universitas islam negeri fakultas tarbiyah dan …repository.uinjambi.ac.id/4173/1/skripsi lia...
TRANSCRIPT
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
EFEKTIVITAS PROGRAM TAHFIDZ JUZ 30 DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 4 KABUPATEN TANJUNG
JABUNG TIMUR
SKRIPSI
LIA AFRIANI
NIM: TP.161493
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
i
EFEKTIVITAS PROGRAM TAHFIDZ JUZ 30 DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 4 KABUPATEN TANJUNG
JABUNG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
LIA AFRIANI
NIM: TP.161493
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN.
Pak, Buk terimalah bukti kecil ini sebagai kado terindah dari
perjuanganku, yang selalu saja menyusahkanmu. Serta untuk kakakku
(EkaYuliani dan adik adikku Nur Asih, M. Luthfi, 'Azril Al-Mubarok ,serta
nenekku Jumirah) yang selalu memberikan suport arahan dan bimbingan selama
ini, tanpa dukungan dan do'amereka yang selalu mengiringi perjalananku, tidak
mungkin aku menjadi seperti sekarang ini.
.
vii
MOTTO
: [
]
Artinya:“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-qur’an untuk pelajaran,
maka adakah orang yang mengambil pelajaran.”( QS.Al-Qomar:17)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tiada
kata yang paling indah diucapkan selain memanjatkan puji dan syukurkehadirat
Illahi robbi penguasa alam semesta, berkat keaguangan Allah SWT. Sholawat
beriring salam tak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW,
sebagai revolusioner dunia dan pembawa risalah keagungan, serta kepada
keluarga, para sahabat sahabatnya, mudah mudahan kita semua mendapatkan
syafa'atul 'udzma di yaumil akhir nanti amin yaa rabbal 'alamin.
Penulis skripsi ini bermaksud untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini melibatkan banyak pihak
yang telah memberikan motivasi kepada penulis baik secara memoril maupun
materi, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Suaidi Asy’ari,MA,Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Habib Muhammad,S.Ag, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi
Pendidikan Agama IslamUIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Drs. H. Kasful Anwar, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Dailami Julis, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
7. Ibu Novita Diana, A.Ma. Pd, S. Pd selaku kepala Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Tanjung Jabung Timur yang telah memberikan kemudahan kepada
Penulis dalam memperoleh data di lapangan.
8. Bapak Imam Syafi'i, S.Pd.I, selaku guru agama di Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Tanjung Jabung Timur yang telah membantu peneliti dalam
mengatasi permasalahan yang diangkat oleh peneliti.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
10. Para Karyawan dan Karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
11. Sahabat-sahabat mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang
telah menjadi patner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
12. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabatku PAI D angkatan tahun 2016
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauhdari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saranilmiah yang sangat dapat
membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat
mengucapkan terima kasih dan do'a semoga mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharapa dan memohon Ridho-Nya semoga skripsi ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi semua pihak.
Jambi,16 Februari 2020
Penulis,
Lia Afriani
TP161493
x
ABSTRAK
Nama : Lia Afriani
Nim : TP.161493
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Efektivitas Program Tahfidz Juz 30 di Sekolah Menengah
Atas Negeri 4 Kab.Tanjung Jabung Timur
Skripsi ini dilatar belakangi oleh pertama masih banyak siswa dan siswi
yang tidak hafal secara maksimal karena kurang cocoknya metode yang
digunakan dalam menghafal. Yang kedua metode yang diterapkan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur hanyalah metode
menghafal dan tasmi’, sehingga para siswa banyak lupa akan hafalannya karena
kurangnya muraja’ah dari hafalannya tersebut .
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
recearch). Sumber data dari penelitian ini terdiri dari data primer yaitu: guru, data
skunder yaitu: siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi dan wawancara, data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan
cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan permasalahan diatas kendala yang peneliti dapatkan
yaitu(1)Kurangnya kesadaran siswa dalam menghafal, (2) Faktor lingkungan dan
teman yang belum mendukung, dan (3) Rendahnya motivasi belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perilaku siswa, yaitu
beraneka ragam ada yang rajin menghafal, ada juga yang malas dalam menghafal
ataupun setoran surah.Program inimerupakanpendidikan yang mengembangkan
pembelajaran hafalan surat pendek juz 30. Hal ini dilakukan untuk melatih atau
membentuk karakter siswa, agar memiliki jiwa keagamaan. Program tahfidz
menghafal juz 30 ini ditinjau dari kesusuaian visi dan misi sekolah,program yang
tersedia serta target hafalan juz 30 yang harus dicapai siswa.
Upaya guru dalam meningkatkan hafalan ataupun setoran surah yang telah
ditentukan ialah (1)pemberian motivasi dan penguatan, (2) menciptakan
lingkungan yang kondusif (3) memberikan dorongan dan member reward.
Kata Kunci: Efektivitas, Program Tahfidz, Juz 30
xi
ABSTRACT
Name : Lia Afriani
Study Program : Islami Education
Title : Effectiveness of the tahfidz juz 30program at state senior
secondary schools 4 kab. Tanjung Jabung Timur
This thesis is motivated by, firstly there are still many students and
students who do not memorize optimally due to the methods used in
memorization. Which method is applied in middle and high school in four
districts of East Tanjung Jabung Timur regency is only a method of memorizing
and tadmi', so students many forget about mmorization because from
memorizatin.
The method used in this research is descriptive qualitative method and
the type of research used is field research, the ata source of this study consists of
primary data, namely teachers, and secondary data, namely studensts, while the
data collection techniques and interviews,data has been collected and then
processedby means of data reduction, data presentation and drawing conclusions.
Based n the problems above the obstacles that researchers get are(1) the
lack of awarenees of students in memorizing (2) environmental factors and friends
who have not supported(3) the lack of student learning motivation.
The result of the tudy indicate that the forms of student behavior, namely
diverse, are diligent in memorizing, some are lazy in memorizing or depositing.
This program is an education that develops learning of memorization for short
chapters 30. This is done to train or shape the character of students, so that they
have a religius sprir. The program of tahfidz memorizing juz 30 in terms of the
suitability of the vision and mission of the school, the programavailable and the
target of memorization juz 30 which must achieved by students.
The teacher's efforts to improve of the suras that have been determined
are(1)providing motivation and reinforcement (2)creating a conducive
environment (3) giving encouragement and giving rewards.
Keywords: effectiveness, Tahfidz program, juz 30
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
NOTA DINAS .......................................................................................................... ii
PENGESAHAN ....................................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi
MOTTO .................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................................ x
ABSTRACT ............................................................................................................... xi
DAFTAR ISI. ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. .............................................................................. 1
B. Fokuspenelitian ............................................................................................. 6
C. Rumusan Masalah. ...................................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ................................................................. 6
E. Kegunaan Praktis................................................................................... ......... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerang kateori ............................................................................................... 8
1. Pengertian Efektivitas ............................................................................. 8
2. Pengertian Program ................................................................................ 11
3. Pengertian Tahfidz Al-Qur'an. ................................................................ 13
4. Juz 30 (Juz 'Amma)....................................................................... 13
5. Metode Menghafal Al-Qur'an… ............................................................. 15
6. Keutamaan Menghafal Al-Qur'an................................................... ......... 21
B. Studi Relevan........................................................................................ .......... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan danDesainPenelitian ................................................................... 27
B. Setting Dan SubjekPenelitian ........................................................................ 28
C. Jenisdansumber Data ..................................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 30
E. Teknik Analisis Data. .................................................................................... 32
F. UjiKeterpercayaan Data. ............................................................................... 33
G. JadwalPenelitian ............................................................................................ 35
xiii
BAB 1V TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan umum
1. Historis dan Geografis .............................................................................. 36
2. Visidan Misi… ......................................................................................... 36
3. Keaadaan Guru dan Siswa… .................................................................... 39
4. Daftar Tenaga Guru dan Kepegawaian… ................................................. 39
5. Sarana dan Prasarana... ............................................................................. 42
B. Temuan Khusus
1. Efektivitas Program Tahfidz Juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri
4 Kab. Tnjung Jabung Timur………….....................…… 45
2. Kendala-Kendala Yang Dialami Guru Agama Dalam Meningkatkan
Efektivitas Program Tahfidz Juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri
4 Kabupaten Tanjung Jabung Timur ........................................................ …51
3. Upaya Guru Agama Dalam Meningkatkan Minat Menghafal Siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur.................. ... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. .................................................................................................. ....58
B. Saran. ............................................................................................................ ....58
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...............................................................35
Tabel 4.1 Keadaan Guru....................................................................39
Tabel 4.2 Keadaan Siswa...................................................................42
Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana...........................................43
Tabel 4.4 Panduan Tahfidz.................................................................44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Lampiran 2 Kartu Konsultasi
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Daftar Informen dan Responden
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan beragama salah satunya adalah tercapainya kebahagian hidup,
baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karenaitu, Islam sebagai agama,
memiliki 3 konsep utama yakni aqidah,syariah dan akhlak yang ketiganya
memberikan garansi bagi pemeluknya bahagia dunia dan akhirat. Adapun salah
satu sumber ajaran agama Islam adalah Al-qur’an, yang didalamnya berisi
permasalahan syari’ah, akhlak untuk mentransformasikan doktrin-doktrin
tersebut Allah SWT memberikan tugas ini kepada bangin daagung Muhammad
SAW sekaligus memberikan tauladaan yang sebenarnya sesuai ajaran Islam.
Umat Islam memiliki kewajiban untuk membaca, memahami dan
mempraktekkan apa yang diajarkan dalam Al-qur’an. Kesempurnaan Al-qur’an
sebagai pedoman hidup manusia memiliki keterkaitan erat dengan ilmu
pengetahuan sebagai bekal menjalani hidup. Al-qur’an sebagai muara
kebenaran Menurut Kontowijoyo,Al-qur’an adalah premis kebenaran. Karena
Al-qur’an adalah sumberajaran Islam yang terjamin keasliannya oleh Allah
SWT, dan dalam penjagaannya pun Allah tidak memberikan beban kepada
siapapun termasuk para Nabi.
Di antara bukti tersebut, lebih dari 14 abad semenjak di turunkannya Al-
qur,an tetap asli sebagaimana saat diturunkan, juga sebagaimana ia sampaikan
oleh Rasulullah SAW kemudian diteriama oleh para sahabat, setelah itu
disampaikan kegenerasi setelah mereka, dari satu generasi kegenerasi yang
dipelihara dalam hati,dibaca dengan lisan,tertulis dalam mushaf, dan dihafal
oleh puluhan ribu kaum muslim.
Umat Islam perluuntuk menghidupkan ayat-ayaat Al-qur’an berbagai
metode yang digunakan untuk membaca, memahami bahkan menghafaal pada
metode menghafaal, yakni suatu metode yang telah diguna kanumat Islam
sebagai media menjaga Al-qur’an. Sebagai contoh, sekarang banyak lembaga-
lembaga pendidikan bahkan perguruan tinggi memberikan beasiswa secara
cuma-cuma kepada para penghafal Al-qur’an.
2
Metode hafalan juga digunakan para sahaabat Nabi dalam menjaga Al-
qur’an, karena sesuai dengan sejarah yang diceritakan bahwa Al-qur’an ditulis
diberbagai lembaran, seperti di daunan, tulang belulang dan sebagainya. Ata
sizin Allah SWT priode tersebut bisa dilalui oleh para sahabat dengan semakin
banyaknya para hafidz hafidzoh sehingga dapat mewari sisum berajaran Islam
itu hingga terbukukan. Salah satu motivasi yang dimunculkan dalam bentuk
umat Islam adalah membaca Al-qur’an ibadah.
Selain itu membaca Al-qur’an juga menjadi obat dan penawar bagi orang
yang mengalami gangguan jiwa. Berkaitan hal tersebut, argensi membaca,
memahami dan menghafal Al-qur’an yakni umat Islam dapat hidup rukun
sesuai yang diajarkan Al-qur’an, bahkan lebih dari itu umat Islam dianjurkan
untuk mengajarkannya kembali kepada sesama manusia, sebagaimana
dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW memberikan pengajaraan tentang Al-
qur’an adalah pekerjaan yang sangat mulia.(Az-Zabidi,2016.hlm:785) yakni :
خيركم من تعلم :" عن عثمان رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال
( ٥٠٢٧:رواه البخاري ")علمه القرآن و
Artinya:"Dari Utsman ra. dari Nabi SAW yang bersabda Sebaik-baikkalian
adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya
diantara kalian adalah yang mempelajari".(HR.Bukhori:5028)
Dijelaskan pada hadist diatas bahwa orang yang bersediamempelajari Al-
qur’an dan mengajarkannya akan mendapat tingkat derajat yang tinggi oleh
Allah SWT. (Bukhori Muslim,2011,hlm.200)
Mempelajari disini dapat diasumsikan bahwa membaca dan
memahami,namun untuk menghafalkan memang membutuhkan kemampuan
lebih dari seseoarang yang akan menghafalkannya. Sebangaimana yang
dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika mendapatkan mungjizat Al-qur’an,
dimana Nabi membutukan kekuatan untuk menerima Al-qur’an dari ayat
pertama hingga ayat terakhir.
3
Berkat keteladanan yang diberikan Nabi dalam menjaga hafalan Al-
qur’an, sehingga para sahabat termotivasi untuk terus menjaga Al-qur’an
hingga akhir hayat.(Rifqi Muntaqo,2018,hlm.173-175)
Sebagai firman Allah:
كر وإناله لحافظون إ ل ناالذ [۹:الحجر] نا نحن نز
Artinya:"Sesungguhnya kamilah yang menurunkan az-Dzikra(Al-Qur’an) dan
sesungguhnya Kamilah (Allah SWT) yang benar-benar
memeliharanya. (Q.S.Al-Hijr 15:9).
