vaovanovnoaveno
DESCRIPTION
adakdadadTRANSCRIPT
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
1/21
1
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. B Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal lahir : 10 Mei 1967 Alamat : KP Cilangkap RT 01/015 Cilangkap,Tapos, Depok Suku : Jawa Pekerjaan : Staf bagian perawatan ( BAGWAT) RSPAD Gatot Subroto Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : STK Tanggal masuk RS : 15 Mei 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRIa. Keluhan Utama
Pasien dibawa Paviliun Amino Gatot Subroto karena pasien sering
marah marah sendiri sejak 12 jam SMRS.
b. Keluhan TambahanPasien sering marah-marah dan berbicara sendiri
c. Riwayat Gangguan SekarangBerdasarkan autoanamnesis, pasien diantar oleh ayah pasien ke RSPAD
Gatot Soebroto karena pasien marah marah sejak 12 jam SMRS. Pasien
mengatakan bahwa dirinya lebih senang berada di paviliun Amin RSPAD Gatot
Subroto dibandingkan berada di rumah.
1 hari SMRS pasien sedang dalam masa cuti tetapi pasien merasa tidak
tenang dan tidak bisa tidur. Pasien mengatakan bahwa pasien tidak bisa tidur di
rumah karena ada yang terus mengganggu pasien selama berada dirumah,
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
2/21
2
sehingga pasien sempat tinggal di rumah saudaranya karena tidak betah di
rumah sebelum akhirnya dirawat di Paviliun Amino RSPAD Gatot Subroto.
Pasien mengatakan bahwa pasien dirawat di amino karena saat berada di
rumah pasien sering marah-marah, alasan pasien sering marah-marah di rumah
karena saat berada di rumah pasien merasa ada orang yang menembus tembok
dan merasuki tubuh pasien sehingga membuat pasien marah-marah.
Satu hari sebelum wawancara pasien tampak mururng, setelah
ditanyakan pasien mengatakan bahwa ada suara-suara yang menyuruh pasien
agar tidak melakukan apa-apa.
d. Riwayat Gangguan Sebelumnyai. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pada tahun 1995, pasien menjalani rawat inap yang pertama. pasien
dirawat karena marah-marah, tetapi pasien sudah tidak dapat mengingat
mengapa pasien marah. Pasien tidak ingat pula obat apa saja yang diberikan
dan berapa lama pasien dirawat. Menurut pasien kurang lebih delapan kali
mengalami rawat inap di Paviliun Amino antara tahun 1995-2010. Pasien
juga tidak dapat mengingat kapan saja waktunya pasien di rawat, yang dapat
diingat adalah pasien dirawat karena marah-marah dan merusak barang-
barang yang dimilikinya.
29 November 2008 pasien dirawat untuk kesekian kali dengan penyebab
pasien sudah dua minggu tidak dapat tidur dan merasa mendengar ada suara-
suara lama perawatan kurang lebih sekitar enam minggu, 28 September 2009
pasien dirawat untuk sekian kalinya menurut ayahnya pasien, pasien tidak
dapat tidur, pasien sering marah-marah, mengamuk memecahkan kaca
jendela dan merusak barang-barang dirumah. Lama perawatan sekitar empat
bulan lamanya.
Pasien pernah dirawat di Paviliun Amino pada tanggal 28 September
2009, pasien dibawa ke Paviliun Amino karena pasien tidak mau diajak
keluar kamar, pasien mengatakan ingin sekolah lagi karena tidak menyukai
profesinya saat ini. Pasien mengeluh nafasnya seperti bangkai karena
sinusitisnya. Pasien ingin berhenti kerja dan menjadi pengusaha.
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
3/21
3
Selama masa perawatan pasien sering mendengar suara-suara, dan suka
mengarang lagu, pasien merasa bahwa ada yang mebuka chakra di tubuhnya
sehingga pasien bisa mendengar suara-suara, hal itu dirasakan sejak pasien
dibawa ke dukun. Pasien dipulangkan tanggal 13 Januari 2010 dan
dianjurkan untuk berobat ke poli secara teratur.
Pasien sudah beberapa kali dirawat di Paviliun Amino sejak dibolehkan
pulang, Pasien pernah dirawat dari tanggal 26 november 2010 sampai
tanggal 22 Ferbruari 2011 karen pasien sering marah-marah di rumah.
