universitas airlangga badan hukum mllik negara ...repository.unair.ac.id/70165/2/kkc kk pg. 167-10...
TRANSCRIPT
II I IJlll!III]!! I !!I~[lj~ [~ Illl~ jill
VAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR
BUDIDAYA IKAN 01 INDONESIA
. . - • • .. UNIVERSITAS AIRLANGGA
BADAN HUKUM MlliK NEGARA
Pidato
Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan
d Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
pa a di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
Oleh
HARI SUPRAPTO
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
VAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR
BUDIDAYA IKAN DIINDONESIA f f:
UNIVERSITAS AIRLANGGA BADAN HUKUM MILIK NEGARA
Pidato
Disampaikan pada Pengulruhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan
ftc f~ r l.br, I' () ~f V;'~
pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
Oleh
HARI SUPRAPTO
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
Suku ini khusus dicetak dan diperbanyak untuk acara Pengukuhan Guru Sesar di Universitas Airlangga
Tanggal 28 Februari 2009
t.. __ _
Dicetak: Airlangga University Press lsi di luar tanggung jawab AUP
Bismillahirohmanirahim
Yang terhormat, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas
Airlangga, Ketua, Sekretaris, para Ketua Komisi, dan Anggota Senat Akademik
Universitas Airlangga, Rektor dan Para Wakil Rektor Universitas Airlangga, Para Dekan, Wakil Dekan, dan Pimpinan Lembaga di Universitas
Airlangga,
Para Guru Besar dan Guru Besar Tamu Teman Sejawat dan Segenap Sivitas Akademika Universitas
Airlangga, Undangan dan Hadirin yang saya muliakan,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, perkenankanlah saya pada kesempatan ini mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt., karen a atas segala rahmat dan karunia-Nya kita semua diberi kesehatan sehingga bisa hadir dalam Rapat Terbuka Senat Akademik Universitas Airlangga pada acara pengukuhan saya sebagai Guru Besar dalam Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.
Dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah saya
menyampaikan pidato pengukuhan saya dengan judul:
VAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR
BUDIDAYA IKAN DI INDONESIA
1
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
Potensi Perikanan Indonesia
~uas perairan laut Indonesia adalah 58 juta km2 diharapkan menJadi lumbun r' . ' , S . k g P otem hewam yang terjangkau bagi masyarakat.
eJa tahun 1992 7 5 . k '. ' Juta ton (MT) ikan yang mempunyai nilai
e onomls tm . d'b . . dihasilkan ggI I udldayakan dl dunia, lebih dari 90 persen oleh benua As' (M' industr' d Ia am and Rosenfeld, 1994). Sedangkan
lUang yang d'h '1 mencapai 70 . 1 aSI kan oleh dunia pad a tahun 1991 0.000 MT 80~ d . h negara Asi' ,0 an produksi tersebut dihasilkan ole
K .a SlSanya oleh negara Barat. eruglan budida berbagal' ya udang Indonesia yang disebabkan oleh
macam pe ki . usn atau 62' nya t dan tahun 1989-1992 adalah 248 juta JUta USD t h . total prod uk . per a un (DIt Jen Perikanan 1996). Ekspor
. penkanan d ' nilai 2 083 '1 pa a tahun 1997 adalah 698 135 MT dengan . mIyarUSD d .
juta Usn ata 5 u angmenyumbang 116.938 MTsenilai 1.187 u 7% dari tot 1 k udang laut adalah 5 a e spor Indonesian. HasH tangkapan
bUdidaYa ud 3% sedangkan sisanya (47%) berasal dari industri
4 ang. Jumlah 1 12.000 Ha d uas total tambak pada tahun 1998 adalah an bertamb h 5 5 Kebutuh '. a ,8% per tahun.
h an minimum . . eWani dari ik protem dapat dicukupi dengan proteIn sebin an. Harga 'k . gga bisa df al I an yang lebih murah dari daglng h gu ketem t' . arga yang mur h pa Jauh dl pedalaman sekali pun dengan perkapita pada taha . Konsumsi ikan tahun 2007 adalah 28 kg d un 2010 d 2 . an 45 kg perka . t an 020 akan mencapai 30 kg perkaPlta
~PI0.000Ikg dan ~: ~ (Dahuri, 2008). Dengan harga ikan sekitat
Ikan, sehingga ik gIng Rp50.000/kg, hampir 5 kali lipat dari harga lllelll' an mempu . . k enum kebutuh nyal peran yang penting sekab untu
Sanr' an protein h . Pal Saat in' I ewam rakyat Indonesia. dunia d 1 ndone . d' Perik engan produksi 7 4 ~Ia adalah produsen kelima terbesar ~ bUd' anan tangkap d ~ J~ta MT, 4,8 juta MT (65%) 'berasal darl
d Idaya. Sebagai an ,6 Juta MT (35%) berasal dari perikanan engan . perband' '(0) 1~__ Wilayah laut Ingan Republik Rakyat Cina (R.llt
-un terb yang lebih k . d en esar di dUni d ecIl sekarang menjadi pro uS 2 a engan produksi 41 juta MT pada tahun 2006
(Dahuri, 2008). Jika semua potensi perikanan tersebut digunakan secara maksimal perikanan mampu menjadi industri besar yang bisa menampung banyak tenaga kerja.
Sebagai gambaran betapa besarnya potensi ekonomi perikan
dan budida~ tambak dan rumput Jaut. Laban untuk bUdida;:: udang 1,22 Juta ha dan baru digunakan untuk us aha budidaya 400.000 ha dengan produksi rata-rata 0,6 MT/ton/ha, jika kita bisa mengusahakan tambak dengan luas 500.000 ha dengan produktivitas 2 MT/ha/tahun. Akan dihasilkan 1.000.000 MT udang per tahun dengan devisa 6 milyar USD/tahun. Dari usaha ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 3 juta orang per tahun, sedangkan rumput laut dengan produk hilirnya bisa mencapai 8 inilyar USD per tahun dan menyerap tenaga kerja 2 juta orang per tahun. Sedangkan produk perikanan lain yang berharga mahal masih banyak misalnya budidaya kerapu, baronang, kakap, patin, gobia, ikan hias, patin,
jambal, nila, kepiting, abalone dan lain-lain.
Produksi ikan di Indonesia
Industri budidaya mengalami kemunduran sejak terjangkitnya penyakit pada tahun 1991, sehingga dari industri udang total kerugian Indonesia sekitar 62 juta USD per tahun (Dit-Jen Perikanan, 1996). Karena industri perikanan termasuk yang mempunyai risiko tinggi, maka bank sangat berhati-hati memberikan kredit, oleh sebab untuk bangkit kembali industri udang memerlukan manajemen penyakit yang hand a!. Teknik budidaya udang telah lama dikuasai oleh petani tambak, tetapi permasalahan kegagalan budidaya udang tetap saja menghantui pemodal. Potensi laut Indonesia dan perairan darat Indonesia masih sangat potensial untuk dikembangkan mengingat kebutuhan pangan dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Produksi ikan dan udang selama tahun 2003-2007 disajikan pada Tabel 1.
3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
Tabell. Produksi perikanan budidaya menurut komoditas utama
tahun 2005-2009 (dalam MT)
hrusilmn~ffiru~ __ ~~ __ ~T~ah~u~n~P~ro~d~u~ks~i ______________ ~ Patin 2005* 2006* 2007* 2008**· 2009** 2006/2007
32.575 31.490 36.260 51.000 75.000 15,15% Rumput laut 910.636 1.374.462 1 620 20 Nila . . 0 2,713.200 4.389.300 Gurame 148.249 169.390 195.000 233.000 337.000
25.442 28.710 31.600 52.000 78.000 ~~deng 254.067 212.883 245.100 550.000 822.000 Kerapu 69.386 77.272 88.970 162.000 250.000
26.493 34 022 Kekeran- . 41.000 44.000 50.000
gan 16.848 18.896 21. 760 Ikan mas 216.920 78.000 97.000 Udang 280.629 247.633 285.100 375.000 446.800 Kakap 2.935 327.610 352.220 470.000 540.000 Kepiting 4.583 2.183 2.600 11.000 12.500 L . 5.525 6 360 _8J.nnya 195.411 . 8.800 9.600 '11 tal 182.521 200 030 ~ 2.163 674 . 290.000 306.800 ... = Kom . 2.682.597 3.088.800 5.018.000 7.394.000
pas, 14 April200B ** _ , - Angka Prakiraan (DKP-sementara)
17,88% 15,12% 10,07% 15,13% 15,14% 10,49%
15,16% 15,13%
7,51% 19,10% 15,11%
9,59o/!!-15,14~
Udang yang dihasilka . tahun 2007 n oleh Indonesia pada tahun 2005 sampal
mengalam' . . 280.629 MT . 1 pemngkatan sebesar 32 39% yaitu dar 1
mellJadi 540 00 ' h negara Asia . 0 MT. Udang yang dihasilkan ole
kg/ha) dan in:u~~a memakai teknologi semi intensif (500-5000 S . nSlf (di atas 5000 kg/ha)
alllpal saat ini Indo' . terbesar di d . neSla adalah negara produsen kerapu
Untadeng tahun 2007 S b' an produksi 13,94 persen atau 41.000 MT pada di al . em llan puluh' n am dan l'n' h persen hasIl tersebut dari tangkapa
I arus d' . pen~lllbangan bUdida lsertai dengan produksi buatan. potens~ bagIan Selatan s b ya kerapu yang paling besar adalah sulaweSI Irian b e esar 23 823 MT . dan se esar 13 288' dlsusul dengan Maluku Bobot ikan kons ' . MT dan Selat Malaka sebesar 13.053 :M:T. lllahaI S UlllSI adal hOt . elain kera a ,5-2 kg/ekor dan berharga sanga lllelllPun' pu lllasih b ng yal ekono_" anyak produk perikanan lainnya ya 4 4ulS tlng' . t
gI m.lsalnya kakap, kepiting, rumput lau
dan lain disajikan dalam Tabel 1. Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha perikanan adalah gagal panen yang disebabkan oleh berbagai penyakit terutama oleh virus dan bakteri. Tambak tradisional sebagian masih bisa bertahan dengan produksi yang
renda~ sekali. Masalah utama yang menghadang adalah tidak ~ersedlanya benih udang bebas penyakit karena sebagian besar mduk adalah sudah tercemar virus. Induk yang telah terkontaminasi secara vertikal akan menularkan virus tersebut ke anak, sehingga benur yang ditebar ke tambak sebenarnya telah tercemar. Walaupun
~emakai sistem budidaya air laut tertutup, tetapi jika benur yang dimasukkan ke dalam tambak telah tercemar akan menjadi sia-sia. Dengan skrining benur bebas virus dan pemakaian sistem sirkulasi air tertutup diharapkan kegagalan budidaya udang sekarang ini dapat dikurangi. Jika lingkungan menjadi buruk virus tersebut akan menyerang udang menyebabkan kematian.yang tinggi. Polusi yang disebabkan oleh hasil metabolisme udang dan sisa pakan menyumbang hasil yang signifikan terhadap pengotoran lingkungan
kolam/tambak. Kandungan bakteri yang tinggi pada air tambak menyebabkan penyakit Bacterial White Spot Syndrome (BWSS) yang secara visual sulit dibedakan dengan WSBV (Wang et al., 2000). Untuk mengurangi bacterial load pada tambak tersebut perlu dicarikan bakteri yang mempunyai kemampuan menguraikan bahan organik yang tinggi (Suprapto, 2005b).
New emerging diseases di Indonesia dan dunia
1. Vibrio sp. di Indonesia diketahui bahwa dua jenis bakteri Vibrio yang menyerang ikan kerapu adalah V. alginolyticus dan V. anguillarum (Murjani, 2004), sedangkan yang menyerang udang ialah Vibrio harveyi dan Vibrio splendidus (Sunaryanto dan Mariam, 1986), V. parahaemolyticus, V. splendidus, V. anguillarum juga diketemukan pada udang yang terinfeksi WSBV (Suprapto, 2004a) sarna dengan yang terjadi di Philiphina (Lavilla-Pitogo,
1992). Kematian kerapu ukuran 4-6 g berlangsung sangat
5
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
cepat, tidak lebih dari 12 jam sesudah infeksi. Sedangkan di Malaysia vibriosis disebabkan oleh bakteri V. alginolyticus dan V. parahaemolyticus (Anderson, 1988), sedangkan di Jepang Vibrio
sp. banyak dilaporkan menyerang udang P. japonicus (Takahashi
et al., 1985; Egusa et al., 1988). Di China vibriosi~ dijumpai pada
larva udang terutama disebabkan oleh V. alginolyticus dan
V.parahaemolyticus (Meng and Yu, 1982). Di Jepang 13,3-55% ind~ yang ditangkap di Propinsi Kyushu telah terinfeksi oleh
PRDV <White spot) (Takahashi et al., 1998).
2. Viral Nervous Necrosis (VNN) di Indonesia dilaporkan
pertama kali pada barramundi Lales carcarifer pada panti pembenihan di Jawa Timur pada tahun 1997 (Zapran et al.,
1998). Kemudian menyebar ke panti pembenihan barramund~ di Bali pada tahun 1998, pada tahun yang sama beberapa panti
pembenihan berhasil membudidayakan humpback groupe~ Epinephelus fuscoguttdtus. Tetapi kematian absolut terjadi dl
Bali pada tahun itu juga sehingga tidak ada benih yang hiduP: Penyakit yang disebabkan oleh VNN digolongkan menjadl beberap tin k . nil
6
a g atan kehidupan ikan ialah induk, larva, Juve dan groW-out. VER telah dilaporkan dari seluruh benua kecuali di Afrika tet· . d . egara , apl mayorltas laporan tersebut berasal arl n yang mempun " t·. . . A tralia yal In enslf marlculture. Tetapi dl us ~R telah dilaporkan di Queensland Northern Territory dan .a.asm . , ·t t anla (Munday et al., 2002). Sedangkan di Indonesia penyakl ersebut sudah d d
VNN a a, an terdeteksi mulai tahun 1998. adalah p k' k rena . enya It yang sangat berbahaya a
lllefllmbulkan ke . ada stadi I matIan yang tinggi pada kerapu terutama p .
a arva dan J'u '1 D' h'kosbl dan In vem. I Jepang dilaporkan oleh Yos 1 OUe (1990) In b J anese
parrotf' h enye abkan kematian massal pada ap t denganlS Oplegriathus fasciatus. Kemudian VNN disebU
Z nama fi' h . a encephala zs encephalitis (Breuil et al., 1991) atau vtr )
~athy and t' I 1992 Yang llleny b b re tnopathy atau VER (Munday et a .,
e a kan k . 'h daIl erugIan besar pada panti pembenl an
pembesaran fInfish. Penyebab kematian tersebut dikenal dengan piscine nodaviruses termasuk beberapa tipe genome (Nishizawa et al., 1997). Ikan yang terinfeksi begitu banyak, dengan prakiraan 19 spesies dalam 10 famili ikan (Munday and Nakai, 1997).
3. Koi herpes virus (KHV) diketemukan pada air tawar yang banyak digemari ialah ikan mas Cyprinus carpio carpio dan koi. Cyprinus carpio hoi (Suprapto and Murjani, 2004c). Sinonim penyakit ini adalah Carp papillomatosis, epithelioma papulosum, fish pox, cyrpinid hervesvirus I (CHV). KHV menyerang epidermal
hyperplasia telah ada sejak zaman pertengahan, dan mempunyai ban yak nama tetapi secara klinis tidak ada satu pun yang benar. Luka yang ditimbulkannya bukan cacar air atau disebabkan oleh virus cacar air tetapi disebabkan oleh ephitelioma atau papilloma (Hines, et al., 1974; Nigrelli, 1952; Schlumberger and Lucke, 1948; Wolf, 1983). Pemeriksaan dengan Transmission Electrone
Microscope (TEM) dari luka cacar ikan (carp pox) menunjukkan
adanya herpesvirus-like particles (Schubert, 1966) dan kemudian virus tersebut diberi nama herpervirus cyprini atau cyprinid herpervirus (Sano, 1985). Kematian massal pada tahun 1998 juga terjadi di Israel dan USA pada suatu populasi ikan mas Cyprinus carpio carpio dan ikan koi Cyprinus carpio koi. Herpesvirus diisolasi dari ikan tersebut kemudian dilakukan uji tantang pada ikan yang sehat memberikan gejala yang sarna dengan ikan yang sakit alami di kolam (Gilad et al., 2002). Kematian tersebut juga terjadi di Eropa, USA dan Israel (Bretzinger et al., 1999; Neukirch et al., 1999; Body et al., 2000; Hedrick et al., 2000). Beberapa penyakit tersebut diduga infeksi sistematis yang disebabkan oleh virus baru ialah koi herpes virus (Hedrick et al., 2000). Kematian dimulai dari hari ke-7-10 jika ikan tertular penyakit dari inang perantara dan kematian kumulatif sampai 100% terjadi selama 2-3 minggu (Hedrick et al., 2000). Ikan yang
terserang berwarna pucat dan berubah warna pada insang dan
7
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
kulit, juga terjadi pada organ internal. Pengamatan mikroskopi pada liver, limpa dan ginjal menunjukkan nekrosis pada sel parenkima dan debris pada macrofage (Hedrick et al., 2000).
Inklusi intranuklear mungkin terdapat pada sel yang terinfeksi
dan virion yang khas untuk infeksi herpesvirus terdapat pada
sel tersebut (Bretzinger et al., 1999; Boyd et al., 2000; Hedrick
et al., 2000). Hedrick et al. (2000) berhasil mengisolasi KHV dari
~~p ikan koi (KF-1) yang sama dengan virus yang terdapat pada Janngan yang terinfeksi. Selanjutnya juvenil koi yang diekspos
dengan KHV dengan bath challenge tertular penyakit yang mirip dengan penyakit yang terjadi di alamo
Penyakit virus 'h . yang menyerang udang sangat banyak dan maSI sulit untuk di . can pencegahannya, di bawah ini adalah penyakit yang menyerang udang. 1. Whitespot B I .
b acu ovzrus (WSBV) adalah penyakit yang erbahaya untuk 'k k .. . k' I an arena Jlka termfeksi akan menyebabkan ematlan sam . 90 pal %. Infeksi WSBV mempunyai inang
yang luas karen b' . p. a Isa menginfeksi P. monodon, P. japonWUs, . semzsulcatus P . .
Ph 'lar' ' . penzczllatus dan beberapa crabs Calappa z zgus Cha bd' ~ . .
