udsunscreen
DESCRIPTION
UDSunscreenTRANSCRIPT
-
JURNAL PRAKTIKUM FORMULASI KOSMETIKA
Hari / Tanggal Praktikum : RABU /
Golongan / Kelompok : U / D
Materi : Sunscreen (Alami)
Asisten : Bu Farida
Anggota Kelompok : Inggrid Valentina / 2443012216
Priska Rosalia / 2443012221
Uka Kurnia C. / 2443012241
Maria Elvina Leki / 2443012250
I. Nama Sediaan Kosmetika : Sunscreen Alami
II. Tujuan Pemakaian : Untuk melindungi dan menjaga kelembapan kulit (Harrys Cosmeticology ed 7, p.71)
III. Karakteristik Sediaan :
1. Mudah digunakan
2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan
3. Bahan aktif kompatibel dengan bahan tambahan lain.
4. Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003).
-
IV. Rancangan Modifikasi Formula
Formula
Formula standar
Harrys cosmeticology 7 th page 254
Pembanding
Sunscreen cream latulipe (SPF 24)
Modifikasi
Kosnsentrasi
Nama bahan Fungsi Konsentrasi Nama bahan Fungsi Nama bahan Fungsi
Sunscreen ect UV Protector sunlight Qs Ekstrak aloe vera Antioksidan
10 %
Glyceryl monostearate
(HPE 6th, p.290)
Emulsifying agent
16% Glyceryl monostearate Emulsifying agent 16%
Cetyl alcohol
(HPE 6th, p.155)
Emulsifying agent;
Stiffening
1% Cetyl alcohol Emulsifying agent,
stiffening agent
Cetyl alcohol Emulsifying agent,
stiffening agent
1%
Mineral oil
(HPE 6th, p.446)
Emollient 10% Mineral oil Emollient Mineral oil
Emollient 10%
Seasami oli
(HPE 6th, p.614)
Emollient 10%
Seasami oli Emollient 10%
Glycerin
(HPE 6th, p.283)
Humectant 7% Glycerin Humectant 7%
Antioxidant Antioksidan q.s Preservative Pengawet q.s
Perfume Pewangi q.s
Water Solvent ad 100 Water Solvent Water Solvent ad 100
Ethylhexyl methoxy
cinnamate
UV-B absorber
Butyl
methoxydibenzoylmethane
Sunscreen agent
Titanium dioxide
Benzophenone-3
Dimethicone Water-repelling agent Dimethicone Water-repelling agent 1%
Cl 77491 (iron oxide red)
Colouring
Cl 77492 (iron oxide yellow)
Paraffin Stiffening agent
Sodium lauryl sulfate Anionic surfactant
Vp/Eicosene copolymer Pembuat lapisan film
Triethoxycaprylylsilane
Zinc-oxide
UV-A Sunblock
Diazolidinyl urea
Preservative Methyl paraben Methyl paraben Preservative 0,18%
Propyl paraben Propyl paraben 0,02%
Bentuk sediaan dasar : Cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB :
Glyceryl monostearat = 5,6
Bentuk sediaan dasar : Cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB : cream yang digunakan memiliki
kriteria mudah tercucikan air sehingga masuk ke
Bentuk sediaan dasar : Cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB :
Glyceryl monostearat = 5,5
-
Setil alkohol = 0,4
Sesami oil = 1,9
Mineral oil = 2,7
Total HLB butuh = 10,6 (Formula standar merupakan tipe
emulsi O/W)
dalam tipe emulsi oil in water. HLB tidak dapat
dihitung karena tidak diketahui konsentrasi dari
masing-masing bahan.
Setil alkohol = 0,4
Sesami oil = 1,8
Mineral oil = 2,6
Dimethicone = 0,1
Total HLB butuh = 10,4 (Formula modifikasi merupakan
tipe emulsi O/W) PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
Modifikasi bahan aktif : sunscreen agent
Nama bahan aktif : ekstrak aloe vera
Alasan :
1. Pengembangan tabir surya dengan menggunakan bahan alam karena lebih muda diterima oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya pemikiran
bahwa penggunaan bahan alam lebih aman digunakan dan mempunyai
efek samping yang relatif sedikit (Liony, B., 2014).
