upaya peningkatan pemahaman konsep luas bangun datar ... · konsep luas bangun datar dengan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN
DATAR MELALUI MEDIA PAPAN BERPAKU DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI I TANGGULANGIN
KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Disusun oleh :
RINDHY ANTIKA
X7108736
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN
DATAR MELALUI MEDIA PAPAN BERPAKU DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI I TANGGULANGIN
KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh
RINDHY ANTIKA
X7108736
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Luas Bangun
Datar Melalui Media Papan Berpaku dalam Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas III SD Negeri I Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri
Tahun Pelajaran 2009/2010”.
Oleh:
Nama : Rindhy Antika
Nim : X7108736
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd Drs. Tri Budiharto, M.Pd
NIP. 19561009 198012 1 001 NIP. 19591221 198803 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Luas
Bangun Datar Melalui Media Papan Berpaku dalam Pembelajaran Matematika
Siswa Kelas III SD Negeri I Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten
Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010”.
Nama : Rindhy Antika
NIM : X7108736
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd .......................
Sekretaris : Drs. Usada, M. Pd ........................
Anggota I : Drs. Hadi Mulyono, M. Pd ........................
Anggota II : Drs. Tri Budiharto, M. Pd ........................
Disahkan oleh,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Rindhy Antika. UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS
BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PAPAN BERPAKU DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI I
TANGGULANGIN KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN
WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi . Surakarta : Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep luas
bangun datar melalui media papan berpaku dalam pembelajaran matematika siswa
kelas III.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah pemahaman konsep luas bangun datar, sedangkan variabel tindakan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah media papan berpaku.
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan , tindakan,
observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri
I Tanggulangin. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes.
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri
dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Hasil penelitian
tindakan kelas pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan pemahaman
konsep luas bangun datar dengan ditandai meningkatnya hasil tiap siklus untuk
materi luas bangun datar Matematika. Semula nilai rata-rata pada siklus I 64,5
dengan persentase siswa yang mendapat nilai ≥ 60 sebanyak 21 siswa (67,70%).
Sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu siswa yang mencapai
KKM (nilai 60) lebih dari 80% maka penelitian ini belum berhasil dan perlu
dilanjutkan pada siklus II. Pada akhir siklus II nilai rata-rata mencapai 74,5
dengan persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 sebanyak 26 siswa (84%).
Dari hasil siklus II tersebut dapat dikatakan berhasil karena telah sesuai dengan
indikator kinerja yang telah ditetapkan dan mengalamai peningkatan dari 67,70 %
menjadi 84 %. Dari hasil diatas maka dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut
sudah sesuai dengan indikator kinerja penggunaan media papan berpaku dapat
meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar pada mata pelajaran
Matematika siswa kelas III SD Negeri I Tanggulangin. Sedangkan peningkatan
keaktifan siswa dapat dilihat dari nilai aktivitas siswa yaitu siklus I 81% dan
siklus II menjadi 95% Selain nilai dan aktivitas siswa peningkatan juga dapat
dilihat dari aktivitas guru yaitu siklus I 81% dan pada siklus II menjadi 93%.
Penggunaan media papan berpaku dapat menemukan solusi untuk meningkatkan
pemahaman konsep luas bangun datar pada pembelajaran Matematika siswa kelas
III SDN I Tanggulangin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Rindhy Antika. AN EFFORT TO IMPROVE FLAT SHAPE WIDE CONCEPT
COMPREHENSION THROUGH NAILED BOARD MEDIA IN
MATHEMATIC LEARNING GRADE III STUDENTS OF SD NEGERI I
TANGGULANGIN DISTRICT JATISRONO SUB PROVINCE WONOGIRI
ACADEMIC YEAR 2009/2010. Research Paper. Surakarta: Teacheral Training
and Education Faculty Sebelas Maret University of Surakarta, June 2011.
The purpose of the research to improve the understanding flat shape wide
concept through nailed board media in mathematic learning grade III students.
Variable which became highlight change in classroom action research is
flat shape wide concept comprehension, while action variable which is used in this
research is nailed board media.
Research method is Classroom Action Research (PTK) consisting of 2
cycles, each cycles consisting of 4 steps, they are: planning, acting, observating,
reflexting. The subject of the research are students grade III of SD Negeri I
Tanggulangin. Technique of collecting data use observation and test. Technique
of analyse data use data reducting, data displaying, and draw a conclusion or
verification.
Based on research result can be concluded that classroom action research
on cycle I shows the improvement of concept comprehension of flat shape width
indicated by the improvement of each cycles result for mathematic flat shape
width material. The score average in cycle I is 64,5 with percentage of students
having the score ≥ 60 amount 21 students (67,70%). In accordance of work
indicator stipulated the students who having score criteria (score 60) up to 80%.
So, this research not completely yet and have to be continued in cycle II. At the
end of cycle II the score average up to 74,5 with percentage of students get score
≥ 60 amount 26 students (84%). From the result of cycle II can be said that the
research already success because it is suitable to work indicator stipulated and
improve from 67,70% up to 84%. From the result above can be said that the
research already suitable to work indicator use nailed board media can improve
flat shape width concept comprehension on mathematic learning of grade III
students of SD Negeri I Tanggulangin. The improvement of student activity
known from students activities score that are cycle I 81% and cycle II became
95%. Beside the improvement of students activities and scores known from
teacher’s activities too that is cycle I 81% and in cycle II changes into 93%. The
use of nailed board media can be found the solution to improve the
comprehension of flat board width concept on Mathematic Learning for grade III
students of SD N I Tanggulangin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Kesuksesan tidak akan mendatangimu, tetapi kamulah
yang harus mendatanginya.
(Marva Collins)
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum selama
mereka tidak mengubah diri mereka sendiri”
(QS. Ar-Ra’d:11)
“Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai kesanggupannya.
Ia mendapat pahala dari apa yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
dari dosa yang dikerjakannya.”
(QS. Al-Baqoroh:286)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan,
maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh
dan hanya kepada Allah kamu berharap”
( QS. Al-Insyirah:6-8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk
Ibunda (Wiratmi) dan Ayahanda (Sriyadi, S. Pd)
Terima kasih atas cinta, kasih sayang, pengorbanan, dukungan, nasihat
dan doa yang tiada pernah berhenti.
Mas Sularto, S.ST
Terima kasih atas perhatian, doa, dan dukungan yang selalu engkau berikan.
Almamater dan rekan-rekan S1 PGSD UNS yang aku banggakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, yang
berjudul ” Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Luas Bangun Datar Melalui
Media Papan Berpaku dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas III SD
Negeri I Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun
Pelajaran 2009/2010 ”.
Selama penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R.Indianto, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Dosen Pembimbing I.
4. Drs. Tri Budiharto, M. Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan dorongan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat
peneliti selesaikan.
5. Dosen-dosen PGSD yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan
kepada peneliti.
6. Yuniasih, S. Pd., Kepala SD Negeri I Tanggulangin yang telah memberikan
izin tempat dalam penelitian beserta tenaga guru dan karyawan yang telah
membantu peneliti melaksanakan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas III SD Negeri I Tanggulangin Tahun Pelajaran 2009/2010
yang menjadi subyek dalam penelitian dan telah membantu dalam
memperoleh data dalam penelitian ini.
8. Sahabat-sahabat mahasiswa PGSD khususnya anggota travel Study Pray
and Love yang telah membantu peneliti selama menjadi mahasiswa dan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti yang tidak mungkin peneliti
sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semuanya mendapat balasan kebaikan yang berlipat
dari Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang jauh
dari sempurna . Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juni 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. v
HALAMAN ABSTRACT ........................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Manfaat Penalitian .......................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 6
1. Pemahaman Konsep Luas Bangun Datar ................................... 6
a. Pengertian Pemahaman ......................................................... 6
b. Pengertian Konsep ................................................................. 8
c. Pmbelajaran Matematika ....................................................... 9
d. Luas Bangun Datar ............................................................... 13
2. Media Pembelajaran Papan Berpaku .......................................... 16
a. Pengertian Media ................................................................... 16
b. Media Pembelajaran .............................................................. 18
c. Nilai Praktis Media Pembelajaran ......................................... 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
d. Kegunaan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar 19 22
e. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran ............................. 21
f. Jenis Media Pembelajaran ..................................................... 21
g. Media Papan Berpaku ........................................................... 21
B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 26
C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 30
1. Tempat Penelitian ................................................................ 30
2. Waktu Penelitian ................................................................. 30
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 30
C. Data dan Sumber Data ............................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 31
E. Validitas Data ............................................................................ 32
F. Analisis Data .............................................................................. 33
G. Indikator Kerja ........................................................................... 36
H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 40
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 40
1. Profil Tempat Penelitian ....................................................... 40
2. Deskripsi Kondisi Awal ........................................................ 42
3. Deskripsi Permasalahan Penelitian ....................................... 44
a. Tindakan Siklus I ............................................................. 44
b. Tindakan Siklus II ............................................................. 54
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 61
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 67
A. Simpulan .................................................................................... 67
B. Implikasi .................................................................................... 69
C. Saran .......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 71
LAMPIRAN ................................................................................................. 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 30
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan .......... 42
Tabel 3 Hasil Tes Awal ................................................................................ 43
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siswa Kelas III Siklus I..... 51
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siswa Kelas III Siklus II ... 60
Tabel 6 Aktivitas siswa dalam pembelajaran ............................................... 62
Tabel 7 Aktivitas guru dalam pembelajaran ................................................. 63
Tabel 8 Presentase Siswa yang Memperoleh Nilai ≥ 60 pada siklus I dan
siklus II ........................................................................................... 65
Tabel 9 Nilai Rata-rata Kelas Mata Pelajaran Luas Bangun Datar Matematika
Siklus I dan Sesudah Tindakan Siklus II ......................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran ................................................... 27
Gambar 2 Bagan Siklus Analisis Interaktif ............................................ 35
Gambar 3 Prosedur Penelitian ................................................................ 36
Gambar 4 Gambar Media Matematika (Papan Berpaku) ....................... 41
Gambar 5 Grafik Nilai Matematika Siswa Kelas III SDN I Tanggulangin
Sebelum Tindakan ................................................................. 43
Gambar 6 Peragaan Luas Bangun Datar ................................................. 46
Gambar 7 Peragaan Luas Persegi dan Persegi Panjang .......................... 48
Gambar 8 Grafik Nilai Matematika Siswa Kelas III SD N I Tanggulangin
pada siklus I ........................................................................... 52
Gambar 9 Grafik Nilai Matematika Siswa Kelas III SD N I Tanggulangin
pada siklus II .......................................................................... 60
Gambar 10 Grafik Peningkatan Aktifitas Siswa ....................................... 62
Gambar 11 Grafik Peningkatan Aktifitas Guru ........................................ 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Jadwal Pelaksanaan Siklus..…………………………………………. 74
2. RPP Siklus I.. ……………………………………………………….. 75
3. Evaluasi Siklus I Pertemuan I…..…………………………………… 82
4. Evaluasi Siklus I Pertemuan I…..……....………………………….. 86
5. RPP Siklus II…………...………..………………………………….. 87
6. Evaluasi Siklus II Pertemuan I…..……….…………………………. 94
7. Evaluasi Siklus II Pertemuan II…..…………………………………. 96
8. Hasil Pelaksanaan Pra Siklus………..…….………………………… 98
9. Hasil Pelaksanaan Siklus I………..….……………………………… 99
10. Hasl Pelaksanaan Siklus II………..…................................................ 100
11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pra Siklus... 101
12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I….. 102
13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II…. 103
14 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I…… 104
15 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus II…. 105
16 Foto Pelaksanaan Kegiatan………….……………………………… 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai- nilai untuk
meningkatkan kecakapan hidup agar siswa dapat menyesuaikan diri dan berhasil
dalam kehidupan yang akan datang.
Setiap manusia di dunia ini sangat membutuhkan pendidikan. Karena
pendidikan dapat menentukan perkembangan suatu negara. Sebagaimana
tercantum dalam SISDIKNAS 2003 yang menyebutkan bahwa sistam pendidikan
nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,peningkatan
mutu serta relefansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global
sehingga perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan.
Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang dapat mendukung
peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup adalah mata pelajaran
Matematika. Mulyono Abdurrahman (2003: 251) mengungkapkan, orang
memandang Matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun
demikian, orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Seperti halnya bahasa, membaca dan
menulis, kesulitan belajar harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak, siswa akan
menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan
matematika yang sesuai. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa
memerlukan alat bantu berupa media yang dapat memperjelas apa yang akan
disampaikan guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Salah satu tujuan mata pelajaran Matematika sebagaimana dijelaskan
dalam KTSP 2006 yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. Dalam
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera
diberi penguatan agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa,
sehingga akan melekat dalam pola pikirnya. Untuk keperluan inilah maka
diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya
sekedar hafalan saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Hal tersebut
diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan
kehidupan yang dihadapinya.
