tugas resume buku ekonomi internasional.docx

19
REVISI / PERBAIKAN TUGAS RESUME BUKU EKONOMI INTERNASIONAL BAB 2 dan BAB 3 Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Internasional sebagai revisi atau perbaikan nilai Tugas 1 Dosen Pengajar : Putu Mahardika Adi S., SE., M.Si., Ph. D Oleh , Nama : Nur Azizah NIM : 135020101111054 Kelas : AC

Upload: nurazizah

Post on 05-Jan-2016

194 views

Category:

Documents


34 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

REVISI / PERBAIKAN TUGAS RESUME BUKU EKONOMI INTERNASIONAL

BAB 2 dan BAB 3Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Internasional sebagai revisi atau

perbaikan nilai Tugas 1Dosen Pengajar : Putu Mahardika Adi S., SE., M.Si., Ph. D

Oleh ,Nama : Nur AzizahNIM : 135020101111054Kelas : AC

Kelas AC/Semester 3

JURUSAN ILMU EKONOMI

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2014/2015

Page 2: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

Bab 2 : Teori Perdagangan Internasional ( Produktivitas Tenaga Kerja dan Keunggulan Kompetitif : Model Ricardian )

Teori yang menjelaskan tentang perdagangan internasional  dibagi atas tiga kelompok

yaitu:

Teori Klasik

1.           Merkantilis

Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa cara suatu negara untuk menjadi

kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin

impor. Dengan demikian, pemerintah diharapkan dapat menggunakan seluruh kekuatannya

untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-

barang mewah). Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah

akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.

2.           Adam Smith ( Teori Keuntungan Mutlak)

Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil

tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor

barang tertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara

mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam

produksi barang tersebut. Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana

menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sederhana karena

beranggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor

produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya

satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas.

Contoh Kasus : Misalnya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor

produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian.

Untuk menghasilkan unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja

dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing

membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.

Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan

per Unit Produksi Amerika Inggris

Produksi Amerika Inggris

Gandum 8 10

Pakaian 4 2

Sumber: Salvatore (2006).

Page 3: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

Dari tabel di atas terlihat bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum

sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di

Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4

unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan

bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki

absolute advantage pada produksi pakaian.

Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu

macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari

teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling

memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini

meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang

memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak

ada keuntungan.

Teori Modern

1.           John Stuart Mill

Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan memproduksi dan kemudian

mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor

barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan

lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang

besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga

kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.

Contoh: Produksi 10 orang dalam 1 minggu dengan barang gandum dan pakaian antara

Negara Inggris dan Amerika

Produksi Amerika Inggris

Gandum 6 bakul 2 bakul

Pakaian 10 yard 6 yard

Sumber: Salvatore (2006).

Perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage

untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan

absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya. Besarnya comparative advantage

untuk Amerika, dalam produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris (3 : 1).

Produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris (5/3 : 1). Di sini Amerika memiliki

comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1. Untuk

Page 4: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

Inggris, produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari Amerika (1/3 : 1). Dalam produksi

pakaian 6 yard dari Amerika Serikat (3/5: 1). Comparative advantage ada pada produksi

pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara

Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan

sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris.

Kelebihan untuk teori comparative advantage adalah dapat menerangkan berapa nilai

tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat diterangkan

oleh teori absolute advantage. Tetapi menurut David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh

aliran klasik menyatakan bahwa nilai penukaran ada jika barang tersebut memiliki nilai

kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bila barang tersebut dapat

digunakan dan lebih efisien dihasilkan.

2.           Teori Heckscher-Ohlin (H-O)

Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara

lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam

teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:

a.       Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.

b.      Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi.

Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama

adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Dan

kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut

teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu

titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan

biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika

jumlah faktor produksi yang dimiliki kedua negara relatif sama maka harga barang tersebut

akan sama sehingga perdagangan internasional tidak terjadi.

Produktivitas Tenaga Kerja dan Keunggulan Kompetitif : Model Ricardian

David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai

penukaran ada jika barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu

barang dapat ditukarkan bila barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat

sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang.

Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan

atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya

Page 5: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

terbatas ataupun barang monopoli. Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut

nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon

pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan

maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo

mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja:

1. Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak

terdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini

tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi

jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang.

Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan .teori biaya

reproduksi

2. Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi

jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan.

Selanjutnya David Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal

yang dipergunakan dalam produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan hanya sedikit

sekali perubahan.

Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang

digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja

yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan

sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,

tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap

dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan

barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.

