tugas kunjungan rumah tbc

13
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan yang besar di Negara-negara berkembang karena angka kesakitan dan kematian akibat Tuberkulosis 75%-nya terjadi pada golongan usia produktif kerja, yaitu kelompok usia 15-49 tahun. Indonesia menempati posisi tiga besar jumlah penderita TBC di dunia setelah India dan Cina. Angka kesakitan dari Tuberkulosis baik paru maupun ekstra paru di dunia diperkirakan mencapai 8 juta kasus dan sekitar 95% terjadi di Negara-negara berkembang. Sekitar 3 juta orang meninggal karena Tuberkulosis setiap tahunnya yang sebagian besar terjadi di Negara-negara berkembang. Pada umumnya kasus di Negara-negara berkembang tidak tercakup seluruhnya, dan hanya sekitar separuh dari kasus BTA positif yang ditemukan yang dapat disembuhkan. Hal ini mengakibatkan angka kesakitan di seluruh dunia diperkirakan mencapai 16-20 juta, di mana sekitar 8-10 juta adalah kasus BTA positif yang sangat menular. 1

Upload: robinder-dhillon

Post on 18-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tbc

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kunjungan Rumah TBC

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia

ini. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.

Demikian pula di Indonesia.

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium

tuberculosis. Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan yang besar di Negara-negara berkembang

karena angka kesakitan dan kematian akibat Tuberkulosis 75%-nya terjadi pada golongan usia

produktif kerja, yaitu kelompok usia 15-49 tahun. Indonesia menempati posisi tiga besar jumlah

penderita TBC di dunia setelah India dan Cina. Angka kesakitan dari Tuberkulosis baik paru

maupun ekstra paru di dunia diperkirakan mencapai 8 juta kasus dan sekitar 95% terjadi di

Negara-negara berkembang. Sekitar 3 juta orang meninggal karena Tuberkulosis setiap tahunnya

yang sebagian besar terjadi di Negara-negara berkembang. Pada umumnya kasus di Negara-

negara berkembang tidak tercakup seluruhnya, dan hanya sekitar separuh dari kasus BTA positif

yang ditemukan yang dapat disembuhkan. Hal ini mengakibatkan angka kesakitan di seluruh

dunia diperkirakan mencapai 16-20 juta, di mana sekitar 8-10 juta adalah kasus BTA positif yang

sangat menular.

Sulitnya mengobati penderita BTA positif telah menyebabkan tejadinya banyak

kegagalan pengobatan. Akibatnya didapat angka pencapaian kesembuhan yang rendah sekitar

30-50%. Padahal seseorang y ang gagal dalam pengobatan akan menjadi sumber penularan

yang akan menularkan 10 orang setiap tahun, dan dalam waktu 2 tahun akan menghasilkan 1

orang penderita BTA positif baru. Banyak dari penderita yang gagal dalam pengobatan menjadi

resisten / kebal terhadap INH atau kombinasi INH dengan Streptomisin, sehingga bila menular

pada orang lain, maka orang tersebut akan tertular dengan kuman yang telah resisten. Masalah

lain adalah hanya 50% dari penderita yang mendapat paduan obat jangka panjang (12 bulan)

mengalami konversi dari BTA positif menjadi BTA negative setelah 2 bulan pengobatan,

meskipun dilakukan pengobatan dengan pengawasan ketat.

Menurut hasil survey prevalensi TBC di Indonesia pada tahun 2004 ( secara Nasional )

yang BTA positif 110 per 100.000 penduduk.

1

Page 2: Tugas Kunjungan Rumah TBC

Sejak tahun 1995, program pemberantasan penyakit Tuberkulosis paru di DKI Jakarta

telah dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) seperti

yang direkomendasikan oleh WHO, tetapi pada tahun 1995-1998 cakupan penderita TBC dengan

strategi DOTS baru sekitar 10% .

Tahun 1999 angka kesembuhan baru mencapai 69,2 %. Risiko penularan setiap tahunnya

ditunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection ( ARTI ), yaitu proporsi penduduk

yang berisiko terinfeksi TBC selama satu tahun. ARTI sebesar 1 %, berarti 10 orang diantara

1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3 %. Meskipun

hasil penelitian di Puskesmas kecamatan dan kelurahan tahun 2001 menunjukkan peningkatan

angka kesembuhan dan angka konversi, namun angka lalai berobat masih cukup tinggi, pada fase

awal penderita lalai berobat di Puskesmas kecamatan 22,1 % dan Puskesmas kelurahan 25,3 %.

Sedangkan pada akhir pengobatan penderita lalai berobat di Puskesmas kecamatan naik menjadi

84,9 % dan Puskesmas kelurahan 96,3 %. Tahun 2008 Program penagulangan TBC mencakup

proses penemuan dan pengobatan sedikitnya 85% berhasil di sembuhkan.

