vi-fo branding : video-foto instagramable bagi …

12
Volume 11 No. 1 Juni 2020 63 VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI POKDARWIS DHARMA JATI & KOMUNITAS SENI THINTHIR DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA “A-B-S” (ALAM– BUDAYA– SPIRITUAL) DI DESA ANGGRASMANIS, KABUPATEN KARANGANYAR Nur Rahmat Ardi Candra D.A. Jurusan Televisi dan Film Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Email: [email protected] Abstrak Desa Wisata dalam konteks Wisata pedesaan tersebut dapat disebut sebagai aset kepariwisataan yang berbasis pada potensi pedesaan dengan segala keunikan dan daya tariknya yang dapat diberdayakan dan dikembangkan sebagai produk wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut. Sebagai sebuah pengembangan destinasi wisata mandiri, masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Thinthir ini memiliki permasalahan yang mendasar yaitu masih minimnya dukungan dari eksternal seperti halnya dari pemerintah daerah. Semua kegiatan yang diadakan berasal dari inspirasi warga masyarakat setempat, tata kelola, manajemen, publikasi, promosi, dan pemasaran belum tergarap dengan baik. Pemberdayaan masyarakat sekitar desa wisata merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan sebuah desa wisata. Pengembangan wisata sebagai pengejawantahan dari konsep pariwisata inti rakyat mengandung arti bahwa masyarakat desa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam perencanaan sekaligus strategi pengembangan pariwisata di daerahnya. Luaran dari pelatihan ini akan menyampaikan dan memberikan beberapa materi (modul) yang terkait dengan dasar-dasar produksi audio visual khususnya tentang naskah video pendek, penataan videografi dan fotografi yang unik dan menarik seputar keberadaan s pot – spot desa wisata di daerah desa Anggrasmanis, kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar. Terakhir, nantinya juga akan dihasilkan artikel ilmiah yang terkait dengan Kata kunci: Pelatihan Foto-Video, Promosi, Potensi Wisata, Kampung Thinthir. Abstract Village Tourism in the context of rural tourism can be referred to as an tourism asset based on rural potential with all its uniqueness and attractiveness that can be empowered and developed as tourism products to attract tourist visits to the location of the village. As an independent tourist destination development, the people who are members of the Thinthir Community have a fundamental problem, namely the lack of external support as well as from the local government. All activities carried out came from the inspiration of local residents, governance, management, publication, promotion, and marketing have not been explored properly. Community empowerment around the tourism village is an important activity in developing a tourist village. The development of tourism as a manifestation of the concept of core people’s tourism implies that rural communities benefit as much as possible in the planning as well as tourism development strategies in their regions. The output of this training will deliver and provide some material (modules) related to the basics of

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Nur Rahmat Ardi Candra D.A: Vi-fo Branding: Video-foto Instagramable bagi Pokdarwis Dharma Jati...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 63

VI-FO BRANDING :VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE

BAGI POKDARWIS DHARMA JATI & KOMUNITAS SENI THINTHIRDALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA “A-B-S” (ALAM–

BUDAYA– SPIRITUAL) DI DESA ANGGRASMANIS,KABUPATEN KARANGANYAR

Nur Rahmat Ardi Candra D.A.Jurusan Televisi dan Film

Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI SurakartaEmail: [email protected]

Abstrak

Desa Wisata dalam konteks Wisata pedesaan tersebut dapat disebut sebagai aset kepariwisataan yangberbasis pada potensi pedesaan dengan segala keunikan dan daya tariknya yang dapat diberdayakan dandikembangkan sebagai produk wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut. Sebagaisebuah pengembangan destinasi wisata mandiri, masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Thinthir inimemiliki permasalahan yang mendasar yaitu masih minimnya dukungan dari eksternal seperti halnya daripemerintah daerah. Semua kegiatan yang diadakan berasal dari inspirasi warga masyarakat setempat, tatakelola, manajemen, publikasi, promosi, dan pemasaran belum tergarap dengan baik. Pemberdayaanmasyarakat sekitar desa wisata merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan sebuah desawisata. Pengembangan wisata sebagai pengejawantahan dari konsep pariwisata inti rakyat mengandungarti bahwa masyarakat desa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam perencanaan sekaligus strategipengembangan pariwisata di daerahnya. Luaran dari pelatihan ini akan menyampaikan dan memberikanbeberapa materi (modul) yang terkait dengan dasar-dasar produksi audio visual khususnya tentang naskahvideo pendek, penataan videografi dan fotografi yang unik dan menarik seputar keberadaan spot – spotdesa wisata di daerah desa Anggrasmanis, kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar. Terakhir, nantinyajuga akan dihasilkan artikel ilmiah yang terkait dengan

Kata kunci: Pelatihan Foto-Video, Promosi, Potensi Wisata, Kampung Thinthir.

Abstract

Village Tourism in the context of rural tourism can be referred to as an tourism asset based on ruralpotential with all its uniqueness and attractiveness that can be empowered and developed as tourismproducts to attract tourist visits to the location of the village. As an independent tourist destinationdevelopment, the people who are members of the Thinthir Community have a fundamental problem,namely the lack of external support as well as from the local government. All activities carried outcame from the inspiration of local residents, governance, management, publication, promotion,and marketing have not been explored properly. Community empowerment around the tourismvillage is an important activity in developing a tourist village. The development of tourism as amanifestation of the concept of core people’s tourism implies that rural communities benefit asmuch as possible in the planning as well as tourism development strategies in their regions. Theoutput of this training will deliver and provide some material (modules) related to the basics of

Page 2: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

64 Volume 11 No. 1 Juni 2020

PENDAHULUAN

Desa Wisata dalam konteks wisatapedesaan dapat disebut sebagai aset kepariwisataanyang berbasis pada potensi pedesaan dengan segalakeunikan dan daya tariknya, yang dapatdiberdayakan dan dikembangkan sebagai produkwisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasidesa tersebut. Potensi objek dan daya tarik wisatamerupakan modal dasar bagi pengembangan suatukawasan pedesaan menjadi sebuah kampung ataudesa wisata. Potensi-potensi tersebut yang pertamaadalah potensi ûsik lingkungan alam (persawahan,perbukitan, bentang alam, tata lingkunganperkampungan yang unik, dan arsitektur bangunankhas). Kedua adalah potensi kehidupan sosialbudaya masyarakat (pola kehidupan keseharianmasyarakat yang memiliki kekhasan, adat istiadatdan tradisi budaya, seni kerajinan dan keseniantradisional).