Po t ' ry zs {enatus, Charybdis natator. Helice trzdens, r unus pelagicu p. ' b
P . s,. sanguzolentus, S. serrata. Kedua era . sanguzolentus d u· . .
pakan d an nelzce tndens sering dipakai sebagal pa a udang d d'k . . V
walaupUD an I etahul termfeksi berat dengan WSB mereka tidak . ti
timbuln b menuIlJukkan adanya gejala klinis seper ya ercak putih Uku . . k
pada udan' . ran VIrIon WSBV yang diketemU an gwmduP m d
(Suprapto 2003 '. ono on adalah 80-100 nm x 200-270 nIn , a) Virus' .. t'b
P. merguiensi d . 1m Juga diketemukan pada udang pU I 2. InfectioUs 11 s an crabs SCYlla sp. (Suprapto 2003c' 2003d).
atau HepatopYPOdermal & Haemotopoetic ~ecro;is (JHIIN") . ancreas Parv l'k FIFIN Juga dikenal dOl e Virus Disease (HPVD). I RDS engan sebuta " " t u penyebab d n runt deformity syndrome a a
u angmenjad' k . k 1 erdIl dan terjadi kelainan bentu .
8
Virus ini juga menyerang P. monodon dengan berat 0,05-1 g dengan kematian bisa mencapai 80-90% populasi udang.
3. Baculovirus penaei (BP) Couch., adalah occluded baculovirus (formed a type-A baculovirus), tetapi sekarang Bonami et al. (1995) menyebutnya PvSNPV. Ada beberapa strain BP. Perbedaan karakteristik khususnya ukuran virion terjadi di beberapa tempat di dunia. Misalnya ukuran envelope virion dari P. marginatus dari Hawai berukuran kurang lebih 56 x 286 nm, sedangkan virion dari P. vannamei dari Ekuador berukuran 79 x 337 nm, sedangkan dari P. aztecus dari Florida adalah 75 x 330 nm. Spesies udang yang terinfeksi adalah Penaeus stylirostris, Penaeus duorarum, Penaeus aztecus, Penaeus setiferus, Penaeus marginatus, Trachypeanaeus similes. Bahkan di Brazil udang terinfeksi meliputi P. vannamei dan P. penicillatus, sedangkan di
Equador Protrachypene precipua. 4. Penaeus monodon-type baculovirus, ukuran virion
(75-300 nm), utas ganda DNA. Udang yang terinfeksi adalah
Penaeus monodon, P. merguiensis, P. semisulcatus, P. indicus,
P. plebejus, P. penicillatus, P. esculentus, P. kerathurus dan juga P. vannamei. Stadium yang terinfeksi adalah mysis, larva, postlarvae, juvenile dan dewasa. Daerah penyebaran, Wilayah Eropa misalnya Itali, dan di Afrika adalah Kenya dan Gambia Barat, Indonesia, Taiwan, Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, Kaledonia, Filipina, Hawaii, Tahiti, Florida-Texas, Kepulauan Cayman, Israel, Panama, Kostarica, Guam, Meksiko, Ekuador, Perancis, Brazil, Jamaika. Di Timur Tengah juga diketemukan di negara Kuwait, Oman, Israel.
5. Baculovirus Midgut-gland Necrosis Virus (BMNV), ukuran virion (55-75 nm), utas ganda DNA. Termasuk Type C baculovirus dari P. monodon. Baculoviral midgut (= hepatopancreas) gland necrosis (BMN) disease. Sebelum penyebab penyakit yang berupa virus diketemukan BMNV
mempunyai berbagai macam nama termasuk midgut gland
9
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
r I<
--e$
cloudy disease, white turbid liver disease, dan white turbidity disease of kuruma shrimp Penaeus japonicus. BMNVadalah non-occluded baculovirus, nucleocapsid yang tidak mempunyai envelope berukuran 36 X 250 nm, envelope virion berukuran
72 x 310 run. Spesies yang terinfeksi adalah Penaeus japonicus, P. monodon, P. plebejus. Stadium yang terinfeksi adalah larva dan post larva. Daerah penyebaran termasuk Jepang dan Korea. Tetapi BMNV-type juga telah diketemukan di Asia Tenggara dan
Australia khUSUSnya pada P. monodon dan P. plebljus. 6. T~ura Syndrome Virus (TSV), Taura Syndrome, Red tail
dzsease (Penyakit ekor merah). TS disebabkan oleh Taura Syndrome Virus (TSV), untuk sementara dimasukkan ke dalam family Picor "d b . navzrz ae erdasarkan morfologi 31-32 nm tidak berenvelope dan be b tuk' . . r en Icosahedron, cytoplasmic repbkas1, dengan buoyant d 'ty 1 3 . . . ensl, 38 g/ml, genome terdiri dari bnear posItive sense-ssRNA d' . 10 engan panJang kurang lebih sekltar
~2 kb dan capsid terdiri dari 3 utama (55 40 dan 24) dan satu mInor (58 kD) pol t'd . "
ypep I a. Spesles yang terinfeksi umumnya menyerang udang A 'k k .
k merl a, hususnya P. vannamei. Tetapl se arang banyak yan t P . d' g erserang misalnya Penaeus monodon,
. zn zeus, P merD . . p' . . ouenszs, P. semisulcatus P. chinensT,S,
. Japonzea, P. penieillat P ..' . mUlai d " . us,. stylzrostrzs. Udang yang terinfekS1,
arl JUvenIle de selama 4 . ngan mortalitas sampai 50-100 persen
Inlnggu. Daerah b' Ii r dan dibudida . penye aran, dlketahui pada udang a yakan di Austral' Chi . h' a Indonesia Mal '. la, na, Korea, Taiwan, PilIp In ,
7 'V' ,aysla, Singapore K K .... ellow Head Vir .' enya, uwait dan Israel.
Rhabdovirus (40-50 ~sl dIsease (YHV). Disebabkan oleh batang, mem . 50-170 run), adalah ssRNA, berbentuk t . PUnyal envelop ng er1nfeksi JU'I e, cytoplasmic virus. Udang ya
, venl seten h P. merguiensis; . ga dewasa, induk dari P. monodon, dilakukan kar~kt' ~etz~erus, Acetes spp. Walaupun beluIll Rh bd erlsasl tet . d' ily a oviridae t apl lperkirakan masuk faIll
, a au termas k . en 10 u yang mempunyai fdarn
Paramyxoviridae. YHV mengandung ssRNA sehingga bukan termasuk baculovirus. Ukuran virion 44-46 X 173-186 nm , utas tunggal DNA. Udang yang terinfeksi: Penaeus monodon, P. styliferus, P. merguensis, Acetes spp. Hepatopancreatic parvolike virus. Udang yang terserang, P. merguzensis, P. semisuleatus, P. orientalis, P. eseulentus, P. indieus dan kemungkinan P. monodon. Gejala klinis, Udang yang terinfeksi mengalami atrophy pada hepatopancreas, pertumbuhan yang buruk (badan menjadi kerdil), hilangnya nafsu makan, berenang
pada permukaan air, gill fouling karena epicomensal organism,
kadang pada daerah abdomen berwarna opaq dan biasanya adanya ionfeksi sekunder oleh berbagai macam infeksi misalnya F. solani. Kematian dengan didahului gejala klinis tersebut pada stadium juvenil bisa mencapai 50-100 persen dari populasi dalam jangka waktu 4-8 minggu sesudah infeksi. Bentik diatom, protozoa misalnya Zoothamnium sp. dan filametous bacteria dapat menyebabkan fouling pada eksoskeleton.
8. REO-like virus. Udang yang terserang adalah Penaeus japonicus. Gejala umum udang yang terserang termasuk pertumbuhan yang lambat, tidak mau makan, malas, aktivitasl geraknya berkurang, insang tertutup oleh organisme epicomensal dan kadang abdominal muscle. Infeksi sekunder sering disebabkan oleh F. solani, dan udang yang terserang kronis sering tidak mau masuk ke dalam pasir, dan telson, uropod
dan hepatopancreas bewarna merah. Disebabkan oleh REO,
sementara dimasukkan ke dalam family REO virus.
Penularan Penyakit Ikan
a. Penularan vertikal: Penularan secara vertikal dilaporkan oleh Arimoto et al. (1995) yang mendeteksi virus ada pada 65 persen induk striped jack. Breuil et al. (2000) melaporkan bahwa
17 persen ikan liar dan 18 persen ikan budidaya European
sea bass adalah seropositif dengan ELISA, juga Huang et al.
11
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
I'
(2001) menemukan bahwa 9 persen barramundi yang dijual
di pasar adalah seropositif. Perlu diketahui bahwa virus tidak
diketemukan pada organ reproduksi selamanya dan bisa
diketemukan di organ tersebut jika ikan dalam kondisi stress
berat, misalnya pada waktu pemijahan (Nguyen et al ., 1997).
Penularari vertical bakteri dari induk ke anak pada umumnya
adanya kontaminasi di kulit telur atau organ lain. Karena infeksi
MBV terjadi di saluran pencernaan, sehingga virion akan keluar
bersama faeces. Kontaminasi tersebut bisa dikurangi dengan
pencucian dengan air laut yang bersih (Liao et al ., 1990).
b. Penularan lateral: Penularan secara lateral dapat disebabkan
oleh padat penebaran, suhu ambient dan virulent dari nodavirus
yang diisolasi dari spesies tertentu. Arimoto et al. (1995)
menemukan bahwa untuk striped jack VNN tidak menyebar jika perbandingan ant 'k '. . t ara 1 an termfeksl dengan nalve fish 1:100 a au kurang Pad 'k . a 1 an yang telah dewasa penyakit lebih disebabkan karena men' k t V . . mg a nya suhu perairan (Tanaka et al., 2001). WSB Juga blsa ditul k ar an secara buatan (Suprapto 2002). Sedangkan pada bakt· 1 '
en penu aran horizontal lebih disebabkan karen a adanya bakteri di d 1 .
. a am alr, kemungkinan adanya ikan yang termfeksi mati di k 1 .
. 0 am sehmgga bakterinya menyebar dan mengmfeksi ikan lain.
c. Nodavirus cross-in.f.'. .. . d' 1 lectw~ty: Dl Australia perhatian ekstra
Iper uk an karen a kern k' . . mI' . ung man nodauirus dari barramundL blsa
enu ar dl hngkun an . di . g alr tawar padajuvenil yang dibudidayakan
aIr setengah asi V, . . dilapork . n . anaSl sensitivitas terhadap LcEV telah
an pada lkan catf.'.' h A . cod, silver I LS ustraha, Macquarie perch, MurraY
perch (Glazbrook 1995) 0 grunter. Tet· .' , golden perch, sleepy cod, Bare
apl sampal seka V da air tawar Pd' rang NN tersebut belum eksis pa . . a a pnnsipnya d . lalah melalu ' . ua cara penularan bakteri dan VIrUS, d 1 aIr yang disebut d . . n
an melalui induk k engan horizontal transmLsSLO
e anak atau t' ver lcal transmission.
12
Sebagian besar udang yang ditangkap untuk dijadikan induk
telah tercemar oleh virus bahkan di Taiwan (Liao et al., 1990) induk
betina yang tertangkap di perairan Taiwan 33% terkontaminasi
virus pada tahun 1987 dan mencapai puncaknya (100%) pada tahun
Desember 1988 dan Oktober 1989. Sedangkan induk yang diimpor
40% sudah tercemar oleh MBV. Di Philiphina infection rate dari
induk adalah 67,7-100% tergantung dari setiap provinsi dilakukan
sampling (Navitidad and Lightner, 1992). Oleh sebab itu, skrining
induk bebas virus amatlah penting sebagai awal pencegahan
pemularan udang di tambak. Pada percobaan penularan dari udang
yang sakit MBV dapat menular terhadap udang yang sehat dalam
masa inkubasi 24 jam (Lightner, 1996). Stress yang disebabkan oleh
beberapa bahan kimia dan pestisida yang ada di perairan dapat
menyebabkan udang menjadi rentan terhadap MBV. Penularan
lewat induk ke anak bisa dicegah dengan membuang tahi/faces
udang yang terkontaminasi MBV dan mencucinya dengan air laut
yang bersih. Karena infeksi MBV terjadi di saluran pencernaan
oleh sebab itu car a tersebut di atas bisa dipakai. Penularan dari
induk ke anak tidak ditularkan melalui proses genetik, sehingga
sebetulnya penularannya lebih mudah diatasi. Liao et al . (1990)
melaporkan bahwa kontaminasi MBV di hatchery dapat dikurangi
dengan membasuh telur atau nauplii sebelum dipindah ke tanki
pemeliharaan dengan menggunakan air laut yang bersih. Pad a
bulan Maret-Oktober 1993 di Jepang terjadi kematian massal udang
p. japonicu8 pada stadia juvenil yang diimport dari China (Nakano
et al., 1994). Penularan penyakit tersebut terjadi secara horizontal
melalui udang yang diimpor dari China.
Status Vaksinasi Ikan Sampai Saat Ini
S 1 h tuk menanggulangi kematian ikan adalah a a satu cara un
d .' ~ T k 'nasi ikan dapat meningkatkan mekanisme engan vaksmasl. va Sl . . . .
. . 'f'k dan non speslflk, pertahanan dIn yang pertahanan dIn spesl 1 . ' .
. .. b tukan antibodl. Antlbodl adalah molekul speslflk misalnya pem en
13
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
I 1
\' I !
immunoglobulin yang diproduksi secara langsung sebagai respons terhadap antigen, bisa berbentuk spesifik, non covalen dan reversible terhadap antigen yang menimbulkannya. Hanya ada
satu immunoglobulin pada ikan yang telah diidentifikasi ialah
IgM (Ellis, 1988). Mamalia IgM terdiri dari lima subunit, i.e. 10 ringan dan 10 heavy polypeptide serta karbohidrat dengan berat molekulnya 900.000 Da. Antibodi terdeteksi di dalam serum ikan salmon sesudah 6 minggu dari vaksinasi (Landolt, 1989). Pad a
channel catfish yang divaksinasi dengan Edwardsiella ictaluri
ANTI-LPS SERUM dengan dan tanpa vitamin C menunjukkan
bahwa produksi antibodi pada ikan yang pakannya diberi supplemen vitamin C sangat tinggi (Li and Lovell, 1985).
Sedangkan nonspesifik adalah macrophage, aktivitas macrophage ~rhadap bakteri adalah mekanisme yang penting di dalam struktur slstem pertahanan tub h ·k T . . . Ulan. etapl beberapa pathogen mlsalnya Leg£onella pneumo h·l· . d ~ £ a mempunyal kemampuan untuk survwe dal~ pros~s phagocytosis oleh macrophage (Dowling et al., 1992). Hasil penehtian Olivier et al (1985 1986) . kk b hwa s· l . . ., menunJu an a
dmg. e uyection dari Freund's Complete Adjuvant (FCA) menaikkan aya bunuh p·t l Ae en onea macrophage ikan trout terhadap virulent romonas salmonicida ·kk . ' menal an LD50450 kali. Phagocytosis juga
sangat dipengaruhi oleh k . de . . pa an Ikan. Pada penambahan vitamin C
ngan 6 variasl pada 0 fk Lovell, 1985).' mg g phagocytosis sangat rendah (Li and
Vaksin yang baik adal . terhadap ·k ah yang mampu memberikan protekSl
I an selama m·· I salmonicida (H t. Imma 2 tahun, misalnya untuk A. bakteri atau .kas mg, 1988) dan harus efektif bisa membunuh
. ml roorganism I· v . dlberikan den b. e am . .lang sangat ideal vaksin blSa
gan I~aya . dalam jumIah ·kan ng murah serta efektif untuk vaksinaSl
I yang b macam vaksin . esar (Austin and Austin 1988). Beberapa
yang senng di k ' 1. Whole killed ~a an dalam perikanan:
atau dzsru t d penemuan A I P e cells bacterins: DengaU
ayer telah me b . . m angkltkan penelitian vakslU
14
didasarkan pada sel utuh (whole cells), khususnya untuk oral, injeksi dan pencelupan dari virulent strain. Beberapa vaksin dibuat dari sel utuh, sedangkan yang lain sel pecah dengan sonikasi atau dengan EDTA. Vaksin yang dibuat dari virulent strain mempunyai beberapa antigen tambahan yang tidak diketemukan pada avirulent strain.
2. Extra Cellular Products (ECP) dan ECP-toxoids: Beberapa komponent dari ECP toksik untuk ikan, kadang berbahaya untuk immunisasi dengan crude ECP tetapi dapat diinaktifkan
atau di toxoids-kan. Inaktifasi ECP dapat dengan pemanasan atau memakai zat lain, tetapi jika tanpa inaktifasi sangat sulit untuk mendapatkan dosis yang tepat.
3. Whole cells dengan ECP: Vaksin dari sel utuh dan ECP mungkin mengandung antigen yang berbeda. Berbagai macam kombinasi ini telah banyak diteliti. Pada vaksin dari A. salmonicida, ECP diinaktifkan dengan chloroform dan diberikan
dengan pencelupan. 4. Live attenuated vaccines: Live vaccine mendapat perhatian
yang kecil, karen a permasalahan keselamatan di lapangan. Vaksin tersebut dipersiapkan dengan menumbuhkan agglutinating virulent strain di laboratorium dalam waktu yang panjang sampai menjadi non agglutinating dan avirulent.
5. Antigen murni: Tiga macam antigen yang telah dicoba ialah protease, lipopolysa-ccharide (LPS) dan glycoprotein. Ketiga macam antigen tersebut telah diteliti, tetapi belum bisa
diproduksi secara komersial. 6. Pasif immunisasi: ikan diimunisasi dengan antiserum yang
didapatkan dari beberapa mamalia misalnya rabbit. Imunisasi ini
dapat memberikan proteksi pada ikan.
Dari beberapa hasil penelitian bahwa immunisasi dengan dinding sel bakteri (outer membrane protein/OMP) atau lipopolysaccharide (LPS) menghasilkan proteksi dan titer antibody yang tinggi (Egidius
d A d 1979· Agius et al., 1983; Thorburn and Janson, an n erson, '
15
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
1979; Salati et al., 1989; Suprapto, 2004b). Ribosomal vaksin juga
mempunyai proteksi yang tinggi pada vaksinasi ekor kuning dengan
Pasteurella piscicida (Ninomiya et al., 1993; Kusuda et al., 1988).
Vaksin yang sangat diperlukan oleh berbagai negara disarikan pada Tabel2.
