vaovanovnoaveno

Upload: xehanork

Post on 14-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

adakdadad

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    1/21

    1

    STATUS PASIEN

    I.

    IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. B Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal lahir : 10 Mei 1967 Alamat : KP Cilangkap RT 01/015 Cilangkap,Tapos, Depok Suku : Jawa Pekerjaan : Staf bagian perawatan ( BAGWAT) RSPAD Gatot Subroto Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : STK Tanggal masuk RS : 15 Mei 2014

    II. RIWAYAT PSIKIATRIa. Keluhan Utama

    Pasien dibawa Paviliun Amino Gatot Subroto karena pasien sering

    marah marah sendiri sejak 12 jam SMRS.

    b. Keluhan TambahanPasien sering marah-marah dan berbicara sendiri

    c. Riwayat Gangguan SekarangBerdasarkan autoanamnesis, pasien diantar oleh ayah pasien ke RSPAD

    Gatot Soebroto karena pasien marah marah sejak 12 jam SMRS. Pasien

    mengatakan bahwa dirinya lebih senang berada di paviliun Amin RSPAD Gatot

    Subroto dibandingkan berada di rumah.

    1 hari SMRS pasien sedang dalam masa cuti tetapi pasien merasa tidak

    tenang dan tidak bisa tidur. Pasien mengatakan bahwa pasien tidak bisa tidur di

    rumah karena ada yang terus mengganggu pasien selama berada dirumah,

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    2/21

    2

    sehingga pasien sempat tinggal di rumah saudaranya karena tidak betah di

    rumah sebelum akhirnya dirawat di Paviliun Amino RSPAD Gatot Subroto.

    Pasien mengatakan bahwa pasien dirawat di amino karena saat berada di

    rumah pasien sering marah-marah, alasan pasien sering marah-marah di rumah

    karena saat berada di rumah pasien merasa ada orang yang menembus tembok

    dan merasuki tubuh pasien sehingga membuat pasien marah-marah.

    Satu hari sebelum wawancara pasien tampak mururng, setelah

    ditanyakan pasien mengatakan bahwa ada suara-suara yang menyuruh pasien

    agar tidak melakukan apa-apa.

    d. Riwayat Gangguan Sebelumnyai. Riwayat Gangguan Psikiatri

    Pada tahun 1995, pasien menjalani rawat inap yang pertama. pasien

    dirawat karena marah-marah, tetapi pasien sudah tidak dapat mengingat

    mengapa pasien marah. Pasien tidak ingat pula obat apa saja yang diberikan

    dan berapa lama pasien dirawat. Menurut pasien kurang lebih delapan kali

    mengalami rawat inap di Paviliun Amino antara tahun 1995-2010. Pasien

    juga tidak dapat mengingat kapan saja waktunya pasien di rawat, yang dapat

    diingat adalah pasien dirawat karena marah-marah dan merusak barang-

    barang yang dimilikinya.

    29 November 2008 pasien dirawat untuk kesekian kali dengan penyebab

    pasien sudah dua minggu tidak dapat tidur dan merasa mendengar ada suara-

    suara lama perawatan kurang lebih sekitar enam minggu, 28 September 2009

    pasien dirawat untuk sekian kalinya menurut ayahnya pasien, pasien tidak

    dapat tidur, pasien sering marah-marah, mengamuk memecahkan kaca

    jendela dan merusak barang-barang dirumah. Lama perawatan sekitar empat

    bulan lamanya.

    Pasien pernah dirawat di Paviliun Amino pada tanggal 28 September

    2009, pasien dibawa ke Paviliun Amino karena pasien tidak mau diajak

    keluar kamar, pasien mengatakan ingin sekolah lagi karena tidak menyukai

    profesinya saat ini. Pasien mengeluh nafasnya seperti bangkai karena

    sinusitisnya. Pasien ingin berhenti kerja dan menjadi pengusaha.