Dua tahun SMRS pasien merasa ada yang merasuki dirinya dan ingin
memenggal kepala ayahnya. Hal ini membuat pasien takut karen ia takut
ayahnya akan celaka, pasien juga masih mendengar suara-suara. Suara-suara
itu menyuruh pasien untuk membakar buku dan mengata-ngatai pasien.
Pasien merasa ada yang merasuki diri pasien tanpa ia bisa melawannya.
ii. Riwayat Medik UmumPasien memilik riwayat penyakit sinusitis sejak tahun 2009 dan cistitis
pada tahun 2012
iii. Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien tidak pernah merokok dan mengkonsumsi alkohol atau narkotika.
e. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Tidak didapatkan data yang cukup pada masa perinatal dan prenatal
2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Tidak didapatkan data yang cukup karena pasien lupa akan masa-masa ia
berusia 0-3 tahun.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien tumbuh seperti anak lainnya, memiliki cukup banyak teman.
Pasien bersekolah di sebuah SDN 2 Cilangkap dan SMPN 1 Cibinong.
Pasien mempunyai prestasi baik saat bersekolah, pasien menagatakanbahwa pasien sering mendapat juara 1 selama bersekolah. Untuk
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
4/21
4
hubungannya dengan teman-teman bermain, pasien mengatakan bahwa
pasien sering mengajari teman-temanya selama SD dan SMP.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)Pasien tumbuh seperti anak seumurnya. Pasien bersekolah di SMPN 1
Cibinong dan SMAN 1 Bogor, pasien kemudian dipindahkan ke STK Gatot
Subroto oleh pamanya karena alasan finansial. Hubungan dengan teman-
teman terjalin dengan baik. Pasien mengakui sewaktu sekolah pasien sering
bergaul dengan teman-temanhya. Pasien mengakui setelah pulang sekolah,
pasien sering bermain voli dengan teman-temanya. Pasien mengatakan
bahwa pada saat di STK pasien juga sering menjadi juara kelas. Pasien
memiliki hobi bermain voli. Pasien memiliki cita-cita sebagai ilmuwan
sudah dewasa nanti.
5. Masa dewasai. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Pasien sekolah di SDN 2 Cilangkap, SMPN 1 Cbinong, dan SMAN 1,
kemudian pasien dipindahkan oleh pamanya ke STK Gatot Subroto karena
alasan finansial. Prestasi pasien selama sekolah baik, pasien sering menjadi
juara kelas selama masa sekolah, pasien mengakui bahwa pasien sering
bergaul bersama teman-temanya sleama masa. Pasien mengakui setelah
pulang sekolah, pasien sering bermain berasama teman-temanya.
ii. Riwayat PekerjaanPasien bekerja sebagai perawat di RSPAD Gatot Subroto. Pasien
mengatakan bahwa pasien bekerja di kamar obat dan kemudian dipindahkan
di bagian IGD.
iii. Riwayat PernikahanPasien sudah menikah, pasien menikah pada tahun 2004 dan pisah pada
tahun 2008. Pasien tidak memiliki anak, sekarang pasien tinggal bersama
kedua orang tuanya.
iv. Riwayat Kehidupan BeragamaPasien beragama Islam, pasien jarang solat 5 waktu dan membaca al-
quran karena pasien sering merasa diganggu selama melakukan ibadah.
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
5/21
5
v. Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum maupun
berurusan dengan pihak berwajib.
vi.
Riwayat PsikoseksualPasien mengatakan bahwa selama masa sekolah pasien tidak pernah
berpacaran, pasien mengatakan bahwa pasien diperkenalkan pada istrinya
oleh adik dan ayahnya, kemudian pasien berpacaran dengan istrinya selama
2 bulan sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan. Hal ini menjelaskan
bahwa pasien memiliki orientasi seksual yang normal yaitu heteroseksual
vii.
Aktivitas sosialSelama di lingkungan ruamah, pasien lebih suka membaca dan belajar di
rumah daripada berinteraksi dengan orang-orang di sekitar rumah. Pasien
hanya keluar sesekali jika diajak oleh ayah pasien untuk sholat di masjid.
f. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak pertama dari enam bersaudara. Pasien merupakan anak
pertama dari 6 bersaudara. Ayah pasien adalah seorang pensiunan AURI dan Ibupasien adalah seorang ibu rumah tangga. Hubungan pasien dengan orangtua dan
saudara-saudaranya baik. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat
keluhan seperti pasien.