Table 2. P' 't 1 non y aquacu ture vaccine needs in each country or continents
Vaccine needs
Aeromonas hydrophila bacterin Aeromonas punctata bacterin Bacterial infection in penaeid shrimp Bacterial kidney disease Cold water disease Columnaris disease Edwardsiella species Furunculosis (new form) Iridovirus
Monogenean infestation MYXobacterial infections Protozoan infestations Pseudotuberculosis Rickettsia Saprogleniasis Sea lice infestation Stre~tococcalinfections Vibno fluvialis bacterin Vibrio harveyi infe' . penaeid shrimp ctlon m
Vibrio infection Viral hemorrh . Viral . nfi . ~gIc septicemia
Asia
x x
x
x (Jpn) x x x
x (Jpn)
x x (Jpn)
x x
x x . ~ ectlon In fish
Vlr~ Infection <WStnTVT-n. X shnmp ·.-'Y,J.ov,IHHNV) in x
Viral infections (IPN
Aus-tralia Europe Canada USA
x
x
x
x x x x x x
x
x x x
V' al . and IHN) i fi h . lr Infections (SEMBV n IS m penaeid shrim and Taura) x - p x (Referensi' R A S hn' . . . c Ick t registratio e ai. (2005)' World . --
n progress. BUll. Eur. Ass. F~sh R WIde aquaculture drug and vaccine 16 athol. 17(6): 251-260)
Sedangkan pada Tabel 3, di bawah ini adalah beberapa vaksin yang telah dilisensi dan dibuat secara komersial di berbagai belahan dunia. Yang terbanyak ada di Kanada, Amerika dan
Eropa sedangkan dari Asia hanyalah Jepang yang mempunyai
lisensi. Vaksin tersebut kebanyakan adalah vaksin sederhana tetapi
mempunyai proteksi yang tinggi terhadap ikan. Vaksinasi oral berdasar water based microcapsule (Patil and
Speaker, 2000) dilakukan untuk delivery system protein. Sebelumnya Mosser et al. (1998) melakukan vaksinasi pada Rotavirus dengan pelapisan dari kombinasi antara sodium alginate suatu larutan
polymer anionic dan spermine hydrochloride suatu larutan kationik amin untuk menaikkan proteksi terhadap Rotavirus pada mencit. Vaksinasi dengan chitosan dari Aeromonas hydrophila juga diujicobakan pada carps (Shankar et al., 1999; 2000) dengan hasil yang bagus. Ikan yang divaksin mempunyai proteksi dan titer antibody yang tinggi. Vaksin Vibrio bisajuga diberikan lewat Artemia fransiscana (Bergh et al., 2001), nauplii sebelumnya dimasukkan ke dalam larutan vaksin, kemudian nauplii tersebut diberikan pada ikan. Ikan salmon yang divaksin dengan oral dan parenteral antigen Vibrio memberikan proteksi tinggi (Rohovec et al., 1975). Ikan salmon yang direndam di dalam larutan vaksin mempunyai proteksi yang panjang (Roberston et al., 1982). Vaksinasi lapangan dari Vibrio vulnificus serovar E yang dilakukan pada eel menghasilkan Relative Presentage Survival (RPS) 62-86 persen dari 9,5 juta eel yang
divaksin dari bulan Januari 1998 sampai Maret 2000 (Fouz, 2001).
Vaksinasi dilakukan dengan cara pencelupan pada usia 12-14 dan
24-28 hari.
Hindari antibiotik dan ganti dengan vaksin
Penggunaan vaksin ini dianjurkan karena penggunaan antibiotik
harus dihentikan karena dapat menimbulkan beberapa ekses yang
buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Pada mulanya antibiotik
digunakan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
17
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
r Table 3. Current list of vaccines licensed for aquaculture world wide
Aeromonas sp. bacterin Aeromonas salmonicida bacterin Aeromonas salomonicida
Asia Australia Europe Canada USA
bacterin (Biojec 1500J FurogenJ) ,
Aeromonas salmonicida bacterin (FurogenJ)
Aeromonas salmonicida
immersion vaccine (FurogenbJ MICROSal immJ) ,
Aeromonas salmonicida bacterin- Vibrio sp bacterin (MULTlVaCC&l)
AeroTn?nas salmonicida-Vibrio angutllarum-Salmonicida
B~~eJ' ~l~~c 180OJ, Lipogen p , J.Y.LulJTlVaCC4d)
Aer0Tn?nas salmonicida-Vibrio angutllarum-Salmonicida
Bacterin (Biojec 1900J) Autogenous bacterin Autogenous bacterin
(Autoge?ouS BacterinJ) Edwardstella ictaluri bacte .
(EscogenJ) nn Infectious P t' R ancra IC Necrosis
asteurella sp bacte .
Pehrimnaeid mUltivalent~cteri fi s'p nor x
Stre~tococcus sp bacterin Vibno sp bacterin x(Jpn)
Vibrio sp bacterin (fi Vibrio sp bacterin (fi or ayu) x(Jpn)
salmonids) or x(Jpn)
Vibrio spbacterin (NUC . y!brio anguill ROViBJ)
- arum bacterin x
18
x
x x
x
x x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
--______ ~x __________ ------
Vaccine needs
Vibrio anguillarum -Ordalii bacterin (Biovac 1300J, VibrogenJ, Vibrogen 2J)
Vibrio anguillarum-salmonicida bacterin (Biovac 1600J)
Asia Australia Europe Canada USA
x x
x
Vibrio parahaemolyticus x bacterin (Biovac 1200J)
Vibrio parahaemolyticus bacterin
Vibrio salmonicida bacterin Vibrio salmonicida bacterin
(Biovac 1200J) Vibrio anguillarum-Ordalii~rsinia bacterin (Biovac 1700J)
Viral haemorrhagic septicemia ~rsinia sp bacterin ~rsnia ruckeri bacterin
(Biovac 110OJ, Biovac 1150J, ErmogenJ)
x
x x
x
x
x
x
(Referensi: R.A. Schnick et al. (2005): World wide aquaculture drug and vaccine registration progress. Bull. Eur. Ass. Fish Pathol. 17(6): 251-260)
terutama untuk luminous vibriosis. Pada kolam pembesaran
digunakan oxytetracycline, oxolinic acid, chloramphenicol dan
furazolidone yang diberikan lewat pakan. Antibakteri lain yang
digunakan di Philiphina untuk pengobatan pada budidaya udang
adalah nitrofurans, erythromycin dan sulfa drugs (Baticados
et al., 1990; Primavera et al., 1993). Pada budidaya ikan salmon di
British Columbia Kanada tahun 2000 residu antibiotik pada daging
salmon adalah 0,1 ppm (Paone, 2000). Selanjutnya dikatakan bahwa
kepiting yang makan sisa pakan dan kotoran salmon dagingnya
mengandung residu oxytetracycline 0,8 dan 3,8 ppm. Bjorklund (1990)
melaporkan bahwa di Finlandia walaupun dia tidak melakukan
pengukuran residu antibiotik pada ikan liar dan sediment
tetapi dari intestine ikan banyak diisolasi bakteri yang resisten
19
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
terhadap antibiotik. Bakteri Aeromonas salmonicida penyebab furunculosis juga resisten terhadap Romet-30, tetracycline, sulfa drugs, trimethoprim, Tribrissen dan oxytetracycline (Paone, 2000). Spanggaard et al. (1993) melaporkan bahwa ban yak bakteria di air
tawar resisten terhadap antibiotik di Denmark. Nygaard et al. (1992)
juga melaporkan penggunaan oxytetracycline dan oxolinic acid
menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik lain. Selanjutnya Leano et al. (1999) melaporkan bahwa Vibrio spp. dan Aeromonas spp.
yang diisolasi dari ikan dan udang resisten terhadap streptomycin tetapi se~sitive terhadap oxolinix acid. Sekarang banyak bakteri
yang ~es~sten terhadap lebih dari satu antibiotik misalnya Vibrio dan Vzbrzo harveyi adalah y I' . '" . ang pa mg sermg dnsolasl (Tendencia and de lam Pena, 2001). Mekanisme bagaimana bakteri bisa resisten terhadap antibiotik ada beberapa cara seperti berikut: 1. Adalah drug inactiv t' d'" . . . a wn or mo ifzcatwn, misalnya enzymatIc
deactivation dari R . 'ZZ' G enzcz zn pada beberapa bakteri yang resisten terhadap Penicillin melalui produksl' f3 1 t
2 Al . - ac amases. . teratwn of target site . I
• '11' ' mlsa nya PBP alteration-binding site dari pemC! In pada MRSA atau "1 . .
3 Alt . pemci lIn reSIstant bacteria. . eratwn of metabolic path .
t h d way, mlsalnya pada bakteri resistant er a ap sulfonamide tidak .
acid (PABA) d membutuhkan para-aminobenzoIC dan a alah prekursor penting untuk sintesa asam folic
asam nukleat pada bact '. . 4. Reduced d erla yang dlhalangi oleh sulfonamIde.
rug accumulation d .. obat dan! . k ' engan menghambat permeablhtas
pemng atan active ffl ( . permukaan sel. e ux pumping out) obat melewan
Obat untuk budidaya ikan . berbeda, di bawah . . d yang dlgunakan di setiap negara
Inl a alah dafta b . belahan dunia (Tabel 4). r 0 at yang dipakai di berbaga1
Mrika, beberapa darl' 50 'k negara d' A . perl anan, tetapi keb I frika mempunyai industri
obat . anyakan tidak yang digunakan untuk' d . mempunyai regulasi tentan~
In UStrl perikanan.
20
Asia, kontrol untuk budidaya perikanan di Asia sangat bervariasi bergantung pada negaranya dimulai dari regulasi sampai pelarangan. Di negara regulasinya ketat, proses untuk menyetujui
. obat untuk hewan termasuk yang digunakan untuk budidaya ikan sangat komplek, membutuhkan waktu yang lama dan mahal. Kebanyakan standar dan persyaratan obat untuk manusia dan hewan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Pertanian diadopsi dan digunakan. Data yang dibutuhkan termasuk efikasi terhadap organisme target, toksisitas terhadap organisme non target, kesehatan untuk manusia dan linglrungan.
Di Jepang, obat untuk ternak termasuk ikan dikontrol oleh "Pharmaceutical Affair Law", ada acuan untuk kualitas air, keselamatan, data criteria efikasi. Data diserahkan pada Central Pharmaceutical Affair Council untuk ditelaah dan kemudian diserahkan kepada subkomite untuk obat ikan, subkomite residu, komite khusus produk obat hewan dan terakhir komite eksekutif.
Jika obat tersebut disetujui oleh komite ini terakhir disetujui oleh
Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Regulasi obat yang telah disetujui dilakukan oleh Good Manufacturing Process (1991), Good Laboratory Practices (1987), Good Clinical Practices (1997), Good Post-Market Surveillance Practices (1997). Kerugian yang diakibatkan oleh penyakit diperkirakan 125 juta USD, 70%
berasal dari ikan laut. Di Philliphina, evaluasi dan kontrol obat hewan dan related
product dilakukan oleh Kementerian Pertanian melalui Biro Animal Industr dan Kementerian Kesehatan melalui biro Pangan dan Obat. Sedang~an di Thailand obat dikontrol oleh Kementerian Perikanan, di China dilakukan oleh komisi pengujian obat hewan Kementerian
Pertanian. Australia, pendaftaran dapat dilakukan kepada National
Registration Authority untuk meminta pembebasan dari registrasi
untuk beberapa bahan kimia yang digunakan untuk akuakultur.
21
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
Table 4. Current list of drugs approved for aquaculture in the world
Drugs .
A. Antimicrobials Alkyltrimethylarnmonium
calciumoxytetracycline Amoxicillin Ampicillin Bicozarnycin benzoate Cyanphenicol Doxycycline Erythromycin Florfenicol Flumequine Josarnycin Kitasarnycin Lincomycin Myroxacin Nalidixic acid Nifurstylenic acid Novobiocin Oleandomycin Oxolinic acid Oxytetracycline Pe?iciline-dihydrostrepto cm my-
Phosphomycin Piromidic acid Spiramycin Sulfadiazin-trimetro . Sulfadimeth. pnm Sulfam .oxme-ormetoprim
erazme Sulfamonometho . T . xme
hlarnphenicol B. Microbicides Albendazole Azamethiphos Cypermethrim Dichlorvos
~nbendazole
22
Japan Australia Europe Canada
x
x x x x x x x x x x x x x x
x x x x
x x x
x x
x
x x
x x x
x
x
x x x x x
x
x
x x
x
x
USA
x
x x
x
----
Drugs
Formalin Hydrogen Peroxide Povidone iodine Praziquantel Pyrethrum Pyrethrum-piperonyl butox-
ide Teflubenzuron Trichlorfon c. Anaesthetics Aqui-SJ Eugenol Metomidate Tricaine (=MS-222) d. Hormone Human chorionic gonadotro
pin Methyltestoterone Methyldihydrotestoterone
Japan
x x
x
x x
Australia Europe Canada USA
x x x x
x x
x
x
x
x x x
x
x x
(Re.feren~i: R.A. Schnick et al. (2005): World wide aquaculture drug and vaccine registration progress. Bull. Eur. Ass. Fish Pathol. 17(6): 251-260)
Eropa, karena Veterinary Medical Product (VMP) telah lama
digunakan untuk hewan. Oral drugs untuk ikan, antibacterial
ekternal dan antiparasit dapat dimasukkan ke dalam golongan VMP.
Amerika Utara, Food and Drugs Administration's Centre for
Veterinary Medicine (CVM) mengatur pembuatan, distribusi dan
penggunaan animal drugs. CVM bertanggung jawab dan menjamin
bahwa obat yang dipakai pada hewan adalah aman dan bebas dari
residu yang berbahaya. Amerika Selatan, tidak ada informasi untuk obat hewan dan
vaksin yang telah dilisensi dari beberapa negara Amerika Selatan.
Vaksin untuk virus ikan Sejak budidaya pertama dikembangkan di China pada ikan mas
Cyprinus carpio 2000 tahun BC (Avault, 1987) kemajuan industri
23
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
r terus berkembang pesat bahkan ikan laut pun banyak yang sudah bisa didomestikasi. Dengan pertumbuhan produksi tahunan 8% industri perikanan menjelma menjadi industri raksasa yang tumbuh pesat di berbagai belahan dunia. Virus dan bakteri yang sangat
patogen dapat menyebabkan kematian sampai 90% dari populasi ikan. Di Amerika Serikat kematian ikan trout karena penyakit sekitar 52% dan catfIsh 77%, oleh sebab itu kematian tersebut harus dicari pencegahannya dengan vaksinasi. Di Taiwan Thailand dan Philipphines kematian terbesar udang disebabkan' oleh Monodon Baculovirus (MBV).
. Ada beberapa faktor yang penting untuk membuat vaksin yang
Ideal untuk ikan. Pertimbangan utama adalah vaksin murah dan efektif untuk men t· k·· . ga aSI penya It Ikan. Persyaratan vaksin yang Ideal adalah: 1. mem~~ri p~oteksi yang cukup terhadap infeksi ikan di bawah
kondisl budidaya intensif;
2. membe~i proteksi ikan pada waktu ikan masih rentan terhadap penyakIt;
3. memberikan proteksi yang lama.
4. me1indun~ terhadap semua vari~si serotype penyakit; 5. gampang digunakan yan di k· d 7 ' g su ru engan oral atau pencelupan. . aman;dan
8. murah untuk diproduksi.
Beberapa vaksin virus .. 1 ln~ ti yang masih dikembangkan adalah·
. t ec ous pan t' . crea IC necrosis virus (IPNV) IPNV dalah
patogen pada ikan brook tr . . a trout Oncorh h . out Salvelmus fontinalis, rainbow
'JInc us myk~ss brown tr t S 1 trout Salmo clark· db' . ou a mo trutta, cutthroat
~ an eberapa lkan I· B h dicoba dan protekt" f d . am. eberapa vaksin tela
2. Viral Hemon':I."~' esngan. mokulasi intraperitoneal. """'SIC eptlCemia Vi"
penyakit viral untuk ·k IrUB (VHSV), adalah serius I an salmon di E R . .
menyebabkan kem t· ropa. habdovirus ml b a Ian pada trout S 1 l· h rown trout Salmo t tt . a ve mus namaycuS ,
ru a, graylIng Th II . 24 'JIma us thymallus, whIte
fish Coregonus sp., turbot Scophthalmus maximus, sea bass Dicentrarchus labrax, sea bream Chrysophris aurata dan pike Esox lucius. Penyakit ini terjadi jika suhu di bawah 15° C dan yang paling parah jika suhu antara 8-12° C. SR ikan yang divaksin antara 39-58%, akhir-akhir ini vaksin subunit VHSV dikembangkan dengan rekombinan DNA dan protektif epitop terdapat pad a permukaan glycoprotein dan antibody dapat menetralkan virus. VHSV gene diklon dan diekspresikan pada bakteri Escherichia coli dan yeast Saccharomyces cerevisiase.
3. Infectious Hematopoietic Necrosis Virus (IHNV) disebabkan
oleh Rhabdovirus, menyerang ikan salmon 0. nerka yang berada di Pasific Rim, sekarang telah dideteksi dari Alaska sampai Carolina utara, Jepang, Korea, Taiwan dan juga di Eropa misalnya Perancis, Belgia dan Italy. Vaksin memberikan proteksi yang baik (mortalitas 5% dan kontrol 95%) (Rohovec, 1981) jika
diberikan lewat intraperitoneal. 4. Rhabdovirus Carpio (RC), Spring Viremia of Carp (SVC),
disebabkan oleh RC yang pertama kali diisolasi dari carp yang menderita "dropsy" oleh Fijan et al (1971) di Yugoslavia. Virus ini
menyerang beberapa ikan mas crucian carp Carrasius carrasius, silver carp Aristichthys nobilis, grass carp Hypophthalmichthys molitrix fry sheatfIsh Silurus glanis, pike Esox lucius. Ada satu vaksin ~omersial untuk SVCV sejak tahun 1981, vaksin ini terdiri dari strain virus yang berbeda diinjeksikan lewat intraperitoneal
dengan oil emulsi. 5 u . . .,. lur: yang J·uga sering disebut dengan channel . nerpesvlrus w"a .. ,
catfIsh virus (CCV) yang sangat virulen untuk catfIsh Ictalurus
d P nyakit teriadi jika suhu air 25 QC atau lebih punctatus mu a. e ~J
b bk kematian 100%. Vaksin subunit dari CCV yang menye a an memberikan proteksi yang bagus sesudah uji tantang .terhadap
telur atau fry karena masing-masing 69 dan 18% mortalltasnya.