2

Page 3: Tugas Kunjungan Rumah TBC

Bab II

Kunjungan Rumah

Puskesmas : Tempuran

Tanggal kunjungan rumah : 6 April 2013

Data Riwayat Keluarga

I. Identitas pasien :

Nama : An. H.Y

Umur : 3,4 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Belum bekerja

Pendidikan : PAUD

Alamat : Dusun Rawakandang RT/RW 015/004 Desa Cikuntul, Kecamatan Tempuran,

Kabupaten Karawang

II. Riwayat biologis keluarga :

a. Keadaan kesehatan sekarang : Sedang

b. Kebersihan perorangan : Baik

c. Penyakit yang sering diderita : ISPA

d. Penyakit keturunan : Tidak ada

e. Penyakit kronis/ menular : Tidak ada

f. Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada

g. Pola makan : Kurang ( kurang bervariasi / 2-3x per hari)

h. Pola istirahat : Sedang

i. Jumlah anggota keluarga : 3

3

Page 4: Tugas Kunjungan Rumah TBC

III. Psikologis keluarga

a. Kebiasaan buruk : Sering jajan

b. Pengambilan keputusan : Ayah

c. Ketergantungan obat : Tidak ada

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: Puskesmas

e. Pola rekreasi : Kurang

IV. Keadaan rumah/ lingkungan

a. Jenis bangunan : Semi permanen

b. Lantai rumah : lantai semen dan keramik

c. Luas rumah : 7m x 5m ( 35m2)

d. Penerangan : Kurang

e. Kebersihan : Kurang

f. Ventilasi : Buruk

g. Dapur : Ada

h. Jamban keluarga : Ada

i. Sumber air minum : Air Ledeng

j. Sumber pencemaran air : Ada

k. Pemanfaatan pekarangan : Untuk bengkel

l. Sistem pembuangan air limbah : Ada (lancar)

m. Tempat pembuangan sampah : Ada namun jauh

n. Sanitasi lingkungan : Buruk

V. Spiritual keluarga

a. Ketaatan beribadah : Taat

b. Keyakinan tentang kesehatan : Kurang

VI. Keadaan sosial keluarga

a. Tingkat pendidikan : Rendah

b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik

c. Hubungan dengan orang lain : Baik

4

Page 5: Tugas Kunjungan Rumah TBC

1 2

3

d. Kegiatan organisasi sosial : Baik

e. Keadaan ekonomi : Kurang

VII. Kultural keluarga

a. Adat yang berpengaruh : Tidak ada

b. Lain-lain : Tidak ada

VIII. Anggota keluarga :

Keterangan

1. Ayah Os : Laki-Laki, sehat (28 tahun)

2. Istri Os : Perempuan, sehat (27 tahun)

3. Anak Os : Perempuan, sakit (3,4tahun)

IX. Keluhan utama :

Batuk darah

X. Keluhan tambahan :

Demam, batuk, pilek

XI. Riwayat penyakit sekarang :

Sejak 2 hari ini, os mengeluh demam. Demam lebih sering pada malam

hari.Demam disetai dengan batuk berdahak dan pilek. Menurut ibu Os, Os juga menjadi

sulit tidur karena batuk-batuk dan selalu keringat dingin di malam hari. Ibu Os

5

Page 6: Tugas Kunjungan Rumah TBC

mengatakan batuknya tidak bisa berhenti, terus menerus, dan sempat keluar darah

berwarna merah segar. Penyakit ini sudah di deritanya selama 5 bulan ini. Berat badan

Os saat itu adalah 10,5 kg padahal sebelum sakit berat badan os berkisar 16 kg. Ibu Os

mengatakan Kakek dan tetangga Os di sekitar rumahnya memang ada yang menderita

TBC sama sepertinya. Os kemudian mengkonsumsi OAT hingga sekarang. Ibu Os

mengaku, sebelumnya Os tidak pernah mengalami sakit seperti ini

Saat ini berat badan 0s sudah naik menjadi 13 kg. keluhan batuk berdarah sudah

tidak dirasakan Os lagi. Riwayat Sakit TB dalam keluarga di akui ibu Os.

XII. Riwayat penyakit dahulu :

Tidak ada

XIII. Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital :

a. Frekuensi nadi : 96 x/menit

b. Frekuensi napas : 22 x/menit

c. Suhu : 37,2 0C

Kepala : Normosefali

Mata : Kedua konjungtiva tidak anemis dan kedua sklera tidak ikterik

Hidung : Tidak tampak septum deviasi dan tampak sekret berwarna cair.

Telinga : Kedua telinga tidak tampak sekret, meatus akustikus eksternus lapang

Leher : Tidak tampak pembesaran KGB regional, kelenjar tiroid tidak tampak

membesar.

