uji anti-tukak lambung ekstrak etanol … uji anti-tukak lambung ekstrak etanol daun jambu biji...
TRANSCRIPT
UJI ANTI-TUKAK LAMBUNG EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI
(Psidium guajava Linn.) PADA TIKUS WISTAR YANG TERINDUKSI
ASETOSAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Christio Rafelix Putra
NIM : 148114073
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI ANTI-TUKAK LAMBUNG EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI
(Psidium guajava Linn.) PADA TIKUS WISTAR YANG TERINDUKSI
ASETOSAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Christio Rafelix Putra
NIM : 148114073
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Disaat dirimu merasa terjatuh ingatlah Tuhan, memberi mu kekuatan disaat
merasa lemah, memberi kemudahan disaat kesusahan, memberi kesehatan disaat
merasa kesakitan, membimbingmu disaat tersesat dan menuntun ke tujuan
hidupmu”
Karya ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai
disetiap tahap karya ini. Keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberi
kasih sayang, kekasihku dan sahabat yang selalu ada disaat kesusahan,
terimakasih untuk segalanya, dukungan, dan semangat.
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat, rahmat, kehidupan,
cinta kasih, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Uji Anti-Tukak Lambung Ekstrak
Etanol daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) pada Tikus Wistar yang
Terinduksi Asetosal”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Aris Widayanti, M.Sc., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang dengan sangat baik serta penuh kesabaran dalam membimbing dan
mendampingi selama proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penelitian ini.
4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji serta
Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan kritik dan saran
yang membangun dalam penelitian dan perjalanan kehidupan di
perkuliahan.
5. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memfasilitasi dalam
penggunaan laboratorium untuk kepentingan penelitian.
6. Pak Wagiran, Pak Kayat, Pak Heru, Pak Parjiman, dan Pak Sigit, selaku
laboran yang telah banyak membantu selama proses penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Keluarga tercinta Bapak Effendi Muharram, Mama Natalia, adik Edo,
Owen, Angel yang selalu tulus mendukung dalam doa, kata-kata dan
semangat.
8. Romauli Purba, yang telah setia membantu, mendukung, dan memberi
semangat selama perkuliahan dan penelitian ini.
9. Keluarga besar FSM B 2014 dan Farmasi angkatan 2014 terimakasih atas
kehidupan yang penuh warna-warni selama diperkuliahan, terimakasih
untuk kebersamaannya selama ini, semoga selalu diberkati dalam jalan
kehidupan masing-masing.
10. Kelompok skripsi fartok lagi, Terra yang telah membantu dan memberi
semangat dalam menyelesaikan karya tulisan ini, semoga selalu diberkati
untuk segala jalan kehidupan kalian masing-masing.
11. Teman-teman Kos Krisna 2, Frendi, Vito, Pepet, Eko, Billy, Ryan, Edo,
dan Dwi, terimakasih kawan atas segala tawa, canda, kisah sedihnya, dan
semangat, kalian terbaik kawan.
12. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis, tetapi tidak
dapat penulis tulis satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kelemahan
dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama dalam bidang ilmu Farmasi.
Yogyakarta, 13 November 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vi
PRAKATA ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiv
ABSTRACT ....................................................................................................... xv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 3
Jenis Rancangan Penelitian ......................................................................... 3
Alat dan Bahan ............................................................................................ 3
Penyiapan dan Determinasi ......................................................................... 3
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji .............................................. 4
Penentuan Peringkat Konsentrasi dan Dosis Ekstrak ................................. 4
Penentuan Dosis Asetosal ........................................................................... 5
Pengujian Efektivitas Anti-Ulcer ................................................................ 5
Analisis Statistik ......................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 7
Hasil Determinasi Tanaman Jambu Biji ..................................................... 7
Penetapan Kadar Air Daun Jambu Biji ....................................................... 7
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji ................................................................. 7
Uji Pendahuluan .......................................................................................... 8
Uji Aktivitas Anti-Ulcer Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji ......................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Hasil Pengujian Efektivitas Anti-Ulcer Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji .. 10
KESIMPULAN .................................................................................................. 18
SARAN .............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19
LAMPIRAN ....................................................................................................... 22
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Skoring luas area perdarahan dan jumlah perdarahan .................. 6
Tabel II. Hasil luas area perdarahan lambung tikus pada masing-masing
kelompok berdasarkan uji Mann-Whitney. (I) Lambung tikus
kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%), (II) Lambung tikus
kelompok kontrol positif (sukralfat), (III) Lambung tikus kelompok
ekstrak etanol daun jambu biji dosis 350 mg/kgBB, (IV) Lambung
tikus kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dosis 750 mg/kgBB,
(V) Lambung tikus kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dosis
1400 mg/kgBB .............................................................................. 13
Tabel III. Hasil luas area perdarahan lambung tikus pada masing-masing
kelompok berdasarkan uji Mann-Whitney. (I) Lambung tikus
kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%), (II) Lambung tikus
kelompok kontrol positif (sukralfat), (III) Lambung tikus kelompok
ekstrak etanol daun jambu biji dosis 350 mg/kgBB, (IV) Lambung
tikus kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dosis 750 mg/kgBB,
(V) Lambung tikus kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dosis
1400 mg/kgBB .............................................................................. 13
Tabel IV. Persen (%) perlindungan luas area dan jumlah perdarahan pada
masing-masing kelompok ............................................................. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Uji pendahuluan jumlah perdarahan dengan induksi asetosal
kelompok dosis 500 mg/kg BB pada tikus (A) dan (B). Uji
pendahuluan jumlah pendarahan dengan induksi asetosal kelompok
dosis 1000 mg/kg BB pada tikus (C) dan (D) .............................. 9
Gambar 2. Jumlah perdarahan dan luas area perdarahan induksi asetosal
kelompok dosis 500 mg/kg BB dan kelompok dosis 1000 mg/kg BB
(n = 3 ekor tikus betina Galur Wistar) .......................................... 9
Gambar 3. Lambung tikus yang diinduksi asetosal dosis 1000 mg/kg BB dengan
pemberian CMC-Na 1%, sukralfat, dan ekstrak etanol daun jambu
biji 350, 700, 1400 mg/kg BB. (A) Lambung tikus kelompok kontrol
negatif (CMC-Na 1%), (B) Lambung tikus kelompok kontrol positif
(sukralfat), (C) lambung tikus kelompok ekstrak etanol daun jambu
biji dosis 350 mg/kg BB, (D) lambung tikus kelompok ekstrak etanol
daun jambu biji dosis 700 mg/kg BB, (E) lambung tikus kelompok
ekstrak etanol daun jambu biji dosis 1400 mg/kg BB .................. 11