2. Beberapa tanaman yang mempunyai manfaat sebagai antioksidan juga diketahui mempunyai khasiat sebagai tabir surya, misalnya tanaman lidah
buaya (Heinrich et al, 2010; Ismail, 2010).
3. Aloe vera memiliki kemampuan berpenetrasi ke dalam lapisan kulit (lapisan dermal) (Basmatker, et al., 2011).
4. Ekstrak daun aloe vera mengandung polisakarida yang terutama terdiri atas glukomanan, glikoprotein seperti aloktin, enzim-enzim seperti
karboksipeptidase dan glikosida antrakuinon dalam jumlah yang
bervariasi (Heinrich, 2010).
5. Ekstrak aloe dan Aloin dari tanaman dapat berfungsi sebagai UV absorben. Selain itu, dilaporkan bahwa kandungan Aloin dari ekstrak
berfungsi sebagai sunscreen yang dapat memblok 20-30% radiasi UV
(Basmatker, et al., 2011).
Konsentrasi Terpilih : 4%
Alasan : Formulasi tabir surya yang menggunakan ekstrak lidah buaya dengan
konsentrasi 4% memiliki konsistensi sangat kental dengan nilai viskositas
45,5 poise, stabil secara termodinamik, dan memiliki nilai SPF 1,11 (Astuti).
Modifikasi bahan tambahan penyususn basis
1. Metil Paraben dan Propil Paraben Alasan : Metil dan Propil Paraben bersifat nonmutagenic, nonteratogenic, noncarcinogenic. Jarang golongan
paraben memberikan kepekaan terhadap phototoxicity. (HPE 6th, p.443)
Konsentrasi Terpilih : Metil Paraben 0,18% dan Propil Paraben 0,02%
Alasan: Propylparaben (0.02% w/v) kombinasi dengan methylparaben(0.18% w/v) digunakan
sebagai pengawet pada formulasi (HPE 6th
, p.443)
2. Dimethicone Alasan:
Persyaratan sediaan tabir surya adalah dapat tahan terhadap air dan keringat (Wilkinson, 1982), sehingga sediaan ini harus mengandung bahan tambahan yang dapat memberikan efek water-resistant.
Dimethicone bersifat hidrofobik serta dapat bersifat water-repellant (Rowe, et.al., 2009). Penambahan dimethicone bertujuan meningkatkan ketahanan sediaan terhadap air serta memiliki efek lebih tahan terhadap
sinar matahari lebih lama.
Konsentrasi terpilih: 1%
Alasan: Konsentrasi lazim minyak silikon dalam sediaan emulsi o/w adalah 0,5 5% (HPE 6th, p. 233)
-
V. Matriks (bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
No. Nama Bahan
(Kode M atau A)
(pustaka)
Sifat Kimia
(pustaka)
Sifat Fisika
(pustaka)
Kadar Fungsi
(pustaka)
Nilai
HLB
(pustaka)
Alasan dipakai
dalam formula
pH
stabilitas
Pemerian
kelarutan
Lazim Terpilih
1. Glyceryl
monostearate (M) pH :
Stabilitas :
Gliseril
monostearat
mengalami
peningkatan nilai
asam apabila
disimpan pada
suhu panas dan
mengalami
saponifikasi ester.
(HPE 6th
, p.292)
Pemerian : Kelarutan: larut dalam etanol panas ,
eter , kloroform , aseton panas,minyak
mineral, dan minyak tetap. Praktis
tidak larut dalam air, tetapi
mungkintersebar dalam air dengan
bantuan sejumlah kecil sabun
atausurfaktan lainnya.
Titik leleh : 55-60C
(HPE 6th
, p.290-291)
10-
20%
16% Emulsifying
agent.
(HPE6th
,p.290)
13 Sering digunakan
dalam sediaan
kosmetik,oral,dan
topikal
formulasi.Tidak
toksiskdan
tidakmenyebabkan
iritasi.