Genogram
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
6/21
6
g. Situasi kehidupan sekarangSaat ini pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Ayah pasien adalah seorang
pensiunan AURI dan ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
Setelah pasien masuk ke dalam perwatan di RSPAD, pasien jarang dikunjungioleh keluarga.
h. Persepsii. Pasien tentang diri dan lingkungan
Pasien mengtakan bahwa dia dibawa ke RSPAD Gatot Subroto
karena pasien mengamuk, tetapi setelah mengamuk pasien hanya
mengeluhkan sinusitis yang dialaminya tetapi tidak merasakkan ada
kelainan lain yang dialaminya.
ii. Persepsi keluarga tentang diri pasienTidak dapat dilakukan karena tidak ada kleuarga pasien yang
menjenguk selama proses wawancara.
iii. Mimpi, fantasi dan nilai-nilai
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
7/21
7
Pasien mengtakan bahwa pasien ingin sembuh dari penyakitnya
dan segera kembali bekerja sebagai perawat
IV. STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 4 dan 8 Juni 2014
a. Deskripsi Umum1. Penampilan
Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 47 tahun dengan penampilan
sesuai usia, tinggi 155 cm, kulit berwarna sawo matang, rambut pendek,
kerapihan dan kebersihan pasien kurang bersih. Pada saat diwawancara pada
tanggal 4 Juni 2014, pasien menggunakan baju berlengan panjang berwarna
biru diserati dengan celana panjang berwarna biru muda. Pasien dapat
berjalan dengan keseimbangan baik , cara jalan yang normal.
2. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorikSecara umum perilaku pasien aktif. Pasien meyapa terlebih dahulu
sebelum di wawancara, pasien sangat kooperatif selama wawancara. Selama
wawancara pasien duduk tenang di kursi ruang makan. Kontak mata dengan
pemeriksa cukup baik, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan
dengan baik walaupun topik yang dibicarakan sering kali berubah-ubah.
Pasien sering berinteraksi dan berbicara dengan pasien lainnya. Pasien senang
membaca koran dan buku pelajaran fisika SMA, pasien juga senang menulis,
menggambar dan mengarang lagu.
3. Sikap Terhadap PemeriksaSelama wawancara pasien duduk tenang di kursi ruang makan dan sangat
kooperatif selama wawancara. Pasien menjawab semua pertanyaan dalam
wawancara dengan baik walaupun sesekali pasien sering mengganti topik
pembicaraan yang tidak berhubungan.
4. Mood dan AfekMood : Kesan eutimia
Afek : Terbatas
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
8/21
8
Keserasian : Serasi antara mood dan afek
5. Pembicaraan
Pasien dapat berbicara cukup lancar, volume suara terdengar baik, irama
teratur dan artikulasi yang jelas. Isi pembicaraan dapat dimengerti dan pasien
menjawab pertanyaan dengan baik. Pembicaraan menjawab pertanyaan tidak
melenceng dari topik tetapi seringkali memulai topik baru yang sama sekali
tidak berhubungan selama wawancara. Pasien sangat kooperatif selama
wawancara dan terkadang menyanyi selama proses wawancara.
6. Gangguan PersepsiGangguan Persepsi 4 Juni 2014 8 Juni 2014 9 Juni 2014
Halusinasi Visual Ada - Ada
Halusinasi Auditorik Ada Ada -
Halusinasi Olfaktorik - - -
Halusinasi Gustatorik - - -
Halusinasi Taktil - - -
Ilusi - - -Depersonalisasi dan
Derealisasi
- -
Halusinasi Auditorik : Pasien sering mendengar suara-suara ketika ingin sholat
Halusinasi Visual : Pasien melihat ada tank dan harimau di dalam kamarnya
7. PikiranPikiran 4 Juni 2014 8 Juni 2014 9 Juni 2014
Arus
Pikir
Asosias longgar Asosiasi longgar Asosiasi longgar
Isi
Pikir
Waham kebesaran
Waham Pengendalian
Waham kebesaran
Waham pengendalian
Waham kejar
Waham kebesaran
Bentuk
Pikir
Psikosis Psikosis Psikosis
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
9/21
9
waham kebesaran karena pasien mengatakan bahwa pasien adalah seorangpenemu waktu dan zaman, dan menganggap dirinya adalah tuhan.
waham pengendalian karena pasien merasa chakra dirinya telah dibuka sehinggapikiran pasien bisa dibaca oleh orang lain (thought broadcast)
waham kejar pasien merasa bahwa ada orang yang menyamar menjadi pasien dankeluarganya dan berencana untuk menyakiti pasien.