Gambar 4. Rata-rata skoring luas area perdarahan perkelompok yang diinduksi
asetosal ........................................................................................... 12
Gambar 5. Rata-rata skoring jumlah perdarahan perkelompok yang diinduksi
asetosal .......................................................................................... 12
Gambar 6. Skema mekanisme perlindungan senyawa flavonoid pada lambung
terinduksi asetosal ......................................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance .............................................................. 23
Lampiran 2. Daun Jambu Biji dan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji .............. 24
Lampiran 3. Surat Pengujian Kadar Air Tanaman Daun Jambu Biji (Psidium
guajava Linn.) ............................................................................ 25
Lampiran 4. Surat Determinasi Tanaman Daun Jambu Biji (Psidium guajava
Linn.) .......................................................................................... 26
Lampiran 5. Surat Kalibrasi Jangka Sorong ................................................... 27
Lampiran 6. Hasil Uji Orientasi ...................................................................... 28
Lampiran 7. Lambung Tikus Kelompok Kontrol Negatif (CMC-Na 1%) ...... 28
Lampiran 8. Lambung Tikus Kelompok Kontrol Positif (Sukralfat) .............. 29
Lampiran 9. Lambung Tikus Kelompok Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Dosis
350 mg/kg BB ............................................................................. 30
Lampiran 10. Lambung Tikus Kelompok Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Dosis
700 mg/kg BB ............................................................................. 31
Lampiran 11. Lambung Tikus Kelompok Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Dosis
1400 mg/kg BB ........................................................................... 32
Lampiran 12. Data Skoring Masing-Masing Kelompok Perlakuan .................. 34
Lampiran 13. Surat Analisis Data ..................................................................... 37
Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas Luas Area Perdarahan dengan Uji Shapiro-
Wilk ............................................................................................. 38
Lampiran 15. Hasil Uji Normalitas Jumlah Titik Perdarahan dengan Uji Shapiro-
Wilk ............................................................................................. 38
Lampiran 16. Hasil Uji Luas Area Perdarahan dengan Uji Kruskal-Wallis dan
Post Hoc Mann-Whitney ............................................................. 39
Lampiran 17. Hasil Uji Jumlah Titik Perdarahan dengan Uji Kruskal-Wallis dan
Post Hoc Mann-Whitney ............................................................. 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Psidium guajava Linn. Diketahui memiliki banyak efek farmakologis,
seperti antidiare, antidiare dan anti-ulcer. Penelitian yang dilakukan merupakan
eksperimental murni rancangan acak lengkap pola searah. Hewan uji dibagi
menjadi 5 kelompok dengan jumlah 5 ekor di setiap kelompok, yaitu kelompok
CMC-Na 1 % sebagai kontrol negatif, sukralfat sebagai kontrol positif, dan
kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dengan tiga peringkat dosis 350, 700,
1400 mg/kg BB. Ekstrak etanol daun jambu biji diberikan secara per oral ke tikus
yang telah dipuasakan 24 jam, selang 30 menit diberikan larutan asetosal 5 %
dosis 1000 mg/kg BB. Selang waktu 6 jam, tikus dikorbankan dan dibedah untuk
diambil lambung dan dilakukan pengukuran dengan jangka sorong dan skoring.
Data hasil skoring dianalisis menggunakan uji Shapiro Wilk dilanjutkan dengan
uji Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney. Persen (%) perlindungan ekstrak etanol
daun jambu biji dosis 350, 700, dan 1400 mg/kg BB dilihat dari luas area
perdarahan berturut-turut yaitu, 50,60 %; 60,48 %; 70,36%, dan pada jumlah
perdarahan persen (%) perlindungan berturut-turut yaitu, 40,00 %; 73,33 %; 80,00
%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis ekstrak etanol daun jambu
biji yang efektif adalah 350 mg/kg BB dimana dapat memberikan aktivitas
sebagai anti tukak lambung (anti-ulcer) dengan persen perlindungan luas area
perdarahan sebesar 50,60 % dan jumlah perdarahan 40,00 % .
Kata kunci : Peptic ulcer, jambu biji, Psidium guajava Linn, asetosal, anti-ulcer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Psidium guajava Linn. is known having many pharmacological effects,
such as antidiarrheal and anti-ulcer. This research is a pure experimental design
of a complete randomized direct pattern. The test subjects are divided into 5
groups with 5 rats in each group, there are group of CMC-Na 1% as negative
control, sucralfate as positive control, and group of ethanol extract of guava’s
leaf with three rank doses of 350, 700, 1400 mg/kg BB. The subject has been
fasted first for 24 hours. After that, it was given ethanol extract of guava’s leaf
orally. Afterwards, waited for 30 minutes, the subject was given 5% of acetosal
doses 1000 mg/kg BB orally. Within 6 hours, the rats was sacrificed and
dissected for removing its gastric and measured by caliper and scoring. The
scoring results are analyzed using Shapiro Wilk test followed by Kruskal Wallis
test and Mann-Whitney test. Percentage (%) protection of guava ethanol extract
doses of 350, 700, and 1400 mg/kg BB is seen from the bleeding area
respectively there are 50,60%; 60.48%; 70.36%, and the amount of the bleeding
percent (%) protection respectively is 40.00%; 73.33%; 80.00%. The result of
this research can be concluded that the effective dose of guava ethanol extract is
350 mg/kg BB which can give activity as anti-ulcer with percentage of
protection bleeding area by 50,60% and amount of bleeding by 40,00 %.
Keywords : Peptic ulcer, guava , Psidium guajava Linn, acetosal, anti-ulcer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Negara Indonesia memiliki kekayaan tersendiri dalam pengobatan
tradisional, dari 30.000 spesies tumbuhan yang ada 7000 diantaranya merupakan
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat yang tersebar di seluruh daerah
(Sembiring dan Sismudjito, 2015).
Tukak lambung (peptic ulcer) merupakan salah satu masalah kesehatan
utama, baik dari segi morbiditas dan mortalitas. Peptic ulcer diakibatkan oleh
peningkatan sekresi asam dan pepsin di lambung, penurunan pertahanan mukosa
terhadap asam lambung, penggunaan jangka panjang obat golongan NSAID, dan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif seperti Helicobacter pylori.
Diperlukan terapi yang mampu mengontrol peptic ulcer seperti : membasmi
infeksi dari Helicobacter pylori, mengurangi sekresi asam lambung dengan H2-
antagonis reseptor, dan menyediakan agen atau obat yang mampu proteksi
mukosa lambung dari kerusakan (Raja and Sundar, 2012).
Penggunaan obat golongan NSAID sering dijumpai di Indonesia,
penggunaan jangka panjang obat golongan NSAID dapat menyebabkan efek
samping berupa gangguan saluran cerna seperti tukak dan pendarahan lambung
(Katzung,2012).
Jambu biji merupakan salah satu tumbuhan tropis yang secara empiris
digunakan oleh masyarakat sebagai obat. Tumbuhan ini termasuk dalam familia
Myrtaceae. Jambu biji memiliki beragam khasiat kesehatan seperti antidiare, anti
inflamasi, anti mutagenik, anti mikroba, dan analgesic (Wang et al, 2014).
Keseluruhan bagian dari tumbuhan jambu biji memiliki efek farmakologis yang
dapat berguna bagi kesehatan. Hanya saja kandungan zat aktif dan khasiatnya
berbeda-beda . Pada bagian daun terdapat senyawa kimia yaitu polifenol, karoten,
flavonoid, dan tanin. Flavonoid yang berkhasiat sebagai antibakteri dan juga
kandungan zat aktif lainnya yang memiliki aktivitas farmakologis seperti
antiinflamasi, anti-ulcer, analgesik, dan antioksidan (Das et al, 2008).