(HPE 6th
, p.292)
2. Cetyl alcohol (M)
(HPE 6th
p.155) pH :
Stabilitas : Stabil
dalam
asam,basa,cahaya,
dan udara, tidak
menjadi tengik.
(HPE 6th
,p.156)
Pemerian : Gumpalan lilin, putih,
granul,bau khas,samar,rasa hambar.
Kelarutan : larut dalam etanol (95%),
eter, kelarutan meningkat dengan
peningkatan suhu, tidak larut air.
Titik leleh : 45-52C
(HPE 6th
, p.155-156)
2-5%
1% Emulsifying
agent; stiffening
agent. (HPE 6th
,
p.155)
15,5 Digunakan didalam
lotion karena
memiliki sifat
emollient dan
water-absorptive
yang baik sehingga
dapat memperbaiki
stabilitas, texture
dan meningkatkan
kekentalan.
(HPE 6th
, p.155)
3. Mineral oil (M)
(HPE 6th
, p. 445)
Boiling point:
>360C
Flash point: 210
224C.
Stabilitas :
mengalami
oksidasi saat
dipaparkan pada
panas dan cahaya
Pemerian:
Cairanbening,tidakberwarna,kental,
tidak berasa, bau dingin.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam
etanol (95%), gliserin, dan air. Larut
dalam aseton, benzen, kloroform, eter.
1,0-
20,0%
10 % Emolient;
topical lotion.
10 Digunakan dalam
sediaan terutama
sebagai eksipien
formulasi topikal
dimana sifat
emolien yang
dieksploitasi
sebagai bahan
dalam basis.
(HPE 6th
, p.445)
-
4. Sesami
Oil (M)
(HPE 6th p. 614)
Stabilitas :
Lebih stabil
dibandingkan
fixed oil lainnya
dan tidak terngik
Pemerian:
jernih, agak berwarna kuning, cairan.
Kelarutan :
Tidak larut dalam air, praktis tidak
larut dalam etanol 95%, larut dengan
karbondisulfida, kloroform, eter,
hexane dan petroleum
10%
Oleaginous
vehicle; solvent.
7 Dapat cepat diserap
oleh kulit dan
mampu
melembabkan
kulit.
5. Glycerin (A)
(HPE 6th
, p.284) Stabilitas : bersifat
higroskopis,
stabilpada/dalam
air,etanol (95%),
PG. Membentuk
Kristal pada suhu
rendahdan tidak
melelehsampai
suhu 200 C
Pemerian : Cairan kental,
higroskopis, tidak berwarna, tidak
berbau, rasa manis.
Kelarutan:larut dalam air, etanol
95%, metanol, 1 : 500 eter, 1 : 11 etil
asetat, praktis tidak larut dalam
benzena, kloroform, minyak
Titik leleh : 17,8C
30%
7% Emolient,
humectant
Karena dalam
sediaan kosmetik
glyserin memiliki
kegunaan yang
utama yaitu
sebagai humectant
dan emollient.
(HPE 6th
, p.283)
6. Methyl Paraben (A)
(HPE 6th
, p.443)
pH : 4-8
Stabilitas : larutan
metal paraben pH
3-6 disterilisasi
dengan autoclave
120C (20) tanpa
dekomposisi, pH 8
dapat terjadi
hidrolisis.
Pemerian : serbuk putih atau hablur
kecil, tidak berwarna.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam
aceton; Mudah larut dalam etanol,
eter, propilen glycol; agak sukar larut
dalam glycerin, air (50o
& 800
C);
sangat Sukar larut dalam air.
0,02
0,3%
0,18% pengawet, anti
mikroba.
Berfungsi sebagai
pengawet. Range
konsentrasi 0.02-
0.3% (HPE 6th
,
442). Paraben
memiliki efek
antimikroba
spektrum luas,
meskipun sangat
efektif terhadap
kapang dan khamir.
(HPE 6th
, 442).
7. Propyl paraben (A)
(HPE 6th
, p.596)
pH : 4 8
Stabilitas : Stabil
pada larutan air
pH 3 6 sampai
sekitar 4 tahun
pada suhu kamar.