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    3/21

    3

    Selama masa perawatan pasien sering mendengar suara-suara, dan suka

    mengarang lagu, pasien merasa bahwa ada yang mebuka chakra di tubuhnya

    sehingga pasien bisa mendengar suara-suara, hal itu dirasakan sejak pasien

    dibawa ke dukun. Pasien dipulangkan tanggal 13 Januari 2010 dan

    dianjurkan untuk berobat ke poli secara teratur.

    Pasien sudah beberapa kali dirawat di Paviliun Amino sejak dibolehkan

    pulang, Pasien pernah dirawat dari tanggal 26 november 2010 sampai

    tanggal 22 Ferbruari 2011 karen pasien sering marah-marah di rumah.

    Dua tahun SMRS pasien merasa ada yang merasuki dirinya dan ingin

    memenggal kepala ayahnya. Hal ini membuat pasien takut karen ia takut

    ayahnya akan celaka, pasien juga masih mendengar suara-suara. Suara-suara

    itu menyuruh pasien untuk membakar buku dan mengata-ngatai pasien.

    Pasien merasa ada yang merasuki diri pasien tanpa ia bisa melawannya.

    ii. Riwayat Medik UmumPasien memilik riwayat penyakit sinusitis sejak tahun 2009 dan cistitis

    pada tahun 2012

    iii. Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien tidak pernah merokok dan mengkonsumsi alkohol atau narkotika.

    e. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

    Tidak didapatkan data yang cukup pada masa perinatal dan prenatal

    2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Tidak didapatkan data yang cukup karena pasien lupa akan masa-masa ia

    berusia 0-3 tahun.

    3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien tumbuh seperti anak lainnya, memiliki cukup banyak teman.

    Pasien bersekolah di sebuah SDN 2 Cilangkap dan SMPN 1 Cibinong.

    Pasien mempunyai prestasi baik saat bersekolah, pasien menagatakanbahwa pasien sering mendapat juara 1 selama bersekolah. Untuk

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    4/21

    4

    hubungannya dengan teman-teman bermain, pasien mengatakan bahwa

    pasien sering mengajari teman-temanya selama SD dan SMP.

    4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)Pasien tumbuh seperti anak seumurnya. Pasien bersekolah di SMPN 1

    Cibinong dan SMAN 1 Bogor, pasien kemudian dipindahkan ke STK Gatot

    Subroto oleh pamanya karena alasan finansial. Hubungan dengan teman-

    teman terjalin dengan baik. Pasien mengakui sewaktu sekolah pasien sering

    bergaul dengan teman-temanhya. Pasien mengakui setelah pulang sekolah,

    pasien sering bermain voli dengan teman-temanya. Pasien mengatakan

    bahwa pada saat di STK pasien juga sering menjadi juara kelas. Pasien

    memiliki hobi bermain voli. Pasien memiliki cita-cita sebagai ilmuwan

    sudah dewasa nanti.

    5. Masa dewasai. Riwayat Pendidikan

    Pasien bersekolah dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

    Pasien sekolah di SDN 2 Cilangkap, SMPN 1 Cbinong, dan SMAN 1,

    kemudian pasien dipindahkan oleh pamanya ke STK Gatot Subroto karena

    alasan finansial. Prestasi pasien selama sekolah baik, pasien sering menjadi

    juara kelas selama masa sekolah, pasien mengakui bahwa pasien sering

    bergaul bersama teman-temanya sleama masa. Pasien mengakui setelah

    pulang sekolah, pasien sering bermain berasama teman-temanya.

    ii. Riwayat PekerjaanPasien bekerja sebagai perawat di RSPAD Gatot Subroto. Pasien

    mengatakan bahwa pasien bekerja di kamar obat dan kemudian dipindahkan

    di bagian IGD.

    iii. Riwayat PernikahanPasien sudah menikah, pasien menikah pada tahun 2004 dan pisah pada

    tahun 2008. Pasien tidak memiliki anak, sekarang pasien tinggal bersama

    kedua orang tuanya.

    iv. Riwayat Kehidupan BeragamaPasien beragama Islam, pasien jarang solat 5 waktu dan membaca al-

    quran karena pasien sering merasa diganggu selama melakukan ibadah.

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    5/21

    5

    v. Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum maupun

    berurusan dengan pihak berwajib.

    vi.

