universitas indonesia analisis implementasi …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358068-ta-indira...
TRANSCRIPT
i
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS IMPLEMENTASI
APLIKASI SPT ELEKTRONIK PPN 1111
STUDI KASUS PT. NICCA CHEMICALS INDONESIA
LAPORAN MAGANG
INDIRA EMMELINA ERNESTINE
NPM : 0906608052
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2012
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS IMPLEMENTASI
APLIKASI SPT ELEKTRONIK PPN 1111
STUDI KASUS PT. NICCA CHEMICALS INDONESIA
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
INDIRA EMMELINA ERNESTINE
NPM : 0906608052
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2012
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-
Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Analisis Implementasi
Aplikasi e-SPT dengan Studi Kasus pada PT. Nicca Chemicals Indonesia” ini. Adapun tujuan
dari laporan ini adalah untuk melaporkan hasil pembelajaran dari magang yang telah
dilaksanakan di PT. Multi Utama Consultindo, Jakarta Selatan. Dengan demikian penulis
berharap dapat memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Namun penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
baik dari masa awal perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, skripsi ini mustahil
untuk diselesaikan. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Mafrizal Heppy, Ak., MBA selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran dalam mengarahkan penulis dalam
penyusunan laporan magang ini.
2. Bapak Harisman Isa Mohamad, seorang praktisi pajak yang bersedia membagikan
ilmu dan pengalamannya dalam menggunakan e-SPT.
3. Orang tua dan adik-adik, yang selalu memberikan semangat dan doa untuk kelancaran
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Semua sahabat, yang telah memberikan dukungannya melalui doa dan semangat.
Depok, 5 Juli 2012
Indira Emmelina Ernestine
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
viii
ABSTRAK
Nama : Indira Emmelina Ernestine
NPM : 0906608052
Program Studi : S1 Ekstensi Akuntansi
Judul : Analisis Implementasi Aplikasi e-SPT 1111
Studi Kasus pada PT. Nicca Chemicals Indonesia
Penelitian ini membahas dampak dari implementasi aplikasi e-SPT PPN 1111 pada PT. Nicca Chemicals Indonesia pada tahun fiskal 2011, yang dibandingkan dengan implementasi aplikasi ini belum dilaksanakan, penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dan peraturan yang berlaku saat ini.
Hasil penelitian ini adalah implementasi e-SPT PPN 1111 belum dilaksanakan secara menyeluruh oleh semua Pengusaha Kena Pajak yang telah diwajibkan, karena kurangnya pemahaman yang memadai karena kurangnya sosialisasi dari Direktorat Jenderal Pajak. Namun di samping itu, bila dilihat dari sudut pandang teknis, aplikasi ini telah banyak membantu kebutuhan untuk menangani administrasi pajak secara terkomputerisasi, dengan tetap menjaga kepatuhan terhadap peraturan pajak. Sedangkan untuk beberapa kekurangan masih ditemukan di dalamnya akan terus dibenahi oleh Direktorat Jenderal Pajak, sehingga dapat menjadi aplikasi yang semakin baik dalam melayani pembayar pajak.
Kata Kunci:
e-SPT, PPN, e-Filing, e-FIN
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
ix
ABSTRACT
Name : Indira Emmelina Ernestine
NPM : 0906608052
Study Program : Extension S1 Accounting
Title : Analysis of Implementation Impacts of e-SPT PPN 1111
Case Study in PT. Nicca Chemicals Indonesia
This study discusses the application of e-SPT VAT 1111 at PT. Nicca Chemicals Indonesia in fiscal year 2011 which is used to compare with the condition when this company is not using e-SPT VAT 1111, the research has been done previously, and regulations applicable at this time.
The results of this study is the implementation of e-SPT VAT 1111 is not implemented yet by all entrepreneur required, due to lack of adequate understanding, and lack of socialization from the General Directorate of Tax. Meanwhile, when viewed from the technical standpoint, this application helps taxpayers to handle their needs of computerized tax administration which is obeys the tax regulations. A few shortfalls in it will be addressed and corrected by the General Directorate of Tax, so this application can be a better application in serving taxpayers.
Keywords: e-SPT, PPN, e-Filing, e-FIN
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang ....................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Magang ............................................... 1
1.3 Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang ...................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang ...................................................... 2
1.5 Tempat dan Batasan Pelaksanaan Magang……………………….. ......... 3
1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang................................................... 4
2. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG.............................................. 10
2.1 Profil PT. Multi Utama Consultindo ................................................. 10
2.2 Profil PT. Nicca Chemicals Indonesia .............................................. 12
3. LANDASAN TEORI ................................................................................. ... 15
3. 1 Pajak ...................................................................................................... 16
3. 2 Azas Pemungutan Pajak ........................................................................ 17
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
xi
3. 3 Fungsi Pajak........................................................................................... 19
4 Pajak Pertambahan Nilai............................................................................ 19
A. Objek Pajak Pertambahan Nilai ......................................................... 20
B. Electronic – Surat Pemberitahuan (e-SPT) ....................................... 36
C. Electronic Filing (e-Filing) ............................................................... 39
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................................ 46
A. Proses Pelaporan SPT Secara Manual ....................................................... 46
B. Proses Pelaporan SPT Secara Elektronik ................................................... 47
C. Perbedaan SPT Manual dengan Elektorinik .............................................. 72
DAFTAR REFERENSI........ ................................................................. ........ .... 73
DAFTAR TABEL ........................................................................................... .... 74
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... .... 75
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
xii
DAFTAR REFERENSI
Hertianti, Ayuningtyas. (2003) Analisa Penerapan Teknologi Informasi Dalam Proses
Pelayanan Perpajakan di Indonesia Implementasi Metode E-Filing dalam Pelaporan
SPT Masa PPN dan PPnBM.
Waluyo, Wiryawan Ilyas. (2007). Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.
SURAT EDARAN DIRJEN PAJAK Nomor SE-94/PJ/2011 Tentang Kewajiban
Penyampaian SPT Masa PPN dalam Bentuk Elektronik (e-SPT).
PER-47/PJ./2008 yang berisi tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara
Elektronik melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service
Provider) yang ditunjuk oleh DJP.
PER-44/PJ./2010 yang berisi Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
Pasal 1 PMK No. 152/PMK.03/2009 tentang Diadakannya Aplikasi e-SPT untuk
Wajib Pajak.
SE-11/PJ.52/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Mekanisme Pengenaan PPN.
Peraturan Dirjen Nomor 13/PJ/2010 tentang Kriteria Faktur Pajak yang Cacat.
Pasal 13 UU No. 8 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Jenis-jenis Faktur Pajak.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teknologi Inti yang Digunakan oleh INKALI ............................. 7
Gambar 4.1 Penyampaian SPT Secara Manual................................................ 46
Gambar 4.2 Koneksi Database ......................................................................... 49
Gambar 4.3 Pilih Database ............................................................................... 49
Gambar 4.4 Form Login ................................................................................... 50
Gambar 4.5 Menu Keluar Aplikasi .................................................................. 50
Gambar 4.6 Form Pengisian Profil Wajib Pajak .............................................. 51
Gambar 4.7 Tanda Tangan Elektronik e-SPT PPN 1111 ................................. 51
Gambar 4.8 Form Input Data untuk Pajak Keluaran........................................ 52
Gambar 4.9 Daftar PPN Faktur Pajak Keluaran .............................................. 52
Gambar 4.10 Input Jenis Transaksi .................................................................. 53
Gambar 4.11 Informasi Input Berhasil............................................................. 53
Gambar 4.12 Jenis Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak .............. 54
Gambar 4.13 Form Input Pajak Keluaran untuk Nota Retur ........................... 55
Gambar 4.14 Daftar NPWP Lawan Transaksi ................................................. 56
Gambar 4.15 Form Input Nomor Paspor ......................................................... 57
Gambar 4.16 Input Data Lawan Transakai ...................................................... 58
Gambar 4.17 Melihat, Mengubah, atau Menghapus Data Pajak Keluaran 59
Gambar 4.18 Menu Posting Data ..................................................................... 60
Gambar 4.19 Posting Data Faktur .................................................................... 61
Gambar 4.20 Informasi bahwa Posting Berhasil.............................................. 62
Gambar 4.21 Menu SPT Non Transaksi .......................................................... 62
Gambar 4.22 Buat SPT Non Transaksi ............................................................ 63
Gambar 4.23 Konfirmasi Pembuatan ............................................................... 64
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
xiv
Gambar 4.24 Konfirmasi Berhasil Posting....................................................... 65
Gambar 4.25 Penolakan Double Entry ............................................................ 66
Gambar 4.26 Notifikasi Salah Mengisi NPWP ................................................ 66
Gambar 4.27 Ubah Kode KPP........................................................................... 67
Gambar 4.28 Menu Setting SPT PPN 1111 ..................................................... 68
Gambar 4.29 Daftar SPT yang Sudah Pernah Dibuat ...................................... 68
Gambar 4.30 Konfirmasi Buka SPT.................................................................. 69
Gambar 4.31 Menu Preview SPT yang Telah Dibuat ...................................... 69
Gambar 4.32 Menu Preview SPT yang Telah Dibuat ...................................... 70
Gambar 4.33 Formulir 1111 A1........................................................................ 71
Gambar 4.34 Formulir 1111 A2........................................................................ 72
Gambar 4.34 Formulir 1111 B1........................................................................ 72
Gambar 4.35 Formulir 1111 B2........................................................................ 73
Gambar 4.36 Formulir 1111 B3........................................................................ 74
Gambar 4.37 Formulir 1111 AB Bagian I........................................................ 75
Gambar 4.38 Formulir 1111 AB Bagian II...................................................... 76
Gambar 4.39 Formulir 1111 AB Bagian III..................................................... 77
Gambar 4.40 Formulir 1111 Bagian I............................................................... 78
Gambar 4.41 Formulir 1111 Bagian II.............................................................. 79
Gambar 4.42 Formulir Kelengkapan SPT......................................................... 80
Gambar 4.43 Print Preview untuk Mencetak SPT Induk.................................. 81
Gambar 4.44 Pilih Folder untuk File CSV........................................................ 82
Gambar 4.45 File CSV sebagai Output dari aplikasi e-SPT.............................. 84
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang
Dalam mencapai visinya untuk menjadi Center of Excellence, Program
Ekstensi Akuntansi FEUI melaksanakan program magang sebagai salah satu
strateginya, untuk memenuhi misi Program Ekstensi Akuntansi FEUI seperti yang
dicantumkan dalam profilnya, yaitu :
Menghasilkan lulusan tenaga menengah di bidang akuntansi yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang tinggi di 6 (enam) bidang
kompetensi inti yaitu Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Pemeriksaan
Akuntansi, Perpajakan, Komputer Akuntansi, Manajemen Keuangan dan
Perbankan, serta keahlian khusus sesuai minat (Perdagangan Syariah atau
Perdagangan Luar Negeri dan Asuransi atau Kewirausahaan) untuk Konsentrasi
Akuntansi Keuangan.
Program magang ini merupakan praktik kerja lapangan (PKL) selama tiga
bulan sebagai pengganti skripsi, yang dirancang untuk memenuhi dan
meningkatkan kompetensi mahasiswa, sehingga bekal yang telah dan akan
diperoleh dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dan perusahaan tempat
magang, dengan secara produktif mengabdi bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
1.2 Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Magang
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman untuk menerapkan ilmu yang
telah dipelajari selama masa perkuliahan.
2. Melatih dan mengembangkan kemampuan menganalisa dan
mengaplikasikan ilmu yang dimiliki ke dalam dunia kerja nyata, yang
dimaksudkan untuk pematangan kemampuan baik softskill maupun
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
2
Universitas Indonesia
hardskil, sebagai sarana peningkatan pengetahuan praktis di samping
pengetahuan teori.
3. Meningkatkan kedisiplinan dan kemandirian mahasiswa melalui
pemahaman mengenai budaya kerja profesional yang menuntut kerjasama,
ketepatan waktu, kepemimpinan, dan tanggung jawab yang besar.
4. Menumbuhkan kepekaan dalam menangkap permasalahan kerja,
menganalisis, dan menyelesaikannya sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki.
5. Menyesuaikan dan mempersiapkan diri untuk dapat terjun langsung dalam
menghadapi lingkungan kerja setelah menyelesaikan masa studi.
6. Membuat laporan berbentuk karya tulis yang dapat bermanfaat dan
menjadi masukan bagi pembaca dan meningkatkan manajemen
perusahaan.
1.3. Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan magang berlangsung di PT. Multi Utama Consultindo, yang
beralamat di Jalan TB Simatupang No. 15 Jakarta Selatan, selama 3 (tiga) bulan
dimulai pada tanggal 12 September sampai dengan 12 Desember 2011, hari Senin
sampai dengan Jumat, pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB yang
disesuaikan dengan kebutuhan user.