Pengembangan obat yang berasal dari tanaman untuk mengatasi peptic
ulcer, salah satu tanaman obat yang digunakan yaitu jambu biji, ekstrak etanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
daun jambu biji 200 mg/kg BB dan fraksi etil asetat daun jambu biji 200 mg/kg
BB mampu memberikan efek anti-ulcer dan antioksidan karena adanya
kandungan flavonoid yang memperbaiki mukosa lambung serta menghambat
radikal bebas (Jayakumari, et al, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Das, et al
(2008) bahwa ekstrak etanol daun jambu biji 200 mg/kg BB mampu memberikan
efek anti-ulcer pada lambung tikus yang diinduksi dengan asetosal 400 mg/kg BB
selama 7 hari, dapat menurunkan kadar pepsin dan asam serta meningkatkan
mukosa lambung.
Daun jambu biji mengandung senyawa seperti tanin, minyak atsiri, asam
ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin, dan
vitamin. Ekstrak kental daun jambu biji mengandung flavonoid, flavonoid total
tidak kurang dari 1,40% dihitung sebagai kuersetin (Depkes, 2008). Ekstrak daun
jambu biji mampu menghambat proses dari anti-ulcer dengan meningkatkan
sintesis prostaglandin. Prostaglandin mampu merangsang sintesis mukus sehingga
meningkatkan produksi mukus pada dinding lambung yang dapat mengurangi
ulkus (Das et al,2008).
Dalam penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas anti-ulcer ekstrak etanol
daun jambu biji dengan metode induksi asetosal secara per oral ke tikus. Metode
induksi asetosal dilakukan karena mudah dilaksanakan, objektif dan sederhana.
Asetosal dipilih sebagai penginduksi karena mekanisme kerja aspirin terutama
menekan produksi prostaglandin H2, prostaglandin E2 dan tromboksan A2 dengan
menghambat COX-1 (cyclo-oxygenase-1) yang berfungsi mensistesis
prostaglandin yang merupakan salah satu pertahanan mukosa lambung yang
kemudian akan menyebabkan iritasi lambung oleh asam karena adanya gangguan
pada mukosa lambung dengan berkurangnya sekresi mukus dan terhambatnya
proses pembentukan mukosa lambung sehingga menimbulkan tukak lambung
(Miladiyah,2012).
Metode ekstraksi yang digunakan pada ekstrak etanol daun jambu biji
adalah maserasi karena dapat diaplikasikan dengan penggunaan jumlah sampel
yang sedikit, proses mudah, dam alat yang digunakan sederhana (List dan
Schmidt, 2000). Pada penelitian ini digunakan pelarut etanol 96%, dimana etanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
96 % merupakan pelarut yang memiliki extractive power yang mampu
mengekstraksi senyawa dengan berat molekul rendah seperti alkohol, saponin, dan
flavonoid (Arifianti, dkk, 2014).
METODE PENELITIAN
Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam eksperimental murni rancangan acak
lengkap pola searah.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender, oven, alat-alat
gelas (erlenmeyer, cawan petri, cawan porselen, pipet tetes, gelas beaker, labu alas
bulat, gelas ukur, batang pengaduk), rotary evaporator, vakum, corong Buchner,
jangka sorong, spuit injeksi, sendok tanduk, neraca analitik, jarum pentul, lilin
bedah, gunting bedah, dan pinset. Bahan yang digunakan pada penelitian adalah
hewan uji tikus galur Wistar berumur 2-3 bulan dengan bobot 150-250 gram
dengan kondisi sehat yang diperoleh dari Laboratorium Hayati Imuno Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, daun jambu biji yang diperoleh dari halaman rumah
Bpk. Kuncoro belakang stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, asetosal yang
diperoleh dari PT. Brataco Yogyakarta sebagai penginduksi ulcer, CMC-Na 1%
sebagai pelarut asetosal dan ekstrak etanol daun jambu biji, larutan fisiologis
NaCl 0,9% sebagai pencuci lambung setelah pembedahan.
Penyiapan dan Determinasi
Daun jambu biji diperoleh dari halaman rumah Bpk. Kuncoro belakang
stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta pada bulan juli 2017. Daun jambu biji
dideterminasi terlebih dahulu di Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memastikan kebenaran tanaman yang
akan diteliti, apakah daun yang diambil peneliti merupakan daun jambu biji (
Psidium Guajava Linn.) (Lampiran 4.). Daun jambu biji yang telah diperoleh
kemudian di sortasi basah dengan dicuci bersih dibawah air mengalir, kemudian
daun jambu biji dijemur dibawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam selama
2 hari dan dilakukan pengeringan menggunakan oven dengan suhu 50-55oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
selama 3 hari untuk menghilangkan kadar air. Daun jambu biji yang telah kering
kemudian dilakukan penyerbukan dan pengayakan dengan ayakan 40 mesh
(Depkes RI, 1979).
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Ekstrak etanol daun jambu biji diperoleh dengan menimbang 100 gram
serbuk kering daun jambu biji yang dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml
yang terlindung dari cahaya dengan dibungkus menggunakan alluminium foil,
kemudian dilarutkan dengan 250 ml etanol 96%. Maserasi dilakukan selama 3
hari, kemudian divakum dengan corong Buchner, hingga didapatkan filtrat
maserasi, selanjutnya sisa ampas maserasi dimasukkan kembali ke dalam
erlenmeyer dalam volume yang sama untuk dilakukan remaserasi selama 1 hari.
Hasil remaserasi divakum dengan corong Buchner dan hasil filtrat maserasi dan
remaserasi disatukan, kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dan
oven hingga didapatkan ekstrak kental daun jambu biji dengan bobot tetap.
Dilakukan maserasi dan remaserasi untuk ketiga replikasi lainnya (Aspamufita
dan Yuliani, 2013).
Penentuan Peringkat Konsentrasi dan Dosis Ekstrak
Konsentrasi yang dibuat yaitu konsentrasi pekat dimana pada konsentrasi
tersebut ekstrak dapat mudah dimasukkan dan dikeluarkan dari spuit oral. Cara
pembuatannya dengan melarutkan sebanyak 8,75 gram ekstrak daun jambu biji
dalam labu takar 50 ml dengan pelarut yang sesuai yaitu CMC-Na 1%, sehingga
konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan sebesar 17,5% b/v atau 0,175 gram/ml atau
175 mg/ml. Penetapan peringkat dosis mengacu pada penelitian Das (2008)
menggunakan dosis 200 mg/kg BB yang diinduksi asetosal 400 mg/kg BB selama
7 hari. Penentuan dosis ekstrak disesuaikan untuk model penelitian selama 1 hari
dimana menggunakan dosis maksimal berdasarkan pada perhitungan dengan
bobot tikus terbesar 250 gram, konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium
guajava Linn.) yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari spuit oral yaitu
17,5% atau 175 mg/ml, serta volume pemberian oral pada tikus yaitu 2,0 ml,
maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BB x D = C x V
0,250 kg x D = 175 mg/ml x 2,0 ml 1400 mg/kg BB
Dosis tengah dan dosis terendah diperoleh dengan menurunkan dua kelipatan dari
dosis tertinggi, sehingga diperoleh dosis 700 mg/kg BB dan 350 mg/kg BB. Dosis
yang digunakan yaitu 1400 mg/kg BB, 700 mg/kg BB, 350 mg/kg BB.
Penentuan Dosis Asetosal
Sebanyak 2,5 gram asetosal ditimbang dan dilarutkan ke dalam 50 ml
larutan CMC-Na 1 % dalam labu takar 50 ml, sehingga didapatkan konsentrasi
asetosal 5 % b/v yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari spuit injeksi oral.
