tugas teori keperawatan

26
Pengembangan Sains Keperawatan dan Hubungan Interaktif antara Pendidikan, Pelayanan / Praktik dan Riset Keperawatan dalam Pengembangan Sains Keperawatan Mata Kuliah : Riset Kuantitatif Disusun Oleh : Kelompok 5 Anggota : 1. Dede Nasrullah 2. Muhammad Natsir 3. Giri Susilo Adi 4. Iin Nur’aini 5. Tati Nurbiyati 6. Miko Eka Putri

Upload: dyah

Post on 04-Jan-2016

170 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

teori

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Teori Keperawatan

Pengembangan Sains Keperawatan dan Hubungan Interaktif antara Pendidikan, Pelayanan / Praktik dan Riset Keperawatan dalam

Pengembangan Sains Keperawatan

Mata Kuliah : Riset Kuantitatif

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Anggota :

1. Dede Nasrullah

2. Muhammad Natsir

3. Giri Susilo Adi

4. Iin Nur’aini

5. Tati Nurbiyati

6. Miko Eka Putri

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: Tugas Teori Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan lahir sejak naluriah keperawatan itu lahir bersamaan dengan

penciptaan manusia, perkembangan keperawatan dipengaruhi oleh semakin majunya

perkembangan peradaban manusia. Hal ini tergambar pada mulanya tindakan

keperawatan dilakukan berdasarkan mother instinct kemudian terjadi pengembangan

berupa asumsi implisit dan eksplisit dan sebagian orang meyakini keperawatan selalu

meminjam teori dari disiplin ilmu yang lain (Meleis, 1997). Sehingga muncul pertanyaan

apakah hal itu memang terjadi.

Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya

belum akan berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari

oleh mother instinct – naluri keibuan, mengalami perubahan/pergeseran yang sangat

mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi. Perubahan ini

terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan

kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi keperawatan

sendiri.

Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang

menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis; bertindak secara rasional – etis; serta

kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan

masyarakat akan pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai direct human care harus

dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan dan dapat dibantu melalui

keperawatan; domain keperawatan dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta lingkup

garapan praktek keperawatan; basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap konsep

menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat

wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana perawat /

keperawatan diperlukan keberadaannya.

Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para

profesionalnya dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis

terhadap fenomena yang dihadapinya; bertindak secara rasional-etis; serta bersikap

tanggap / peka terhadap kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Akan tetapi

pergeseran-pergeseran ini membawa konsekwensi dan segudang pertanyaan untuk

dijawab : Apakah benar keperawatan itu profesi, kalau iya, pertanyaan yang kemudian

Page 3: Tugas Teori Keperawatan

muncul adalah apa fokus telaahannya, lingkup garapan dan basis intervensinya, pada

sirkumstansis seperti apa intervensi keperawatan dibutuhkan, atau secara singkat how

nurses facilitate the health of human beings? Apakah keperawatan itu ilmu? Kalau

demikian apa objek formilnya; objek materiilnya, konsep-konsep apa yang mendasari

building block nya, melalui proses metodologi seperti apa ilmu keperawatan tersebut

ditemukan dan dibangun.

Mengingat begitu pentingnya pengembangan teori keperawatan maka kelompok

kami tertarik untuk menyusun makalah tentang pengembangan sains keperawatan dan

hubungan interaktif antara pendidikan, praktik dan riset keperawatan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui sains keperawatan dan hubungannya dengan Pendidikan, lahan praktek

serta riset keperawatan

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan pengembangan sains keperawataan

b. Menjelaskan hubungan interaktif sains keperawatan dengan pendidikan

keperawatan

c. Menjelaskan hubungan interaktif sains keperawatan dengan lahan praktek

keperawatan.

d. Menjelaskan hubungan interaktif sains keperawatan dengan riset keperawatan

e. Menjelaskan hubungan interaktif antara pendidikan, lahan praktek dan riset

terhadap pengembangan sains keperawatan.

C. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah :

BAB I : Pendahuluan terdiri dari laterbelakang, tujuan penulisan serta sistematika

penulisan.

BAB II : Konsep teori terdiri dari sains keperawatan, pengembangan sains keperawatan

serta hubungan interaktif sains keperawatan dengan pendidikan, lahan praktek

dan riset keperawatan

BAB III : Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 4: Tugas Teori Keperawatan

BAB II

KONSEP TEORITIS

A. Sains Keperawatan

Teori adalah deskripsi atau penjelasan dari suatu fenomena dan hubungan antar

fenomena-fenomena (Stevens, 1979 dalam Basford & Slevin, 2006). Sedangkan teori

keperawatan adalah merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan

fenomena-fenomena mengenai keperawatan sehingga melalui teori keperawatan dapat

dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas yang lainnya

(Hidayat, 2004). Menurut Florence Nightingale bahwa nursing theory menjelaskan apa

keperawatan dan apa yang bukan keperawatan (Marilyn parker 2001).