Dalam pelaksanaan kegiatan magang ini, penulis berusaha terlibat secara
langsung dalam kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan, dengan
harapan mampu memahami suatu bidang ilmu dan bidang usaha yang bergerak di
dalamnya, baik secara ilmu maupun praktik di bidang perpajakan, khususnya yang
berhubungan dengan implementasi e-SPT dalam administrasi perpajakan.
Selama menjalani program magang, penulis ditempatkan di bagian pajak,
dan diberikan kesempatan untuk membantu tim yang ditugaskan di PT. Nikka
Chemicals Indonesia (INKALI), sebuah perusahaan manufaktur berupa bahan
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
3
Universitas Indonesia
kimia untuk tekstil dan kosmetik, berpusat di Jepang dan membuka cabang di
beberapa negara, di mana salah satunya adalah di Indonesia, yang beralamat di
Jalan Maligi II Lot E-3, KIIC, Karawang, Jawa Barat Karawang, Jawa Barat,
Indonesia.
1.4. Ruang Lingkup Laporan Magang
Laporan magang ini membahas bagaimana e-SPT, yaitu electronic SPT,
memberikan manfaatnya sebagai software untuk administrasi perpajakan yang
membantu penyusunan dan pelaporan SPT PPN bagi PT. Nikka Chemicals
Indonesia.
I.5 Tempat dan Batasan Pelaksanaan Magang
Untuk menjawab permasalahan dan mencapai tujuan yang diinginkan,
penulis melaksanakan kegiatan magang di PT. Multi Utama Consultindo (MUC)
yang bergerak sebagai konsultan pajak. MUC berdiri sejak tahun 1999 dan kini
berlokasi di Jalan TB. Simatupang 15 Jakarta Selatan. MUC berkembang dan
menjalankan kegiatan operasionalnya di Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan dalam
menyediakan jasa-jasa profesional sebagai berikut:
Konsultan Pajak
Akuntan Publik
Konsultan Transfer Pricing
Konsultan Bea Cukai
Jasa Pendirian Usaha
Konsultasi atas Pemerintahan, Resiko, dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Konsultasi Penelitian Pasar dan Intelijensi
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
4
Universitas Indonesia
I.6 Sistematika Penulisan
Untuk menyajikan pembahasan yang sistematis dan mempermudah dalam
pemahaman penelitian, penulis membagi laporan magang ini menjadi bab dan sub
bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan Latar Belakang pemilihan judul penelitian dari
hasil pelaksanaan magang, Perumusan Masalah, Tujuan Pelaksanaan
Magang, Manfaat Pelaksanaan Magang, Tempat dan Batasan Pelaksanaan
Magang, dan Sistematika Penulisan.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan profil kedua perusahaan yang menjadi tempat
pembelajaran bagi mahasiswa magang. Baik profil PT. Multi Utama
Consultindo, maupun klien yang ditangani yaitu PT. Nicca Chemical
Indonesia.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini menyajikan hasil pelaksanaan magang yang telah dilakukan
selama 3 bulan, yaitu berupa pembahasan mengenai manfaat dan
kekurangan penggunaan e-SPT pada PT. Nikka Chemicals Indonesia (PT.
INKALI).
BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN MAGANG
Bab ini menyajikan hasil analisis atas masalah yang ditemukan, serta
usulan untuk mengatasi kendala dan masalah yang dihadapi dalam
menggunakan e-SPT untuk pelaporan SPT PPN atas PT. INKALI.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dari penjelasan bab-bab sebelumnya, saran
untuk perbaikan atas kekurangan yang ditemukan, dan saran untuk
pelaksanaan magang yang selanjutnya.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
5
Universitas Indonesia
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2. 1 Profil PT. Multi Utama Consultindo (MUC)
PT. Multi Utama Consultindo (MUC) yang bergerak sebagai konsultan
pajak ini berdiri sejak tahun 1999, kini berlokasi di Jalan TB. Simatupang No. 15
Jakarta Selatan. MUC memiliki visi untuk menjadi salah satu konsultan terdepan
dan terpercaya di Indonesia dengan menjunjung tinggi nilai etika, sedangkan
misinya yang tercantum dalam profil perusahaannya adalah sebagai berikut :
Menyediakan layanan konsultasi bisnis yang professional, etis, dan
menggunakan proses inovatif dengan kualitas standar internasional, demi
memberikan pelayanan terbaik kepada klien dan menawarkan nilai
terbaik kepada para pemegang saham.
Dalam menyediakan jasa-jasa di atas, MUC mengkombinasikan
pengetahuan dan profesionalisme yang mendalam untuk memahami bisnis klien
dari multi-perspektif, agar dapat menghasilkan solusi yang mudah dipahami dan
sesuai untuk diberlakukan. MUC meyakini bahwa kombinasi ini dapat membantu
klien menghadapi tantangan lingkungan bisnis yang muncul di Indonesia, yang
ditandai oleh perubahan yang cepat dari regulasi ekonomi dan hukum.
Untuk memberikan jasa konsultasinya, masing-masing pemegang jabatan
memiliki tugas dan fungsi pokok yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
1. Partner
Managing Partner & Partner bertanggung jawab atas seluruh
pekerjaan dan menandatangi laporan audit.
2. Manager
Posisi manager bertugas membuat program kerja dan format-format
yang diperlukan dalam melakukan review dan analisis atas laporan
audit.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
6
Universitas Indonesia
3. Supervisor
Supervisor memiliki tugas memeriksa kertas kerja, membuat laporan
atas finding, membuat laporan akhir, mengatur pelaksanaan tugas
lapangan sesuai program kerja, review kelengkapan kertas kerja, dan
membuat draft lampiran laporan sesuai dengan ketentuan.
4. Senior Tax Auditor
Senior tax auditor memiliki tugas membuat rencana audit,
menyiapkan prosedur audit yang akan dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan audit, memberikan arahan kepada junior auditor,
melaporkan hasil temuan pemeriksaan kepada supervisor, menyiapkan
dan menyusun draft laporan audit.
5. Junior Tax Auditor
Junior tax auditor bertugas membantu proses penyusunan audit plan
yang dilakukan oleh senior auditor, membantu dalam pelaksanaan
proses audit yang telah ditugaskan.
MUC berkembang dan menjalankan kegiatan operasionalnya di Jakarta,
Surabaya, dan Balikpapan dengan menyediakan jasa-jasa profesional sebagai
berikut :
1. Konsultan Pajak
2. Akuntan Publik
3. Konsultan Transfer Pricing
4. Konsultan Bea Cukai
5. Jasa Pendirian Usaha
6. Konsultasi atas Pemerintahan, Resiko, dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
7. Konsultasi Penelitian Pasar dan Intelijensi
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
7
Universitas Indonesia
2. 2 Gambaran Umum PT. Nicca Chemicals Indonesia (PT. INKALI)
NICCA CHEMICAL Company didirikan pada tanggal 15 September 1941
di Jepang oleh Yasumasa Emori. Perusahaan ini memulai usahanya dengan
memproduksi dan menjual surfaktan untuk bahan kimia tekstil, logam, pulp &
kertas, cat, pewarna, resin sintetis, dry cleaning, bahan pembersih professional,
kosmetik, dan produk farmasi, dengan jumlah karyawan sebanyak 1.122 orang.
Namun kemudian perusahaan ini berkembang hingga memiliki 10 basis di 7
negara yang berbeda yaitu di Brazil, Pakistan, England, Italy, Spain, Turkey and
Monaco, demi memenuhi kebutuhan konsumennya. Adapun inti teknologi yang
digunakannya tergambar dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.1 Teknologi Inti yang Digunakan oleh INKALI
Sumber : www.nicca.co.jp
Saat ini NICCA semakin fokus dalam menciptakan teknologi baru yang
dapat bermanfaat bagi lingkungan dan kesehatan, bahan baku, energi, dan
material baru. Untuk itu NICCA melakukan penelitian supaya para pekerja dapat
memperoleh informasi tentang kebutuhan dan harapan pelanggan terhadap produk
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
8
Universitas Indonesia
yang dinantinya, kemudian menjadikan kebutuhan pelanggan sebagai acuan
penelitian, dan target produksi berikutnya.
NICCA juga menggunakan berbagai macam produk yang memiliki
fungsi berbeda untuk menganalisa isu-isu dan kebutuhan konsumen melalui
situs web untuk mengembangkan produknya, serta menempatkan para teknisi
terpercaya untuk berada di negara lain untuk memecahkan masalah kebutuhan
pelanggan melalui situs internet, dan memahami bagaimana mempromosikan apa
yang diaplikasikan dari hasil penelitian. Berikut ini adalah beberapa contoh
produk yang diproduksi NICCA:
1. Texport Peel
Dengan produk ini, Oligomer yang terjadi dalam proses pencelupan dan
finishing poliester dapat dihapus secara efisien untuk meningkatkan
kualitas barang jadi dan mengurangi polusi dari tubuh kaleng mesin
pencelupan.
2. Kira-kuru AL-00GT
Dengan produk ini, NICCA mengembangkan deodoran transparan yang
tidak mengubah penampilan kain, memiliki kemampuan deodoran yang
lebih tinggi dan bekerja lebih cepat. Terhindar dari gejala-gejala seperti
sakit kepala, sesak napas, dan kelelahan.
3. NEOSEED NR-90
Bahan baku yang diambil dari kelapa alami sehingga menjadi produk
yang ekologis dan aman bagi lingkungan dan makhluk hidup
Membantu penyerapan air lebih tahan lama untuk berbagai
kain seperti polyester, nilon dan katun
Tidak mengandung gas Fluor dan PFOA
Lembut bagi tubuh manusia
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
9
Universitas Indonesia
4. Lubcaster F-700
NICCA mengembangkan "LUBCASTER F-700", pelumas jenis ini
termasuk yang dapat larut dalam air serbuk berwarma putih, yang sangat
baik dalam bekerja sebagai pelumas. Produk ini diharapkan dapat menjadi
alternatif untuk pelumas sebelumnya yang mengandung grafit.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
10
Universitas Indonesia
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 PAJAK
Pajak merupakan istilah yang tidak asing didengar oleh masyarakat, karena
pajak menjadi kewajiban bagi masyarakat untuk memenuhinya, namun sebelum
mematuhi kewajiban perpajakan tersebut, masyarakat sebaiknya memahami
terlebih dahulu pengertian pajak yang sebenarnya, supaya tidak lagi
menganggapnya sebagai beban berat yang harus dibayar.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi),
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum (Waluyo, 2007). Adapun jenis pajak di Indonesia
bermacam-macam dan dapat dibedakan menurut sifat, golongan, dan
pemungutnya.
Menurut sifatnya, pajak dibedakan menjadi (Waluyo, 2007) :
a. Pajak subyektif, adalah pajak yang memperhatikan keadaan diri seorang
Wajib Pajak yang bersangkutan, contohnya adalah Pajak Penghasilan.
b. Pajak obyektif, yaitu pajak yang tidak dipengaruhi dan tidak
memperhatikan keadaan Wajib Pajak yang bersangkutan, seperti Pajak
Pertambahan Nilai.
Sedangkan menurut golongannya, pajak dibedakan menjadi :
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan
kepada orang lain, melainkan harus menjadi beban langsung bagi Wajib
Pajak yang bersangkutan, seperti Pajak Penghasilan.
b. Pajak tidak langsung, merupakan pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada orang lain, seperti Pajak Pertambahan Nilai.
Dan penggolongan lainnya, yang dikategorikan berdasarkan pemungutnya,
pajak dibedakan menjadi:
a. Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat, dan
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
11
Universitas Indonesia
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, seperti Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea
Materai.
b. Pajak daerah, yaitu pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah
daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
3.2 Azas Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak ini tentu saja tidak dapat dilakukan tanpa adanya
pegangan atau acuan yang mendasarinya. Menurut teori The Four Maxims yang
dikemukakan oleh Adam Smith (abad ke 18) yang tertuang dalam buku Perpajakan
Indonesia (Waluyo, 2007), yang menjadi azas pemungutan pajak bagi Indonesia
adalah sebagai berikut :
a. Azas Equality, yaitu prinsip adil dan merata. Dengan azas ini, pemungutan
pajak dilakukan berdasarkan kemampuan untuk membayar, dan manfaat
yang diterima oleh Wajib Pajak. Azas ini diterapkan dengan penetapan tarif
progresif, yaitu Wajib Pajak dengan penghasilan lebih tinggi akan
membayar pajak lebih tinggi.
b. Azas Certainty, yaitu prinsip di mana Wajib Pajak harus mengetahui
dengan persis dan pasti mengenai pajak yang terutang, waktu pembayaran,
serta batas waktu yang ditetapkan. Dengan demikian, pemerintah
diharapkan memberikan sosialisasi mengenai Undang-undang perpajakan
yang berlaku kepada masyarakat umum, dibarengi dengan masyarakat yang
juga diharapkan memiliki keingintahuan akan pentingnya perpajakan
tersebut.
c. Convenience , yaitu kenyamanan. Diterapkan dengan memberikan waktu
pembayaran pajak yang nyaman supaya tidak menyulitkan Wajib Pajak,
contohnya adalah pembayaran Pajak Penghasilan yang pemungutannya
dilakukan ketika penghasian diperoleh Wajib Pajak, pembayaran ini
dilakukan dengan memotong gaji yang diperolehnya dengan tarif progresif
PPh yang sesuai dengan penghasilan Wajib Pajak.
d. Economy, yaitu biaya pemungutan pajak harus diusahakan supaya
jumlahnya dapat ditekan seminimal mungkin secara ekonomis, jadi
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
12
Universitas Indonesia
pemerintah yang berperan sebagai fiskus harus dapat seoptimal mungkin
dalam menyediakan cara pembayaran yang mudah dan terjangkau.