8. Sensorium dan Kognitifi. Taraf kesadaran dan kesiagaan
a. Kuantitas : Compos mentisb. Kualitas : baikc. Respon buka mata : spontan membuka matad. Respon motorik : mengikuti perintahe. Respon verbal : berorientasi dengan baik
ii. Orientasi Waktu: baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan
malam, pasien juga dapat mengetahui tanggal dan hari.
Tempat: baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di pavilliunAmino, RSPAD Gatot Soebroto.
Orang: baik, pasien dapat mengetahui yang nama pemeriksa, perawat,dan pasien-pasien di bangsal, serta keluarganya.
iii. Daya ingat Jangka panjang: baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir, dimana
pasien bersekolah, nama-nama anggota keluarganya
Jangka sedang : baik, pasien dapat mengingat aktivitas yangdilakukan dalam seminggu terakhir serta mengingat nama-nama
coassistent kepaniteraan jiwa.
Jangka pendek : kurang baik, pasien tidak dapat mengingat menumakan malam dan pagi sebelum wawancara.
Jangka segera : baik, pasien dapat mengulang kata-kata yangdisebutkan pemeriksa dengan baik dan berurutan.
iv. Konsentrasi dan perhatianKurang baik, karena pasien dapat melakukan pengurangan 100
dikurang 7 dengan memerlukan waktu yang lama untuk berpikir.
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
10/21
10
v. Kemampuan membaca dan menulisBaik, pasien dapat menulis nama, dan hobinya serta dapat
membaca ulang tulisannya dengan baik. Pasien dapat membaca tulisan
yang diberikan oleh pemeriksa dengan benar.
vi. Kemampuan visuospasialBaik, pasien dapat menggambarkan jam dan mempelihatkan arah
jarum panjang dan jarum pendek dengan baik serta dapat menggambarkan
pentagon dengan baik setelah diberikan contoh gambar terlebih dahulu.
vii. Pikiran AbstrakKurang baik, pasien tidak bisa menjawab kesamaan antara jeruk
dan apel
viii. Intelegensia dan Daya InformasPasien dapat menjawab siapa presiden RI pertama sampai
presiden RI saat ini.
9.Kemampuan Mengendalikan ImpulsPengendalian impuls pasien baik, pasien dapat mengendalikan diri
dengan berperilaku baik dan sopan.
10.Daya Nilai dan Tilikan Daya dan Nilai Sosial
Baik, Pasien bersikap sopan terhadap pemeriksa, dokter, perawat dan
pasien lainya di Paviliun Amin,.
Uji daya nilaiBaik, jika menemukan dompet maka pasien pasien akan melapor pada
yang berwajib atau akan mendiamkan dompet tersebut.
Penilaian realitaRTA terganggu.
TilikanPada tanggal 4 Juni 2014, pasien memiliki tilikan derajat 3, pasien
mengatakan bahwa dia dibawa ke rumah sakit karena pasien marah-
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
11/21
11
marah dan mengatakan alasan pasien sering marah marah dan berbicara
sendiri di rumah karena pasien merasa dirasuki oleh sesuatu.
Taraf Dapat DipercayaSecara umum, keterangan yang didapatkan belum dapat dipastikan
karena alloanamnesa hanya dilakukan pada teman-teman pasien sehingga
riwayat masa kecil dan remaja pasien belum dapat dipastikan karena
belum melakukan alloanamnesa pada keluarga pasien.
V. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan tanggal 8 April 2014
A.Status Interna1. Keadaan umum : Baik2. Kesadaran : kompos mentis3. Status gizi : kesan baik
BB : 60kg TB : 155 cm BMI : 25 Intepretasi : overweight
4. Tanda-tanda vital Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 86 x/menit Pernapasan : 16 x/menit Suhu : 36,5 C
5. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidakditemukan kelainan
6. Hidung : sekret (-),7. Telinga : membran timpani intak, serumen +/+8. Mulut : terlihat karies pada molar pasien9. Leher : tidak terdapat pembesaran KGB dan pembesaran tiroid.10.Paru : tidak dapat dilakukan karena pasien tidak bersedia11.Jantung : tidak dapat dilakukan karena pasien tidak bersedia12.