    Riwayat PsikoseksualPasien mengatakan bahwa selama masa sekolah pasien tidak pernah

    berpacaran, pasien mengatakan bahwa pasien diperkenalkan pada istrinya

    oleh adik dan ayahnya, kemudian pasien berpacaran dengan istrinya selama

    2 bulan sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan. Hal ini menjelaskan

    bahwa pasien memiliki orientasi seksual yang normal yaitu heteroseksual

    vii.

    Aktivitas sosialSelama di lingkungan ruamah, pasien lebih suka membaca dan belajar di

    rumah daripada berinteraksi dengan orang-orang di sekitar rumah. Pasien

    hanya keluar sesekali jika diajak oleh ayah pasien untuk sholat di masjid.

    f. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak pertama dari enam bersaudara. Pasien merupakan anak

    pertama dari 6 bersaudara. Ayah pasien adalah seorang pensiunan AURI dan Ibupasien adalah seorang ibu rumah tangga. Hubungan pasien dengan orangtua dan

    saudara-saudaranya baik. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat

    keluhan seperti pasien.

    Genogram

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    6/21

    6

    g. Situasi kehidupan sekarangSaat ini pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Ayah pasien adalah seorang

    pensiunan AURI dan ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga.

    Setelah pasien masuk ke dalam perwatan di RSPAD, pasien jarang dikunjungioleh keluarga.

    h. Persepsii. Pasien tentang diri dan lingkungan

    Pasien mengtakan bahwa dia dibawa ke RSPAD Gatot Subroto

    karena pasien mengamuk, tetapi setelah mengamuk pasien hanya

    mengeluhkan sinusitis yang dialaminya tetapi tidak merasakkan ada

    kelainan lain yang dialaminya.

    ii. Persepsi keluarga tentang diri pasienTidak dapat dilakukan karena tidak ada kleuarga pasien yang

    menjenguk selama proses wawancara.

    iii. Mimpi, fantasi dan nilai-nilai

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    7/21

    7

    Pasien mengtakan bahwa pasien ingin sembuh dari penyakitnya

    dan segera kembali bekerja sebagai perawat

    IV. STATUS MENTAL

    Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 4 dan 8 Juni 2014

    a. Deskripsi Umum1. Penampilan

    Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 47 tahun dengan penampilan

    sesuai usia, tinggi 155 cm, kulit berwarna sawo matang, rambut pendek,

    kerapihan dan kebersihan pasien kurang bersih. Pada saat diwawancara pada

    tanggal 4 Juni 2014, pasien menggunakan baju berlengan panjang berwarna

    biru diserati dengan celana panjang berwarna biru muda. Pasien dapat

    berjalan dengan keseimbangan baik , cara jalan yang normal.

    2. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorikSecara umum perilaku pasien aktif. Pasien meyapa terlebih dahulu

    sebelum di wawancara, pasien sangat kooperatif selama wawancara. Selama

    wawancara pasien duduk tenang di kursi ruang makan. Kontak mata dengan

    pemeriksa cukup baik, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan

    dengan baik walaupun topik yang dibicarakan sering kali berubah-ubah.

    Pasien sering berinteraksi dan berbicara dengan pasien lainnya. Pasien senang

    membaca koran dan buku pelajaran fisika SMA, pasien juga senang menulis,

    menggambar dan mengarang lagu.

    3. Sikap Terhadap PemeriksaSelama wawancara pasien duduk tenang di kursi ruang makan dan sangat

    kooperatif selama wawancara. Pasien menjawab semua pertanyaan dalam

    wawancara dengan baik walaupun sesekali pasien sering mengganti topik

    pembicaraan yang tidak berhubungan.

    4. Mood dan AfekMood : Kesan eutimia

    Afek : Terbatas

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    8/21

    8

    Keserasian : Serasi antara mood dan afek

    5. Pembicaraan

    Pasien dapat berbicara cukup lancar, volume suara terdengar baik, irama

    teratur dan artikulasi yang jelas. Isi pembicaraan dapat dimengerti dan pasien

    menjawab pertanyaan dengan baik. Pembicaraan menjawab pertanyaan tidak

    melenceng dari topik tetapi seringkali memulai topik baru yang sama sekali

    tidak berhubungan selama wawancara. Pasien sangat kooperatif selama

    wawancara dan terkadang menyanyi selama proses wawancara.