Tingkat penerimaan dan komitmenmasyarakat terhadap kegiatan kepariwisataan; yaituadanya sikap keterbukaan dan penerimaanmasyarakat setempat terhadap kegiatan pariwisatasebagai bentuk kegiatan yang akan menciptakaninteraksi antara masyarakat lokal dengan wisatawanuntuk dapat saling berinteraksi, menghargai danmemberikan manfaat yang saling menguntungkan,khususnya bagi masyarakat lokal adalah bagipenghargaan dan pelestarian budaya setempat danmanfaat ekonomi kesejahteraan masyarakat lokal.Sedangkan bagi wisatawan adalah pengkayaanwawasan melalui pengenalan seni dan budaya lokal.Sehingga perlu adanya semangat dan motivasi yangkuat dari masyarakat dalam menjaga karakter khasdari lingkungan ûsik alam pedesaan dan kehidupanbudaya yang hidup dan tumbuh dalam masyarakat

audio visual production, especially about short video scripts, arrangement of videography andphotography that is unique and interesting about the existence of tourist village spots in the area ofAnggrasmanis village, Jenawi, Karanganyar . Finally, scientific articles related to will be producedlater.

Keywords: Photo-Video Training, Promotion, Tourism Potential, Thinthir Village.

setempat. Hal tersebut juga merupakan faktor yangsangat mendasar, karena komitmen atau motivasitersebut sesungguhnya yang akan menjaminkelangsungan daya tarik dan kelestarian sumberdaya wisata yang dimiliki desa tersebut.

Karanganyar, secara geografis memilikiletak yang strategis, karena berada pada wilayahyang merupakan wilayah regional yang mempunyaipertumbuhan ekonomi yang pesat. Karanganyarjuga terletak di perbatasan Jawa Tengah danJawa Timur, hal ini berarti Karanganyar sebagaipintu gerbang aktivitas Jawa Timur ke JawaTengah, meskipun pada saat ini belum optimal.Tentu saja harapan 20 tahun mendatangKabupaten Karanganyar memiliki potensi sebagaipintu gerbang dapat terus berkembang.

Dari aspek geomorfologi dan lingkunganhidup, yaitu adanya area lahan pertanian danperkebunan yang cukup potensial, tersedianyasumber air yang cukup, kawasan hutan lindung,hutan produksi, serta hutan rakyat. Dengantersedianya potensi tersebut , KabupatenKaranganyar mempunyai harapan untukmengembangkannya baik untuk meningkatkanproduktivitas maupun untuk menjaga keseimbanganlingkungan hidup.

Gambar 1 : Kabupaten Karanganyar(Sumber:http:/www.karanganyar.go.id, diakses

pada tanggal , 10 November 2019)

Page 3: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Nur Rahmat Ardi Candra D.A: Vi-fo Branding: Video-foto Instagramable bagi Pokdarwis Dharma Jati...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 65

Wilayah Kecamatan Jenawi, KabupatenKaranganyar, merupakan salah satu daerah diprovinsi Jawa Tengah yang berada di lereng GunungLawu. Daerah ini memiliki potensi wisata alamnyayang selama ini pihak pemerintah daerahKaranganyar masih lebih menfokuskanpengembangan wisatanya berada di kota.Kecamatan Jenawi terdiri atas sembilan desa, antaralain: Anggrasmanis, Balong, Gumeng, Jenawi,Lempong, Menjing, Seloromo, Sidomukti, danTrengguli. Pada saat ini potensi wisata yang cukuplengkap (alam, budaya, dan spiritual) terletak di desaAnggrasmanis.

Pada saat ada dua kelompok masyarakatyang aktif mengelola beberapa destinasi wisata yangada di desa Anggrasmanis, yaitu Pokdarwis(kelompok sadar wisata) Dharma Jati danKomunitas Thinthir dengan pengelolaan yang mandiriatau swa-kelola. Pokdarwis ini sedang merintispaket-paket wisata alam, budaya, dan spiritual bagiwisatawan. Paket-paket wisata yang terusdikembangkan secara swa-kelola tersebutdiantaranya adalah Sendang Kuwung, Onto Boga,Menara Dewa, Embung Banyu Kuwung, Air TerjunDasamala, Gua Pangadem, Gua Yoga Dharma,Wisata Budaya Naliko Semono, Gelar BudayaWuku Wayang, Sanggar Seni, dan Outbond JelajahAlam. Semua destinasi wisata yang dikembangkansecara mandiri, gotong-royong dari anggotamasyarakat maka tentunya masih banyak pulaaspek-aspek yang belum maksimal untukdikembangkan, baik itu dari segi layanan wisatawanseperti publikasi dan promosi.