Program tahfiz sangat diperlukan, terlebih jika menginginkan untuk
menghafalkannya. Sebuah wadah dalam pembelajaran atau semacam program
mengaji juga menjadi faktor pendukung keberhasilan seorang untuk dapat
membaca dan menghafal Al-qur’an.
Salah satusekolah yang menerapkan program tahfidz yaitu Sekolah
Menengah Atas Negeri4 Kab. TanjungJabung Timur. Program ini wajib diikuti
bagi siswa dan siswi, sebagai seorang muslim yang mencintai Al-qur’an selain
wajib mengimani Al-qur’an nulkarim tanpa adanya keraguan sedikitpun, kita
juga diperintahkan untuk merealisasikan lima tanggung jawab yang lain
terhadapnya.
Lim tanggung jawab itu adalah Tilawah (membacaAl-qur’an dengan baik
dan benar),tahfidz (menghafal). Menghafal Al-qur’an pada dasarnya tidak
diwajibkan, akan tetapi setiap muslim wajib memiliki hafalan Al-qur’an
walaupun hanya sebagian, bisa sebagia kecil atau sebagian besar, syukur-
syukur kalau bisa keseluruhan.
Kabar gembira ini disampaikan Rasulullah SAW, lebih dari 14 abad yang
lalu. seseorang yang hafal AL-qur’an akan diangkat derajatnya, dan terdapat di
dalam Sura Al-Muthhaffifin:
[٠٦:المطففين]المتنافسون وفي ذالك فليتنافس
Artinya:”Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-
lomba”.(QS.Al-Muthhaffifin: 26).
4
Menghafal Al-qur’an bukanlah monopoli siapapun, tidak pandang
latar belakang pendidikan, usia,jenis kelamin, dan lain sebangainya. akhir-akhir
ini banyak kegiatan yang berkaitan dengan Al-qur’an ,terutama dengan Tahfiz
(menghafal) bahkan banyak stasiun televise kalau dibulan ramadhan banyak
yang berlomba-lomba mengadakan acara pencarian bakat di bidang tahfiz. Ini
bagi umat Islam merupakan kabar yang mengembirakan. Fenomena ini
membuktikan kebenaran firman Allah dalam QS.Al-Qomar :17
كرفهل من مدكر [٧٥:القمر] ولقد يسرناالقرآن للذ
Artinya:“Dan sesungguhnyatelah kami mudahkan Al-qur’anuntukpelajaran,
makaadakan orang yang mengambilpelajaran.”( QS.Al-Qomar:17)
Kalau kita banding bandingkan dengan kitab-kitab lain Al-qur’an
memiliki keistimewaan, Al-qur’an tetap terjaga dari segala bentuk perubahan
karena dihafal oleh umat Islam. Banyak dari kalangan umat Islam berlomba-
lomba menghafal Al-qur’an, tidak mengenal usia dan profesi, maka tidak heran
kalau Al-qur’an tetap terjaga keasliannya baik lafal maupun maknanya. Dan
sampai kapanpun Al-qur’an akan tetap terjaga.(Umar,2017,hlm.3)
Hafalan Al-qur’an merupakan program di Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kab.Tanjung Jabung Timur. Program ini merupakan pendidikan yang
mengembangkan pembelajaran hafalan surat pendek juz 30. Hal ini dilakukan
untuk melatih atau membentuk karakter siswa, agar memiliki jiwa keagamaan.
Program tersebut sudah memiliki perencanaan yang matang. Program tahfidz
menghafal juz 30 ini ditinjau dari kesusuaian visi dan misi Sekolah Menengah
Atas Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur, program yang tersedia serta target
hafalan jus 30 yang harus dicapai siswa.
Dalam menghafal juz 30 tersebut tidaklah semua surat yang harus
dihafal, namun ada batasannya. Namun, masih banyak siswa siswi yang tidak
hafal secara maksimal karena kurang cocoknya metode yang digunakan dalam
menghafal. Yang mana metode yang diterapkan di Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur hanyalah metode hafalan dan tasmi’.
Sehingga siswa dan siswi banyak hilang hafalannya karena kurangnya
5
muraja’ah dari hafalan tersebut. dan tidak dituntut untuk mengulang kembali
hafalan yang sudah dihafalnya.
Fenomena tersebut merupakan tuntutan sosial yang menarik untuk
diteliti karena pada dasarnya setiap lembaga memiliki cara tersendiri dalam
menjalankan tugasnya. kali ini peneliti akan meneliti bagaimana metode yang
digunakan dalam meningkatkan kualitas hafalan juz 30 di Sekolah Menengah
Atas Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur.
Berdasarkan pengamatan awal( grand tour) yang dilakukan peneliti di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab.Tanjung Jabung Timur terlihat bahwa,
masih banyak siswa dan siswi yang tidak hafal secara maksimal karena kurang
cocoknya metode yang digunakan dalam menghafal. Yang mana metode yang
diterapkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur
hanyalah metode menghafal dan tasmi’, sehingga para siswa banyak lupa akan
hafalannya karena kurangnya muraja’ah dari hafalannya tersebut. Dan juga
siswa hanya dituntut untuk menghafal surat yang telah ditentukan atau yang
ditargetkan, dan tidak dituntutuntut mengulang kembali hafalan yang sudah di
hafalnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka merupakan suatu alasan yang
mendasar apabila dilakukan penelitian dengan judul: “ EFEKTIVITAS
PROGRAM TAHFIDZ JUS 30 DI SEKOLAH MENENGAHATAS
NEGERI 4 KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini hanya terfocus pada kelas X Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur. yaitu evektivitas program tahfidz juz 30
di Sekolah Menengah Atas Negeri4 Kabupaten. Tanjung Jabungtimur. Adapun
kelas yang diteliti yaitu kelas XA,XB dan XC.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk pelaksanaan efektivitas program tahfidz juz 30 di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung JabungTimur.
6
2. Apa faktor penghambat dalam meningkatkan efektivitas program hafalan
juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung
JabungTimur.
3. Bagaimana proses pencapaian program tahfidz juz 30 di Sekolah Menengah
Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung JabungTimur.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk
mengetahui,menemukan dan mengembangkan realita yang ada dilapangan .
Diantara tujuan penelitian adalah :
a. Ingin mengetahui bagaimana bentuk pelaksanaan efektivitas program
tahfidz juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
b. Ingin mengetahui factor penghambat dalam meningkatkan kemampuan
belajar menghafal juz 30 siswa di Sekolsh Menengah Atas Negeri 4
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
c. Ingin mengetahui proses pencapaian hafalan juz 30 siswa di Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunan Teoritis
1. Untuk menjadi pertimbangan peneliti dalam menentukan kegiatan
yang baik untuk diterapkan dilingkungan jika suatu saat nanti menjadi
tenaga pendidik.
2. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana
strata satu(S1) di fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI.
3. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis dalam
dunia Pendidikan yang berkenaan dengan menghafal juz 30.
E. KegunaanPraktis
1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas program tahfidz juz 30 di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung JabungTimur.
7
2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas program tahfidz juz 30 di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung JabungTimur
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam efektivitas program
tahfidz juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Efektifitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti berhasil,
berguna.Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, efektivitas berarti
menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan, hasil yang semakin mendekati sasaran berarti tinggi efektivitasnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah sesuatu yang menunjukkan
taraf tercapainya suatu tujuan.
Suatu usaha dapat dikatakan efektif apabila usaha itu mencapai tujuan
secara ideal.Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau
tidaknya sasaran yang telah ditentukan.Hasil yang mendekati sasaran berarti
tinggi tingkat efektivitasnya. Sebaliknya, hasil yang jauh dari sasaran maka
kurang efektivitasnya.(Siti Asiah,2016,hlm.1 )
Dari pengertian diatas, efktivitas dapat dapat dikatakan sebagai
keberhasilan pencapaian tujuan yang ingin dicapai dari dua sudut
pandang.Sudut pandang pertama, dari segi hasil maka tujuan atau akibat yang
dikehendaki telah tercapai.Kedua dari segi usaha yang telah ditempuh atau
yang dilaksanakan telah tercapai, sesuaiyang telah ditentukan.Dengan
demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu
tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang diukur
dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan
ukuran-ukuran tertentu.
Efektivitas merupakan suatu dimensi tujuan pendidikan yang berfokus
pada hasil, sasaran, dan target yang diharapkan. Dengan demikian, efektivitas
proram tahfidz di sekolah menengah atas negeri 4 bukan sekedar pencapaian
sasaran atau terpenuhinya berbagai kebutuhan untuk mencapai sasaran, tetapi
berkaitan erat dengan syaratnya komponen-komponen sistem dan mutu,
dengan kata lain ditetapkannya pengembangan mutu sekolah.
9
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwah efektivitas adalah
suatu keadaan yang menunjukan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin
banyak rencana yang dapat dicapai, semain efektif pula kegiatan tersebut,
sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang
dapat dicapai dari suatu cara atau usahatertentu sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
Dapat di simpulkan pula bahwa suatu media pembelajaran bisa dikatakan
efektif ketikamemenuhi kreteria, diantaranya mampu memberikan pengaruh,
perubahan atau dapat membawa hasil.Ketika kita merumuskan tujuan
intruksional, maka efektivitas dapat dilihat dari seberapa jauh tujuan itu
tercapai.Semakin banyak tujuan tercapai, maka semakin efektif pula media
pembelajaran tersebut.
2. Pengertian Program
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, program yaitu rancangan
mengenai asa dan usaha (dalam ketata negaran, perekonomian,dan sebagainya)
yang akan dijalankan. Yang dimana dikatakan program adalah sebuah rencana
kegiatan yang telah disusun agar dapat terwujud sesuai dengan yang
diinginkan.
Ada dua istilah pengertian untuk istilah “program”, yaitu pengertian
secara umum dan khusus.Menurut pengertian secara umum,“program” dapat
diartikan sebagai “rencana” atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh
seseorang dikemudian hari.
Sedangkan pengertian khusus bermakna suatu unit atau kesatuan
kegiatan yang merupakan ralisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,
apabila suatu program tidak dievalusi maka tidak dapat diketahui bagaimana
dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan dapat dilaksanakan.
Informasi yang di peroleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi
pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program, karena dari
masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan
menentukan tindak lanjut dari program yang sedang akan dilaksanakan,
berlangsung dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam satu organisasi
10
yang melibatkan sekelompok orang. Ada tiga pengertian penting dan perlu
ditekankan dalam menentukan program, yaitu:
a. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan.
b. Terjadi dalam waktu relatif lama, bukan kegiatan tunggal tetapi jamak
berkesinambungan.
c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan
dalam waktu singkat,tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
secara berkesinambungan karena merupakan suatu kebijakan. Oleh karena
itu,sebuah program dapat berlangsung dalamkurun waktu relatif lama.
Pengertian program adalah suatu uni atau kesatuan kegiatan maka program
merupakan sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu
kali tetapi berkesinambungan. Pelaksanaan program selalu terjadi di dalam
sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok orang.
Program juga dapat diartikan sebagai rencana. Jika seseorang siswa
ditanya oleh seorang guru, apa programnya setela lulus dalam menyelesaikan
pendidikan disekolah yang diikuti, maka arti program dalam kalimat tersebut
adalah rencana atau rancangan yang dilakukan setelah lulus. Rencana ini
mungkin berupa keinginan untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi,
atau mencari pekerjaan, atau membantu orang tua dalam membina usaha.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah program
adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan secara
waktu pelaksanaannya biasanya panjang. Selain itu, sebuah program juga tidak
hanya terdiri dari suatu kegiatan melainkan rangkaian kegiatan yang
membentuk satu sistem yang saling terkait sutu dengan lainnya dengan
melibatkan lebih darisatu orang untuk melaksanakannya.(Suharsimi
Arikunto,2018,hlm.3-4)
3. Pengertian Tahfidz Al-qur’an
Tahfidz berasal dari kata حفظا,تحفيظ,يحفظ,حفظ yang berarti memelihara,
menjaga,menghafal.(Mahmud Yunus,2010,hlm.105).Tahfidz mempunyai arti
11
menghafal, dan menghafal adalah suatu aktifitas menanamkan materi didalam
ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksi (diingat) kembali.(Nurul Latifatul
Inayati,2018,hlm.22)
Tahfiz adalah bentuk masdar dari haffaza Yang memiliki arti penghafalan
dan bermakna proses menghafal sebagai mana lazimnya suatu proses menulis
suatu tahapan teknik atau metode tertentu. Tahfiz adalah proses menghafal
suatu kedalamani ingatan sehingga dapat diucapkan diluar kepala dengan
motode tertentu. ( Ali Muhsin,2017,hlm,279 )
Istilah Tahfidz Al-quran menurut Yunus ( 1999:105) dalam kamus Arab-
Indonesia merupakan gabungan dari Tahfidzdan Al-quran. Tahfidzartinya
memelihara, menjaga, atau menghafal.Sedangkan Al-quran secara etimologi
(asal kata) Al-quran berasal dari kata Arab qaraa yang berarti membaca.
Menurut Sa’dullah (2005:55) Tahfidz yaitu menghafal sedikit demi
sedikit ayat-ayat Al-quran yang telah dibaca berulang ulang. Tahfidz
berartijuga menghafal yaitu proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca
atau mendengar ( Rauf, 2004:49). Orang yang sudah menghafal Al-quran dan
memiliki hafalan ribuan hadist disebut hafizh yang artinya menjaga agama
Allah SWT.
