udinus 22 september 2020 peran tenaga kesehatan di
TRANSCRIPT
PERAN TENAGA KESEHATAN DI MASYARAKAT, INSTANSI DAN LINGKUNGAN DALAM MERESPON PANDEMI
Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.Sc.Ph FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN [email protected]
Mobile: 08164384965
UDINUS 22 SEPTEMBER 2020
Background
• Public health threat significantly increasing in frequency and magnitude.
Global Public Health Threat
2
5
3
4
1 Global Trade
International Travel
Food Safety
Environmental Degradation Climate Change
New-emerging and re-emerging diseases repeatedly affected human
Outbreak covers more geographical area
The time of outbreak between areas becomes shorter
More population affected
The impact beyond health system, including social and economy
Communicable diseases Threat Multi drug resistance Associated diseases
Vector & rodent borne diseases
Zoonotic diseases
Food borne diseases
Water borne diseases
Vaccine preventable diseases
Air borne diseases
Sexually transmitted diseases
WasteWater borne diseases
Health care associated diseases
IHR (2005)
Seaport
Airport
Border crossing Seaport
National
Internasional
- To reduce risk of international disease spread - To prevent, to detect, to analyze, to verify, to report and to
response public health emergency
Outbreak
Outbreak
Outbreak
5 TENAGA KESEHATAN ADALAH “SETIAP ORANG YANLG MENGABDIKAN DIRI DALAM BIDANG KESEHATAN
SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN MELALUI PENDIDIKAN DI BIDANG KESEHATAN YANG UNTUK JENIS TERTENTU
MEMERLUKAN KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN UPAYA KESEHATAN”
JENIS TENAGA KESEHATAN Pasal 2 uu 36/2014
(1) Tenaga kesehatan terdiri dari : a. tenaga medis; b. tenaga keperawatan; c. tenaga kefarmasian; d. tenaga kesehatan masyarakat; e. tenaga gizi; f. tenaga keterapian fisik; g. tenaga keteknisian medis.
(2) Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.
(3) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.
(4) Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker.
(5) Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.
(6) Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.
(7) Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis wicara.
(8) Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.
6
SETIAP TENAGA KESEHATAN DALAM MELAKUKAN TUGASNYA BERKEWAJIBAN UNTUK MEMATUHI STANDAR PROFESI TENAGA KESEHATAN. (1) BAGI TENAGA KESEHATAN JENIS TERTENTU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PROFESINYA BERKEWAJIBAN UNTUK : A. MENGHORMATI HAK PASIEN; B. MENJAGA KERAHASIAAN IDENTITAS DAN DATA KESEHATAN PRIBADI PASIEN; C. MEMBERIKAN INFOMASI YANG BERKAITAN DENGAN KONDISI DAN TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN; D MEMINTA PERSETUJUAN TERHADAP TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN; E. MEMBUAT DAN MEMELIHARA REKAM MEDIS. ,
PERAN KESEHATAN MASYARAKAT
“ Peran tenaga kesehatan masyarakat sangat
penting dalam upaya mensosialisasikan
protokol kesehatan bagi masyarakat umum
untuk menangani perkembangan dan penularan
virus corona yang terjadi di berbagai belahan
dunia tak terkecuali yang terjadi di Indonesia.
8
“
9
Tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran utama dalam mengedukasi
masyarakat terkait dengan pencegahan penyakit menular dan tidak menular serta
menjaga lingkungan dan masyarakat agar tetap berperilaku untuk hidup bersih,
sehat, taat dan disiplin protokol kesehatan baik di rumah maupun di lingkungan
sekitar karena perilaku individu adalah kunci keberhasilan dalam menangani Covid-
19.
10
Para tenaga kesehatan berkompeten dari Kesehatan Masyarakat harus
mensosialiasikan kepada masyarakat luas untuk tidak takut atau khawatir menjalankan aktivitas seperti biasa dengan tetap memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan.
Untuk membangunan kepercayaan diri dan produktifitas di era new
normal kepada masyarakat, perlu adanya penerapan yang efektif dalam membantu pemulihan
kepercayaan masyarakat untuk kembali mengunjungi tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, pusat hiburan, tempat-tempat wisata, hotel,
transportasi umum dan lainnya.