Contohnya dengan memberikan akses pembayaran yang tersebar dan
terjangkau, seperti di kantor pos, atau melalui electronic fund transfer
(EFT) dengan beberapa bank swasta. Dengan demikian Wajib Pajak dapat
menghemat waktu dan biayanya untuk membayar pajak.
3.3 Fungsi Pajak
Dengan mengacu kepada pengertian pajak yang telah dijelaskan
sebelumnya, fungsi pajak bagi Indonesia di antaranya untuk (Waluyo, 2007) :
a. Fungsi Penerimaan (Budgetair)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran pemerintah.
b. Fungsi Pengaturan (Regulator)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
di bidang sosial dan ekonomi. Contohnya adalah penetapan tarif pajak yang
tinggi terhadap meinuman keras, dengan berharap dapat mengurangi
konsumsi masyarakat terhadap minuman keras.
3. 4 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa laporan magang
ini ditujukan untuk membahas Penerapan Sistem Informasi dalam Perpajakan
dengan Menggunakan e-SPT bagi PT. INKALI, maka akan dijelaskan dasar-dasar
mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) itu sendiri.
PPN merupakan pajak atas konsumsi yang dikenakan terhadap setiap
tingkat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP). PPN
bersifat non kumulatif meskipun dikenakan pada setiap tingkatan penyerahan,
karena PPN hanya dikenakan pada pertambahan nilai, dengan sistem pemungutan
credit method menggunakan Faktur Pajak (Gunadi, 2011).
Nilai tambah adalah semua faktor produksi yang timbul di setiap jalur
peredaran suatu barang seperti bunga, sewa, upah kerja, termasuk semua biaya
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
13
Universitas Indonesia
untuk mendapatkan laba. Pertambahan nilai ini timbul karena digunakannya faktor
produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,
menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa
kepada konsumen, juga semua biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan laba
termasuk bunga modal, sewa, penyusutan, dan upah kerja (Gunadi, 2011).
PPN ditujukan pada semua private expenditure, sehingga tidak boleh ada
diskriminasi antara barang dan jasa karena keduanya merupakan pengeluaran.
Namun PPN merupakan pajak tidak langsung, sehingga beban pajaknya dapat
dialihkan, baik dalam bentuk forward shifting maupun backward shifting. Dengan
kata lain, beban pajak ini dapat ditanggung sebagian oleh penjual dengan cara
mengurangi keuntungan, dan sebagian ditanggung oleh pembeli (Gunadi, 2011).
3.4.1 Pelaporan Pajak Keluaran
Yang dimaksud dengan pajak keluaran di sini adalah PPN yang wajib
dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, baik berupa transaksi yang dilakukan di dalam
negeri maupun transaksi ekspor. Pelaporan pajak keluaran ini berkaitan erat dengan
saat terutangnya PPN, karena berhubungan dengan saat pembuatan Faktur Pajak.
Dengan demikian Faktur Pajak sudah harus dibuat dan dilaporkan pada saat
terutangnya PPN (Gunadi, 2011).
3.4.2 Pengkreditan Pajak Masukan
Berdasarkan Pasal 9 Undang-undang No. 42 Tahun 2009, sistem PPN yang
dianut oleh Indonesia adalah metode pengkreditan. Pada umumnya prinsip dan
ketentuan yang diatur di dalamnya adalah sebagai berikut :
1. Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak
Keluaran yang dipungut dalam Masa Pajak yang sama.
2. Apabila tidak dapat dikreditkan pada Masa Pajak yang sama maka
dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya, selambat-lambatnya
tiga bulan setelah Masa Pajak yang bersangkutan, apabila :
a. Belum dibebankan sebagai biaya atau tidak ditambahkan
kepada harga perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
14
Universitas Indonesia
Pajak; atau
b. Belum dilakukan pemeriksaan atau telah dilakukan
pemeriksaan dan dibuktikan atas perolehan BKP/JKP telah
dilakukan pembukuan atau pecatatan tetapi Faktur Pajak
terlambat diterima (Pasal 12 PP 24 Tahun 2002).
3. Apabila jangka waktu pengkreditan Pajak Masukan tersebut telah
melewati tiga bulan maka Pajak Masukan tetap dapat dikreditkan
dengan melakukan SPT Pembetulan SPT Masa PPN.
4. Dalam hal pada suatu Masa Pajak belum terdapat Pajak Keluaran,
Pajak Masukan tetap dapat dikreditkan tetapi hanya untuk Pajak
Masukan yang berasal dari perolehan dan/atau impor barang modal.
Apabila Pengusaha Kena Pajak melakukan pembetulan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak tertentu, dalam
periode tahun buku yang menggunakan pedoman perhitungan pengkreditan Pajak
Masukan, dan mengakibatkan peredaran usaha tahun buku yang bersangkutan
menjadi lebih besar dari Rp 1.800.000.000,00 maka Pengusaha Kena Pajak wajib
menggunakan mekasnisme pengkreditan Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran
yang berlaku mulai Masa Pajak setelahh Masa Pajak yang peredaran usahanya
menjadi lebih besar dari Rp 1.800.000.000,00 (Gunadi, 2011).
3.5 Waktu Penyetoran dan Pelaporan PPN
Untuk waktu penyetoran PPN ini, dilakukan dengan mengacu pada
Undang-undang PPN terbaru yaitu UU Nomor 42 Tahun 2009, yang menjelaskan
dalam Pasal 15A bahwa penyetoran harus dilakukan paling lambat akhir bulan pada
bulan berikutnya, setelah Masa Pajak dan sebelum SPT Masa Pajak PPN
dilaporkan, undang-undang ini berlaku terhitung sejak tanggal 01 April 2010.
Dijelaskan juga dalam undang-undang ini, bahwa batas waktu yang
ditetapkan untuk pelaporan SPT Masa PPN adalah paling lambat akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak (Undang-undang No. 42 Tahun 2009
Pasal 15A). Sebagai contoh, SPT Masa PPN dan PPnBM untuk Januari 2012 harus
dilaporkan paling lambat akhir bulan Februari 2012. (Gunadi, 2011).
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
15
Universitas Indonesia
Namun terdapat sedikit perbedaan pada Undang-undang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (KUP) tepatnya Nomor 16 Tahun 2009, yang
menyebutkan :
Pasal 3 : Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah paling lama 20
hari setelah akhir Masa Pajak
Pasal 9 : Menteri Keuangan telah menetapkan tanggal jatuh tempo pembayaran
dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi
masing-masing jenis pajak, paling lama 15 hari setelah saat terutangnya pajak
atau berakhirnya masa pajak.
3.6 Sanksi bagi Kelalaian Penyetoran dan Peraturan
Apabila Wajib Pajak melakukan kelalaian sehingga terjadi keterlambatan
penyetoran, maka mengacu kepada PMK No. 40/PMK.03/2010 Wajib Pajak akan
dikenakan sanksi sebesar 2% setiap bulannya. Lebih rinci mengenai sanksi atas
penyetoran dan pelaporan SPT Masa PPN dibagi menjadi beberapa kriteria berikut:
Sanksi Pasal 7 berupa sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 500,000
apabila SPT Masa PPN tidak disampaikan sesuai jangka waktu yang telah
ditentukan. Termasuk yang dikenakan sanksi ini adalah PKP yang dianggap
tidak memasukkan SPT karena tidak menyampaikan pelaporan dalam bentuk
e-SPT.
Sanksi Pasal 9 ayat (2a) berupa sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
per bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan
tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan apabila
terlambat menyetorkan PPN.
Sanksi Pasal 8 ayat (2a) berupa sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
per bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan
tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan apabila
terlambat menyetorkan PPN apabila SPT PPN menyatakan PPN yang harus
dibayar menjadi lebih besar.
Sanksi Pasal 8 ayat (3) berupa sanksi administrasi berupa bunga sebesar 150%
dari pajak yang kurang bayar apabila PKP melakukan pengungkapan
ketidakbenaran SPT PPN setelah pemeriksaan, sebelum dilakukan penyidikan
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
16
Universitas Indonesia
atas tindak pidana sesuai pasal 38 UU KUP.
Sanksi Pasal 8 ayat (5) berupa sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
50% dari pajak yang kurang bayar , harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum
laporan tersendiri dimaksud disampaikan PKP melakukan pengungkapan
ketidakbenaran SPT PPN setelah pemeriksaan tetapi belum diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak.
Sanksi Pasal 14 ayat (4) berupa sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
dari Dasar Pengenaan Pajak apabila PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai
dengan masa penerbitan faktur pajak.
3.7 Faktur Pajak, Nota Retur, dan Nota Pembatalan
3.7.1 Faktur Pajak
Berdasarkan Pasal 1 angka 23 UU PPN, faktur pajak adalah bukti pungutan
pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak. Berbeda dengan
pengertian sebelumnya dengan menghilangkan kalimat “atau bukti pungutan pajak
karena impor BKP yang digunakan oleh Direktrat Jenderal Bea dan Cukai.” Hal ini
tentu sejalan dengan pengertian penyerahan BKP, di mana impor bukan merupakan
penyarahan BKP.
Faktur pajak tidak harus dibuat secara khusus atau berbeda dengan Faktur
Penjualan. Artinya, Faktur Penjualan dapat sekaligus berfungsi sebagai Faktur
Penjualan asalkan faktur penjualan tersebut minimal memuat keterangan yang
diharuskan dalam Faktur Pajak. Namun dapat dibuat terpisah seperti yang
ditegaskan dalam Surat Edaran Nomor SE-56/PJ/2010, tanggal 27 April 2010.
Jenis-jenis Faktur Pajak menurut Pasal 13 UU No. 8 Tahun 1983 yang telah
diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009, adalah sebagai berikut :
a. Faktur Pajak
b. Faktur Pajak Gabungan
c. Dokumen-dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak oleh
Dirjen Pajak.
Selain faktur pajak tersebut dikenal juga istilah Faktur Pajak Khusus, yaitu
faktur pajak yang dilampiri dengan cash register/struk pembayaran/invoice sebagai
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
17
Universitas Indonesia
satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit
memuat:
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena
Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan
harga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
Sebagaimana dinyatakan di atas, faktur penjualan dan faktur penjualan tidak
perlu dibuat secara terpisah, dengan kata lain, faktur pajak yang memuat
keterangan dan yang pengisiannya sesuai dengan ketentuan di atas dapat
dipersamakan dengan Faktur Pajak.
Faktur pajak harus diisi lengkap, jelas, dan benar serta ditandatangani oleh
pihak yang ditunjuk oleg Pengusaha Kena Pajak untuk menandatanganinya.
Namun keterangan mengenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah hanya disi
apabila atas penyerahan BKP terutang Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Faktur
pajak harus diisi untuk setiap (Gunadi, 2011) :
a. Penyerahan BKP atau JKP
b. Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak
diperjualbelikan
c. Ekspor BKP Berwujud atau BKP Tidak Berwujud atau JKP.
Saat Pembuatan atau Penerbitan Faktur Pajak menurut Pasal 1a UU PPN
adalah sebagai berikut :
a. saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak;
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
18
Universitas Indonesia
b. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan
Jasa Kena Pajak;
c. saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian
tahap pekerjaan; atau
d. saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan; atau :
1) Penyerahan BKP dan/atau JKP kepada bendahara pemerintah,
faktur pajak dibuat saat Pengusaha Kena Pajak rekanan
menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah sebagai
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
2) Penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Kontraktor Kontrak Kerja
Sama Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi dan Kontraktir
Pemegang Kuasa/Pemegang Kuasa/Pemegang Izin Pengusahaan
Sumber Daya Panas Bumi, faktur pajak dibuat pada :
(a) Penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP
(b) Penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran
terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;
(c) Penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan
sebagian tahap pekerjaan.