Sehingga menurut kelompok teori merupakan konsep – konseep yang dapat

menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi. teori dapat berubah atau dapat

diperbaharui dan teori dapat diaplikasikan dan harus disesuaikan dengan kondisi yang

ada.

Nursing theory secara umum menjelaskan fenomena yang menjadi perhatian

keperawatan yang disusun secara sistemik untuk mendapatkan pengertian dalam

penggunaannya dalam praktik dan riset.

Selain itu menurut Hidayat (2004) menyatakan bahwa keperawatan sebagai ilmu

memiliki objek forma dan materia, sebagai objek forma, keperawatan memiliki cara

pandang pada respon manusia terhadap masalah kesehatan dalam memenuhi kebutuhan

dasarnya, kemudian bantuan kepada manusia diberikan pada individu, kelompok atau

masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara sempurna dalam masalah kesehatan dan

proses penyembuhan, di mana ilmu keperawatan sangat memperhatikan masalah-

masalah keperawatan yang dilakukan dengan mencari kebenaran secara ilmiah. Sebagai

objek materi, keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara sistematis dan

menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia ditujukan

kepada bagian yang tidak dapat berfungsi secara sempurna yang berkaitan dengan

kondisi kesehatan itu sendiri dan manusia sebagai makhluk yang utuh dan unik.

Kelompok menyimpulkan bahwa keperawatan sebagai ilmu dalam pelaksanaannya tidak

terlepas dari manusia sebagai objek penerima asuhan keperawatan yang dilandasi oleh

metode-metode ilmiah karena ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan selalu

berkembang.

Page 5: Tugas Teori Keperawatan

Keilmuan keperawatan disusun oleh teori teori keperawatan yang tidak bisa lepas

dari falsafah dan paradigma keperawatan merupakan meta theory keperawatan yang

menjadikan acuan dari teori – teori keperawatan yang lainnya baik teori keperawatan

dalam tatanan grand nursing theory seperti model konseptual keperawatan juga middle

range theory yang merupakan operasional pelaksanaan asuhan keperawatan baik

terhadap induvidu, kelompok maupun masyarakat berdasarkan terhadap respon klien,

atau juga practice theory yang langsung bisa di laksanakan dalam tindakan – tindakan

keperawatan.

Teori – teori keperawatan itu sendiri bertujuan untuk menjelaskan, memprediksi ,

menjelaskan fenomena keperawatan. Selain itu teori keperawatan dapat menjelaskan

dan membedakan ilmu keperawatan dengan keilmuan yang lain. Menurut para ahli

kajian umum yang di bahas dalam teori keperawatan yang mempengaruhi dan

menentukan arah praktik keperawatan adalah manusia , lingkungan, kesehatan dan

keperawatan itu sendiri punya tujuan , peran dan fungsi terhadap pengembangan ilmu

atau sains keperawatan.

B. PENGEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN

Tujuan dari sains keperawatan adalah mengembangkan teori untuk menjelaskan,

menguraikan dan memahami hakikat dari fenomena dan mengantisipasi timbulnya

fenomena, kejadian, dan situasi yang terkait langsung atau tidak langsung dengan asuhan

keperawatan. Teori-teori juga dikembangkan untuk membantu perawat merasionalkan

dan pedoman dengan cara mengontrol aspek fenomena yang tidak diinginkan. Begitu

juga dengan kerangka kerja. Hal ini menimbulkan penejelasan dan mencerminkan pola

respon dari manusia terhadap sehat-sakit, lingkungan, tindakan, dan terhadap tenaga

kesehatan profesional. Hal-hal tersebut menggambarkan pola , cara dan kondisi serta

konteks hubungan yang sehat dan tidak sehat yang terbentuk dalam system pelayanan

kesehatan, dalam keperawatan, ilmu tentang manusia seperti deskripsi dan penjelasan

dikembangkan dalam konteks waktu, sejarah, lingkungan (sanksi sosial dan obligasi,

kondisai manusia termasuk hak manusia).

Hakikat dari sains keperawatan dan perkembangannya memerlukan hubungan yang

erat antara teori, praktik dan riset. Para theorist, praktisi dan peneliti dalam keperawatan

memiliki tujuan yang sama tentang pemahaman kebutuhan pelayanan kesehataan

meningkatkan rasa kesejahteraan, peningkatan status kesehatan, mempermudah transisi

dan meningkatkan akses serta pilihan untuk pelayanan kesehatan yang tepat.

Page 6: Tugas Teori Keperawatan

Meskipun ada tujuan bersama., namun ada perbedaan pendapat yang dapat

disebabkan oleh mitos dan fokus perhatian masing-masing, metode dan tujuan. Contoh

mitosnya antara lain menurut praktisi para teorist hanya bermimpi tentang ide-ide yang

tidak berhubungan antara teori dengan praktik. Dari peneliti teorist melihat hanya fokus

pada satu poin dalam proyeknya. Sehingga tidak dapat digeneralisasi. Menurut praktisi

pada peneliti dan teorist jauh dari area praktik, sehingga tidak menggambarkan

fenomena di klinik. Bagaimana mereka dapat menguraikan atau memprediksi hasil

akhir jika mereka tidak melihat pasien.

Para teorist menyiapkan disiplin dan secara terus menerus melakukannya. Teorist

menyiapkan berbagai disiplin fokus terhadap domain teori itu sendiri, fokus kepada

manusia, berinteraksi secara hakikat dengan klien, perawat, lingkungan, dan kesehatan

dan kesejahteraan yang prima. Tujuan dari self care, adaptasi, homeostasis, kesadaran,

keseimbangan, dan harmonisasi dengan lingkungan diuraikan oleh para teorist. Konsep-

konsep ini menjadi landasan dari disiplin dan menjadi lebih disepakati pada tahun 1970

an.

Di sisi lain, para peneliti telah mengembangkan instrumen untuk konsep-konsep

sentral seperti penyembuhan luka, tingkat kebingungan, dukungan sosial, intensitas

nyeri, gejala dari distress. Para peneliti juga telah menguji teori yang terkait dengan

praktik klinik seperti menetapkan pengembangan dari peran maternal, atau menetapkan

pemulihan pasien-pasien kardiovaskuler.

Para praktisi sudah menggunakan teori sebagai dasar dalam melakukan tindakan

mereka. Walaupun mereka tidak mampu menjelaskan teori dan kondisi seperti apa yang

digunakan.

Pada tahun 1980 an telah ada penyempurnaan siklus praktik, teori dan riset. Secara

sistematis mengidentifikasi respon terhadap perilaku. Kegiatan dalam pengembangan

teori bukan hal baru bagi perawat meskipun banyak timbul mitos. mereka mulai

mempelajari bagaimanaa cara mengembangkan teori pada awal tahun 1980 an.

Walaupun mereka mnyadari atau tidak menyadaari praktisi perawat telah berpartisipasi

dalam menetapkan konsep dari berbagai aspek domain keperawatan. Penetapan konsep

ini memperlihatkan perbedaan pendekatan pada pengembangan teori. Penetapan konsep

ini digambarkan pada awalnya oleh Florence Nightingale. Hubungan antara kesehatan

dengan lingkungan, hubungan antara asuhan dengan pengumpulan data, hubungan antara

hygiene dengan kesejahteraan.

Page 7: Tugas Teori Keperawatan

Banyak pendekatan teori dikembangkan berdasarkan konsep Nightingale, dan

banyak yang hilang atau tidak terdokumentasi. Beberapa gambaran umum yang

mencirikan dalam penulisaan dan pengembangan teori keperawatan :

1. Mulanya ada asumsi bahwa proses pengembangan teori penting untuk

pengembangan ilmu keperawatan

2. Ada asumsi bahwa proses pengembangan teori keperawataan hal yang baru bagi

keperawatan dan perawat yang tidak berpartisipasi dalam pengembangan teori ini.

(Hardy, 1974 dalam Meleis )

3. Hampir semua penulisan tentang pengembangan teori didiskusikan apa yang akan

terjadi dan strategi yang akan digunakan.

4. Kecenderungan adalah proses penjelasan dibuat berdasarkan pengetahuan lain

dalam hal ilmu fisik dan ilmu sosial. (Dubin, 1969, Gibbs 1972)

5. Asumsi implisit adalah seharusnya menjadi satu strategi pengembangan teori

terutama kejadian pada awal penulisan teori (Hardy, 1978, acox, 1974, Johson,

1974, Newman, 1979)

6. Asumsi implisit bahwa pengembangaan teori adalah aktivitas yang dilakukan dalam

lingkup akademik. Lebih jauh ada sumsi eksplisit oleh praktisi bahwa apa yang

terjadi di dalam lingkup akademik tidak memiliki kesamaan dengan pekerjaan

praktisi dalam kehidupan nyata.

7. Beberapa meyakini bahwa keperawatan selalu meminjam teori dan keperawatn

merupakan tempat penerapan teori. Bagi teorist, teori praktik keperawatan tidak

diperlukan karena teori dari ilmu dan etik cukup untuk menjadi pedoman

keperawatan. Karena itu pengembangan teori bukan merupakan proses yang

penting. Teorist tidak setuju bila ada pengembangan ulang, sintesa ulang dan

integrasi ulang dari teori disebut sebagai pengembangan teori. Bagusnya di

keperawatan beberapa orang tidak setuju dengan hal ini. (Barnum, 1990, Walker

and Avant, 1995).

Sains keperawatan harus terus dikembangkan untuk memperkaya keilmuan

keperawatan baik dalam tingkatan metatheory, grand nursing theory, middle range

theory maupun practice theory supaya ilmu keperawatan selalu yang terbaru sesuai

dengan tuntutan jaman yang tentu saja berdasarkan standar keilmuan yang ada. Sains

keperawatan itu sendiri dapat selalu dikembangkan berdasarkan metode ilmiah yang

salah satu contohnya adalah melalui riset – riset keperawatan yang merupakan suatu

Page 8: Tugas Teori Keperawatan

proses mencari tahu dan mencari jawaban atas fonemena yang muncul di pelayanan

keperawatan .

Pada tahun 1980an, dicirikan oleh berbagai strategi pengembangan teori.

Pengembangan konsep penting bagi keperawatan dan sentral terhadap domain

keperawatan yang merupakan gambaran penting lain pada masa tersebut. Contoh dari

konsep-konsep tersebut adalah: self-neglect (Reed dan Leonard) – 1989, lingkungan

(Steven, 1989), dyspnea (Carrieri, Johnson-Bjerklie dan Jacob, 1984), cachexia

(Lindsey, Piper dan Scotts, 1982 dan rasa nyaman (Neves-Arruda, Larsonj dan

Meleis,1992). Tugas pengembangan teori sekarang dan yang akan datang akan

berfokus pada pengembangan lebih lanjut untuk memulai pengembangan teori dari

domain keperawatan dan misi keperawatan, praktik serta tindakan para perawat.

Konsep sentral domain keperawatan adalah lingkungan, kesejahteraan, interaksi,

coping menghadapi transisi dan terapeutik keperawatan. Pengembangan teori

juga terjadi didalam area fungsional administrasi/ manajemen dan area belajar

mengajar.

Pengembangan Teori: Strategi yang sudah ada.

Ada 5 strategi besar pengembangan teori. Strategi tersebut adalah:

1. Teori - praktik - teori;

2. Teori - praktik;

3. Teori - riset;

4. Teori – riset - teori.

5. Pendekatan terintegrasi terhadap pengembangan teori

STRATEGI TEORI - PRAKTIK – TEORI

Para teorist yang menggunakan strategi ini memulai proses pengembangan teori dengan

cara memilih satu teori yang akan digunakan dalam praktik. Strategi ini berdasarkan

beberapa prinsip:

1. Sudah ada satu teori yang daapat membantu dalam menjelaskan dengan rinci

fenomena keperawatan; walaupun demikian, asumsi - asumsi teori tidak benar –

benar sesuai dengan asumsi – asumsi yang menjadi pedoman dalam keperawatan.

2. Teori yang dipilih tidak seluruhnya berguna dalam membantu perawat mencapai

tujuan dalam praktik keperawatan. Teori tersebut tidak mendefinisikan fenomena

dalam arti yang berguna untuk integritas pada pengertian tindakan praktik perawat.

Page 9: Tugas Teori Keperawatan

3. Teori tersebut tidak secara langsung membantu menjelaskan tindakan – tindakan

untuk perawat. Fokus teori berbeda dari fokus yang dibutuhkan dalam praktik

keperawatan.

4. Teori tersebut tidak memberikan penjelasan konsep sentral keperawatan yang

adekuat.

STRATEGI TEORI – PRAKTIK

Praktisi memulai pengembangan teori dengan adanya pertanyaan-pertanyaan

dalam situasi klinik. Strategi berdasarkan pada observasi fenomena yang baru pada

situasi praktik. Pengembangan sintesa konsep dan labeling, menjelaskan dari konsep-

konsep ini. Bagian-bagiannya adalah sub konsep, batas-batas, definisi, contoh-contoh,

arti dan sebagainya.

Pengembangan teori yang menggnakan strategi ini adalah Glaser and Strauss

(1967. Ketika mengumpulkan data, peneliti menyimpan catatan, mengobservasi

menganalisa persamaan dan perbedaan, membandingkan respon, dan mengembangkan

konsep dan kemudian menghubungkannya. Beberapa orang teoris mengembangkan ide-

ide mereka dengan total terjun diberikan. Mereka menggunakan berbagai metode untu

mengumpulkan data klinik seperti studi kasus, interview, dan observasi. Fenomena-

fenomena ini berhubungan dengan perkembangan hubungan perawat – klien.

STRATEGI TEORI - RISET

Pengembangan teori dalam hal empiris dan positivistik dianggap sebagai produk

eksklusif dari penelitian. Teori-teori berevolusi dari penelitian yang direplikasi.

Reynold (1971) merujuk pada strategi ini dalam pembangunan teori. Hal ini dikenal

sebagai metode induktif. Menurut Reynold empat langkah strategi ini adalah sebagai

berikut:

1. Memilih fenomena yang sering terjadi dan mendaftar semua karakteristik dari

fenomena tersebut.

2. Mengukur semua karakteristik dari fenomena tersebut dalam berbagai situasi

(sebanyak mungkin).

3. Menganalisis data yang dihasilkan dengan hati-hati untuk menentukan apakah ada

pola yang sistematis antara data yang perlu perhatian lebih lanjut.

4. Formalisasi pola-pola tersebut sebagai pernyataan teoritis merupakan hukum alam

(aksioma, dalam terminologi Bacon).

Page 10: Tugas Teori Keperawatan

Banyak teori telah dikembangkan menggunakan pendekatan kedua, yaitu pendekatan

grounded teori (Fagerhaugh, 1974; buritan, 1981). Pendekatan serupa digunakan oleh

Smith (1981) dalam pembuatan konsep kesehatan.

STRATEGI TEORI – RISET - TEORI

Dalam strategi ini, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, teori dijadikan

sebagai informasi dengan cara memodifikasi teori itu sendiri. Di dalam memulai

penelitiannya teorist mendefinisikan teori dan menentukan masalah-masalah untuk

dilakukan pengujian dan selanjutnya memodifikasi dan mengembangkan teori asli serta

betul-betul mempertimbangkan penggunaannya. Peneliti menggunakan teori bertujuan

untuk pengujian, menegaskan, menyangkal, atau meniru teori.

Langkah-langkah yang digunakan untuk teori-penelitian-teori adalah:

1. Teori dipilih yang cocok dengan area keperawatan untuk menjelaskan fenomena yang

menarik.

2. Konsep teori didefinisikan ulang dan dioperasionalkan untuk penelitian.

3. Hasil temuannya disintesis dan digunakan untuk memodifikasi, memperbaiki, atau

mengembangkan teori aslinya.

4. Dalam beberapa kasus, hasilnya mungkin sebuah teori baru

Pendekatan terintegrasi dalam pengembangan teoriPraktek keperawatan telah menjadi sumber penting untuk pengembangan teori yang telah

di lupakan pada beberapa dekade. theorist yang menggunakan strategi ini menganggap

ada hubungan yang signifikan antara praktik, teori, dan riset dan mengaggap masing-

masing memiliki peran dalam pengembangan teori. Teorist juga menganggap secara

implisit atau eksplisit, bahwa situasi klinik dipandang dengan bijak, dari situasi klinik

sebelumnya maupun dengan teori apapun atau kerangka kerja individu. Manusia, teorist,

praktisi atau peneliti pada human science juga merupakan bagian integral dari

pengalaman-pengalamannya. Usaha yang menjauhkan antara teorist dan klien

dipertimbangkan, dilaksanakan dengan hati-hati, dan dijaga. Pengalaman sebelumnya

adalah bagian dari perspekstif keperawatan.

Dokumentasi hasil riset harus disatukan dari sumber-sumber yang berbeda.

Pendekatan integrasi pada pengembangan teori menggunakan ketrampilan dan alat dari

praktek klinik, riset, catatan harias refleksi klinik, jornal deskriptif, dan dialog tentang

analisis, antara sumber dan pendekatan yang berbeda.

Page 11: Tugas Teori Keperawatan

Alat-alat untuk pengembangan konsep dan Teori

Termasuk proses mental yg merupakan gabungan dari analisa, penemuan, formula

dan validasi suatu data. Teori adalah sebuah proses dimana bermula menyaring suatu

pengalaman yang sengaja. (Zderad, 1987dalam Meleis, 1997) di bawah ini terdapat tiga alat

dalam pengembangan konsep dan teori, diantaranya :

1. Norma digunakan untuk meningkatkan pengetahuan digunakan dalam

meningkatkan teori perkembangan dan memberikan pemanfaatan pada alat-alat

yang lain. Merton( 1968,1979) dalam Meleis (1997)

2. Kolaborasi adalah hal lain sebagai alat yang bermakna untuk teori perkembangan.

Keperawatan merupakan ilmu tentang kemanusian, teori keperawatan

menghasilkan usaha kolaborasi. Kolaborasi konstan membandingkan antara

mengevaluasi kemampuan ide, mennyediakan sebagian penyaringan konsep bagi

pelajar, meningkatkan integritas dalam melihat semua yang ditemukan yang

merupakan proses yang penting dalam pengembangan teori yang logis.

3. Alat lain yang sangat mendasar yang bisa didiskusikan dalam literatur

keperawatan adalah intuisi. Intuisi didefinisikan sebagai jangkauan beberapa

keputusan atau kesimpulan tanpa sadar atau informasi yang tersedia jelas

( Rew,1986) dalam Meleis (1997)

C. HUBUNGAN LANGSUNG ANTARA TEORI, PENDIDIKAN, PRAKTEK

KLINIK, DAN RISET KEPERAWATAN:

1. Di Pendidikan

Teori keperawatan di gunakan pertama kali untuk mendirikan profesi di

universitas, maka tidak mengherankan apabila teori keperawatan menjadi lebih kuat

di akademik daripada di klinik/pelayanan. Pada tahun 1970-1980 banyak program

keperawatan diidentifikasi, yang kemudian dihimpun dalam kerangka kerja

konseptual dan bersuaha untuk mengorganisir kurikulum seputar kerangka kerja

tersebut. Tujuannya adalah untuk mengembangkan arti pokok dari suatu profesi dan

untuk memperoleh status pengakuan dari profesi lain. Banyak program-program

pendidikan keperawatan telah menghasilkan teori dan mengaplikasikan model

konseptual.

Page 12: Tugas Teori Keperawatan

2. Di Riset

Sarjana perawat telah berulang kali meminta bahwa riset keperawatan

mengidentifikasi asumsi filosofi atau kerangka kerja teori dari yang dihasilkannya. Di

karenakan semua pemikiran, tulisan, dan perkataan di dasarkan pada asumsi

sebelumnya tentang manusia dan alam dunia. Perspektif teori baru memberikan

pelayanan yang perlu dengan mengidentifikasi gaps didalam cara kita pendekatan

lapangan yang spesifik, seperti manjemen gejala atau kualitas hidup. Perbedaaan

perspektif juga dapat digunakan untuk membantu menghasilkan ide-ide baru,

pertanyaan penelitian, dan interpretasi.

Grand theory terkadang hanya menunjukkan riset keperawatan. Riset

keperawatan lebih sering di jelaskan oleh midlevel teori, yang berfokus pada

penjelasan konsep seperti nyeri, harga diri, belajar, dan ketahanan.

3. Di Praktek Klinik/Pelayanan

Teori keperawatan telah di lakukan di area klinik, sebagai kontribusi utama

yang telah difasilitasi dari refleksi, bertanya, berfikir tentang apa yang dilakukan oleh

perawat. Karena perawat dan praktek keperawatan di selaraskan untuk memperkuat

institusi dan tradisi, pengenalan kerangka kerja yang mendorong perawat untuk

refleksi pada, berfikir tentang, dan bertanya apa yang harus mereka lakukan

memberikan sebuah pelayanan yang tak terhingga.

Peningkatan tubuh ilmu pengetahuan di keperawatan telah menghasilkan

kerangka kerja dari formal teori yang menggambarkan sesi yang akan datang.

Perdebatan tentang peran teori di dalam praktek keperawatan memberikan evidence

bahwa keperawatan semakin dewasa pada disiplin akademik dan sebagai profesi

klinik.

D. HUBUNGAN INTERAKTIF ANTARA RISET, PENDIDIKAN , DAN PRAKTEK

(Achiryani, 2011)Skema hubungan interaktif.

Riset

Praktek Pendidikan

Pengembangan ilmu dan praktek

Page 13: Tugas Teori Keperawatan

Hubungan Riset-Praktek:Area praktek adalah tempat terjadinya fenomena aktifitas perawatan yang

dapat memunculkan pertanyaan penelitian, sedangkan hasil riset yang diperoleh akan

memperbaiki praktek dengan teori-teori baru yang ditemukan atau teori lama yang

dihaluskan. Hasil riset juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah

keperawatan di pelayanan. Riset akan lebih membumi bila dilakukan oleh seorang

klinisi. Riset keperawatan yang dihasilkan akan menjadi evidance based keperawatan

terutama dalam tatanan middle range theory dan practice theory, sehingga menjadi

acuan dan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi praktisi klinis keperawatan

dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien, sedangkan riset keperawatan

yang dihasilkan dalam tatanan metaheory dan grand nursing theory akan menjadi

panduan bagi perawat dalam hal sikap, komunikasi dan kedisiplinan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan.

Pelaksanaan asuhan keperawatan yang berdasarkan evidence based dari riset

keperawatan akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang lebih

baik, sehingga keilmuan keperawatan yang berfokus terhadap manusia, kesehatan.

Lingkungan serta perawat itu sendiri akan terus berkembang kearah yang lebih baik.

Hubungan riset-Pendidikan:

Pengembangan sains keperawatan melalui riset akan menghasilkan teori –

teori keperawatan lebih baru dan menambah kekayaan keilmuan keperawatan, teori

- teori terbaru ini akan diadopsi dan menjadi panduan bagi dunia pendidikan dalam

penyusunan kurikulum, dalam menciptakan lulusan keperawatan yang berkualitas,

metatheory keperawatan akan menjadi panduan dalam mendidik perawat terutama

dari asfek afektif, sedangkkan middle range theory dan practice theory akan menjadi

panduan dalam pendidikan terutama aspek psikomotor dan kognitifnya.

Kualitas lulusan pendidikan keperawatan sangat didukung dari perkembangan

sains keperawatan, ketika sains keperawatan jalan ditempat maka pendidikan

keperawatan juga tidak akan berkembang untuk menyesuaikan diri dengan

perkembangan rumpun keilmuan yang lain.

Riset keperawatan berkualitas di hasilkan oleh para ahli riset yang handal,

yaitu mereka yang mampu melihat fenomena – fenomena empiris yang muncul dan

berusaha mencari tahu sebab akibatnya . Ahli riset keperawatan yang handal ini dapat

tercipta dan dihasilkan oleh pendidikan keperawatan yang berkualitas pula terutama

Page 14: Tugas Teori Keperawatan

mendidik perawat untuk selalu peka terhadap munculnya fenomena yang muncul

disekitarnya dan mendidik bagaimana cara mencari jawaban sebab akibat dari

fenomena tersebut melalui metode ilmiah.

Pendidikan keperawatan dituntut untuk dapat menghasilkan tenaga riset yang

handal, hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan tinggi keperawatan terutama level

pendidikan doctoral, sehingga riset yang dihasilkan akan diakui keilmuannya karena

sudah berdasarkan metode ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan.

Hubungan pendidikan – praktek:

Pendidikan merupakan tempat belajar yang dapat menghasilkan seorang

praktisi yang akan melakukan paktek. Pendidikan keperawatan dilakukan oleh

pemerintah maupun swasta dengan sasaran mahasiswa berusaha memberikan ilmu

pengetahuan tentang keperawatan kepada calon – calon perawat dari asfek kognitif,

afektif dan psikomotor berdasarkan kurikulum inti yang dibuat oleh pemerintah dan

kurikulum muatan lokal yang dibuat oleh institusi pendidikan disesuaikan dengan visi

dan misi institusi tersebut. Setiap institusi pendidikan keperawatan berharap

lulusannya akan siap kerja dan siap untuk mempraktekkan ilmu keperawatannya,

sehingga peran pelayanan keperawatan di rumah sakit , kelompok khusus dan

pelayanan keperawatan di masyarakat sebagai salah satu tempat untuk belajar bagi

mahasiswa keperawatan dalam mempraktek ilmu yang didapat pada saat pembelajaran

di kelas dan laboratorium, sehingga mahasiswa mendapatkan pembelajaran klinik

yang nyata, sebelum mereka lulus dari pendidikannya

Kualitas lulusan pendidikan keperawatan sangat berpengaruh terhadap kualitas

asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien, yaitu bilamana seorang perawat

telah lulus dari pendidikannya dengan kualitas yang rendah ketika melakukan asuhan

keperawatan terhadap pasiennya akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang

rendah pula, hal ini juga berlaku sebaliknya.

Interelasi Teori Keperawatan, Praktik, dan Penelitian

Model keperawatan dikembangkan berdasarkan asumsi, nilai, dan

kepercayaan para ahli teori tentang manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan.

Teori keperawatan yang berasal dari model teretentu menguraikan dan menjelaskan

hubungan antara klien, kesehatan mereka, lingkunagan, dan peran perawat. Defisinisi

para ahli teori tentang konsep utama, dan interelasi konsep tersebut menggambarkan

Page 15: Tugas Teori Keperawatan

bagaimana perawat membantu klien dalam mencapai kesehatan di dalam lingkungan

mereka. Baik definisi konsep maupun hubungannya dari para ahli teori berfungsi

untuk memandu praktik dan penelitian keperawatan.

Menurut Fawcett (1998), penelitian keperawatan dimulai dengan kreasi

pengetahuan dasar yaitu apa, bagaimana, atau mengapa hal tersebut terjadi.

Berikutnya, pengetahuan dasar mungkin diteliti untuk mengembangkan pengetahuan

terapan yaitu aplikasi dari pengetahuan dasara kedalam praktik. Akhirnya, dalam

penelitian lebih lanjut dapat mengidentifikasi pengetahuan klinik- aplikasi dari

pengetahuan terapan untuk memandu situasi praktik keperawatan spesifik. Dengan

demikian teori, penelitian, dan praktik berkaitan secara integral. Selain penggunaan

utmanya sebagai penuntun penelitian, teori juga berinteraksi dan memandu praktik

keperawatan, studi penelitian berfungsi memvalidasi dan memodifikasi teori

keperawatan dan menuntun perubahan dalam praktik keperawatan.

Page 16: Tugas Teori Keperawatan

BAB III

KESIMPULAN

Ilmu Keperawatan adalah sintesis dari berbagai ilrnu dasar dan ilmu aplikatif terkait,

dapat menghasilkan suatu operasionalisasi kegiatan pengetahuan keperawatan yang

mencerminkan suatu seni dari kegiatan keperawatan.

Teori – teori keperawatan itu sendiri bertujuan untuk menjelaskan, memprediksi ,

menjelaskan fenomena keperawatan. Selain itu teori keperawatan dapat menjelaskan dan

membedakan ilmu keperawatan dengan keilmuan yang lain. Menurut para ahli kajian umum

yang di bahas dalam teori keperawatan yang mempengaruhi dan menentukan arah praktik

keperawatan adalah manusia , lingkungan, kesehatan dan keperawatan itu sendiri punya

tujuan , peran dan fungsi terhadap pengembangan ilmu atau sains keperawatan.

Kualitas lulusan pendidikan keperawatan sangat berpengaruh terhadap kualitas asuhan

keperawatan yang dilakukan terhadap pasien, yaitu bila kualitas pendidikannya rendah ketika

melakukan asuhan keperawatan terhadap pasiennya akan menghasilkan kualitas asuhan

keperawatan yang rendah pula, hal ini juga berlaku sebaliknya.

Riset keperawatan yang di hasilkan akan menjadi panduan bagi penyusunan

kurikulum pendidikan keperawatan juga dalam mendidik calon perawat yang akan bekerja di

lahan praktek.

Pelaksanaan asuhan keperawatan yang berdasarkan evidence based dari riset

keperawatan akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang lebih baik,

sehingga keilmuan keperawatan yang berfokus terhadap manusia, kesehatan. Lingkungan

serta perawat itu sendiri akan terus berkembang kearah yang lebih baik.

Page 17: Tugas Teori Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, K. Erb, G. Berman, A. Snider, S.J. (2004). Fundamentals of nursing : conceps, process, and practice. (7 th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. 3, 36-37.

Elly Nurachmah, Hubungan antara falsafah, paradigma, model konseptuall, teori keperawatan dan metodologi ilmiah, FIK UI

Marilyn E Parker (2001). Nursing Theory, Philadelphia, F.A davis Company.

Marriner-Tomey, A. (2004). Nursing theorists and their work. Sixth edition. St. Louis: Mosby Company.

Meleis, Alaf Ibrahim. (1999). Theorical nursing: development and progress. (3 rd.ed.) Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher. 13, 223-242.

Janice Rider , Nursing A human needs approach, Fifth edition, JB. Lippincottt company

http://currentnursing.com, Development of nursing theories, di akses tanggal 25 september 2011.

http://currentnursing.com, Introduction to Nursing Theories, di akses tanggal 25 september 2011