Hingga saat ini Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang
sulit, rumit, kurang menarik bahkan tidak menyenangkan bagi sebagian besar
siswa. Hal tersebut mengakibatkan sejumlah kompetensi dasar yang seharusnya
dapat dicapai siswa pada akhir pembelajaran yang sesuai dengan standar
kompetensi mata pelajaran matematika belum sepenuhnya terwujud.
Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah :
1. Pemahaman konsep luas bangun datar persegi dan persegi panjang, serta
dalam menafsir luas bangun datar tidak beraturan belum menampakkan hasil
yang maksimal.
2. Perolehan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika masih rendah.
3. Penggunaan media pembelajaran belum digunakan secara optimal.
Hasil belajar matematika pada kompetensi dasar luas bangun datar kelas
III masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai sebagian siswa masih dibawah
KKM (60) yaitu siswa yang mendapat nilai diatas 60 baru 13 anak. Data diperoleh
dari hasil wawancara guru kelas III dan dari daftar nilai siswa kelas III SD Negeri
I Tanggulangin. Siswa masih kesulitan dalam menghitung luas bangun datar dan
menafsir luas bangun geometri tidak beraturan. Data selengkapnya ada pada
lampiran 8.
Berdasarkan pengamatan selama ini guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran, karena metode ini dianggap paling mudah
dilaksanakan tanpa memerlukan banyak persiapan, sehingga siswa kurang
termotivasi dalam pembelajaran. Guru belum menggunakan media yang sesuai
dengan materi pelajaran secara optimal, sehingga siswa kesulitan dalam menerima
materi pelajaran. Seorang guru perlu menggunakan media pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sesuai dengan materi yang disampaikan untuk membantu kelancaran kegiatan
belajar mengajar sehingga tujuan pembelajarannya tercapai.
Dalam kegiatan pengukuran luas suatu bangun datar, sering kali guru
memberikan pengajaran yang kurang tepat. Guru langsung menginformasikan
rumus luas bangun datar yang akan diajarkan tersebut. Siswa tidak diajak untuk
mencari dan menemukan sendiri rumus dari bangun datar tersebut. Padahal jika
siswa diarahkan untuk melakukan hal tersebut, maka pembelajaran akan lebih
bermakna dan membuat siswa lebih memahami konsep luas bangun datar tersebut.
Pemahaman konsep luas bangun datar perlu ditingkatkan karena bangun
datar bagian dari bangun ruang, sehingga jika siswa tidak paham dalam konsep
luas bangun datar maka siswa akan kesulitan dalam menerima materi berikutnya.
Oleh karena itu sebelum mengenal rumus luas bangun datar guru berupaya untuk
menanamkan konsep luas bangun datar dengan menggunakan media yang sesuai
dengan materi yaitu dengan media papan berpaku. Dengan menggunakan media
yang tepat pembelajaran akan lebih menarik dan bermakna sehingga siswa akan
lebih mudah memahami dan dapat mengambil manfaat dari berbagai kegiatan
pebelajaran tersebut.
Media papan berpaku merupakan bentuk media papan yang/ditancapi
paku dalam susunan menyerupai kertas senti meter (kotak-kotak) dimana ukuran
jarak tiap persegi empat disesuaikan dengan keperluan dan dalam penggunaannya
dilengkapi dengan karet gelang.
Penggunaan media papan berpaku dalam pembelajaran matematika yaitu
untuk menentukan luas bangun datar. Sebelum anak mengetahui rumus luas
bangun datar, anak bisa menghitung dengan menggunakan papan berpaku yaitu
dengan menghitung kotak kotak kecil yang ada didalam bangun yang akan dicari
luasnya. Dengan menghitung kotak-kotak kecil dalam bangun siswa akan
menemukan rumus luas bangun datar. Selain itu papan berpaku dapat digunakan
untuk menafsir luas bangun geometri tidak beraturan dengan mengikuti aturan
tertentu.
Kesulitan belajar Matematika di Sekolah Dasar sangat beragam. Oleh
karena itu sebaiknya seorang guru memanfaatkan media yang didukung oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ketrampilan guru itu sendiri sehingga pemahaman siswa tentang konsep luas
bangun datar dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peniliti melakukan
Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Luas Bangun
Datar Melalui Media Papan Berpaku dalam Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas III SD Negeri I Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri
Tahun Pelajaran 2009/2010
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan
masa Apakah melalui media papan berpaku dapat
meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar dalam pembelajaran
Matematika siswa kelas III ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu :
papan berpaku dalam pembelajaran matematika siswa kelas III.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberi sumbangan pemikiran kepada guru dalam proses
pembelajaran Matematika, terutama dalam pemanfaatan media papan
berpaku.
b. Dapat meningkatkan kulitas proses pembelajaran matematika..
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penanganan kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran
matematika kelas III SD melalui pemanfaatan media papan berpaku
mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Guru mengetahui dan memahami macam-macam kesulitan siswa
dalam mempelajari luas bangun datar matematika.
b. Bagi siswa
1) Meningkatkan pemahaman siswa dalam menerima materi luas bangun
datar matematika.
2) Meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran luas bangun
datar matematika.
3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran luas
bangun datar matematika.
c. Bagi sekolah
1) Tercapainya kompetensi dasar dan indikator;
2) Adanya hubungan yang erat antara guru dan siswa;
3) Memudahkan penyampaian materi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemahaman Konsep Luas Bangun Datar
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian ;
pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran ; pandangan, (4)
mengerti benar (akan) ; tahu benar (akan), (5) pandai dan mengerti benar.
Apabila mendapat imbuhan me-i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti
benar (akan) ; mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat
imbuhan pe-an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3)
cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham)
(W.S.Winkel, 1996: 106). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman
adalah suatu proses, cara memahami atau cara mempelajari baik-baik supaya
paham dan pengetahuan banyak.
Menurut Sardiman (2009: 43) emahaman atau comperhension
dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti
harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi
serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami
suatu situasi. Memahami maksudnya, menangkap maknanya adalah tujuan
akhir dari setiap belajar.
Menurut Wiji Suwarno (2006: 83) Pemahaman yaitu kedalaman
kognitif dan afektif yang dimiliki individu .
Bloomfield dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2008: 688)
mengemukakan bahwa emahaman adalah proses untuk mengetahui apa
yang dikomunikasikan atau gagasan yang terkandung di dalam baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan .
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007: 63) Pemahaman yaitu
kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu .
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) Pemahaman
(comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami
hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep .
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari (W.S.Winkel,1996: 246). W.S.Winkel
mengambil dari taksonomi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang
dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom
membagi ke dalam tiga kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek
kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Keenam aspek di
bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang
rendah sampai yang tertinggi.
. Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti
dari materi atau bahan yang dipelajari. Ini dapat ditunjukkan dengan
menerjemahkan materi dari suatu bentuk yang lain (dari kata-kata pada angka-
angka), menginterprestasikan materi (menjelaskan, meringkas), meramalkan
akibat dari sesuatu (dalam http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/08/
skripsi-pengaruh-strategi-belajar.html). Pemahaman memiliki arti yang sangat
mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu,
maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna. Dalam belajar unsur
comprehension atau pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur
yang lain, persoalan-persoalan secara keseluruhan. Comprehension atau
pemahaman, tidaklah hanya sekedar tahu akan tetapi juga menghendaki agar
subyek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipelajari dan
dipahami, kalau sudah demikian maka belajar itu bersifat mendasar.
Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
dibandingkan tipe belajar pengetahuan. (Nana Sudjana, 1992: 24)
menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori,
yaitu: (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan
prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya
atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan
yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan
tingkat pemaknaan ektrapolasi.
Memiliki pemahaman tingkat ektrapolasi berarti seseorang mampu
melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan
pada pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol,
serta kemampuan membuat kesimpulan yang berhubungan dengan implikasi
dan konsekuensinya.
Menurut Skinner dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007:
160), untuk menguatkan pemahaman siswa tentang tentang apa yang baru
dipelajari, maka setelah terjadinya proses stimulus-respon yang antara lain
berupa tanya jawab dalam proses pengajaran, harus dilanjutkan dengan
memberikan penguatan antara lain berupa latihan soal.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman adalah proses mengetahui keadaan jiwa melalui ekspresi yang
diberikan melalui indra. Pemahaman yang baik harus disertai pengertian
terhadap ekspresi yang dihadapi. Memahami berarti mengerti benar tentang
sesuatu yang dipelajari dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat
kesalahan yang sedikit atau siswa dapat mengerjakan semua tugas-tugas.
b. Pengertian Konsep
Menurut Nyimas Aisyah (2007:
yang memungkinkan kita mengelompokkan objek ke dalam contoh dan bukan
Menurut R. Soedjadi (2000: abstrak yang
dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan
Konsep adalah ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu
(Syamsu Yusuf LN, 2008: 70). Anak yang sudah memahami konsep suatu
objek akan lebih mudah menerapkan dalam pemecahan masalah, misalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
saat anak diminta menyebutkan buah-buahan, maka anak akan menyebutkan
apel, jeruk, nanas tanpa harus dijelaskan terlebih dahulu.
Konsep adalah penggambaran tentang intisari atau kesimpulan
umum dari suatu hal atau suatu gejala sosial (M. Toha Anggoro dkk, 2007:
5.2).
Carrol dalam Trianto (2007: 158) mendefinisikan konsep sebagai
suatu kelompok atau kejadian.
Konsep adalah elemen dari kognisi yang membantu
menyederhanakan dan meringkas informasi (Heruman, 2008: 3). Konsep
, kita dapat mengklasifikasikan objek-objek yang berwarna
merah atau tidak.
Konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk
menggolongkan suatu objek atau kejadian (dalam http://lib.atmajaya.ac.id/
default.aspx?tabID=61&src=k&id=154753)
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konsep
adalah idea abstrak yang digunakan untuk menggolongkan sekumpulan objek.
Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep matematika
(Heruman, 2008: 3)
Pemahaman konsep matematika dalam penelitian ini adalah dalam
menyelesaikan soal-soal tes yang memuat indikator luas bangun datar.
c. Pembelajaran Matematika
Menurut Johnson dan Myklebust seperti dikutip Mulyono Abdurrahman
nya
untuk mengekspresikan hubungan hubungan kuantitatif dan keruangan,
Menurut Paling dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252), Matematika
adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
dihadapi, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan
tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri
manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-
hubungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Kline dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) juga mengemukakan
penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar
Larner dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan
bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan
Sujono dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2003: 63)
mengemukakan beberapa pengertian matematika. Diantaranya, matematika
diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi
secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang
penalaran yang logis dan masalah yang berhubungan dengan bilangan.
Dienes dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2003: 62)
Gatot Muhse
proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui
serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh
Taylor dan Francis Group (2008) dalam International Journal of
Education in Science and Technology: Mathematics is pervanding every
study and technique in our modern world. Bringing ever more sharpy into
focus the responsibilities laid upon those whose task it is to tech it. Most
prominent among these is the difficulty of presenting an interdisciplinary
approach so that one professional group may benefit from the experience of
others. Matematika mencakup setiap pelajaran dan teknik di dunia modern
ini. Matematica memfokuskan pada teknik pengerjaan tugas-tugasnya. Hal
yang sangat mencolok yaitu mengenai kesulitan dalam mengaplikasi
pendekatan interdisciplinary (antar cabang ilmu pengetahuan), oleh karena itu
para pakar bisa memperoleh pengetahuan dari cabang ilmu lain.(dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp (10 Desember 2010)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah
salah satu ilmu dasar dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan bahasa
simbolis dan universal yang memungkinkan manusia berpikir, mencatat dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas dengan
menggunakan cara bernalar deduktif dan induktif.
Bidang studi Matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar mencakup
tiga cabang yaitu aritmatika, aljabar dan geometri.
1) Aritmatika
Aritmatika adalah salah satu cabang Matematika selain aljabar dan
geometri. Menurut Dali S. Naga yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman
(2003: 253) aritmatika atau berhitung adalah cabang Matematika yang
berkenaan dengan sifat hubungan bilangan-bilangan nyata dengan
pehitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,
pekalian dan pembagian.
2) Aljabar
Dalam perkembangan aritmatika selanjutnya, penggunaan
bilangan sering diganti dengan abjad. Penggunaan abjad dalam aritmatika
inilah yang kemudian disebut aljabar. Aljabar ternyata tidak hanya
menggunakan abjad sebagai lambang bilangan yang diketahui atau yang
belum diketahui tetapi juga menggunakan lambang-lambang lain seperti
titik (.), lebih besar (>), lebih kecil (<) dan sebagainya.
3) Geometri
Geometri adalah cabang Matematika yang berkenaan dengan titik
dan garis. Sebuah titik memiliki satu dimensi. Sebuah garis memiliki satu
dimensi yaitu dimensi panjang saja. Sebuah bangun datar memiliki dua
dimensi yaitu dimensi panjang dan dimensi lebar.
Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain : persegi, persegi
panjang, segitiga, jajar genjang, segi lima, layang-layang, belah ketupat,
trapesium dan lingkaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Menurut Clara Ika Sari Budhayanti, dkk (2008: 3.33),
bangun datar adalah banyaknya persegi dengan sisi 1 satuan panjang yang
area
yang terdapat didalam suatu bangun datar.
uas bangun datar
merupakan konsep perhitungan luas bangun datar awal yang diajarkan pada
terlebih dahulu diperkenalkan melalui pengajaran yang bertahap untuk
memperoleh rumus tersebut, sehingga materi pengajaran tersebut akan lebih
mudah diterima siswa.
Dari uraian diatas yang dimaksud pemahaman konsep luas bangun
datar yang diajarkan dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep luas
bangun datar persegi dan persegi panjang serta bangun datar tidak beraturan.
Untuk mempelajari luas bangun datar tersebut menggunakan media papan
berpaku sehingga sebelum ditemukan rumus luas persegi dan persegi
panjang, siswa sudah memahami cara memperoleh rumus tersebut. Sedang
bangun datar tidak beraturan dapat dihitung melalui media papan berpaku
berdasar aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan matematika adalah salah
satu ilmu dasar yang berguna untuk memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan
dan teknologi, yang memudahkan manusia berpikir dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sahari-hari. Karena matematika itu abstrak maka untuk
memudahkan pemahaman konsep luas bangun datar peneliti menggunakan
media papan berpaku.
d. Luas Bangun Datar
1) Pengertian Bangun Datar
David Glover (2007: angun datar adalah bangun rata yang
dapat dipotong dari sehelai kertas . Bangun ini bisa mempunyai sisi lurus
ataupun lengkung,panjang dan lebar,tetapi tidak mempunyai tinggi atau
ketebalan. Bangun datar merupakan bangun dua dimensi. Maksudnya
adalah tidak memiliki ruang hanya sebuah bidang datar saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
David Glover (2007: angun datar mempunyai dua dimensi
yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi .
bagiannya terletak pada bidang (permukaan) datar. Bangun datar disebut
Bangun Datar merupakan bangun dua dimensi. Maksudnya adalah
tidak memiliki ruang hanya sebuah bidang datar saja (dalam
http://pendidikanmasadepan.blogdetik.com/2009/09/28/).
Bangun Datar merupakan sebutan untuk bangun-bangun dua
dimensi (dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Bangundatar).
Bangun datar merupakan bangun dua demensi yang hanya
memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung
(dalam http://ian43.wordpress.com/2010/12/27/pengertian-bangun-datar/)
Bangun Datar merupakan bangun dua dimensi. Maksudnya adalah
tidak memiliki ruang hanya sebuah bidang datar saja.(dalam http://af-
za.facebook.com/note.php?note_id=139994949020)
2) Macam-macam Bangun Datar
Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain persegi, persegi
panjang, segitiga, jajar genjang, segi lima, layang-layang, belah ketupat,
trapesium dan lingkaran.
a) Persegi
Persegi adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi
sama panjang.
b) Persegi Panjang
Persegi Panjang adalah bangun datar mirip bujur sangkar
namun dua sisi yang berhadapan lebih pendek atau lebih panjang dari
dua sisi yang lain. Dua sisi yang panjang disebut panjang, sedangkan
yang pendek disebut lebar.
c) Segitiga
David Glover (2007: egitiga
merupakan bangun datar paling sederhana yang memiliki sisi-sisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
lurus . Segitiga adalah nama suatu bentuk yang dibuat dari tiga sisi
yang berupa garis lurus dan tiga sudut (Tim Penulis Grasindo, 2007:
227).
d) Jajar Genjang
Jajar genjang adalah suatu bangun datar yang terbentuk oleh
segitiga dengan bayangannya jika diputar setengah putaran pada salah
satu sisi yang dimilikinya.
e) Segi lima
Segi lima adalah bangun datar dengan 5 sisi yang sama
panjang.
f) Layang-layang
Layang-layang adalah bangun datar dua dimensi yang
dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing pasangannya
sama panjang dan saling membentuk sudut.
g) Belah ketupat
Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk
oleh empat buah rusuk yang sama panjang dan memiliki dua pasang
sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut
di hadapannya.
h) Trapesium
Trapesium adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk
oleh empat buah rusuk yang dua diantaranya saling sejajar namun
tidak sama panjang.
i) Lingkaran.
Lingkaran. adalah himpunan semua titik pada bidang dalam
jarak tertentu, yang disebut jari-jari, dari suatu titik tertentu, yang
disebut pusat.
3) Rumus Luas Bangun Datar
Menurut David Glover (2007: 6)
perm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Menurut Clara Ika Sari Budhayanti, dkk (2008: 3.33)
bangun datar adalah banyaknya persegi dengan sisi 1 satuan panjang yang
Nur Fajariyah (2008: 180) atar adalah
banyaknya satuan luas yang terdapat pada bangun datar itu
Jadi luas bangun datar adalah area yang terdapat didalam suatu
bangun datar.
Rumus luas bangun datar :
a) Persegi
Luas = Sisi x sisi (s x s)
b) Persegi Panjang
Luas = Sisi (s) x 4
c) Segitiga
Luas = ½ x Alas (a) x Tinggi (t)
Panjang sisi miring segitiga siku-siku dicari dengan rumus
Phytagoras (A2 + B
2 = C
2)
d) Jajar Genjang
Luas = Alas (a) x Tinggi (t)
e) Layang-layang
Luas = ½ x diagonal 2 (d 1) x diagonal 2 (d 2)
f) Belah ketupat
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
g) Trapesium
Luas = ½ x jumlah sisi sejajar x tinggi (t)
Menurut Heruman (2008: uas bangun datar
merupakan konsep perhitungan luas bangun datar awal yang diajarkan pada
terlebih dahulu diperkenalkan melalui pengajaran yang bertahap untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
memperoleh rumus tersebut, sehingga materi pengajaran tersebut akan lebih
mudah diterima siswa.
Dari uraian datas yang dimaksud pemahaman konsep luas bangun
datar yang diajarkan dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep luas
bangun datar persegi dan persegi panjang serta bangun datar tidak beraturan.
Untuk mempelajari luas bangun datar tersebut menggunakan media papan
berpaku sehingga sebelum ditemukan rumus luas persegi dan persegi
panjang, siswa sudah memahami cara memperoleh rumus tersebut. Sedang
bangun datar tidak beraturan dapat dihitung melalui media papan berpaku
berdasar aturan-aturan yang telah ditetapkan.
2. Media Pembelajaran Papan Berpaku
a. Pengertian Media
Menurut Sri Anitah (2009: 1) kata media berasal dari bahasa Latin
yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti sesuatu yang
terletak di tengah (antara dua pihak) atau suatu alat. Media juga dapat
diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak,yaitu antara
sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi.
Heinich dkk dalam Yustinus Ngadino (2003: 9) mengemukakan istilah
medium sebagai perantara yang mengatur informasi antara sumber dan
penerima. Jadi televise, film, foto, radio, bahan cetakan dan sejenisny adalah
media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang betujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran,
maka media itu disebut sebagai media pengajaran. Sehingga ada yang
memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat
sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada
penerima yang dituju.
Briggs dalam Arief S Sadiman (2006: 6) berpendapat bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa
untuk belajar . Sementara itu Gagne dalam Arief S. Sadiman menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar .
Syaiful Bahri Jamarah (2002: 137), media adalah alat bantu apa saja
yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran .
Hamidjojo dalam Azhar Arsyad (2007: 4), media adalah semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat
yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju .
Gagne dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007: media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar .
Atwi Suparman dalam M. Sobry Sutikno (2009: 106), media adalah
alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim
kepada penerima pesan .
Hidayati, Mujinem, dan Anwar Senen (2008: 7.4) mengemukakan
(medium) untuk menyampaik
Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2005:
adalah sesuatu yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang daya
pikir, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak sehingga ia mampu
mendo
Gatot Muhsetyo (2009: 2.3), media adalah alat bantu pembelajaran
yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk
mempresentasikan dan menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa
untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika .
Dari berbagai definisi media di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
media adalah alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk
menyampaikan bahan-bahan pelajaran sehingga memudahkan pencapaian
tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Media Pembelajaran
AECT (Association of Education and Communication Technology)
dalam Aristo Rahadi (2003: 9), media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan .
Briggs dalam Sri Anitah (2009: 1), media pembelajaran adalah
peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran .
Heinich, dkk dalam Azhar Arsyad (2007: 4), media pembelajaran
yaitu apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran .
M. Sobry Sutikno (2009: 106) dalam aktivitas pembelajaran, media
dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa .
Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad (2007: 4), secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran.
Sri Anitah (2009: 2), media pembelajaran adalah setiap orang, bahan,
alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap . Dengan
pengertian ini, guru atau dosen, buku ajar, lingkungan adalah media
pembelajaran.
Menurut Kokasih Djairi dalam Hidayati, dkk (2008: 7-4) mengatakan
Badru Zaman, dkk (2005: 4.6),
peralatan pembawa pesan atau wahana dari pesan yang oleh sumber pesan
Gatot Muhsetyo (2009: 2.1), media pembelajaran dalam pembelajaran
untuk SD adalah alat bantu untuk pembelajaran yang digunakan untuk
menampilkan, mempresentasikan, menyajikan atau menjelaskan bahan
pelajaran kepada peserta didik yang mana alat-alat itu sendiri bukan
merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Sukayati (2003: 1), media pembelajaran diartikan sebagai semua
benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran .
Dari berbagai definisi media pembelajaran di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi yang berlangsung antara
pendidik dengan siswa sehingga memudahkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
c. Nilai praktis media pembelajaran
1) Dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid.
2) Dapat mengatasi batas-batas ruang kelas, misalnya benda yang terlalu
berat di bawa ke kelas untuk diamati secara langsung.
3) Dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
d. Kegunaan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar
. Menurut Arief S. Sadiman (2006: 17), secara umum media
pembelajaran mempunyai kegunaan kegunaan sebagai berikut :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis ( dalam
bentuk kata kata tertulis atau lisan belaka.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik.
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.
Kemp dan Dayton dalam Martinius Yamin (2007: 200),
mengidentifikasi delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif.
4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.
5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
6) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
7) Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Aristo Rahadi (2003: 18), manfaat praktis media pembelajaran antara
lain:
1) Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih
konkrit.
2) Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu.
3) Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia.
4) Media juga dapat menyajikan objek pelajaran berupa benda atau peristiwa
langka dan berbahaya ke dalam kelas.
5) Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan
memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa.
e. Tujuan penggunaan media pembelajaran
1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan menggunakan
media yang paling tepat.
2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena
peserta didik dibiasakan menggunakan atau mengoperasikan media
tertentu.
4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
f. Jenis media pembelajaran
1) Media visual
a) Media gambar diam dan grafis.
b) Media papan
c) Media dengan proyeksi
2) Media audio
a) Cassette tape recorder.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b) Radio
3) Media audio- visual.
a) Televisi
b) Video cassette
g. Media papan berpaku
1) Pengertian
Media papan adalah media yang menggunakan benda berwujud
papan untuk sarana komunikasi (Soemarsono, 2007: 77).
Media papan berpaku merupakan bentuk media papan yang
diberi/ditancapi paku dalam susunan menyerupai kertas senti meter (kotak-
kotak) dimana ukuran jarak tiap persegi empat disesuaikan dengan
keperluan (Soemarsono, 2007: 78).
Media papan berpaku adalah media pembelajaran matematika yang
terbuat dari Tripleks, paku dan dilengkapi dengan karet gelang. (dalam
http://abdulhafi.wordpress.com/2008/12/01/peningkatan-prestasi-belajar-
matematika-dengan-media)
Media papan berpaku adalah media yang terbuat dari papan
berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar yang di atasnya ditancapkan
paku-paku yang tersusun sesuai ukuran tertentu. (dalam http://blog.
matematika. us/2009/12/papan-berpaku_18.html)
Papan berpaku adalah alat yang bisa digunakan dalam
pembelajaran matematika khususnya materi tentang segitiga dan
segiempat yaitu dalam menghitung luas dan keliling.(dalam
http://nurhadiya3374.blogspot.com/2010_05_01_archive.html)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media papan
berpaku adalah media yang terbuat dari papan yang ditancapi paku dengan
ukuran tertentu dan dilengkapi dengan karet gelang.
2) Fungsi
Media papan berpaku berfungsi sebagai alat bantu dalam
pengajaran konsep pengenalan bangun datar, pengenalan keliling,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pengenalan luas, simetri, koordinat pada bangun datar (Depdikbud, 2000:
19)
Fungsinya sebagai alat bantu dalam menanamkan konsep
pengertian geometri, memperkenalkan berbagai macam bentuk bangun
datar sekaligus mempelajari cara mencari luas dan keliling bangun datar
dengan cara mengukur panjang dan lebar bangun datar tersebut.(dalam
http://abdulhafi.wordpress.com/2008/12/01/peningkatan-prestasi-belajar-
matematika-dengan-media)
Fungsinya/sebagai alat bantu pengajaran matematika di Sekolah
Dasar untuk menanamkan konsep/pengertian geometri seperti pengenalan
bangun datar, pengenalan keliling bangun datar dan menentukan
menghitung luas bangun datar (dalam http://ebookbrowse.com/papan-
berpaku-pdf-d78952678)
3) Penggunaan alat
Penggunaan papan berpaku dalam pengajaran luas :
a) Memperkenalkan satuan luas ( bentuknya pada papan berpaku ) adalah
persegi satuan.
