tugas resume buku ekonomi internasional.docx
TRANSCRIPT
REVISI / PERBAIKAN TUGAS RESUME BUKU EKONOMI INTERNASIONAL
BAB 2 dan BAB 3Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Internasional sebagai revisi atau
perbaikan nilai Tugas 1Dosen Pengajar : Putu Mahardika Adi S., SE., M.Si., Ph. D
Oleh ,Nama : Nur AzizahNIM : 135020101111054Kelas : AC
Kelas AC/Semester 3
JURUSAN ILMU EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2014/2015
Bab 2 : Teori Perdagangan Internasional ( Produktivitas Tenaga Kerja dan Keunggulan Kompetitif : Model Ricardian )
Teori yang menjelaskan tentang perdagangan internasional dibagi atas tiga kelompok
yaitu:
Teori Klasik
1. Merkantilis
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa cara suatu negara untuk menjadi
kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin
impor. Dengan demikian, pemerintah diharapkan dapat menggunakan seluruh kekuatannya
untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-
barang mewah). Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah
akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.
2. Adam Smith ( Teori Keuntungan Mutlak)
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil
tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor
barang tertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara
mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam
produksi barang tersebut. Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana
menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sederhana karena
beranggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor
produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya
satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas.
Contoh Kasus : Misalnya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor
produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian.
Untuk menghasilkan unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja
dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing
membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan
per Unit Produksi Amerika Inggris
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Sumber: Salvatore (2006).
Dari tabel di atas terlihat bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum
sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di
Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4
unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan
bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki
absolute advantage pada produksi pakaian.
Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu
macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari
teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling
memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak
ada keuntungan.
Teori Modern
1. John Stuart Mill
Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan memproduksi dan kemudian
mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor
barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan
lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang
besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga
kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
Contoh: Produksi 10 orang dalam 1 minggu dengan barang gandum dan pakaian antara
Negara Inggris dan Amerika
Produksi Amerika Inggris
Gandum 6 bakul 2 bakul
Pakaian 10 yard 6 yard
Sumber: Salvatore (2006).
Perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage
untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan
absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya. Besarnya comparative advantage
untuk Amerika, dalam produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris (3 : 1).
Produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris (5/3 : 1). Di sini Amerika memiliki
comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1. Untuk
Inggris, produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari Amerika (1/3 : 1). Dalam produksi
pakaian 6 yard dari Amerika Serikat (3/5: 1). Comparative advantage ada pada produksi
pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara
Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan
sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris.
Kelebihan untuk teori comparative advantage adalah dapat menerangkan berapa nilai
tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat diterangkan
oleh teori absolute advantage. Tetapi menurut David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh
aliran klasik menyatakan bahwa nilai penukaran ada jika barang tersebut memiliki nilai
kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bila barang tersebut dapat
digunakan dan lebih efisien dihasilkan.
2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam
teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama
adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Dan
kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut
teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu
titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan
biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika
jumlah faktor produksi yang dimiliki kedua negara relatif sama maka harga barang tersebut
akan sama sehingga perdagangan internasional tidak terjadi.
Produktivitas Tenaga Kerja dan Keunggulan Kompetitif : Model Ricardian
David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai
penukaran ada jika barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu
barang dapat ditukarkan bila barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat
sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang.
Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan
atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya
terbatas ataupun barang monopoli. Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut
nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon
pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan
maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo
mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja:
1. Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak
terdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini
tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi
jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang.
Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan .teori biaya
reproduksi
2. Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi
jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan.
Selanjutnya David Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal
yang dipergunakan dalam produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan hanya sedikit
sekali perubahan.
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,
tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap
dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan
barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
Dengan demikiann, keuntungan komparatif terjadi apabila suatu negara lebih unggul
terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah
jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain. Model Ricardian didasarkan pada
perbedaan teknologi di antara suatu negara. Perbedaan teknologi tersebut mercerminkan
perbedaan dalam produktivitas tenaga kerja. Teori comparative advantage telah berkembang
menjadi dynamic comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif
dapat diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor
keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan
dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada
kekayaan alam akan kalah dalam persaingan internasional
PEREKONOMIAN SATU FAKTOR PRODUKSI
Tiap perekonomian selalu menghadapi keterbatasan sumber daya sehingga terdapat
pembatas-pembatas terhadap apa dan berapa yan bias diproduksi dan kita harus selalu
memilihnya. Batas-batas tersebut dinamakan batas-batas kemungkinan produksi. Bentuk
ketidaksamaannya sebagai berikut:
a. Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta
mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien.
