udsunscreen

14
JURNAL PRAKTIKUM FORMULASI KOSMETIKA Hari / Tanggal Praktikum : RABU / Golongan / Kelompok : U / D Materi : Sunscreen (Alami) Asisten : Bu Farida Anggota Kelompok : Inggrid Valentina / 2443012216 Priska Rosalia / 2443012221 Uka Kurnia C. / 2443012241 Maria Elvina Leki / 2443012250 I. Nama Sediaan Kosmetika : Sunscreen “Alami” II. Tujuan Pemakaian : Untuk melindungi dan menjaga kelembapan kulit (Harry’s Cosmeticology ed 7, p.71) III. Karakteristik Sediaan : 1. Mudah digunakan 2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan 3. Bahan aktif kompatibel dengan bahan tambahan lain. 4. Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003).

Upload: steviniaashika

Post on 25-Sep-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

UDSunscreen

TRANSCRIPT

  • JURNAL PRAKTIKUM FORMULASI KOSMETIKA

    Hari / Tanggal Praktikum : RABU /

    Golongan / Kelompok : U / D

    Materi : Sunscreen (Alami)

    Asisten : Bu Farida

    Anggota Kelompok : Inggrid Valentina / 2443012216

    Priska Rosalia / 2443012221

    Uka Kurnia C. / 2443012241

    Maria Elvina Leki / 2443012250

    I. Nama Sediaan Kosmetika : Sunscreen Alami

    II. Tujuan Pemakaian : Untuk melindungi dan menjaga kelembapan kulit (Harrys Cosmeticology ed 7, p.71)

    III. Karakteristik Sediaan :

    1. Mudah digunakan

    2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan

    3. Bahan aktif kompatibel dengan bahan tambahan lain.

    4. Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003).

  • IV. Rancangan Modifikasi Formula

    Formula

    Formula standar

    Harrys cosmeticology 7 th page 254

    Pembanding

    Sunscreen cream latulipe (SPF 24)

    Modifikasi

    Kosnsentrasi

    Nama bahan Fungsi Konsentrasi Nama bahan Fungsi Nama bahan Fungsi

    Sunscreen ect UV Protector sunlight Qs Ekstrak aloe vera Antioksidan

    10 %

    Glyceryl monostearate

    (HPE 6th, p.290)

    Emulsifying agent

    16% Glyceryl monostearate Emulsifying agent 16%

    Cetyl alcohol

    (HPE 6th, p.155)

    Emulsifying agent;

    Stiffening

    1% Cetyl alcohol Emulsifying agent,

    stiffening agent

    Cetyl alcohol Emulsifying agent,

    stiffening agent

    1%

    Mineral oil

    (HPE 6th, p.446)

    Emollient 10% Mineral oil Emollient Mineral oil

    Emollient 10%

    Seasami oli

    (HPE 6th, p.614)

    Emollient 10%

    Seasami oli Emollient 10%

    Glycerin

    (HPE 6th, p.283)

    Humectant 7% Glycerin Humectant 7%

    Antioxidant Antioksidan q.s Preservative Pengawet q.s

    Perfume Pewangi q.s

    Water Solvent ad 100 Water Solvent Water Solvent ad 100

    Ethylhexyl methoxy

    cinnamate

    UV-B absorber

    Butyl

    methoxydibenzoylmethane

    Sunscreen agent

    Titanium dioxide

    Benzophenone-3

    Dimethicone Water-repelling agent Dimethicone Water-repelling agent 1%

    Cl 77491 (iron oxide red)

    Colouring

    Cl 77492 (iron oxide yellow)

    Paraffin Stiffening agent

    Sodium lauryl sulfate Anionic surfactant

    Vp/Eicosene copolymer Pembuat lapisan film

    Triethoxycaprylylsilane

    Zinc-oxide

    UV-A Sunblock

    Diazolidinyl urea

    Preservative Methyl paraben Methyl paraben Preservative 0,18%

    Propyl paraben Propyl paraben 0,02%

    Bentuk sediaan dasar : Cream

    Tipe emulsi : o/w

    Alasan/HLB :

