tugas tita komunikasi.doc

25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Salah satu aspek terpenting dari keperawatan keluarga adalah pemberian asuhan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan komunitas adalah klien keperawatan. Secara empiris disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga sudah ditanggulangi secara tepat tetapi keluarga belum dianggap sebagai klien dari keperawatan. Keluarga sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap individu dan kelompok. Sedangkan komunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan, memilih dan mengirimkan lambang-lambang sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran komunikator.

Upload: novilia-eka-sari

Post on 11-Apr-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas tita komunikasi.doc

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan

adalah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang

menjadi klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan

keperawatan). Salah satu aspek terpenting dari keperawatan keluarga

adalah pemberian asuhan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan

individu, kelompok, dan komunitas adalah klien keperawatan. Secara

empiris disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga sudah

ditanggulangi secara tepat tetapi keluarga belum dianggap sebagai klien

dari keperawatan. Keluarga sangat memiliki pengaruh yang besar

terhadap individu dan kelompok.

Sedangkan komunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu

proses penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak usia

sekolah, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan. Dalam

proses ini melibatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan, memilih dan

mengirimkan lambang-lambang sedemikian rupa yang dapat membantu

seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun

kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran

komunikator.

Pada anak usia sekolah, komunikasi yang terjadi mempunyai

perbedaan bila dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita,

remaja, maupun orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik

khusus yang dimiliki anak tersebut sesuai dengan usia dan

perkembangannya. Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting

karena pada proses tersebut mereka dapat saling mengekspresikan

perasaan dan pikiran, sehingga dapat diketahui oleh orang lain.

Disamping itu, dengan berkomunikasi anak-anak dapat bersosialisasi

dengan lingkungannya.

Page 2: tugas tita komunikasi.doc

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan keluarga?

2. Apakah ciri-ciri dari keluarga?

3. Bagimanakah tipe-tipe dalam keluarga?

4. Bagaimanakah bentuk-bentuk keluarga?

5. Bagaimanakah peran keluarga?

6. Bagaimanakah fungsi keluarga?

7. Apa sajakah tugas keluarga?

8. Bagaimanakah prinsip-prinsip perawatan dalam keluarga?

9. Bagaimanakah langkah-langkah perawatan kesehatan keluarga?

10. Bagaimanakah komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah?

11. Bagaimanakah tahapan komunikasi dengan anak usia sekolah?

12. Bagaimanakah cara berkomunikasi dengan anak usia sekolah?

13. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan

anak?

1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa

mampu memahami komunikasi pada keluarga dan pada anak usia

sekolah.

1.3.2 Tujuan KhususTujuan khusus dari pembuatan makalah ini sebagai berikut

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keluarga?

2. Mengetahui ciri-ciri dari keluarga?

3. Mengetahui tipe-tipe dalam keluarga?

4. Mengetahui bentuk-bentuk keluarga?

5. Mengetahui peran keluarga?

6. Mengetahui fungsi keluarga?

7. Mengetahui tugas keluarga?

Page 3: tugas tita komunikasi.doc

8. Mengetahui prinsip-prinsip perawatan dalam keluarga?

9. Mengetahui langkah-langkah perawatan kesehatan keluarga?

10. Mengetahui komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah?

11. Mengetahui tahapan komunikasi dengan anak usia sekolah?

12. Mengetahui cara berkomunikasi dengan anak usia sekolah?

13. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan

anak?

1.4 ManfaatManfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain dapat

meningkatkan ilmu pengetahuan tentang komunikasi pada keluarga dan

anak usia sekolah, dapat membantu dalam proses belajar mengajar dan

membantu mempermudah berkomunikasi pada keluarga dan anak usia

sekolah.

Page 4: tugas tita komunikasi.doc

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Definisi KeluargaMenurut Duval (1972) keluarga adalah sekumpulan orang yang

dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang

bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,

meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial

individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan

ditandai adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan

umum.

Departemen Kesehatan RI (1988) menyatakan bahwa keluarga

adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah

satu atap dalam keadaan saling tergantung.