Abdomen : tidak dapat dilakukan karena pasien tidak bersedia
13.Ekstremitas : dalam batas normal
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
12/21
12
14.Kulit : dalam batas normal
B.Status Neurologis1. GCS : 152. Tanda rangsang meningeal : negatif3. Tanda-tanda efek ekstrapiramidal
o Tremor : negatifo Akatisia : negatifo Bradikinesia: negatifo Rigiditas : negatif
4. Cara berjalan : normal5. Keseimbangan : normal6. Rigiditas : negatif7. Motorik : Baik8. Sensorik : Baik
VI. IKHTISARPENEMUAN BERMAKNA
Pemeriksaan dilakukan pada Tn. B, usia 47 tahun, agama Islam, pendidikan
terakhir STK. Pasien dirawat di Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 10
Mei 2014 diantar oleh ayahnya dengan keluhan pasien marah-marah sejak 12 jam sebelum
masuk rumah sakit, pasien juga suka berbicara sendiri. Pasien mengatakan bahwa pasien
sering marah-marah di rumah karena selama di rumah pasien mengatakan ada yang
menembus tembok dan merasuki tubuh pasien sehingga pasien tidak dapat mengendalikan
apa yang dilakukanya.
Pada saat pasien dirawat di rumah sakit pasien terlihat murung karena ada
suara-suara yang menyuruh pasien untuk tidak melakukan apa-apa. Pasien juga sering
mengluhkan mata dan hidung nyeri selama berada di rumah sakit.
Berdasarkan pemeriksaan status mental tanggal 8 juni 2014, penampilan umum
pasien sesuai dengan umur, perawatan diri dan higiene pasien kurang bersih. Kesadaran
pasien compos mentis. Selama wawancara pasien cukup tenang, berperilaku dan
psikomotor pasien tenang. Selama pemeriksaan pasien cukup kooperatif. Namun beberapa
kali saat diwawancara pasien sering mengganti topik pembicaraan yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik pembicaraan sebelumnya.
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
13/21
13
Terdapat mood yang eutimia dan afek terbatas. Pembicaraan spontan, volume
suara sedang dengan intonasi cukup, artikulasi jelas. Pasien menjawab pertanyaan dari
pemeriksa sesuai namun topik pembicaraan sering berubah dan sama sekali tidak
berhubungan dengan topik sebelumnya. Kontak mata pasien dengan pemeriksa baik
selama wawancara.
Pasien mengatakan bahwa pasien terkadang masih mendengar suara-suara, arus
pikir pasien asosiasi longgar, isi pikir cukup ide namun ditemukan adanya waham
paranoid berupa waham kebesaran, waham dikendalikan, juga waham kejar, bentuk pikir
pasien adalah psikosis. Pada pemeriksaan sensorium pasien mempunyai kesadaran,
orientasi, daya ingat, kemampuan membaca dan menulis, serta kemampuan visuospasial
yang cukup baik. Konsentrasi pasien kurang baik.
Selama wawancara pasien cukup dapat mengendalikan diri dengan berperilaku
baik dan sopan. Daya nilai pasien terhadap nilai-nilai kebenaran baik tetapi dapat dilihat
adanya gangguan dari tes realitas. Pasien menyadari bahwa dirinya dirawat di rumah sakit
karena sering marah-marah saat berada di rumah, namun menyalahkan faktor lain sebagai
penyebab sakitnya, karena itu tilikan pasien derajat 3.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis
bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan distress
(penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa fungsi psikososial dan pekerjaan.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa menurut
PPDGJ III.
Gangguan yang dialami pasien ini merupakan gangguan mental non-organik
karena tidak ditemukan adanya gangguan kesadaran dan kognitif, pasien juga tidak berada
dalam pengaruh zat psikoaktif dan alkohol, sehingga diagnosa gangguan mental organik
dan gangguan mental akibat zat psikoaktif dapat disingkirkan.
Dari autoanamnesi dan pemeriksaan didapatkan bahwa pasien dicurigai
gangguan ke arah Skizofrenia Paranoid .
Aksis II
Dilihat dari prilaku pasien yang memiliki kepercayaan yang aneh (odd beliefs),
kebiasaan yang eksentrik, serta afek yang terbatas maka kepribadian pasien lebih
cenderung mengarah ke kepribadian skizotipal.