Membaca Al-quran tidak boleh tergesa gesa, sehingga tidak mengubah
bacaan dan artinya. Ironisnya sebagai umat Islam khususnya muslim di
Indonesia tidak memiliki perhatian terhadap Al-quran. Hal tersebut dapat
dilihat dari anak-anak, remaja bahkan orang tua ada yang belum mampu
membaca Al-quran. Pembelajaran Tahfidz Al-quran bukan saja untuk
memenuhi kurikulum disekolah Islam, tetapi kewajiban tiap muslim untuk
mempelajari Al-quran.
Ini berarti bahwa Al-quran wajib dipelajari dan diamalkan bagi umat
Islam dalam kehidupan sehari hari. Al-quran harus ditanamkan sejak usia dini
dengan membaca, dihafalkan dan memahaminya kemudian mengaplikasikan
pada aktivitas keseharian, sehingga terwujud kehidupan manusia yang beramal
qur’ani. (Zulfitria,2017,hlm.129-130)
12
Menururut Aziz Abdul Ra'uf mendefinisikan menghafal( Tahfidz) adalah
" proses mengulang sesuatu,baik dengan membaca atau mendengar". Pekerjaan
apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal.( Abdul Aziz Abdul
Ra'uf,2013,hlm.49)
Menghafal ataupun Tahfidz berati suatu proses mengulang ngulang
sesuatu, baik dengan cara membaca ataupun mendengar. Jadi yang dimaksud
dengan menghafal Al-Qur'an atau surah-surah pendek disini ialah upaya
mengakrapkan orang-orang yang beriman dengan kitab sucinya, baik dengan
cara membaca maupun mendengarkannya secara berulang ulang.
Didalam Al-Qur'an ada bagiannya yang disebut dengan Juz 'Amma atau
surah surah pendek yakni Juz ke 30 atau terakhir dari kitab suci Al-Qur'an, juz
ini merupakan bagian yang paling sering dibaca dan didengar baik ketika kita
membacanya pada saat kecil maupun kita mendengarrnya saat sholat
berjama'ah dimasjid atau musolla, karena imam sering membacanya.Namun
makna tahfidz lebih luas dari menghafal,karna mempunyai tiga tingkatan:
a. Menghafal
b. Menjaga (menyimpan kesan-kesan)
c. Memahami dan mengajarkan (mengucapkan kembali kesan-kesan)
Dari penjelasan diatas secarasederhana makna menghafal adalah suatu
usaha menggunakan ingatan untuk menyinpan data atau memori dalam otak,
melalui indra, kemudian diucapkan kembali tanpa melihat buku atau subyek
hafalan.
Sedangkan Al-Qur'an sendiri memiliki arti mengumpulkan atau
menghimpun.Qira'ah berarti merangkai huruf-huruf atau kata-kata satu dengan
yang lainya dalam satu ungkapan kata yang teratur. Al-Qur'an asalnya sama
dengan qira'ah , yaitu akar kata(masdar-infinitif) dari qara'a, qira'atan wa
qur'anan. Allah menjelaskan,
٧٥:القيامة( ٧١) فإذاقرأنه فاتبع قرءانه ( ٧٥)إن عليناجمعه، وقرءانه
Artinya: " sesungguhnya Kami-lah yang bertanggung jawab mengumpulkan
(dalam dadamu) dan membacakannya (pada lidahmu). Maka apabila Kami
13
telah menyempurnakan bacaannya (kepadamu, dengan perantraan jibril) maka
bacalah menurut bacaanya itu."( Al-Qiyamah:17-18)
Qur'an disini berarti qira'ah (bacaan atau cara membacanya) jadi kata
ituadalah akar kata (masdar) menurut wazan (tashrif) dari kata fu'lan seperti,
"ghufran"dan "syukron". Anda dapat mengatakan ;qara'tuhu,qur'an,qira'atan
dan qur'anan, dengan satu makna. Dalam konteks ini maqru'(yang dibaca, sama
dengan qur'an) yaitu satu penamaan isim maf'ul dengan masdar.Secara khusus,
Al-Qur'anmenjadi nama bagisebuah kitab yang diturunkan kepada Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka, jadilah ia sebangai sebuah identitas diri.
(Syaikh Manna Al-Qaththan:2015, hlm.16-17)
Para ulama' menyebutkan definisi yang khusus, berbeda dengan lainya
bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang pembacanya menjadi suatu ibadah. Mak
kata "kalam" yang termaktub dengan definisi tersebut merupakan kelompok
jenis yang mencakup seluruh jenis kalam, dan penyadarannya kepada Allah
yang menjadikannya kalamullah, menunjukkan secara khusus sebagai firman-
Nya, bukan kalam manusia,jin maupu malaikat.
Adapun hikmahnya adalah untuk menegaskan bahwa kitab-kitab samawi
lainnya diturunkan hanya bersifat temporer (berlaku sementara).Adapun Al-
Qur'an diturunkan untuk membetulkan dengan mengontrol kitab-kitab
sebelumnya.Dalam kiab-kitab itu mengandung kebenaran yang pasti, tetapi
Allah menambahnyasesuai dengan yang dikehendaki-Nya.Al-Qur'an
menjalankan fungsi kitab-kitab sebelumnya, tetapi kitab-kitab itu tidak dapat
menepati posisinya.Allah telah mentakdirkan untuk menjadkannya sebagai
bukti sampai hari kiamat. Dan apabila Allah menghendaki suatu perkara, maka
dia akan mempermudah jalannya ke yang itu, karena dia Maha Bijaksana dan
Maha tau.
Pembelajaran Tahfidz Al-Qur'an adalah pendidikan yang mengupas
masalah Al-Qur'an dalam makna; membaca (Tilawah), memahami (
Tadabbur), menghafal (Tahfidz) dan mengamalkan serta mengajarkan atau
memeliharanya melalui berbagai unsur, Pembelajaran Tahfidz Al-Qur'an
14
adalah pendidikan yang menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
Qur'an yang terlihat dalam sikap dan aktivitas peserta didik dimanapun ia
berada.
Menghafal Al-Qur'an menjadi bagian dari upaya untuk memudahkan
seseorang didalam memahamidan mengingat isi kandungan Al-Qur'an.Dengan
hafalan Al-Qur'an berarti ikut menjaga keotentikannya serta menjadi amal
saleh.Tentunya dalam hal ini perlu metode yang tepat sehingga hafalan yang
telah tersimpan didalam memori untuk manusia dapat terpelihara dengan baik
sehingga hafalannya sangat kuat. Proses menghafal sejak dini tentu saja akan
membuat kualitas hafalannya menjadi lebih baik.
Kesimpulan dari atas yaitu hanya dapat dipahami dan diterima dengan
hati yang puas oleh orang yang menyadari hakikat Al-Qur'anitu sendiri.
4. Juz 30(jus ‘amma)
a. PengertianJus 30( Jus ‘Amma)
Jus ‘amma yang merupakan jus yang ketigapuluhdari kitab suci Al-
qur’an dan bagian yang paling seringdidengar dan paling
seringdibacaketikabelajarmembaca Al-qur’andimasakecil, halpertama yang
dipelajariadalahmembaca dan menghafalsurat-suratpendek yang terdapat dalam
juz ‘amam. Ditambahlagikebanyakan para imam
dimasjidlebihseringmembacasurat-suratpendek yang terdapat dalam juz
‘ammadari pada membacamembacasurat-suratdalam jus lainnya. Baiksecara
lengkapmaupunbeberapapenggalansurat.
Sehinggadengandemikiantidakasinglagiditelingabahkanbanyak yang
hafalsurat-surattersebutdiluarkepala.
Juz ‘amma merupakan juz denganjumlahsuratterbanyak.
Didalamnyaterdapat 37 suratdimulaidengan An-Naba’ dan di akhiridengansurat
An-Nas. Sebagianbesardarisurat-surattersebutyaitu 34
suratmerupakansuratmakiyahyaitusurat yang
diturunkansebelumRasulullahhijrahke Madinah. Sedangkan 3
suratsebelunyayakni Al-Bayyinah, Al-Zalzalah dan An-Nasr merupakan surah
madaniyahyaitusurat yang dirunkan setelahRasulullahhijrahke Madinah.
15
b. Syarat-Syarat Menghafal Al-qur’an
1) .MengikhlaskanNiat
Niat yang ikhlas, ketelusan dalam menempuh jalan menuju Allah, tujuan
yang lurus,dan menghafal Al-Qur’an semata mata karena Allah serta
mengharapkan ridho-Nya, itulah rahasia datangnya taufiq didalam perjalanan
anda menuntut ilmu. (Yahya,2014.hlm:53)
Allah SWT berfirman:
قل إن ي أمرت أن ي أعبدالل (٧٧)ن مخلصا له الد
Artinya:”Katakanlah, sesunggunya aku diperintahkan agar menyembah Allah
dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.(Q.S.
Az-Zumar:11).
Semakin ikhlas, maka semakin besar pula pahalanya sisi Allah, seperti
disebutkan dalam hadis riwayah Imam Al-Bukhori dan muslim, dari umar bin
Khatab bisa dibilang sebagai hadist inti untuk urusan ikhlas. Umar berkata,”
Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
امرئ مانوى فمن كانت هجرته إلى إنماالعمال بالن يات وإنمالكل
دنيايصيبهاأوإلى امرأة ينكحهافهجرته إلى ماهاجرإليه
Artinya:” Sesunggunya setiap perbuatan bergantung niatnya dan setiap
orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang ia niatkan. Dan siapa hujrahnya
karena dunia yang ia kehendaki atau karena wanita yang ingin iya nikahhi, mak
hijrahnya (bernilai seperti) yang ia niatkan.
Semakin banyak anda berniat baik, semakin besar pula pahal yang anda
dapatkan.Kadang seseorang melakukan satu amal saleh dengan lebih dari satu
niat baik.Tidak terkecuali dengan menghafal Al-Qur’an, anda bisa memiliki
banyak niat baik disana. (Abdul Muhsin,2013.hlm:37)
Hendaklah anda menghafal Al-Qur’an, ikhlas hanya karena Allah SWT
dan mengharap balasan danpahala dari-Nya. Karena Dia tidak akan menerima
suatu amal pun, kecuali sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas karena
mengharap ridho-Nya. Hal ini termasuk amal ibadah kepada-Nya.
16
Allah SWT berfirman:
ليعبدوالل مخلصين له ا ل دين حنفآءويقيموا ومآأمرواإل
كوة لوةويؤتواالز (٧)وذلك دين القيمة ,الص
Artinya:"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat
menunaikan zakat, dan yang demikian , itulah agama yang
lurus".(Q.S.Al-Bayyinah 98:5)
Allah SWT juga berfirman:
بونآ ين الخالص،والذين اتخذوامن دونه،أوليآءمانعبدهم إلليقر الد إلىأللل الل
يحكمبينهم ليهدى من فىزلفى إن الل ماهم فيه يختلفون،إن الل
(٣)ب كفار هوكذ
Artinya:"Ingatlah hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih(dari syirik).
Dan orang orang yang mengambil perlindungan selain Allah
(berkata), kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada (Allah) dengan sedekat dekatnya.
Sesungguhnya Allah akan memutuskan diantara mereka tentang apa
yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya, Allah tidak
menunjuki orang-orang yang pendusta lagi sangat ingkar". (QS. Az-
Zumar39:3)
Oleh sebab itu, barangsiapa yang menghafal Al-Qur’an dengan ikhlas
semata mata karena Allah SWT, mengharapkan pahala dan balasan-Nya serta
mengajarkannya kepada manusi, niscaya Allah SWT akan menolong dan
menerima amalnya.
Adapun barangsiapa yang ingin menghafal Al-Qur’an untuk
membanggakan diri, ataupun supaya mendapat hadiah atau imbalan, maka dia
17
dapat menghafalnya, tetapi kemudian dia akan lupa dan Allah SWT tidak
menerima amalan darinya.(Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi,2010.hlm:47-48
Menurut Dzun Nun al-Mishiri ada tiga ciri keikhlasan:
a. Menanggapi segala celaan dan pujian dari orang lain dengan sikap yang
sama
b. Tidak pernah mengingat-ingat atau menyebut-nyebut perbuatan baik
(jasa) yang pernah dilakukan terhadap orang lain.
c. Mengharapkan balasan hanya dari Allah SWT semata bukan dari
manusia.
Tetapkanlah niat menghafal Al-Qur'an hanya semata mata mengharap
ridho Allah SWT, sehingga dihari kiamat kelak benar benar akan mendapatkan
syafaat dari Al-Qur'an yang selalu dibaca.
Ciri-ciri orang yang ikhlas menghafal Al-Qur'an adalah:
a. Berusaha bersungguh sungguh dalam menghafal, walaupunmenemui
berbagai rintangan dan hambatan.
b. Selalu mudawwamah (langgeng) membaca Al-Qur'an/mengulang hafalan
untuk menjaga hafalannya
c. Mengulang hafalan tidak hanya sekedar mau musabaqoh atau karena mau
ada undangan khatam-an/sima'-an.
d. Tidak mengharapkan pujian atau penghormatan ketika membaca Al-
Qur'an.
e. Tidak menjadikan Al-Qur'an untuk mencari kekayaan dan
kepopuleran.(Sa'dullah,2008.hlm:29-30)
2) . Mempunyai Kemampuan Yang Kuat
Tugas menghafal Al-Qur’an adalah tugas mulia dan besar, hanya mampu
dilakukan oleh mereka yang punya tekad. Mereka yang punya tekad memiliki
cirri utama yang jelas, secara sederhananya adalah tekad tekad yang kuat,
itulah mengapa para rasul yang punya tekad kuad kuat dan tulus disebut ulul
‘azmi, artinya orang yang mempunyai tekad kuad, memiliki semangat untuk
melaksanakan niat dengan segera, sebatas kemampuan yang dimiliki.