2.1.1 Ciri - ciri KeluargaRobert Maclver dan Charles Morton Page menjelaskan ciri-ciri

keluarga sebagai berikut:

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Keluarga berbentuk seperti kelembagaan yang berhubungan dengan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dibuat.

3. Keluarga mempunyai sistem tata nama (nomenclatur), termasuk

hitungan garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai keturunan

dan membesarkan anak.

5. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah

tangga.

Page 5: tugas tita komunikasi.doc

Ciri-ciri keluarga di setiap negara berbeda-beda bergantung pada

anggota kebudayaanya, falsafah hidup, dan ideologi negaranya. Negara di

Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat dilandasi oleh semangat

kegotong-royongan.

2. Merupakan satu kesatuan yang utuh yang dijiwai oleh nilai budaya

ketimuran yang kental dan mempunyai rasa tanggung jawab besar.

3. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang

dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui

musyawarah mufakat.

4. Sedikit berbeda dengan anggota keluarga yang tinggal di perkotaan

dan di pedesaan. Keluarga yang tinggal di pedesaan masih bersifat

tradisional, sederhana, dan saling menghormati satu sama lain dan

sedikit sulit menerima inovasi baru.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga:

1. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat.

2. Terdiri dari dua orang atau lebih yang dalam satu atap memiliki

hubungan yang intim, pertalian darah/perkawinan.

3. Terorganisasi oleh asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak atau

ibu atau keluarga yang dominan) yang saling berhubungan satu dengan

yang lainnya, saling bergantung antar anggota keluarga.

4. Setiap anggota keluarga mempunyai anggota keluarga mempunyai

peran dan fungsi masing-masing yang dikoordinasikan oleh kepala

keluarga.

5. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup yang

didasari sistem kebudayaan.

6. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya, misal dalam hal

kesehatan keluarga.

Page 6: tugas tita komunikasi.doc

2.1.2 Tipe KeluargaMenurut Friedman (1986) membagi keluarga seperti berikut ini:

1. Nuclear family (keluarga inti). Terdiri dari dua orang tua dan anak yang

masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah. Terpisah

dari sanak saudara lainnya.

2. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari satu

atau dua keluarga inti yang tinggal di dalam satu rumah dan menunjang

satu sama lain.

3. Single parents family satu keluarga yang dipakai satu kepala keluarga

dan hidup bersama dengan anak-anaknya yang masih bergantung

kepadanya.

4. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa

anak dan tinggal di satu rumah yang sama.

5. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan

pasangan yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak

dari perkawinan dulu.

6. Three generation family. Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu

kakek, nenek, bapak, ibu dan anak dalam satu rumah.

7. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang terdiri dari satu orang

dewasa yang hidup dalam satu rumah.

8. Midle age atau elderly coupel. Keluarga yang terdiri dari pasangan

suami istri paru baya.

2.1.3 Bentuk KeluargaBentuk keluarga menggambarkan perbedaan sosial, tingkah laku

dan kultur, serta gaya hidup. Dalam asuhan keperawatan, bentuk keluarga

ini perlu diperhatikan, terutama dalam hal pelaksanaan asuhan

keperawatan.

Sussman et al. menguraikan keluarga menjadi 7 bentuk:

1. Keluarga inti. Keluarga ini terdiri dari suami (pencari nafkah), seorang

istri (ibu rumah tangga), dan anak-anak. Akhir-akhir ini ada

kecenderungan keluarga inti tradisional bergeser menjadi keluaga inti

Page 7: tugas tita komunikasi.doc

non tradisional. Kecenderungan ini disebabkan oleh beberapa hal

antara lain suami-istri keduanya pekerja dan keluarga tanpa anak.

2. Keluaga besar tradisional, adalah bentuk keluarga yang pasangan

suami istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah

tangga dengan orang tua, sanak saudara, dan kerabat dalam keluarga

tersebut.