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
Menunjukkan arti satuan luas.
( satu persegi ) pada papan berpaku menunjukkan 1 satuan luas.
Bingkai satuan luas diperagakan dengan karet gelang berwarna agar
tampak jelas.
b) Menerangkan kepada siswa luas bangun datar persegi dan persegi
panjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
Jika ini adalah satu satuan luas, berapakah luas daerah persegi dan
persegi panjang pada gambar tersebut ?
Luas bangun dapat dihitung dari banyaknya persegi ( satuan luas )
yang terdapat dalam bangun tersebut.
Luas bangun persegi = 9 satuan luas
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa luas persegi adalah
sisi x sisi atau L = s x s.
Luas persegi panjang = 6 satuan luas
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa luas persegi panjang
adalah panjang x lebar atau L= p x l.
c) Untuk pemahaman konsep luas bangun datar dan cara - cara
menghitung, dapat diberikan beberapa soal dengan membuat bangun -
bangun tidak teratur dengan karet gelang pada papan berpaku.
Diharapkan dengan karet berbeda warna siswa dapat menarik garis
garis pertolongan untuk menghitung luas bangun datar tidak
beraturan.
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . ( 1 ) ( 2 )
Model bangun datar tanpa garis pertolongan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. .(1) . . .(2) . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .(1) . .(2) . . .(3) . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. .(3) . . .(4) . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
( a ) ( b )
Model bangun datar dengan garis pertolongan
Dengan garis garis pertolongan ini diharapkan siswa dapat
menghitung luas daerah bagian bagian bangun datar.
Luas daerah bangun ( a ) = ½ L (1) + ½ L (2) + ½ L (3) + ½ L ( 4)
= ½ ( 9 ) + ½ ( 9 ) + ½ ( 9 ) + ½ ( 9 )
= 4,5 + 4,5 + 4,5 + 4,5
= 18 satuan luas
Luas daerah bangun ( b ) = ½ L (1) + L (2) + ½ L (3)
= ½ ( 8 ) + 16 + ½ ( 8 )
= 4 + 16 + 4
= 24 satuan luas
Selain itu untuk menentukan luas bangun yang tidak
beraturan dapat digunakan pendekatan luas daerah. Misal, dipilih satu
kotak persegi sebagai satu satuan luas. Dengan ketentuan perhitungan
sebagai berikut :
( 1 ) Satu kotak persegi penuh dihitung satu satuan.
( 2 ) Lebih dari setengah kotak dihitung satu satuan.
( 3 ) Setengah kotak tetap dihitung setengah satuan.
( 4 ) Kurang dari setengah kotak tidak dihitung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Dari gambar ( a ) dan ( b ) diatas dapat dihitung :
Luas daerah bangun ( a )= jumlah satu kotak penuh + jumlah ½ kotak
= 12 + ½ (12 )
= 18 satuan luas
Luas daerah bangun ( b) =jumlah satu kotak penuh+lebih dari ½ kotak
= 20 + 4
= 24 satuan luas
Ketrampilan guru dalam menyampaikan sangat berperan untuk
tercapainya tujuan dan ditunjang dengan minat belajar siswa. Alat peraga
menentukan luas bangun datar dapat dibuat bervariasi sesuai ketersediaan
bahan dan situasi.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk mengatasi berbagai permasalahan kehidupan serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, diperlukan cara berpikir
yang sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten yang dapat dikembangkan
melalui pembelajaran matematika.
Selama ini Matematika selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit,
rumit, kurang menarik, dan tidak disukai oleh sebagian besar siswa. Anggapan
tersebut menyebabkan mereka enggan belajar Matematika. Dengan motivasi
belajar yang rendah, pembelajaran menjadi kurang bermakna sehingga hasil
belajar Matematika cenderung lebih rendah dibanding mata pelajaran lain.
Tindakan yang dilaksanakan sebagai alternatif pemecahan masalah
tersebut adalah dengan memanfaatkan media yang sesuai dengan materi yang
diajarkan dalam pembelajaran matematika. Melalui pemanfaatan media papan
berpaku diharapkan siswa mampu menentukan luas bangun datar maupun luas
daerah bangun yang tidak beraturan, sehingga proses belajar mengajar
Matematika berjalan lancar dan mengarah pada tujuan pendidikan yang akan
dicapai.
Dengan lancaranya proses belajar mengajar Matematika maka siswa akan
mudah menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
meningkatkan nilai yang bersangkutan dan apabila nilai siswa rendah maka guru
dituntut untuk menggunakan berbagai kemampuannya untuk membuat anak
menjadi baik nilainya.
Dalam penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman konsep luas bangun
datar yaitu dengan menggunakan media papan berpaku. Media papan berpaku
dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa tentang luas bangun
datar sebelum diketahui rumusnya sehingga siswa dapat menemukan sendiri
rumus luas bangun datar tersebut dengan tepat. Untuk menghitung luas bangun
datar tidak beraturan yaitu dengan menghitung petak satuan dalam media papan
berpaku tersebut sesuai dengan aturan. Aturan dalam menghitungnya yaitu jika 1
kotak penuh dihitung 1 persegi satuan, jika setengah atau lebih dari setengah juga
dihitung 1 persegi satuan, dan jika kurang dari setengah maka tidak dihitung.
Selain itu juga dapat digunakan untuk menghitung luas bangun datar beraturan
sehingga dapat diketahui rumus luas bangun tersebut untuk mempermudah dalam
perhitungan luas bangun datar selanjutnya.
Berdasarkan uraian diatas maka alur kerangka berfikir dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang
n berpaku dapat meningkatkan
pemahaman konsep luas bangun datar dalam pembelajaran matematika siswa
kelas III SD
Kondisi Akhir
Kondisi Awal
- Siswa enggan belajar Matematika
- Pembelajaran kurang bermakna
- Pemahaman konsep Luas Bangun
Datar Matematika masih rendah
- Guru memberi penjelasan khusus
tentang cara belajar Matematika
tentang luas bangun datar.
- Memanfaatkan media papan
berpaku dalam pembelajaran
Matematika.
- Siswa lebih senang dan tertarik
belajar Matematika
- Pembelajaran lebih bermakna
- Diduga pemahaman konsep Luas
Bangun Datar siswa meningkat
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Tanggulangin, Kecamatan
Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini dipimpin oleh Ibu Yuniasih, S. Pd
selaku Kepala Sekolah. SD Negeri I Tanggulangin memiliki 6 ruang kelas.
Kelas yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas III.
Alasan memilih tempat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. SD Negeri I Tanggulangin merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga
lebih mudah mengadakan penelitian.
b. Peneliti ingin meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar dalam
pembelajaran Matematika siswa kelas III melalui penggunaan media papan
berpaku.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester genap tahun ajaran
2009/2010, yaitu mulai bulan Januari sampai Juni 2010. Adapun perincian
jadwal penelitian tertera pada tabel 1 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 1. Jadwal Penelitian
N
o Rincian Kegiatan
Waktu
Januari Februari Maret April Mei Juni
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Penyusunan Proposal X X X X
2.
Penyempurnaan
Proposal X X X X X X X
3.
Pengusulan Ijin
Penelitian X X
4.
Pelaksanaan PTK
a. Siklus I
b. Siklus II
X
X
X
X
5. Pengumpulan data dan
bukti pendukung
proses dan hasil
tindakan
X X X X
6. Pengolahan dan
analisis data X X X X
7. Laporan hasil PTK X X X X
8. Revisi laporan
penyerahan hasil PTK X X X
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek pelaksanaan penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri I
Tanggulangin, siswa tersebut berjumlah 31 orang yang terdiri atas 14 siswa laki-
laki dan 17 siswa perempuan.
C. DATA DAN SUMBER DATA
Data atau informasi yang penting dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah:
1. Informan yang terdiri dari guru dan siswa kelas III SD N I Tanggulangin
Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri.
2. Tempat dan Peristiwa
a. Tempat : Ruang Kelas
b. Peristiwa : Proses belajar mengajar menggunakan media papan berpaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Arsip dan Dokumen
a. Arsip : Kurikulum Pendidikan Dasar / KTSP kelas III. Program Semester.
b. Dokumen : Daftar nilai.
4. Tes Hasil Belajar, Rencana Pembelajaran, Hasil Observasi.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah pengamatan /
observasi dan tes. Setiap teknik tesebut ada kekurangannya namun dapat ditunjang
oleh teknik yang lain, sehingga antara teknik yang satu dengan yang lain saling
melengkapi.
1. Pengamatan / Observasi
Menurut M. Dalyono (2005: 248),
data dengan langsung mengamati terhada -
gejala yang tampak pada diri subjek, kemudian diseleksi untuk dipilih yang
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi langsung dan
partisipatif agar hasilnya seobyektif mungkin. Observasi langsung yaitu
observasi yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti.
Observasi partisipatif yaitu : pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut
ambil bagian atau melibatkan diri dari dalam situasi objek yang diteliti.
Observasi ini dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri I Tanggulangin untuk
mengetahui perhatian dan keakitifan siswa dalam proses pembelajaran
Matematika.
2. Dokumentasi
Menurut W. Gulo (2002:123) Dokumen adalah catatan tertulis tentang
berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data tentang situasi siswa kelas III SD Negeri I
Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri yang meliputi:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto kegiatan, hasil observasi
selama proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh siswa pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pembelajaran matematika materi luas bangun datar sebelum dan sesudah
penelitian dilakukan
3. Tes
Menurut Webster Collegiate yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto
(1998: 139), h serentetan pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan yang
dimiliki .
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data hasil
belajar matematika dalam pokok bahasan luas bangun datar. Bentuk tes yang
digunakan adalah tes tertulis. Peneliti mengadakan tes tentang luas bangun
datar persegi dan persegi panjang maupun bangun tidak beraturan pada siswa
kelas III SD Negeri I Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri
Tahun Pelajaran 2009/2010.
E. VALIDITAS DATA
Data yang sudah digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus dimantapkan kebenarannya. Oleh karena itu penulis harus
memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas
data yang telah diperolehnya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
tidak hanya bergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik
pengumpulannya, tetapi juga diperluka
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara trianggulasi. Menurut Lexy J.
Moloeng dalam Sarwiji Suwandi (2009: 60)
pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau p Adapun dari
trianggulasi yang ada penulis menggunakan dua teknik, yaitu :
1) Trianggulasi Penyidik
Teknik yang digunakan untuk menguji kebenaran data dalam
penelitian ini adalah teknik trianggulasi penyidik. Moeloeng (2007: 331)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
peneliti atau pengamat lain untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data.
2) Validitas isi (content validity)
Suharsimi Arikunto (2008: 67) Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan
tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas
kurikuler.
F. ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis interaktif yang dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1) reduksi data, (2)
penyajian data, (3) penarikan simpulan.
1. Reduksi Data
Data data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi.
Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kesimpulan kesimpulan finalnya dapat dit
(Milles dan Huberman, 2000: 16). Dalam penelitian ini reduksi data
dilakukan dengan memilih data yang sesuai dengan perumusan masalah dari
kumpulan data yang ada.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan penyajian
data. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam pelaksanaan penelitian penyajian penyajian data yang lebih baik
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menampilkan data data tersebut agar lebih menarik maka diperlukan
penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian ini dapat dilakukan melalui
berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik, chart network, diagram,
matrik dan sebagainya (Milles dan Huberman, 2000: 17). Penyampaian
informasi data yang dimiliki disusun secara baik, dan runtut sehingga mudah
dilihat, dibaca dan dipahami tentang sesuatu kejadian dan tindakan atau
peristiwa.
3. Menarik Simpulan
Data data dari hasil penelitian selelah direduksi, disajikan langkah
terakhir adalah kesimpulan kesimpulan. Hasil dari data data yang telah
didapatkan dari penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta
diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh, sehingga kesimpulan kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan
tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Kesimpulan adalah
atan dilapangan atau kesimpulan dapat ditinjau
sebagai makna makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya,
dan Huberman, 2000: 19).
Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat sebelum,
selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk
memban ". Kegiatan pengumpulan
data itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif.
Adapun hubungan interaksi antara unsur unsur kerja analisis tersebut
dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Bagan Siklus Analisis Interaktif
( 3 )
( Milles dan Huberman, 2000: 20)
Gambar 2. Bagan Siklus Analisis Interaktif
Dari bagan tersebut di atas langkah yang akan ditempuh dalam
penelitian ini adalah :
a. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup data
yang dikunpulkan.
b. Mengembangkan bentuk sajian data yang berguna untuk penelitian
selanjutnya.
c. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.
d. Melakukan pengayaan data apabila dalam persiapan analisis ternyata
ditemukan data yang kurang lengkap.
e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
f. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian.