Dengan demikiann, keuntungan komparatif terjadi apabila suatu negara lebih unggul

terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah

jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain. Model Ricardian didasarkan pada

perbedaan teknologi di antara suatu negara. Perbedaan teknologi tersebut mercerminkan

perbedaan dalam produktivitas tenaga kerja. Teori comparative advantage telah berkembang

menjadi dynamic comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif

dapat diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor

keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan

dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada

kekayaan alam akan kalah dalam persaingan internasional

Page 6: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

PEREKONOMIAN SATU FAKTOR PRODUKSI

Tiap perekonomian selalu menghadapi keterbatasan sumber daya sehingga terdapat

pembatas-pembatas terhadap apa dan berapa yan bias diproduksi dan kita harus selalu

memilihnya. Batas-batas tersebut dinamakan batas-batas kemungkinan produksi. Bentuk

ketidaksamaannya sebagai berikut:

a.           Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )

Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan

memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi

dan mengekspor barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta

mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien.

Berdasarkan contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative

advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.

Data Hipotesis Cost Comparative

Produksi 1 kg gula 1 m kain

Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja

China 6 hari kerja 5 hari kerja

Sumber: Salvatore (2006).

Indonesia memiliki keunggulan absolut dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka

tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua negara melalui

spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor

efficiency. Berdasarkan perbandingan Cost Comparative Advantage Efficiency, dapat dilihat

bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi

1 Kg gula (atau hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (hari bekerja) hal ini akan

mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya tenaga

kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m

kain (hari kerja) daripada produksi 1 Kg gula (hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan

spesialisasi produksi dan ekspor kain.

Maka kedua negara tetap dapat melakukan perdagangan internasional yang

menguntungkan melalui spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost comparative

advantage atau labor efficiency.

a.             Production Comperative Advantage ( Labor productifity )

Page 7: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika

melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat

berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana negara tersebut

berproduksi relatif kurang/tidak produktif. Kelemahan teori klasik Comparative Advantage

tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara.

Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat

terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-

masing dari Negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost Comparative Advantage atau

Production Comparative Advantage. Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian

dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi: Labor Theory of Value, yaitu

bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk

menghasilkan barang tersebut, di mana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah

tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya. Teknologi yang digunakan oleh

perekonomian Domestik tercermin dari tingkat produktivitas tenaga kerja di masing-

masing industri. Jumlah kebutuhan tenaga kerja diukur dengan jumlah jam kerja yang

diperlukan untuk memproduksi satu kg keju atau satu galon anggur. Untuk rujukan

sanjutnya, kita tetapkan aLW dan aLC berturut-turut sebagai jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk memproduksi satu anggur dan keju. Sumber daya total yang dimiliki

oleh perekonomian dilambangkan dengan L, yaitu penawaran tenaga kerja total.

aLCQC + aLWQW = L

aLC = jumlah tenaga kerja dibutuhkan untuk tiap unit keju diproduksi

QC =Total unit keju

aLw= jumlah tenaga kerja dibutuhkan untuk tiap unit wine diproduksi

Qw=Total unit wine

BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI

Mengingat setiap perekonomian menghadapi keterbatasan sumber daya, maka terdapat

pembatas-pembatas terhadap apa yang bisa diproduksi, dan kita selalu harus memilih;

untuk memproduksi satu barang lebih banyak kita harus mengurangi produksi barang

lain. Pilihan-pilihan ini dicenninkan oleh suatu garis yang disebut batas kemungkinan

produksi (production possibility ftrontier). Pada Gambar 2-1, batas kemungkinan

produksi (BKP) digambarkan oleh garis PF, yang menunjukkan jumlah maksimal anggur

Page 8: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

yang dapat diproduksi jika kita sudah menentukan jumlah keju yang diproduksi; atau

sebaliknya.

Production possibility frontier (PPF) dari suatu ekonomi menunjukan jumlah maksimum

barang yang dapat diproduksi dengan jumlah sumberdaya yang tetap. Jika BKP berbentuk

garis lurus, biaya pengorbanan (opportunity cost) dalam memproduksi keju dinyatakan

dalam anggur adalah konstan. Biaya pengorbanan adalah jumlah galon anggur yang harus

dikorbankan oleh perekonomian untuk memproduksi tambahan satu kg keju.

Lebih Dari Dua Barang

Apabila negara yang berdagang tetap dua negara dan kasus constant cost berlaku,

tetapi barang yang diperdagangkan melebihi dari dua barang. Maka dapat digunakan analisa

biaya komparatif. Tetapi agar perbandingan tersebut tidak dipengaruhi perbedaan mata uang,

maka biaya produksi perlu diseragamkan dengan jalan menyatakannya dalam satuan biaya

produksi salah satu barang.