3. Tipe ini banyak terdapat pada kelas pekerja dan kaum migran. Karena

terdapat banyak anggota keluarga dengan banyak aturan, anak

menjadi bingung akan mencontoh model yang mana

(kakek/ayah/paman). Akibatnya, bila kondisi itu berlangsung lama,

terjadi angka peceraian tinggi, kehamilan dikalangan remaja, kelahiran

di luar pernikahan, dan lain-lain.

4. Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga ini hanya memiliki satu

kepala rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah).

Jumlah ibu remaja yang tidak menikah akhir-akhir ini cenderung

meningkat karena berbagai alasan antara lain kemiskinan dan

pergaulan bebas (melahirkan di luas pernikahan).

5. Individu dewasa yang hidup sendiri. Bentuk ini banyak terdapat di

masyarakat. Mereka hidup berkelompok, seperti dip anti wreda, tetapi

ada juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan layanan

kesehatan professional karena tidak mempunyai sitem pendukung.

6. Kelurga dengan orang tua tiri. Menurut McCubbin dan Dahl (1985)

orang tua menghadapi 3 masalah yang paling menonjol, yaitu

pendisiplinan anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan

kebiasaan serta penerimaan terhadap pemikatan hati.

7. Keluarga binuclear, merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai

sehingga anak menjadi anggota dari suatu system keluarga yang terdiri

dari dua rumah tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam

perbedaan di antara keduanya, serta keterbatasan waktu yang

digunakan dalam setiap sistem rumah tangga.

8. Bentuk variasi keluarga non tradisional, meliputi bentuk keluarga yang

sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun

Page 8: tugas tita komunikasi.doc

dinamikanya. Meskipun demikian, memiliki persamaan dalam hal tujuan

dan nilai dengan keluarga inti tradisional. Bentuk keluarga yang spesifik

ini menurut Makelin (1998) adalah perkawinan terbuka, keluarga

kumonal, pasangan yang kumpul kebo, perkawinan kelompok, keluarga

lesbian dan gay.

2.1.4 Peran KeluargaPeran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan

tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Ayah

sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik,

pelindung/pengayom, dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga.

Selain itu anggota masyarakat/kelompok sosial tertentu. Ibu

sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak,

pelindung keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.

Selain itu, sebagai anggota masyarakat. Anak berperan sebagai pelaku

psikososial sesuai dengan perkembangan fisik mental, sosial, dan

spiritual.

Berikut peran seorang ayah, ibu dan anak dalam keluarga:

a. Peran ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,

sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya

serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Peran ibu

Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,

disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah

tambahan dalam keluarganya.

Page 9: tugas tita komunikasi.doc

c. Peran anak

Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

2.1.5 Fungsi KeluargaMenurut Friedman dan Undang-Undang No.10 tahun 1992,

membagi fungsi keluarga menjadi 5, yaitu:

1. Fungsi efektif, berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan dasar kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan

gambaran diri yang positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh

rasa kasih sayang.

2. Fungsi sosialisasi. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu menghasilkan interaksi sosial, dan individu tersebut

melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan

tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dan

belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam

keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat.

3. Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan

dan menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi. Fungsi unruk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti

makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain.

5. Fungsi perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan.

2.1.6 Tugas keluarga Tugas Keluarga Menurut Bailon dan Maglaya:

1. Keluarga mengenal masalah kesehatan.

2. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi

masalah kesehatan.

3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

kesehatan

Page 10: tugas tita komunikasi.doc

4. Memodifikasi lingkungan, menciptakan dan mempertahankan suasana

rumah yang sehat.

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang

tepat.

2.1.7 Prinsip-Prinsip Perawatan KeluargaAda beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dan

memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah:

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, sehat

sebagai tujuan utama

3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai

peningkatan kesehatan keluarga

4. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat

melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan

masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatannya

5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan

preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative

6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga

memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk

kepentingan kesehatan keluarga

7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga

secara keseluruhan

8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan peawatan

kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan

menggunakan proses keperawatan

9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan

keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan

kesehatan dasar/ perawatan di rumah.

10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.