G. INDIKATOR KINERJA
Penggunaan media papan berpaku diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman konsep luas bangun datar pada mata pelajaran Matematika siswa
kelas III SD Negeri I Tanggulangin. Hal ini ditandai dengan siswa yang mencapai
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
( Data Display)
Kesimpulan-kesimpulan
penarikan / verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
KKM (nilai 60) lebih dari 80% jumlah siswa seluruhnya. 80% dari 31 siswa
adalah 26 siswa. Dapat dikatakan bahwa siklus PTK diakhiri apabila minimal 26
siswa sudah mencapai nilai lebih dari 60.
H. PROSEDUR PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam bentuk siklus spiral. Tahapan
Penelitian Tindakan Kelas tersebut dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 3: Prosedur Penelitian
(Sarwiji Suwandi, 2008: 35)
Dalam prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus, yang masing-masing
siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan ini meliputi:
1) Pengumpulan data
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa
3) Membuat rencana pembelajaran yang sesuai;
4) Menyiapkan lembar kerja siswa untuk mencari data tentang siswa
yang mengalami kesulitan belajar.
Plan
Reflect Act
Observe
Plan
Reflect Act
Observe
Siklus 1
Siklus 2
dst
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
5) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat kondisi pembelajaran.
6) Menyiapkan lembar penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menyiapkan materi dan perangkat pembelajaran
2) Guru memaparkan cara mengerjakan luas bangun datar.
3) Guru memberi kesempatan untuk bertanya jawab.
4) Guru memberikan LKS.
5) Guru memberikan dorongan dan bimbingan dalam menyelesaikan
LKS.
6) Guru mengevaluasi hasil kerja siswa.
7) Siswa diberi tes untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan KBM.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan ini meliputi pengamatan
terhadap:
1) Keadaan kelas, perhatian dan aktifitas siswa.
2) Proses belajar mengajar Matematika kelas III
3) Pengamatan oleh teman sejawat tentang proses belajar mengajar.
d. Tahap Refleksi
Sumber data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Data
yang diperoleh selanjutnya disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa.
Langkah berikutnya adalah refleksi terhadap hasil yang telah dikerjakan.
Apabila dari siklus I belum terlihat adanya peningkatan hasil
belajar, maka perlu dilakukan tes pada siklus II.
2. Siklus Kedua
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada siklus I baik yang
berkaitan dengan guru, siswa maupun perangkat, maka diadakan
perencanaan ulang yang meliputi :
1) Identifikasi Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Masalah pokok yang dihadapi dan dikaji dari hasil refleksi
siklus I.
2) Rencana Tindakan
Tindakan yang direncanakan adalah pembelajaran
menggunakan media papan berpaku dalam menghitung luas bangun
datar.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Guru melakukan tindakan sebagaimana pada siklus I.
2) Guru memanfaatkan media papan berpaku dalam menghitung luas
bangun datar pembelajaran Matematika di kelas III SD.
3) Siswa belajar aktif dengan menggunakan media papan berpaku dalam
pembelajaran Matematika.
4) Siswa aktif berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan soal.
5) Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.
c. Tahap Observasi
1) Mengkaji hasil pada siklus pertama.
2) Tindakan guru memonitor siswa selama proses pembelajaran.
3) Menilai hasil belajar dalam pembelajaran Matematika.
d. Tahap Refleksi
Setelah siklus pertama dan kedua nampak banyak perubahan antara
lain:
1) Proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai kompetensi dasar dan
indikator.
2) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi.
3) Siswa lebih memahami mata pelajaran Matematika.
4) Guru dan siswa terjalin hubungan yang erat dan pembelajaran menjadi
lebih menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Tempat Penelitian
Lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat penelitian ini
adalah Sekolah Dasar Negeri I Tanggulangin. Sekolah ini terletak di Dusun Jati,
Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri.
Sekolah Dasar Negeri I Tanggulangin merupakan Sekolah Dasar yang
berkualitas menengah. Sekolah ini memiliki bangunan sekolah yang membentuk
huruf laman sekolahnya cukup luas, di pinggirnya dikelilingi oleh pohon-
pohon hias yang menambah kesejukan sekolah dan belakang sekolah terdapat
arena olah raga yang cukup luas. Sekolah ini terletak di perkotaan.
Sekolah ini secara keseluruhan memiliki 6 kelas, dengan jumlah seluruh
siswa siswi yang terdaftar dalam institusi ini pada tahun ajaran 2009/2010
adalah sebanyak 170 siswa, yang terdiri dari kelas I sebanyak 29 siswa, kelas II
sebanyak 34 siswa, kelas III sebanyak 31 siswa, kelas IV dengan 35 siswa, kelas
V sebanyak 24 siswa dan kelas VI sebanyak 17 siswa.
SDN I Tanggulangin dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan
jumlah tenaga pengajar seluruhnya ada 11 o rang yaitu 6 guru kelas, 2 guru
Agama Islam, 1 guru olah raga, 1 guru Bahasa Inggris dan 1 penjaga sekolah.
Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya
mutu pendidikan di sekolah, maka segenap komponen pengelola Sekolah Dasar
Negeri 1 Tanggulangin baik kepala sekolah, komite sekolah, guru, karyawan
senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing
sebagaimana tertuang dalam program kerja yang telah direncanakan pada setiap
tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap pengelola Sekolah Dasar Negeri 1
Tanggulangin tersebut berada di bawah koordinasi dan pengawasan Kepala
Sekolah.
Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat
peraga untuk berbagai mata pelajaran tersedia dengan lengkap, namun itu semua
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
tidak terawat dengan baik walaupun ada juga alat peraga yang tersedia di dalam
kelas. Lebih jelasnya tentang salah satu media yang ada di SDN I Tanggulangin
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . . karet gelang
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . . paku
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
Gambar 4. Gambar media matematika (Papan Berpaku).
Media papan berpaku ini berupa papan yang ditancapi paku dengan
ukuran yang sama. Dalam penggunaannya media ini menggunakan beberapa
karet gelang berwarna yang dihubungkan antar paku-paku tersebut sehingga
membentuk suatu bangun. Media ini berfungsi sebagai alat bantu dalam
pengajaran konsep pengenalan bangun datar, pengenalan keliling, pengenalan
luas bangun datar.
Menurut informasi dari guru kelas III, alat peraga tersebut tidak
dimanfaatkan oleh guru dengan baik dalam proses pembelajaran. Selain itu di
sekolah ini tidak ada tempat khusus untuk menyimpan alat peraga tersebut,
sehingga banyak alat peraga yang rusak.
Karakter siswa siswi kelas III tempat penelitian tidak jauh berbeda
dengan kelas lain dalam pembelajaran matematika. Kebanyakan siswa
menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit, sehingga
pemahaman dan hasil belajar matematika serta partisipasi siswa dalam
pembelajaran matematika kurang optimal. Siswa masih banyak tergantung pada
guru dalam memecahkan masalah matematika. Hal itu menyebabkan rendahnya
pemahaman serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Latar
belakang ini yang dijadikan pangkal dalam berbagai permasalahan dalam upaya
meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar dengan ditandai
meningkatnya hasil belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dengan penelitian ini diharapkan siswa SDN I Tanggulangin lebih tertarik
dan termotivasi untuk belajar matematika, sehingga pemahaman matematika
siswa dapat meningkat ditandai dengan meningkatnya nilai siswa.
2. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan penelitian awal yang meliputi observasi dalam pembelajaran
dan melihat daftar nilai siswa dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan. Hasil penelitian awal yaitu rendahnya pemahaman konsep
luas bangun datar matematika dengan ditunjukkan rendahnya nilai matematika
siswa dengan nilai rata- rata masih dibawah KKM yaitu 57,74.
Berdasarkan data hasil pengamatan langsung oleh peneliti pada
tanggal 14 Januari 2010 dimana (peneliti juga sebagai guru di SDN 1
Tanggulangin) terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru kelas III dalam menyampaikan pembelajaran matematika materi luas
bangun datar. Sebagai gambaran awal kegiatan pembelajaran di kelas III
masih ada kekurangan, antara lain guru kurang diperhatikan siswa, karena
guru dalam melaksanakan pembelajaran belum menggunakan media
sehingga suasana belajar kurang menyenangkan (respon siswa kurang),
aktivitas siswa kurang dan masih kurangnya ketuntasan belajar tentang
materi pemahaman konsep luas bangun datar Matematika pada siswa
kelas III SDN I Tanggulangin.
Nilai hasil belajar siswa diperoleh dari tes uraian tentang luas
bangun datar yang sebelumnya soal-soal tersebut telah diujicobakan.
Hasil tes awal materi luas bangun datar disajikan dalam sebaran frekuensi
berdasarkan aturan sturges yaitu 1+3,3log n (Soehardjo, 2001: 21) dengan
jumlah data 31. Berdasarkan lampiran 8 diperoleh frekuensi komulatif
dan presentase pada tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Pemahaman Konsep Luas
Bangun Datar Matematika Siswa Kelas III SDN 1 Tanggulangin
Sebelum Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Nomor Nilai Frekuensi Prosentase
1 72 80 6 19,35%
2 63 71 7 22,58%
3 54 62 1 3,22%
4 45 53 8 25,82%
5 36 44 7 22,58%
6 27 35 2 6,45%
Jumlah 31 100%
Berikut ini data hasil tes siswa kelas III SDN I Tanggulangin
sebelum tindakan.
Tabel 3. Hasil tes awal
Keterangan Ujian Awal
Nilai terendah 30
Nilai tertinggi 80
Rata-rata nilai 57,74
Siswa belajar tuntas 41,94%
Berdasarkan tabel 2 prosentase hasil belajar maka dapat dibuat
grafik pada gambar 5.
2
7
1
7
6
0
2
4
6
8
10
27 - 35 36 - 44 45 - 53 54 - 62 63 - 71 72 - 80
Fre
ku
en
si
Nilai
Nilai Siswa Pra Tindakan
Gambar 5. Grafik Nilai Matematika Siswa Kelas III SDN I
Tanggulangin Sebelum Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan data nilai pada tabel 2 dapat dilihat bahwa sebelum
dilaksanakan tindakan, siswa kelas III SDN I Tanggulangin sebanyak 31
siswa hanya 13 siswa atau 41,94% yang memperoleh nilai sesuai dan
diatas batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 18 siswa atau 58,06%
memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 60. Maka peneliti
mengadakan konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan
pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan menggunakan
media papan berpaku.
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa pada tabel 3 diperoleh
nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah
57,74 di mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang
diinginkan dari pihak guru, peneliti, dan sekolah yaitu lebih dari 60.
Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi luas bangun
datar sebesar 41,94% saja, dari pihak sekolah ketuntasan siswa
diharapkan mencapai lebih dari 80%. Dari hasil analisis tes awal tersebut,
maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman
konsep luas bangun datar.
Dari hasil tes awal pada tabel 3 di atas dapat disimpulkan sementara
bahwa pemahaman konsep luas bangun datar oleh siswa kelas III SDN I
Tanggulangin masih kurang. Adanya beberapa indikator yang masih
memiliki porsi jawaban yang kurang dari 80% memberikan indikasi
bahwa siswa masih belum begitu paham pada beberapa indikator belajar
materi pokok luas bangun datar.
3. Deskripsi Permasalahan Penelitian
a. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus 1 dilaksanakan selama 2 minggu mulai tanggal 12 April
2010 sampai 24 April 2010 (2 kali pertemuan). Adapun tahapan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pada tahapan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran Matematika yang dilaksanakan di kelas III untuk mengetahui media
yang digunakan sudah tepat atau belum, serta keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran yang dilaksanakan. Di samping itu peneliti juga mencatat hasil belajar
siswa berupa nilai formatif mata pelajaran Matematika dan daftar nilai guru.
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap proses pembelajaran
dan hasil belajar tersebut diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa kelas
III SDN I Tanggulangin sebanyak 31 siswa, sebagian besar siswa belum dapat
memahami konsep luas bangun datar dalam pembelajaran Matematika. Bertolak
dari kenyataan tersebut peneliti mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah
dan guru kelas mengenai alternativ peningkatan pemahaman konsep luas bangun
datar Matematika siswa kelas III yaitu dengan melaksanakan pembelajaran
Matematika dengan penggunaan media Papan Berpaku.
Dengan berpedoman Kurikulum Pendidikan Dasar kelas III tentang luas
bangun datar, peneliti melakukan langkah-langkah untuk merencanakan
pembelajaran dengan penggunaan media Papan Berpaku antara lain:
1. Memilih pokok bahasan atau indikator yang sesuai dengan luas bangun datar.
Alasan memilih pokok bahasan atau indikator tersebut adalah :
a. Pokok bahasan/indikator tentang luas bangun datar harus betul-betul
dikuasai siswa, karena hal tersebut untuk mempermudah pemahaman
materi Matematika yang lebih dalam.
b. Pokok bahasan /indikator luas bangun datar tersebut nantinya dapat
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pemilihan pokok bahasan luas bangun datar didasarkan pada kurikulum
yang berlaku dan harapan masyarakat terhadap pemahaman siswa.
2. Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator yang telah dibuat.
Rencana pembelajaran yang disusun oleh peneliti memuat 2 kali pertemuan,
masing-masing pertemuan dalam waktu 2 jam pelajaran dilaksanakan dalam
minggu yang sama. Mengenai langkah-langkah dan susunan rencana
pembelajaran terlampir pada lampiran 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Menyiapkan media Papan Berpaku yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan penggunaan
media Papan Berpaku sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun
yang terlampir pada lampiran 2. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus
I dengan menggunakan media Papan Berpaku ini akan dilaksanakan dalam 2
kali pertemuan.
Pertemuan ke-1
Pada pertemuan ke-1 materi Matematika yang diajarkan tentang luas
bangun datar dengan indikator menjelaskan cara menghitung luas daerah
beberapa bangun datar dengan menghitung petak satuan. Sebagai kegiatan
awal guru mengadakan tanya jawab yang berkaitan dengan materi untuk
memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
Kegiatan inti dimulai dengan meminta siswa untuk menyebutkan
macam bangun datar. Guru menjelaskan pengertian luas bangun datar dan
meminta beberapa siswa maju untuk membuat bangun datar menggunakan
media papan berpaku. Misalnya membuat bangun tidak beraturan di media
papan berpaku. Selanjutnya guru menjelaskan cara menghitung luasnya
dengan menghitung petak satuan yang terdapat dalam media papan berpaku
tersebut.
Contoh: membuat bangun datar tidak beraturan menggunakan media
papan berpaku, dapat dilihat pada gambar dibawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Gambar 6. Peragaan Tentang Luas Bangun Datar
Persegi utuh : 4 petak satuan
Lebih dari setengah : 1 petak satuan
+
5 petak satuan
Jadi luas bangun datar diatas = 5 petak satuan
Persegi utuh : 4 petak satuan
Lebih dari setengah : 2 petak satuan
+
6 petak satuan
Jadi luas bangun datar diatas = 6 petak satuan
Kegiatan demikian diulang beberapa kali dan menunjuk beberapa siswa
untuk maju ke depan kelas untuk menggambar bangun datar dan menghitung
luasnya dengan menggunakan media Papan Berpaku.
Guru mulai memberi lembar kerja. Siswa mengerjakan lembar kerja
dengan menghitung petak-petak satuan. Guru membimbing siswa secara
bergiliran sambil mengawasi siswa yang belum jelas dan mengamati
aktivitas/partisipasi siswa dalam pembelajaran. Setelah siswa mengerjakan lembar
kerja dan dikumpulkan pada guru dilanjutkan membahas bersama tentang lembar
kerja tersebut Setelah selesai membahas lembar kerja, guru menanyakan pada
siswa tentang siapa yang belum jelas. Ada beberapa siswa yang mengacungkan
jari, kemudian guru mengulang yang belum jelas. Setelah jelas semua, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
memberikan evaluasi dengan membagi lembar soal pada siswa.
Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi selama 15 menit dan setelah itu
guru memberikan penilaian secara individu.
Pertemuan ke-2
Pada pertemuan ke-2 materi Matematika adalah tentang luas bangun
datar dengan indikator menentukan cara menghitung luas persegi, menentukan
cara menghitung luas persegi panjang, berdiskusi dan kerjasama dengan teman
sekelompok dalam menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun
datar. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama kemudian guru mengabsen siswa
satu persatu.
Sebagai kegiatan awal pembelajaran guru mengadakan tanya jawab
sedikit mengulang pelajaran yang lalu tentang bangun datar sebagai apersepsi.
Setelah itu kegiatan dilanjutkan kegiatan inti yaitu tentang menghitung luas
persegi dan persegi panjang, menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan
luas bangun datar. Pertama, guru menjelaskan tentang luas bangun dengan
menggunakan media Papan Berpaku kemudian siswa diminta menemukan rumus
luas persegi dan persegi panjang berdasarkan penjelasan guru. Setelah itu guru
mengaitkan luas bangun datar dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk soal
cerita. Dapat dilihat pada gambar 7 dibawah.
Contoh :
Gambar i Gambar ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Luas persegi ( i ) = persegi utuh + persegi lebih dari setengah
= 16 + 0
= 16 petak satuan
Luas persegi panjang ( ii ) = persegi utuh + persegi lebih dari setengah
= 18 + 0
= 18 petak satuan
Gambar 7. Peragaan tentang luas persegi dan persegi panjang
Dari hasil tersebut, dapat diketahui panjang dan lebarnya sehingga dapat
ditemukan rumus luas persegi dan persegi panjang. Ternyata hasilnya
menunjukkan:
Gambar ( i )
Panjang / sisi = 4
Lebar / sisi = 4
Luas =16
Sehingga rumus luas persegi = sisi x sisi
= 4 x 4
= 16
Gambar ( ii )
Panjang ( p ) = 6
Lebar ( l ) = 3
Luas = 18
Sehingga rumus luas persegi panjang = panjang (p) x lebar (l)
= 6 x 3
= 18
Kegiatan demikian diulang-ulang sampai siswa memahami betul dan
menyuruh beberapa siswa untuk maju ke depan kelas untuk mengerjakan tugas
dari guru. Setelah memberikan contoh menghitung luas persegi dan persegi
panjang guru melanjutkan dengan mengaitkan luas bangun datar dalam kehidupan
sehari-hari dalam bentuk soal cerita.
Contoh:
Sebuah papan berbentuk persegi. Panjang sisinya 30 cm. berapa cm2-kah luas kain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Desi ?
Jawab : luas persegi = sisi x sisi
= 30 cm x 30 cm
= 900 cm2
Jadi luas kain Desi adalah 900 cm2
Anton mempunyai persegi panjang. Ukuran panjangnya 12 dm dan lebar 9 dm.
Berapa dm2-kah luas persegi panjang Anton ?
Jawab : luas persegi panjang = panjang ( p ) x lebar ( l )
= 12 dm x 9 dm
= 108 dm2
Jadi luas persegi panjang Anton adalah 108 dm2
Kegiatan demikian juga diulang-ulang sampai siswa memahami betul
dan menyuruh beberapa siswa maju ke depan kelas untuk mengerjakan beberapa
soal
Kegiatan dilanjutkan dengan guru membagi lembar kerja untuk
dikerjakan secara individu. Guru membimbing siswa secara bergiliran sambil
mengawasi siswa yang belum jelas dan mengamati aktivitas/partisipasi siswa
dalam pembelajaran. Setelah siswa mengerjakan lembar kerja dan dikumpulkan
pada guru dilanjutkan membahas bersama tentang lembar kerja tersebut. Setelah
selesai membahas lembar kerja guru menanyakan pada siswa tentang siapa yang
belum jelas. Ada anak yang mengacungkan jari, kemudian guru mengulang yang
belum jelas. Setelah jelas semua, guru memberikan evaluasi dengan membagi
lembar soal pada siswa. Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi kemudian setelah
selesai dikumpulkan pada guru.
c. Observasi
Dalam tahap ini guru kelas dan peneliti secara kolaboratif melaksanakan
pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media
Papan Berpaku yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar
observasi dan perekaman video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data
mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan media Papan Berpaku
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan untuk mengetahui seberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
besar pembelajaran dengan media Papan Berpaku yang dilaksanakan
menghasilkan perubahan pada pemahaman konsep luas bangun datar pada
pembelajaran Matematika siswa kelas III. Aktifitas yang dilaksanakan oleh guru
adalah melaksanakan pembelajaran dengan materi luas bangun datar dengan
penerapan media Papan Berpaku. Di dalam pelaksanaan penelitian, peneliti juga
melakukan pengawasan serta pembimbingan terhadap siswa yang melaksanakan
pembelajaran dengan media Papan Berpaku tentang materi luas bangun datar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada guru,
menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh guru sudah
meningkat daripada pembelajaran sebelumnya (pembelajaran secara
konvensional). Hal tersebut dapat terlihat dari hasil pengamatan peneliti.
Peningkatan aktifitas dan keaktifan guru terlihat pada pembelajaran dengan
menggunakan media Papan Berpaku. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 14
dengan penjelasan sebagai berikut, aktivitas guru yang cukup aktif yaitu: (1)
Memberikan informasi secara tepat, (2) menggunakan media papan berpaku, (3)
menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, (4) memotivasi individu, (5)
memotivasi kerja kelompok, (6) melakukan penilaian proses observasi, (7)
memberikan tindak lanjut. Aktivitas guru yang aktif yaitu: (1) menggunakan
berbagai sumber, (2) penuh perhatian terhadap siswa, (3) menggunakan multi
metode, (4) melakukan penilaian proses tanya jawab, (5) melakukan penilaian
hasil belajar/tes formatif. Secara keseluruhan penampilan guru baru cukup aktif.
Untuk aktifitas yang dilaksanakan oleh siswa yang pertama adalah
mempelajari materi luas bangun datar baik secara individu maupun secara
kelompok dengan penggunaan media papan berpaku. Berdasarkan hasil observasi
yang dilaksanakan dan ditujukan pada siswa yang terlampir pada lampiran 12,
menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh siswa sudah
meningkat daripada pembelajaran sebelumnya (pembelajaran secara
konvensional). Hal itu dapat terlihat dari hasil pengamatan peneliti serta guru
kelas. Penjelasan yang didapat dari lampiran 12 adalah sebagai berikut, aktivitas
siswa yang cukup aktif yaitu: (1) memperhatikan penjelasan guru, (2) menjawab
pertanyaan guru (3) rasa ingin tahu dan keberanian siswa, (4) mengerjakan tugas-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
tugas individu, (5) aktif mengerjakan tugas kelompok Aktivitas siswa yang aktif
yaitu: (1) menggunakan media papan berpaku, (2) keaktifan dan inisiatif siswa.
Secara keseluruhan penampilan guru baru cukup aktif.
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dengan menerapkan
pembelajaran menggunakan media Papan Berpaku pada pembelajaran Matematika
diperoleh peningkatan keaktifan guru dan siswa serta diperoleh data penilaian
hasil belajar siswa kelas III SDN I Tanggulangin sesuai lampiran 9. Distribusi
frekuensi nilainya seperti terlihat pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siswa Kelas III SD Negeri I
Tanggulangin Siklus I
No. Interval Frekuensi Persentase Kategori
1 87 95 1 3,22 % Istimewa
2 78 86 3 9,68 % Baik sekali
3 69 77 10 32,26 % Baik
4 60 68 7 22,58 % Cukup
5 51 59 2 6,45 % Hampir cukup
6 42 50 8 25,81 % Kurang
Jumlah 31 100 %
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus
I, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 8 siswa atau
25,81 %, kategori hampir cukup sebanyak 2 siswa atau 6,45 %, kategori cukup 7
siswa atau 22,58 %, kategori baik 10 siswa atau 32,26 %, kategori baik sekali 3
siswa atau 9,68 %, kategori istimewa 1 siswa atau 3,22 %. Jumlah keseluruhan
Distribusi frekuensi nilai matematika siswa kelas III SD N I Tanggulangin
pada tabel 4 dapat digambarkan pada gambar di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
8
2
10
3
1
0
2
4
6
8
10
12
42 - 50 51 - 59 60 - 68 69 -77 78 - 86 87 - 95
Fre
ku
en
si
Nilai
Nilai Siswa Siklus I
Gambar 8. Grafik Nilai Matematika Siswa Kelas III SDN I Tanggulangin pada
siklus I
Pencapaian hasil yang diharapkan adalah tercapainya nilai
KKM yaitu nilai 60 serta tercapainya nilai rata-rata kelas yaitu 70 pada semua
materi yang diajarkan yaitu tentang materi luas bangun datar. Dari hal tersebut
maka pembelajaran dengan menggunakan media papan berpaku untuk materi luas
bangun datar belum mencapai kriteria yang diharapkan. Maka dari itu pengamatan
tidak hanya ditujukan pada aktivitas/partisipasi dalam proses pembelajaran namun
juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk
suasana kelas pada setiap pertemuan.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dari pembelajaran materi luas bangun datar melalui
observasi kemudian dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, baru tiga materi Matematika
yang telah menunjukkan perubahan baik pada aktivitas dan keaktifan siswa serta
guru yaitu pada pemahaman konsep luas bangun datar. Perubahan menjadi lebih
baik dikarenakan guru dalam melaksanakan pembelajaran luas bangun datar sudah
menggunakan media papan berpaku dengan baik serta menggunakan langkah-
langkah yang tepat. Hal tersebut membuat siswa lebih mudah memahami materi,
karena menggunakan media yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk
materi luas bangun datar dalam bentuk soal cerita belum menunjukkan perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
yang berarti, hal tersebut dikarenakan anggapan siswa yang merasa sulit untuk
materi tersebut serta siswa belum memahami langkah-langkah penggunaan media
papan berpaku untuk digunakan dalam menyelesaikan soal cerita, untuk
memperbaikinya guru harus menggunakan langkah-langkah yang mudah
dipahami oleh siswa, karena materi tersebut pelaksanaannya memang cukup sulit.