Berdasarkan contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative
advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Produksi 1 kg gula 1 m kain
Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja
China 6 hari kerja 5 hari kerja
Sumber: Salvatore (2006).
Indonesia memiliki keunggulan absolut dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka
tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua negara melalui
spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor
efficiency. Berdasarkan perbandingan Cost Comparative Advantage Efficiency, dapat dilihat
bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi
1 Kg gula (atau hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (hari bekerja) hal ini akan
mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya tenaga
kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m
kain (hari kerja) daripada produksi 1 Kg gula (hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan
spesialisasi produksi dan ekspor kain.
Maka kedua negara tetap dapat melakukan perdagangan internasional yang
menguntungkan melalui spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost comparative
advantage atau labor efficiency.
a. Production Comperative Advantage ( Labor productifity )
Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat
berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana negara tersebut
berproduksi relatif kurang/tidak produktif. Kelemahan teori klasik Comparative Advantage
tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara.
Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat
terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-
masing dari Negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost Comparative Advantage atau
Production Comparative Advantage. Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian
dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi: Labor Theory of Value, yaitu
bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang tersebut, di mana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah
tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya. Teknologi yang digunakan oleh
perekonomian Domestik tercermin dari tingkat produktivitas tenaga kerja di masing-
masing industri. Jumlah kebutuhan tenaga kerja diukur dengan jumlah jam kerja yang
diperlukan untuk memproduksi satu kg keju atau satu galon anggur. Untuk rujukan
sanjutnya, kita tetapkan aLW dan aLC berturut-turut sebagai jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu anggur dan keju. Sumber daya total yang dimiliki
oleh perekonomian dilambangkan dengan L, yaitu penawaran tenaga kerja total.
aLCQC + aLWQW = L
aLC = jumlah tenaga kerja dibutuhkan untuk tiap unit keju diproduksi
QC =Total unit keju
aLw= jumlah tenaga kerja dibutuhkan untuk tiap unit wine diproduksi
Qw=Total unit wine
BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI
Mengingat setiap perekonomian menghadapi keterbatasan sumber daya, maka terdapat
pembatas-pembatas terhadap apa yang bisa diproduksi, dan kita selalu harus memilih;
untuk memproduksi satu barang lebih banyak kita harus mengurangi produksi barang
lain. Pilihan-pilihan ini dicenninkan oleh suatu garis yang disebut batas kemungkinan
produksi (production possibility ftrontier). Pada Gambar 2-1, batas kemungkinan
produksi (BKP) digambarkan oleh garis PF, yang menunjukkan jumlah maksimal anggur
yang dapat diproduksi jika kita sudah menentukan jumlah keju yang diproduksi; atau
sebaliknya.
Production possibility frontier (PPF) dari suatu ekonomi menunjukan jumlah maksimum
barang yang dapat diproduksi dengan jumlah sumberdaya yang tetap. Jika BKP berbentuk
garis lurus, biaya pengorbanan (opportunity cost) dalam memproduksi keju dinyatakan
dalam anggur adalah konstan. Biaya pengorbanan adalah jumlah galon anggur yang harus
dikorbankan oleh perekonomian untuk memproduksi tambahan satu kg keju.
Lebih Dari Dua Barang
Apabila negara yang berdagang tetap dua negara dan kasus constant cost berlaku,
tetapi barang yang diperdagangkan melebihi dari dua barang. Maka dapat digunakan analisa
biaya komparatif. Tetapi agar perbandingan tersebut tidak dipengaruhi perbedaan mata uang,
maka biaya produksi perlu diseragamkan dengan jalan menyatakannya dalam satuan biaya
produksi salah satu barang.
Dari segi penentuan pola perdagangan internasional, menggambarkan dua asas yang
berkaitan dengan kasus constant-cost dengan banyak barang dan dengan alat tukar berbeda
yaitu :
a. Keunggulan komparatif masih tetap faktor penentu yang fundamental bagi
pola perdagangan.
b. Batas yang secara tepat memisahkan barang-barang mana yang diekspor /
diimpor suatu negara di tentukan oleh asas keunggulan mutlak.