18
Orang mukmin terus berusaha hingga menjadi kebiasaan sehingga tiada
hari berlalu tanpa membiasakan merujuk Al-Qur’an, menghafal dan
memanfaatkan hafalan sebelumnya, tekad kuat inilah yang benar-benar akan
mendorong untuk menghafal Al-Qur’an.(Abdul Muhsin,2013.hlm:41-42)
3) . Disilin dan Istiqomah Menambah Hafalan
Diantara hal yang harus diperhatikan bagi seseorang yang ingin
menghafal Al-Qur'an hendaknya selalu bersemangat setiap waktu dan
menggunakan seluruh waktu untuk belajar semaksimal mungkin, ditak boleh
berpuas diri dengan ilmu yang sedikit belajarlah terus sekiranyamampu lebih
dari itu,. Tetapi tidak memaksimalkan diri diluar batas kemampuannya, karena
khawatir akan timbul rasa jenuh dan justru akan sedikit yang diperoleh, kondisi
masing masing orang berbeda beda.
Seorang calon hafidz harus disiplin dan istiqomah dalam menambah
hafalan. Harusgigih memanfaatkan waktu senggang, cekatan, kuat fisik,
brsemangat tinggi, mengurangi kesibukan-kesibukan yang tidak ada gunanya,
sepeti bermain dan bersandau gurau. Umar Ibnu Khatab r.a pernah berpesan,"
Belajarlah kalian sebelum kalian jadi pemimpin."
4) .Talaqqi kepada seorang guru
Seorang calon hafdz hendaknya berguru (talaqqi) kepada seorang
guru yang hafidz Al-ur'an, telah mantap agama dan ma'rifat serta guru yang
dikenal mampu menjaga dirinya. Muhammad bin Sir rin dan Annas bin Malik
pernahmenyatakan,
"Ilmu agama, maka perhatikanlah orang-orang yang hendak kalian
ambil agamanya."
Seorang murid harus menatap gurunya dengan penuh hormat seraya
meyakini bahwa gurunya orang yang unggul. Sikap demikian lebih
mendekatkan seseorang murid untuk memperoleh kemanfaatan ilmu. Guru
tahfidz adalah sesorang yang membimbing, yang mengarahkan dan menyimak
hafalan para penghafal Al-Qur'an. Menghfal Al-Qur'an tidak diperbolehkan
sendiri tanpa seorang guru, karena didalam Al-Qur'an banyak terdapat bacaan-
bacaan sulit (musykil) yang tidak bisa dikuasai hanya dengan mempelajari
19
dengan teorinya saja. Bacaan musykiltersebut hanya bisa dipelajari dengan cara
melihat guru. Sehingga seseorang yang menghafal Al-Qur'an sendidri tanpa
diperdengarkan kepada seorang guru yang ahli kurang dapat bertanggung
jawabkan kebenarannya.
5) .Berahlah terpuji
Orang yang menghafal Al-Qur'an hendaklah berahlak terpuji. Akhlak
terpuji tersebut harus sesuai dengan ajaran syariat yang telah diajarkan oleh
Allah SWT. Tidak berbangga diri dengan dunia dan orang orang yang memiliki
harta dunia. Hendaknya bersikap murah hati, dermawan dan wajahnya selalu
berseri-seri. Tidak mengumbar keinginan diri, santun, sabar, dan menjaga diri
dari berbuatan-perbuatan buruk. Melath sikap wara' dalam diri, khusuk, dan
tenang, tawadhuk dan rendah hati, menjauhi sandau gurau dan tertawa terbahak
bahak.(Sa'dullah,2008.hlm:30-33)
5. Metode Menghafal Al-Qur'an
Ada beberapa metode menghafal Al-Qur'an yang sering dilakukan oleh
penghafal, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Metode wahdah, yang dimaksud dengan metode ini yaitu, satu
persatu terhadap ayat ayat yang hendak dihafalnya, untuk mencapai
hafalan awal, setiap ayat dapat dibaca sebanyak sepuluh kali atau
dua puluh kali atau lebih, sehingga proses ini dapat membentuk
pola dalam bayangannya.
2) Metode kitabah, kitabah artinya menulis. Metode ini memberikan
alternatif lain dari pada metode yang pertama.
3) Metode sami'i, sama'i artinya mendengar. Yang dimaksud metode
ini adalah mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya.
Metode ini akan sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai
daya ingat extra, terutama bagi penghafal yang tuna netra atau anak
anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal baca tulis
Al-Qur'an. Cara ini bisa mendengar dari guru atau mendengar
melalui kaset.
20
4) Metode gabungan, metode ini merupakan gabungan antara metode
wahdah dan kitabah. Hanya saja kitabah disini lebih mempunyai
fungsional sebagai uji coba terhadap ayat ayat yang dihafalnya.
Prakteknya yaitu setelah menghafal kemudian ayat yang telah
dihafal ditulis, sehingga hafalan mudah di ingat.
5) Metoe jama', cara ini dilaukan dengan kolektif, yakni ayat-ayat
yang dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama sama, dipimpin
oleh intruktur. Pertama intruktur membacakan ayatnya kemudian
siswa atau siwi menirukannya secara bersama sama.(Umar,2017,
hlm.8-9)
Sedangkan menurut Sa'dulloh macam-macam metode menghafal adalah
sebagai berikut:
a. Bi al-Nadzar yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Qur'an
yang akan dihafal dengan melihat mushaf secara berulang ulang.
b. Tahfidz, yaitu menghafal sedikit demi sedikit Al-Qur'an yang
telah dibaca secara berulang ulang tersebut.
c. Talaqqi, yaitu menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang
ba]ru dihafal kepada seorang guru
d. Takrir, yaitu mengulang hafalan atau menyima'kan hafalan yang
pernah dihafalkan/ sudah disima'kan kepada guru.
e. Tasmi' yaitu mendengarkan hafalan kepada orang lain baik
kepada perorangan maupun kepada jama'ah.
Metode yang dikenal untuk menghafal Al-Qur'an aa tiga macam, yaitu:
1. Metode seluruhnya, yaitu membaca satu halaman dari baris pertama
sampai baris terakhir secara berulang ulang sampai hafal.
2. Metode bagian, yaitu orang menghafal ayat demi ayatataukalimat demi
kalimat demi kalimat yang dirangkaikan sampai satu halaman.
3. Metode campuran, yaitu kombinasi antara metode seluruhnya dengan
metode bagian. Mula mulai dengan membaca satu halaman berulang,
kemudian pada bagian tersebut dihafal tersendiri. Kemudian diulang
kembali secara keseluruhan.(Sa'dullah,2008.hlm:55-58)
21
Pada prinsipnya semua metode diatas baik semua untuk dijadikan
pedoman menghafal Al-Qur'an, baik salah satu diantaranya atau dipakai semua
sebagai alternatif selingan dari mengerjakan suatu suatu pekerjaan yang
berkesan monoton, sehingga dengan demikian akan menghilangkan kejenuhan
dalam proses menghafal Al-Qur'an.
6. Keutaman Menghafal Al-qur’an
a) Hukum Membaca Al-Qur'an
Para ulama’sepakat bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardu
kifayah. apabila diantara anggota masyarakat ada yang sudah melaksnakannya
maka bebslah beban anggot masyarakat yang lainnya, tetapi jika tidak ada
sama sekali, maka berdosalah smuannya. Prinsip fardhu kifayah ini
dimaksudkan untuk menjaga Al-Qur’an dari pemalsuan, peruban, dan
pergantian seperti yang pernah terjadi terhadap kitab-kitab yang lain pada
masa lalu.(Sa’dullah:2008,hlm.19)
Memandang betapa pentingnya menghafal Al-qur’an guna menjaga
keaslian dan kesucian maka para ulama’ telah sepakat bahwah okum
menghafal Al-qur’an adalah fardhu kiffayah. Ahsin.W .Mengatakan bahwah
okum menghafal Al-qur’an adalah fardu kiffayah. Ini berarti orang yang
menghafal Al-qur’an tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir sehingga tidak
aka nada kemungkinan terjadinya pemalsuan dan pengubahan terhadapa yat-
ayat Al-qur’an.
Menurut Abdurrab Nawabudin bahwa apabila Allah telah menegaskan
bahwa Dia menjaga Al-qur’an dari perubahan dan penggantian, maka
menjaganya secara sempurna seperti telah diturunkan kepada Nabi-Nya, maka
sesungguhnya menghafalnya menjadi fardhu kifayah baik umat maupun bagi
keseluruhan suatu muslim. (Badwilan Ahmad Salim:2009)
7. KeutamaanMenghafal Al-qur’an
Allah SWT berfirman:
كر وإناله لحافظون ل ناالذ (۹) إنا نحن نز
22
Artinya:“Sesungguhnya kami-kamilah yang menurunkan Al-qur’an dan
sesungguhnya kami pula yang akanbenar-benarmemeliharanya.(QS.
Al-Hijr,15:9)
Al-qur’an merupakan satu-satunya kitab suci dimuka bumi ini yang
terjaga, baik secara lafad dan isinya. Rasyis Ridho pernah berkata bahwa satu-
satunya kitab suci yang dinukil secara mutawatir dengan cara dihafal dan
ditulis adalah Al-qur’an. Sebagaimana ayat diatas, hal ini merupakan janji
Allah SWT yang akan selalu menjaganya sampai hari kiamat. Salah satu
penjaganya AllAH swt terhadap Al-qur’an adalah dengan memulyakan para
penghafalnya.
Menghafal Al-qur’an baiknya tidak hanya menghafal lafalnya, namun
harus diiringi dengan pemahaman dan pengalaman. Imam malik dalam
kitabnya AL-Mutawata’ menceritakan bahwa ibnu Umat membutuhkan
bertahun-tahun, malah ada yang mengatakan delapan tahun lamanya hanya
untuk menghafal surat Al- Baqorah.
Hal ini menunjukkan bahwa para sahabat benar-benar mempelajari dan
mengamalkan Al-qur’an. Allah SWT berfirman:
ك به لسانك لتعجل به لتحر
Artinya:”janganlah engkau (Muhammad) gerakkan di lidahmu (untuk
membaca Al-qur’an ) karena hendak cepat-cepat (menguasai ).”(QS.Al-
Qiyamah 75:16)
Mengenai sebab turunnya ayat tersebut, Imam Bukhori mengeluarkan
hadist dari Ibnu Abbas ra yang berkata bahwa setiap turun wahyu Rasullulah
SAW suka menggerak-gerakkan lisannya, maksudnya ingin cepat
menghafalnya. Kemudian Allah menentukan ayat tersebut. Tentunya
melafadzkan Al-qur’an saja sudah mendapat pahala apalagi diirigi dengan
pemahaman dan pengalaman.(Ali Mohtarom,2016,hlm.36-41)
Tidak diragukan lagi bahwa seorang penghafal Al-Qur'an,
mengamalkannya, berprilaku dengan akhlaknya, bersopan santun dengannya
diwaktu malam dan siang adalah merupakan orang-orang pilihan terbaik.
Sebagai mana sabda Nabi saw.
23
"Sebaik-baik orang Islam adalah orangyang mempelajari Al-Qur'an dan
mengajarkannya."
Menhafal Al-Qur'an merupakan suatukeutaman yang besar, dan posisi itu
selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan seorang yang bercita cita
tulus, serta berharap paa kenikmatan dunia dan ukhrawi agar manusia nanti
menjadi warga Allah dan dihormati yang sempurna.
Tidaklah seseorang dapat meraih tuntunan dan keutamaan tersebut, yang
menjadikannya masuk kedalam deretan malaikat baik kemuliaan maupun
derajatnya, kecualai dengan cara mempelajari dan mengamalkannya.
Sebagaimana sabda Nabi saw.
"Perempamaan orang yang membaca Al-Qur'an dan menghafalkannya
sama seperti perjalanan yang mulia, dan perumpamaan orang yang membaca
Al-Qur'an serta dia mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, maka baginya
dua pahala; kecuali dengan mengamalkannya.
Al-Qur'an dapat mengangkat derajat seseorang dn dapat memperbaiki
keadaannya jika ia mengamalkannya. Sebaliknya, jika Al-Qur'an di jadikan
bahan tartawaan dan disepelekan maka akan menyebabkan ia disiksa dengn
azab yang pedih di akhirat kelak.( Sa'adulloh,2008,hlm.23-24)
Oleh karena itu memperhatikan, menela'ah, dan mempelajari ayat ayat
yang serupa akan mempermudah dalam mewujudkan hafalan yang diinginkan.
Dalam proses pembelajaran ustadz/guru hendaknya melakukan tindakan
mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum, atau
memberi nasehat. Tindakan ustadz/guru tersebut berarti menguatkan motivasi
intrinsik sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi santri atau siswa untuk
menghafal Al-Qur'an .
Sebagai mana yang diketahui bahwa motivasi merupakan suatu halyang
sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya suatu perbuatan, karena guru
haruslah selalu memberikan moivasi siswa untuk semangat alam
menghafal.Adapun yang dapat dilakukan guru dalam memotivasi siswa adalah
dengan berikan hadiah atau reward, kedua dapat dilakukan denganmemberikan
angka.Angka dalam hal ini sebagai simbol dari kegiatan belajarnya.
24
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai
yang baik.Ketiga, saingan atau kompetisi.Saingan atau kompetisi dapat
digunakan sebagai alat atau motivasi untuk mendorong siswa.Persaingan
individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi.Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya
sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri
adalah sebagai salah satu motivasi yang cukup penting.Kelima, mengetahui
hasil.