Page 11: tugas tita komunikasi.doc

2.1.8 Langkah-Langkah Perawatan Kesehatan KeluargaDalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga ada

beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut:

1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga, dengan

cara;

a. Mengadakan kontak dengan keluarga

b. Menyampaikan maksud dan tujuan serta minta untuk membantu

keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka

c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-

kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga

d. Membina komunikasi dua arah dengan lembaga

1. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah

kesehatan keluarga

2. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah

kesehatan dan perawatan keluarga

3. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat

masalah kesehatan keluarga;

a. Ancaman kesehatan

b. Keadaan sakit atau kurang sehat

4. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga

untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan

5. Menentukan/menyusun skala proiritas masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga, dengan mempertimbangkan;

a. Sifat masalah

b. Kemungkinan masalah untuk diubah

c. Potensi menghindari masalah

d. Persepsi keluarga terhadap masalah

6. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan

keluarga seseuai dengan urutan prioritas

a. Menentukan tujuan yang realistis

b. Merencanakan pendekatan dan tindakan

c. Menyusun standard an criteria evaluasi

Page 12: tugas tita komunikasi.doc

7. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan

rencana yang disusun

8. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang

dilakukan

9. Meninjau kembali maslah keperawatan dan kesehatan yang belum

dapat teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan

yang baru.

2.2 Komunikasi Terapeutik pada Anak Usia SekolahKomunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu proses

penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah,

baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan. Dalam proses ini

melibatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan, memilih dan

mengirimkan lambang-lambang sedemikian rupa yang dapat membantu

seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun

kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran

komunikator.

Pada anak usia sekolah, komunikasi yang terjadi mempunyai

perbedaan bila dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita,

remaja, maupun orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik

khusus yang dimiliki anak tersebut sesuai dengan usia dan

perkembangannya. Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting

karena pada proses tersebut mereka dapat saling mengekspresikan

perasaan dan pikiran, sehingga dapat diketahui oleh orang lain.

Disamping itu, dengan berkomunikasi anak-anak dapat

bersosialisasi dengan lingkungannya. Pada anak-anak yang dirawat di

rumah sakit karena banyaknya permasalahan yang dialaminya baik yang

berhubungan dengan sakitnya maupun karena ketakutan dan

kecemasannya terhadap situasi maupun prosedur tindakan, sering

komunikasi menjadi terganggu. Anak menjadi lebih pendiam ataupun tidak

berkomunikasi. Keadaan ini apabila dibiarkan akan dapat memberikan

Page 13: tugas tita komunikasi.doc

efek yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan disamping

proses penyembuhan penyakitnya.

Perawat yang mempunyai banyak waktu dengan pasien,

diharapkan dapat memulai menciptakan komunikasi yang efektif.

Keterlibatan perawat dalam berkomunikasi sangat penting karena dengan

demikian perawat mendapat informasi dan dapat membina rasa percaya

anak pada perawat serta membantu anak agar dapat mengekspresikan

perasaannya sehingga dapat dicari solusinya.

Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki

kemampuan komunikasi dalam memberikan askep pada anak usia

sekolah, menguasai teknik-teknik komunikasi yang cocok bagi anak usia

sekolah sesuai dengan perkembangannya.

2.2.1 Tahapan Komunikasi Dengan Anak Usia SekolahDalam melakukan komunikasi dengan anak terdapat beberapa

tahap yang harus dilakukan sebelum mengadakan komunikasi secara

langsung, tahapan ini dapat meliputi tahap awal (Pra Interaksi), tahap

perkenalan atau orientesi, tahap kerja dan tahap terakhir yaitu tahap

terminasi.

1. Tahap Pra interaksi

Pada tahap ini yang harus kita lakukan adalah mengumpulkan data

tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang tua

tentang masalah atau latar belakang yang ada, mengeksplorasi perasaan,

proses ini akan mengurangi kekurangan dalam saat komunikasi dengan

cara mengeksplorasikan perasaan apa yang ada pada dirinya, membuat

rencana pertemuan dengan klien, proses ini ditunjukkan dengan kapan

komunikasi akan dilakukan, dimana dan rencana apa yang

dikomunikasikan serta target dan sasaran yang ada.