    6. Gangguan PersepsiGangguan Persepsi 4 Juni 2014 8 Juni 2014 9 Juni 2014

    Halusinasi Visual Ada - Ada

    Halusinasi Auditorik Ada Ada -

    Halusinasi Olfaktorik - - -

    Halusinasi Gustatorik - - -

    Halusinasi Taktil - - -

    Ilusi - - -Depersonalisasi dan

    Derealisasi

    - -

    Halusinasi Auditorik : Pasien sering mendengar suara-suara ketika ingin sholat

    Halusinasi Visual : Pasien melihat ada tank dan harimau di dalam kamarnya

    7. PikiranPikiran 4 Juni 2014 8 Juni 2014 9 Juni 2014

    Arus

    Pikir

    Asosias longgar Asosiasi longgar Asosiasi longgar

    Isi

    Pikir

    Waham kebesaran

    Waham Pengendalian

    Waham kebesaran

    Waham pengendalian

    Waham kejar

    Waham kebesaran

    Bentuk

    Pikir

    Psikosis Psikosis Psikosis

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    9/21

    9

    waham kebesaran karena pasien mengatakan bahwa pasien adalah seorangpenemu waktu dan zaman, dan menganggap dirinya adalah tuhan.

    waham pengendalian karena pasien merasa chakra dirinya telah dibuka sehinggapikiran pasien bisa dibaca oleh orang lain (thought broadcast)

    waham kejar pasien merasa bahwa ada orang yang menyamar menjadi pasien dankeluarganya dan berencana untuk menyakiti pasien.

    8. Sensorium dan Kognitifi. Taraf kesadaran dan kesiagaan

    a. Kuantitas : Compos mentisb. Kualitas : baikc. Respon buka mata : spontan membuka matad. Respon motorik : mengikuti perintahe. Respon verbal : berorientasi dengan baik

    ii. Orientasi Waktu: baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan

    malam, pasien juga dapat mengetahui tanggal dan hari.

    Tempat: baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di pavilliunAmino, RSPAD Gatot Soebroto.

    Orang: baik, pasien dapat mengetahui yang nama pemeriksa, perawat,dan pasien-pasien di bangsal, serta keluarganya.

    iii. Daya ingat Jangka panjang: baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir, dimana

    pasien bersekolah, nama-nama anggota keluarganya

    Jangka sedang : baik, pasien dapat mengingat aktivitas yangdilakukan dalam seminggu terakhir serta mengingat nama-nama

    coassistent kepaniteraan jiwa.

    Jangka pendek : kurang baik, pasien tidak dapat mengingat menumakan malam dan pagi sebelum wawancara.

    Jangka segera : baik, pasien dapat mengulang kata-kata yangdisebutkan pemeriksa dengan baik dan berurutan.

    iv. Konsentrasi dan perhatianKurang baik, karena pasien dapat melakukan pengurangan 100

    dikurang 7 dengan memerlukan waktu yang lama untuk berpikir.

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    10/21

    10

    v. Kemampuan membaca dan menulisBaik, pasien dapat menulis nama, dan hobinya serta dapat

    membaca ulang tulisannya dengan baik. Pasien dapat membaca tulisan

    yang diberikan oleh pemeriksa dengan benar.

    vi. Kemampuan visuospasialBaik, pasien dapat menggambarkan jam dan mempelihatkan arah

    jarum panjang dan jarum pendek dengan baik serta dapat menggambarkan

    pentagon dengan baik setelah diberikan contoh gambar terlebih dahulu.

    vii. Pikiran AbstrakKurang baik, pasien tidak bisa menjawab kesamaan antara jeruk

    dan apel

    viii. Intelegensia dan Daya InformasPasien dapat menjawab siapa presiden RI pertama sampai

    presiden RI saat ini.