Kampung Tinthir terletak di DukuhDemping, Desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawitepatnya kurang lebih 2 km sebelah utara CandiCetho. Masyarakat dan para relawan sejak tahun2008 memilliki misi dan mulai menyuarakanpelestarian budaya, sosial dan alam lewat kegiatanswadaya masyarakat event festival tahunan tingkatdesa melalui pameran, seminar, diskusi, workshop,susur sungai dan atau gelar budaya dengan potensi-potensi yang ada. Optimalisasi potensi desa adalahsegenap sumber daya alam dan sumber daya

manusia yang dimiliki desa sebagai modal dasar yangperlu dikelola dan dikembangkan bagi kelangsungandan perkembangan desa. Sebagai contoh adalahpelestarian sumber daya alam, termasuk bahantambang, kayu, batu adalah keharusan, serta hasilpertanian dan peternakan sebagai mata pencaharian,termasuk sumber air, tata air, dan kesehatan air untukkepentingan hidup manusia, misalnya sanitasi, irigasi,perikanan, pertanian dan kebutuhan sehari-hari.

Kampung Tinthir Majapahit merupakansebuah wadah pelestarian budaya, sosial dan alamsebagai sarana komunikasi dan ajang kreativitas bagipara relawan-relawan yang peduli denganpelestarian budaya, sosial dan alam. Relawan yangtergabung dalam sebuah komunitas yaitu KomunitasTinthir mencakup bermacam-macam bidang antaralain, pemuda desa, petani, mahasiswa, dosen,seniman, budayawan, arkeolog, dan lain-lain masihbanyak yang tergabung dalam komunitas tersebutdari berbagai asal daerah.

Wisata Kampung Tinthir bertujuan untukmewadahi dan memfasilitasi masyarakat dalambelajar hingga memahami kebenaran sejati yang lugutanpa kepalsuan, sadar arti hidup dan menyadari artidosa dalam hukum sebab-akibat. BersamaKomunitas Thintir Nusantara hendak berperansebagai cahaya kecil untuk menerangi hati setiapkehidupan, dalam proses meniti lintasan sang sumberkehidupan, layaknya sebuah mata air yang mengalirdari hulu ke hilir hingga ke luasnya samudera. Hulumemahami asal usul kehidupan dengan dasarberketuhanan, hilir memahami muara kehidupan, artiperbedaan, dan mampu menciptakan budi yangluhur untuk sarana membangun Nusantara menujukedamaian dan kesejahteraan. SedangkanKomunitas Tinthir Nusantara adalah sebuah lembagasosial yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,melayani masyarakat dengan penggalian potensi,mengangkat dan merevitalisasi kearifan budaya lokalsehingga mampu berkembang dipahami olehmasyarakat pentingnya pelestarian seni tradisi yangsarat dengan nilai luhur masyarakat pendahulu(budaya leluhur) dan menjadi produk ikon daerahyang dapat memanajemen potensi-potensi yang ada

Page 4: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

66 Volume 11 No. 1 Juni 2020

dalam sebuah paket indutri pariwisata (branding),dengan tujuan mengembangkan pariwisata berbasisbudaya. Komunitas Tinthir Nusantara bertujuanmenjadi sebuah lembaga yang mampumelaksanakan kajian-kajian kritis tentang studibudaya secara berkesinambungan berwawasanbudaya, sosial dan alam melalui pagelaran, ceramah,diskusi, penelitian, pengkajian dan lainnya, gunamenunjang upaya perlindungan dan pelestariankekayaan budaya bangsa. Selain itu menjalinkerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dalampengembangan riset, kajian, serta pemikirankebudayaan baik di tingkat regional, nasional, daninternasional.

Komunitas ini terfokus pada sisi budaya,mengingat kembali sejarah, perilaku, adat istiadatsesuai budaya Nusantara, terutama budadaya Jawa,menikmati budaya Jawa merupakan salah satu caramelestarikan produk budaya masa lalu yang kayaakan petuah dan ilmu yang perlu dipahami. Selainitu relawan dan masyarakat bekerjasama denganseniman dan perguruan tinggi seni menciptaan karya-karya seni budaya yang secara konservatif tidaklepas dari ajaran-ajaran budaya Jawa. Maka dariitu kiranya perlu strategi dalam hal ini untukmenciptakan sebuah pelestarian budaya, sosial danalam, lewat penggalian kantong-kantong masyarakatdesa, dengan diselenggarakannya Gelar BudayaKampung Tinthir Majapahit sehingga diharapkanmampu mengajak masyarakat luas atau pemerhatibudaya, sosial dan alam mampu ikut serta dalammelestarikan dan memberikan informasi kepadamasyarakat lain demikian pentingnya kegiatankomunitas tersebut. Selain itu Dukuh Demping DesaAnggrasmais secara tidak langsung dapat merasakanhasil dari kegiatan gelar budaya tersebut baik secarapercontohan dan terciptanya ikon daerah, dukuhDemping, desa Anggrasmanis sebagai monumen atausalah satu dukuh yang memiliki jiwa pelestari budayasosial dan alam sehingga ada nuansa Kampung TinthirMajapahit pada masa lalu (kejayaan masaMajapahit)

Kampung Tinthir bertujuan untuk mewadahidan memfasilitasi masyarakat dalam belajar hingga

memahami kebenaran sejati yang lugu tanpakepalsuan, sadar arti hidup dan menyadari arti dosadalam hukum sebab-akibat. Komunitas Tinthirmerupakan komunitas yang memiliki keinginan untukberperan sebagai simbol cahaya kecil untukmenerangi hati setiap kehidupan, dalam proses menitilintasan sang sumber kehidupan, layaknya sebuahmata air yang mengalir dari hulu ke hilir hingga keluasnya samudera. Bergerak dalam rangkapelestarian budaya, sosial dan alam, lewat penggaliankantong-kantong masyarakat , mengajakmasyarakat luas atau pemerhati budaya, sosial danalam mampu ikut serta dalam melestarikan danmemberikan informasi kepada masyarakat laindemikian pentingnya kegiatan komunitas tersebut.