3.7.2 Nota Retur
Dengan mengacu pada PMK-65/PMK.03/2010, nota retur
merupakan sarana yang dibuat oleh PKP pembeli, apabila terjadi
pengembalian Barang Kena Pajak kepada PKP penjual. Pembuatannya
harus dilakukan pada saat BKP dikembalikan kepada penjual. Namun tidak
dianggap sebagai retur apabila BKP yang dikembalikan tersebut diganti
dengan BKP yang sama baik dalam jumlah fisik, jenis, maupun harganya.
Fungsi dari Notar Retur ini bagi penjual adalah untuk mengurangi
Pajak Keluaran dan/atau PPn BM pada Masa Pajak saat Barang Kena Pajak
tersebut dikembalikan oleh pembeli. Sedangkan bagi pembeli, nota ini
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
19
Universitas Indonesia
berfungsi untuk (Gunadi, 2011) :
1. Mengurangi Pajak Masukan pada Masa Pajak saat Barang Kena
Pajak tersebut dikembalikan, apabila BKP tersebut telah
dikreditkan;
2. Biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Pembeli, apabila
Pajak Masukan tersebut tidak dikreditkan dan telah dibebankan
sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga
perolehan harta tersebut;
3. Biaya atau harta bagi Pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak
dalam Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak
yang dikembalikan tersebut (dikapitalisasi) dalam harga
perolehan harta tersebut.
3.7.3 Nota Pembatalan
Dengan mengacu pada PMK-65/PMK.03/2010, nota pembatalan
merupakan sarana yang dibuat oleh PKP pembeli, apabila terjadi
pembatalan Jasa Kena Pajak kepada PKP penjual. Pembuatannya harus
dilakukan pada saat JKP dibatalkan kepada penjual.
Bagi PKP penjual, nota pembatalan ini berfungsi untuk mengurangi
Pajak Keluaran dan/atau PPn BM pada Masa Pajak saat dilakukannya
pembatalan seluruhnya atau sebagian hak atau fasilitas atau kemudahan
oleh pihak Penerima Jasa, sedangkan bagi PKP Pembeli, nota pembatalan
ini berfungsi sebagai (Gunadi, 2011) :
Mengurangi Pajak Masukan pada Masa Pajak saat dilakukannya
pembatalan seluruhnya atau sebagian hak atau fasilitas atau
kemudahan oleh pihak Penerima Jasa, apabila Pajak Masukan
tersebut telah dikreditkan;
Biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal
pajak atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut tidak
dikreditkan dan telah dibebankan sebagai biaya atau telah
ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut;
atau
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
20
Universitas Indonesia
Biaya atau harta bagi Pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak,
dalam hal pajak Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan
atas Barang Mewah yang dikembalikan tersebut telah dibebankan
sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga
perolehan harta tersebut;
3.7.4 Tidak Berlakunya Nota Retur dan Nota Pembatalan
Mengacu pada SE-131/PJ/2010, nota retur atas pengembalian
Barang Kena Pajak atau nota pembatalan atas pembatalan penyerahan Jasa
Kena Pajak yang Faktur Pajak atas penyerahannya tidak mencantumkan
identitas Pembeli atau Penerima Jasa, tidak dapat dipergunakan sebagai
pengurang Pajak Keluaran (Gunadi, 2011).
3.8 SPT Elektronik (e-SPT)
SPT Elektronik adalah data Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang
dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-spt yang disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak (Pasal 1 PMK No. 152/PMK.03/2009). Adapun
dasar-dasar hukum untuk penggunaan e-SPT ini adalah sebagai berikut:
a. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-94/PJ/2011 Tentang Kewajiban
Penyampaian SPT Masa PPN dalam Bentuk Elektronik (e-SPT).
b. PER-47/PJ./2008 yang berisi tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan
Secara Elektronik melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application
Service Provider) yang ditunjuk oleh DJP.
c. PER-44/PJ./2010 yang berisi Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
Dalam peraturan di atas dijelaskan bahwa Electronic-SPT ini diwajibkan
untuk digunakan oleh seluruh Pengusaha Kena Pajak yang dalam satu Masa Pajak
memiliki lebih dari 25 transaksi. Apabila telah melewati batas tersebut namun tetap
melaporkannya secara manual makan dianggap tidak melaporkan SPT Masa PPN
pada bulan tersebut, dan bagi yang telah menggunakan e-SPT tidak bisa kembali
menggunakan manual.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
21
Universitas Indonesia
Dijelaskan pula bahwa dengan menggunakan aplikasi ini, Wajib Pajak
dapat memperoleh banyak manfaat, antara lain sebagai berikut :
Bagi Wajib Pajak :
a. Dapat meng-administrasikan data SPT secara elektronik
b. Pelaporan SPT lebih efisien dan aman karena data tersimpan dalam bentuk
elektronik dan ter-enkripsi.
Sedangkan fungsinya bagi Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :
a. Perekaman Data di KPP dapat dilakukan dengan cepat dan akurat tanpa
direkam petugas secara manual.
b. Penghematan Sumber Daya Manusia dalam Perekaman Data SPT.
c. Penelitian data SPT dapat dilakukan dengan Cepat dan Tepat karena
dilakukan oleh Sistem Aplikasi.
SPT Elektronik untuk PPN ini telah berkembang mulai dari tahun 2007 yang
terus diperbaharui supaya dapat bermanfaat lebih baik dari edisi sebelumnya,
dimulai dari :
a. Formulir 1107, yaitu aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang berlaku
sejak tanggal 1 Januari 2007.
b. Formulir 1108, yaitu aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang berlaku
sejak tanggal 1 Januari 2008.
c. Formulir 1107 PUT, yaitu aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang
berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007.
d. Formulir 1111, yaitu aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang berlaku
sejak tanggal 1 Januari 2011 hingga sekarang.
e. Formulir 1111 DM, aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang berlaku
sejak tanggal 1 Januari 2011 hingga sekarang.
Adapun fitur-fitur yang disediakan oleh e-SPT ini adalah sebagai berikut :
a. Aplikasi dibuat untuk mudah digunakan (User Friendly) dan dilengkapi
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
22
Universitas Indonesia
dengan petunjuk pemakaian.
b. Tampilan Aplikasi mendekati Formulir SPT aslinya
c. Administrasi Data SPT, yang terdiri dari :
1. Perekaman data SPT
2. Perekaman Manual
3. Perekaman melalui proses impor data
4. Pembetulan SPT
5. Penyimpanan Historikal Data
6. Penghapusan/Pengeditan data SPT
7. Administrasi Data Lawan Transaksi Wajib Pajak
8. Meng-update Data SPT induk dari Lampiran-lampirannya secara
otomatis
9. Perhitungan perpajakan dalam SPT dilakukan secara Otomatis sesuai
peraturan yang berlaku
10. Membuat file SPT elektronik yang telah di-enkripsi untuk keamanan
data SPT.
11. Mencetak SPT Induk beserta Lampirannya
12. Menyediakan fasilitas penyesuaian tarif yang digunakan
13. Dapat digunakan oleh banyak Pemakai dalam waktu yang bersamaan
(Multi User)
14. Administrasi Pemakai: Registrasi Pemakai Aplikasi, Penentuan Hak
Akses Pemakai.
3.8.1 Pelaporan SPT Secara Elektronik (e-Filing)
Aplikasi e-Filing di www.pajak.go.id yang dibuat oleh Direktorat Jenderal
e-Filing ini diterapkan dalam dunia pajak sebagai terobosan baru untuk pelaporan
SPT bagi Wajib Pajak. Aplikasi ini memungkinkan wajib pajak mengisi dan
melaporkan SPT masing-masing dengan cara yang lebih mudah. Kemudahan
pertama adalah wajib pajak dapat mengisinya dengan nyaman dari balik meja kerja
mereka masing-masing. Hanya saja e-Filing ini memiliki satu syarat yang tidak bisa
diganggu gugat, yaitu wajib pajak harus terhubung dengan Internet (Harisman,
2011).
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Kemudahan kedua yang diberikan oleh aplikasi e-Filing ini adalah wajib
pajak tidak perlu lagi mengirimkan dokumen-dokumen pendukung seperti bukti
potong pajak ke KPP terdekat atau ke Drop Box SPT Tahunan. Sesuai keterangan
yang ada dalam petunjuk penggunaan aplikasi e-Filing, dokumen-dokumen
pendukung itu hanya perlu dikirim bila memang diminta oleh DJP. Permintaan itu
hanya dilakukan sesuai kebutuhan hasil pemeriksaan SPT Tahunan yang
disampaikan melalui AR (Account Representative) di KPP Pratama tempat wajib
pajak terdaftar (Harisman,2012).
Untuk mencoba mempelajari menggunakan aplikasi e-Filing dapat diakses
di http://efiling.pajak.go.id/ untuk mengisi dan melaporkan SPT sesuai dengan
tahun pajak yang berlaku. Berikut ini adalah rincian dari langkah-langkah yang
harus dilakukan mulai dari membuka aplikasi e-Filing sampai dengan mengirim
SPT secara online.
Setelah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Bapak Harisman Isa
Mohamad pada bulan Maret 2012, saya mencatat bahwa untuk mendapatkan e-FIN,
dapat dilakukan dengan masuk ke halaman depan aplikasi e-Filing
(http://efiling.pajak.go.id/). Langkah pertama adalah mengajukan permohonan
e-FIN (e-Filing Identification Number).
e-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak yang mengajukan
permohonan untuk melaksanakan e-Filing, yang terikat langsung dengan NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak) yang kita miliki. Dapat diibaratkan bahwa e-FIN ini
menjadi identitas pengganti NPWP kita saat kita melaporkan SPT Tahunan lewat
aplikasi e-Filing tersebut. Mengajukan permohonan e-FIN dapat dilakukan lewat
menu PERMOHONAN E-FIN di halaman depan aplikasi e-Filing.
Di halaman Permohonan e-FIN itu Wajib Pajak cukup memasukan NPWP
dan Tanggal Terdaftar (serta mengisi Captcha untuk validasi), kemudian tekan
tombol Submit. Baik NPWP maupun Tanggal Terdaftar dapat ditemukan di Kartu
NPWP yang dimiliki WP masing-masing. Dengan menekan tombol Submit,
permohonan e-FIN akan segera diproses dan dikirimkan ke alamat yang sesuai
dengan alamat terdaftar, yaitu alamat yang kita gunakan saat kita mendaftar untuk
mendapatkan NPWP.
Bila e-FIN sudah dimiliki, teruskan ke langkah kedua, yaitu mengajukan
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
24
Universitas Indonesia
pendaftaran e-Filing. Pendaftaran e-Filing dapat dilakukan melalui menu
E-FILING > PENDAFTARAN E-FILING di halaman depan aplikasi
e-Filing.Yang perlu dilakukan adalah mengisi satu per satu isian yang ditampilkan
di halaman Pendaftaran e-Filing tersebut. Data yang akan diminta adalah NPWP
dan Nomor e-FIN. e-FIN yang sudah diterima akan dicocokan kembali dengan
NPWP agar tidak terjadi kesalahan identitas saat pelaporan SPT Tahunan nantinya.
Bila semua isian sudah diisi dengan benar, klik tombol Submit untuk
mengajukan pendaftaran e-Filing. Tidak lama kemudian, akan masuk notifikasi
berupa email yang berisi informasi untuk mengakses aplikasi e-Filing. Di dalam
email tersebut pun akan dicantumkan link untuk aktivasi. Link ini harus terlebih
dahulu diakses agar dapat mulai menggunakan aplikasi e-Filing. Perlu diperhatikan
bahwa bila email tersebut tidak kunjung masuk ke dalam Inbox kita, ada
kemungkinan email tersebut masuk ke dalam Spam.
Bila akun sudah aktif, Wajib Pajak dapat mulai menggunakan aplikasi
e-Filing untuk mengisi dan melaporkan SPT. Hal ini dapat dilakukan melalui
menu E-FILING > PENYAMPAIAN SPT di halaman depan aplikasi e-Filing.
Setelah login ke dalam aplikasi e-Filing, pengisian SPT Tahunan melalui menu
Perekaman SPT dapat mulai dilakukan. Terus ikuti langkah-langkahnya sampai
dinyatakan Selesai. Bila pengisian SPT sudah selesai, WP dapat langsung
menyimpan datanya dengan aman. SPT Tahunan yang sudah tersimpan akan
ditampilkan di Halaman Utama Aplikasi e-Filing.
