upaya peningkatan hasil belajar melempar ......upaya peningkatan hasil belajar melempar bola kasti...
TRANSCRIPT
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI
MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
FAJAR ARDYYANTO
X4610055
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Fajar Ardyyanto
NIM : X4610055
Jurusan/Program Studi : JPOK/ Penjaskesrek
menyatakan bahwa skripsi saya ” UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT
BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH
DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini
benar benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Fajar Ardyyanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI
MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
FAJAR ARDYYANTO
X4610055
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Jasmani Kesahatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 13 Juli 2012
Pembimbing I,
Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes.
NIP. 19630608 199010 2 001
Pembimbing II,
Drs. Sugiyoto, M.Pd.
NIP. 19541112 198403 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 26 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Waluyo, S.Pd., M. Or.
Sekretaris : Slamet Widodo, S. Pd., M. Or.
Anggota I : Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes.
Anggota II : Drs. Sugiyoto, M.Pd.
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan,
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si.
NIP 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
#Jalanilah kehidupanmu dengan iman dan taqwamu, insyaAllah kebaikan akhirat
akan menemani kehidupan abadimu#
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Senantiasa ku ucap syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
v ”Bapak dan Ibu Tercinta”
Doamu yang tiada terputus, pengorbananmu begitu besar, kerja kerasmu
yang tak kenal lelah demi kehidupan ini. Aku bangga pada kalian, terimakasih
atas semua yang engkau berikan pada diri ini. Tiada kasih saying yang abadi
seperti kasih sayangmu.
v ”Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing”
Pembimbingku yang senantiasa membimbing, memotivasi, dan terus memberi semangat dengan penuh perhatian dan kesabaran. Terimakasih atas bimbingannya selama ini, engkau begitu berarti untuk kesuksesan yang telah menanti diriku.
v ”Keluarga Besar Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri”
Terimakasih atas kerjasama dan bimbingannya selama ini, Suatu kebanggaan bisa mengajar di Sekolah Dasar Negeri favorit di Wonogiri terus maju dan
sukses selalu melahirkan siswa yang berkarakter kuat dan cerdas serta berbudi luhur.
v ”Karlina Indriyaningsih”
Terimakasih atas semua perhatianmu, kasih sayingmu, semangatmu yang terus
ada untuk diriku, kau selalu ada dalam suka maupun duka menemani langkah
hidup ku dengan penuh kesabaran.
v ”Semua Sahabat Jurusan Pendidikan Olahraga dan kesehatan”
Terimakasih atas semangat perjuangan dukungan serta doanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Fajar Ardyyanto. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti melalui penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri yang berjumlah 34 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis kritis. Prosedur penelitian adalah model siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti pada siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang tuntas aspek kognitif kondisi awal 15 siswa atau 44, 12% dan pada siklus I meningkat menjadi 24 siswa 70, 59% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 31 siswa atau 91, 18%. Aspek afektif kondisi awal 16 siswa 47, 06% dan pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa atau 58, 82% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 27 siswa atau 79,41%. Aspek psikomotor kondisi awal 14 siswa 41, 18% dan pada siklus I meningkat menjadi 25 siswa atau 73, 53% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 31 siswa atau 91, 18%. Dan hasil belajar melempar siswa kondisi awal 11 siswa atau 32,35% dan pada siklus I meningkat menjadi 19 siswa 55, 88% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 28 siswa atau 82,35%.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar dalam permainan kasti pada siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri.
Kata kunci: melempar, permainan kasti, alat bantu pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu,
inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR
BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR
NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
3. Ketua Prograrm Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebrlas Maret Surakarta.
4. Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes. dan Drs. Sugiyoto, M.Pd. selaku
Pembimbing I dan II, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Kepala SD Negeri I Wonogiri, yang telah memberi kesempatan dan tempat
guna pengambilan data dalam penelitian ini.
6. Pardi, S. Pd. selaku Guru Penjasorkes SD Negeri I Wonogiri, yang telah
memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
7. Para siswa SD Negeri I Wonogiri yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... v
HALAMAN MOTTO ....................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................... vii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian .......................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5
1. Permainan Kecil ................................................................ 5
a. Pengertian Permainan kecil ......................................... 5
b. Macam-Macam Permainan Kecil ................................ 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
2. Permainan Kasti ................................................................ 7
a. Sejarah Permainan Kasti ............................................. 7
b. Pengertian Permainan Kasti ........................................ 7
c. Permainan Kasti Sebagai Pembelajaran Penjas di
Sekolah Dasar .................................................................. 8
d. Alat-Alat Dalam Permainan Kasti ................................. 9
e. Teknik Permainan Kasti ................................................. 12
f. Pengertian Melempar ..................................................... 20
g. Teknik Melempar Dalam Permainan Kasti ................... 21
3. Pembelajaran ..................................................................... 24
a. Pengertian Pembelajaran ............................................ 24
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ..................................... 25
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ............... 26
d. Hasil Belajar ............................................................... 27
4. Alat Bantu Pembelajaran................................................... 28
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran ........................... 28
b. Kriteria Pemilihan Alat Bantu yang baik .................... 29
c. Fungsi Alat Bantu Pembelajaran ................................. 30
d. Alat Bantu Pembelajaran Lempar Dalam Permainan
Kasti ............................................................................ 31
e. Pembelajaran Melempar Bola Kasti ........................... 31
B. Kerangka Berpikir .................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 35
B. Subjek Penelitian...................................................................... 36
C. Data dan Sumber Data ............................................................ 37
D. Pengumpulan Data ................................................................... 37
E. Uji Validitas Data..................................................................... 38
F. Analisis Data ............................................................................ 38
G. Indikator Kinerja Penelitian ..................................................... 39
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
1. Rancangan Siklus I ............................................................ 40
a. Tahap Perencanaan ...................................................... 40
b. Tahap Pelaksanaan ...................................................... 41
c. Pengamatan Tindakan ................................................. 41
d. Tahap Evaluasi Refleksi .............................................. 41
2. Rancangan Siklus II ............................................................ 41
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................ 43
A. Deskripsi Pratindakan .............................................................. 43
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ..................................... 47
1. Siklus I Pertemuan Pertama ............................................... 47
2. Siklus I Pertemuan Kedua .................................................. 51
3. Siklus I Pertemuan Ketiga .................................................. 55
4. Siklus II Pertemuan Pertama .............................................. 61
5. Siklus II Pertemuan Kedua ................................................. 65
6. Siklus II Pertemuan Ketiga ................................................. 68
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ............................. 73
D. Pembahasan .............................................................................. 75
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................. 77
A. Simpulan .................................................................................. 77
B. Implikasi................................................................................... 77
C. Saran......................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 79
LAMPIRAN ........................................................................................ 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Tiang Hinggap................................................................................... 9
2.2. Tiang Bendera Batas ......................................................................... 10
2.3. Kayu Pemukul ................................................................................... 10
2.4. Bola Kasti .......................................................................................... 11
2.5. Pen Besi............................................................................................. 11
2.6. Nomor Dada ...................................................................................... 12
2.7. Menangkap Bola Melambung Tinggi ............................................... 14
2.8. Menangkap Bola Mendatar ............................................................... 14
2.9. Menangkap Bola Rendah .................................................................. 15
2.10. Menangkap Bola Sikap Duduk Berlutut ......................................... 16
2.11. Menangkap Bola Sikap Jongkok Berlutut ...................................... 16
2.12. Menangkap Bola Sikap Berdiri Menekuk Lutut ............................. 16
2.13. Menangkap Bola Datar di Kanan Dengan Dua Tangan .................. 17
2.14. Menangkap Bola di Kanan Dengan Satu Tangan ........................... 17
2.15. Pukulan Melambung ....................................................................... 18
2.16. Pukulan Mendatar ........................................................................... 18
2.17. Pukulan Merendah .......................................................................... 19
2.18. Ilustrasi Gerakan Melempar ............................................................ 21
2.19. Gerakan Melempar Dari Bawah ..................................................... 22
2.20. Gerakan Melempar Dari Samping .................................................. 22
2.21. Gerakan Melempar Dari Atas ......................................................... 23
2.22. Gerakan Lemparan Bola Melambung Tinggi ................................. 23
2.23. Gerakan Melempar Bola Mendatar ................................................. 23
2.24. Gerakan Melempar Bola melambung ............................................. 24
2.25. Pembelajaran lemparan ke Arah Sasaran ........................................ 32
2.26. Pembelajaran Lemparan ke Sesama Teman.................................... 32
2.27. Alur Kerangka berpikir ................................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
4.1. Diagram Hasil Belajar Melempar Siklus I ........................................ 60
4.3. Diagram Hasil Belajar Melempar Siklus II ....................................... 73
4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Kognitif .............................. 74
4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Afektif ................................ 74
4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Psikomotor ......................... 75
4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Kemampuan Melempar ....... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 36
3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ............................................... 37
3.3. Persentase Target Capaian ................................................................ 39
4.1. Aspek Kognitif Siswa Sebelum Tindakan ....................................... 44
4.2. Aspek Afektif Siswa Sebelum Tindakan ............................................. 45
4.3. Aspek Psikomotor Siswa Sebelum Tindakan ................................... 45
4.4. Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan ............................................ 46
4.5. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan I ....................................... 58
4.6. Aspek Afektif Setelah Tindakan I ....................................................... 58
4.7. Aspek Psikomotor Setelah Tindakan I .............................................. 59
4.8. Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan I ............................................ 60
4.9. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan II ...................................... 70
4.10. Aspek Afektif Setelah Tindakan II.................................................... 71
4.11. Aspek Psikomotor Setelah Tindakan II .......................................... 72
4.12. Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan II......................................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Siswa ............................................................................... 80
2. Observasi Pra Siklus ............................................................................. 81
3. Seperangkat RPP Siklus I Pertemuan Pertama ..................................... 89
4. Seperangkat RPP Siklus I Pertemuan Kedua ........................................ 112
5. Seperangkat RPP Siklus I Pertemuan Ketiga ........................................ 135
6. Seperangkat RPP Siklus II Pertemuan Pertama .................................... 158
7. Seperangkat RPP Siklus IIPertemuan Kedua ........................................ 181
8. Seperangkat RPP Siklus II Pertemuan Ketiga ...................................... 204
9. Dokumentasi Siklus I ............................................................................ 227
10. Dokumentasi Siklus II ......................................................................... 228
11. Surat-Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 229
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik,
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif serta kecerdasan
emosi. Pendidikan jasmani juga sebagai proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, selain itu juga salah satu
alat yang penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia,
karena pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia. Oleh
karena itu, pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia dalam proses
mempersiapkan dirinya menuju masa depan yang lebih baik.
Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki
peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pendidikan
jasmani merupakan suatu alat dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, yang
sangat besar perannya dalam pembentukan dan perkembangan manusia. Tujuan
pendidikan jasmani menurut Syarifuddin dan Muhadi (1992: 5) adalah
memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental,
emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan
mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan
membiasakan hidup sehat.
Pendidikan jasmani (Penjas) mempunyai peran penting untuk
meningkatkan kualitas manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Mutohir (1992:
27) bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar
dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan
jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan ketrampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar,
diajarkan beberapa macam jenis permainan yang terangkum dalam kurikulum
pendidikan jasmani. Permainan merupakan alat untuk mempelajari fungsi hidup
sebagai persiapan untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Carl Bucher
mengemukakan bahwa “Permainan telah lama dikenal oleh anak-anak dan orang
tua, laki-laki maupun perempuan, mampu menggerakkan untuk berlatih,
bergembira dan rileksasi, permainan juga merupakan salah satu komponen utama
dalam setiap program pendidikan jasmani (Herman Subarjah, 2007: 1.3).
Menurut Syarifuddin dan Muhadi (1992: 136) mendefinisikan permainan
kecil ada dua macam yaitu permainan kecil tanpa alat dan permainan kecil dengan
alat, permainan kecil tanpa alat : gobak sodor, menjala ikan, hitam hijau, katak
dan burung bangau. Sedangkan permainan kecil dengan alat: permainan kasti,
permainan bola bakar, permainan rounders, dan permainan kippers. Di Sekolah
Dasar Negeri 1 Wonogiri pembelajaran penjas yang di berikan guru belum
maksimal karena peralatan dan perlengkapan penjas yang adapun sangat tidak
memadai, ini membuat pembelajaran penjas hanya berlangsung monoton.
Keadaan seperti ini membuat siswa kurang senang dan cepat bosan oleh karena itu
minat dan motivasi siswa sangat kecil dalam mengikuti pembelajaran melempar
dalam permainan kasti. Selain faktor alat yang kurang memadai karateristik siswa
Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri yang manja dan semaunya sendiri juga menjadi
kendala tersendiri bagi guru. Seorang guru harus mampu menciptakan sesuatu
yang bisa menarik perhatian siswa agar tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Materi yang ada dalam silabus tidak tersampaikan secara menyeluruh
dengan baik, banyak siswa kelas IV C yang belum menguasai kemampuan
melempar dalam permainan kasti baik melempar dari bawah atau lambungan,
melempar dari samping, dan melempar dari atas. Dari jumlah siswa 34 anak hanya
32,35% atau 11 anak yang mampu melakukan gerakan melempar dengan
baik,karena siswa mengalami permasalahan tersebut saat melakukan permainan
kasti mereka sangat kesulitan, permainan tidak berjalan lancar dan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
permainan juga tidak tercapai. Gerak melempar nantinya juga dapat di jadikan
pengetahuan dasar untuk dikembangkan lagi ke cabang olahraga yang diajarkan
dalam pendidikan jasmani di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Alat bantu pembelajaran digunakan agar materi yang diberikan dapat
tersapaikan dengan baik dan mudah di mengerti oleh siswa, alat yang digunakan
dalam pembelajaran adalah bola tenis, bola plastik, bola berekor dan bola kasti
agar siswa tidak cepat bosan dan senang dengan alat yang digunakan dalam
pembelajaran melempar jadi minat dan motivasi siswa tingi untuk mengikuti
pembelajaran melempar dalam permainan kasti dengan pembelajaran yang
dikompetisikan dan bervariasi. Dalam pemilihan alat bantu juga dipertimbangkan
faktor keekonomisan biaya, dengan biaya sedikit alat yang digunakan dapat
menarik perhatian siswa sehingga siswa senang dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan selama tahap observasi yang telah dilakukan,
pembelajaran pendidikan jasmani yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar
Negeri I Wonogiri masih terdapat beberapa kendala. Penggunaan alat yang kurang
memadai dan keadaan siswa yang kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran
menjadikan banyak siswa IV C belum mampu menguasai kemampuan melempar
dalam permainan kasti.