25 J
i' !
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
Vaksin untuk bakteri
Vaksin untuk ikan dikembangkan pertama kali oleh Duff pada
tahun 1942 dengan menggunakan chloroform inactivated cells untuk
melindungi cutthroat Salmo clarki terhadap furunculosis. Sampai sekarang masih 3 vaksin ialah:
1. Enteric redmouth disease (ERM) yang disebabkan oleh Yersinia
ruckeri menyebabkan kerugian industri ikan salmon di Amerika Utara dan Eropa.
2. Furunculosis disebabkan 01 h A . e eromonas salmonicida penyebab kematIan pada ikan sal d . A . mon an trout yang dibudidayakan dl
menka Utara dan Eropa. 3. Vibriosis disebabkan oleh Vj'b .
ud dib b' l no sp. penyebab kematian ikan dan ang er agal belahan dunia.
Ketiga vaksin di atas an .. . Amerika Utar D' A' y g sudah dlJual secara komersial dl
. a. 1 sla hanya ad t' tersedia ialah vak' V;'b ' a Iga vaksin komersial yang
sm l no parahaem l t' k udang Penaeid It' 0 Y lCUS (Vibrogen-S) untu
, mu Iva lent baCt . ( . udang, Vibrio anguill erm P.M .B. vaccme) untuk
arum untuk ik S . . mempunyai 3 jenis yak . an. edangkan Jepang sendlfl
· sm yang telah d T . . Vlbrio sp. untuk ika 1 Isensl Streptocoocus bactefln,
· n ayu dan Vibrio b . DI Australia hany d sp. actenn untuk ikan salmon. . a a a satu vaksi lkan Atlantic salmon d . n yang telah dilisensi untuk. E an rambow tr t U d '
ropa pada umumnya d 1 h . ou. ntuk budidaya ikan 1 a a a Yaks 'k
untuk vaksin inJ'eksl' f m 1 an dari bakteri khususnya uruncul . ,
pada tahun 1990-an di In . OSIS yang sukses dikembangkan
memperbaiki produk " k ggns dan Norwegia. Vaksin tersebut t h SI 1 an salmo d' I k. a un 1992, sehingga d n 1 nggris dan Norway seja
90% k apat meng' 'k. o arena ikan divak" urangI pemakaian antibiotl
T. smasl. Yak . est CertIficate (ATC) d SIn yang tersedia adalah Anirnal
t t " . an cocok t e apl JelllS vaksin lain m 'h un uk semua industri budidaya,
bakt . d aSl belum b . en an metode penggu anyak. Vaksin dari strain lalIl
salrn 0 naan ma 'h · on ncorhynchus kis SI sedang dikembangkan. Cobo
rambow t utch, kurum h' . rout 0. mYkiss d a s nmp Penaeus japOnLCUs,
26 ' an Japanese native salmon O. masou,
0. rhodurus, mountain trout Salvelinus pluvius adalah termasuk cold water fishes yang dibudidayakan di Jepang. Ikan tersebut
menggunakan commercial vaccine untuk mencegah vibriosis dengan
cara perendaman. Vaksinasi pada European eel Anguilla anguilla
dengan beberapa macam vaksin juga menghasilkan proteksi yang tinggi dengan injeksi (Collado et al., 2000). Proteksi juga dihasilkan
dari Outer membrane protein (OMP) dari Edwardsiella ictaluri
pad a channel catfish Ictalurus punctatus (Vinitnantharat et al.,
1993). Pad a Atlantic halibut Hippoglossus hippoglossus bathing
Lipopolysaccharide (LPS) menghasilkan proteksi yang tinggi (Dalmo
et al., 2000). Vaksinasi belut Jepang Anguilla japonica dengan bakterin dan ECP Edwardsiella tarda NUF251 juga menghasilkan proteksi yang tinggi (Suprapto, 2002). Hasil yang menjanjikan
juga didapatkan dari vaksinasi udang P. monodon dengan vaksin polyvalent V. parahaemolyticus dan V. alginolyticus (Suprapto, 2005).
Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan vaksinasi
Stres dial ami ikan jika sudah tidak sanggup menyesuaikan diri
dengan lingkungan (Ellis, 1989). Stressor dapat berupa berbagai macam misalnya kepadatan yang tinggi, adanya mikroba di air,
adanya berbagai macam polusi, perubahan suhu yang mendadak. Perubahan yang terjadi karena response terhadap lingkungan disebut General Adaptation Syndrome (GAS). Output-nya berupa
adrenocorticotrophic hormone (ACTH) dan corticosteroid dan
menghasilkan penyimpanan ion Na+ dan Cl- sedangkan ion K+
dibuang, akhirnya menyebabkan peningkatan gula darah dan
metabolisme nitrogen. Efek dosis kecil ACTH terhadap jumlah
circulating leucocyte mirip efek yang ditimbulkan oleh cold shock.
Level plasma cortisol dipakai secara umum sebagai index stres pada ikan salmon (Barton and Iwama, 1991). Level plasma cortisol pada
ikan yang tidak stres sangat rendah « 5,0 n.g ml) (Picker~~g and
Pottinger, 1989) tetapi akan naik beratus .kah dalam. kondlSl stres
(S l 1985) Kenaikan level cortIsol menunJukkan stress-umpter et a ., .
27
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
induce immun . o Suppresswn (M 1 pertumbuhan (Pl' k . au e et al., 1987), memperlambat
c ermg, 1990) dan k (Carragher et al. 1989' p' erusakan system reproduksi
, ,ottmger and P' k . glucose dan cortisol h ' . lC ermg, 1990). Plasma
anya menunJukk kondisi yang kronis I . k . . an acutes stres tetapi bukan
. llJe Sl cortIsone t h d . keterlambatan infilt . I er a ap lkan menunjukkan
raSl eucocyte d penyembuhan lUka. pa a luka dan inhibisi proses
Pad a percobaan yang dilak menyatakan bahwa k ukan oleh Mushiake et al. (1985) '. emampuan leuc t . japOnLca yang dist k ocy e dan belut Jepang Anguilla St . res an den C
rrped jack di Jepang p d gan opper menurun. Produksi
tahun 1990 tidak ber a: ta~un 1989 di atas 830 ribu tetapi pad a sehingg . pro UkSl sarna k l' . a memlCU Viral N . se a 1 karen a overcrowdIng comm . . ecroSlS V' (
ullIcatron). Stres . . lrus VNN) (Arimoto, personal perairan Juga dlSebabk d'
, yang mengak 'b an oleh polusi perairan I dan thr b 1 atkan d
. om Ocyte (McLea menurunnya jumlah leucocyte lstreskan d Y and Gord k
engan ferric am . on, 1977). Japanese eel yang pe a terhad' monlUm . t terJ' d' . ap Vlbrio anguill Cl rate menjadikan eel sanga
t a 1 dl ud arum (N k .
(H' ang dapat m a al et al. 1987). Stres yang
enllIg et al enyebabk' ' K b ., 1998). an Jumlah hemocyte menurup
· e erhasilan . lkan. Jika fakt vaksmasi ikan san pakan or protektif d gat bergantung pada kesehataP
yang s . an fun . . Meskip elmbang yang gSl sel dijaga ikan harus dibefl · un masih memenuh·. . lkan tet. sangat sedik't 1 nutnsl yang dibutuhk
ap,
, apl studi t 1 peneIiti .' da E (a-toco h entang vit. an tentang efek nutnsl pa . · 'P erol) amln C (. . 'p mfeksi p menunjukk ascorblC acid) dan vItaI!ll
enyakit 'k an ad yang dibutuhk 1 an. JUml h . anya efek protektif terhada~
an 1 a Vlt . 'bl terhadap in~ k ' 0 eh tubuh m . arum C yang tinggi rneleb i
b Le Sl E enalkk f ' b aWah 230 C P . tarda dan E ' an resistensi channel cat IS .
E . ada' . lctal . . dl selama 12-1 .rambow tro . un terutama pada suhu alf .
ant 'b 7 mlng ut dlberi k . !!lIP l ody dan k ' gu dapat pa an kekurangan VIta
a tIvit tnenYeb bk poIl as fagOsitik a an menurunnya feS t
. Walaupun ikan terlihat seba , 28
tetapi sebenarnya ikan tersebut sangat sensitif terhadap kandung . an VItamin E dalam pakan.
Antibiotik diketahui memengaruhi respon imun pada mamalia
tetapi efeknya bervariasi bergantung pada beberapa faktor. Efek
tersebut bisa memperkuat, menekan atau bahkan tidak ada
pengaruhnya sarna sekali. Masih sedikit sekali penelitian antibiotik
pada ikan, tetapi ada beberapa penelitian efek oxytetracycline (OTC) pada ikan mas dan rainbow trout. Jika ikan mas disuntik dengan
rabbit erythrocyte respon humoral yang tinggi dideteksi pada hari
ke-9. Tetapi jika ikan diobati dengan OTC dengan oral atau suntik
dimulai 15 hari sebelum injeksi antigen, respon humoral tertekan
lebih dari 90% jika diuji pada hari itu juga (Rijkers et al., 1980).
Hasil yang sarna didapatkan pada rainbow trout diberi pakan yang
sarna OTC selama 14 hari sebelum disuntik dengan 0 antigen
dari Yersinia ruckeri, respon imun humoral tertekan sampai 75%, jika OTC terus diberikan sampai 14 hari sesudah imunisasi akan
menurunkan respon imun humoral sampai 90% (Van Muiswinkel
et al., 1985).
Banyak studi melaporkan bahwa imun respon ikan lambat pada
suhu yang rendah. Di negeri tropis seperti di Indonesia kendala suhu
air hampir tidak berarti karena suhu air hampir stabil sepanjang musim. Tetapi di negara sub tropis jika suhu di bawah 6° C untuk rainbow trout dan 12° C untuk ikan mas dapat menurunkan respon
imun. Adaptasi terhadap suhu yang rendah dibutuhkan paling tidak
2-3 minggu. Mekanisme adaptasi kemungkinan dapat dilakukan
dengan penambahan asam lemak polyunsaturated pada membran sel
phospholipids yang mempunyai efek adaptasi terhadap cell membrane
fluidity pada suhu yang rendah. Keberhasilan vaksinasi masih ditentukan oleh banyak faktor
misalnya dosis dari antigen, nature dari antigen, rute administrasi
vaksin, pemakaian adjuvant. Faktor ter sebut penting untu k
keberhasilan vaksinasi ikan, misalnya car a pemberian vaksin karena
ada banyak met ode yang digunakan.
29
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
---=_=~~_~=,o~o_ ... __ . ---------------------------~-~~~~----~~~~~~============~~~~~====================
Apa yang t~lah dilakukan di Fakultas Perikanan dan Kelautan Umversitas Airlangga
Penelitian tentang pe kit·k . .. nya I an dllakukan mulai tahun 1998 tentang mfeksl MBV pada udan .
. et al 1998) YHV d g wmdu P. monodon (8uprapto ., , an WSBV (Su r t . .
penyakit WSBV d P ap 0 et al., 2000) dllanJutkan pa a udang dan . t . WSBV (S reslS ensl udang windu terhadap
uprapto, 2002, 2003 2004a 2 beberapa treatment t h ' .' 004b, 2004c, 2004d), efek
er adap survIval WSBV (8 ) dan penyakit bacte . I .k uprapto, 2004e
rIa I an dan uda (S pengembangan kultu I .k ng uprapto, 2004a; 2003e),
rselankera (S .. 2008, 2009 submitted) d pu udarno, 2006; MuhaJlr infeksi Koi herpesvirus (~nyebab kematian massal koi karena Lou han Cichlasoma By .1 (Suprapto and Murjani, 2004c) dan
. nspz um (Suprapto et 1 Vaksmasi juga telah dilaku. a ., 2005c).
(Suprapto,2004b) vaks. kan lkan nila Oreochromis niloticus . ' m monovalent d .
wmdu dan kerapu C. altivelis S an polyvalent untuk udang (Suprapto et al., 2007 2008 . ( uprapto, 2002, 2003, 2004b; 2005) VNN 'In prepar f . . pada kerapu Chro .z a IOn of pubhcation). VakSln h . mz eptes alti l·
asIl yang menjanjikan (E t ve zs sedang dilakukan dengan preparation of PUblieati ) s oepangesitie et al. 2007 2008 in
. on, tetapi tu " masih memerlukan wakt un k meneapai taraf komersial
haru u yang pa . ~g S diverifIkasi terhada .llJang, karena masih banyak dl atas harus dilanjutkan d P hasIl-hasil penelitian di atas. Hasil memastik b h engan uji v k· . k an a wa vaksin te a smaSI lapangan untu sebenarny da rsebut m a pa bUdi daya ikan empunyai efektivitas yang
Harapan kami FPK U .. tentan . . naIr menj d· .
g penyakit lkan tingkat . a I rUJukan untuk penelitian
bse~~;ne1itian kami yang sendaslhonal (Fish Disease Center), dan e ...... .ucu.uaat ba . er ana d
gI yang memerluk an keeil-keeilan tersebut an.
30
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini perkenankanlah kami dengan segala kerendahan hati untuk mengueapkan terima kasih kepada:
Ketua 8enat Akademik Prof. Sam Subarto, dr., Sp.MK dan Sekretaris 8enat Prof. Dr. Frans Limabelu, S.H., LLM atas dukungan dan kepereayaan untuk mengemban jabatan Guru Besar.
Kepada Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Fasicb, Apt. beserta para Wakil Rektor atas kepercayaan yang diberikan untuk
diangkat menjadi Guru Besar. Kepada Dr. Tsunemasa Motobashi dari Nippon Biological
Science Tokyo yang membukakan jalan saya untuk bersekolah di Jepang dan Prof. Dr. Kiyokuni Muroga yang membimbing dan mengajari dengan sabarnya sekolah di Universitas Hiroshima, serta Prof .. Dr. Tosbibiro Nakai yang mengajari kami etos bekerja keras dan pantang menyerah, kepada mereka semua saya akan
mengingatnya sepanjang hidup kami. Kepada guru kami di Sekolah Dasar Negeri Gemaharjo di
Trenggalek, Sekolah Menengah Pertama Negeri II di Tulung Agung tahun 1972-1974, Sekolah Menengah Atas Negeri Trenggalek Tahun 1957-1977, terima kasih atas semua kesabaran dan kasih sayangnya.
Para mantan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Almarhum Prof. I.G.B. Amitabba, drb., Prof. Dr. Subartojo Hardjopranjoto, M.Sc., Prof. Dr. Rocbiman 8asmita, drb. yang telah memberi kesempatan saya untuk bekerja di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, serta Dekan Fakultas Kedokteran Hewan dan Para Wakil Dekan, serta Dekan
Fakultas Perikanan dan Kelautan. Kepada para senior kami di Kesehatan Masyarakat Veteriner
FKH Universitas Airlangga Dr. Gary Corres de Vries, M.S., M.Sc., Dr. Haryo Puntodewo Siswanto, M.App.Sc., Drb. Soetji Prawestbirini, S.u. serta para kolega Dr. A.T.S. Soelib Estoepangesitie, drh., Dr. Nenny Hariyani, dr., Drb. Dadik Raharjo, M.Kes., Dr. Mustofa Helmi Effendi, DTAPH, drh.,
31
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
r
Drh. Budiarto, M.P., Drh. Emmy Kustanti, M.Si., sungguh Kesmavet adalah rumah yang nyaman untuk bekerja dan berkarya.
Kepada Almarhum Ayah tercinta H. Suroso yang telah mendidik, mengasihi, memberikan pendidikan yang baik dan memberikan
suri tauladan, semoga diampuni dosa-dosanya, diterima amal perbuatannya dan istirahatlah dengan damai di sisi Tuhan, dan
kepada Ibu tercinta Hj. Ponikem yang telah mendidik, mengasihi, memberikan pendidikan yang baik dan memberikan suri tauladan, dan tidak putus-putusnya berdoa untuk kami, semoga diberi
kesehatan yang baik sehingga bisa ngemong anak dan cucunya.
. Kep~da ayah dan ibu mertua D. Sostohandoyo dan DJuwanyah yang telah memberikan kesempatan kami menyunting putri tercintanya untuk membangun kel
uarga. Kepada adik kami Dra. Hj. Sri Wahvn .... · d . I H
., ...... &1 an suaminya r. . Supartono, M.M. atas persaudaraann ya. Kepada kakak dan adik dari istri Mbak Sri, Tatik, Ir.
Joko Padmono, Dra. Nurimah H . . t Rukmi Hand . d andayanl, Dra. Pin 0
dar ayanl an Joko SUlistyo atas persahabatan persau aannya.
Kepada semua anggota paniti diketuai oleh Drh. BUdiart 116 a pen~ Guru Besar saya yang
0, .I.Y.l.P saya m kan 'h Kepada istri terc' t D' engucap terima kasl . In a ra Ru t· t s kesabarannya tidak per h •. s Insyah, M.Si. a a
, na megeluh d I k mengarungi kehidupan . . d a am semua suka dan du a
Inl an selal t berjuang kepada kami. Untuk a ~ mengingatkan semanga Akiko Chira Cahyani d nak kanu Risa Titis Wijayanti dan
a alah mata k . makenaide kudasai ne. ann berdua belajarlah terUS
Kepada semua hadirin mendengarkan pidato· . kyan~ telah meluangkan waktu dan sabar
Inl ami men Tuhan Yang Maha K gucapkan terima kasih. Semoga hi uasa berken
dayah-Nya kepada kita an memberikan rahmat dan Bemua
MaturnuWUn. .
32
KEPUSTAKAAN
Agius C, Horne MT, and Ward PD, 1993. "Immunization of rainbow trout Salmo garidneri Richardson, against vibriosis: comparison of an extract antigen with whole cell bacteri~ by oral and intraperitoneal routes." J. Fish Diseases, 6: 129-134.
Alexander JB,· Bower A, Ingram GA and Shamshoon SM, 1992. "The portal of entry of bacteria into fish during hyper osmotic infiltration and the fate of antigens." Dev. Compo Immunol.