Hal tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertemuan : I (satu)
Indikator : Menjelaskan cara menghitung luas daerah beberapa bangun datar
dengan menghitung petak satuan
Media : Papan Berpaku
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru,
namun kurang inisiatif. Pemahaman siswa dalam menaksir luas bangun datar
masih kurang, sehingga hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1 belum
menunjukkan perubahan yang berarti, karena nilai rata-rata kelas baru mencapai
69. Siswa yang memperoleh nilai 0 adalah 27 siswa ( 84 %) dari 31 siswa kelas
III. Namun kebanyakan siswa hanya mendapat nilai batas KKM saja yaitu 60
sehingga perlu dilanjutkan dalam siklus II.
Pembelajaran pemahaman konsep luas bangun datar berhasil apabila nilai
siswa mencapai nilai rata-rata kelas lebih dari 70 dan siswa yang memperoleh
mencapai persentase 80 %. Dengan demikian nilai rata-rata kelas yang
mencapai 69 % menunjukkan
bahwa pembelajaran yang menggunakan media Papan Berpaku yang dilakukan
belum berhasil.
Pertemuan : ke -2
Indikator : Menentukan cara menghitung luas persegi
Menentukan cara menghitung luas persegi panjang
Berdiskusi dan kerjasama dengan teman sekelompok dalam menyelesaikan soal
cerita yang berhubungan dengan bangun datar
Media : Papan Berpaku
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru, rasa
ingin tahu dan keberaniannya siswa meningkat. Begitu pula perasaan senang
terhadap pembelajaran Matematika terlihat pada sebagian besar siswa. Namun
dalam menyelesaikan soal cerita siswa masih merasa kesulitan. Akibatnya
pemahaman konsep luas bangun datar dalam bentuk soal cerita belum
menunjukkan hasil yang maksimal. Sedangkan dari pemantauan hasil belajar
diperoleh nilai nilai rata-rata kelas mencapai 60 dan siswa yang memperoleh nilai
sebanyak 21 siswa (67,74%) dari 31 siswa kelas III.
Pembelajaran berhasil apabila nilai siswa mencapai nilai rata-rata kelas
lebih dari 70 dan siswa yang memperoleh nilai mencapai persentase 80%.
Dengan demikian data nilai rata-rata kelas yang mencapai 70 dan siswa yang
0 sebanyak 21 (67,74 %) menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media Papan Berpaku yang dilakukan belum berhasil.
Karena dari dua pertemuan pembelajaran yang menggunakan media papan
berpaku belum menunjukkan perubahan yang signifikan pada peningkatan nilai
matematika serta aktifitas guru dan siswa kelas III, maka harus dilanjutkan pada
siklus ke-2.
b. Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam waktu satu minggu mulai 26-30 April 2010
(2 kali pertemuan). Tahapan kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus
I diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media Papan Berpaku yang
dilaksanakan pada pertemuan ke-2 tentang materi menyelesaikan soal cerita yang
berhubungan dengan bangun datar belum berhasil (belum dapat meningkatkan
pemahaman konsep luas bangun datar Matematika kelas III). Oleh karena itu
peneliti kembali menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media
Papan Berpaku untuk mengulang pembelajaran materi matematika. Langkah-
langkah penyusunan rencana pembelajaran seperti siklus I. adapun indikator yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dibuat sebagai dasar penyusunan rencana pembelajaran pada siklus II adalah
sebagai berikut :
1. Menjelaskan cara menghitung luas daerah beberapa bangun datar dengan
menghitung petak satuan
2. Menentukan cara menghitung luas persegi
3. Menentukan cara menghitung luas persegi panjang
4. Berdiskusi dan kerjasama dengan teman sekelompok dalam menyelesaikan
soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar
Mengingat hasil analisis terhadap pekerjaan siswa pada siklus I tersebut
sebagian besar siswa masih mengalami kesalahan, maka rancangan kegiatan
belajar mengajarnya yang menekankan pemahaman konsep luas bangun datar
seperti dalam siklus I dirubah dengan lebih meningkatkan kegiatan siswa dalam
penggunaan media papan berpaku dalam kegiatan pembelajaran tetapi indikator
tetap sama. Jadi semua kegiatan ditujukan untuk memantapkan dan memperluas
pemahaman siswa tentang konsep yang telah dipelajari sekaligus merupakan
pengulangan dari kegiatan pada siklus I.
Pembelajaran direncanakan dalam dua kali pertemuan 2 jam pelajaran
yang terlampir pada lampiran 5. Pertemuan pertama dikenalkan sama seperti
semula yaitu menjelaskan cara menghitung luas daerah beberapa bangun datar
dengan menghitung petak satuan, pertemuan kedua menentukan cara menghitung
luas persegi, menentukan cara menghitung luas persegi panjang, berdiskusi dan
kerjasama dengan teman sekelompok dalam menyelesaikan soal cerita yang
berhubungan dengan bangun datar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran Matematika dengan penggunaan media Papan Berpaku
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
Pertemuan ke-1
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, mengabsen
siswa. Sambil menunjukkan media Papan Berpaku, Guru mengadakan tanya
jawab tentang beberapa bangun datar dengan menggunakan media tersebut. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dengan bimbingan guru menghitung luas bangun datar tidak beraturan dengan
menggunakan media Papan Berpaku tersebut.
Guru menunjuk beberapa siswa secara bergiliran untuk maju ke depan
kelas untuk membuat bangun datar menggunakan media papan berpaku kemudian
diminta menghitung luasnya.
Misalnya : Siswa membuat bangun tidak beraturan seperti di bawah ini.
Maka luasnya dapat dihitung :
Luas = banyaknya persegi yang utuh + banyaknya persegi lebih dari setengah
= 7 petak satuan + 2 petak satuan
= 9 petak satuan
Langkah-langkah menghitung luas bangun diatas :
Langkah I : Kita hitung banyaknya persegi satuan warna hijau dalam bangun.
Dalam bangun tersebut terlihat bahwa banyaknya persegi satuan yang
utuh ditandai dengan diberi warna hijau adalah 7 petak satuan.
Langkah 2 : Kita hitung banyaknya persegi satuan yang lebih dari setengah.
Dalam bangun tersebut terlihat bahwa banyaknya persegi lebih dari
setengah ditandai dengan warna merah adalah 2 petak satuan.
Kegiatan dilanjutkan dengan guru membagi lembar kerja untuk
dikerjakan secara kelompok. Sambil berkeliling guru mengamati siswa yang
kurang aktif dan memberikan bimbingan pada siswa yang membutuhkan
bimbingan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Setelah selesai mengerjakan
soal-soal, kemudian dibahas bersama, mana yang belum betul dan yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
betul. Setelah semua paham kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas
individu untuk mengukur pemahaman siswa dalam menaksir luas daerah beberapa
bangun datar dengan menghitung petak satuan.
Pertemuan ke-2
Pada kegiatan awal setelah berdoa dan mengabsen guru mengadakan
tanya jawab pelajaran kemarin sebagai apersepsi, kemudian guru menunjukkan
dangun persegi dan persegi panjang dalam media papan berpaku kemudian secara
bersama-sama dihitung luasnya.
Misal :
Kita hitung luas bangun diatas.
Luas I = banyaknya persegi yang utuh + banyaknya persegi lebih dari setengah
= 9 + 0
= 9 petak satuan
Luas II = banyaknya persegi yang utuh + banyaknya persegi lebih dari setengah
= 10 + 0
= 10 petak satuan
Kemudian kita lanjut dengan memberikan soal tentang luas persegi dan persegi
panjang tanpa petak satuan yang pengerjaannya menggunakan rumus luas persegi
dan persegi panjang.
6 cm 6 cm
6 cm 18 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Luas = s x s Luas = p x l
= 6 cm x 6 cm = 18 cm x 6 cm
= 36 cm2
= 108 cm2
Setelah siswa memahami materi tersebut kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan soal cerita yang berkaitan dengan luas bangun datar.
Contoh :
Anton mempunyai kain dengan ukuran panjang 20 dm dan lebar 16 dm. Hitunglah
berapa cm2 luas kain Anton ?
Jawab : Diketahui : panjang ( p ) = 20 dm = 200 cm
: lebar ( l ) = 16 dm = 160 cm
Luas = panjang ( p ) x lebar ( l )
= 200 cm x 160 cm
= 32000 cm2
Kegiatan tersebut diulang-ulang sampai siswa betul-betul memahami
konsep luas bangun datar. Kegiatan dilanjutkan dengan membagi lembar kerja
secara kelompok. Setelah selesai, tiap kelompok menyampaikan hasil kerjanya
dan kemudian dibahas bersama-sama. Kegiatan diakhiri dengan pemberian tugas
secara individu.
c. Observasi
Dalam tahap ini guru kelas dan peneliti secara kolaboratif melaksanakan
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media Papan
Berpaku dalam masing-masing pertemuan. Observasi ini ditujukan pada kegiatan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi siswa dalam
pembelajaran, dan suasana kelas saat pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi
yang dilaksanakan dan ditujukan pada guru yang terlampir pada lampiran 15
menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh guru sudah
meningkat daripada pembelajaran sebelumnya, hal tersebut dapat terlihat dari
hasil pengamatan peneliti dan dapat dijelaskan sebagai berikut, aktivitas guru
yang cukup aktif yaitu: (1) Menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan,
(2) memotivasi individu, (3) memberikan tindak lanjut. Aktivitas guru yang aktif
yaitu: (1) memberikan informasi secara tepat, (2) menggunakan media papan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
berpaku, (3) menggunakan berbagai sumber, (4) penuh perhatian terhadap siswa,
(5) memotivasi kerja kelompok, (6) menggunakan multi metode, (7) melakukan
penilaian proses observasi, (8) melakukan penilaian proses tanya jawab, (9)
melakukan tes hasil belajar/tes formatif. Secara keseluruhan penampilan guru
sudah aktif.
Untuk aktifitas dan keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran sudah
meningkat seperti yang terlampir pada lampiran 13, hal tersebut dapat diketahui
dengan penjelasan sebagai berikut, aktivitas siswa yang cukup aktif yaitu
mengerjakan tugas individu. Aktivitas siswa yang aktif yaitu (1) memperhatikan
penjelasan guru, (2) menggunakan media papan berpaku,(3) menjawab pertanyaan
guru, (4) rasa ingin tahu dan keberanian siswa, (5) kreativitas dan inisiatif siswa,
(6) mengerjakan tugas kelompok. Secara keseluruhan penampilan siswa sudah
aktif.
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II dengan menerapkan
pembelajaran dengan media Papan Berpaku pada pembelajaran Matematika
dengan diperoleh peningkatan keaktifan guru dan siswa yang signifikan serta
diperoleh data hasil penilaian hasil belajar siswa kelas III SDN I Tanggulangin
sesuai lampiran 10. Distribusi frekuensi nilainya seperti terlihat pada tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siswa Kelas III SDN I
Tanggulangin pada Siklus II
No. Interval Frekuensi Persentase Kategori
1 88 95 5 16,13 % Istimewa
2 80 87 9 29,03 % Baik sekali
3 72 79 3 9,68 % Baik
4 64 71 9 29,03 % Cukup
5 56 63 0 0% Hampir cukup
6 48 55 5 16,13 % Kurang
Jumlah 31 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus
II, maka didapat hasil keseluruhan 0 sebanyak 26 siswa atau 83,87
% dan masih ada 5 siswa atau 16,13 % yang memperoleh kategori kurang.
Data pada tabel 5 dapat digambarkan dalam bentuk grafik pada
gambar 9 di bawah ini.
5
0
3
9
5
0
2
4
6
8
10
48 - 55 56 - 63 64 - 71 72 - 79 80 - 87 88 - 95
Fre
ku
en
si
Nilai
Nilai Siswa Siklus II
Gambar 9. Grafik Nilai Matematika Siswa Kelas III SD N I Tanggulangin pada
siklus II
Pencapaian hasil yang diharapkan adalah tercapainya KKM yaitu nilai 60
atau bahkan lebih, serta tercapainya nilai rata-rata kelas yaitu 70 pada materi luas
bangun datar. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk
pencatatan hasil tes akan digunakan sebagai bahan atau masukan untuk
menganalisis perkembangan pemahaman konsep luas bangun datar dalam diskusi
balikan.
d. Refleksi
Hasil analisis data dan diskusi balikan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media Papan Berpaku pada siklus II, secara
umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana aktifitas guru dalam
melaksanakan pembelajaran pada materi luas bangun datar dengan menggunakan
media papan berpaku semakin mantap dan luwes. Aktivitas atau partisipasi siswa
dalam pembelajaran juga meningkat, mereka lebih banyak memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif. Pemahaman konsep luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
bangun datar lebih meningkat. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang
semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan.
