tersebut berbeda dengan keadaan yang terjadi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Siswa-siswi di sekolah tersebut sangat aktif untuk datang ke perpustakaan. Tidak hanya meminjam atau mengembalikan buku dan langsung meninggalkan perpustakaan, tetapi mereka justru betah berlama-lama di perpustakaan untuk memanfaatkan fasilitas atau koleksi bahan pustaka. Selain hal itu, juga banyak sekali pemustaka khususnya siswa-siswi yang suka membaca atau mengerjakan tugas di perpustakaan. Mereka memanfaatkan perpustakaan untuk tempat diskusi dan bertukar pikiran. Seperti yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut,

“Banyak mbak, siswa-siswi di sini kebetulan pada suka ke perpustakaan. Biasanya kalau setiap hari itu bisa sampai satu atau dua kelas. Satu kelas itu kan ada 30 siswa. Ya, berarti sekitar 30-60an gitu mbak setiap hari. Ya biasanya mereka pada baca-baca gitu atau ngerjain tugas bareng-bareng. Terus juga selain itu pemusta disini suka kalo meminjam buku. Entah itu buku pelajaran atau novel, soalnya koleksi buku di sini juga lumayan up to date mbak jadi ya banyak yang pinjam. Apa lagi siswa-siswi suka sekali baca novel” (Taufiqurrohman, 23 Juni 2016 Pukul 12.30 WIB).

Berdasarkan pernyataan dari informan tersebut dapat diketahui bahwa minat kunjung yang ada di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang sangat tinggi. Pemustaka SMA Islam Hidayatullah Semarang sering kali datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi bahan pustaka. Selain itu mereka juga terkadang memanfaatkan perpustakaan untuk belajar ataupun berdiskusi. Tingginya minat kunjung siswa untuk datang ke perpustakaan salah satunya dikarenakan adanya koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan yang selalu baru.

Adannya koleksi yang selalu baru di perpustakaan dapat memberikan ketertarikan sendiri bagi pemustaka untuk datang ke perpustakaan. Ketertarikan pemustaka untuk datang ke perpustakaan dapat dilihat dari gambar 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2 Tampilan daftar statistika pengunjung

5.2.3 Kecenderungan Sikap Pemustaka Terhadap Bantuan Pustakawan

Perpustakaan sekolah merupakan pusat sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang diselenggarakan oleh sekolah untuk menunjang program belajar mengajar di sekolah. Sebagai penunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, maka perpustakaan sekolah harus dapat memberikan segala sumber informasi yang dibutuhkan sesuai kebutuhan pemustakanya. Untuk itu keberadaan koleksi di perpustakaan sekolah juga harus diperhatikan, mengingat koleksi yang ada di perpustakaan adalah faktor pendukung proses belajar mengajar.

Adanya koleksi perpustakaan yang lengkap dan baru selain dapat membantu proses belajar mengajar juga dapat menarik minat kunjung pemustaka. Seperti pada perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang, perpustakaan tersebut selalu ramai dikunjungi oleh pemustaka khususnya para siswa-siswi. Siswa-siswi SMA Islam Hidayatullah Semarang sering kali datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan seperti buku. Beberapa dari pemustaka juga memanfaatkan perpustakaan untuk mengerjakan tugas dan atau hanya sekedar berdiskusi. Hasil observasi peneliti menunjukan bahwa beberapa pemustaka di perpustakaan cenderung sering meminta bantuan kepada pustakawan ketika pencarian dan penelusuran koleksi bahan pustaka di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Seperti pendapat yang diungkapkan oleh informan pustakawan berikut ini, “Iya, siswa-siswi di sini sering kali meminta bantuan saya, kayak minta bantuan buat cari buku terus bantu buat cari materi tugas sekolah”. (Taufiqurrohman, 23 Juni 2016 Pukul 12.30 WIB).

Berdasarkan pernyataan informan tersebut dapat diketahui bahwa pemustaka cenderung sering meminta bantuan kepada pustakawan ketika mencari bahan pustaka buku atau materi tugas sekolah. Kecenderungan pemustaka untuk selalu meminta bantuan kepada pustakawan dapat menghambat beberapa pekerjaan pustakawan, yakni pustakawan tidak dapat fokus terhadap pekerjaannya seperti pada layanan sirkulasi ataupun ketika sedang menginput data koleksi bahan pustaka.

5.3 Proses Implementasi Otomasi di Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang

Perpustakaan SMA Islam Hidayatullah merupakan perpustakaan sekolah yang menuntut pustakawanya untuk dapat memahami teknologi informasi serta mengelola dan melayani kebutuhan informasi pemustaka secara optimal. Minimnya sumber daya manusia di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah yang hanya mempunyai satu pustakawan menuntut pustakawan mampu mengkontrol semua pekerjaan yang ada di perpustakaan. Peluang berkembangnya teknologi informasi memberikan perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang untuk menerapakan teknologi informasi untuk otomasi di perpustakaan.