Aksis III
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
14/21
14
Pasien didiagnosa sinusitis pada tahun 2009 dan diagnosis sistits pada tahun
2012.
Aksis IV
Pasien mengatakan karena wahamnya pasien menjadi curiga pada tetangga di
lingkungan sekitarnya
Aksis V
Pada Aksis V GAF HLPY (hi ghest level past year) 60-51, kesulitan yang
sedang dalam fungsi sosial dan pekerjaan dimana pasien tidak mempunyai teman dekat
dan bekerja dengan beban kerja yang tidak terlalu berat. GAF pada saat ini adalah 40-
31, adanya hendaya dalam berkomunikasi dan daya nilai, juga adanya hendaya pada
beberapa area, misalnya pekerjaan, hubungan dengan keluarga dan proses pikir.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
o Aksis I : (Menurut PPDGJ III) F20.o Aksis II : (Menurut DSM V) ciri kepribadian adalah skizotipalo Aksis III : Tidak adao Aksis IV : Masalah dengan lingkungan tempat tinggal pasieno Aksis V : GAF HLPY 60-51
GAF current 40-31
IX. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja : Skizofrenia Paranoid (F20)
Diagnosis Banding
Skizoferni tipe Herbefrenik (F20.1)
X. DAFTAR MASALAH
Organobiologik : Tidak ada ditemukan permasalahan
Psikologik
o Mood : Mood eutimiao Afek : Terbataso Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik, Halusinasi visualo
Proses Pikir : Asosiasi longgaro Isi pikir : Waham persekutorik dan somatik
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
15/21
15
o RTA : tergangguo Tilikan : derajat 3
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
16/21
16
XI. PROGNOSIS
ad vitam : dubia ad bonam
ad fungtionam : dubia ad malam
ad sanationam : dubia ad malam
XII. RENCANA PENATALAKSANAAN
a. Farmakologis- Risperidone 2mg 2x1- Aripiprazol 10mg 1x1- Clozapin 25 mg 1x1 malam hari
b. Nonfarmakologisi. Terhadap pasien: Memberikan penjelasaan pada pasien yang bersifat komunikatif, edukatif dan
informatif tentang keadaan pasien sehingga pasien dapat menjaga kepatuhan
minum obat, mengerti tentang gangguan yang dideritanya dan juga menyadari
bahwa ada kemungkinan bahwa keluhan-keluhan yang dideritanya disadari
oleh faktor psikologis dan dapat mencari bantuan psikiatri pada saat pasien
membutuhkannya.
Mengembalikan pasien pada fungsi optimal terutama dalam kehidupansosioekonomi, minimal pasien bisa menjalani aktivitas sehari-hari dan merawat
kebersihan diri dengan baik tanpa disuruh.
ii. Kepada keluarga Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif
mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang
memberatkan, dan bagaimana cara pencegahannya. Sehingga keluarga bisa
menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan
mencegah kekambuhan.
Keluarga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol minumobat maupun kontrol berobat jika obat habis untuk memantau perjalanan
penyakit pasien dan tindak lanjut dari pengobatan yang didapat pasien.
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
17/21
17
XIII. DISKUSI
Berdasarkan PEDOMAN DIAGNOSTIK MENURUT PPDGJ III (Maslim, 2003)
kriteria diagnosis untuk Skizofrenia (F20) adalah ,
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya duagejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a) - Thought echo = isi pikiran dirinyasendiri yang berulang atau bergemadalam kepalanya (tidak keras) , dan isi pikiran ulangan, walaupun isi
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
-Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
-Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang
lain atau umum mengetahuinya;
b)-Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatukekuatan tertentu dari luar; atau
-Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
-Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan tertentu dari luar;
(tentang dirinya = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau
anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);
-Delusional perception = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang
bermakna, sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat;
c)Halusinasi auditorik:- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara), atau
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
d)Waham waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempatdianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
18/21
18
diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :a)Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide ide berlebihan (over
loaded ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari selama
bermingguminggu atau berbulanbulan terus menerus;
b)Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme;
c)Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuhtertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor;
d)Gejalagejala negatif, seperti sangat apatis, bicara yang jarang, dan responsemosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika;
3. Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selamakurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodormal);
4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutukeseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan
diri secara sosial.