Suppl., 2: 41-46. Amend DF, and Johnson KA, 1981. "Current status and future
needs of Vibrio anguillarum bacterin." Dev. Bio~. Stand 49:
403-417. Anderson DP and Siwicki AK, 1994. "Duration of protection against
A lmon;c;da immunostimulated with glucan eromonas sa " " or chitosan by injection or immersion." Prog.Fish-Cult. 56:
258-261. . Anonym, 1994. Alternatif solusi masalah budidaya u~ang dl,
. S t Tambak Direktorat Jenderal Perikanan. Jawa. Tim a gas . Departemen Pertanian. Jakarta. ".
. . I b hi T Wada Y Sakai M, 1981. Protems and Aoki T, Kitao T, ta as, ' .. . " . 'd . the membrane of Vl,brw angur,llarum. Llpopolysacharl e m
Develop. Biol. Standard., 49: 225-232. fl' B1 Arkoosh MR and Kaatari SL, 1987. "Effects of early a . at0x.m
.. d in vitro antibody responses m rambow exposure on m vwo an . . d . "J Fish Bwl 31: 19-22. trout Salmo gal,n nen.· .., . . S d the virus nervous necrOSIS (VNN) In Arimoto M 1995." tu Y on . S . 1
' d nx dentex" Japan Sea Farmmg, ipeCl,a striped jack Pseu ocara .
Issue Vol. 10. . Y N k . T Muroga K and Arimoto M Mushiake K, MIzuta , a al , '.
, 992 "Detection of striped jack nervous necrOSIS Furuzawa I, 1 . ELISA)" ~. h R'ath 1 . h yme linked assay ( . So'1,S 0 ., virus (SJNNv) WIt enz
27: 191-195.
33
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
Athanassopoulou F Billinis C P h ' , syc as V K· 1 encephalopathy and t. ' anpog ou K, 2003. "Viral
re mopathy of D· farmed fresh water fi h· G lentrarchus iabrax (L.) in
IS m reec "J F· Austin B, and Austin DIe. . lsh D"is. 26: 361-375.
, 988. Bacterial F · h P Hoorwood. London P 250 zs athogen. Ellis
. p. -262 Azad IS, Shankar KM M h .
, 0 an CV a d K 1· vaccine of Aeromona h d '. n a Ita B. 2000. "Chitosan
d. s y rophzla sta d d· .
uratlOn for oral . . n ar IzatlOn of dose and vaccmatIon in c ".
Immunol. 9: 519-528 arps. Flsh and Shellfish
Azad IS, Shankar KM ~ h , 0 an CV and K .
and processing of h·t alIta, B. 2000. "Uptake h . c 1 osan and fre ydrophlla in Indian. e-cell vaccine of Aeromonas
or I· mClJor carps and a vaccmation-antige 1. common carp following D · A n ocahzati b lS. quat. Org. 43: 103-108 on y monoclonal antibody."
Barton BA and Iwama GK 1 . stress in ' 991. "PhysioloD"i 1 h . . aquaculture with em h . b<ca C anges III fish from
. of cortIcosteroids." Annual R ~ aSIS on the response and effects BatIcados MCL L . eVlew ofF" h D· , aVIlla-Pitogo CR lS lseases, 1991: 3-26.
Sunaz. NA, 1990. "Studie ' Cruz Lazierda ER, del a Pena, LD, bacterIa Vib . s on the che .
P no harveyi and V mICal control of luminous
enaeus m d . splendid .
9 ono on larvae d us Isolated from diseased
. 133 139 an re . . - . anng water" D· A 0 g Bergh 0 N . lS. quat. r·
, aas KE a d H . ,n arb mIcroflora of A oe T 1994" . d . tlantic halibut L~. • ShIft in the intestinal unng first fe d· LllPPogl
Bergh 0 V.k e lng." Can. J F· h ossus hippoglossus larvae , lane L . lS. Aq .
Rodseth 0 s ,Makridis P Sk. uat. SCl., 51: 1899-1903. M, 2001" 'Jermo J KID nd anguill . Uptak ,napps wg ,a
arum ba. e and . . . by ELISA ctenn in A . processIng of VlbrW
and i rtemla f · d Immunol 11. nlInunohistoch . ranszscana measure
B . . 15-22 enllstry " F · if· h
jorklund H B · . lsh and Shei l S
, ondestam oxytetracYclin . J, and B 1 Aquaculture 86~ In wild fish andYs U~d G. 1990. "Residue 0;'
. 359-367. ed1ments from fish fa r mS.
34
Bodhipaksha N, and Weeks-Perkin BA, 1994. The effects of methyl
parathion on phagocytosis and respiratory burst activity of Tiger
shrimp P. monodon phagocytes. In "Modulator of fish immune
response" Eds by. J.S.Stolen and F.C. Fletcher. SOS Publication .
Fair Haven. USA. Body A, Lieffrig F, Charlier C, Collard A, 2000. "Isolation of virus-like
particles from koi Cyprinus carpio koi suffering gill necrosis."
Bull Eur Assoc Fish Pathol 20: 87-88. Breuil G, Bonami JR, Pepin JF, and Pichot Y, 1991. Viral infection
(pkorna-like virus) associated with mass mortalities in hatchery
reared sea-bass Dicentrarchus labrax larvae and juvenile.
Aquaculture 97: 109-116. Brock JA, 1992. Current diagnostic methods for agents and diseases
of farmed marine shrimp. In: Diseases of Penaeid Shrimp
Cultured in Asia and United States" ed. by W. Fulk and KL.
Main. The Oceanic Institute. Hawaii. Pp. 209-231. Brock JA, and Lightner DV, 1990. Microbial pathogens and diseases
of marine crustacean. In: O. Kinne (Ed). Disease of marine
animals, Vol. 3. John Willey and Sons, NY pp. 245-349. Bretzinger A, Fischer-Scherl T, Oumouna M, Hoffman R, Truyen U,
1999. "Mass mortality in koi Cyprinus carpio koi associated with
gill and skin disease." Bull Eur Assoc Fish Fatholl9: 182-185.
Bullock GL, Blazer V, Tsukuda S, and Summerfelt S. 2000. "Toxicity
of acidified chitosan for cultured rainbow trout Oncorhynchus
mykiss." Aquaculture 185: 273-280. Carragher JF, Sumpter JP, pottinger TG, and Pickering AD, 1989.
"The deleterious effects of cortisol implantation on reproductive
function in two species of trout Salmo trutta and Salmo
gairdneri Richardson." General and Comparative Endrocrinology,
76: 310-321. Collado R, Fouz B, Sanjuan E, Amaro C, 2000. "Effectiveness of
different vaccine formulations against vibriosis caused by
Vibrio vulnificus serovar E (biotype 2) in Eropean eels Anguilla
anguilla." Dis. Aquat. Org 43: 91-101. 35
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
r
Chang, P. S., D. H. Tsi and Y C W: eval ti f . . ang, 1998. "Development and ua on 0 a dot blot anal sis f1 h . d Y or t e detection of white spot
syn rome baculovirus (WSBV) . Pathology, 33: 45-52. In Penaeus monodon." Fish
Chen, D., 1992. An overview of th d' . techniques treatme t d e l,sease sl,tuation, diagnostic
, n s an prevent' in China. In: Disea f C wes used on shrimp farms
ses 0 ultured P 'd United States ed b,v Th 0 . enael Shrimp in Asia and
, • J e cearucI ti Chart, H. and Trust TJ 1994 ns tute, Hawaii, pp. 47-55.
, .. , "Ch t· antigen of the marin fi h' arac erization of the surface
e IS pathogen Vi'b' Vibrio ordalli." Can J M:' s, z no anguillarrum and
Chi S.C C F. L G H' . zcrobzol., 30, 703-710. , ',.. 0, . . Kou P S Ch 1997. "Mass mortaliti: . 't' h ~g, S.E. Peng and S.N. Chen, di s WI vIral sease in two species of h nervous necrosis (VNN) fu atchery-rear d
scogutatus and Epinephl e grouper Epinephleus J. Fish. Dis., 20: 185-193. eus akaara (Temminck and Schlegel)."
Coeurdarcier J L F. L , .. , . aporte and JF . approach to find synt t' . . Pepin, 2003. "Preliminary
t . e IC peptid f po entially protectiv' e rom nodavirus capsid d . eagaInstse b .
an retinopathy." Fish and Sh . a ass VIral encelophalopathY Dahuri, R., 2008. Menjadika ellfzh Immunol., 14: 435-447.
Pertumbuhan Ekonom' I n Akuakultur sebagai Sumber Berkelaniuta D' z ndonesia . 'v n. lSampaik yang Berkualztas dan MAl Aw d an dalam ac . ar pada konferen . A . ara penerimaan Anugerah 8-9 Juli 2008 . 81 quacultu D' di Bandar L re Indonesia, Tanggal
Irektorat Jenderal Perik ampung. Udan Nt . anan, 1996 S'
D' k g aszonal. Jakarta Pl' zstem Pengendalian Penyakit Ire torat Jenderal P . ,p. .
Progra erikanan, 1997 Re m pada Pertemu . Makalah Direktur Bina
kayasa Tekn I' an Koord' . Direk oOgI Pembenih . InaSI dan Pemantapan tarat Jenderal Perikanan: Lintas Unit Pelaksana Teknis
. YOgyakarta, 8-12 Juni 1997.
36
Departmen Perikanan dan Kelautan Republlk Indonesia, 2008. DKP pacu produksi udang nasional. Siaran Pers, Rabu 24 Desember
2008. Dowling, J.N., A.K. Saha and R.H. Glew, 1992. Virulence factors of
the family Legionellaceae. Microbiological Review 56: 32-60. Duff, D.C.B., 1942. "The oral immunization of trout against Bacteri
salmonicida." J. Immunol., 44: 87-94. Duvic, B., K. Soderhall, 1990. "Purification and characterization of a
{3-1, 3-gluean-binding protein in crustacean blood." J. Biol. Chem.
269: 29462-29467. Duvic, B., K. Soderhall, 1993. "{3-1, 3-glucan-binding protein
from plasma of the fresh-water crayfish Astacus astacus and
Procambarus clarkii." J. Crust. Biol. 13: 403-408. Egusa, S., Y. Takahashi, T. Itami, and K. Mom~yama, 1988.
Histopathology of vibriosis in the kuruma prawn, P. japonicus
Bate. Fish Pathol., 23: 59-65. Ellis, A.E., 1988. Fish Vaccination. Academic Press. Evelyn, T.P.T, 1984. Immunization against pathogenic vibriosis. In:
Symposium Fish Vaccination, ed. P. de Kinkelin, Paris: Off. Int.
Epiz. pp. 121-150. Egidius, E.C. and K. Anderson, 1999. "Bath-immunization a practical
and non stressing method of vaccination sea farmed rainbow trout Salmo gairdneri Richardson against vibriosis." J. Fish.
Diseases 2, 405-410. Evelyn, T.P.T, 1984. Immunization against pathogenic vibriosis. In
Symposium Fish Vaccination, ed. P. de Kinkelin, Paris: Off. Int.
Epiz. pp. 121-150. . Frerich, G.N., H.D. Rodger and Z. Peric, 1996. "Cell culture
isolation of piscine neuropathy nodavirus from juvenile sea bass
Dicentrarchus labrax." J. Gen Virol. 77: 2067-2071. Fryer, J.L., Rohovec, J.S. and Garrison, R.L., 1978. "Immunization of
salmonid for control of Vibriosis." Mar. Fish Review, 40: 20-23.
37
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
Figueras A M M S t . ' ". . . an arem, and B. Novoa, 1997. "In vitro ImmunostImulan of turbot S h . 'th b cop thalmus maXlmus leucocytes WI eta glucan and} Ph t b . R h l
or 0 0 actenum damsela bacterin." Fish at oogy, 32: 153-157.
Fulks, W. and KL. Main 1992 D' in Asia and th T T. • ' • lseases of cultured penaeid shrimp
e umted States Th 0 '. .. 3-36. . e ceamc Institute, Hawall. pp.
Fukuda, Y, H.D. Nguyen M Furuh h' mortalitiyof b" as 1 and T. Nakai, 1996. "Mass
seven and grou e E . associated with . I P r pmephelus septemfasciatus,
vlra nervou . 165...:.170. s necrOSIS (VNN)." Fish Pathol. 31:
Gabig, T.G and B M B b' . . a lor, 1981 "Th '. . phagocytes." Annual R' . e kIllmg of pathogen by
eVlewM d' . Glazebrook, J.S. MPH e lCme, 32: 313-326.
. '" easman S W .' particles associat d .' . de Beer, 1990. "PlCornahkw
e WIth barramundi Lat . mass mortalities with larval
G. ,es carcarifer Bl h" Ilad, 0., S. Yun K B A . oc . J Fish Dis. 13: 245-249.
, '. ndree M A Berkovier A Eld ' '. Adkison A Zlotkin B. ,. ar and R PH' ,. , of k . h '. ednck 2002 "I . . . ' t'e
01 erpesvirus ,. mbal charactefls 1 . and develo .
reaction assay to det . pment of a polymerase chaIIl D' A ect the VIrus' k ' . "
lS. quat. Org 48: 101-10 In 01, Cyprinus carpio kal· Gould R W O'L 8. , ", ear PJ
J L y, ", Garrison R L . . , 1978. "Spray V . . ' '" Rohovec, J.S. and Fryer,
fish" F' aCCInatIon' a . f . . lsh. Pathol., 13. 6 . method for immunizatIOn 0
HastIng, T.S., 1988 F . 3-68. ed b A . urunculosis vak . .
. y .E. Ellis. Acad' sm. Dalam: Fish VaccinatIOn, Huang J X emiC Press T k , ., . Song J y . 0 yo, Japan pp. 93-110.
h ' . u and C ' ypodermal and h' . Yang 1995 B I 'ral and d ematop . t' ' . acu OVI an pathology of the o~e IC necrosis-study on the pathogen 16: 1-10 explOSIve e' . Hi ' Pidemic disease. Mar. Fish. Res.,
gson, F.K. and O.T.G species b . . Jones, 1984 Th
C Y strmulated r . b . e generation of active oxygen
amp B' h aIn ow t d . lOc em. PhYsiol 77 rout leucocyte in whole bloo . . B: 583-587.
38
Hedge, A, H.C. Teh, T.J. Lam, YM. Sin, 2003. Nodavirus infection in freshwater ornamental fish, guppy Poecilia reticulata
comparative characterization and pathogenicity studies. Archives
of Virology 148: 575-586. Hedrick, RP., O. Gilad,,,,S. Yun, JV Spangenberg, G.D. Marty, RW.
Nordhaussen, and 3 others, 2000. ''A herpesvirus associated with
mass mortality of juvenile and adult koi, a strain of common
carp." J Aquat Anim Health 12: 44-57. Hennig, 0., T. Itami, M. Maeda, M. Kondo, Y. Natsukari and
Y. Takahashi, 1998. ''Analyses of hemolymph immunoparameters
in kuruma shrimp infected with Penaeid Rod-shaped DNA
Virus." Fish Pathol., 33: 389-393. Hines, RS., G.W. Wohlfarth, R. Moav and G. Hulata, 1974. "Genetic
differences in susceptibility to two diseases among strain of the
common carp." Aquaculture, 3: 187-197. Husgaro, S., S. Grotmol, BK Hjeltnes, OM Rodseth, and E Biering,
2001. "Immune response to recombinant capsid protein of striped
jack nervous necrosis virus (SJNNV) in turbot Scophthalmus
maximus and Atlantic halibut Hippoglossus hippoglossus, and
ecaluation of vaccine against SJNNV" Dis Aquat Org 45: 33-44. Johnson, K.A, Flynn, J.K and Ammend, D.F., 1982. "Duration of
immunity in salmonids vaccinated by direct immersion with
Yersinia ruckeri and Vibrio anguillarum bacterins." J Fish.Dis.,
5:207-213. Kawai, K., Kusuda, R. and Itami. T. , 1981. "Mechanisms for
protection in ayu orally vaccinated for vibriosis." Fish. Pathol.,
15: 257-262. Kusuda, R, M. Hamaguchi, 1987. ''A comparative study on efficacy of
immersion and combination of immersion and oral vaccination
methods against pseudotuberculosis in yellowtail." Nippon
Suisan Gakkaishi, 53: 1005-1008. Kusud R M N' miya M. Hamaguchi and A Muraoka, 1988. a, ., . lno ,
"The efficacy of ribosomal vaccine prepared from Pasteurella
39
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
piscicida against pdt b R
seu 0 u erculosis in yellowtail." Fish athology 23: 191-196.
Kusuda, Rand K. Kawai 1992 B '. . In S I 'd' ' . actenal mfectLOns of fish in Japan.
a mom dIseases editor T K' Press Sappo J' . Imura. Hokkaido University
, ro, apan. Lavilla-Pitogo C.R M C LB' , "'" atIcado E R C
L.D. dela Pena 1990 "0 s, . . rus-Lazierda and , . ccurrence fl'
of Penaeus monod I . 0 ummous bacterial disease on arvae m the Ph'll' . 1-13. 1 Iphmes." Aquaculture. 91:
Landolt, M.L. 1989 "Th I' , . e re atIonshi b . response of fish" AlP etween dIet and the immune
. quacu ture 79' 19 Leano E.M VB M' ,. 3-206.
, " '" InglIs I.H M R Vibrio spp. and A ' , cae, 1999. ''Antibiotic resistant of . eromonas s .
tIssues rearing wat . P pp. Isolated from fish and shrimp er In ana I I
Nat. Sci 3(1): 23-26 Y sand, Philliphinnes. UPV J. L' .
1, Y. and R.T. Lovell, 1985 "EI increased immune re . e~ated level of dietary ascorbic acid 12
sponses In h 3-131. c anel catfish" J 7I.T t 't' 115:
L. . . lVU Tl LOn,
1. Y and RT L . ' . ovell, 1985 " Increased' . Elevated lev If' 'd Immune respon' e 0 dIetary ascorbic aCl 123-131. ses In chanel catfish" J 71.7 t 't' 115:
L. . . lVU Tl LOn,
lao, I C M S ", '. Su and C F monodon' 1:' . . Chang 1992 .
In alwan: A . ' . Dlseases of PenaeUS
Cultu d P revtew fj re enaeid Shrim' rom 1977-1991. In: Disease of By W F lk P m Asia d . u sand KL M . an the United States, eds. pp. 113-138 . am. The 0 . .'
Leo' cealllC Institute. HaWall, ng, J.C dan JL F Annual. Rev ~f '. ryer, 1993. Viral .
Lowrie DB' FISh Disease vaCCLne for aquaculture. , . ., P.S. Jackett a ' Pp. 225-240.
macrophage for '. nd P.W. Andr . f 195-203 antImIcrobial" ew, 1985. "ActivatIOn 0
. actIVIty" 1 11' . mmunology Letter, .
