uji antibiotik 2 - copy
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antibiotik merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang dalam dosis kecil dapat menghambat pertumbuhan
bakteri sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Adapun
mekanisme Antibiotik yaitu Antimetabolit yang memblok tahap metabolit,
menghambat sintesis dinding sel sehingga sel bakteri rusak (penisilin dan
sefalosforin), menghambat fungsi permeabilitas membran dengan keluarnya
senyawa intraseluler bakteri (kelompok polimiksin), menghambat sintesis
protein (ribosom), dan menghambat Asam Nukleat (DNA & RNA). Tetapi
mekanisme kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme
protein bakteri sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah
atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasikli. Adapun
faktor yang mempengaruhi antibiotik yaitu pH, suhu, sumber nutrisi, dan
ketersediaan oksigen..(2)
Kunyit (Kaemferia rotundus. L) termasuk salah satu tanaman rempah
dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India
serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik
sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan
kecantikan. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik,
curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang
sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar
diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning
sampai kuning jingga.(4)
1.1 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud percobaan
Untuk mengetahui bahwa amoxilin dan simplisia kunyit putih
termasuk antibiotik
1.2.2 Tujuan percobaan
Untuk mengidentifikasi zona hambat dari amoxilin dan
simplisia kunyit putih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Tumbuhan(3)
Klasifikasi kunyit putih
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Monocotyledone (berkeping satu / monokotil)
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Kaemferia
Spesies : Kaemferia rotundus. L
2.2 Morfologi Tumbuhan
kunyit putih (Kaemferia rotundus .L) memiliki perawakan berupa herba
setahun, dapat lebih dari 2 meter. Batang berupa rimpang yang bercabang di
bawah tanah, berwarna coklat muda-coklat tua, di dalamnya putih atau putih
kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatik. Daun tunggal, pelepah daun
pembentuk batang semu berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk
memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing meruncing,
berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang
daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Daun pelindung berjumlah banyak. Bunga
majemuk, susunan bulir, di ketiak rimpang primer tangkai berambut. Kelopak
berjumlah tiga daun, berwarna putih atau kekuningan, bagian tengah
berwarna merah atau coklat kemerahan, 3-4 cm. Mahkota tiga daun, putih
kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Benangsari satu buah tidak sempurna,
bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16×10- 11,5 mm, tungkai 3-5 x 2-4
kepala sari, 6 mm. Serta memiliki Buah yang berambut rata-rata 2 cm.(4)
2.3 Dasar Teori
Kunyit putih (Kaemferia rotundus. L) mengandung zat warna curcumin
(diarilheptanoid), minyak atsiri, selain itu juga mengandung flavonoid, sulfur,
gum, resin, tepung, dan sedikit lemak. Kunyit putih (Kaemferia rotundus. L)
memiliki rasa yang pedas, hangat, dan memiliki bau yang aromatik. Rimpang
kunyit putih (Kaemferia rhizoma) memiliki beberapa peran penting dalam
pengobatan beberapa penyakit, antara lain: antikanker, antiradang
(antiflogistik), melancarkan aliran darah, tonik pada saluran cerna, peluruh
haid (emenagog) dan peluruh kentut. Selain itu berkhasiat untuk mengatasi
memar, luka, keseleo, terantuk, terpukul, bisul (furunculus), bengkak,
rematik, pegal linu, sengatan kalajengking atau ular (penawar racun/bisa),
memulihkan tenaga sehabis melahirkan, menambah nafsu
makan,menghilangkan nafas bau, cacingan, ambeien (hemorrhoids), demam,
sakit gigi, jantung koroner, TBC, asma, radang saluran nafas (bronchitis),
mencegah pembengkakan limpa dan mencegah kanker servik . Khasiat
lainnya yaitu sebagai antiinflamasi, analgesik, antimikroba dan antikanker.
Rimpang kunyit putih (Kaemferia rotundus. L) dapat berkhasiat sebagai anti
kanker, hal ini dapat diperoleh dari ekstrak etanol zat warna kuning kurkumin
(demetoxycurcumin) pada rimpang kunyit putih.
Faktor yang mempengaruh pertumbuhan bakteri adalah :
a. Media harus mengandung banyak protein yang diperlukan untuk
pertumbuhan bakteri atau mikroba.
b. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan ph
yang sesuai dibutuhkan bakteri atau mikroba.
c. Media harus dalam keadaan steril yaitu sebelum ditanami mikroba yang
dimaksud, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
(Surawiri, U. 1985)
Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibagi ke dalam empat kelompok
yaitu :
(1) Menghambat sintesis dinding sel mikroba, yaitu perusakan terhadap
dinding sel mikroba sehingga perkembangan bakteri dapat terhambat.
termasuk di sini adalah basitrasin, sefalosporin, sikloserin, penisilin,
ristosetin dan lain-lain.