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila kalau terjadi kemauan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat lagi belajar. Semakin mengetahui grafik
hasil belajar meningkat, maka ada motivasi para siswa untuk terus belajar
dengan suatu harapan lainya terus meningkat.Kenam, pujian.Apabila ada siswa
yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan
pujian.Pujian ini adalah bentuk reinforcementyang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
B. Study Relevan
Dalam penilitian ini, penelitian akan memaparkan hail penelitian yang
dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis, bahwa penelitian
yang dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Diantaranya sebagai berikut:
1. Skripsi yang disusun oleh Eriman Saputra, Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2018. Yang berjudul:
Metode Menghafal Al-Qur'an Di Ma'had Al- Mubarok Al- Islami Litahfizul
Qur'an Al-Qarim Tahtul Yaman Kecematan Pelayangan Kota Jambi.Peneliti
ini menggunkan metode atau pendekatan kualitatif, untuk melihat atau
manggali , mengamati atau mencari data data yang lebih akurat terkait dengan
metode menghafal Al-Qur'an yang dipakai santri .peneliti juga menemukan
bahwa kurangnya semangat untuk menghafal Al-Qur'an , kurangnya
konsentrasi, seperti halnya pada saat santri lainnya menghafal ternyata ada
yang sedang berbicara atau mengobrol dengan temannya, sehingga santri
lainnya jadi terbagi konsentrasinya.
25
2. Skripsi yang disusun oleh Iwaddi, Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi 2015,yang berjudul
"Problem matika Santri Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Al-
Mubarok Tahtul Yaman Kota Jambi.Dari peneliti yang dilakukan olehIwaddi,
diperoleh kesimpulan bahwaproblemmatika santri meliputi: kecerdasan santri
berbeda beda sehingga memperlambat menghafalnya, kesehatan santri yang
sering sakit, kurang adanya motivasi dari santri,kurangnya disiplin santri.
3. Skripsi yang disusun oleh Rochmatun Nafi’ah,Jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018. Yang
berjudul"Evektivitas Program Tahfidz Al-Qur’an Dalam Memperkuat Karakter
Siswa Di Madrasah Aliyah Negri Lasem".Dari penelitin yang dilakukan
olehRochmatun Nafi’ahEfektivitas, yaitu tingkatkeberhasilan seseorang dalam
mencapai tujuan tertentu.Dalam hal ini seseorang yang hendak mencapai
tujuan tersebut adalah siswa dan pihah madrasah, sedangkan tujuan yang
hendak dicapai dalam hal ini adalah terbentuknya karakter yang baik sesuai
dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh madrasah.
Peneliti Eriman Saputra mengenai metode menghafal Al-Qur'an,
bukan tentang minat santri menghafal Al-Qur'an. Peneliti Iwaddi dengan
judul Problem matika Santri Dalam Menghafal Al-Qur’an , bukan membahas
tentang membahas program tahfidz Juz 30. Peneliti Rochmatun Nafi’ah
mengenai Evektivitas Program Tahfidz Al-Qur’an, penelitian ini hampir sama
dengan yang diambil oleh peneliti, namun berbeda dalam segi metode yang
dipakai.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, Kirk dan Miller dalam
Moleong mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. (Lexy J
Moleong, 2011: 3) Metode deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya
untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena
sifatnya menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain
penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang
sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari
lapangan dan kemudian dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan
lainnya sebagai upaya untuk memberikan solusi tentangevektivitas program
tahfidzjus 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih
peka dan lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong,
2011,hlm. 5)
27
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Kab.Tanjung Jabung Timur, atas berbagai pertimbangan; banyaknya
fenomena-fenomena yang terjadi pada siswa di Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur seperti , masih banyak siswa dan
siswi yang tidak hafal secara maksimal karena kurang cocoknya metode
yang digunakan dalam menghafal. Yang mana metode yang diterapkan di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab.Tanjung Jabung Timur hanyalah
metode menghafal dan tasmi’, sehingga para siswa banyak lupa akan
hafalannya karena kurangnya muraja’ah dari hafalannya tersebut. Dan juga
siswa hanya dituntutun untuk menghafal surat yang telah ditentukan, dan
tidak dituntut untuk mengulang kembali hafalan yang sudah di hafalnya.
2. Subjek Penelitian
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka
yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
masukkan sabjek
a. Guru Agama
b. Siswa
Adapun teknik pengambilan sample dan informan dalam penelitian ini
menggunakan cara snow ball sampling. Snow ball sampling adalah “proses
penyebaran sample yang seibarat bola salju, yang mulanya kecil, kemudian
semakin membesar dalam proses “Bergulir menggelindir”. (Sanafiah Faisal,
1990: 38) Sebagai subjek utama (Key Informan) yaituguru agama. Adapun
sebagai sumber informasi untuk memperoleh data tentang realita
permasalahansiswa, metode yang diterapkan oleh guru agamadalam
meningkatkan kualitas hafalan juz 30.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapunjenis data yang digunakandalampenelitianiniadalah data primer
dan data sekunder.Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
28
sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.Sedangkan data
sekunderyaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta sumber-
sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain data
sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta
peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai
data pelengkapatau data pendukungdari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Yakni data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi)
terhadap perkembanganpermasalahan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Kab.TanjungJabung Timur.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profilsekolah dan
strukturorganisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi profil sekolah.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. (SuharsimiArikunto, 2002: 207) Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek
darimana data-data diperoleh. (SuharsimiArikunto, 2002: 106)Sumber data
yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui wawancara.
Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan sumber
data dari dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lofland sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.(Jam’an Satori, 2009: 105)
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni guru agama dan siswa.
29
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kab. TanjungJabung Timur.
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan siswa, baik
jumlah siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh
data yang valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Metode Observasi
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,
(Lexy J Moleong, 2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun
langsung kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai
dengan pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi
data yang dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati
secara langsung data yang ada dilapangan, terutama tentang data yang ada di
SMAN 4 tajung jabung timur.
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan menanamkan
nilai-nilai keagamaan di lingkungan sekitar.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a. Mengamati sistem penggunaan metode hafalan juz 30 dalam
meningkatkan kejiwaan keagamaan pada siswa.
b. Mengamati bentuk pelaksanaan dalam hafalan juz 30.
c. Memperhatikan metode yang diterapkan guru agama dalam mengatasi
masalah siswa/idalam menghafal di Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Kab. Tanjung Jabung Timur.
d. Memperhatikan upaya guru terhadap permasalahan-permasalahan siswa
dalam menghafal di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung
Timur.
30
2. Metode Wawancara / interview
Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution, 2006:
113)Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data, dengan
mengadakan tanyajawab secara langsung dengan responden dan
mendengarkan langsung serta mencatat denganteliti apa yang diterangkan
oleh responden, Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau
informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu, Guru, siswa
dan yang lainnya. Sebelum penulis melalukan wawancara, penulis sudah
mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.
Adapun datanya meliputi:
a. Metode apa yang digunakan dalam meningkatkan kualitas hafalanjuz 30
di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur.
b. Strategi yang digunakan di dalam mengatasi permasalahan siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab.Tanjung Jabung Timur.
c. Upaya-upaya guru dalam meningkatkan kualitas hafalanjuz30 siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur.
d. Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang
digunakan.
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi:
1. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan
dikumpulkan.
2. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan
oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.
3. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin. (SuharsimiArikunto, 2002: 132)
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal
seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
31
prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012: 138) Data
tersebut antara lain :
a. Historis dan geografis
b. Struktur Organisasi
c. Keadaan sekolah
d. Keadaan sarana dan prasarana.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses
berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian
dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi:
1. Reduksi Data
“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi”.(Jam’an Satori, 2009: 219) Setelah dibaca, dipelajari,
makalangkah selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang
munculdaricatatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data
dilakukanselamapenelitianberlangsung.
2. Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melalukan penarikan kesimpulan.
3. Verifikasi / penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan.
Makalangkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan
atau verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif,
Artinya analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen
utama tersebut.
32
F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)
Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik
pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan
temuan, diantaranya :
1. Perpanjang keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dalama artian memperpanjang waktu
dilapangan sehingga kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal ini
dilakukan maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada
konteks, membatasi kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh
dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan
waktu di lapangan akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpul. (Sugiono, 2012,hlm. 219)
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atauisu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut
secara rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
(Sugiono, 2012: 99) Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang
timbul akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun
kesalahan responden yang tidak benar dalam memberikan informasi.
3. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemeriksaan menggunakan sumber, metote, penyidik, dan teori.( Lexy J
Moleong,2011,hlm.178)
Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasi wawancara.
33
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang yang ada didepan umum
dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang yang
berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan
34
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari
November 2019 sampai Juni 2020, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke, Tahun 2020
November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penelitian x
2 Menyusun atau
menulis konsep
proposal
x
3 Mengajukan judul
ke Fakultas untuk
persetujuan judul
x
4 Konsultasi dengan
dosen pembimbing
x
5 Seminar proposal x
6 Izin atau perintah
riset
x
7 Pelaksanaan riset x
8 Penulisan konsep
skripsi
x
9 Konsultasi kepada
dosen pembimbing
10 Penggandaan
skripsi
11 Munaqasah dan
perbaikan
12 Penggandaan
skripsi dan
penyampaian
skripsi kepada tim
Penguji dan
Fakultas
Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah
35
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis dan Geografis Sejarah Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Tanjung Jabung Timur
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur terletak di Desa
Sido Mukti Kecamatan Dendang tepatnya di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.Sekolah Menengah Atas ini didirikan pada tahun 2004.
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 didirikannya atas swadaya masyarakat.
Didirikannya Sekolah Menengah Atas Negeri 4 ini terkait atas kekhawatiran
tokoh masyarakat dan agama Desa Sido Mukti terhadap ancaman globalisasi
generasi anak-anak muda yang akan datang. Akhirnya dianggap penting
untuk mendirikan Sekolah Menengah Atas sebagai kelanjutan dari sekolah
dasar.
Pada tahun 2004, masyarakat mulai melaksanakan programnya dengan
mendirikan Sekolah Menengah Atas dengan di ketuai oleh Al Hafiz, yang
pada waktu itu bangunan gedung masih sederhana dengan berdinding papan
rangkup, sebagai embrio lahirnya Madrasah ini dengan berkat kerjasama
gotong royong masyarakat berminggu-minggu, berbulan-bulan akhirnya
terwujudlah bangunan empat gedung tiga ruangan belajar dan satu kantor
untuk guru.
Sejak berdiri pada tahun 2004 yang kini masih berusia 17 tahun terus
mengalami peningkatan baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini
terlihat dari segi kondisi sekolah yang dulu masih berdinding papan sekarang
sudah berdindingkan semen, yaitu adanya bantuan dari pusat (Bloggren), dan
sekolah ini juga selalu mendapat pengakuan, bahkan semakin mendapat
kepercayaan masyarakat.
Letak geografis sekolah menengah atas terletak di JL.Sulthan Thaha sk 4
Kiri, yang beralamat di Kelurahan Sido Mukti, Kec. Dendang, Kab. Tanjung
36
Jabung Timur Provinsi Jambi. Posisi Geografis 1.207915 lintang, 103.903695
bujur, kode pos:36563
2. Visi dan Misi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Desa Sido Mukti
a. Visi
“ Insan Beriman, Bertaqwa, Disiplin, Berprestasi, dan Peduli.”
b. Misi
a) Mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari terutama
amalan wajib ( sholat, puasa ) untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten sehingga tercipta
budaya disiplin warga sekolah.
c) Menanamkan budaya disiplin melalui keteladanan kepala sekolah, guru,
dan karyawan.
d) Menerapkan pembelajaran dan bimbingan yang berkualitas secara
kontinu untuk meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik
dan daya saing peserta didik.
e) Mengembangkan minat dan bakat siswa melalui kegiatan ekstralikuler.
f) Menumbuhkan sikap dan prilaku peduli terhadap lingkungan yang
bersih, indah, sehat dan aman.
3. Kurikulum Sekolah
Mata pelajaran di Madrasah Tsanawiyah Tahzibatul Islamiyah meliputi:
a. Kurikulum KTSP terdiri dari:
1. Pendidikan agama islam
2. Pendidikan Agama Kristen
3. Pendidikan Kewarganegaraan
4. Bahasa Indonesia
5. Bahasa Inggris
6. Sastra Inggris
7. Fisika
8. Kimia
37
9. Biologi
10. Geografi
11. Sosiologi
12. Ekonomi
13. Sejarah Indonesia
14. Prakarya dan Kewirausahaan
15. Matematika Umum
16. Matematika Peminatan
17. Ilmu Pengetahuan Sosial
18. Ilmu Pengetahuan Alam
19. Seni Budaya
20. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
4. Tenaga Pendidikan Sekolah Menengah Atas 4 Tnjung Jabung Timur
Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Tanpa guru tidak ada istilah pembelajaran disebuah sekolah. Guru yang
mencukupi ditopang oleh pengetahuan dan pengalaman yang luas akan turut
membantu terciftanya keberhasilan proses belajar. Tenaga pengajar di
Sekolah Menengah Atas 4berjumlah amat banyak, hal ini tidak sesuai dengan
kebutuhan dan jumlah peserta didik yang juga banyak. Adapun tingkat
pendidikan dan tenaga pengajar di Sekolah Menengah Atas 4ini terdiri dari
berbagai tamatan/lulusan SLTA sederajat dan tamatan perguruan tinggi islam
maupun perguruan tinggi Umum (S.1).
Guru juga merupakan hal yang mutlak diperlukan dan tidak bisa di tawar
lagi. Ketersedian guru dalam sebuah lembaga pendidikan merupakan sebuah
penentuan suksesnya proses pembelajaran di sekolah, termasuk suksesnya
program hafalan Juz 30 sebagai syarat kelulusan di Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur.
Untuk menjamin kualitas proses programhafalan Juz 30 sebagai syarat
kelulusan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur,
pihak pengelola sekolah berusaha menyediakan tenaga pendidik yang
38
berkompetensi dibidangnya, dan secara administratif sesuai dengan jenjang
pendidikan yang ditempuh sebelum menjadi guru.