Thorak

Paru : Suara napas rhonki basah kasar pada kedua lapang paru

Jantung : Bunyi jantung I -II reguler dan tidak terdengar gallop maupun murmur

6

Page 7: Tugas Kunjungan Rumah TBC

Abdomen : Tampak datar, supel, bising usus terdengar normal, nyeri tekan ulu hati,

Hepar-lien tidak teraba membesar

Ekstremitas : Pada kedua ekstremitas tidak tampak edema dan akral hangat

Tinggi badan : 118cm

Berat badan : 13 Kg

XIV. Pemeriksaan Penunjang :

Foto thorax

Tanggal 27-11-2012

Tampak perselubungan di kedua lapang paru (TBC duplex)

BTA SPS /+++ 27-11-2012

XV. Diagnosis penyakit :

TBC dan ISPA

XVI. Diagnosis keluarga :

Riwayat TB dalam keluarga (Kakek Pasien)

XVII. Anjuran penatalaksanaan penyakit :

a. Promotif : Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit TBC,

komplikasi penyakit, dan keteraturan dalam berobat sehingga Os menjadi lekas

sembuh, serta menghimbau agar dapat menjalankan pola hidup sehat dengan

mengkonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga ringan secara rutin dan

mengurangi aktivitas yang berat dan menyita banyak pikiran.

b. Preventif : Menjalankan pola atau gaya hidup yang sehat dengan membuang

dahak/sputum tidak disembarang tempat dan menggunakan ember yang sudah

diberikan dettol dan diisi air bila ingin membuang dahak serta mengganti genteng

dengan genteng kaca sehingga ada cahaya matahari yang masuk . Memotivasi untuk

rutin meminum obatnya secara teratur. Memakai masker, memisahkan alat makan

yang digunakan dengan orang satu rumah.

7

Page 8: Tugas Kunjungan Rumah TBC

c. Kuratif : terapi medikamentosa :

- Obat OAT katergori 1 fase lanjutan katergori anak

- PCT tablet 3x1/2

- CTM tablet 2x1/2

Terapi non medikamentosa:

1. Kontrol rutin 1 minggu sekali

2. Menjalankan pola hidup sehat (olah raga dan hindari stress)

d. Rehabilitatif: Minum obat yang teratur.

XVIII. Prognosis

Penyakit : dubia ad bonam

Keluarga : dubia ad bonam

Masyarakat : dubia ad bonam

XIX. Resume :

Telah diperiksa seorang pasien perempuan berinisial An. H.Y berusia 3,4 tahun

dengan keluhan utama demam, batuk dan pilek sejak 2 hari ini. Menurut Ibu os,

Os sering batuk terutama malam hari sehingga Os menjadi susah tidur.

Batuknya tidak bisa berhenti, terus-menerus dan sempat keluar darah, berwarna

merah segar. Penyakit ini sudah di deritanya selama 5 bulan. Berat badan os

turun. Os kemudian mengkonsumsi OAT hingga sekarang. Pemeriksaan Fisik

terdengar suara napas rhonki basah kasar pada kedua lapang paru. Pemeriksaan

penunjang foto thorax tanggal 27-11-2012 tampak perselubungan di kedua

lapang paru (TBC duplex) , dan BTA SPS /+++ .

Diagnosis : TBC dan ISPA

8

Page 9: Tugas Kunjungan Rumah TBC

Analisa Kasus

Berikut adalah pembahasan TBC dengan pendekatan dokter keluarga

Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 6 April 2013, didapatkan

bahwa pasien menderita TBC dan gastritis. Pasien berusia 3,4 tahun. Pasien anak tunggal,

mengikuti kegiatan PAUD. Semua kegiatan pasien seperti mandi, makan, minum dan kegiatan

lainnya di urus oleh ibu pasien.

Rumah pasien tergolong tidak sehat jika dilihat dari ventilasi yang tidak memadai.

Penerangan rumah kurang, kebersihan rumah kurang baik. Rumah pasien berlantaikan semen

dan tampak kotor. Di depan rumah pasien terdapat bengkel untuk usaha orangtuanya. Air minum

yang digunakan adalah air ledeng. Di dalam rumah terdapat dapur dan kamar tidur. Terdapat

jamban di rumah. Terdapat pembuangan sistem pembuangan air limbah dan sampah di depan

rumah pasien. Rumah pasien tidak terdapat pekarangan yang dapat dimanfaatkan.

Ditinjau dari spiritual keluarga keluarga pasien merupakan keluarga yang cukup taat

beribadah beragama Islam, pasien berpuasa dan sering sholat. Keluarga pasien, ayah dan ibunya

ketika diperiksa tidak menunjukan gejala-gejala seperti yang dialami

Saat ini kondisi pasien cukup baik bila dibandingkan dengan kondisi saat pertama kali

didiagnosa. Pasien merasakan panas, batuk, pilek, dan sulit tidur. Selain pengobatan secara

medis yang berkala, untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih optimal hendaknya didukung

pula oleh kondisi rumah yang lebih sehat, kebersihan diri yang lebih baik, asupan gizi yang baik,

memperbaiki pola makan dan berolah raga secara teratur, serta keadaan psikologis yang lebih

baik (keluarga yang mendukung dalam minum obat serta rekreasi sehingga dapat mengurangi

tingkat stres).

9