Banyak Negara
Ada satu aspek dalam kasus banyak negara yang tidak terungkap dalam kasus dua
negara, yaitu adanya kemungkinan hubungan perdagangan tidak langsung antara lebih dari
dua negara dengan bentuk yang paling simpel yaitu triangular trade.
Ada dua asas yang muncul pada kasus ini, yaitu :
1. Bahwa menjual langsung produk kepada konsumen akhir belum tentu berarti kita bisa
memperoleh bagian gains from trade lebih besar.
2. Apabila suatu negara sengaja membatasi perdagangannya hanya dengan suatu negara
tertentu karen suatu hal, maka negara tersebut cenderung memperoleh gains from
trade yang lebih kecil.
Bab 3 : Faktor-Faktor Produksi Spesifik dan Distribusi Pendapatan
Harga-harga mempengaruhi distribusi pendapatan
Selama proporssi faktor-faktor berbeda, maka suatu perubahan dalam harga-harga relatif dari
output yang disebabkan oleh perdagangan internasional atau kekuatan lainnya yang datang dari luar
akan mempunyai pengaruh besar terhadap bagaimana para penjual dari berbagai faktor jasa
memperoleh imbalannya.
Dalil penyamaan harga faktor
Asumsi :
1. Terdapat dua faktor produksi , dua barang dan dua negara
2. Terdapat persaingan disemua pasar
3. Setiap pesediaan faktor tertentu, dan tidak ada perpindahan faktor antar negara
4. Setiap faktor dikerjakan seperlunya di masing-masing negara
5. Kedua negara menghasilkan kedua barang dagang denga atau tanpa perdagangan , dll
Dari asumsi-asumsi diatas perdagangan bebas tidak hanya akan menyamakan harga-harga barang,
tetapi harga-harga faktor produksi sehingga semua tenaga kerja akan memperoleh tingkat upah yang
sama dan semua satuan tanah akan memperoleh pendapatan sewa yang sama dari kedua negara.
Dengan demikian kedua negara tidak bergantung pesediaan faktor produksi dan barang dagang
kebutuhan.
Faktor spesialisasi
Suatu pola yang menjelaskan bahwa suatu negara yang melakukan spesialisasi barang untuk
ekspor maka semakin untung negara yang melakukan perdagangan. Sebaliknya, semakin banyak
negara melakukan impor barang kebutuhan pokok maka akan semakin rugi negara tersebut. Untuk
mengkur tingkat spesialisasi suatu faktor kedalam ekspor ke sektor-sektor yang bisa di impor di dalam
keadaan yang sebenarnya yang emnggunakan banyak faktor produksi dan barang produksi maka
diperlukan informasi yang terperinci. Jenis pengukuran spesialisasi ekspor terhadap impor yang
dibutuhkan adalah perbedaan kandungan faktor:
Si,x/m= ukuran mengenai spesialisasi faktor i lebih banyak dalm ekspor dari pada impor
θ i,x = bagian dari pendapatan faktor i di dalam nilai
total pada ekspor
θ i,m = bagian dari faktor i dalam nilai produksi
persaingan impor
θ i = bagian dari penghasilan faktor i dalam pendapatan nasional
Dengan bantuan ukuran-ukuran empiris yang demikian akan membantu menyederhanakan
faktor-faktor yang cenderung lebih banyak memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional.
Namun ada tiga keadaan yang membuat suatu spesialisasi tidak selalu bermanfaat terhadap suatu
negara, yaitu :
1. Ketidakstabilan pasar luar negeri, dimana apabila barang yang di spesialisasi
produksinya jatuh harganya.
2. Keamanan nasional, dimana bila terjadi sesuatu yang menghambat perdagangan luar
negeri.
3. Dualisme, dimana sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu,
tetapi pasar dunia.
4. Ketidakstabilan pasar luar negeri, dimana apabila barang yang di spesialisasi
produksinya jatuh harganya.
5. Keamanan nasional, dimana bila terjadi sesuatu yang menghambat perdagangan luar
negeri.
6. Dualisme, dimana sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu,
tetapi pasar dunia
Faktor mobilitas
Mobilitas merupakan faktor yang berhubugan erat dengan faktor spesialisasi. Setiap
negara memiliki faktor produksi yang berbeda-beda yang mengakibatkan perpidahan faktor produsi
dari suatu daerah ke daerah lain sangatlah penting. Kemudahan dalam perpinahan tersebut akan
sangat menguntungkan dalam perdagangan internasional.