Skizofrenia paranoid merupakan salah satu sub tipe dari Skizofrenia. Kriteria
diagnosis untuk Skizofrenia paranoid menerut PPDGJ III :
1. memenuhi kriteria umum skizofrenia2. sebagai tambahan
halusinasi atau waham harus menonjol
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
19/21
19
a. suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,atau halusinasi auditorik tampa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
b. halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat sexual atau lain-lainperasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol
c. waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity,
dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling
khas
gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejalakatatonik secara relative tidak nyata/tidak menonjol
Berdasarkan anamnesa, ditemukan bahwa pasien tidak pernah mengalami riwayat
demam, sakit kepala hebat atau berkepanjangan, riwayat kejang, dan trauma kepala. Pada
pemeriksaan status mental, orientasi dan daya ingat pasien tidak terganggu, dimana
biasanya terdapat gangguan pada orientasi dan kognisi seseorang dengan gangguan mental
organik. Pasien juga tidak pernah merokok dan mengonsumsi alkohol atau narkotika. Oleh
karena itu, Gangguan Mental Organik (F00F09) dapat disingkirkan.
Pada pasien ditemukan adanya gangguan isi pikir dan juga persepsi.
Waham adalah salah satu gangguan yang terjadi pada isi pikir yang berarti
keyakinan palsu yang didasarkan kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, dan
tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
Gangguan persepsi :
- Halusinasi adalah gangguan persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertaistimuli eksternal yang nyata.
Melihat kriteria Paranoid berdasarkan PPDGJ-III untuk kriteria Skizofrenia
Paranoid, adanya gejala khas pada pasien yaitu halusinasi dan waham yang menonjol,
adanya suara-suara halusinasi auditorik yang menyuruh pasien untuk tidak melakukan
apa-apa,Ditemukan juga adanya waham paranoid berupa waham kejar, dimana pasien
meyakini bahwa ada yang ingin menyamar menjadi keluarga pasien dan berusaha untuk
menyakiti pasien. waham dikendalikan karena ia merasa chakra tubuhnya di buka oleh
orang lain sehingga isi pikiran pasien dapat dibaca oleh orang lain (thought broadcast)
melihat kemaluan orang lain dan bersetubuh dengan guling, dan juga waham kebesarankarena pasien mengaku sebagai tuhan.
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
20/21
20
Berdasarkan diagnosis di atas, terapi psikofarmaka yang dipilih untuk penanganan
pada Tn.B adalah Risperidone 2 mg 2x1 . Risperidone merupakan terapi anti psikotik
atipikal yang berkerja dengan cara antagonis neurotransmitter serotonin dan dopamine
dengan menduduki reseptor serotonergic 5-HT2 dan dopaminergic D2. Risperidome
merupakan antagonis kuat reseprot D2 sehingga dapat memeperbaiki gejala positif
skizofrenia sedangkan dilajur mesolimbik yang memiliki banyak reseptor serotonergic,
risperidone juga berikatan dengan reseptor serotonergic sehingga diopamin yang
dilepaskan di jalur tersebut lebih banyak dan dapat mengurangi gejala negatif.
Antagonisme serotonin dan dopamin sentral yang seimbang dapat mengurangi
kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal.
Clozapine adalah obat anti psikotik lini ke 2, hal ini dikarenakan karena resiko
efek samping clozapine yang tinggi, clozapine digunakan jika obat anti psikotik yang lain
tidak adequate
Aripiprazole merupakan derivat dari quinolone yang digunakan sebagai terapi
maintenance pada schizophernia. Tidak seperti anti psikotik atypical lain yang merupakan
antagonist D2 receptor, Aripiprazole merukan partial agonist D2 yang membuat
mekanisme aripipraszole lebih fleksibel, karena pada saat keadaan hyperdopaminergic
aripiprazole akan ditranslate menjadi agonist D2, sedangkan pada keadaan
hypodopaminergic aripiprazole akan ditranslate menjadi antagonis D2.
Selain diberikan psikofarmaka sebagai terapi utama, perlu ditambahkan juga
terapi yang lain yaitu psikoterapi suportif untuk mensupport pasien dalam masa
adaptasinya dan psikoedukasi perihal penyakit pasien.
-
5/24/2018 vaovanovnoaveno
21/21
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pedaman Penggolongandan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III), cetakan pertama, Jakarta; 1993.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Comperhensive textbook of psychiatry, 8thedition. Lippincot, 2005
3. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 2007. Bagian IlmuKedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: Jakarta. Edisi ketiga.
4. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta.EGC, 2013.
5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta. FKUI2013