Pemerian : Hablur kecil,tidak
berwarna atau serbuk hablur, putih,
tidak berbau atau berbau khas lemah,
mempunyai rasa sedikit terbakar.
Kelarutan : Mudah larut dalam
etanol, eter, propilen glycol; agak
sukar larut dalam glycerin, air (50o
&
800
c); sangat Sukar larut dalam air
0,02
0,3%
0,02% Pengawet, anti
mikroba
Banyak digunakan
sebagai
antimikroba dalam
sediaan kosmetik,
food produk, oral,
dan topikal.
(HPE 6th
p.598)
-
8. Dimethicone (M)
(HPE 6th
, p.234)
Stabilitas : stabil
terhadap panas
dan resisten
terhadap reaksi
kimia dan asam
kuat.
Pemerian : cairan kental tidak
berwarna.
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam
air,gliserin,propylene glikol; larut
dalam basa hydroxide, airyang
mengandung asam mineral ; mudah
larut dalam aceton,benzene, etanol
(95%),methanol, toluene, mineral oil.
0,5-5
%
1% Oil-water
emulsion,
antifoaming
agent.
5 Karena dimeticon
memiliki sifat yang
hidropobik
sehingga dapat
dengan mudah
terserap kedalam
kulit.
(HPE 6th
p.233)
9. Water
(HPE 6th
, p.766)
pH: -
stabilitas: stabil
dalam semua
bentuk (es, cair,
vapor)
Pemerian: cairan jenuh ad 100%, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan: bercampur dengan pelarut
yang sangat/ lebih polar
Pelarut, fase air
V.1. Bentuk Sediaan Dasar
a) Bentuk : krim o/w
b) Definisi : krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar (FI.III. hal 8)
c) Persyaratan umum : Krim yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu mudah dioleskan dan merata pada kulit,
mudah dicuci bersih dari daerah lekatan, tidak menodai pakaian, tidak berbau tengik, bebas dari
partikel keras dan tajam, tidak mengiritasi kulit, dan tempat penyimpanannya harus sesuai dengan
sifat krim yang dibuat (Wilkinson, 1982)
V.2. Bentuk Sediaan Terpilih
a) Bentuk : Krim Tabir Matahari
b) Definisi : Tabir surya adalah suatu sediaan yang mengandung senyawa kimia yang dapat menyerap,
menghamburkan atau memantulkan sinarsurya yang mengenai kulit sehingga dapat digunakan untuk
melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinarsurya (FDA, 2003). c) Persyaratan umum :
1. Efektif dalam mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang 300-400 nm.
2. Memberikan transmisi secara total pada panjan gelombang 300-400 nm.
3. Tidak terjadi absorbs perkutan.
4. Tidak menguap dan tahan terhadap air dan keringat.
5. Mempunyai kelarutan yang cocok dengan pembawa.
-
6. Tidak berbau atau sedikit berbau tetapi dapat diterima konsumen.
7. Tidak toksik dan tidak menimbulkan iritasi.
8. Mempunyai efek perlindunga yang tetap dalam beberapa jam.
9. Stabil dalam kondisi pemakaian.
10. Tidak mewarnai pakaian (Harrys Cosmeticology 7th
, p.232).
Susunan formula
a. Perhitungan bobot sediaan
Luas permukaan tubuh= 1592 inch2 (Kreps & Goldemberg, 1972) = 10271 cm
2
Pengaplikasian dengan menggunakan jari tangan (fingertip unit) (Long,1991)
= 0,43 g / 257 cm2 (untuk wanita) ----used
= 0,49 g / 312 cm2 (untuk pria)
Aplikasi krim diperkirakan pada wajah dan leher (9% luas tubuh), serta pada lengan bagian bawah (9% luas tubuh)
(Gumilar, 2012)
Perkiraan lama penggunaan krim = 1 hari sekali untuk 10 hari
Bobot sediaan yang dibutuhkan
b. Perhitungan Konversi SPF &Ekstrak Lidah Buaya
Konsentrasi 4% dari ekstrak lidah buaya memberikan nilai SPF 1,11 (Astuti).