Penentuan dosis asetosal mengacu pada penelitian Das (2008) yang menggunakan
dosis 400 mg/kg BB selama 7 hari. Dosis yang digunakan disesuaikan untuk
model penelitian selama 1 hari dimana dosis yang digunakan adalah 500 mg/kg
BB dan dosis maksimal 1000 mg/kg BB.
Pengujian Efektivitas Anti-Ulcer
Penelitian yang dilakukan telah mendapat persetujuan dari Medical
Health Researh Ethics Committee (MHREC) Faculty of Medicine Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta (Lampiran 1.). Sebanyak 25 ekor tikus dibagi dalam 5
kelompok uji dengan masing-masing kelompok terdapat 5 ekor tikus. Kelompok 1
adalah kontrol negatif CMC-Na 1%, kelompok 2 adalah kontrol positif sukralfat,
dan kelompok 3-5 adalah ekstrak etanol daun jambu biji dengan dosis 350, 700,
1400 mg/kg BB. Pertama dipuasakan tikus selama 24 jam sebelum perlakuan
dengan hanya diberi air minum, dilakukan per oral CMC-Na 1%, sukralfat, dan
masing-masing tiga peringkat 350, 700, 1400 mg/kg BB dosis ekstrak etanol daun
jambu biji, ditunggu selama 30 menit, kemudian diinduksi dengan asetosal dosis
1000 mg/kg BB secara per oral pada masing-masing kelompok ditunggu selama 6
jam, setelah itu semua subjek uji pada masing-masing kelompok dikorbankan
dengan dislokasi leher dan dilakukan pembedahan untuk mengambil lambung
tikus yang kemudian dicuci dengan NaCl 0,9% untuk menghilangkan kotoran,
kemudian dilakukan perhitungan jumlah perdarahan dan luas area perdarahan
pada lambung tikus menggunakan jangka sorong. Jangka sorong yang digunakan
dalam penelitian telah dikalibrasi terlebih dahulu di Balai Besar Kulit, Karet dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Plastik Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi untuk memastikan akurasi, presisi,
dan kelayakan penggunaan dalam melakukan pengukuran (Lampiran 5.). Hasil
pengukuran jumlah perdarahan dan luas area perdarahan pada lambung tikus
kemudian di skoring area dan jumlah perdarahan.
Tabel I. Skoring luas area dan jumlah perdarahan
Skoring Luas Area Perdarahan Skoring Jumlah Perdarahan
Skor Makna Skor Makna
0 Tidak ada 0 Tidak ada
1 ≤ 1 mm 1 1-3 perdarahan
2 > 1 mm - ≤ 2 mm 2 4-7 perdarahan
3 > 2 mm 3 > 7 perdarahan
Skoring luas area dan jumlah perdarahan yang digunakan pada tabel
berdasarkan skoring yang didapatkan dari Arivumani (2013) yang telah
disesuaikan dari hasil orientasi atau uji pendahuluan. Hasil skoring luas area dan
jumlah perdarahan digunakan untuk menentukan kategori size yang mengacu pada
Schneiderman (2012) yaitu kategori petechiae ≤ 2 mm, purpura 2 mm- 1 cm,
ekomosis > 1 cm. Adanya aktivitas anti-ulcer dapat dilihat dari persen
perlindungan yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Jayakumari
(2012) dan telah disesuaikan dengan penelitian. Persen perlindungan yang
dihitung dengan rumus :
Persen (%) perlindungan =
x 100
Analisis Statistik
Analisis data dilakukan dengan Shapiro-Wilk yang berguna untuk
mengetahui distribusi data pada masing-masing kelompok perlakuan. Nilai
normal data akan ditunjukkan dengan nilai p > 0,05. Berdasarkan uji didapatkan
hasil bahwa 2 kelompok memiliki nilai tidak normal dengan memiliki nilai p <
0,05. Dilanjutkan di uji dengan Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95% dan
diperoleh nilai 0,002. Kemudian dilanjutkan dengan analisis Post Hoc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menggunakan uji Mann-Whitney untuk melihat keberbedaan bermakna data yang
didapat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Determinasi Tanaman Jambu Biji
Determinasi daun jambu biji dilakukan di Departemen Biologi Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Berdasarkan hasil dari
determinasi terbukti bahwa tanaman (daun) yang diuji adalah benar Psidium
guajava Linn dengan suku Myrtaceae (Lampiran 4.).
Penetapan Kadar Air Daun Jambu Biji
Penetapan kadar air serbuk kering daun jambu biji dilakukan di
Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Penetapan kadar air menggunakan metode gravimetri dengan alat
moisture balance yang dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam
serbuk. Syarat kadar air pada serbuk yang baik adalah memiliki kadar air kurang
dari 10% (Dirjen POM, 2014). Pada penetapan kadar air daun serbuk kering daun
jambu biji didapatkan hasil yang memenuhi syarat kadar air serbuk yang baik
yaitu 3,93 % (Lampiran 3.).
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Maserasi adalah metode ekstraksi simplisia dengan cara penarikan
simplisia yang dilakukan dengan merendam simplisia dalam cairan penyari
(Syamsuni, 2005) dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur kamar, sedangkan remaserasi adalah pengulangan penambahan pelarut
setelah dilakukan penyaringan filtrat pertama, dan seterusnya (Depkes, 2000).
Pengadukan dan pengocokan pada alat mechanical shaker bertujuan untuk
meningkatkan ekstraksi tanaman (Sarker dkk., 2006).
Selanjutnya tahap penyaringan menggunakan vakum dan corong Buchner
yang kemudian di uapkan menggunakan rotary evaporator dan oven hingga
didapatkan ekstrak kental dan bobot tetap. Penggunaan etanol 96 % sebagai
penyari mengacu Arifianti dkk. (2014) dimana etanol 96 % merupakan pelarut
yang memiliki extractive power yang mampu mengekstraksi senyawa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
berat molekul rendah seperti alkohol, saponin, dan flavonoid. Hasil ekstrak yang
didapatkan yaitu 43,05 gram. Ekstrak kental diperoleh dengan rendemen sebesar
42,22 %.
Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk menetapkan dosis asetosal yang
optimal memberikan efek ulcer pada lambung tikus sebelum melakukan uji efek
anti-ulcer ekstrak etanol daun jambu biji. Asetosal merupakan salah satu obat
golongan NSAID yang memiliki efek analgesik dan antiplatelet. mekanisme kerja
aspirin terutama menekan produksi prostaglandin H2, prostaglandin E2 dan
tromboksan A2 dengan menghambat COX-1 (cyclo-oxygenase-1) yang berfungsi
mensistesis prostaglandin yang merupakan salah satu pertahanan mukosa lambung
yang kemudian akan menyebabkan iritasi lambung oleh asam karena adanya
gangguan pada mukosa lambung dengan berkurangnya sekresi mukus dan
terhambatnya proses pembentukan mukosa lambung sehingga menimbulkan tukak
lambung (Miladiyah,2012).