Berbagai masalah yang telah dikemukakan di atas melatar belakangi judul
penelitian ”Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melempar Bola Kasti Melalui
Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV C Sekolah Dasar
Negeri I Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang ada dapat
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah penggunaan alat bantu pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti pada siswa kelas IV C
Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan
penelitian ini adalah: Untuk meningkatan hasil belajar melempar bola kasti
melalui penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar
Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi guru pendidikan jasmani, untuk meningkatkan kreatifitas guru, dalam
pembelajaran melalui penerapan alat bantu pembelajaran.
2. Bagi siswa, menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
dapat meningkatkan kemampuan melempar dalam pembelajaran permainan
kasti serta dapat memotivasi siswa untuk terus aktif, semangat dalam
mengikuti pembelajaran penjas.
3. Bagi Lembaga Pendidikan, dapat digunakan sebagai salah satu masukan
dalam pengembanagn kurikulum di tingkat sekolah dan kelas. Sehingga
kualitas proses dan hasil pembelajaran di sekolah dasar dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Kecil
a. Pengertian Permainan Kecil
Permainan kecil menurut Sukintaka (1992: 89) adalah permainan
yang tidak mempunyai peraturan baku, dan tidak ada organisasi induk.
Permainan kecil merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Berbagai macam permainan kecil yang di ajarkan di sekolah
dasar dengan peraturan yang bervariasi diperkenalkan kepada siswa agar
siswa mengerti dan paham tentang macam-macam permainan kecil itu
sendiri karena permainan sejak dulu sudah ada dan perlu di kenalkan secara
turun-temurun untuk menambah pengetahuan siswa dan menanamkan nilai-
nilai yang terkandung di dalam permainan kecil. Untuk permainan kecil
menggunakan alat di sebut juga dengan permainan bola kecil yaitu
permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi
bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih
strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kemenangan sendiri atau
untuk meminimalkan kemenangan lawan. Peraturan menentukan
kemungkinan tindakan untuk setiap pemain, sejumlah keterangan diterima
setiap pemain sebagai kemajuan bermain.
b. Macam-Macam Permainan Kecil
Permainan kecil menurut msenurut Syarifuddin dan Muhadi (1992:
136) dibagi menjadi dua yaitu permainan kecil dengan alat dan tanpa alat.
Permainan kecil tanpa alat yaitu gobak sodor, menjala ikan, hitam hijau,
katak dan burung bangau. Sedangkan permainan kecil menggunakan alat
yang di ajarkan di Sekolah Dasar yaitu permainan kasti, permainan bola
bakar, permainan rounders, dan permainan kippers.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1) Permainan Kasti
Permainan kasti adalah permainan beregu (tim) yang dimainkan oleh
dua regu, masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang
mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak
memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu
lapangan atau pihak lapangan.
2) Permainan Bola Bakar
Permainan bola bakar adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua
regu masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang
mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak
memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu
lapangan atau pihak lapangan. Lapangan permainan ini berbentuk segi
enam beraturan dengan sebuah tiang hinggap setiap sudutnya.
3) Permainan Rounders
Permainan Rounders adalah termasuk cabang olah raga permainan,
termasuk dalam kelompok permainan bola pukul, sekelompok dengan
soft ball, base ball dan slag-bal. Permainan rounders dimainkan oleh
dua regu masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang
mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak
memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu
lapangan atau pihak lapangan. Lapangan permainan rounders
berbentuk segi lima beraturan dengan panjang sisi lapangan 15 meter
dan pada setiap sudutnya diberi base berbentuk bujur sangkar sebagai
tempat hinggap.
4) Permainan Kipers
Permainan kippers adalah pengembangan dari permainan kasti,
permainan kippers merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh
dua regu masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang
mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak
memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu
lapangan atau pihak lapangan. Permainan ini dimainkan dilapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang berbentuk empat persegi panjang yang terdiri dari ruang bebas,
ruang pemukul dan ruang jaga, dimana ruang jaga terdapat dua buah
ruang bebas sebagai tempat akhir dari regu pemukul sebelum kembali
ke ruang pemukul.
2. Permainan Kasti
a. Sejarah Permainan Kasti
Permainan Kasti di Indonesia telah dikenal sejak zaman penjajahan
Belanda (Hindia Belanda). Kata kasti berasal dari bahasa Belanda yang
artinya permainan di lapangan yang menggunakan bola kecil dan alat
pemukul kayu. Permainan kasti dimainkan oleh dua regu pemain, masing-
masing regu pemukul dan regu lapangan. Permainan kasti dimainkan
khusus oleh anak laki-laki saja atau oleh anak perempuan, terutama
dimainkan oleh anak-anak Sekolah Dasar. Sejak dulu telah
diselenggarakan pertandingan kasti antar sekolah, pertandingan
persahabatan maupun pertandingan untuk memperebutkan suatu
kejuaraan, Permainan kasti juga pernah dipertandingkan dibeberapa acara
nasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan ini
merupakan permainan yang sangat menarik untuk dipertandingkan karena
sejak zaman Belanda sampai sekarang permainan ini masih di ajarkan dan
di berikan melalui program pendidikan jasmani khususnya di sekolah
dasar.
b. Pengertian Permainan Kasti
Menurut Waryati, Sulistyo, dan Soetarti (1993: 105) kasti berasal
dari bahasa Belanda, termasuk dalam jenis olahraga permainan dengan
menggunakan bola kecil atau permainan bola kecil. Kasti adalah
permainan beregu (tim) yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing
terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan
memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang
bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Permainan kasti dimainkan di atas lapangan rumput yang rata berbentuk
empat persegi panjang di mana lebar dan panjangnya kurang lebih
berbanding 1 dengan 2. Diatas lapangan terdapat sebuah tiang hinggap
untuk pertolongan pelari disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang
hinggap bebas yang terdapat pada bagian akhir lapangan disebut tiang
bebas. Dalam permainan kasti dipergunakan alat pemukul bola dibuat dari
kayu, disebut kayu pemukul, dan bola kecil.
Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang
pembantu wasit dan seorang penulis nilai. Pemain regu pemukul setelah
memukul bola berusaha segera berlari ke tiang bebas dengan melalui tiang
pertolongan lebih dulu atau langsung lari ke tiang bebas dan kembali ke
ruang bebas dengan selamat untuk mendapat nilai. Sebaliknya regu
lapangan berusaha menggagalkan usaha pemain pemukul untuk
mendapatkan nilai dengan menangkap bola yang dipukul oleh pemain
pemukul dan melempar atau menembak pelari dengan bola atau
menghanguskan ruang bebas dengan bola pada waktu ruang bebas kosong
(belum ada pelari yang masuk ke ruang bebas) untuk menjadi pemukul.
Adapun tujuan dari masing-masing regu adalah untuk mengumpulkan nilai
sebanyak-banyaknya. Permainan kasti dilakukan 2 babak, antara babak
pertama dan babak kedua diberi waktu istirahat. Regu yang dinyatakan
menang adalah regu yang sampai akhir permainan atau akhir pertandingan
lebiah banyak mengumpulkan nilai.
c. Permainan Kasti Sebagai Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar
Permainan kasti dapat dijadiikan alat untuk pencapaian tujuan
pembelajaran penjas di sekolah dasar, melalui permainan kasti secara
langsung siswa terlibat dalam peraturan yang ada dalam permainan selain
itu dengan permainan kasti guru dapat menanamkan nilai-nilai yang
terkandung dalam permainan, seperti nilai kerjasama, sportivitas,
kejujuran, disiplin, tanggung jawab. Jika nilai-nilai tersebut dapat tertanam
pada diri siswa maka pembelajaran penjas tujuannya dapat tercapai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
baik, aspek-aspek yang masuk dalam pendidikan jasmani juga dapat
dilihat dalam permainan ini seperti aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Guru harus bisa mengembangkan aspek tersebut jika salah satu
ditinggalkan misal aspek afektif, jika siswa tidak suka dilempar dengan
bola maka dia akan mengejar dan membalasnya. Hal seperti ini tidak akan
terjadi bila siswa memiliki sikap positif dalam permainan kasti dan paham
tentang maksud tujuan permainan. Jadi guru harus memberikan
pemahaman terlebih dahulu kepada siswa agar siswa tau dan paham
tentang maksud dan tujuan permainan kasti dalam pendidikan jasmani.
Dengan demikian melalui permainan kasti dapat dijadikan alat untuk
pencapaian tujuan pendidikan jasmani.
d. Alat-Alat Dalam Permainan Kasti
Peralatan yang digunakan dalam permainan kasti ada beberapa
macam, alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Tiang hinggap
Dalam permainan kasti terdapat 3 buah tiang hinggap, 1 tiang
pertolongan dan 2 buah tiang bebas. Untuk memudahkan pandangan
baiklah bila tiang-tiang hinggap dicat putih, dengan di kaitkan bendera
berwarna yang warna bendara batas, umpamakan berwarna biru atau
hijau. Bila tiang hinggap terbuat daripada besi bagian atasnya harus
dilengkungkan guna menghindari baha cidera. Adapun gambar tiang
hinggap sebagai berikut:
Gambar 2.1. Tiang hinggap (Waryati dkk, 1993: 10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Tiang bendera batas
Batas lapangan dan pertengahan garis samping di pancangkan tiang
bendera batas pada keempat sudutnya, jadi terdapat 6 buah tiang
bendera dengan tinggi sekurang-kurangnya 1,5 meter dari tanah dicat
berselang-seling putih-hitam dengan bendera berwarna terang dan
mudah dilihat umpamakan warna merah.Gambar tiang bedera batas
sebagai berikut:
Gambar 2.2. Tiang bendera batas (Waryati dkk,1993: 10)
3) Kayu pemukul
Kayu pemukul terbuat dari kayu. Panjang 50 cm-60 cm.
Penampangnya berbentuk bulat atau bulat telur, untuk yang bulat garis
tengahnya 3,5 cm, dan yang berbentuk bulat telur lebarnya 5 cm; dan
tebalnya 3,5 cm. Panjang tempat pegangannya 15 cm-20cm bulat
pegangan ber-ukuran 3 cm-40 cm, lebarnya 10 cm. Panjang pegangan
15cm-20 cm. Gambar kayu pemukul sebagai berikut:
Gambar 2.3. Kayu pemukul (Waryati dkk, 1993: 9)
4) Bola kasti
Bola Kasti bagian luarnya terbuat dari karet atau kulit, di dalamnya di
isi dengan wol, kapuk, sabut atau ijuk. Keliling bola 19 cm-21 cm,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berat bola 70 gram-80 gram. Bola harus cukup elastis tidak boleh
keras, dalam pembelajaran disediakan bola paling tidak 2 orang 1 bola.
Gambar bola kasti sebagai berikut:
Gambar 2.4. Bola kasti (Waryati dkk, 1993: 9)
5) Bendera untuk pembantu wasit
Ukuran lebar x panjang: 20 cm x 30 cm. Warna menyolok mudah
dilihat dan berlainan dengan warna bendera tiang hinggap dan bendera
batas. Banyaknya 3 buah untuk 3 orang pembantu wasit.
6) Tali
Tali untuk garis batas lapangan, ukuransebesar jari warna mudah
dilihat, panjangnya sekurang-kurangnya 240 meter.
7) Pen besi
Pen (paku) Besi: Panjangnya kurang lebih 17 cm banyaknya paling
sedikit 20 buah. Pen besi digunakan untuk membuat garis batas dengan
tali. Untuk menancapkan pen ke dalam tanah diperlukan alat pemukul.
Gambar pen besi sebagai berikut:
Gambar 2.5. Pen besi (Waryati dkk, 1993: 11)
8) Nomor dada
Nomor dada dibutuhkan sejumlah 30 buah, terbuat dari kain terdiri
dari 2 macam warna. Masing-masing warna 15 buah, yaitu mulai dari
nomor 1 sampai dengan nomor 12 untuk pemain inti, sedang nomor
13, 14, dan 15 untuk pemain cadangan. Tiap nomor dibuat rangkap
untuk dipasang atau digantungkan di dada da di punggung supaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dapat dilihat dari depan dan di punggung supaya dapat dilihat dari
depan dan belakang. Gambar nomor dada sebagai berikut:
Gambar 2.6. Nomor dada (Waryati dkk, 1993: 12)
9) Peluit
Peluit hendaknya di pilih yang mudah di tiup dan berbunyi nyaring
sehingga mudah di dengar dari jarak jauh.
10) Daftar nilai
Untuk daftar nilai dapat digunakan kertas dengan perlengkapan pensil,
karton dengan perlengkapan kapur atau pensil, papan tulis dengan
perlengkapan kapur dan penghapus. Sebelum pertandingan hendaknya
di sediakan kertas daftar nama pemain bagi masing-masing regu yang
bertanding.