Dari halaman utama ini, WP dapat mengubah atau menghapus SPT
Tahunan yang sudah diisi dan simpan. Bila WP sudah yakin dengan isian SPT
Tahunannya, maka WP dapat lanjutkan dengan pengiriman SPT. Pengiriman SPT
ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu dengan menekan tombol Ambil Kode
Verifikasi dan dilanjutkan dengan menekan tombol Kirim Data.
Dengan menekan tombol Ambil Kode Verifikasi, WP akan menerima kode
verifikasi yang kita perlukan untuk mengirim SPT Tahunan kita melalui alamat
email yang telah didaftarkan di aplikasi ini. Kode verifikasi ini harus WP isikan
setelah kita menekan tombol Kirim Data. Bila tidak ada masalah pada kode
verifikasi dan proses pengiriman data, WP akan menerima pemberitahuan bahwa
SPT Tahunan WP sudah terkirim ke alamat email yang sama.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Dengan adanya aplikasi e-Filing ini, diharapkan berbagai kesulitan dalam
mengisi dan melaporkan SPT Tahunan pun berkurang. Kemudahan yang
didapatkan dari aplikasi e-Filing ini diharapkan pula dapat meningkatkan kesadaran
wajib pajak untuk melaporkan SPT Tahunannya masing-masing. Hal ini secara
tidak langsung dapat meningkatkan akurasi pengukuran penerimaan pajak negara
ini.
3.9 Manajemen Hubungan dengan Konsumen (Customer Relationship
Management)
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan fasilitas yang dapat memudahkan salah
satu kewajiban dengan harga terjangkau, hampir seluruh bentuk usaha baik yang
bergerak secara komersial maupun sosial berusaha memenuhi permintaan
konsumen ini dengan menyediakn aplikasi-aplikasi yang mengedepankan CRM,
yaitu Customer Service Management, yaitu sebuah pendekatan untuk mengenali
konsumen sebagai inti bisnis sehingga keberhasilan perusahaan bergantung pada
efektifitas dan pengaturan hubungan dengan konsumen (Turban, 2002).
Adapun menurut Patricia Seybold, aplikasi yang menggunakan CRM ini
dikategorikan sebagai berikut (Turban, 2004) :
Customer Facing Application
Aplikasi ini merupakan aplikasi yang berhubungan langsung dengan
konsumen, di mana bagian penjualan, pelayanan di lapangan, dan pelayanan
keluhan konsumen berinteraksi langsung dengan konsumen itu sendiri.
Contohnya adalah pelayanan konsumen melalui saluran telepon.
Customer Touching Application
Aplikasi ini berupa e-commerce, atau self service customer support, di mana
konsumen dapat lebih berinteraksi lagi melalui aplikasi yang disediakan
secara elektronik.
Customer Centric Intelligence Application
Sebuah pendekatan bisnis untuk melakukan bisnis yang memastikan
perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
26
Universitas Indonesia
terbaik, dan berfungsi sebagai alat bantu perusahaan untuk dapat terus
membantu dan lebih mengerti pelanggan, sehingga terjalin hubungan yang
lebih menguntungkan.
3.10 Pertukaran Data Secara Elektronik (Electronic Data Interchange)
Untuk memahami bagaimana aplikasi yang dijelaskan di atas dapat
memudahkan dan memenuhi kebutuhan konsumen, ada beberapa komponen
dasar yang sebaiknya dipahami terlebih dahulum yaitu komponen yang dimiliki
untuk menjalankan sistem informasi, di antaranya yaitu (Turban, 2007):
1. Perangkat Keras, merupakan suatu alat seperti suatu pengolah,
monitor, papan tombol atau pencetak, disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing pengguna sistem informasi. Untuk pengguna e-SPT
PPN 1111 ini diharapkan memenuhi kebutuhan perangkat keras
sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, seperti komputer,
mouse dan keyboard.
2. Perangkat Lunak, yaitu suatu program atau koneksi program yang
memungkinkan perangkat keras untuk memproses data. Contohnya
adalah Microsoft Windows XP.
3. Database, yaitu suatu koleksi tabel atau file terkait yang berisi data.
Seperti Microsoft Access yang dibutuhkan untuk menjalankan
aplikasi e-SPT.
4. Network, yaitu suatu sistem yang menghubungkan komputer berbeda
untuk berbagi sumber informasi.
5. Procedures, yaitu satuan instruksi tentang bagaimana cara
mengkombinasikan komponen dalam rangka memproses informasi
dan menghasilkan output yang diinginkan, seperti langkah
penggunaan e-SPT seperti yang diuraikan sebelumnya.
6. People, yaitu individu yang menggunakan perangkat keras dan lunak,
berhubungan dengan komputer, atau menggunakan output nya,
seperti staf pajak di KPP dan Wajib Pajak yang terlibat dalam
penggunaan e-SPT ini.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
27
Universitas Indonesia
Sistem informasi itu sendiri memiliki fungsi dan tujuannya
masing-masing dalam memudahkan manusia untuk bekerja, yang dibagi
menjadi 4 tipe sebagai berikut (Turban, 2007) :
1. Functional Area Information System, yaitu sistem informasi yang
dirancang untuk mendukung suatu area fungsional supaya dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas internal di dalam area spesifik dan
manajemen sumber daya manusia dalam area fungsional tersebut. Seperti
inilah tujuan dirancang dan dibangunnya e-SPT PPN 1111, secara spesifik
berfungsi untuk memudahkan Wajib Pajak dalam membuat SPT.
2. Transaction Processing System (TPS), yang berfungsi memonitor,
mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data dari semua transaksi
bisnis, seperti Point of Sales.
3. Enterprise Resource Planning (ERP) System atau Perencanaan Sumber
Daya Perusahaan merupakan sistem yang mengintegrasikan perencanaan,
manajemen dan penggunaan dari semua sumber daya organisasi.
ERP memiliki sasaran utama yaitu dengan ketat mengintegrasikan area
yang fungsional dalam sebuah organisasi untuk memungkinkan arus
informasi dapat berjalan lancar tanpa batas ke semua area yang
fungsional, contohnya adalah Oracle dan SAP.
4. Interorganizational Information System, yaitu sistem informasi yang
melibatkan arus informasi di antara dua atau lebih organisasi. Sebuah
sistem dapat dikategorikan sebagai Global Information System apabila
organisasi-organisasi yang terlibat di dalamnya ini berada di negara yang
berbeda. Contoh sistem seperti adalah Supply Chain Management.
5. Electronic Commerce Systems, yaitu sistem penjualan yang dilakukan
dengan mengiklankan, melakukan transaksi jual-beli, memasarkan barang
dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet, dengan memanfaatkan
jaringan komputer dan media elektronik lainnya. Perdagangan melalui dunia
maya ini dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem
pengumpulan data otomatis, seperti www.dell.com.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
28
Universitas Indonesia
Kelima tipe di atas sama-sama mengandalkan Electronic Data Interchange
(EDI), yaitu standar komunikasi yang memungkinkan mitra bisnis untuk saling
bertukar dokumen rutin, seperti perintah pembelian, namun semuanya dilakukan
secara elektronik (Turban, 2007).
EDI akan menerjemahkan data yang dibutuhkan ke dalam format standar yang
telah ditetapkan, supaya semua penggunanya dapat mengakses data tersebut di
mana pun berada, dalam format yang sama. Pemanfaatan EDI ini memberikan
banyak keuntungan bagi para penggunanya, yaitu (Turban, 2007):
1. Meminimalisir kesalahan dalam menginput data.
2. Meringkas pesan yang panjang.
3. Menghemat waktu.
4. Pesan dapat dikirimkan dengan lebih aman.
5. Meningkatkan pelayanan konsumen.
6. Meminimalisir penggunaan penggunaan dan penyimpanan kertas .
Dengan kemudahan seperti ini, diharapkan para pengguna EDI akan dapat
bekerja lebih efektif dan efisien, sehingga kinerja pun dapat ditingkatkan,
penghematan anggaran akan menyusul kemudian, dan berakhir dengan pekerjaan
yang dapat diselesaikan dengan baik dalam waktu yang lebih cepat dengan tetap
menjaga kualitas dan akurasi tinggi.
Meskipun demikian, di samping keunggulannya ini EDI memiliki beberapa
kelemahan sebagai berikut (Turban, 2007) :
1. Membutuhkan data sebagai investasi awal untuk mulai menggunakan EDI.
2. Biaya operasional selama pemakaian sedang berlangsung juga terhitung
tinggi untuk pemeliharaan.
3. Sistem tradisional EDI masih belum dapat berjalan secara fleksibel.
4. Periode untuk mulai menggunakannya mebutuhkan waktu yang lama.
5. Terdapat banyak standar penggunaan EDI.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
29
Universitas Indonesia
Namun kelemahan EDI ini tidak sepenuhnya menjadi penghalang bagi para
pengguna dan calon pengguna e-SPT PPN 1111, karena aplikasi ini diberikan
secara cuma-Cuma, sehingga poin pertama yang menyatakan dibutuhkannya
investasi besar dapat dieliminasi. Demikian juga dengan poin kedua, karena untuk
biaya pemeliharaannya pun dapat diperoleh secara gratis. Sehingga sejauh ini yang
harus ditanggung Wajib Pajak sebagai investasi awal hanyalah perangkat keras dan
tenaga operasionalnya, tidak perlu memikirkan mahalnya membeli sebuah aplikasi
lagi.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
30
Universitas Indonesia
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pelaporan SPT Masa PPN Secara Manual
Seperti yang diketahui sedari dahulu oleh masyarakat, sebelum e-SPT ini
dirancang pelaporan SPT Masa PPN dilakukan secara manual, yaitu dengan
mendatangi KPP terdekat dan membawa berkas berupa Hard Copy, yaitu dicetak di
atas kertas menggunakan tinta hitam. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
a. PKP melakukan pembayaran PPN melalui salah satu Bank yang telah
ditunjuk oleh pemerintah, kemudian menerima tanda bukti pembayaran
untuk dilaporkan kepada staf yang bertugas di KPP terdekat. Berikutnya
KPP akan menginput ulang data yang didapat, untuk kemudian diteruskan
ke lokasi penyimpanan data yang ada di kantor pusat. Lihat gambar 4.1 di
bawah ini.
Gambar 4.1 Penyampaian SPT Secara Manual
b. Menjadi tugas bagi bank yang telah ditunjuk tersebut, untuk menerima
pembayaran dan meneruskan data kepada Kantor Perbendaharaan dan Kas
Negara untuk kemudian diteruskan kepada KPP untuk mengeluarkan Surat
Setoran Pajak, yang datanya akan disimpan di pusat penyimpanan data di
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
31
Universitas Indonesia
kantor pusat.
c. Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa Wajib Pajak dapat memilih caranya
untuk mengisi dan melaporkan SPT, baik melalui Kantor Pos maupun
langsung membawanya ke KPP.
4.2 Proses Pelaporan SPT Masa PPN Secara Elektronik
Berbeda dengan cara di atas yang masih berjalan secara manual, pelaporan
secara elektronik ini menggunakan teknologi yang telah semakin maju dan
dilengkapi dengan internet yang membuat perpindahan data antar negara pun dapat
berlangsung dalam hitungan detik. Dengan memanfaatkan aplikasi Electronic Data
Interchange, transmisi langsung antara satu komputer dengan komputer lainnya di
antara beberapa perusahaan atau organisasi berbeda dapat dilakukan dalam satu
format yang sama, memudahkan para penggunanya agar dapat membaca data
tersebut melalui komputer manapun yang terhubung. Format standar ini digunakan
supaya Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak dapat mengaksesnya di kantor
masing-masing, kapanpun di saat dibutuhkan.