40
Lamas, J . and A.E. Ellis, 1994. Atlantic salmon Salmo salar
neutrophil responses to Aeromonas salmonicida. Fish and
Shellfish Immunol. 4: 201-219.
Lightner, DV, T.A. Bell, RM. Redman, 1990. ''A review of the known
host, geographic range and current diagnostic procedure for the
virus disease of cultured penaeid shrimp." Actes de Colloquia 9:
113-126. Main, KL. and C. Rosenfeld, 1994. Cultured of high value marine
fishes in Asia and the United States. The Oceanic Institute ,
Hawaii, pp. 3-44. Maule, A.G and C.B. Schrek, 1990. "Glucocorticoid receptor in
leUkocytes and gill of juvenile coho salmon Onchorhynchus
kisutch." General and Comparative Endocrinology, 77: 448-455.
Meng, Q.X. and KK Yu, 1982. "Diseases of penaeid shrimp in larval
rearing period." Mar. Fish., 4: 149-152. Munro, PD., T.H. Birbeck and A. Barbour, 1993. Influence of rate
of bacterial colonization of the gut of turbot larvae on larval
survival. In: Resinersten, H., L.A. Dahle, L. Jorgensen, K
Tvinnereim (Eds), Fish farming Technology, A.A. Balkema
Rotterdam, pp. 85-92. Mosser, A.C., T.J. Speaker and PA. Offit, 1998. "Effect of water-based
microencapsulation on protection against EDIM Rotavirus
challenge in mice." J. Virol. 72(5): 3859-3862. Mushiake, K, T. Nishizawa, T. Nakai, 1. Furuzawa and K Muroga,
1994. "Control VNN in striped jack: selection of spawner base
on the detection of SJNNV gene by polymerase chain reaction
(PCR)." Fish Pthol., 29: 177-182. Murjani, M., 2004. "EI maut itu bernama Vibrosis." Trubus Vol. 35:
118-119. Muroga K T F a and 1. Furuzawa, 1998. ''A review: viral , ., . uruzaw
ne . . strl'ped J'ack Pseudocaranx dentex." Suisan
rvous necrOSIS In ' Zoushoku 46(4): 473-480.
41
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
r Munday, B.L., J.8. Langdon 0 A H t
"M . ' . ya t and D. Humphrey 1992 ass mortalIty associated with ' . ,.
encephalopath d . a vlral-mduced vacuolating y an retmopath f I
barramundi Late . y 0 arval and juvenil , s carcarifer Bl h" A
Munday, B.L. and T N k' . oc. quaculture 103: 197-211. . a al 1997 "8 . I . .
as pathogen in la I ' .' peCla tOPIC review: nodavirus . rva and Juven'l . '"
MLCrobio and Biotech. 13: 375- 1 manne fmfIshl." World J. Mushiake K . 381. , ., T. NakaI and K M
the activity of Eel A 'll·' uroga, 1985. "Effects of Zinc on ngw aJan .
125-130. 1"'onzca leucocyte." Fish Pathol 6:
Mushiake K M Ar' , ., . Imoto T F 19 ' . urusawa T N 93. "Viral nervous . ,. akai and K. Muroga,
necrOSIS (VNN) . plasma antibody lev I f of stnped jack: effect of
e 0 spawner and . occurrence of the dI'S' Spwmng condition on the
ease In th o' 327-332. elr offspring." Suisanzoshoku 41:
N k . a aI, T., T. Kanno E R C . ' . . ruz and K
of Iron compounds on the' . Muroga, 1987. "The effects Japa vIrulence f T~'b . nese eel and ayu "F" h p, 0 v l no anguillarum in
Nakai, T., K. Mori M A " lS athology, 22: 185-189 . ,. nmoto and K .
antIbody prodUction in st. . Muroga, 1995. "Neutralising recomb' nped j k'
(8 Inant coat protein of str. . ac Immunized with a
JNNV)" F' h Iped Jack N 'fd . lS PathOlogy 20· 180 nervous necrosis viruS
aVlI ad, J.M. and DV L' h ' . -185. larval and ' . Ig tner, 1991 S .
postlarval stag . usceptlbility of the different monodon R b . . es of bla k . A a rzClCUS to Monodo B c tlger prawn, PenaeUS
quaculture. A ' . n aculo·· . pp 111 11
SIan FIsheries 8' Vlrus. DIseases in ASIan . - 5. OClety M
Neukirch M K . akerapu. Philippines. , ., . Bottche . rand 8 B
VIrUS from koi w' . unajirakk 19: 221-224. Ith altered gill. BUll. E uI, 1999. ~solation of
Nigrelli, R.F., 1952 " . Ur Assoc Flsh Pathol.,
. VIrus and t 54: 1076- 1092 umor in fi h . IS es "A . . nn. NY Acad. SeL.,
42
Ninomiya, M., A. Muraoka and R. Kusuda, 1989. "Effect of immersion
vaccination of cultured yellowtail with a ribosomal vaccine
prepared from Pasteurella piscicida." Nippon Suisan Gakkaishi,
55: 1773-1776. Ninomiya, M., A. Muraoka K. Kawai and R. Kusuda, 1993. Duration
resistance of yellowtail against pseudotuberculosis inducerd by
Pasteurella piscicida ribosomal and formalin killed vaccine. Fish
and Shellfish Immunology, 3: 313-314. Nishizawa, T., R. Takano, K. Muroga, 1999. "Mapping a neutralizing
epitope on the coat protein of stripped jack necrosis virus."
J Gen.virology 80: 3023-3027. Nishizawa, T., T. Nakai, K. Mori, I. Furuzawa and K. Muroga,
1997. Polymerase chain reaction (PCR) amplification of RNA of
striped jack nervous necrosis virus (8JNNV). Dis. Aquat. Org.
18: 103-107. Nguyen, H.D., T. Nakai and K. Muroga, 1996. "Progression of striped
jack nervous necrosis virus (SJNNV) infection in naturally
and experimentally infected striped jack Pseudocaranx dentex
larvae." Dis. Aquat. Org. 24: 99-105. Nygaard, K. , B.T. Lunestad, H. Hektoen, J .A. Berge, V Hormazabal,
1992. "Resistance to oxytetracycline, oxolinic acid and
furazolidone in bacteria from marine sediments." Aquaculture
104: 31-36. Olivier, G., T.P.T. Evelyn and R. Lallier, 1985. "Immunity to
Aeromonas salmonicida in coho salmon Opchorynchus kisutch
induced by modified Freund's complete adjuvant: its non-specific
nature and probable role of macrophage in the phenomenon."
Development and Comparative Immunology, 9: 419-~32 . Olivie G CAE t d N. Campell, 1986. "InteractIon between
r, ., . . a on an
A l· 'da dan pertoneal macrophages of brook
eromonas sa momCl trout Salvelinus fontinali s." Veterinary Immunnization and
Immunopathology, 9: 223-234.
43
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
r
Paone, S., 2000. Farmed and dan associated w ·th l . gerous: human health risk
l sa mon farmmg . . Des 2008. . www.ancIentramforest. argo 24
Peck, R., 1985. '1\ one-plate ass :fi J Immunological Methods a
y. or macrophage bacterial activity."
P n ,83.131-140 a I , R.T and T.J. Speaker 2000 "UT t . , . vva er bas d .
system for proteins" J pI.. e mlCrosphere delivery . . narm Sci 89· 9 15
Post, G., 1966 "R . - . . esponse of rainbow t
antigen of Aeromo h rout Salmo gairdneri to nas ydrophil "J .
23: 1487-1494. a. . Flsh Res Board can
Perkin B AW N Ch ' ... , . ansue and DW Vi function in shrimp h . . erelle, 1995. Assays of immune
. . p agocytes: Techn· pestlclde exposure. In. T. lque used as indicator of b J . eChllIques in F· h
. y.. Stolen et al., 1995. SOS .. IS Immunology-4, Eds PIckering, A.D. and T G P . PublIcatIon. Fair Haven. USA.
di . . . ottInger, 1989 "S sease reSIstance in salm . . tress response and
1 . OllIdfi~ · ffi p asma cortIsol." Fish Ph . l . . e ects of chronic elevation of
P" k . YSLO Ogl dB · IC ermg, A.D, 1990. Stress d an LOchemistry, 7: 253-258.
in tIt , an the sup . e eos . In: Progress· C pressIon of somatic growth
E I A m omp . p. pp e, ., C.G. Scannes and M H SaratlVe Immunology. Ed. by
nmavera, J.H., C.R. Lavilla p .t . . tetson, pp. 473-479 "A - Iogo JM . l"l. survey of h . ,. Lad· M c emlCal and b· I .. ~a, . de la Pena, 1993. prawn far . 10 ogIcal d
Pottin er ms m the Philiphinnes." M, pro ucts used in intensive
d
g .' .T.G., and A.D. PiCker. ar. Pollut. Bull. 26: 35-40. a InIllIstration mg, 1990 Th . . on hepatic and I . e effects of cortisol m Immature fe p asma est . . G
male rainbo radIOl binding capacIty eneral and Co w trout 0
Polk A B mparative End· nchorhynchus mykiss. , , . AmSden D oCnnology 8 G ' . Scan t ' 0: 264-273
oosen, 1994 Or a , A. Gon . protein f . . al delivery in zal, a Okhamafe, l\t1.
rom chItos aquacult f 311-323 an-alginate· Ure: control release 0
. mIcroca Porubcan R S 199 psule. Aquacult Eng. 13:
, .. , 1b R . . edu t· lmprovement inc LOn in ch .
n .renae errucal d Us monod. oxygen demand an on Yleld . .
m Pond inoculated wlth 44
Bacillus bacteria. Program and abstract of the 22nd Annual Conference and Exposition, 1-20 June 1991, San Juan Puerto
Rico, World Asquaculture Society. Quentel C and M. Vegneulle, 1997. Antigen uptake and immune
responses after oral vaccination. In: Gudding, R, Lillehaug, A,
Midtlying, P.J., Brown, F (eds) Fish Vaccinology. Dev BioI Stand
Basel, Karger 90, p. 69-78. Rijkers, G.T., A.G. Teunissen, R Van Oosterom and W.E. Van
Muiswinkel, 1980. The immune system of cyprinid fish. The
immunosuppresisive effect of the antibiotikoxytetracycline in
carp Cyprinus carpio L. Aquaculture 19: 177-189. Robertson, B.S, S. Wolski and F.M Hetrick, 1982. "Anti Vibrio '
anguillarum antibody among striped bass Morone saxatilis
following injection with viable bacteria or ambinent exposure
to isolated a antigen or environtmental vibriosis ." Abstr. Annu.
Meet. Am. Soc. Microbiol. 82: B91. Rohovec, J ., R.L. Garrison and J .L. Fryer, 1975. Immunization of
fish for the control vibriosis. Procc. 3rd US Japan meeting on
Aquaculture 15-16 October 1974. Tokyo. Salati, F., K. Watanabe, K. Kawai and R. Kusuda, 1989. Immune
response of ayu against Vibrio anguillarum Lipopolysaccharide.
Nippon Sui san Gakkaishi, 19: 45-49. Schachte, J .B ., 1978. "Immunization of channel catfish Ictalurus
punctatus against two bacterial disease." Mar Fish R ev
40: 18-24. Schlumb H G d B Lucke 1948. "Tumor of fishes , erger, .. an· ,
amphibians and reptiles." Cancers Res., 8: 657-754. Secombes, C.J. and T.C Fletcher, 1992. "The role ofphagocytes in the
protective mechanism offish." Annu. Rev. Fish. Dis. 2: 53-71. .
S . . . f h" Modulat Flsh
ecombes, C.J., 1994. "Macrophage actIvatIOn m IS .
Immune Response 1: 49-57. . . . 1994. "DIetray SlWICki, A.K., D.P. Anderson and G.L. Rumsey, ..
intake of immunostimulant by rainbow trout affect non speCIfIC
45
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
,...
immunity and prot t" . . 1 ec IOn agamst furunculosis." Vet. Immunol. mmunopathol. 41: 125-139.
Smith, PD., 1982. ''Analysis of the h . for fish vacc' t' . yperosmotIc and bath methods
ma IOn-companson of t k particulate anti " D up a e of particulate and non
gens. ev. Comp I Song, YL. and YT. Hsieh 1994 "I . mmun~l. Suppl., 2: 181-186.
Penaeus monodon' . mmunostImulan of tiger shrimp macrophage for .
substances: Analys' f . generatIOn of microbial IS 0 reactIve oxyg '"
Comp Immunol18: 201-209 en specIes. Develop and
Spanggaard, B., F. Jorgensen L 'G resistance in bacteria' '1 t' ram, H.H. Huss, 1993. ''Antibiotics
ISO a ed from th and an unpolluted t . ree freshwater fish farms
s ream m D 95-207. enmark." Aquaculture 115:
Sung, H.H., G.H. Kou Y L S b 1
' . . ong, 1994 "Vb' . y g ucan treatment i t' . 1 nOSIS resistance induce
n nIger sh . .Lathol., 29: 11-17. nmp Penaeus monodon." Fish
Sung, H.H., YL. Yans Y L . , . J So
mIcrobial activity in th ·t. · ng, 1996. "Enhancement of imm t' e Iger shr' p unos Imulation." J. Cru Imp enaeus monodon via
SoderhaU, K and L. C . stacean Biol16: 278-284 R' erelllUs 1992 .
ev Flsh Dis 2: 3-23. ' . "Crustacean Immunity." Ann Soderhall K 1982 ,., lip
1 . . rophen 1 .
me amzation _ 0 oXIdase t· . d D a recogniti ac Ivatmg system an
evelop Com 1 on system f Sod h 11' 'P. mmunol 6· 601 0 anthropods." A revieW.
er a , K, 1992 "B' . -611. . lochem' 1
communication . ICa and mol Soderhall K m arthropods." B l ecular aspects of cellular
, "A. Aspan B D .0 l. Zool 59: 141-151 and associated '. UVIC 199 . arth protein - R 1 .' O. "The proPO systeIIl
ropods." Res 1 0 e In cell 1 . Soderhall, K W R mmunioll41: 89 U ar communication In
. ogener I 6-907 1988 "Th ' . Soderh 1 . . e prope t' aIR P N 'l'.
plasma prot . r les and Purif" .. . ewton, N.A Ratclifle,
em wh' h lcabon f ' 'ft prophenoloxid IC enhances th 0 a Blaberus cranu er
ase bYf3 1 e act' . ge - ,3-g1Ucan" 1 lVabon of macropha
46 . nsect Biochem. 18: 323-330.
Soderhall, K., L. cerrenius, M.W. Johansen, 1994. "The prophenoloxidase activating system and its role in intervertebrate
defense." Ann NY Acad Sci 712: 155-161. Sugita, H., H. Tanami, T. Kobashi and Y. Deguchi, 1981. "Bacterial
flora of coastal bivalve." Bull. Japan. Soc. Sci. Fish., 47: 655-661.
Sommerset, 1., S. Husgard, and AH. Nerland, 2001. Development of
vaccine against nodavirus affecting Atlantic halibut Hippoglossus
hippoglossus. In: 10th International conference of the European
Association of Fish Pathologist, Dublin Ireland. Sommerset, 1., S. Kern, E. Biering, H. Bleie, 1. Uglenes Fiksdal, S.
Grove and A.H. Nerland, 2005. "Protection against halibut
nodavirus in turbot is induced by recombinant capsid protein
vaccination but not following DNA vaccination." Fish and
Shellfish Immunol., 18: 13-29. Sumpter, J.P', H.M. Dye and T.J. Bemfey, 1986. "The effects of stress
on plasma ACTH, -MSH and cortisol level in salmonid fishes."
General and Comparative Endocrinology, 62: 377-385. Sunaryanto, A and A Mariam, 1986. "Occurrence of a pathogenic
bacteria causing luminescence in penaeid larvae in Indonesia
hatheries." Bull. Brackishwater. Aqua. Devl. Center. 8: 64-70. Suprapto, H., TV Widiyatmo and P. Winarto, 1998. "The occurrence
of Monodon Baculovirus (MBV) in cultured shrimp in North strand of East Java coincided with protozoa infection." J Media
Kedok. Hewan. 14: 127-129. Suprapto, H. and D. Raharjo, 2000. "The occurrence of Yellowhead
virus (YHV) and Systemic Ectodermal and Mesoderm~l Baculovirus (SEMBV) in cultured shrimp from BangIl,
Pasuruan East Java." Media Kedok. Hewan. 16: 134-139.
S ' . . ' t ' n of Japanese eel
uprapto, H., 2002. "Trial actIVe ImmuDlza 10 . l' Killed Cells and Extracellular
Anguilla japonica wIth Forma III I Products of Edwardsiella tarda NUF251." J. Berkala Pene
Hayati, 8(1): 39-41.
47
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
Suprapto, H., 2003a. "Electrone' ' . Virus th . mICroscope eVIdence of Bacilliform
e causatIve agent of wh't . Penaeus mon d . I e spot dIsease in tiger shrimp
o on m natural inn t' " J 1: 23-25. ec IOn. . Ind. Marine Science,
Suprapto, H. 2003b "P I ' . enu aran Wh't buatan pada ud' I espot Baculovirus secara
ang wmdu P 13(4): 270-273. enaeus monodon Fab." J. Habitat,
Suprapto, H., 2003c. "The 'd eVI ence of' I' .. Scylla sp. isolated f ' . vIrus- Ike partIcles In carbs
. rom mSIde and t ' WIth Whitespot disease" J S . ou SIde pond shrimp infected
Suprapto, H., 2003d "Th '.' Clence Vet, 21(1): 29-31. . e eVIdence of B '11'
agent of White aCl Iform Virus the causative . spot syndrom .
mergUlensis" J Be k l e of whIte shrimp Penaeus .. raaP lR
Suprapto, H., 2003e. "B . ~ne ayati, 9(1): 33-35. . actena mhib' .
shnmp and their re' ItIng marine Vibrio isolated frow 132-135. anng water." J. Agrivita Unibraw 25(2):
Suprapto, H., 2004a "A '. ' . . nahSlS jUmI h
wmdu Penaeus mon d a dan jenis bakteri pada udang b I . 0 on F b
S acu OVIrus." J Ilmu-il R a. yang terinfeksi Whitespot uprapto, H., 2004b " mu aYati, 16(2): 144-149
Oreoch . . Enhanced f h . .