Menurut Nguyen and Rigel (2005) setiap bahan aktif individu harus memiliki minimum SPF paling rendah 2 untuk
produk akhir.
Sehingga bila diinginkan SPF = 2 maka konsentrasi ekstrak lidah buaya ditingkatkan menjadi
=
-
Untuk ekstrak kering digunakan konsentrasi 10%, sehingga konversi menjadi ekstrak kental yaitu :
u/ 1R u/ 1 batch
Segar 3000 g 9000 g
Cair 300 g 900 g
Kental 30 g 90 g
Kering 3 g 9 g
Perhitungan HLB
Nama Konsentrasi (%) HLB HLB butuh
Mineral oil 10 10 10/38 x 10 = 2,6
Seasami oli 10 7 10/38 x 7 = 1,8
Cetyl alcohol 1 15,5 1/38 x15,5 = 0,4
Glyceryl monostearate 16 13 16/38 x 13 = 5,5
Dimethicone 1 5 1/38 x 5 = 0,1
Total HLB Butuh 38 10,4
-
VI. Susunan Formula
No Nama bahan Sinonim Bahan
pengganti
Konsentrasi 1 Resep
(30 g)
1 Bets (3R)
(90 g) Awal Terpilih
1. Ekstrak aloe vera 10% 3g 9g
2. Glyceryl monostearate Capmul GMS-50 16% 16% 4,8 g 14,4 g
3. Cetyl alcohol
Alcohol cetylicus 1% 1% 0,3 g 0,9 g
4. Mineral oil
Paraffin liquidum 10% 10% 3 g 9 g
5. Sesami oli Avatech 10% 10% 3 g 9 g
6. Glycerin Croderol 7% 7% 2,1 g 6,3 g
7. Methylparaben Nipagin 0.02-0.3% 0,18% 0,054 g 0,162 g
8. Propylparaben Nipasol 0,01-0,6% 0,02% 6x10-3
1,8x10-2
9. Dimethicone Silicon oil - 1% 0,3g 0,9g
10.
Water aquades Ad 100 44,8 Ad 13,44= 13,4 ml Ad 40,32 = 40,3 ml
a. Perhiyungan air untuk 1 resep :
Sisa air = 30 ml (3+4,8+0,3+3+3+2,1+0,054+0,3+6x10-3
)
= 13,44 ml = 13,4 ml
b. Perhitungan sisa air 1 bets Sisa air = 90ml - (9+14,4+0,9+9+9+6,3+0,162+0,018+0,9)
= 40,32 = 40,3 ml
-
VII. Rancangan cara pembuatan
1. Pembuatan ekstrak lidah buaya
Daun lidah buaya
dicucu bersih
Daun lidah buaya
dikupas
Daging daun diblender
hingga menjadi jus
Saring dengan menggunkan
kain flannel Uapkan di atas
penangas air Ekstrak kental lidah
buaya
-
Campurkan fase minyak dan
fase air
(dalam mortir panas)
aaa
Campurkan fase minyak dan
fase air
(dalam mortir panas)
Campurkan fase minyak dan
fase air
(dalam mortir
panas)Campurkan fase minyak
dan fase air
Aduk kuat sampai membentuk
masa krim, tambahkan ekstrak
lidah buaya sedikit demi sedikit
(kontinu) sampai dingin
2. Pembuatan krim
Menimbang Fase minyak
1. dimethicone 0,9 g
2. Glyceryl monostearate 14,4 g
3. Cetyl alcohol 0,9 g
4. Mineral oil 9 g
5. Seasami oli 9 g
Menimbang Fase air
1. glycerin 6,3 g
2. nipagin 0,162 g
3. nipasol 0,018 g
4. sisa air 40,3 ml
Panaskan diatas penangas air
pada suhu 70oC
-
VIII. SPESIFIKASI SEDIAAN AKHIR
No Kriteria Uji Spesifikasi
1 Organoleptis :
- Warna - Bau - Bentuk - Perabaan
Putih
Tidak berbau
Losion opaque
Lembut
2 pH 4,5 - 8,0 (SNI, 1996)
3 Homogenitas Homogen (Harrys Cosmeticology ed.7, p.70)
4 Viskositas 3000 - 6000 cps (Martin, et al.,1993)
5 Daya Sebar 3 - 5 cm (Garg, et.al., 2002)
6 Daya Lekat Tidak lengket atau lekat
7 Daya Tercucikan Air Agak susah tercucikan air
8 Tipe emulsi m/a
9 Ukuran partikel
10 SPF
IX. RANCANGAN EVALUASI
1. Pemeriksaan Organoleptis
Pengamatan meliputi : perubahan warna, bau (ketengikan), konsistensi, dan terjadinya pemisahan fase. Pengamatan
dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.