11) Perlengkapan pemain
Perlengkapan perorangan dalam pembelajaran atau latihan antara lain
baju untuk olah raga yang dibuat dari bahan yang mudah menyerap
keringat, celana olahraga. Perlengkapan untuk regu tim yaitu setiap tim
atau perkumpulan kasti memiliki setidaknya 2 set kostum, yang satu
set sebaiknya berwarna lain sebagai cadangan apabila dai dalam suatu
pertandingan kebetulan warna satu regu lawanya sama. Tiap set terdiri
15 stel.
e. Teknik Permainan Kasti
Menurut Waryati dkk (1993: 111) teknik dalam permainan kasti
dibagi menjadi:
1) Lari cepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Teknik lari cepat gerakanya adalah langkah kecil-kecil agar frekuensi
langkahnya menjadi lebih banyak dengan paha di angkat setinggi-
tingginya, badan tidak condong seperti lari atletik, sikap badan tegak
supaya mudah melihat arah lapangan yang lebih luas, sering mendapat
rintangan atau dihadang akan di lempar bola oleh para pemain lawan
harus berhenti mendadak segera merubah arah ke samping kanan atau
ke samping kiri, segera lari mundur dan seterusnya. Sudut siku lengan
lebih besar dan ayunan lengan agak terbuka kebelakang, guna menjaga
keseimbangan badan. Titik berat badan selalu dekat dengan tanah.
2) Menangkap bola
Menangkap bola merupakan teknik yang harus dikuasai oleh pemain
regu lapangan untuk memperoleh nilai tangkap bola dari pukulan
lawan. Menangkap bola dapat dilakukan dari lemparan teman, dari
pukulan regu pemukul, bagi pemain penangkap belakang yang berada
di belakang pemukul. Berdasarkan tinggi rendahnya bola maka teknik
menangkap di bedakan menjadi:
a) Menangkap bola melambung tinggi
Badan menghadap kearah datangnya bola. Berdiri kedua kaki
kangkang ke samping kiri-kanan, kedua lutut sedikit di tekuk,
pandangan kearah bola. Kedua lengan kiri dan kanan sejajar
dijulurkan kearah depan di atas kepala, arah datangnya bola. Posisi
pangkal telapak kedua tangn rapat ujung ibu jari kiri, ujung jari
kelingking tangan kiri rapat dengan ujung jari kelingking kanan,
sedang jari-jari yang lain di renggangkan dan menunjuk ke arah
atas, sehingga kedua tangan membentuk mangkuk. Semua otot-otot
lemas (rileks), lengan agak lurus. Pada waktu bola menyentuh
tangan, semua jari ditutup kedua tangan segera di tarik ke belakang
bawah agar bola tidak mudah melenting keluar, tangan tidak terasa
sakit, segera sudah dalam posisi siap. Gerakan terakhir kaki kiri
dipindahkan kedepan sudah dalam keadaan siap melempar. Berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
gambar posisi tangan menangkap bola melambung tinggi sebagai
berikut:
Gambar 2.7. Menangkap bola melambung tinggi (Waryati dkk, 1993: 24)
b) Menangkap bola mendatar
Seperti pada menangkap bola melambung tinggi, Kedua lengan kiri
dan kanan sejajar di julurkan lurus di depan dada kearah datangnya
bola. Posisi pangkal telapak tangan rapat, ujung ibu jari kiri rapat
dengan ujung ibu jari kanan, ujung kelingking tangan kiri rapat
dengan ujung kelingking tangan kanan, sedang jari-jari yang lain di
renggangkan dan kedua tangan membentuk mangkuk menunjuk
datar ke arah datangnya bola. Pada waktu menyentuh tangan semua
jari kedua tangan dirapatkan kedua tangan segera ditarik hingga
depan dada mengikuti arah jalannya bola, semua otot-otot kendor.
Berikut gambar menangkap bola mendatar sebagai berikut:
Gambar 2.8. Menangkap bola mendatar (Waryati dkk, 1993: 25)
c) Menangkap bola rendah
Seperti pada sikap permulaan menangkap bila melambung tingi
tetapi kedua lutut ditekuk lebih rendah. Kedua lengan kirid an
kanan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah menghadap ke arah
datangnya bola. Kedua telapak tangan terbuk dirapatkan hingga
kelingking tangan kiri rapat dengan jari kelingking tangan kanan.
Semua otot-otot kendor. Pada waktu bola menyentuh tangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
semua jari-jari ditutup, kedua tangan segera sedikit ditarik ke
belakang bawah mengikuti arah jalannya bola. Gerakan terakhir
kedua tangan ditarik ke depan dada, kaki kiri dipindahkan ke depan
siap untuk melempar bola. Berikut gambar menangkap bola rendah
sebagai berikut:
Gambar 2.9. Menangkap bola rendah (Waryati dkk, 1993: 26)
d) Menangkap bola bergulir di tanah
Badan menghadap kearah datangnya bola ada tiga macam sikap:
Sikap duduk berlutut, kedua lutut rapat menyentuh tanah. Sikap
berjongkok berlutut, kaki kiri jongkok kaki kanan berlutut
menyentuh tanah. Lutut kanan rapat dengan kaki kiri. Dengan
sikap ini bola yang telah terpegang lebih cepat siap untuk dilempar
daripada sikap duduk berlutut. Sikap berdiri, badan dibongkokkan
ke depan bawah, kedua lutut ditekukkan sikap kedua lengan lurus
ke bawah. Badan membongkok ke depan, kedua lengan kiri dan
kanan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah menghadap ke arah
datangnya bola. Kedua telapak tangn terbuka, sedangkan jari
kelingking tangan kiri rapat dengan jari kelingking tangan kanan
dan posisi jari yang lain agak merenggang dan sedikit di tekuk ke
depan, sehingga ujung-ujung jari semuanya menyentuh tanah. Pada
waktu bola menyentuh tangan semua jari ditutup, kedua tangan
segera ditarik ke depan. Gerakan terakhir dengan berdiri, siap
melemparkan bola. Berikut gambar menangkap bola bergulir di
tanah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 2.10. Menangkap bola sikap duduk berlutut (Waryati dkk, 1993: 26)
Gambar 2.11. Menangkap bola sikap jongkok berlutut (Waryati dkk, 1993: 26)
Gambar 2.12. Menangkap bola sikap berdiri dengan menekuk lutut (Waryati dkk, 1993: 27)
e) Menangkap bola di samping badan
Apabila bola datangnya melambung di sebelah kanan atau kiri
badan, maka cara menangkap bol dapat dilakukan dengan
menjulurkan kedua tangan ke samping kanan atau ke samping kiri
badan, dengan ibu jari saling bersentuhan dan jari-jari agak
merenggang serta telapak tangan menghadap kearah datangnya
bola. Jika anak-anak sudah pandai menangkap bola maka dapat
dilakukan dengan menggunakan satu tangan. Berikut gambar
menangkap bola di samping badan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 2.13. Menangkap bola datar di kanan dengan dua tangan (Waryati dkk, 1993: 27)
Gambar 2.14. Menangkap bola datar di kanan dengan satu tangan (Waryati dkk, 1993: 27)
f) Menangkap bola bagi pemain penjaga belakang.
Teknik menangkap bola pemain belakang sama saja dengan teknik
menangkap bola pemain lapangan lainnya hanya ia harus
menghadap kearah pelambung. Berdiri kedua kaki kangkang ke
samping, kedua lutut ditekuk, badan sedikit membungkuk kedepan.
Kedua lengan dijulurkan kearah depan tingginya sesuai dengan
permainan pemukul. Gerakan menangkap bola selanjutnya sangat
tergantung dari tinggi rendahnya lambungan bola.
3) Memukul bola
Dalam permainan kasti, teknik memukul merupakan unsur yang
sangat penting bagi regu pemukul, karena dengan pukulan yang benar
dan terarah merupakan modal utama dalam memeproleh nilai. Sering
kali kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh kemahiran
anak dalam memukul bola. Macam-macam pukulan berdasarkan tinggi
rendahnya lambungan bola:
a) Pukulan melambung jauh
Berdiri menghadap ke arah pelambung dengan kaki kangkang
secukupnya, kaki kiri agak kedepan dan lutut kaki kanan agak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
ditekuk, sedangkan berat badan berada dikaki kanan dengan badan
condong ke belakang. Tangan kanan memegang kayu pemukul
pada ujung bagian pegangan, kemudian kayu pemukul diluruskan
serong kebawah sehingga membentuk sudut 45◦ dengan garis
datar. Tangan kiri dijulurkan ke dapan sesuai dengan ketinggian
lambungan yang diminta. Kayu pemukul diayunkan dari bawah
serong ke atas dan diusahakan perkenaan bola tepat pada ujung
kayu pemukul dengan demikian bola dapat melambung jauh.
Berikut gambar pukulan melambung jauh sebagai berikut:
Gambar 2.15. Pukulan melambung (Waryati dkk, 1993: 16)
b) Pukulan mendatar
Kaki kangkang, lutut kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan di
kaki kanan. Kayu pemukul dipegang tangan kanan dengan siku
sedikit ditekuk dan dibawa ke belakang sejajar dengan bahu.
Tangan kiri dijulurkan ke depan sejajar dengan bahu. Kayu
pemukul di ayun mendatar dengan cepat untuk memukul bola yang
saat itu telah mencapai titik permintaan lambungan. Pukulan ke
arah tengah, ke kiri atau ke kanan dapat dilakukan dengan
memindah posisi kaki. Berikut gambar pukulan mendatar sebagai
berikut:
Gambar 2.16. Pukulan mendatar (Waryati dkk, 1993: 17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c) Pukulan merendah
Sama dengan pukulan mendatar tetapi letak kayu pemukul lebih
tinggi yaitu setinggi kepala. Tangan kiri dijulurkan ke depan
setinggi bahu. Gerakannya pada saat bola mencapai ketinggian
lambungan yang diminta oleh pemukul, maka dengan cepat tangan
kanan yang memegang kayu pemukul diayunkan untuk memukul
bola. Pukulan merendah dapat dilakukan ke arah tengah, ke kiri
maupun ke kanan dengan memindah posisi kaki. Berikut gambar
pukulan merendah sebagai berikut:
Gambar 2.17. Pukulan merendah (Waryati dkk, 1993: 18)
4) Melempar bola
Sebelum melakukan siswa harus bisa memegang bola dengan cara
yang benar yaitu dengan cara mempergunakan pegangan dengan tiga
jari atau dengan empat jari. Jari kelingking di bawah jari manis, jari
kelingking sama sekali tidak menyentuh bola, sehingga antara jari
yang satu dengan jari lainnya yang digunakan untuk memegang bola
direnggangkan, sehingga di antara bola dengan telapak tangan terdapat
rongga. Dengan demikian bola tidak melekat pada telapak tangan,
sehingga bola dengan mudah untuk dilepaskan. Lemparan bola dalam
permainan kasti di bagi menjadi dua yaitu lemparan bola melambung
tinggi dan lemparan bola mendatar.
5) Melambungkan bola
Melambung bola adalah lambungan bola yang dilakukan oleh pemain
lapangan yang diberi tugas sebagai pelambung kepada pemain
pemukul, lambungan bola sama dengan lemparan bola dari bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
f. Pengertian melempar
Menurut Djumidar dan Widya (2004) melempar adalah gerakan
yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada
benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas (hlm. 60).
Program pengajaran kemampuan jasmani melalui pelajaran bentuk-bentuk
gerakan melempar pada kelas permulaan Sekoah Dasar bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan anak dalam bertindak melakukan suatu
bentuk gerakan dengan anggota badanya agar lebih terampil dengan
menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Alat yang digunakan untuk kepentingan pengembangan gerakan
dasar melempar bagi anak dapat dilakukan dengan bola kasti, bola tenis,
atau bola plastik. Untuk dapat mengajarkan gerakan dasar melempar
kepada anak guru harus memahami dan menguasai prosedur untuk
melakukan gerakan melempar serta konsep cara melakukannya. Gerakan
melakukan lemparan yang benar menurut Syarifudin (1991) adalah
sebagai berikut : Sikap permulaan berdiri tegak, kaki kiri agak ke depan,
kaki kanan di belakang (bila melempar dengan tangan kanan), berat badan
berada pada kaki kanan. Kedua tangan memegang bola di depan dekat
dada dengan sikut dibengkokkan, pandangan kea rah sasaran yang dituju
(hlm. 28). Gerakan melempar: Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan
kanan yang memegang bola dibawa/diayunkan ke samping kebelakang.
Kemudian daribelakang bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan
dari belakang melalui atas kepala ke atas kedepan, dan bola lepas pada saat
tangan lurus dan berat badan berada pada kaki kiri (jika melempar jauh)
serta bersamaan dengan badan dilonjakkan ke atas ke depan dan kaki
kanan ditolakkan ke atas ke depan. Mendarat pada kaki kanan, kaki kiri
tergantung lemas dibelakang, pandangan mengikuti arah jalannya bola.
Jadi yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu melempar, antara lain
adalah mengenai: sikap berdiri waktu akan melempar, perpindahan berat
badan waktu akan melemparkan bola, gerakan melemparkan bola, gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
lanjutan dari lemparan tersebut. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan
melempar sebagai berikut:
Gambar 2.18. Ilustrasi gerakan melempar (Syarifuddin dan Muhadi, 1992:29)
g. Teknik melempar dalam permainan kasti
Menurut Subarjah (2007) cara melempar bola ada tiga macam,
yaitu; lemparan bawah, lemparan samping, dan lemparan atas (hlm. 2.16).
Sedangkan hasil lemparan bola di antaranya menghasilkan bola yang
menggelundung, mendatar, dan melambung.
1) Melempar dari bawah
Sebelum bola dilemparkan, terlebih dahulu bola dipegang dengan jari-
jari tangan di antara ruas-ruas jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis.