(2) Menghambat fungsi membran sel atau mekanisme transport aktif sel
mikroba yaitu perkembangan membran sel dari bakteri dihambat
sehingga perkembangannya terganggu. Yang termasuk di sini adalah
amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan polimiksin
(3) Menghambat sintesis protein sel mikroba, yaitu hambatan translasi dan
transkripsi bahan genetik. Contohnya kloramfenikol, eritromisin
(makrolida), linkomisin, tetrasiklin dan aminogliosida
(4) Menghambat sintesis atau yang merusak asam nukleat mikroba yaitu
perusakan terhadap asam nukleat dari bakteri sehingga perkembangan
mikroba dapat terhambat contohnya yakni asam nalidiksat, novobiosin,
pirimetamin, rifampisin, sulfanomida dan trimetoprim
(5) Menghambat metabolisme sel kuman atau bakteri, yaitu menghambat
proses perombakan pada sel kuman atau bakteri sehingga perkembangan
bakteri dapat terhambat. Contoh : Sulfonamid
Adapun faktor-faktor penyebab resistensi adalah :
1. Peresepan antibiotik yang salah dengan dosis yang tidak tepat, yaitu
terdapatnya beberapa kalangan medis yang meresepkan antibiotic
berspektrum luas untuk membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi
sehingga bakteri target lebih tahan terhadap antibiotik tersebut yang tidak
spesifik untuk dirinya.
2. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah tersedianya antibiotic
secara bebas dipasaran tanpa resep dokter.
3. Penggunaan antibiotik yang tidak dipahami pasien juga menjadi salah satu
penyebab resistensi, sebagian besar pasien yang mendapatkan antibiotic
sering menghentikan pengobatan saat dirinya merasa lebih baik.
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat yang digunakan
1. Autoklaf
2. Alumuniun foil
3. Batang pengaduk
4. Benang godam
5. Cawan petri
6. Erlenmeyer
7. Gelas kimia
8. Gelas ukur
9. Inkubator
10. Kapas
11. Kertas koran
12. Kertas saring
13. Kompor
14. Lumpang dan Alu
15. Oven
16. Pinset
17. Penangas air
3.1.2 Bahan yang digunakan
1. Amoxicilin
2. Aquadest
3. Nutrien agar (Na)
4. Kunyit putih
3.2 Cara Kerja
Cara kerja pembuatan NA
1. Menimbang Nutrient Agar (NA) sebanyak 15 gram
2. Dilarutkan dalam air sebanyak 75 ml kemudian masukkan kedalam
erlenmeyer ditutup dengan kapas dan alumunium foil lalu diikan dengan
benang godam
3. Dipanaskan di autoklaf selama 15 menit pada suhu 121° C dengan tekanan
2 atm.
Cara kerja pembuatan infus simplisia
1. Menimbang simplisia kunyit putih sebanyak 25 gram
2. Dimasukkan dalam gelas kimia dan ditambahkan air sebanyak 50 ml
3. Dipanaskan sampai air menyerap pada kunyit putih kemudian di peras
Cara kerja pembuatan suspensi amoxicilin
1. Menggerus 1 tablet amoxicillin
2. Meninmbang serbuk sebanyak 0.5 gram
3. Memasukkan serbuk ke dalam gelas kimia
4. Menambahkan 2 ml aquadest, kemudian mengocok hingga homogen.
Cara kerja uji antibiotik
1. Menyiapkan media untuk pertumbuhan bakteri dan jamur (larutan NA)
2. Lalu memasukkan kedalam cawan petri dan dibiarkan terbuka selama 10
menit agar bakteri udara masuk
3. Kertas saring dibuat dalam bentuk bundar dan dicelupkan dalam suspensi
kunyit putih dan amoxilin, lalu diletakkan dalam cawan petri yang berisi
media pertumbuhan jamur dan bakteri,
4. diinkubasi selama 24 jam.
5. Setelah 24 jam mengamati zona hambatan yang terbentuk.
3.3 Perlakuan
Perlakuan terhadap amokxilin yaitu memasukkan larutan NA kedalam
cawan petri lalu biarkan selama 10 menit agar bakteri dapat masuk, kemudian
mencelupkan kertas saring bundar kedalam larutan amoxilin lalu
memasukkannya ke dalam cawan petri, kemudian diinkubasi selama 24 jam
setelah itu mengamati zona hambatan yang terbentuk.