Konsentrasi asetosal yang digunakan pada uji pendahuluan adalah 5%
dengan dosis terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok dosis 500 mg/kg BB dan
kelompok dosis 1000 mg/kg BB. Tikus yang digunakan pada masing-masing
kelompok sebanyak 3 ekor telah dipuasakan 24 jam sebelum perlakuan. Asetosal
diinjeksikan secara per oral pada masing-masing tikus kemudian ditunggu selama
6 jam untuk melihat mekanisme aspirin dalam membentuk ulcer. Tikus
dikorbankan dan dibedah untuk diambil lambung dan dilakukan pengukuran
jumlah perdarahan dan luas area perdarahan dengan jangka sorong. Hasil uji
pendahuluan induksi asetosal dapat dilihat pada gambar 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(A) (B)
(C) (D)
Gambar 1. Uji pendahuluan jumlah perdarahan dengan induksi asetosal
kelompok dosis 500 mg/kg BB pada tikus (A) dan (B). Uji
pendahuluan jumlah pendarahan dengan induksi asetosal kelompok
dosis 1000 mg/kg BB pada tikus (C) dan (D)
Gambar 2. Jumlah perdarahan dan luas area perdarahan induksi asetosal
kelompok dosis 500 mg/kg BB dan kelompok dosis 1000 mg/kg BB
(n = 3 ekor tikus betina Galur Wistar)
Hasil pengukuran jumlah perdarahan dan luas area perdarahan
menggunakan jangka sorong dapat dilihat pada gambar 2. Pada kelompok dosis
500 mg/kg BB memiliki luas area dengan skoring 1.3 (petechiae) dan jumlah
pendarahan dengan skoring 2 (titik pendarahan 4-7) sedangkan pada kelompok
dosis 1000 mg/kg BB memiliki skoring lebih besar dengan skoring luas area 2
2
3
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
luas area jumlah
500 mg/kgBB 1000 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(purpura) dan jumlah pendarahan 3 (titik pendarahan >7). Sehingga pengujian
aktivitas anti-ulcer pada lambung tikus menggunakan induksi asetosal dosis 1000
mg/kg BB yang dapat menimbulkan pendarahan kategori purpura dalam sekali
pemberian.
Uji Aktivitas Anti-Ulcer Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Pengujian aktivitas anti-ulcer dilakukan untuk mengetahui aktivitas anti-
ulcer dan persen (%) perlindungan lambung tikus ekstrak etanol daun jambu biji.
Hewan uji yang digunakan adalah tikus betina galur Wistar berumur 2-3 bulan
dengan bobot 150-250 gram. Hal ini bertujuan untuk memperkecil variasi biologis
antar hewan uji sehingga dapat memberikan respon yang relatif seragam. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan pengukuran jumlah
perdarahan dan luas area perdarahan dengan jangka sorong pada tikus yang di
berikan ekstrak etanol daun jambu biji dan diinduksi asetosal selang 30 menit, dan
pembedahan setelah 6 jam. Kontrol negatif menggunakan CMC-Na yang
merupakan pelarut ekstrak dan asetosal untuk melihat apakah CMC-Na sebagai
pelarut memberikan pengaruh terhadap efek anti-ulcer. Kontrol positif sukralfat
digunakan sebagai kontrol pembanding dimana sukralfat membentuk gel yang
kental dan lengket yang melekat kuat pada sel-sel epitel dan jaringan ulserasi yang
melindungi dari faktor agresif seperti asam dan pepsin dengan stimulasi produksi
prostaglandin dan faktor pertumbuhan epidermal (Alldredge et al. 2013).
Hasil Pengujian Efek Anti-Ulcer Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Kemampuan perlindungan ekstrak etanol daun jambu biji dilihat dari
skoring jumlah perdarahan, luas area perdarahan dan persen (%) perlindungan.
Aktivitas ekstrak etanol daun jambu biji sebagai anti-ulcer diharapkan memiliki
skoring jumlah perdarahan dan luas area perdarahan yang kecil dan berbeda
bermakna secara statistik dengan kontrol negatif. Pada gambar 3. ditunjukkan
adanya jumlah perdarahan dan luas area perdarahan pada lima kelompok
perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(A) (B) (C)
(D) (E)
Gambar 3. Lambung tikus yang diinduksi asetosal dosis 1000 mg/kg BB dengan
pemberian CMC-Na 1%, sukralfat, dan ekstrak etanol daun jambu biji
350, 700, 1400 mg/kg BB. (A) Lambung tikus kelompok kontrol
negatif (CMC-Na 1%), (B) Lambung tikus kelompok kontrol positif
(sukralfat), (C) lambung tikus kelompok ekstrak etanol daun jambu
biji dosis 350 mg/kg BB, (D) lambung tikus kelompok ekstrak etanol
daun jambu biji dosis 700 mg/kg BB, (E) lambung tikus kelompok
ekstrak etanol daun jambu biji dosis 1400 mg/kg BB
Pengukuran dilakukan menggunakan jangka sorong digital untuk
mengukur luas area dan jumlah perdarahan untuk mendapatkan hasil skoring dan
dilakukan uji statistik. Hasil skoring jumlah perdarahan dan luas area perdarahan
di rerata tiap kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan masing-masing
kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dosis 350 mg/kg BB, 700 mg/kg BB,
dan 1400 mg/kg BB. Grafik rata-rata jumlah dan luas area perdarahan dapat
dilihat pada grafik berikut. Pada gambar 4 dan gambar 5 dapat dilihat nilai rata-
rata skoring luas area perdarahan dan jumlah perdarahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 4. Rata-rata skoring luas area perdarahan perkelompok yang diinduksi
asetosal
Gambar 5. Rata-rata skoring jumlah perdarahan perkelompok yang diinduksi
asetosal.
Kemudian dilakukan uji Mann-Whitney untuk melihat keberbeda
bermaknaan antar kelompok yang dilihat pada Tabel II dan Tabel III.
2.02
0.40
1.00 0.80 0.60
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
Kontrol CMC Kontrol Sukralfat Ekstrak EtanolDaun Jambu Biji
Dosis 350mg/kgBB
Ekstrak EtanolDaun Jambu Biji
Dosis 700mg/kgBB
Ekstrak EtanolDaun Jambu BIji
Dosis 1400mg/kgBB
Luas
Are
a P
erd
arah
an (
mm
2 )
Kelompok Perlakuan
3.00
0.40 1.80
0.80 0.60 0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
Kontrol CMC Kontrol Sukralfat Ekstrak EtanolDaun Jambu Biji
Dosis 350mg/kgBB
Ekstrak EtanolDaun Jambu Biji
Dosis 700mg/kgBB
Ekstrak EtanolDaun Jambu Biji
Dosis 1400mg/kgBB
Jum
lah
Per
dar
ahan
Kelompok Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel II. Hasil luas area perdarahan lambung tikus pada masing-masing
kelompok berdasarkan uji Mann-Whitney. (I) Lambung tikus
kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%), (II) Lambung tikus
kelompok kontrol positif (sukralfat), (III) lambung tikus kelompok
ekstrak etanol daun jambu biji dosis 350 mg/kg BB, (IV) lambung
tikus kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dosis 700 mg/kg BB,
(V) lambung tikus kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dosis
1400 mg/kg BB
Kelompok I II III IV V
I - BB BB BB BB
II BB - BB BTB BTB
III BB BB - BTB BTB
IV BB BTB BTB - BTB
V BB BTB BTB BTB -
Tabel III. Hasil jumlah perdarahan lambung tikus pada masing-masing kelompok
berdasarkan uji Mann-Whitney. (I) Lambung tikus kelompok kontrol
negatif (CMC-Na 1%), (II) Lambung tikus kelompok kontrol positif
(sukralfat), (III) lambung tikus kelompok ekstrak etanol daun jambu biji
dosis 350 mg/kg BB, (IV) lambung tikus kelompok ekstrak etanol daun
jambu biji dosis 700 mg/kg BB, (V) lambung tikus kelompok ekstrak
etanol daun jambu biji dosis 1400 mg/kg BB
Kelompok I II III IV V
I - BB BB BB BB
II BB - BB BTB BTB
III BB BB - BB BB
IV BB BTB BB - BTB
V BB BTB BB BTB -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel IV. Persen (%) perlindungan luas area dan jumlah perdarahan pada masing-
masing kelompok
Nama Kelompok % perlindungan luas area
perdarahan
% perlindungan jumlah
perdarahan
CMC-Na 2% 0 0
Sukralfat 80,24 % 86,66 %
Dosis 350 mg/kg BB 50,60 % 40,00 %
Dosis 700 mg/kg BB 60,48 % 73,33 %
Dosis 1400 mg/kg BB 70,36 % 80,00 %
Pada gambar 3. Dapat dilihat organ lambung kelima kelompok, pada
lambung kontrol negatif organ lambung terdapat banyak titik perdarahan dengan
luas area yang besar, pada organ lambung kelompok kontrol positif didapatkan
berupa titik-titik kecil perdarahan, sedangkan pada ketiga kelompok peringkat
dosis memiliki titik-titik perdarahan dan luas area yang lebih sedikit dan kecil
dibanding kelompok kontrol negatif sehingga ekstrak etanol daun jambu biji dapat
memberikan perlindungan terhadap mukosa lambung setelah diinduksi asetosal
5% dosis 1000 mg/kg BB.