2. Pemeriksaan Homogenitas
Pengamatan dilakukan secara visual dengan mengoleskan krim pada lempeng kaca, kemudian dilihat warnanya seragam
atau tidak. Pengamatan dilkakukan tiap minggu selama 5 minggu.
3. Uji Viskositas
Viskositas krim ditetapkan dengan viscotester VT-04E (Rion CO, Ltd), rotor no 1. Pengamatan dilakukan tiap minggu
selama 5 minggu.
-
4. Uji Daya Sebar
Setengah gram krim di letakkan di pusat antara 2 lempeng gelas, dimana lempeng sebelah atas ditimbang terlebih dahulu
kemudian diletakkan di atas kirm dan biarkan selama 1 meint. Diatasnya di beri beban 150 g, di biarkan 1 menit dan di ukur
diameter sebarnya. Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.
5. Uji Daya Lekat
Gelas obyek di tandai 4 x 2,5cm kemudian sebanyak 0,25 g krim di letakkan di tititk tengah luasan tersebut dan di tutp
dengan gelas obyek lain. beri beban 1 kg selama 5 menit. Kedua gelas obyek yang telah saling melekat 1 sama lain di
pasang pada alat uji yang di beri beban 80 g. setelah itu dicatat waktu yang diperlukan hingga terpisahnya dua gelas obyek.
Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.
6. Uji pH
Dilakukan dengan menggunakan kertas pH merk universal. Pengamatan dilakukan setelah pembuatan krim yaitu pada
minggu ke-0 dan minggu ke-5.
7. Uji Tipe Emulsi
Larutkan 1 tetes krim ke dalam 30 ml air. Jika krim dapat larut dalam minyak, maka krim tersebut merupakan krim w/o.
namun, jika krim dapat larut dalam air, maka krim tersebut merupakan krim o/w.
8. Uji Daya Tercucikan Air
Dilakukan dengan cara 1 g krim, dioleskan pada telapak tangan kemudian di cuci dengan sejumlah volume air sambil
membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan perlahan-lahan, amati secara visual ada atau tidaknya krim yang tersisa
pada telapak tangan, dicatat volume air yang terpakai ( Jellinek, 1970).
-
9. Pengukuran Uji Distribusi Ukuran Partikel
Dilakukan dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Caranya adalah sbb: di timbang 0,1
g krim kemudian di encerkan dengan air suling sampai 1 ml diambil sedikit hasil pengenceran tersebut dan diteteskan pada
kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel ( Lachman dkk, 1994).
X. RANCANGAN TABEL HASIL EVALUASI
Parameter
Hasil
Spesifikasi Keterangan Sediaan
Pembanding
Sediaan
Modifikasi
Organoleptis :
- Bentuk Luar - Warna - Bau - Perabaan
Losion Opaque
Putih
Tidak berbau
Lembut
pH 4,5 - 8,0 (SNI, 1996)
Viskositas 3000 - 6000 cps (Martin, et al.,
1993)
Daya Lekat
Tidak lekat, tidak menimbulkan
rasa lengket
Homogenitas
Homogen (SNI, 1996)
Daya Sebar
3 - 5 cm (Garg, et.al., 2002)
Daya Tercucikan Air
Agak susah tercucikan air
Tipe Emulsi
m/a
Distribusi Ukuran
Partikel
SPF