upload.pdf
DESCRIPTION
ipalTRANSCRIPT
BALAI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (BALAI IPAL) SEWON BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia hasil pemantauan kualitas air yang dilaksanakan melalui program
Prokasih masih menunjukkan tingginya kadar polutan di badan air. Air mempunyai
karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat mempengaruhi kehidupan organisme di
dalamnya. Apabila terjadi perubahan kualitas perairan, terutama oleh bahan
pencemaran lingkungan, maka keseimbangan hidup organisme yang ada di perairan
tersebut bahkan kehidupan manusia pada khususnya dapat terganggu. Pencemaran
lingkungan air sebaiknya dikendalikan pada tingkat awal dari suatu proses pencemaran
yang terjadi. Apabila tingkat pencemaran air sangat dominan, maka pencegahan dan
penanggulangannya memerlukan biaya yang sangat mahal (Sugiharto, 2008).
Untuk Yogyakarta telah ada sebuah lembaga atau instansi yang khusus
mengurus air limbah ini. Instansi tersebut dinamakan Balai IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah). Balai IPAL ini terletak di Jalan Bantul KM 6, tepatnya di Dusun Cepit,
Kalurahan Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Sistem
IPAL ini menjangkau kurang lebih 1250 hektar daerah pelayanan atau sekitar 110.000
penduduk dengan 18.420 sambungan yang terdiri atas 17.330 sambungan rumah
tangga dan 1.090 sambungan nonrumah tangga. Luas lahan IPAL Sewon ini adalah 6,
7 hektar.
Pengelolaan Balai IPAL ini melibatkan tiga unsur pemerintah daerah yakni Sleman (5 kecamatan), Kota (seluruh kota), dan Bantul (3 kecamatan) yang lebih dikenal sebagai Kartamantul. Balai IPAL ini telah berdiri sejak 1996 atas hibah dana dari Jepang, APBN, dan APBD dengan jumlah total dana adalah 68 milyar. Secara garis besar IPAL ini memiliki tiga kemanfaatan yakni perlindungan terhadap badan-badan air (sungai dan sumur) dari pencemaran rumah tangga, peningkatan dan estetika lingkungan, pemanfaatan hasil IPAL berupa pupuk organik dari lumpur air limbah.