Yang dimaksud dengan secara online maupun elektronik di sini adalah
penyampaiannya yang dilakukan dalam bentuk softcopy menggunakan media
flashdisk, dengan bantuan internet. Adapun aplikasi yang digunakan adalah eSPT
PPN 1111 yang dirancang oleh DJP, dengan melakukan instalasi apabila
persyaratan untuk hardware yang dibutuhkan telah dipenuhi. Setelah
mempelajarinya selama berjalannya masa magang di PT. Multi Utama Consultindo
untuk membantu menangani PT. Nicca Chemicals Indonesia, saya menyimpulkan
bahwa aplikasi ini bermanfaat dalam digunakan untuk:
a. Meng-input data SPT beserta lampirannya. Melakukan penghitungan secara
otomatis, dilengkapi dengan singkronisasi data lampiran dengan SPT induk.
b. Melakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan saat input SPT beserta
lampirannya. Pembetulan kedua, ketiga, dan seterusnya dapat dibuat
dengan mengisi form khusus untuk membuat pembetulan ini, disediakan
dalam e-SPT untuk memudahkan user menyesuaikan.
c. Mencatat profil user sesuai dengan kewajiban yang harus ditanggungnya,
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
32
Universitas Indonesia
misalnya profil Direktur Utama, Direktur Keuangan, dan Kepala Divisi
Pajak.
d. Memelihara data perpajakan Wajib Pajak. Dengan penyimpanan ini WP
tidak harus memiliki tempat besar untuk menumpuk kertas, ataupun
mengeluarkan banyak biaya untuk mencetak dan menyimpannya.
e. Impor data lampiran, memudahkan pengguna untuk menggunakan e-SPT
ini di komputer manapun untuk mengakses database yang dibutuhkan,
dengan cara mengimpornya. Jadi tidak harus mengetik ulang untuk
mengaksesnya.
f. Ekspor data lampiran, yaitu dimaksudkan apabila input eSPT ini dilakukan
dari beberapa komputer, yang kemudian akan disatukan di komputer pusat
pada akhirnya. Komputer induk ini akan dapat menerima ekspor data dari
komputer-komputer anak yang terhubung dengannya.
g. Pembuatan data digital eSPT, merupakan hasil dari proses yang dilakukan
oleh eSPT, yang nantinya akan dilaporkan kepada KPP dalam bentuk
softcopy, berupa file dengan format CSV yang harus dibawa dalam
flashdisk dan diserahkan bersama dokumen yang disyaratkan.
h. Cetak SPT. E-SPT ini memudahkan WP untuk mencetak SPT dan
lampiran-lampiran yang dibutuhkannya, hanya dengan menekan tombol
Cetak pada masing-masing lampiran. Cetakan SPT induk yang akan
disampaikan ke KPP harus dilampiri dengan:
1. Berita acara pengiriman SPT Masa PPN yang telah ditandatangani
secara online.
2. SSP asli lembar ketiga Setoran Masa PPN jika SPT Masa PPN
menunjukkan kurang bayar.
3. Dokumen lain yang dipersyaratkan sebagai dokumen yang harus
dilampirkan pada SPT Masa PPN yang telah dikirim secara online.
Untuk dapat menggunakannya dengan baik dan benar, berikut ini saya rinci
petunjuk penggunaan teknis untuk Aplikasi e-SPT secara bertahap, berdasarkan
pembelajaran saya selama 3 bulan di PT. Multi Utama Consultindo, dimulai setelah
dilakukan instalasi pada komputer atau laptop yang telah memenuhi persyaratan
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
33
Universitas Indonesia
yang dibutuhkan, seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya.
1. Menyiapkan Database
Untuk mengawali penggunaan e-SPT ini user harus menyiapkan database
yang akan digunakan untuk lokasi penyimpanan data perpajakan, dengan masuk ke
Program lalu pilih Koneksi Database, seperti yang terlihat pada gambar 4.2 di
bawah ini :
Gambar 4.2 Koneksi Database
Persiapan database untuk tempat penyimpanan data e-SPT yang akan
diinput, diproses, dan dihasilkan ini sangatlah mudah, dapat membuatnya sendiri
sesuai kebutuhan, namun default lokasi database ini berada di
C:\ProgramFiles\DJP\eSPT PPN 1111\db, yang berisidua pilihan database
yaitu Data.mdb dan Data_2007.accdb. Lakukan koneksi dengan memilih salah satu
database yang tersedia seperti Gambar 4.3 di bawah ini.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Gambar 4.3 Pilih Database
2. Untuk mulai melakukan input data atau sekedar melihat, user harus melakukan
login terlebih dahulu saat muncul tampilan seperti Gambar 4.4, dengan
menggunakan username ―Administrator‖ dan password ―123‖. Apabila user
merasa butuh mengganti password dan username yang default ini, user dapat
mengubah password melalui Tools → Ganti Password.
Gambar 4.4 Form Login
Setelah kebutuhan penggunaan aplikasi ini telah selesai, demi menjaga
keamanan database yang kerahasiaannya sangat penting, lakukan logout, untuk
memutuskan hubungan dengan database yang sedang aktif. Setelah logout, user
dapat melakukan koneksi dengan database lain dengan cara yang sama. Sedangkan
untuk keluar dari aplikasi, pilih menu ―Keluar Aplikasi‖. Lihat gambar 4.5 di
bawah ini.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Gambar 4.5 Menu Keluar Aplikasi
3. Hal yang pertama harus dilakukan sebelum input data perpajakan, adalah
melakukan pengisian profil Wajib Pajak melalui form profil. Lihat gambar 4.6.
Gambar 4.6 Form Pengisian Profil Wajib Pajak
Profil Wajib Pajak ini hanya berlaku untuk satu NPWP, sehingga apabila
Wajib Pajak yang akan ditangani berjumlah lebih dari satu, sebaiknya lakukan
duplikasi database terlebih dahulu sebelum mengisi form profil ini. Setelah
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
36
Universitas Indonesia
pengisian profil Wajib Pajak ini dilakukan, bubuhkan tanda tangan elektronik
dengan mengisi form tanda tangan, seperti Gambar 4.7 di bawah ini.
Gambar 4.7 Tanda Tangan Elektronik pada e-SPT PPN 1111
4. Menu Input Data
(1) Pajak Keluaran
Untuk melakukan pengisian data PPN Wajib Pajak, sebagai contoh akan
diberikan penjelasan untuk mengisi pajak keluaran. Lakukan dengan
memilih menu Input Data dan pilih Pajak Keluaran, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.8. Pilihan lainnya adalah Pajak Masukan,
untuk mengisi pajak masukan Wajib Pajak. Pilih SPT Tanpa Faktur
apabila data yang akan diinput adalah SPT yang tidak disertai dengan faktur
pajak. Sedangkan Posting adalah untuk melakukan penyimpanan setiap
selesai melakukan pengisian data. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kehilangan data karena hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mati lampu
atau terkena virus.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Gambar 4.8 Menu Input Pajak Keluaran
Untuk melakukan pengisian ini, perhatikan baik-baik pilihan yang
ditampilkan, pilih sesuai dengan kebutuhan dengan menekan tombol panah ke
bawah . Lihat Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Form Input Data untuk Pajak Keluaran
Gunakan pilihan Dragdown untuk memilih jenis transaksi yang akan
diinput. Sebagai contoh, bila memilih nomor 4, maka akan muncul form seperti
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Gambar 4.10 di bawah ini :
Gambar 4. 10 Input Jenis Transaksi
Untuk memastikan data yang diinput telah disimpan, tunggu sampai form
dialogue ini muncul, apabila ingin input lagi, pilih Yes, atau No untuk
sebaliknya. Lihat Gambar 4.11 di bawah ini.
Gambar 4. 11 Informasi Input Berhasil
Namun jika jenis transaksi yang dipilih adalah nomor 5, yaitu Penyerahan
Dalam Negeri dengan Faktur Pajak, maka akan tampil form berikut ini. Lihat
gambar 4.12.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
39
Universitas Indonesia
Gambar 4. 12 Jenis Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak
Isikan data pada kolom Detail Transaksi dengan angka 1 sampai dengan 9, atau isi
dengan kalimat berikut ini:
a. kepada pihak yang bukan pemungut PPN
b. kepada pemungut bendaharawan
c. kepada pemungut selain bendaharawan
d. DPP nilai lain
e. deemed pajak masukan → sudah tidak digunakan lagi, telah
disediakan apliakasi e-SPT khusus untuk ini
f. penyerahan lainnya
g. penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut
h. penyerahan yang PPN-nya dibebaskan
i. penyerahan aktiva (Pasal 16D UU PPN)
Kemudian isi kolom dokumen transaksi dengan angka 1 sampai dengan 5
atau pilih salah satu dari dokumen yang digunakan. Lihat Gambar 4.13.
a. faktur pajak
b. nota retur / pembatalan
c. dokumen yang dipersamakan dengan faktur pajak
d. faktur pajak batal
e. faktur pajak pengganti
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Gambar 4.13 Form Input Pajak Keluaran untuk Nota Retur
Jika memilih nomor 2,4 atau 5 maka kolom dokumen yang diretur akan
aktif, isi kolom dokumen yang diretur dengan (1) faktur pajak atau (2) dokumen
yang dipersamakan dengan faktur pajak.
Kemudian isi NPWP lawan transaksi dengan NPWP yang valid. Lihat
Gambar 4.14. Atau dapat memilih dari NPWP yang telah diinput di database,
dengan klik tombol titik-titik yang disusul dengan form Input Nomor. Lihat
Gambar 4.15.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Gambar 4.14 Daftar NPWP Klien Gambar 4.15 Form Input Nomor Paspor
Untuk detail transaksi nomor 6, yaitu Penyerahan Lainnya, user dapat
mengisi dari lawan transaksi melalui paspor dengan cara :
a. klik checkbox Nomor Paspor;
b. isi nomor Paspor; atau
c. pilih nomor Paspor yang sudah ada di database, apabila tidak
ditemukan. Lihat Gambar 4.16 di bawah ini.
Gambar 4. 16 Input Data Lawan Transakai
Apabila pengisian Pajak Keluaran ini sudah selesai, jangan lupa untuk klik
tombol ―simpan‖. Dilanjutkan dengan tekan tombol Yes apabila ingin input lagi,
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
42
Universitas Indonesia
atau No bila sudah selesai, kemudian tekan ―Keluar‖. Lihat Gambar 4.17.
Gambar 4. 17 Melihat, Mengubah, atau Menghapus Data Pajak Keluaran
Untuk melihat hasil input sebelumnya, pilih menu Input Data → Pajak
keluaran. Klik Tampilkan untuk melihat, Filter untuk menyesuaikan dengan
kriteria yang dibutuhkan, Untuk menghapus atau mengedit, ceklis di box yang
datanya ingin dipilih, lalu pilih Hapus atau Ubah, sesuai dengan kebutuhan Anda.
(2) Pajak Masukan
Lakukan langkah-langkah di atas untuk menginput Pajak Masukan, namun
tetap perhatikan letak perbedaannya, yang terletak pada Jenis Transaksi dan
Dokumen Transaksi yang digunakan.
(3) Posting Data
Menu ini digunakan untuk memasukkan atau memindahkan data faktur
pajak keluaran dan masukan ke form SPT Induk dan Lampiran. Lakukan posting ini
setelah selesai menambah, mengubah, atau menghapus data faktur. Lihat Gambar
4.18 .
Tombol Posting ini akan tampil apabila ada pajak masukan atau pajak
keluaran pada Masa Pajak yang didefinisikan. Form Posting juga akan
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
43
Universitas Indonesia
menampilkan informasi jumlah pajak masukan atau pajak keluaran dari hasil input
manual atau import data.
Gambar 4. 18 Menu Posting Data
Pilih masa pajak dengan gunakan timbol dropdown untuk menampilkan
daftar bulan dalam satu tahun. Isi tahun pajak, nomor pembetulan, kemudian klik
tombol Posting kemudian OK.
Gambar 4. 19 Posting Data Faktur
Perlu diingat oleh user bahwa sangat penting untuk melakukan posting
setiap melakukan update data perpajakan, dan menunggu konfirmasi berupa
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
44
Universitas Indonesia
berhasil atau tidaknya posting data tersebut. Lihat Gambar 4.20.
Gambar 4. 20 Informasi bahwa Posting Berhasil
(4) SPT Tanpa Rincian Faktur
Seperti yang telah dijelaskan secara singkat sebelumnya, bahwa menu ini
digunakan untuk membuat SPT yang pada masa pajak tertentu tidak ada transakasi
pembelian atau penjualan. Perhatikan Gambar 4.21 berikut ini :
Gambar 4. 21 Menu SPT Non Transaksi
Tampilan form yang akan muncul akan serupa dengan form untuk memilih
Masa Pajak untuk transaksi yang memiliki faktur, perbedaan hanya terlihat pada
nama form. Lihat Gambar 4.22.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
45
Universitas Indonesia
Gambar 4. 22 Buat SPT Non Transaksi
Setelah mengisi Masa Pajak dan Tahun Pajak, isikan Pembetulan Ke apabila SPT
ini adalah SPT pembetulan. Apabila SPT ini adalah pembetulan pertama, isikan dengan
angka 1, kemudian tekan tombol Buat SPT. Sebagai bentuk konfirmasi untuk
memastikan apakah benar-benar akan dibuat, akan muncul form Perhatian yang
memberikan Yes or No Question. Lihat Gambar 4.23.
Gambar 4. 23 Konfirmasi Pembuatan
Klik Yes apabila sudah yakin, akan ada form informasi yang memberitahu
bahwa data faktur berhasil diposting. Lihat Gambar 4.24.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
46
Universitas Indonesia
Gambar 4. 24 Konfirmasi Berhasil Posting
Sebaliknya, penolakan akan muncul apabila data yang diisikan sudah
pernah dibuat sebelumnya. Hal ini akan mencegah user dari double posting. Lihat
Gambar 4,25.