MELAKSANAKAN SURVEILANS
Melakukan deteksi dini pasien dalam pengawasan/ dalam pemantauan/ probabel/ konfirmasi di pintu masuk negara dan wilayah
Mendeteksi adanya penularan dari manusia ke manusia
Mengidentifikasi faktor risiko covid-19
Mengidentifikasi daerah yang berisiko terinfeksi covid-19
DETEKSI DINI DAN RESPON
Deteksi Dini dan Respon di Pintu
Masuk Negara
Deteksi Dini dan Respon di
Wilayah
DETEKSI DINI DAN RESPON DI PINTU MASUK NEGARA
DETEKSI DINI DAN RESPON DI PINTU MASUK NEGARA
Dalam rangka implementasi International Health
Regulation/IHR (2005), pelabuhan, bandara, dan Pos
Lintas Batas Darat Negara (PLBDN) melakukan kegiatan karantina, pemeriksaan alat angkut, pengendalian vektor serta tindakan penyehatan.
Implementasi IHR (2005) di pintu masuk negara adalah
tanggung jawab Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) beserta segenap instansi di
pintu masuk negara.
Kemampuan utama untuk pintu masuk negara sesuai amanah IHR (2005) adalah
kapasitas dalam kondisi rutin dan kapasitas dalam kondisi
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia (KKMMD).
DETEKSI DINI DAN RESPON DI PINTU MASUK NEGARA
Kegiatan di pintu masuk negara meliputi upaya detect, prevent, dan
respond terhadap covid-19 di pelabuhan, bandar udara, dan
PLBDN.
Upaya tersebut dilaksanakan melalui pengawasan alat angkut, orang,
barang, dan lingkungan yang datang dari wilayah/negara terjangkit covid-19 yang dilaksanakan oleh KKP dan berkoordinasi dengan lintas sektor
terkait.
KESIAPSIAGAAN
Dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi ancaman covid-19 maupun penyakit dan faktor risiko kesehatan yang berpotensi
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) lainnya di pintu masuk (pelabuhan, Bandar udara, dan PLBDN) agar memiliki dokumen
rencana kontinjensi dalam rangka menghadapi penyakit dan faktor risiko
kesehatan berpotensi KKM.
Rencana Kontinjensi tersebut dapat diaktifkan ketika ancaman kesehatan yang
berpotensi KKM terjadi.
KESIAPSIAGAAN
Rencana kontinjensi disusun atas dasar koordinasi dan kesepakatan
bersama antara seluruh pihak terkait di lingkungan bandar udara,
pelabuhan, dan PLBDN.
Dalam rangka kesiapsiagaan tersebut perlu dipersiapkan beberapa hal meliputi NSPK
(norma, standar, prosedur, kriteria), kebijakan dan strategi, Tim Gerak
Cepat (TGC), sarana prasarana dan logistik, serta pembiayaan.
KESIAPSIAGAAN
SUMBER DAYA
MANUSIA (SDM)
Membentuk atau mengaktifkan TGC di wilayah otoritas pintu masuk negara di bandara/
pelabuhan/ PLBDN. Tim dapat terdiri atas petugas KKP, Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Hewan
dan unit lain yang relevan di wilayah otoritas pintu masuk negara yang memiliki kompetensi yang
diperlukan dalam pencegahan importasi penyakit.
Peningkatan kapasitas SDM yang bertugas di pintu masuk negara dalam kesiapsiagaan
menghadapi covid-19 dengan melakukan pelatihan/drill, table top exercise, dan simulasi
penanggulangan covid-19.
Meningkatkan kemampuan jejaring kerja lintas program dan lintas sektor dengan semua unit
otoritas di bandara/pelabuhan/PLBDN.
KESIAPSIAGAAN
SARANA
DAN
PRASARANA
Tersedianya ruang wawancara, ruang observasi, dan ruang karantina untuk tatalaksana
penumpang. Jika tidak tersedia maka menyiapkan ruang yang dapat dimodifikasi dengan
cepat untuk melakukan tatalaksana penumpang sakit yang sifatnya sementara.
Memastikan alat transportasi (ambulans) penyakit menular ataupun peralatan khusus utk
merujuk penyakit menular yang dapat difungsikan setiap saat untuk mengangkut ke
Rumah Sakit (RS) rujukan.
Apabila tidak tersedia ambulans khusus penyakit menular, perujukan dapat dilaksanakan
dengan prinsip-prinsip pencegahan infeksi (menggunakan Alat Pelindung Diri/APD
lengkap dan penerapan disinfeksi)
KESIAPSIAGAAN
SARANA
DAN
PRASARANA
Memastikan fungsi alat deteksi dini (thermal scanner) dan alat
penyehatan serta ketersediaan bahan pendukung.
Memastikan ketersediaan dan fungsi alat komunikasi untuk koordinasi dengan unit-unit terkait.
Menyiapkan logistik penunjang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan antara lain obat–obat suportif (life-saving), alat kesehatan, APD, Health Alert Card (HAC), dan melengkapi logistik, jika masih ada kekurangan.