Sebagai wadah kegiatan-kegiatanmasyarakat dengan usaha kreatif, diharapkankomunitas budaya ini dapat menggali potensi-potensidesa khususnya di bidang pariwisata, melalui saranadialog dan wisata Dharma bagi kelompok sadarwisata dan komunitas-komunitas pemberhati budayauntuk mengkaji budaya, sosial, dan alam.Berikutnya, bahwa komunitas ini juga digunakansebagai wadah berkomunikasi dalam menyebarkanmisi pelestarian budaya, sosial dan alam, lewatpenggalian kantong-kantong masyarakat, mengajakmasyarakat luas atau pemerhati budaya, sosial danalam mampu ikut serta dalam melestarikan danmemberikan informasi kepada masyarakat laindemikian pentingnya kegiatan komunitas tersebut.

Kampung Thintir keberadaannya jugadigunakan sebagai sarana untuk mengkaji budaya,sosial, dan alam, berikut jabarannya yaitu ;melestarikan tatwa, etika, dan susila dalamkebudayaan Jawa. Untuk melestarikan kemanusiaanyang adil dan beradap. Untuk melestarikan alam danlingkungan, dengan menjaga hubungan baik antarasesama manusia, manusia dengan flora dan fauna,serta manusia dengan Tuhannya. Kampung ini jugamengembangkan kerjasama antara wargamasyarakat desa, kalangan akademisi, praktisi danpemerintah daerah setempat.

Sebagai sebuah pengembangan destinasiwisata mandiri, masyarakat yang tergabung dalam

Page 5: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Nur Rahmat Ardi Candra D.A: Vi-fo Branding: Video-foto Instagramable bagi Pokdarwis Dharma Jati...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 67

komunitas thinthir ini memiliki permasalahan yangmendasar yaitu masih minimnya dukungan darieksternal seperti halnya dari pemerintah daerah.Semua kegiatan yang diadakan berasal dari inspirasiwarga masyarakat setempat , tata kelola,managemen, publikasi, promosi, dan pemasaranbelum sama sekali tergarap dengan baik.

Gambar 2 :Aktivitas musyawarah pengembangan potensiwisata Kampung Thinthir antara Pokdarwis

Dharma Jati dan Komunitas Thintir(Sumber: Yona, 2019)

Gambar 3 :Beberapa wisatawan yang berkunjung di salahtempat wisata yang ada di Kampung Thinthir

(Sumber: Yona, 2019)

METODE PELAKSANAAN

Unsur terpenting dalam pengembangansebuah wisata yang ada di sebuah daerah adalahketerlibatan masyarakat setempat dalam setiappotensi wisata yang ada di daerah tersebut.Pengembangan wisata sebagai pengejawantahan

dari konsep pariwisata inti rakyat mengandung artibahwa masyarakat desa memperoleh manfaatsebesar-besarnya dalam pengembangan pariwisata.Masyarakat terlibat langsung dalam kegiatanpariwisata dalam bentuk pemberian jasa danpelayanan yang hasilnya dapat meningkatkanpendapatan masyarakat di luar aktivitas merekasehari-hari. Beberapa bentuk keterlibatanmasyarakat tersebut adalah penyediaan fasilitasakomodasi berupa rumah-rumah penduduk yangdijadikan konsep homestay, penyediaan kebutuhankonsumsi wisatawan, pemandu wisata, penyediaantransponasi lokal seperti andong atau dokar, kuda,pertunjukan kesenian, dan lain sebagainya.

Tipologi pariwisata didasarkan ataskarakteristik sumber daya dan keunikan yangdimilikinya oleh sebuah daerah dapatdikelompokkan dalam empat kategori (Depparnas,2009:55), yaitu; berbasis keunikan sumber dayabudaya lokal (adat tradisi kehidupan masyarakat,artefak budaya, dan sebagainya) sebagai daya tarikwisata utama, yaitu wilayah pedesaan dengankeunikan berbagai unsur adat tradisi dan kekhasankehidupan kesehantan masyarakat yang melekatsebagai bentuk budaya masyarakat pedesaan, baikterkait dengan aktivtas mata pencaharian, religimaupun bentuk aktivitas lainnya. Kedua, berbasiskeunikan sumber daya alam sebagai daya tarik utama(pegunungan, perkebunan dan pertanian, pesisir-pantai, dan sebagainya), yaitu wilayah pedesaandengan keunikan lokasi yang berada di daerahpegunungan, lembah, pantai, sungai, danau danberbagai bentuk bentang alam yang unik lainnya,sehingga desa tersebut memiliki potensi keindahanview dan lansekap untuk menarik kunjunganwisatawan. Ketiga, berbasis perpaduan keunikansumber daya budaya dan alam sebagai daya tarikutama, yaitu wilayah pedesaan yang memilikikeunikan daya tarik yang merupakan perpaduanyang kuat antara keunikan sumber daya wisatabudaya (adat tradisi dan pola kehidupanmasyarakat) dan sumber daya wisata alam.Keempat, berbasis keunikan aktivitas ekonomikreatif sebagai daya tarik wisata utama, yaitu wilayah

Page 6: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

68 Volume 11 No. 1 Juni 2020

pedesaan yang memiliki keunikan dan daya tariksebagai tujuan wisata melalui keunikan aktiûtasekonomi kreatif yang tumbuh dan berkembang darikegiatan industri rumah tangga masyarakat lokal, baikberupa kerajinan, maupun aktivitas kesenian yangkhas.