Dari segi penentuan pola perdagangan internasional, menggambarkan dua asas yang

berkaitan dengan kasus constant-cost dengan banyak barang dan dengan alat tukar berbeda

yaitu :

a. Keunggulan komparatif masih tetap faktor penentu yang fundamental bagi

pola perdagangan.

b. Batas yang secara tepat memisahkan barang-barang mana yang diekspor /

diimpor suatu negara di tentukan oleh asas keunggulan mutlak.

Banyak Negara

Page 9: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

Ada satu aspek dalam kasus banyak negara yang tidak terungkap dalam kasus dua

negara, yaitu adanya kemungkinan hubungan perdagangan tidak langsung antara lebih dari

dua negara dengan bentuk yang paling simpel yaitu triangular trade.

Ada dua asas yang muncul pada kasus ini, yaitu :

1. Bahwa menjual langsung produk kepada konsumen akhir belum tentu berarti kita bisa

memperoleh bagian gains from trade lebih besar.

2. Apabila suatu negara sengaja membatasi perdagangannya hanya dengan suatu negara

tertentu karen suatu hal, maka negara tersebut cenderung memperoleh gains from

trade yang lebih kecil.

Bab 3 : Faktor-Faktor Produksi Spesifik dan Distribusi Pendapatan

Harga-harga mempengaruhi distribusi pendapatan

Selama proporssi faktor-faktor berbeda, maka suatu perubahan dalam harga-harga relatif dari

output yang disebabkan oleh perdagangan internasional atau kekuatan lainnya yang datang dari luar

akan mempunyai pengaruh besar terhadap bagaimana para penjual dari berbagai faktor jasa

memperoleh imbalannya.

Dalil penyamaan harga faktor

Asumsi :

1. Terdapat dua faktor produksi , dua barang dan dua negara

2. Terdapat persaingan disemua pasar

3. Setiap pesediaan faktor tertentu, dan tidak ada perpindahan faktor antar negara

4. Setiap faktor dikerjakan seperlunya di masing-masing negara

5. Kedua negara menghasilkan kedua barang dagang denga atau tanpa perdagangan , dll

Dari asumsi-asumsi diatas perdagangan bebas tidak hanya akan menyamakan harga-harga barang,

tetapi harga-harga faktor produksi sehingga semua tenaga kerja akan memperoleh tingkat upah yang

sama dan semua satuan tanah akan memperoleh pendapatan sewa yang sama dari kedua negara.

Dengan demikian kedua negara tidak bergantung pesediaan faktor produksi dan barang dagang

kebutuhan.

Faktor spesialisasi

Suatu pola yang menjelaskan bahwa suatu negara yang melakukan spesialisasi barang untuk

ekspor maka semakin untung negara yang melakukan perdagangan. Sebaliknya, semakin banyak

negara melakukan impor barang kebutuhan pokok maka akan semakin rugi negara tersebut. Untuk

mengkur tingkat spesialisasi suatu faktor kedalam ekspor ke sektor-sektor yang bisa di impor di dalam

keadaan yang sebenarnya yang emnggunakan banyak faktor produksi dan barang produksi maka

Page 10: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

diperlukan informasi yang terperinci. Jenis pengukuran spesialisasi ekspor terhadap impor yang

dibutuhkan adalah perbedaan kandungan faktor:

Si,x/m= ukuran mengenai spesialisasi faktor i lebih banyak dalm ekspor dari pada impor

θ i,x = bagian dari pendapatan faktor i di dalam nilai

total pada ekspor

θ i,m = bagian dari faktor i dalam nilai produksi

persaingan impor

θ i = bagian dari penghasilan faktor i dalam pendapatan nasional

Dengan bantuan ukuran-ukuran empiris yang demikian akan membantu menyederhanakan

faktor-faktor yang cenderung lebih banyak memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional.

Namun ada tiga keadaan yang membuat suatu spesialisasi tidak selalu bermanfaat terhadap suatu

negara, yaitu :

1. Ketidakstabilan pasar luar negeri, dimana apabila barang yang di spesialisasi

produksinya jatuh harganya.

2. Keamanan nasional, dimana bila terjadi sesuatu yang menghambat perdagangan luar

negeri.

3. Dualisme, dimana sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu,

tetapi pasar dunia.

4. Ketidakstabilan pasar luar negeri, dimana apabila barang yang di spesialisasi

produksinya jatuh harganya.

5. Keamanan nasional, dimana bila terjadi sesuatu yang menghambat perdagangan luar

negeri.

6. Dualisme, dimana sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu,

tetapi pasar dunia

Faktor mobilitas

Mobilitas merupakan faktor yang berhubugan erat dengan faktor spesialisasi. Setiap

negara memiliki faktor produksi yang berbeda-beda yang mengakibatkan perpidahan faktor produsi

dari suatu daerah ke daerah lain sangatlah penting. Kemudahan dalam perpinahan tersebut akan

sangat menguntungkan dalam perdagangan internasional.