    Glyceryl monostearat = 5,6

    Bentuk sediaan dasar : Cream

    Tipe emulsi : o/w

    Alasan/HLB : cream yang digunakan memiliki

    kriteria mudah tercucikan air sehingga masuk ke

    Bentuk sediaan dasar : Cream

    Tipe emulsi : o/w

    Alasan/HLB :

    Glyceryl monostearat = 5,5

  • Setil alkohol = 0,4

    Sesami oil = 1,9

    Mineral oil = 2,7

    Total HLB butuh = 10,6 (Formula standar merupakan tipe

    emulsi O/W)

    dalam tipe emulsi oil in water. HLB tidak dapat

    dihitung karena tidak diketahui konsentrasi dari

    masing-masing bahan.

    Setil alkohol = 0,4

    Sesami oil = 1,8

    Mineral oil = 2,6

    Dimethicone = 0,1

    Total HLB butuh = 10,4 (Formula modifikasi merupakan

    tipe emulsi O/W) PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI

    Modifikasi bahan aktif : sunscreen agent

    Nama bahan aktif : ekstrak aloe vera

    Alasan :

    1. Pengembangan tabir surya dengan menggunakan bahan alam karena lebih muda diterima oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya pemikiran

    bahwa penggunaan bahan alam lebih aman digunakan dan mempunyai

    efek samping yang relatif sedikit (Liony, B., 2014).

    2. Beberapa tanaman yang mempunyai manfaat sebagai antioksidan juga diketahui mempunyai khasiat sebagai tabir surya, misalnya tanaman lidah

    buaya (Heinrich et al, 2010; Ismail, 2010).

    3. Aloe vera memiliki kemampuan berpenetrasi ke dalam lapisan kulit (lapisan dermal) (Basmatker, et al., 2011).

    4. Ekstrak daun aloe vera mengandung polisakarida yang terutama terdiri atas glukomanan, glikoprotein seperti aloktin, enzim-enzim seperti

    karboksipeptidase dan glikosida antrakuinon dalam jumlah yang

    bervariasi (Heinrich, 2010).

    5. Ekstrak aloe dan Aloin dari tanaman dapat berfungsi sebagai UV absorben. Selain itu, dilaporkan bahwa kandungan Aloin dari ekstrak

    berfungsi sebagai sunscreen yang dapat memblok 20-30% radiasi UV

    (Basmatker, et al., 2011).

    Konsentrasi Terpilih : 4%

    Alasan : Formulasi tabir surya yang menggunakan ekstrak lidah buaya dengan

    konsentrasi 4% memiliki konsistensi sangat kental dengan nilai viskositas

    45,5 poise, stabil secara termodinamik, dan memiliki nilai SPF 1,11 (Astuti).

    Modifikasi bahan tambahan penyususn basis

    1. Metil Paraben dan Propil Paraben Alasan : Metil dan Propil Paraben bersifat nonmutagenic, nonteratogenic, noncarcinogenic. Jarang golongan

    paraben memberikan kepekaan terhadap phototoxicity. (HPE 6th, p.443)

    Konsentrasi Terpilih : Metil Paraben 0,18% dan Propil Paraben 0,02%

    Alasan: Propylparaben (0.02% w/v) kombinasi dengan methylparaben(0.18% w/v) digunakan

    sebagai pengawet pada formulasi (HPE 6th

    , p.443)

    2. Dimethicone Alasan:

    Persyaratan sediaan tabir surya adalah dapat tahan terhadap air dan keringat (Wilkinson, 1982), sehingga sediaan ini harus mengandung bahan tambahan yang dapat memberikan efek water-resistant.