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdianpada masyarakat tematik ini menggunakan metodepartisipatory (Freire, 1993&Gregory, 2008) yangpola kerjanya menitikberatkan pada bagian-bagiandasar yang akan terbagi menjadi tiga tahapan dasar.Bagian pertama adalah tahap pengenalan materi.Pada tahap ini lebih banyak menitikberatkan padapenyampaian materi secara substantif terkaitpengetahuan tentang ide sentral yang menjadi objekpengabdian kepada masyarakat tematik kali ini yaitumengenai eksistensi komunitas seni Thinthir danPokdarwis “Dharma Jati” yang semuanya berlokasidi desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi,Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Terkaitdengan eksistensi pada dua komunitas seni tersebutkemudian dikembangkan fokus pada mediapublikasi dengan pendekatan dasar-dasar produksikarya seni audio visual menitikberatkan padapenataan videografi dan esai fotografinya. Padatahapan yang kedua yaitu melakukan simulasipembuatan naskah cerita sekaligus esai foto, simulasiteknik penataan videografi dan fotografi, dan tentangpasca produksi atau penyuntingan objek hasilpenataan videografi dan fotografinya. Materi ini jugadikenalkan untuk mengkondisikan para pesertapengabdian yang sama sekali belum pernah membuatkarya audiovisual sebelumnya dengan langkah-langkah yang benar dan lebih memahami secaradetail di balik proses produksinya.

Pada bagian terakhir kegiatan ini adalahpraktek-praktek partisipatoris diantaranyameliputi; pembuatan naskah cerita sebagai langahawal pada tahapan pra produksi sebagai panduanpengambilan cerita dan adegan dengan luaran karyaaudiovisual berdurasi maksimal 1 menit denganmateri lokasinya adalah spot – spot yang seringdigunakan atau dipromosikan sebagai kawasan desawisata khususnya di desa Anggrasmanis.

Selanjutnya dilakukan pembagian tim kerja antarakerabat kerja produksinya kemudian dilakukanpraktek pengambilan adegan dan cerita. Akhirnyadi akhir proses pelaksanaan kegiatan ini adalah padatahapan pasca produksi dengan memilih danmenyeleksi gambar-gambar dan video yang telahdiambil yang kemudian dilakukan prosespengunggahan di media sosial youtube khusus untukhasil karya video dan instagram khususnya untukhasil karya fotonya.

Untuk mewujudkan terlaksananya pelatihan,maka pelaksana program dan mitra dampinganmembangun sebuah komitmen kerjasama denganmelakukan distribusi pembagian kerja sebagaiberikut: bagi mitra dampingan, menugaskanbeberapa peserta pengabdian dari mitra yang sudahdilibatkan dan beberapa orang selaku kordinatoryang mendampingi terus selama kegiatan pengabdianini akan dilaksanakan dan menyediakan fasilitas dantempat yang dibutuhkan dalam pelatihan ataupengabdian ini. Bagi pelaksana kegiatan akanmenyusun dan menyediakan materi pelatihan,melakukan pelatihan dan pendampingan kegiatan,melakukan konsultasi dan evaluasi kegiatan,dan apresiasi terhadap hasil karya siswa selamapelatihan.

Pada prinsipnya metode pelaksanaan yangditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalahadanya metode ceramah untuk mendapatpenjelasan teoritis melalui pembelajaran di dalamruangan. Pemberian pengantar berkenaan denganmateri yang diberikan, pada awal mula pelatihan danpada setiap pergantian materi untuk mendukungefektivitas ceramah setiap peserta telah diberimakalah atau modul pelatihan terlebih dahulu.Sedangkan metode yang kedua, metode praktek,diberikan untuk mendapat bimbingan ataupendampingan dalam melakukan praktek secaralangsung sesuai dengan materi yang disampaikantahap demi tahap produksi audiovisual mulai dariproses pra produksi, proses produksi dan paskaproduksi. Pelaksanaan metode ini juga dibantu pulaoleh beberapa mahasiswa dari program studi Televisidan Film ISI Surakarta sebagai instruktur di lapangan

Page 7: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Nur Rahmat Ardi Candra D.A: Vi-fo Branding: Video-foto Instagramable bagi Pokdarwis Dharma Jati...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 69

yang secara intensif mengarahkan hal-hal teknisperwujudan hasil luaran kegiatan.

Sebagai target dan luaran dari kegiatanpelatihan ini diharapkan untuk menumbuhkan minatkarya seni audio visual pada peserta pengabdiankepada masyarakat sebagai wadah berekspresimenuangkan ide-ide kreatif dan pengembanganpembelajaran konten kebudayaan yang dapatdilakukan oleh masyarakat yang terlatih dan terampilmemanfaat media publikasi hanya dengan melaluiperangkat yang sudah dimiliki seperti handphoneatau kamera foto. Peserta pelatihan diprioritaskanpada usia remaja setingkat pelajar SMP atau SMAdengan pertimbangan mereka masih mempunyaiwaktu untuk memberikan kontribusi ke daerahnyayang memiliki aset desa wisata yang dapatdipromosikan memalui media sosial seusai merekamenjalankan kewajiban sekolahnya. Setelahmengikuti pelatihan atau kegiatan pengabdian inidiharapkan para peserta mampu berorientasi danmempunyai target mampu menciptakan karya-karyaseni audiovisual dan atau foto yang bagus utnukdapat diunggah atau dipublikasikan melalui mediasosial untuk membantu eksisitensi kawasan desawisata yang terus digarap di daerahnya..

Luaran dari pelatihan ini akanmenyampaikan dan memberikan beberapa materi(modul) yang terkait dengan dasar-dasar produksiaudio visual khususnya tentang naskah videopendek, penataan videografi dan fotografi yang unikdan menarik seputar keberadaan spot–spot desawisata di daerah desa Anggrasmanis, kecamatanJenawi, kabupaten Karanganyar. Terakhir, nantinyajuga akan dihasilkan artikel ilmiah yang terkait denganproses pelaksanaan kegiatan pengabdian padamasyarakat tematik ini.