    9.Kemampuan Mengendalikan ImpulsPengendalian impuls pasien baik, pasien dapat mengendalikan diri

    dengan berperilaku baik dan sopan.

    10.Daya Nilai dan Tilikan Daya dan Nilai Sosial

    Baik, Pasien bersikap sopan terhadap pemeriksa, dokter, perawat dan

    pasien lainya di Paviliun Amin,.

    Uji daya nilaiBaik, jika menemukan dompet maka pasien pasien akan melapor pada

    yang berwajib atau akan mendiamkan dompet tersebut.

    Penilaian realitaRTA terganggu.

    TilikanPada tanggal 4 Juni 2014, pasien memiliki tilikan derajat 3, pasien

    mengatakan bahwa dia dibawa ke rumah sakit karena pasien marah-

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    11/21

    11

    marah dan mengatakan alasan pasien sering marah marah dan berbicara

    sendiri di rumah karena pasien merasa dirasuki oleh sesuatu.

    Taraf Dapat DipercayaSecara umum, keterangan yang didapatkan belum dapat dipastikan

    karena alloanamnesa hanya dilakukan pada teman-teman pasien sehingga

    riwayat masa kecil dan remaja pasien belum dapat dipastikan karena

    belum melakukan alloanamnesa pada keluarga pasien.

    V. PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan dilakukan tanggal 8 April 2014

    A.Status Interna1. Keadaan umum : Baik2. Kesadaran : kompos mentis3. Status gizi : kesan baik

    BB : 60kg TB : 155 cm BMI : 25 Intepretasi : overweight

    4. Tanda-tanda vital Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 86 x/menit Pernapasan : 16 x/menit Suhu : 36,5 C

    5. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidakditemukan kelainan

    6. Hidung : sekret (-),7. Telinga : membran timpani intak, serumen +/+8. Mulut : terlihat karies pada molar pasien9. Leher : tidak terdapat pembesaran KGB dan pembesaran tiroid.10.Paru : tidak dapat dilakukan karena pasien tidak bersedia11.Jantung : tidak dapat dilakukan karena pasien tidak bersedia12.

    Abdomen : tidak dapat dilakukan karena pasien tidak bersedia

    13.Ekstremitas : dalam batas normal

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    12/21

    12

    14.Kulit : dalam batas normal

    B.Status Neurologis1. GCS : 152. Tanda rangsang meningeal : negatif3. Tanda-tanda efek ekstrapiramidal

    o Tremor : negatifo Akatisia : negatifo Bradikinesia: negatifo Rigiditas : negatif

    4. Cara berjalan : normal5. Keseimbangan : normal6. Rigiditas : negatif7. Motorik : Baik8. Sensorik : Baik

    VI. IKHTISARPENEMUAN BERMAKNA

    Pemeriksaan dilakukan pada Tn. B, usia 47 tahun, agama Islam, pendidikan

    terakhir STK. Pasien dirawat di Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 10

    Mei 2014 diantar oleh ayahnya dengan keluhan pasien marah-marah sejak 12 jam sebelum

    masuk rumah sakit, pasien juga suka berbicara sendiri. Pasien mengatakan bahwa pasien

    sering marah-marah di rumah karena selama di rumah pasien mengatakan ada yang

    menembus tembok dan merasuki tubuh pasien sehingga pasien tidak dapat mengendalikan

    apa yang dilakukanya.

    Pada saat pasien dirawat di rumah sakit pasien terlihat murung karena ada

    suara-suara yang menyuruh pasien untuk tidak melakukan apa-apa. Pasien juga sering

    mengluhkan mata dan hidung nyeri selama berada di rumah sakit.

    Berdasarkan pemeriksaan status mental tanggal 8 juni 2014, penampilan umum

    pasien sesuai dengan umur, perawatan diri dan higiene pasien kurang bersih. Kesadaran

    pasien compos mentis. Selama wawancara pasien cukup tenang, berperilaku dan

    psikomotor pasien tenang. Selama pemeriksaan pasien cukup kooperatif. Namun beberapa

    kali saat diwawancara pasien sering mengganti topik pembicaraan yang sama sekali tidak

    berhubungan dengan topik pembicaraan sebelumnya.