    Dimethicone bersifat hidrofobik serta dapat bersifat water-repellant (Rowe, et.al., 2009). Penambahan dimethicone bertujuan meningkatkan ketahanan sediaan terhadap air serta memiliki efek lebih tahan terhadap

    sinar matahari lebih lama.

    Konsentrasi terpilih: 1%

    Alasan: Konsentrasi lazim minyak silikon dalam sediaan emulsi o/w adalah 0,5 5% (HPE 6th, p. 233)

  • V. Matriks (bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi

    No. Nama Bahan

    (Kode M atau A)

    (pustaka)

    Sifat Kimia

    (pustaka)

    Sifat Fisika

    (pustaka)

    Kadar Fungsi

    (pustaka)

    Nilai

    HLB

    (pustaka)

    Alasan dipakai

    dalam formula

    pH

    stabilitas

    Pemerian

    kelarutan

    Lazim Terpilih

    1. Glyceryl

    monostearate (M) pH :

    Stabilitas :

    Gliseril

    monostearat

    mengalami

    peningkatan nilai

    asam apabila

    disimpan pada

    suhu panas dan

    mengalami

    saponifikasi ester.

    (HPE 6th

    , p.292)

    Pemerian : Kelarutan: larut dalam etanol panas ,

    eter , kloroform , aseton panas,minyak

    mineral, dan minyak tetap. Praktis

    tidak larut dalam air, tetapi

    mungkintersebar dalam air dengan

    bantuan sejumlah kecil sabun

    atausurfaktan lainnya.

    Titik leleh : 55-60C

    (HPE 6th

    , p.290-291)

    10-

    20%

    16% Emulsifying

    agent.

    (HPE6th

    ,p.290)

    13 Sering digunakan

    dalam sediaan

    kosmetik,oral,dan

    topikal

    formulasi.Tidak

    toksiskdan

    tidakmenyebabkan

    iritasi.

    (HPE 6th

    , p.292)

    2. Cetyl alcohol (M)

    (HPE 6th

    p.155) pH :

    Stabilitas : Stabil

    dalam

    asam,basa,cahaya,

    dan udara, tidak

    menjadi tengik.

    (HPE 6th

    ,p.156)

    Pemerian : Gumpalan lilin, putih,

    granul,bau khas,samar,rasa hambar.

    Kelarutan : larut dalam etanol (95%),

    eter, kelarutan meningkat dengan

    peningkatan suhu, tidak larut air.

    Titik leleh : 45-52C

    (HPE 6th

    , p.155-156)

    2-5%

    1% Emulsifying

    agent; stiffening

    agent. (HPE 6th

    ,

    p.155)

    15,5 Digunakan didalam

    lotion karena

    memiliki sifat

    emollient dan

    water-absorptive

    yang baik sehingga

    dapat memperbaiki

    stabilitas, texture

    dan meningkatkan

    kekentalan.

    (HPE 6th

    , p.155)

    3. Mineral oil (M)

    (HPE 6th

    , p. 445)

    Boiling point:

    >360C

    Flash point: 210

    224C.

    Stabilitas :

    mengalami

    oksidasi saat

    dipaparkan pada

    panas dan cahaya

    Pemerian:

    Cairanbening,tidakberwarna,kental,

    tidak berasa, bau dingin.

    Kelarutan : praktis tidak larut dalam

    etanol (95%), gliserin, dan air. Larut

    dalam aseton, benzen, kloroform, eter.

    1,0-

    20,0%

    10 % Emolient;

    topical lotion.

    10 Digunakan dalam

    sediaan terutama

    sebagai eksipien

    formulasi topikal

    dimana sifat

    emolien yang

    dieksploitasi

    sebagai bahan

    dalam basis.

    (HPE 6th

    , p.445)

  • 4. Sesami

    Oil (M)

    (HPE 6th p. 614)

    Stabilitas :

    Lebih stabil

    dibandingkan

    fixed oil lainnya

    dan tidak terngik

    Pemerian:

    jernih, agak berwarna kuning, cairan.