Gambar 4. 25 Penolakan Double Entry
Begitu juga dengan kesalahan input, contohnya apabila NPWP yang
diisikan kurang 1 digit, maka ketika user menekan Enter akan muncul form
notifikasi. Perhatikan Gambar 4.26.
Gambar 4. 26 Notifikasi Salah Mengisi NPWP
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
47
Universitas Indonesia
Dengan demikian user tidak perlu khawatir akan terjadinya kesalahan input
dalam menggunakan e-SPT, karena aplikasi ini sudah disiapkan sedemikian rupa
sehingga membantu Wajib Pajak menggunakannya dengan maksimal dengan tetap
mudah dimengerti. Bahkan apabila user merasa butuh mengganti nomor Kode
KPP, dapat dilakukan dengan masuk ke form untuk mengubah kode tersebut. Lihat
Gambar 4.27.
Gambar 4. 27 Ubah Kode KPP
(5) Setting SPT PPN
Menu ini digunakan untuk membuka akses ke SPT Induk dan Lampirannya,
dapat digunakan juga untuk membuat SPT pembetulan. Lihat Gambar 4.28.
Gambar 4. 28 Menu Setting SPT PPN 1111
Untuk membuka data SPT yang sudah pernah diinput sebelumnya, user
dapat memilih berdasarkan Masa Pajak atau Tahun Pajak, atau dapat dicari dengan
tekan tombol Cari untuk cara cepatnya. Lihat Gambar 4.29.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
48
Universitas Indonesia
Gambar 4.29 Daftar SPT yang Sudah Pernah Dibuat
Setelah memilih SPT dari Masa Pajak dan Tahun Pajak yang dibutuhkan,
akan muncul form berisi pilihan untuk user melihat/mengedit, atau untuk
membuat SPT pembetulan (N+1), user dapat memilih salah satu kemudian klik
tombol Buka. Lihat Gambar 4.30.
Gambar 4.30 Konfirmasi Buka SPT
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
49
Universitas Indonesia
Gambar 4.31 Menu Preview SPT yang Telah Dibuat
Menu SPT akan aktif setelah user melakukan setting SPT, berfungsi untuk
menampilkan, mengedit, dan mencetak SPT Induk beserta lampirannya, serta untuk
menginput SSP. Berikut ini akan dijelaskan fungsi dari masing-masing lampiran.
Lihat Gambar 4.31.
(6) Lampiran 1111 A1
Lampiran ini berfungsi menampilkan data terbaru hasil posting
penambahan, edit, atau hapus Pajak Keluaran untuk ekspor. Lihat Gambar 4.32.
Gambar 4.32 Menu Preview SPT yang Telah Dibuat
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
50
Universitas Indonesia
Sedangkan untuk menampilkan data terbaru hasil posting penambahan, edit,
atau hapus Pajak Keluaran untuk transaksi dalam negeri, formulir akan
menampilkan daftarnya. Lihat Gambar 4.33.
Gambar 4. 33 Formulir 1111 A2
(7) Lampiran 1111 B1
Merupakan formulir yang berisi pajak masukan jenis transaksi impor BKP
dan pemanfaatan JKP/BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean. Lihat Gambar
4.34.
Gambar 4.34 Formulir 1111 B1
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
51
Universitas Indonesia
(8) Lampiran 1111 B2
Merupakan formulir yang berisi pajak masukan jenis transaksi impor BKP
dan pemanfaatan JKP/BKP tidak berwujud dari luar dalam negeri yang dapat
dikreditkan. Lihat Gambar 4.35.
Gambar 4. 35 Formulir 1111 B2
(9) Lampiran 1111 B3
Merupakan formulir yang berisi data Pajak Masukan yang jenis
transaksinya adalah Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dan/atau Pajak
Masukan dan PpnBM yang atas impor atau perolehannya mendapat fasilitas yang
telah diinput. Lihat Gambar 4.36.
Gambar 4. 36 Formulir 1111 B3
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
52
Universitas Indonesia
(10) Lampiran 1111 AB
Berisi rekapitulasi penyerahan dan perolehan dari form Lampiran 1111 A1,
Lampiran 1111 A2, Lampiran 1111 B1, Lampiran 1111 B2, dan Lampiran 1111
B3. Sebelum mencetak, lengkapi terlebih dahulu data-data pada kolom yang
berwarna putih yang wajib diisi. Lihat Gambar 4.37.
Gambar 4. 37 Formulir 1111 AB Bagian I
Gambar 4. 38 Formulir 1111 AB Bagian II
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Gambar 4.38 di atas adalah Formulir 1111 AB Bagian II, yang menampilkan
rekapitulasi penyerahan dan perolehan yang merupakan hasil input data dari
user.
Gambar 4.39 Formulir 1111 AB Bagian III
E-SPT akan menghitung jumlah pajak yang dapat diperhitungkan, dengan
kalkulasi akurat menggunakan formula automasi. Lihat Gambar 4.39.
Apabila terjadi pembetulan SPT Masa PPN yang mengakibatkan terjadinya
kelebihan pembayaran pajak, yang sebaiknya dilakukan oleh user adalah :
a. Isikan Masa dan Tahun Pajak SPT Pembetulan;
b. Isikan nilai Kompensasi Kelebihan PPN.
Informasi nilai lebih bayar PPN Masa Pajak sebelumnya ditampilkan di
baris bawahnya. Kemudian isikan pada Bagian III hasil perhitungan
kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan sebagai penambah
(pengurang) Pajak Masukan.
(11) SPT Induk
Berisi rekapitulasi dari lampiran – lampiran SPT PPN 1111 . sebelum
mencetak formulir ini, sebaiknya lengkapi terlebih dahulu semua kolom yang
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
54
Universitas Indonesia
kosong dan berwarna putih. Jika ada SSP, input SSP pada bagian berikut ini
sebelum melengkapi kolom yang kosong. Lihat Gambar 4.40.
Gambar 4. 40 Formulir 1111 Bagian I
Keterangan :
Bagian IIG untuk input SSP PPN yang telah dibayar.
Bagian IIIC untuk input SSP PPN atas kegiatan membangun sendiri.
Bagian IVB untuk input SSP pembayaran kembali pajak masukan bagi
PKP Gagal Produksi.
Bagian VF untuk input SPP PpnBM yang telah dibayar.
Bagian IB isi dengan nilai Tidak Terutang PPN. Lihat Gambar 4.41
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Gambar 4. 41 Formulir 1111 Bagian II
Bagian IIB diisi pada kolom PPN disetor di muka dalam masa pajak yang
sama.
(12) Bagian II E isikan dengan nilai PPN yang kurang bayar atau lebih bayar
pada SPT pembetulan.
(13) Bagian II F isikan dengan nilai PPN yang kurang bayar atau lebih bayar
karena pembetulan (dalam hal SPT pembetulan).
(14) Bagian II H klik checkbox pada pilihan yang sesuai.
(15) Bagian VI, Kelengkapan SPT , klik checkbox lampiran.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Gambar 4.42 Formulir Kelengkapan SPT
Setelah semua kelengkap diperiksa dan diyakini sudah lengkap, maka tahap
berikutnya adalah mengecek melalui Print Preview untuk mengetahui hasil
pencetakan SPT ini, dengan menekan tombol Printer. Lihat Gambar 4.42.
Dengan demikian akan dihasilkan print preview seperti pada Gambar 4.43.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Gambar 4. 43 Print Preview untuk Mencetak SPT Induk
Langkah berikutnya adalah bagaimana hasil dari pengisian data perpajakan
melalui e-SPT ini disampaikan ke KPP. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini
bahwa untuk menyimpan datanya telah disediakan tombol perintah ―Buat CSV‖.
Lihat Gambar 4.44
Gambar 4.44 Form tabel untuk Buat CSV
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Gambar 4.45 Pilih Folder untuk File CSV
Buka folder yang akan dijadikan tempat penyimpanan File CSV. Lihat
Gambar 4.45. Untuk penyimpanan file CSV ini sebaiknya jangan melakukan
pengubahan nama, karena akan menyebabkannya tidak dapat dibaca melalui pusat
data oleh Account Representatif DJP.
Hasil penyimpanan akan menghasilkan File CSV sebagai output dari
aplikasi e-SPT, untuk dilaporkan ke DJP. Lihat Gambar 4.46.
Gambar 4. 46 File CSV sebagai Output dari aplikasi e-SPT
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
59
Universitas Indonesia
4.3 Perbedaan SPT Manual dengan Elektronik SPT
Setelah sebelumnya dijelaskan mengenai gambaran penyampaian SPT
secara manual, dan rincian pembuatan SPT dengan e-SPT, berikut adalah
perbandingan antara keduanya, yang diuraikan dengan menyebutkan
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing metode.
Setelah mempelajari dan menggunakannya selama 3 bulan masa magang untuk
salah satu klien yang kami tangani, ditemukan beberapa kelebihan e-SPT sebagai
berikut :
Dari sisi Pengguna , berikut ini adalah kelebihan e-SPT :
Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena
lampiran dalam bentuk media CD/disket.
Data Perpajakan Terorganisasi dengan baik
Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan
perusahaan dengan baik dan sistematis
Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan
sistem komputer
Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak
Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran
formulir dengan menggunakan sistem komputer.
Menghindari pemborosan penggunaan kertas
Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang
memakan sumber daya yang cukup banyak.
Sedangkan bagi pegawai DJP, poin penting dari adanya e-SPT adalah tidak
ada pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang. Data-data yang disampaikan oleh
Wajib Pajak bagi DJP tentu sangat bermanfaat untuk mengontrol kewajiban
perpajakan, tetapi jika data yang disampaikan itu dalam bentuk kertas, maka untuk
mengolah SPT tersebut tentu DJP harus meng-input ulang ke komputer supaya bisa
dilakukan analisa, yang tentunya sangat dirasa tidak efektif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Harisman, sebagai staf pajak
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
60
Universitas Indonesia
DJP dan praktisi yang memberikan sosialisasi e-SPT, berdasarkan pengalamannya
sebagai Account Representatif, banyak keuntungan yang didapat apabila
menggunakan eSPT, antara lain:
1. User friendly. Mudah dalam pengoperasian. Mungkin awalnya akan terasa
berat untuk dipahami, namun setelah terbiasa akan terasa ringan, terlebih
apabila seluruh Wajib Pajak yang menjadi tanggungjawabnya juga sudah
memahami penggunaan e-SPT ini, sehingga mandiri dan tidak bergantung
pada bantuan petugas pajak.
2. Kesalahan-kesalahan penghitungan seperti penjumlahan, pengurangan,
penghitungan PTKP, penghitungan pajak terutang, dan sebagainya dapat
diminimalisir, sehingga resiko pembetulan SPT karena
kesalahan-kesalahan tersebut dapat dihindari.
3. Mengurangi penggunaan kertas yang tentunya juga akan mengurangi biaya
Wajib Pajak, karena secara umum yang dilaporkan adalah induk SPT saja.
Penghematan ini akan sangat terasa apabila Wajib Pajak memiliki ribuan
transaksi. Meskipun begitu di eSPT juga tetap ada menu pencetakan.
4. Menghemat waktu pekerjaan penginputan data-data transaksi yang
dilakukan oleh staf pajak, dan akan lebih lama lagi bila Anda menginput
data dengan menggunakan program excel/ word.
5. Arsip/ file laporan pajak akan tersimpan dalam database, aman dan rapi.
6. Adanya support/ dukungan apabila ada masalah dengan eSPT yaitu dengan
bertanya ke Account Representative (AR).
7. Resiko keamanan data/security akan lebih aman karena pelaporan tidak
menggunakan hardcopy (khususnya lampiran-lampiran SPT), sehingga
data-data perpajakan tidak diketahui oleh pihak lain sekalipun oleh
karyawan yang bertugas melaporkannya ke KPP.
8. Meskipun sejak tahun 2002 DJP telah mencoba sistem komputerisasi data
perpajakan, termasuk komputerisasi data perpajakan, demi mensukseskan
program tersebut telah ditugaskan kepada KPP untuk merekam data SPT.
Tetapi karena data SPT yang harus dientri tidak terhitung jumlahnya
dibandingkan dengan petugas KPP yang tersedia, akhirnya sampai dengan
akhir tahun 2009 banyak KPP yang belum menyelesaikan tugas ini.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Sebelum komputer menjadi kebutuhan pokok di perkantoran seperti
sekarang, tentu fisik SPT sudah cukup bagi DJP. Dan analisa yang digunakan pun
dilakukan secara manual. Namun walaupun demikian, untuk pengujian kepatuhan
sering kali data SPT tersebut berujung sama, yaitu harus disalin. Periode ini
merupakan periode peralihan antara sistem manual dengan sistem digita, dimana
Wajib Pajak menyampaikan data ke kantor pajak melalui media SPT yang
ditanda-tangan. Kemudian kantor pajak melakukan perekaman supaya data tersebut
masuk ke sistem. Nah, inilah pekerjaan yang paling dikeluhkan oleh pegawai DJP,
yaitu perekaman ulang data, pekerjaan klerikal berupa perekaman SPT memang
memakan waktu dan sumber daya yang cukup banyak.
