tumor hipofise
TRANSCRIPT
MAKALAH SKENARIO 2
TUMOR HIPOFISIS
DI SUSUN OLEH
1. Arif Seftian NIM. 14.401.10.011
2. Ary Teguh NIM. 14.401.10.012
3. Aviona O. NIM. 14.401.10.013
4. Elok E. NIM. 14.401.10.031
5. Ervin D. NIM. 14.401.10.032
6. Ernita R. NIM. 14.401.10.033
7. Rendy S. NIM. 14.401.10.073
8. Riawanti NIM. 14.401.10.074
9. Riskhi Yulianto NIM. 14.401.10.075
10. 10. Dias A. NIM. 09.019
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2010-2011
KATA PENGANTAR
KELOMPOK A2 Page i
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah, serta
karuni-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan, yang berjudul ” TUMOR
HIPOFISIS ”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas perkuliahan.
Kami sebagai penulis tidak lupa juga, mengucapkan terimakasih kepada:
1. Direktur Akes Rustida Anis Yuliastutik,S.Kep., Ns., M.KES
2. Dosen pembimbing mata kuliah
3. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan dukungan,
4. dan Teman-teman yang telah meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan
makalah ini.
Karena proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis membuka
diri untuk menerima berbagai masukan dan kritik demi perbaikan makalah ini.
Krikilan, 24 April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KELOMPOK A2 Page ii
HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
TUMOR HIPOFISIS................................................................................................................1
DEFINISI........................................................................................................................... 1
ETIOLOGI..........................................................................................................................1
MANIFESTASI KLINIS........................................................................................................2
PATHWAY........................................................................................................................ 3
PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................................................4
KOMPLIKASI.....................................................................................................................4
PENATALAKSANAAN........................................................................................................5
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................6
PENGKAJIAN.................................................................................................................... 6
DIAGNOSA....................................................................................................................... 7
NCP..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
KELOMPOK A2 Page iii
TUMOR HIPOFISIS
1. Definisi
Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi
hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih.
Hormon – hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise) (Hotma Rumahardo, 2000 : 36).
Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih
hormone- hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya berupa hormone-
hormone hipofise anterior. (http://www.askep.hiperpituitaryi.com/2008).
Hipopituitarisme adalah hiposekresi satu atau lebih hormon hipofise anterior
Dari pengertian diatas hipopituitarisme adalah suatu penyakit pada kelenjar hipofisis yang bisa
disebabkan karena kerusakan lobus anterior
2. Etiologi
Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab
mencakup :
1. Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH, ACTH atau
prolakter.
2. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi
HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.
(Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC)
3. Perubahan iskemik karena perdarahan pascapartum (sindrom sheena) atau akibat syok septik,
menimbulkan infrak pada hipofisis
4. Infeksi: ensefalitis viral dan bakteremia
Kerusakan pada hipofisis akibat terapi radiasi
Trauma termasuk pembedahan atau benturan
KELOMPOK A2 Page 1
3. Manifestasi klinis
1. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti tangan, kaki, jari – jari
tangan, lidah, rahang, kardiyamegali)
2. Visus berkurang
3. Nyeri kepala
4. Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas
5. Libido seksual menurun
6. Kelemahan otot, kelelahan dan letargi
7. Tanda-tanda klinik sesuai dengan penyebabnya, misalnya baktermia, viral, hepatitis dan trauma
3. Tanda-tanda defisit gonadotropin
a. Menurun kadar FSH, LH serum, dan steroid gonad
b. Anak-anak mengalami terlambat pubertas
c. Dewasa :
Wanita (olrgomenorea atau amenorea, atrofi uterus dan vagina, potensial atrofi payudara,
Laki-laki serta hilangnya libido, jumlah sperma berkurang, gangguan ereksi, testis mengecil
dan rambut tumbuh rontok)
4. Manifestasi defisit hormon pertumbuhan
a. Anak
Pertumbuhan lambat, tetapi bagian tubuh proporsional, terlalu banyak jaringan lemak, tetapi
pertumbuhan otot buruk
Terlambat pubertas, tetapi pada akhirnya perkembangan seksual normal
Kadar hormon pertumbuhan serum menurun
a. Dewasa
Tubuh pendek sekali
Pertumbuhan otot buruk sehingga cepat lelah
Emosi labil
Manifestasi defisit prolaktin (ibu pascapartem tidak mengeluarkan air susu dan kadar
prolaktin serum kurang)
5. Manifestasi defisit hormon TSH, rasa lelah, konstipasi, kulit kering, gambaran laboratorium
dari hipertiroidisme 6. Manifestasi defisit ACTH
(Hotman Rumahardo, 2000)
KELOMPOK A2 Page 2
4. Patofisiologi
KELOMPOK A2 Page 3
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar prolaktin serum ; ACTH, GH
2. CT – Scan / MRI
3. . Pemeriksaan lapang pandang
a. Adanya kelainan lapang pandang mencurigakan
b. Adanya tumor hipofisis yang menekan kiasmaoptik
4. Pemeriksaan hormon
5. Angiografi
6. Tes toleransi glukosa
7. Tes supresi dengan dexamethason
8. . Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan karfisol, T3 dan T4 serta estrogen atau testoteron
b. Pemeriksaan ACTH, TSH dan LH
c. Test provokasi dengan menggunakan stimulan atau subreson hormon dan dengan melakukan
pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum
d. Test provokatif
(Hotman Rumahardo, 2000 : 39).