    Kelarutan :

    Tidak larut dalam air, praktis tidak

    larut dalam etanol 95%, larut dengan

    karbondisulfida, kloroform, eter,

    hexane dan petroleum

    10%

    Oleaginous

    vehicle; solvent.

    7 Dapat cepat diserap

    oleh kulit dan

    mampu

    melembabkan

    kulit.

    5. Glycerin (A)

    (HPE 6th

    , p.284) Stabilitas : bersifat

    higroskopis,

    stabilpada/dalam

    air,etanol (95%),

    PG. Membentuk

    Kristal pada suhu

    rendahdan tidak

    melelehsampai

    suhu 200 C

    Pemerian : Cairan kental,

    higroskopis, tidak berwarna, tidak

    berbau, rasa manis.

    Kelarutan:larut dalam air, etanol

    95%, metanol, 1 : 500 eter, 1 : 11 etil

    asetat, praktis tidak larut dalam

    benzena, kloroform, minyak

    Titik leleh : 17,8C

    30%

    7% Emolient,

    humectant

    Karena dalam

    sediaan kosmetik

    glyserin memiliki

    kegunaan yang

    utama yaitu

    sebagai humectant

    dan emollient.

    (HPE 6th

    , p.283)

    6. Methyl Paraben (A)

    (HPE 6th

    , p.443)

    pH : 4-8

    Stabilitas : larutan

    metal paraben pH

    3-6 disterilisasi

    dengan autoclave

    120C (20) tanpa

    dekomposisi, pH 8

    dapat terjadi

    hidrolisis.

    Pemerian : serbuk putih atau hablur

    kecil, tidak berwarna.

    Kelarutan : sangat mudah larut dalam

    aceton; Mudah larut dalam etanol,

    eter, propilen glycol; agak sukar larut

    dalam glycerin, air (50o

    & 800

    C);

    sangat Sukar larut dalam air.

    0,02

    0,3%

    0,18% pengawet, anti

    mikroba.

    Berfungsi sebagai

    pengawet. Range

    konsentrasi 0.02-

    0.3% (HPE 6th

    ,

    442). Paraben

    memiliki efek

    antimikroba

    spektrum luas,

    meskipun sangat

    efektif terhadap

    kapang dan khamir.

    (HPE 6th

    , 442).

    7. Propyl paraben (A)

    (HPE 6th

    , p.596)

    pH : 4 8

    Stabilitas : Stabil

    pada larutan air

    pH 3 6 sampai

    sekitar 4 tahun

    pada suhu kamar.

    Pemerian : Hablur kecil,tidak

    berwarna atau serbuk hablur, putih,

    tidak berbau atau berbau khas lemah,

    mempunyai rasa sedikit terbakar.

    Kelarutan : Mudah larut dalam

    etanol, eter, propilen glycol; agak

    sukar larut dalam glycerin, air (50o

    &

    800

    c); sangat Sukar larut dalam air

    0,02

    0,3%

    0,02% Pengawet, anti

    mikroba

    Banyak digunakan

    sebagai

    antimikroba dalam

    sediaan kosmetik,

    food produk, oral,

    dan topikal.

    (HPE 6th

    p.598)

  • 8. Dimethicone (M)

    (HPE 6th

    , p.234)

    Stabilitas : stabil

    terhadap panas

    dan resisten

    terhadap reaksi

    kimia dan asam

    kuat.

    Pemerian : cairan kental tidak

    berwarna.

    Kelarutan: Praktis tidak larut dalam

    air,gliserin,propylene glikol; larut

    dalam basa hydroxide, airyang

    mengandung asam mineral ; mudah

    larut dalam aceton,benzene, etanol

    (95%),methanol, toluene, mineral oil.

    0,5-5

    %

    1% Oil-water

    emulsion,

    antifoaming

    agent.