KESIAPSIAGAAN
SARANA
DAN
PRASARANA
Menyiapkan media komunikasi risiko atau bahan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dan menempatkan bahan KIE tersebut di lokasi yang tepat.
Ketersediaan pedoman pengendalian covid-19 untuk petugas kesehatan, termasuk mekanisme atau prosedur tata laksana dan rujukan pasien.
PENGAWASAN ALAT ANGKUT, ORANG, BARANG, DAN LINGKUNGAN DI PINTU MASUK NEGARA
Pengawasan Kedatangan Alat Angkut
Pengawasan Kedatangan Orang
Pengawasan Kedatangan Barang
Pengawasan Lingkungan
Komunikasi risiko
DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Deteksi dini di wilayah dilakukan melalui peningkatan kegiatan surveilans rutin dan surveilans berbasis kejadian yang dilakukan secara aktif maupun pasif.
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan adanya indikasi pasien dalam pengawasan covid-19 yang harus segera direspon.
Adapun bentuk respon dapat berupa verifikasi, rujukan kasus, investigasi, notifikasi, dan respon penanggulangan. Bentuk kegiatan verifikasi dan investigasi adalah penyelidikan epidemiologi.
Sedangkan, kegiatan respon penanggulangan antara lain identifikasi dan pemantauan kontak, rujukan, komunikasi risiko dan pemutusan rantai penularan.
KESIAPSIAGAAN DI WILAYAH
SUMBER DAYA
MANUSIA (SDM)
Mengaktifkan TGC yang sudah ada baik di tingkat Pusat, Provinsi dan Kab/Kota.
Meningkatkan kapasitas SDM dalam kesiapsiagaan menghadapi infeksi covid-19 dengan melakukan sosialisasi, table top exercises/drilling dan simulasi covid-19.
Meningkatkan jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor terkait.
KESIAPSIAGAAN DI WILAYAH
SARANA DAN
PRASARANA
Kesiapan alat transportasi (ambulans) dan memastikan dapat berfungsi dengan baik untuk merujuk kasus.
Kesiapan sarana pelayanan kesehatan antara lain meliputi tersedianya ruang isolasi untuk melakukan tatalaksana, alat-alat kesehatan dan sebagainya.
Kesiapan ketersediaan dan fungsi alat komunikasi untuk koordinasi dengan unit-unit terkait.
KESIAPSIAGAAN DI WILAYAH
SARANA DAN
PRASARANA
Kesiapan logistik penunjang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan antara lain obat-obat suportif (life saving), alat-alat kesehatan, APD serta melengkapi logistik lainnya.
Kesiapan bahan-bahan KIE antara lain brosur, banner, leaflet serta media untuk melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat.
Kesiapan pedoman covid-19 untuk petugas kesehatan, termasuk mekanisme atau prosedur tata laksana dan rujukan RS.
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Deteksi Dini PUSKESMAS
• Meningkatkan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan pneumonia
• Melakukan surveilans aktif/pemantauan terhadap pelaku perjalanan dari wilayah/negara terjangkit selama 14 hari sejak kedatangan ke wilayah berdasarkan informasi dari Dinkes setempat
• Mengidentifikasi kontak erat yang berasal dari masyarakat maupun petugas kesehatan
• Melakukan pemantauan terhadap kasus dan kontak erat minimal satu kali masa inkubasi terpanjang. Pencatatan pemantauan kontak menggunakan form
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Respon PUSKESMAS
• Melakukan tatalaksana sesuai dengan kondisi pasien dan merujuk ke RS rujukan sesuai dengan SOP (Standar Prosedur Operasional) dengan memperhatikan prinsip-prinsip PPI
• Surveilans ketat probabel dan konfirmasi
• Melaporkan kasus dalam waktu 1x24 jam ke Dinkes Kab/Kota
• Melakukan penyelidikan epidemiologi berkoordinasi dengan Dinkes Kab/Kota
• Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat
• Meningkatkan jejaring kerja dengan pemangku kewenangan, lintas sektor dan tokoh masyarakat setempat
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Deteksi Dini RUMAH
SAKIT •Meningkatkan surveilans ISPA berat
•Mendeteksi kasus dengan demam dan gangguan pernafasan serta memiliki riwayat bepergian ke wilayah/negara terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum sakit (menunjukkan HAC)
•Melakukan pemantauan kontak erat yang berasal dari keluarga pasien, pengunjung, petugas kesehatan dan dilakukan pencatatan menggunakan form
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Respon RUMAH
SAKIT •Melakukan tatalaksana sesuai dengan SOP bila menemukan kasus
dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengendalian infeksi
•RS rujukan melakukan pengambilan spesimen berkoordinasi dengan Dinkes setempat terkait pengiriman
•Melaporkan kasus dalam waktu 1x24 jam ke Dinkes setempat
•Melakukan komunikasi risiko dengan keluarga pasien
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Deteksi Dini
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
• Melakukan pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)
• Melakukan pemantauan berita atau rumor yang berkembang terkait dengan kasus covid-19 di masyarakat melalui media atau sumber informasi lainnya dan melakukan verifikasi terhadap berita tersebut
• Memonitor pelaksanaan surveilans covid-19 yang dilakukan oleh puskesmas
• Melakukan surveilans aktif covid-19 rumah sakit untuk menemukan kasus
• Melakukan penilaian risiko
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Respon
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
• Melaporkan pasien dalam pengawasan covid-19 ke pusat dalam waktu 1x24 jam ke PHEOC dan ditembuskan ke Dinkes Provinsi
• Melakukan penyelidikan epidemiologi bila ada laporan pasien dalam pengawasan covid-19
• Melakukan pelacakan/identifikasi kontak
• Melakukan mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan bila diperlukan
• Melakukan komunikasi risiko pada masyarakat
• Membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan sektor terkait
• Berkoordinasi dengan RS dan laboratorium dalam pengambilan dan pengiriman spesimen
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Deteksi Dini
DINAS KESEHATAN PROVINSI
• Melakukan pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia melalui SKDR
• Melakukan pemantauan berita atau rumor yang berkembang terkait dengan kasus covid-19 di masyarakat melalui media atau sumber informasi lainnya dan melakukan verifikasi terhadap berita tersebut
• Meneruskan notifikasi laporan dalam pengawasan covid-19 dari KKP ke Dinkes yang bersangkutan
• Melakukan penilaian risiko
• Membuat Surat Kewaspadaan yang ditujukan bagi Kab/Kota
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Respon
DINAS KESEHATAN PROVINSI
• Melaporkan pasien dalam pengawasan covid-19 dalam waktu 1x24 jam ke PHEOC
• Melakukan penyelidikan epidemiologi bersama dengan Kab/Kota bila ada laporan pasien dalam pengawasan covid-19
• Melakukan pelacakan/identifikasi kontak
• Melakukan mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan bila diperlukan
• Melakukan komunikasi risiko pada masyarakat
• Melakukan umpan balik dan pembinaan teknis di Kab/Kota
• Membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan sektor terkait
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Deteksi Dini PUSAT
• Melakukan pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia melalui SKDR
• Melakukan pemantauan berita atau rumor yang berkembang terkait dengan kasus covid-19 di masyarakat melalui media atau sumber informasi lainnya dan melakukan verifikasi terhadap berita tersebut
• Melakukan analisis situasi secara berkala terhadap perkembangan kasus covid-19
• Melakukan penilaian risiko
• Membuat Surat Edaran yang ditujukan bagi Dinkes Provinsi dan Unit Pelayanan Teknis (UPT)
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
Respon PUSAT
• Melakukan notifikasi ke WHO jika ditemukan kasus konfirmasi
• Melakukan penyelidikan epidemiologi bersama Dinkes Prov/Kab/Kota
• Melakukan pemeriksaan spesimen kasus covid-19
• Melakukan mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan bila perlu
• Membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan sektor terkait
• Melakukan umpan balik dan pembinaan teknis di Prov/Kab/Kota
• Melakukan komunikasi risiko pada masyarakat baik melalui media cetak atau elektronik
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB
Setiap pasien dalam pengawasan,
orang dalam pemantauan, maupun
probabel harus dilakukan
penyelidikan epidemiologi.
Hasil penyelidikan epidemiologi
dapat memberikan masukan bagi
pengambil kebijakan dalam rangka
penanggulangan atau pemutusan
penularan secara lebih cepat.
TUJUAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan tujuan mengetahui besar masalah KLB dan mencegah penyebaran yang lebih luas.