Implementasi atau penerapan otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang dilatarbelakangi oleh karena SMA Islam Hidayatullah Semarang hanya memiliki satu pustakawan yang harus merangkap seluruh pekerjaan perpustakan dari pengolahan sampai koleksi tersebut dapat dilayankan. Sebelum perpustakaan SMA Islam Hidayatullah mengimplementasikan otomasi perpustakaan, kegiatan pengelolaan bahan pustaka di perpustakaan dilakukan secara manual sehingga pustakawan memiliki waktu terbatas untuk melakukan kegiatan lain seperti melakukan kegiatan pendidikan pemakai, shelfing, dan melayani pemustaka dalam melakukan pencarian koleksi bahan pustaka di perpustakaan. Banyaknya pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi dan juga mengakses layanan penelusuran informasi membuat pihak perpustakaan menerapkan otomasi di perpustakaan,

“Yaa, karena kalau perpustakaan belum ada otomasinya atau enggak ada otomasinya itu kelihatan masih jadul atau perpustakaan lama gitu kan. Tapi kalau perpustakaan itu dikatakan perpustakaan digital itu harus menerapkan otomasi. Jadi untuk perpustakaan sekolah yang mungkin koleksinya tidak sebanyak seperti perpustakaan umum atau perpustakaan perguruan tinggi jika perpustakaan sekolah ini sudah siap untuk menggunakan otomasi kenapa tidak mbak. Disamping itu diterapkannya sistem otomasi di perpustakan sekolah ini kan untuk membantu sebagian pekerjaan pustakawan yang berulang-ulang apalagi di perpustakaan sekolah ini pustakawannya cuman satu saja” (Taufiqurrohman, 23 Juni 2016 Pukul 12.30 WIB).

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut informan pustakawan menyatakan bahwa meskipun koleksi perpustakaan sekolah tidak sebanyak koleksi perpustakaan umum atau perguruan tinggi, tetapi jika perpustakaan sekolah tersebut sanggup atau siap menerapkan sistem otomasi perpustakaan sebaiknya diterapkan. Informan juga mengatakan bahwa dengan adanya otomasi di perpustakaan sekolah dapat membantu pekerjaannya yang sifatnya berulang-ulang. Penerapan otomasi di perpustakaan sekolah dapat membantu pustakawan dalam memberikan keberhasilan kerja pustakawan untuk menyelesaikan pekerjaan perpustakaan dengan minimnya sumber daya manusia yang dimiliki. Dengan adanya bantuan sistem otomasi di perpustakaan maka perkerjaan perpustakaan tersebut dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien (Riyanto, 2012: 12).

Terdapat banyak pilihan dan cara di dalam mengimplentasikan otomasi perpustakaan, yang pertama otomasi pepustakaan dapat dilakukan dengan cara membeli dari vendor ataupun perpustakaan tersebut juga dapat membangun sendiri. Namun hal tersebut sepertinya tidak mungkin dilakukan, perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang tidak memiliki kemampuan untuk membeli sistem otomasi perpustakaan, karena tidak memiliki anggaran yang cukup. Selain itu, mereka juga tidak mampu untuk membangun sistem otomasi karena tidak adanya sumber daya manusia yang berkualifikasi di bidang IT. Dengan adanya modal pengetahuan mengenai teknologi informasi otomasi perpustakaan, maka perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang menggunakan sistem otomasi Free Open Source yaitu SLiMS.

Sistem otomasi SLiMS merupakan salah satu Free Open Source Software berbasis web yang dapat digunakan untuk membangun sistem otomasi perpustakaan. Dengan adanya implementasi otomasi SLiMS perpustakaan maka akan membantu pustakawan dalam menangani berbagai tugas atau kegiatan manajemen administrasi di perpustakaan. SLiMS dapat mengambil alih beberapa kegiatan perpustakaan seperti pada kegiatan pengolahan, peminjaman, pengembalian, pemesanan koleksi, penyiangan, manajemen anggota, fasilitas pencetakan barcode (barcode koleksi dan kartu anggota) serta berbagai jenis laporan. Selain itu SLiMS juga dapat diunduh secara gratis melalui website resminya http://slims.web.id. Adanya beberapa kelebihan yang ada pada SLiMS membuat pihak perpustakaan memilih menggunakan SLiMS sebagai sistem otomasi di perpustakaan SMA Islam Hidayatullah Semarang. Seperti yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut,

“Perpustakaan sini menggunakan SLiMS ya dikarenakan SLiMS itu mudah digunakan, fitur-fitur menunya juga mudah dipahami. Disamping itu SLiMS gratis enggak harus bayar dan juga SLiMS bisa digunakan tanpa harus nyambung ke internet online atau offline gitu mbak” (Taufiqurrohman, 23 Juni 2016 Pukul 12.30 WIB).

Berdasarkan pernyataan informan tersebut dapat diketahui bahwa perpustakaan