Investible Surplus Meningkat
Perdagangan meningkatkan pendapatan riil masyarakat. Dengan pendapatan riil yang lebih
tinggi berarti negara tersebut mampu untuk menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi yang lebih
besar bagi investasi.
Ada tiga hal mengenai pengaruh ini yang perlu dicatat :
1. Berapa dari manfaat perdagangan yang diterima oleh warga negara tersebut, dan
berapa yang diterima oleh warga negara asing yang memiliki faktor produksi, yang
diperkerjakan di negara tersebut.
2. Berapa dari kenaikan pendapatan riil karena perdagangan akan diterjemahkan menjadi
kenaikan investasi dalam negeri, dan berapa ternyata dibelanjakan untuk konsumsi
yang lebih tinggi.
3. Harus dibedakan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi, karena
akan semakin mempertajam dualisme.
Vent For Surplus
Konsep ini berasal dari Adam Smith. Menurut Smith, perdagangan luar negeri membuka
daerah pasar baru yang lebih luas bagi hasil-hasil dalam negeri. Sumber-sumber ekonomi yang
semula menganggur (Surplus) sekarang memperoleh saluran (Vent) untuk bisa dimanfaatkan, karena
adanya daerah pasar yang baru.
Produktivitas
Pengaruh yang sangat penting dari perdagangan luar negeri terhadap sektor produksi adalah
berupa peningkatan produktivitas dan efisiensi pada umumnya. Kita bisa membedakan tiga sumber
utama dari peningkatan produktivitas dan efisiensi yang ditimbulkan oleh adanya perdagangan luar
negeri.
a. Economies of scale
b. Teknologi baru
c. Rangsangan persaingan
Peranan Pendapatan
Apabila pendapatan masyarakat dari suatu negara meningkat, otomatis daya beli masyarakat
meningkat. Apabila kurs mata uang negara tersebut stabil, maka hal tesebut akan mendorong kegiatan
ekonomi internasional yang makin maju.
Keuntungan dari kurs yang tetap antara lain :
1. Kalkulasi
2. Harga
3. Lalu lintas pembayaran lancar
4. Utang-piutang
Pengaruh Pendapatan Terhadap Impor
Apabila pendapatan bertambah secara otomatis akan meningkatkan jumlah impor. Sebaliknya
jika pendapatan berkurang akan menurunkan jumlah impor.
Hubungan Pendapatan dengan Ekspor
Apabila pendapatan naik, maka harga cenderung naik, dan dengan begitu biaya produksi
barang ekspor cenderung baik.
Pengaruh Perubahan Pendapatan Terhadap Gerakan Modal
Pengaruh perubahan-perubahan pendapatan terhadap gerakan modal antara lain :
1. Hubungan antara perubahan dalam pendapatan nasional dengan gerakan modal
sebetulnya tidak dapat ditetapkan berdasarkan rumusan-rumusan tertentu
2. Di samping aspek-aspek mental kita dapat pula memperhatikan aspek moneter, ialah
menyangkut bunga.
3. Kemajuan sektor industri yang sangat mendominir perekonomian suatu negara dapat
mendorong naiknya pendapatan negara dan menjadi leading sector yang mendorong
perekonomian internasional
Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Distribusi Pendapatan
Ada dua sudut pandang yaitu dari Neoklasik dan yang tidak percaya akan kebenaran
Neoklasik.
Menurut kaum Neoklasik hubungan luar negeri mempunyai pengaruh lebih meratakan
distribusi pendapatan di dalam negeri dan antarnegara. Menurut mereka, hubungan luar negeri
mempengaruhi distribusi pendpatan lewat dua saluran utama, yaitu saluran perdagangan dan saluran
aliran modal.
Menurut pandangan ekonom klasik mengatakan bahwa kesimpulan-kesimpulan Neoklasik
adalah bertentangan dengan sejarah maupun kenyataan yang ada sekarang. Perdagangan Bebas dan
penanaman modal asing justru tidak jarang mepertajam ketimpangan, baik dalam distribusi
pendapatan antar-negara maupun distribusi pendapatan masyarakat di dalam suatu negara.
SUMBER BACAAN :
Amalia, Lia (2007). EKONOMI INTERNASIONAL. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Kindleberger, “INTERNASIONAL ECONOMICS”, Richard D. IRWIN Inc
Salvatore, D. (2004), International Economics, Eight Edition, Wiley