Secara khusus tujuan penyelidikan epidemiologi sebagai berikut:
Mengetahui karakteristik epidemiologi, gejala klinis dan virus
Mengidentifikasi faktor risiko
Mengidentifikasi kasus tambahan
Memberikan rekomendasi upaya penanggulangan
TAHAPAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Konfirmasi awal KLB
Pelaporan segera
Persiapan penyelidikan
Penyelidikan epidemiologi
Pengolahan dan analisis data
Penyusunan laporan penyelidikan epidemiologi
PERAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DI MASRAKAT
Pemberdayaan Masyarakat
Masa - Pasca CoVID19
Strategi perubahan perilaku
Influencing policy n legislation
Changing organizational practises
Fostering coalitions n networking
Educating providers
Promoting community educating
Strengthening individual knowledge n skills
respons
Transformasi
organism stimulus
Masker – CTPS – Physical Distancing
Aman Kesehatan : ODP-PDP -
Konfirm
Aman income
Aman pangan
Spectrum of prevention
Perubahan Perilaku-Disiplin
Output & Outcome : Perubahan Perilaku sehat dan dampak
ekonomi
Awareness Inisasi & Inovasi Tahapan
Wilayah Aman Kesehatan
Ch
eck_
Mit
iga
si
Pem
bin
a K
esm
as
“Sakit”
Edu
kasi
Ma
sya
raka
t Corona & bahayanya
Jangan ke mana mana
Masker Selalu
Cuci tangan
Physical Distc
Jaga Imunitas
Jaga Jarak kerumunan
Kebersihan diri dan lingkungan
Germas
Tingkat Prov, Kab kota, Desa , Dusun.
Seleksi OTG , ODP
Atur arus logistic
OTG , ODP, PDP, Konfirm
Protokol Kuratif
Menghubungkan akses faskes
• Agar tidak tertular
• Menjaga Batas Wilayah
• Agar tidak menjadi sakit
• Meningkatkan daya tahan
• Agar tidak fatal
• Intensifikasi pengobatan
• Tidak meninggal
Community level intervention
Mendorong:
Kepatuhan: mengikuti apa yang direkomendasikan oleh ahli.
Kasih sayang; Memberikan kasih sayang pada orang yAng stress, petugas.
Collaboration
Hindari:
Comparing: setiap negara telah
mengadopsi sistem kesehatan berbeda. Budaya berbeda, strata sosioekonomi
berbeda. Respons penyakit sangat dinamis tidak ada tindakan yang cocok
untuk semua keadaan.
Complaining & Blaming
Counterfeit content
Tingkat Rumah Tangga
Melakukan Fungsi:
Pendidikan; personal hygiene yang tepat
untuk anak.
Updated Informasi ; dari
sumber terpercaya.
Membuat protokol tingkat rumah
taggah
Membatasi Perjalanan
Rekomendasi:
Saling mendukung
Monitorng lingkungan
sekitar RT
Keterlibatan Masyarakat
Your Text Here Contents
Mengapa masyarakat harus terlibat selama wabah?
3. Libatkan masyarakat dalam penanggulangan; seperti ketakutan, hambatan, keprihatinan dan perubahan transmisi, mempromosikan perilaku positip dan bekerja sama dengan tim respon
1. masyarakat yang terkena dampak dan populasi perlu tahu bagaimana melindungi diri mereka sendiri dan tim tanggap perlu tahu bagaimana masyarakat memahami penyakit dan respon
2. Libatkan Populasi berisiko menjadi bagian dari solusi untuk melindungi kehidupan dan menghentikan wabah
4. Media Informasi harus terpercaya disesuaikan dengan komunitas yang berisiko tinggi
5. Bi-directional komunikasi - dialog - harus ditetapkan dari awal wabah antara masyarakat yang terkena dampak dan tim respon untuk memastikan partisipasi dan saling pengertian - dasar membangun kepercayaan
COMMUNITY ENGAGEMENT
Tantangan Pengendalian wabah 1.Kurangnya pemahaman masyarakat , kekhawatiran dan ketakutan oleh tim respon
2.informasi yang Lambat tentang penyakit dan respon yang bias
3.Keprihatinan masyarakat yang memburuk dan wabah yang menguat
4.Kurangnya informasi dan kesadaran tentang tindakan perlindungan dapat memperburuk penyebaran penyakit
5.Rumor dapat menyebabkan kesalahpahaman dan berdampak terhadap kepercayaan kepada pemerintah
strategi keterlibatan masyarakat dalam wabah
Your Text Here Contents
Mengidentifikasi dan melibatkan
para pemangku kepentingan
Menganalisis konteks -budaya /
sosial / politik serta biomedis
menyusun strategi dan prioritas
Mengoperasionalkan:
Menerapkan
Tindakan prioritas
Dengar, memantau dan
bertindak atas
tanggapan
Poin Penting
1. Komunikasi dan penyebaran informasi
2. Komunikasi dan edukasi lebih efektif sebelum keadaan darurat
3. Mitra Terlibat dalam KIE rutin dan membangun kepercayaan. Jujurdan transparan
4. Menghubungkan realitas masyarakat dan realitas respon
PERAN NAKES DI LAYANAN KESEHATAN
61