Untuk menahan bola supaya tidak jatuh, ditahan oleh ibu jari dan
kelingking. Jadi, cara memegang bola tidak digenggam dengan telapak
tangan.Selanjutnya untuk melemparkan bola, jika dengan tangan kanan
maka sikap permulaan adalah: kaki kiri berada di depan searah dengan
sasaran lemparan dan kaki kanan di belakang. Sambil menarik lengan
kanan ke belakang untuk ancang-ancang, berat badan dipindahkan ke
belakang, pandangan kearah sasaran. Selanjutnya ayunkan lengan
kanan yang memegang bola ke depan melalui bawah di samping
pinggang. Bersamaan dengan itu berat badan dipindahkan ke kaki kiri,
kaki kiri agak ditekuk. Gerakan melempar harus diakhiri dengan
melecutkan pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Setelah bola lepas
dari tangan biarkan kaki kanan melangkah ke depan sebagai follow-
through (gerak lanjutan), sehubungan dengan hal itu perlu diperhatikan
bahwa, lemparan dari bawah bisa menggelundung bisa mendatar, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
bisa pula melambung. Dalam pembelajaran ini lemparan dari bawah
dilakukan melambung karena banyak siswa yang belum mampu
menguasai dengan baik gerakan tersebut. Untuk menghasilkan bola
yang melambung maka bola harus dilepaskan di depan pinggang.
Gambar 2.19. Gerakan melempar dari bawah ( Subarjah, 2007: 2.16)
Perlu diperhatikan adalah dengan semakin melambung, bola yang
dilemparkan maka akan semakin lambat bola mencapai sasaran.
Untuk itu perlu diperhatikan jarak lemparan sehingga dapat ditangkap
dengan mudah oleh teman yang menangkap bola atau dapat di pukul
lawan saat melakukan permainan.
2) Melempar Dari Samping
Cara melempar dari samping pada prinsipnya hampir sama dengan
lemparan bawah, yang membedakan adalah cara mengayunkan bola ke
belakang dan ayunan ke depan tidak melalui bawah di samping
pinggang tetapi lengan mengayun dengan membengkokkan siku ke
bagian luar sehingga bola dilemparkan secara mendatar. Demikian
halnya setelah melemparkan bola mendatar, biarkan kaki kanan
melangkah ke depan sebagai gerak lanjutan. Berikut ini disajikan
ilustrasi gerakan melempar dari samping sebagai berikut:
Gambar 2.20. Gerakan melempar dari samping (Subarjah, 2007: 2.17)
3) Melempar bola dari atas
Untuk melempar bola dari atas, sikap badan dan kaki hampir sama
dengan lemparan dari samping, yang membedakan adalah pada saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
bola diayunkan ke belakang, bola diayun melewati atas kepala, dan
bola dilemparkan melalui atas di samping kepala. Berikut ini disajikan
ilustrasi gerakan melempar dari atas sebagai berikut:
Gambar 2.21. Gerakan melempar bola dari atas (Subarjah, 2007: 2.17)
Sedangkan menurut Menurut Waryati dkk (1993: 113)
keterampilan melempar bola berdasar atas tinggi rendahnya lambungan
bola, lemparan dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Lemparan bola melambung tinggi
Pada gerakan pertama, sikap badan sangat condong ke belakang,
sehingga letak tangan kanan yang memegang bola sangat rendah
hingga dekat dengan tanah. Pada gerakan melepaskan bola titik lepas
bola dari tangan berada di atas kepala. Berikut gambar lemparan bola
melambung tinggi sebagai berikut:
Gambar 2.22. Gerakan lemparan bola melambung tinggi ( Waryati dkk, 1993: 22)
2) Lemparan bola mendatar
Pada gerakan pertama, sikap badan tidak condong ke belakang.
Gerakan lengan agak mendatar, sehingga titik lepas bola dari tangan di
samping badan (tidak melebihi kepala). Berikut gambar lemparan bola
melambung tinggi sebagai berikut:
Gambar 2.23. Gerakan melempar bola mendatar ( Waryati, 1993: 23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Selain dua gerakan tersebut juga di jelaskan tekhnik
melambungkan bola, gerakan melambungkan bola sebagai berikut:
Pelambung berdiri di dalam petak pelambung. Kedua kaki kangkang ke
depan dan kaki kiri di sebelah depan. Badan menghadap pemukul dan
pandangan kearah pemukul ke tempat permainan bola yang ditunjuk oleh
pemukul. Berikut disajikan gambar lemparan bola melambung sebagai
berikut:
Gambar 2.24. Gerakan melempar bola melambung ( Waryati dkk, 1993: 18)
Menurut dua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa gerakan
melempar dalam permainan kasti di bedakan menjadi tiga, yaitu lemparan
bola mendatar/ dari samping badan, lemparan melambung jauh/ lemparan
atas, dan lemparan dari bawah/ melambungkan bola.
3. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Menurut Thobroni
dan Mustofa (2011) pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang
berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang
disadari dan cenderung bersifat tetap (hlm. 21). Sedangkan Dimyati dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Mudjiono mendefinisikan bahwa” pembelajaran adalah interaksi antara
guru dan siswa dalam dunia pendidikan dan sesuai kurikulum yang ada”
(2004: 4). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dan
pendidik yang dilakukan secara sadar di lakukan berulang-ulang dan
menyebabkan perubahan perilaku yang bersifat tetap.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Belajar merupakan
proses yang bersifat internal yang tidak dapat dilihat secara
nyata.Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa
untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam
proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) bahwa sejumlah prinsip
yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran
diantaranya:
1) Perhatian dan motivasi 2) Keaktifan 3) Keterlibatan langsung/berpengalaman 4) Pengulangan 5) Tantangan 6) Balikan dan penguatan 7) Perbedaan individual (hlm. 42)
Menurut Supriono (2009) prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga
hal. Pertama adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang
memiliki cirri sebagai berikut:
1) Sebagai hasl tindakan rasional instrumental, yaiu perubahan yang disadari
2) Kontinu atau berkesinambungan denga perilaku lainnya 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai sebagai bekal hidup 4) Positif atau berakumulasi 5) Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan 6) Permanen atau tetap 7) Bertujuan dan terarah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan (Thobroni dan Mustofa 2011: 21)
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena dorongan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik
dan yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan
fungsional dari berbagai komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan
bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi
antara peserta didik dan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip pembelajaran sangat penting untuk diperhatikan oleh
seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika
pembelajaran didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka
hasil belajar yang diperoleh optimal. Siswa akan benar-benar paham dan
mengerti materi yang di ajarkan oleh guru jika guru melaksanakan
pembelajaran dengan prinsip yang benar dan baik. Dengan demikian
penyampaian materi dari guru lebih mudah diterima oleh siswa.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya
perubahan atau pembaruan dalam tingkah laku dan kecakapan. Menurut
Purwanto berhasil tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi berbagai
macam faktor yang di bedakan menjadi dua golongan Thobroni dan
Mustofa (2011: 31). Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang
disebut faktor individual, faktor individual sebagai berikut:
1) Faktor kematangan atau pertumbuhan. 2) Faktor kecerdasan atau inteligensi. 3) Faktor latihan dan ulangan. 4) Faktor motivasi. 5) Faktor pribadi
Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial.
Termasuk ke dalam faktor di luar individual atau faktor sosial antara lain
sebagai berikut:
1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Faktor guru dan cara mengajarnya. 3) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. 4) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. 5) Faktor motivasi sosial.
d. Hasil Belajar
Menurut Suprijo (2009) berpendapat hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,sikap-sikap,apresiasi, dan
keterampilan (Thobroni & Mustofa,2001: 22).
Merujuk pemikiran Gagne hasil belajar berupa hal-hal berikut:
1) Informasi verbal, kapabilitas mengungkaokan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon spesifik terhadap rancangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memperlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
2) Kemampun intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorikan, kemampuan analitik-sistensi fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitif. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahan masalah.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkain gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalilasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Thobroni &Mustofa,2001: 23).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemampuan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para
pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara
fragmentasi atau terpisah, tetapi secara komprehensif, terdapat tiga aspek
hasil belajar yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1) Aspek kognitif, yaitu berhubungan dengan pemahaman
pengetahuan yang baru (kemampuan berpikir).
2) Aspek afektif, yaitu berhubungan dengan perubahan sikap yang
terjadi sebagai hasil belajar.
3) Aspek psikomotor, yaitu berhubungan dengan kemampuan gerak
seseorang setelah mengalami proses belajar.
4. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu sering disebut juga
alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu
dalam proses pengajaran pendidikan. Alat bantu pembelajaran ini
dimaksudkan untuk mengarahkan indera sebanyak mungkin suatu objek
sehingga mempermudah persepsi. Dalam menggunakan alat bantu
pembelajaran juga harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengguanaan alat bantu tersebut agar tepat guna dalam memberikan materi
dalam pelajaran.
Alat bantu pembelajaran membantu guru dalam pembelajaran
karena mempermudah dalam menyampaikan materi dan bagi siswa sendiri
alat bantu pembelajaran juga memberikan kemudahan dalam menerima
materi pelajaran dari guru sehingga siswa dapat menguasai materi yang
disampaikan oleh guru. Menurut Soekidjo (2003) manfaat alat bantu
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak 3) Membantu mengatasi hambatan bahasa 4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
pembelajaran 5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain 7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik pelaku pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan (Kristiyanto 2010:129).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat bantu
digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami
metari pembelajaran agar lebih efekif dan efisien. Sehingga materi
pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta manarik
minat siswa untuk mengikuti pembelajaran, dengan kata lain alat bantu
yang digunakan guru dengan disain yang disesuaikan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Kriteria Pemilihan Alat Bantu yang Baik
Alat bantu yang baik harus mempunyai tujuan yang sesuai dengan
kebutuhan siswa, selain mempunyai tujuan untuk siswa itu sendiri juga
harus mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan,
pengertian, pendapat, dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi,
menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu
harus efisien dalam penggunaannya, dalam waktu yang singkat dapat
mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Alat
bantu juga harus memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi
pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar serta siswa mudah
dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. Seperti yang
dikemukakan oleh Hamalik (1989) bahwa dalam memilih alat bantu
pembelajaran perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Faktor manusiawi, yang bersumber dan berkenaan dengan faktor siswa (pelajar) dan faktor guru (pengajar).
2) Faktor komunikasi yang efektif, yang bertalian dengan faktor siswa, faktor isi pelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai.
3) Faktor biaya yang reasonabel, yang bertalian dengan faktor tujuan yang hendak dicapai, faktor pasaran, dan faktor keadaan.
4) Faktor hambatan-hambatan praktis, yang bertalian dengan faktor keadaan, faktor waktu dan faktor fasilitas (hlm. 127).
Menurut Musfiqon (2012) dalam memilih alat bantu pembelajaran
harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
1) Kesesuaian dengan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2) Ketepatgunaan 3) Keadaan peserta didik 4) Ketersediaan 5) Biaya kecil 6) Keterampilan guru 7) Mutu teknis (hlm. 118-121)
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pemilihan alat bantu pembelajaran seorang guru harus memperhatikan
tujuan yang akan di capai serta disesuaikan dengan keadaan peserta didik.
Selain itu juga harus memperhatikan faktor biaya, ketersediaan dan tepat
guna dengan biaya yang sedikit alat bantu yang akan digunakan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Fungsi Alat Bantu Pembelajaran
Alat Bantu pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam
pembelajaran. Bahkan tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran di
sekolah. Hal ini telah dikaji dan diteliti bahwa pembelajaran yang
menggunakan alat bantu hasilnya lebih optimal.
Pemakaian alat bantu pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan alat bantu pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Menurut Musfiqon (2012) secara lebih rinci dan utuh alat bantu
pembelajaran berfungsi untuk:
1) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. 2) Meningkatkan gairah belajar siswa. 3) Meningkatkan minat dan motivasi belajar. 4) Menjadikan siswa berinteraksi langsung dengan kenyataan. 5) Mengatasi modalitas belajar siswa yang beragam. 6) Megefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran (hlm. 35). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan tujuan akhirnya
adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran
ini dibangun melalui komunikasi yang efektif, sedangkan komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
efektif terjadi jika menggunakan alat bantu sebagai perantara antara
interaksi guru dan siswa.
d. Alat Bantu Pembelajaran Melempar Bola Kasti
Pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa mampu dan bisa
memahami materi yang disampaikan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Siswa diharapkan juga bisa menerapkan nilai-nilai yang ada
saat proses pembelajaran seperti sportif, jujur, disiplin, kerjasama,
tanggung jawab dalam kehidupannya. Dalam proses pembelajaran tidak
lepas dari peralatan yang digunakan serta cara guru menyampaikannya
melalui metode atau model-model pembelajaran. Di sekolah dasar negeri 1
Wonogiri alat yang digunakan untuk pembelajaran lempar dalam
permainan kasti sangat kurang, banyak siswa yang bosan dan tidak
semangat karena pembelajaran yang monoton.