    5 Karena dimeticon

    memiliki sifat yang

    hidropobik

    sehingga dapat

    dengan mudah

    terserap kedalam

    kulit.

    (HPE 6th

    p.233)

    9. Water

    (HPE 6th

    , p.766)

    pH: -

    stabilitas: stabil

    dalam semua

    bentuk (es, cair,

    vapor)

    Pemerian: cairan jenuh ad 100%, tidak

    berwarna, tidak berbau, tidak berasa

    Kelarutan: bercampur dengan pelarut

    yang sangat/ lebih polar

    Pelarut, fase air

    V.1. Bentuk Sediaan Dasar

    a) Bentuk : krim o/w

    b) Definisi : krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan

    untuk pemakaian luar (FI.III. hal 8)

    c) Persyaratan umum : Krim yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu mudah dioleskan dan merata pada kulit,

    mudah dicuci bersih dari daerah lekatan, tidak menodai pakaian, tidak berbau tengik, bebas dari

    partikel keras dan tajam, tidak mengiritasi kulit, dan tempat penyimpanannya harus sesuai dengan

    sifat krim yang dibuat (Wilkinson, 1982)

    V.2. Bentuk Sediaan Terpilih

    a) Bentuk : Krim Tabir Matahari

    b) Definisi : Tabir surya adalah suatu sediaan yang mengandung senyawa kimia yang dapat menyerap,

    menghamburkan atau memantulkan sinarsurya yang mengenai kulit sehingga dapat digunakan untuk

    melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinarsurya (FDA, 2003). c) Persyaratan umum :

    1. Efektif dalam mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang 300-400 nm.

    2. Memberikan transmisi secara total pada panjan gelombang 300-400 nm.

    3. Tidak terjadi absorbs perkutan.

    4. Tidak menguap dan tahan terhadap air dan keringat.

    5. Mempunyai kelarutan yang cocok dengan pembawa.

  • 6. Tidak berbau atau sedikit berbau tetapi dapat diterima konsumen.

    7. Tidak toksik dan tidak menimbulkan iritasi.

    8. Mempunyai efek perlindunga yang tetap dalam beberapa jam.

    9. Stabil dalam kondisi pemakaian.

    10. Tidak mewarnai pakaian (Harrys Cosmeticology 7th

    , p.232).

    Susunan formula

    a. Perhitungan bobot sediaan

    Luas permukaan tubuh= 1592 inch2 (Kreps & Goldemberg, 1972) = 10271 cm

    2

    Pengaplikasian dengan menggunakan jari tangan (fingertip unit) (Long,1991)

    = 0,43 g / 257 cm2 (untuk wanita) ----used

    = 0,49 g / 312 cm2 (untuk pria)

    Aplikasi krim diperkirakan pada wajah dan leher (9% luas tubuh), serta pada lengan bagian bawah (9% luas tubuh)

    (Gumilar, 2012)

    Perkiraan lama penggunaan krim = 1 hari sekali untuk 10 hari

    Bobot sediaan yang dibutuhkan

    b. Perhitungan Konversi SPF &Ekstrak Lidah Buaya

    Konsentrasi 4% dari ekstrak lidah buaya memberikan nilai SPF 1,11 (Astuti).

    Menurut Nguyen and Rigel (2005) setiap bahan aktif individu harus memiliki minimum SPF paling rendah 2 untuk

    produk akhir.