Pada gambar 4. dapat diketahui rata-rata skoring luas area perdarahan
pada masing-masing kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan kontrol
negatif (CMC-Na 1%) memiliki skoring 2,02 mm yang masuk ke dalam kategori
size purpura, sedangkan pada kelompok kontrol positif (sukralfat), kelompok
ekstrak etanol daun jambu biji dosis 350, 700, dan 1400 mg/kg BB memiliki
skoring masing-masing 0,40; 1,00; 0,80; dan 0,60 mm yang masuk dalam kategori
size petechiae.
Pada gambar 5. dapat diketahui rata-rata skoring berdasarkan jumlah
perdarahan. Pada kelompok kontrol negatif ( CMC-Na 1%) menghasilkan
perdarahan dengan rata-rata skor 3,00 ( >7 titik ), pada kelompok kontrol positif
(sukralfat) memiliki skor rata-rata perdarahan sebesar 0,40 ( 1-3 titik ), pada
ekstrak etanol daun jambu biji dosis 350 mg/kg BB memiliki skor rata-rata
perdarahan sebesar 1,80 (4-7 titik), sedangkan pada ekstrak etanol daun jambu biji
dosis 700 dan 1400 mg/kg BB masing-masing memiliki skor rata-rata perdarahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
0,80 dan 0,60 ( 1-3 titik ). Berdasarkan hasil skoring rata-rata luas area dan jumlah
perdarahan pada gambar 4 dan gambar 5 menjelaskan bahwa pada kelompok
kontrol negatif memiliki rata-rata skoring lebih besar dibanding kelompok
perlakuan lainnya, hal ini membuktikan bahwa kontrol negatif ( CMC-Na 1% )
tidak memiliki aktivitas anti-tukak lambung ( Jayakumari, 2012).
Kelompok kontrol positif ( sukralfat ) memiliki rata-rata skoring luas
area dan jumlah perdarahan paling kecil, hal ini membuktikan bahwa metode dan
cara kerja yang digunakan pada penelitian sudah benar. Berdasarkan hasil uji
Mann-Whitney pada tabel II dan tabel III kelompok kontrol positif (sukralfat)
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%) memiliki hasil
yang berbeda bermakna (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok
kontrol positif memiliki aktivitas anti-tukak lambung yang berbeda signifikan,
dimana efek anti-tukak lambung kontrol positif lebih besar karena memiliki rata-
rata skoring luas area dan jumlah perdarahan yang lebih kecil. Kelompok ekstrak
etanol daun jambu biji dosis 350, 700, 1400 mg/kg BB dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%) memiliki hasil yang berbeda bermakna
(p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa ketiga kelompok dosis ekstrak etanol daun
jambu biji memiliki perbedaan signifikan dalam memberikan efek anti-tukak
lambung karena memiliki rata-rata skoring luas area dan jumlah perdarahan yang
lebih kecil dibanding kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%). Pada kelompok
ekstrak etanol daun jambu biji dosis 350 mg/kg BB dibandingkan dengan
kelompok kontrol positif memiliki hasil berbeda bermakna (p<0,05) yang artinya
terdapat perbedaan signifikan dalam memberikan efek sebagai anti-ulcer dalam
mengurangi luas area dan jumlah perdarahan. Selanjutnya kelompok ekstrak
etanol daun jambu biji dosis 700 dan 1400 mg/kg BB dibandingkan dengan
kelompok kontrol positif memiliki hasil berbeda tidak bermakna (p>0,05) yang
artinya memiliki perbedaan yang tidak signifikan dalam memberikan efek anti-
ulcer pada lambung tikus yang diinduksi asetosal 1000 mg/kg BB.
Berdasarkan tabel II kelompok dosis 350 mg/kg BB dibandingkan
dengan kelompok dosis 700 dan 1400 mg/kg BB memiliki hasil berbeda tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan dosis memiliki perbedaan
yang tidak signifikan sebagai anti-tukak lambung dalam mengurangi luas area.
Berdasarkan tabel III kelompok dosis 350 mg/kg BB dibandingkan dengan
kelompok dosis 700 dan 1400 mg/kg BB memiliki hasil berbeda bermakna
(p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan signifikan sebagai anti-tukak lambung
dalam mengurangi jumlah perdarahan. Berdasarkan tabel II dan tabel III
kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dosis 700 mg/kg BB dibandingkan
dengan kelompok ekstrak etanol daun jambu biji dosis 1400 mg/kg BB memiliki
hasil berbeda tidak bermakna, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan dosis 2
kali lipat terdapat perbedaan yang tidak signifikan sebagai anti-tukak lambung
dalam mengurangi luas area dan jumlah perdarahan.
Berdasarkan tabel IV dapat dilihat persen perlindungan luas area dan
jumlah perdarahan tiap kelompok perlakuan. Persen (%) perlindungan digunakan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan senyawa uji dalam menurunkan
luas area dan jumlah perdarahan lambung tikus yang dibandingkan dengan kontrol
negatif (CMC-Na 1%). Dari hasil yang didapatkan ekstrak etanol daun jambu biji
dosis 350, 700, dan 1400 mg/kg BB menunjukkan kemampuan dan aktivitas
sebagai anti-ulcer, dimana peringkat dosis terkecil sudah mampu memberikan
aktivitas sebagai anti-ulcer yang dilihat dari persen (%) perlindungan. Kelompok
dosis 700 dan 1400 mg/kg BB mampu memberikan efek anti-tukak lambung yang
hampir sama dengan kelompok kontrol positif (sukralfat).