Dari analisis hasil tes pada siklus II diketahui bahwa pertemuan pertama
mencapai nilai rata-
27 siswa (87,1 %). Pertemuan ke-2 nilai rata-rata kelas mencapai 72 dengan
jumlah siswa yang mendapat n
keseluruhan nilai rata-rata pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus II yang
Dari penelitianini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi
siswa dalam pembelajaran materi luas bangun datar meningkat. Selain itu hasil
yang dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas
dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing
pertemuan, maka pembelajaran yang menggunakan media Papan Berpaku yang
dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan
pada siklus berikutnya. Namun guru harus tetap melaksanakan bimbingan belajar
untuk perbaikan hasil belajar siswa yang mendapatkan dibawah rata-rata kelas dan
melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata
kelas sebagai tindak lanjut.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat
adanya peningkatan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran. Ada
peningkatan pemahaman konsep luas bangun datar Matematika siswa kelas III
SDN I Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri. Peningkatan
aktivitas siswa dan guru dari siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 6
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 6. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
No. Aspek yang diamati
Siklus 1 Siklus 2
Kurang
Aktif
Cukup
Aktif Aktif
Kurang
Aktif
Cukup
Aktif Aktif
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 1 Skor 2 Skor 3
1 Aktif memperhatikan penjelasan
Guru
2 Aktif menggunakan media papan
berpaku
3 Aktif menjawab pertanyaan guru
4 Rasa ingin tahu dan keberanian
siswa meningkat
5 Keaktifan dan inisiatif siswa
Meningkat
6 Aktif mengerjakan tugas individu
7 Aktif mengerjakan tugas-tugas
Kelompok
Jumlah 16 20
Rata-rata 2,29 2,85
Dilihat dari tabel 6 maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus 1
dan siklus 2. Pada siklus 1 keaktifan siswa dengan perolehan nilai rata-rata yaitu
2,29 (81%) sedangkan pada siklus 2 perolehan nilai rata-rata mencapai 2,85
(95%). Dengan demikian maka keaktifan dalam pembelajaran siswa sudah ada
peningkatan aktifitas dengan tercapainya nilai rata-rata 2,85 (95%). Peningkatan
aktifitas siswa dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Grafik peningkatan aktifitas siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Setelah dilaksanakan penilaian keaktifan siswa maka keaktifan guru
dalam melaksanakan pembelajaran juga dinilai dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Aktifitas guru dalam pembelajaran
No. Aspek yang diamati
Siklus 1 Siklus 2
Kurang
Aktif
Cukup
Aktif Aktif
Kurang
Aktif
Cukup
Aktif Aktif
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 1 Skor 2 Skor 3
1 Memberikan informasi secara tepat
2 Menggunakan media papan berpaku
3 Menggunakan berbagai sumber
4 Menggunakan waktu secara tepat
sesuai perencanaan
5 Penuh perhatian terhadap siswa
6 Memotivasi individu
7 Memotivasi kerja kelompok
8 Menggunakan multi metode
9 Melakukan penilaian proses
observasi
10 Melakukan penilaian proses
tanya jawab
11 Melakukan penilaian hasil belajar /
tes formatif
12 Memberikan tindak lanjut
Jumlah 29 33
Rata-rata 2,42 2,75
Dilihat dari tabel 7 maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus 1
dan siklus 2. Pada siklus 1 keaktifan guru dengan perolehan nilai rata-rata yaitu
2,42 (81%), sedangkan pada siklus 2 perolehan nilai rata-rata mencapai 2,75
(92%). Dengan demikian maka keaktifan dalam pembelajaran guru sudah ada
peningkatan kenaikan aktifitas dengan tercapainya nilai rata-rata 2,75 (92%).
Peningkatan aktifitas guru dapat dilihat dalam gambar 11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 11. Grafik peningkatan aktifitas guru
Dari tabel 6 dan 7 di atas maka dapat diketahui peningkatan aktifitas
siswa dan guru dalam pembelajaran antara lain:
1. Peningkatan aktifitas siswa:
a. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru
b. Siswa lebih aktif menggunakan media papan berpaku
c. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru
d. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat
e. Keaktifan dan inisiatif siswa semakin meningkat
f. Siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas kelompok
Aktifitas siswa yang belum meningkat yaitu: Mengerjakan tugas individu
2. Peningkatan aktivitas guru:
a. Guru lebih aktif memberikan informasi secara tepat,
b. Guru lebih aktif menggunakan media papan berpaku,
c. Guru lebih aktif menggunakan berbagai sumber,
d. Penuh perhatian terhadap siswa,
e. Guru lebih aktif memotivasi kerja kelompok,
f. Guru lebih aktif menggunakan multi metode,
g. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses observasi,
h. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses tanya jawab,
i. Guru lebih aktif melakukan tes hasil belajar/tes formatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Aktifitas guru yang belum meningkat yaitu: (1) menggunakan waktu secara
tepat sesuai perencanaan, (2) memotivasi individu, (3) memberikan tindak
lanjut
Perkembangan pemahaman konsep luas bangun datar matematika dapat
terlihat dengan adanya peningkatan persentase siswa memperoleh nilai
tercapainya nilai rata-rata kelas 70 atau lebih seperti yang tercantum dalam tabel
distribusi frekuensi nilai Matematika kelas III SD N I Tanggulangin pada siklus I,
dan sesudah tindakan siklus II.
Secara lebih rinci perkembangan hasil belajar Matematika siswa kelas III
SDN I Tanggulangin dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 8.
No Materi
Matematika
Jumlah siswa yang
60
Persentase
Keterangan
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 Pertemuan I 27 27 87,1% 87,1% Berhasil
2 Pertemuan II 21 27 67,74% 87,1% Berhasil
Rata-Rata 77,42% 87,1%
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media Papan Berpaku yang dilaksanakan pada siklus I dan II sudah
memperlihatkan hasil peningkatan pemahaman konsep luas bangun datar
Matematika pada siswa kelas III serta ada kenaikan aktifitas guru dan siswa,
karena secara klasikal baik perolehan nilai rata-rata kelas maupun persentase
siswa mendapatkan nilai lebih dan sama dengan rata-rata kelas sudah mengalami
peningkatan yang berarti. Sesuai dengan ketentuan dalam penelitian ini,
pembelajaran dengan penggunaan media Papan Berpaku pada kedua siklus
tersebut dinyatakan berhasil.
Tabel 9. Nilai Rata-rata Kelas Mata Pelajaran Luas Bangun Datar Matematika
Siklus I dan Sesudah Tindakan Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Materi Matematika Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar
Keterangan Siklus I Siklus II
Pertemuan I 69 77 Meningkat
Pertemuan II 60 72 Meningkat
Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata kelas pada tabel 9 dan jumlah
siswa yang mendapat nilai di atas KKM pada tabel 8, merefleksikan bahwa
pembelajaran dengan penggunaan media Papan Berpaku yang dilaksanakan pada
siklus II materi luas bangun datar dinyatakan berhasil, karena secara klasikal
peningkatan aktifitas guru dan siswa juga meningkat serta adanya peningkatan
pemahaman konsep luas bangun datar dengan melihat nilai hasil belajar
matematika siswa kelas III.
Dari keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep luas bangun datar siswa
kelas III dapat dilakukan dengan penggunaan media Papan Berpaku. Hal ini
nampak jelas dengan adanya peningkatan aktifitas guru dan siswa, peningkatan
nilai rata-rata kelas, peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) pada setiap siklus sebagaimana terlihat pada tabel
8 dan 9.
Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media Papan Berpaku dapat meningkatkan pemahaman
konsep luas bangun datar dalam pembelajaran matematika siswa kelas III SDN I
Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dengan dilihat dari
meningkatnya aktifitas guru dan siswa, meningkatnya nilai rata-rata kelas serta
tercapainya nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus selama 4 kali pertemuan dengan menerapkan pembelajaran
menggunakan media Papan Berpaku dalam pembelajaran Matematika pada siswa
kelas III SDN I Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dapat
dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan
pemahaman konsep luas bangun datar dengan ditandai meningkatnya hasil
tiap siklus untuk materi luas bangun datar Matematika. Semula nilai rata-rata
pada siklus I 64,5 dengan persentase siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak
21 siswa (67,7 %). Sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu
siswa yang mencapai KKM (nilai 60) lebih dari 80% maka penelitian ini
belum berhasil dan perlu dilanjutkan pada siklus II. Pada akhir siklus II nilai
rata-rata mencapai 74,5 dengan persentase siswa yang memperoleh
sebanyak 26 siswa (84 %). Dari hasil siklus II tersebut dapat dikatakan
berhasil karena telah sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan dan
mengalamai peningkatan dari 67,7 % menjadi 84 %. Dari hasil diatas maka
dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut sudah sesuai dengan indikator
kinerja penggunaan media papan berpaku dapat meningkatkan pemahaman
konsep luas bangun datar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas III SD
Negeri I Tanggulangin, ditandai dengan siswa yang mencapai KKM (nilai 60)
lebih dari 80% jumlah siswa seluruhnya yaitu 80% dari 31 siswa adalah 25
siswa.
2. Penggunaan media papan berpaku dapat meningkatkan beberapa aktifitas
siswa dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 2,29 (81%) sedangkan pada siklus
2 perolehan nilai rata-rata mencapai 2,85 (95%). Aktivitas siswa yang
meningkat antara lain :
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
a. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru
b. Siswa lebih aktif menggunakan media papan berpaku
c. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru
d. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat
e. Keaktifan dan inisiatif siswa semakin meningkat
f. Siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas kelompok
3. Penggunaan media papan berpaku dapat meningkatkan beberapa aktivitas
guru dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 2,42 (81%), sedangkan pada siklus
2 perolehan nilai rata-rata mencapai 2,75 (92%). Aktivitas guru yang
meningkat antara lain:
a. Guru lebih aktif memberikan informasi secara tepat
b. Guru lebih aktif menggunakan media papan berpaku
c. Guru lebih aktif menggunakan berbagai sumber
d. Penuh perhatian terhadap siswa
e. Guru lebih aktif memotivasi kerja kelompok
f. Guru lebih aktif menggunakan multi metode
g. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses observasi
h. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses tanya jawab
i. Guru lebih aktif melakukan tes hasil belajar/tes formatif
4. Penggunaan media papan berpaku dapat menemukan solusi untuk
meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar pada pembelajaran
Matematika siswa kelas III SDN I Tanggulangin.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
2 siklus selama 4 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan pada siklus I
dan 2 kali pertemuan pada siklus II tersebut. Ternyata hipotesis yang dirumuskan
telah terbukti kebenarannya, artinya bahwa dengan menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan media Papan Berpaku dalam pembelajaran matematika
dapat meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar dalam pembelajaran
matematika pada siswa kelas III SDN I Tanggulangin tahun ajaran 2009/2010.
Dengan demikian pembelajaran Matematika dengan menggunakan media Papan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berpaku dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pembelajaran Matematika di
kelas III sehingga pemahaman konsep luas bangun datar dapat meningkat.
B. Implikasi
Penetapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan penggunaan media Papan Berpaku dalam
pembelajaran Matematika. Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah model siklus, adapun prosedur penelitiannya terdiri dari 2 (dua) siklus.
Tiap siklus sampai pembiasaan dilaksanakan selama 2 minggu. Dalam setiap
tindakan atau siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan kegiatan, yaitu perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Sebelum melaksanakan tindakan dalam tahap siklus, perlu perencanaan.
Perencanaan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus
sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan pemahaman
belajar siswa. Hal ini didasarkan pada hasil analisis perkembangan dari pertemuan
yang satu ke pertemuan yang lain dalam satu siklus pertama sampai kedua.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti
yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini layak dipergunakan untuk
membantu guru dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu
perlu penelitian lanjut tentang upaya guru mempertahankan atau menjaga dan
meningkatkan pemahaman siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media
Papan Berpaku pada hakekatnya layak digunakan dan dikembangkan oleh guru
yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah
peningkatan pemahaman konsep luas bangun datar. Adanya kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media Papan
Berpaku harus diatasi dengan baik. Oleh karena itu kreativitas dan keaktifan guru
sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan
belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup
skripsi ini antara lain :
1. Bagi Guru
Peneliti menyarankan kepada para guru untuk menggunakan media
papan berpaku dalam pembelajaran matematika pada materi pemahaman
konsep bangun datar pada Sekolah Dasar.
2. Bagi Siswa
Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan
penggunaan media papan berpaku dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru serta meningkatkan usaha belajar sehingga pemahaman konsep
luas bangun datar pada pembelajaran matematika dapat meningkat.
3. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan penyediaan media papan berpaku sebagai media
alternatif materi bangun datar pada pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar, khususnya untuk kelas rendah sehingga lebih menunjang dalam
meningkatkan pemahaman konsep matematika secara lebih nyata