    Sehingga bila diinginkan SPF = 2 maka konsentrasi ekstrak lidah buaya ditingkatkan menjadi

    =

  • Untuk ekstrak kering digunakan konsentrasi 10%, sehingga konversi menjadi ekstrak kental yaitu :

    u/ 1R u/ 1 batch

    Segar 3000 g 9000 g

    Cair 300 g 900 g

    Kental 30 g 90 g

    Kering 3 g 9 g

    Perhitungan HLB

    Nama Konsentrasi (%) HLB HLB butuh

    Mineral oil 10 10 10/38 x 10 = 2,6

    Seasami oli 10 7 10/38 x 7 = 1,8

    Cetyl alcohol 1 15,5 1/38 x15,5 = 0,4

    Glyceryl monostearate 16 13 16/38 x 13 = 5,5

    Dimethicone 1 5 1/38 x 5 = 0,1

    Total HLB Butuh 38 10,4

  • VI. Susunan Formula

    No Nama bahan Sinonim Bahan

    pengganti

    Konsentrasi 1 Resep

    (30 g)

    1 Bets (3R)

    (90 g) Awal Terpilih

    1. Ekstrak aloe vera 10% 3g 9g

    2. Glyceryl monostearate Capmul GMS-50 16% 16% 4,8 g 14,4 g

    3. Cetyl alcohol

    Alcohol cetylicus 1% 1% 0,3 g 0,9 g

    4. Mineral oil

    Paraffin liquidum 10% 10% 3 g 9 g

    5. Sesami oli Avatech 10% 10% 3 g 9 g

    6. Glycerin Croderol 7% 7% 2,1 g 6,3 g

    7. Methylparaben Nipagin 0.02-0.3% 0,18% 0,054 g 0,162 g

    8. Propylparaben Nipasol 0,01-0,6% 0,02% 6x10-3

    1,8x10-2

    9. Dimethicone Silicon oil - 1% 0,3g 0,9g

    10.

    Water aquades Ad 100 44,8 Ad 13,44= 13,4 ml Ad 40,32 = 40,3 ml

    a. Perhiyungan air untuk 1 resep :

    Sisa air = 30 ml (3+4,8+0,3+3+3+2,1+0,054+0,3+6x10-3

    )

    = 13,44 ml = 13,4 ml

    b. Perhitungan sisa air 1 bets Sisa air = 90ml - (9+14,4+0,9+9+9+6,3+0,162+0,018+0,9)

    = 40,32 = 40,3 ml

  • VII. Rancangan cara pembuatan

    1. Pembuatan ekstrak lidah buaya

    Daun lidah buaya

    dicucu bersih

    Daun lidah buaya

    dikupas

    Daging daun diblender

    hingga menjadi jus

    Saring dengan menggunkan

    kain flannel Uapkan di atas

    penangas air Ekstrak kental lidah

    buaya

  • Campurkan fase minyak dan

    fase air

    (dalam mortir panas)

    aaa

    Campurkan fase minyak dan

    fase air

    (dalam mortir panas)

    Campurkan fase minyak dan

    fase air

    (dalam mortir

    panas)Campurkan fase minyak

    dan fase air

    Aduk kuat sampai membentuk

    masa krim, tambahkan ekstrak

    lidah buaya sedikit demi sedikit

    (kontinu) sampai dingin

    2. Pembuatan krim

    Menimbang Fase minyak

    1. dimethicone 0,9 g

    2. Glyceryl monostearate 14,4 g

    3. Cetyl alcohol 0,9 g

    4. Mineral oil 9 g

    5. Seasami oli 9 g

    Menimbang Fase air

    1. glycerin 6,3 g

    2. nipagin 0,162 g

    3. nipasol 0,018 g

    4. sisa air 40,3 ml

    Panaskan diatas penangas air

    pada suhu 70oC

  • VIII. SPESIFIKASI SEDIAAN AKHIR

    No Kriteria Uji Spesifikasi

    1 Organoleptis :

    - Warna - Bau - Bentuk - Perabaan

    Putih

    Tidak berbau

    Losion opaque

    Lembut

    2 pH 4,5 - 8,0 (SNI, 1996)

    3 Homogenitas Homogen (Harrys Cosmeticology ed.7, p.70)

    4 Viskositas 3000 - 6000 cps (Martin, et al.,1993)

    5 Daya Sebar 3 - 5 cm (Garg, et.al., 2002)

    6 Daya Lekat Tidak lengket atau lekat

    7 Daya Tercucikan Air Agak susah tercucikan air

    8 Tipe emulsi m/a

    9 Ukuran partikel

    10 SPF

    IX. RANCANGAN EVALUASI

    1. Pemeriksaan Organoleptis

    Pengamatan meliputi : perubahan warna, bau (ketengikan), konsistensi, dan terjadinya pemisahan fase. Pengamatan

    dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.