Aktivitas anti-ulcer ekstrak etanol daun jambu biji dan dosis ekstrak
etanol yang efektif dilihat dari kemampuan perlindungan terhadap mukosa
lambung tikus yang diinduksi dengan asetosal 5% secara peroral. Senyawa
flavonoid (quersetin) merupakan salah satu metabolit yang terkandung dalam
daun jambu biji yang diyakini memiliki aktivitas menghambat proses
terbentuknya ulcer dengan menstimulasi COX-1 untuk meningkatkan sekresi
prostaglandin yang akan meningkatkan sekresi mukus dan aliran darah ke mukosa
lambung dan mengurangi sekresi asam dan pepsin (Das, 2008). Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan dan jumlah senyawa kimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan senyawa aktif lainnya pada daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) yang
dapat memberikan efek farmakologis ke lambung tikus yang diinduksi asetosal.
Pada gambar 6. memperlihatkan mekanisme dari senyawa flavonoid sebagai anti
tukak lambung dengan menstimulasi COX-1 untuk meningkatkan sekresi
prostaglandin yang akan meningkatkan pertahanan lambung dan mengurangi
sekresi asam dan pepsin.
Pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis efektif. Dosis
efektif adalah dosis terkecil yang mampu memberikan efek anti-ulcer pada
lambung tikus yang terinduksi asetosal 5 % dosis 1000 mg/kg BB. pada penelitian
ini efek anti-ulcer lambung dilihat dari penurunan luas area dan jumlah
perdarahan yang dibandingkan dengan kontrol negatif CMC-Na 1% serta nilai
persen (%) perlindungan yang semakin tinggi dibandingkan dengan kontrol positif
(sukralfat). Pada penelitian dari hasil statistik dan hasil persen (%) perlindungan
dosis terkecil 350 mg/kg BB dibandingkan kelompok kontrol negatif ( CMC-Na
1%) memiliki hasil berbeda bermakna (p<0,05) yang diartikan bahwa ekstrak
etanol daun jambu biji 350 mg/kg BB memiliki efek anti-tukak lambung yang
terinduksi asetosal 1000 mg/kg BB dan dengan terkecil 350 mg/kg BB sudah
dapat memberikan persen (%) perlindungan pada luas area dan jumlah perdarahan
sebesar 50,60 % dan 40,00%. Sehingga dosis efektif yang dipilih yaitu ekstrak
etanol daun jambu biji dosis 350 mg/kg BB.
Gambar 6. Skema mekanisme perlindungan senyawa flavonoid pada lambung
terinduksi asetosal (Das, 2008). Keterangan : menstimulasi , dan
menghambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
KESIMPULAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan ekstrak etanol daun jambu biji
mempunyai aktivitas anti-ulcer lambung yang terinduksi asetosal. Dosis ekstrak
etanol daun jambu biji yang efektif adalah 350 mg/kg BB mempunyai aktivitas
sebagai anti-ulcer lambung terinduksi asetosal 1000 mg/kg BB.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan dan
jumlah senyawa kimia dan senyawa aktif lainnya pada daun jambu biji (Psidium
guajava Linn.) yang dapat memberikan efek farmakologis ke lambung tikus yang
diinduksi asetosal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
DAFTAR PUSTAKA
Arifianti, L., Oktarina, R.D., Kusumawati, I., 2014. Pengaruh Jenis Pelarut
Pengektraksi Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun
Orthosiphon stamineus Benth, E-Journal Planta Husada, 2 (1), 1-4.
Arivumani, Velpandean, Banumathi, Ayyasamy, Kumar, 2013. Anti-Ulcer
Activity of Pisonia Aculeate on Pylorus Ligation Induced Gastric ulcer in
Rats. International Journal of Pharmacy & Life Science, 4 (3), 2440-
2443.
Aspamufita, N., dan Yuliani, S., 2013. Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Memori Spasial Tikus Model
Demensia yang Diinduksi Trimethyltin. Pharmaciana, 3 (2), 57-62.
Das, S., Duta, S., and Deka, S., 2008. A Study of the Anti-Ulcer of the Ethanolic
Extract of the Leaves of Psidium guajava on Experimental Animal
Models. The Internet Journal of Pharmacology, 7 (1).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Materia Medika Indonesia.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 63-68.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Farmakope Herbal Indonesia.
Edisi I, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 29-32.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 2014. Farmakope Indonesia.
Edisi V, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Fugit, R.V., Berardi, R.R., 2013. Upper Gastrointestinal Disorders. In : Alldredge,
B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A.,
Kradjan, W.A., Williams, B.R., Koda-Kimble & Young’s Applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Therapeutics The Clinical Use of Drugs. Tenth Edition, USA : Lippincott
Williams & Wilkins, 667.
Jayakumari, S., Anbu, J., Ravichandiran, V., Anjana, A., Kumar, G. M. S., and
Singh, M., 2012. Antiulcerogenic and Free Radical Scavenging Activity
of Flavonoid Fraction of Psidium guajava Linn Leaves. International
Journal Pharmaceutical Pharmacy Science. 4 (1), 170-174.
Katzung, B. G., Masters, S. B., and Trevor, A. J., 2012. Basic and Clinical
Pharmacology. eds 12. New York : McGraw-Hill, 635.
List, P.H., Schmidt, P.C., 2000. Phytopharmaceutical technology, USA : CRC
Press, 107-109.
Miladiyah, I., 2012. Therapeutic Drug Monitoring (TDM) Pada Penggunaan
Aspirin Sebagai Antireumatik, 4(2), 210-226.
Raja, N. R. L., and Sundar, K., 2012. Psidium guajava Linn Confers
Gastroprotective Effects on Rats. European Review for Medical and
Pharmacological Sciences. 16, 151-156.
Saifudin, A., 2014. Senyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep, dan
Teknik Pemurnian.
Sarker, S.D., Latif, Z., and Gray, A.I., 2006. Natural Products Isolation. Edisi 2,
New Jersey : Humana Press Incorporation, 32.
Sembiring, S., dan Sismudjito, 2015. Pengetahuan dan Pemanfaatan Metode
Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Desa Suka Nalu Kecamatan
Barus Jahe. Perspektif Sosiologi, 3(1), 1.
Schneiderman, P.I., 2012. Chapter 121 The Vascular Purpuras. Free Medical
Textbook, https : //medtextfree.wordpress.com/2012/02/09/chapter-121-
the-vascular-purpuras/ diakses pada tanggal 9 Agustus 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Syamsuni, 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : ECG, 36-
39.