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    13/21

    13

    Terdapat mood yang eutimia dan afek terbatas. Pembicaraan spontan, volume

    suara sedang dengan intonasi cukup, artikulasi jelas. Pasien menjawab pertanyaan dari

    pemeriksa sesuai namun topik pembicaraan sering berubah dan sama sekali tidak

    berhubungan dengan topik sebelumnya. Kontak mata pasien dengan pemeriksa baik

    selama wawancara.

    Pasien mengatakan bahwa pasien terkadang masih mendengar suara-suara, arus

    pikir pasien asosiasi longgar, isi pikir cukup ide namun ditemukan adanya waham

    paranoid berupa waham kebesaran, waham dikendalikan, juga waham kejar, bentuk pikir

    pasien adalah psikosis. Pada pemeriksaan sensorium pasien mempunyai kesadaran,

    orientasi, daya ingat, kemampuan membaca dan menulis, serta kemampuan visuospasial

    yang cukup baik. Konsentrasi pasien kurang baik.

    Selama wawancara pasien cukup dapat mengendalikan diri dengan berperilaku

    baik dan sopan. Daya nilai pasien terhadap nilai-nilai kebenaran baik tetapi dapat dilihat

    adanya gangguan dari tes realitas. Pasien menyadari bahwa dirinya dirawat di rumah sakit

    karena sering marah-marah saat berada di rumah, namun menyalahkan faktor lain sebagai

    penyebab sakitnya, karena itu tilikan pasien derajat 3.

    VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

    Aksis I

    Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis

    bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan distress

    (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa fungsi psikososial dan pekerjaan.

    Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa menurut

    PPDGJ III.

    Gangguan yang dialami pasien ini merupakan gangguan mental non-organik

    karena tidak ditemukan adanya gangguan kesadaran dan kognitif, pasien juga tidak berada

    dalam pengaruh zat psikoaktif dan alkohol, sehingga diagnosa gangguan mental organik

    dan gangguan mental akibat zat psikoaktif dapat disingkirkan.

    Dari autoanamnesi dan pemeriksaan didapatkan bahwa pasien dicurigai

    gangguan ke arah Skizofrenia Paranoid .

    Aksis II

    Dilihat dari prilaku pasien yang memiliki kepercayaan yang aneh (odd beliefs),

    kebiasaan yang eksentrik, serta afek yang terbatas maka kepribadian pasien lebih

    cenderung mengarah ke kepribadian skizotipal.

    Aksis III

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    14/21

    14

    Pasien didiagnosa sinusitis pada tahun 2009 dan diagnosis sistits pada tahun

    2012.

    Aksis IV

    Pasien mengatakan karena wahamnya pasien menjadi curiga pada tetangga di

    lingkungan sekitarnya

    Aksis V

    Pada Aksis V GAF HLPY (hi ghest level past year) 60-51, kesulitan yang

    sedang dalam fungsi sosial dan pekerjaan dimana pasien tidak mempunyai teman dekat

    dan bekerja dengan beban kerja yang tidak terlalu berat. GAF pada saat ini adalah 40-

    31, adanya hendaya dalam berkomunikasi dan daya nilai, juga adanya hendaya pada

    beberapa area, misalnya pekerjaan, hubungan dengan keluarga dan proses pikir.

    VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

    o Aksis I : (Menurut PPDGJ III) F20.o Aksis II : (Menurut DSM V) ciri kepribadian adalah skizotipalo Aksis III : Tidak adao Aksis IV : Masalah dengan lingkungan tempat tinggal pasieno Aksis V : GAF HLPY 60-51

    GAF current 40-31

    IX. DIAGNOSIS

    Diagnosis Kerja : Skizofrenia Paranoid (F20)

    Diagnosis Banding

    Skizoferni tipe Herbefrenik (F20.1)

    X. DAFTAR MASALAH

    Organobiologik : Tidak ada ditemukan permasalahan

    Psikologik

    o Mood : Mood eutimiao Afek : Terbataso Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik, Halusinasi visualo