Pemberdayaan masyarakat sekitar desawisata merupakan kegiatan yang penting dalampengembangan sebuah desa wisata. Pengembanganwisata sebagai pengejawantahan dari konseppariwisata inti rakyat mengandung arti bahwamasyarakat desa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam perencanaan sekaligus strategipengembangan pariwisata di daerahnya. Strategi

berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seniberperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasaratau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadipada dasarnya strategi merupakan alat untukmencapai tujuan, Sedangkan menurut KamusBahasa Indonesia, strategi adalah rencana cermattentang suatu kegiatan guna meraih target atausasaran. (Peter Salim dan Yenny Salim, 1993: 964).

Strategi merupakan tahap awal bagi sebuahorganisasi atau tim kerja dan di dalamnya terdapatlangkah-langkah atau tindakan dalam rangkapencapaian tujuan yang telah ditentukan. Garansikeberhasilan sebuah strategi, maka diperlukanadanya kebijakan yang berkaitan dengan pedomanpelaksanaan, metode kerja, prosedur danperaturan-peraturan. Selain itu, dalam pelaksanaanstrategi dibutuhkan stimulans untuk memberikandorongan dan memotivasi bagi organisasi atau timkerja tersebut dalam menyukseskan pencapaiansasaran yang dikehendaki bersama.

Proses pelaksanaan sebuah produksiprogram atau kegiatan bersama dalam satu tim kerjapengorganisasiannya melakukan beberapa tahapanpenting yang baisannya disebut dengan istilah SOP(Standart Operating Procedur). SOP Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan SOP khususnya dalamproduksi program-program audio visual meliputi praproduksi (pre production), produksi (production)dan pasca produksi (post production) (Darwanto,2007: 178). Tahapan pra produksi merupakanproses awal dari seluruh kegiatan produksiprogram atau kegiatan yang direncakan dalamsebuah tim kerja. Tahapan ini bermula denganpenggalian ide dan gagasan untuk merancang sebuatprogram secara keseluruhan. Tahapan produksimerupakan proses berikutnya setelah pada tahapanpra produksi sudah menentukan secara pasti hasilnyamaka di tahapan ini dilakukan eksekusi untukpelaksanaanya. Tahapan pascaproduksi merupakanproses akhir dalam keseluruhan tahapan dari mulaipra produksi dan produksi.

Secara umum penjabaran teori-teori di atastelah digunakan oleh tim kegiatan pengabdiankepada masyarakat dalam melaksanakan kegiatan

Page 8: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

70 Volume 11 No. 1 Juni 2020

ini dan menitikberatkan aplikasi dan daya kreativitaspengetahuan masyarakat menggunakansmartphone sebagai basis untuk membuat foto danvideo kreatif.

PELAKSANAAN KEGIATAN

Dalam meningkatkan kesejahteraanmasyarakat, salah satu upaya yang harusditingkatkan yakni dari sektor pariwisata. Sektorpariwisata di Indonesia dapat dijadikan andalansebagai sumber penerimaan negara. Pariwisata tidakharus menciptakan tempat wisata yang besarsehingga mampu mendatangkan pengunjung dalamjumlah besar dari berbagai penjuru seluruh dunia.Justru pariwisata bisa dimulai dari desa sebagiasatuan unit terkecil. Perkembangan zaman yangpesat membuat banyak daerah memiliki strategi dancara bagaimana menonjolkan potensi daerahnyamasing-masing. Desa harus jeli dalam melihat potensidan menerapkan manajemen strategi dalampengelolaan potensi desa yang dikemas kedalambentuk desa wisata. Desa wisata didefinisikan secaraberagam. Salah satu pemahaman tentang wisata desayang dikemukakan oleh (Suyanti, 2013:10) adalahsuatu bentuk lingkungan yang memiliki ciri khaskhusus, baik alam maupun budaya yang sesuaidengan tuntutan wisatawan, dimana mereka dapatmengenal, mengahayati, dan mempelajari kekhasandesa beserta segala daya tariknya.

Pengembangan wisata yang ada di daerahsudah seharusnya perlu direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Adadua pendekatan dalam menyusun rangka konsepkerja pengembangan dari sebuah desa yang memilikipotensi wisata untuk menjadi paket-paket wisatayang ada di sebuah daerah. Pertama adalah bentukinteraksi tidak langsung, model pengembangandidekati dengan cara bahwa desa mendapat manfaattanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentukkegiatan yang terjadi semisal penulisan buku-bukutentang desa yang berkembang, kehidupan desa,arsitektur tradisional, latar belakang sejarah,pembuatan kartu pos dan sebagainya. Kedua adalah

bentuk interaksi setengah langsung, pelaksanaanbentuk-bentuk one day trip yang dilakukan olehwisatawan, kegiatan-kegiatan meliputi makan danberkegiatan bersama penduduk dan kemudianwisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya.

Secara tidak langsung, disadari maupuntidak disadari bahwa salah satu aspek yangmempengaruhi cepat atau lambatnya perkembangandesa wisata adalah aspek promosi desa tersebut.Promosi adalah kegiatan untuk mengarahkanseseorang atau organisasi kepada tindakan yangmenciptakan pertukaran dan pemasaran (Ri’eani,2015: 27). Promosi desa wisata sangat pentingterutama bagi desa wisata yang sedang merintis.Promosi desa dapat berasal dari internal desa yanggencar melakukan promosi dan informasi dari mulutke mulut. Maka dari itu, dibutuhkan informasi dalammempromosikan desa wisata. Jika desa wisata sudahterpromosikan dengan baik maka tinggalmemperbaiki aspek lain seperti fasilitas umum,peningkatan akses, dan lain-lain. Dalam kegiatanpromosi, perlu juga melibatkan pemuda remaja,salah satunya adalah pemuda remaja yang tergabungdalam organisasi kepemudaan atau sering dikenaldengan sebutan karang Taruna dan terkadang sudahada yang tergabung dalam kelompok sadar wisata(Pokdarwis) serta beberapa komunitas penggiatpariwisata daerah.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepadamasyarakat tematik ini terfokus di desa desaAnggrasmanis, Kecamatan Jenawi, KabupatenKaranganyar, Jawa Tengah dan hanya berjarakkurang lebih 50 kilometer dari kota Surakarta. Mitradalam kegiatan pengabdian kepada masyrakat iniadalah Pokdarwis Dharma Jati dan KomunitasThinthir. Tim pengabdian pada masyarakat terusmenjalin komunikasi secara intensif dengan pihak–pihak yang menjadi mitra selama kegiatanpengabdian pada masyarakat. Peserta dari mitrayang diikutsertakan dalam kegiatan pengabdian padamasyarakat ini telah saling bersinergi untuk terusmengembangkan publikasi dan promosi spot– spotyang menjadi kawasan wisata yang ada di desaAnggrasmanis.

Page 9: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Nur Rahmat Ardi Candra D.A: Vi-fo Branding: Video-foto Instagramable bagi Pokdarwis Dharma Jati...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 71

Proses tahapan kerja selama pelaksanaanpengabdian kepada masyarakat ini dapat dijelasakansecara umum sebagai berikut :

1. Tahap PengenalanProgram pelatihan ini diawali dengan tahap

pengenalan. Di tahap ini para peserta pelatihan yangterlebih dahulu dikenalkan tentang kegiatanpengabdian kepada masyarakat yang fokusmengajak para pemuda untuk berkreasi di era digitalini dengan membuat konten-konten kreatif yangmengangkat tentangpotwnsi wisata KampungThinthir yang berada di Dusun Jenawi, DesaAnggrasmanis, Kabupaten Karanganyar, JawaTengah. Selanjutnya dijelaskan melalui workshoptentang pengenalan produksi foto dan video sebagaimedia promosi secara bertahap, dengan teori-teorimengenai konten-konten kreatif, tahapan-tahapandalam membuat karya dan melihat konten-kontenkreatif sebagai referensi.

Gambar 4.Pengenalan dan sosialisasi kegiatan pengabdian

kepada masyarakat(Sumber: Candra, 2019)

2. Tahap PelaksanaanAwal proses pelaksanaan program yaitu

melakukan workshop tentang pengenalan videokreatif secara bertahap, entah itu dengan teori-teorimengenai pembuatan video kreatif, tahapan-tahapandalam membuat sebuah video kreatif dan melihatcontoh-contoh video kreatif tentang promosi desawisata sebagai referensi. Setelah menonton

beberapa video, terciptalah sebuah diskusi bersamauntuk membedah informasi-informasi yang tersajimaupun secara teknis.

Sebelum memulai pembuatan video kreatif,peserta yang berjumlah 10 (sepuluh) dibagi menjadi2 (dua) kelompok, masing-masing 5 (lima) orang.Dalam proses ini, para peserta dibimbing tentangbagaimana melakukan persiapan sebelum eksekusidi lapangan. Persiapan-persiapan tersebutdiantaranya persiapan mematangkan konsep danpersiapan alat. Setelah melalui proses pra-produksiatau tahap persiapan, selanjutnya adalah prosesproduksi. Pada tahap ini, para peserta diberipelatihan bagaimana merekam untuk mengambil shotdan angle yang baik hanya dengan menggunakansmartphone dan tripod.

Gambar 5.Proses pelaksanaan kegiatan produksi foto

dan video kreatif(Sumber: Faturizal, 2019

3. Tahap EvaluasiSetelah proses perekaman berakhir,

selanjutnya dilakukan proses pemindahan video kelaptop atau komputer (proses capturing). Pesertadiberi penjelasan terlebih dahulu mengenai dasar-dasar penyuntingan digital, seperti bagaimanamemotong dan menggabungkan video,menambahkan efek suara, mengatur gelap terang,dan sebagainya, dilanjutkan dengan praktik. Padatahap ini, peserta dibekali dengan peralatan laptopdan ditambah dengan properti headset dan mousesupaya membantu peserta dalam melakukanpenyuntingan digital. Setelah proses editing video

Page 10: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

72 Volume 11 No. 1 Juni 2020

selesai, selanjutnya yakni proses rendering videoyang sudah diedit menjadi produk jadi berformatMp4.

Gambar 6.Proses pelatihan kepada peserta pada tahap

pasca produksi (editing) (Sumber: Bilankawa, 2019)

Selanjutnya dilakukan proses pendistribusianhasil kerja. Ada beberapa jenis distribusi, namun diprogram ini peserta dilatih untuk melakukan distribusimelalui pengunggahan ke media sosial Instagramdan Youtube. Peserta diarahkan bagaimana prosesdistribusi mulai dari pembuatan akun, sampai padaproses upload.