2. Tahap Perkenalan atau Orientasi

Tahap ini yang dapat kita lakukan adalah memberikan salam dan

senyum kepada klien, melakukan validasi (Kognitif, psikomotor, afektif),

Page 14: tugas tita komunikasi.doc

mencari kebenaran data yang ada dengan wawancara, mengobservasi

atau pemeriksaan yang lain, memperkenalkan nama kita dengan tujuan

agar selalu ada yang memperhatikan terhadap kebutuhannya,

menanyakan nama kesukaan panggilan klien karena akan mempermudah

dalam berkomunikasi dan lebih dekat, menjelaskan tanggung jawab

perawat dan  klien, menjelaskan peran kita dan klien, menjelaskan

kegiatan yang akan dilakukan, menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu

yang dibutuhkan untuk kegiatan dan menjelaskan kerahasiahan.

3. Tahap Kerja

Pada tahap ini kegiatan yang dapat kita lakukan adalah memberi

kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang

hal-hal yang kurang dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan

utama, memulai kegiatan dengan cara yang baik, dan melakukan kegiatan

sesuai dengan rencana.

4. Tahap Terminasi

Pada tahap terminasi dalam komunikasi ini kegiatan yang dapat

kita lakukan adalah menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi

proses dan hasil, memberikan reinforcement yang positif, merencanakan

tindak lanjut dengan klien, melakukan kontrak (waktu,tempat dan topic)

dan mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

2.2.2 Cara Berkomunikasi Dengan Anak Usia Sekolah1. Melalui orang lain atau pihak ketiga

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam

menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara

langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung

yang sedang berada di samping. Selain itu dapat digunakan dengan

mengomentari tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta

lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.

Page 15: tugas tita komunikasi.doc

2. Bercerita

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat

mudah diterima, cerita yang disampaikan hendaknya seuai dengan pesan

yang akan disampaikan yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun

gambar.

3. Menfasilitasi

Menfaslitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini

ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam

menfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak

boleh dominan, tetapi anak harus diberikan repon terhadap pesan yang

disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan

merefleksikan ungkapan negative yang menunjukan kesan yang jelek

pada anak.

4. Biblioterafi

Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk

mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah

yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.

5. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan

meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai

keluhan yang didapatkan, dan keinginan tersebut dapat menunjukan

perasaan dan pikiran saat itu.

6. Pilihan Pro dan Kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam

menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan

mengajukan pada situasi yang menunjukan pilihan yang positif dan negatif

sesuai pendapat anak.

Page 16: tugas tita komunikasi.doc

7. Penggunaan skala

Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam

mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti penggunaan perasaan

nyeri, cemas, sedih, dan lain-lain. Dengan menganjurkan anak untuk

mengekspresikan perasaan sakitnya.

8. Menulis

Melalui ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada

keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada

anak yang jengkel, marah dan diam.

9. Menggambar

Seperti halnya menulis, menggambar pun juga dapat digunakan

untuk mengungkapkan ekspresinya. Perasaan marah, jengkel, biasanya

dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkannya

apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang maksudnya.

10. Bermain

Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi.

Melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang

disekitarnya dapat terjalin dan pesan-pesan dapat disampaikan.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dengan Anak1. Pendidikan

2. Pengetahuan

3. Sikap

4. Usia tumbuh kembang

5. Status kesehatan anak

6. Sistem sosial

7. Saluran

8. Lingkungan

Page 17: tugas tita komunikasi.doc

BAB 3PENUTUP

3.1 KesimpulanKeluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat

dari interaksi yang reguler dan ditandai adanya ketergantungan dan

hubungan untuk mencapai tujuan umum.

Komunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu proses

penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah,

baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan.

3.2 Saran

Page 18: tugas tita komunikasi.doc

Daftar Pustaka

https://asepizzah.wordpress.com/ diambil pada tanggal

http://dokumen.tips/documents/skenario-dan-role-play-keluarga.html