6. Komplikasi
1. Kardiovaskuler
a. Hipertensi
b. Tromboflebitas
c. Tromboembolism
d. Percepatan uterosklerosis
2. Imunologi
Peningkatan resiko infeksi dan penyamaran tanda-tanda infeksi
3. Perubahan mata
a. Galukoma
b. Lesi kornea
KELOMPOK A2 Page 4
4. Musculoskeletal
a. Pelisutan otot
b. Kesembuhan luka yang jelek
c. Osteoporosis dengan fraktur komplikasi vertebra, fraktur patologik tulang panjang, nekrosis
aseptic kaput femoris
5. Metabolik
Perubahan pada metabolisme glukosa sidrome penghentian steroid
6. Perubahan penampilan
a. Muka seperti bukan (moon face)
b. Pertumbuhan berat badan
c. Jerawat
7. Penatalaksanaan
1. Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial (pembedahan)
2. Kolaborasi pemberian obat – obatan seperti bromokriptin (parlodel)
3. Observasi efek samping pemberian bromokriptin
4. Kolaborasi pemberian terapi radiasi
5. Awal efek samping terapi radiasi. (Nelson, 2000 : 227)
KELOMPOK A2 Page 5
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN HIPERPITUITARY
1. Pengkajian
1. Kaji riwayat penyakit, manifestasi klinis tumor hipofise baik dari peningkatan prolaktin, GH dan
ACTH yang mulai dirasakan.
2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
3. Pemeriksaan fisik mencakup ;
1. Amati bentuk wajah, khas apabila ada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, dagu
menjorok ke depan.
2. Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik.
3. Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai penurunan
visus.
4. Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak.
5. Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringat.
6. Suara membesar karena hipertropi laring.
7. Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali
8. Hipertensi
9. Disfagia akibat lidah membesar
10. Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar.
KELOMPOK A2 Page 6
2. DIAGNOSA
1. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.
2. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent.
3. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor.
4. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi
impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus.
3. Intervensi
1. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor.
1. Dorong klien agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan.
Rasional : agar perawat mengetahui apa yang dirasakan klien.
2. Kaji skala nyeri
Rasional : untuk mengetahui intensitas dari nyeri dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
3. Berikan tehnik relaksasi dan distraksi
Rasional : pengalihan perhatian dapat mengurangi rasa nyeri.
4. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.
Rasional : pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri.
2. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.
1. Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan.
KELOMPOK A2 Page 7
Rasional : Agar perawat dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh klien sehubungan perubahan
tubuhnya.
2. Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi – segi positif yang dapat dikembangkan oleh
klien.
Rasional : Agar klien mampu mengembangkan dirinya kembali.
3. Yakinkan klien bahwa sebagioan gejala dapat berkurang dengan pengobatan (ginekomastia,
galaktorea)
Rasional : agar klien tetap optimis dan berfikir positif selama pengobatan.
3. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent.
1. Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman pada klien terhadap fungsi
seksualnya.
Rasional : agar perawat dapat mengetahui masalah seksual klien dan lebih terbuka kepada perawat.
2. Dorong klien agar mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya.
Rasional : agar klien mendapat hasil mufakat bersama pasangannya.
3. Kolaborasi pemberian obat – obatan bromokriptin.
4. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi
impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus.
Dorong klien agar mau melakukan pemeriksaan lapang pandang.
Rasional : agar perawat mengetahui jarak lapang klien.
KELOMPOK A2 Page 8
DAFTAR PUSTAKA
- Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 2001. Bag.3. Penerbit Buku Kedokteran Elisabeth J.
Corwin, patofisiologi.
- Editor Francis S. 2002. Endrokinologi Dasar Dan Klinik. Greenipan Smeltzer Dan Base
Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran Vol. 2.
- Elisabeth j. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta : EGC.
- Doengoes, Marlyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC.
- Hotman Rumahardo. 2002. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Endrokin. Jakarta : EGC.
- http://www.askep.hiperpituitary.com.
KELOMPOK A2 Page 9