Gambar 7.Screen shot akun Instagram desa wisata

Kampung Thinthir hasil dari pelatihan (Sumber: Bilankawa, 2019)

Gambar 8.Salah satu postingan objek wisata ‘Spiritual’ yang

ada di Kampung Thinthirmelalui media sosial Instagramnya

(Sumber: Bilankawa, 2019)

Gambar 9.Screen shot akun media sosial Youtube hasil

pelatihan dan salah satu postingan objek wisata‘Alam’ yang ada di Kampung Thinthir

(Sumber: Bilankawa, 2019)

Page 11: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Nur Rahmat Ardi Candra D.A: Vi-fo Branding: Video-foto Instagramable bagi Pokdarwis Dharma Jati...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 73

KESIMPULAN

Berdasarkan penejelasan pada bab-babsebelumnya, dapat disimpulkan bahwa untukpengembagan desa wisata dapat direkomendasikandari sebuah proses penelitian atau kegiatan yangmelibatkan masyarakat pemangku kebijakan danmasyarkat di daerah desa wisata sendiri. Perhatiandan pemikiran kritis terhadap prinsip-prinsip danmetode pengembangan model-model karakteristikdesa wisata harus lebih dipahami oleh beberapapihak terkait untuk dapat saling bersinergi danberharmoni memajukan potensi wisata di daerahnyatersebut.

Pengembangan desa wisata di desa-desayang ada di Kabupaten Temanggung tentunya harusterus dilakukan oleh pihak-pihak manapun tidakmenutup kemungkinan menjalin terus dengan duniaakademisi dalam hal ini adalah civitas akademikaperguruan tinggi. Perlu sikap profesionalitas tinggidan tak kenal lelah guna membangun desaAnggrasmanis sebagai sebuah salah satu destinasiwisata di Kabuopaten Karanganyar yang cukupberpotensi untuk dikembangkan lebih baik lagi.Karenanya dengan dukungan berbagai pihak makapengembangan potensi-potensi desa wisatakhususnya yang ada di Kampung Thinthir padaumumnya di desa Anggrasmanis ini akan terusdigaungkan dan dilakukan tahap demi tahap akhirnyaakan terciptanya sebuah desa wisata yang mandiri,maju dan dapat menyejahterakan ekonomimasyarakatnya.

Pemberdayaan masyarakat sekitar desawisata merupakan kegiatan yang penting dalampengembangan sebuah desa wisata. Pengembanganwisata sebagai pengejawantahan dari konseppariwisata inti rakyat mengandung arti bahwamasyarakat desa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam perencanaan sekaligus strategipengembangan pariwisata di daerahnya.

Saran-saran yang dapat disampaikanselama kegiatan pengabdian kepada masyarakat iniadalah pentingnya sebuah persiapan kelembagaan

dalam pengelolaan paket-paket wisata yang ada didaerah. Pariwisata daerah memerlukan perhatiankhusus sehingga dapat memutuskan konsep, visi,misi, dan tujuan yang telah dielaborasi menjadisasaran pengembangan, program kerja danmekanisme kerja yang baik, terbuka dan dapatdipertanggungjawabkan. Sosialisasi tentang potensi-potensi wisata daerah kepada warga masyarakatyang ada di daerah perlu digalakkan lebih lanjutsehingga tingkat partisipasi warga masyarakatmenjadi lebih tinggi. Strategi Pcmasaran dan jejaringdengan pemangku kepentingan menjadi aksi nyatayang strategis baik jangka pendek dan jangkapanjang. Perencanaan yang lebih detail dan perlupembelajaran studi banding menjadi kebutuhanuntuk mengembangkan kapasitas dan inovasi-inovasikreatif demi lebih dikenalnya lebih luas lagi tentangpotensi-potensi pariwisata yang ada di sebuahdaerah. Secara tidak langsung, disadari maupuntidak disadari bahwa salah satu aspek yangmempengaruhi cepat atau lambatnya perkembangandesa wisata adalah aspek promosi desa tersebut.).Promosi desa wisata sangat penting terutama bagidesa wisata yang sedang merintis. Promosi desadapat berasal dari internal desa yang gencarmelakukan promosi dan informasi dari mulut kemulut. Maka dari itu, dibutuhkan informasi dalammempromosikan desa wisata. Jika desa wisata sudahterpromosikan dengan baik maka tinggalmemperbaiki aspek lain seperti fasilitas umum,peningkatan akses, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Asyari, Hasbullah, 2012, Buku Pengangan DESAWISATA, Jogjakarta: Pustaka Zeedny

Butler, R.W. and Waldbrook L.A., 2003, A NewPlanning Tool: The Tourism OpportunitySpectrum (TOS), UK, The Journal ofTourism Studies

Departemen Pariwisata, Renstra PembangunanDesa Wisata dan Pariwisata Nasionaltahun 2005-2009

Page 12: VI-FO BRANDING : VIDEO-FOTO INSTAGRAMABLE BAGI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

74 Volume 11 No. 1 Juni 2020

Edward Inskeep, Tourism Planning An Integratedand Sustainable DevelopmentApproach

Gregory, Sam, Ed. 2008. Video For Change:Panduan untuk Advokasi. Yogyakarta:Insist Yogyakarta.

LPPMPPP, ISI Surakarta, 2019. Panduan Penelitiandan Pengabdian Kepada Masyarakat.Surakarta: LPPMPP, ISI Surakarta.

Ri’aeni, Ida.(2015). Penggunaan New Media dalamPromosi Pariwisata Daerah Situs CagarBudaya di Indonesia. Jurnal komunikasi,vol. 9, no 2,.183-192.

Suyanti, D. Winarni. (2013). Potensi Desa MelaluiPariwisata Pedesaan. Jurnal Ekonomidan Bisnis, vol. 12, no. 1,.33-36.

Yogantoro, Doto, 2015, Panduan PariwisataBerbasis Masyarakat (CommunityBased Tourism), Yogyakarta

Yuty, Oka A, 1997, Perencanaan danPengembangan Pariwisata, Jakarta:Pradnya Paramita

Website

Sumber:http:/www.karanganyar.go.id, diakses padatanggal , 10 November 2019

Narasumber

1. Yona, Arthea, S.Sn., 40 tahun, Penggerak SeniBudaya Lokal, Karanganyar.