Alat bantu yang digunakan untuk membuat siswa tertarik dan tidak
bosan yaitu dengan bola tenis, bola ini lebih ringan jadi siswa tidak
kesulitan untuk melakukan lemparan, selain itu bola tenis juga akan dibuat
menjadi bola berekor dengan ekor bola yang ada dalam bola tenis di
harapkan siswa tertarik, dengan pembelajaran melempar ke arah sasaran
yang di kompetisikan selain itu juga di variasikan dengan lemparan ke
sesama teman dengan model yang berbeda agar siswa tidak cepat bosan,
untuk pemanasan setiap pembelajaran berupa permainan.
e. Pembelajaran Melempar Bola Kasti
Pembelajaran melempar bola kasti akan dikemas dengan alat bantu
pembelajaran yaitu dengan menggunakan sasaran dan juga lemparan ke
sesama teman dengan model yang bervariasi. Kegiatan pemanasan
sebelum masuk ke materi inti dengan bentuk permainan karena dunia anak
lebih dekat dengan situasi permainan, dalam pembelajaran disajikan
banyak variasi-variasi supaya agar siswa tidak mudah jenuh sebab siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
sering kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya Hidayatullah
(2008) berpendapat:
bermain memberikan kontribusi yang unik bagi perkembangan anak. Bermain dapat digunakan untuk membantu anak dalam mengembangkan keterampilan gerak. Bermain berisi berbagai keterampilan gerak, mulai dari keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan gerak yang kompleks (halm. 7). Pembelajaran melempar bola kasti bisa di berikan dengan
melempar ke arah sasaran yang di tempel dengan tinggi yang bervariasi
sesuai fungsi lemparan. Misalkan lemparan atas sasaran dibuat tinggi
karena lemparan di gunakan untuk melakukan lemparan jauh atau
mengumpan. Berikut gambar pembelajaran melempar ke arah sasaran
sebagai berikut:
Gambar 2.25. Pembelajaran lemparan ke arah sasaran (Djumidar & Widya, 2004: 63)
Selain melempar ke arah sasaran pembelajaran melempar juga
dapat dilakukan dengan melakukannya ke sesama teman dengan
dikompetisikan agar siswa tidak cepat bosan dan tertarik mengikuti
pembelajaran. Berikut gambar pembelajaran melempar ke sesama teman
sebagai berikut:
Gambar 2.26. Pembelajaran lemparan ke sesama teman (Djumidar & Widya, 2004: 63)
Model pembelajaran di atas di harapkan dapat membuat siswa
tertarik dan semangat mengikuti pembelajaran melempar bola kasti dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dapat meningkatkan hasil belajar siswa agar dalam bermain kasti siswa
dapat bermain dengan baik.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran penjas seorang guru harus mampu dan bisa menuangkan ide kreatif
yang dapat membuat siswa tertarik, senang dan semangat untuk mengikuti
pembelajaran, seorang guru bisa menggunakan pendekatan, metode, atau
menerapkan alat bantu pembelajaran sesuai dengan keadaan yang terjadi. Dalam
permasalahan di atas penggunaan penerapan alat bantu pembelajaran merupakan
suatu cara yang bisa diterapkan seorang guru untuk memberikan materi pelajaran
dengan lebih efektif agar materi pelajaran dapat diterima atau dikuasai dengan
baik oleh siswa.
Pembelajaran melempar bola kasti dengan alat bantu pembelajaran
merupakan penggunaan alat belajar, dimana alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran di buat sedemikian rupa agar siswa tertarik senang dan tidak cepat
bosan dalam melaksanakan materi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang
dilakukan guru nantinya dengan penerapan alat bantu pembelajaran, karena
seperti yang di kemukakan para ahli diatas bahwa alat bantu pembelajaran dapat
menambah minat, merangsang siswa, serta memotivasi siswa untuk serius dan
semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Maksud dan tujuan pembelajaran melempar bola kasti dengan penggunaan
alat bantu pembelajaran adalah untuk memenuhi hasrat gerak anak, dapat
menimbulkan rasa senang dan gembira, meningkatkan hasil belajar melempar
dalam permainan kasti dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Melalui
penggunaan alat bantu siswa lebih mudah menerima materi yang di berikan oleh
guru, dengan demikian kemampuan melempar pada permainan kasti bisa dikuasai
siswa dengan baik, baik lemparan dari bawah, samping, dan atas.
Berdasarkan pengertian dari alat bantu pembelajaran tersebut
menunjukkan bahwa, alat bantu pembelajaran merupakan cara yang tepat yang
digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pengaruh pada perkembangan anak. Dengan demikian diduga penggunaan alat
bantu memiliki pengaruh terhadap peningkatkan hasil belajar melempar bola
kasti. Adapun alur kerangka berpikir dalam penelitian ini secara sistematis adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.27. Alur Kerangka Berpikir
Kondisi awal
Siswa: - Siswa kurang
tertarik & cepat bosan dengan model pembelajaran melempar bola kasti.
- Hasil belajar melempar bola kasti rendah.
Tindakan
Meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti melalui penggunaan alat bantu pembelajaran.
Siklus I: Guru & peneliti menyusun model pembelajaran melalui penggunaan alat bantu dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti.
Siklus II: Perbaikan tindakan dari siklus I sehingga melalui penggunaan alat bantu dapat berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran melempar bola kasti.
Kondisi akhir Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran hasil belajar melempar bola kasti meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar
Negeri 1 Wonogiri. Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri terletak di tengah pusat
kota berdekatan dengan kantor Bupati Wonogiri. Berada di jalur utama dekat
bundaran kota. Lokasi ini menjadikan Sekolah Dasar Negeri Negeri 1
Wonogiri sangat setrategis. Sekolah Dasar Negeri Negeri 1 Wonogiri adalah
Sekolah Dasar pertama yang sudah RSDBI. Walaupun demikian Sarana dan
prasarana yang dimiliki untuk pembelajaran penjasorkes masih kurang,
peralatan yang ada banyak yang rusak dan alat bantu pembelajaran masih
sedikit. Halaman sekolah berbentuk U dengan halaman utama seluas 20x30
meter digunakan sebagai tempat untuk pembelajaran olahraga. Halaman
tersebut digunakan untuk kelas paralel, satu halaman biasanya digunakan
untuk dua kelas atau tiga kelas dalam pembelajaran olahraga praktek.
Halaman yang cukup luas sangat membantu sekali dalam melaksanakan
pendidikan olahraga guru tidak perlu ke lapangan selain karena jarak yang
cukup jauh, selain itu juga faktor keselamatan juga di perhatikan karena jika
ke lapangan melewati jalur ramai kendaraan, meskipun demikian guru
memanfaatkan halaman dengan cukup baik.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan selama dua bulan,
yaitu bulan April sampai dengan Mei 2012. Penelitian ini dilaksanakan pada
dua siklus. Setiap tatap muka merupakan bagian dari siklus yang dapat
digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan gerak dan aktifitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran melempar bola kasti. Waktu pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
tindakan dari awal siklus, siklus I, kemudian siklus II tersebut dapat dilihat
pada jadwal yang berupa Gantt Chart sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan Penelitian Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt 1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala
sekolah dan guru Penjas
b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan
c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan instrument penelitian (lembar observasi)
e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I
- perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2
siklus)
b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan Revisi d. Penggandaan dan pengumpulan
laporan
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri 1
Wonogiri tahun pelajaran 2011 / 2012, yang berjumlah 34 siswa. Dengan rincian
siswa putra: 18 anak dan siswa putri: 16 anak. Mayoritas dari siswa ini adalah
anak dari keluarga yang mampu. Kehidupan di kota dengan latar belakang
keluarga yang sibuk menjadikan mereka anak-anak yang manja dan susah diatur.
Setiap melakukan pembelajaran penjasorkes siswa selalu minta sepak bola baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
siswa putra atau siswa putri, sehingga materi yang ada pada silabus tidak
tersampaikan dengan baik.
C. Data dan Sumber Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data berupa hasil belajar
melempar bola kasti yaitu lemparan bawah, lemparan samping, lemparan atas.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang gerak melampar bola kasti melalui
penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar
Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011 / 2012.
2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan alat bantu dalam
pembelajaran melempar bola kasti Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun
pelajaran 2011 / 2012.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah dengan pengamatan gerak secara langsung dalam pembelajaran penjas,
yaitu dengan observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data
tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dengan
penggunaan alat bantu pembelajaran melempar bola kasti. Sedangkan alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
A.
1 Siswa Hasil belajar
melempar :
1. Lemparan bawah
2. Lemparan samping
3. Lemparan atas
Pengamatan
selama proses
pembelajaran
berlangsung
Lembar penilaian
gerak lemparan
bawah, samping,
dan atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
E. Uji Validitas Data
Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Validitas berasal dari kata
validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur yang valid tidak
sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus
memberikan gambaran mengenai perbedaan diantara subjek satu dengan yang
lain.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan triangulasi data. Triangulasi
data merupakan teknik pengujian validitas data dengan mengumpulkan lebih dari
satu tipe data guna menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini yaitu
data melempar bola kasti, data afektif, psikomotor siswa diambil melalui
pengamatan oleh guru penjas dan peneliti saat proses pembelajaran berlangsung,
data kognitif siswa diambil menggunakan bentuk mengerjakan soal di dalam
kelas. Untuk hasil belajar melempar adalah gabungan dari ketiga aspek tersebut,
data yang diperoleh diperkuat dengan lembar observasi yang dilakukan oleh
peneliti.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan aktivitas pengorganisasian data. Analisis data
yaitu proses mengatur urutan data, mengelompokkan ke dalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar untuk menerjemahkan data tersebut. Sesudah
pengumpulan data maka yang dilakukan adalah analisis data. Kegiatan
pengumpulan yang benar merupakan jantungnya penelitian, sedangkan analisis
data akan memberi kehidupan dalam kegiatan penelitian.
Analisis dilakukan sebagai usaha peneliti untuk memilih, memilah,
membuang, menggolongkan, serta menyusun kedalam kategorisasi,
mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok tentang tema apa yang
dapat ditemukan pada data dan seberapa jauh data dapat mendukung
tema/arah/tujuan penelitian. Dalam penelitian ini ada dua data yang dianalisis
menggunakan statistik diskriptif yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1. Mencari rata-rata nilai dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi keberhasilan yang telah
ditentukan.
2. Hasil belajar keterampilan gerak dengan menjumlahkan nilai dari tiga ranah.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi ketuntasan berdasarkan KKM.
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis dengan menggunakan persentase untuk melihat peningkatan
kemampuan gerak dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar melempar
dianalisis dengan menjumlahkan nilai dari nilai kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kemudian dikategorikan dalam batas tuntas dan tidak tuntas berdasarkan KKM
dan diwujudkan dalam bentuk persentase ketuntasan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang diguunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan
kemampuan atau memperbaiki mutu pembelajaran itu sendiri. Indikator kinerja
penelitian ini mengukur persentase tingkat pencapaian keberhasilan siswa. Untuk
indikator pencapaian dilakukan dengan observasi untuk melihat peningkatan hasil
belajar melempar bola kasti dari setiap siklus pada siswa kelas IV C Sekolah
Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Persentase indikator kinierja
pencapaian keberhasilan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3. Persentase Target Capaian
Aspek Persentase Target Capaian Cara Mengukur Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Kognitif 44, 12% 55% 75% Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung tiap tatap muka yang meliputi psikomotor, afektif dan kognitif.
Afektif 47, 06% 55% 75%
Psikomotor 41, 18% 55% 75%
Hasil Belajar 32, 35%
55%
75%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
H. Prosedur Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil
belajar melempar bola kasti ( lemparan dari bawah, samping, atas) kelas IV C
Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011 / 2012. Setiap tindakan
upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus.
Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2)
pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi
untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus:
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan
dibuat berbagai input instrumental yang akan dikenakan untuk memberikan
perlakuan dalam PTK, yaitu:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dengan kompetensi dasar mempraktekkan gerak melempar bola kasti (
lemparan dari bawah, samping, atas) dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran yang didalamnya mengandung nilai disiplin, kejujuran,
semangat, dan percaya diri serta sportivitas.
2. Perangkat pembelajaran yang berupa: lembar pengamatan siswa berupa
lembar penilaian dan lembaran evaluasi.
3. Dalam persiapan juga diurutkan siswa sesuai absen.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari :
1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran melempar
bola kasti.
2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu
penilaian lemparan bola kasti.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran tahap pelaksanaan.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
2) Melakukan pemanasan.
3) Melakukan gerkan melempar bola kasti.
a) Lemparan bawah atau lambungan melalui penggunaan alat bantu
pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.
b) Lemparan samping melalui penggunaan alat bantu pembelajaran
yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.
c) Lemparan atas melalui penggunaan alat bantu pembelajaran yang
telah disiapkan oleh guru dan peneliti.
4) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap terhadap aspek kognitif, afektif,
psikomotor, dan hasil belajar melempar bola kasti.
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus
tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi
dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum penelitian diadakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
untuk mengetahui kondisi nyata yang ada pada kelas IV C SD Negeri I Wonogiri
tahun pelajaran 2011/2012. Observasi ini digunakan untuk mengetahui hasil
belajar melempar bola kasti. Hasil kegiatan observasi awal tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Siswa kelas IV C SD Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012, yang
mengikuti materi pelajaran penjas sejumlah 34 Siswa, yang terdiri atas 16
siswa putri dan 18 siswa putra. Diamati dari proses pembelajaran gerakan
melempar bola kasti, dapat dikatakan proses pembelajaran kurang berhasil
karena perhatian siswa terhadap materi guru kurang diperhatikan.
Pembelajaran yang monoton membuat siswa bosan dan tidak bersemangat
mengikuti proses belajar mengajar.
2. Latar bekalang siswa yang berasal dari kalangan atas membuat siswa manja
dan semaunya sendiri dan sulit diatur dalam melakukan kegiatan pembelajaran
yang diberikan guru.
3. Peralatan yang kurang lengkap membuat pembelajaran tidak maksimal,
banyak alat yang rusak dan tidak layak untuk digunakan dalam pembelajaran,
sehingga pembelajaran tidak maksimal.
4. Guru kurang bisa mengkondisikan siswa karena kelas paralel dengan jumlah
murid yang banyak sehingga siswa sulit diatur. Keadaan seperti ini berdampak
pada rendahnya hasil belajar melempar bola kasti sehingga siswa mengalampi
kesulitan saat melakukan permainan.
Hasil belajar melempar bola kasti meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif
yang di nilai melalui tes tulis, ranah afektif di peroleh melalui pengamatan sikap
siswa saat pembelajaran berlangsung, dan ranah psikomotor yang yang dinilai
dari unjuk kerja melakukan gerak melempar bola kasti. Dalam penilaian penjas
ketiga ranah tersebut mempunyai nilai yang berbeda, untuk ranah kognitif nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
maksimal 20, ranah afektif nilai maksimal 30, dan ranah psikomotor nilai
maksimal 50 sehingga keseluruhan nilai total 100.
Berikut adalah hasil observasi yang telah dilakukan di lapangan sebelum
diberi tindakan berupa penggunaan alat bantú pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran
2011/2012, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
1. Aspek kognitif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti sebelum melalui
penggunaan alat bantú pembelajaran.
Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di
ambil melalui observasi tes tulis berupa pertanyaan mengenai materi gerak
melempar bola kasti.
Kondisi awal siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 sebelum diberi tindakan penggunaan alat bantú
pembelajaran untuk aspek kognitif sebagai berikut:
Tabel 4.1. Aspek Kognitif Siswa Sebelum Tindakan
Aspek Kondisi Awal Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Kognitif 44, 12% 15 Tuntas
55, 88% 19 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam
pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 masih kurang baik, karena hanya 15 siswa
atau 44, 12% yang tuntas.
2. Aspek afektif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti sebelum melalui
penggunaan alat bantú pembelajaran.
Aktivitas siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di
ambil melalui observasi sikap pada saat pembelajaran berlangsung.
Kondisi awal siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 sebelum diberi tindakan penggunaan alat bantú
pembelajaran untuk aspek afektif sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4.2. Aspek Afektif Siswa Sebelum Tindakan
Aspek Kondisi Awal Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Afektif 47, 06% 16 Tuntas
52, 94% 18 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sikap siswa dalam
pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 masih kurang baik, karena hanya 16 siswa
atau 47, 06% yang tuntas.
3. Aspek psikomotor siswa pada pembelajaran melempar bola kasti sebelum
melalui penggunaan alat bantú pembelajaran.
Penguasaan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran melempar
bola kasti di ambil melalui observasi unjuk kerja gerak siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.
Kondisi awal siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 sebelum diberi tindakan penggunaan alat bantu
pembelajaran untuk aspek psikomotor sebagai berikut:
Tabel 4.3. Aspek Psikomotor Siswa Sebelum Tindakan
Aspek Kondisi Awal Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Psikomotor 41, 18% 14 Tuntas
58, 82% 20 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa unjuk kerja gerak siswa
pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 masih rendah, karena hanya 14 siswa atau
41, 18% yang tuntas.
4. Hasil belajar melempar bola kasti siswa sebelum melalui penggunaan alat
bantu pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Hasil belajar melempar bola kasti merupakan gabungan antara nilai
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kondisi awal siswa kelas IV C Sekolah
Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 sebelum diberi tindakan
penggunaan alat bantu pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 4.4. Hasil Belajar Melempar Siswa Sebelum Tindakan
Penilaian Kondisi Awal Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Hasil Belajar
Melempar
32, 35% 11 Tuntas
67, 65% 26 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan data di atas hasil belajar siswa dalam melakukan rangkaian
gerakan melempar ada 11 siswa atau 32,35 % yang tuntas dan 26 siswa atau 67,
65% siswa belum tuntas, data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam melakukan gerakan melempar bola kasti masih rendah. Berikut untuk
memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak siswa dalam proses
pembelajaran lemparaan bawah, lemparan samping, lemparan atas maka akan
dilakukan tindakan berupa penggunaan alat bantu pembelajaran yang dilakukan
dalam proses belajar mengajar pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
Hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan
dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus yang
diterapkan masing-masing melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Untuk mengetahui adanya perubahan
dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan
dengan cara melakukan observasi proses belajar mengajar pada setiap pertemuan
dalam siklus. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan serta refleksi. Serangkaian penelitian yang dilakukan
terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai ada perubahan pada indikator
partisipasi siswa kearah yang lebih baik. Pembahasan masing-masing siklus dapat
dilihat seperti di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I Pertemuan I
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan, sebagai berikut:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam
pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu penggunaan alat bantu
pembelajaran dalam pembelajaran gerakan melempar bola kasti.
3) Menyiapkan alat yang digunakan untuk pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Guru menyiapkan dan memimpin doa.
b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu lemparan
bawah, samping, atas.
c) Melakukan pemanasan, pemanasan yang diberikan berupa permainan
menembak rusa yang cara memainkan dan peraturannya sudah
tercantum dalam RPP.
2) Inti Pelajaran
Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu :
a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah
Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua regu melakukan
lemparan kearah sasaran sebanyak 3 kali lemparan menggunakan
bola tenis yang lebiah ringan sasaran berupa kardus yang tingginya
di buat sesuai fungsi lemparan bawah atau lemparan lambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
bola bola kasti, gerakan lemparan bawah sesuai dengan yang di
jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan.
b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping
Pemelajaran lemparan samping siswa dibagi menjadi dua regu
melakukan gerakan lemparan samping kearah sasaran sebanyak 3
kali lemparan dengan menggunakan bola tenis dengan sasaran
lingkaran yang di tempel ditembok dengan jarak dan tinggi di
sesuaikan dengan fungsi lemparan samping yaitu untuk mematikan
lawan atau melakukan operan kepada teman jadi jaraknya tidak
terlalu jauh dan tingginya tidak melebihi tinggi siswa, cara
melakukan gerakan lemparan samping sesuai dengan yang di
jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan.
c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas
Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi dua regu
melakukan gerakan lemparan atas kearah sasaran sebanyak 3 kali
lemparan dengan menggunakan bola tenis dengan sasaran
lingkaran yang di tempel ditembok dengan jarak dan tinggi di
sesuaikan dengan fungsi lemparan atas yaitu untuk melakukan
operan jauh kepada teman jadi jaraknya di buat lebiah jauh dari
lemparan samping dan lemparan bawah dan sasaran di taruh
tinggi. Cara melakukan gerakan lemparan atas sesuai dengan yang
di jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan.
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran
yang telah dipelajari kepada siswa.
c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Observasi Tindakan
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur
gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa :
1) Lemparan Bawah
Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan
bawah dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola tenis
dan pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan ada
siswa yang bersemangat melakukan gerakan melempar kearah sasaran
yang di siapkan guru.
2) Lemparan Samping
Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan
samping dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola tenis
dan pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan ada
siswa yang bersemangat melakukan gerakan melempar kearah sasaran
yang di siapkan guru berupa lingkaran yang ditempel di dinding. Masih
ada beberapa anak yang gerakanya belum benar saat melempar.
3) Lemparan Atas
Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan atas
dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola tenis dan
pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan ada siswa
yang bersemangat melakukan gerakan melempar kearah sasaran yang
di siapkan guru berupa lingkaran yang ditempel di dinding. Sebagian
anak sudah benar tapi masih ada beberapa anak yang belum benar
melakukan rangkaian gerak melempar kearah sasaran.
d. Refleksi Tindakan
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan
pertama adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Penggunaan alat bantu yaitu dengan bola tenis siswa sangat senang karena
bola lebih ringan dan baru bagi siswa dalam pembelajaran melempar bola
kasti, selain dengan penggunaan alat bantu pembelajaran juga di rancang
menarik dengan dikompetisikan. Alat bantu pembelajaran bola tenis
dilihat dari beratnya dari bola kasti lebih ringan sehingga siswa
melakukan lemparan lebih senang.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Kendala yang dihadapi yaitu lapangan yang kurang luas, konsentrasi
siswa yang terpecah karena gangguan dari kelas lain, kadang ada siswa
yang malah memperhatikan kelas lain dengan materi pelajaran yang
berbeda, siswa yang sulit di atur semaunya sendiri melakukan gerakan
ada yang serius ada yang melakukan dengan tidak serius. Masih
banyak siswa yang kurang paham melakukan gerakan lemparan dengan
gerakan dengan benar.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran
pada pertemuan pertama maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada
pertemuan berikutnya, antara lain :
a) Guru memanfaatkan semaksimal mungkin lapangan yang ada karena
jarak lapangan cukup jauh dengan pertimbangan waktu pembelajaran
tetap dilakukan di halaman sekolah.
b) Guru memberi arahan kembali kepada siswa saat pembelajaran
berlangsung siswa harus memperhatikan tidak boleh memperhatikan
kelas lain.
c) Dalam penyampain materi guru menjelaskan dengan jelas kepada
siswa bagaimana cara melakukan lemparan yang benar.
d) Guru menambah intensitas lemparan ke arah sasaran dan merubah
permainan di pemanasan agar siswa tidak cepat bosan.
e) Guru memberikan perhatian khusus pada siswa yang kemampuan
gerak melemparnya masih rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Siklus I Prtemuan II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka
perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut:
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Penggunaan
alat bantu pembelajaran pada pertemuan pertama sudah ada
peningkatan namun untuk indikator capaian dalam siklus I belum
tercapai maka pengemasan pembelajaran pada pertemuan ini dibuat
lebih menarik lagi.
2) Menyiapkan alat bantu yang digunakan untuk proses pembelajaran.
3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Guru menyiapkan dan memimpin doa.
b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu lemparan
bawah, samping, atas.
c) Melakukan pemanasan, pemanasan yang diberikan berupa permainan
memasukkan bola kearah sasaran yang cara memainkan dan
peraturannya sudah tercantum dalam RPP.
2) Inti Pelajaran
Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu:
a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah
Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua regu melakukan
lemparan kearah sasaran sebanyak 4 kali lemparan menggunakan
bola tenis yang lebiah ringan sasaran berupa kardus yang tingginya
di buat sesuai fungsi lemparan bawah atau lemparan lambungan
bola bola kasti, cara melakukan gerakan lemparan bawah sesuai
dengan yang di jelaskan dalam RPP sebelum siswa melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
gerakan guru memberi contoh gerakan terlebih dahulu kepada
siswa agar siswa lebih paham dan mengerti melakukan gerakan
lemparan bawah yang benar pembelajaran dilakukan dengan di
kompetisikan.
b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping
Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua regu melakukan
lemparan kearah sasaran sebanyak 4 kali lemparan menggunakan
bola berekor yang lebih ringan sasaran berupa lingkaran yang
ditempel di dinding di buat sesuai fungsi lemparan samping yang
fungsinya untuk mematikan lawan atau untuk melakukan operan
kepada teman bola kasti, cara melakukan gerakan lemparan
samping sesuai dengan yang di jelaskan dalam RPP dengan
pembelajaran yang di kompetisikan. Guru memberikan contoh
kepada siswa bagaimana melakukan gerakan lemparan samping
yang benar selain menjelaskan secara lisan agar siswa lebih
mengerti dan paham.
c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas
Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi dua regu
melakukan gerakan lemparan atas kearah sasaran sebanyak 4 kali
lemparan dengan menggunakan bola tenis dengan sasaran
lingkaran yang di tempel ditembok dengan jarak dan tinggi di
sesuaikan dengan fungsi lemparan atas yaitu untuk melakukan
operan jauh kepada teman jadi jaraknya di buat lebiah jauh dari
lemparan samping dan lemparan bawah dan sasaran di taruh
tinggi. Cara melakukan gerakan lemparan atas sesuai dengan yang
di jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan.
Guru memberikan contoh kepada siswa bagaimana melakukan
gerakan lemparan atas yang benar selain menjelaskan secara lisan
agar siswa lebih mengerti dan paham.
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran
yang telah dipelajari kepada siswa.
c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
c. Observasi Tindakan
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur
gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa :
1) Lemparan Bawah
Pada pertemuan kedua siswa melakukan gerakan lemparan bawah
sesuai perintah guru, melakukan dengan dikompetisikan lemparan
bawah dilakukan dari bawah samping pinggang dengan bola tenis
setiap anak mendapat 4 kali kesempatan. Siswa senang dan antusias
mengikuti pembelajaran walau masih ada beberapa siswa yang
kurang baik melakukan lemparan tapi ada peningkatan dari
pertemuan pertama kesalahan siswa berkurang dan menuju ke arah
gerakan yang benar.
2) Lemparan Samping
Pembelajaran untuk lemparan samping cukup lancar siswa
melakukan dengan baik sesuai perintah guru. Melakukan lemparan
kearah sasaran dengan menggunakan bola berekor setiap anak
mendapat 4 kali kesempatan. Siswa senang dan antusias mengikuti
pembelajaran walau ada beberapa siswa kurang baik melakukan
lemparan samping kebanyakan siswa kurang membengkokkan siku
saat melempar dan tidak ada gerak lanjut tapi di banding pertemuan
sebelumnya sudah ada peningkatan gerak menuju kearah yang
benar.
3) Lemparan Atas
Pembelajaran lemparan atas berjalan cukup baik siswa antusias
mengikuti pembelajaran sesuai arahan guru, dalam lemparan atas
sama seperti pertemuan sebelumnya siswa melakukan lemparan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kearah sasaran dengan pembelajaran yang dikompetisikan setiap
anak mendapat 4 kali kesempatan. Tetapi masih ada siswa yang
kurang baik melakukan lemparan atas di banding lemparan bawah
atau samping lemparan atas hanya beberapa anak saja yang
peningkatannya sedikit, di banding pertemuan sebelumnya di
pertemuan kedua ini sudah ada peningkatan pada siswa.
d. Refleksi Tindakan
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan
kedua adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Penggunaan alat bantu yaitu dengan bola tenis dan bola berekor
siswa sangat senang karena bola lebih ringan dan baru bagi siswa
dalam pembelajaran melempar bola kasti, selain dengan
penggunaan alat bantu pembelajaran juga di rancang menarik
dengan dikompetisikan. Gerakan siswa juga sudah menunjukan
perubahan beberapa siswa sudah dapat melakukan gerakan dengan
cukup baik.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Kendala yang dihadapi yaitu kadang siswa terganggu oleh kelas
lain ada bola yang masuk kelapangan. Ada siswa yang malu
kurang percaya diri melakukan gerakan, ada siswa yang tidak
jujur meyampaikan hasil lemparan.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala dalam pembelajaran
pada pertemuan kedua maka perlu ada perbaikan pada pertemuan
berikutnya, antara lain :
a) Guru memberi arahan kepada siswa untuk percaya diri saat
melakukan gerakan melempar.
b) Guru memberikan penanaman sikap kepada siswa agar siswa
jujur dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Siklus I Pertemuan III
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan kedua, maka perencanaan
tindakannya adalah sebagai berikut:
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan kedua. Penggunaan
alat bantu pembelajaran pada pertemuan kedua sudah ada peningkatan
namun untuk indikator capaian dalam siklus I belum tercapai maka
pengemasan pembelajaran pada pertemuan ini dibuat lebih menarik
lagi.