Wang, F., Chen, Y., Zhang, Y., Deng, G., Zou, Z., Li, A., Xu, D., and Li, H.,
2014. Chemical Components and Bioactivities of Psidium guajava.
International Journal of Food Nutrition and Safety, 5(2), 98-114.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 2. Daun Jambu Biji dan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 3. Surat Pengujian Kadar Air Tanaman Daun jambu Biji (Psidium
guajava Linn.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 4. Surat Determinasi Tanaman Daun jambu Biji (Psidium guajava
Linn.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 5. Surat Kalibrasi Jangka Sorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 6. Hasil Uji Orientasi
Tikus 1 Tikus 2
Tikus 3
Lampiran 7. Lambung Tikus Kelompok Kontrol Negatif (CMC-Na 1%)
Tikus 1 Tikus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tikus 3 Tikus 4
Tikus 5
Lampiran 8. Lambung Tikus Kelompok Kontrol Positif (Sukralfat)
Tikus 1 Tikus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tikus 3 Tikus 4
Tikus 5
Lampiran 9. Lambung Tikus Kelompok Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Dosis 350 mg/kg BB
Tikus 1 Tikus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tikus 3 Tikus 4
Tikus 5
Lampiran 10. Lambung Tikus Kelompok Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Dosis 700 mg/kg BB
Tikus 1 Tikus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tikus 3 Tikus 4
Tikus 5
Lampiran 11. Lambung Tikus Kelompok Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Dosis 1400 mg/kg BB
Tikus 1 Tikus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tikus 3 Tikus 4
Tikus 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 12. Data Skoring Masing-Masing Kelompok Perlakuan
Kontrol CMC
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 2,00 3 Petechiae
2 2,16 3 Petechiae
3 2,04 3 Petechiae
4 2,00 3 Petechiae
5 1,92 3 Petechiae
Rata-rata perkelompok
± SD
2,02±0,08 3±0 Petechiae
Kontrol Sukralfat
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 0 0 0
2 1 1 Petechiae
3 0 0 0
4 1 1 Petechiae
5 0 0 0
Rata-rata perkelompok
± SD
0,40±0,54 0,40±0,54 Petechiae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji 350 mg/kgBB
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 1,00 1 Petechiae
2 1,08 3 Petechiae
3 1,00 1 Petechiae
4 1,00 2 Petechiae
5 1,00 2 Petechiae
Rata-rata perkelompok
± SD
1,01±0,03 1,80±0,83 Petechiae
Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji 700 mg/kgBB
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 0 0 0
2 1,00 1 Petechiae
3 1,00 1 Petechiae
4 1,00 1 Petechiae
5 1,00 1 Petechiae
Rata-rata perkelompok
± SD
0,80±0,44 0,80±0,44 Petechiae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji 1400 mg/kgBB
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 1,00 1 Petechiae
2 0 0 0
3 0 0 0
4 1,00 1 Petechiae
5 1,00 1 Petechiae
Rata-rata perkelompok
± SD
0,60±0,54 0,60±0,54 Petechiae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 13. Surat Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas Luas Area Perdarahan dengan Uji
Shapiro-Wilk
Tests of Normality
VAR00001
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
VAR00002 CMC-Na 1% .228 5 .200* .932 5 .607
sukralfat .367 5 .026 .684 5 .006
350 mg/kg BB .473 5 .001 .552 5 .000
700 mg/kg BB .473 5 .001 .552 5 .000
1400 mg/kg BB .367 5 .026 .684 5 .006
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 15. Hasil Uji Normalitas Jumlah Perdarahan dengan Uji Shapiro-
Wilk
Tests of Normalitya
VAR00001
Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
VAR00002 Sukralfat .367 5 .026 .684 5 .006
350 mg/kg BB .231 5 .200* .881 5 .314
700 mg/kg BB .473 5 .001 .552 5 .000
1400 mg/kg BB .367 5 .026 .684 5 .006
*. This is a lower bound of the true significance.
a. VAR00002 is constant when VAR00001 = 1. It has been omitted.
b. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 16. Hasil Uji Luas Area Perdarahan dengan Uji Kruskal-Wallis
dan Post Hoc Mann-Whitney
Test Statisticsa,b
VAR00002
Chi-Square 17.441
df 4
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
VAR00001
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
Sukralfat 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
350 mg/kg BB 5 3.00 15.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
700 mg/kg BB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.703
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
1400 mg/kg BB 5 3.00 15.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 3.80 19.00
350 mg/kg BB 5 7.20 36.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 4.000
Wilcoxon W 19.000
Z -2.032
Asymp. Sig. (2-tailed) .042
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .095b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 4.50 22.50
700 mg/kg BB 5 6.50 32.50
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 7.500
Wilcoxon W 22.500
Z -1.225
Asymp. Sig. (2-tailed) .221
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .310b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 5.00 25.00
1400 mg/kg BB 5 6.00 30.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.600
Asymp. Sig. (2-tailed) .549
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 350 mg/kg BB 5 6.40 32.00
700 mg/kg BB 5 4.60 23.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 8.000
Wilcoxon W 23.000
Z -1.342
Asymp. Sig. (2-tailed) .180
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .421b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 350 mg/kg BB 5 6.80 34.00
1400 mg/kg BB 5 4.20 21.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 6.000
Wilcoxon W 21.000
Z -1.678
Asymp. Sig. (2-tailed) .093
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .222b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 700 mg/kg BB 5 6.00 30.00
1400 mg/kg BB 5 5.00 25.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.655
Asymp. Sig. (2-tailed) .513
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 17. Hasil Uji Jumlah Perdarahan dengan Uji Kruskal-Wallis dan
Post Hoc Mann-Whitney
Test Statisticsa,b
VAR00002
Chi-Square 17.441
df 4
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
VAR00001
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
Sukralfat 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.835
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 7.50 37.50
350 mg/kg BB 5 3.50 17.50
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 2.500
Wilcoxon W 17.500
Z -2.372
Asymp. Sig. (2-tailed) .018
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
700 mg/kg BB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.887
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
1400 mg/kg BB 5 3.00 15.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.835
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 3.40 17.00
350 mg/kg BB 5 7.60 38.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 2.000
Wilcoxon W 17.000
Z -2.300
Asymp. Sig. (2-tailed) .021
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 4.50 22.50
700 mg/kg BB 5 6.50 32.50
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 7.500
Wilcoxon W 22.500
Z -1.225
Asymp. Sig. (2-tailed) .221
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .310b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 sukralfat 5 5.00 25.00
1400 mg/kg BB 5 6.00 30.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.600
Asymp. Sig. (2-tailed) .549
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 350 mg/kg BB 5 7.20 36.00
700 mg/kg BB 5 3.80 19.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 4.000
Wilcoxon W 19.000
Z -2.008
Asymp. Sig. (2-tailed) .045
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .095b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 350 mg/kg BB 5 7.40 37.00
1400 mg/kg BB 5 3.60 18.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 18.000
Z -2.132
Asymp. Sig. (2-tailed) .033
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .056b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 700 mg/kg BB 5 6.00 30.00
1400 mg/kg BB 5 5.00 25.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.655
Asymp. Sig. (2-tailed) .513
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Biografi Penulis
Penulis skripsi dengan judul “Uji Anti-Tukak
Lambung Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium
guajava Linn.) Pada Tikus Wistar Yang Terinduksi
Asetosal” memiliki nama lengkap Christio Rafelix Putra,
merupakan anak pertama dari pasangan Effendi Muharram
dan Natalia. Penulis dilahirkan di Sei Pinyuh pada tanggal
7 Mei 1996. Pendidikan formal yang telah ditempuh yaitu
mengawali masa pendidikannya di SDN 71 Pontianak (2002-2008), kemudian
melanjutkan pendidikan di SMPN 16 Pontianak (2008-2011). Pendidikan Sekolah
Menengah Atas ditempuh di SMA Santo Paulus Pontianak (2011-2014). Penulis
kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2014 di Fakultas Farmasi.
Semasa kuliah penulis cukup aktif dalam kegiatan fakultas, khususnya
pada UKF futsal dan voli, penulis menjadi anggota aktif (2014-2015). Penulis
pernah menjadi koordinator divisi konsumsi dalam kegiatan Pharmacy
Performance 2016 dan koordinator divisi keamanan dalam kegiatan PEPTIDA
2016. Penulis juga pernah menjadi peserta beberapa seminar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI