tugas teknologi pengemasan

Upload: famila-anindia-putri

Post on 07-Jul-2018

242 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    1/34

    i

    TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    Oleh: Kelompok 9

    Famila Anindia Putri (1306404790)

    Ivan Pratama (1206292276)

    Mahahera Bastinov Putri Almagistra (1306405735)

     Nabila Salsabila (1306370700)

    Pratiwi Rostiningtyas Lusiono (1306370833)

    Rosalia M. A. R. (1206227661)

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK 2016

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    2/34

    ii

    DAFTAR ISI

    COVER ....................................................................................................................................... i 

    DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii 

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii 

    DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv 

    SOAL NO. 1 .............................................................................................................................. 1 

    SOAL NO. 2 .............................................................................................................................. 2 

    SOAL NO. 3 .............................................................................................................................. 2 

    SOAL NO. 4 ............................................................................................................................ 17 

    SOAL NO. 5 ............................................................................................................................ 19 

    SOAL NO. 6 ............................................................................................................................ 25 

    SOAL NO. 7 ............................................................................................................................ 27 

    REFERENSI ............................................................................................................................ 30 

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    3/34

    iii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kemasan Daun Pisang .......................................................................................... 4

    Gambar 2. Kemasan Daun Aren ............................................................................................. 5Gambar 3. Kemasan Bambu ................................................................................................... 6

    Gambar 4. Kemasan Kayu ...................................................................................................... 6

    Gambar 5. Kemasan Karung Goni ......................................................................................... 7

    Gambar 6. Kemasan Kertas .................................................................................................... 8

    Gambar 7. Kemasan Karton ................................................................................................... 9

    Gambar 8. Kemasan Alumunium Foil .................................................................................... 9

    Gambar 9. Kemasan Gelas atau Botol .................................................................................. 10

    Gambar 10. Kemasan Kaleng ................................................................................................. 11

    Gambar 11. Kemasan Plastik ................................................................................................. 16

    Gambar 12. Penggunaan Kemasan Kertas untuk Pangan ...................................................... 20Gambar 13. Kemasan Plastik PET untuk Botol Minuman ..................................................... 21

    Gambar 14. Bahan Kemasan Gelas untuk Botol Bir .............................................................. 22

    Gambar 15. Bahan Kemasan dari Logam (Dari Kanan: Kaleng Tinplate, Kaleng

    Alumunium, Alumunium Foil) ........................................................................... 23

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    4/34

    iv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Contoh Kemasan Alami ............................................................................................... 3 

    Tabel 2. Kode dan Bahan Pembuat Plastik .............................................................................. 14 

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    5/34

    1

    SOAL NO. 1

    Bagaimana peranan kemasan dalam perkembangan produksi pangan saat ini menurut

    anda?

    Pemerintah turut serta dalam perkembangan kemasan produksi pangan di Indonesia dengan

    cara menyelenggarakan ajang pameran all pack  di Kemayoran Jakarta INDONESIA  FOOD

     PROCESSING PACKAGING  Oktober 2014. Berharap Indonesia mampu memberikan

    informasi teknologi yang terkini dari pembuatan kemasan serta proses pembuatan bahan baku

    makanan dan bersaing dengan negara lain.

    Henky Wibawa ( Executive Director  daari  Indonesian Packaging Federation) mengatakn

     bahwa pengembangan kemasan, khususnya makanan, di Indonesia secara umum masih bersifat

    follower dari trend pasar, hanya 20% industri yang benar-benar mengalokasikan usahanya

    untuk melakukan R&D dalam rangka menghasilkan inovasi baru di bidang packaging. Maka

    dibutuhkan pengembangan yang yang menitik beratkan pada inovasi tampilan namun juga

    menitik beratkan pada inovasi bahan. Bersumber dari Harian Ekonomi Nerasca, sebanyak 40%

    kemasan makanan yang digunakan di Indonesia berbahan dasar plastik, 14% logam, 11% gelas.

    Hal ini cukup memprihatinkan karena limbah plastik terus menerus bertambah dan sulit untuk

    mendaur ulang karena butuh waktu yang cukup lama. Direktur Jenderal Basis Industri

    Manufaktur Kementrian Perindustrian, Panggah Susanto, memaparkan bahwa permintaan

     plastik di Indonesia didorong oleh pertumbuhan industri makanan dan minuman sebesar 60%.

    Selain itu industri plastik nasional mendapat hambatan yang cukup besar dalam

     pengembangannya. Dirjen Panggah juga mengatakan bahwa bahan baku plastik masih harus

    diimpor dan dapat mencapai 484.000ton dari total kebutuhan 976.000 dan kurangnya oil

    refinery yang menghasilkan bahan baku naphta dan kondesat. Artinya hampir setengah dari

    kebutuh pasar mengenai bahan baku plastik diimpor dari luar negeri.

    Kemasan pangan yang bermutu baik berbahan dasar plastik, kertas, logam, maupun

    kaleng harus memiliki standart yang tinggi dan ditegaskan pada seluruh industri kecil sampai

     besar. Selain untuk meningkatkan daya saing namun faktor kesehatan juga harus diperhatikan.

    Asosiasi pengemasan di Indonesia terkadang turut mengambil peran terhadap pengembangan

    kemasan di Indonesia seperti Rotokemas, PICCI, GIATPI walaupun masih terkesan berjalan

    masing-masing.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    6/34

    2

    SOAL NO. 2

    Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan berkembangnya kemasan modern saat

    ini?

      Faktor pola hidup masyarakat

    Masyarakat sekarang lebih memperhatikan kesehatan dan lingkungan. Untuk itu,

    masyarakat menuntut kemasan yang lebih ramah terhadap lingkungan dan kesehatan.

      Peningkatan industri

    Berkembangnya industri makanan membuat perusahaan kemasan semakin bersaing untuk

     berinovasi mengenai kemasannya.

      Kemajuan IPTEK

    Berkembangnya ilmu pengetahuan menyebabkan semakin berkembangnya inovasi untuk

    suatu kemasan.

      Estetika

    Inovasi untuk suatu kemasan untuk menambah estetika suatu produk sehingga produk

    menjadi lebih mahal dari produk pesaing.

    SOAL NO. 3

    Berbagai bahan alami maupun sintetis digunakan orang untuk kemasan. Hal-hal apa

    sajakah yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bahan material untuk kemasan?

    Berikan contoh-contoh kemasan alami dan sintetis.

    Sejumlah kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan kemasan pangan antara lain

    adalah: Sifat bahan kimia pangan serta stabilitasnya dalam hal komposisi kimia, biokimia,

    mikrobiologi, kemungkinan reaksi dan kecepatan reaksi terhadap bahan kemasan, pengaruhnya

    dengan suhu dan waktu.

    Sifat bahan kimia pengemas, kompatibilitasnya harus dinilai secara seksama. Apakah bahan

    kimia tersebut mudah termigrasi, misalnya pangan dengan kadar lemak tinggi atau pangan

     bersuhu tinggi, tidak boleh dikemas dengan plastik yang dapat berpeluang melepaskan

    monomer yang bersifat karsinogenik kedalam pangan, serta evaluasi terhadap pengaruh suhu

    dan waktu kontak terhadap komposisi yang dikandung pengemas. Evaluasi terhadap faktor

    lingkungan ini diperlukan karena mengingat migrasi bahan toksik sangat dipengaruhi suhu,

    lama kontak dan jenis senyawa toksik dalam kemasan.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengemasan adalah :

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    7/34

    3

    a.  Sesuai derajat asam basanya (pH)

    Pangan memiliki kadar asam basa yang beragam. Ada pangan yang bersifat asam, netral dan

    ada pula yang basa. Pangan yang bersifat asam sebaiknya tidak dikemas dalam kemasan

    yang terbuat dari logam. Sedangkan pangan yang bersifat netral lebih banyak memiliki

    kecocokan dengan banyak jenis bahan pengemas.

     b. 

    Suhu saat pengemasan dan penyimpanan.

    Pengemasan pangan ada yang dilakukan pada saat pangan bersuhu tinggi (diatas 60oC), suhu

    kamar, ataupun suhu rendah. Pengemasan pangan pada suhu tinggi, ataupun penyimpanan

     pangan terkemas pada suhu tinggi dapat meningkatkan migrasi bahan kimia toksik,

    misalnya formaldehid dari kemasan melamin dapat bermigrasi kedalam pangan pada suhu

    tinggi.

    c. 

    Kandungan bahan kimia dominan

    Bahan kimia yang dominan dalam pangan dapat berupa protein, lemak/minyak, garam dan

    sebagainya. Pemilihan kemasan sebaiknya disesuaikan dengan kandungan bahan kimia

     pada pangan. Sebaiknya kemasan yang dipilih adalah yang tidak bereaksi dengan bahan

    kimia pada pangan. Sebagai contoh: Pangan berkadar garam tinggi, akan dapat

    mendegradasi kemasan logam.

    d. 

    Bersifat non toksik dan inert

    Bahan yang digunakan tidak menimbulkan racun atau bahaya jika digunakan untuk

    membungkus makanan.

    Bahan kemasan alami adalah bahan kemasan yang dibuat dari tumbuhan seperti

    dedaunan. Kelebihan bahan kemasan alami memiliki harga yang relatif murah, tidak

    menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, dapat terurai oleh bakteri secara alami dan

    dapat berfungsi sebagai produk lain contohnya kompos. Kekurangan bahan kemasan alami

    adalah memberikan aroma yang tidak sedap yang dihasilkan dari proses penguraian.

    Tabel 1. Contoh Kemasan Alami

    Cara

    MengemasBahan kemasan

    Menggulung

    Daun Pisang

    Daun Bambu

    Daun/kelobot jagung

    MerobekDaun pisang

    Daun jambu

    Membalut Daun Pisang

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    8/34

    4

    Daun kelapa

    Menganyam Daun kelapa

    1.  Kemasan Daun Pisang

    Cara pengemasannya ialah dengan menempatkan produk di bagian dalam daun, kemudian

    dilipat dengan menarik keempat bagian ujung daun ke atas, lalu dikunci dengan semat yang

    terbuat dari bambu. Untuk menjaga kebocoran bagian tengah kemasan, biasanya dilapisi

    lagi dengan daun pisang. 

      Kelebihan:

    Cara penggunaannya dapat secara langsung atau melalui proses pelayuan terlebih dahulu,

    hal ini untuk lebih melenturkan daun sehingga mudah untuk dilipat dan tidak sobek atau

     pecah. Seperti halnya pada pengemasan tape ketan, produk ini banyak mengandung air,

    sehingga dengan permukaan yang licin , rendah menyerap panas, kedap air dan udar,

    maka cocok untuk digunakan untuk mengemas.

      Kekurangan:

    Tidak semua daun pisang baik digunakan untuk mengemas, dikarenakan sifat fisik yang

     berbeda terutama sifat fleksibilitas.

    Gambar 1. Kemasan Daun Pisang

    2.  Kemasan Daun aren 

    Daun aren sebagai bahan kemas biasanya hanya dipakai untuk hasil pertanian atau hasil

    olahan yang berbentuk padatan dan ukurannya relatif besar sebagai contoh, pengemasan

     pada buah durian atau gula merah dari aren.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    9/34

    5

      Kelebihan:

    Penggunaan daun sebagai bahan kemasan alami sudah lajim dipakai di seluruh

    masyarakat Indonesia, selain murah dan praktis cara pemakaiannya, daun ini juga masih

    mudah didapat.

      Kekurangan:

    Daun ini bukan merupakan kemasan yang bersifat representatif, sehingga mudah robek

    atau pecah, dan tidak dapat mempertahankan mutu produk dalam jangka waktu yang

    lama.

    Gambar 2. Kemasan Daun Aren 

    3.  Kemasan Bambu

    Kemasan dari bambu dan rotan merupakan kemasan tradisional yang biasanya ditampilkan

    dalam bentuk anyaman. Pemakaian keranjang dari anyaman bambu untuk pengemasan,

     biasanya digunakan untuk buah buahan dengan permukaan yang halus, dengan bobot yang

    terbatas, atau untuk hasil olahan dengan dilapisi daun, kertas dan plastik yang bertujuan agar

     produk yang dikemas tidak keluar dari jalinan anyaman, dan tidak terkontaminasi oleh

    kotoran dan air dari luar. Produk yang dapat dikemas antara lain; tape singkong, tahu, brem,

     bunga, mangga dan sebagainya. 

      Kelebihan:

    Kemasan yang terbuat dari anyaman bambu, adalah mampu menjaga kelembaban udara,

    dan dengan sifatnya yang opak, dapat melindungi bahan yang dikemasnya terhindar dari

    reaksi penguraian yang diakibatkan oleh sinar atau cahaya.

      Kekurangan:

    Bila tertarik anyamannya akan terbuka dan sulit menutup kembali. Selain itu apabila

    sering terkena air, bambu dapat mudah rusak.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    10/34

    6

    Gambar 3. Kemasan Bambu

    4. 

    Kemasan Kayu

    Kemasan kayu biasanya berbagai jenis peti yang merupakan kemasan sekunder dan

    merupakan wadah yang paling tua digunakan orang sebagai bahan kemas. Jenis kayu yang

    digunakan dapat terbuat dari bahan lunak (kayu jengjeng atau albizia) ataupun dari plywood  

    atau veneer   .Wadah kayu yang dibuat dari bahan yang lebih keras (kayu keras) jarang

    digunakan untuk hasil pertanian. Kemasan kayu yang digunakan untuk ikan asin, sayuran

    (kol) dan buah-buahan (apel, mangga) berbeda dengan kemasan kayu yang digunakan untuk

    teh kering. Pada peti kayu untuk teh perlu dilapisi dengan bahan yang kedap air pada dinding bagian dalam. Hal ini diperlukan untuk mencegah penyerapan air dari luar atau penguapan

    dari dalam.

      Kelebihan:

    Umumnya bentuk kemasan kayu persegi atau persegi panjang, hal ini untuk

    memudahkan penataan bahan atau barang yang dikemas.

      Kekurangan:

    Apabila kemasan tidak tertutup rapat maka isi dalam kemasan itu dapat basah atau rusak

     jika terkena air.

    Gambar 4. Kemasan Kayu

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    11/34

    7

    5.  Karung/goni

    Bahan yang dipergunakan untuk membuat karung goni adalah rami atau yute. Karung

     biasanya digunakan untuk mengemas produk seperti gabah, jagung, kacang kedelai, kacang

    tanah tau kacang hijau. Karung goni juga sering digunakan untuk gula pasir, pupuk dan

    garam. Setelah karung diisi kemudian mulut karung dijahit, bisa dilakukan dengan tangan

    (secara manual) atau dengan alat. 

      Kelebihan:

    Karung goni mempunyai sifat yang baik karena fleksibel, relatif murah, dapat

    melindungi bahan dari kelembaban, mudah menutup kembali bila goni diganco untuk

    membantu pengangkutan, atau ditusuk untuk mengambilan contoh, mudah dalam

     penyimpanan dengan cara penumpukan tanpa mudah meleset atau meluncur ke bawah.

    Mempunyai tenunan atau lubang-lubang tenunan yang lebih besar dari kain blacu 

    sehingga mempunyai keuntungan dalam hal memudahkan penetrasi gas yang digunakan

    untuk fumigasi.

      Kekurangan:

    Karena memiliki lubang-lubang tenunan maka mudah diserang serangga dari luar.

    Gambar 5. Kemasan Karung Goni

    Pengemasan Bahan Makanan dengan Kemasan Sintetik

    Kemasan sintetik digunakan untuk mengatasi kelemahan-kelamahan yang dimiliki oleh

    kemasan alami. Adanya kemasan sintetik menyebabkan suatu bahan makanan dapa disimpan

    dalam jangka waktu yang lebih lama, dengan kualitas yang tetap terjaga. Walaupun kemasan

    sintetik memiliki kelebihan dibandingkan dengan kemasan alami, kemsan sintetik juga

    memiliki beberapa kelemahan, khususnya berkaitan dengan isu lingkungan.

    Berikut ini merupakan contoh- contoh kemasan sintetik

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    12/34

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    13/34

    9

      Kekurangan:

    Kemasan karton juga tidak dapat memuat produk yang berat sama seperti kemasan

    kertas.

    Gambar 7. Kemasan Karton

    3.  Kemasan Aluminium Foil

    Bahan kemasan aluminium foil termasuk bahan logam yang mempunyai sifat-sifat ringan

    (lebih ringan daripada besi/baja), mudah dilekuk-lekuk, sehingga mudah kembali ke bentuk

    asalanya. Aluminium murni sulit disolder (diseal) sehingga sambungan-sambungan tidak

    rapat, dan mudah bereaksi dengan udara (O2) dan membentuk aluminium oksida sehingga

    kurang baik digunakan digunakan sebagai kemasan. 

     

    Kelebihan:Kemasan aluminium foil merupakan bahan kemasan yang paling sedikit permeabilitas

    (dapat dilalui) terhadap sinar UV, uap air, oksigen dan mikorba sehingga memberikan

     perlindungan terhadap produk dari luar (fisik, uap air, oksigen dan sinar) dan dapat

    menjadi kemasan multi lapis.

      Kekurangan:

    Semakin besar kemampuan bahan kemasan dalam melindungi produk maka semakin

    mahal pula harga kemasan aluminium foil ini.

    Gambar 8. Kemasan Alumunium Foil

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    14/34

    10

    4.  Kemasan Gelas/Botol 

    Kemasan gelas terdiri dari dua bagian yang terpisah, yaitu wadah gelas dan tutup logam.

    Keduanya sangat penting untuk memperoleh kondisi hermetis. Kemasan gelas digunakan

    untuk makan bayi, juice buah, saus pasta, ikan dan daging yang mana tergantung pada

     produk keasamannya, apakah disterilisasi atau dipasteurisasi. Prinsip-prinsip pada

     pengolahan dengan kemasan gelas secara umum sama dengan kaleng, tetapi terdapat

     beberapa modifikasi.

      Kelebihan:

    Kemasan gelas tidak bereaksi dengan produk yang dikemasnya.

      Kekurangan:

    Kemasan gelas harus ditutup secara rapat untuk mencegah kontaminasi setelah

     pengolahan. Penutup untuk wadah gelas terbuat dari pelat timah lacquer atau alumunium.

    Selain itu, kemasan gelas juga harus dilakukan dengan hati-hati karena kemasan ini

    mudah pecah jika dikenai beberapa guncangan besar terhadapnya.

    Gambar 9. Kemasan Gelas atau Botol

    5.  Kemasan Kaleng (pelat timah/tin plate )

    Jenis kemasan kaleng paling sering digunakan untuk mengemas makanan kaleng. Kemasan

    kaleng umumnya terbuat dari tin plate, yaitu baja yang dilapisi dengan timah untuk

    mengurangi korosi. Namun, sekarang banyak digunakan tin- free steel , yaitu baja yang

    dilapisi dengan chromium untuk mencegah korosi.

      Kelebihan:

    Kemasan kaleng dapat mengurangi konsentrasi oksigen, sehingga mampu mengurangi

    kemungkinan perubahan-perubahan karena reaksi oksidasi, seperti oksidasi lemak,

    vitamin, perubahan warna dan proses pengkaratan. Produk kemasan kaleng lebih tahan

    lama dibandingkan dengan kemasan yang lain.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    15/34

    11

      Kekurangan:

    Kecerobohan serta kesalahan dalam penanganan kaleng selama pengolahan atau

     penyimpanan akan menyebabkan kebocoran baik yang terjadi selama pemanasan atau

    sesudahnya. Bila dalam proses pendinginan digunakan air yang kotor, mikroorganisme

     pembusuk atau patogen dapat masuk ke dalam kaleng melalui bagian yang bocor

    tersebut. Bila kondisi penyimpanan memung-kinkan mikroba tumbuh, maka mikroba

    akan berkembang biak dan merusak makanan di dalam kaleng.

    Gambar 10. Kemasan Kaleng

    6.  Plastik

    Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang

     paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan

    membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama

    dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur

    hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar. Menurut Eden dalam

    Davidson (1970), klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam

    yaitu: 

    1.  Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk

     plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat

    mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yaknikembali mengeras bila didinginkan.

    2.  Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat polimerisasi berantai,

    akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu

    (irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan

    kembali.

    Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebabkan polimerisasi

    dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun sambung-menyambung

    menjadi satu dalam bentuk polimer. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    16/34

    12

    sifatnya kuat tapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat

    diberi warna. Berbagai jenis bahan kemasan lemas seperti misalnya polietilen, polipropilen,

    nilon poliester dan film vinil dapat digunakan secara tunggal untuk membungkus makanan

    atau dalam bentuk lapisan dengan bahan lain yang direkatkan bersama.

    Adapun beberapa jenis kemasan plastik yang sering digunakan antar lain :

    a.  Polyethylen

    Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan

     benturan serta kekuatan sobek yang baik. Dengan pemanasan akan menjadi lunak dan

    mencair pada suhu 110OC. Berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah serta sifat-

    sifat mekaniknya yang baik, polietilen mempunyai ketebalan 0.001 sampai 0.01 inchi,

    yang banyak digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang thermoplastik,

     polietilen mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik (Sacharow dan

    Griffin, 1970). Konversi etilen menjadi polietilen (PE) secara komersial semula

    dilakukan dengan tekanan tinggi, namun ditemukan cara tanpa tekanan tinggi. Reaksi

    yang terjadi adalah sebagai berikut:

    n(CH2= CH2) (-CH2-CH2-)n

    Etilen polimerisasi Polietilen

    Polietilen dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari

    hasil samping dari industri minyak dan batubara. Proses polimerisasi yang dilakukan ada

    dua macam, yakni pertama dengan polimerisasi yang dijalankan dalam bejana bertekanan

    tinggi (1000-3000 atm) menghasilkan molekul makro dengan banyak percabangan yakni

    campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dalam bejana

     bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan molekul makro berantai lurus dan tersusun

     paralel.

    b. Low Density Polyethylen (LDPE)

    Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan

     permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60OC sangat resisten terhadap senyawa

    kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-

    gas yang lain seperti oksigen, sedangkan jenis plastik HDPE mempunyai sifat lebih kaku,

    lebih keras, kurang tembus cahaya dan kurang terasa berlemak.

    c.  High Density Polyethylen (HDPE).

    Pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada rantai antara molekulnya

    yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang rendah, sedangkan high density

    mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih sedikit dibanding jenis low density. Dengan

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    17/34

    13

    demikian, high density memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan

    terhadap suhu tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul juga berperan dalam menentukan

    titik leleh plastik (Harper, 1975).

    d. Polypropilena

    Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya juga serupa

    (Brody, 1972). Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,

    ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap

    (Winarno dan Jenie, 1983). Monomer polypropilen diperoleh dengan pemecahan secara

    thermal naphtha (distalasi minyak kasar) etilen, propylene dan homologues yang lebih

    tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur rendah. Dengan menggunakan katalis

     Natta-Ziegler polypropilen dapat diperoleh dari propilen (Birley, et al., 1988).

    e.  Polivinil Klorida (PVC)

    Polivinil Klorida dibuat dari monomer yang mngandung gugus vinil. PVC mempunyai

    sifat kaku, keras, namun jernih dan lengkap, sangat sukar ditembus air dan permeabilitas

    gasnya rendah. Pemberian plasticizers (biasanya ester aromatik) dapat melunakkan film

    yang membuatnya lebih fleksibel tetapi regang putusnya rendah, tergantung jumlah

     plasticizers yang ditambahkan.

    f.  Vinilidin Khlorida (VC)

    Mengandung dua atom klorin, merupakan bahan padat yang keras, bersifat tidak larut

    dalam sebagian besar pelarut dan daya serap airnya sangat rendah. Dapat menghasilkan

    film yang kuat, jernih dengan permeabilitas terhadap gas cukup rendah.

    g.  Politetrafluoroetilen (PTFE)

    Bersifat sangat “inert” terhadap reaksi-reaksi kimia. Polimer ini bersifat halus,

     berlemak dan umumnya berwarna abu-abu. Koefisien gesekannya sangat rendah

    sehingga menghasilkan permukaan yang tidak mudah lengket serta bertahan pada daerah

    suhu kerja yang luas.

    h. Polistiren (PS)

    Bersifat sangat amorphous dan tembus cahaya, mempunyai indeks refraksi tinggi,

    sukar ditembus oleh gas kecuali uap air. Dapat larut dalam alcohol rantai panjang, kitin,

    ester hidrokarbon yang mengikat khlorin. Polimer ini mudah rapuh, sehingga banyak

    dikopolimerisasikan dengan batu diena atau akrilonitril.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    18/34

    14

    Tabel 2. Kode dan Bahan Pembuat Plastik

    Keterangan :

      Angka 1- PET

    Artinya plastik tersebut tersusun dad polyethylene terephthalate. Kemasan dengan angka

    ini berarti mengandung 30% PET. Biasanya kemasan dengan bahan ini jernih atau

    transparan. Umumnya dipakai untuk botol air mineral, botol jus, atau gelas plastik.

    Kemasan plastik dengan kode 1-PET hanya untuk sekali pakai.

     

    2-HDPE

    Bahan kemasan plastik ini tersusun oleh high sensity polyethylene (HDPE). Bahan baku

     plastik ini aman karena tidak bereaksi terhadap makanan atau minuman. Bahan ini lebih

    kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi sehingga biasa dipakai pada

     botol susu berwama putih susu, tupperware, galon air minum, dan kursi lipat. Meski

     begitu, kemasan ini juga tidak untuk dipakai berulangkali. Sebab senyawa antimoni

    trioksida terus meningkat seiring waktu dan itu berbahaya bagi kesehatan manusia.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    19/34

    15

    •  3-V

    Ini adalah singkatan dari polyvinyl chloride (PVC) yang mengandung di-2-etil-

    heksiladipat (DEHA) yang dapat bereaksi dengan makanan. Kandungan DEHA mudah

     bermigrasi pada suhu 15 derajat celcius. Bahan ini berbahaya dan sulit mengalami daur

    ulang. Biasanya jenis ini dipakai untuk plastik pembungkus (cling wrap).

    •  4-LDPE

    Jika mendapati tanda ini dalam plastik, artinya bahan ini terbuat dari low density

     polyethylene. Bahan ini terbuat dari minyak bumi. Sifatnya kuat, agak tembus cahaya,

    fleksibel, dan permukaannya agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 derajat celcius,

    sangat resisten terhadap senyawa kimia. Walaupun mempunyai daya proteksi terhadap

    uap, air baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.

    •  5-PP

    Kemasan ini terbuat dari polypropylene. Biasa ditemukan pada botol transparan tapi tidak

    terlalu jernih atau berawan. Plastik jenis ini berkarakter lebih kuat, ringan, dengan daya

    tembus uap yang rendah. Makanya plastik jenis ini aman untuk kemasan makanan dan

    minuman.

    •  6-PS

    Ini adalah menandakan kemasan ini terbuat dari polystyrene (PS) atau biasa disebut

     polimer aromatik. Saat bertemu dengan makanan atau minuman, bahan ini dapat

    mengeluarkan bahan styrene. Bahan ini harus dihindari karena berbahaya untuk

    kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah

    reproduksi, pertumbuhan dan sistem saraf. Ada baiknya kita langsung membakar bila

    menemukannya.

    •  7-other

    Artinya bahan ini tersusun selain dari enam bahan plastik yang disebutkan di atas.

    Kandungannya antara lain styrene acrylonitrile (SAN), acrylonitrile butadiene styrene

    (ABS), polycarbonate (PC) dan nylon. Kandungan SAN biasa terdapat pada tempat

    makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah

    tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. Kandungan ABS biasa untuk

     bahan mainan lego dan pipa.

      Kelebihan:

    Sifat permeabilitas gas dan uap air bahan kemasan plastik rendah sehingga

    menyebabkan masa simpan produk lebih lama.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    20/34

    16

      Kekurangan:

    Kelemahan bahan kemasan ini adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain

    yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam bahan

    makanan yang dikemas. Migrasi monomer terjadi karena dipengaruhi oleh suhu

    makanan atau penyimpanan dan proses pengolahannya. Semakin tinggi suhu tersebut,

    semakin banyak monomer yang dapat bermigrasi ke dalam makanan. Semakin lama

    kontak antara makanan tersebut dengan kemasan plastik, jumlah monomer yang

     bermigrasi dapat makin tinggi. Selain itu, plastik juga tidak tahan panas sehingga tidak

    sesuai digunakan sebagai kemasan untuk produk yang menghantarkan panas.

    Gambar 11. Kemasan Plastik

    Secara umum pengemasan secara alami atau tradisional dan pengemasan seara sintetik

    memiliki kelebihan maupun kekurangan, yaitu:

    a.  Pengemasan tradisional

      Kelebihan dari pengemasan tradisional adalah

    1.  Bahan berasal dari suber daya alam terurai, sehingga mudah tersedia.

    2.  Apabila dibuang ke alam dapat diuraikan oleh mikroorganisme, bahkan menjadi

     pupuk mahluk hidup lainnya.

    3.  Ekonomis dan terjangkau oleh lapisan masyarakat.

      Kekurangan dari pengemasan tradisional adalah tidak sempurnanya perlindungan pada

     produk sehingga tidak terjamin kualitasnya untuk jangka waktu lama maupun keamanan

     produk selama pengangkutan jarak jauh.

     b. 

    Pengemasan modern

      Kelebihan pengemasan modern ;

    1. 

    Perlindungan sempurna terhadap produk dari sinar matahari, panas, debu atau

    kotoran, dan lain-lain sehingga sangat hiegienis dan terjaga kualitasnya untuk jangka

    waktu lama.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    21/34

    17

    2.  Dapat dituliskan berbagai informasi mengenai produk, produsen, kode produksi, dan

    tanggal kadarluarsa.

    3. 

    Memudahkan pengangkutan dan penyimpanan.

      Kekurangan pengemasan modern :

    1. 

    Bahan baku kebanyakan barasal dari sumber daya alam tidak terurai.

    2.  Untuk memproduksinya memerlukan banyak energi.

    3.  Biaya mahal, baik selama proses maupun setelah menjadi barang.

    4.  Digunakan sesaat, kemudian dibuang menjadi sampah.

    5.  Tidak dapat atau sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme pengurai.

    SOAL NO. 4

    Desain dan ukuran kemasan saat ini juga beragam. Konstruksi dan desain kemasan

    untuk setiap komoditas produk memiliki ketentuan masing-masing Menurut anda,

    persyaratan apa sajakah yang harus dipenuhi dalam desain dan konstruksi kemasan

    tersebut?

    Desain kemasan mempunyai 5 prinsip fungsional, pertama kemasan (packaging). Pada

    kemasan ini harus disampaikan tentang jenis produk, dan kegunaannya. Disini kejujuran jadi

    hal penting. Kedua, kemasan secara fisik. Fungsinya sebagai pelindung produk dari benturan,

    gesekan, guncangan, hentakan dan lain-lain. Disini kekuatan menjadi prinsip utama. Ketiga,

    kemasan yang nyaman dipakai. Maksudnya kemasan disini memberikan rasa nyaman jika

    disentuh, permukaannya tidak melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan, disimpan,

    stabil bila diletakkan. Kemasan yang dapat didaur ulang sangat diutamakan. Keempat, kemasan

    yang mampu menampilkan citra produk dan segmentasi pasar pemakainya. Disini melibatkan

     banyak unsur terutama yang berkaitan dengan imajinasi, selera, dan fantasi sipemakai.

    Kemasan disini harus mampu menerjemahkan siapa pemakainya, status sosial, dimana dan

     jenis perilaku seperti apa produk mainan tersebut dipakai. Keunikan menjadi nilai penting.

    Kelima, kemasan yang berprinsip mendukung keselarasan lingkungan. Kemasan yang baik

    adalah yang mudah didaur ulang (recycle) ke produk baru dan tidak terkontaminasi, bisa

    dilebur dan dibuat kembali ke produk (re-use) asal.

    Kemasan yang baik harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor,

    antara lain sebagai berikut:

    1.  Faktor Pengamanan

    Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi

     penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan,

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    22/34

    18

    kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar

    kerenyahannya tahan lama.

    2.  Faktor Ekonomi

    Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak

    melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-

     produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.

    3.  Faktor Pendistribusian

    Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke

    tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu

    dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang

    sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat

     pemajangan.

    4.  Faktor Komunikasi

    Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek,

    dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat.

    Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”,

    harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak da pat terbaca dengan

     baik, maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.

    5. 

    Faktor Ergonomi

    Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka, ditutup dan mudah

    diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu

    sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya,

     bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan

    tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.

    6.  Faktor Estetika

    Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan

     penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan

    maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

    7.  Faktor Identitas

    Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk

    agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain. Selain itu, kemasan

     juga harus memberikan informasi produk (labelisasi) kepada konsumen.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    23/34

    19

    8.  Faktor Promosi

    Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan

     berfungsi sebagai  silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik

     perhatian konsumen - konsumen baru.

    9.  Faktor Lingkungan

    Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan

    kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam

    masyarakat kita akhirakhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya

     pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam.

    Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc

    Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak perusahaan

    yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan (environmentally friendly),

    dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai ulang (reusable).

    SOAL NO. 5

    Anda tentu telah mengenal beberapa jenis bahan material kemasan. Dapatkah anda

    menjelaskan keuntungan dan kelemahan dari setiap bahan material kemasan tersebut?

    (Sebutkan beberapa contoh peruntukannya disertai dengan alasan atau

    pertimbangannya).

    Sekarang ini, kemasan untuk pangan sudah divariasikan demi kemudahan distribusi,

    kenyamanan konsumen, dan juga keamanan pangan yang dikemas. Bermacam-macam bahan,

    dari yang paling sederhana seperti kertas hingga yang paling modern seperti logam, telah

    digunakan sebagai kemasan pangan. Pada dasarnya, terdapat 4 jenis bahan yang sering

    digunakan dalam kemasan pangan yakni kertas, gelas, plastik, dan logam. Masing-masing dari

     bahan tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan tertentu, sehingga biasanya setiap bahan

    memiliki kecocokan tersendiri untuk pangan tertentu.

    1) Kemasan Kertas

    Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel pertama sebelum ditemukannya plastik

    dan aluminium foil. Kemasan kertas masih banyak digunakan sampai saat ini karena

    harganya yang murah dan mudah diperoleh. Karakteristik kertas yang ringan dan juga tahan

    terhadap cahaya membuat bahan ini cocok untuk digunakan sebagai kemasan pangan.

    Dalam proses produksi, kemasan kertas memberikan kemudahan dalam proses pemberian

    label.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    24/34

    20

     Namun, kemasan kertas ini memiliki kelemahan yaitu sensitif terhadap air dan mudah

    terpengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan, atau dapat dikatakan mudah sobek. Maka

    dari itu, biasanya wadah kertas akan dikemas lagi dengan bahan kemasan lain yang lebih

     bersifat protektif seperti plastik dan foil logam. Selain itu, terdapat kemungkinan adanya

    migrasi komponen kertas kedalam pangan yang dikemas yang dapat mempengaruhi

    kesehatan konsumen.

    Kemasan kertas untuk pangan banyak digunakan, terutama di pasar tradisional.

    Penggunaan kertas sisa dan koran bekas pun banyak dijumpai, dimana penggunaannya

    sebenarnya berbahaya bagi kesehatan karena ada nya migrasi komponen kertas dan logam

     berat yang akan dijelaskan secara lengkap pada bahasan selanjutnya. Selain itu, secara

    modern pun kemasan kertas banyak digunakan. Biasanya, kemasan kertas berupa karton

     banyak digunakan untuk produk minuman karena sifatnya yang ringan, dimana karton

    tersebut telah dilapisi oleh lilin paraffin agar kemasan dapat tahan terhadap air dan

    menghambat air untuk terserap melalui kertas kemasan. Kertas yang telah dilapisi juga tahan

    terhadap minyak, menjadikan bahan kemasan ini dapat digunakan untuk mengemas pangan

     jenis kering ataupun basah, dengan tujuan agar mudah di bawa. Contoh kemasan pangan

    yang terbuat dari kertas dapat dilihat pada Gambar 12.

    2) 

    Kemasan Plastik

    Gambar 12. Penggunaan Kemasan Kertas untuk Pangan

    Kemasan plastik adalah kemasan yang sering digunakan setelah kemasan kertas.

    Kemasan plastik digunakan karena harganya yang relatif murah dan mudah dibentuk atau

    didesain dalam proses pembuatannya. Selain itu, kemasan plastik juga ringan sehingga

    memudahkan produk pangan untuk dibawa. Dengan keringanan yang serupa dengan bahan

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    25/34

    21

    kemas kertas, plastik memiliki fleksibilitas dan kekuatan yang lebih tinggi. Sifat plastik

    yang transparan juga menjadi salah satu keunggulan plastik sebagai kemasan pangan.

    Disisi lain, kemasan plastik memiliki resiko untuk mengkontaminasi pangan dengan

    senyawa kimia toksik yang terkandung didalam plastik jika terpapar oleh suhu yang tinggi.

    Selain itu, plastik juga bukan kemasan yang hermetis; plastik masih bisa ditembus udara

    melalui pori-pori plastik, sehingga ada kemungkinan untuk pangan terpapar dengan udara

    sekitar. Seperti yang disebutkan sebelumnya, plastik sensitif terhadap udara. Pada udara

    rendah, terdapat kemungkinan terjadinya pengembunan uap air di dalam plastik,

    mengkontaminasi produk yang dikemas.

    Gambar 13. Kemasan Plastik PET untuk Botol Minuman

    Kemasan plastik dapat berbentuk kemasan kaku maupun kemasan fleksibel. Kemasan

    fleksibel biasanya digunakan untuk mengemas produk padat yang tidak memerlukan

     perlindungan khusus, seperti keripik. Sedangkan, produk yang memerlukan perlindungan,

    seperti produk yang berbentuk cair atau pasta, biasanya dikemas dalam kemasan kaku

     berupa botol, kotak, atau jerigen plastic. Seperti halnya kemasan kertas, kemasan plastik

     juga terdiri dari berbagai jenis yang hanya diperuntukan untuk jenis pangan tertentu.

    Contohnya polyethylene terephthalate (PET) yang biasanya digunakan untuk botol

    minuman (Gambar 13). Kemasan plastik digunakan pada produk tersebut karena faktor

    keringanannya, yang membuat produk ini lebih mudah dibawa-bawa ketimbang botol-botol

    minuman yang terbuat dari kaca. Selain itu, plastik jenis PET memiliki daya tahan yang

    lebih baik terhadap kikisan dan sobekan, sehingga mampu untuk menahan tekanan yang

     berasal dari minuman berkarbonat.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    26/34

    22

    3) Kemasan Gelas

    Bahan kemasan gelas digunakan untuk kemasan pangan karena sifatnya yang inert, atau

    dalam arti lain tidak bereaksi dengan produk, sehingga produk yang dikemas terjamin

    keamanannya. Kemasan gelas dapat digunakan untuk mengemas produk berbentuk cair,

     padat, maupun gas karena memiliki kemampuan untuk mencegah penguapan, kontaminasi

     bau atau flavor dari luar. Kedua karakteristik ini mampu menjaga keawetan aroma, rasa, dan

    warna dari produk. Sifat transparan dari gelas juga memiliki nilai lebih ketika pemasaran

     produk, dimana konsumen dapat melihat isi produk dalam kemasan. Bahan gelas memiliki

    sifat yang mudah dibentuk, didesain, dan mudah diwarnai sehingga memudahkan proses

     produksinya. Bahan gelas tidak sensitif terhadap suhu; bahan gelas tahan terhadap suhu

    tinggi dan suhu rendah, serta sterilisasi, sehingga memudahkan dalam proses

     penyimpanannya. Kemasan gelas juga tahan terhadap tekanan dari luar maupun dari dalam

    dibandingkan dengan kemasan plastik. Dengan kata lain, gelas tahan terhadap kerusakan.

    Kelemahan kemasan gelas adalah gelas rentan untuk pecah jika terjadi benturan, dan juga

    memiliki thermal shock  yang rendah. Kemasan gelas juga kurang baik bagi produk yang

     peka terhadap penyinaran dikarenakan sifatnya yang transparan. Selain itu, proses produksi

    kemasan gelas memang mudah, namun terbilang mahal jika dibandingkan dengan bahan

    kemasan lainnya. Biaya transportasi juga akan lebih mahal dikarenakan berat dari bahan

    gelas tersebut.

    Gambar 14. Bahan Kemasan Gelas untuk Botol Bir

    Contoh pangan yang dikemas di dalam kemasan gelas adalah bir, seperti yang dapat

    dilihat pada Gambar 14. Penggunaan bahan kemasan gelas untuk mengemas bir didasari

    oleh adanya keharusan untuk melakukan pasteurisasi bir. Pasteurisasi bir biasanya

    dilakukan dalam kemasan. Dengan demikian, bahan kemasan gelas digunakan karena

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    27/34

    23

    sifatnya yang tahan terhadap panas. Bahan kemasan gelas juga digunakan untuk botol bir

    karena sifatnya yang tahan terhadap tekanan dari dalam.

    4) Kemasan Logam

    Bahan logam yang dimaksud melingkupi bahan kemasan yang menggunakan tembaga,

     perak, emas, timah, seng, kuningan, stainless steel  dan alumunium. Bentuk kemasan dari

     bahan logam yang paling banyak ditemui adalah dalam bentuk kaleng. Bahan ini digunakan

    karena memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, sehingga dapat melindungi produk di

    dalamnya. Kemasan logam juga mampu melindungi produk pangan didalamnya karena

    kemasan logam merupakan kemasan hermetis; tidak dapat ditembus gas, uap air, jasad

    renik, debu, dan juga kotoran. Toksisitas logam juga relatif rendah sehingga produk

    didalamnya terhindar dari kontaminasi. Logam juga tahan terhadap perubahan atau keadaan

    suhu yang ekstrim, sehingga mempermudah pada saat proses produksi ataupun

     penyimpanan.

    Meskipun toksisitas dari logam relatif rendah, hal ini tidak menutup kemungkinan akan

    terjadinya migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas. Selain itu, kelemahan dari bahan

    kemas logam adalah adanya kemungkinan untuk terjadi korosi atau pengikisan. Korosi

     biasanya terjadi setelah kontak dengan bahan asam dalam jangka waktu lama. Beberapa

     jenis logam juga memiliki harga yang mahal, seperti emas dan perak. Maka dari itu,

    digunakan pula bahan dari timah, seng, kuningan, dan besi dari karat.

    Gambar 15. Bahan Kemasan dari Logam (Dari Kanan: Kaleng Tinplate, Kaleng Alumunium, Alumunium

    Foil)

    Bentuk kemasan dari bahan logam yang sering ditemui adalah bentuk kaleng alumunium,

    kaleng tinplate, dan alumunium foil (Gambar 15). Kaleng tinplate biasanya digunakan di

    dalam industri pangan, seperti kemasan sarden kalengan yang banyak ditemui. Pemilihan

     bahan kaleng untuk mengemas sarden, yang termasuk dalam kategori pangan basah,

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    28/34

    24

    ditujukan untuk mendapatkan kondisi yang aseptik. Kondisi ini dapat diperoleh karena

    kemasan logam merupakan kemasan yang hermetis, sehingga produk didalamnya menjadi

    steril dan tidak mudah rusak serta lebih awet. Sedangkan, kaleng alumunium banyak

    digunakan dalam industri minuman. Untuk alumunium foil, bahan kemasan ini biasanya

    digunakan untuk kemasan makanan ringan. Bentuk dan bahan kemasan seperti ini akan

    memudahkan konsumen dalam membawa atau menyimpan  snacks  mereka, dikarenakan

    sifatnya yang tahan terhadap kondisi atau perubahan suhu yang ekstrim, dan juga sifatnya

    yang hermetis.

    Zat-zat dalam bahan kemasan pangan memiliki potensi untuk mengkontaminasi produk

     pangan yang ada didalamnya. Migrasi senyawa-senyawa kimia, baik polimer, monomer,

    ataupun katalisator, dari bahan kemasan dapat terjadi, yang memberikan dampak terhadap

    keamanan dan kualitas makanan. Oleh karena itu, perhatian khusus akan migrasi senyawa

    toksik diperlukan. Jumlah senyawa termigrasi kebanyakan tidak disadari, namun

     berpengaruh fatal pada jangka panjang. Faktor yang mempengaruhi migrasi senyawa toksik

    meliputi jenis dan konsentrasi kimia terkandung, sifat komposisi pangan beserta suhu dan

    lama kontaknya, dan juga kualitas dari bahan kemasan.

    5) 

    Migrasi Bahan Kemasan

    a. 

    Kemasan Kertas

    Beberapa studi menyatakan bahwa migrasi dari kemasan kertas dan karton dapat

    terjadi. Bahan berbahaya yang dapat bermigrasi ditemukan sebagai tinta dan klor yang

    terkandung di dalam kertas. Untuk komponen tinta, biasanya dapat ditemukan pada

    kertas-kertas bekas, yang kebanyakan digunakan untuk membungkus produk pangan

    seperti gorengan. Dalam keadaan panas, minyak yang terkandung di dalam pangan dapat

    melarutkan timbal (Pb) yang terkandung pada tinta, yang menyebabkan migrasi.

    Sedangkan, kertas bekas yang telah diputihkan dengan penambahan klor akan

    menghasilkan dioksin, yang bersifat karsinogenik, jika terpapar dengan suhu tinggi.

    Selain itu, tinta printer atau adhesive yang digunakan dalam pembuatan kertas juga dapat

    menjadi migrant. Resiko kontaminasi makanan dari tinta cetak dalam kemasan dapat

    terjadi dalam dua mekanisme. Pertama adalah fenomena set-off, dimana komponen tinta

    cetak berpindah dari permukaan yang dicetak ke permukaan yang tidak dicetak melalui

    kontak langsung selama pembuatan bahan, penyimpanan, dan penggunaan. Mekanisme

    kedua adalah perpindahan melalui bahan kemasan. Penggunaan bahan daur ulang, seperti

    serat dari kertas daur ulang, dapat mengakibatkan adanya kontak langsung antara

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    29/34

    25

    komponen tinta dan makanan, Namun, dalam mekanisme ini, jalur paparan menjadi lebih

     pendek.

     b.  Kemasan Gelas

    Untuk kemasan gelas, tidak ada penyimpangan produk secara kimia. Hal ini

    dikarenakan kemasan botol bersifat inert, yang artinya tidak bereaksi dengan senyawa,

    makanan, atau obat yang dikemas didalamnya. Sehingga, produk tidak akan

    terkontaminasi. Sifat inert dan netral kemasan gelas terhadap bahan pangan dihasilkan

    karena kemasan sebelumnya telah dicelupkan kedalam larutan asam. Sehingga, kemasan

    gelas dikenal sebagai kemasan yang paling aman untuk produk pangan.

    SOAL NO. 6

    Bagaimana dengan kemungkinan atau potensi terjadinya migrasi komponen ke dalam

    produk dari masing-masing bahan pengemas di atas (no.5)?

    Proses migrasi senyawa kimia kebanyakan terjadi selama proses produksi, pengolahan,

     pengangkutan, penyimpanan pemasakan dan ketika dikonsumsi. Proses migrasi terbagi atas 2

     jenis : (1) Migrasi secara menyeluruh (global migration), dan (2) Migrasi secara spesifik /

    khusus (Spesific migration). Migrasi secara menyeluruh (global migration) terjadi dimana

    keseluruhan dari substansi/kompenen yang ada (komponen toksik dan komponen non toksik)

     pada bahan kemasan melalui fase kontak bermigrasi ke dalam makanan / produk pangan.

    Sedangkan migrasi secara spesifik / khusus yaitu terjadinya perpindahan komponen-komponen

    yang diketahui atau dianggap berpotensi membahayakan kesehatan manusia ke dalam bahan

     pangan (Anonim, 2006).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi adalah :

    1.  Luas permukaan yang berkontak,

    2. 

    Kecepatan migrasi,

    3. 

    Jenis bahan plastik,

    4.  Temperatur dan waktu kontak.

      Kemasan Plastik

    Pembuatan plastik merupakan reaksi polimerisasi dimana unit-unit monomer bergabung

     bersama-sama membentuk polimer. Jenis polimer yang banyak digunakan adalah polietilen,

     polipropilen, polivinil klorida dan polistirina. Untuk mendapatkan plastik sesuai dengan

    yang diinginkan, pada resin plastik ditambahkan berbagai bahan additive seperti penstabil

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    30/34

    26

    ( stabilizer ), pelunak ( plasticizer ), pengisi ( filler ), pengahalang pembakaran ( flame

    retardant ), pelincir (lubricant ) dan pigment. Bahan additive ini pada umumnya bersifat

    racun yang merupakan residu polimer di akhir pembuatan plastik. Bila plastik digunakan

    untuk mengemas makanan, additive ini dapat bermigrasi ke makanan yang dikemas baik

    sewaktu proses pengemasan maupun penyimpanan sebelum dikonsumsi, sehingga dalam

     jumlah tertentu dapat membahayakan konsumen.

    Risiko yang dapat ditimbulkan akibat campuran senyawa tersebut diantaranya: senyawa

    kimia toksik, yang merupakan akibat bermigrasinya plastik dengan produk pangan, yang

    dipengaruhi oleh tingginya suhu dan lamanya waktu kontak.

      Kemasan Logam

    Kemasan kaleng dapat terbuat dari berbagai jenis logam misalnya seng, aluminium, dan

     besi. Dalam kadar rendah alumunium dan seng tidak beracun bagi tubuh manusia. Namun

     perlu diperhatikan bahwa logam akan bereaksi dengan asam, yang menyebabkan logam

    tersebut melarut. Banyak bahan pangan yang bersifat asam, sehingga kontak antara asam

    dengan kemasan logam dapat melarutkan kemasan logam yang bersangkutan. Waktu kontak

     berkorelasi positif dengan banyaknya logam yang terlarut, artinya semakin lama waktu

    kontak, maka semakin banyak logam yang terlarut. Oleh karena itu perlu dipilih jenis

     pangan yang layak dikemas dengan kaleng atau kemasan logam, agar kualitas produk

     pangan tetap terjaga. Perlu pula diperhatikan penggunaan bahan tambahan pada pembuatan

    kaleng seperti: cat, serta bahan pelapis kaleng organik epoksi fenol dan organosol. Kaleng

    ataupun kemasan logam lainnya tidak boleh mengandung logam timbal, kromium, merkuri,

    dan kadmium karena dapat mengakibatkan efek negatif terhadap kesehatan manusia.

    Kaleng yang berkarat pada bagian luarnya mungkin juga telah berkarat pada bagian

    dalamnya. Karat atau biasa disebut korosi merupakan reaksi oksidasi besi (Fe) yang

    melepaskan besi oksida (FeO2). Besi oksida dapat bereaksi dengan bahan yang dikemas

    dalam kaleng. Reaksi umumnya menghasilkan perubahan warna pada pangan. Jika pangan

    termasuk berasam tinggi atau mengandung belerang (sulfida), perubahan warnanya akan

    mengarah kehitaman karena terbentuk besi sulfida (FeS). Perubahan lain yang terjadi akibat

    reaksi besi oksida dengan pangan adalah perubahan aroma dan kekentalan. Aroma pangan

    akan berubah menjadi aroma busuk dan agak berbau besi.

    Kaleng yang gembung mengandung potensi bahaya mikrobiologis. Umumnya

    disebabkan oleh kurang sempurnanya proses exhausting   (proses penghampaan),

     penyegelan, dan sterilisasi. Hal ini berarti terdapat udara di dalam kaleng dan kondisi kaleng

    tidak vakum. Udara yang terdapat di dalam kaleng kemungkinan masih mengandung

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    31/34

    27

    mikroba yang dapat mengontaminasi pangan karena bersifat patogen. Udara tersebut juga

    dapat menyebabkan perkaratan kaleng dari bagian dalam.

    Kevakuman kaleng sangat berpengaruh terhadap sterilitasnya. Sterilitas berkaitan

    langsung dengan umur simpan. Kevakuman kaleng menandakan kondisi hampa udara pada

     bagian dalam kaleng. Hampa udara artinya tekanan udara dalam kaleng amat rendah. Jika

    terjadi benturan yang menyebabkan kaleng penyok, kemungkinan kaleng tersebut

    mengandung bahaya mikrobiologis. Bahaya dapat terjadi apabila penyok membentuk

    lekukan bersudut dalam.

    Kaleng merupakan bahan yang tidak fleksibel. Oleh karena itu, lekukan dapat

    menyebabkan retakan atau lubang kecil. Lubang atau retakan tersebut merupakan jalan

    masuk yang sangat baik bagi udara serta mikroba patogen dan pembusuk. Udara dan

    mikroba mudah masuk karena tekanan udara di luar kaleng lebih tinggi daripada tekanan

    udara di dalam kaleng. Udara yang masuk dapat menyebabkan korosi dan mikroba (seperti

     Eschericia coli,  Staphylococcus aureus) dapat menyebabkan kebusukan dan penurunan

    mutu pangan.

    Penyok pada bagian luar kaleng juga dapat menyebabkan keretakan pada enamel.

    Keutuhan enamel sangat penting karena enamel merupakan bahan pelapis pada bagian

    dalam kaleng yang menghambat reaksi kaleng dengan bahan pangan. Apabila enamel retak

    atau terkelupas, reaksi antara kaleng dan bahan pangan dapat terjadi. Reaksi tersebut juga

    dapat menimbulkan korosi kaleng.

    SOAL NO. 7

    Aturan atau perundang-undangan apa sajakah yang terkait tentang kemasan?

    Aturan pengemasan makan adalah peraturan yang telah di buat untuk melindungi kesehatan

    masyarakat, bahan kemasan pangan yang di gunnakan untuk kepentingan produksi kemasan

     pangan, harus memnuhi persyaratan keamanan kemasan pangan. Peraturan tersebut di buat

    oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Regulasi mengenai

    kemasan, yang di tinjau dari segi keamnan bahan kemasan pangan menyangkut tentang sifat

    toksiknya terutama yang bersifat kronis. Pada dasarnya terdapat persyaratan yang dapat

    ditetapkan berkaitang dengan mutu kemasan dan keamanan pangan. Secara ringkas

     pengemasan pakan yang harus diperhatikan adalah:

    1.  Jenis bahan yang digunakan dan yang dilarang untuk kemasan pangan

    2. 

    Bahan yang di tambahkan harus mempunyai izin

    3.  Cemaran

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    32/34

    28

    4.  Residu

    5.  Migrasi

    Untuk mendapatkan izin menggunakan bahan kemasan pangan, persetujuan harus di berikan

    secara tertulis. Menteri kesehatan Indonesia mengatur kemasan makanan di Indonesia

     berdasarkan Undang-Undang Pangan tahun 1996. Undang-undang pangan memberi makanna

    untuk dijual tidak dapat di kemas dalam bahan yang telah dilarang dan/atau dapat melepaskan

    kontiminan yang berbahaya atau merugikan kesehatan yang baik. Selain itu, informasi yang

    kami peroleh menunjukan bahwa pemerintah Indonesia bermaksud untuk mengindentifikasi

    zat yang dilarang untuk digunakan dalam kemasan makanan dan untuk menentukan metode

    untuk kemasan jenis makanan tertentu. Pada tanggal ini bagaimanapun, tidak muncul bahwa

     peraturan telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan.

    Kemasan produk pangan/makanan selain berfungsi untuk melindungi produk, juga

     berfungsi sebagai penyimpanan, informasi dan promosi produk serta pelayanan kepada

    konsumen. Mutu dan kemanan pangan/makanan dalam kemasan sangat tergantung dari mutu

    kemasan yang digunakan, baik kemasan primer, sekunder maupun tretier. Olehkarena itu

    diperlukan adanya peraturan-peraturan mengenai kemasan pangan/makanan, yang bertujuan

    untuk memberikan perlindungan kepada kosumen.

    Peraturan tentang Kemasan pangan/makanan ini tertuang dalam UNDANG-UNDANG RI

     NO.7 TAHUN 1996, Undang-undang ini mengamanatkan peraturan pengemasan berkaitan

    dengankeamanan pangan/makanan dalam rangka melindungi konsumen. Pada bagian ke IV

     pasal 16 -19 dari undang-undang ini membahas tentang kemasan bahan pangan,

    sedangkanbagian ke V pasal 30-35 membahas tentang pelabelan dan periklanan produk

     pangan. Isi dari pasal-pasal tersebut adalah sebagai berikut :

    Pasal 16

    (1) Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan

    apa pun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan terlarang dan atau yang dapat

    melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan manusia.

    (2) Pengemasan pangan yang diedarkan dilakukan melalui tata cara yang dapat

    menghindarkan terjadinya kerusakan dan atau pencemaran.

    (3) Pemerintah menetapkan bahan yang dilarang digunakan sebagai kemasan pangan dan tata

    cara pengemasan pangan tertentu yang diperdagangkan.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    33/34

    29

    Pasal 17

    Bahan yang akan digunakan sebagai kemasan pangan, tetapi belum diketahui dampaknya bagi

    kesehatan manusia, wajib terlebih dahulu diperiksa keamanannya,dan penggunaannya bagi

     pangan yang diedarkan dilakukan setelah memperoleh persetujuan Pemerintah.

    Pasal 18

    (1) Setiap orang dilarang membuka kemasan akhir pangan untuk dikemas kembali dan

    diperdagangkan.

    (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku terhadap pangan yang

     pengadaannya dalam jumlah besar dan lazim dikemas kembali dalam jumlah kecil untuk

    diperdagangkan lebih lanjut.

    Pasal 19

    Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18 ditetapkan.

  • 8/19/2019 TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN

    34/34