2) Menyiapkan alat bantu yang digunakan untuk proses pembelajaran.
3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut:
1) Pemanasan.
a) Guru menyiapkan dan memimpin doa.
b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu lemparan
bawah, samping, atas.
c) Melakukan pemanasan, pemanasan yang diberikan berupa permainan
kucingan cara memainkan dan peraturannya sudah tercantum dalam
RPP.
2) Inti Pelajaran
Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu :
a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah
Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua kelompok melakukan
lemparan ke arah bilah yang diberi angka tiga kali kesempatan setiap
lemparan tepat sasaran mendapat poin sesuai yang ada dalam RPP bola
yang digunakan bola tenis, pembelajaran dikompetisikan agar ada
persaingan dan siswa bersemangat melakukan rangkaian gerakan.
Sebelum siswa melakukan gerakan guru memberi contoh gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
terlebih dahulu kepada siswa agar siswa lebih paham dan mengerti
melakukan gerakan lemparan bawah yang benar.
b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping
Pembelajaran lemparan samping siswa di bagi dua regu melakukan
lemparan kearah teman saling berhadapan menggunakan bola berekor
agar siswa tertarik dan tidak cepat bosan. Pembelajaran dilaksanakan
sesuai RPP Guru memberikan contoh kepada siswa bagaimana
melakukan gerakan lemparan samping yang benar selain menjelaskan
secara lisan agar siswa lebih mengerti dan paham.
c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas
Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi empat kelompok urut
absen siswa paling depan melakukan lemparan atas dengan jarak yang
sesuai dengan dengan RPP setelah melakukan lemparan siswa berlari
kearah teman yang menerima bola variasi pembelajaran dilakukan
agar siswa tidak bosan dengan melakukan lemparan bola kasti. Guru
memberikan contoh kepada siswa bagaimana melakukan gerakan
lemparan atas yang benar selain menjelaskan secara lisan agar siswa
lebih mengerti dan paham.
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari kepada siswa.
c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
c. Observasi Tindakan
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur
gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa :
1) Lemparan Bawah
Pada pertemuan ketiga siswa melakukan gerakan lemparan bawah
dengan baik siswa mencoba melemparkan bola ke arah bilah sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
nomor yang ada. Maksud dari pembelajaran ini agar siswa jika bisa
tepat melakukan lemparan maka di harapkan nanti dalam
melambungkan bola bisa tepat sesuai dengan yang diminta pemukul.
Bola yang digunakan masih bola tenis yang ringan untuk memudahkan
siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa siswa yang mampu
melakukan dengan baik sesuai dengan kemampuan masing-masing
siswa ada juga yang masih kurang, tetapi dalam pertemuan ini terjadi
peningkatan kemampuan gerak siswa dalam melakukan lemparan
bawah.
2) Lemparan Samping
Pembelajaran untuk lemparan samping cukup lancar siswa melakukan
dengan baik sesuai perintah guru. Melakukan lemparan kearah teman
dengan pembelajaran yang di kompetisikan sehingga siswa antusias
dan cukup semangat. Ada beberapa siswa yang sudah bisa
membengkokkan siku saat melempar. Lemparan samping cukup sulit
di banding lemparan bawah atau atas. Dilihat dari pengamatan yang
sudah dilakukan cukup ada perubahan kearah yang lebih baik banyak
siswa yang sudah melakukan dengan baik dan ada peningkatan gerak.
3) Lemparan Atas
Pembelajaran lemparan atas berjalan cukup baik siswa antusias
mengikuti pembelajaran sesuai arahan guru, dalam lemparan atas kali
ini guru membuat variasi pembelajaran sesuai dengan RPP siswa
antusias mengikuti pembelajaran dan senang dengan pembelajaran
yang diberikan guru. Untuk lemparan atas peningkatan gerak cukup
baik dengan bola berekor dan bola di lempar melambung jauh siswa
tidak bosan dan tertarik.
Hasil pengamatan tindakan selama siklus I dari aspek kognitif,
afektif, psikomotor, dan hasil belajar melempar siswa kelas IV C Sekolah
Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1) Aspek kognitif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah
mendapat tindakan I dengan penggunaan alat bantú pembelajaran.
Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti
di ambil melalui observasi tes tulis berupa pertanyaan mengenai materi
gerak melempar bola kasti.
Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan I melalui penggunaan alat
bantu pembelajaran untuk aspek kognitif sebagai berikut:
Tabel 4.5. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan I
Aspek Kondisi Siklus I Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Kognitif 70, 59% 24 Tuntas
29, 41% 10 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada
pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 24 siswa atau
70, 59% dan siswa yang belum tuntas 10 siswa atau 29, 41% dengan demikian
target capaian aspek kognitif untuk siklus I sudah tercapai.
2) Aspek afektif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah
mendapat tindakan I dengan penggunaan alat bantu pembelajaran.
Aktivitas siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di
ambil melalui observasi sikap siswa dalam pembelajaran gerakan
melempar bola kasti. Aspek yang dinilai terdiri dari sikap disiplin, percaya
diri, semangat, kerjasama, dan kejujuran.
Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan I melalui penggunaan alat
bantú pembelajaran untuk aspek afektif sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4.6. Aspek Afektif Siswa Setelah Tindakan I
Aspek Kondisi Siklus I Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Afektif 58, 82% 20 Tuntas
41, 18% 14 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada
pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 20 siswa atau
58, 82% dan siswa yang belum tuntas 14 siswa atau 41, 18% dengan demikian
target capaian aspek afektif untuk siklus I sudah tercapai.
3) Aspek psikomotor siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah
mendapat tindakan I dengan penggunaan alat bantu pembelajaran.
Penguasaan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran
melempar bola kasti di ambil melalui observasi unjuk kerja gerak siswa
pada saat pembelajaran berlangsung.
Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan I melalui penggunaan alat
bantu pembelajaran untuk aspek psikomotor sebagai berikut:
Tabel 4.7. Aspek Psikomotor Siswa Setelah Tindakan I
Aspek Kondisi Awal Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Psikomotor 73, 53% 25 Tuntas
26, 47% 9 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penguasaan gerak siswa
pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 25 siswa atau
73, 53% dan siswa yang belum tuntas 9 siswa atau 26, 47% dengan demikian
target capaian aspek psikomotor untuk siklus I sudah tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
4) Hasil belajar melempar melempar siswa bola kasti setelah tindakan I
melalui penggunaan alat bantu pembelajaran.
Hasil belajar melempar siswa bola kasti merupakan gabungan antara nilai
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar
Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah tindakan I diberi melalui
penggunaan alat bantú pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 4.8. Hasil Belajar Melempar Siswa Setelah Tindakan I
Penilaian Kondisi Siklus I Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Hasil Belajar
Melempar
55, 88% 19 Tuntas
44, 12% 15 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Gambar 4.1. Diagram Hasil Belajar Melempar Siklus I
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Hasil belajar melempar pada
pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 19 siswa atau
55, 88% dan siswa yang belum tuntas 15 siswa atau 44, 12% dengan demikian
target capaian Hasil Belajar melempar untuk siklus I sudah tercapai.
d. Refleksi Tindakan
Adapun dari tabel pencapaian hasil di atas, menujukkan bahwa
hasil belajar siswa dalam melakukan gerakan lemparan bola kasti
meningkat sesuai target capaian pada siklus I yang dicantumkan pada
proposal. Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan ketiga
ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
1) Keberhasilan guru/siswa:
Penggunaan alat bantu yaitu dengan bola tenis dan bola berekor siswa
sangat senang karena bola lebih ringan dan baru bagi siswa dalam
pembelajaran melempar bola kasti, selain dengan penggunaan alat bantú
pembelajaran juga di rancang menarik dengan dikompetisikan. Gerakan
siswa juga sudah menunjukan perubahan beberapa siswa sudah dapat
melakukan gerakan dengan cukup baik aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor juga mengalami peningkatan. Guru juga melakukan
perubahan variasi pembelajaran lemparan agar siswa tidak bosan.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Kendala yang dihadapi yaitu lapangan yang kurang luas lemparan atas
dilakukan dengan memaksimalkan lapangan yang ada, siswa terlalu
over dalam pembelajaran, siswa mulai malas mengerjakan soal
kognitif.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran
pada pertemuan kedua maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada
pertemuan berikutnya, antara lain :
a) Guru memberi semangat arahan kepada siswa untuk melakukan
segala kegiatan dengan sungguh-sungguh baik dalam pembelajaran
atau saat mengerjakan soal kognitif.
b) Guru memberi masukan kepada siswa agar tidak terlalu over dalam
proses pembelajaran dengn cara melakukan pendekatan kepada
siswa yang sulit diatur.
1. Siklus II Pertemuan I
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan, sebagai berikut:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam
pembelajaran penjasorkes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu penggunaan alat bantu
pembelajaran dalam pembelajaran gerakan melempar bola kasti.
3) Menyiapkan alat yang digunakan untuk pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Guru menyiapkan dan memimpin doa.
b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu
lemparan bawah, samping, atas.
c) Melakukan pemanasan, pemanasan yang diberikan berupa
kucingan yang cara memainkan dan peraturannya sudah tercantum
dalam RPP.
2) Inti Pelajaran
Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu :
a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah
Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua regu membentuk
lingkaran besar dilpilih satu anak atau dua anak di tengah
melakukan lemparan bawah kearah teman dilakukan bergantian,
lemparan dengan menggunakan bola tenis. Siswa yang lain saling
mengamati gerakan melempar yang dilakukan usahankan bola tepat
ke arah teman.
b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping
Pemelajaran lemparan samping siswa dibagi menjadi dua regu
melakukan gerakan lemparan samping ke sesama teman
menggunakan bola tenis cara melakukan gerakan sesaui dengan
RPP siswa terakhir melempar ke arah selang melingkar yang di
gantung tiap gerakan masuk dapat poin satu, dua regu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
dikompetisikan paling banyak mengumpulkan poin dialah regu
yang menang.
c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas
Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi dua regu
melakukan gerakan lemparan atas kearah sasaran yaitu selang yang
di buat melingkar dan di gantung di tiang, melempar dengan
menggunakan bola tenis dengan jarak dan tinggi di sesuaikan
dengan fungsi lemparan atas yaitu untuk melakukan operan jauh
kepada teman jadi jaraknya di buat lebiah jauh dari lemparan
samping dan lemparan bawah dan sasaran di taruh tinggi. Cara
melakukan gerakan lemparan atas sesuai dengan yang di jelaskan
dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan.
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran
yang telah dipelajari kepada siswa.
c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
c. Observasi Tindakan
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur
gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa :
1) Lemparan Bawah
Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan
bawah dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola tenis
dan pembelajaran yang disusun guru cukup menarik siswa saling
mengoreksi kesalahan teman lain sehingga pengetahuan siswa lebih
baik dari prtemuan sebelumnya.
2) Lemparan Samping
Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan
samping dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola tenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dan pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan tidak
bosan dengan pembelajaran yang diberikan, dengan lemparan ke
sesama teman di maksudkan untuk menggumpan bola pada permainan
kasti nantinya.
3) Lemparan Atas
Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan atas
dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola berkor dan
pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan ada siswa
yang bersemangat melakukan gerakan melempar kearah sasaran yang
di siapkan guru berupa lingkaran yang di buat dari selang yang di
gantung di tiang.
d. Refleksi Tindakan
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan
pertama adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Penggunaan alat bantú yaitu dengan bola tenis siswa sangat senang karena
bola lebih ringan dan baru bagi siswa dalam pembelajaran melempar bola
kasti, selain dengan penggunaan alat bantu pembelajaran juga di rancang
menarik dengan dikompetisikan. Alat bantú pembelajaran bola tenis
dilihat dari beratnya dari bola kasti lebih ringan sehingga siswa
melakukan lemparan lebih senang.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Kendala yang dihadapi yaitus siswa mulai bosan mengerjakan soal, ada
beberapa siswa putra yang meminta sepak bola. Sudah cukup banyak
siswa yang paham melakukan gerakan lemparan dengan gerakan
dengan benar.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran
pada pertemuan pertama maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada
pertemuan berikutnya, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
a) Guru memberi masukan dan arahan kepada siswa untuk melakukan
semua kegiatan pembelajaran baik saat melakukan lemparan ataupun
saat mengerjakan soal kognitif kepada siswa yang mulai bosan
mengerjakan soal.
b) Guru memberikan masukan kembali agar siswa tidak meminta sepak
bola, dengan cara melakukan pendekatan bahwa pembelajaran
melempar yang diberikan untuk penelitian selain itu gerak melempar
juga ada dalam silabus dan harus disampaikan.
2. Siklus II Pertemuan II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka
perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut:
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Penggunaan
alat bantu pembelajaran pada pertemuan pertama sudah ada
peningkatan namun untuk indikator capaian dalam siklus II belum
tercapai maka pengemasan pembelajaran pada pertemuan ini dibuat
lebih menarik lagi.
2) Menyiapkan alat bantu yang digunakan untuk proses pembelajaran.
3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Guru menyiapkan dan memimpin doa.
b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu
lemparan bawah, samping, atas.
c) Melakukan pemanasan, pemanasan yang diberikan berupa
permainan menjala ikan yang cara memainkan dan peraturannya
sudah tercantum dalam RPP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2) Inti Pelajaran
Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu:
a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah
Pembelajaran lemparan bawah hampir sama dengan pertemuan
pertama siswa membentuk lingkaran besar dan melakukan
lemparan bawah, hanya saja guru mulai memberikan bola kasti
yang sebenarnya agar siswa mulai terbiasa karena sudah cukup
banyak siswa yang bisa melakukan gerakan dengan baik.
b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping
Pembelajaran lemparan samping siswa di bagi dua regu melakukan
lemparan samping ke sesama teman hampir sama pada pertemuan
pertama hanya saja guru mulai menggunaka bola yang
sesungguhnya yaitu bola kasti agar siswa mulai berlatih karena
sudah cukup banyak siswa yang mampu melakukan lemparan
dengan baik.
c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas
Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi beberapa regu
melakukan gerakan lemparan atas ke arah sasaran sama dengan
pertemuan pertama hanya saja bola yang di gunakan ditambah
dengan bola kasti karena sudah cukup banyak siswa yang mampu
melakukan gerakan lemparan atas dengan baik.