P rOmlS niloticus 0 p agocytic activity of nIle
seudomo macroph . h th b ~as sp. formalin k'l age after administered WIt
e actenu " I led cell, 'd f Suprapto H m. J Biologi, 3(4}: sand hpopolysaccharI e 0
, " 2004c Th . 257-265 O' . e h' .
ypnnus ca' . lstopathol· J, i Na p rplO kOl infiect d b ogy stUdles of suspected 'f,O
s enyak' . e 'Y E . h Mei 200 It Ikan dan Dd Ol erpes virus. Proceeding 8er!l
Suprapto H 4, Pp. 33-37. ang IV di Unsud Purwokerto 18-19
, . dan 1\,,- 1\,,-.lVl • .lVlurd· .
Udang windu ~all1, 2004d " . . si Bacul' Penaeus ,.,., . StudI pendahuluan resIsten
OVIrus." J ".onodon F . ot SUprapto H . Aquakultur abo terhadap WhItesp
, ., 2004e "E a Indonesi 5( BacuIovI' . ffecti,nty f a 3): 117-123. rus " J Y.l 0 V . t
. . Torani. Dnh anous treatment to WhiteSPo
as 14(4): 204-208.
48
Suprapto, H., 2005a. "The administration of mixture Vibrio
parahaemolitycus and Vibrio alginolyticus bacterin and their
components to enhance the survival rate of shrimp Penaeus
monodon." J. Sain Veteriner, 23(1): 35-41. Suprapto, H., 2005b. "Preliminary treatment of Bacillus-sp as a
probiotics to deplete number of Vibrio sp in shrimp and rearing
water." J. Fish. Sci UGM 7(1): 6-11 Suprapto, H., L. Sulmartiwi, S. Prawesthirini, D. Handiyatno and
A. Azmijah, 2005c. "The isolation of Aeromonas hydrophiZa
and Eschericia coli from Louhan Ciclasoma synspilum causing
prominent in pectoral fin." J. Berk. PeneZ. Hayati Unair.
10: 139-141. Sano, T., H. Fukuda, M. Furukawa, 1985a. "Herpesvirus cyprini:
biological and oncogenic properties." Fish PathoZ. 20: 381-388. Sano, T., H. Fukuda, M. Furukawa, H. Hosoya and Y. Moriya, 1985b.
A herpesvirus isolated from carp papilloma in Japan. In; Fish and Shellfish Pathology, Ed By A.E. Ellis. Academic Press,
London, pp. 307-311. Takahashi, Y, T. Itami, M. Maeda and M. Kondo, 1998. "Bacterial
and viral disease ofkuruma shrimp Penaeusjaponicus in Japan."
Fish Pathol., 33: 357-365. Takahasi, Y, T. Itami and M. Kondo, 1995. Immunodefense system of
crustacea. Fish Pathology, 30: 141-150. Tendencia E A d L D dela Pena 2001. "Antibiotics resistance of , .. an .. '
bacteria from shrimp ponds." Aquaculture 195: 193-204. Thorburn, M.A. and E. Jansson, 1988. "The effects of boos~er
. ... I d antibody productIOn vaccmation and fish SIze on SUI VIVa an following Vibrio infection of bath-vaccinated rainbow trout
Salmo gairdneri." Aquaculture 71: 285-291 1994 ''A TUrnbull J F PE L k'n C. McPadden and R. Matondang, .
, .. , . . ar I , f It red shrimp in North histopathological disease survey 0 cu u East Sumatera Indonesia." J. Fish Diseases, 17: 57-65. ,
49
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
Tanaka, S., K. Mori M A . 2001 "Pr t t' . ' ' . nmoto, T. Iwamoto, T. Nakai,
. 0 ec Ive Immumty of septemfiasciat Th sevenband grouper Epinephelus
us urnberg a . . necrosis"J F' hD' ' gamst expenmental viral nervous
. . lS lS., 8: 15-22 Takahasi, Y., T. Itami and M K d' 1 . on 0 995 "I of crustacea" F' h R h ,. mmunodefense system
. lS at oloa 30 1 Takah h' Y . oY,: 41-150.
as 1, ., T. !tamI M Maed and viral disease of~' a .and M. Kondo, 1998. "Bacterial
· uruma shnmp p, . . , " Flsh Pathol., 33: 357-365 enaeusjapomcus In Japan.
Takano R TN" . , ., . Ishlzawa M A . "Isolation of viral h ' . nmoto and K. Muroga, 2000.
· aemorrhagi' . WIld Japanese flou d c septIcemIa virus (VHS) from
n er, Paral' hth . Pathol. , 20(5): 186-192 lC ys olwaceus." Bull. Eur. Ass
Takano R K M' . , ., . on T N' hi "I ' . IS zawa MAr' solation of virus f ,. Imoto and K. Muroga 2001-
· es rom w'ld ' olwaceus." Fish Pathol . 1 Japanese flounder Paralichthys
Tang, 1., C.S. Lin .~ 36. 153-160. J ' N.R. Krlsna M y; ohnson, 2002. "V' ." eager, A. Schneemann and J. E.
Irus lIke p t' capsid SUbunit domain -:r Ides of fish nodavirus display a nodavi " J ' orgalllzation d'f~ . t rus. . VU'ol 76. 1 lerent from that of lUS
ec Thiery R J C . . . 6370-6375 , ., . OZIen J .
S h ' . Cabon F c neemann, 2006. "I d . ' . Lamour, M. Baud and A·
against V· n uCbon of . . Iral Nervosus . protectIve immune response DlCentrarchus lab NecrosIS in the E S a baSS J
T7' rax by . uropean e . vzrol 80' 1 USIng B t . " V .:'. 0201-10207 e anodavirus-like partIcles.
an MUISWInkel W B . . ' . . , Dp A zmmunolo '. nderson C H F' h gy and fish h ' . .J. Lamers 1985. lS Manning and M ealth. In ' F' ' 1\1 J
Vadstei 0 .F. Tatner L d . Ish Immunology, ed. . ' n, ., 1977 " ' on on' Ad' 8 l ' . The u . ca emlC Press, pp. 1- .
arvlculture' . se of irnrn . . e 401
. posslbilitl' unostrmulation in mafln -407 es and h . . c allenges." Aquaculture 155.
50
Vinitnantharat, S., J.A. Plumb and A.E. Brown, 1993. "Isolation and purification of outer membrane protein of Edwardsiella ictaluri
and its antigenicity to channel catfish Ictalurus punctatus." Fish
and shellfish Immunol., 3: 401-409. Vargas-Albores, F, 1995. "The defense system of brown shrimp
Penaeus californiensis: Humoral recognition cellular responses.
''J. Mar Biotechnol., 3: 153-156. Vargas-Albores, F., A Guzman Murillo, J.L .Ochoa, 1993.
''A lipopolysaccharide-bidning protein agglutinin isolated from
brown shrimp Penaeus californiensis HOLMES haemolymph."
Comp Biochem Physiol194A: 407-413. Valle, D.L., E. Negrisolo, L. Patarnello, L. Zanella, C. Maltese,
G. Bovo and L. Colombo, 2001. "Sequence comparison and
phylogenetic analysis of fish nodavirus base on the coat protein
gene." Arch. Viral. 146: 1125-1137. Wang, YG., KL. Lee, M.Najiah, M. Shariff and M.D. Hassan, 2000.
''A New bacterial white spot syndrome (BWSS) in cultured tiger
shrimp Penaeus monodon and its comparison with white spot
syndrome (WSS) caused by virus." Dis. Aquat. Org., 41: 9-18.
Wolf, K., 1983. Biologi and properties of ish and reptilian herpesvirus. In' Th H . 2nd ed By B Roizman. Plenum Press, New . e erpesvlrus. . .
York, pp. 319-366. . . YOShI'k h' K d K I 1990 "Viral nervous necrOSIS In OS 1, . an . noue, . .
h t h d I d J'uvenile of Japanese parrotflsh
a c ery-reare arvae an
O Th . k and Schlegel)." J. Fish. Dis.
'Pelgnathus fasciatus ( emmIllC
13: 69-7~ . Z f T H da K Yuasa and K. Hatar,
a ran, 1. Kusharyani, F. Jhonny, . ara , . . 1998. "Viral nervous necrosis in humpback grouper Epmephelus
. '1' Indonesian." Fish Pathol. , fuscoguttatus larvae and Juvem e III
35: 95-96.
51
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap dan gelar NIP
Prof. Dr. Ir. Hari Suprapto, M.Agr.
131453130
Tempat/Tgl Lahir
Jenis Kelamin Agama
Alamat (Fakultas, Bagian) :
Bidang Keahlian
Pangkat/Golongan
Jabatan pokok
Kesatuan/Perguruan Tinggi: Alamat
Nama Istri
Nama Anak
Trenggalek, 16 September 1958
Pria
Islam Fakultas Perikanan dan Kelautan
Fish Pathology
Pembina (IV/b)
Guru Besar Universitas Airlangga
Kantor: Jl. Mulyorejo Kampus C
Surabaya 60115 Indonesia
Telp/fax: + 62-31-599-27851
+62-31-599-3015
Rumah: J. Rungkut Asri Timur XIV No. 42
Surabaya 60293 Indonesia
Telp/fax: +62-31-871-0346
Dra. Rustinsyah, M.Si.
1. Risa Titis Wijayanti 2. Akiko Chira Cahayani
RIWAYAT PENDIDIKAN TINGGI
1. Fakultas Perikanan (1978-1983) K hI" .
U . . 1 I ·nyur Perikanan, ea Ian.
mversitas Brawijaya, Tlte: nSI
Budidaya Perikanan. 53
1 IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
1 I
2. Fish Pathology (1992-1994) U' . . Tit I'M . ,mversitas HIroshima, Jepang. e . aster of Agriculture (M A ) K
3. Fish Pathology (1994-1997) 'u~.. ~ahlian: Penyakit Ikan T' . mversltas Hiroshi J
Itel: Doctor of Agriculture (D.A .) K '. m~, epang. 4. Biotechnology Spe . I P gr. eahhan. Penyakit Ikan
CIa rogram H' . h . Duesseldorf Germ (19 . emrlC Hemz University Penyakit lka~. any 99). Titel: Sertifikat. Keahlian:
PENGALAMAN PENELITIAN
1. Hiroshima University Ja an P' . Studies on the virule' p~, rlDclpal Researcher, (1992-1994):
nce lactors of Ed d' Thesis (1994). wan szella tarda. Master
2. Hiroshima University, Japan Pro . Studies on the toxin of Ed~anlDc~pal Researcher, (1994-1997): (1997). dszella tarda. Doctoral· Thesis
3. Mechanisms of humoral d fl Pe e ense again t b naeus monodon aft. s acterial infection of
4 I' er vacclDation . th . . . mmumzation of Nil t' WI Vzbrzo bacterin. (1999).
ba t . 0 zcus oreochro' . c erm and extracellul mzs wIth Pseudomonas
Pseudo . ar products as ~onas dIseases. (1999-20 a preventing against 5. Detection of lyzozy . 02).
L . me WhICh ha ut.J~nus sp. (1999). ve a bacterical activity from
6. Vaccmation with I' protein t 0 IPopolysaccharide
. 0 reochromis niloticu s and outer membrane
;g~lDt~t PseUdomonas diseases. ~;;ge9n)hance the humoral defense 7. so a Ion of macroph .
killing activity . age of Lates care 'fi-8. Derivation f agaInst Vibrio harueyi' :rz er and analysis the
. 0 cell line fr Inlection. (2000) theIr char t '. om fin of L . . D . ac eristics (2000) Ut.Janus sp. and analysis of
9. etectIon of Vib . h . . . no arv '. VIbrIosis . eyz In sh . 10 P . lD pond (2000). rtmp egg by IFAT to prevent
. reventlDg and fi . Indmg th spot baculovir (w· e source f us SBV) in sh' 0 contamination of White
rlInp culture Penaeus monodon 54
in East Java Province (2000). Dinas Perikanan dan Kelautan
Jawa Timur. 11. Producing of monovalent and polyvalent Vibrio spp vaccine to
prevent Vibriosis in shrimp and others valuable fishes. RUK
Menristek (2002-2003). 12. Preventing and finding the source of contamination of White
spot baculovirus (WSBV) in shrimp culture Penaeus monodon in
East Java Province (2001-2002). Dinas Perikanan dan Kelautan
Jawa Timur. 13. Pe'mbuatan Udang yang resisten terhadap Whitespot
Baculovirus dengan selektifbreeding. (2003). RUT Menristek. 14. Pembuatan Benur Bebas White Spot Baculovirus (WSBV)
Dengan Skrining Vertikal Udang Penaeus monodon. (2003-
2004). 15. Pembuatan Vaksin Lipopolysaccharide Dan Outer Membran
Protein Untuk Memperktiat Sistem Pertahanan Humoral Nila
Oreochromis niloticus (2001-2003). 16. Analisis Reaktif Oksigen (02- dan H20 2) Dan Macrophage
Activating Factors (MAF) Dari Macrophage Ikan Kakap Merah
Lutjanus sp. (2004). 17. Pembuatan Kultur Jaringan dari Sel Hematopoietic Ikan Kakap
Lutjanus sp (2004). 18. Studi morfologi Whitespot Baculovirus Syndrome (WSBV)
pada kepiting Scylla serrata dengan Transmission Electron
Microscope (TEM). (2004). 19. Penyimpanan telur ikan dan udang ekonomis penting dengan
cryopreservation. (2004). 20. Studi morfologi Koi herpes virus (KIN) pada ikan koi Cyprinus
carpio dengan Transmission Electron Microscopy (TE.M). (2004).
21. Analisis produksi superoxide dan singlet oxygen darl hem~cyte udang Penaeus monodon sebagai indikator stress pada Slstem
budidaya intensif. (2004).
55
I
,i i I
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
22. Pelapisan oral vaksin Vib' . d k
nOSIS engan ch ' t erapu Chromilept It' I' 1 osan untuk ikan
2' es a we lS (2005-2006). 4. StudI on the causative agent of .
on shrimp Penae WhItespot Baculovirus (WSBV) us monodon in I d .
Heinrich Heinz Unive 't D n oneSIan farms. (1999). rSI y- AAD
25. Evaluasi Respon Imun P d K·· I
. a a uht Ika K a twelis Terhadap Vibr" n erapu Chromileptes
26. Lama proteksi k LO algmolyticus (2005). . erapu C. altivelis t 1
vaksm ribosomal dari V al' . se e ah vaksinasi dengan 27. Pembuatan kult .. gmolytlCus (2006-2007).
. ur sel lkan kera penYImpananya den k pu C. altivelis (VNN) dan
28. Lama proteksi k gan ryopreservasi (2006-2007) erapu C I ' .
b kt . . a tlvelis t 1 a erm V alginolyticus dan se e ah vaksinasi dengan
29. Effek polusi da . 1 turunannya (2006) n uapan 1 .
uda P umpur L . ng . monodon di sek't apmdo terhadap budidaya 30. Anal' . S 1 ar SUmur P b ISIS truktur Protein I enge oran (2006).
Pen car . P mmunogenik V' Ian rophylaxis U Iral Nervous Necrosis: fuscogutt t ntuk Ker . a us. (2007-2009) a.r;>u Macan Epinephelus
31. Pencanan M t e ode Efekt' f H . Artemia l' 1 vaksInasi 0 1 . 2 sa ma Pada Larva K ra Dengan Enkapsulas1
008). erapu Chromileptes altivelis (2007-
32. Penguatan Q . uasl-Immun R
Terhadap Int; k . e eSponse d . . 33 P e SI Whitespot B an Penaeus merguienslS
. erancang P aculov ' Ch . ~n akan High E lrus (WSBVj (2007-2008) romlleptes It ' nergy D' 2008) a welis dan A 1" lets untuk ikan kerapu
. na ISIS Limb h . 34. U" L a BUdIdayanya (2007-
JI apangan Yak . Epinephelus fu SIn Oral Vibriosis M
35. Eval' Scoguttatus (2007 ono dan-Polyvalent Pad a uaSI Lama P -2009)
D roteksi K . engan Vaksin . erapu Chr .
36. Pers' t . RIbosomal T7'b . omlleptes altivelis Setelah
IS enSI KB v l l"lo al . Cyprinu V pada pada l' gmolyticus (2006-2007).
s carpio koi (2008). mgkungan budidaya ikan mas
56
PAPER YANG DISAJIKAN PADA SEMINAR
1. Suprapto, H., T. Nakai, K. Muroga and A. Sugita (1993). Studies
on the virulence factors of Edwardsiella tarda. Japanese
Association of Fish Pathology. Autumn Seminar. Nagasaki
Japan. 2. Suprapto, H., T. Nakai and K. Muroga (1993). Effects of
Edwardsiella tarda ECP on the resistance to phagocytosis of eel
macrophage. Japanese Association of Fish Pathology. Autumn
Seminar. Fukuoka Japan. 3. Suprapto, H. (1996). Toxin isolation from Edwardsiella tarda.
Fifth Scientific Meeting of Indonesian Student Association in
Japan. Tokyo, Japan. 4. Suprapto, H. (1997)*. Micellenious factors as a trigger of disease
outbreak and their diagnostic. Short Course of Shrimp Disease.
University of Airlangga. 5. Suprapto, H. (1998)*. Samples preservation, bacterial isolation
and practical methods for identification virus diseases. Technical
Meeting on Fish Disease. Fisheries Service of East Java
Province. Kepanjen - Malang. 6. Suprapto, H. (1998)*. Identification and characterization of ,
diseased fish. Training and Prevention on Fish Diseased.
Fisheries Service of East Java Province. Kepanjen-Malang. 7. Suprapto, H. (1998)*. Beberapa Penyakit Pada Budidaya Air
Payau dan Upaya Pencegahannya. Temu Kerja Petambak
Rakyat se Jawa Timur, Bappeda Tk. I Jatim dan LPM
Universitas Brawijaya, Probolinggo Jatim. 8. Suprapto, H . dan P. Winarto (1998)*. Survey penyakit yang
disebabkan oleh virus dan protozoa pada udang Penaeus
monodon Fabricus pada beberapa tambak di Pantai Utara
Propinsi Jawa Timur. Seminar Sehari Budi daya Udang
Indonesia, ASTIN Jawa Timur.
57
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
9. Suprapto, H. (2001) Str . Baculov' Pd ' ategI Untuk Kontrol Whitespot
Irus a a BUdidaya Ud . Kelautan Pr . . J . ang. Dmas Perikanan dan
opmSI awa TImur 30 Ok 10. Suprapto H d M . ' tober 2001, Surabaya.