    2. Pemeriksaan Homogenitas

    Pengamatan dilakukan secara visual dengan mengoleskan krim pada lempeng kaca, kemudian dilihat warnanya seragam

    atau tidak. Pengamatan dilkakukan tiap minggu selama 5 minggu.

    3. Uji Viskositas

    Viskositas krim ditetapkan dengan viscotester VT-04E (Rion CO, Ltd), rotor no 1. Pengamatan dilakukan tiap minggu

    selama 5 minggu.

  • 4. Uji Daya Sebar

    Setengah gram krim di letakkan di pusat antara 2 lempeng gelas, dimana lempeng sebelah atas ditimbang terlebih dahulu

    kemudian diletakkan di atas kirm dan biarkan selama 1 meint. Diatasnya di beri beban 150 g, di biarkan 1 menit dan di ukur

    diameter sebarnya. Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.

    5. Uji Daya Lekat

    Gelas obyek di tandai 4 x 2,5cm kemudian sebanyak 0,25 g krim di letakkan di tititk tengah luasan tersebut dan di tutp

    dengan gelas obyek lain. beri beban 1 kg selama 5 menit. Kedua gelas obyek yang telah saling melekat 1 sama lain di

    pasang pada alat uji yang di beri beban 80 g. setelah itu dicatat waktu yang diperlukan hingga terpisahnya dua gelas obyek.

    Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.

    6. Uji pH

    Dilakukan dengan menggunakan kertas pH merk universal. Pengamatan dilakukan setelah pembuatan krim yaitu pada

    minggu ke-0 dan minggu ke-5.

    7. Uji Tipe Emulsi

    Larutkan 1 tetes krim ke dalam 30 ml air. Jika krim dapat larut dalam minyak, maka krim tersebut merupakan krim w/o.

    namun, jika krim dapat larut dalam air, maka krim tersebut merupakan krim o/w.

    8. Uji Daya Tercucikan Air

    Dilakukan dengan cara 1 g krim, dioleskan pada telapak tangan kemudian di cuci dengan sejumlah volume air sambil

    membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan perlahan-lahan, amati secara visual ada atau tidaknya krim yang tersisa

    pada telapak tangan, dicatat volume air yang terpakai ( Jellinek, 1970).

  • 9. Pengukuran Uji Distribusi Ukuran Partikel

    Dilakukan dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Caranya adalah sbb: di timbang 0,1

    g krim kemudian di encerkan dengan air suling sampai 1 ml diambil sedikit hasil pengenceran tersebut dan diteteskan pada

    kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel ( Lachman dkk, 1994).

    X. RANCANGAN TABEL HASIL EVALUASI

    Parameter

    Hasil

    Spesifikasi Keterangan Sediaan

    Pembanding

    Sediaan

    Modifikasi

    Organoleptis :

    - Bentuk Luar - Warna - Bau - Perabaan

    Losion Opaque

    Putih

    Tidak berbau

    Lembut

    pH 4,5 - 8,0 (SNI, 1996)

    Viskositas 3000 - 6000 cps (Martin, et al.,

    1993)

    Daya Lekat

    Tidak lekat, tidak menimbulkan

    rasa lengket

    Homogenitas

    Homogen (SNI, 1996)

    Daya Sebar

    3 - 5 cm (Garg, et.al., 2002)

    Daya Tercucikan Air

    Agak susah tercucikan air

    Tipe Emulsi

    m/a

    Distribusi Ukuran

    Partikel

    SPF