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran
yang telah dipelajari kepada siswa.
c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
c. Observasi Tindakan
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur
gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
1) Lemparan Bawah
Pada pertemuan kedua siswa melakukan gerakan lemparan bawah
sesuai perintah guru, dnegan bola kasti dan bola tenis siswa mulai bisa
menggunakan bola yang sebenarnya untuk melakukan lemparan
bawah dengan pembelajaran yang disusun guru.
2) Lemparan Samping
Pembelajaran untuk lemparan samping cukup lancar siswa melakukan
dengan baik sesuai perintah guru. Melakukan lemparan ke arah teman
dan siswa terakhir melempar ke sasaran dengan pembelajaran yang di
kompetisikan maka siswa sangat tertarik dengan bola kasti dan bola
tenis siswa mulai bisa menggunakan bola yang sebenarnya. Sudah
cukup banyak siswa yang baik melakukan lemparan.
3) Lemparan Atas
Pembelajaran lemparan atas berjalan cukup baik siswa antusias
mengikuti pembelajaran sesuai arahan guru, dalam lemparan atas sama
seperti pertemuan sebelumnya siswa melakukan lemparan kearah
sasaran dengan pembelajaran yang dikompetisikan bola yang
digunakan sudah di kenalkan kembali bola kasti siswa tidak kesulitan
dan mampu melakukan gerakan dengan cukup baik.
d. Refleksi Tindakan
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan
kedua adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Penggunaan alat bantu yaitu dengan bola tenis, bola berekor, bola kasti
siswa sangat senang mulai terbiasa karena pembelajaran sebelumnya guru
memberikan dengan bola tenis dan bola berekor, selain dengan
penggunaan alat bantu pembelajaran juga di rancang menarik dengan
dikompetisikan. Gerakan siswa juga sudah menunjukan perubahan
beberapa siswa banyak yang sudah dapat melakukan gerakan dengan
cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Kendala yang dihadapi yaitu pembelajaran yang dikompetisikan
membuat siswa saling mengalahkan kadang ada siswa yang memarahi
temannya karena regunya kalah, ini disebabkan kurangnya penanaman
sikap oleh guru karena sebelum tindakan pembelajaran tidak
dikompetisikan.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran
pada pertemuan kedua maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada
pertemuan berikutnya, antara lain :
a) Guru memberi arahan bahwa tujuan dari pembelajaran bukanlah
kemenangan, agar siswa tidak saling menyalahkan tetapi denagn
pembelajaran yang dikompetisikan diharapkan siswa bisa saling
kerjasama untuk meraih kemenangan regunya, selain itu diharapkan
siswa dapat semangat, percaya diri dan jujur saat melakukan proses
pembelajaran.
3. Siklus II Pertemuan III
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan kedua, maka perencanaan
tindakannya adalah sebagai berikut:
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan kedua. Penggunaan
alat bantu pembelajaran pada pertemuan kedua sudah ada peningkatan
namun untuk indikator capaian dalam siklus II belum tercapai maka
pengemasan pembelajaran pada pertemuan ini dibuat lebih menarik
lagi.
2) Menyiapkan alat bantu yang digunakan untuk proses pembelajaran.
3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Guru menyiapkan dan memimpin doa.
b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu
lemparan bawah, samping, atas.
c) Melakukan pemanasan, pemanasan yang diberikan berupa
permainan hitam hijau cara memainkan dan peraturannya sudah
tercantum dalam RPP.
2) Inti Pelajaran
Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu :
a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah
b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping
c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas
Pembelajaran ketiga lemparan hampir sama hanya jarak yang
berbeda antara lemparan bawah, samping, atas. Siswa di bagi dua
regu saling berhadapan melakukan latihan melempar dengan bola
kasti dengan cara yang di jelaskan di RPP dengan pembelajaran yang
dikompetisikan. Setelah semua rangkaian gerakan selesai guru
memberikan kembali model pembelajaran berupa permainan yang
intinya mengasah kemampuna gerak melempar bola kasti dengan
menggabungkan ketiga lemparan kedalam satu permainan sesuai
dalam RPP.
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran
yang telah dipelajari kepada siswa.
c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
c. Obsevasi Tindakan
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur
gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa ketiga lemparan
sudah ada peningkatan yang baik banyak siswa yang melakukan gerakan
dengan baik. Siswa melakukan ketiga lemparan dengan pembelajaran
dirancang guru tidak mengalami kesulitan berarti dan bola juga mampu
memainkan dengan baik. Hasil observasi juga menunjukkan peningkatan
yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotor dan Hasil Belajar melempar bola
kasti sebagai berikut:
1) Aspek kognitif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah
mendapat tindakan II dengan penggunaan alat bantu pembelajaran.
Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola
kasti di ambil melalui observasi tes tulis berupa pertanyaan mengenai
materi gerak melempar bola kasti.
Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan II dengan penggunaan alat
bantú pembelajaran untuk aspek kognitif sebagai berikut:
Tabel 4.9. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan II
Aspek Kondisi Siklus II Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Kognitif 91, 18% 31 Tuntas
8, 82% 3 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa
pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar
Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan
yaitu 31 siswa atau 91, 18% dan siswa yang belum tuntas 3 siswa atau 8,
82% dengan demikian target capaian aspek kognitif untuk siklus II sudah
tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
2) Aspek afektif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah
mendapat tindakan II dengan penggunaan alat bantu pembelajaran.
Aktivitas siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti
di ambil melalui observasi sikap siswa dalam pembelajaran gerakan
melempar bola kasti. Aspek yang dinilai terdiri dari sikap disiplin,
percaya diri, semangat, kerjasama, dan kejujuran.
Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan II dengan penggunaan alat
bantú pembelajaran untuk aspek afektif sebagai berikut:
Tabel 4.10. Aspek Afektif Siswa Setelah Tindakan II
Aspek Kondisi Siklus II Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Afektif 79, 41% 27 Tuntas
20, 59% 7 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada
pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri
I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 27
siswa atau 58, 82% dan siswa yang belum tuntas 14 siswa atau 41, 18%
dengan demikian target capaian aspek afektif untuk siklus II sudah
tercapai.
3) Aspek psikomotor siswa pada pembelajaran melempar bola kasti
setelah mendapat tindakan II melalui penggunaan alat bantú
pembelajaran.
Penguasaan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran
melempar bola kasti di ambil melalui observasi unjuk kerja gerak siswa
pada saat pembelajaran berlangsung.
Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan II melalui penggunaan alat
bantú pembelajaran untuk aspek psikomotor sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.11. Aspek Psikomotor Siswa Setelah Tindakan II
Aspek Kondisi Siklus II Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Psikomotor 91, 18% 31 Tuntas
8, 82% 3 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penguasaan gerak siswa
pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 31 siswa atau
91, 18% dan siswa yang belum tuntas 3 siswa atau 8, 82% dengan demikian target
capaian aspek psikomotor untuk siklus II sudah tercapai.
4) Hasil belajar melempar melempar siswa bola kasti setelah tindakan II
melalui penggunaan alat bantu pembelajaran.
Hasil belajar melempar siswa bola kasti merupakan gabungan
antara nilai kognitif, afektif, dan psikomotor. Kondisi siswa kelas IV C
Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah
tindakan II melalui penggunaan alat bantú pembelajaran sebagai
berikut:
Tabel 4.8. Hasil Belajar Melempar Siswa Setelah Tindakan II
Penilaian Kondisi Siklus II Keterangan
Persentase Jumlah Siswa
Hasil Belajar
Melempar
82, 35% 28 Tuntas
17, 65% 6 Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
d. Refleksi Tindakan
Adapun keberhasilan yang diperoleh pada siklus kedua adalah
sebagai berikut:
1) Aspek kognitif siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu
91, 18% atau 31 siswa telah tuntas dalam pembelajaran gerak melempar
bola kasti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2) Aspek afektif siswa mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu 79,
41% atau 27 siswa telah tuntas dalam pembelajaran gerak melempar bola
kasti.
3) Aspek psikomotor siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan
yaitu 91, 18% atau 31 siswa telah tuntas dalam pembelajaran gerak
melempar bola kasti.
4) Hasil belajar dalam melakukan rangkaian gerakan lemparan bola kasti
baik lemparan bawah, samping, atas meningkat dari 32,35 % pada
kondisi awal menjadi 55,88 % pada akhir siklus I dan meningkat
menjadi 82,88 % pada akhir siklus II.
Gambar 4.2. Diagram Deskripsi Kemampuan Melempar Siswa Siklus II
Penggunaan alat bantu pembelajaran memberikan banyak perubahan
baik dalam aspek kognitif, afektif, psikomotor dan Hasil belajar melempar
bola kasti, Dengan demikian alat bantu pembelajaran adalah alat yang tepat
yang bisa diterapkan guru untuk mencapai tujuan pendidikan atau
meningkatkan kemampuan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Atas
dasar ketuntasan tersebut maka pembelajaran melempar bola kasti dinyatakan
berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Berdasarkan catatan dari para siklus, siklus I dan siklus II terdapat
peningkatan kemampuan gerakan melempar bola kasti. Ini dapat dilihat pada
diagram pembahasan dari pra siklus, siklus I dan siklus II diatas. Untuk aspek
kognitif pada para siklus 44, 12% meningkat menjadi 70, 59% pada siklus I dan
meningkat kembali pada siklus II menjadi 91, 18%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 4.3. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Kognitif
Aspek afektif siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari 47, 06% meningkat
menjadi 58, 82% pada siklus I dan meningkat kembali pada siklus II menjadi 79,
41%.
Gambar 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Afektif
Aspek psikomotor juga mengalami peningkatan yaitu dari 41, 18% meningkat
menjadi 73, 55% pada siklus I dan meningkat kembali pada siklus II menjadi 91,
18%.
Gambar 4.5. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Psikomotor
Hasil Belajar melempar dari keadaan siswa pad para siklus 32, 35%
mengalami peningkatan menjadi 55, 88% pada siklus I dan pad siklus II kembali
meningkat menjadi 82, 35%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 4.6. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Melempar
D. Pembahasan
PenelitianTindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri dengan subjek penelitian siswa kelas IV C tahun pelajaran 2011/2012 sudah
terlaksana dengan baik, tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan Hasil belajar
melempar bola kasti, dan juga meningkatkan pemahaman, afektif, dan psikomotor
siswa, peneliti yang bekerjasama dengan guru penjasorkes menemukan beberapa hal
sebagai temuan pada saat penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Oservasi awal (para silus) aspek kognitif siswa 44, 12% dan pada siklus I
meningkat menjadi 70, 59% dan pada siklus II meningkat kembali
menjadi 91, 18%.
2. Oservasi awal (para silus) aspek afektif siswa 47, 06% dan pada siklus I
meningkat menjadi 58, 82% dan pada siklus II meningkat kembali
menjadi 79,41%.
3. Oservasi awal (para silus) aspek psikomotor siswa 41, 18% dan pada
siklus I meningkat menjadi 73, 53% dan pada siklus II meningkat kembali
menjadi 91, 18%.
4. Oservasi awal (para silus) hasil belajar melempar siswa 32,35% dan pada
siklus I meningkat menjadi 55, 88% dan pada siklus II meningkat kembali
menjadi 82,35%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
5. Melihat dari hasil penelitian yang sudah terlaksana peneliti menyimpulkan
bahwa penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar melempar bola kasti pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar
Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011 / 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
melempar bola kasti pada siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri
tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang
tuntas aspek kognitif kondisi awal 15 siswa atau 44, 12% dan pada siklus I meningkat
menjadi 24 siswa 70, 59% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 31 siswa
atau 91, 18%. Aspek afektif kondisi awal 16 siswa 47, 06% dan pada siklus I
meningkat menjadi 20 siswa atau 58, 82% dan pada siklus II meningkat kembali
menjadi 27 siswa atau 79,41%. Aspek psikomotor kondisi awal 14 siswa 41, 18% dan
pada siklus I meningkat menjadi 25 siswa atau 73, 53% dan pada siklus II meningkat
kembali menjadi 31 siswa atau 91, 18%. Dan hasil kemapuan melempar siswa
kondisi awal 11 siswa atau 32,35% dan pada siklus I meningkat menjadi 19 siswa 55,
88% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 28 siswa atau 82,35%.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan melempar bola kasti pada siswa kelas IV C Sekolah
Dasar Negeri 1 Wonogiri.
B. Implikasi
Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di Sekolah Dasar
apapun yang di ajarkan sesuai dengan materi yang ada pada silabus pasti ada kendala
atau masalah yang di alami, begitu juga dengan masalah yang di alami guru penjas
Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri khususnya dalam pembelajaran melempar bola
kasti, media yang tidak lengkap atau kurang sangat menghambat proses pembelajaran
salin itu juga model pembelajaran yang kurang menarik juga dapat membuat siswa
cepat bosan dan tidak semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Melalui
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta
dapat memotivasi dan membuat siswa tidak cepat bosan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya pada guru Sekolah Dasar Negeri 1Wonogiri, sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih kreatif, inovatif dan mampu memanfaatkan alat yang
ada untuk agar pembelajaran penjas dapat bejalan dengan baik.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran guru hendaknya memperhatikan kondisi
siswa dan menggunakan strategi mengajar serta media yang bervariasi.
Dengan demikian siswa tidak cepat bosan mengikuti pembelajaran penjas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user