Selain itu, ada kelemahan dalam sistem perekaman oleh DJP, yaitu faktor
manusiawi (human error), misalnya kesalahan dalam melakukan perekaman
terutama salah angka. Kedua adalah faktor kesengajaan, yaitu jika pegawai DJP
diizinkan menginput data WP, maka ada kemungkinkan ada pegawai DJP yang
tidak memiliki tikad baik. Data SPT dapat dimanipulasi dalam sistem komputer
untuk keperluan tertentu.
Sebagai contoh, apabila pemeriksa pajak melakukan konfirmasi pajak
masukan ke KPP atau melalui sistem intranet. Sebelumnya, jika ada perbedaan
yang dianggap tidak material, maka kesalahan tersebut diabaikan. Dasarnya,
saya pikir itu kesalahan manusiawi dan tidak ada kesengajaan untuk "dibedakan".
Kesalahan yang tidak dianggap material misalnya : PT SELALU UNTUNG tertulis
SELALU LABA tanpa PT, atau PT. SELALULABA ada tanda titik setelah PT,
atau PT SELALU LABA dengan ada spasi sebelum LABA. Atau perbedaan
tanggal faktur tapi dengan nilai rupiah sama. Ternyata perbedaan-perbedaan
tersebut ada kemungkinan disengaja untuk keperluan tertentu. Dan ini memang
kelemahan sistem intranet. Hanya sedikit orang yang tahu. Syukur sekali ada
program ini yang akan mengganti sistem sebelumnya.
Salah satu keuntungan penggunaan e-SPT adalah data-data yang
disampaikan oleh Wajib Pajak tidak bisa dirubah oleh kantor pajak. Data yang
disampaikan oleh Wajib Pajak jika disampaikan dalam bentuk fisik SPT masih bisa
dirubah oleh pegawai KPP jika ada kesalahan perhitungan matematika [tambah,
kurang, bagi, kali]. Artinya, tetapada celah perubahan data. Tetapi dengan e-SPT
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
62
Universitas Indonesia
data tersebut tidak bisa diapa-apakan oleh pegawai KPP. Sedangkan kemungkinan
kesalahan matematika seperti manual tidak dimungkinkan lagi karena secara
default by system sudah dikoreksi aplikasi e-SPT.
Dengan demikian, saya simpulkan bahwa E-SPT memiliki berbagai
keunggulan yang dibanggakannya, dibandingkan dengan sistem pelaporan SPT
secara manual, yaitu sebegai berikut :
1. Data perpajakan tersimpan dengan baik dan teroganisir, baik, dan sistematis.
2. Mempermudah perhitungan perpajakn untuk proses membuat SPT, dengan
lebih akurat dan mudah
3. Kemudahan dalam membuat laporan SPT, dengan input satu per satu data
kemudian akan diproses dan disingkronisasi otomatis oleh sistem.
4. Efisiensi waktu, tenaga, dan biaya baik bagi Wajib Pajak dan KPP.
5. Proses penyusunan dan pelaporan yang berjalan lebih cepat dibandingkan
dengan cara tradisional yang terdahulu.
6. Memberikan akurasi data SPT yang lebih tinggi dibandingkan dengan input
manual, karena penghitungannya yang terkomputerasi.
7. Mengurangi human error yang terjadi ketika kelelahan menginput secara
manual atau menyalin berkas yang bertumpuk.
Namun bagaimanapun juga, sistem ini berjalan lebih lancar dan aman,
dibandingkan dengan manual yang masih memiliki beberapa resiko yang dihadapi
dan menjadi kendala dengan cara pelaporan seperti ini, yaitu :
1. Hilang atau rusaknya dokumen penting, baik saat sedang dalam perjalanan
maupun dalam gudang penyimpanan.
2. Membutuhkan tempat yang luas untuk menampung Laporan SPT yang
disampaikan oleh Wajib Pajak
3. Harus mengetik ulang data-data yang diberikan oleh WP melalui laporan
SPT, sebelum tumpukan SPT yang dirasa sudah kadaluarsa harus
dimusnahkan
4. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pengerjaan input
data SPT ini setiap harinya, karena harus mengetik ulang data dari WP.
5. Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak apabila sedang berada di
dalam Peak Season penerimaan laporan SPT.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
63
Universitas Indonesia
Sedangkan untuk e-Filing, berdasarkan hasil training yang diberikan saat
magang, ada beberapa poin penting yang saya catat, yaitu e-Filling diharapkan
memiliki hal berikut :
a. Fitur untuk merubah alamat terdaftar agar wajib pajak yang alamat
domisilinya berbeda dengan alamat terdaftar tidak kesulitan
mendapatkan e-FIN.
b. Fitur untuk melihat kembali SPT Tahunan yang sudah dikirim sebagai
bahan perbandingan bila ingin melakukan pembetulan SPT Tahunan
atau mengisi SPT Tahunan di tahun berikutnya.
c. Indikator Loading saat transisi dari satu langkah ke langkah yang lain.
Indikator seperti ini penting terutama bagi wajib pajak yang memiliki
koneksi Internet terbatas untuk menghindari kesan bahwa aplikasi
tiba-tiba hang padahal sedang loading.
d. Fitur untuk menyimpan data yang bersifat tetap seperti tanggungan
keluarga atau harta sehingga tidak perlu kita isi ulang setiap kali kita
mengisi SPT.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
64
Universitas Indonesia
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Setelah penulis menjalani magang selama 3 bulan di PT. Multi Utama
Consultindo, disimpulkan bahwa aplikasi ini memberikan banyak manfaat, baik
bagi —Wajib Pajak maupun bagi DJP, berikut ini adalah contohnya. Secara
ringkas, bagi Wajib Pajak e-SPT ini bermanfaat karena:
1. Dapat meng-administrasikan data SPT secara elektronik
2. Pelaporan SPT lebih efisien dan aman karena data tersimpan dalam bentuk
elektronik dan ter-enkripsi.
Sedangkan bagi Direktorat Jenderal Pajak , manfaat yang dirasakan adalah sebagai
berikut :
1. Perekaman Data di KPP dapat dilakukan dengan cepat dan akurat tanpa
direkam petugas secara manual.—
2. Penghematan Sumber Daya Manusia dalam Perekaman Data SPT.
3. Penelitian data SPT dapat dilakukan dengan Cepat dan Tepat karena
dilakukan oleh Sistem Aplikasi.
Aplikasi e-SPT ini diwajibkan bagi semua Pengusaha Kena Pajak yang
transaksinya melebih 25 transaksi dalam satu bulan masa pajak. Untuk itu
diharapkan Wajib Pajak dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan tertib
administrasi perpajakan, dan membantu pemerintah dalam menjaga akurasi
[endapatan negara yang berasal dari pemasukan pajak ini. Dengan demikian secara
tidak langsung Wajib pajak telah membantu pembangunan dan kesejahteraan suatu
negara.
Aplikasi ini juga memudahkan Wajib Pajak dalam menyimpan data
perpajakannya yang penting, dalam database yang aman dan ter-enkripsi.
Menghemat kertas karena penggunaan aplikasi ini tidak menggunakan media
online dalam mengisi dan melaporkan SPT-nya kepada DJP. Tempat penyimpanan
dokumen pun otomatis akan dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya, begitu juga
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
65
Universitas Indonesia
dengan tenaga kerja, diharapkan dapat menghemat waktu dan tenaga yang
dibutuhkan karena tidak perlu lagi merekap ulang data-data yang dikirimkan oleh
Wajib Pajak, melainkan dapat melakukan impor data dari file berbentuk CSV yang
telah dilaporkan melalui media Compact Disc maupun Flash Disk. Selama file
CSV ini aman dan tidak diganti namanya, akan dengan mudah diakses dan dibaca
di kantor DJP untuk diimpor dan dilakukan pemeriksaan.
Pelaporan SPT yang dihasilkan melalui e-SPT ini pun dapat dilakukan
secara online, yaitu dengan menggunakan e-Filing, yang saat ini masih belum
banyak digunakan oleh Wajib Pajak. Masih banyak yang belum mengenal istilah
ini, terlebih menggunakannya secara langsung, karena belum mempelajarinya dan
mendapat informasi ataupun ilmu untuk menggunakannya.
Namun masih terdapat masyarakat menggunakan pelaporan manual untuk
melaporkan SPT Masa PPN-nya karena belum mendapatkan surat yang berisi
e-FIN seperti yang dijanjikan oleh DJP, tanpa e-FIN ini Wajib Pajak tidak dapat
masuk k dalam aplikasi e-Filing.
SARAN
1. Diharapkan Wajib Pajak untuk meningkatkan antusiasmenya dalam
mempelajari hal baru dalam dunia perpajakan ini, meningkatkan fasilitas
perangkat keras yang dibutuhkan untuk menginstal aplikasi ini, supaya
compatible sehingga dapat berfungsi secara maksimal.
2. Kepada pihak perpajakan, Wajib Pajak masih menunggu sosialisasi secara
gratis yang dapat membantu memberikan ilmu dan pemahaman yang
memadai untuk mebantu Wajib Pajak menjadi taat pajak, dengan mengikuti
perkembangan berupa administrasi pajak yang terkoputerisasi ini. Selama
ini pelatihan gratis hanya dapat dirasakan oleh Wajib Pajak yang secara
kumulatif mengajukan permohonannya kepada DJP untuk mengirimkan
tenaga praktisi untuk memberikan pelatihan, oleh karenanya individu lain
yang tidak mendapatkan kesempatan ini tertinggal.
3. Hal seperti ini juga yang saya rasakan, apabila saya tidak mendapatkan
kesempatan mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan e-SPT ini, saya
akan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mengikuti pelatihan
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
66
Universitas Indonesia
e-SPT pada Lembaga Pelatihan Pajak. Sejauh hasil survei yang saya
lakukan, minimal membutuhkan biaya sebesar Rp 1,500,000 untuk
pelatihan selama dua hari saja. Jadi saya sarankan, apabila aplikasi ini dapat
diunduh dengan gratis dan bertujuan untuk memudahkan Wajib Pajak, juga
untuk menjaga akurasi pendapatan dan pelaporan pajak dari Wajib Pajak
kepada pemerintah, sebaiknya biaya ini dihapuskan, menjadi benar-benar
tidak dipungut biaya, demi kelancaran pencarian ilmu untuk mempelajari
aplikasi ini bagi masyarakat.
4. Untuk syarat yang harus dipenuhi dikhawatirkan akan memberatkan Wajib
Pajak, seperti bagi pengguna Linux yang tidak akan dapat menggunakan
aplikasi ini dengan baik, karena aplikasi ini dirancang untuk digunakan
dengan instalasi Windows XP. Sebaiknya untuk edisi berikutnya
diusahakan supaya pengguna Linux pun dapat menggunakan aplikasi ini
tanpa perbedaan sedikit pun dengan pengguna Windows XP.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
DAFTAR REFERENSI
Direktorat Jenderal Pajak. 2010. User Manual eSPT PPN 1111 v 1.00.
Gunadi. (2011). Panduan Komprehensif PPN, Jakarta: MUC Consulting Group.
Harisman. (2012, 6 Maret) Wawancara Pribadi.
Harisman. (2012, 29 Juni) Wawancara Pribadi.
Hertianti, Ayuningtyas. (2003) Analisa Penerapan Teknologi Informasi Dalam
Proses Pelayanan Perpajakan di Indonesia Implementasi Metode E-Filing
dalam Pelaporan SPT Masa PPN dan PPnBM. Skripsi. Universitas
Indonesia : Tdak Diterbitkan.
Pasal 13 UU No. 8 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42
Tahun 2009 tentang Jenis-jenis Faktur Pajak.
Peraturan Dirjen Nomor 13/PJ/2010 tentang Kriteria Faktur Pajak yang Cacat.
PER-47/PJ./2008 yang berisi tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara
Elektronik melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application
Service Provider) yang ditunjuk oleh DJP.
PER-44/PJ./2010 yang berisi Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
Pasal 1 PMK No. 152/PMK.03/2009 tentang Diadakannya Aplikasi e-SPT
untuk Wajib Pajak.
SE-11/PJ.52/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Mekanisme Pengenaan
PPN.
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-94/PJ/2011 Tentang Kewajiban
Penyampaian SPT Masa PPN dalam Bentuk Elektronik (e-SPT).
Waluyo, Wiryawan Ilyas. (2007). Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012