Perlakuan terhadap kunyit putih yaitu memasukkan larutan NA kedalam
cawan petri lalu biarkan selama 10 menit agar bakteri dapat masuk, kemudian
mencelupkan kertas saring bundar kedalam larutan kunyit putih lalu
memasukkannya ke dalam cawan petri, kemudian diinkubasi selama 24 jam
setelah itu mengamati zona hambatan yang terbentuk.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
NO Perlakuan Daya hambat
1 Amoxilin 0,5 cm
2 Kunyit putih 0,1 cm
a. Amoxicilin dengan zona hambat 0,5 cm
b. Simplisia kunyit putih dengan zona hambat 0.1 cm
BAB V
PEMBAHASAN
Antibiotik merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang dalam dosis kecil dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Beberapa antibiotika bekerja
terhadap dinding sel ( penisilin dan sefalosforin ) atau membran sel ( kleompok
polimiksin), tetapi mekanisme kerja yang terpenting adalah perintangan selektif
metabolisme protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman
musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.
Bakterisid adalah substansi kimia yg mampu membunuh atau menghancurkan
bakteri, Sedangkan bakteriostatik adalah substansi kimia atau konsentrasi rendah
bakterisida yg mampu menahan pertumbuhan bakteri, tetapi tidak mematikannya
seperti bakterisida.(2)
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu pertama-tama menyiapkan
media pertumbuhan bakteri yang sudah dipanaskan lalu menuang kedalam cawam
petri, lalu menyiapkan suspensi amoxicilin, kemudian memasukkan kertas saring
bundar kedalam media pertumbuhan bakteri. Sedangkan untuk simplisia kunyit
putih menyiapkan media pertumbuhan bakteri yang sudah dipanaskan lalu taung
kedalam cawan petri, kemudian membuat larutan infus sebagai suspensi kunyit
putih lalu memasukkan kertas saring bundar kedalam media pertumbuhan bakteri
tersebut, kemudian menginkubasi selama 24 jam untuk melihat zona hambatan
yang terjadi.
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada media amoxicilin yaitu
0,5 cm. Sedangkan pada media kunyit putih yaitu 0,1 cm. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa daya hambat amoxicilin lebih besar sebagai
antibiotik kontrol positif, dibandingkan dengan kunyit putih sebagai kontrol
pembanding. Akan tetapi daya hambat kunyit putih tidak maksimal dikarenakan
pengerjaan tidak dilakukan dalam enkas, hanya menggunakan bakteri udara dan
pada saat pembuatan media praktikan kurang cermat pada pembuatan suspensi
kunyit putih
Adapun senyawa yang terkandung dalam kunyit putih yaitu curcumin
yang berkhasiat sebagai antibiotik yang bersifat bakterisid yaitu membunuh
bakteri secara langsung serta bersifat bioaktif sebagai antimikroba. Amoxicilin
juga bersifat bakterisid karena mengandung subtansi kimia yang dapat
membunuh bakteri.(4)
BAB V1
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Antibiotik merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang dalam dosis kecil dapat menghambat pertumbuhan
bakteri sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Adapun
senyawa kurkumin pada kunyit putih hingga dapat berkhasiat sebagai
antibiotik yaitu senyawa kurkumin yang terdapat dari beberapa tumbuhan
yang bersifat bioaktif sebagai antimikroba.
2. Amoxilin berkhasiat sebagai antibiotik yang bersifat bakterisid karena
mengandung subtansi kimia yang dapat membunuh bakteri sedangkan
simplisia kunyit putih juga bersifat bakterisid karena memiliki senyawa
kurkumin sebagai antimikroba.
3. Daya hambat amoxilin yaitu 0,5 cm, sedangkan simplisia kunyit putih
yaitu 0,1 cm. Hal ini sesuai literatur yang menyatakan bahwa daya hambat
amoxicilin sebagai antibiotik kontrol positif lebih besar dibandingkan
dengan daya hambat kunyit putih sebagai antibiotik kontrol pembanding.
5.2 Saran
1. Di harapkan kepada praktikan agar tidak keluar masuk saat praktek sedang
berlangsung dan lebih serius dalam melakukan praktikum.
2. Di harapkan kepada asisten agar dapat membimbing praktikan dengan
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku penuntun praktikum farmakognosi 2, Ibu Widya Astuti Lolo S.
Farm,. M. Si,. Apt. Palu 2012
2. http//wikipedia-antibiotika.html diakses tanggal 21 mei 2012
3. http://www.plantamor.com/index.php?plant=424 diakses tanggal 22 mei
2012
4. http://www.roasehat.com/Tanaman-Obat/Tanaman-Obat-K/Kunyit-
Putih.html diakses tanggal 20 mei 2012
5. mediacerebri.wordpress.com/2010/05/02/penggolongan-antibiotika/
diakses tanggal 22 mei 2012
6. http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/05/08/pemakaian-
antibiotik-rasional/ diakses tanggal 21 mei 2012
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMAKOGNOSI II
PERCOBAAN III
UJI ANTIDIARE
DISUSUN OLEH
NAMA : MIERTON MALLISA
STAMBUK : 11 13 128
KEL/GEL : 6 (GELOMBANG 1I)
ASISTEN : MONITA RANTESALU
JURUSAN FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM
STIFA PM PALU
2012