Investible Surplus Meningkat

Page 11: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

Perdagangan meningkatkan pendapatan riil masyarakat. Dengan pendapatan riil yang lebih

tinggi berarti negara tersebut mampu untuk menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi yang lebih

besar bagi investasi.

Ada tiga hal mengenai pengaruh ini yang perlu dicatat :

1. Berapa dari manfaat perdagangan yang diterima oleh warga negara tersebut, dan

berapa yang diterima oleh warga negara asing yang memiliki faktor produksi, yang

diperkerjakan di negara tersebut.

2. Berapa dari kenaikan pendapatan riil karena perdagangan akan diterjemahkan menjadi

kenaikan investasi dalam negeri, dan berapa ternyata dibelanjakan untuk konsumsi

yang lebih tinggi.

3. Harus dibedakan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi, karena

akan semakin mempertajam dualisme.

Vent For Surplus

Konsep ini berasal dari Adam Smith. Menurut Smith, perdagangan luar negeri membuka

daerah pasar baru yang lebih luas bagi hasil-hasil dalam negeri. Sumber-sumber ekonomi yang

semula menganggur (Surplus) sekarang memperoleh saluran (Vent) untuk bisa dimanfaatkan, karena

adanya daerah pasar yang baru.

Produktivitas

Pengaruh yang sangat penting dari perdagangan luar negeri terhadap sektor produksi adalah

berupa peningkatan produktivitas dan efisiensi pada umumnya. Kita bisa membedakan tiga sumber

utama dari peningkatan produktivitas dan efisiensi yang ditimbulkan oleh adanya perdagangan luar

negeri.

a. Economies of scale

b. Teknologi baru

c. Rangsangan persaingan

Peranan Pendapatan

Apabila pendapatan masyarakat dari suatu negara meningkat, otomatis daya beli masyarakat

meningkat. Apabila kurs mata uang negara tersebut stabil, maka hal tesebut akan mendorong kegiatan

ekonomi internasional yang makin maju.

Keuntungan dari kurs yang tetap antara lain :

1. Kalkulasi

2. Harga

3. Lalu lintas pembayaran lancar

4. Utang-piutang

Page 12: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

Pengaruh Pendapatan Terhadap Impor

Apabila pendapatan bertambah secara otomatis akan meningkatkan jumlah impor. Sebaliknya

jika pendapatan berkurang akan menurunkan jumlah impor.

Hubungan Pendapatan dengan Ekspor

Apabila pendapatan naik, maka harga cenderung naik, dan dengan begitu biaya produksi

barang ekspor cenderung baik.

Pengaruh Perubahan Pendapatan Terhadap Gerakan Modal

Pengaruh perubahan-perubahan pendapatan terhadap gerakan modal antara lain :

1. Hubungan antara perubahan dalam pendapatan nasional dengan gerakan modal

sebetulnya tidak dapat ditetapkan berdasarkan rumusan-rumusan tertentu

2. Di samping aspek-aspek mental kita dapat pula memperhatikan aspek moneter, ialah

menyangkut bunga.

3. Kemajuan sektor industri yang sangat mendominir perekonomian suatu negara dapat

mendorong naiknya pendapatan negara dan menjadi leading sector yang mendorong

perekonomian internasional

Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Distribusi Pendapatan

Ada dua sudut pandang yaitu dari Neoklasik dan yang tidak percaya akan kebenaran

Neoklasik.

Menurut kaum Neoklasik hubungan luar negeri mempunyai pengaruh lebih meratakan

distribusi pendapatan di dalam negeri dan antarnegara. Menurut mereka, hubungan luar negeri

mempengaruhi distribusi pendpatan lewat dua saluran utama, yaitu saluran perdagangan dan saluran

aliran modal.

Menurut pandangan ekonom klasik mengatakan bahwa kesimpulan-kesimpulan Neoklasik

adalah bertentangan dengan sejarah maupun kenyataan yang ada sekarang. Perdagangan Bebas dan

penanaman modal asing justru tidak jarang mepertajam ketimpangan, baik dalam distribusi

pendapatan antar-negara maupun distribusi pendapatan masyarakat di dalam suatu negara.

SUMBER BACAAN :

Page 13: Tugas Resume Buku Ekonomi Internasional.docx

Amalia, Lia (2007). EKONOMI INTERNASIONAL. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Kindleberger, “INTERNASIONAL ECONOMICS”, Richard D. IRWIN Inc

Salvatore, D. (2004), International Economics, Eight Edition, Wiley