    Proses Pikir : Asosiasi longgaro Isi pikir : Waham persekutorik dan somatik

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    15/21

    15

    o RTA : tergangguo Tilikan : derajat 3

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    16/21

    16

    XI. PROGNOSIS

    ad vitam : dubia ad bonam

    ad fungtionam : dubia ad malam

    ad sanationam : dubia ad malam

    XII. RENCANA PENATALAKSANAAN

    a. Farmakologis- Risperidone 2mg 2x1- Aripiprazol 10mg 1x1- Clozapin 25 mg 1x1 malam hari

    b. Nonfarmakologisi. Terhadap pasien: Memberikan penjelasaan pada pasien yang bersifat komunikatif, edukatif dan

    informatif tentang keadaan pasien sehingga pasien dapat menjaga kepatuhan

    minum obat, mengerti tentang gangguan yang dideritanya dan juga menyadari

    bahwa ada kemungkinan bahwa keluhan-keluhan yang dideritanya disadari

    oleh faktor psikologis dan dapat mencari bantuan psikiatri pada saat pasien

    membutuhkannya.

    Mengembalikan pasien pada fungsi optimal terutama dalam kehidupansosioekonomi, minimal pasien bisa menjalani aktivitas sehari-hari dan merawat

    kebersihan diri dengan baik tanpa disuruh.

    ii. Kepada keluarga Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif

    mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang

    memberatkan, dan bagaimana cara pencegahannya. Sehingga keluarga bisa

    menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan

    mencegah kekambuhan.

    Keluarga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol minumobat maupun kontrol berobat jika obat habis untuk memantau perjalanan

    penyakit pasien dan tindak lanjut dari pengobatan yang didapat pasien.

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    17/21

    17

    XIII. DISKUSI

    Berdasarkan PEDOMAN DIAGNOSTIK MENURUT PPDGJ III (Maslim, 2003)

    kriteria diagnosis untuk Skizofrenia (F20) adalah ,

    1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya duagejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :

    a) - Thought echo = isi pikiran dirinyasendiri yang berulang atau bergemadalam kepalanya (tidak keras) , dan isi pikiran ulangan, walaupun isi

    sama, namun kualitasnya berbeda; atau

    -Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk

    kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

    sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

    -Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang

    lain atau umum mengetahuinya;

    b)-Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatukekuatan tertentu dari luar; atau

    -Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

    kekuatan tertentu dari luar; atau

    -Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

    terhadap suatu kekuatan tertentu dari luar;

    (tentang dirinya = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau

    anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);

    -Delusional perception = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang

    bermakna, sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau

    mukjizat;

    c)Halusinasi auditorik:- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

    perilaku pasien, atau

    - Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai

    suara yang berbicara), atau

    - jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh

    d)Waham waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempatdianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal

    keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    18/21

    18

    diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau

    berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

    2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :a)Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik

    oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

    kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide ide berlebihan (over

    loaded ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari selama

    bermingguminggu atau berbulanbulan terus menerus;

    b)Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak

    relevan atau neologisme;

    c)Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuhtertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor;

    d)Gejalagejala negatif, seperti sangat apatis, bicara yang jarang, dan responsemosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan

    penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus

    jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi

    neuroleptika;

    3. Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selamakurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik

    prodormal);

    4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutukeseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal

    behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak

    berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan

    diri secara sosial.

    Skizofrenia paranoid merupakan salah satu sub tipe dari Skizofrenia. Kriteria

    diagnosis untuk Skizofrenia paranoid menerut PPDGJ III :

    1. memenuhi kriteria umum skizofrenia2. sebagai tambahan

    halusinasi atau waham harus menonjol

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    19/21

    19

    a. suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,atau halusinasi auditorik tampa bentuk verbal berupa bunyi pluit

    (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)

    b. halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat sexual atau lain-lainperasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol

    c. waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity,

    dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling

    khas

    gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejalakatatonik secara relative tidak nyata/tidak menonjol

    Berdasarkan anamnesa, ditemukan bahwa pasien tidak pernah mengalami riwayat

    demam, sakit kepala hebat atau berkepanjangan, riwayat kejang, dan trauma kepala. Pada

    pemeriksaan status mental, orientasi dan daya ingat pasien tidak terganggu, dimana

    biasanya terdapat gangguan pada orientasi dan kognisi seseorang dengan gangguan mental

    organik. Pasien juga tidak pernah merokok dan mengonsumsi alkohol atau narkotika. Oleh

    karena itu, Gangguan Mental Organik (F00F09) dapat disingkirkan.