Untuk melihat keadaan guru Sekolah Menengah Atas Negeri 4 dapat
dilihat dari table berikut:
Tabel 4.1 Keadaan Guru
No Nama Guru Pendidi
kan Jabatan
Mata Pelajaran
yang diajarkan
1 Novita Diana, A.Ma.
Pd, S. Pd S. 1
Kepala
Sekolah Matematika
2 Nike Oktarina, S. Pd S.1
Wakil Kepala
Sekolah
Kesiswaan
Bahasa Inggris
3 Radias Ependi, S.Pd,
M.Si S.2
Wakil Kepala
Sekolah
Kurikulum
Fisika
4. Drs. Aji Susilo
Pambudi. S.1 Guru Mapel
Matematika
Umum
5. Andika Novita Sari,
S.Pd. S.1 Guru Mapel
Biologi, Prakarya
dan
Kewirausahaan
6. Anita Selvina Br
Barus, S.Pd, M.Pd S.2 Guru Mapel Ekonomi
7. Asni,S.Pd. S.1 Guru Mapel Kimia
8. Astuti, S.Pd S.1 Guru Mapel Sejarah Indonesia
9. Diah Triwati,S.P S.1 Guru Mapel Biologi
10
Ekowati
Setianingsih,A.Md,
S.P
S.1
Tenaga
Administrasi
Sekolah
-
11 Elsi Wahyuni,A.Md.
S.E S1
Tenaga
Perpustakaan -
39
12 Erika Oktafiana,
S.Pd S1 Guru Mapel
Prakarya dan
Kewirausahaan
13 Imam Syafi'i, S.Pd.I S1 Guru Mapel Pendidikan
Agama Islam
14 Joko Suprapto, S. Pd S1 Guru Mapel
Pendidikan
Jasmani,
Olahraga, dan
Kesehatan
15 Kasijon Joni SD/Sede
rajat
Petugas
Keamanan -
16 Lasiman Paket B Tukang Kebun -
17 Mariya Ulfa SMA/Se
derajat
Tenaga
Administrasi
Sekolah
-
18 Maya Fintauli
Anggreani, S.Pd S1 Guru Mapel
Pendidikan
Agama Kristen,
Sejarah
19 Muklis, S.Pd S1 Guru Mapel Geografi
20 Noperman, S.Pd.I, S1 Guru Mapel Bahasa Inggris
21 Nur Lailatus
Sholihah, S.Pd S1 Guru Mapel
Bahasa dan Sastra
Inggris
22 Dra. Nurhayah S1 Guru Mapel
Pndidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraan
23 Rika Yusra, S.Pd S1 Guru Mapel Seni Budaya,
Sosiologi
24 Rina Wati SMA/Se
derajat
Tenaga
Perpustakaan -
25 Rofiah SMA/Se
derajat
Pesuruh/Office
boy -
40
26 Sami'un, S.Ag S1 Guru Mapel Sosiologi
27 Sugito, S.Pd S1
Tenaga
Administrasi
Sekolah
-
28 Sutoyo, S.S,.M.Pd S2 Guru Mapel Bahasa Indonesia
29 Widia Wariza SMP/Sed
erajat
Tenaga
Administrasi
Sekolah
-
30 Winda Yuliandri
Maiyola, .Pd S1 Guru BK
Prakarya dan
Kewirausahaan,
Bimbingan dan
Konsling
31 Yul Handayani S1 Guru Mapel Seni Budaya,
Bahasa Indonesia
(Dokumentasi Sekolah, 2020)
41
5. Keadaan Siswa Sekolah Menengah Atas 4 Tanjung Jabung Timur
Data siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 4 T.A 2019/2020:
Tabel 4.2 Keadaan Siswa
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 KELAS X IPA.1 6 17 23
2 KELAS X IPA.2 8 17 25
3 KELAS X IPS.1 8 20 28
4 KELAS X IPS.2 8 19 27
5 KELAS XI IPA.1 10 13 23
6 KELAS XI IPA.2 9 15 24
7 KELAS XI IPS.1 18 13 31
8 KELAS XI IPS.2 18 13 31
9 KELAS XII IPA 10 17 27
10 KELAS XII IPS.1 9 15 24
11 KELAS XI IPS.2 10 14 24
Jumlah - 114 173 287
(Dokumentasi Sekolah, 2020)
6. Keaadan Sarana Dan Prasarana Sekoalah Menengah Atas Negeri 4
a. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja dan kursi, serta alat-alat dan
42
media pembelajaran. Atau fasilitas belajar yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat
menberikan semangat belajar kepada siswa.
b. Prasarana
Disamping sarana terdapat pula prasarana yang merupakan fasilitas
belajar yang mendukung dan membantu proses pembelajaran yang tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti
halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah. Tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses pengajaran seperti taman
sekolah yang digunakan sekolah untuk pengajaran pendidikan lingkungan
hidup, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, upacara dan kegiatan
lainnya komponen tersebut merupakan prasarana pendidikan. Di Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 sarana dan prasarana yang dibutuhkan cukup
memadai, terutama sarana olahraga dan ekstrakurikuler seperti lapangan
bola volley. Adapun sarana dan prasarana yang dapat menunjang
berlangsungnya proses pembelajaran di Di Sekolah Menengah Atas Negeri
4, Sekolah dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.3 Kedaan sarana dan prasarana
No Jenis Prasarana Jumlah
ruangan
Jumlah
ruangan
kondisi baik
Kategori
kerusakan
1 Ruang Kelas 11 11
2 Perpustakaan 1 1
3 Ruang Lab 1 1
4 Ruang Kepsek 1 1
5 Ruang Guru 1 1
6 Ruang Seni 1 1
7 Lab Fisika 1 1
8 Lab Komputer 1 1
9 Ruang Tata Usaha 1 1
43
10 Gudang dan Dapur 1 1
11 Lapangan Olahraga 1 1
12 Aula 0 0
13 Koperasi Sekolah 0 0
14 Musholla Sekolah 1 1
16 Wc SiswWc Guru 2 2
17 Wc Siswa 4 4
(Dokumentasi sekolah, 2020)
Tabel 4.3
Panduan Tahfiz
No NAMA SURAH/AYAT PILIHAN
SURAH AYAT PILIHAN
1. Al-Takatsur Al-Baqarah(284-286)
Juma'ah
Qunut
2. Al-As'r
3. Al-Humazah
4. Al-Fil
5. Al-Quraisy
6. Al- Ma'un
7 Al-Kautsar
8. Al-Kafirun
9. An-Nasr
10. Al-Lahab
11. Al-Zalzalah
12. Al-Alaq
13. Ad-Duha
14. Al-Insiroh
15. At-Tin
16. As-syamsiyah
17. Al-A'la
44
Program hafalan Juz 30 sebagai syarat kelulusan Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kb. Tanjung Jabung Timur merupakan program yang diterapkan sebagai
bagian dari komitmen sekolah untuk melaksanakan visi dan misi sekolah dengan
memberi bekal kompetensi keagamaan yang lebih baik.
Fasilitas merupakan hal pokokyang menunjang keberhasilan kegiatan
hafalan siswa.Kesadaran tentang pemenuhan sarana dan prasarana hafalan mutlak
harus dilakukan.Hal ini dikarenakan fasilitas merupakan faktor yang ikut andil
dan menentukan keberhasilan hafalan siswa.Dengan demikian secara keeluruhan,
tabel diatas menunjukkan bahwa fasilitas sarana dan prasarana dinilai baik.
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
Setelah peneliti melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Atas
Negeri 4, peneliti memperoleh data-data dilapangan yang sesuai dengan judul
penelitian dan focus penelitian mengenai, “Evektifitas Program Tahfidz Juz 30 di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tnjung Jabung Timur”. Maka data
tersebut diklasifikasikan berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Evektifitas Program Tahfidz Juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Kabupaten Tnjung Jabung Timur
Sebagai guru pendidikan agama islam beliau harus mampu
mengoptimalkan peranannya ketika berada di kelas. Salah satunya adalah
sebagai motivator, artinya bahwa guru hendaknya dapat memberikan
dorongan kepada anak didik agar bergairah dan aktif dalam menghafal.
Adapun beberpa strategi yang dilakukan oleh guru Agama di Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung Jabung Timur antara lain:
a. Mengajar dengan metode yang menyenangkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru agama menyatakan
bahwa:
“Hafalan juz 30 ini adalah suatu pelajaran yang sebelumnya memerlukan
bentuk-bentuk pengalaman nantinya ada beberapa metode dalam
pembelajaran yang saya berikan yaitu metode pembiasaan, metode
penugasan penugasan itu berupa hapalan, maupun di rumah itu yang
saya lakukan sehingga siswa bisa memiliki tambahan wawasan terhadap
hafalannya. Dengan beberapa kreatifitas dan keberagaman metode pada
45
program Tahfiz ini membuat peserta didik mudah memahami dan
mejalankannya tanpa keterpaksaan. Jadi ada metode yang saya terapkan
dalam pembelajaran dan ada yang iterapkan diluar jam pelajaran tapi
masih dalam lingkungan sekolah dan waktu sekolah.” (Wawancara
Kepada Bapak Imam Syafi'i Pada Tanggal 27- Februari 2020)
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa guru sangat berpengaruh
dalam memberikan motivasi dan minat belajar siswa yang bersifat ekstrensik
yang mana guru berusaha meningkatkan motivasi menghafal siswa dengan
menggunakan yang baik agar siswa memiliki wawasan terhadap hafalan yang
mana hal ini diharapkan siswa tidak hanya ingin mencapai prestasi yang
berbentuk angka tapi lebih dari itu agar siswa dapat mengamalkan dalam
kehidupan sehari hari dan dapat mentadabburi ayat ayat yang telah dihafalkan.
Pada intinya guru sangat berperan dalam memberikan motivasi terhadap
siswa.Dengan menggunakan metode yang sesuai dalam pembelajaran dan
caraguru menyampaikan cra menghafal di kelas dan kehangatan guru terhadap
anak didiknya dalam meningkatkan minat dan keantusiasan siswa dalam
menghafal. Peranan metode akan nyata jika guru memilih metode yang sesuai
dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan hafalan. Banyak
faktor yang perlu diketahui untuk mendapatkan pemilihan metode yang akurat,
seperti faktor guru sendiri, sifat dan metode yang digunakan, fasilitas, jumlah
anak didik di kelas, tujuan dan sebagainya.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa, yang
menyatakan:
“Guru mengajar biasanya menggunakan metode hafalan dan tami'. Saya
merasa senang dengan metode yang digunakan karena kalau hafalan yang
dibaca tidak diulang ulang maka hafalannya akan hilang terutama untuk
surah surah yang terlalu panjang.” (Wawancara Kepada Mita Febiyanti
pada tanggal 27 Januari 2020)
Dari hasil pernyataan siswa di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya metode dan disertai kreatifitas guru dalam proses hafalan dapat
menunjang untuk meningkatkan minat menghafal siswa dalam hafalannya.
Selain itu, dalam pernyataan guru agama dia memberikan penugasan
kepada peserta didik baik di sekolah maupun di rumah, menunjukkan bahwa
46
guru memberikan dorongan motivasi pembelajaran melalui penugasan.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang siswa:
“Saya senang dengan metode yang gunakan oleh guru agama saat
penyetoran hafalan karena mudah, kadang bapakmemberikan nasehat
ataupun masukan tentang pentingnya menghafal Al-Qur'an. Dari
penjelasan bapak guru itulah kita dapat mengambil ilmu
pengetahuan.Bapak guru juga memberikan bimbingan karena sangat
penting dalam memahami atau menghafal juz 30 ini.”(Wawancara
kepada Nur azizah pada tanggal 27 Januari 2020 )
Dari beberapa pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa guru
menggunakan beberapa metode hafalan dan tasmi' saat dikelas. Strategi yang
sesuai dalam pembelajaran, cara guru menyampaikan materi di kelas yang
disertai dengan contoh-contoh dan praktek-praktek yang dilakukan oleh siswa
serta kehangatan guru terhadap anak didiknya. Hal ini akan meningkatkan
minat belajar siswa dalam belajar. Peranan strategi akan nyata jika guru
memilih strategi yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai
dalam tujuan pembelajaran.
b. Memberikan hadiah kepada siswa
Untuk memberikan semangat bagi siswa Sekolah Menengah Atas Negeri
4, disetiap evaluasi atau setoran hafalan pada hari jum'at, guru menyeleksi
siswa yang mempunyai kriteria banyak hafalannya, betul bacaannya,dan
merdu suaranya, dari penyeleksian tersebut akan diberikan hadiah. Hal tersebut
adalah bentuk dari apresiasi bagi siswa yang mampu mencapai target hafalan
dan untuk menambah motivasi siswa agar bersemanagt untuk menghafalkan
surah surah yang telah ditargetkan, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Peneliti juga mewawancarai salah seorang siswa mengatakan:
“Saya termotivasi Kak untuk terus menghafal surah yang ditargetkan oleh
sekolah.Itu tuh bisa jadi kebanggaan tersendiri dan bisa menunjang nilai-
nilai realigus manusia.Selain itu juga orang tua pastinya bangga.Jadi
dengan adanya pemberian hadiah ini menjadi motivasi besar setiap siswa
di sekolah.” (Wawancara kepada putri anisa pada tanggal 27 Januari
2020)
Dari pernyataan siswa tersebut dapat dikatakan bahwa strategi
penumbuhan minat belajar siswa dengan hadiah yaitu adanya kompetisi atau
47
saingan. Dengan adanya pemberian hadiah kepada peserta didik yang mampu
ataupu yang banyak menghafal menimbulkan adanya persaingan antar siswa
dan kompetisi satu sama lainnya. Dengan begitu adanya strategi pemberian
hadiah di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur menjadikan
adanya dua strategi peningkatan minat hafalan peserta didik. Hal ini pun
terlihat pada saat peneliti melakukan observasi di dalam kelas pada waktu
penyetoran surah yang telah ditentukan.
Peneliti juga mewawancarai guru agama terkait hal itu, beliau
menjelaskan sebagai berikut:
“Adanya pemberian hadiah pada siswa yang mampu menghafal surah
yang ditargetkan menjadikan adanya kompetisi dan persaingan antar
sesama siswa tetapi secara baik-baik persaingannya dengan
meningkatkan prestasi menghafal setiap surah.Jadi hal ini juga strategi
untuk meningkatkan semangat hafalan siswa di Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Tanjung Jabung Timur.” (Wawancara kepada bapak Imam
Syafi'i pada tanggal 31Januari 2020)
Selain beberapa strategi peningkatan di atas guru fiqih saat proses
pembelajaran memberikan pujian kepada peserta didik yang dapat menjalankan
tugas dan perintah yang guru berikan dengan benar dan tepat, sehingga hal ini
pun meningkatkan minat bagi peserta didik untuk dapat seperti itu. Pujian
merupakan salah satu strategi yang pasti setiap guru lakukan saat peserta
didiknya dapat melakukan sesuatu yang benar dan tepat.
c. Pemberian Hukuman
Dalam menghafal Al-Qur'an tentu ada siswa yang tekun dan ada yang
malas, untuk mengatasi siswa yang malas dalam hafalan sehingga siswa belum
mencapai target yang telah ditargetkan yang telah ditetapkan, maka guru
memberi hukuman kepada siswa tersebut. Hukuman yang diberikan berupa
menulis ayat ayat Al-Qur'an dan menghafalkannya sekaligus. Hukuman yang
lainya adalah siswa diharapkan menghafalkan kembali dirumah dan pertemuan
yang akan datang harus sudah setoran.
Hal tersebut dimaksudkan agar siswa terpacu semangat untuk menghafal
surah yang sudah ditargetkan terutama diluar jam sekolah, karena jika tidak
mau setoran hafalan maka siswa dihukum dan akan merasa malu dengan
48
teman-teman yang lainnya. Maka dengan hukuman inilah para siswa terpacu
semangatnya dalam menghafal.
Hal ini digunakan guru agamadalam meningkatkan minat menghafal
siswa adalah dengan cara menghukum siswa yang tidak menjalankan setoran
surah yang telah ditargetkan. Hukuman ini menjadikan strategi yang dapat
dihandalkan guru agama untuk membuat jera peserta didik yang tidak
menyelesaikan target yang diberikan oleh guru, sehingga tidak akanbermalas
malas dalam menghafal, hal tersebut dan mendorong siswa semakin semangat
dalam menghafal.
Hal ini dijelaskan oleh guru agama, beliau menjelaskan sebagai berikut:
“Hukuman ini bukan untuk membuat siswa menjadi tertekan, akan tetapi
hanya sebagai pelajaran untuk dirinya sendiri maupun teman-teman yang
lain agar tidak melakukan hal ini. Dengan adanya hukuman menulis ayat-
ayat Al-qur'an dan menghafalkannya maka akan menambah ilmu atau
pengetahun mereka. hal in bukanlah hukuman fisik, tetapi hukuman
bersifat edukatif yang membuat siswa menjadi lebih menguasai lagi apa
yang dihukumkan itu.” (Wawancara kepada Bapak Imam Syafi'i, 31
Februari 2020)
Berdasarkan keterengan di atas adapun bentuk hukuman yang diberikan
bukanlah hukuman fisik atau pukulan, akan tetapi hukuman yang berbentuk
edukatif yaitu memerintahkan peserta didik untuk menulis ayat-ayat Al-Qur'an
dan menghafalkannya di dalam kelas sesuai dengan yang diperintahkan pada
masing-masing siswa. Hukuman ini akan ditagih pada pertemuan mendatang.
Akan tetapi, hukuman yang diberikan ini tidaklah jera secara mental peserta
didik, karena yang sifatnya edukatif dan menambah ketaatan peserta didik
terhadap ajaran agama Islam dengan membaca ayat suci Alquran.
d. Menggunakan metode dramatikal
Peneliti juga melakukan observasi di lingkungan Sekolah Menengah Atas
Negeri 4, dan peneliti melihat beberapa hal yang masuk kedalam strategi guru
dalam memotivasi peserta didiknya yaitu diantaranya mendorong kreativitas
peserta didik salah satunya dengan adanya kreatifitas dramatikal menghafal di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab.Tanjung Jabung Timur untuk
49
mendorong peserta didik dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam
menghafal dan mengamalkan surah-surah yang sudah diajarkan.
Hasil wawancara dengan guru agama sesuai dengan hasil observasi
peneliti yaitu sebagai berikut:
“Sekolah kami ini selalu mendorong siswa dengan kreatifitas-kreatifias
yang mereka miliki, misalnya ada kegiatan olah raga takraw bagi siswa
sedangkan untuk siswinya ada kegiatan folly.Hal ini saja sudah terlihat
bahwa kreatifitas siswa mencoba dibangun oleh pihak sekolah dengan
dengan adanya pelatihan-pelatihan ini. Sedangkan khususnya untuk
hafalan jusz 30, ini pasti kami mengadakan dramatikal hafalan dan
menulis surah yang mereka hafalkan dengan baik dan benar pula di
sekolah pada setiap akhir tahun, sehingga siswa dari setiap tingkat
memberikan partisipasinya dalam menampilkan drama terkait surah
surah yang sudah mereka hafalkan dalam satu tahun di
kelas.”(Wawancara kepada bapak Imam Syafi'i pada tanggal 07 Februari
2020)
Dari penjelasan di atas terdapat beberapa strategi dalam meningkatkan
minat hafalan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab.Tanjung Jabung
Timur pada program hafalan juz 30, sehingga siswa dapat bersemangat dalam
mengikuti proses hafalan dalam kelas.
2. Kendala yang dihadapi guru agama dalam meningkatkanEvektifitas
Program Tahfidz Juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Kabupaten Tnjung Jabung Timur
Dalam kegiatan mengajar yang terjadi di dalam kelas atau diluar kelas
pastinya ada kendala atau penghambat yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Tidak bisa dipungkiri setiap kegiatan belajar mengajar yang terjadi adanya
kendala yang membuat proses pembelajaran menjadi kurang optimal.
Kendala yang dihadapi guru agama dalam meningkatkan minat belajar
siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tnjung Jabung Timur
adalah:
a. Kurangnya kesadaran siswa dalam menghafal
Pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang dan
menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas guru dalam
50
menciptakan lingkungan yang kondusif. Kegiatan inti pembelajaran atau
pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik
terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosialnya.
Hasil observasi peneliti di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten
Tnjung Jabung Timur, menemukan bahwa siswa memang terbilang kurang
antusias dalam mengikuti hafalan atau setoran, keaktifan menghafal belum
terjadi pada sebagian siswa.Karena guru menggunakan metode tasmi’ dan tidak
terlalu merespon arahan yang diberikan guru.Dalam satu kali setoran hanya
beberapa siswa yang mau menyetorkan surah surah yang ditentukan.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru mata
pelajaran agama, beliau menyatakan:
“ Satu hal yang tidak bisa dinafikan dan cukup menjadi hambatan dalam
mencapai kesuksesan program hafalan juz 30 sebagai syarat kelulusan di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timurdengan latar
belakang keluarga yang berbeda dan berasal dari lingkungan masyarakat
yang berbeda menjadikan pelaksana program hafalan juz 30 sebagai
syarat kelulusan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung
Timur mengalami kesulitan dalamupaya mencapai tujuan program.
Heterogenitas orang tua dan lingkungan sedikit banyak
menghambat pelaksanaan program hafalan juz 30 sebagaisyarat
kelulusan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur,
yaitudisaat tagihan setoran, disatu sisi ada juga siswa yang mahir dalam
menghafal surat surat pendek pada juz 30, di sisi lain juga banyak siswa
yang belum lancar bahkan sangat sulit dalam menghafal surah surah
pendek juz 30.
Selain itu, heterogenitas kemampuan siswa dalam menghafal surah
surah pendek dalam juz 30 sangatlah mempengaruhi keberhasilan
program hafalan juz 30 sebagai syarat kelulusan di Sekolah Menengah
Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur tersebut. Ada juga siswa yang
mampu menghafal surah yang ditargetkan dengan satu kali hafalan saja,
tetapi ada juga siswa yang harusmengulang ngulang hafalannya hingga
beberapa kali.”(Wawancara pada Bapak Imam Syafi'i pada tanggal 07
Februari 2020)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan
minat menghafal siswa yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran agama
tetap ada kendala dalam strategi guru untuk meningkatkan minat menghafal
siswa. Kendalanya ini disebabkan dari siswanya sendiri yang tidak mau
merespon terhadap guru dalam memberikan motivasi pada proses hafalan. Di
51
dalam diri anak ini tidak ada keinginan yang bisa menyebabkan dia terdorong
untuk menghafal.
b. Faktor lingkungan dan teman yang belum mendukung
Ada beberapa kendala yang lain lagi sebagai penghambat dalam strategi
ini seperti yang diungkapkan oleh guru agama sebagai berikut:
“Sebenarnya faktor penghambat dalam meningkatkan motivasi
belajar yaitu dari internal dan eksternal.Internalnya adalah berasal
dari keinginan sendiri yang belum ada kesadaran terhadap
pentingnya pembelajaran secara benar.sedangkan eksternalnya, salah
satunya berasal dari teman yang belum mendukung, guru lain yang
belum mendukung dan juga lingkungan yang belum mendukung
juga.”(Wawancara kepada bapak Imam Syafi'i pada tanggal 07
Februari 2020)
Penjelasan di atas memberikan beberapa point terkait faktor penghambat
menurut guru agama di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab.Tanjung Jabung
Timur yaitu adanya faktor internal dan eksternal yang dapat menghambat
peningkatan minat belajar siswa.Internal berasal dari diri sendiri yang belum
adanya kesadaran terhadap pentingnya prestasi belajar bagi kehidupan
sekarang dan nanti bagi dirinya.Sedangkan faktor eksternalnya adalah orang-
orang di luar yang belum bisa mendukung dan lingkungan yang belum
mendukung juga.
c. Rendahnya motivasi belajar siswa
Motivasi adalah modal utama dari siswa untuk menghafal. motivasi
menghafal itu bukan dibawa sejak lahir, namun ada setelah beberapa waktu
motivasi anak untuk menghafal pada saat menyetorkan surah yang telah
ditargetkan, hal ini sangat mempengaruhi kondisi hafalan siswa. Wawancara
dengan guru agama beliau mengatakan:
“Ada beberapa permasalahan yang saya hadapi saat menangih setoran
hafalan siwa, salah satunya adalah aspek minat menghafalsiswa, dalam
setoran didalam kelas yang dijalankan dikelas. Minat menghafalsiswa
masih sangat kurang, hal ini bisa dilihat dari kurangnya keseriusan siswa
dalam menghafal, saat tagihan setoran surah surah yang ditargetkan
sebagian siswa banyak yang belum hafal ataupun malas untuk
menyetorkan.”(Wawancara kepada Bapak Imam Syafi'i pada tanggal 21
Februari 2020)
52
Wawancara siswi ia mengatakan:
“Kami sebenarnya senang dengan diadakannya hafalan surah surah
pendek ini.,karena adanya program ini dapat menambah nilai nilai
realigus. Namun metode yang digunakan hanyalah metode tasmi',
sehingga kami merasakan bosan denagn metode ini.”(Wawancara kepada
Ajeng pada tanggal 21 Februari 2020)
Berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa diatas diketahui bahwa
minat menghafal siswa masih kurang.Hal ini disebabkan kurangnya guru
mengupayakan penyajian metode yang lebih menarik dan metode yang belum
bervariasi, sehingga perhatian siswa dalam menerima hafalan sangat
kurang.Kondisi ini membuat siswa menjadi jenuh dalam menghafal.
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang harus dipertinggi, untuk dapat
berhasil dalam belajar, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka dalam menghafal. Agar
siswa dapat menghafal, guru harus mengupayakan penyajian penghafalan yang
menarik serta metode yang variatif.
Masih wawancara dengan bapak Imam Syafi'i, guru mata pelajaran
agama beliau mengatakan:
“Meskipun pada waktu-waktu tertentu saya berhasil membuat siswa
memperhatikan atau perhatian terhadap pelajaran yang diajarkan, namun
masih ada juga siswa yang terkadang yang tidak sungguh-sungguh,
memfokuskan diri untuk belajar. Ada sebagian siswa yang mengikuti
kegiatan pembelajaran yang terlihat jenuh dalam belajar, meskipun
sebelumnya terlihat baik-baik saja”.(Wawancara kepada bapak Imam
Syafi'i pada tanggal 28 Februari 2020)
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran agama yang
mengatakan, bahwa setiap pelaksanaan storan surah di kelas tetap ada siswa
kurang perhatiannya mengikuti hafalan yang saya berikan.Hal ini merupakan
kendala saya untuk mengatasi kesulitan dalam memajukan hafalan surah surah
yang di targetkan.
3. Upaya Guru Agama dalam Meningkatkan Minat Menghafal Siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur
Adapun upaya yang dilakukan guru agama dalam memotivasi hafalan
siswa adalah:
53
a) Pemberian Motivasi dan Penguatan
Intensif yang disediakan oleh guru dengan maksud merangsang siswa
agar lebih keras dan lebih baik.Intensif itu dapat memuaskan dan juga tidak
dapat memuaskan kebutuhan seorang karena lingkungan yang disediakan tidak
merangsang minat siswa untuk menghafal.Tetapi walaupun demikian
seringkali menggunakan intensif untuk memberikan motivasi kepada siswa itu
bermanfaat.Pendidik harus memahami intensif yang diberikan itu efektif atau
tidak. Intensif yang diberikan guru antara lain berupa:
1. Memberi pujian. Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu segera diberikan pujian.
2. Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu
demikian, hadiah dapat membangkitkan motivasi apabila setiap orang
mampu memperolehnya.
3. Memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dan nilai kegiatan
belajar. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi
yang sangat kuat.
4. Memberi hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi
diberikan secara bijaksana dan tepat bisa menjadi alat motivasi
menghafal siswa yang baik.
b) Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan
efesien.
Tanpa sarana yang memadai, sulitlah kiranya mewujudkan tujuan
pendidikan yang diharapkan. Dalam pendidikan sarana merupakan penunjang
bagi proses belajar mengajar. Tanpa adanya sarana yang memadai peserta didik
pasti tidak akan bersemangat dalam belajarnya karena tidak adanya
kenyamanan dalam belajar. Dan sarana pembelajaran di SMAN 4 Tanjung
Jabung Timur yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran termasuk mata
pelajaran agama antara lain:
54
1) Musholla
Musholla di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung
Timur, digunakan sebagai sarana dan fasilitas dalam melaksanakan
kegiatan atau program yang diadakan oleh sekolah, yaitu kegiatan atau
program keagamaan.Kadang masjid juga digunakan sebagai sarana
kegiatan belajar-mengajar sebagai pengganti kelas agar siswa tidak merasa
jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
2) Perpustakaan
Perpustakaan adalah jantung sebuah sekolah, tanpa adanya
perpustakaan, sekolah ibarat mati dari sisi keilmuan.Kualitas dan mutu
sekolah dapat tercermin dari perpustakaa.Penanaman motivasi agar siswa
menjadi manusia pembelajaran haruslah digalakkan sejak dini.Salah satu
langkah yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah adalah menyediakan
buku buku bacaan yang banyak diminati oleh peserta didik sebagai upaya
membangkitkan gairah membaca, terutama buku-buku mata pelajaran.
Meskipun ruangannya perpustakaan tidak terlalu besar hanya berukuran
panjang 12m dan lebar 9m namun perpustakaan Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kab.Tanjung Jabung Timur ini sudah layak bagi ukuran kualitas,
karena koleksi buku-buku yang ada sudah memenuhi jumlah siswa yang ada di
sekolah ini.Selain buku-buku pelajaran, perpustakaan Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kab. TanjungJabung Timur ini juga menyediakan sumber bacaan lain,
sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahua, seperti buku buku agama
lainnya, kamus bahasa, majalah, dan beberapa bacaan fiksi. Sehingga siswa
tidak hanya menggunakan satu referensi buku saja dalam pembelajaran
hafalan.
c) Memberikan dorongan dan member reward
upaya guru pendidikan agama Islam dalam memberikan dorongan
kepada siswa untuk menghafal Al-Qur'an merupakan suatu usaha yang
dilakukan secara sadar.hal tersebut merupakan tanggung jawab guru sebagai
55
pelaksana program tahfidz Juz 'Amma. Hal ini dimaksudkan untuk
membiasakan siswa berintraksi dengan Al-Qur'an, dapat membaca dan
menghafal ayat Al-Qur'an dengan baik.Upaya guru dalam memberi dorongan
siswa menghafal Al-Qur'an sangatlah penting karena upaya ini merupakan
salah satu upaya dapat terwujudnya tujuan dari pada program Tahfidz juz 30 di
Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Sebagai mana wawancara yang dilakukan penelitidengan guru agama
Islam:
"sebelum memulai setoran hafalan saya mengawali dengan salam dan
mengajak peserta didik untuk berdo'a bersama, setelah itu guru
menceritakan kisah singkattentang para penghafal terdahulu yang
dimuliakan oleh Allah karena dengan perjuangannya dalam menjaga
kemurnian Al-Qur'an, hal ini saya lakukan untuk membangkitkan
semangat peserta didik akan pentingnya menghafal dan juga menjaga
hafalan Al-Qur'an".(wawancara Bapak Imam Syafi'i pada tanggal 28
Februari 2020)
Dengan adanya berbagai upaya yang dilakukan guru PAI dalam
memberikan dorongan menghafal Al-Qur'an melalui program tahfidz di
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sangat
membantu siswa untuk lebih giat dalam menghafal Al-Qur'an dan sangat
membantu dalam tercapainya tujuan dari pada program Tahfidz di Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu
menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya menghafal Al-Qur'an serta
membiasakan siswa untuk selalu berintraksi dengan Al-Qur'an.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan di atas, maka sebagai
bab akhir dapat diambil beberapa pemahaman dan kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1) Strategi guru agama dalam meningkatkan evektifitas program tahfidz juz
30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur, yaitu
dengan cara mengajar dengan menggunakan metode yang menyenangkan
dan bervariatif, memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi,
memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar, serta guru juga
menggunakan metode dramatikal dalam pembelajaran supaya siswa lebih
menghayati dan menumbuhkan minat hafalan siswa .
2) Kendala yang dihadapi guru Agama dalam meningkatkan meningkatkan
evektifitas program tahfidz juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Tanjung Jabung Timur, yaitu masih kurangnya kesadara siswa dalam
menghafal, faktor lingkungan dan teman yang belum mendukung,
rendahnya motivasi menghafal siswa.
3) Upaya guru agama dalam meningkatkan meningkatkan evektifitas
program tahfidz juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjung
Jabung Timur, Memberi motivasi dan penguatan, Menciptakan lingkungan
yang kondusif, kemudian memberikan dorongan dan reward
.
B. Saran-saran
Program hafalan juz 30 sebagai syarat kelulusan disekolah selama ini
belum banyak dilakukan.Padahal jika dikaji lebih mendalam, program tersebut
memiliki manfaat yang besar, baik bagi sekolah, siswa, maupun masyarakat.
Ada beberapa saran dan masukan penulis kepada semua pihak dalam
menulis skripsi ini.di antaranya adalah sebagai berikut:
1.mengingat program hafalan juz 30 sebagai syarat kelulusan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur ini berhasil dengan
57
baik, hendaknya selalu dijaga citra keberhasilan ini dengan penanganan
seprofisional mungkin.
2. Semua guru harus terus berusaha mendidik dan membina siswa untuk
meningkatkan meningkatkan evektifitas program tahfidz juz 30 di Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Tanjung Jabung Timur supaya bisa lebih
menjadikan siswa lebih berprestasiu dan baik.
3. Kepada guru dan yang ada dalam lingkungan SMAN 4 Tanjung Jabung
Timur jangan putus asa dan pantang menyerah terus bersabar dengan kasih
sayang dalam membimbing, menasehati anak dan lebih meluangkan
waktunya untuk mendengarkan keluhan-keluhan anak. Dengan seperti itu
mudah-mudahan akan terciptalah anak-anak yang cerdas dan berakhlakul
karimah.
4. Mengingat pentingnya guru yang menangani masalah hafalan ataupun setoran
juz 30 ini guru hendaknya bekerjasama dengan instansi terkait untuk
menambah pengetahuan, dan memberikan kesempatan kepada anak yang ada
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dalam menghafal agar persoalan-
persoalan anak dapat diatasi dengan baik.
C. Kata Penutup
Puji syukur alhamdulillahi rab al 'almin, hanya Allah SWT yang berhak
memperoleh pujian atas limpah nikmat, hidayah,taufik, serta inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Terima kasih
penulis sampaikan kepada seluruhpihakyang telah mendukung dan membantu
dengan tulus ikhlas dalam menyusunskripsi ini,.Semoga memperoleh imbalan
yang berlipat dan menjadi amal sholeh disisi Allah SWT.
Pada kesempatan ini, penulis menyadari, bahwa manusia merupakan
tempat lupa dan salah, sehingga dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini
tidak menutup kemungkinan banyak kekurangan, maka akhirnya penulis
dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-
baiknyadengan harapan agar semua pihak dapat memberikan sumbangan dan
58
saran-saran demi kesempurnaan karya tulis ini sehingga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun bagi kita semua.
Jambi, 16 Februari 2020
Lia Afriani
TP 161493
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Al-quran dan Terjemahnya. (2014 ) (Semarang:Raja Publishing).
Buku Panduan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.2018
Abdul Aziz Abdul Ra'uf al- hafiz,(2009) Anda Pun Bisa MenjadiHafidz
Al'Qur'an( Jakarta: Markas Al-Qur'an)
Ahmad Salim Badwilan, (2010) Cara Mudah Bisa Menghafal Al-Qur'an
(Jakarta:Bening)
Ali Muhsin, (2017) Pengaruh Hafalan Jus’amma. Jurnal Pendidikan Islam. Vol.1,
No 2.
Al-Qaththan Manna.S,(2015) Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an (Jakarta:Pustaka
Al-Kautsar)
Bukhori Muslim, (2011) 530 Buku Hadits Sohih Bukhori Muslim, (Jakarta:Rineka
Cipta)
Jam’an Satori, Aan Komariah. (2009) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
J Moleong Laxy, (2011) Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung:PT.Rosda
Karya)
Mahmud Yunus, (2010) Kamus Arab-Indonesia (Jakarta:Hidukarya Agung)
Nasution. (2006) Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Latifatul Inayati Nurul, (2018) pepaksanaan program kulliyatul Tahfidz.Jurnal
Pogram Kuliyatu.Vol,30,No 1.
Oemar Hamalik, (2014) Proses Belajar Mengajar,(Jakarta:PT Bumi Aksara)
Az-Zawawi Fattah Abdul Yahya (2010) Revolusi Menghafal Al-Qur'an,
(Surakarta:Insan Kamil)
60
Muhsin Abdul, (2013), Orang Sibuk Pun Bisa Hafal Al-Qur'an. (Solo:Publishing)
Muntaqo Rifqi, (2017) Evaluasi Program Pendidikan,(Jakarta:Rineka Cipta)
Sa'adulloh,( 2008) 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur'an.( Jakarta:Gema Insani)
Asiah Siti, Efektivitas Kinerja Guru. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.
Vol.4,No 2. 2016
Al-Ghautsani 'Abdurrazzaq Bin Yahya, (2010), cara mudah dan ceapat
menghafal Al-Qur'an,(Jakarta:Pustaka Imam Asy-Syafi'i)
Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan .(Bandung :Alfa
Beta )
Arikunto Suharsimi, (2018)Evaluasi Program Pendidikan.( Jakarta:Bumi
Aksara).
Umar . Implementasi mempelajari Tahfidz Al-quran. Jurnal Pendidikan Islam. Vol
6.No 1. 2017
Zulfitria. (2017) Peranan Pembelajaran Tahfidz Al-quran. Jurnal Kajian
Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran.1,2.
61
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA ( IPD )
PEDOMAN WAWANCARA
1. Wawancara dengan Kepala Sekolah
a. Historis dan Geografis
1. Bagaimana sejarah Berdirinya Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab.
Tanjung Jabung Timur
2. Bagaimana Geografis Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab. Tanjung
Jabung Timur
3. Bagaimana Struktur di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab. Tanjung
Jabung Timur
b. Dokumentasi
1. Susunan Organisasi Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab.
Tanjung Jabung Timur
2. Apa sarana dan prasaranan pendidikan di Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Kab. Tanjung Jabung Timur
3. Apa sarana peribadatan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab.
Tanjung Jabung Timur
c. Observasi
1. Mengamati keadaan Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kab. Tanjung
Jabung Timur
2. Mengamati lingkungan yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Kab. Tanjung Jabung Timur
3. Mengamati sistem setoran juz 30 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Kab. Tanjung Jabung Timur
62
2. Wawancara Dengan Guru Agama di SMAN 4 Kab. Tanjung Jabung
Timur
a. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk untuk meningkatkan hafalan
juz 30 pada siswa
b. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru dalam meningkatkan
hafalan juz 30 pada siswa
c. Apakah upaya meningkatkan hafalan juz 30 dengan metode tersebut
pada siswa berjalan lancar
d. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam hafalan juz 30
e. Apa tujuan tahfidz tersebut di adakan
3. Wawancara dengan siswa
a. Apakah metode yang digunakan guru membosankan
b. Hal hal apa saja yang membuat kesulitan untuk menghafal surah-
surah yang ditentukan
c. Apakah senang dengan diadakannya program tahfidz
d. Berapa jumlah surah yang harus di hafalkan
e. Strategi apa yang digunakan guru dalam program hafalan juz 30
63
DAFTAR NAMA NAMA INFORMAN
NO NAMA RESPONDEN KETERANGAN
1. Novita Diana Kepala Sekolah
2. Imam Syafi'i Guru
64
DAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN
NO NAMA INFORMAN KETERANGAN
1. Mita Febiyanti Siswa
2. Putri] Annisa Siswa
3. Nur Azizah Siswa
4. Ajeng Siswa
5. Gesti Siswa
65
Lampiran Foto
1.1 Wawancara Kepala Sekolah
1.2. Wawancara Guru Agama
66
1.3. Setoran Surah
1.4. Suasana Proses Setoran
67
1.5 Wawancara Siswi
68
69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Lia Afriani
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Catur Rahayu, 30 November 1997
Alamat : Simpang Sungai Duren
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat e-mail : [email protected]
No Kontak : 082376848379
Pengalaman-Pengalaman
Pendidikan Formal
1. SMA/MA, tahun tamat : MAS Al-Hidayah, Rantau Rasau, 2016
2. SMP/MTs, tahun tamat : MTs Al-Hidayah, Rantau Rasau, 2013
3. SD/MI, tahun tamat : SDN 163/X, Catur Rahayu, 2010
Motto Hidup :” Pantang Menyerah Sebelum Mencoba”