, . an . Murd . (20 resistensi ud . . Jam 04). Studi pendahuluan
ang wmdu P Whitespot Ba l' enaeus monodon Fab. terhadap
cu OVIrus Se . Akuakultur Ind . . mmar Nasional Masyarakat
oneSIa. Undip Se 11. Suprapto, H. and MM' .marang, 27-29 Januari 2004.
of suspected koi C '. urdJam (2004). Histopathology study yrpmus carpio . :fi t
(KHV). Seminar N . III ec ed by Koi Herves Virus aSlOnal Pen k't I Mei 2004. ya 1 kan di Purwokerto 18-19
12. Bimo Aksono, Retno Handajani . . Agus Sujarwo (2004) I I . ,Han Suprapto, Sarmanu, SrI Wh · . so aSI Dan K k .
ltespot Baculov' I ara terisasi Protein DarI ~ K lrus solat Lok 1 P J.Y1onodon Sebagai K' a ada Udang Windu Penaeus
PBBMI UGM Yogy :ndIdat Vaksin Subunit. Seminar Nasional
13. Laksmi Sulma t. ~ arta: 209-217. . r 1W1 dan H .
Llke-Particles Diketem an Suprapto (2005). Adanya Virus Yan D" ukan Pada Ik' .' g ICungai Terinfi k . an KOI Cyprinus carpW kal Tra ' . e Sl Koi H nsmISSIon Electron M' erpes Virus (KHV) Dengan Univ ·t· lcroscop (TEM d' erSl as Rlau Pek be). Seminar Nasional 1
* . I an aru 10 m ndonesian ' -12 Januari 2005.
PUBLlKASI PADA JURN 1. Suprapto H AL ILMIAH
, " T Nak . of Extr II . a1 and K M . ace ular Prod . uroga (1995). ToxicIty Edw d' ucts and I f
a~ slella tarda in th J ntracellular Components 0 AquatIc An' e apane f
2 S Imal Health 7- 29 se eel and flounder. Journal 0
. up~a~to, H., T. Hara" 2-297.
58
PunfIcation ' T. Nakai ad' 6) Path 1 of a lethal t. n Klyokuni Muroga (199 .
o ogy, 31(4), 203-207. OXIn of Edwardsiella tarda . Fish
3. Suprapto, H., TV. Widiyatmo and P.Winarto (1998). The
occurrence of Monodon Baculovirus (MBV) in cultured shrimp
in North strand of East Java coincided with protozoa infection.
J. Media Kedok. Hewan. 14: 127-129. 4. Suprapto, H (1998). Histopathologal study of Japanese eels
Anguilla japonica injected with extracellular products of
Edwardsiella tarda: Intestine changes. J. Perikanan Univ.
Brawijaya, 2: 31-33. 5. Suprapto, H . (1999). Passive immunization trial of Japanese
eel Anguilla japonica with anti Extracellular Products-serum
and anti Formalin Killed Cells-serum of Edwardsiella tarda
NUF251. J. Media Kedok. Hewan, 15: 69-72. 6. Suprapto, H (1998). Histopathology of kidney changes of
Japanese eels Anguilla japonica injected with extracellular
products of Edwardsiella tarda NUF251. J. Media Kedokteran
Hewan 5: 21-26. 7. Suprapto, H (2000). Histopathology of Japanese eels Anguilla
japonica injected with extracellular products of Edwardsiella
tarda: Liver changes. Media Kedok. Hewan, Special Edition
1: 75-80. 8. Suprapto, H. and D. Raharjo (2000). The isolation of bacterial
. t' Bangil Pasuruan pathogen from shrimp and theIr wa er III
E d· N t' al Seminar in UGM ast Java Province. Proce mg a IOn
Yogyakarta, July 15, 2000. f 9. Suprapto H. and D. Raharjo (2000). The occurrence °d
. , . E t d mal an Yellowhead virus (YHV) and SystemIc coer h' Mesodermal Baculovirus (SEMBV) in cultured H
S rImp
J Media Kedok. ewan. from Bangil, Pasuruan, East ava.
16: 134-139. 've a ent diseased of 10. Suprapto, H. (1998). Isolation of causa.tl L g. g East Java
'1 . . Ranu PaklS umaJan m a Oreochromis nilotlcus III . . 2-65 P
'k an Umbraw. 3. 6 . rovince-Indonesia. J. PerI an
59
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
--------......... ~~-=~=!i-,~=============~---~ --.. -~~-~~
11. Suprapto, H. (2001). Mixed Infection of Virus and Protozoa in In
Cultured Shrimp Penaeus monodon Fabricus in North Strand of East Java Province-Indonesia. J. Media Kedok. Hewan. ·17: 207-213.
12. Suprapto, H. (2002). Trial active immunization of Japanese eel
Anguilla japonica with formalin killed cells and extracellular products of Edwardsiella tarda NUF251. J. Penel. Hayati, 8(1): 39-41.
13. Suprapto, H. (2000). Effects of Edwardsiella tarda ECP on the
resistance to phagocytosis of eel macrophage. J.MIPA UM 30(2): 241-249. '
14. Suprapto, H. (2000). Effects of ECP on the Stimulation of Leucocyte Number and in 't Ph .
. . .. . vz ro agocytOSIS of Japanese Eel Angu~l~a Japonzc~ agrunst Edwardsiella tarda NUF251. Berkala Penehtian Hayab, 6: 55-59.
15. Suprapto, H. (1999). Failure neutralI'z t' f II I a IOn 0 extrace u ar
products of Edwardsiella tarda NUF251 . . . wIth normal eel serum, macbvated eel serum and formalin J . Special Edition, 17: 50-52. . . MedIa Kedok. Hewan
16. Suprapto, H. (2001). Two Virus Like D' . Penaeus monodon F b . . - Isease m Cultured Shrimp
a riCUS m East J p' d' Kedok. Hewan, 17: 113-115. ava rovmce. J. Me Ia
17. Suprapto, H. and D Rah . of "Yellowhead virus (~HV) arJo (2000). The occurrence
Mesodermal Baculovirus (SE~;d Sy.stem~c Ectodermal and shrimp Penaeus mon d fi V) lIke-dIsease" in cultured
o on rom Pasu . Kedok. Hewan, 16: 134-139. ruan, East Java. J. MedIa
18. Suprapto, H. (2003). Bacteria inhib' . . from shrimp and their re . Ibng marme Vibrio isolated 132-135. aring water. J. Agrivita Unibraw, 25(2):
19. Suprapto, H. (2002)' The . suppresion effl t d
serum to Edwardsiella t d' ec s of rabbit antibo Y ar a hve II
ce s number in blood and
60
kidney of Japanese eel Anguilla japonica after challenged.
J. Berkala Penel. Hayati 7(2): 75-78. 20. Suprapto, H. (2003). Rod-shape baculo-like virus a causative
agent of White spot syndrome of white shrimp Penaeus .
merguiensis. Berkala Penel. Hayati 9: 33-36. 21. Suprapto, H. (2003). The internal organ changes of natural
infected nila Oreochromis niloticus caused by Pseudomonas sp.
J. Media Kedok. Hewan, 19(1): 41-43. 22. Suprapto, H. (2006). The failure to detected Taura syndrome
• .' D vannamei as suspected VIrUS of imported Juvemle renaeus
carrier J Berita Perikanan Unair 1: 15-21. . . f . S particles in Crabs 23. Suprapto, H. (2003). The eVIdence 0 Vlru .
"d d outside pond shrImp cylla serrata isolated from mSI e an . ' infected with White spot baculovirus disease. J. Sam Vetermer
UGM 21(1): 29-31 . d t lur udang 24. Suprapto H. (2003). Deteksi Vibrio harveyz pa a Jell II
' . 'rut~~ m~~ dengan IFAT untuk mencegah VibrIOSIS a .,
Hayati Lemlit Unibraw 15(1): 115-119. . t tment to 25 . . t f varIOUS rea
· Suprapto, H. (2004). EffectI:I Y 0 4(4): 204-208. Whitespot Baculovirus. J. Torani. Unhas 1 t f Bacillus-sp as a
26 S .' y treatmen 0 · uprapto, H. (2005). Prehmmar . . s in shrimp and rearing
probiotics to deplete number of Vzbrw p
water. J. Fish. Sci UGM 7(1): 6-11. I me which have a 27. Suprapto, H. (2001). Detection OfJYZpOZYI Meruka Eksakta
. sp. ene. bacterical activity from Lutjanus . _
Unair 2: 33-38. . vidence of Bacilliform 28. S t mIcroscope e
uprapto, H. (2003). Elec ron. ot rusease in Tiger shrimp virus the causative agent of WhIte ~p J Kelautan. Unrup, 8(1): Penaeus monodon in natural infection. . .
23-25 . t Baculovirus secara 29 1 Whztespo .
· Suprapto, H. (2002). Penu aran don Fab. J. HabItat b . d Penaeus mono uatan pada udang wm u
Dnibraw, 13(4): 270-273. 61
-, I
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
r I
I I
30. Suprapto, H. (2004). The Administration of Mixture Vibr~o parahaemolyticus and Vibrio alginolyticus Bacterin and TheIr Components to Enhance the SurviVal Rate of Shrimp Penaeus monodon J. Sains Vet UGM. 23(1): 35-41.
31. Suprapto, H. (2004). Enhanced of Phagocytic Activity of Nila
Oreochromis niloticus Macrophage Mter Administered With Pseudomonas sp. Formalin Killed Cells and Lipopolysacgarride of the Bacterium. J. Biologi UGM. 3(4): 257-265.
32. Suprapto, H., L. Sulmartiwi, S. Prawesthirini, D. Handiyatno
and A.Azmijah (2005). The isolation of Aeromonas hydrophila
and Eschericia coli from Louhan Ciclasoma synspilum causing prominent iII pectoral fin. J. Berk. Penel. Hayati Unair. 10: 139-141.
33. Suprapto, H. (2004). Analisis jumlah dan jenis bakteri pada
udang windu Penaeus monodon fab. yang terinfeksi Whltespot Baculovirus. J. llmu Hayati. Unibraw 16(2): 144-149.
34. Suprapto, H. (2003). Bacteria inhibiting marine Vibrio isolated
from shrimp and their rearing water. J. Agrivita Unibraw, 25(2): 132-135.
35. Suprapto, H. (2003). The evidence of bacilliform virus a
causative agent of White spot syndrome of White shrimp Penaeus merguiensis J. Berk. Penel. Hayati Unair. 9: 33-35.
36. Suprapto, H. (2003). Deteksi Vibrio harveyi pada telur udang
dengan IFAT untuk mencegah vibriosis di tambak. J. IhnU Hayati Unibraw 15(1): 115-119.
37. Suprapto, H. a~d M. Murdjani (2004). Histopath,ology studY
of suspected.~ Oy,pinus carpio infucted by Koi Herves Viru~ (KHV). Proslding Seminar Nas. Di UJS Purwokerto 18-19 Mel 2004.
38. Su~rapto: H. dan M. Murdjani (2004). Studi pendahuluan reslstensl udang windu Penaeus d F b T hadap
mono on a. er Whitespot BacuJovirus. J. ~a Indonesia 5(3): 117-123.
62
39. Aksono, B., R.Handayani, Sutjipto, H. Suprapto, Sarmanu dan Agus Sujarwo (2004). Isolasi dan karakterisasi protein dari Whitespot Baculovirus sebagai kandidat vaksin subunit Pros
SemNas PBBMI UGM Yogyakarta: 209-217. 40. Suprapto, H. (2006). The failure to detect Taura Syndrome Virus
of imported shrimp Penaeus vannamei as suspected carrier.
Berkala Ilmiah Perikanan Unair. 1(1): 15"21. 41. Sudarno, L. Sulmartiwi, Abdul Manan, Woro Hastuti dan
Suprapto, H. (2006). Studi pendahuluan pembuatan kultur jaringan dari sel hematopoietic nila merah Oreochromis
niloticus. Berkala Ilmiah Perikanan Unair. 1(1): 8-14. 42. Triastuti, Y., H. Suprapto, E.D. Masithah, R. Kusdarwati
(2005). Virus-like particles yang diketemukan pada kepiting Scylla oceania dari kolam udang yang terinfeksi Whitespot
Baculovirus. J. Perikanan Unibraw 8(1): 7-11. 43. Masithah, E.D., H. Suprapto, N.N.T. Puspaningsih dan
Ni'matuzahroh (2006). Identifikasi bakteri pektinolitik sebagai
bakteri antagonisme penekan populasi Microcystis sp. Jurnal
Penelitian Perikanan~ 9(1): 52-57. 44. W. Hastuti, L. Sumartiwi, S. Prawesthirini, M. Murdjani and
H. Suprapto, H. (2008). Detection of Viral Nervous Necrosis (VNN) from grouper Chromileptes altivelis and study of their
pathological changes. J. Perikanan IPB (Submitted). 45. Suprapto, H. and L. Sulmartiwi (2008). Adanya Virus Like-
Particles diketemukan pada ikan Koi Cyprinus carpio koi
yang dicurigai terinfeksi koi Herpes Virus (KHV) dengan Transmission Electron Microscope (TEM). J. Ilmu Hayati
Unibraw (Submitted). 46. Masithah, E.D. and H. Suprapto (2007). Isolation of macrophage
of Lates carcarifer and analysis the killing activity to Vibrio
harveyi infection. J. Media Eksakta Unair (Submitted). 47. Kusdarwati, R., Agustono, Sudarno and H. Suprapto (2008).
The protection of monovalent vibriosis oral vaccine against
63
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
r
V. alginolyticus and V. anguillar ~ . . C. altivelis (in preparati f . ~m ,InfectIon In grouper
48 K on 0 publication) . llSdarw ti R A . a, ., gustono Sudarn .
polyvalent vibriosis oral' . 0 and H. Suprapto (200.8). The vaCCine against V. l' l
anguillarum infection . . a gzno 'Jticus and V. publication). In grouper C. altivelis (in preparation of
49. Sudarno Y N " , . ur8.lnI, M. Murd'an' protection of ribosomal . g I and H. Suprapto (2008). The
vaCCine ag' t V. anguillarum infection . aInS . alginolyticus and V.
In grouper C It' l' publication). . a we zs (in preparation of
50. Suprapto, H, Agustono and S d Vibriosis Vaccine Formul t" u. arno (2008). Effectiveness of E . a Ion WIth Chit
pzenephelus fuscoguttat A' osan Added In Grouper pre ti us gamst Vi' b . para on of publicatio ) 1, no alginolyticus (in
51. Sugianto, A. and H :. pollution to health sta~suPfraPt.o (2008). The effects of mud of br . 0 shrImP P pu lcation). . monodon (in preparation
52. MuhaJ'ir A K . , . usyaerl S Sup t ( , umaryam M M rap 0 2008). Pembuat ,. urdjani dan Hari kerapu Ch'l an kUltur sel d . . romz eptes altivef J arl slrip ekor ikan (Submitted) 1,S. • Aquacultura Ind . U d' Aks
. oneSla, n IP
54. ono, B. and H S r . uprapto (2008) esponse of shrimp Penaeus . The increase of immune
VP28 of Wh't monodon ft 1 espot Baculov' a er administrated of Phir hin lrus J A . lpp es (Submitted). . . SIan Fisheries Manila
55. Sulmartiwi L M h .. ' , ., u aJlr Kus " Kartikasari d H .' Y8.lrl, Sumary . o h an arl Suprapto (20 am, Suyanto, Dwirinl
reoc romis nil t' 08) I o 1,eus dengan P . mmunisasi ikan nila extracellular pr d seUdom dicetak). 0 ucts. Berkala Ilmiah Pe o~as sp. bakterin dan
56. RaharJ' a B S L rlkanan Unair (Sedang , '" aksmi S
Identification f b ulmartiwi da o acterial fish p th n Hari Suprapto (2007). a ogen and their number froIll
64
1! I
shrimp and rearing water. Berkala Ilmiah Perikanan Unair
2(1): 18-23. 57. Sudarno and Hari Suprapto (2007). Isolation of Aeromo'nas
hydrophila from diseased shrimp Penaeus monodon cultured in
traditional ponds. Berkala Ilmiah Perikanan Unair 2(2): 51-55. 58. Sudarno, Ahmad Taufik Mukti dan Hari Suprapto (2008).
Respons imun kulit kerapu Chromileptes altivelis setelah vaksinasi dengan whole killed cell dari Vibrio alginolyticus
secara oral. Berkala Ilmiah Perikanan Unair (Sedang dicetak).
59. Muhajir, A. Kusyaeri, Sumaryam, G.C de Vries and Hari Suprapto (2008). Storing of humpback grouper Chromileptes
altivelis cell line. J. Israeli Aquaculture, Israel (Submitted). 60. Masithah, E.D., Nikmatuzahroh, Trinyoman Puspaningsih,
Sarmanu and Hari Suprapto (2008). Control of Microcystis
aeruginosa population using Psedomonas pseudomallei. Botanica
Marina (Submitted). 61. Masithah, E.D., Nikmatuzahroh, Trinyoman Puspaningsih,
Sarmanu and Hari Suprapto (2008). Selection and identification
of pectinolytic bacteria as biocontrol agent of Microcystis
aeruginosa population. Asian Fisheries Science (Submitted). 62. Raharja, B.S., Muhajir dan Hari Suprapto (2007). Produksi
superoxide dari hemocyte udang Penaeus monodon sebagai
indicator stress pada budidaya intensif. Berkala Ilmiah
Perikanan Unair 2(2): 34-40.
KEMAMPUAN BERBAHASA ASING
English, Japanese
PENELITIAN YANG SEDANG BERJALAN
1. Studi Viral Nervous Necrosis pada ikan kerapu dan pencarian
prophylaxisnya.
65
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO
2 . . Pembuatan vaksin monovalent dan polyvalent Vibriosis pada ikan kerapu.
3. Studi tentang pencarian prophylaxis untuk ikan koi yang disebabkan oleh KHV
PENGALAMAN LAIN
1. Reviewer Penelitian DP2M Dikti Jakarta 2005-sekarang 2. Mitra bestari Jurnal Fisheries, Universitas Gadjah Mada
3. Mitra bestari Jurnal Hayati, FST Universitas Airlangga
4. Anggota Asian Fisheries Society dan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
66
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PIDATO GURU BESARVAKSINASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN NEW EMERGING DISEASE PENYEBAB KERUGIAN BESAR Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Februari 2009
HARI SUPRAPTO