    Pada pasien ditemukan adanya gangguan isi pikir dan juga persepsi.

    Waham adalah salah satu gangguan yang terjadi pada isi pikir yang berarti

    keyakinan palsu yang didasarkan kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, dan

    tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.

    Gangguan persepsi :

    - Halusinasi adalah gangguan persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertaistimuli eksternal yang nyata.

    Melihat kriteria Paranoid berdasarkan PPDGJ-III untuk kriteria Skizofrenia

    Paranoid, adanya gejala khas pada pasien yaitu halusinasi dan waham yang menonjol,

    adanya suara-suara halusinasi auditorik yang menyuruh pasien untuk tidak melakukan

    apa-apa,Ditemukan juga adanya waham paranoid berupa waham kejar, dimana pasien

    meyakini bahwa ada yang ingin menyamar menjadi keluarga pasien dan berusaha untuk

    menyakiti pasien. waham dikendalikan karena ia merasa chakra tubuhnya di buka oleh

    orang lain sehingga isi pikiran pasien dapat dibaca oleh orang lain (thought broadcast)

    melihat kemaluan orang lain dan bersetubuh dengan guling, dan juga waham kebesarankarena pasien mengaku sebagai tuhan.

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    20/21

    20

    Berdasarkan diagnosis di atas, terapi psikofarmaka yang dipilih untuk penanganan

    pada Tn.B adalah Risperidone 2 mg 2x1 . Risperidone merupakan terapi anti psikotik

    atipikal yang berkerja dengan cara antagonis neurotransmitter serotonin dan dopamine

    dengan menduduki reseptor serotonergic 5-HT2 dan dopaminergic D2. Risperidome

    merupakan antagonis kuat reseprot D2 sehingga dapat memeperbaiki gejala positif

    skizofrenia sedangkan dilajur mesolimbik yang memiliki banyak reseptor serotonergic,

    risperidone juga berikatan dengan reseptor serotonergic sehingga diopamin yang

    dilepaskan di jalur tersebut lebih banyak dan dapat mengurangi gejala negatif.

    Antagonisme serotonin dan dopamin sentral yang seimbang dapat mengurangi

    kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal.

    Clozapine adalah obat anti psikotik lini ke 2, hal ini dikarenakan karena resiko

    efek samping clozapine yang tinggi, clozapine digunakan jika obat anti psikotik yang lain

    tidak adequate

    Aripiprazole merupakan derivat dari quinolone yang digunakan sebagai terapi

    maintenance pada schizophernia. Tidak seperti anti psikotik atypical lain yang merupakan

    antagonist D2 receptor, Aripiprazole merukan partial agonist D2 yang membuat

    mekanisme aripipraszole lebih fleksibel, karena pada saat keadaan hyperdopaminergic

    aripiprazole akan ditranslate menjadi agonist D2, sedangkan pada keadaan

    hypodopaminergic aripiprazole akan ditranslate menjadi antagonis D2.

    Selain diberikan psikofarmaka sebagai terapi utama, perlu ditambahkan juga

    terapi yang lain yaitu psikoterapi suportif untuk mensupport pasien dalam masa

    adaptasinya dan psikoedukasi perihal penyakit pasien.

  • 5/24/2018 vaovanovnoaveno

    21/21

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pedaman Penggolongandan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III), cetakan pertama, Jakarta; 1993.

    2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Comperhensive textbook of psychiatry, 8thedition. Lippincot, 2005

    3. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 2007. Bagian IlmuKedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: Jakarta. Edisi ketiga.

    4. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta.EGC, 2013.

    5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta. FKUI2013